Anda di halaman 1dari 12

Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan,

agar Bumi dan Segala Isinya


Tersenyum Kembali
Novena Roh Kudus
Menjelang Hari Raya Pentakosta

27 Mei – 4 Juni 2022


Paroki St. Yusup Baturetno

1 Paroki St. usup aturetno


Mendoakan Novena Roh Kudus
Nyanyian Pembuka
Doa Pembuka
Bacaan Kitab Suci
Renungan
Doa Mohon Sapta Karunia Roh Kudus (PS 93)
Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami
menjadi orang bijak terutama agar kami dapat menghargai,
mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi; dan semoga kami
Kaulepaskan dari belenggu dosa dunia ini.
Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami.
Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang
Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.
Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan
hidup yang penuh gejolak ini; semoga kami selalu melakukan yang
baik dan menjauhi yang jahat.
Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang
lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita.
Semoga kami Kaukuatkan dengan memegang tangan-Mu yang
senantiasa menuntun kami.
Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami
mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara
saja. Bimbinglah kami, agar tidak terbuai oleh kemegahan dunia.
Bimbinglah kami, agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk
kemuliaan-Mu.
Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus
berbakti kepada-Mu. Ajarilah kami menjadi orang yang tahu
berterima kasih atas segala kebaikan-Mu, dan berani menjadi
teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.
Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut
dan tunduk kepada-Mu di mana pun kami berada. Tegakkanlah kami
agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu.
Amin.

Bapa Kami
2 Paroki St. usup aturetno
Hari I (27 Mei 2022)
Tema: Manusia diciptakan untuk hidup sebagai anak-anak Allah.

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang kekal dan kuasa, penuhilah hati, budi, dan kehendak
kami dengan Roh-Mu, agar kami tidak lagi terik at pada keinginan-
keinginan daging, yang membawa kematian bagi diri sendiri dan sesama
ciptaan. Semoga hidup kami senantiasa dituntun oleh Roh-Mu, agar kami
senantiasa memilih yang lebih membawa kami pada tujuan kami
diciptakan, sehingga bumi dan segala isinya tersenyum kembali. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan – Rom 8:12-17


12 Saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada
daging, supaya hidup menurut daging. 13 Sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-
perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 14 Semua orang, yang dipimpin
Roh Allah, adalah anak Allah. 15 Sebab kamu tidak menerima roh
perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah
menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita
berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh
kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17 Dan jika kita adalah anak, maka
kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima
janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus,
yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Renungan:
Allah menghendaki manusia hidup dalam penuh cinta kasih,
kedamaian, dan kemerdekaan sejati sebagai putra-putri-Nya. Demi
melaksanakan kehendak-Nya ini, Allah mengutus Putra-Nya ke dunia dan
mengutus Roh-Nya ke dalam hati setiap manusia.
Roh Allah memungkinkan kita berelasi dengan Allah. Relasi dengan
Allah ini kita bangun dengan berdoa. Dalam doa, kita mencoba mengenali
ke arah mana Roh menuntun kita, sehingga setiap kata dan tindakan kita
selaras dengan kehendak Allah bagi hidup kita. Dengan demikian, kita
menjalin dengan Allah tidak hanya pada saat berdoa, tetapi dalam seluruh
gerak hidup ini.
Relasi dengan Allah juga kita jaga dengan melestarikan lingkungan
hidup. Allah menghendaki agar bumi dan segala isinya tersenyum gembira.
Oleh karena itu, pada saat kita berdoa, kita mesti merenungkan pertanyaan
3 Paroki St. usup aturetno
ini: “Tuhan, apakah yang bisa aku lakukan pada hari ini untuk melestarikan
lingkungan hidup di sekitarku?”
Permenungan ini lantas akan membuka ruang dalam batin kita, yang
memampukan kita mendengar bisikan Roh Kudus, yang akan membimbing
kita melestarikan alam ciptaan. “Kalau mata kita diterangi oleh Roh Kudus,
mata kita bisa menyaksikan Tuhan yang hadir dalam keindahan alam
ciptaan, keagungan alam semesta” (Paus Fransiskus).

Hari II (28 Mei 2022)


Tema: Hidup menuruti keinginan-keinginan daging menyebabkan dosa
dan maut bagi bumi dan segala isinya.

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang maharahim, terangilah hati dan budi kami dengan
Roh Kudus-Mu, agar kami semakin mampu menyadari dosa-dosa kami
terhadap alam ciptaan-Mu dan merasa malu atas segala ketidakpedulian
dan keserakahan kami. Semoga Roh Kudus-Mu menguatkan kami untuk
menyalibkan keinginan-keinginan daging kami, yang menjadikan bumi dan
segala isinya menderita. Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

Bacaan - Gal 5:19-21;24


19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya
itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah. 24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus,
ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Renungan:
Santo Paulus mengingatkan bahwa mengikuti keinginan daging berarti
melakukan dosa. Dosa akan menimbulkan kesengsaraan dan maut bagi diri
sendiri, sesama manusia, dan ciptaan lain Kita berdosa setiap kali
mementingkan diri sendiri dan mengesampingkan kebutuhan makhluk
hidup lain. Dosa ini kita lakukan setiap hari sampai akhirnya menjadi
kebiasaan. Kebiasaan ini kita tularkan kepada orang lain dan kita wariskan
kepada anak-anak kita. Akibatnya, bumi penuh dengan dosa dan maut.
Kenyataan ini bisa kita lihat pada kebiasaan membuang sampah
sembarangan. Setiap hari kita masih suka membuang sampah
4 Paroki St. usup aturetno
sembarangan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan sampai-sampai kita tidak
lagi sadar bahwa ini menghancurkan alam. Kebiasaan ini kita tularkan pula
kepada orang-orang di sekitar kita, sehingga mereka melakukan hal yang
sama. Padahal, Paus Fransiskus pernah mengingatkan kita, “Kalau kita
menghancurkan alam, alam akan menghancurkan kita. Jangan pernah
lupakan ini!”
Akibatnya, lingkungan tempat tinggal kita menjadi kotor dan tidak
sehat. Bumi pun menjadi penuh racun. Hidup semacam ini jelas bukanlah
hidup yang dibimbing oleh Roh Kudus. Kalau kita mau sungguh menjadi
milik Yesus Kristus, kita mesti berani menyalibkan keinginan daging yang
membuat kita mudah membuang sampah sembarangan. Mari, kita bangun
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, agar bumi dan segala isinya
tersenyum kembali.

Hari III (29 Mei 2022)


Tema: Kerahiman Allah memberi kita kesempatan untuk hidup baru

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang maharahim, Engkau tidak menghendaki kami yang
penuh dosa ini mati, melainkan hidup dalam segala kelimpahannya.
Meskipun kami sudah berulang kali menghancurkan alam ciptaanmu,
Engkau terus-menerus membarui bumi ini agar kami tetap hidup. Semoga
Roh Kudus-Mu menuntun kami untuk semakin menyadari kasih-Mu ini,
agar kami tidak lagi berbuat dosa terhadap bumi ini, melainkan
merawatnya dengan penuh cinta kasih. Demi Kristus Tuhan dan Juru
Selamat kami. Amin.

Bacaan – Rom 5:5-10


5 Pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus, yang telah dikaruniakan
kepada kita. 6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk
kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7 sebab
tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin
untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. 8 Akan tetapi, Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa. 9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5 Paroki St. usup aturetno
Renungan
Kita semua telah berdosa dengan merusak bumi ini. Tetapi, kenapa
bumi ini tidak hancur? Karena Allah terus-menerus membarui bumi ini,
agar manusia dan semua ciptaan-Nya tetap hidup. Allah tidak menghendaki
kita mati, melainkan hidup dalam kelimpahan cinta kasih-Nya. Kita
memang orang-orang berdosa, tetapi Allah tidak pernah berhenti
mencintai kita.
Menyadari kasih Allah yang begitu besar dan kerahiman Allah yang
tanpa batas ini, kita harus bertanya, “Apakah yang selama ini sudah aku
lakukan bagi Tuhan dan bumi yang begitu dicintai-Nya ini? Apakah yang
ingin aku aku lakukan bagi Tuhan dan bumi ini?” Apakah kita ingin terus
berbuat dosa? Atau, apakah kita ingin berhenti melakukan dosa ekologis
dan mulai merawat bumi ini?
Sudah selayaknya kita berhenti melakukan dosa-dosa ekologis dan
mulai merawat bumi ini. Ini kita lakukan bukan karena paksaan, melainkan
karena sadar bahwa kita dicintai oleh Allah lewat bumi ini, dan kita ingin
menanggapi kasih-Nya itu dengan mencintai dan merawat makhluk-
makhluk ciptaan-Nya di sekitar kita. Seperti yang pernah diungkapkan oleh
Paus Benediktus XVI, “Kalau kita menginginkan perdamaian, kita harus
melindungi ciptaan.”

Hari IV (30 Mei 2022)


Tema: Roh Tuhan mengutus kita untuk mewartakan Kabar Gembira

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau mengutus Roh Kudus-Mu
ke dalam hati kami, agar kami mampu mendengar panggilan Putra-Mu,
Sang Raja Abadi dan mengikuti Dia dalam mewartakan dan mewujudkan
Kabar Gembira. Semoga Roh Kudus-Mu senantiasa memenuhi seluruh diri
kami, agar kami selalu siap siaga dan penuh minat dalam melaksanakan
kehendak-Mu yang mahakudus untuk membuat bumi dan segala isinya
tersenyum kembali. Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

Bacaan – Luk 4:16-21


16 Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut
kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri
hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab Nabi yesaya
dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis, 18 “Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
6 Paroki St. usup aturetno
mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang.” 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali
kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu
tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya, “Pada
hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”

Renungan
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik.” Dengan kata-kata ini, Yesus Kristus
menegaskan perutusan-Nya di bumi ini. Ia datang untuk mewartakan dan
mewujudkan Kabar Gembira bahwa Allah menghendaki agar semua
ciptaan-Nya diselamatkan.
Kita memang penuh dosa. Tetapi, kita dicintai dan dipanggil Allah
untuk mengikuti Yesus Kristus, Sang Raja Abadi. Ia datang untuk
menyampaikan kabar baik kepada semua ciptaan, dan Ia memanggil kita
untuk berjerih-payah bersama Dia. Mengikuti Yesus Kristus, yang
menyampaikan kabar baik, menuntut kita untuk berani memberi kesaksian
iman dalam perkataan dan perbuatan baik kepada semua ciptaan.
Sebagai murid-murid-Nya, kita ingin menjadi seperti Yesus Kristus,
yang diurapi oleh Roh Tuhan. Ini berarti lebih dari sekadar berdoa dengan
saleh, tetapi juga membiarkan Roh Tuhan menggerakkan kita melakukan
perbuatan-perbuatan nyata, seperti menolong sesama yang menderita dan
merawat lingkungan hidup di sekitar kita. Beranikah kita
mempersembahkan diri kita kepada Tuhan, agar Ia dapat memakai kita
untuk menyelamatkan bumi ini?

Hari V (31 Mei 2022)


Tema: Roh Tuhan menguasai kita untuk mengikuti Yesus Kristus yang
mewartakan Kerajaan Allah

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami, Engkau mengutus Roh Kudus-Mu, agar kami mampu
mengikuti Putra-Mu, Yesus Kristus, yang mewartakan Kabar Gembira
Kerajaan-Mu kepada semua makhluk ciptaan-Mu. Kuasailah diri kami
sepenuhnya dengan Roh Kudus-Mu, agar kami dapat mengarahkan seluruh
tindakan dan kata-kata kami demi membawa keselamatan bagi bumi ini

7 Paroki St. usup aturetno


dan segala isinya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan Juru Selamat
kami. Amin.

Bacaan – Luk 4:14-15


Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia
14 Dalam kuasa Roh, kembalilah Yesus ke Galilea Dan tersiarlah kabar
tentang Dia di seluruh daerah itu. 15 Sementara itu, Ia mengajar di rumah-
rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.

Renungan
Sepanjang hidup-Nya, Yesus Kristus membiarkan diri-Nya dituntun
oleh kuasa Roh. Kuasa Roh itulah yang menggerakkan Dia untuk mengajar
di rumah-rumah ibadat tentang Kerajaan Allah. Ia juga tidak hanya
mewartakan tentang kedatangan Kerajaan Allah, tetapi juga
mewujudkannya melalui tindakan-tindakan-Nya menyembuhkan semua
orang sakit yang datang kepada-Nya.
Kita semua dipanggil untuk mengikuti Dia. Sama seperti Yesus, kita
mesti membiarkan diri kita dikuasai oleh Roh Kudus, sehingga seluruh
hidup, kata-kata, dan tindakan kita bisa dipergunakan oleh Tuhan untuk
mewartakan dan mewujudkan kedatangan Kerajaan Allah.
Di zaman ini, salah satu bentuk pewartaan Kerajaan Allah adalah
menyebarluaskan praktik-praktik pelestarian lingkungan hidup, sementara
mewujudkan Kerajaan Allah berarti setia melakukan praktik-praktik
pelestarian lingkungan dalam kehidupan kita. Dengan kata lain, kita perlu
membagikan dan melakukan praktik-praktik pelestarian lingkungan hidup,
seperti pertanian organik, pengolahan sampah, mengurangi pemborosan
BBM, dan lain-lain. Inilah cara kita mengikuti Yesus Kristus di zaman ini.

Hari VI (1 Juni 2022)


Tema: Roh Kudus mengutus kita untuk mengikuti Yesus yang berkeliling
sambil berbuat baik.

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau mengutus Putra-Mu agar
bumi dan segala isinya dapat diselamatkan dari kuasa dosa dan maut. Kami
mohon penuhilah diri kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami dapat
mengikuti Dia yang berkeliling sambil berbuat baik kepada semua ciptaan.
Dengan demikian, bumi dan segala isinya dapat tersenyum kembali. Sebab
Dialah, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

8 Paroki St. usup aturetno


Bacaan – Kis 10:34a, 37-41a
34a Lalu mulailah Petrus berbicara kepada Kornelius, katanya, 37
“Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea,
mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, 38
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan
Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat
baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah
menyertai Dia. 39 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang
diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem.”

Renungan
Ketika berkarya mewartakan kedatangan Kerajaan Allah, Yesus Kristus
membaktikan seluruh hidupnya untuk berjalan berkeliling sambil berbuat
baik kepada semua ciptaan. Ia bisa melakukan hal ini karena Ia
memberikan diri-Nya untuk dikuasai oleh Roh Kudus.
Kita pun bisa mengikuti Yesus Kristus dengan membiarkan diri kita
dikuasai oleh Roh Kudus. Hal ini bisa kita lakukan dengan setia berdoa dan
membuka hati, budi, dan kehendak kita untuk dituntun oleh Roh Allah.
Apabila Roh Kudus memenuhi seluruh diri ini, dengan sendirinya kita akan
digerakkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi sesama
manusia dan ciptaan.
Selanjutnya, apabila kita setia melakukan perbuatan-perbuatan baik,
kita perlahan-lahan akan membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih
bersahabat dengan alam ciptaan. Kebiasaan-kebiasaan ini lantas kita
tularkan pada sesama kita, agar bumi dan segala isinya dapat tersenyum
kembali.

Hari VII (2 Juni 2022)


Tema: Roh Kudus menjadikan kita berani menanggung derita demi
mewujudkan iman yang membuat bumi dan segala isinya tersenyum
kembali.
Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang penuh kasih, mengikuti Putra-Mu menyelamatkan
bumi dan segala ciptaan-Mu bisa membuat kami mengalami penolakan,
atau bahkan penganiayaan. Semoga dengan daya Roh Kudus-Mu, kami bisa
mengatasi ketakutan kami, sehingga kami tidak ragu-ragu dalam
melaksanakan tugas dan panggilan kami membuat bumi dan segala isinya
tersenyum kembali. Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

9 Paroki St. usup aturetno


Bacaan – Kis 7:54-60
54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semua
pembelaan Stefanus itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka
menyambutnya dengan gertakan gigi. 55 Tetapi Stefanus, yang penuh
dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan
Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 56 Lalu katanya, “Sungguh, aku
melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak
menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya.
Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda
yang bernama Saulus. 59 Sedang mereka melemparinya, Stefanus berdoa,
katanya, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” 60 Sambil berlutut ia berseru
dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada
mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Renungan
Setia mengikuti tuntunan Roh Kudus bisa membuat orang-orang lain
menolak, menyakiti kita, atau bahkan membunuh kita. Hal seperti ini sudah
dialami oleh Stefanus, martir pertama Gereja. Dengan membiarkan dirinya
dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus, Stefanus tidak takut untuk memberikan
kesaksian imannya akan Tuhan Yesus Kristus, meskipun harus menghadapi
penolakan dan kematian.
Mengikuti Tuhan Yesus secara setia pasti akan membawa kita pada
situasi-situasi sulit karena ada banyak orang yang tidak mau melepaskan
cara hidupnya yang nyaman. Hal ini bisa terjadi pula ketika kita mencoba
mewujudkan iman yang membuat bumi dan segala isinya tersenyum
kembali.
Tidak jarang orang akan mengeluarkan komentar-komentar sinis, atau
bahkan menolak ajakan kita untuk melestarikan bumi. Tetapi, penolakan
mereka bukanlah alasan bagi kita untuk mundur. Sebaliknya, dalam situasi
seperti ini, kita mesti semakin giat memohon daya Roh Kudus, agar Ia
dapat memberi kita kekuatan untuk melaksanakan tugas dan panggilan
kita melestarikan bumi.

Hari VIII (3 Juni 2022)


Tema: Kristus yang bangkit dan Roh Kudus mengobarkan hati kita untuk
mewartakan Kabar Gembira kepada semua makhluk

Doa Pembuka
Allah, Bapa kami yang mahakuasa, Putra-Mu bangkit dari alam maut untuk
memberikan semangat baru kepada murid-murid-Nya. Semoga kami
1 Paroki St. usup aturetno
senantiasa membuka diri kami untuk berjumpa dengan Putra-Mu yang
bangkit dari alam maut, agar Ia dapat mencurahkan Roh-Nya yang
mengobarkan hati kami untuk mewartakan kabar keselamatan-Mu kepada
semua ciptaan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan – Luk 24:28-32


28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat
seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat
mendesak-Nya, katanya, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab
hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu
masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu ia
duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu
terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap
dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain,
“Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita di
tengah jalan dan ketika Ia menerangkan kitab suci kepada kita?”

Renungan
Sesudah sengsara dan wafat Tuhan Yesus, para murid kehilangan arah
dan semangat. Namun, Kristus yang bangkit dari alam maut tidak akan
membiarkan murid-murid-Nya kehilangan arah. Ia akan mencari dan
menjumpai mereka dalam kesulitan hidup mereka, agar Ia bisa
menerangkan isi kitab suci dan menyalakan api yang mengobarkan
semangat baru dalam hati murid-murid-Nya.
Kita semua selalu dipanggil untuk semakin mengenal, mencintai, dan
mengikuti Yesus Kristus. Ini bisa kita lakukan dengan rajin membaca dan
merenungkan kitab suci. Saat merenungkan kitab suci, Roh Kudus berkarya
dalam hati kita, sehingga kita menemukan semangat dan kekuatan baru
untuk melaksanakan tugas dan panggilan kita. Inilah semangat Paskah,
yang mesti senantiasa kita bawa dalam hati kita dalam melestarikan bumi.

Hari IX (4 Juni 2022)


Tema: Tuhan menjanjikan Roh Kudus yang menjadikan kita saksi-Nya
sampai ke ujung-ujung bumi

Doa Pembuka
Allah, Bapa Tuhan kami Yesus Kristus, Engkau menjanjikan Roh Kudus-Mu
agar kami mendapat keberanian dan kekuatan untuk menjadi saksi-saksi-
Mu sampai ke pelosok-pelosok bumi ini. Bersihkanlah kami dari pencarian
1 Paroki St. usup aturetno
kesenangan diri, dan kuasailah diri kami sepenuhnya dengan Roh Kudus-
Mu, agar kami dapat semakin melibatkan diri kami dalam berbagai upaya
untuk membuat bumi dan segala isinya tersenyum kembali. Demi Kristus,
Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

Bacaan – Kis 1:4-9


4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia
melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal
di situ menantikan janji Bapa., yang – demikian kata-Nya – “telah kamu
dengar daripada-Ku. 5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak
lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” 6 Maka bertanyalah
mereka yang berkumpul di situ, “Tuhan maukah Engkau pada masa ini
memulihkan kerajaan bagi Israel?” 7 Jawab-Nya, “Engkau tidak perlu
mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-
Nya. 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi. 9 Sesudah mengatakan demikian,
terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka dan awan menutup-Nya dari
pandangan mereka.

Renungan
Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus
kepada murid-murid-Nya, sehingga mereka bisa menjadi saksi-Nya. Roh
Kudus ini kemudian turun atas diri para rasul pada Hari Pentakosta.
Dengan daya Roh Kudus, para rasul memberikan kesaksian akan
perjumpaan mereka dengan Yesus Kristus, Juru Selamat dunia.
Sebagai murid-murid Yesus, kita semua dikaruniai Roh Kudus, agar kita
berani menjadi saksi kasih-Nya bagi semua ciptaan-Nya. Menjadi saksi
Kristus berarti berani mengikuti Yesus Kristus yang mewartakan Kabar
Gembira kepada semua ciptaan. Ini bukanlah hal yang mudah, dan memang
Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan kemudahan. Tetapi, Dia
menjanjikan sukacita sejati bagi mereka yang setia mengikuti Dia.
Roh Kudus menjadikan kita penuh hikmat, sehingga kita bisa melihat
ciptaan bukan sebagai barang milik, yang bisa kita kuasai dan pakai seenak
kita sendiri. Dengan daya Roh Kudus, kita bisa melihat alam ciptaan
sebagai pemberian Tuhan yang begitu indah. Kita pun lalu akan ingin untuk
merawat alam dan menggunakannya demi kebaikan semua makhluk (Paus
Fransiskus). Kalau ini kita lakukan, bumi dan segala isinya akan tersenyum
kembali memuliakan Allah Tuhan kita.

1 Paroki St. usup aturetno

Anda mungkin juga menyukai