Kasih, kata yang paling banyak digunakan dalam Alkitab: 853 kata ketimbang benci: 179 kata. Dalam relasi dengan Tuhan dan manusia. Tuhan Yesus mengajarkan dalam Injil Matius 22: 37-40 “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Rasul Yohanes berkata dalam suratnya 1 Yohanes 4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Dengan tegas Yohanes bahkan berkata Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1Yo 4:8). Rasul Paulus berbicara tentang kasih kepada jemaat Korintus yang sedang dalam perpecahan dan suka mengagungkan karunia rohani yang dimiliki seseorang. Penjelasan kasih begitu rinci dan sederhana. Dalam pasal 13:4-7 disebut kasih sebagai kualitas yang terbaik dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan karakter kristiani: Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih berdimensi kekekalan dibanding dengan nubuat yang akan berakhir; bahasa roh yang akan berhenti dan pengetahuan yang akan lenyap (13:8). Paulus menegaskan ketidaksempurnaan karunia rohani yang dimiliki dibanding dengan kasih. Kesempurnaan dapat dicontohkan seperti (1) proses pertumbuhan dari kanak-kanan menjadi pribadi dewasa yang meninggalkan sifat kanak-kanak yang senang bermain, bercanda, merengek atau meminta lebih banyak. Yang kedua (2) seperti orang yang bercermin dengan cermin logam yang hanya terlihat samar-samar. Menutup uraiannya Paulus mengatakan iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Mengapa lagi-lagi kasih diutamakan? Sebab hal kasih itu menjadi kendala dalam hidup persekutuan. Persekutuan tanpa kasih, sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (13:1); Persekutuan tanpa kasih maka kita tidak berguna (13:2) dan Persekutuan tanpa maka kita tidak berfaedah (13:3). Rasul Paulus menunjuk dirinya sebagai pelaku kasih yang utama dan meyakini kasih itu bersifat abadi sampai kita bertemu dengan Allah yang adalah Kasih. Firman Tuhan hari ini mengingatkan perkara rohani yang utama dalam hidup kekristenan kita: hidup dalam kasih. Kasih itu bersifat aktif dan bukannya pasif. Kasih bukan sekedar pengetahuan supaya orang berbuat baik bagi kita dan mengabaikan yang buruk yang kita sudah ucapkan dan lakukan. Kadang kita bisa temukan mereka yang hanya mengasihi sebab keuntungan-keuntungan tertentu. Kasih yang hanya untuk lingkungan terbatas. Kasih yang eksklusif bagi kelompok sendiri dan tidak peduli dengan hidup orang lain. Kasih yang tidak selaras dengan kehendak Allah. Kasih yang levelnya berbeda dan murah harganya. Kasih yang kita lakukan adalah kasih Tuhan. Kasih yang murni. Kasih yang menjadikan kita bersukacita dan bersyukur. Kasih yang memberi kita kekuatan untuk selalu memberi dan memberi serta percaya bahwa apa yang kita kerjakan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Kasih membutuhkan pengorbanan yang kadang membuat kita kehilangan waktu, harta, tenaga dan perasaan. Kasih yang datang dari Allah membuat kita melayani dengan sukacita dan tulus. Kasih mendatangkan kedamaian dan bukannya pertengkaran apalagi kekacauan. Kasih yang dibicarakan bukan kasih yang abstrak. Kasih yang mengawang-awang. Seperti peristiwa youtuber yang mengerjai transpuan dan minta maaf atas kelakuannya. Lalu dia berkata: Tapi bohong! Ya. Kasih kita bukan kasih prank! Semoga kita adalah pelaku kasih Tuhan dalam hidup ini. Amin.