Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENTINGNYA BERDOA

John Wesley mengatakan “Allah tidak melakukan apapun di dunia kecuali memberikan
jawaban doa.”sebab itu perlu sekali kita mencari tahu mengapa berdoa itu penting. Ada pertanyaan
yang sering muncul dalam pikiran manusia yakni “Apakah Allah yang berdaulat dan maha kuasa itu
memerlukan peran serta kita atau tidak? Apakah doa-doa kita diperlukan? Jika ya, mengapa? Doa-doa
kita dapat membawa kebangunan rohani dan pemulihan. Doa kita juga dapat membawa kesembuhan,
atau bahkan mengubah suatu Negara. E.M Bounds mengatakan “Allah membentuk dunia ini dengan
doa. Semakin banyak doa di dunia ini, semakin baiklah dunia ini, dan semakin kuatlah tentara-tentara
Allah dalam berperang melawan iblis… Doa orang-orang kudus merupakan “persediaan kekayaan”
surgawi, yang olehnya Allah dapat melaksanakan karya besar-NYa di dunia ini. Hanya dengan doalah,
kita akan menerima kehidupan dan kemakmuran Allah” 1
Jadi pentingnya kita berdoa sangat berhubungan dengan rencana Allah mula-mula ketika
Adam diciptakan Tuhan. Apakah yang menjadi tujuan Allah? Padamulanya Allah memberikan kepada
Adam dan Hawa serta keturunan mereka kuasa untuk memerintah/memelihara seluruh ciptaan-Nya,
Kej 1:26-28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Artinya Allah tidak menyerahkan kepemilikan atas bumi, namun IA memebrikan tanggung jawab untuk
mengaturnya kepada manusia. Dalam kej 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Kata
“memelihara” merupakan terjemahan dari kata shamar yang berarti “Menjaga atau melindungi”2.
Adam adalah wakil Allah di dunia. Wakil artinya adalah seseorang yang menghadirkan
kembali kehendak orang yang diwakilinya. Kita adalah mewakili Kristus dalam menyatakan
kehendak-Nya di dunia. Sebab itu kita hendaknya senantiasa menghadirkan Dia kembali ketika kita
berbicara dalam nama-Nya. Kita adalah gambaran/tselem atau bayangan dari wujud Allah. Karena itu
1
Paul E. Billheimer, Destined for the Throne (fort Washington,Pa.:Christian literature Crusade, 1975)51.
2
William Wilson, Old Testament Word Studies (Grand Rapid:Kregel Publications,1978),236
Adam adalah seorang yang “sangat penting” di bumi. Adam mewakili Allah, dan menyatakan
kehendak-Nya dimuka bumi ini. Adam adalah pengurus dan pengelolah yang Allah tempatkan di
bumi. Karena itu baik buruknya keadaan bumi semua bergantung kepada Adam dan keturunannya.
Jika ular/ iblis sampai dapat kendali, itu pun disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Dalam
hubungannya dengan doa, kuasa yang diterima Adam sangat sempurna dan utuh sehingga ia, tidak
hanya Allah, mampu memberikan kuasanya kepada orang lain! Dan kejatuhan manusia dengan
mentaati apa yang iblis katakan membuat Adam tertipu dan menyerahkan kekuasaan itu kepada iblis.
(Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai
hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa
yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada
kebenaran? (Rom 6:16). Karena itu ketika iblis mencobai Yesus ia mengatakan (Luk 4:6-7) Kata
Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya
itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi
jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Yesus juga menjuluki iblis
sebagai “penguasa dunia ini” dan karena begitu sempurna dan utuh keputusan Allah untuk melakukan
banyak hal dalam dunia melalui manusia, Ia harus menjelma menjadi manusia untuk merebut kembali
kuasa yang telah diberikan Adam kepada iblis. Allah harus menjadi bagian dari umat manusia. Karena
itulah untuk selama-lamanya , manusia akan menjadi penghubung Allah dalam hal otoritas dan
perbuatan-perbuatannya dimuka bumi ini.
Allah memilih, semenjak penciptaan , untuk bekerja di bumi melalaui manusia, dan tidak
terpisah dari manusia. Allah selalu bekerja dengan pola itu. Bahkan Ia relamembayar harga untuk
manusia. Walaupun Allah kita adalah yang berdaulat dan Mahakuasa. Karena itu dapat kita lihat
bahwa:
• Allah dan manusia, walau apapun yang terjadi, tetap bekerja sama.
• Allah membutuhkan orang-orang yang setia.
• Allah membutuhkan sebuah bangsa supaya Ia dapat bekerja melaluinya.
• Allah membutuhkan para nabi.
• Allah membutuhkan para hakim.
• Allah membutuhkan juruselamat dalam wujud manusia.
• Allah membutuhkan tangan manusia untuk menyembuhkan, suara manusia untuk
berbicara, dan kaki manusia untuk pergi
Jadi Allah menginginkan kita berdoa agar kita kan Dia kebebasan untuk melakukan kehendaknya

2
Dalam 1 Raja-raja 18 kita dapat melihat bagaimana Allah bekerja sama dengan manusia untuk
Ia menyatakan kehendak-NYa. “Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia
dalam tahun yang ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi
hujan ke atas muka bumi." (1Ki 18:1) setelah Tuhan melalui Elia mengatakan bahwa tidak akan turun
hujan selama 3 ½ tahun, sekarang Allah mengatakan hal yang berbeda, dimana Ia meminta Elia
menyatakan diri kepada Ahab dan Tuhan akan memberikan air kepada bangsa itu. Kita dapat melihat
hal itu sebagai inisiatif dari Allah. Namun pertanyaannya adalah mengapa Elia harus berdoa sampai
tujuh kali agar hujan itu turun. Disinilah kita mnegerti bahwa meskipun Allah yang merencanakan
tentang hujan itu namun Allah ingin kita bertekun dan mengerjakan tugas kita samapai tuntas. Hal lain
yang kita dapat pelajari dari masalah Elia ini adalah Allah memilih untuk bekerja manusia. Andrew
Murray mengatakan “Pemberian Allah tidaklah dapat dipisahkan dari permintaan kita… hanya dengan
doa syafaatlah kuasa itu dapat diturunkan dari surga sehingga aqkan memampukan gereja menaklukan
dunia.”3
Daniel adalah contoh lain yang mengerti bahwa Allah membutuhkan peran serta manusia
sebab itu ia berkata “lalu aku mengarahkan perhatianku kepada Tuhan Allah untuk mencari Dia
melalui doa dan permohonan, sambil berpuasa dan mengenakan kainkabung serta abu” (Dan 9:3
NASB). Sekali lagi Paul E.Billheimer mengatakan: “Daniel menyadari bahwa doa syafaat sangat
penting dalam mewujudkan penggenapan nubuat. Allah yang membuat nubuat itu. Namun ketika tiba
waktunya untuk menggenapkan nubuat itu Allah tidak dapat menggenapinya begitu saja diluar
program doa yang ditetapkan-Nya. Ia mencari seseorang yang kepada-Nya Allah dapat menaruh beban
doa itu… dan seperti biasa Allah membuat keputusan di dalam surga. Seorang manusia telah
dipanggil untuk melaksanakan keputusan itu dimuka bumi melalui doa syafaat dan iman.4
Allah perlu doa-doa kita. Meskipun keberadaan Allah utuh, bebas dan sama sekali tidak
bergantung pada benda ciptaan-Nya (baca KIs 17:24-25) dan Allah memiliki semua sumber di dalam
genggaman-Nya (Baca Maz 50:10-12). Namun Allah tetap membutuhkan doa-doa kita: dalam Yeh
22:30-31 NASB dikatakan: “Dan Aku mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak
membangun tembok dan berdiri sebagai perantara untuk negeri itu dihadapanku, supaya jangan
Kumusnahkan; tetapi AKu tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geramKu atas mereka dan
membinasakan mereka dengan apikemurkaanKu; kelakuan mereka kutimpakan atas kepala mereka,’
demikaianlah Firman Tuhan.”
Makna yang tersirat dalam ayat ini sangatlah mengejutkan. Kekudusan, integritas, serta
kebenaran Allah yang tidak kenal kompromi itu mencegah Allah mentolerir dosa . setiap dosa harus

3
Andrew Murray, The Ministry of Intercessory Prayer (Minneapolis:Bethany House Publishers,1981) 22,23.
4
Paul E. Billheimer, Destined for the Throne (fort Washington,Pa.:Christian literature Crusade, 1975) 107

3
dihakimi. Namun dilain pihak Allah sangat mengasihi manusia kasih-Nya ingin menebus, memulihkan
dan menunjukkan belaskasihan kepada kita. Alkitab menjelaskan bahwa Ia tidak senang akan
kebinasaan orang-orang berdosa. (baca Yeh 33:11). Ayat ini menjelaskan .”jika keadilanKu menuntut
adanya penghakiman, kasih-Ku menghendaki pengampunan. Jika saja aku dapat menemukan manusia
yang berseru kepadaku untuk menaruh belas kasihan kepada orang-orag ini, maka aku dapat
menyelamatkan mereka. Sebab tidak kutemukan seorangpun maka aku terpaksa membinasakan
mereka.” Peter Wagner mengatakan: “kita harus menyadari bahwa Allah berdaulat itu memiliki alas
an-alasan-Nya sendiri untuk menciptakan dunia ini hingga banyak hal yang benar-benar menjadi
kehendak-Nya bergantung kepada tindakan manusia. Allah membiarkan manusia membuat keputusan-
keputusan yang dapat megubah sejarah… ketidak aktifan manusia tidak menghapus penebusan Allah,
namun hal itu membuat penebusan itu tidak efektif bagi orang-orang yeng terhilang.”5
Ini adalah sebuah tanggung jawab yang juga merupakan hak istimewa yang Allah berikan bagi
kita semua Jack Hayford mengatakan “Doa adalah kemitraan antara anak tebusan Allah dengan Allah
sendiri. Anak itu bergandengan tangan dengan Allah untuk mewujudkan tujuan penebusan-NYa di
muka bumi.”

Pertanyaan renungan.
1. menurut saudara seberapa besar kuasa Adam (umat manusia) dimuka bumi ini? Dalam
hubungan dengan doa. Coba jelaskan kaitan keduanya?
2. Apa maksud Allah saat berkata menciptakan kita seturut gambar dan rupa Allah?
3. Dapatkah anda menggambarkan perasaan anda ketika anda disebut Allah sebagai mitra
kerja-Nya?

5
C.Peter Wagner, Confronting the Powers (Ventura, Calif.:Regal Books,1996) 242.

4
BAB II
MENGHADIRKAN YESUS KEMBALI

Apakah syafaat itu? Dalam kamus Webster syafaat berarti (pergi atau melewati diantara
sesuatu; bertindak ditengah-tengah diantara dua pihak dengan tujuan mendamaikan mereka yang
berbeda atau bertentangan pendapat; mencampuri; menjadi penengah; perantaraan). Jadi syafaat
adalah sebuah tindakan perantaraan, namun tindakan ini juga dapat dilaksanakan dalam bentuk doa.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa Adam gagal dalam
melaksanakan tugasnya, karena itu Allah mengutus manusia yang lain untuk melaksanakan serta
memulihkan posisi Adam yang semula. Adama yang terakhir yang dimaksud adalah Yesus. Kristus
datang untuk mewakili Allah di muka bumi. Ia menjadi seorang perantara atau mediator, yang berdiri
diantara Allah dan manusia, serta menghadirkan Allah kembali kepada manusia. Melalui Yesus
sekarang kita mengerti tentang Allah. Namun bukan itu saja, Kristus bukan saja mewakili Allah bagi
manusia namun juga mewakili manusia dihadapan Allah.
Sampai sekarang Yesus bersyafaat untuk kita, namun karyanya ini tidaklah diwujudkan dalam
bentuk doa melainkan sebagai orang yang berdiri disamping kita, ketika kita membawa doa-doa
permohonan kita kepada Bapa. Yesus adalah jaminan bahwa doa-doa kita sampai kepada Bapa. Sebab
itu tanpa Yesus tidaklah mungkin ada doa yang dapat sampai kepada Bapa. Sebab Alkitab berkata,
“karena Allah itu esa dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus
(1 Tim 2:5), jadi hanya ada satu perantara.
Kita adalah perpanjangan tangan Allah dalam menyalurkan apa yang Allah kehendaki bagi
dunia ini. Pamnggilan dan fungsi kita bukanlah menggantikan Allah, melainkan untuk mengijinkan
Allah bekerja melalui kita. Hal ini akan membantu kita agar terlepas dari intimidasi dan cukup
membesarkan hati kita mengetahui bahwa:
• Sang pencipta ingin menyalurkannya melalui diri kita
• Sang perantara ingin menjadi perantara melalui diri kita
• Sang penengah ingin menengahi melalui diri kita
• Sang wakil ingin menjadi wakil Allah melalui diri kita
• Sang pemenang ingin kemenangannya diteguhkan melalui diri kita
• Sang pelayan pendamaian telah mempercayakan pelayan pendamaian kepada kita (baca
2 Kor 5:18-19)

5
Kita tidak membebsakan siapapun juga, kita tidak mendamaikan siapapun juga dengan Allah,
karya Allah telah selesai dikerjakan. Karya pendamaian telah sempurna dikerjakan, pembebasan dan
kemenangan telah sempurna! Namun demikian dalam doa syafaat kita kita meneruskan pelayanan
Yesus melalui tubuh-Nya, yaitu Gereja, dimana kita menjadi penengah antara Allah dan manusia
dengan tujuan mendamaikan kembali dunia dengan Allah, atau memutuskan hubungan antara iblis dan
manusia dengan tujuan meneggakkan kembali kemenangan Yesus di Kalvari.
Kristus membutuhkan manusia untuk menjadi wakilnya, sama seperti yang dilakukan Allah
Bapa. Manusia yang dipilih Bapa adalah Yesus; sedangakan manusia yang dipilih Yesus adalah kita
semua, yakni gereja-Nya. Ia berkata, “sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu” (Yoh 20:21). Konsep pengutusan ini sangat penting untuk kita pahami. Seorang
wakil atau seorang utusan memiliki kuasa selama mereka mewakili orang yang mereka utus. Dan
kuasa itu penekannnya bukan kepada yang diutus melainkan yang mengutus itu sendiri. Sebagai
contoh seorang duta besar. Ia memiliki kuasa untuk mewakili Negara pengutusnya. Namun kuasa
itbukan berasal dari dirinya sendiri melainkan dari Negara pengutusnya.
Yesus adalah seorang utusan. Itulah sebabnya Ia memiliki otoritas. Dan ia menerimanya dari
Bapa yag mengutus Dia. (Baca Yoh 14:10). Hal yang sama sekarangt terjadi kepada kita. Otoritas
yang ada pada kita berasal dari Yesus yang mengutus kita. Selama kita bekerja sesuai dengan
kapasitas itu maka kita bekerja di dalam otoritas Kristus. Intinya BUKAN KITA YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN ITU, TETAPI YESUS.
Doa-doa syafaat kita melepaskan karya perantaraan Kristus yang telah Ia selesaikan, dan
karya-Nya memberikan kuasa pada doa-doa kita, untuk melepaskan karya Allah. Hal yang perlu kita
pahami adalah:
1. Kita harus sepenug hati percaya pada kemenangan Kristus di Kalvari-percaya bahwa
kemenangan itu telah sempurna dan selesai.
2. Kita harus bangkit di dalam peranan yang telah ditetapkan bagi kita, yakni sebagai
utusan-utusan, serta wakil resmi dari Sang Pemenang. Tantangan kita bukan hanya
membebaskan, tetapi percaya kepada Sang Pembebas; bukan hanya menyembuhkan
namun percaya kepada Sang Penyembuh.
Pertanyaan renungan.
1. Definisikanlah arti syafaat dan doa syafaat. Apa perbedaannya?
2. Apakah hubungan antara syafaat dan perantaraan?
3. coba jelaskan arti bahwa Kristus adalah Sang Perantara dan bahwa doa-doa kita
merupakan perpanjangan karya-Nya
4. Apakah arti penting menjadi yang “diutus”

6
BAB III
PERJUMPAAN-PERJUMPAAN YANG BAIK DAN YANG BURUK

Yesus tergantung di kayu salib antara surga dan neraka. Dua perjumpaan terjadi, yakni: Yesus
berjumpa dengan Mempelai-Nya dan seekor ular/iblis berjumpa dengan kaki yang menghancurkan
kepalanya (kej 3:15)
Syafaat menciptakan perjumpaan. Bahasa ibraninya Syafaat adalah Paga, berarti “Berjumpa”.
Syafaat bukanlah berarti sebuah doa yang dinaikan, melainkan juga sesuatu yang dapat dilakukan
melalui doa. Karena syafaat berarti sebuah tindakan perantaraan/ menengahi. Namun di dalam syafaat
terjadi perjumpaan.
Pertama, kita akan melihat beberapa ayat Alkitab yang menggambarkan apa yang telah Yesus
lakukan saat Ia berjumpa dengan Allah Bapa untuk menciptakan sebuah perjumpaan anatara Allah dan
manusia. Kejatuhan manusia memebrikan dilemma bagi Allah. Sebab Ia bukan saja Allah yang penuh
kasih (yang menggambarkan belas kasihan, kebaikan, kasih dan pengampunan-Nya), namun Ia juga
adalah Allah Kebenaran (yang menggambarkan integritas dan keadilan-Nya). Ia tidak hanya
menggambarkan damai sejahtera (keamanan, keutuhan dan istirahat), namun juga keadilan (kekudusan
dan kemurnian). Dilemanya adalah Allah yang kudus, benar dan adil serta setia tidak dapat dengan
begitu sajamengampuni, memebrikan belas kasihan dan damai sejahtera kepada manusia yang telah
jatuh ke dalam dosa tanpa mencemarkan sifat-Nya. Sebab di dalam keadilan Allah setiap dosa harus
dihukum. Tidak ada jalan lain kecuali SALIB! Dikayu salib kasih dan kebenaran bertemu ( dosa harus
dihukum tetapi kasih Allah ingin menyelamatkan manusia; sebab itu Yesus adalah wujud kasih Allah
kepada manusia, Ia adalah manusia yang harus menerima hukuman akibat dosa dengan
menggantiokan kita, sehingga ketika dosa telah menerima hukumannya Allah dapat bersatu kembali
dengan manusia.)
Di dalam salib karya pendamaian Kristus digenapi, (2Co 5:18-19) “Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan
berita pendamaian itu kepada kami. Yesus mempercayakan pelayanan pendamaian ini kepada kita,
dengan kata lain melalui doa syafaat kita melepaskan buah yang telah Ia kerjakan melalui perantaraan
karya Perantaraan-Nya.

7
Ada sebuah kata yang menarik yang memiliki pengertian yang lebih lengkap tentang apa yang
terjadi di kayu salib. Dalam 1 Yoh 3:8 dikatakan, “untuk inilah anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu
supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis.” Kata “membinasakan” di sini berasal dari bahasa
Yunani dari kata “luo” kata ini memiliki arti (1) menyatakan atau menetapkan bahwa seseorang tidak
lagi berada di bawah ikatan apapun; (2) membubarkan, mengakhiri, atau menyatakan tidak sah suatu
kontrak dengan segala sesuatu yang bersifat mengikat secara legal. Yesus dating untuk memutuskan
ikatan legal iblis yang membelenggu manusia dan menyatakan bahwa kita tidak lagi diikat oleh
pekerjaan-pekerjaannya. Ketika Tuhan bersama-sama murid-Nya, Ia menyatakan “kepadamu akan
kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang
kau lepaskan di bumi akan terlepas di surga.” (Mat 16:19). Kata “melepaskan” dalam ayat ini
diterjemahkan dari kata “luo” sekarang meskipun Yesus telah menyelesaikan tugas-Nya untuk
menghancurkan kuasa iblis dan ikatannya atas manusia, namun, seorang manusia harus mewakili
Kristus dalam kemenangan-Nya dan meneguhkan kemenangan itu.
Pertanyaan renungan.
1. Dengan cara bagaimanakah perjumpaan menggambarkan syafaat? Bagaimana paga
menghubungkan kedua hal itu?
2. jelaskan dua jenis perjumpaan yang saling bertolak belakang yang dibahas dalam bab
ini. Bagaimana perjumpaan itu mewakili peristiwa Kalvari?
3. Definisikan arti luo dan berilah pendapat tentang Kristus yang melakukan luo. Dan
gereja yang melakukan luo?

8
BAB IV
SALING MENANGGUNG BEBAN

Dalam Rom 12:5 kita diingatkan untuk menangislah dengan orang yang menangis, juga di ayat
yang lain dikatakan “bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu (Gal 6:2). Ayat ini tidak saja
berbicara hanya sekedar saling memanggung beban untuk suadara seiman di dalam Kristus, namun
lebih dari itu…kita menanggung untuk menyingkirkan beban itu. Ini berbicara pertama untuk saling
menanggung beban dan yang kedua untuk saling memindahkan beban. Untuk kata “menanggung” ini
dipergunakan 2 kata di dalam Perjanjian Baru, yakni; yang pertama ialah “anechomai” yang memiliki
arti menahan, menanggung, atau mengangkat sesuatu. Yang dapat ditafsirkan sebagai “berdiri
disamping saudara perempuan atau laki-laki pada waktu dibutuhkan untuk menguatkan dan
menghibur.” (baca KOl 3:13 dan Ef 4:2) dengan kata lain, kita harus berada di sisi saudara-saudara
kita yang lemah dan berbeban berat serta berkata kepada mereka, “engkau tidak akan jatuh atau
hancur binasa karena aku menopang dirimu. Kekuatanku adalah kekuatanmu juga, silahkan
bersandarlah kepadaku, selama aku masih dapat bertahan, engkaupun akan dapat bertahan.” Betapa
indahnya gambaran tubuh kristus ini. Dengan demikian buah-buah yang manis akan dihasilkan.
Kata kedua ialah “bastazo” yang berarti “menanggung, mengangkat atau menyangga,
menopang” sesuatu, dengan penegrtian mengangkutnya atau menyingkirkannya. Kata ini dipakai
dalam Rom 15:1-3 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan
kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama
kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya
sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah
mengenai aku." (baca Gal 6:2).
Contoh aspek syafaat(perantaraan) yang mengagumkan nemun kurang dimengerti, telah
diberikan oleh Kristus tatkala Ia mempertunjukkan kedua prinsip “menanggung beban” ini. Kita telah
memahami bahwa perantaraan-Nya bagi kita bukanlah berupa doa yang Ia naikkan, namun berupa
karya yang Ia kerjakan. Yesus “berdiri diantara manusia dan Allah” untuk memperdamaikan kita
dengan Bapa dan mematahkan kuasa iblis. Lebih dari itu, dengan memahami karya Kristus ini, kita
dapat memahami tugas kita. Karya perantaraan kristus mencapai pernyataannya secara penuh dan
menyeluruh manakala dosa-dosa kita “ditimpakan” kepada-Nya dan Dia “menanggung” serta
menyingkirkan dosa kita. Yes 53:6,12 mengatakan “ Kita sekalian sesat seperti domba, masing-

9
masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita
sekalian… ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara
pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak.”
Bahasa Ibrani paga dipakai dua kali dalam ayat diatas, pertama sebagai “ditimpakan” dan
“berdoa” kedua contoh diatas mengacu pada pada saat dosa-dosa, kejahatan, penyakit-penyakit dan
lain-lain, ditimpakan kepada Yesus. Dalam Perjanjian Baru dikatakan dengan cukup jelas “Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah. (2Co 5:21). Kemudian Kristus “menanggung” dan menjauhkan seluruh dosa dan
kelemahan kita, sejauh “dari Timur ke Barat” (Maz 103:12) bahasa Ibrani untuk “menanggung” ini
adalah nasa yang memiliki arti “memikul pergi” atau “memindahkan jauh-jauh”6 jadi penting untuk
pahami bahwa kita tidak saja hanya menanggung beban orang lain saja. Akan tetapi kita menopang
untuk memindahkannya serta mengeyahkannya.
Di dalam PL, ada dua binatang yang dipakai pada Hari Pendamaian. Binatang yang satu
dikurbankan, sementara yang lain digunakan sebagai kambing hitam. Setelah imam besar
menumpangkan tangannya ke atas kepala binatang yang menajdi kambing hitam seraya mengakui
dosa-dosa yang diperbuat oleh bangsanya, maka binatang itu dilepaskan pergi ke padang belantara
hingga lenyap tak terlihat lagi. Fakta ini melambangkan Kristus yang menjadi kambing hitam yang
disalibkan diperbatasan kota, menanggung kutuk kita, mengangkat serta melenyapkannya.
Sesungguhnya meskipun kita tidak ada bersama-sama dengan Yesus ketika Ia disalibkan, namun
secara rohani kita telah disalibkan bersama-sama dengan Dia. Rom 6:4,6 mengatakan “Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,
sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga
kita akan hidup dalam hidup yang baru. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa.
Sekarang peran serta kita dibutuhkan untuk menggenapi karya Kristus, kita perlu untuk
menghadirkan kembali apa yang telah Yesus kerjakan. Kembali kita melihat Rom 15:1-3 “Kita, yang
kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita
sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk
membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada
tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

6
F.F. Bosworth, Christ the Healer (Grand Rapid:Baker Book House/ Revell.1973)26.

10
Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hokum
Kristus (baca Gal 6:2). Untuk melaksanakan pelayanan syfaat Kristus, kita tidak hanya sekedar
memikul beban orang lain, namun kita juga harus membawa pergi beban itu dari mereka, sama seperti
yang Yesus lakukan. Namun kita tidak secara harafiah melakukan kembali apa yang Yesus lakukan,
namun kita menghadirkan kembali apa yang Yesus lakukan. Jadi kita mewakili Allah dan
mengembangkan pekerjaan-Nya; sedangkan Yesus menanggung kelemahan kita, penyakit, dosa,
celaan, dan penolakan kita semua, itu “ditimpakan” kepada Yesus.
Dengan kata lain kita adalah penyalur dari apa yang Tuhan Yesus sudah lakukan. Kristus telah
menjadikan kita pelayan-pelayan yang dimampukan. Dan Yesus adalah jaminan semua berkat dan
karunia itu.
Suatu gambaran yang jelas tentang kemitraan Kristus dengan Gereja-Nya dapat dilihat dalam
kisah bangsa Israel dengan orang-orang Gibeon. Dalam Yos 10:22-27 “Kemudian berkatalah Yosua:
"Bukalah mulut gua dan keluarkanlah kelima raja itu dari dalam dan bawa kepadaku." Dilakukan
oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem,
raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon. Setelah raja-raja itu dikeluarkan dan dibawa
kepada Yosua, maka Yosuapun memanggil semua orang Israel berkumpul dan berkata kepada para
panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu
ke atas tengkuk raja-raja ini." Maka datanglah mereka dekat dan menaruh kakinya ke atas tengkuk
raja-raja itu. Lalu berkatalah Yosua kepada mereka: "Janganlah takut dan janganlah tawar hati,
kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab secara itulah akan dilakukan TUHAN kepada semua
musuhmu, yang kamu perangi." Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka
pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam.
Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang
itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang
dengan batu-batu besar, yang masih ada sampai sekarang.” Ketika Yosua menemukan tempat
persembunyian mereka, ia memerintahkan agar para raja itu dihadapkan kepadanya dengan tubuh
tersungkur di tanah. Seperti biasa ia akan menginjak leher/kepala musuh mereka sebagai lambing
penaklukan. Akan tetapi Yosua melakukan hal yang amat berbeda dan merupakan sebuah tindakan
nubuat. Yosua memanggil para prajuritnya untuk melakukan hal itu. Gambaran yang sama terjadi,
ketika Yesus mengalahkan iblis dan seluruh pengikutnya yakni penguasa-penguasa dunia kegelapan,
Yesus memanggil Gerejanya/bala tentara-Nya lalu berkata, “injakkanlah kakimu ke atas leher musuh-
musuh ini.” Kristus juga berkata semua yang telah Kulakukan harus kau teguhkan. Secara hokum,
Aku telah menaruh mereka di bawah kakiKu-di bawah kuasa Ku, namun kamu harus menggunakan
otoritas itu dalam keadaan-keadaanmu sendiri agar penggenapan otoritas itu terjadi dalam hidupmu.

11
Hal ini dinyatakan oleh Firman Tuhan dalam Rom 16:20, “Semoga Allah, sumber damai sejahtera,
segera menghancurkan iblis di bawah kakimu.” Luk 10:19 “Sesungguhnya Aku telah memberikan
kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan
musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” Kita dapat melakukan tindakan ini
terkadang dengan menumpang tangan kita.
Dalam Maz 110: 1-3 “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah
kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kekuatanmu akan
diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu
merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu
keremajaanmu seperti embun.” 7Kata “kekuatan” dalam ayat ini chayil, yang diterjemahkan sebagai
tentara. Kristus mencari sikarelawan yang merentangkan tongkat kekuasaan-Nya, memerintah di
antara musuh-musuh mereka, meneguhkan kemenangan-Nya yang dahsyat. Sekali lagi Allah yang
menempatkan musuh-musuh kita dibawah kaki Yesus, tetapi kitalah yang bertindak meneguhkannya.
Generasi sebelum Musa banyak diliputi ketakutan. Mereka tidak mau bertempur sehingga Allah Tidak
memberikan mereka apapun. Sebab itu kita harus menyadari bahwa semua hal yang diberikan oleh
Yesus tidak secara otomatis menjadi milik kita hanya karena kita umat-Nya. Akan tetapi kita harus
mengangkat senjata dalam perjuangan. 2 Kor 10:4 “karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah
senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk
meruntuhkan benteng-benteng. Karena itu:
• Biarlah Kristus hidup melalui Hidupmu.
• Biarlah apa yang kurang pada penderitaan Kristus- yaitu peran serta kita- tidak akan
kurang lagi
• Biarlah tongkat kekuasaan diulurkan dari kita, ketika kita memerintah diantara musuh-
musuh kita, dan membuat mereka menjadi tumpuan kaki-Nya
• Biarlah perjanjian Tuhan dilaksanakan diseluruh muka bumi.
Kita harus membayar mahal untuk dapat menjadi seperti Kristus. Karya syafaat membutuhkan
harga yang harus dibayar. Marilah kita membayarnya. Marilah kita mundur dari meja kelimpahan kita,
dan menunjukkan kepada orang lain, seperti apakah Allah itu.
Pertanyaan renungan
1. Jelaskan dua tindakan “menanggung beban” di dalam alkitab, bagaimana keduanya ini
menerangkan syafaat?
2. Dapatkah anda menjelaskan ide dari “kambing hitam” menjadi lambing syafaat?

7
New American standart Exhaustive Concordance of Bible (Nashvile: Holman Bible Publisher, 1981)Ref.no.2428

12
3. Bagaimana kisah tentang Yosua dan bangsa Israel seperti dalam kitab Yosua 10:22-27
menggambarkan tentang kemitraan antara Kristus dan Gereja?
4. Dengan cara bagaimanakah Mazmur 110 menggambarkan hubungan antara Kristus dan
Gereja
5. Sudahkan anda mengatakan hari ini kepada Yesus bahwa anda mengasihi-Nya?

13
BAB V
DILARANG MASUK

Dalam Yosua pasal 19 , kata paga (syafaat) dipakai beberapa kali. Pasal tersebut membicaraka
tentang dimensi atau batas-batas yang berlaku bagi setiap suku Israel. Dalam konteks ini paga
diterjemahkan dengan beberapa versi, yakni “menyinggung” dan “batas”. Ini adalah sesuatu yang
logis, karena memang garis-garis batas perlindungan itu dapat dihubungkan dengan doa. Kita dapat
membangun garis-garis batas perlindungan di sekeliling diri kit dan orang lain melalui syafaat.
Banyak orang menyangka bahwa perlindungan dari kecelakaan, penghancuran, jebakan-jebakan dan
serangan iblis secara otomatis diterima orang Kristen. Dan mereka menyangka bahwa hal ini adalah
kedaulatan Allah. Dengan kata lain jika Allah ingin melindungi kita, maka Ia akan melindungi, namun
jika ia tidak ingin melindungi kita, maka Ia akan membiarkan hal-hal yang kurang menyenangkan
tersebut terjadi dalam hidup kita. Orang yang memegang teguh prinsip ini biasanya percaya bahwa
tidak ada sesuatu yang buruk dapat terjadi kepada orang percaya tanpa seijin Allah. Kenyataan bahwa
Allah tidak mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di dunia, kita dapat melihat seperti ini:
• Allah tidak pernah memutuskan seseorang harus diperkosa atau dilecehkan.
• Allah tidak pernah menginginkan seseorang yang tidak bersalah menderita.
• Allah tidak menginginkan adanya pembunuhan, perampokan dan pembantaian suku
bangsa tertentu, dan ribuan masalah lainnya.
SEBUAH PRINSIP YANG BERLAKU
Pertanyaan apakah Allah secara langsung mengendalikan segala sesuatu dalam kehidupan
orang Kristen dapat dijawab dengan mengatakan bahwa hukum-hukum dasar yakni (1) tabur-tuai, (2)
sebab akibat, (3) Tanggung jawab pribadi-kehendak bebas, tetap berlaku saat kita dating kepada
Kristus. Semua janji-janji Allah melekat pada keadaan-keadaan itu, yaitu prinsip-prinsip yang
berlaku.
Karena itu mengapa kita marah dan tersinggung dengan pengajaran yang mengatakan bahwa
ketidakpercayaan kita menghalangi kita menerima berkat (padahal Alkitab mengatakan bahwa jika
kita percaya dan tidak bimbang kita akan menerima berkat itu)? (baca Mat 17:20; MAtrk 11:22-24;
Yak 1:6-7).

14
Mengapa kita tersinggung ketika dikatakan bahwa ketidakmampuan kita untuk bertekun
menciptakan kelemahan sedangkan telah dinyatakan bahwa oleh iman dan kesabaran kita akan
mewarisi apa yang Allah janjikan ? (baca Ibr 6:12)
Mengapa kita bingung atau marah jika kepada kita diberitahukan bahwa ketidak aktifan kita
melakukan sesuatu menyebabkan kegagalan, sedangkan Alkitab berkata dalam Yes 1:19, jika kita
“menurut dan mau mendengar” (Taat) maka kita akan memakan hasil yang baik dari negeri itu?
Ada kurang dari 80 persen orang Kristen yang sudah merasa dilahirkan baru tidak
mengembalikan persepuluhan, hingga membuka kutuk bagi mereka. Bahkan menjadi tersinggung
ketika orang mengatakan bahwa “kekeringan” dalam hidup mereka mungkin disebabkan oleh
kesalahan mereka sendiri (baca Mal 3:8-12)
Kita tidak mau mengampuni, tetapi mengira bahwa Allah akan mendengarkan doa-doa kita
(Mark 11:25-26).
Kita tidak tinggal dalam Kristus dan dalam Firman-Nya. Akan tetapi masih saja kita
mempersalahkan “kehendak Allah”, ketika kita berdoa meminta “kehendak kita” yang jadi dan kita
tidak menerima apa-apa (Yoh 15:7)
Tentunya kita tahu bahwa iman timbul dari pendengaran dan dari perenungan Firman Tuhan
(Rom 10:17). Sayangnya, kita jarang merenungkan Firman Tuhan apa lagi mendengarkan-Nya. Akan
tetapi keetika ada seseorang yang mengatakan bahwa kita tidak menerima apa yang dijanjikan karena
kita tidak beriman, kita menjadi berang dan marah.
Alkitab berkata bahwa “orang yang berdiam dalam lindungan yang Maha Tinggi” (Mazs 91:1)
akan menerima janji perlindungan yang tertulis dalam ayat tersebut. Selain itu kit harus mengenakan
perlengkapan senjata Allah, termasuk perisai iman, untuk memadamkan panah api si jahat (ef 6:13-
18). Karena iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat
ditelannya dan kita harus melawan dia (1 Pet 5:8; Yak 4:7).
Ini tidak berarti bahwa Allah tidak akan membiarkan kita melewati jalan yang sulit, atau
bahwa semua permasalahan yang muncul adalah karena ketidaktaatan kita, atau semua doa yang tidak
dijawab adalah karena ketidakpercayaan kita. Tetapi sering kali kegagalan yang kita hadapi adalah
karena kesalahan kita sendiri, dan bukan karena “kehendak Allah”. Kita memegang peranan penting
untuk mendapatkan perlindungan dan karunia-karunia surgawi.
Marilah kita menerima kenyataan bahwa Alkitab memiliki prinsip-prinsip yang membutuhkan
tanggung jawab kita. Tanggung jawab ini merupakan syarat untuk kita menerima janji Allah. Sadari
bahwa hal ini tidak termasuk dalam keselamatan. Sebab keselamatan dari Allah adalah anugerah
semata-mata tiada syarat selain percaya kepada Yesus. Tetapi untuk menerima kebaikan dan berkat-

15
berkat Tuhan, maka kita harus melakukan peranan kita! Sebab itu usirlah sikap malas dan merasa puas
diri sendiri dan bersikap apatis dalam hidup ini.
Perlu bagi kita untuk membangun batas-batas perlidungan kita melalui doa, sebab itu sangat
diperlukan sikap taat kepada Allah. Konsistensi juga merupakan kunci doa perlindungan. Kita harus
“berdiam” ditempat terlindung untuk “tinggal” dibawah perlindungan yang Maha Kuasa. Kata
“berdiam” dalam Maz 91:1 adalah yashab yang artinya “tinggal, diam, atau menghuni.” Intinya adalah
bahwa doa harus merupakan gaya hidup, bukan kegiatan sewaktu-waktu. Namun sangat disayangkan
bahwa banyak anak Tuhan tidak memiliki keteraturan dalam kehidupan doa mereka, sehingga mereka
tidak mampu membangun tembok-tembok perlindungan. Sedangkan kata “tinggal” dalam ayat yang
sama berasal dari kata luwn yang artinya bermalam. Jadi mari kita membaca ayat tersebut menjadi
“orang yang berdiam dalam lindungan yang Maha Tinggi akan bermalam dalam naungan yang
Maha Kuasa.” Dengan kata lain doa ibarat firman Allah- kita tidak cukup hanya membacanya hari ini
saja untuk kebutuhan seminggu kita, namun kita harus memakan “manna surgawi” tersebut setiap
harinya. Kita harus tinggal di dalam lindungan yang Maha Tinggi setiap harinya, maka kita akan
bermalam dalam naungan yang Maha Kuasa. Esok hari kita harus masuk ke tempat itu lagi.
KUNCINYA ADA DI KONSISTENSI.
BERDOA DI WAKTU YANG BAIK
Batas-batas perlindungan! jangan di langgar! Hiduplah ditempat-tempat terlindung!
Aspek syafaat ini bukanlah hanya sesuatu yang kita lakukan sebagai rutinitas biasa di dalam
lingkungan keluarga atau orang-orang yang kita kasihi. Ada waktu-waktu khusus dimana Roh Kudus
memperingatkan kita akan situasi-situasi tertentu yang membutuhkan doa perlindungan. Waktu-waktu
inilah yang disebut kairos. Dalam bahasa Yunani untuk kata “waktu” dibagi menjadi dua kata, yaitu;
“Chronos” atau waktu secara umum, waktu yang berurutan, atau juga sering disebut kronologi, ini
adalah waktu umum yang sering kita pakai untuk melakukan sesuatu secara umum, seperti bangun
pagi, masak, dll. Yang kedua adalah “Kairos” yaitu waktu strategis, atau juga waktu yang tepat, waktu
dimana kesempatan terbaik terjadi. Serangan pada waktu yang tepat disaat perang adalah kairos. Luk
4:13 “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu
yang baik.” Dan Luk 8:13 ”Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.” Tentu saja ada pencobaan-
pencobaan yang tidak direncanakan yaitu seseorang yang berada ditempat dan waktu yang salah.
Tetapi ada juga godaan-godaan yang tepat waktu, yang telah direncanakan dengan baik. Sebab itu
adalah bermanfaat jika kita waspada, bagi kebaikan diri kita sendiri ataupun kebaikan orang lain. Luk

16
22:31-32 adalah waktu Kairos ketika Tuhan Yesus menjadi perantara untuk Petrus, yaitu saat Tuahn
berdoa agar iman Petrus tidak gugur setelah ia menyangkal Yesus. Doa itu berhasil.
Dalam Ef 6:18, yang adalah konteks tentang peperangan rohani, mengatakan “dalam segala doa dan
permohonan. Berdoalah setiap waktu(kairos) di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu
dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” di sini dikatakan “berjaga-
jaga…untuk semua orang kudus” dan “berdoa setiap waktu (Kairos) di dalam Roh. Paulus tidak
menyuruh kita berdoa setiap waktu (kronos) untuk semua orang kudus, tetapi berdoa diwaktu-waktu
yang tepat (kairos). Ketika kita dalam doa peperangan rohani dan saat kita berjaga-jaga, maka Allah
akan mengingatkan kita akan adanya serangan iblis yang terencana (kairos) , sehingga kita dapat
menciptakan tembok perlindungan (paga) dengan berdoa.
Pada suatu pagi tahun lalu, saya (Dutch Sheet) ketika sedang berdoa, Tuhan menyingkapkan
kepada saya sebuah penglihatan rohani. Saya menyaksikan seekor ular berbisa bergulungan pada kaki
ayah saya yang tinggal di Florida sedangkan saya tinggal di Texas. Penglihatan ini adalah sebuah
kairos bagi saya! Dengan sungguh-sungguh saya berdoa untuk perlindungan ayah saya selama 15
menit, yakni sampai dorongan berdoa untuk hal itu sirna. Hari berikutnya, ayah saya menelepon dan
mengatakan bahwa ketika ibu saya hendak masuk kedalam gudang, ia hamper menginjak ular berbisa
yang sedang bergulung dilantai. Dengan hati-hati ia mundur dan masuk ke rumah dan
memberitahukan hal itu kepada ayah saya. Akhirnya ayah saya dapat membunuh ular tersebut. Apa
yang saya lakukan adalah membangun batas-bata (paga) perlindungan untuk ayah saya dan ibu saya.
Bagaimana saya berdoa, adalah dengan saya meminta Allah melindungi orang tua saya. Saya
mengikat setiap usaha iblis untuk mencelakakan mereka. Saya mengutip satu dua ayat tentang janji
perlindungan Allah. Kemudian saya berdoa di dalam Roh (bahasa Roh). Kira-kira apa yang saya
doakan pada saat itu adalah seperti ini:
• “Bapa, saya menyerahkahkan ayah saya kepadamu, ini telah menciptakan
“perjumpaan” (paga) Bab IV.
• “lindungilah ia dari setiap jebakan iblis. Engkau berfirman bahwa Engkau akan
“melepaskan kami dari bahaya tersembunyi” (Maz 91:3 BIS) itulah yang dinamakan
membangun batas-batas (paga) perlindungan.
• “Terima kasih karena Engkau telah menaruh beban doa itu atas ku, sehingga aku dapat
memikul dan membuang (nasa) rencana maut iblis ini darinya.” Ini adalah tindakan
“memikul” (paga) beban kelemahan orang lain. Bab IV.

17
• “Setan aku mengikat rencanamu dan mematahkan setiap usahamu dalam situasi ini.
Senjatamu tidak akan berhasil dan engkau tidak akan mengambil nyawanya.” Ini
adalah “perjumpaan yang buruk” (paga) untuk mematahkan musuh.
• “Saya melakukan ini dalam nama Yesus!” berarti kita mendasarkan doa kita pada karya
Kristus yang telah diselesaikan-Nya. Dengan berbuat demikian, kita menghadirkan
Yesus kembali…menyalurkan apa yang telah Ia perbuat…dan meneguhkan kembali
kemenangan-Nya di Kalvari. Bab III.

Pertanyaan renungan
1. Apa hubungan antara Paga dan perlindungan?
2. Apakah janji perlindungan otomatis menjadi milik orang-orang Kristen?
Apakah semua yang terjadi dalam hidup kita adalah atas seijin Allah atau
apakah usaha dan doa kita berperan? Jelaskan.
3. Berikan pendapat tentang konsistensi dalam berdoa sehubungan dengan
perlindungan Allah.
4. Jelaskan perbedaan antara Chronos dan kairos. Apakah hubungan kedua hal ini
dengan syafaat?

18
BAB VI
KUPU-KUPU, TIKUS , GAJAH DAN SASARAN

Kunci Syafaat yang berhasil adalah bekerjasama dengan Roh Kudus. Mengijinkan Dia bekerja
di dalam kita. Yesus menyebutnya sebagai “Penolong” kita (Yoh 14:26) “Tetapi Roh Allah, Penolong
yang akan diutus Bapa atas nama-Ku, Dialah yang akan mengajar kalian segalanya dan
mengingatkan kalian akan semua yang sudah Kuberitahukan kepadamu.” Kata penolong atau
penghibur dalam ayat ini berasal dari kata “Parakletos”, yang berarti seorang pendamping yang
dipanggil untuk menolong, membantu, atau mendukung8. Dalam Amplified Bible kata ini
diungkapkan sebanyk 7 ungkapan, yakni; Penghibur,(Penasehat,Penolong, Pengantara,Pembela,
Pemberi Kekuatan, yang Selalu Berjaga-jaga), yaitu Roh Kudus.” Namun dalam pembahasan ini kita
hanya memusatkan arti Roh Kudus dalam aspek “Penolong” dan “Pengantara” (Pendoa Syafaat).
Dalam Rom 8:26-28 (NASB) dikatakan “Dengan cara yang sama Roh menolong kita dalam
kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya kita berdoa; tetapi Roh sendiri
menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah
yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak
Allah, memohon untuk orang-orang kudus. Dan kita tahu sekarang bahwa Allah membuat segala
sesuatu bekerjasama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Perhatikan ayat 28 “dan kita tahu sekarang”. Kata “dan” di sini berfungi sebagai penghubung,
artinya ayat 28 tidak dapat dipisahkan dari ayat-ayat sebelumnya. Artinya SEGALA SESUATU
TIDAK BEKERJA SAMA DENGAN ORANG KRISTEN KECUALI MEREKA MENJALANKAN
SYARAT-SYARAT TERTENTU. Kita memiliki andil. Ini terjadi seperti yang telah dikatakan dalam
ayat 26-27. Dalam ayat ini kita tidak hanya menggunakan bahasa roh atau bahasa lidah, tetapi lebih

8
W.E.Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House
Publisher,1984)200.

19
lagi adalah kita mengijinkan Roh Kudus berdoa melalui kita. Namun bukan berarti bahwa orang yang
tidak/ belum menadapatkan bahasa roh, doa mereka menjadi kelas dua. Didalam ayat 26 kita temukan
kata “kelemahan” ini berasal dari bahasa Yunani “astheneia” yang secara literal mengandung arti
“tanpa kekuatan9” atau “tanpa kemampuan”. “ketidakmampuan menghasilkan sesuatu” adalah
pengertian yang terkandung dalam kata tersebut. Ayat ini mengatakan bahwa ketidak mampuan kita
menghasilkan sesuatu adalah dikarenakan kita tidak selalu “tahu bagaiamana seharusnya berdoa.”
Kata “seharusnya (dei) adalah sebuah kata yang penting. Kata ini mengandung arti kita tidak tahu apa
yang seharusnya kita doakan, atau apa yang sepantasnya, atau juga sesuatu yang harus dilakukan
seseorang; sesuatu yang mengikat secara hokum (pandangan Jack Hayford).
Contohnya adalah dalam Luk 18:1 ditegaskan bahwa kita harus selalu berdoa. Tanpa jemu-
jemu. Ayat ini menyatakan bahwa “doa itu sangat penting dan bersifat mengikat.” Kembali ke Rom
8:26-28 (NASB). Tuhan mengatakan bahwa kita tidak selalu harus mengetahui apa yang terjadi dalam
situasi-situasi tertentu. Kita tidak selalu mengetahui apa yang perlu dan baik untuk dilakukan, kadang
kita merasakan kita dibimbing Roh Kudus untuk mendoakan seseoarng, namun kadang kita tidak tahu
apa yang harus didoakan bagi orang tersebut. Nah pada saat seperti itulah Roh Kudus menolong kita.
Ia akan membimbing kita tatkala kita berdoa. Roh Kudus bahkan menyingkapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah kita, atau mengingatkan kembali Firman Tuhan yang pernah kita terima
agar kita bisa berdoa. Roh Kudus menolong kita dengan memberi kuasa pada doa-doa kita. Dan cara
lain yang Roh Kudus lakukan untuk menolong kita adalah dengan berdoa melalui kita, yaitu ketika
kita berdoa dalam Roh (bahasa Roh).
Kembali ke definisi paga yang telah disampaikan yakni “sampai di suatu tempat secara
kebetulan”. Kata ini dipakai dalam Kej 28:10-17, yakni tentang pelarian Yakub dari Esau. Setelah
berjalan sehari penuh, Yakub mencari tempat untuk bermalam “karena matahari terbenam”. Ayat 11
mengatakan bahwa Yakub “sampai di suatu tempat secara kebetulan” (KJV) dan di sanalah ia
bermalam. Yakub tidak pernah merencanakan di mana ia akan menginap sebelumnya, jadi ia ada di
sana karena ia dibimbing secara kebetulan, yaitu “karena matahari terbenam.”
Tempat itu berubah menjadi suatu tempat yang istimewah, yakni Betel, yang artinya “Bait
Allah.” Sesungguhnya Yakub menyebut tempat itu “Gerbang Surga”. Tempat itu dimana Yakub
bermalam adalah tempat yang telah dipilihkan Allah baginya. Di sana ia mengalami perjumpaan
dengan Allah yang luar biasa; perjumpaan yang mengubahkan hidupnya. Ditempat itulah nasib Yakub
di singkapkan Allah dan sejarah hidupnya dibentuk..

9
Spiros Zodhiates, Hebrew-Greek Key Study Bible-New American Standard (Chattanooga,Tenn.:AMG Publisher, 1984;
edisi Revisi, 1990),1812

20
Hubungan cerita ini dengan pokok permasalahn kita di Rom 8:26-28 adalah, sama seperti
Yakub, yang tidak dituntun ke tempat istimewa itu karena kepandaian atau penegrtiannya, kita juga
tidak selalu dapat menentukan pokok doa kita. Sering kali kita tidak berdaya karena kita tidak mampu
menghasilkan apa-apa melalui doa-doa kita. Adakalanya, proses doa itu seperti terkena dan tidak kena
sasaran, sehingga kita “terpaksa” mendarat atau sampai kepada situasi yang tepat secara “tidak
disengaja.” Itulah salah satu arti penting dari paga.
Apa yang Nampak sebagai suatu kebetulan itu ternyata tidak bagi Roh Kudus. Pada hakikatnya
Paga juga berarti “sasaran/target” apabila kita mengijinkan Allah berdoa melalui diri kita, maka Ia
akan membuat doa kita “mendarat”(paga) pada orang atau tempat yang tepat. Maka hal itu akan
menghasilkan:
• Bethel akan terjadi!
• Perjumpaan dengan Allah akan terjadi!
• Gerbang surga akan terbuka!
• Nasib kita akan dituliskan!
• Sejarah terbentuk!
Seringkali kita tidak mendapatkan mujizat adalah karena kita tidak mengharapkan mujizat.
Alkitab adalah sebuah buku yang menuliskan tentang banyak mujizat, baik dalam PL maupun PB.
Sebab itu libatkanlah Allah, maka engkau akan melihat hal-hal heran akan terjadi.
MEMEGANG BERSAMA DAN MELAWAN.
Cara lain Roh kudus menolong kita berdoa adalah dengan Memegang bersama kita dan
melawan bersama-sama. Dalam Rom 8:26 NASB kata “dan dengan cara yang sama, Roh menolong
kita dalam kelemahan kita” dalam bahasa Yunaninya adalah Sunantilambanomai. Kalimat ini berasal
dari tiga suku kata, yakni; SUN artinya “Bersama dengan”, ANTI artinya “Melawan”, LAMBANO
artinya “Memegang”10. Jadi saat kita tidak mampu menghasilkan apa-apa, namun kita mengijinkan
Dia berdoa melalui kita, maka Roh Kudus tidak hanya mengarahkan doa-doa kita, namun Ia juga
mengendalikan situasi ebrsama-sama dengan kita, dengan memberikan kekuatan-Nya kepada kita.
(Zak 4:6). Di sini jelas bahwa kata “menolong” artinya Roh Kudus bersama dengan kita,
melakukannya untuk kita. Artinya kitapun turut berpartisipasi. Sebab itu untuk menjadi seorang
pendoa syafaat yang bergerak dengan Allah, anda tidak harus menjadi pendeta atau nabi dahulu, dan
tidak juga harus menguasai ilmu ini dan itu, tetapi mengalirlah dengan Roh Kudus dan belajar taat
kepada pimpinan dan kehendak-Nya.

10
James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1990)
Ref.no.4878

21
Pertanyaan Renungan
1. Dapatkah anda menjelaskan hubungan antara Kej 28:10-17 dengan Rom 8:26-27
(NASB), utarakan pendapat anda tentang Paga, urapan kupu-kupu, dan berdoa dalam
Roh?
2. Apa yang dilakukan Roh Kudus untuk “menolong” kelemahan kita?
3. Bayangkan situasi-situasi di mana anda tidak tahu bagaimana harus berdoa. Buatlah
keputusan anda untuk mengijinkan Roh Kudus berdoa melalui anda.

BAB VII
PERSALINAN ADIKODRATI

(Ini adalah bab yang dapat mengubah jumlah populasi kerajaan kegelapan serta meningkatkan
kebutuhan akan adanya kelas-kelas bagi petobat baru)
Doa Persalinan!!!
Doa semacam ini tidak selalu terjadi setiap hari, namun kadang hal-hal seperti ini terjadi ketika
Allah memberikan beban di dalam roh kita. Pada masa seperti ini, Kuasa rohani telah dicurahkan
supaya ada kelahiran secara rohani, (kadang hal ini disertai gejala fisik seperti erangan, tangisan,
raungan, dan sebagainya,TETAPI tekanan kita bukanlah masalah fisik yang muncul tersebut, namun
apa yang terjadi secara rohani, yakni kelahiran rohani (pertobatan seseorang).
Doa dapat melahirkan banyak hal dalam Roh Kudus. Kita “melahirkan sesuatu” bagi Allah.
Roh Kudus ingin “melahirkan sesuatu” melalui kita. Tuhan Yesus berkata dalam Yoh 7:38 “Dari
dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup”. Kata “hati” berasal dari kata “Koilia” bahasa
Yunani yang berarti “Rahim”11. Kita orang-orang percaya adalah rahimnya Allah dimuka bumi di
mana kita diharapkan oleh Bapa kita, menghasilkan bayi-bayi rohani. Kita bukanlah sumber
kehidupan itu sendiri, namun kita adalh pembawa sumber kehidupan itu. Melalui doa kita memberikan
kehidupan yang dari Kristus.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang secara langsung menyebutkan tetang permasalah ini.
“Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau
hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak
gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu

11
W.E.Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House
Publisher,1984),110

22
ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia
melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai
tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan
timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah,
jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh
awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.”
(1Raja 18:41-45)
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.” (Maz 126:5-6)

“Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan
anak laki-laki. Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal
yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan
dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.” (Yes
66:7-8)

“Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani.
Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk
berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa
sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:36-39)

“Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi
nyata di dalam kamu.” (Gal 4:19)
Meskipun ayat-ayat di atas tidak secara lengkap membahas tentang apa dan bagaimana doa
persalinan itu dilakukan, namun kita memeproleh beberapa gambaran tentang doa yang dapat
melahirkan sesuatu:
• Doa ini melibatka Roh Kudus.
• Doa ini berhubungan dengan persalinan secara rohani.
• Doa ini menolong proses pendewasaan.

23
• Doa ini disertai dengan semangat berkobar-kobar, bersungguh-sungguh, disertai
dengan airmata dan bahkan erangan.
• Terkadang disertai dengan mujizat.

ROH KUDUS ALAT PERSALINAN ALLAH


INGAT! Kita tidak melahirkan apapun secara rohani. Namun Roh Kuduslah yang
melakukannya. Sebab Roh Kudus adalah alat persalinan Allah. (Baca Luk 1:34,35; Yoh 3:3-8). Dialah
sumber kuasa Allah (baca Kis 1:8;10:38; Luk 4:14 dan 18). Dialah kuasa dibalik penciptaan yang
diumpamakan dengan melahirkan (Kej 1). Dialah yang memebrikan kehidupan dan hekekat ilahi. Roh
Kudus melahirkan kehendak Allah. Ia yang memebrikan nafas hidup bagi manusia, melahirkan
kehidupan jasmani maupun rohani (baca Kej 2:7; YEhb37:9,10,14; Kis 2:1-4), dalam konteks
keselamatan kita menyebut hal ini sebagai ciptaan baru.
Karena itu, segala sesuatu yang mungkin kita capai melalui doa syafaat, menjadi sesuatu yang
menyebabkan Roh Kudus mewujudkannya. Contohnya; Elia tidak dapat melahirkan/membuat hujan,
namun dalam Yak 5:17-18 “Elia sama-sama manusia seperti kita. Ia berdoa dengan sungguh-
sungguh supaya hujan tidak turun, maka hujan pun tidak turun selama tiga setengah tahun. Kemudian
ia berdoa lagi, lalu langit menurunkan hujan sehingga tanah memberikan hasilnya pula.” Paulus
tidak dapat menciptakan kelahiran baru atau kedewasaan rohani bagi jemaat Galatia, namun dalam Gal
4:19, menunjukkan bahwa karena doa Pauluslah maka msemua hal itu terjadi. Jadi kita tahu bahwa
kuasa Roh Kudus lah yang melakukan semua pekerjaan tersebut, namun doa kita terlibat untuk
melahirkan hal itu.
Dalam kitab Kejadia 1:1-2 dikatakan “pada mulanya… bumi belum berbentuk dan kosong,
maka Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” kata melayang-layang ini dalam bahasa
inggrisnya adalah “moved” atau “bergerak” kata ini berasal dari bahasa Ibrani rachap yang secara
harafia berart “Mengerami” kalimat ini adalah berbicara mengenai istilah reproduksi yakni
“mengerami” atau “membuahi” untuk lebih mengerti kalimat ini kira-kira berbunyi demikian Yesus
berfirman untuk menciptakan sesuatu, maka Roh Kudus mencurahkan enegri kreatif-Nya untuk
melahirkan apa yang Yesus katakan.
Dalam Maz 90:2 (NASB) penciptaan ini mempergunakan dua kata. Ayat ini berbunyi
“sebelum gunung-gunung dilahirkan (yalad), atau Engkau memperanakkan (chuwl) bumi dan dunia,
bahkan sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
Hal yang sama muncul juga dalam Yes 66:8, “namun baru saja menggeliat sakit (chuwl), Sion
sudah melahirkan (yalad) anak-anaknya.” Ini penting sekali! Apa yang dilakukan Roh Kudus di dalam

24
kitab Kejadian, ketika Ia “melahirkan” bumi dan dunia, tepat seperti itulah yang ingin dilakukan-Nya
melaui doa-doa kita untuk melahirkan anak-anak rohani. Roh Kudus akan bangkit dan melayang-
layang diatas banyak orang, melepaskan kuasa-Nya yang ajaib untuk menginsafkan mereka,
mematahkan belenggu mereka, membawa pewahyuan, dan menarik mereka kepada diri-Nya untuk
membuat kelahiran baru di dalam mereka.
Contoh lain yang kita sudah mengetahui tentang bagaimana Roh Kudus melahirkan kehidupan
adalah saat Roh Kudus menaungi Maria. Kata “menaungi” berasal dari kata Yunani episkiazo yang
artinya meliputi, melingkupi dengan kecemerlangan; menyelubungi dengan adikodrati.12 Roh Kudus
mencurahkan energi kreatif-Nya sehingga Maria mengandung (Luk 1:35).
Kata episkiazo hanya dipakai tiga kali dalam PB, yakni: ketika Yesus dimuliakan di atas
gunung (Mat 17:25), Ketika orang banyak berusaha mendekati Petrus, supaya oleh bayangannya
mereka dapat disembuhkan dari penyakitnya (Kis 5:15), dengan kata lain Roh Kudus menaungi Petrus
dan ketika orang-orang sakit melangkah masuk ke dalam naungan awan Roh Kudus maka mereka
mengalami kesembuhan.
Mungkin anda pernah masuk ke dalam sebuah ibadah dimana Roh Allah menaungi dan
melayang-layang di seluruh ruangan kebaktian, dan bergerak dengan ajaib, atau pernah mendengar
dimana seseorang atau sebuah masyarakat menerima lawatan Allah, sehingga mereka mulai masuk ke
Gereja, atau bahkan menyesali dosa-dosa mereka. Dalam sejarah kebangunan rohani kalsik hal-hal
seperti itu sering ditemukan.
Gerakan dan naungan Roh Kudus begitu kuat sehingga Ia menaungi seluruh kawasan dan
daerah tertentu untuk melahirkan kehidupan baru. Sebab itu kita percaya bahwa hal itu juga akan
dialami oleh bangsa-bangsa di dunia, ketika gereja Tuhan mengijinkan Roh Allah membawa kita
masuk dalam doa-doa persalinan yang adikodrati. Kita akan menyaksikan panen raya dan kebangkitan
rohani besar-besaran. BARU SAJA MENGGELIAT SION (GEREJA baca Maz 87:1; 1 Pet 2:4-10)
SUDAH MELAHIRKAN ANAK-ANAKNYA!!! AMIN!
Sebuah contoh dari doa persalinan dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah ketika Ia berdoa di
taman Getsemani. Tanpa diragukan lagi karya penebusan Kristus - Karya Perantaraan – bagi umat
manusia diawali dengan doa persalinan-Nya. Yesaya menubuatkan: “sesudah kesusahan jiwanya ia
akan melihat terang dan menjadi puas (Yes 53:11). Sebagai penggenapannya, Yesus berseru di Taman
Getsemani, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Mat 26:38), sebab penebusan umat
manusia dimulai dari Taman itu, dan kemenangannyapun terjadi di sana. Sebab beban dosa dunia
kemungkinan telah ditanggungkan kepada-Nya mulai saat itu.

12
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref. no.1982

25
Doa-doa kita dapat membaut Roh Kudus mencurahkan kuasa-Nya untuk memberi kehidupan
dalam setiap situasi yang kita hadapi. Kita memiliki andil untuk membuat Roh Kudus dapat bekerja
leluasa. Kuasa menciptakan dunia ini melalui rachaph-Nya telah diberikan kepada Gereja dan jutaan
orang sedang menunggu kelahiran baru mereka untuk masuk kedalam Kerajaan Allah.
Sama seperti Elia, kita percaya bahwa DOA ORANG AWAM DAPAT MELAKUKAN
BANYAK PERKARA. Kita harus melepaskan kuasa Roh Kudus dalam doa syafaat kita, supaya IA
bergerak, menaungi, melahirkan Buah Kalvari yang telah diselesaikan Yesus.
Pertanyaan renungan
1. Jelaskan Hubungan antara Kej 1:1-2; Ul 32:10-18; Luk 1:35 dan doa persalinan
2. Apa arti “gerakan Roh Kudus?
3. Kapan dan dimana kita dapat menaikkan doa persalinan? Untuk apa doa itu?
Pikirkanlah sebuah situasi dimana Allah ingin melahirkan sesuatu melalui doa-doa
anda?
4. Apakah Allah menjawab doa anda?

26
BAB VIII
PEGULAT PROFESIONAL

Doa syafaat, menurut definisi kita, mencakup dua aktivitas yang berbeda. Yang pertama
adalam perdamaian dan yang kedua adalah pemisahan. Yang pertama berarti menyatukan kembali
sedangkan yang lain artinya bertujuan untuk memisahkan jauh-jauh. Di dalam doa, tidak cukup hanya
meminta, sering kali dalam doa-doa kita, kita harus mengadakan “peperangan rohani” atau
“pergumulan.” Arthur Matthew mengatakan “kemenangan dikalvari itu adalah fakta yang terjadi,
tetapi harus ada manusia yang mengambil erat kemenangan itu dan mencetuskan peperangan dengan
musuh serta melawannya.
Lebih jauh lagi Jack Hayford, alam bukunya Prayer is Invading the Impossible mengatakan:
Melihat Yesus dari dua sisi sama halnya dengan melihat doa dari dua sisi, yaitu melihat
kebutuhan dan belas kasihan, kepedulian, perhatian, menangis dengan orang menangis, simpati,
erangan dan kepedihan saat engaku melihat kehidupan manusia. Dan juga harus belajar kapan dan
dimana kita harus marah, yaitu ketika kita menyaksikan tipu muslihat iblis yang berhasil
menghancurkan. Kita harus marah ketika melihat musuh melanggar melewati garis batas yang menjadi
hak Kristus. Kita juga harus menjadi berani, ketika antek-antek iblis menyatakan keberadaan mereka.
Kita belajar untuk menyerang mereka, sesuai dengan dorongan Roh Kudus.
Kata paga (Doa Syafaat) tidak dapat dipisahkan dari peperangan rohani. Dalam konteks
peperangan rohani kata paga dipakai sebanyak limabelas kali. KEKERASAN DAN PEPERANGAN
BERAKAR PADA MAKNA TERDALAM DARI KATA INI!!! Dalam bahasa Inggris kata ini
diterjemahkan sebagai “attack” (menyerang), “fall upon” (menyerang tiba-tiba), “strike down”
(memukul seseorang hingga jatuh), “impinge” (menubruk); dan di dalam Alkitab bahasa Indonesia
kata-kata tersebut diterjemahkan “memarang; paranglah” (baca Hak 8:21; 1 Sam 22:11-19; 2 Sam

27
1:11-16) inti dari semua ini adalah sama yakni orang-orang yang saling menyerang dalam peperangan.
Harap diinagt bahwa apa yang kelihatan terjadi secara fisik dalam PL sering merupakan sebuah
gambaran keadaan rohani dalam masa PB. (Jadi kita tidak saling menyerang antara sesame manusia,
melainkan konteksnya adalah peperangan kita kepada kuasa kegelapan)
Jack Hayford, seorang Hamba Tuhan senior mengatakan “Ada satu cara untuk menghadapi
kemustahilan. Yaitu seranglah kemustahilan itu! Bukan dengan untaian kata-kata pengharapan yang
muluk-muluk; bukan dengan marah; bukan dengan kepasrahan; bukan dengan kemampuan
pengendalian diri kita; melainkan dengan jalan kekerasan! Dan Doa Syafaat merupakan ALAT untuk
jenis kekerasan ini.”
Tatkala kita berusaha memisahkan peperangan rohani dari doa syafaat, maka sama saja kita
merugikan diri sendiri. Sebab kita sibuk mengurusi masalah yang Nampak, namun akar masalahnya
yakni masalah rohani dan iblis kita abaikan. Alkitab mengatakan “karena perjuangan kita bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Ef 6:12). Kita
tidak usah terjebak dengan membesar-besarkan kekuatan iblis, tetapi teks ini mengingatkan kita bahwa
kita jangan juga meremehkannya.
Rasul Paulus menjelaskan dalam 2 Kor 2:11 (NASB) “supaya iblis tidak beroleh keuntungan
atas kita, sebab kita tahu siasat-siasatnya” ayat ini sebenarnya berbicara tentang pengampunan.
Paulus menginginkan gereja Tuhan “tahu siasat iblis” kebalikan dari kata tahu adalah tidak tahu,
bahasa Yunaninya tidak tahu adalah “agnoeo” yang berarti “tanpa pengetahuan atau pengertian”
bahasa Inggrisnya adalah agnostic. Seseorang yang agnostic bukanlah orang yang tidak yakin bahwa
ia percaya kepada Allah, tetapi seseorang yang tidak mengetahui atau tidak mengerti apapun
subjeknya. Contohnya, jika kita bertanya mengapa engkau percaya Yesus? Jawabannya habis diajk ibu
anu sih! Atau hal-hal lain yang sama menyimpangnya. Sebab itu jangan kita tidak mengetahui siasat
iblis!
Kata “siasat-siasat” berasal dari kata “noema” yang secara harafia berarti “pikiran”13, kata
“noema” juga dapat berarti “rencana-rencana,rancangan, akal dan upaya” karena semua ini lahir dari
pikiran. Kalimat ini dapat kita satukan menjadi: “Janganlah engkau tidak mengetahui pikiran dan cara
kerja musuh-rencananya-siasatnya-dan upaya-upayanya.” Sebab itu ingatlah jika Allah menginginkan
kita mengetahui siasat iblis, maka Ia akan menyatakannya kepada kita.
Selanjutnya dikatakan agar ia (iblis) tidak “mengambil keuntungan” kata yang dipakai adalah
“pleon (bagian yang lebih besar); ekteo/echo (mempunyai atau memegang)” atau jika digabung

13
Spiros Zodhiates, Hebrew-Greek Key Study Bible-New American Standard (Chattanooga, Tenn.:AMG Publisher, 1984;
ed. Revisi, 1990)1797

28
menjadi “mempunyai atau memegang porsi yang lebih besar” dalam bahasa Inggrisnya Covet atau
menginginkan milik orang; “melampaui batas yang ditentukan”14
Dalam olah raga tinju, setiap petinju yang memiliki jangkauan lengan lebih panjang dianggap
memiliki “keuntungan” lebih, karena biasanya ia akan memiliki peluang lebih banyak memasukkan
pukulan-pukulannya. Nasehat Paulus “supaya iblis tidak beroleh keuntungan atas kita,” artinya iblis
akan mengambil keuntungan yang lebih banyak jika kita tidak tahu bagaimana caranya beroperasi.
Artinya adalah: PADA TINGKAT MANA KITA TIDAK TAHU TENTANG CARA KERJA DAN
PIKIR MUSUH KITA- YAKNI SEGALA RENCANA,SIASAT, AKAL SERTA UPAYANYA –
PADA TINGKAT ITULAH IA AKAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN ATAS KITA. Ia akan
menipu kita atas hak milik kita serta mendapat bagian yang lebih besar. Porsi yang lebih besar dalam
segala bidang yang tidak kita ketahui, baik rum ah tangga, anak, pernikahan, keluarga, masyarakat,
keuangan, pemerintah dan bangsa. Bahkan dalam 1 Tes 2:18, Paulus mengatakan “sebab kami berniat
untuk dating kepadamu – aku Paulus lebih lagi, - tetapi iblis mencegah kami.” Kita tahu bahwa Paulus
lebih banyak mengalami kemenangan dari kekalahan, namun, ia tetap seorang manusia biasa sehingga
kadang kala iblis mengambil keuntungan juga dari dia. Sebab jelas dikatakan, bahwa iblislah yang
menghalangi Paulus. Namun banyak orang berpikir bahwa iblis tidak dapat melakukan apa-apa
kecuali atas seijin Allah sehingga mereka mengabaikan iblis. Jika Allah tidak mengabaikan iblis
baiklah kita juga tidak mengabaikannya.
Seorang pendeta di Tulsa, Oklahoma menceritakan tentang pembebasan seorang yang telah
lama ia doakan. Nampaknya kehidupan orang ini tidak pernah stabil, baik dalam kehidupannya
maupun perjalanannya dengan Allah. Setiap kali ia mendapat pekerjaan, dengan cepat ia kehilangan
pekerjaan tersebut. Setiap kali ia berjalan dengan Allah sebentar kemudian ia menyimpang dari jalan
Tuhan. Siklus ini terjadi berulang-ulang dalam hidupnya, dan sepertinya doa-doanya tidak membawa
perubahan.
Namun pada suatu kali ketika pendeta tersebut berdoa untuknya, Tuhan memberikan
penglihatan. Ia melihat tiga setan yang selalu mengikuti pemuda tersebut kemanapun ia pergi. Setan-
setan itu tidak berada dalam dirinya, tetapi selalu ada disekitarnya untuk mempengaruhi pemuda
tersebut. Pendeta tersebut melihat nama-nama setan yang mencerminkan pekerjaannya. Lalu satu demi
satu setan-setan tersebut di ikat dalam nama Yesus serta diperintahkan untuk meninggalkan pemuda
tersebut. Dan sejak saat itu, stabilitas mulai terjadi dan keberhasilan mulai terjadi. Kini pemuda
tersebut menjadi seorang usahawan dan hamba Tuhan. Di sini dapat dilihat apa yang tidak diketahui

14
James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher. 1990),
ref.no.4122

29
oleh pemuda tersebut membuatnya kehilangan hal-hal dan tahun-tahun yang seharusnya ia bisa alami
dengan stabil.
Pemuda ini membutuhkan seseorang untuk melepaskan otoritasnya dan memberikan
pembebasan kepadanya. Dari hal-hal ini dapat kita melihat hal yang pasti bahwa:
• Kita sekarang di dalam peperangan yang sesungguhnya (2 Kor 10:4; 1 Tim 1:18)
• Kita adalah tentara-tentara Allah dalam peperangan ini (Maz 110:2-3; 2 Tim 3:4)
• Kita harus bergumul melawan semua tingkat kerajaan kegelapan (Ef 6:12)
• Kita harus melawan iblis (yang kebanyakan adalah antek-anteknya) maka ia akan lari
(Yak 4:7; 1Pet 5:9)
• Kita akan menginjak iblis dan antek-anteknya (menggunakan kuasa kita atas mereka –
Luk 10:19; Rom 16:20)
• Kita akan mengusir setan-setan (Mark 16:17)
• Kita memiliki otoritas untuk mengikat (melarang) dan melepaskan (mengijinkan)
ketika kita menghadapi setan-setan dan gerbang neraka (Mat 16:19)
• Kita memiliki senjata yang sangat kuat yang dirancang untuk mengalahkan kerajaan
kegelapan (2 Kor 10:4; Ef 6:10-20)
Di dalam Efesus 6 kata “melawan” dipakai enam kali. Kata Ibraninya adalah “pros” sebuah
bentuk kata yang lebih kuat dari pro. “pro” berarti “di depan” artinya lebih unggul dari. Kita biasanya
memakai konsep ini untuk kata “professional”. Seorang atlet professional adalah seseorang yang lebih
unggul dibanding yag lainnya. “pros” juga berarti “melangkah ke depan” dan “menghadapi sesuatu
atau seseorang” 15. Jadi bisa dikatakan Efesus 6 memakai bahasa perlambangan seorang pegulat yang
maju untuk menghadapi penantangnya. Allah berkata kepada kita “Majulah dan hadapilah kuasa-kuasa
kegelapan. Jadilah seorang pegulat professional!”
Anda jangan seperti seorang binaragawan yang mengunjungi Afrika, yang ketika ditanyai oleh
seorang kepala desa setempat untuk apa ia menggunakan otot-ototnya yang besar itu? Lalu
binaragawan ini mempertontonkan otot-otot yang hebat itu. Lalu kemudian kepala desa tadi bertanya,
ya kamu memiliki otot yang luar biasa, tetapi untuk apa kamu pergunakan otot itu? Hanya untuk
peragaan saja, jawab binaraga tersebut.
Hanya itu saja? Tanya kepala desa,
Ya! Jawab binaragawan tersebut.
Sia-sia sekali, kata kepala desa tersebut dengan jijik, sangat sia-sia.

15
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.4314

30
Saudara sekalian, mungkin kita juga banyak yang seperti binara tersebut, kita kuat dalam
Tuhan, diperlengkapi untuk menghadapi musuh, namun kita tidak pernah mempergunakan kekuatan
dan senjata-senjata yang Tuhan berikan. Jika begitu sia-sia, sangat sia-sia.
Apabila kita menantikan Tuhan, maka Ia akan menunjukkan kepada kita strategi atau cara apa
yang dipakai untuk menghadapi musuh. Peperangan rohani seringkali lahir dari penyembahan. Disaat
kita menantikan Tuhan kita berperang. Kesetiaan kita yang sejati kepada Kristus harus menjadi batu
loncatan untuk segala yang kita lakukan. “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari
kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.” (2 Kor 11:3)
Konteks dari ayat ini adalah penipuan iblis. Sampai pada tingkatan dimana ia mengacaukan
hubungan kita dengan Kristus, maka dalam tingkatan itulah kita berjalan dalam penipuannya. Dalam
PL ada tiga kata yang menerangkan kata “menantikan” Tuhan, dan setiap kata ini memiliki perbedaan
makna. Yang pertama adalah “dumiyah,” yang berarti “menantikan dengan tenang dan penuh
kepercayaan”.16 Kepercayaan yang tenang dan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Maz 62:2,3
(NASB), “Jiwaku hanya menantikan Allah dengan tenang; dari Dialah keselamatanku, hanya Dialah
batu karang dan keselamatanku, kota bentengku; aku takkan goyah.”
Kata kedua adalah, “chaka”, artinya “melekat pada” atau “merindukan”.17 Maz 33:20 “Jiwa
kita menanti-nantikan Tuhan; Dialah penolong kita dan perisai kita.”
Ketiga adalah, “qavah,” artinya “menanti-nantikan Tuhan dengan harapan yang besar”18 arti
dasar “qavah” “pengaharapan besar dan kesatuan; gabungan, yang di ikat bersama-sama” Maz 27:14
“Nantikanlah Tuhan! Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan. Atau Yes 40:31
“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama
rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Kesimpulan dari ketiga kata ini adalah”Menantikan Tuhan
dengan tenang, dengan rasa percaya yang kuat dan tenang, merindukan hadirat-Nya dengan
bersungguh-sungguh mengharapkan Dia – karena engkau tahu Ia akan hadir – mengharapkan lalu
mengalami kesatuanyang lahir jika hatimu dan hati-Nya terjalin erat satu dengan yang
lainnya.”Haleluya!
Mazmur 37:7,9 dan 34 adalah sebuah petunjuk bagaimana menanti-nantikan Tuhan
berhubungan dengan peperangan rohani
“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang
berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya… Sebab orang-orang yang
16
Ibid., ref. no.1747
17
Ibid., ref. no. 2442
18
Harris, Archer, Waltke, Theological Wordbook, 791

31
berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi
negeri… Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk
mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan.”
Dengan menantikan Tuhan kita akan memperoleh warisan kita. Kata “warisan” berasal dari
dari kata “yaresh” yang artinya adalah “memiliki”, atau “pewaris resmi”. penyerbuan militer dalam
merebut sesuatu.”19 Peperangan dan kemenangan lahir dari penyembahan dan ketekunan dalam
menantikan Tuhan.
PENAMPILAN LUAR YANG HEBAT!!!
Ketika Maria duduk dekat kaki Tuhan dan Martha sedang sibuk di dapur, dikatakan bahwa
“Martha menjadi bingung dan sangat sibuk dengan persiapan-persiapannya” (Luk 10:40 NASB), kata
“bingung dan sangat sibuk” berasal dari kata “perispao” yang secara harafia berarti “berjalan
berputar-putar sambil menyeret sesuatu.”20 Kata “persiapan” dalam PB sama dengan pelayanan. Sebab
itu kadang pelayanan yang murni kepada Tuhan Yesus dapat berubah menjadi beban yang kita seret
kemana-mana. Begitu juga doa dan peperangan rohani. Kegiatan ini seringkali kehilangan
keindahannya dan menjadi sebuah tuntutan kewajiban yang harus dilaksanakan. Kita terlalu sibuk
untuk”Dia” sehingga kita tidak memiliki waktu untuk duduk diam bersama-Nya.
Kepada Martha Yesus berkata bahwa “bagian yang terbaik” telah diambil Maria, kata “bagian
terbaik” agathos memiliki arti “sesuatu yang baik dan menguntungkan; sangat berdaya guna;
21
menguntungkan.” sebab itu penampilan luar yang hebat tidak dapat mementukan kekuatan kita,
namun bila kita mau “menggunakan waktu kita untuk duduk diam, menantikan Tuhan, maka kita akan
mendapatkan sesuatu yang berguna dalam segala hal” sebab itu kita harus menantikan Dia dalam
hadirat-Nya dan mengijinkan semua pelayanan termasuk peperangan rohani kita dilahirkan dari
hubungan mesra kita dengan Allah.

WAKTU TUHAN, SYARAT TUHAN, DAN CARA TUHAN


Menantikan Tuhan akan mencegah kita dari bereaksi secara emosional terhadap iblis.
Mengapa? Karena Allah sendirilah yang memilih waktu dan syarat-syarat peperangan rohani kita. Ia
memerintahkan kepada Yosua di Yerikho (Yos 6) ketika ia menyembah Tuhan. “Berfirmanlah
TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan
pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua
prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,
dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada
19
Zodhiates, Hebrew – Greek Key Study Bible, 1733
20
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.4049
21
Zodhiates, Hebrew – Greek Key Study Bible,1796

32
hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.
Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu,
maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan
runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." (Yos 6:2-5)
Selain menentukan waktu, Tuhan juga menentukan syarat-syarat peperangan itu. Allah berkata
“jangan menawan siapapun juga, musnahkan semua hanya Rahab yang lolos. Rampasan perang itu
harus diberikan kepada KU” Contoh lain adalah di dalam 2 Sam 5:24, dan 1 Sam 13:8-14. Kadang
Tuhan memakai penyembahan sebagai kunci kemenangan peperangan (2 Taw 20:1-30; Kis 16:16-36),
John G. Lake, seorang missionaries untuk Afrika Selatan, yang hidup abad pertengahan,
menceritakan tentang wabah demam yang melanda daerah tersebut, dan dalam satu malam melanda
populasi Afrika Selatan. Dalam sebulan wabah ini menewaskan seperempat dari populasi itu. Karena
tidak cukup peti mati untuk meletakkan mayat tersebut, sehingga mayat-mayat ini dikuburkan hanya
dengan dilapisi selimut. Lalu seorang pendoa syafaat mulai berdoa, selama berhari-hari, dan sepanjang
hari penuh, pendoa syafaat ini duduk dibawah pohon dan berdoa sendirian melawan petaka itu.
Beberapa kali Lake bertanya, “apakah doamu sudah terjawab” jawabnya, “belum”
Pada suatu hari ia berkata kepada Lake, “hari ini saya merasakan, jika saya mendapat sedikit
dukungan iman, maka roh ku akan menyelasikan doa ini.” Lalu Lake ikut berdoa bersama dengan
orang ini. Lalu Lake menuliskan “ketika kami berdoa, Roh Allah melingkupi jiwa kami, dan Roh
Allah menemukan diri saya, tidak berlutut dibawah pohon lagi, tetapi secara perlahan-lahan
meninggalkan pohon tersebut…lambat laun mata saya terbuka, dan saya menyaksikan sebuah
pemandangan yang belum pernah saya saksikan sebelumnya. Saya melihat sekerumunan setan-setan
seperti kawanan domba! Roh Allah juga menghinggapi teman saya, dan ia bergerak cepat melewati
saya, mengutuki tentara-tentara iblis itu, dan mereka lari kembali ketempat mereka berasal. Saudaraku
yang kekasih, pagi harinya ketika kami bangun tidur, wabah itu sudah lenyap!
Benar, ada saatnya berperang secara agresif dan keras dalam doa syafaat. Saya menyadari
banyak orang akan menyusut jika kita berdoa secara ekstrem seperti berlari, dan berteriak keras-keras
terhadap musuh. Namun memang ada saatnya kita melakukan tindakan “kekerasan” secara rohani.
Memang sulit juga untuk percaya bahwa berteriak dengan keras menghardik kuasa setan-setan,
namun Alkitab juga membenarkan hal tersebut, bahkan terkadang menyarankannya. Seperti:
• Zerubabel bersorak pada sebuah gunung (Zak 4:7)
• Israel bersorak di Yeriko (Yos 6:16)
• Tentara Gideon bersorak sebelum berperang (Hak 7:20)
• Yesus bersorak di kayu salib (Mat 27:50)

33
• Israel bersorak ketika Tabut Perjanjian memimpin mereka ketempat yang baru: Allah
bangkit, terseraklah musuh-musuh-Nya (bil 10:35; Maz 68:2)
Kadangkala strategi Allah adalah memperkatan Firman Tuhan, jadi ingatlah jika Roh Kudus
yang memipin setiap strategi akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat dan sekaligus mematikan
musuh kita. Namun yang perlu kita camkan dengan baik adalah ketika kita mengalami peperangan
rohani, tujuan kita bukanlah untuk mengalahkan iblis, sebab ia sudah kalah oleh Tuhan Yesus. Jadi
peperangan kita adalah untuk menghadirkan kembali kemenangan salib Kristus. Kita harus menjadi
perluasan dari apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui karya perantaraan-Nya.
Kristus Yesus telah mem paga si iblis. Dan menghancurkan kepemimpinannya (baca Kej
3:15), kata “kepala” dalam ayat itu adalah “rosh” yang berbicara tentang kepemimpinan atau otoritas.
Dalam Maz 2:9 nubuatan kepada Kristus berbunyi “Engkau akan meremukkan mereka dengan gada
besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk”. Tindakan ini memiliki arti “memukul
sesuatu sampai hancur berkeping-keping, dan menyerakkannya. Hal itu adalah kekalahan total iblis.
Akan tetapi, apa yang Yesus lakukan haruslah kita lepaskan dan teguhkan. Semua yang
disediakan bagi kita, harus kita rebut dengan iman dan senjata-senjata rohani. 1 Tim 6:12
“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah
engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.” Timotius
telah memiliki hidup yang kekal, tetapi di sini dikatakan, bahwa ia tetap harus “merebut”nya. Sama
dengan bangsa Israel yang telah menerima janji warisan tanah, namun mereka tetap harus merebutnya.
Demikian jugalah dengan kita, warisan kita juga tidak secara otomatis kita miliki.
Pertanyaan yang muncul adalah, lalu mengapa peperangan rohani itu dilakukan, kan Yesus
telah mengalahkan iblis? Jawabnya adalah: Bahwa Kristus membebaskan kita dari exousia iblis, yaitu
otoritasnya atas manusia. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Kristus membebaskan kita dari
kuasa iblis (kuasanya mengendalikan kita)
(Kol 1:13) “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan
Anak-Nya yang kekasih;
(Luk 10:19) “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan
kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan
membahayakan kamu.”
(Kol 2:15) “Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”
Sebab kuasa tidak pernah menjadi masalah antara Allah dan iblis, yang menjadi masalah
adalah otoritas – yakni otoritas yang dirampas iblis dari Adam. Sebab kuasa Allah tidak akan pernah

34
bisa disejajarkan dengan siapapun. Yesus dating untuk mengambil otoritas yang hilang tersebut dan
menghancurkan otoritas iblis di bumi. Iblis masih memiliki kuasa-kuasa serta kemapuan-kemampuan.
1 Pet 5:8 dikatakan “ia berjalan berkeliling, sama seperti singa yang mengaum-aum mencari orang
yang dapat ditelannya.” Ia masih memiliki “panah-panah api” (Ef 6:16).
Sekarang iblis tidak memiliki otoritas lagi untuk menggunakan kuasanya bagi orang-orang
percaya kepada Yesus. Namun jika kita tidak berjaga-jaga dan mempergunakan perlengkapan senjata
Allah, maka, ia akan memakai kemampuannya untuk menghancurkan kita jika kita tidak mengerti
bahwa melalui Kristus kita telah diberikan otoritas atas iblis dan kuasanya.
Otoritas penting sekali. Kuasa mengerjakan pekerjaan itu, namun otoritaslah yang mengatur
kuasa itu. Gambaran mengenai hal itu dapat ditemukan dalam Keluaran 17:8-13. Kemenangan Israel
tidak ditentukan oleh kekuatan tentara Israel, buktinya ketika tongkat Musa turun, mereka dikalahkan
Amalek. Tetapi di sini Tongkat yang membawa kemenangan Israel melambangkan otoritas Allah,
ketika ia (tongkat) tersebut diangkat maka bangsa Israel mengalami kemenangan.
Adakalanya kita harsu berperang atau bergumul dalam doa-doa syafaat kita. Paga juga
berbicara tentang konsep ini, dan Alkitab mengajarkannya. Sebab itu kita harus melakukannya dengan
seimbang dan penuh hikmat! Namun kita harus melakukannya! REBUT! REBUT! REBUT!
Pertanyaan renungan.
1. Dua kegiatan yang bertolak belakang apakah yang diperlukan dalam doa syafaat? Mengapa
keduanya diperlukan? Apakah arti penggunaan paga dalam hal ini?
2. Jelaskan2 Kor 2:11. bagaimana ayat ini mendukung fakta bahwa kita jangan sampai
mengabaikan iblis?
3. Dapatkah anda menjelaskan hubungan antara penyembahan, memantikan Allah, dan
peperangan rohani? Bagaimana Yosua menggambarkan hal ini? Pelajaran apa yang di dapat
dari Maria dan Martha dalam hal ini?
4. Mengapakah kita harus berperang jika Kristus telah mengalahkan dan mengahncurkan semua
kuasa kegelapan? Berikan komentar tentang perbedaan antara otoritas dan kuasa?
5. Definisikan kata pro dari Efesus 6, dan jelaskan hubungannya dengan peperangan rohani.

35
BAB IX
PRIBADI YANG TERTINGGI

Dalam doa syafaat kita akan juga belajar mengenai pengungkapan kebenaran. Dalam 2 Kor
4:3-4 diakatakan “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka,
yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah
gambaran Allah.” Dalam versi (NASB) Kata “tertutup” adalah veiled. Veiled berasal dari kata veil
yang berarti “to hide” (menyembunyikan), “cover up” (menutupi), dan “wrap around”
(membungkus).22 Bahasa Yunani Kalupsis yang berarti menyelubungi. Kata Perjanjian BAru untuk
“wahyu” adalah kalupsis dengan tambahan awalan apo yang menjadi apokalupsis. “apo” artinya lepas
atau jatuh.23 Jadi secara harafiah apokalupsis artinya penyingkapan selubung, membuka sesuatu yang
menutupi. Dari ayat diatas dapat kita katakan bahwa apa yang menyebabkan orang-orang itu tidak
dapat melihat kebenaran Injil yang diberitakan oleh Paulus adalah adanya selubung yang menutupi
mata hati mereka. Penyebab dari hal-hal tersebut adalah penyimpangan perspektif/pandangan.
Perspektif orang tidak percaya telah disimpangkan. Banyak orang lari dari Allah yang berniat
menolong mereka dari kehancuran.
Kata “cahaya” dalam ayat ini adalah photismos”, yang artinya “pencerahan”. Kata ini mirip
dengan apa yang digunakan dalam Efesus 1:18, yaitu “menjadikan terang” yang berasal dari kata
“photizo” yang artinya membuka diri kepada terang. Kata “photo” atau “photograph” dalam bahasa
Inggris memiliki akar yang sama dengan “photizo”. Apa yang terjadi ketika kita memotret? Penutup
lensa kamera itu dibuka sehingga cahaya dapat masuk dan membuat gambar menjadi jelas. Jika
penutup lensanya tidak dibuka maka, seberapa indahnyapun pemandangan itu tidak aka nada gambar
di dalam foto tersebut.
22
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary (Iowa Falls, Iowa Word Bible Publisher, 1992), 816
23
James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher,1990),
ref.no.575

36
Hal yang sama terjadi kepada manusia. Meskipun gambaran Kristus yang sangat mulia dan
kabar Injil yang sangat indah, tetapi jika selubung (penutup lensa) tidak dilepaskan, maka tidak aka
nada gambaran Kristus yang dihasilkan dalam diri orang tersebut.
Kadangkala kita mengajak orang-orang untuk berdoa keselamatan tanpa pewahyuan yang
benar (membuka selubung), maka biasanya tidak ada perubahan yang sejati. Itulah juga barangkali
sebabnya kurang dari 10 persen atau mungkin hanya 3 persen orang yang diselamatkan menjadi
pengikut Kristus yang sungguh-sungguh. Penyebabnya adalah pertobatan mereka bukanlah pertobatan
sejati yang berasal dari pewahyuan Firman Allah. Kata pertobatan (metanoia) berarti “memiliki
pengetahuan atau pengertian yang baru”; atau pembaruan pikiran.
INFORMASI VS WAHYU
Kita harus dapat membedakan anatara informasi dengan wahyu. Informasi berasal dari pikiran
manusia, sedangkan wahyu ilahi, walaupun melibatkan pikiran kita. Wahyu berasal dari hati. Kuasa
rohani hanya dapat dicurahkan melalui pewahyuan. Firman yang tertulis (graphe),24 harus menjadi
Firman yang hidup (logos).25 Itulah sebabnya kita sebagai orang percaya bukan saja harus membaca
firman Tuhan, namun juga merenungkannya siang dan malam. Maz 119:18 “singkapkanlah mataku,
supaya aku memandang keajaiabn-keajaiban dari Taurat-Mu” kata “singkapkanlah”berasal dari kata
“galah” yang juga berarti “membuka selubung atau membuka penutup”, yaitu pewahyuan.
Informasi biasanya dapat dating dengan cepat, namun wahyu biasanya membutuhkan proses.
Sayangnya semenjak jatuhnya manusia kedalam dosa, pengetahuan atau informasi itu yang sering
disanjung oleh manusia. Informasi tidak dapat memebrikan pengertian yang benar tentang Allah.
Yesus berkata kepada orang-orang Farisi: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu
menyangka di dalamnya kamu menemukan hidup kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberikan kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu”(Yoh 5:39-40).
Orang Farisi mengetahui Firman Tuhan (Graphe), mungkin lebih baik dari saudara dan saya,
namun mereka tidak mengenal Allah. Meskipun kita memiliki segudang informasi tentang Allah dan
firman-Nya namun Wahyu Allah lah yang membuat Alkitab menjadi “roh dan hidup” (Yoh 6:36).
Pewahyuaqn akan memimpin kita kepada iman yang benar dan perubahan yang sejati. Tanpa
pewahyuan kita cenderung menjadi egois, dengan selalu bertanya “apa keuntungannya bagiku”,
bahkan kita menyukai khotbah-khotba yang bertemakan keuntungan-keuntungan belaka. Sehingga
akan muncul petobat-petobat yang egois yang sangat individualis.

24
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible, ref. no. 1124
25
Ibid, ref. no. 3056

37
Sebaliknya jika kita memberitakan Injil yang murni, termasuk pertobatan dan penyaliban
daging (penyerahan diri kepada ketuhanan Kristus), orang-orang yang tidak percaya akan menolaknya
mereka akan menganggap sesuatu yang gila dan bodoh. “tetapi manusia duniawi tidak dapat
menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena bagi mereka itu adalah sebuah kebodohan; dan ia
tidak dapat memahaminya, sebab itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Kor 2:14). Kata
“kebodohan” berasal dari kata “moria” yang adalah akar kata dari “moron”
MELAHIRKAN PETOBAT YANG BENAR
Untuk itu kita harus mengijinkan Roh Kudus bekerja sesuai dengan waktu-Nya untuk
melahirkan pertobatan yang benar melalui pewahyuan dari Allah. Pertobatan semacam ini akan
menghasilkan orang-orang Kristen yang berpusat pada Allah,bukan yang egois. Ingatlah bahwa sering
sekali sikap hati kita/ dosa kita yang menghalangi Allah bekerja. Dan dosa kita juga yang membuat
kita tidak berdoa bagi orang-orang berdosa.
Bagaimana iblis membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya? Dan apakah yang
menyebabkan adanya selubung itu? Dalam 2 Kor 4:4, kata “dibutakan” berasal dari kata “tuphloo”
yang berarti “menumpulkan intelektual; membutakan”.26 Akar kata dari “tupho” ini adalah “membuat
asap”. Diibaratkan seperti asap yang menghalangi atau menggelapkan udara sehingga orang sulit
melihat dengan jelas.
Nah, dari kata yang sama, yakni “tuphoo” yang dipakai untuk menerangkan “pikiran yang
muluk-muluk, sombong, atau mengembang dengan keangkuhan sendiri.”27 Di sini kelihatan ada
hubungan anatara kebutaan dan kesombongan, maka ditemukan mata rantai yang hilang, yaitu: “dosa
kesombongan yang dimiliki iblis diwariskannya kepada manusia di taman Eden. Dan hal inilah yang
dipakai iblis untuk membutakan mereka. Demikian juga sebagian besar penolakan terhadap Kristus,
baik dari agama-agama sesat atau kenyataan bahwa banyak orang tidak mau menyerahkan hidup
mereka; semuanya itu berakar dari masalah yang sama, yakni:KESOMBONGAN. Tetapi meskipun
demikian kesombongan itu juga akan berakhir, yakni pada saat semua lutut bertelut dan setiap lidah
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Dikisahkan pada suatu malam yang gelap gulita ditengah laut, seorang kapten kapal melihat
cahaya redup dari kejauhan. Ia lalu menyuruh petugas radionya untuk mengirim berita ini:
“ubahlah arahmu 10 derajat ke Selatan”
Segera ia menerima jawaban: “ubah arahmu 10 derajat ke Utara.”
Merasa ditantang, kapten yang sombong ini marah. Maka ia mengirim kembali balasan: “ubahlah
arahmu 10 derajat ke Selatan, ini perintah kapten!”
26
W.E. Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House
Publisher, 1984), 125
27
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref. no. 5187

38
Lalu ia menerima jawaban: “ubahlah arahmu 10 derajat ke Utara. Ini Jones si pelaut kelas III.”
Si Kapten berpikir ia bisa menakut-nakuti pelaut yang melawan ini ini. Maka ia mengirim berita
ketiga: “ubahlah arahmu 10 derajat ke Selatan. Aku adalah sebuah kapal Tempur.”
Jawaban terakhir berbunyi: “Ubahlah arahmu 10 derajat Ke Utara. Aku adalah sebuah mercu suar.
Allah, yang adalah mercu suar dunia, selalu berusaha membuat manusia yang telah jatuh ke
dalam dosa mengubah arah kehidupan mereka. Manusia yang sombong, yang telah menjadi kapten
bagi dirinya sendiri, biasanya melaju menuju kehancuran mereka. Itu juga mungkin sebabnya
mengapa sering di dapati kaum wanita lebih banyak yang diselamatkan daripada kaum pria. Karena
akar kesombongan kaum pria lebih kuat.
Alasan mengapa pria lebih sombong adalah karena hal “terkuat di dalam kita yang bentuknya
masih murni sebelum kejatuhan manusia, menjadi semkain kuat dalam bentuk yang jahat setelah
kejatuahan”. Sebab pada hakikatnya seorang pria adalah melindungi, merawat dan mencukupi-yaitu
memimpin dengan motivasi hamba- dan itu berbalik sejak kejatuhan manusia.
Keinginan untuk mendominasi dan menguasai begitu kuat. Namun masih ada juga kaum pria
yang yang hidupnya amat rendah hati, yang tidak bermasalah dengan kesombongannya. Sebab untuk
dapat melihat bagaimana pria harus melindungi dan memimpin kita perlu meneladani Kristus Yesus,
yang berjalan dengan otoritas dan kuasa yang besar, namun dari motivasi melayani yang murni.
Namun Alkitab bukan tidak memberikan kita solusi bagaimana kita dapat berdoa bagi orang-
orang yang dibutakan oleh kesombongan tersebut. Allah memberikan kepada kita sebuah rahasia
yakni dalam 2 Kor 10:3-5 “ Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara
duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami
mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan
manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus,”
Dalam versi FAYH dikatakan, “Memang saya seorang manusia biasa yang penuh dengan
kelemahan, tetapi saya tidak mempergunakan rencana dan cara manusia untuk memperoleh
kemenangan dalam pertempuran…Bukan senjata buatan manusia yang saya gunakan untuk kata
setiap perbantahan yang sombong, dan merobohkan setiap tembok yang didirikan untuk menghalangi
manusia mencari Allah. Dengan senjata ini saya dapat menangkap pemberontak dan membawa
mereka kembali kepada Allah dan mengubah mereka menjadi manusia yang taat kepada Kristus.”
Dari sini kita lihat bahwa Tuhan tidak saja memebrikan jalan keluar namun juga memebrikan
obat penawar untuk mengatasi ikatan ini. Ayat ini menjelaskan bahwa senjata peperangan kita

39
bukanlah senjata duniawi atau kedagingan. Artinya senjatanya bukan dari manusia. Kita tidak dapat
memenangkan seseorang dengan perdebatan intelektual. Ataupun dengan tehnik-tehnik canggih.
Tuhan berkata “dari pada memakai senjatamu, Kupinjamkan senjata-Ku kepadamu. Senjatamu
tidak akan berhasil, tetapi senjataKu berhasil.pakailah” kata “dahsyat” berasal dari kata “dunatos”
yang merupakan salah satu kata dalam PB untuk “Mukjizat”. Kata ini juga dapat berarti “mungkin.”
Pernahkah anda melihat seseorang yang tampaknya tidak mungkin dimenangkan? Pakailah senjata
Allah maka hal itu akan menjadi mungkin. Dengan kuasa ini semuanya menjadi mungkin
dimenangkan (kecuali setan dan iblis). Kata “dunatos” ini menjadi akar kata dari “dinamit” senjata
yang memiliki daya ledak tinggi.
Senjata Alalah ini sangat ampuh untuk “meruntuhkan benteng-benteng” mungkin saudara
pernah melihat bagaimana gedung-gedung yang sangat besar hanya beberapa saat dapat dihancurkan
dengan dinamit. Jika kita melihat bahwa gedung itu dapat hancur dengan cepat. Maka untuk
menghancurkan benteng-benteng musuh mungkin kita perlu menempatkan dinamit Roh Kudus itu
selama beberapa hari, minggu bahkan berbulan-bulan. Jika waktunya tiba maka ledakan yang dahsyat
itu akan membuat orang yang kita doakan akan dating bersujud untuk keselamatannya.
Apakah arti sesungguhnya “benteng” itu dalam konteks tubuh Kristus? Katanya barasal dari
ochuroma, yang berasal dari akar kata echo yang artinya “memiliki atau memegang.”28 Ini secara
harafia mengandung arti sebuah tempat untuk mempertahankan sesuatu erat-erat. Iblis memiliki
tempat kekuatan di dalam orang yang tidak percayadi mana ia(iblis) dapat menggenggam mereka erat-
erat. Mereka adalah narapidana,tawanan,budak. Kristus diutus untuk “memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan.”(Luk 4:19)
Sekarang kita melihat lagi ayat 5 dari pembahasan kita. Dikatakan. “kami mematahkan setiap
siasat orang dan merubuhkan setiap kubuh yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk
menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada
Kristus.” Dalam ayat 4 dan 5 kita melihat ada 3 aspek dari benteng yang disebutkan oleh Roh Kudus.
Yang pertama adalah “siasat” (cara piker yang menyesatkan)- logismos. Kata ini berbicara
tentang kemampuan perhitungan manusia; yakni kebijaksanaan atau logika mereka.29 Kata logika
memiliki arti kumpulan kebijaksanaan dan informasi yang didapat dalam jangka waktu yang lama. Ini
menjadi kepercayaan mereka. Dalam Yak 3:15, dikatakan bahwa sisitem kepercayaan mereka itu
berasal dari dunia, dari jiwa atau intelektualitas dan dari setan-setan. Logismos ini mencakup filsafat-
filsafat, agama-agama, humanisme, ateisme, materialiasme dll. Cara kerja logismos ini membutakan
orang adalah dengan mencampurkan apa yang kita sampaikan + dengan apa yang mereka percayai.

28
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.2192
29
Zodiathes, The Complete Word Study Dictionary,923

40
Jadi kita akan mendoakan mereka dengan cara seperti ini, mintalah Roh Kudus untuk
menyatakan apa yang menjadi benteng/logismos orang yang kita doakan jika anda belum
mengetahuinya. Dan ketika Roh Kudus menolong anda, sebutkanlah segala pikiran itu,dan kutiplah 2
Kor 10:3-5 yang kita bahas dan katakan: “di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku menghancurkan
engkau, hai benteng…” lakukanlah sampai orang tersebut menerima Yesus.
Yang kedua adalah “setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk
menentangpengenalan akan Allah” (2 Kor 10:5). Dalam KJV kata ini diterjemahkan sebagai “high
thing” (hal yang tinggi), dalam bahasa Yunaninya adalah hupsoma, akar katanya sama dengan kata
untuk – Allah yang “Maha Tinggi”. Kata hupsoma artinya setiap tempat atau hal yang tinggi.30 Kata
ini mengacu kepada kata “kesombongan” yang mengacu kepada 2 Kor 4:3-4. itulah “hal yang paling
tinggi” dalam umat manusia semenjak kejatuhannya; yakni saat Adam dan Hawa termakan tipuan iblis
yang mengatakan bahwa “kamu akan menjadi seperti Allah”(Kej 3:5). Sama seperti iblis, manusia
ingin memuliakan dirinya sendiri sampai ketempat yang sejajar dengan Yang Maha Tinggi. Manusia
tidak menjadi mahatinggi tetapi menjadi yang mahasombong. Sebuah kamus mengartikan “hupsoma”
sebagai “semua keangkuhan yang bangkit.”31 Arti kata ini mencakup semua cara piker yang
mengagungkan diri sendiri dan yang menentang pengenalan akan Allah.
Kabar baiknya adalah kita dapat juga meruntuhkan kubu keangkuhan seseorang melalui
peperangan rohani. Dengan demikian merka dapat merendahkan diri dan bertekuk lutut dihadapan
Yesus. Sekarang kita akan membaca sekali lagi 2 Kor 10:5 (FAYH) “Senjata ini dapat mengalahkan
setiap perbantahan yang sombong, dan merobohkan setiap tembok yang didirikan untuk menghalangi
manusia mencari Allah. Dengan senjata ini saya dapat menangkap pemberontak dan membawa
mereka kembali kepada Allah dan mengubah mereka menjadi manusia yang taat kepada Kristus.” Di
sini jelas bahwa Tuhan mengatakan dapat bukan untung-untung atau mudah-mudahan, dan juga kata
setiap. Jadi kita dapat meruntuhkan setiap argumentasi yang angkuh dan setiap tembok! Kita dapat
menangkap para pemberontak! Inilah yang harus kita lakukan.
Aspek yang ketiga adalah kata “kita dapat menawan segala pikiran dan menaklukkannya
kepada Kristus” untuk kata “pikiran” dipakai kata noema, yang juga berarti “rencana-rencana, siasat-
siasat, rancangan-rancangan, atau plot-plot”. Noema adalah pikiran-pikiran atau cobaan-cobaan yang
spontan yang iblis lakukan untuk menyerang orang yang tidak percaya; sama dengan rencananya
untuk mengikat mereka agar terus dalam kegelapan. Untuk itu kita harus berani menyerukan bahwa
tidak satupun senjata iblis yang dapat berhasil. Kita harus mengikat serta bangkit melawan segala

30
Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.5313
31
Bauer, A Greek-English Lexicon, 851.

41
rancangannya melalui doa kita. Kita dapat dan harus berdoa agar mereka yang belum percaya
dilindungi dari segala pikiran dan pencobaan iblis.
Ini adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mendoakan mereka yang belum
percaya kepada Yesus, yakni: mintalah
• Supaya Allah mengangkat selubung yang menutupi mereka (pewahyuan dan
pembukaan mata hati)
• Supaya Roh Kudus melayang-layang (mengerami) atas mereka serta melindungi
mereka
• Agar orang kudus dapat ditemuinya setiap hari.

• Untuk meruntuhkan segala keangkuhan yang menentang pengenalan Akan Allah,


khususnya kesombongan dan pemberontakan (hal ini termasuk aspek hupsoma dari
benteng).

• Untuk mengikat kuasa iblis yang menawan orang tersebut; untuk mengikat semua
pikiran dan dusta iblis yang keji, yang hendak dimasukkan iblis ke dalam pikiran
mereka (hal ini juga termasuk aspek hupsoma).

• Supaya perlengkapan perang Allah dapat terpasang kokoh pada tubuhnya.

Kita harus bangkit dan berperang merebut jiwa-jiwa yang akan binasa tersebut. Kita harus
mengangkat senjata rohanikita dan berperang. Kuasa-kuasa kegelapan akan melawan kita, tetapi
“jangan kamu takut terhadap mereka Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan
berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk
istrimu dan rumahmu (Nah 4:14).

Pertanyaan renungan

1. apa arti “tutup” dalam 2 Kor 4:3? Apa kaitannya dengan orang yang belum selamat?
Jelaskan hubungannya dengan pewahyuan alkitabiah!

2. Apa arti iblis “membutakan”pikiranorang-orang yang tidak percaya? Apa hubungan hal
ini dengan kejatuhan manusia? Bagaimana hal ini menjadi penting dalam kaitannya
dengan sifat pria (dibandingkan dengan wanita)?

3. Jelaskan arti “pembukaan mata hati.” Dapatkah anda menggambarkan persamaan


antara hal ini dengan fotographi?

42
4. Apakah arti pertobatan sejati itu? Bagaimana hal ini berhubungan dengan pewahyuan
yang alkitabiah?

5. Definisikan arti “benteng”. Sebutkan tiga aspek benteng pada orang yang tidak percaya,
dan bagaiamana doa syafaat dapat diterapkan dalam setiap aspek?

6. Untuk siapakah anda berdoa syafaat ? akankah ini berhasil memenangkan mereka?
Haleluya!

BAB X

HALILINTAR ALLAH

Salah satu terjemahan paga adalah “menyambar tepat pada sasaran” Ayub 36:32 “mengatakan
“Kedua tangan-Nya diselubungi dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran.” Berikut
ini ada beberapa ayat menggambarkan Allah sebagai terang atau petir;
(1 Yoh 1:5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada
kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

(1 Tim 6:16) Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak
terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-
Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.

(Luk 9:29,32) Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih
berkilau-kilauan…Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka
terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya
itu.

(Maz 29:7) Suara TUHAN menyemburkan nyala api.

(Ul 32:41) apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang
penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada
yang membenci Aku.

(Maz 18:15) Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi,


sehingga dikacaukan-Nya mereka.

43
(Maz 144:6) Lontarkanlah kilat-kilat dan serakkanlah mereka, lepaskanlah panah-panah-Mu, sehingga
mereka kacau!
Menurut ayat-ayat diatas, Allah itu adalah terang dan seringkali sinar atau kemuliaan-Nya
memancar keluar dari Dia seperti ledakan-ledakan petir. Sinar itu menyilaukan bagaikan petir dan
TERJADILAH PAGA! Kuasa Allah “menyambar tepat pada sasaran.” Hal ini terjadi beberapa ribuan
tahun ketika iblis mencoba merebut kekuasaan surga (bnd Luk 10:18-20)
Analogi terang dan gelap ini lazim digunakan di dalm Alkitab, peristiwa salib merupakan
contoh laindari kemenangan terang Allah atas kegelapan iblis. Dalam sebuah ayat Yoh 1:4-5 (NASB)
mengatakan “di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah Terang manusia. Terang itu bercahaya
dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat memahaminya.” Kata “memahami’ berasal dari kata
katalambano, yang berarti “memahami” atau “menangkap.” Para peneliti Alkitab percaya bahwa
terjemahan yang paling tepat adalah “menangkap”. Kuasa-kuasa kegelapan berusaha untuk
menangkap Kristus
Di kayu salib si “malaikat terang” gadungan berjumpa dengan Terang sejati. Dan apa yang
tadinya merupakan kemenangan bagi iblis tiba-tiba mengalami perubahan, dan iblis mengalami
trauma yang kedua kali. Dan semenjak itu “Terang” besar itu menghasilkan terang-terang kecil.
“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.
Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,” (Ef 5:8)
Untuk pertama kalinya iblis memahami Yes 60:1-3 “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab
terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi
bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-
Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja
kepada cahaya yang terbit bagimu.”
Untuk pertamakalinya iblis mengerti bahwa Bait Suci dalam PL ternyata adalah gambaran diri
kita, yaitu generasi baru yang disebut orang-orang Kristen (“Kristus-Kristus kecil”) dan kemuliaan
Allah ada di dalam diri kita. Doa syafaat kita akan melepaskan petir Allah untuk menyambar dalam
setiap situasi, menghancurkan kuasa-kuasa kegelapan. Dengan begitu:
• Kalvari mendapatkan kemenangan kembali
• Terang dunia bersinar kembali.
• Imamat yang rajani itu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, yang telah
memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2:9)
• Laser/sinar doa berkobar-kobar.
• Pedang petir Roh bersinar dengan terang.

44
• Yesus dan Bapa dipermuliakan dalam Gereja (Ef 3:21)
Namun sangat disayangkan kita sering lupa betapa kuatnya kuasa Roh Kudus yang ada di
dalam kita. Betapa hebatnya pedang petir Allah terhadap kerajaan kegelapan. Pedang itu itu memiliki
kuasa adikodrati yang sanggup menghancurkan pekerjaan-pekerjaan kuasa gelap; yaitu ketika dengan
penuh iman kita melepaskan kuasa itu.
Dean Sheets seorang gembala yang juga merupakan ayah dari penulis buku ini, menceritakan
kisahnya ketika beliau sedang mengadakan perjalanan misi ke Haiti. Saat itu, beliau sedang
memebritakan Injil dan berdoa untuk orang yang sakit menurut Markus 16:15-18. Agama di
kepulauan Haiti adalah kepercayaan voodoo (ilmu sihir). Akibatnya, kegiatan iblis di Negara itu
sangat kuat dan mencolok. Kuasa kegelapan diberi kebebasan untuk berkuasa di sana.
Pendeta Dean merasa dibimbing oleh Roh Kudus secara khusus untuk mendoakan orang-orang
yang buta untuk maju kedepan. Dua puluh orang menanggapi undangan itu. Tatkala ia berdiri
dihadapan mereka dan menunggu perintah Roh Kudus, ia diberi perintah yang sama untuk 19 dari 20
orang tersebut. Roh Kudus berkata: “Usirlah roh yang menyebabkan mereka buta.” Setiap kali ia
melakukan perintah itu, dalam sekejap mereka semua disembuhkan. Mereka dapat melihat dengan
sempurna.
PAGA! Petir Ilahi itu dengan tepay menyambar sasaran, menembus mata yang buta, serta
mengembalikan penglihatan mereka. Banyak orang percaya tidak menyadari bahwa mereka dipenuhi
dengan kemuliaan dan terang Allah. Rasul Paulus berkata, “tidak tahukah kamu bahwa kamu sekalian
adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu” (1 Kor 3:16) kata “bait” yakni “naos” yang
artinya “tempat yang mahakudus”, dan kata “diam” diambil dari kata PL Shakan, yang artinya
“berdiam atau berada.” “Kemulian Shekinah”yakni kemuliaan yang berada atau diam ditempat
mahakudus. Artinya Paulus berkata bahwa di dalam Kristus, kemuliaan Shekinah Allah sekarang
menjadi shakan di dalam diri kita (baca 1 Sam 4:4; 2 Sam 6:12-19).
Di dalam 2 Kor 4:6-7 dikatakan “Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan
terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh
terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini
kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu
berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”
Bangsa Israel mengangkat Tabut Perjanjian lambing dari kehadiran dan kemuliaan Allah di
dalam peperangan (Yos 6:6). Apabila tabut itu berangkat, suara diserukan, “Bangkitlah, Tuhan,
supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-
Mu” (Bil 10:35). Kehadiran dan kemuliaan yang sama itu sekarang tinggal di dalam diri kita. Kunci

45
kemenangan kita adalah mengikut sertakan hadirat Allah di dalam setiap peperangan yang kita hadapi.
Allah bangkit dan menyerakkan mush-musuh-Nya melalui diri kita!
Sebab itu tempatkanlah dirimu pada tempat yang benar dihadapan Tuhan Yesus, dan ijinkan
Dia bersinar melalui dirimu serta menyambar tepat pada sasaran! Pedang ini memiliki kuasa
adikodrati untuk mengalahkan segala pekerjaan iblis-jika kita memakainya dengan iman.
Tempatkanlah dirimu secara rohani di depan anak-anakmu yang memberontak dan mintalah
Allah mengirimkan halilintar yang melembutkan hati mereka. Arahkan sinar terang Allah kepada
apapun yang mengikat mereka dan mulailah menyerang dalam roh!
Bagi pasangan suami istri, mintalah Allah menyinari kehidupan pasanganmu, menghancurkan
setiap tipuan kuasa gelap dan memerdekakan mereka.
Bagi para pendeta, berserulah kepada Roh Kudus agar Ia menyinari, menghancurkan roh
perselisihan, roh perpecahan dan roh puas diri yang menguasai jemaatmu.
Ingatlah, apabila anda menantikan Allah untuk bekerja, mungkin Ia sebenarnya sedang
menunggu anda. Lepaskanlahsinar itu! Panggilah dalam nama Yesus. SERANG!! SERANG!!!
SERANG !!!!
Pertanyaan renungan
1. Apa hubungan antar paga dengan petir?
2. Jelaskan hubungan antara terang/petir Allah dengan penghukuman-Nya. Dapatkah
Anda menjelaskan bagaimana hal itu terjadi di Kayu Salib?
3. Apakah hubungan antara Allah, terang, pedang-Nya, dan doa syafaat kita?
4. Dimanakah letaknya “tempat yang mahakudus” itu? Jelaskan hubungannya dengan doa
syafaat
5. Pikirkan sebuah situasi di mana terang mengalahkan kegelapan. Bagaimana Allah
melakukannya? Sekarang, pikirkanlah situasi di mana doa syafaat dapat digunakan
untuk memperoleh hasil yang sama.
6. Apakah anda sedang menjadi wakil Kristus Yesus?

46
BAB XI

HAKIKAT DOA

Kesabaran adalah sebuah hal yang penting bagi seorang pendoa, kata “sabar” atau
makrothumia dalam Galatia 5:22 menurut Strong’s Concordance di definisikan sebagai “daya tahan
atau ketabahan.” Namun di jaman serba instan saat ini, kita sering dibuat kehilangan sebuah karakter
dari ketekunan. Kebanyakan kita ingin doa kita dengan cepat dijawab. Namun kenyataannya tidak
semua doa-doa kita dijawab langsung secara instan. Sebab ada jawaban yang langsung instan namun
ada juga yang harus menantikan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Cheetha (Macan tutul) adalah seekor binatang yang memiliki kemampuan berlari yang sangat
memadai. Ia dapat berlari 105 km/jam. Ia sangat memadai sebagai binatang yang berlari tercepat.
Namun cheetah memiliki kelemahan, yakni jantungnya yang kecil mengakibatkan ia mudah kelelahan.
Jika ia tidak dapat menangkap musuh dalam waktu yang cepat, maka ia harus mengehentikan
perburuannya. Jika tidak ia akan kolaps.
Orang percaya saat ini sering seperti itu, kita masuk kekamar doa dengan penuh semangat, dan
menaikkan doa-doa yang penuh semangat, namun karena kelemahan hati kita, kita sering bimbang
sebelum kita menerima jawaban doa-doa kita. Seorang pendoa dapat saja berdoa dengan semangat
tetapi ia juga harus memiliki daya tahan yang cukup tinggi yang berasal dari hati doa yang kuat dan
penuh kesabaran. George Muller adalah seorang pendoa syafaat yang tekun. Ia berdoa untuk seseorang
selama enam puluh tiga tahun delapan bulan agar orang itu bertobat. Meskipun ia belum bertobat
katanya, tetapi saya yakin ia akan bertobat. Hal itu tidak mungkin tidak terjadi…sebab saya berdoa.
Apa yang terjadi pada saat peti mati Muller diturunkan untuk di kubur, sahabat yang ia doakan
menyerahkan dirinya kepada Yesus. YANG PENTING ADALAH JANGAN MENYERAH
SEBELUM JAWABAN DOA KITA DATANG! Muller tidak menyerah!
Tuhan Yesus berdoa selama tiga jam di taman Getsemani agar Ia mendapatkan kekuatan
menghadapi salib. “Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata…”
(Ibr 5:7) sering mungkin kita berpikir “ya, lakukan hal yang mudah-mudah saja!” memang mungkin
nasehat itu dapat berlaku untuk area tertentu, tetapi, TIDAK untuk masalah Doa, sebab hal itu tidak

47
berlaku. Seringnya kita gagal dalam mengikuti kehendak Tuhan pada masa kini, bukanlah karena kita
tidak mengerti hal-hal, melainkan sering terjadi karena kegagalan hati dan roh kita.
Tentu kita bertanya mengapa dibutuhkan ketekunan dalam berdoa? Apakah Allah menuntut
jumlah doa tertentu untuk situasi-situasi tertentu? Namun kita dapat mengambil sebuah peluang, bah
wa Allah terkadang mengajarkan kita sesuatu. Mungkin juga karena Ia memiliki waktu yang tepat
untuk menjawab doa kita. Oleh Karena itu berdoalah dengan iman dan nantikanlah Allah.
Namun ada hal lain yang perlu kita mengerti, adalah bahwa dalam konsep doa kita sungguh-
sungguh harus melepaskan kuasa Roh Kudus dari kita untuk mencapai sesuatu. Dalam bab mengenai
doa persalinan, kita tahu bahwa hal ini akan terjadi ketika kita berdoa dalam Roh. Kita juga dapat
memperkatakan Firman Allah sebagai pedang yang siap sedia untuk menghadapi hal-hal tertentu
(Ef6:17). Pernyataan atau perintah umum merupakan aktiviats lain yang dapat melepaskan kuasa Roh
Kudus (baca Mat 17:20; Mark 11:23), hal lain adalah praktek penumpangan tangan untuk mengalirkan
kuasa Allah (Mar. 16:18; dan Ibr 6:2).
Kuasa Roh Kudus mutlak dapat dialirkan melalui kita. Kuasa Allah memebri kehidupan,
kesembuhan, dan keutuhan pada dunia mengalir dari diri kita-Gereja-Nya. Kita adalah tempat yang
mahakudus, yakni tempat kediaman Allah dibumi. Manakala Allah ingin mencurahkan kuasa-Nya atas
bumi, kuasa-Nya tidak perlu dilemparkan dari atas / dari langit, karena kuasa itu datang dari umat-
Nya, tempat Roh-Nya berdiam di bumi.
Gereja adalah rahim Allah dimuka bumi, yang akan melahirkan kehidupan Allah dan
menyalurkannya kepada dunia. Hidup yang dihasilkan Kristus keluar melalui rahim Gereja Tuhan.
Dalam Yoh 7:38 Yesus berkata, “Siapa saja yang percaya kepada-KU, seperti yang dikatakan Kitab
Suci, ‘dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” kata “hati” atau yang dalam versi KJV
“belly” (perut) berasal dari kata koilia yang secara harafia artinya “rahim.” Jika kit abaca ayat ini
dengan pengertian tersbut maka, ayat ini berbunyi “Dari dalam rahimnya akan mengalir aliran-aliran
air hidup.” Rahim berbicara reproduksi, rahim berbicara kelahiran, atau melahirkan kehidupan.
Dalam Wahyu 22:1,2 kita menemukan sebuah frase yang sama:
“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-
menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan
sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”
Kata frase “sungai air kehidupan” dalam ayat ini sama dengan “aliran-aliran air hidup” di Yoh
7:38 dalam bahasa Yunaninya. Selanjutnya di dalam Yoh 7:39 kita menemukan teks yang mengatakan
“Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya…”
Roh itu adalah Roh Allah yang mengalir di dalam diri kita. Roh Allah tidak menumpangkan tangan

48
kepada orang yang sakit, melainkan kita, sedangkan Ia (Roh Kudus) di dalam diri kita akan melepas
sungai yang mengalir kepada orang tersebut, sehingga mereka diurapi dan dipilih olah Allah. Allah
melakukan semua hal tersebut melalui kita. Kitalah yang memiliki pedang Roh yaitu perkataan Tuhan.
Tuhan berbicara melalui umat-Nya, dari alam roh kita. Ketika kita memperkatakan Firman-Nya dalam
situasi tertentu dan di dalam bimbingan Roh Kudus, itu seperti Anak Domba sendiri yang berfirman,
hal ini akan melepaskan kehidupan Allah! Haleluya!
Hal lain yang perlu kita pahami dalam topic ini adalah adanya ukuran-ukuran dalam kuasa
yang ada pada kita. Ada tingkatan-tingkatan rohani yang dapat diukur. Rom 12:3 berkata “…menurut
ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Kata “ukuran” disini berasal dari
kata metron, yang adalah akar kata dari “meter”. Dengan kata lain, Allah telah “mengukur” porsi
iman kepada semua orang; dan porsi iman itu terus bertumbuh.
Ada teks yang menarik untuk kita lihat berhubungan dengan hal ini. Dalam Mark 6:5 ketika
pelayanan Yesus di Nazaret dikatakan karena orang-orang yang tidak percaya di sana “Ia tidak dapat
mengadakan satu mujizat pun disana” kata tidak dapat di sini bukan karena Yesus memilih untuk tidak
melakukan mujizat, melainkan bahwa Yesus TIDAK dapat… hal ini terjadi keran tingkat iman dan
ketidakpercayaan orang-orang di sana menghalangi kuasa Allah untuk mengalir. Meskipun YEsus
menyembuhkan beberapa orang namun Ia tidak dapat melakukan mujizat
Satu kasus lain adalah dalam Mat 17:14-21, dimana murid-murid Yesus mengusir setan dan
menyembuhkan orang-orang sakit karena Yesus telah memebrikan mereka otoritas dan kuasa untuk
melakukannya. Seorang anak yang sakit ayan dibawa kepada mereka, tetapi murid-murid-Nya tidak
dapat menyembuhkannya. Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan anak tersebut, murid-murid bertanya
kepada-Nya mengapa mereka tidak dapat melakukannya. Tuhan mengatakan ukuran iman dan kuasa
yang lebih besar yang menjadi masalah dalam hal ini.
Prinsip inilah yang menjadi alasan mengapa diperlukan waktu untuk mendapatkan jawaban
doa. Menerima mukjizat “instan” merupakan suatu pengecualian. Prinsip ini tidak hanya meminta
Bapa untuk melakukan sesuatu, melainkan melepaskan kuasa yang cukup besar dialam roh untuk
menyelasikan suatu tugas. Lalu mari kita menindaklanjuti apa yang kita doakan tersebut.

NABI-NABI YANG BERTEKUN DEMI MENDAPATKAN KUASA


1 Raja-raja 17:21 “Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru
kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam
tubuhnya." Mengapa Elia harus berdoa tiga kali? Apakah karena tingkat kerohaniannya belum tepat?
Atau iatidak mempunyai cukup iman? Atau ia salah berdoa? Saya percaya alasannya adalah karena

49
Elia sedang melepaskan kehidupan dari “rahim rohaninya” setiap kali ia berdoa. Dibutuhkan
kehidupan yang cukup besar untuk membangkitkan orang mati!
Mohon diingat kita tidak sedang berbicara mengenai keterbatasan Allah. Allah dapat
membangkitkan anak yang meninggal waktu pertama kali Elia berdoa, dan juga tidak perlu Elia
berdoa sebanyak tujuh kali agar hujan turun, karena Allahlah yang menyuruh Elia melakukan hal itu
(1 Raj 18:1) atau juga tidak perlu Daniel harus berdoa selama 21 hari untuk menerima jawaban doa
dari Allah. Allah sanggup menghancurkan iblis hanya dengan satu kata saja (Dan 10:12). Tetapi yang
harus kita ingat adalah Allah memutuskan untuk bekerja di dunia melalui manusia.
Mengapa Yesus harus berdoa selama tiga jam di taman Getsemani? Mengapa malaikat tidak
segera dating menghibur-Nya? Kuasa Allah sedang dilepaskan dalam roh yang membuat sebuiah
terobosan, itulah yang terjadi. Ini tidak mengajarkan kepada kita mengulang-ulang doa yang sia-sia.
Akan tetapi penekanan kita adalah perlunya memahami cara-cara dan prinsip-prinsip Allah supaya kita
tahu bagaimana caranya melepaskan aliran-aliran kuasa-Nya, supaya anda dapat melahirkan banyak
hal dari rahim rohani anda. Ketika kita bekerjasam dengan Allah, maka Roh-Nya dapat pergi dan
menaungi situasi itu dan melepaskan kuasa kehidupan-Nya sehingga kita menerima apa yang kita
doakan.
Dalam Ef 3:30 “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” kata “kuasa yang
bekerja di dalam kita” oleh Wuest diterjemahkan sebagai “sesuai dengan ukuran kuasa yang bekerja
dalam kita” kata “ukuran” memiliki konotasi “saluran”. Namun pertanyaan adalah apakah kita
menyalurkan kuasa itu?
Janganlah kita berpikir kita dapat melepaskan kuasa yang cukup besar untuk memperoleh
mukjizat dengan doa yang angina-anginan dan apa adanya. Anda harus melepaskan kuasa Allah yang
ada pada anda yang anda dapatkan dengan berdoa sungguh-sungguh dengan teratur. Dalam Yak 5:16
dikatakan “Doa orang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya.” Menurut Wuest diterjemahkan
“Doa orang yang benar sanggup melakukan banyak perkara ketika doa itu bekerja” kata doa ini
adalah sebuah doa yang sungguh-sungguh (keluar dari hati,terus menerus). Karena itu kita harus
melepaskan kuasa itu.
Wahyu 5:8 “Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan
kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi
dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.”
Wahyu 8:3-5 “Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan

50
takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan
api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan
gempa bumi.”
Dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa ada cawan-cawan yang menampung doa-doa kita
disurga, lalu pada waktu yang ditentukan oleh Tuhan doa-doa yang dinaikkan kepada Allah di dalam
cawan itu suatu kali malaikat Allah mengambil cawan tersebut dan mengisi pendupaan itu dengan api
dari mazbah, lalu melemparkannnya ke bumi. Meledaklah guruh diserta halilintar dan gempa bumi.
Bayangkan, mungkin itulah yang terjadi ketika Elia alami di gunung Sinai ketika Api Allah
membakar persembahan yang ia berikan (1 Raj 18:38). Atau yang terjadi ketika hari Pentakosta, atau
bahkan yang dialami oleh Paulus dan Silas (Kis 16:26).
Namun kadang-kadang Allah tidak dapat mengabulkan permintaan kita karena kita tidak
memberinya cukup kuasa dalam doa-doa kita untuk mengerjakan mukjizat-Nya. Mungkin Allah sudah
menuangkannya, tetapi masih belum cukup! Hal ini bukan masalah iman saja, melainkan juga kuasa.
Apa yang Allah harapkan dari kita adalah jadilah radikal dan berdoalah dengan iman radikal
sehingga Allah dapat menuangkan kuasa Allah. Namun jadilah tekun di dalam doa. Kemenangan
hanya dapat dinikmati oleh orang yang tekun, bukan oleh orang yang marah; oleh orang yang setia,
bukan orang yang menunjukkan emosi dan energi yang hebat. Kita dapat berdoa dengan berapi-api
namun juga kita perlua berdoa dengan tekun, setia, dan sistimatis. LEPASKANLAH KUASA
ALLAH..LAGI DAN LAGI LEPASKANLAH!!
Pertanyaan renungan
1. Apakah arti “hakikat” doa? Apa hubungannya dengan ketekunan?
2. Berikanlah beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa hal-hal yang rohani
ternyata dapat diukur. Sekarang terapkanlah kebenaran ini kepada doa dengan
menggunakan Efesus 3:20-21, dan Yakobus 5:16 sebagai dasar?
3. Dapatkah anda pikirkan situasi-situasi dimana anda mungkin berhenti berdoa sebelum
cawan doa anda penuh? Adakah situasi-situasi dalam hidupmu yang memerlukan lebih
banyak kuasa untuk mendapatkan jawaban?
4. Apakah anda mengasihi Yesus?

51
AMPUNILAH KAMI BAPA

“Bapa, mengapa hal yang yang paling kami butuhkan, paling


jarang kami lakukan? Mengapa sebagian besar diantara kami sangat
sibuk sehingga kami kehabisan waktu? Mungkin Engkau merasa
kecewa selama berhari-hari tatkala mata-Mu menjelajahi dunia untuk
mencari sesorang yang hatinya sepenuhnya menjadi milik-Mu.
Pastilah Engkau sering menangis ketika Engkau mencari laki-laki atau
perempuan yang bersedia menjadi jembatan antara jurang pemisah
tetapi tidak menemukan seorangpun. Hati-Mu seringkali sakit karena
ulah kami, umat-Mu, karena kami tidak mau bangkit dan menjadi
umat sesuai panggilan-Mu

Kami merendahkan diri kami dihadapan tahta-Mu dan memohon


supaya Engkau mengampuni atas ketidak setiaan kami dalam
berdoa. Dan ampunilah kami, selaku pemimpin-pemimpin, Tuhan,
yang tidak menyatakan kebenaran kepada umat-Mu. Ampunilah kami
Gereja-Mu-yang selaku Tubuh Kristus-karena kami sering
membiarkan iblis berkuasa di negeri ini, padahal kami tahu Engkau
memiliki kuasa yang sangat besar di dalam “rahim”kami untuk
mengubah keadaan ini.

Ampunilah kami Bapa, karena semua ini bukan kesalahan-Mu,


sehingga ada generasi diberi julukan X (aborsi). Bukanlah kehendak-
Mu agar kami membunuh generasi penerus kami sebelum ia

52
dilahirkan dan menghirup nafas untuk pertama kalinya. Bukanlah
rencana-Mu bahwa kami masih kalah terhadap kebencian dan
perpecahan di negeri kami.

Ampunilah kami Tuhan, sucikan kami sekarang dan putuskanlah


rantai-rantai kutuk yang selama ini kami biarkan menguasai kami.
Ampunilah kami dan sucikanlah kami dari dosa-dosa
kelesuan/kemalasan, rasa puas diri, ketidaktahuan, dan
ketidakpercayaan. Basuhlah kami dengan air firman-Mu.
Hancurkanlah kemalasan kami dalam berdoa, yang telah ribuan kali
kami pertahankan dengan berbagai alasan. Sikap ini sebenarnya
adalah ketidaktaatan, ketidakpercayaan dan dosa.

Bapa, ampunilah dan bebaskanlah kami. Bebaskan kami dari


sikap yang hanya ingin mendengarkan Firman saja. Tetapi tidak ingin
melakukannya. Berikanlah kami rumah-rumah dan gereja-gereja yang
didirikan diatas batu karang ketaatan kepada firman-Mu.
Bangkitkanlah dalam diri umat-Mu, ketekunan yang dimiliki Yesus,
seperti yang dimiliki gereja mula-mula. Mampukanlah kami
membuang segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Roh-Mu dan
pindahkan kepada sikap yang mau membayar harga dan memegang
erat kerajaan-Mu.
Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu. Baptislah kami dengan
api-Mu. Kiranya Engkau memberikan Roh anugerah dan seruan
permohonan. Biarlah urapan yang barasal dari takhta-Mu mengalir
kepada jiwa-jiwa yang lapar dan lelah menjalani hidup yang biasa-
biasa – tanpa perubahan, mediokritas, kematian, kebinasaan. Kami
lelah menghadapi semua itu, Allah. Kami lelah terus menerus

53
dikalahkan oleh musuh yang sebenarnya talah kalah. Kami telah
dihalang-halangi dari tujuan hidup kami, baik secara pribadi mauapun
sebagai suatu bangsa. Kami lelah untuk terus menerus kekurangan
dan mengalami sakit penyakit. Kami lelah terhadp dosa-dosa kami.
Kami lapar dan dahaga untuk sesuatu - yaitu Allah yang ada di
dalam Alkita!”

BAB XII
TINDAKAN YANG BERBICARA, KATA-KATA YANG BEKERJA

Ada sebuah aspek yang menarik di dalam doa syafaat yang hanya diketahui dan dipraktekkan
sedikit orang saja. Aspek iru adalah tindakan dan pernyataan nubuat. Apa artinya? Ketika kita
mengatakan bahwa ada sesuatu yang “bersifat nubuat” maka yang kita maksud adalah
1. Meramal/foretelling (yaitu mengatakan atau memberitahukan kejadian-kejadian
dimasa depan, atau,
2. Forthtelling – sebuah tindakan maupun kata-kata yang menyatakan sesuatu atas nama
Allah, yang kedua ini mungkin sifatnya tidak meramalkan peristiwa-peristiwa di masa
depan sama sekali.
Sesuatu yang bersifat nubuat dapat mencakup satu atau dua hal di atas: (foretelling atau
Forthtelling). Kata-kata atau tindakan-tindakan nubuat mempersiapkanjalan, dengan cara yang sama
seperti Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Juruselamat dan supaya kemuliaan Tuhan
dinyatakan (Yesaya 40:1-5). Pelayanan nubuat ini melapangkan jalan untuk kemuliaan nama Tuhan
dan pelayanan Yesus. Tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan nubuat menyiapkan jalan bagi
Allah untuk bekerja di muka bumi.

54
Semua itu membebaskan Allah untuk bekerja, karena sesungguhnya mereka berfungsi sebagai
alat atau cara yang telah dipilih Allah untuk mencapai tujuan-Nya. Kata membebaskan di sini bukan
berarti Allah terikat. Membebaskan di sini berarti:
1. Ketaatan kepada Allah akan mendatangkan jawaban dari Allah. Tindakan-tindakan dan
pernyataan-pernyataan nubuatan ini tidak mempunyai arti jika itu tidak dipimpin oleh
Allah sendiri. Demikian juga ketika Allah memebrikan perintah, maka kita harus
menaatinya. Allah memilih untuk melakukan banyak hal dengan cara-Nya sendiri, dan
jika kita taati, maka Allah dapat bekerja dengan bebas dan leluasa. Ia tidak selalu
memebrikan penjelasan kepada kita mengapa kita harus melakukan cara-cara tertentu.
Namun jika kehendak-Nya kita taati, Allah mengerjakan apa yang perlu dikerjakan.
2. Iman akan membebaskan Allah bertindak. Ketika Ia berkata “lakukanlah ini” maka
iman dan ketaatan akan membebaskan Ia untuk bertindak.
3. Hal-hal itu membebaskan Allah dalam arti bahwa Ia adalah Allah yang kreatif dan
firman-Nya dilepaskan ke dunia melalui pernyataan-pernyataan nubuat! Apabila anda
tidak terbuka terhadap pewahyuan, maka anda tidak akan dapat mengalaminya.
Bukalah hatimu untuk menerima pencerahan dari Allah.
Ketiga hal ini kita definisikan menjadi : Tindakan atau pernyataan nubuat adalah sesuatu yang
dikatakan atau dilakukan di dalam alam jasmaniah menurut petunjuk Allah dengan tujuan
mempersiapkan jalan bagi Dia untuk bekerja dalam alam roh, yang mengakibatkan perubahan dalam
alam jasmaniah. Jadi, bagaimana Allah bekerjasama dengan manusia untuk mencapai tujuan-Nya?
Allah menyuruh kita untuk melakukan atau mengatakan sesuatu, dan kita taat. Kemuadian perkataan
dan tindakan itu membawa dampak pada alam roh, dan yang akhirnya mempengaruhi alam jasmaniah
(seperti boomerang yang dilemparkan).
Di dalam Alkitab kita menemukan kejadian ini di dalam kitab Keluaran 14:16,21, di mana
Musa merentangkan tongkatnya ke arah Laut Merah. Alkitab menuliskan “Dan engkau, angkatlah
tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan
berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering…Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut,
dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras,
membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.” Dalam kisah ini Allah
memerintahkan Musa mengulurkan tongkat itu, ketika Musa melakukannya, maka hasilnya adalah air
laut itu terbelah.
Jika Musa tidak melakukan hal ini, maka Laut Merah tidak akan terbelah. Tindakan yang sama
terjadi ketika mereka berperang dengan bangsa Amalek di Rafidim (Kel 17:9-13). Meskipun dalam
bab 9 kisah ini diangkat untuk menunjukkan perbedaan antara otoritas dan kuasa. Tetapi apa yang

55
terjadi di sini juga merupakan demonstrasi yang jelas dari tindakan nubuatan. Ada beberapa contoh
lain yang bisa kita temukan dalam (Kel 17:6; 2 Raj 13:14-19; 2 Raj 5:10-14; Yoh 9:6-7) di dalam 2
Raja-raja 5:10-14, ada sebuah hal yang menarik, ketika Naaman tidak mau membasuh dirinya
menuruti perkataan Elisa. Maka pegawai Naaman mengatakan “kalu begitu tuan tidak akan sembuh”
mengapa? Karena Allah memilih untuk bekerja dengan cara itu, maka dengan demikian cara kita yang
lain menjadi tidak berguna.
Di dalam Yeremia 6:18-19, ia bernubuat dan berkata. “sebab itu dengarlah, hai bangsa-
bangsa…dengarkanlah, hai bumi,”(baca Yer 22:29), Mungkin jika sekarang kita keluar dari rumah
dan berkata, “hai seluruh bumi, dengarkanlah aku sekarang! Orang akan berpikir bahwa kita orang
bodoh. Akan tetapi itulah yang dilakukan Yeremia. Kita harus mengerti bahwa ini bukan sekedar
mengucapkan kata-kata biasa. Akan tetapi, ketika kita bernubuat, kita akan berbicara atas nama Allah,
yang melepaskan kuasa-Nya untuk melakukan sesuatu. Bukankah ini yang terjadi bilamana kita
berkhotbah atau memebritakan Injil, yang merupakan kuasa Allah untuk menyelamatkan manusia?
(Rom 1:16). Ketika kita mengucapkan firman Allah, kita melepaskan kuasa dari kata-kata itu.
Bukankah hal yang sama terjadi ketika kita mengucapkan Firman-Nya sebagai pedang dalam
peperangan rohani? Allah mengisi kata-kata kita dengan kuasa-Nya. Kalau demikian, dalam situasi
yang lain mengapa Allah tidak mengijinkan kita untuk menjadi penyambung suara-Nya? Kita harus
memahami bahwa kuasa Roh Kuduslah yang mengilhami setiap pernyataan nubuat. Dan hal itu akan
melepaskan kuasa Allah untuk bekerja dalam setiap situasi.
Mungkin sebagaian dari orang-orang mengatakan “tetapi mereka kan memang nabi dan Tuhan
Yesus”. Benar, tetapi kita harus melihat setelah Tuhan menghardik topan badai, Yesus juga
menghardik murid-murid-Nya atas ketakutan dan ketidakpercayaan mereka, sebenarnya Tuhan ingin
mereka melakukannya. (Baca Mik 1:2; Mat 21:19-21). Kita menjadi suara Allah di dunia ini.
Sue Curran dalam bukunya, The Praying Church, ia mengutip ucapan S.D. Gordon:
Walaupun doa mempengaruhi Allah, tetapi doa tidak mempengaruhi kehendak-Nya. Doa
hanya mempengaruhi tindakan Allah. Segala hal yang benar yang pernah di doakan, Allah telah
berkehendak melakukannya. Tetapi Ia tidak melakukan sesuatupun tanpa persetujuan kita. Kadangkala
Allah terhalang melakukan kehendak-Nya karena kurangnya kemauan kita. Ketika kita belajar tentang
kehendak-Nya dan mendoakannya, maka hal itu akan memberikan kesempatan kepada Allah untuk
bertindak.32
Hosea 6:5 adalah ayat yang luar biasa tentang penghakiman Allah, “Sebab itu Aku telah
meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan
mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang” Allah melakukan hal itru melalui perkataan nabi-
32
Sue, Curran, The Praying Church (Blountville, Tenn,: Shekinah Publishing Company, 1987),140.

56
nabi-Nya. Firman Allah diperdengarkan melalui manusia. Untuk menjadi efekti, pernyataan-
pernyataan itu harus merupakan perkataan atau tindakan yang diperintahkan Allah. “Demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia
akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadaya” (Yes 55:11). Allah tidak berbicara dari awan-awan, tetapi sekali lagi dari mulut nabi-nabi-
Nya.
Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa Allah sudah tidak berbicara lagi secara langsung
kepada kita sekarang, karena saat ini Ia hanya berbicara melalui Alkitab. Baiklah kita hormati
pandangan mereka. Tetapi anda yang percaya bahwa Roh Kudus juga berbicara di dalam roh kita,
dengarkanlah petunjuk-Nya saat anda berdoa. Namun tetntu saja semua itu harus kita lakukan sesuai
dengan firman Allah.
Adalah bijaksana untuk kita dapat membaca buku-buku yang baik, yang mengajarkan kita
bagaimana mendengarkan suara Allah. Berkonsultasilah kepada pemimpin-pemimpin rohani yang
saleh dan dewasa sebelum melakukan hal-hal yang aneh di pemandangan public. Pakailah hikmat dan
jika masih ragu-ragu, teliti dan cek kem,bali kebenarannya. Dan jangan pernah melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan Alkitab. Ingatlah bahwa jika pengakuan itu berasal dari Allah artinya kita
mengatakan kembali perkataan Allah, maka pengakuan itu akan banyak menghasilkan buah. Namun
jika tidak maka pengakuan itu tidak berguna.
Dalam Alkitab, firman Allah disebut juga sebagai “benih”. Akar kata bahasa Yunaninya adalah
sperio. Spora dan sperma adalah juga variasi dari kata ini. Keduanya juga diterjemahkan sebagai
“benih”. Cara Allah untuk reproduksi atau melahirkan sesuatu kehidupan adalah melalui firman-Nya,
dimana kita; dilahirkan kembali (1 Pet 1:23), dibersihkan (Yoh 15:3), di dewasakan (Mat 13:23),
dibebaskan (Yoh 8:31-32), disembuhkan (Maz 107:20) dsb. Jadi jika kita memperkatakan firman
Allah dalam setiap situasi yang kita hadapi setiap hari, sesuai dengan pimpinan Roh Allah, maka
secara otomatis kita menaburkan benih-benih Allah, yang akan menghasilkan sebuah kehidupan.
Ayub22:28 (NASB) berkata, “Apabila engkau memutuskan untuk berbuat seuatu, maka hal itu
akan terwujud bagimu.” Kata “memutuskan”secara harafiah artinya “membuat keputusan atau dekrit”
yaitu memikirkan sesuatu lalu membuat keputusan. Makna asli dari omer diterjemahkan sebagai
“sesuatu”, artinya “sebuah kata; sebuah perintah; sebuah janji” atau kalimat yang lebih tepat
dijabarakan sebagai “Engkau harus memutuskan atau menyatakan sebuah kata.” Lalu Tuhan
menjanjikan bahwa “hal itu akan terwujud (bangkit atau berdiri) bagimu”. Saya percaya Allah
berfirman, “Engkau harus memutuskan untuk mengucapkan sebuah kata dan bangkit. Engkau harus
menaburkan benih-Ku. Dan benih itu akan bangkit (tumbuh) dan menjadi sesuatu di bumi.

57
Maukah anda mengadakan keselamatan di muka bumi dengan menaburkan benih-benih
keselamatan? Adakanalah pembebasan bagi seseorang dengan menyatakan kebebasan itu. Adakanlah
roh kesatuan atas gereja dan kota anda dengan menyebarkan beih kesatuan. Adakanlah rencana Allah
dalam kehidupan anak-anak anda dengan menaburkan benih-benih rencana Allah. Tanami, dan
rawatlah dengan baik, anda boleh membuktikan bahwa firman Allah akan menghasilkan panen raya
yang besar. HADIRKANLAH KEMBALI KEMENANGAN KALVARI MELALUI MULUT ANDA.
Ayub 6: 25 (KJV) berkata “alangkah kokohnya kata-kata yang benar!” kata “kokoh” berasal
dari kata marats yang artinya “menekan.”33 Sama seperti cincin segel raja menekan kertas dokumen
dan meterainya, demikian pula perkataan kita, memeteraikan banyak hal. Baik keselamatan, janji-janji
Allah, dan tujuan hidup kita, serta banyak hal lain.
Jadilah berani untuk menyatakan firman Allah di dalam dan di atas segala situasi yang kita
hadapi. Taburkanlah benih firman-Nya ke bumi dan berharaplah untuk tuaian besar; maka semuanya
itu akan Allah buat terwujud. Semua akan bangkit, dan kehidupan akan datang!
Pertanyaan renungan
1. Definisikan tindakan dan pernyataan nubuat. Apa hubungan kedua hal ini dengan
“melepaskan kuasa Allah” berilah beberapa contoh dalam Alkitab?
2. Jelaskan hubungan antara firman Allah, benih dan pernyataan yang diilhamkan Roh
Kudus!
3. Dapatkah anda temukan ayat dalam Alkitab yang tepat untuk menyatakan keselamatan
seseorang?...bagaimana dengan ayat-ayat untuk kesembuhan seseorang? Bagaimana
dengan ayat-ayat Alkitab untuk dinyatakan pada kota anda?

33
James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville:Thomas Nelson Publisher, 1990)
ref.no. 4834

58
BAB XIII
URAPAN PENGAWAS

Alkitab berbicara juga tentang hal berjaga-jaga- dalam berbagai cara dan alasan-alasan yang
berbeda, termasuk juga berjaga-jaga dalam berdoa. Dalam Efesus 6:18 “dalam segala doa dan
permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” di dalam KJV kata berjaga-jaga
diterjemahkan sebagai “watching” (waspada, mengawasi, memperhatikan) dan 1 Petrus 5:8 kita
diingatkan “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. “ kedua konteks ini adalah ayat untuk
peperangan rohani. Setiap ayat menjelaskan tentang musuh kita dan menantang kita agar berjaga-jaga
atau waspada, baik kepada diri sendiri, maupun kepada teman seiman. Ingatlah pada tingkat mana
kita tidak tahu tentang cara beroikir dan cara kerja musuh kita-yaitu rancangan, rencana, siasatnya-
pada tingkat itulah ia mengambil keuntungan atas kita. Dari ayat-ayat diatas ada beberapa hal yang
dapat kita simpulkan, yakni:
1. Perlindungan dari serangan musuh-bahkan untuk pemercaya-tidak diterima secara
otomatis. Ada usaha yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya. Allah
memebrikan kebebasan bagi kita untuk memilih dan bertindak. Jadi ini tidak berbicara
soal kedaulatan Allah. Sebab jika begitu maka ayat diatas tidak tepat untuk kita, bukan?

59
2. Rencana Allah adalah untuk memperingatkan atau membuat kita berjaga-jaga
terhadap taktik iblis. Kalau Allah menyuruh kita untuk berjaga-jaga terhadap rencana
iblis, maka Ia akan membuat kita waspada. Dan ini juga berarti saatnya kita berjaga-
jaga. Allah tidak akan meminta sesuatu tanpa memampukan kita.
3. Kita harus waspada-dan senantiasa berjaga-jaga-atau kita tidak akan dapat
menanggapi usaha Allah untuk memperingatkan kita dari segala serangan dan
rencana iblis. Yesaya 56:10 berbicara tentang penjaga-penjaga yang buta. Mungkin ini
juga merupakan gambaran kita yang sesungguhnya yang tidak berjaga-jaga. Janganlah
hendaknya kita memiliki mata namun tidak dapat melihat (Mark 8:18). Sebab itu
berjaga-jaga dan sadarlah!
4. Jika kita tidak berjaga-jaga dan waspada, jika kita tidak mengetahui rencana-rencana
iblis, maka ia akan mengambil bagian yang lebih besar. Ketidak tahuan kita dapat
membuat kita binasa (Hos 4:6)
Dalam PB kata untuk “mengawasi” berhubungan dengan konsep PL tentang penjaga, yaitu:
gregoreuo dan agrupneo, kedua kata ini memiliki arti yang sama yakni “tetap terjaga”, dalam
penegrtian seorang penjaga harus menahan dirinya untuk tidak tidur. Beberapa ayat menunjukkan
tentang ini yakni:
(Kol 4:2) “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”

(Mar 14:34)”lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."

(Mar 14:38) “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah."

(1Pe 5:8) “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

(1Kor 16:13) “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki!
Dan tetap kuat!

(Luk 21:36)”Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput
dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Kedua ayat terakhir diatas menggabungkan kata agrupneo dan kairos, yaitu waktu strategis
(dibahas dalam bab VI) hal ini menantang kita supaya tetap siaga menghadapi waktu kairos dan
berdoa dengan tekun.
PENJAGA-PENJAGA YANG ALKITABIAH

60
Istilah “penjaga” berasal dari PL yang dugunakan untuk menerangkan kata “pengawal;
pengintai.” Yakni orang yang bertanggung jawab untuk melindungi kebun-kebun anggur atau lading-
ladang, serta kota-kota dari serangan-serangan yang mengancam. Spt binatang, pencuri dan serangan
musuh. Para penjaga ini biasanya ditempatkan di atas gunung-gunung batu, bangunan-bangunan atau
menara-menara supaya mereka mempunyai jarak pandang yang lebih baik. Para penjaga biasanya
berjaga-jaga secara bergantian selama 24 jam.
“Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Pergilah, tempatkanlah seorang peninjau, apa yang
dilihatnya haruslah diberitahukannya. Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda,
pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh
perhatian." Kemudian berserulah orang yang melihat itu: "Di tempat peninjauan, ya tuanku, aku
berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam." (Yes
21:6-8)

“Angkatlah panji-panji terhadap tembok-tembok Babel, perkuatlah penjagaan! Tempatkanlah orang-


orang jaga, persiapkanlah penghadangan! Sebab TUHAN telah merencanakan dan melaksanakan
juga apa yang diancamkan-Nya terhadap penduduk Babel.” (Yer 51:12)

“Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari
dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan
TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang” (Yes 62:6)
Para penjaga-penjaga ini bukan saja berjaga-jaga dari para musuh-musuh melaikan juga untuk
melihat para kurir/ pengantar pesan yang berlari dari satu kota ke kota lain. (baca 2 Sam 18:27)
penjaga-penjaga yang berpengalaman ini sering mendapatkan peringatan dari Roh Kudus. Mereka
dapat mengenali adanya “serigala-serigala” yang diutus musuh untuk menelan kawanan domba, atau
juga “orang-orang sewaan” dengan motif yang tidak benar. Para penjaga dapat mengenali keberadaan
orang jahat ini dari “cara mereka berlari” mereka dapat merasakan adanya kejanggalan-kejanggalan,
mungkin mereka tidak merasakan sejahterah terhadap orang-orang tertentu. Kebanyakan pengajaran-
pengajaran palsu, perpecahan dan kehancuran yang terjadi dalam Tubuh Kristus akan dapat dihindari
apabila para penjaga melakukan tugasnya dan para pemimpin mau mendengarkan para penjaga.
Dalam suratnya petrus mengatakan “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-
tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan
memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan

61
atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat” (2Pe 2:1-2)
Paulus juga memberikan peringatan kepada orang Efesus “Karena itu jagalah dirimu dan
jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa
sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan
menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang
dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya
mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang
malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air
mata.” (Kis 20:28-31)
Mereka mendengarkan nasehat Paulus karena Tuhan mengatakan dalam Wahyu 2:2 “Aku tahu
segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat
sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.”
Para penjaga rohani ini juga memperingatkan Tubuh Kristus terhadap serangan musuh, mereka
membunyikan tanda bahaya, dan jikalau para penjaga itu melakukan tugasnya dengan baik, maka kita
tidak perlu terkejut dan tidak siap terhadap iblis dan belatentaranya. Sebagai penjaga kita tidak hidup
dalam ketakutan terhadap musuh kita, atau dalam ketidaktahuan akan kehadirannya. Sayangnya hal ini
seringkali dianggap remeh oleh orang Kristen, mereka sering mencoba mengabaikan hal ini (bukankah
ini adalah taktis iblis?) sekali lagi, kita tidak berfokus hanya kepada iblis, tetapi ketika dating
mengasihi dan memuliakan Allah Bapa kita, kita HARUS tetap WASPADA terhadp musuh. Kita tidak
mencintai peperangan rohani, kita mencintai dan mengasihi Yesus tetapi jika diperlukan kita harus
maju menghadapi musuh (yakni iblis dan balatentaranya)
Para penjaga kota atau ladang tidak hanya melindungi dan mengawasinya, namun juga
“memagari sekeliling” dengan tanaman berduri. Bahasa Ibrani untuk “penjaga” adalah natsar, shamar
dan tsaphah. Ketiga kata ini juga menunjukkan arti tugas tersebut (memagari, melindungi,
mengawasi)34. Kata ini juga berkonotasi “menyembunyikan sesuatu.”35 Penjaga itu-melalui doa
syafaat-menciptakan perlindungan rahasia (lihat Mazmur 91). Arti lain dari “tsaphah” adalah
“bersandar ke depan dan memandang jauh ke depan” untuk melihat serangan musuh. Dia bertindak
proaktif, bukan reaktif (membalas). Inlah doa syafaat yang bersifat nubutan!

34
James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville:Thomas Nelson
Publisher,1990)ref.no.8104
35
Ibid., ref.no.5341

62
Dalam kalangan Teolog mempunyai istilah “hukum penyebutan pertama kali” maksudnya bila
sebuah subjek penting disebutkan pertama kali di dalam Alkitab, maka fakta-fakta penting tentang hal
itu bersifat konsisten dan relevan (sesuai pada masa) diseluruh Alkitab. Contoh “ular” yang disebut
dalam kej 3:1, dikatakan adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang… ini menunjukkan
tentang kelihaian dan kelicikan iblis. Allah memebritahukan kita satuhal yang penting yang harus kita
ingat tentang iblis: dia jauh lebih berbahaya sebagaoi ular yang licik daripada sebagai singa yang
mengaum-aum.
Dalam kitab Kejadian 2:15 Allah menyuruh Adam melindungi atau “menjaga”taman itu.
Menjaga dari siapa? Dari si ular tentunya! Sekali lagi berdasarkan hokum penyebutan pertama ini.
Alkitab memberi kita tanggung jawab utama sebagai penjaga, yaitu: MENGUSIR SI ULAR!
Lindungilah segala sesuatu yang telah Tuhan percayakan kepada kita dari ganguan si ular. Usirlah ia
keluar dari taman anda, dari keluarga anda, dari gereja, kota serta bangsa anda!...USIRLAH IBLIS!
Karena Adam tidak mengusir ular itu, akhirnya seorang malaikat harus mengusir manusia
pertama itu keluar. Kita dapat melindungi kawanan domba Allah dengan doa syafaat. Pengk 12:3
berbicar tentang perlindungan terhadap rumah; Mazmur 127:1 menggunakan konsep ini dalam
konteks melindungi sebuah kota. Dan 1 Samuel 26:15 dan 28:2 berbicara tentang pengawalan
terhadap seseorang. Amsal 4:23 memerintahkan kita untuk menjaga hati.
Dari ketiga bahasa Ibrani yang menerjemahkan kata “menjaga” ini kita mendapatkan poin-poin
yang perlu kita renungi. Dan mintalah Roh Kudus untuk kan penerangan kepada anda secara pribadi.
1. Memelihara atau pemelihara: kata ini merupakan kata yang paling sering dipakai-
paling sedikit 250 kali. Para penjaga memelihara keamanan benda-benda, tempat-tempat, dan orang-
orang. Pekerjaan mereka ialah memastikan tidak adanya kehilangan, pencurian, atau perusakan.
Mereka menjaga segala sesuatu tetap utuh, dan tetap menjadi milik yang berhak memilikinya.
2. Menjaga: Tugas para penjaga ialah menjaga keamanan. Kata ini sangat mirip dengan
nomor tuga.
3. Pengawal: Penjaga yang mengawal orang-orang, dan melindungi mereka dari bahaya
dan malapetaka. Mereka berfungsi sebagai perisai, agen rahasia kerajaan Allah, yang tugasnya
menjaga dan melindungi orang lain. Para penjaga ini bertindak mewakili Tuhan Yesus dengan
menjaga orang lain termasuk pendeta dan pemimpin-pemimpin Kristen. Peter Wagner, dalam
bukunya Prayer Shield , memberikan lima alasan mengapa para pendeta dan pemimpin Kristen
sangat memerlukan para penjaga yang setia mendoakan mereka, yakni:
• Para Pendeta Memiliki Beban dan Tanggung Jawab yang Lebih Besar. (Yak 3:1
“Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru;

63
sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih
berat.”
• Para Pendeta Lebih Sering Menjadi Sasaran Pencobaan. Jangan salah paham dengan
pernyataan ini, semakin tinggi anda mendaki tangga kepemimpinan Kristen, semakin
tinggi pula iblis menaruh anda pada daftar posisinya.
• Para Pendeta Lebih Sering MEnjadi Sasaran dalam Peperangan Rohani. Para
pengikut setan, tukang-tukang sihir, pengikut gerakan new age, para penganut
okultisme, dukun-dukun dsb. Telah membuat perjanjian untuk berdoa kepada iblis
untuk menghancurkan pernikahan-pernikahan para pendeta dan pemimpin-pemimpin
Kristen. Peperangan Rohani semakin memanas.
• Para Pendeta Memiliki Pengaruh Lebih Besar Terhadap Orang-orang Lain.
• Para Pendeta Lebih Mudah Dilihat Banyak Orang. Karena para pendeta selalu berada
di depan, mereka seringkali menjadi sasaran gossip dan kritik.
Dalam buku tersebut Wagner juga mengatakan “jika para pendoa syafaat berdoa sampai pada
tingkat tertentu, para pemimpin mendapatkan perlindungan yang lebih terhadap anak-anak panah dari
iblis. Daripada mereka hanya sekedar mengenakan perlengkapan senjata Allah yang wajib mereka
kenakan. Beth Alves dalam bukunya yang juga merupakan sumber pelatihan doa syafaat, yaitu “A
Mighty Warrior: a Guide to Effective Prayer” ( Pejuang yang perkasa: tuntunan bagi doa yang
efektif), menyajikan petunjuk harian untuk berdoa bagi para pendeta dan pemimpin rohani, yang
diringkas oleh Wagner sebagai berikut:
 Minggu: Pergaulan dengan Allah (pewahyuan rohani, urapan, kekudusan).
 Senin: Pergaulan dengan sesama (jemaat, staf pelayanan, orang-orang
yang belum diselamatkan).
 Selasa: Visi yang bertambah (hikmat dan pencerahan/penyingkapan
mata hati, motif, bimbingan).
 Rabu: Roh, jiwa, tubuh (Kesehatan, penampilan, sikap hati, keutuhan
jasmani dan rohani)
 Kamis: Perlindungan (pencobaan, tipuan-tipuan, musuh-musuh)
 Jumat: Keuangan (prioritas, berkat-berkat)
 Sabtu: Keluarga (secara umum, pasangan, anak-anak).
4. Penjaga Pintu: dibahas dengan nomor lima sebab pekerjaannya mirip.
5. Penjaga Gerbang: Para penjaga mempunyai kemampuan Rohani- di dalam kamar
doa mereka- untuk menentukan siap dan apa yang keluar masuk rumah mereka, dikehidupan

64
keluarga mereka, gereja mereka, kota dan bangsa mereka. Roh Kudus memberitahukan mereka
untuk dapat menentukan apa yang diperbolehkan, dan melalui doa, ia akan membuka dan menutup
pintu. Mereka mengundang Roh Kudus dan menolak setiap pekerjaan si jahat. Mereka akan mebuat
batas-batas perlindungan, sehingga musuh tidak dapat masuk.
6. Memelihara atau Pemelihara: Para penjaga memelihara atau menjaga sesuatu dari
keruntuhan dan kehancuran. Mereka memelihara kehidupan, urapan, gerakan-gerakan Allah dan
melindungi banyak hal lain melalui doa syafaat
7. Perhatikan: Para penjaga harus waspada. Ia harus memperhatikan walaupun sesuatu
sudah jelas, tetapi harus kita perhatikan secara ekstra. Sebagai tentara Allah, Tuhan “menarik
perhatian kita”. Banyak kehidupan yang harus diperjuangkan. Hasil tuaian yang harus dijaga.
Perhatikanlah!
8. Mengamati: konsepnya hampir sama dengan perhatikan tetapi ini menekankan
perenungan dan ketajaman penglihatan kita. Kita dapat mengamati banyak hal dalam doa, bahkan
sebelum hal itu terjadi.
9. Memandang: Menegaskan kembali apa yang telah diamati.
10. Berhati-hati: para penjaga harus waspada, terjaga dan siaga. Sekali lagi 1 Petrus 5:8
memepringati kita suapaya kita sadar. Selalu waspada, hai para pendoa syafaat! Awasilah singa/iblis
itu, dan ketika anda melihatnya sedang mengacaukan, “jumpailah” dia, dan teguhkanlah
kemenangan Kalvari.
11. Melindungi: para penjaga melindungi. Ia membangun tembok-tembok atau batas-batas
perlindungan dari iblis. Mereka menyalurkan berkat-berkat Allah.
12. Mempertahankan: Para penjaga mempertahankan hal-hal tertentu untuk Tuhan.
Seperti Integritas, urapan, kesehatan. Keuangan dan berkat-berkat Allah yang telah diterimanya.

Sebuah hal lain dari tipe doa syafaat ini adalah “mengepung atau menyerbu sebuah kota”
seorang penjaga mengawasi dan juga mengintai untuk menyergap musuh. Tubuh Kristus sedang
belajar meruntuhkan benteng-benteng iblis secara sistimatis. Melalui Roh-Nya, Allah memebrikan
kemampuan kepada kita untuk mengetahui rencana, kekuatan, kelemahan dan sifat-sifat iblis.
Sehingga kita dapat merebut banyak bangsa, kota, jiwa melalui doa. Benteng-benteng kegelapan
diruntuhkan, jiwa-jiwa terpenjara dilepaskan. Pengepungan di mulai dalam roh. Allah akan
menunjukkan kepada kita hal-hal yang perlu diikat dan dilepaskan, serta bagaimana melakukan hal itu.
Kita dapat melihat bagaimana Tuhan berhubungan dengan kota-kota atau wilayah-wilayah
dalam Alkitab secara kolektif:
1. Kota-kota disebutkan atau dinubuatkan (Yun 1:2; Nah 3:1; Mik 6:9 dan Wah 2-3)

65
2. Kota atau bangsa yang dihakimi (Niniwe,Sodom. Gomorah, Tirus, sidon dll)
3. Kota-kota yang diampuni dan batal dihukum (Niniwe)
4. Kota atau bangsa yang memiliki tujuan atau panggilan ilahi (Israel, Yerusalem, 7 kota
perlindungan dll)
5. Kota-kota diamankan atau dilindungi Tuhan (Maz 127:1)
6. Kota dan bangsa memiliki pemimpin yang menguasai daerah itu (Tirus Yeh 28:12;
Persia Dan 10:13; Efesus Kis 19:28; Pergamus Wah 2:12)
7. Suatu kelompok memiliki tingkat kebenaran atau tingkat dosa (suatu bangsa Ams
14:34; Sodom & Gomorah Kej 18:20-21; Amori Kej 15:16)
8. Kota yang memiliki tingkat iman atau tingkat ketidakpercayaan secara kolektif
(Nazareth Mark 6:5-6)
9. Kota yang memiliki Kedamaian dan kesejahteraan (Yer 29:7)
10. Kota menhgalami kebangunan rohani (Niniwe Yun 3:5-10)
11. Kota kehilangan kebangunan rohani (Yerusalem Luk 19:41-44)
Arti dari semua yang terdaftar diatas adalah “Allah juga bekerja dalam diri manusia secara
kelompok, bukan hanya individu” kebenaran ini akan memeprkuat doa-doa syafaat kita untuk banyak
jiwa-jiwa yang hilang.
Abraham berhasil berdoa untuk sebuah kota (Kej 18:22-33), Musa berhasil mendoakan sebuah
bangsa (Kel 32:9-14), orang-orang buangan dari Yerusalem diperingati untuk berdoa syafaat bagi
kota-kota yang mereka sekarang tinggali (Yer 29:7), di dalam 2 Taw 7:14 dikatakn bahwa doa-doa
dan gaya hidup kita dapat membawa pemulihan bagi sebuah bangsa. Pengk 9:15 dan Ams 21:22
mengatakan bahwa kebijaksanaan dapat membebaskan sebuah kota dan meruntuhkan benteng musuh.
Bagi anda yang serius ingin merebut kota anda bagi Allah, buku karangan Peter Wagner yang
berjudul, Breaking Strongholds In Your City” dapat memberikan anda banyak informasi. Victor
Lorenzo dalam buku yang sama menceritakan kesaksian rencana penginjilan di kota Resistencia,
Argentina, dalam waktu tiga tahun. Salah satu kesuksesan yang dipakai Victor adalah dengan
mengadakan pemetaan rohani. Dari pemetaan tersebut, ia menemukan empat roh yang menguasai kota
ini. Ia mengatakan:
Keesokan harinya, kami beserta tim pergi ke plaza bersama dengan pendeta-pendeta gereja-
gereja Resistencia, sekelompok pendoa syafaat yang terlatih dan Cindy Jacobs. Kami berperang
dengan gigih melawan penguasa-penguasa daerah itu selama empat jam. Kami menyerang mereka
berdasarkan hirarkisnya dari bawah ke atas. Pertama adalah roh Pombero, Curupi, San La Muerte,
Freemasonry, Queen of Heaven, Python yang kami curigai sebagai coordinator semua kejahatan di
kota itu. Ketika kami selesai berdoa, damai sejahtera dan kebebasan yang amat besar segera

66
mengalir di hati setiap orang-orang yang berdoa. Setelah peristiwa itu gereja-gereja di Resistencia
melonjak hingga sampai 102 persen. Pandangan masyarakat kepada gereja juga mengalami
perubahan, yang juag berdampak kepada perkembangan kota tersebut.
Kita harus memandang orang-orang yang tidak percaya disekeliling kita bukan sebagai
ancaman tetapi sebagai peluang, dan tugas-tugas kita jauh lebih ringan apabila kita bergantung
sepenuhnya kepada kuasa dan kemampuan Tuhan.
Ingatlah hidup itu rapuh, sebab itu kendalikan dengan PAGA!
Pertanyaan renungan
1. Dapatkah anda merigkas kesimpulan dari Ef 6:18; 1 Pet 5:8; dan 2 Kor 2:11, melalui
ayat ini berikanlah alas an keterangan pada kesimpulan anda.
2. Jelaskan tugas dan tanggung jawab penjaga-penjaga dalam PL. bagaimana mereka
melambangkan doa syafaat yang senantiasa waspada dan berjaga-jaga?
3. Dimanakah kata Ibrani “Penjaga” dipakai dalam Alkitab untuk pertama kalinya?
4. Berdasarkan definisi dan penggunaan tiga kata untuk penjaga ini, buatlah beberapa
pernyataan kesimpulan tentang aspek “melindungi diri” (defensive) dalam urapan
penjaga? Bagaimana anda menerapkannya dalam keluarga, pendeta,atau gereja anda?
5. Jelaskan aspek menyerang (ofensif) dalam urapan penjaga. Dapatkah anda
menghubungaknnya dengan doa syafaat yang dinaikkan untuk seseorang” apa
hubungannya dengan doa syafaat bagi kota?
6. Apakah alas an bahwa Allah bekerja juga dengan orang banyak, tidak hanya pribadi,
sebuatkan 3 atau 4 contoh dalam Alkitab.
7. Pikirkanlah suatu cara agar anda dan kelompok doa anda dapat mengepung dan
menyerang kota anda. Lakukan sekarang juga!

67
Disadur dari buku
“DOA SYAFAAT” Bagaimana Tuhan dapat memakai doa-doa anda
Untuk mengguncang Surga dan Bumi
Pengarang: Dutch Sheets

68
BAB XIV
LINGKARAN OTORITAS

Ada beberapa prinsip yang menentukan tingkat wewenang kita dalam doa, yakni:
1. Hubungan Kita Dengan Kristus – Keselamatan kita: Tidak ada orang Kristen yang
memiliki wewenang yang lebih besar untuk bertemu dengan Bapa surgawi selain anda. Tidak
seorangpun memiliki akses yang lebih besar akan persediaan yang disediakan bagi kita, oleh
Kristus selain anda. Allah tidak memiliki anak tiri, semua kita memiliki potensi tingkat
wewenang yang sama persis dalam hal mengajukan permohonan kepada Bapa dalam nama
Tuhan Yesus, dan meminta-Nya agar janji-janji-Nya dalam Alkitab digenapi bagi kita. Namun
ada beberapa factor yang dapat mengubah potensi ini, fakotr-faktor ini berhubungan dengan
ketaatan kita kepada firman-Nya dan kebebasan kita dari dosa. Mazmur 24 adalah sebuah
contoh, dimana dikatakan bahwa mereka yang tangannya sudah bersih dan hatinya murni yang
dapat mendekati tahta Allah (Lihat juga Maz 1:1-3; 1 Yoh 1:5-10). Jika kita memilih untuk

69
berkompromi atau mengijinkan roh jahat tertentu bekerja dalam hidup kita, tingkat otoritas kita
akan berkurang, baik ketika kita berdoa untuk kita sendiri maupun kepada orang lain.
2. Perluasan Yang Memiliki Suatu Titik Pusat: Bayangkan sebuah lingkaran kecil
dengan lingkaran yang makin luas disekelilingnya. Lingaran terdalam adalah anda, yang kedua
mungkin keluarga anda, selanjutnya gereja, kota dsb. Semakin keluar semakin kecillah otoritas
yang kita miliki, namun semakin kedalam semakin kuat otoritas itu. Sebab itu tidak ada
seorangpun yang memiliki kekuasaan yang lebih besar terhadap hidup anda dari pada anda
sendiri.

3. Pemahaman Kita Akan Firman Allah: tanpa pengetahuan kepada kebenaran firman
Allah, maka kita tidak akan mengetahui persediaan-persediaan-Nya bagi kita atau jalan-jalan-
Nya. Hosea 4:6 mengatakan bahwa umat Tuhan binasakarena kurangnya pengetahuan akan
Allah. Jika kita tidak mengetahu apa ynag menjadi milik Yesus, kita tidak akan menggunakan
kuasa untuk merebut persediaan-persediaan tersebut dengan iman. Paulus memerintahkan
Timotius untuk “merebut hidup kekal”. Ingat janji persediaan Kristus tidak terjadi secara
otomatis, melainkan kita harus merebutnya, dengan menggunakan kuasa kita dan melepaskan
iman kita. Sejauh mana kita dapat mempercayai Firman itu, sampai tingkat itulah kita akan
mematuhi dan bertindak atas kuasanya.
4. Hubungan Kita Kepada dan Pengenalan Kita Akan Hati Allah: Allah memebrikan
kuasa kepada mereka yang berpikir dengan cara-Nya dan menginginkan apa yang diinginkan
Allah dalam Yohanes 8:29 Yesus berkata. “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai
Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan
kepada-Nya."
5. Kemampuan Kita Mendengar Suara Allah dan Mengetahui Kehendak-Nya:
Otoritas yang di delegasikan Tuhan sangat berhubungan dengan perwakilan. Kita menerima
otoritas dari seseorang yang kita wakili. Jelaslah bahwa kita harus tahu apa yang Dia harapkan
dan inginkan dari kita. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa #kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu,

70
bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. (1 Yoh 5:14-
15) #Yoh4:34; 5:30-32; 6:38; baca Kis 16 #
6. Keputusan-keputusan dari Orang Lain: Ketika saya mendoakan orang kondisi-
kondisi dari orang lain, tindakan mereka dapat menentukan otorita yang saya miliki untuk
membuat sebuah terobosan. Dosa dalam kehidupan otang tersebut dan masalah-masalah yang
tidak terselesaikan antara orang tersebut dengan Allah, memperngaruhi seberapa besar otoritas
yang saya miliki untuk meraih janji yang terdapat dalam Alkitab untuk mereka. Cth Musa dan
Israel, Kel 32:32-35)
7. Tugas Yang Diberikan Kepada Kita: ini merupakan tugas yang datang dari
perwakilan. Walaupun kita semua memiliki tingkat otoritas yang sama pada waktu masuk
kedalam hadirat Bapa surgawi dan memanjatkan doa kepada-Nya untuk kebutuhan-kebutuhan
pribadi kita dalam nama Tuhan Yssus, kita tidak berjalan dalam tingkat otoritas yang sama
ketika kita sedang melaksanakan tugas-tugas rohani. “Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu
seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah
cemooh bagi lawan mereka-- (Kel 32:25)# Kis 15:13 bagaimana otoritas Yakobus atas sidang
jemaat di Yerusalem
Disadur dari buku
“Kekuasaan Anda Ketika Berdoa”(Berdoa Dengan Kekuatan Dan Tujuan)
karangan Dutch Sheets

71

Anda mungkin juga menyukai