Anda di halaman 1dari 3

Tema : JANGAN GALAU, MUJIZAT MASIH ADA

Nast : 1 Raja-raja 19:9-18

Pendahuluan,
Setiap kita pasti pernah mengalami tekanan hidup yang berat, hal tsb
dapat terjadi kapanpun, dimanapun, kepada siapapun ( apa status sosial sdr,
apa profesi sdr, termasuk hamba Tuhan sekalipun). Bahkan Elia sendiri
sebagai hamba Allah merasakan juga yang namanya tekanan hidup dalam
pelayanannya, sampai dia mengatakan: "Cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan,
ambillah nyawaku.." (ayat 4).
Elia menghadapi tekanan hidup yang begitu berat dalam pelayanannya
setelah dia membunuh nabi Baal sebanyak 450 orang dan nabi Asyera 400
orang ketika mereka kalah berhadapan dengan Elia untuk memanggil allah
mereka ( 18 : 20 – 46 ). Perbuatan Elia disikapi oleh Izebel (Istri raja AHAB)
dengan menyuruh seorang suruhan untuk mengambil nyawa Elia. Ternyata
situasi ini membuat Elia menjadi takut dan ia pergi ke padang gurung dan tidur
di bawah pohon arar, dan setelah malaikat Tuhan memberi ia makan dan
minum dia berjalan selama 40 hari 40 malam ke gunung Horeb. Di  sebuah Gua
Allah datang kepadanya dan Tuhan berfirman:
 "Apakah kerjamu di sini hai Elia?" dan jawaban Elia adalah:
"Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang
Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan
membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang
masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." (Ayat 9-10).
Elia merasakan tekanan yang begitu berat karena merasa bahwa
pelayanannya telah gagal karena dia merasa tidak lebih baik dari nenek
moyangnya. Semangat pelayanannya yang begitu besar untuk menyelamatkan
bangsa Israel dari penyembahan kepada Baal justru harus menerima tekanan
melalui ancaman untuk mencabut nyawanya. Dalam keadaan tersebut dia
merasa hidup sendiri tanpa dukungan karena usahanya tersebut berujung
pada ancaman atas nyawanya sementara tugas pelayanannya masih banyak
yang belum diselesaikannya.
Sebagai anak Tuhan kita patut belajar dari Alkitab agar kita dapat tetap
menjadi kuat ditengah badai tekanan hidup ini bahkan menjadi pemenang,
dan ini rahasianya :
1. Ingatlah Ada Tuhan Yang PEDULI dan MENGUATKAN Kita.
Tindakan Allah terhadap Elia sbb;
a. Memberi makan & Minum (melalui malaikat).
b. Menemui Elia di gunung Horeb.
Sekalipun kita harus menghadapi pergumulan hidup tanpa ada yang
membantu dan menolong, namun Tuhan perduli kepada kita. Allah melihat
penderitaan kita dan akan memberikan kekuatan dan keteguhan dengan
menerima makanan dan minuman rohani dari Tuhan (Roti Hidup dan Air
Hidup). walaupun kita harus menghadapi berbagai-bagai pergumulan,
Tuhan tidak akan biarkan kita terjatuh tanpa daya, sebab Tuhan akan
menguatkan dan menolong kita.

"Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang


tangannya." (Mazmur 37:24).
2. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang
mengasihiNya.

Ternyata tekanan hidup yang dialami oleh Elia tanpa disadari Allah turut
bekerja mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan juga kepada bangsa Israel.
Justru dalam keadaan yang tertekan seperti itu Elia semakin dekat mengenal
Allah dalam kehidupannya melalui perjumpaannya dengan Allah. Bahkan kita
di ingatkan bahwa kebaikan Tuhan justru hadir melalui hal-hal yang
tampaknya sederhana:

Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan


bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. 
Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam
gempa itu.
Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. 
Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera
sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya
(Ayat 11-13).

Ketika menghadapi pergumulan hidup bagaimana kita dapat meyakinkan


bahwa Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita.
Kebaikan itu bukanlah harus selalu seperti yang kita pikirkan atau bayangkan,
namun Tuhan akan turut bekerja dalam permasalahan yang kita hadapi.
Seperti yang dihadapi Elia, ternyata Tuhan tidak hadir dalam kondisi yang
spektakuler (angin besar, gempa, api) ternyata kehadiran Tuhan pada angin
yag sepoi-sepoi. 
Dalam tantangan hidup yang kita hadapi bisa saja kita berharap bahwa Tuhan
akan melakukan suatu muzijat yang luar biasa seperti yang kita pikirkan akan
terjadi dalam hidup kita, namun Tuhan akan bekerja lebih daripada yang kita
rancangkan dalam pikiran kita yaitu kebaikan-kebaikan terbaik yang
dirancangkan Tuhan atas kehidupan kita. Sehingga jangan kita lekas berpikir
bahwa ketika sekian lama kita meminta sesuatu dari Tuhan yang tidak kunjung
diberikan, padahal melalui pergumulan itu Tuhan telah bekerja dan telah
banyak memberikan kebaikanNya bagi kita. 

3. Bertindak Pergi Keluar dan Lakukan Perintah-Nya  

Tuhan mengetahui masalah yang sedang dialami oleh Elia, namun


Tuhan perintahkan Elia untuk keluar dari ketakutannya dan melihat kehadiran
Allah atas masalah yang dihadapinya dan hanya Tuhan yang dapat menolong
Elia keluar dari masalahnya dengan menyuruhnya "Pergilah, kembalilah
kejalanmu...(Ayat 15). Tuhan tidak menginginkan Elia berlarut lama dalam
ketakutannya menghadapi tekanan yang dihadapinya. Tuhan yang
memerintahkan untuk kembali menghadapi semuanya dan Tuhan memberikan
jalan keluar atas permasalahannya yaitu mengurapi Hazael menjadi raja Aram,
Yehu menjadi raja Israel dan mengurapi Elisa menjadi nabi menggantikannya. 
Tuhan tidak mengharapkan kita lari dari masalah yang sedang terjadi
selain dari menghadapinya dengan keyakinan bahwa Allah beserta selalu kita.
Bagaimanapun bentuk tantangan hidup yang kita hadapi, kita hanya akan
datang kepada Tuhan saja dan bukan kepada yang lain. Jika kita menghadapi
tantangan hidup dengan menuruti perintahNya maka Tuhan akan pastikan
bahwa perintahNya adalah jalan yang terbaik yang akan kita lalui.
Berbahagailah orang-orang yang tetap setia dan berpengharapan kepada
Tuhan, sebab segala kebaikanNya akan di berikan kepadanya. Seperti Ucapan
yang sering dikatakan oleh Tuhan Yesus ;"Berdirilah dan Pergilah Imanmu
telah menyelamatkan engkau" (Lukas 17 : 19).

Soli Deo, Anjir Kalampan, 14 November 2021

Pdt. Yoto. M.Pd.K

Anda mungkin juga menyukai