No.Urut : 007 Judul : Tanah Air Yang Kekal Bahan Khotbah : Filipi 3:20-a
Filipi 3: 20-a Kewargaan kita adalah didalam Sorga
Tidak ada yang lebih indah bagi hati seperti tanah air. Sebagaimana seorang anak yang tidak pernah melupakan rahim ibunya yang telah melahirkan dia kedunia, demikian pula seorang perantau tidak akan melupakan tanah airnya, tempat asalnya. Hatinya tertambat sedemikian rupa kepada tanah airnya sehingga sering kerinduannya timbul untuk kembali ke sana untuk seketika saja. Sebab kedisana terdapat banyak hal yang dapat menghiburkan dan menghidupkan rasa kasih. Saudara-saudaraku, sementara kita ditudungi oleh awan-awan gelap yang mengandung duka nestapa disisi jenazah kekasih kita ini, marilah kita renungkan sebentar kerinduan semua anak Allah, yaitu kerinduan akan tanah air kita yang kekal, yaitu Sorga Bapa . Sambil mengenangkan tanah tumpah darah jiwa kita, yakin dan percayalah bahwa sinar penghidupan Illahi akan memasuki rumah tangga ini dan menyinari semua hati yang diselubungi dengan mendung kesedihan, karena;
1. Di tanah air yang kekal terdapat rumah Bapa
Seorang anak yang telah jauh sekali merantau, kelak rindu akan rumah bapanya. Ia mengetahui bahwa semua kesenangan yang diperolehnya dalam perantauan tidak semanis dan seindah seperti di rumah bapa. Demikian juga orang Kristen yang merantau didunia ini adalah anak-anak yang merindukan Rumah Bapa, beserta kesukaanya yang sempurna dan mulia itu. Kematian yang kita hadapi sekarang ini bagaikan jembatan dimana orang-orang Kristen, anak-anak Allah, menyeberang dari tanah perantuan menuju tanah air yang kekal. Itulah sebabnya kita tidak perlu bersedih hati karena kita tahu Http://bahan-khotbah.blogspot.com 1 bahwa kita anak-anak Allah yang sudah dijadikan anak oleh Bapa Sorgawi didalam Yesus Kristus.
2. Di tanah air yang kekal terdapat perhentian
Dunia ini penuh dengan kekacauan dan peperangan. Tidak mengherankan bahwa banyak orang yang jemu hidup, lalu bunuh diri karena mereka ingin lepas dari segala beban hidup dan kepenatan yang dialaminya setiap hari. Akan tetapi dapatkah mereka itu melepaskan kekekalannya setelah mengakhiri hidupnya dengan peluru atau racun ? Pasti tidak dapat ! Tetapi lihatlah kepada orang saleh yang telah berlelah-lelah melayani Tuhannya didunia ini, seorang anak Tuhan yang dirintangi dan dianiaya, datanglah pesuruh dari seberang, malaikat Almaut, yang memanggil dia kembali memasuki tanah air yang kekal, dan disana terdapat perhentian. Ia menutup matanya, ia melipatkan tangannya yang lelah, ia menghentikan nafasnya yang sering mengeluh, ia melunjurkan kakinya yang penat. Lalu jiwanya pulang memasuiki perhentian yang sudah disediakan oleh Tuhan disana, di tanah air yang kekal. Saudaraku, apakah Saudara merindukan perhentian? Bersabarlah, sebentar lagi ajal Saudara tiba dan Saudara akan senang berada di tepi sungai air kehidupan!.
3. Kita harus hidup bagi tanah air yang kekal itu
Seorang saudagar berjalan jauh untuk berdagang dan mengumpulkan banyak benda dan kekayaan. Apakah yang diharapkannya? Yaitu supaya sekali kelak, semua pendapatannya akan dibawa pulang ketanah airnya, para pahlawan bekerja bagi tanah airnya, hidup bagi tanah airnya bahkan mati untuk tanah airnya. Begitu juga, orang Kristen harus hidup didunia ini bagi tanah air kita, yaitu Sorga, melakukan segala sesuatu bagi tanah air itu. Janganlah hidup hanya bagi dunai saja serta segala kesenangannya, supaya pintu gerbang tanah air yang Http://bahan-khotbah.blogspot.com 2 kekal tidak akan ditutup bagi Saudara. Hiduplah bagi tanah air Saudara, supaya apabila Saudara pulang, Saudara akan menuju kepada sukacita tanah air kekal, bukan kepada kesengsaraan neraka kekal. Sudahkan kita mengumpulkan harta benda yang akan dibawa pulang ke tanah air itu ? Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantanya ialah kasih ( I Kor 1313 }. Berapa besar iman Saudara, berapa besar pengharapan Saudara, berapa pula besarnya kasih Saudara? Milikilah Yesus Kristus, pastilah Saudara akan memiliki banyak harta benda untuk dibawa pulang memasuki tanah air yang kekal. Jikalau Saudara pulang seperti Saudara kita ini, apakah yang akan Saudara bawa kesana , ke tanah air Saudara, yaitu Sorga ?Marilah kita sekalian mengarahkan langkah- langkah kita menuju tanah air yang kekal itu, karena dari sanalah kita datang, yaitu dari Allah yang telah mengasihi kita dalam Yesus Kristus, yang merindukan kita pulang kepada-Nya. Baiklah tiap-tiap orang yang berdiri disisi jenazah saudara kita ini, meyakinkan dalam hatinya; tanah air ku bukanlah didunia ini melainkah di Sorga Bapa. Disanalah terdapat perhentian dan keselamatan, bahkan hidup yang baka, disis Bapaku yang menantikan aku. Amin !