Anda di halaman 1dari 54

Kumpulan Ibadat

Kematian

Disusun oleh Para Frater Centrum Keuskupan Agung Kupang

1
IBADAT SESAAT SETELAH KEMATIAN

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka

P :Marilah berdoa,

Ya Allah Bapa yang Maha Kuasa, kami bersyukur atas misteri cinta-Mu bagi kami
umat-Mu. Engkaulah Alfa dan Omega; Sumber dan Tujuan hidup kami. Kami percaya
bahwa seluruh hidup kami berada dalam penyelengaraan Ilahi-Mu. Dalam terang iman,
kami serahkan ke dalam tangan kasih-Mu, saudara/i kami ….. yang baru saja berpulang
ke hadirat-Mu. Kami mohon, kiranya Engkau membuka pintu kerahiman-Mu dan
menerima jiwa saudara/i kami ini dalam persekutan abadi bersama-Mu di surga. Doa
ini kami sampaikan kehadirat-Mu, melalui perantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup
dan berkuasa bersama dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa…

U :Amin.

7. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan I: 2Mak. 12: 43-46

Bacaan Injil : Yoh. 11: 33-44

8. Renungan

2
“Bukalah Kain-Kain Itu dan Biarkan Ia Pergi!”

Peristiwa kehilangan adalah luka dalam hidup kita. Kita terluka dan berduka,
ketika kita mengalami kehilangan, terutama kehilangan orang-orang yang berharga
dalam hidup kita. Hidup seakan dikepung oleh kegelapan duka. Hanya air mata
kesedihan yang sanggup membahasakan betapa perihnya peristiwa kehilangan orang
yang benar-benar kita cintai. Meski pelbagai penjelasan ilmiah maupun nasehat teologis
seringkali kita dengar untuk meneguhkan kita bahwa hidup manusia di dunia ini
sementara, dan kita semua pasti akan berlalu dari dunia ini, namun efek duka yang
ditimbulkan dari persitiwa kematian ini tetap saja membawa luka yang perih. Dan duka
inilah yang sedang dialami oleh keluarga dan kita sekalian yang mencintai saudara/i
kita yang meninggal ini.

Namun, apakah kita harus tetap tinggal dalam dukacita? Apakah kita akan terus
tenggelam dalam lautan kesedihan dan kehilangan? Sungguh, sebagai manusia, kita
memang berduka atas peristiwa kehilangan ini. Namun, sebagai orang beriman, kita
tidak boleh larut dalam kesedihan ini. Di tengah kegelapan duka yang mengepung dan
menghimpit ini, kita perlu menyalakan lilin iman, harap dan kasih kita kepada Tuhan.
Mengapa? Karena Tuhan tidak pernah menutup mata dan meninggalkan kita dalam
peristiwa duka ini. Ia bahkan mengenal lebih dalam duka yang sedang kita alami. Ia
tidak pernah melewatkan tangis kehilangan yang keluar dari hati kita yang sepi dan
terluka ini. Hal ini secara jelas nampak dalam sikap Yesus setelah melihat Maria
menangis dan orang-orang Yahudi yang turut ikut dalam pemakaman Lazarus. Yesus
tergerak hati-Nya. Yesus terharu dan berkata: “Dimanakah dia kamu baringkan?” (Bdk.
ay. 34). Bahkan, Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa: Yesus menangis. (Bdk. ay.
35). Hal ini dengan tegas menyampaikan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah
meninggalkan kita di saat-saat sulit hidup kita. Bahkan, Tuhan “berbela rasa” dengan
kita. Ia juga turut “menangis” dengan dukacita manusia. Ia menunjukkan spirit
compassio; menderita bersama kita. Bahkan kita tahu bahwa Yesus rela mengorbankan
diri-Nya di salib demi cinta-Nya bagi kita.

Namun, “air mata” Yesus bukanlah air mata putus asa. “Tangisan” Yesus
bukanlah ratapan tanpa pengharapan. Kata “menangis” dalam Injil yang digunakan

3
Yohanes adalah terjemahan dari kata Yunani “dakryo”, yang berarti: “meneteskan air
mata” dan bukan “klaio” yang berarti “meratap.” Artinya apa? Artinya Yesus turut
bersedih sebagai bukti kasih-Nya kepada manusia. Namun, Ia tidak terbelenggu dengan
perasan duka yang menenggelamkan harapan. Hal ini haruslah menjadi pelajaran iman
bagi kita yang hadir di sini. Kita tentu bersedih dan bahkan sampai meneteskan air mata
dukacita. Namun, sebagai orang-orang yang beriman dan berpengharapan, tangisan kita
tidak boleh menjadi ratapan yang berkepanjangan. Orang yang terlalu banyak
menangis, maka air mata akan mengaburkan pandangannya untuk melihat ke depan.
Pandangan iman kita harus mampu melihat bahwa saudara/i kita ini telah berpulang ke
Rumah Bapa. Yesus sendiri bahkan dalam doa-Nya tetap mengucap syukur kepada
Bapa. Ini membuktikan bahwa kenyataan duka cita tidak boleh melunturkan iman kita
untuk terus bersyukur kepada Tuhan. Penyelenggaran Tuhan tetap akan membawa
kebahagiaan yang sempurna. Kita yakin dan percaya bahwa iman yang ia hidupi dalam
karya dan cinta kasihnya yang kita rasakan dalam hidup kita, akan membawanya pulang
kembali dengan tenang kepada Allah. Selain itu, kita percaya, sebagaimana Kristus
mampu membangkitkan Lazarus, maka ia pun akan membangkitkan saudara/i kita ini
dalam kehidupan kekal.

Dalam konteks Yahudi, jenazah yang sudah dibaringkan lebih dari tiga hari
sudah tidak mungkin lagi “dibangkitkan.” Lazarus telah dibaringkan selama 4 hari. Dan
kuasa Tuhan tidak ada yang mustahil. Dengan bersabda, Yesus membangkitkan Lazarus
dari kuburnya. Inilah jaminan harapan kita dalam Kristus. Kita percaya bahwa Tuhan
sanggup membangkitkan kita dengan kuasa-Nya yang mengagumkan. Tugas kita
sekarang adalah tekun dalam iman dan terus berdoa agar perjalanan pulang saudara/i
kita ini dapat membawanya kepada terang kekal.

Momen ini juga penting bagi kita sekalian untuk merefleksikan hidup kita
masing-masing. Bagaimana selama ini kita menghargai dan menjaga tiap detik hidup
kita yang adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan? Kita perlu sadar bahwa segala
perjuangan kita di dunia akan berakhir. Apakah kita masih terus mencari hal-hal yang
sia-sia? Semoga kita disadarkan untuk terus mendekatkan diri kita pada Tuhan; Sang
Pemberi hidup.

Di akhir Injil dikatakan: “Bukalah kain itu dan biarkan ia pergi.” (bdk. ay. 44).
Kaki dan tangan Lazarus masih terikat dengan kain kafan dan wajahnya pun masih

4
tertutup kain peluh. Tuhan Yesus meminta untuk melepaskan kain-kain tersebut. Apa
maknanya untuk kita? Tentu, ada hal-hal yang mungkin masih mengganjal antara kita
dan saudara/i kita ini. Mungkin masih ada ketidakpuasan, kekecewaan, marah, atau
mungkin benci yang masih mengganggu batin kita. Semoga kita semua dapat melucuti
“kain-kain penghalang” ini, agar saudara/i kita ini dapat dengan tenang melangkahkan
kakinya menuju ke Rumah Bapa.

Tugas kita adalah dengan penuh iman, harap dan kasih, mendoakan keselamatan
jiwa saudara/i kita ini. Sebab, sebagaimana kita diteguhkan oleh bacaan pertama tadi,
bahwa “sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan
bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.” Dalam doa dan
Ekaristi suci, kita diteguhkan dengan iman kita, bahwa kelak kita akan dipersekutukan
kembali dalam cinta di Rumah Bapa. Dan perjuangan kita belum selesai. Pergumulan
hidup kita belum tuntas. Mari kita terus berjuang demi kehidupan abadi yang Allah
janjikan kepada kita semua yang percaya kepada-Nya. Semoga. Amin.

9. Aku Percaya

10. Doa Umat

Allah yang Maha Rahim, pada-Mulah kami berharap. Engkaulah kekuatan dan
tumpuan hidup kami. Oleh karena itu, dengan penuh iman, kami hendak menyampaikan
doa-doa permohonan kami.

Bagi saudara/i … yang telah meninggal

Ya Bapa, ampunilah segala dosa yang pernah dilakukan saudara/i kami ini semasa
hidupnya di dunia. Sebagaimana ia telah dipersekutukan dengan Kristus melalui
sakramen pembaptisan, semoga Engkau dapat dibangkitkan bersama Kristus dan
menikmati kebahagiaan kekal di surga. Marilah kita mohon …

Bagi keluarga yang ditinggalkan

Ya Bapa, kiranya Engkau mengaruniakan Roh Kudus-Mu untuk menghibur dan


menguatkan iman keluarga yang ditinggalkan. Semoga mereka dapat tabah dan ikhlas
menerima peristiwa ini sebagai peristiwa iman dengan harapan dan kepercayaan yang
teguh akan kebangkitan hidup. Marilah kita mohon …

Bagi segenap jiwa-jiwa yang telah meninggal

5
Ya Bapa, semoga dengan kemaharahiman-Mu, Engkau dapat menerima segenap jiwa
yang telah meninggal dunia. Kiranya segala salah mereka diampuni dan
memperkenankan mereka masuk dalam persekutuan para kudus di surga sehingga
dapat menjadi pendoa yang baik bagi kami yang masih berziarah di dunia ini. Marilah
kita mohon …

Bagi kita sekalian yang hadir di sini

Ya Bapa, kurniakanlah kami kekuatan dalam iman untuk memaknai peristiwa


kehilangan ini sebagai peristiwa iman. Semoga kami dikuatkan untuk menjalani hidup
kami dengan baik dan penuh syukur, sehingga kami kelak dikuatkan untuk menghadap-
Mu dengan penuh kerinduan dan kasih. Marilah kita mohon …

11. Doa Bapa Kami

P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus kepada kita:

Bapa kami...........

12. Doa Penutup

P :Marilah berdoa,

Ya Allah Bapa yang Maha Kekal, kami menghaturkan syukur kepada-Mu atas
keagungan cinta-Mu yang mengalir dalam hidup kami. Kami percaya bahwa Engkau
senantiasa menyertai kami dalam menjalani pergumulan hidup. Kasih-Mu menjadi
jaminan keselamatan hidup yang kekal. Kami mohon, kiranya Engkau sudi menerima
jiwa saudara/i … yang telah berpulang ke hadirat-Mu. Semoga berkat kebangkitan
Kristus, saudara/i kami ini dapat mengalami kebangkitan dan menikmati sukacita
surgawi, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama
dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa,
Amin.

13. Berkat dan Perutusan

14. Lagu Penutup

(Fr. Giovanni A. L Arum)

6
IBADAT BERJAGA-JAGA SEBELUM PENGUBURAN

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dalam Persekutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita...
U : Sekarang dan selama-lamanya
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka
P: Marilah berdoa:
Allah Bapa yang berbelaskasih, Engkau telah menyerahkan Putera-Mu
kepada kematianuntuk membebaskan semua orang dari maut dan
mengaruniakan kehidupan kekal kepada kami. Pandanglah hambaMu .......
yang telah Kaupanggil menghadap hadirat-Mu. Ia telah meninggal seperti
Kristus, terimalah saudara kami ...... ini dalam kemuliaan abadi dalam
rumah-Mu. Ampunilah segala dosanya, agar pada hari kebangkitan, ia
menikmati keselamatan-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara
kami.
U: Amin
7. Bacaan

Bacaan I : 1Tesalonika, 4:13-18


Bacaan Injil : Yohanes, 14:1-7
8. Renungan

YESUS MENJANJIKAN FIRDAUS

7
Kematian adalah peristiwa yang paling pasti dalam hidup ini. Ada kehidupan,
yang jelas ada kematian. Ada yang datang, maka jelas bahwa akan ada yang pergi. Siapa
bisa menyangkal kenyataan ini? Bila kita bergembira menyambut kelahiran seorang
anak manusia, maka seharusnya kita pun ikhlas untuk melepas-pergikan seseorang.

Kita semua tahu bahwa masing-masing kita akan berhadapan dengan kematian.
Kapan dan dimana? hanya Tuhanlah yang tahu. Orang latin mengatakan “Hodie Mihi et
Cras Tibi” “Hari ini saya dan besok engkau”. Hari ini kita menyaksikan dengan mata
kepala kita sendiri bahwa saudara/itercinta (....nama....) yang berbaring di sini, telah
pergi mendahului kita. Dalam situasi seperti ini, sudah pasti kita merasa sedih, muram,
dan bungkam. Tak banyak kata yang terucap dari bibir, yang ada hanyalah tetesan dan
deraian air mata sekadar mewakili kata-kata yang tak mampu diucapkan.

Perpisahan biasanya tidak menyenangkan. Pengalaman membuktikan bahwa


orang biasanya sulit untuk berpisah. Apa lagi berpisah untuk selamanya. Mengapa
orang sulit untuk berpisah? Karena hanya dalam kebersamaan manusia dapat menenun
cerita hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup bila ia bersama dengan orang lain.
Manusia akan merasa damai manakala hidup dalam kebersamaan. Tak heran, sering
orang mengatakan, kalau boleh kebersamaan ini janganlah cepat berlalu.

Bacaan suci yang telah kita dengar, menunjukkan kepada kita akan kenyataan
perpisahan yang telah dialami oleh Yesus dan para muridNya. Para murid yang saban
hari selalu bersama dengan Yesus pun merasa sedih, manakala Yesus hendak pergi
meninggalkan mereka. Para murid tidak rela untuk berpisah dengan Yesus Sang Guru
mereka, karena mereka hanya bisa merasa bahagia, tenang dan damai bila dekat dan
bersama-sama dengan Yesus. Para murid menyadari betul, bahwa tanpa Yesus hidup
terasa hampa, hidup dalam kekosongan.

Para murid merasa kehilangan. Betapa tidak? tangan yang selalu setia menolong,
kata-kata Yesus yang selalu meneguhkan dan menghibur, ajaran dan semangat hidup
Yesus yang selalu berpihak pada mereka, kini harus pergi meninggalkan mereka dan
mendahului mereka ke rumah Bapa.

Namun yang menarik di sini adalah di manadalam situasi kehampaan yang


dialami para murid, muncul kata-kata peneguhan dari Yesus. Yesus mengatakan
“Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Alah, percayalah juga kepadaKu,

8
sebab Aku pergi untuk meyediakan tempat bagimu, dan Aku akan kembali untuk
membawa kamu ketempatKu supaya di tempat di mana Aku berada kamupun
berada”.

St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika juga mengingatkan kita
agar kita tidak berduka cita tetapi hendaknya kita selalu berpengharapan, karena Yesus
telah mendahului kita, Ia telah mati dan Ia pun telah bangkit dari orang mati. “Karena
jikalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya
juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah
bersama dengan Dia” (1Tes. 4:14)

Sebagaimana para murid merasa sedih dan kehilangan, ketika Yesus hendak
meninggalkan mereka, begitu pula saat ini, kini dan di sini, kita merasa sedih karena
harus melepas pergikan saudara/i kita (....nama....) ke dalam pangkuan Bapa di Surga.
Secara manusiawi, kita pasti tidak menginginkan hal ini terjadi. Bahkan, seandainya kita
diajak Tuhan untuk berkompromi, yang pasti kita akan menolak. Dalam hati kita
mungkin bertanya: Tuhan, mengapa perpisahan ini harus terjadi di saat kami tak
menginginkannya?

Manusia boleh menolak, manusia boleh bertanya-tanya kepada Tuhan, tetapi


berhadapan dengan kehendak Tuhan, sesungguhnya manusia tak mampu berbuat apa-
apa. Yang bisa kita buat adalah ikhlas dan rela untuk melepaskan. Tuhan, sekiranya
inilah yang Dikau kehendaki, maka biarlah kami berpisah. Biarlah (....nama....) kembali
ke pangkuan-Mu Tuhan.

Kita memang meratap, kita memang merasa sedih, tetapi kata-kata peneguhan
Yesus kepada para murid-Nya, kiranya juga ditujukan kepada kita semua, terutama
kepada keluarga yang merasa kehilangan. Yesus telah pergi mendahului kita ke Firdaus.
Tuhan telah pergi mendahului kita ke rumah Bapa, dan Ia akan kembali untuk
menjemput (....nama....) agar Ia pun turut berbahagia bersama Tuhan dalam rumah
Bapa. Kita mau berdoa, moga-moga (....nama....) mendapat tempat dalam rumah Bapa di
Surga. Semoga. Amin.

9. Aku Percaya

10. Doa Umat

9
P : Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa kepada Allah, Bapa yang
Maha Kuasa, yang membangkitkan Putera-Nya dari alam maut sebagai
jaminan kehidupan abadi bagi semua orang beriman.

P :Bagi arwah semua saudara kita yang telah meninggal.


Ya Bapa, curahkanlah keselamatan kekal kepada saudara-saudari kami
yang telah meninggal dunia, sehingga mereka semua mengalami cinta dan
kebaikan Tuhan di dalam rumah-Nya yang kudus.

Marilah kita mohon…

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P :Bagi saudara/i kita…....yang telah meninggal


Ya Bapa, dalam pembaptisan saudara/ikami ini telah menerima benih
kehidupan kekal, semoga dia digabungkan dalam persekutuan para kudus
di surga.

Marilah kita mohon....

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P :Bagi seluruh keluarga


Ya Bapa, kuatkanlah dan segarkanlah iman kami sehingga semakin
berakar di dalam Kristus yang adalah jalan, kebenaran dan kehidupan
kami.

Marilah kita mohon...

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P :Bagi kita semua yang hadir di sini


Ya Bapa, semoga kami semua yang hadir di sini dapat memberi kesaksian
tentang kebangkitan Krisus dalam semangat cinta dan pengorbanan.

Marilah kita mohon...

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

10
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami sampaikan
kepadaMu. Sudilah Engkau mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan kami.

U : Amin

11. Doa Bapa Kami


12. Doa Penutup
P : Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahabaik, berkat korban Yesus yang menyelamatkan itu,
limpahkanlah karunia kerahiman-Mu kepada saudara/i kami…..... yang
telah berpulang ke pangkuan-Mu. Engkau telah menguduskan dia dengan
rahmat penebusan, maka anugerahkanlah kebahagiaan kekal kepadanya
bersama semua orang kudus di surga. Demi Kristus. Tuhan kami.
U : Amin

13. Berkat dan Perutusan

14. Lagu Penutup

(Fr. Hironimus Taolin)

11
IBADAT MEMASUKAN JENAZAH KE DALAM PETI

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka

P :Marilah berdoa,

Ya Allah Bapa yang Maha Kuasa, kami bersyukur atas bekat penyelenggaraan
Ilahi-Mu dalam hidup kami. Engkaulah terang dan keselamatan kami. Dengan penuh
iman, kami hendak menghantar saudara/i …… untuk menuju ke tempat
peristirahatannya yang terakhir. Kami percaya bahwa Dikau lah tujuan terkahir dari
perjalanan jiwa-jiwa. Kami mohon, kiranya Engkau boleh menerima jiwa saudara/i
kami ini ke dalam rumah abadi-Mu di Surga. Doa ini kami haturkan ke hadirat-Mu
dengan perantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan
Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa …

U : Amin.

7. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan I: 1Kor. 15:12-19

Bacaan Injil : Yoh. 14: 1-14

12
8. Renungan

“Pulang ke Rumah Bapa”

Kita semua tentu tahu bahwa peristiwa pulang ke rumah adalah peristiwa yang
membahagiakan, apalagi jika kita telah melakukan perjalanan jauh. Rumah;
sesederhana apapun itu, punya kekuatan tersendiri untuk menarik kita kembali pulang.
Bagi kita, rumah tidak hanya sekadar bangunan fisik, melainkan suasana cinta dan
kehangatan yang kita alami bersama keluarga. Demikianlah pengalaman yang kita alami
dalam hidup harian kita.

Kehidupan adalah juga sebuah perjalanan ziarah yang panjang menuju ke rumah
Bapa. Bila tiba saatnya, kita juga pasti akan kembali ke rumah Bapa. Itulah peristiwa
kematian. Lantas, mengapa kita selalau takut dan cemas menghadapi peristiwa
kematian? Mengapa kita juga merasa sedih dan bahkan seakan putus asa jika peristiwa
itu menimpa orang-orang yang kita kasihi? Karena, secara fisik kita akan kehilangan
sosok orang yang kita kenal dan cintai. Relasi manusiawi kita akan terputus. Cita-cita
dan impian yang belum kita raih pun seakan berlalu dengan sia-sia. Namun, apakah
memang peristiwa kematian menjadi sebuah peristiwa akhir yang menutup ziarah
hidup kita? Apakah segalanya akan lenyap setelah peristiwa memilukan ini? Tentu
tidak. Dalam iman, kita percaya bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Hidup
kita hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan. Oleh karena itu, berhadapan dengan
situasi batas ini, hanyalah kekuatan iman, harap dan kasih kepada Allah yang akan
menguatkan kita untuk memandang peristiwa ini dengan kacamata baru.

Dalam Bacaan Pertama, rasul Paulus dengan jelas menasihatkan jemaat di


Korintus untuk percaya akan kebangkitan orang mati. Apa dasar kepercayaan ini?
Dasarnya adalah kebangkitan Kristus sendiri. Kebangkitan Kristus adalah dasar iman
Kristen. “Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak
dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu
dan kamu masih hidup dalam dosamu.” (1Kor. 15:16-17). Kita percaya bahwa melalui
kebangkitan, Kristus telah mengalahkan maut. Iman kita harus dibangun dengan kokoh
di atas dasar Kristus. Inilah yang akan menerangi mata iman kita untuk percaya bahwa
peristiwa kematian bukanlah peristiwa akhir yang akan menutup segalanya.

13
Dalam Injil Yohanes, Yesus sendiri menasihatkan kita untuk percaya dan tidak
gelisah. “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pegi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yoh. 14: 1-2).
Jaminan keselamatan kita telah diberikan oleh Kristus sendiri. Tuhan Yesus telah
menyediakan kepada masing-masing kita tempat dalam rumah Bapa. Ini sebuah
jaminan hidup abadi yang langsung diberikan oleh Allah sendiri. Oleh karena itu, Tuhan
memberikan nasihat kepada kita untuk tidak gelisah dan percaya penuh pada-Nya.
Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia akan datang menjemput kita menuju ke rumah
Bapa. Agar, di tempat di mana Yesus berada, kita pun ada bersama-Nya. Untuk sampai
pada tahap ini, tentu kita harus menyerahkan hidup kita dituntun oleh Roh dan
mengimani Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup kita.

Berhadapan dengan situasi duka kematian, tentu secara manusiawi kita akan
merasa sedih dan kehilangan. Namun, sebagai orang beriman, kita tidak boleh jatuh
dalam kesedihan dan putus asa. Mengapa? Karena semakin kita larut dan tenggelam
dalam kesedihan tanpa pengharapan, iman kita mulai memudar akan kebangkitan
hidup saudara/i kita ini. Dalam kacamata iman, peristiwa kematian saudara/i kita ini
bukanlah peristiwa kehilangan, melainkan peristiwa kepulangan kembali ke rumah
Bapa. Bukankah peristiwa pulang ke rumah harus menjadi peristiwa yang disambut
dengan cinta dan kerinduan yang besar?

Kita akan segera menghantar saudara/i kita ini menuju ke pembaringan


terakhirnya. Meskipun sedih, nyala lilin iman kita tak boleh padam. Kita percaya akan
janji Kristus sendiri yang telah menyediakan tempat di rumah Bapa bagi kita yang hidup
seturut kehendak Allah. Kita berdoa demi keselamatan jiwa saudara/i kita ini agar
dapat menikmati kebahagiaan kekal di rumah Bapa. Kita pun berdoa mohon
penghiburan Roh Kudus bagi segenap keluarga dan kerabat kenalan yang ditinggalkan,
agar diberi ketabahan untuk mampu melihat secara baru peristiwa kepergian ini
sebagai peristiwa iman dalam pengharapan akan kebangkitan. Selain itu, melalui
peristiwa ini, secara khusus, kita juga perlu memaknai hidup kita berhadapan dengan
situasi batas, yang entah kapan pasti akan kita alami. Sejauh mana kita telah menjadikan
Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup kita setiap hari? Bukankah hidup kita
hanyalah sementara? Akan tiba pula saatnya kita akan membongkar kemah kita sebagai

14
tempat tinggal sementara di dunia ini untuk kembali pulang ke rumah Bapa. Semoga
hidup kita selalu diisi dengan cinta yang besar sebagai bukti kerinduan kita untuk selalu
mendekatkan diri dengan Allah Bapa kita. Semoga. Amin.

9. Aku Percaya

10. Pemindahan Jenazah ke Dalam Peti

P :Saudara sekalian, sekarang kita akan membaringkan saudara/i kita ke dalam peti
peristirahatannya, semoga Allah senantiasa memberkati pejalanan jiwa saudara/i
terkasih kita ini untuk kembali ke rumah Bapa.

(Jenazah di pindahkan ke dalam peti)

P: Marilah berdoa

Ya Allah, Penyelenggara hidup, kami serahkan istirahat abadi saudara/i …. ke dalam


tangan kasih-Mu yang kudus. Ia telah mengalami kematian seperti Kristus, maka
perkenankanlah ia bangkit bersama Kristus menuju kehidupan kekal. Demi Kristus,
Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa,,,

U :Amin.

11. Doa Umat

P :Marilah kita berdoa,

Allah yang Maha Rahim, kami hendak menyampaikan doa-doa permohonan kami
kepadaMu. Sudilah mengindahkan doa-doa yang kami panjatkan ini:

P :Bagi saudara/i … yang telah meninggal

Ya Bapa, bukalah pintu kerahiman-Mu bagi saudara/i kami yang telah berpulang.
Kiranya Engkau dapat mengampuni segala dosanya dan memperkenannya menikmati
kebahagiaan surgawi dalam rumah-Mu.

Marilah kita mohon …

P :Bagi keluarga yang ditinggalkan

15
Ya Bapa, kurniakanlah rahmat keteguhan iman dan ketabahan bagi segenap keluarga
dan kerabat yang ditinggalkan. Semoga berkat iman, harap dan kasih kepada-Mu,
mereka senantiasa dikuatkan untuk menerima dengan ikhlas peristiwa duka ini sebagai
peristiwa iman.

Marilah kita mohon …

P :Bagi segenap jiwa-jiwa yang telah meninggal

Ya Bapa, semoga Engkau dapat menerima segenap jiwa yang telah meninggal dunia
dalam rumah-Mu. Terangilah jiwa mereka dan ampunila segala salah mereka.
Perkenankanlah mereka bergembira dalam persekutuan abadi bersama-Mu, sehingga
dapat menjadi pendoa yang baik bagi kami yang masih mengembara di dunia ini.

Marilah kita mohon …

P :Bagi kita sekalian yang hadir di sini

Ya Bapa, mampukanlah kami untuk memaknai peristiwa hidup kami sebagai anugerah
untuk mengamalkan kasih kepadaMu dan sesama kami. Teguhkanlah iman kami akan
kebangkitan hidup kekal dan ajarilah kami untuk menjadikan Kristus sebagai jalan dan
kebenaran, dan hidup kami.

Marilah kita mohon …

P : Allah Bapa kami yang kekal, kami pecaya bahwa Engkau selalu mendengarkan keluh
kesah kami. Dalam iman yang teguh dan harapan yang kokoh kami serahkan seluruh
suka dan duka hidup kami. Semoga Dikau senantiasa mengarahkan kami untuk kembali
kepada kasih-Mu, Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa
bersama dengan Dikau, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala
masa…

U :Amin.

11. Doa Bapa Kami

P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus kepada kita:

Bapa kami...........

16
12. Doa Penutup

P :Marilah berdoa,

Ya Allah Bapa yang Maha Kuasa, keagungan-Mu pantas dipuji. Kami


menghaturkan syukur kepada-Mu atas segala bentuk cinta kasih-Mu yang kami alami
dalam tiap peristiwa hidup kami. Kami mohon, semoga peristiwa kepergian saudara/i
kami ini dapat membawa terang baru bagi kami untuk mengimani kebangkitan hidup
dalam iman kepada Putera-Mu yang telah bangkit untuk mengalahkan maut. Kami
mohon karuniakanlah ketabahan iman bagi segenap keluarga yang ditinggalkan. Doa
dan permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu lewat perantaraan Kristus, Tuhan
kami, yang hidup dan memerintah bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan
Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa…

U: Amin.

13. Berkat dan Perutusan

14. Lagu Penutup

(Fr. Giovanni A. L Arum)

17
IBADAT PEMAKAMAN JENAZAH

Bagian I

1. Ajakan Pembukaan

2. Lagu Pembuka

3. Tanda Salib Dan Salam

P: Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.

U: Amin.

P: Tuhan yang memberi,Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.

U; Sekarang dan selama-lamanya.

4. Kata Pengantar

5. Pernyataan Tobat

6. Doa Pembuka

P: Marilah Berdoa (hening sejenak)

Allah Bapa yang berbelas kasih, Engkaulah asal-usul dan tujuan hidup kami.
Hidup dan mati kami ada di tangan-Mu. Kami ini adalah milik-Mu. Kini,
Saudara/anak kami... telah sampai pada tujuan hidupnya, yakni tempat
kediaman-Mu yang abadi. Semoga pemakaman ini sungguh menjadi tanda akhir
perjalanan hidupnya di dunia ini. Dan kami, dengan penuh harapan senantiasa
menantikan kebangkitan sebab Kristus yang bangkit dari mati telah
menghancurkan maut untuk selamanya. Maka, terimalah saudara kami ini dalam
pelukan cinta-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

U: Amin.

7. Bacaan Kitab Suci:

Bacaan I: 2Kor 4: 18 – 5:1

Bacaan Injil: Yoh. 14:1-4

18
8. Renungan

Menuju Rumah Bapa

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Untuk segala sesuatu ada waktunya, dan untuk apapun di bawah kolong langit
ada masanya tersendiri. Ada waktu untuk menabur, ada waktu juga untuk menuai apa
yang ditabur. Ada waktu untuk memulai, ada waktu untuk mengakhiri. Ada waktu untuk
tertawa, dan ada juga waktu menangis. Begitu juga dengan kehidupan ini, ada waktu
untuk lahir, ada juga waktu untuk mati. Kelahiran dan kematian seperti dua sisi yang
bebeda pada satu mata uang. Ibarat sebuah jam pasir, ketika kehidupan seseorang
dimulai, saat itu pula waktu hidupnya mulai berkurang.

Secara manusiawi, kematian itu menakutkan dan selalu meninggalkan


kesedihan, kepedihan dan pilu yang mendalam bagi mereka yang ditinggal pergi.
Namun demikian, kematian adalah hal yang pasti, tidak terelakan bagi yang bernyawa,
dan hanya kematian yang menjadi kepastian mutlak di antara kemungkinan-
kemungkinan di dalam dunia. Sampai pada titik ini, dibutuhkan iman agar mampu
melihat sisi lain dari kematian yang indah, yakni sebagai jalan menuju rumah Bapa.

Bacaan-bacaan suci yang baru saja kita dengarkan bersama menguatkan iman,
membesarkan harapan, bahwasanya hidup ini hanya diubah bukan dilenyapkan dan
bahwa sebuah kediaman abadi telah disediakan Allah bagi yang percaya kepada-Nya.
Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus menekankan
bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sementara. Rasul Paulus melihat hidup di
dunia ini seperti kegiatan “berkemah” dan kita adalah manusia kemah. Ketika tiba
waktunya, maka kemah kita di dunia ini akan dibongkar dan Allah telah menyediakan
sebuah tempat kediaman di surga. Di sini, Rasul Paulus hendak menegaskan bahwa
hidup di dunia ini hanyalah sementara dan tempat yang sesungguhnya untuk kita
adalah kediaman yang telah disediakan Allah, yakni di surga.

Senada dengan rasul Paulus, Yesus di dalam Bacaan Injil turut mengatakan hal
yang sama. Ia memberikan jaminan hidup yang kekal kepada mereka yang percaya
kepada-Nya, “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

19
Kata-kata Yesus inilah yang menjadi kekuatan iman, dasar pengharapan yang
menguatkan kita di kala duka dan derita akibat kematian menghimpit kita. Yesus
sendiri menjadi dasar dan jaminan akan kehidupan kekal. Melalui kematian-Nya, Ia
mendahului kita untuk menyiapkan tempat untuk kita di surga

Saudara-saudari yang terkasih

Kalau kita merefleksikan peristiwa kematian secara lebih dalam, kita akan
sampai pada kebahagiaan bukannya kengerian dan ketakutan. Sebab melalui peristiwa
kematian, Allah sebenarnya mengangkat kita dari keterbatasan hidup dan kodrat kita
menuju hidup yang tak terbatas. Kematian adalah jalan di mana manusia menanggalkan
segala penderitaan fisik karena sakit penyakit, karena kesulitan dan kesusahan,
penderitaan yang panjang selama hidupnya dan beranjak menuju rumah Bapa yang
kekal, di mana di sana tidak ada lagi ratap tangis dan air mata, tetapi hanya kebahagiaan
kekal yang dijumpai karena telah bersatu dengan Allah yang diimani.

Saudara/Anak ...... ini telah beristirahat dalam damai. Kemahnya di dunia telah
dibongkar dan sebuah kediaman abadi telah disediakan baginya. Bagaimana dengan
kita semua yang hadir di sini? Bukankah segala sesuatu ada waktunya? Hari ini dia,
mungkin besok giliran saya atau Anda yang dipanggil. Di sini perlu kita miliki
spiritualitas berjaga-jaga seperti lima gadis bijaksana. Hendaklah pelita kita tetap
bernyala, sebab kematian itu datang seperti pencuri di malam hari. Kita semua harus
berusaha dalam hidup ini, bukan untuk dunia ini, tetapi untuk memiliki satu tempat di
rumah Bapa. Tuhan memberkati kita.

9. Aku Percaya

Bagian II

PEMBERKATAN JENAZAH

P: Bapak, Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Marilah kita mengikuti
upacara pemberkatan jenazah saudara/anak kita ...... ini dengan penuh hikmat

1. Pemercikan Air Suci dan Pendupaan Jenazah

Saudara-saudari sekalian, Allah, asal dan tujuan hidup kita telah memanggil
saudara kita ...... Maka, marilah kita menghantar saudara/i kita ini untuk pulang ke
tempat yang sudah disediakan Yesus baginya. Kita berdoa agar dia diikutsertakan dan

20
disatukan dengan kebangkitan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Air suci akan diperciki
sebagai pengenangan akan janji baptis yang pernah diucapkan dan dihidupi oleh
saudara/i kita ini.

2. Doa Pemberkatan Jenazah

P: Allah Bapa yang Maha kuasa, Engkaulah yang telah menganugerahkan


kehidupan kepada kami. Bahkan Engkau juga menyerahkan putera-Mu, Tuhan
kami Yesus Kristus kepada kematian untuk memberikan hidup kekal kepada
kami. HambaMu ... telah Kaupanggil menghadap-Mu.

(Pemimpin mengulurkan tangan)

Maka kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu untuk memberkati hamba-Mu ...
Kuduskanlah jenazahnya agar ia Kaubersihkan dari segala dosa dan hukuman.
Kami serahkan saudara kami yang telah meninggal dalam Kristus ini dalam
limpahan belas kasih dan kerahiman-Mu. Semoga bersama Kristus pula, dia
masuk dalam kerajaan-Mu yang abadi serta boleh bersama semua orang kudus
memuliakan Dikau selama-lamanya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.

U: Amin.

3. Doa Pemberkatan Bunga

P: Ya Bapa, keindahan dan keharuman bunga melambangkan kemuliaan dan


keharuman nama-Mu. Kami mohon, berkatilah bunga ini yang akan kami
taburkan pada makam hamba-Mu yang telah Engkau panggil. Semoga taburan
bunga ini dan keharumannya menghadirkan kemuliaan-Mu yang memenuhi
bumi dan hama-Mu ini. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.

U: Amin.

(bunga diperciki air suci)

4. Doa Umat

P: Allah Bapa yang Mahakuasa telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara
orang mati dan akan membangkitkan juga tubuh kita yang fana ini untuk
kehidupan kekal. Maka marilah dengan penuh iman kita mohon kepada-Nya.

21
L: Bapa yang kudus, saudara kami ...... telah dibaptis dalam nama Putera-Mu. Dia
telah mati bersama Kristus dalam pembaptisan. Maka, bangkitkanlah pula dia
bersama Kristus yang menjadi jalan, kebenaran dan kehidupan kami. Marilah
kita mohon...

L: Bapa yang kekal, Putera-Mu mengajak orang yang bertobat untuk masuk ke
dalam Firdaus. Ampunilah dan berbelaskasihlah kepada saudara kami .....yang
telah berpulang kembali kepada-Mu. Demi kerahiman dan belas kasih-Mu,
hapuskanlah segala dosa dan pelanggarannya. Marilah kita mohon...

L: Ya Bapa, kami berdoa pula bagi keluarga yang ditinggalkan oleh saudara kami
ini. Kuakan dan hiburlah mereka agar dalam masa duka dan kesesakan ini,
mereka semakin menaruh harapan kepada-Mu saja satu-satunya Allah yang
benar dan kekal. Marilah kita mohon...

L: Kami juga berdoa bagi seluruh umat yang hadir di sini. Ya Bapa, melalui Putera-
Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, kami mengenal bahwa Engkau Allah orang hidup,
bukan orang mati. Semoga kami semakin mengimani Engkau dalam kehidupan
kami dan mengutamakan Engkau lebih dari apapun juga di dunia ini. Marilah
kita mohon...

5. Bapa Kami

P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang
diajarkan oleh Yesus kepada kita:
Bapa kami...........

6. Doa Penutup

Marilah Berdoa

P: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkaulah sumber kehidupan kami. Kami
percaya bahwa Putera-Mu menyelamatkan kami dengan wafat dan kebangkitan-
Nya. Maka, kami percayakan Saudara/Anak kami ...... yang telah meninggal ini
dalam kuasa-Mu. Kuatkan kami semua, khususnya keluarga yang ditinggal pergi.
Teguhkanlah kami bahwa hamba-Mu yang telah berpulang ini juga akan Engkau
bangkitkan untuk hidup kekal. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

22
U: Amin.

7. Berkat dan Perutusan

8. Lagu Penutup

Bagian III (Pelengkap)

Pemberkatan Makam dan Penguburan

1. Lagu Pembuka (Jika memungkinkan)

2. Tanda Salib dan Salam

P: Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.

U: Amin.

P: Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.

U: Sekarang dan selama-lamanya.

3. Kata Pengantar

P: Saudara- saudari terkasih, kini telah tiba saatnya bagi saudara (anak) kita .....ini di
akhir perjalanan hidupnya. Dia akan kembali kepada Allah, yang sangat
mengasihinya. Di makam ini, kita akan mengadakan salam perpisahan dan
penghormatan kepadanya. Semoga doa dan salam kita ini mengungkapkan cinta,
meringankan duka, dan meneguhkan iman kita. Kita berharap akan berjumpa lagi
dengan saudara kita ini dalam keluarga abadi di surga. Kita percaya sebab Tuhan kita
Yesus Kristus telah wafat dan turun ke alam maut, namun bangkit dengan mulia. Kita
yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan pula untuk kehidupan kekal.

4. Doa Pembuka

P: Marilah berdoa (hening sejenak)

Allah Bapa yang berbelas kasih, Engkaulah asal usul dan tujuan hidup kami. Hidup
dan mati kami ada di tangan-Mu. Kami ini adalah milik-Mu. Saudara (anak) ... ini telah
sampai pada tujuan hidupnya, yakni tempat kediaman-Mu yang abadi. Sekarang
23
kami berdiri di sini untuk membaringkan jenazahnya di makam ini. Semoga
pemakaman ini sungguh menjadi tanda akhir perjalanan hidupnya di dunia ini. Dan
kami, dengan penuh harapan senantiasa menantikan kebangkitan sebab Kristus yang
bangkit dari mati telah menghancurkan maut untuk selamanya. Maka, terimalah
saudara kami ini dalam pelukan cinta-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.

U: Amin.

5. Pemberkatan Makam

(Pemimpin ibadat mengulurkan tangan ke atas makam)

P: Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah membangkitkan Putera-Mu, Yesus Kristus,
setelah Dia wafat dan dimakamkan selama tiga hari. Maka kami mohon, pandanglah
kini hamba-Mu yang beristirahat dalam makam ini. Kuduskanlah makam ini dengan
berkat Roh Kudus-Mu agar menjadi tempat yang layak dan kudus bagi hamba-Mu ini.
Semoga Engkau membangkitkan dia bersama Kristus Putera-Mu, dan Engkau
kumpulkan bersama dengan semua orang yang telah mendahuluinya di surga.
Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.

U: Amin.

(Lalu pemimpin ibadat mereciki makam dengan air berkat)

P: Melalui pembaptisan, kita dipersatukan dengan wafat dan kebangkitan Kristus.


Saudara kita ini juga telah mati bersama Kristus dan akan disatukan pula dengan
kebangkitan-Nya. Semoga air suci ini menandakan persatuan saudara kita ini dengan
Kristus supaya memperoleh hidup baru dalam Kristus.

U: Amin.

(Pemimpin ibadat dapat melanjutkan dengan pendupaan)

P: Semoga Allah menguduskan saudara kita ini dan doa-doa kita boleh mengiringi
perjalanannya menuju rumah Bapa.

U: Amin.

6. Peti diturunkan ke Makam

24
P: Allah yang Mahakuasa telah berkenan memanggil saudara (anak) kita .....ini ke
hadirat-Nya sendiri. Jenazahnya akan kita serahkan kepada tanah. Tetapi, kita
percaya bahwa Kristus akan mengubah badan yang fana ini menjadi serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia. Semoga Tuhan menerima dia dalam damai dan
membangkitkannya untuk kehidupan kekal. Saudara ….. ingatlah sabda Yesus ini,
“Setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal, dan
supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” Maka, beristirahatlah di sini
dalam damai Tuhan!

(Peti diturunkan ke dasar makam. Sementara peti diturunkan, umat dapat mengiringinya
dengan lagu yang sesuai)

7. Tabur Tanah dan Bunga

(Sebelum peti ditimbuni tanah,diadakan upacara tabur tanah dan bunga yang sudah
diberkati dalam upacara pemberkatan jenazah sebelumnya)

8. Doa Iringan Tabur Tanah

(Pemimpin menaburkan tanah di atas peti)

P: Manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Semoga Kristus yang
telah mengalahkan kebinasaan maut memulihkan saudara kita ini dalam kebangkitan
mulia.

U: Amin.

9. DoaIringan Tabur Bunga

(Pemimpin menaburkan bunga di atas peti)

P: Semoga kuntum hidup Ilahi yang telah ditanamkan dalam diri saudara kita ini mekar
bagaikan bungayang semerbak harum mewangi dan menyebarkan nama Allah.

U: Amin.

10. Penandaan Salib

(Pemimpin ibadat memegang salib dan mengulurkannya ke atas peti jenazah dan
makam)

25
P: Saudaraku ... yang terkasih, inilah salib, tanda kemenangan Tuhan atas kuasa dosa
dan maut. Dengan tanda salib ini, kita diselamatkan. Maka, masukilah hidup abadi
dengan membawa tanda kemenangan Kristus ini: Dalam nama Bapa dan Putera dan
Roh Kudus.

U: Amin.

11. Penimbunan Tanah

(Peti ditimbuni tanah. Selama penimbunan tanah, pemimpin ibadat mengajak umat
untuk berdoa Rosario atau menyanyikan lagu-lagu yang sesuai)

12. Doa Bapa Kami

P: Saudara-saudari yang terkasih, kita telah menghantar saudara kita ... ke dalam
peristirahatannya yang terakhir. Dia telah berpulang kepada Allah. Maka, marilah
kita iringi perjalanannya dan seluruh doa-doa kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus sendiri.

P+U: Bapa Kami ...

13. Doa Penutup

P: Allah Bapa kami, sekarang kami percayakan saudara kami …... ini dalam kerahiman-
Mu. Terimalah dia dalam Kerajaan-Mu dan bantulah kami yang masih berziarah di
bumi ini agar saling membantu dalam menghadapi segala tantangan hidup. Demi
Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

U: Amin.

14. Berkat Penutup

P: Tuhan beserta kita.

U: Sekarang dan selama-lamanya.

P: Semoga semua orang yang sudah meninggal beristirahat dalam damai Tuhan.

U: Amin.

P: Semoga kita semua, senantiasa diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, Dalam nama
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

26
U: Amin.

P: Saudara sekalian, rangkaian upacara pemakaman saudara kita ini sudah selesai.

U: Syukur kepada Allah.

15. Lagu Penutup

(Fr. Hipolito Freitas)

27
IBADAT SYUKUR MALAM KETIGA

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka
P: Marilah berdoa
Ya Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan kekal, kami percaya bahwa engkaulah sumber
kehidupan manusia. Kami percaya bahwa melalui peristiwa putera-Mu Sang
Juruselamat kami, yang telah mederita,wafat dan bangkita dari antara orang mati, kami
pun akan diselamatkan. Maka kami mohon, semoga hambamu.....(Sebuat Nama) yang
telah meninggal ini, Kaubangkitkan untuk kehidupan kekal karena Engkau sendirilah
yang telah menjanjikan kepada kami semua bahwa barangsiapa percaya kepada-Ku
akan memperoleh hidup yang kekal…
U :Amin
7. Bacaan Kitab Suci :
Bacaan Injil: Yoh. 11:17-27
8. Renungan
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan...
Salah satu peristiwa yang belum diterima dengan rendah hati dan penuh
kesabaran bagi semua orang hingga saat ini ialah perstiwa kematian. Ketika
peristiwa ini menghampiri hidup manusia, akal budi menuntut manusia menuju
suatu pola pemikiran untuk mempersalahkan Tuhan, sebab orang yang telah tiada,
kini tidak lagi berbagi sukaduka secara bersama di dunia ini. Hal ini nampak dalam
peristiwa kematian Lazarus. Kematian Lazarus membuat Marta dan Maria tidak mau

28
menerima kenyataan ini. Dengan penuh pengharapan dan keyakinan, Marta berkata
kepada Yesus "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”
Pernyataan Marta menunjukkan suatu penyataan yang mengandung unsur iman
bahwa jika Yesus ada bersama mereka, tentunya saudara mereka Lazarus tidak akan
mati. Kemudian, pernyataan ini akhirnya membuatnya sadar sehingga ia berkata
“Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala
sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Dan bahkan Marta menemukan jawaban
yang lebih pantas atas peristiwa yang mereka alami, yakni ia sendiri mengungkapkan
kepada Yesus “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit
pada akhir zaman.” Apa yang diungkapkan oleh Marta merupakan suatu ungkapan
iman bahwa setiap orang yang meninggal pada akhirnya akan bangkit. Model
ungkapan iman dari Marta bahwa orang yang telah meninggal akan dibangkitkan
akhirnya diperjelas oleh pernyataan Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap
orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?”
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan...
Iman Marta telah mengajarkan kita bahwa hendaknya kita perlu berpikir untuk
mengikhlaskan orang yang kita sayangi atau yang kita cintai bila telah dipanggil oleh
Allah sebagai penyelenggara hidup manusia sekaligus pemilik kehidupan ini. Kita
perlu belajar untuk menerima kenyataan akan peristiwa kematian dalam setiap
keluarga kita masing-masing, sebab kehidpan di dunia ini hanyalah kehidupan yang
bersifat sementara, sedangkan kehidupan yang sesungguhnya ialah hidup kekal.
Kehidupan kekal ini merupakan suatu model kehidupan yang berbeda dengan model
kehidupan di muka bumi ini. Rasul Paulus mengajarkan bahwa kita diselamatkan
dalam pengharapan. Seseorang yang tidak mempunyai pengharapan akan berputus
asa dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan baik ataupun berusaha
menghindari dosa. Tanpa pengharapan, maka seseorang dapat kehilangan semangat
untuk berjuang. Oleh karena itu, St. Agustinus mengajarkan juga bahwa kekudusan
yang membawa kita pada keselamatan didirikan di atas iman, dibangun dalam
pengharapan, dan diselesaikan dalam kasih. Setelah kita sampai ke Surga, maka
pengharapan tidak lagi diperlukan karena kita telah sampai pada tujuan. Karena itu
hayatilah hidupmu dengan berlaku baik dan menjalani hidup sesuai dengan apa yang

29
dikehendaki Tuhan agar kelak dapat memperoleh keselamatan kekal. Nyatakanlah
imanmu dalam tindakan hidupmu seraya berkata:"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa
Engkaulah Mesias anak Allah yang hidup.” Amin.
9. Aku Percaya
10. Doa Umat
P: Marilah kita menyampaikan segala harapan dan niat baik hati kita kepada Allah,
agardalam hidup ini, kita dapat memaknainya dengan penuh iman kepada Allah,
Sang Pemilik kehidupan.
Bagi Saudara (Sebut nama arwah), yang telah meninggal
Ya Allah, Engkaulah yang menghadirkan saudara kami ini di dunia dan ia telah
menjalani ziarah hidupnya.Kini,ia telah Engkau panggil kembali kehadirat-Mu,
semoga Engkau dapat memperkenannya untuk menikmati kebahagiaan bersama
dengan Dikau dalam kerajaan-Mu. Marilah kita mohon...
Bagi semua orang beriman yang telah meninggal
Ya Allah, anugerahkanlah kebahagiaan sejati bagi semua orang beriman yang telah
meninggal agar mereka dapat bersukacita bersama dalam kerajaan-Mu berkat
kerahiman-Mu yang menyelamatkan. Marilah kita mohon...
Bagi keluarga yang ditinggalkan
Ya Allah, kami mohon semoga Engkau memberikan rahmat penghiburan, ketabahan
dan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan, agar mereka tetap kuat dan dengan
rendah hati dapat menerima kenyataan ini. Marilah kita mohon...
Bagi kita semua yang hadir di sini
Ya Allah, kuatkanlah dan teguhkanlah iman kami, agar kami senantiasa percaya dan
manuruh segala pengharapan kami kepada-Mu bahwa Engkaulah satu-satunya
sumber keselamatan dan kebahagiaan kami. Marilah kita mohon...
P: Allah Bapa Yang Maha kuasa, sudilah Engkau menerima dan mengabulkan semua
harapan kami umat-Mu yang selalu mengandalkan Dikau sebagai satu-satunya
sumber kekuatan iman kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U: Amin
11. Doa Bapa Kami
P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus kepada kita:
Bapa kami...........

30
12. Doa Penutup
P: Marilah berdoa
Allah Yang Maha rahim, karena kerahimanMu kami ingin menyatakan iman kami
kepadaMu bahwa saudara kami yang telah meninggal akan mengalami kebangkitan
pada akhir zaman karena Engkau sendiri telah menyatukan saudara kami ini dengan
Kristus PuteraMu dalam Iman bahwa kelak semua orang yang menaruh iman akan
Kristus akan memperoleh keselamatan abadi sesuai dengan janji PuteraMu sendiri.
Sebab, Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa, dalam persatuan dengan Roh Kudus,
sepanjang segala masa.
U: Amin
13. Berkat dan Perutusan
14. Lagu Penutup

(Fr.Vinsensius Oki)

31
IBADAT SYUKUR 40 HARI KEMATIAN (I)

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka
P :Marilah berdoa,
Allah Bapa Pencipta dan penyelenggara kehidupan, Putera-Mu telah
mengalahkan maut dengan wafat dan kebangkitan-Nya ke surga. Pada
kesempatan ini, kami mendoakan arwah dari saudara/i ................ yang telah
Engkau panggil kehadirat-Mu empat puluh hari yang lalu. Ia telah meninggal
seperti Kristus, maka perkenankanlah ia ikut berbahagia bersama Putera-Mu
dalam kerajaan surga, dan kami yang masih berziarah di dunia ini semakin
bersatu dan berdamai satu sama lain. Dan berkat kematiannya, kami semakin
sadar bahwa kami berasal dari pada-Mu dan akan kembali kepada-Mu juga. Demi
Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa
bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala
masa.
U : Amin.
7. Bacaan Kitab Suci : Mat. 8:23-27
8. Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus.....
Kematian merupakan kenyataan yang pasti dari keberadaan manusia.
Sebagaimana kelahiran itu merupakan sebuah kepastian, maka kematian juga
adalah sebuah kepastian. Tak ada satu kekuatan apapun yang berani
meniadakan kenyataan kematian. Bagi manusia, kematian merupakan suatu

32
misteri yang tidak akan dipahami dan sekaligus menakutkan. Manusia tidak
berdaya melawannya. Manusia tidak sanggup untuk menghindarkan diri dari
kematian. Kematian adalah suatu misteri kehidupan yang seringkali tidak dapat
diterka kapan dan dari mana datangnya. Banyak manusia yang mengalami
kematian secara tiba-tiba, entah karena kecelakaan darat laut ataupun udara,
serangan jantung, darah tinggi dan masih banyak penyebab lainnya.
Manusia melihat kematian sebagai sesuatu yang menakutkan dan
mengerikan. Hal ini senada dengan apa yang dikisahkan dalam bacaan Injil yang
baru saja kita dengar. Penginjil Matius mengisahkan bagaimana para murid yang
merasa ketakutan dan cemas ketika angin kencang mengguncang perahu
mereka. Mereka merasa bahwa itu menjadi akhir dari hidup mereka. Angin
kencang yang mengguncang perahu mereka seakan mengantarkan mereka
kepada ketakuan akan maut. Panik dan takut bercampur aduk jadi satu sehingga
membuat mereka sejenak melupakan bahwa Yesus ada bersama-sama dengan
mereka. Mereka sejenak melupakan Sang Guru yang selalu menjadi pedoman,
teladan dan kekuatan mereka untuk terus berjuang dalam hidup. Mereka
kemudian membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, tolonglah,
kita binasa”. Perkataan mereka ini menunjukkan seolah-olah mereka memang
akan binasa. Mereka lupa bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup.
Namun, dari sikap mereka ini ada dua hal yang bisa dilihat, yakni: pertama, saat
berkata demikian, mereka meragukan kehadiran Yesus sehingga mereka yakin
akan binasa, dan kedua, dalam keyakinan bahwa Yesus adalah jalan kebenaran
dan hidup, maka mereka meminta-Nya untuk menolong mereka. Dan memang
terbukti bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup yang hadir sebagai
penolong bagi mereka, sehingga angin kencang itupun diredakan oleh-Nya.
Kisah Injil ini mau mengingatkan kita bahwa ketika perahu hidup kita
sedang dilanda angin kencang/masalah/musibah, entah itu dalam rumah tangga,
kantor, komunitas-komunitas terlebih dalam diri kita sendiri, yang kita lakukan
pertama adalah jangan panik, cemas ataupun takut seperti yang ditunjukkan
para murid. Kita harus tetap tenang. Mengapa demikian? Karena jika kita panik,
cemas atau takut kita akan melupakan Tuhan. Kita akan melupakan dari mana
akar sebenarnya asal kekuatan dan hidup kita ini yakni dari Tuhan. Kita akan
menyalahkan Tuhan akan semua yang terjadi. Tuhan serba tidak baik dalam

33
pandangan kita. Ini karena kita melupakan Tuhan sejenak. Kita harus tenang
serta yakin dan percaya bahwa Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup. Dengan
demikian, maka angin kencang yang datan menerpa perahu hidup kita akan
menjadi reda. Tuhan menjadi jalan keluar dan solusi yang terbaik dalam hidup
kita. Kita memang menjadi nahkoda perahu kita masing-masing tetapi Tuhanlah
yang menjadi kompas dari arah kemana perahu kita akan berlayar.
Umat beriman yang terkasih....
Kita semua yang hadir disini pada kesempatan ini berkumpul untuk
mengenang 40 hari kepergian dari saudar/i ............. Kematian dari saudara/i ........
ini menjadi salah satu dari sekian banyak angin kencang yang menerpa perahu
hidup kita, terutama yang dialami oleh keluarga almarhum/ah. Ini tentunya
bukan menjadi angin kencang yang langsung saja merusak perahu kita,
melainkan dalam nada iman dan dengan penuh keyakinan, kita percaya bahwa
saudara/i ............. kita ini telah melabuhkan perahunya di pulau bahagia, yakni
kemuliaan surga. Kita yakin ia telah berbahagia bersama Tuhan sebagai jalan
kebenaran dan hidup yang sudah ia percayai semasa hidupnya. Kita yakin Tuhan
sebagai penolong yang meredakan angin kencang yang menerpa perahu hidup
kita telah membangkitkannya dengan menarik perahu hidupnya menuju pulau
bahagia-Nya.
Umat beriman yang terkasih
Semoga kita yang hadir disini, dengan inspirasi Injil yang telah kita
dengar menjadikan kita pribadi-pribadi yang senantiasa menjadikan Tuhan
sebagai penolong utama kita. Ketika perahu hidup kita dilanda angin kencang
dengan berbagai banyak masalah, kita tetap tenang dan dengan penuh keyakinan
dan kepercayaan kita percayakan hidup kita kepada Tuhan dengan
berkata :”Tuhan, tolonglah, saya akan binasa”. Dengan demikian Tuhan akan
datang dan menolong kita. Semoga. Amin...
9. Aku Percaya
10.Doa Umat :
P : Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah membangkitkan Yesus Kristus
dari alam maut, kami yakin bahwa Engkau pula yang akan membangkitkan
tubuh kami yang fana ini. Sudilah dengarkan doa-doa kami:

34
 Bagi saudara/i ................ yang telah meninggal ini
Allah Bapa sumber segala kehidupan kami, saudara/i........... telah
menerima benih kehidupan abadi lewat Sakramen Pembaptisan, semoga
arwahnya Engkau perkenankan bergabung dan berbahagia bersama
Engku dan para kudus-Mu di surga.
Marilah kita mohon.......
 Bagi segenap anggota keluarga
Allah Bapa, Awal dan Akhir kehidupan kami. Berkatilah anggota keluarga
yang ditinggalkan agar mereka tetap kuat dan tabah dalam hidup
selanjutnya seraya percaya akan janji kehidupan kekal yang telah
diberikan oleh Yesus Putera-Mu.
Marilah kita mohon......
 Bagi semua orang yang meninggal
Ya Bapa, semoga Engkau demi kerahiman-Mu menyambut semua orang
yang telah meninggal didalam kehidupan kekal.
Marilah kita mohon.....
 Bagi kita semua yang hadir disini
Ya Bapa, teguhkanlah imam kami yang berkumpul disini, sehingga kami
tetap tekun dan setia menghayati iman kami dalam kehidupan kami
dengan landasan cinta kasih, sambil mengharapkan kehidupan di surga
kelak.
Marilah kita mohon......

P :Allah Bapa sumber kehidupan, dalam diri Yesus Engkau telah datang ke dunia
ini, untuk menjadi Emanuel: Allah beserta kami. Engkau mengenal kami dan tahu apa
yang kami butuhkan. Janganlah tinggalkan kami tetapi dampingilah kami selalu. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami

U : Amin

11.Doa Bapa Kami


P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang
diajarkan oleh Yesus kepada kita:
Bapa kami...........
12.Doa Penutup

35
P :Marilah berdoa,
Allah Bapa kehidupan dan kebangkitan kami, kami telah mengimani
sabda Putera-Mu dalam ibadat ini. Kami berdoa bagi saudara/i ................. yang
telah Engkau panggil kehadirat-Mu empat puluh hari yang lalu. Kami yakin dan
percaya ia telah dibersihkan berkat wafat dan kebangkitan Putera-Mu. Semoga
ia, Kau muliakan pula dengan anugerah kebahagian surgawi, dan kami semua
dalam peziarahan hidup kami semakin bertumbuh dan bersatu bersama dengan
Engkau, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
13.Berkat dan Perutusan
14. Lagu Penutup

(Fr. F.X Umbu Tuku)

36
IBADAT SYUKUR 40 HARI KEMATIAN (II)

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah Bapa menghibur kita dengan belas kasih-Nya, dan semoga Putera-
Nya Yesus Kristus menerangi serta membimbing kita dan Roh Kudus
mempersatukan kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
Marilah kita memeriksa hati dan batin kita seraya menyesali dosa-dosa kita agar ibadat
kita ini berkenan kepada Tuhan. (hening sejenak)

Saya mengaku…….

P: Semoga Allah yang maharahim mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
menghantar kita ke hidup yang kekal.

U: Amin

6. Doa Pembuka
P :Marilah berdoa,

Allah, sumber kebaikan dan belaskasih, orang-orang berdosa mendapatkan


pengampunan dan orang-orang saleh mendapat ganjaran kebahagiaan. Pada
kesempatan ini kami bersyukur kepada-Mu karena oleh kasih-Mu Engkau memanggil
kembali saudara/I kami (…………) 40 hari yang lalu untuk menghadap-Mu. Kami mohon
semoga oleh kerahiman-Mu, Engkau mengampuni segala dosa dan kesalahannya dan
terimalah dia dalam kalangan para kudus-Mu di surga. Demi Kristus, Tuhan dan
pengantara kami.

U :Amin.

37
7. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan I : Bilangan, 14:32-35

Bacaan Injil : Matius, 11:28-30

7. Renungan

Sapaan…

Hari ini kita berkumpul untuk mendoakan saudara/I kita……………yang dipanggil


Tuhan 40 hari yang lalu. Pada kesempatan ini kita melambungkan doa-doa kita kepada
Tuhan agar saudara/I kita…….. yang dipanggil Tuhan boleh dimurnikan, dikuduskan
agar boleh diperkenankan bergabung bersama para kudus menikmati kebahagiaan
kekal.

Mendoakan oarng yang sudah meninggal mengindikasikan bahwa kita masih ada
ikatan batin dengan mereka. Meskipun secara fisik kita berpisah tetapi kita percaya
bahwa mereka mengalami kebangkitan dan akan menghadapi pengadilan terakhir. Di
situlah kita mendaoakan mereka agar semoga oleh belaskasihan dan kerahiman Tuhan
mereka disucikan, diselamatkan memasuki Kerajaan Surga.

Sapaan……

Ada tiga hal pokok yang kita renungkan pada kesempatan ini. Pertama, 40 hari
merupakan saat pemurnian dan pengudusan bagi saudara/I kita….yang dipanggil
Tuhan. Pemurnian diartikan sebagai saat untuk membersihkan diri dari kotoran, debu
atau apapun yang menempel, yang menodai sehingga kelihatan aslinya. Seperti emas
dimurnikan dalam tanur api. Kemurnian emas diketahui ketika diuji dalam api.
Demikian jiwa murni yang merupakan syarat mutlak masuk Kerajaan surga harus
dimurnikan, disucikan dan dikuduskan.

Seorang pelajar harus dimurnikan lewat cara terus menerus belajar, ujian-ujian
disekolah, terus melatih sikapnya agar menjadi lebih dewasa. Seorang ibu atau bapak
dimurnikan lewat pengalaman bertahun-tahun mendampingi anak, membesarkan serta
mendidik anak-anak mereka. Emosional seorang guru dimurnikan lewat pengalaman
mendampingi anak didikannya dengan bermacam aneka karakter. Hal ini bisa

38
membentuk pribadi sang guru menjadi dewasa apabila dilaksanakan secara terus
menerus.

Kedua, hidup dan mati kita ada di dalam tangan Tuhan. Maka semestinya kita
menyerahkan diri kepada penyelenggaraan Tuhan. Kitab Bilangan melukiskan protes
atau sungut-sungut orang Israel terhadap Tuhan. Mereka seakan-akan berontak
terhadap Tuhan. Berontak, bersungut, protes sama halnya dengan meragukan, tidak
percaya kepada Tuhan akan apa yang Ia janjikan. Kepada Bangsa Israel, Allah
menjanjikan tanah Kanaan. Tanah yang penuh berlimpah dengan susu dan madu. Tetapi
atas sikap protes, berontak terhadap Tuhan maka Tuhan menghukum mereka. Mereka
yang berumur 20 tahun ke atas akan dibunuh. Sedangkan anak-anak mereka dan juga
orang-orang pilihanNya yang akan dibawa masuk ke negeri yang dijanjikan itu.

Untuk memasuki negeri itu, Tuhan masih mendidik mereka, memurnikan


mereka agar tetap berpegang kepada Tuhan. “Dan anak-anakmu akan mengembara
sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan
menanggung akibat ketidak setiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun.
Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni 40 hari, satu hari
dihitung satu tahun, jadi 40 tahun lamanya kamu harus menanggung akibat
kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu”.

Ketiga, kita diundang untuk bersedia datang kepada Allah. Yesus bersabda,
“Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-KU, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan kamu akan mendapat kelegaan bagi jiwamu” (Mat.
11:28-29).

Yesus mengundang mereka yang letih lesu dan berbebanberat akibat tirani
hukum atau penguasa hukum yang menindas, yang bukan dari Musa, melainkan berasal
dari ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Di sini jelas bahwa yang memberi beban adalah
justru orang-orang “pandai dan bijak”. Dalam situasi seperti demikian, Yesus tampil
memberikan jaminan, memberikan kelegaan. “Kelegaan” sama arti dengan sukacita
karena Mesias sudah datang dan sukacita itu tercapai karena “damai dengan Tuhan”
yang diterima dengan ikhlas.

39
Yesus mengundang kita untuk menyerahkan diri kepada-Nya, menerima Dia
menjadi penuntun hidup kita. Datang kepada Dia berarti bersatu, bersekutu dengan Dia.
Dialah penjamin hidup kekal, memberikan ketenangan atau kelegaan bagi yang percaya
kepada-Nya.

Sapaan….

Pada kesempatan ini kita berdoa kepada Tuhan mohon keselamatan jiwa bagi
saudara/I kita…..yang dipanggil 40 hari yang lalu. kita memohon kelegaan Yesus agar
beban saudara/I kita……diringankan dan semoga ia mendapatkan kelegaan jiwanya
serta merasakan kasih Tuhan dalam kebahagiaan abadi di Surga.

Mari kita memohon kepada Tuhan agar saudara/I kita…..dimurnikan dan


diringankan dari segala kelemahan dan dosanya. Dan semoga kita semua dan anggota
keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan dan damai serta datang kepada Yesus
agar mendapat kelegaan bersama-Nya di surga. Amin

9. Aku Percaya

Setelah mendengar dan merenungkan sabda Tuhan marilah kita bangkit berdiri
untuk mengungkapkan iman kepercayaan kita:

Aku percaya………

10. Doa Umat

Allah yang Maha Rahim, pada-Mulah kami berharap. Engkaulah kebangkitan dan
tumpuan kehidupan kami. Dengan rendah hati, kami hendak menyampaikan doa-doa
permohonan kami.

a. Bagi saudara/I (……………) kita yang telah meninggal


Ya Bapa, dalam kerahimanMu yang tak terhingga, kami mempersembahkan dan
mempercayakan saudara/i kami (……..…) yang telah Kaupanggil menghadap
hadiratMu. Semoga wafat dan kebangkitan PuteraMu menjadi jaminan
penebusan baginya.

Marilah kita mohon……….

40
b. Bagi arwah semua saudara kita yang telah meninggal
Ya Bapa, curahkanlah keselamatan kekal kepada saudara-saudari kami yang
telah meninggal dunia, sehingga mereka semua mengalami cinta dan
kebaikanMu di dalam rumahMu yang kudus.

Marilah kita mohon………….

c. Bagi seluruh keluarga


Ya Bapa, kuatkanlah dan tabahkanlah iman semua anggota keluarga yang
ditinggalkan. Semoga mereka diberi kekuatan untuk selalu bertumpu harapan
kepada Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan.

Marilah kita mohon……….

d. Bagi kita semua yang hadir di sini


Ya Bapa, semoga kami dapat memberi kesaksian tentang kebangkitan Krisus
dalam semangat cinta dan pengorbanan.

Marilah kita mohon.,……

Ya Bapa, dengarlah doa-doa permohonan umat-Mu yang disampaikan pada kesempatan


ini. Sudilah Engkau mengabulkan sesuai kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami.

U: Amin

11. Doa Bapa Kami

P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus kepada kita sebagai contoh setiap doa:

Bapa kami...........

P: Ya Bapa yang Mahabaik, bebaskanlah hambaMu yang telah Engkau panggil


menghadap-Mu dari segala dosa dan kesalahan selama hidup di dunia ini, dan
berikanlah istirahat kekal dalam Rumah Bapa. Demi Kristus Tuhan kami.

U: Amin

12. Doa Penutup

P :Marilah berdoa,

41
Ya Allah Bapa yang Mahakekal, demikianlah ungkapan berupa ibadat sabda yang
dapat kami hunjukkan kepada-Mu untuk mendoakan saudara/i kami (…………) yang
telah Kaupanggil. Berilah istirahat kekal dan sinarilah dia dengan cahaya abadi.
Selamatkanlah semua orang yang sudah meninggal dunia serta anugerahkan kepada
mereka istirahat serta damai abadi di sisi-Mu. Kamipun mohon kepada-Mu untuk
keluarga kami yang masih mengembara di dunia ini, semoga Engkau menganugerahkan
kepada kami iman yang teguh, harapan yang menyala, cinta kasih yang tak akan padam
sehingga tabah menghadapi segala macam tantangan dan tetap setia untuk mengabdi-
Mu. Persatukanlah kami satu sama lain dalam cinta kasih-Mu supaya keluarga kami
tetap dalam satu ikatan cinta kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan kami.

U: Amin.

13. Berkat dan Perutusan

P: Semoga kita sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa. Dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus.

U: Amin

14. Lagu Penutup

(Fr. Damianus Bell)

42
IBADAT SYUKUR 100 HARI KEMATIAN

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka
P :Marilah berdoa:
Allah Bapa Yang Maha Rahim, Engkaulah Sumber dan Tujuan hidup kami. Kami
bersyukur kepada-Mu sebab Engkau berkenan memberikan kedamaian abadi
kepada semua orang beriman yang telah berpulang kepada-Mu, secara khusus
pada kesempatan ini kami mendoakan keselamatan jiwa dari saudara/i kekasih
kami (.....) yang telah Engkau panggil kembali seratus hari yang lalu. Kami percaya
bahwa oleh karena kerahiman-Mu kini ia telah Engkau perkenankan dalam
keabadiaan-Mu surga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah
sepanjang segala masa.
U: Amin
7. Bacaan
Pengkhotbah 3:1-11
Yohanes 6: 37-40
8. Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus..
Kehidupan dan kematian sebenarnya merupakan dua wajah berbeda yang
tak dapat dipisahkan. Kehidupan nyata yang diawali dengan kelahiran,
menampilkan wajah sukacita atau wajah kegembiraan, sedangkan kematian
menampilkan wajah dukacita atau kesedihan, keduanya merupakan kenyataan

43
yang tidak dapat dipisahkan. Kita mendapat kepastian bahwa setiap kehidupan
di dunia ini akan berjalan melalui pintu kematian. Walaupun demikian kita tidak
mengetahui secara pasti bahwa kapan saat kematian seseorang itu tiba, dan ini
menjadi suatu misteri yang tidak dapat dijangkau oleh kita manusia. Berhadapan
dengan ini, kita hanya bisa berpasarah dan menerima situasi ini, seperti yang
dikatakan oleh St. Hironimus dalam doanya tentang kematian: “Tuhan, Engkau
sudah meminjamkannya kepada kami, dan kami merasa bahagia karena pernah
memiliki dia, namun sekarang Engkau mengambil dia dari antara kami. Kini kami
menyerahkan dia kembali kepada-Mu, tanpa protes meski hati kami terkoyak
dan sedih”.
Keyakinan yang diungkapkan oleh St. Hieronimus dalam doanya, merupakan
suatu pengakuan yang mendalam dan agung bahwa hidup manusia adalah suatu
keterberian, suatu anugerah, sekaligus adalah milik Tuhan. Dia yang memberi
kehidupan, Dia pula-lah yang mengambil kembali kehidupan itu. Tuhanlah sang
pemilik kehidupan. Di dalam Dia, kematian kita hanya diubah, bukan
dibinasakan.
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus..
Kita harus menyadari bahwa kematiaan adalah waktu atau saat di mana
Allah sebagai pemilik kehidupan memanggil kembali orang yang dikasihinya
untuk kembali bersatu dengan-Nya. Setiap kita akan mengalami hal yang serupa.
Tidak ada satu makluk pun yang luput dari peristiwa kematian. Kalau hari ini kita
berkumpul di tempat ini untuk mengenangkan atau mendoakan jiwa dari
saudara/i tercinta .... yang telah di panggil Tuhan seratus hari yang lalu, kita pun
akan mengalami hal yang serupa, akan ada keluarga, teman dan sahabat
berkumpul untuk mendoakan kita, bila waktu kematiaan itu tiba. Sebagaiman
kata Kitab pengkhotbah dalam bacaan pertama tadi; Untuk segala sesuatu ada
masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir,
ada waktu untuk meninggal.
Saudara kita telah lahir dan mengalami kehidupan, kini ia telah meninggal,
dan kembali ke rumah Bapa seratus hari yang lalu. Sebagai orang beriman kita
percaya bahwa oleh karena imannya kepada Yesus selama hidupnya, kini ia pun
telah diselamatkan oleh Yesus sendiri. Tuhan Yesus yang ia imani selama
hidupnya tidak akan membiarkan saudara/i kekasih kita hilang oleh karena

44
kematian. Seperti kata Yesus dalam bacaan injil tadi, Ia secara jelas memberikan
janji penghiburan kepada kita bahwa semua orang yang telah menjadi milik-Ny,
tidak akan ada satu pun yang Ia biarkan hilang, malahan Yesus sendiri yang akan
membangkitkan kita pada akhir zaman; supaya dari semua yang telah diberikan-
Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir
zaman (ayat 39).
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus..
Sudah seratus hari Saudara/i terkasi (....) telah dipanggil kembali kepada asal
dan tujuan perziarahannya yakni kembali bersatu dengan Allah. Kepergian
saudara/i (.....) sudah tentu masih menggoreskan kesedihan, duka yang
mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun sebagai orang yang beriman
kita harus yakin bahwa kematian dari (.....) yang pada hari ini kita kenangkan,
bukanlah akhir dari hidupnya melainkan awal kehidupan baru. Barangsiapa
datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang (ayat 37). Kita percaya bahwa saudara/i
kekasih kita (....) yang telah percaya kepada Kristus semasa hidupnya, dan telah
mengambil bagian dalam penderitaan dan kematian Kristus, kini ia juga telah
mengambil bagian dalam kebangkitan dan kebahagian bersama Krsitus.
Dan semoga kita semua umat beriman yang masih berziarah di dunia ini,
oleh karena peristiwa iman ini, terus setia berjalan bersama Kristus yang kita
imani, sehingga pada saatnya, kita pun turut berbahagia bersama dengan para
Kudus di sorga. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang
melihat anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. (ayat 40).
Semoga. Amin.
9. Aku percaya
10.Doa Umat
P. Saudara-saudara terkasih, marilah kita panjatkan doa-doa kita bagi arwah
saudara/i (....) yang telah berpulang kepada kehadirat Allah dan juga bagi kita
semua yang masih berziarah di dunia ini
P : Bagi saudara/i kita (....) yang telah dipanggil Tuhan 100 hari yang lalu.
Semoga melalui pembaptisan yang telah diterima saudara/i (....) dan berkat
imannya akan Yesus Kristus sepanjang hidupnya, ia dianugerahi hidup kekal yang
telah dijanjikan Allah sendiri kepadanya.
Marilah kita mohon..
U.Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

45
P. Bagi sanak keluarga yang ditinggalkan
Ya Bapa, kurniakanlah berkat-Mu bagi sanak keluarga yang ditinggalkan.
Semoga mereka semakin teguh imannya kepada Dikau, Sumber dan Tujuan
hidup kami.
Marilah kita mohon……
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P.Bagi semua orang beriman yang telah meninggal
Semoga semua orang beriman yang telah meninggal dengan harapan akan
bangkit, diterima dalam pangkuan surgawi.
Marilah kita mohon..
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P.Bagi kita semua yang ada di tempat ini
Semoga iman pengharapan kita akan Yesus Kristus semakin dikuatkan dalam
ziarah perjuangan hidup kita.
Marilah kita mohon.
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P. Ya Allah Bapa, kami bersyukur atas jaminan-Mu, bagi semua arwah umat
beriman yang telah berpulang ada di tangan-Mu dan bahwa kami semua
Kaupanggil untuk bangkit bagi hidup kekal. Untuk itu janganlah membiarkan hati
kami gelisah, tetapi teguhkanlah perjalanan peziarahan kami menuju kepada-Mu.
Demi Kristus peengantara kami.
U. Amin
11.Doa Bapa Kami
12.Doa Penutup
P :Marilah berdoa:

Allahyang Maha Rahim, Engkau telah menyerahkan Putera-Mu kepada


kematian untuk membebaskan semua orang dari maut dan mengaruniakan
kehidupan yang kekal kepada semua umat beriman.Ke dalam tangan-Mu kami
serahkan jiwa hamba-Mu saudara/i kekasih kami (....) yang kami kenangkan
kematiannya pada hari ini. Terimalah ia dalam kerahiman-Mu dan berilah ia
tempat yang layak bersama para kudus-Mu di surga. Dan sertailah kami juga
agar selalu mengandalkan Engkau, Sang Sumber Hidup sejati dalam
perjuangan ziarah hidup kami sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan
46
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa, Amin.

U : Amin.

13.Berkat dan Perutusan


14.Lagu Penutup

(Fr. Johanes Tas’au)

IBADAT SYUKUR 1 TAHUN KEMATIAN

1. Ajakan Pembukaan
2. Lagu Pembukaan
3. Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

47
U : Amin
P : Semoga Allah sumber segala penghiburan, selalu melimpahkan penghiburan
iman dan harapan akan kebangkitan kepada kita sekalian.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
4. Kata Pengantar
5. Pernyataan Tobat
6. Doa Pembuka

P :Marilah berdoa,

Allah Bapa kami yang Mahapengasih dan penyayang, di dalam Yesus Putra-Mu, Engkau
merencanakan keselamatan bagi kami. Kami mohon kepada-Mu semoga engkau menerima saudara/i
kekasih kami (...........) ke dalam kediaman-Mu yang abadi di surga bersama semua orang kudus-Mu.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, sepanjang segala masa..

U :Amin.

7. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan I: 2 Makabe 7:1-2.9-14

Bacaan Injil : Luk 20:27.34-38

8. Renungan

ALLAH ORANG YANG HIDUP

(Luk 20:27.34-38)

Bpk/i, saudara/i, umat beiman yang dikasihi Kristus.

48
Di hadapan KEMATIAN, teka-teki hidup manusia menjadi sangat mencekam. Sering
muncul pertanyaan macam-macam seputar soal hidup: “Apa arti hidup ini? Apakah hidup ini
akan berkesudahan dengan begitu saja oleh adanya kematian? Atau, apakah sesudah kematian
masih ada kehidupan?”

Waktu bergulir dan terus bergulir hingga kini sudah satu tahun kita berpisah dengan
sdra/i kita (.........). kenangan-kenangan yang telah terukir bersama sdra/i (.......) mungkin
perlahan mulai luntur atau sebaliknya mungkin masih sangat membekas. Seiring dengan
perjalanan waktu, segala sesuatu mungkin akan dapat berubah, namun Tuhan kita, Tuhan
yang kita imani tetap sama tak berubah. Tuhan kita tetap sama dalam kasih yang setia
mengharapkan kita menuju pada sukacita surgawinya yang telah dijanjikanNya bagi kita
sekalian anak-anakNya. Hendaknya kita sadar dalam iman, harap dan kasih akan kasih Tuhan
kita ini dan membiarkan diri kita dalam iman, harap dan kasih yang setia berpaud padaNya.

Dalam nada iman, harap dan kasih pada Tuhan kita inilah mari kia menjawab dengan tegas
akan pertanyaan tajam tentang kehidupan setelah kematian yang menjadi pertanyaan besar
bagi manusia bahkan menjadi misteri bagi manusia.

Bpk/i, saudara/i, umat beiman yang dikasihi Kristus.

Penulis kita Makabe (2 Makabe 7:1-2.9-14) menampilkan ketujuh orang bersaudara


bersama ibunya yang begitu tegar dan berani menghadapi ancaman kematian, untuk
membuktikan imannya akan nilai hidup manusia yang tidak berakhir dengan kematian.
Mereka yakin dan percaya bahwa hanya Tuhanlah yang berkuasa atas hidup dan mati mereka.
Karena itu mereka berjuang bersama Allah penuh harapan akan kebangkitan untuk hidup
yang kekal.

Di lain kitab dalam perjanjian baru, Rasul Paulus mengajak umat Tesalonika (2 Tes
2:16-3:5) dan kita semua untuk berani berjuang, tetap teguh dalam iman akanYesus Kristus,
karena Ia tidak pernah membiarkan kita berjuang sendirian. Kita akan memperoleh kekuatan-
Nya, dan mengalami sendiri. Kita akan memperoleh kekuatan-Nya, dan mengalami
penghiburan-Nya. Sebab Dialah jaminan keselamatan dan kebahagiaan, kebangkitan dan
kehidupan kekal bagi kita, dan juga bagi bapak/saudara kita yang telah dipanggil Tuhan ini.

Saudara-saudari umat beriman yang terkasih.

49
Lukas dalam injilnya yang baru saja kita dengarkan tadi, menampilkan dengan jelas
golongan Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan dan kehidupan kekal. Menurut mereka
hidup sesudah kematian itu hanyalan bualan para nabi dan hanyalah suatu khayalan. Orang-
orang Saduki berusaha menjerat Yesus dengan suatu cerita untuk meragukan kebangkitan
yaitu seorang wanita yang dinikahi oleh tujuh orang bersaudara yang semuanya mati tanpa
meninggalkan keeturunan. Siapa nantinya menjadi suaminya yang sah di dunia seberang?
Yesus dengan tegas memberikan jawaban yang tepat bahwa soal menikah itu urusan dunia.
Sedangkan di dunia seberang atau di dunia akhirat tidak ada lagi pernikahan. Kita semua
adalah anak-anak Allah, Putera-puteri kebangkitan seperti malaikat.

Bpk/i, saudara/i, umat beiman yang dikasihi Kristus.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersikap seperti orang-orang Saduki seakan-
akan kita tidak akan mati dan menghadap Tuhan di dunia seberang. Kita hidup seperti tanpa
harapan akan menghadap Tuhan pada akhirat dunia. Kita seakan-akan tidak percaya pada
hidup yang akan datang. Saudara-saudaraku, sekiranya tidak ada hidup sesudah mati, maka
hidup kita sekarang di bumi ini sesungguhnya sia-sia belaka.

Percaya akan hidup sesudah kematian memberi kita harapan. Tanpa harapan, tidak
ada masa depan. Lalu apa artinya hidup kekal yang dijanjikan Kristus kepada para pengikut-
Nya? Apa arti semua usaha dan karya, perjuangan dan pengorbanan kita selama ini? Saudara-
saudaraku, kita semua, saya dan anda sekalian adalah peziarah di dunia yang fana ini.
Peziarah yang punya harapan. Kita tidak berziarah di dalam kegelapan. Kita sedang
mengikuti peta kehidupan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus, yang mengatakan “Akulah
jalan, Kebenaran dan Hidup”! Kita tidak menaruh harapan pada hal-hal duniawi. Kita
menaruh harapan kita pada Allah dan Sabda-Nya. Dia “bukan Allah orang mati, melainkan
Allah orang-orang hidup. Ia menciptakan kita bukan untuk kematian kekal, melainkan untuk
kehidupan abadi”.

Saudara-saudara terkasih yang dicintai Kristus.

Jangan lupa bahwa kita tidak mengadakan ziarah menuju tanah terjanji yaitu
kehidupan kekal sendirian. Kita berziarah bersama orang lain, dengan semua anggota umat
Allah.

50
“Matahari yang terbenam adalah sebuah janji akan terbitnya Matahari yang akan

datang”. Karena itu, selagi masih ada waktu, mari kita mempersiapkan diri dengan

berbuat baik dan mengarahkan hidup kita kepada kehidupan yang abadi dengan gembira

penuh iman, bila giliran kita akan tiba untuk bersatu dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya.

Amin

9. Aku Percaya

10. Doa Umat

Allah yang Maha Rahim, pada-Mulah kami berharap. Engkaulah kekuatan dan
tumpuan hidup kami. Oleh karena itu, dengan penuh iman, kami hendak menyampaikan
doa-doa permohonan kami.

Bagi saudara/i … yang telah meninggal

Ya Bapa, ampunilah segala dosa yang pernah dilakukan saudara/i kami ini semasa
hidupnya di dunia. Sebagaimana ia telah dipersekutukan dengan Kristus melalui
sakramen pembaptisan, semoga Engkau dapat dibangkitkan bersama Kristus dan
menikmati kebahagiaan kekal di surga. Marilah kita mohon …

Bagi keluarga yang ditinggalkan

Ya Bapa, kiranya Engkau mengaruniakan Roh Kudus-Mu untuk menghibur dan


menguatkan iman keluarga yang ditinggalkan. Semoga mereka dapat tabah dan ikhlas
menerima peristiwa ini sebagai peristiwa iman dengan harapan dan kepercayaan yang
teguh akan kebangkitan hidup. Marilah kita mohon …

Bagi segenap jiwa-jiwa yang telah meninggal

Ya Bapa, semoga dengan kemaharahiman-Mu, Engkau dapat menerima segenap jiwa


yang telah meninggal dunia. Kiranya segala salah mereka diampuni dan
memperkenankan mereka masuk dalam persekutuan para kudus di surga sehingga
dapat menjadi pendoa yang baik bagi kami yang masih berziarah di dunia ini. Marilah
kita mohon …

Bagi kita sekalian yang hadir di sini

51
Ya Bapa, kurniakanlah kami kekuatan dalam iman untuk memaknai peristiwa
kehilangan ini sebagai peristiwa iman. Semoga kami dikuatkan untuk menjalani hidup
kami dengan baik dan penuh syukur, sehingga kami kelak dikuatkan untuk menghadap-
Mu dengan penuh kerinduan dan kasih. Marilah kita mohon …

11. Doa Bapa Kami

P : Marilah kita satukan doa dan harapan-harapan kita dengan doa yang diajarkan oleh
Yesus kepada kita:

Bapa kami...........

12. Doa Penutup

P :Marilah berdoa,

Ya Allah Bapa yang Maha Kekal, kami menghaturkan syukur kepada-Mu atas
keagungan cinta-Mu yang mengalir dalam hidup kami. Kami percaya bahwa Engkau
senantiasa menyertai kami dalam menjalani pergumulan hidup. Kasih-Mu menjadi
jaminan keselamatan hidup yang kekal. Kami mohon, kiranya Engkau sudi menerima
jiwa saudara/i … yang telah berpulang ke hadirat-Mu. Semoga berkat kebangkitan
Kristus, saudara/i kami ini dapat mengalami kebangkitan dan menikmati sukacita
surgawi, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama
dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa,
Amin.

13. Berkat dan Perutusan

14. Lagu Penutup

FR. GOMEZH

REFLEKSI TENTANG KEMATIAN

“PERCAYA KEMATIAN;
ANTARA PERKATAAN DAN PERBUATAN”

52
RD. Marsel Nubatonis

Kematian adalah sebuah fakta yang tidak kita ketahui kapan datangnya. Mungkin
ada segelintir orang yang tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian, bahkan
tidak percaya adanya Tuhan. Tetapi satu hal yang pasti dan semua orang akan sepakat
yaitu adanya kematian. Artinya semua makhluk di bumi ini, tanpa kecuali pasti pada
saatnya mengalami kematian.

Pada titik inilah, semua orang percaya bahwa kematian adalah suatu
keniscayaan yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Sebab semua orang pasti pernah
mendengar, melihat, mengalami dan membuktikan sendiri, bagaimana orang yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, orang yang hari ini sehat, beberapa
waktu kemudian sakit dan pergi untuk selamanya. Berhadapan dengan kenyataan
demikian, semua orang dapat dipastikan akan percaya tentang adanya kematian.
“Jikalau harinya sudah pasti dan jumlah bulannya sudah tentu pada-Mu dan batas-
batsnya sudah Kautetapkan, maka tiada seorang dapat melangkahinya” (Ayub 14:5).

Pertanyaan untuk direnungkan. Apakah kita benar-benar yakin dan percaya


adanya kematian dan semua manusia pasti akan mengalaminya? Dari pertanyaan di
atas, kita pasti dengan spontan mengatakan; ya kematian adalah hal yang pasti terjadi
dalam hidup kita, akan tetapi perbuatan kita sehari-hari tidak menunjukkan bahwa kita
sungguh percaya adanya kematian. Mengapa demikian? Mari kembali melihat
kenyataan hidup sehari-hari.

Betapa banyak orang disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan untuk


mencari harta, kekayaan, pangkat, jabatan kekuasaan dan kehormatan dalam hidupnya.
Sementara bekal setelah kematian dilupakan, kewajiban pada Tuhan ditinggalkan,
perintah-Nya diabaikan, dan laranganNya justru dilakukan. Apakah ini tidak
mencerminkan bahwa kita seolah-olah tidak percaya adanya kematian? Bisa jadi kita
terlampau berpikir, seolah-olah hidup di dunia ini adalah segala-galanya dan abadi
sehingga hanya sibuk dengan urusan duniawi, sementara urusan akhirat
dinomorduakan.

Tidaklah keliru bahkan tidak salah, jika kita bekerja mengais rezeki yang telah
dikaruniakan Allah kepada kita. Akan tetapi, jangan sampai kita melupakan bekal

53
setelah kematian, bekal untuk kehidupan abadi yang tidak akan pernah mati. Oleh
karena itu, sekali lagi jangan sampai kita hanya disibukkan oleh urusan duniawi
sementara yang surgawi diabaikan. “Jagalah dirimu supaya hatimu jangan sarat oleh
pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari
Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” (Luk 21:34).

Untuk itu, hendaknya kita cari harta tidak hanya semata bagi diri sendiri dan
hidup saat ini, tetapi kita jadikan sebagai sedekah di jalan Allah, berguna bagi kita dan
sesama baik hidup saat ini maupun hidup yang akan datang. Artinya setiap aktifitas
yang kita lakukan, hendaknya berdayaguna menyelamatkan. Tidak saja menyelamatkan
diri sendiri tetapi tetapi orang lain. Tidak saja hidup hari ini, tetapi hari yang akan
datang yaitu hari dimana semua orang menikmati kebahagian kekal yang dijanjikan
Tuhan kepada setiap orang beriman.

Ketika kita sungguh merenungkan dan menghayati ajakan ini dalam hidup,
tentunya kita akan lebih bijaksana dalam menghadapi dan memaknai kehidupan saat
ini. Di situlah kita akan melihat mana yang menjadi prioritas untuk kehidupan kita kelak
dan mana yang tidak. Kita akan bijaksana menggunakan waktu yang ada untuk semakin
mengenal, mengasihi dan memuliakan Tuhan tidak sebatas pada pikiran dan perkataan
tetapi dalam perbuatan nyata. Sebab Dialah yang akan kita jumpai setelah kehidupan
ini. Dialah yang menjadi segala-galanya bagi kita. Dialah yang menjadi sumber sekaligus
puncak kebahagiaan sejati dan kekal selamanya. Tentang semuanya itu, Rasul Paulus
berpesan “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati
untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8).

54

Anda mungkin juga menyukai