Anda di halaman 1dari 2

SERMON GKPI WILAYAH XI UNTUK MINGGU SETELAH NATAL 31 DESEMBER 2023.

TUHAN PEMIMPIN DAN SUMBER PENGHIBURAN


Ev. : Yeremia 31:7-9

PENDAHULUAN
Berbicara tentang pemimpin, dalam tradisi Yahudi setidaknya ada 4 unsur yan disebut pemimpin
didunia ini. Pertama pemimpin sekular (Raja beserta jajarannya). Kedua, Rohaniawan (para nabi dan
imam). Ketiga seluruh kepala rumah tangga / orang tua merekalah pemimpin dirumanya masing-
masing dan keempat diri sendiri atau setiap pribadi manusia, sebab setiap orang harus bisa
memimpin dan mengendalikan dirinya. Dalam hal ini disimpulkan bahwa tradisi Yahudi memahami
bahwa semua manusia adalah pemimpin dalam kapasitasnya masing-masing disituasi dan keadaan
tertentu. Dalam realitanya, pandangan Yahudi tersebut relevan sepanjang masa. Tentunya setiap
pemimpin entah dalam kapasitas apa pun dan mekanisme apa pun yang dipakainya tidak luput dari
kelemahan. Termasuk yang terjadi dalam kondisi dimasa pelayanan Yeremia diwilayah Kerajaan
Yehuda. Baik pemimpin sekular, rohaniawan, para orangtua dan setiap pribadi, pada saat itu
telah terbiasa hidup dalam politeisme atau sinkritisme. Satu sisi mereka menyembah Tuhan
namun disisi lain menyemba berhala dan juga memposisikan dirinya sebagai yang layak
disembah. Perbuatan ketidakadilan juga sudah menjadi hal yang biasa dalam keseharian
mereka, .mulai dari kehidupan dirumahtangga hingga diseluruh line aktifitas mereka. Semua kondisi
terjadi akibat perintah dari pemimpin kerajaan. Situasi tersebut menyebabkan Allah murka sehingga
melalui nabi Yeremia, Allah menubuatkan hukuman bagi negeri itu. Seluruh penduduk negeri itu tidak
suka dengan nubuatan kehancuran yang disampaikan Yeremia. Lalu datanglah nabi-nabi palsu
meninabobokan mereka dengan nubuat-nubuat kosong yang menyatakan bahwa hukuman Allah tidak
ada dan semua baik-baik saja. Hal itu dilakukan nabi-nabi palsu untuk mengambil hati raja dan
meraup keuntungan agar bisa memperkaya diri mereka. Kepada situasi seperti itulah Yeremia
dipanggil Allah untuk menubuatkan suara kebenaran. Selain bernubuat tentang ancaman yang pasti
tidak disukai siapapun termasuk para petinggi dan pemuka umat Yehuda (Raja Yosia, Yoahas,
Yayakim, Yoyakin dan Zedekia). Pada waktu itu usia Yeremia masih sangat muda (na’ar). Dalam
tradisi Yahudi, biasanya seseorang dipanggil menjadi iman atau nabi diantara usia 20-30 tahun keatas.
Maka diprediksi umur Yeremia pada saat itu sekita 16-19 th. Meskipun demikian tidak ada yang sulit
bagi Tuhan membentuk Yeremia menjadi seorang yang professional dalam tugasnya.

KETERANGAN
Ayat 7 Kasih Allah melampaui murkanya.
Yeremia sangat mengasihi bangsanya, itu sebabnya ia menyampaikan pesan Allah yang
menyemangati bangsa yang sedang terpuruk. Kepada bangsa yang baru saja mengalami kehancuran
itu disampaikan kalimat ‘. . . Bersoraksorailah bagi Yakup . . .’ Nama Yakup disini adalah kalimat
metafora atau kiasan yang menunjuk kepada penduduk Israel sebagai keturunan Yakup (Kej.32:22-
23). Lebih spesifik lagi yang diajak untuk bersoraksorai adalah sisa-sisa Israel. Mereka yang
dipulihkan Tuhan kondisinya bukan karena pertobatan mereka melainkan karena kasih semata-mata.
Sisa-sisa Israel adalah bukti bahwa Allah akan menyelamatkan seluruh Israel bahkan lebih jauh lagi
seluruh umat percaya dibumi ini akan diartikan sebagai ‘sisa-sisa Isarel’ yakni umat yang menerima
keselamatan dari Allah (Roma 11:26).
Seruan untuk bersoraksorai ini adalah penghiburan dari Allah kepada bangsa yang sudah kehilangan
harapan. Ibarat seorang yang mengalami kekalahan dalam bisnis yang mengakibatkan dia bangkrut
dan kehilangan segalanya, dia pasti terpukul dan beragam perasaan campuraduk dihatinya. Saat dia
sedih dan merasa semuanya sudah tidak ada harapan lagi, tiba-tiba seorang dermawan berkata,
‘bersukacitalah aku akan menolong engkau . . ‘. Kita bisa bayangkan betapa bahagianya orang
tersebut. Sukacita seperti itu yang dinubuatkan Yeremia ditengah kondisi ‘hope less’ umat Israel.
Ayat 8 Berkat Allah diluar jangkauan manusia.
Firman ini didengar oleh bangsa Israel, mereka masih berada dalam kondisi buruk dipembuangan
Babel. Tuhan memang pada akhirnya menyelamatkan Israel setelah 70 th dipembuangan, tetapi saat
ayat itu diperdengarkan kepada bangsa Israel, mereka masih berada dan baru dsaja mengalami
kehancuran Yerusalem (pembuangan kenegeri asing ; Babel dan Asyur). Namun setelah waktu yang
tepat dalam pandangan Allah untuk memurnikan iman umat buangan, kemudian ia mengumpulkan
mereka yang sudah terceraiberai untuk diangkut kembali kekampung halaman mereka. Allah
meniadakan efek dosa yang begitu menjerat umat pada masa lampau. Hasil pemulihan itu disatu sisi
menimbulkan sukacita dan soraksorai umat Tuhan, disisi lain Allah dipermuliakan dan dihormati
segala bangsa. Semua ini menjadi petunjuk kuat akan keperdulian dan kasih Allah yang tidak pernah
pudar atas umatNya. Betapa pun jahat dan najisnya mereka karena pelanggaran dan dosa mereka,
sehingga harus dihukum Allah dengan dahsyat, Allah tetap menginginkan pertobatan sehingga Ia bisa
mengampuni dan memulihkan mereka.
Ayat 9 Hal yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mudah bagi Allah.
Pada bagian ini dinubuatkan situasi yang berubah 180 derajat akan terjadi ditengah umat Yehuda.
Penderitaan diubah menjadi gelak tawa karena mereka akan dibawa Tuhan pulang kenegrinya. Tuhan
akan menjadi pemimpin yang menghibur mereka. Mereka akan dipimpin Tuhan melalui sungai-
sungai, melintasi jalan yang rata dan kaki mereka tidak akan tersandung. Ini adalah suasana penuh
damai Sejahtera yang sudah digaransi Allah terhadap umat yang terbuang itu. Tuhan berseru bahwa
Dia adalah Bapa yang mengasihi Israel dan Israel adalah keturunan dari umat yang menerima berkat
kesulungan dari Yakup. Meskipun Efraim adalah anak kedua dari Yusuf, dan Yakup adalah kakek dari
Manasye dan Efraim, namun Yakup telah mengangkat Efraim menjadi anaknya dan memberkatinya
menjadi anak sulungnya.

RENUNGAN
Kasih Allah melampaui dosa-dosa kita namun Allah juga bisa murka bila kita tidak menunjukkan
kasih yang sudah diberikanNya untuk mengasihi diri kita sendiri dan orang lain. Bagi seorang yang
dihukum karena kejahatannya, tidak ada berita yang lebih diinginkan selain berita pembebasan, paling
tidak perhatian dan kepedualian sahabatnya (bnd Galatia 6:2) kita diajak untuk perduli pada
penderitaan dan meyemangati untuk bangkit dalam keterpurukannya. Kita telah menerima
penghiburan dan tuntunan Tuhan yang penuh kasih pada saat kita lemah dan merasa terbuang,
selanjunya kita juga diajak untuk berlaku sama kepada sesame ciptaanNya. Jadilah sahabat yang
datang untuk mengihur dan menguatkan yang lemah.
Out of box. Istilah itu sudah sering kita dengar, menggambarkan suatu cara kerja atau cara berpikir
diluar kelaziman. Hal itu bisa dilakukan oleh seorang pemimpin atau manusia biasa sekalipun.
Demikian pula Tuhan yang bekerja tanpa ditentukan konsep kelaziman manusia. Kepada pengikutnya
Tuhan tidak pernah menjanjikan semua yang enak2 saja. Tuhan tidak penah berjanji bahwa langit
akan selalu biru dan jalan selalu lurus. Pergumulan adalah warna-warni kehidupan. Namun dalam
penderitaan itu Dia ada dan menghibur kita agar kuat dan tidak sesat. Kalau kita sedang bergumul
mari lakukan dua hal. Melihat kedalam hati dan mengakui dosa yang telah kita perbuat lalu
memohon kepada Tuhan untuk menguatkan kita agar tidak jatuh kedalam keputusasaan. Sebab
putus asa tidak akan menyelesaikan masalah. Namun bila kita berserah dan tetap setia
mempraktekkan gaya hidup yang diajarkanNya, sesuatu yang out of the box, berkat yang diluar
kelaziman niscaya akan kita terima.
Kita bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan atas kasihnya kita sampai di hari yang ke-365
dan minggu yang ke-52 atau akhir tahun mingggu setelah natal tahun 2023 ini. Diminggu ini kita
mencoba merenungkan akan perjalanan pelayanan hidup kita yang dipimpin oleh Tuhan, banyak suka
duka, untung rugi, sakit penyakit bahkan mungkin ada dari saudara, keluarga atau pun anggota jemaat
yang telah Kembali kepada Tuhan yang MahaKuasa. Ibarat neraca pembukuan kita akan tutup buku.
Dan kita beberapa jam lagi akan memasuki tahun baru 2024, pasti ada banyak harapan yang akan
diberikan Tuhan kepada kita, mari kita serahkan hidup kita dipimpin oleh Tuhan. Amin.
Pdt B Pasaribu,M.Th
JK Bandung

Anda mungkin juga menyukai