Dibagi 2:
(2-3) Hidup pemazmur penuh kerisauan diakibatkan oleh penderitaan yang amat sangat keras,
dan sikap Allah yang nampaknya menurut Pemazmur seolah-olah tidak lagi memperdulikan dia.
Namun ia tetap mempercayai Allah meskipun merasa tidak mampu lagi menanggung
ketegangan-ketegangan dan menunggu bukti bahwa Allah tidak meninggalkannya.
(4-6) Di saat tidak ada jawaban Tuhan, Pemazmur menoleh ke belakang, ke masa-masa lalu, di
mengingat perbuatan Tuhan kepada nenek moyang mereka bahwa Allah itu begitu adil dan
benar; Allah tidak pernah gagal menolong orang-orang percaya.
(7-9) pemazmur heran kenapa dia dicela oleh banyak orang sebagai seekor ulat; tidak dihargai
sebagai insan yang memiliki hak-hak sebagai manusia, sebagai bahan tertawaan, ejekan,
gunjingan, banyak orang.
(10-12) peazmur mengingat masa kecilnya, sejak bayi yang bergantung sepenuhnya pada
ibunya, dan ini memberi keyakinan padanya bahwa Tuhanlah yang memeliharanya, menjagainya
serta menumbuhkannya lewat air susu ibunya. Ini juga mendorong dia sekarang, saat
menghadapi ratapan ini untuk berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan menyertai dia seperti
dikala saat masih bayi kecil dulu.
Ayat 13-22 Inilah gambaran kedukaan yang sangat pedih dalam kesengsaraan saat itu,
meliputi:
(15-16) penderitaannya itu sangat-sangat berat dan besar, ini digambarkannya bagaikan tulang-
tulang nya yang terlepas dari sendinya.
(17-18) ia menggambarkan orang banyak itu sebagai gerombolan penjahat, seperti anjing-najing
yang menggigit, menggerogoti kaki dan tangannya. Tetapi mereka itu menurut penilaiannya
tidak berguna.
(19-22) para penjahat itu menbagi-bagi pakaiannya, namun kepercayaan pemazmur kepada
Allah sama sekali tidak tergoyahkan; keterikatannya kepada Tuhan tidak surut sehingga dia terus
bermohon agar pertolongan dan kehadiran Tuhan itu nyata dalam hidupnya, di dalam
permasalahnnya, di dalam kemelut dan penderitaanya.
2. Ayat 23-32 : Jaminan dan Kesaksian (Nats Khotbah Kita saat ini)
Inilah perkop khotbah kita hari ini, situasi dan kondisi pernyataan pemazmur sangat berubah.
Setelah puncak pengalaman pahitnya berahir, hatinya kembali mulai tenang, penuh damai
sejahtera, sekarang pemazmur menyadari bahwa hanya lewat kuasa dan pertolongan Tuhanlah
yang bisa mengubah duka itu menjadi suka. Semua ini mendorong dia terus-menerus
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Karena apa yang dialami oleh pemazmur di pasal 22 ini sangat-sangat atau sungguh-sungguh
melukisakan keadaan raga dan pengalaman emosional dari pada Tuhan Yesus keseluruhan.
Sehingga kita boleh mengatakan bahwa apa yang dialami oleh Daud dalam Mazmur ini
merupakan Nubuat tentang apa yang akan dialami oleh Tuhan Yesus Kristus dalam hidupNya
secara Khusus pada saat penyalibanNya.
Ada 4 Pengajaran:
Yang pertama : Segala Penderitaan, kesedihan dan berbagai-bagai tantangan hidup akan
berakhir: bertahanlah dalam iman
Yang Kedua : Yakini bahwaTuhan tidak pernah meniinggalakan kita disemua tantangan hidup,
oleh karena itu bangkitlah dari keterpurukanmu
Yesaya 59:1 : tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengarannya
tidak kurang tajam untuk mendengar doa kita.
Yang Keempat : Pencobaan dan berbagai pergumulan itu jangan menghalangi pengharapanmu,
pujianmu, kedekatanmu kepada Tuhan