Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama kurikulum yang telah disusun oleh Sekolah
Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang maka dengan ini dinyatakan bahwa
Kurikulum ini diterima dan disahkan sebagai bagian dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi
di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
Page | i
KATA PENGANTAR
Pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta
didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya,
bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Dalam UU Sisdiknas,
pendidikan menjadi bermanfaat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU
Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah
satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan
demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga
ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa,
berilmu, dan seterusnya.
Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari
proses pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang harus
dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri
sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum
harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik
(keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus
diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk
kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk
metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang
diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan
ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan
keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Dengan direvisinya kurikulum 2005-2009 dengan kurikulum yang baru ini dengan segala
peraturan di dalamnya maka diharapkan semua sivitas akademika Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arastamar (SETIA) Ngabang dan stakeholder dapat berpedoman pada kurikulum ini dalam
mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dalam iman, ilmu, dan karakter untuk
kebutuhan masyarakat di Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedesaan sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
ii | P a g e
DAFTAR ISI
iv | P a g e
SILABUS
KELOMPOK MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ----------------- 53
1. Pendidikan Kewarganegaraan -------------------------------------------------------------- 53
2. Bahasa Indonesia ----------------------------------------------------------------------------- 56
3. Bahasa Inggris -------------------------------------------------------------------------------- 58
4. Logika ----------------------------------------------------------------------------------------- 60
5. Pengembangan Diri -------------------------------------------------------------------------- 62
6. Filsafat Pendidikan Agama Kristen ------------------------------------------------------- 64
7. Ilmu Budaya Dasar -------------------------------------------------------------------------- 66
8. Sosiologi -------------------------------------------------------------------------------------- 68
9. Komunikasi ----------------------------------------------------------------------------------- 70
10. Metode Belajar ------------------------------------------------------------------------------- 72
Page | v
45. Psikologi Pendidikan ------------------------------------------------------------------------ 145
46. Dasar-dasar Kependidikan ------------------------------------------------------------------ 147
47. Teknologi dan Media Pembelajaran PAK ------------------------------------------------ 149
48. Teori Belajar dan Penerapannya dalam PAK -------------------------------------------- 152
49. Strategi Pembelajaran PAK ---------------------------------------------------------------- 155
50. Perencanaan Pembelajaran PAK----------------------------------------------------------- 157
51. Evaluasi Pembelajaran PAK --------------------------------------------------------------- 159
52. Pengembangan Kurikulum PAK----------------------------------------------------------- 161
53. Manajemen Kependidikan ------------------------------------------------------------------ 163
54. Metode Penelitian Sosial -------------------------------------------------------------------- 165
55. Liturgika --------------------------------------------------------------------------------------- 167
56. Kateketika ------------------------------------------------------------------------------------- 170
57. PAK Anak------------------------------------------------------------------------------------- 172
58. PAK Remaja ---------------------------------------------------------------------------------- 174
59. PAK Dewasa---------------------------------------------------------------------------------- 176
vi | P a g e
Page | vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Page | 1
Dokumen ini mengemukakan berbagai aspek pokok standar isi dan standar kompetensi
berkenaan dengan lembaga pendidikan Teologi/Agama Kristen yang mencangkup:
1. Hakikat keberadaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang;
2. Dasar, pengembangandan struktur kurikulum yang merupakan pedoman penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan tinggi;
3. Silabus dan muatan mata kuliah;
4. Arah pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi mengacu kepada kerangka dasar,
struktur kurikulum dan beban belajar yang memuat substansi bidang pendidikan akademik,
profesi,dan atau vokasi;
5. Arah dinamika operasional dan pengembanan implementasi kurikulum program studi yang telah
disusun;
6. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan tinggi;
7. Rambu-rambu akademis yang berkaitan dengan pengembangan silabus, perencanaan
pembelajaran, dan proses pembelajaran.
Standar isi atau kurikum pendidikan tinggi disusun dan dikembangkan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sebagai wujud dari otonomi perguruan tinggi. Standar isi ini
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan dan implementasi kurikulum pendidikan tinggi.
Khusus bagi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang, standar, isi, atau
kurikulumnya telah disusun dan dikembangkan Sesuai dengan hasil rapat Yayasan, beserta dengan
Ketua, para Puket, para dosen, dan tenaga kependidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang yang berpedoman pada kurikulum yang telah disusun dan dikembangkan oleh
Direktorat Pendidikan Kristen, dengan bantuan Tim Penjamin Mutu PTT/AK dengan perbandingan 50:50
(80 SKS Mata Kuliah Inti dan 80 SKS Mata Kuliah Institusi). Hal ini didasarkan pada kesadaran terhadap
ciri khas pendidikan pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang yang tertuang
dalam Visi dan Misi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang, dengan menjamin
terwujudnya eksistensi dan peran pendidikan Teologi/ Agama Kristen yang memberi kontribusi bagi
pembentukan moral dan spiritual kristiani, menumbuhkembangkan nilai-nilai kristiani, terutama bagi
kebutuhan pemberdayaan dan pengembangan Sumber Daya Insani Kristiani sebagai anggota
masyarakat, warga gereja, serta warga negara RI.
Pada hakikatnya kurikulum sudah harus mengalami kajian dan revisi paling tidak setiap 4-5 tahun.
Namun untuk perubahan kali ini secara khusus penyempurnaan dan pengembangannya bertujuan
untuk:
1. Memutakhirkan berbagai dimensi tatanan sistem kelembagaan, isi kurikulum, dan proses pendidikan
serta pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sesuai
tuntutan perkembangan terutama adanya tuntutan akreditasi serta regulasi baru dunia pendidikan
Indonesia demi terwujudnya pencapaian Pendidikan Nasional.
2|Page
2. Meningkatkan mutu lulusan.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang agar dapat menghasilkan lulusan sesuai tuntutan standar nasional.
4. Mencapai visi, musi, tujuan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang agar dapat
memenuhi kebutuhan stakeholders.
5. Agar makin meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan kredibilitas pendidikan tinggi Kristen
secara nasional maupun global.
Page | 3
BAB II
HAKIKAT SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG
Bahwa kehadiran Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) di Ngabang-Kalimantan Barat
telah melewati sejarah yang cukup lama, dengan segala pergumulan dan tantangannya, demi menjawab
kebutuhan gereja-gereja, masyarakat Kristen serta pembangunan SDM bagi bangsa dan negara. Secara
juridis formal, kekuatan hukum adanya Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang yang
merupakan PTT/AK menjadi lebih jelas dengan adanya PP. Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang telah mendapat ijin penyelenggaraan
sejak tahun 2004 dari Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI No. DJ.III/PP.009/6/1651/2004. Tahun
2009 Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang kembali mendapat SK ijin
Penyelenggaraan untuk menyelenggarakan program studi pendidikan agama Kristen dengan No. DJ. III/
Kep/HK. 005/17/2009..
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang berfokus kepada customers dan
stakeholders. Kebutuhan terhadap lulusan pendidikan keagaaman senantiasa mengalami perubahan
dan perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang digunakan di Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang untuk menghasilkan jasa pendidikan, penulisan ilmiah,
penelitian ilmiah, dan jasa konsultasi senantiasa direkayasa untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
cunstomers dan stakeholders. Hal ini sangat berkepentingan dengan orientasi pendidikan, program
pendidikan, sistem semester, sistem kredit semester, program pendidikan, akreditas program studi serta
manejemen Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang. Hal ini tertuang secara tertulis
dalam statuta Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang dan dengan demikian
orientasi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang ditujukan kepada:
1. Pelayanan keagamaan di lingkungan lokal, regional, nasional, maupun global.
2. Kualitas semua aspek penatalayanan di gereja dan di masyarakat.
3. Kepuasan para pemakai lulusan.
4. Pemantapan spiritual formation, intellectual skill, communication skill, dan interpersonal skill
kepada manusia.
5. Penanaman kemampuan belajar mandiri secara berkelanjutan.
6. Keteladanan bagi para pemakai lulusan. Proses pendidikan ditopang dengan memberikan contoh
nyata kepada mahasiswa tentang manejemen pendidikan keagamaan yang ada dalam lingkungan
melalui proses penyelenggaraan pendidikan tinggi. Manejemen pendidikan dan pembelajaran
4|Page
pendidikan merupakan model yang dapat dipakai sebagai acuan mahasiswanya selama mereka
belajar di almamater mereka.
7. Penempatan dosen sebagai tokoh sentral yang memberikan inspirasi bagi mahasiswa selama
proses belajar mereka. Dosen harus menempatkan diri sebagai model manusia intelektual,
profesional, dan modern bagi mahasiswa.
8. Penggunaan secara ekstensif dan intensif Teknologi Informasi dan Komunikasi, untuk menanamkan
pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaiman teknologi mengubah gaya hidup, cara berpikir
dan cara bekerja dalam menunjang tugas-tugas pelayanan gereja di era global.
Untuk menjadikan sebagai organisasi yang memiliki landasan kuat dan memiliki kemampuan
untuk meningkatkan secara berkelanjutan kualitas berbagai jasa yan dihasilkan, maka harus memiliki
filosofi yang merupakan keyakinan dasar yang melandasi sistem pendidikan, kurikulum, serta
manajemennya terutama dalam menjalankan aktivitas pendidikan, pembelajaran, penelitian, penulisan
karya ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Filosofi ini merupakan pemberi motivasi semangat
setiap manusia, sehingga mampu menghapus keraguan dan rintangan yang mereka hadapo dalam
mewujudkan visi dan misinya. Filosofinya adalah sebagai berikut:
1. Pemakai Lulusan (Customers)
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang merupakan lembaga kependidikan
yang memfokuskan usaha penyediaan jasanya ke customer value. Oleh karena itu, (1) merupakan
suatu mata rantai yang menghubungkannya dengan customers, (2) customers merupakan tujuan
pekerjaan, (3) keberhasilan sebagai lembaga penghasil tenaga kependidikan dalam bidang
Pendidikan Keagamaan merupakan hasil penilaian terhadap suara customers.
Customers turut bertanggung jawab untuk membawa perkembangan pendidikan teologi/agama
serta aplikasinya dalam berbagai bidang; karena itu harus memiliki obsesi tinggi terhadap mutu. Di
pihak lain, harus senantiasa responsif dalam memenuhikebutuhan para pemakai lulusan, sehingga
unggul dan memiliki daya saing dalam era global.
2. Pengembangan (Improvement)
Lingkungan lapangan kerja yang akan dimasuki oleh lulusan sebagai sebagai penghasil sember
daya manusia di bidang keagamaan harus memiliki karakteristik: profesional, unggul, bermoral,
memiliki spiritualitas tinggi, dapat memegang kendali, selalu berkompetensi meningkat tajam, dan
selalu menyesuaikan diri dengan perubahan yang inovatif, produktif, dan relevan secara terus
menerus dan bersifat dinamis dan konstan. Oleh karena itu, senantiasa melaksanakan
improvement secara berkelanjutan terhadap proses, sistem dan kurikulum yang digunakan untuk
menghasilkan jasa pendidikan, penelitian ilmiah, penulisan ilmiah, dan jasa konsultasi dengan
kecepatan yang lebih pesat daripada improvement yang dilaksanakan oleh pendidikan tinggi lain.
Page | 5
3. Knowledge Society
Gereja dan masyarakat selalu berkembang menuju masyarakat belajar yang di dalamnya
intellectual assets menjadi dominan dalam membawa keberhasilan di bidang teologi/agama sebagai
ilmu. Oleh karena itu, selalu diusahakan menyiapkan dosen dan mahasiswa untuk memiliki
kemampuan menjadi agent of change (responsif terhadap perubahan dan berkemampuan
menciptakan perubahan yang diperlukan) berdasarkan kemampuan intelektual mereka.
4. Sistem
Organisasi jasa pendidikan teologi, penelitian ilmiah, penulisan karya ilmiah, dan jasa konsultasi
yang berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten oleh organisasi pendidikan tinggi teologi
yang berkualitas. Oleh karena itu SETIA Ngabang terus berupaya untuk menjadikan sistem
organisasi berkualitas untuk mampu secara konsisten menghasilkan lulusan yang memiliki
kandungan pengetahuan memadai untuk memasuki pasaran tenaga pelayanan gerejawi secara
nasional, regional, bahkan global, disertai hasil penelitian ilmiah, tulisan ilmiah, serta jasa konsultasi
yang berkualitas tinggi.
5. Mahasiswa
Mahasiswa adalah salah satu Customer utama jasa pendidikan yang diselenggarakan program ini.
Oleh karena itu, harus selalu memperhitungkan kebutuhan, potensi serta kepuasan mahasiswa
dalam memanfaatkan sumber daya yang disediakan untuk penyelenggaraan pendidikan di atas
segala pertimbangan yang lain.
6. Dosen
Sesuai UU RI Pendidikan Nomor 20. Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Undang-undang Nomor 19
tentang Guru dan Dosen, dosen adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Dosen merupakan tulang punggung pendidikan di perguruan tinggi yang harus memiliki
kompetensi akademik (minimal S2), yang profesional dan unggul sesuai dengan perkembangan
ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki motivasi tinggi untuk memajukan ilmu,
pengetahuan, teknologi, dan seni setiap dosen melalui penelitian ilmiah, penulisan ilmiah, dan
penyediaan jasa konsultasi, serta memberikan penghargaan memadai kepada dosen berdasarkan
kompetensi profesional dan fungsionalnya, motivasi, dan minat dalam bidang akademik, penilitian,
penulisan, ilmiah, dan penyediaan jasa konsultasi. Juga merupakan keharusan setiap dosen
sebagai sember daya manusia yang profesional untuk:
a. Memiliki moral, mental, dan kepribadian, yang dapat dipanuti dan diteladani.
b. Melaksanakan interaksi dengan stakeholders.
c. Menerjemahkan kebutuhan stakeholders ke dalam jasa yang dihasilkan.
d. Mengelola dan meningkatkan proses penyediaan jasa bagi customer.
e. Bekerjasama dengan sumber calon mahasiswa.
f. Menentukan dan menggunakan standar dan ukuran kualitas sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 dan kriteria Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
6|Page
g. Membandingkan proses penyediaan jasa yang dihasilkan dengan proses pada pendidikan
tinggi lain.
h. Memberikan kontribusi kepada gereja dan masyarakat.
i. Melaksanakan semua tugas lain yang potensial untuk pengembangan kompetensi sebagai
pendidik maupun sebagai akademisi, baik melalui berbagai forum ilmiah maupun pelatihan, dan
studi lanjut, serta memberikan penghargaan secara memuaskan sesuai dengan profesi yang
diemban.
7. Lulusan
Lulusan adalah manusia intelektual yang memiliki keandalan spiritual dan profesional memadai
dalam bidangnya, khususnya keagamaan maupun bidang lainnya. Oleh karena itu, melalui program
pendidikan dan kurikulum yang dirancang, dikembangkan, dan diimplementasikan, maka lulusan
dididik dan diberdayakan untuk memiliki keandalan profesional yang memadai serta kemampuan
untuk belajar mandiri secara berkelanjutan, agar mereka siap untuk menjadi profesional dalam
memasuki dunia kerja lokal, nasional, maupun global.
8. Integritas
Integritas merupakan kemampuan untuk mewujudkan komitmen yang harus sanggup terwujud di
dalam kenyataan dan merupakan landasan semua hubungan kegiatan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, adalah tanggung
jawab semua dosen, pimpinan program studi, dan pegawai administratif untuk memiliki komitmen
dan integritas dalam melayani mahasiswa, pemasok, pemakai hasil penelitian dan penulisan ilmiah,
serta jasa konsultasi akuntansi, dan semua pihak yang berhubungan atas dirinya dan atas nama
stakeholders dengan program studi.
9. Manajemen
Manajemen merupakan seni memimpin manusia untuk secara berkelanjutan meningkatkan kualitas
lulusan yan disediakan bagi pemakai lulusan, melalui sistem manejemen yang senantiasa harus
disempurnakan. Oleh karena itu, sebagai penyelenggara pendidikan berkewajiban untuk
mewujudkan model manejemen mutakhir dalam pengelolaan pendidikan, untuk memberikan
teladan bagi mahasiswa dan pemakai lulusan lain, sehingga disebut sebagai pusat pendidikan yang
bermutu.
10. Perencanaan
Perencanaan merupakan usaha Improvement secara berkelanjutan terhadap sistem dan proses
untuk menghasilkan nilai lebih bagi para pemakai lulusan. Oleh karena itu, harus selalu membuat
dan menggunakan perencanaan tertulis yang prospektif, relevan dengan kebutuhan, serta canggih,
sebagai alat manejemen untuk secara sengaja dan terencana menyiapkan dan mengantisipasi
setiap improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem di masa yang akan datang untuk
menghasilkan nilai lebih bagi para pemakai lulusan, dan mengkomunikasikan rencana tersebut
kepada semua stakeholders.
Page | 7
11. Sarana dan Fasilitas Penunjang
Berbagai sarana dan fasilitas penunjang merupakan tempat untuk melaksanakan tiga kegiatan
pokok berikut:
a. Pendidikan dan pembelajaran berdasarkan prinsip „belajar bagaimana belajar‟ (Learnig to
learn).
b. Penilitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan keagamaan maupun
teologi serta aplikasi dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
c. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk kebutuhan itu maka semua sarana dan fasilitas penunjang (ruangan kuliah, laboraorium,
perpuastakaan, kantor, dan sebagainya) dalam kampus, dikondisikan sebagi tempat yang kondusif
untuk:
a. Belajar bagaiman seharusnya belajar (Learning how to learn).
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan perkuliahan, penelitian, pertemuan ilmiah,
dan penerbitan ilmiah.
c. Melaksanakan proses sosialisasi masyarakat akademik melalui pertemuan informal, pertemuan
formal, baik yang terjadwal maupun tidak terjadwal.
d. Menyelenggarakan layanan jasa kepada dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Untuk mewujudkan itu maka secara kreatif, inovatif, dan proaktif, baik individual maupun secara
kolektif akan melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui bidang keahlian yang dimiliki
sehingga dapat memberikan layanan jasa berkualitas bagi customers. Akan selalu diusahakan
bahwa sekolah dan gereja sebagai pemakai jasa bidang pendidikan keagamaan diperlakukan
sebagai mitra kerja jangka panjang yang merupakan bagian dari sistem manejeman secara
keseluruhan.
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang terus berupaya memiliki desain
berbasis kompetensi/teknologi dalam kaitan dengan penyesuaian dengan standar mutu yang menjadi
tuntutan perkembangan ilmu maupun kebutuhan gereja / dan masyarakat. Sekarang ini sistem
pendidikan nasional menekankan kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, yakni berfokus
kepada pembentukan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang
sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Seseorang lulusan dianggap memiliki kompetensi apabila telah memenuhi persyaratan:
1. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian (to be)
2. Kemampuan penguasaan imu dan keterampilan (know how and know why)
3. Kemampuan berkarya (know to do)
8|Page
4. Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, dan mengambil
keputusan secara bertanggung jawab (to be)
5. Dapat bermasyarakat dengan kerjasama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai
pluralisme, dan kedamaian (live together).
Merujuk pada hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang mengemban:
1. Visi
Michael Griffits dalam bukunya Gereja dan Panggilannya Masa Kini (hlm. Vii) menyatakan
bahwa Gereja merupakan rintangan terbesar untuk menginjili dunia. Lanjutnya orang-orang non
Kristen sebenarnya banyak yang tertarik pada Tuhan Yesus dan tidak memiliki masalah dengan-
Nya, namun orang Kristen dan Gerejalah yang sulit atau tidak mereka pahami. Pernyataan ini
memiliki kebenaran karena kekristenan dan gereja sesungguhnya telah masuk ke Indonesia sejak
abad XVI yang dibawa oleh orang Portugis, tetapi Injili Kristus sulit tersebar kepada suku-suku
yanbg ada di Indonesia. Bahkan sampai abad ke-21 masih banyak suku-suku terabaikan, bahkan
pendidikan belum merata di wilayah Indonesia.
John Stott dalam bukunya Isu-isu Global mengatakan, visi adalah ketidakpuasan yang
mendalam tentang masa kini selaku fakta, dibarengi dengan pandangan yang amat tajam tentang
suatu keyakinan yang berlaku.
Dengan demikian Visi Sekolah Tinggi Theologia (SETIA) Ngabang adalah:
menjadi Sekolah Tinggi Teologia yang berkualitas dalam iman, ilmu, dan karakter untuk
kebutuhan masyarakat Kristen di Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedesaan.
2. Misi
Pada hakikatnya Pendidikan Tinggi Theologi / Agama Kristen mengemban tanggung jawab
untuk:
Mewujudkan dan mengamalkan misi dan tugas gereja dalam pelayanan di bidang
pendidikan, serta membantu peserta didik pada khususnya untuk mengalami proses pendidikan
yang memampukan dan memberdayakan agar bertumbuh secara utuh sebagai ciptaan Tuhan
Page | 9
Allah dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai manusia yang bertanggung jawab kepada Tuhan
Allah, sesama manusia, masyarakat, dan dunia secara keseluruhan.
Dalam rangka mengemban tanggung jawab tersebut maka secara khusus Misi SETIA
Ngabang merupakan perwujudan dan pengalaman visi kristiani tentang pemahaman bahwa tugas
dan pelayanan di bidang pendidikan berasal dari Tuhan sendiri. Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru menjadi sumber pendidikan atas dasar kasih yang membebaskan dan
menyelamatkan dalam Kristus yang mewarnai seluruh upaya di bidang pendidikan. Oleh karena
itu, secara spesifik misi yang diemban adalah sebagai berikut:
a. Misi Kristiani
1) Menyatakan kabar baik kepada seluruh umat manusia dalam konteks kehidupannya
masing-masing, sebagaimana yang diamanatkan Alkitab agar manusia bebas dari
perhambaan dosa, ketidaktahuan, kebodohan, kekuasaan, dan keangkuhan melalui
karya-karya penyelamatan-Nya sampai datangnya zaman baru yang dibawa oleh Allah
dalam Kristus.
2) Berperan konstributif secara nyata dan proaktif dalam pembangunan nasional di sekitar
pendidikan formal dalam rangka bersama-sama segenap bangsa mewujudkan cita-cita
nasional, yaitu terwujudnya masyarakat adil, makmur, sejahtera berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
3) Membantu manusia pada umumnya dan peserta didik pada khususnya untuk
mengalami proses pendidikan yang memampukannya bertumbuh secara utuh sebagai
ciptaan Allah dan dapat menjalankan tugas-tugasnya sebagai saksi dan pelayan yang
bertanggung jawab secara keseluruhan lewat berbagai bentuk persekutuan, kesaksian,
dan diakonia.
4) Melakukan misi pendidikan sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk
menyadari dan menghayati nilai-nilai yang berhubungan dengan pembebasan manusia
dari belenggu-belenggu keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan, dan penindasan
sehingga pada gilirannya mereka dapat mewujudkannya dalam berbagai bentuk dan
jalur pelayanan di gereja dan di masyarakat, terutama dalam menghadapi berbagai
tantangan dan pergumulan di waktu yang akan datang.
5) Berusaha menciptakan insan kristiani yang memiliki kedewasaan rohani, mampu
menggambarkan citra Allah dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki iman yang
tinggi, kemampuan intelektual yang handal dalam penguasaan IPTEK dan seni,
keterampilan dalammelaksanakan tugas-tugas pelayanan, dan komitmen yang tinggi
serta konsisten dalam setiap tugas pengabdiannya di gereja dan di semua bidang
pelayanan dalam masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Misi Institusi
Sebagai lembaga pendidikan tinggi Kristen, sesuai visi maka misi Sekolah Tinggi Theologia
Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah:
10 | P a g e
1) Memberikan pengajaran teologi dan pembinaan spiritual yang berkualitas sesuai
dengan situasi dan kebutuhan masyarakat Kristen di Indonesia, khususnya yang tinggal
di daerah-daerah pedesaan.
c. Misi Akademis / Program Studi
Dari segi akademis / Program studi Pendidikan Agama Kristen, maka SETIA Ngabang
memiliki misi:
1) Meluluskan Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K) yang profesional.
2) Mempersiapkan lulusan Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K) yang memiliki jiwa
kekristenan dalam mengutamakan semangat melayani dan bukan dilayani.
1. Tujuan Umum
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang memiliki tujuan:
Menghasilkan calon-calon tenaga pendidik Kristen yang memiliki dedikasi yang tinggi dan
kompetensi dalam mengkontekstualisasikan ilmu teologinya dalam kehidupan bermasyarakat, yang
cakap dalam mengajar dan berjiwa misioner.
2. Tujuan Khusus
Merujuk pada fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sesuai Undang-undang No. 20 Tahun 2003
yakni: “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang memiliki tujuan menghasilkan warga negara yang berkualifikasi sebagai berikut:
a. Beriman kristiani dengan kualitas spiritualitas yang tinggi.
b. Berjiwa Pencasila dan berwawasan oikumenis.
c. Berkepribadian dewasa berdasarkan moral kristiani.
d. Bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahandan kemajuan ilmu, teknologi, dan seni,
khususnya di bidang agama dan teologi.
e. Menguasai dasar dan prinsip keilmuan dan metodologi bidang teologi sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada
dalam kawasan agama dan teologi.
f. Menguasai berbagai pengetahuan serta keterampilan meneliti yang tercakup dalam bidang
teologi serta ilmu-ilmu lainnya yang terkait agar mampu berpikir, bersikap, dan bertindak
sebagai ilmuwan, yang berwawasan global dan kristiani.
g. Menguasai berbagai ilmu dan keterampilan yang dapat menjadikannya sebagai pelayan di
gereja dan masyarakat yang tangguh dan dapat diandalkan.
Page | 11
G. TUGAS DAN FUNGSI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG
1. Untuk mencapai tujuan lembaga dan tujuan kurikulernya maka tugas pokok adalah:
“menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional di bidang agama dan teologi kristen
maupun di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.
2. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya maka fungsinya adalah:
a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan tinggi.
b. Melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu agama dan teologi.
c. Melaksanakan pembinaan sivitas akademik dalam hubungannya dengan lingkungan.
d. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif.
e. Mendidik dan menyiapkan calon pendidik, teolog dan pemimpin gereja yang handal di tengah-
tengah kehidupan gereja dan masyarakat Indonesia.
12 | P a g e
BAB III
PROFIL DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten dan
terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu. Kompeten
mempunyai arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu.
Sesuai Visi, Misi, serta tujuan dan fungsi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
maka profil dan standar kompetensi lulusan mencakup: profil sebagai warga negara, profil sebagai warga
gereja dan profil sebagai sarjana dengan perangkat standar kompetensinya.
Page | 13
5. Memiliki kompetensi profesional sebagai sarjana PAK.
6. Memiliki kompetensi sosial.
7. Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan
pembelajaran PAK.
8. Menganalisa materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan
pembelajaran PAK.
Kompetensi-kompetensi ini terbentuk tidak hanya melalui kegiatan perkuliahan tetapi tercermin dalam setiap
kegiatan dan proses pendidikan dan kehidupan peserta didik. Selain itu juga melalui perkuliahan seluruh
mata kuliah serta berbagai bentuk kegiatan “spiritual formation”, pembinaan mahasiswa, kegiatan ekstra
kurikuler, baik dalam kampus maupun di luar kampus.
14 | P a g e
BAB IV
HAKIKAT KURIKULUM
Page | 15
Keputusan Mendiknas RI Nomor 232/U/2000 telah menekankan supaya kurikulum pendidikan
tinggi diarahkan kepada pembentukan kemampuan (kompetensi). Dalam pasal 3 ditegaskan bahwa:
“program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifiakasi sebagai berikut:
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di
dalam kawasan keahliannya.
2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang
keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun
dalam kehidupan bersama di masyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, dan/atau seni yang merupakan
keahliannya.” (pasal 3, butir 2).
Sementara itu dalam pasal 26 ayat 4 dalam SNP (2005) dikemukakan bahwa:
“standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,keterampilan,
kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu teknologi dan seni,
yang bermanfaat bagi kamanusiaan.”
Berdasarkan pemahaman tentang hakikat kurikulum tersebut di atas maka pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum dilakukan secara holistik dan komprehensif, yang secara terpadu dan
sinergetik bersama semua dimensi kurikulum yang dimaksud, diarahkan untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Agar kurikulum untuk Stratum satu (S1) dapat dilaksanakan dengan baik, maka penting untuk
memahami asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari penyusunan kurikulum tersebut, antara lain:
landasan filosofis, visi, misi, serta kompetensi lulusan, agar dapat dihasilkan profil lulusan yang relevan
dengan kebutuhan gereja dan masyarakat penggunanya sebagai stakeholders.
Pengembangan kurikulum dan program pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang dilakukan secara sistematik, yakni dimulai dari visi tentang individu dan gereja, serta
masyarakat masa depan yang diharapkan, yang pada gilirannya dirumuskan dalam bentuk pilihan nilai
maupun kondisi manusia yang tidak pernah berakhir bertanya untuk memahami diri, dunia, dan
Penciptanya.
Perangkat asumsi progmatik ini berkenaan dengan hakikat manusia, masyarakat, pendidikan,
mashasiswa, dosen, proses belajar mengajar, pendidikan profesional dan lembaga penghasil sarjana.
Asumsi progmatik ini menjadi dasar rujukan bagi pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, dan oleh
karena itu harus dipandang sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kurikulum, baik dalam perencanaan
maupun implementasinya, dan sebagai pilar untuk mencegah pengalihan arah kurikulum sebagai akibat
16 | P a g e
dari pencemaran konsep maupun intervensi pragmatik. Hal itu, berikut ini akan dijelaskan secara
singkat.
1. Hakikat Manusia
Semua warga (mahasiswa, dosen, pegawai) adalah manusia yang pada hakikatnya adalah:
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki iman dan percaya kepada Tuhan Penciptanya.
b. Membutuhkan lingkungan hidup berkelompok untuk mengembangkan dirinya.
c. Memiliki potensi intelektual, sosial, dan psikologis yang dapat dan harus dikembangkan.
d. Memiliki kebutuhan-kebutuhan material dan spiritual yang harus dipenuhi.
e. Dapat dan harus dididik serta dapat mendidik diri sendiri.
2. Hakikat Masyarakat
Paradigma pendidikan yang diinginkan sekarang ini adalah: “Pendidikan berbasis masyarakat”,
“pendidikan untuk semua”, dan “keterampilan hidup (Life Skills), terutama paradigma “Life Center”
untuk PAK. Karena itu kurikulum untuk semua jalur, jenjang, jenis, dan satuan pendidikan sudah
seharusnya merujuk pada paradigma tersebut.
Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan
gereja, agama, keluarga, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Masyarakat sebagai stakeholders yang terkait dengan
akuntabilitas lulusan merupakan pihak yang harus diutamakan dan dipahami karena:
a. Kehidupan bermasyarkat berlandaskan sistem nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya
tertentu yang melekat pada anggota masyarakat. Nilai-nilai ini ada yang bersifat lestari, tetapi
ada pula yang memiliki potensi berubah.
b. Nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat merupakan sumber normatif
bagi upaya pendidikan.
c. Kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan kualitasnya melalui keberhasilan pendidikan dalam
mengembangkan kemampuan diri anggota masyarakat tersebut.
3. Hakikat Pendidikan
Bab III Pasal 4 UU SISDIKNAS menyatakan:
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka
dan multimakna.
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan, pemberdayaan, dan
pemandirian peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.
Page | 17
Merujuk pada hakikat pendidikan tersebut, maka tatanan dan proses penyelenggaraan sistem
pendidikan yang harus diusahakan pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang haruslah bertumpu pada 4 pilar pendidikan menurut UNESCO (learn to know, learn to do,
learn to be, dan learn to live together), dalam konteks Indonesia ada 5 pilar, dan didasarkan pada
pemahaman bahwa:
a. Pendidikan adalah dari, oleh, dan untuk gereja/ masyarakat.
b. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik.
c. Pendidikan merupakan upaya pemberdayaan dan pemandirian subyek didik agar dapat
menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan
pluralistik.
d. Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi, keluarga, gereja, dan
masyarakat.
e. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
f. Pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai, norma, dan kemajuan yang
telah dicapai keluarga, gereja, dan masyarakat.
g. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan teknologi, dan
seni bagi pembentukan manusia seutuhnya.
18 | P a g e
a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan admnistrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
b. Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Sesuai hakikat tersebut di atas, maka dalam peran dan fungsinya sebagai dosen, terkandung
tugas-tugas mulia sebagi guru dan pendidik yang harus menghayati bahwa:
a. Dosen adalah pekerja profesional yang menggunakan keahliannya untuk memberi kemudahan
bagi pertumbuhan, perkembangan, serta pengalaman belajar peserta didik ke arah
kematangan dan kedewasaan.
b. Dosen bertanggung jawab secara profesional untuk terus menerus meningkatkan
kemampuannya.
c. Dosen menjunjung tinggi kode etik profesi.
d. Dosen adalah agen pembaharuan.
e. Dosen adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat.
f. Dosen mengembangkan proses pendidikan berdasarkan kebutuhan bersama; dan khusus
subyek didik, sesuai dengan minat dan potensi yang akan dikembangkan secara maksimal.
g. Sebagai fasilitator pembelajaran, dosen menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi
kemudahan bagi subyek didik memberdayakan diri untuk belajar bagaimana belajar (learn how
to learn).
h. Dosen bertanggung jawab secara profesional atas tercapainya hasil belajar subyek didik.
6. Hakikat Pembelajaran
a. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subyek didik secara aktif berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang ditata guru/ dosen.
b. Mengajar adalah proses pengembangan kemudahan bagi subyek didik untuk belajar melalui
pengondisian pengalaman belajar yang kondusif dan menantang.
c. Mengajar diawali oleh proses pengambilan keputusan tentang siapa yang dididik, tujuan, yang
akan dicapai, isi/ materi dan proses pembelajaran, dan kriteria evaluasi keberhasilan belajar.
d. Proses pembelajaran yang efektif memerlukan penggunaan pendekatan, model dan strategi
pembelajaran serta metode, dan media/ teknologi pendidikan yang tepat.
e. Program pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem pembelajaran.
f. Proses dan produk belajar harus diperhatikan secara berimbang dalam suatu kegiatan
pembelajaran demi keutuhan dan keterpaduan kompetensi yang mencakup semua dimensi
ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan interaktif.
Page | 19
BAB V
DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG
Kurikulum Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang disusun dan dikembangkan
berdasarkan, antara lain:
1. Dasar Yuridis Formal
a. Visi dan Misi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
b. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan.
2. Landasan Teologis
Pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah usaha sadar
yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan dan wawasan peserta didik tentang
konsepsi Kerajaan Allah,memiliki iman yang bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus, sehingga
mereka dapat menjadi saksi Kristus dalam dunia ini dengan mengabarkan Injil Keselamatan itu.
Dengan kata lain Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah perpanjangan
tangan gereja dalam hal ini Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) untuk mempersiapkan umat,
warga gereja, agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayai betapa besar,
betapa dalam, dan betapa tingginya kasih Allah dalam Yesus Kristus, yang dinyatakan-Nya dalam
kehdupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungannya.
Gereja yang dimaksud disini adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Kristus (1
Petrus 2:9-10), yang digambarkan sebagai tubuh Kristus dalam hubungannya dengan pelaksanaan
tugas dan panggilannya (1 Korintus 12:12-31). Dengan demikian, dalam gereja tercakup semua alat
kelengkapannya melayani di dalam masyarakat secara kategorial dan fungsional, termasuk keluarga
dan lembaga pendidikan Kristen, melintasi berbagai denominasi dan faham teologi yang
mengikatnya.
20 | P a g e
penyesuaian dan implementasi isi kurikulum serta mengembangkan kurikulum institusional (muatan
lokal) sesuai dengan kebutuhan dan situasi setempat dengan tetap memperhatikan batas maksimal
beban belajar mahasiswa. Dalam hal ini perbandingan mata kuliah inti dan mata kuliah institusional
adalah 50:50.
2. Pendekatan
Untuk mengakomodasi gagasan yang dikemukakan di atas, dalam perbaikan/ pengembangan
kurikulum ini digunakan pendekatan pengembangan topik inti, dimana pengembangan dan
penetapan topik inti sebagai materi baku kurikulum dilakukan dengan merujuk pada standar pusat
(nasional).
3. Prosedur Kerja
Sesuai dengan tanggung jawab pengembangan dan pendekatan yang ditempuh upaya
perbaikan/ pengembangan kurikulum dilaksanakan
a. Pengembangan ketentuan-ketentuan pokok, yang berisi:
1) Asumsi programatik, misi, tujuan, dan spesifikasi program landasan.
2) Prinsip-prinsip pengembangan tujuan, materi, proses pembelajaran, dan penilaian.
3) Strategi pengembangan kurikulum.
b. Pengembangan materi kurikulum untuk semua kelompok mata kuliah, yang berisi:
1) topik-topik inti
2) rancangan mata kuliah;
3) silabus perkuliahan;
4) pedoman implementasi;
5) hand out perkuliahan.
Komponen utama kurikulum (tujuan, materi, proses pembelajaran, dan penilaian) dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pokok-pokok tentang Pengembangan Kurikulum
Page | 21
a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengaju pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik;
c. Kurikulum pendidikan tinggi disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memperhatikan upaya peningkatan iman dan
taqwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, kekeragaman potensi daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, agama,
dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional serta nilai-nilai kebangsaan.
22 | P a g e
3. Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut, maka komponen-komponen yang
dikembangkan adalah:
a. Pengembangan tujuan
1) Mengacu kepada profil tujuan
2) Mengacu kepada tujuan
3) Menunjukkan kemampuan yang harus dikuasai dan ditunjukkan lulusan.
4) Menunjukkan secara jelas kemampuan yang bersifat mastery (dikuasaai secara luas,
mendalam, dan tuntas) dan kemampuan yang brsifat development (dapat terus
dikembangkan).
5) Bersifat materi (sikap, nilai, keterampilan/ skills, pengetahuan) yang fudamental. Berisikan
kemampuan berperilaku (behavior) yang tertinggi dan fundamental untuk lingkup materi
tertentu.
6) Dapat dicapai dalam waktu yang tersedia.
7) Sesuai dengan tuntutan jenjang pendidikan Stratum Satu (S1)
8) Dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang menggambarkan kompetensi dan hasil belajar.
24 | P a g e
BAB VI
HAKIKAT KONSEPTUAL KERANGKA DASAR KURIKULUM
1. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
2. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang untuk setiap program studi. Dalam mengembangkan
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
melibatkan asosiasi profesi, yaitu perkumpulan berbadan hukum yang para anggota dan
pergurusnya bergelar profesi tamatan program pendidikan profesi yang dimaksud, serta instansi
pemerintah terkait dan kelompok ahli yang relevan.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan
dan ditetapkan berdasarkan kebijakan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
4. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan tinggi dituangkan dalam kompetensi
pada setiap tingkat atau semester.
5. Kompetensi yang termuat di dalam kurikulum terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
C. MUATAN KURIKULUM
1. Kurikulum pendidikan tinggi yang selanjutnya dijabarkan ke dalam kurikulum program studi meliputi
muatan mata kuliah umum dan mata kuliah program pendidikan akademik serta muatan lokal dan
muatan pengembangan diri.
2. Mata Kuliah Wajib
a. Kurikulum pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang memuat
mata kuliah wajib, yakni: Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Sosiologi, Logika, dan Ilmu Budaya Dasar.
b. Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
c. Mata Kuliah Logika dimaksudkan memberikan dasar-dasar berpikir kritis dan logis, pemahaman
dan metode kuantitatif yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan program studi yang
bersangkutan.
1. Mata kuliah secara menyeluruh dalam program studi terdiri atas sejumlah mata kuliah umum dan
mata kuliah bidang kajian bidang ilmu yang menjadi muatan program studi dalam stratum tertentu
bagi terselenggaranya program pendidikan akdemik.
2. Kelompok mata kuliah dalam program studi meliputi:
a. Mata Kuliah Pembentukan Kepribadian (MPK), yaitu sejumlah mata kuliah yang diikuti oleh
seluruh peserta didik di semua perguruan tinggi dengan kompetensi:
1) Memiliki kepribadian sebagai warga negara dan warga masyarakat yang tinggi iman, tinggi
ilmu, dan tinggi pengabdian.
2) Berpotensi menjadi pendidik yang bermoral, handal, dan unggul.
b. Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi kajian
bidang ilmu yang menjadi isi program pendidikan akademik pada stratum Pendidikan Agama
Kristen. Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Sarjana teologi yang profesional dalam penguasaan ilmu dan cara menerapkannya.
2) Menguasai ilmu teologi untuk dapat diaplikasikan pada bidang-bidang kehidupan yang
membutuhkannya, baik di gereja maupun di masyarakat.
26 | P a g e
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi
keahlian khusus program pendidikan profesi pada stratum Pendidikan Agama kristen.
Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Kehandalan sebagai tenaga pelayan di bidang keagamaan.
2) Menjadikan ilmu teologi sebagai pembentuk kemampuan berpikir yang dapat diekspresikan
lewat sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari serta pelaksanaan tugas-tugas pelayanan.
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi
keahlian terapan program pendidikan vokasi pada stratum pendidikan Agama Kristen.
Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Memiliki kemampuan profesional sebagai pelayan di gereja dan masyarakat.
2) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kristiani dalam melaksanakan tugas.
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB), yaitu sejumlah mata kuliah yang dapat dipilih untuk
menunjang program pendidikan akademik pada Stratum Pendidikan Agama Kristen. Kompetensi
yang diharapkan adalah memiliki kemampuan dan kepekaan memahami konteks dan kebutuhan
gereja, kebutuhan masyarakat dan lingkungannya sehingga dapat mengabdikan dirinya sesuai
keahlian yang dimilikinya.
E. MUATAN LOKAL
1. Muatan lokal dalam kurikulum pendidikan tinggi merupakan bahan kajian dalam kurikulum program
studi, terdiri atas tambahan substansi keilmuan, teknologi, dan/ atau seni dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang.
2. Substansi muatan lokal dapat diselenggarakan dalam bentuk mata kuliah tersendiri atau
dintegrasikan ke dalam mata kuliah yang sudah ada.
F. PENGEMBANGAN DIRI
Muatan pengembangan diri merupakan kegiatan kuliah program studi dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik menemukan, mengekspresilkan dan mengembangkan jati diri sesuai
dengan potensi, bakat, minat, kebutuhan dan kondisi dirinya. Muatan pengembangan diri dilaksanakan
melalui:
1. Mata Kuliah tersendiri
2. Pelayanan konseling.
3. Terintegrasi dalam proses perkuliahan setiap mata kuliah.
4. Kegiatan ekstrakurikuler.
5. Diatur oleh Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah atas dasar kebutuhan gereja, masyarakat, bangsa dan negara.
Page | 27
BAB VII
PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN KURIKULUM
28 | P a g e
e. Prinsip relevan, dinamis, dan terukur
Kurikulum dikembangkan berorientai pada kebutuhan kehidupan peserta didik dan masyarakat
pada umumnya, serta tuntutan yang bersifat strategi termasuk di dalamnya pengembangan
kemampuan bekerja peserta didik dan dunia kerja serta keseimbangan pembangunan nasional
dan daerah, dalam hal ini daerah pedalaman yang selama ini diabaikan. Kurikulum tersebut
disusun dan dikembangkan secara dinamis serta terukur sesuai dengan kaidah-kaidah
penilaian dan pengendalian/ penjaminan mutu.
Kurikulum di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang diselenggarakan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip Pembelajaran/ Ajaran Kompetitif secara Aktif
Kurikulum diselenggarakan untuk membelajarkan secara aktif peserta didik menguasai dan
meningkatkan kompetensi dalam beragama, berwawasan, berpengetahuan, berketerampilan, nilai
dan sikap dalam bidang ilmu/ teknologi/ seni, bidang keahlian khusus profesi atau terapan yang
dikuti melalui program studi.
Page | 29
5. Prinsip Multistrategi dan Multisumber
Kurikulum diselenggarakan melalui prinsip multistrategi dan multisumber dengan memanfaatkan
sebesar-besarnya kemajuan teknologi informasi dan kondisi serta kekayaan lingkungan (lingkungan
fisik/ kealaman, sosial kependudukan, budaya, teknologi).
C. STRUKTUR KURIKULUM
30 | P a g e
2. Struktur Mata Kuliah
a. Karakteristik Mata Kuliah
1) Diwarnai oleh arah, visi dan misi, tujuan dan spesifikasi program studi Pendidikan Agama
Kristen pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
2) Memuat komponen keilmuan, keterampilan/ pelayanan/ wawasan/ nilai/ sikap/ kepribadian,
dan beranda pada posisi tertentu menuju pencapaian kompetensi yang diharapkan untuk
kesatuan kurikulum, sesuai dengan bidang pendidikan akademik.
3) Merupakan kesatuan materi, kegiatan dan kompetensi dalam waktu semester stratum
program studi tertentu.
4) Dapat merupakan mata kuliah wajib atau pilihan dan terintegrasikan dalam keseluruhan
kurikulum stratum program studi.
5) Menunjukkan sumber belajar yang jelas dan bervariasi, misalnya buku teks, fokus masalah-
masalah lingkungan, pemanfaatan pengalaman subyek belajar.
b. Kompetensi Mata Kuliah
1) Kompetensi yang didukung oleh mata kuliah disusun berdasarkan tujuan, standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam standar isi;
2) Kompetensi yang didukung oleh mata kuliah program studi disusun sesuai tujuan dan
spesifikasi program studi Pendidikan Agama Kristen dalam bidang pendidikan akademik.
c. Pengembangan Silabus Mata Kuliah dan Sistem Penilaian
1) Silabus mata kuliah umum disusun oleh Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang sesuai dengan tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam standar
isi.
2) Silabus mata kuliah program studi sesuai dengan kompetensi mata kuliah yang telah
dirumuskan.
3) Silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan
sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan
prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi.
Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian Pendidikan Agama
Kristen dimulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan
urutan materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan,
bentuk instrumen, dan contoh instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat.
Silabus dan sistem penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,
memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adlah: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil
dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.
Page | 31
d. Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian
Ada 7 langkah penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahap-tahap: identifikasi mata
pelajaran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi kegiatan
pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian yang meliputi jenis tagihan,
bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan
sumber/ bahan/ alat.
1) Identifikasi
Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata
pelajaran, kelas/program, dan semester.
2) Perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PAK dirumuskan berdasarkan
struktur keilmuan agama Kristen dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar
kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. Sesuai
dengan kewenangannya, Depdiknas telah merumuskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.
3) Penentuan substansi kajian
Penentuan substansi kajian yaitu: uraian mengenai materi pokok adalah butir-butir bahan
pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan
materi pokok dapat menggunakan pendekatan prosedural, hirarkis, konkrit ke abstrak, dan
pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan
uraian materi pokok adalah:
a) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi
dasar yang ingin dicapai;
b) Prinsip konsistensi, yaitu adanya konsistensi antara materi pokok dengan kompetensi
dasar dan standar kompetensi;
c) Prinsip adekasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk
mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan
oleh Depdiknas.
4) Pemilihan pengalaman belajar.
Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi
pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman
belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi
dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar,
yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan
dengan metode yang bervariasi. Ada beberapa metode yang pembelajaran yang dapat
dipertimbangkan, antara lain:
32 | P a g e
a) Jigsaw (gergaji ukir), lebih merupakan strategi kerja kelompok yang terstruktur dengan
didasarkan pada kerja sama dalam berbagai tanggung jawab. Strategi ini menjamin
agar setiap mahasiswa memikul suatu tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok.
b) Curah Pendapat, dapat menjadi pembuka sejumlah kegiatan pembelajaran untuk
menemukan sejauh manakah pengetahuan siswa tentang topik. Keberhasilan proses
belajar mengajar adalah kesanggupan dosen memulai dari “apa yang diketahui
mahasiswa.” Hal ini berkaitan erat dengan gagasan bahwa, arsitek perubahan gagasan
peserta didik adalah peserta didik itu sendiri. Peranan dosen hanya sebagai fasilitator
atau sebagai penjaga pembelajaran saja. Adakalanya dengan mengetahui posisi awal
pengetahuan siswa maka guru akan mampu merencanakan urutan pembelajaran
selanjutnya. Prakteknya dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: (1) tahap pertama,
mendaftarkan semua sumbangan pendapat mahasiswa yang diterima mentah tanpa
diskusi. (2) Tahap kedua, masing-masing pendapat didiskusikan, baik untuk
kategorisasi ataupun pengelompokan pendapat karena pengulangan dan sebagainya.
c) Peta Konsep
d) Pertanyaan efektif menggunakan sumber daya cetakan.
e) Membandingkan dan mengsintesiskan informasi-membandingkan dan mendiskusikan
jawaban masing-masing siswa tentang “sumber daya”. Hasilnya, mereka akan mampu
menemukan suatu jawaban yang memuaskan.
f) Mengamati aktif, agar mahasiswa secara aktif melakukan suatu pengamatan berbagai
objek yang ada dalam hidupnya (bisa film, maupun peristiwa kehidupan sosial
masyarakat, budaya dan sebagainya).
g) Peta akibat, dilakukan sebelum dan sesudah mempelajari suatu topik tertentu,
khususnya untuk mengetahui ketuntasan topik. Siswa di dorong untuk memikirkan
berbagai akibat positif dan negatif secara etik, ekonomi, politik, pribadi, hukum dan
budaya dari sesuatu yang dipelajarinya.
h) Keuntungan dan kerugian
i) Permainan peran
j) Kerja praktek
k) Inkuiri, adanya suasana pembelajaran yang menantang setiap mahasiswa dalam
mensikapi sesuatu. Modal utamanya ialah kesanggupan berpikir kritis, jujur, kreatif, dan
bahkan adakalanya menempuh proses berpikir lateral (tak lazim) diluar adat kebiasaan.
5) Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.
Indikator merupakan kompetensi dasar yang secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran
untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja
operasional yang diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator dijabarkan lebih lanjut
ke dalam instrumen penilain yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh
instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian yang
meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Page | 33
Ada 8 jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain:
a) Kuis
Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya
dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk
mengetahui penguasaan pelajaran oleh mahasiswa. Tingkat berpikir yang terlibat
adalah pengetahuan dan pemahaman.
b) Pertanyaan lisan
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.
Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
c) Ulangan harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua
kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman,
aplikasi, dan analisis.
d) Ulangan blok
Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa
kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi,
analisis, sampai sintesis dan evaluasi.
e) Tugas individu
Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan
kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi,
analisis, sampai sintesis, dan evaluasi.
f) Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen
yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi, yaitu
aplikasi sampai evaluasi.
g) Responsi atau ujian praktik
Bentuk ini digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian
responsi bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang
dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan
setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah
dicapai peserta didik dan yang belum.
h) Laporan kerja praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik
bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen
tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-obejktif, jawaban singkat,
34 | P a g e
menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio. Sedangkan bentuk
instrumen nontes meliputi: wawancara, angket, inventori, dan pengamatan.
Beberapa bentuk instrumen tes yang digunakan antara lain:
a) Pilihan ganda
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskornya objektif, dan bisa
dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan
sampai tingkat sintesis dan analisis.
b) Uraian objektif
Jawaban uraian objektif sudah pasti. Agar hasil penskornya onjektif, diperlukan
pedoman penskornya. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama
walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir diukur bisa sampai pada
tingkat yang tinggi.
c) Uraian non-obyektif/ uraian bebas
Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian,
sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat
berpikir yang diukur bisa tinggi.
d) Jawaban singkat/ isian singkat
Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur
cenderung rendah.
e) Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan
materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.
f) Performans
Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu,
seperti praktik ibadah atau perilaku yang lain.
g) Portofolio
Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai
kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh siswa. Karya-karya
ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan
mahasiswa.
Page | 35
7) Sumber/ bahan/ alat.
Istilah yang digunakan di sini bukan hanya buku-buku rujukan, referensi, atau literatur, nara
sumber, termasuk juga lingkungan sosial budaya yang relevan. Sedangkan yang dimaksud
dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam praktik
atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat disini dapat bervariasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajarannya.
e. Transfer Mata Kuliah/ Program Studi
1) Transfer mata kuliah/ program studi merupakan pengakuan atas substansi, bobot sks dan
kualitas nilainya yang diperoleh dari program studi terdahulu oleh peserta didik yang
memasuki program studi pada stratum satu Pendidikan Agama Kristen;
2) Transfer mata kuliah program studi dapat dilakukan:
a) Dari dan ke program studi dalam program pendidikan yang sama (prorgam pendidikan
akademik atau profesi atau vokasi);
b) Dari program studi pendidikan profesi ke program studi pendidikan akademik.
c) Dari program studi pendidikan vokasi ke program studi pendidikan akademik.
3) Transfer mata kuliah program studi mengacu kepada kurikulum program studi pada stratum
satu Pendidikan Agama Kristen yang dimasuki peserta didik.
4) Transfer mata kuliah program studi diselenggarakan oleh program studi pada stratum yang
dimasuki peserta didik.
g. Penyelenggaraan Pembelajaran
Kurikulum program studi diwujudkan melalui proses pembelajaran oleh pengampu mata kuliah
serta muatan lokal, pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler sebagaimana diatur
dalam Standar Dosen sebagai Tenaga Pendidik dan Standar Prasarana dan Sarana yang
disusun sendiri.
36 | P a g e
h. Gelar
1) Peserta didik yang telah mememuhi persyaratan dinyatakan berhak memperoleh gelar
akademik sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
2) Penggunaan gelar akademik lulusan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang hanya dibenarkan dalam bentuk dan singkatan yang diterima dari Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
D. STANDAR PENILAIAN
Dalam Permendiknas no. 20 tahun 2007 memuat tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam hal ini merupakan salah satu aspek
dalam proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil suatu keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen tes maupun nontes.
Berdaasrkan permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan maka dalam
memberikan suatu penilaian terhadap mahasiswa, dilakukan tahapan sebagai berikut:
1. Nilai akhir yang didapat mahasiswa pada tiap mata kuliah berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan pada masing-masing mata kuliah.
2. Sistim penilaian yang digunakan untuk mengukur seorang mahasiswa dalam mengkuti setiap
mata kuliah sebagai berikut:
Nilai akhir di kompensasi dalam bentuk huruf sesuai ketentuan sebagai berikut:
Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot Predikat
80-100 A 4,00 Sangat Baik
Page | 37
70-79 B 3,00 Baik
60-69 C 2,00 Cukup
50-59 D 1,00 Kurang
0-49 E 0,00 Gagal
3. Nilai lulus setiap mata kuliah serendah-rendahnya adalah C, nilai untuk sepanjang studi.
4. Perbaikan nilai dimungkinkan sepanjang batas masa studi (termasuk kewajiban menempuh
ujian karena nilai D dan E) dan nilai yang dipergunakan adalah nilai tertinggi.
38 | P a g e
Evaluasi Pembelajaran PAK B
Pengembangan Kurikulum PAK B
Manajemen Kependidikan Berwawasan MPMBS B
Hermeneutik B
Homiletika B
Metode-Metode Penelaahan Alkitab di Sekolah dan Jemaat B
Praktik Teknologi Pendidikan Dalam PAK B
Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK B
PAK dalam Masyarakat Majemuk B
Praktek Kerja Lapangan B
Bimbingan dan Penulisan Skripsi B
Mata Kuliah Institusi
Visi dan Misi B
Liturgika B
Kateketika B
Dogmatika 1 B
Pendidikan Agama Kristen B
PAK Anak B
PAK Remaja B
PAK Dewasa B
Etika B
Page | 39
3. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik setiap mahasiswa dilakukan oleh dosen wali masing-masing yang telah
ditentukan oleh Sekolah.
a. Kewajiban dosen wali
1) Membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menentukan mata kuliah dan pengisian
KRS setiap semester sehingga dapat mengoptimalkan masa studinya dengan baik dan
efektif.
2) Membantu mahasiswa dengan memberikan pengarahan dan menyelenggarakan diskusi
rencana penyusunan mata kuliah.
3) Memeriksa dan memberikan legalisasi KRS dengan memperhatikan kelulusan prasyarat
mata kuliah untuk pengambilan mata kuliah baru dan jumlah SKS yang diambil berdasarkan
Indeks Prestasi Semester (IPS) sebelumnya.
4) Membantu Puket 1, Akademik dalam menginformasikan Peraturan Akademik serta
Pemerintah.
5) Menyelenggarakan diskusi, memberikan pertimbangan dan membimbing mahasiswa dalam
pengajuan proposal skripsi dan penyelesaian skripsi mahasiswa mahasiswa.
6) Membantu mahasiswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan potensi, minat,
bakat, dan kemampuan umum akademik lainnya.
7) Membantu mahasiswa dalam memunculkan, menjaga, dan meningkatkan motivasi
berprestasi sehingga dapat menemukan pemecahan yang ideal untuk setiap masalah yang
berhubungan dengan akademik secara langsung maupun tidak langsung.
8) Membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
akademik secara langsung maupun tidak langsung dengan menjadi konselor
9) Menyiapkan waktu konsultasi untuk mahasiswa bimbingan, minimal dua kali sebulan.
40 | P a g e
Untuk menilai apakah seorang mahasiswa telah memahami atau menguasai bahan
yang telah disajikan kepadanya. Dalam hubungan ini setiap pekerjaan mahasiswa harus
diberi range nilai oleh tenaga pengajar yang bersangkutan dan dikembalikan kepada
mahasiswa tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Untuk mengelompokkan mahasiswa ke dalam beberapa golongan didasarkan pada
kemampuannya sehingga terdapat mahasiswa yang termasuk golongan-golongan
sebagai berikut:
Untuk menilai dosen/ pengajar apakah bahan yang disajikan telah sesuai dan cara
penyajiannya telah cukup baik sehingga para mahasiswa dengan usaha yang wajar
dapat memahami bahan tersebut.
2) Sistem Ujian
Ujian dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti ujian tertulis, ujian lisan, ujian
dalam dalam bentuk seminar, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ujian dalam bentuk
penulisan karangan dan sebagainya. Karena di dalam setiap kali ujian terkandung unsur
ketidak tepatan didalamnya, maka perlu diselenggarakan ujian lebih dari satu kali agar
diperoleh nilai yang mendekati ketepatan. Untuk itu dilaksanakan satu kali ujian sisipan
tengah semester, tidak ada ujian ulang bagi mahasiswa yang tidak lulus ujian semester
yang bersangkutan.
Mahasiswa yang diperkenankan mengikuti ujian adalah mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan terutama jumlah kehadiran perkuliahan minimal 75 % dari jumlah
tatap muka yang wajib diikuti per mata kuliah atau bila alpa tiga kali.
Dalam hal mahasiswa tidak bisa mengikuti ujian semester karena berhalangan (sakit),
maka mahasiswa yang bersangkutan dapat menyelenggarakan ujian khusus dengan
mengajukan permohonan ujian kepada ketua prodi dan puket 1, Akademik. Dalam hal
ini ujian bagi mahasiswa yang bersangkutan sekurang-kurangnya seminggu sebelum
masa kuliah berikutnya dimulai.
3) Pengumuman Hasil Ujian
Pekerjaan ujian yang telah dinilai harus dikembalikan ke mahasiswa yang bersangkutan
sebagai umpan balik bagi perkuliahan selanjutnya.
Hasil ujian diumumkan secara terbuka oleh Sekolah dan ditempelkan pada tempat yang
mudah dibaca oleh mahasiswa.
b. Penilaian
1) Sistem Penilaian
Standar penilaian adalah mutlak.
Nilai yang diserahkan oleh tenaga pengajar kepada Sekolah mencakup jumlah
keseluruhan nilai yang diperoleh mahasiswa melalui nilai terstruktur, mandiri, mid
semester, dan semester.
Page | 41
Besar presentasi nilai terstruktur, mandiri, mid semester, dan semester ditentukan oleh
masing-masing dosen pengajar dengan berpedoman pada peraturan Sekolah yang
telah ditetapkan dalam Silabus yang telah dibuat Sekolah.
Standar penilaian perkegiatan: terstruktur, mandiri, mid semester, semester ditetapkan
sebagai berikut:
80-100 :A
70-79 :B
60-69 :C
50-59 :D
0-49 :E
2) Pengolahan Nilai
Berikut langkah pengolahan nilai:
Nilai angka terlebih dahulu ditukar menjadi huruf
Nilai yang harus berdasarkan perkegiatan ditukar menjadi nilai angka berdasarkan bobot
(A=4, B=3, C=2, D=1, E=0).
Nilai tersebut dijumlahkan hasilnya menjadi nilai akhir suatu mata kuliah
Nilai ditukar berdasarkan standar menjadi huruf: A, B, C, D, dan E.
42 | P a g e
6. Pengadministrasian Nilai
a. Hasil ujian harus dimasukkan oleh tenaga pengajar bersangkutan dalam Kartu Nilai Kolektif
(KNK) dan menyerahkan kepada Sekolah selambat-lambatnya satu minggu setelah ujian
dilaksanakan.
b. Sekolah mengumumkan hasil ujian selambat-lambatnya 10 hari setelah ujian dilaksanakan.
c. Perubahan nilai oleh tenaga pengajar hanya diperbolehkan karena sebab-sebab yang wajar,
seperti kesalahan menghitung atau karena mahasiswa telah dapat melengkapi tugas yang
dibebankan kepadanya.
d. Setelah nilai diumumkan nilai diserahkan kepada bagian Administrasi Akademik (BAAK) dan
diarsipkan dengan baik agar sewaktu-waktu dapat diperoleh kembali dengan segera dan
mudah.
IP =
IPK =
44 | P a g e
4) Mahasiswa yang tidak melaksanakan tugas terstruktur dan atau tugas mandiri, kepadanya
dapat dikenakan sanksi penundaan atau pembatalan nilai yang diperolehnya oleh dosen
yang bersangkutan.
5) Mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan studi dalam masa studi maksimum (14
semester) tanpa alasan yang dapat diterima dikenakan sanksi akademik berupa gugur studi.
6) Penetapan sanksi akademik diusulkan oleh sekolah melalui rapat dosen dan staff. Usulan
tersebut disampaikan kepada Ketua untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Studinya.
7) Mahasiswa yang telah menerima Surat Keputusan Pemberhentian Studi, maka yang
bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti studi di SETIA Ngabang.
Page | 45
b. Syarat untuk mengikuti sidang proposal:
1) Mahasiswa mengajukan surat permohonan untuk mengikuti sidang proposal dengan
melampirkan foto kopi KHS dan judul skripsi kepada Ketua Program Studi
2) Surat persetujuan dari dosen wali untuk diserahkan kepada Ketua Program Studi
3) Melengkapi segala administrasi
4) Mahasiswa yang berhak mengikuti seminar proposal akan diumumkan oleh Ketua Program
Studi
5) Mahasiswa yang telah mendapat persetujuan untuk mengikuti seminar proposal wajib
mengumpulkan 5 buah proposal kepada Ketua Program Studi
c. Mahasiswa yang lulus sidang kolokium berhak melanjutkan dengan proses penyusunan skripsi
13. Skripsi
1. Mahasiswa yang menyusun skripsi adalah mereka yang telah lulus seminar proposal/ sidang
kolokium.
2. Mahasiswa yang hendak menyusun skripsi berhak memperoleh bimbingan dari dosen
pembimbing sebanyak 2 orang yang akan ditentukan oleh Ketua Prodi.
3. Mahasiswan yang hendak menyusun skripsi adalah mahasiswa yang telah mengumpulkan
minimal 140 SKS, tidak ada ada nilai E, D, atau C sesuai dengan standar minimal kelulusan.
4. Selama menyusun skripsi maka mahasiswa wajib melakukan pertemuan dengan masing-masing
dosen pembimbing minimal 5 kali pertemuan.
15. Yudisium
a. Yudisium merupakan pengumuman nilai kepada mahasiswa sebagai proses penilaian akhir dari
seluruh mata kuliah yang telah diambil mahasiswa dan penetapan nilai dalam transkrip
akademik serta memutuskan lulus atau tidaknya mahasiswa dalam menempuh studi dalam
jangka waktu tertentu.
b. Yudisium ditetapkan dalam keputusan rapat Yudisium yang diselenggarakan oleh Senat SETIA
Ngabang.
c. Keputusan Yudisium ditetapkan dengan keputusan Ketua SETIA Ngabang.
d. Prestasi Yudisium adalah sebagai berikut:
46 | P a g e
No Yudisium IPK Keterangan
Dengan Pujian 3,50-
1
(Cumlaude)* 4,00
*Tidak pernah mengulang ujian mata kuliah dan
3,00-
2 Sangat memuaskan tanpa nilai D atau C sesuai dengan standar
3,49
minimal tiap mata kuliah yang telahditentukan
2,50-
3 Memuaskan dan dapat menyelesaikan studi maksimal 10
2,99
semester
2,00-
4 Cukup
2,49
18. Alumni
a. Mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliah wajib mengisi blangko alumni dari bagian alumni
dan kemahasiswaan SETIA Ngabang.
b. Blangko dikembalikan bersamaan dengan pengambilan Ijazah.
c. Alumni diwajibkan memberitahukan pemberitahuan perubahan data dan informasi karir
profesionalnya setiap saat ke bagian alumni dan kemahasiswaan untuk kepentingan jalinan
kerjasama antara Sekolah dan alumni.
Page | 47
F. KODE MATA KULIAH
Pemberian kode mata kuliah sesuai dengan kebijakan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang dengan berpedoman pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI Bimas
Kristen RI. Kode mata kuliah terdiri dari 12 baris, dengan ketentuan:
Baris 1, 2 merupakan kode program studi;
Baris 3,4 merupakan kode kelompok mata kuliah;
Baris 5,6 merupakan kode mata kuliah/ urutan mata kuliah pada kelompok mata kuliah tertentu;
Baris 7,8 merupakan kode mata kuliah pada semester 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08
Baris 9-12 merupakan kode tahun terbit/ revisi kurikulum
48 | P a g e
9 02.01.09.04.2010 2 Komunikasi 2 B
10 02.01.10.01.2010 2 Metode Belajar 2 C
Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
11 02.02.01.07.2010 2 Teologi Agama-agama 2 C
12 02.02.02.01.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PL 3 B
13 02.02.03.02.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PB 3 B
14 02.02.04.03.2010 2 Pengantar Teologi Sistematika 2 B
15 02.02.05.01.2010 3 Bahasa Ibrani 3 B
16 02.02.06.02.2010 2 Bahasa Ibrani 2 2 C
17 02.02.07.02.2010 3 Bahasa Yunani 3 B
18 02.02.08.03.2010 2 BahasaYunani 2 2 C
19 02.02.09.07.2010 2 Konseling Pastoral 2 B
20 02.02.10.04.2010 3 Dogmatika 3 B
21 02.02.11.08.2010 2 Dogmatika 2 2 C
22 02.02.12.03.2010 3 Tafsir PL 3 C
23 02.02.13.04.2010 2 Tafsir PL 2 2 C
24 02.02.14.04.2010 3 Tafsir PB 3 C
25 02.02.15.07.2010 2 Tafsir PB 2 2 C
26 02.02.16.07.2010 3 Teologi PL 3 C
27 02.02.17.09.2010 2 Teologi PL 2 2 C
28 02.02.18.08.2010 3 Teologi PB 3 C
29 02.02.19.10.2010 2 Teologi PB 2 2 C
30 02.02.20.03.2010 3 Etika 3 B
31 02.02.21.04.2010 2 Etika 2 2 C
32 02.02.22.03.2010 3 Sejarah Gereja Umum 3 C
33 02.02.23.04.2010 2 Sejarah Gereja Asia 2 C
34 02.02.24.07.2010 2 Sejarah Gereja Indonesia 2 C
35 02.02.25.03.2010 3 Pendidikan Agama Kristen 3 B
36 02.02.26.08.2010 2 Kepemimpinan Kristen 2 C
37 02.02.27.09.2010 2 Misiologi 2 C
38 02.02.28.08.2010 2 Apologetika 2 C
39 02.02.29.09.2010 2 Islamologi (Kontekstual) 2 C
40 02.02.30.02.2010 2 Agama Suku 2 C
41 02.02.31.03.2010 2 Hinduisme dan Budhaisme 2 C
42 02.02.32.08.2010 2 Pendidikan Nasional 2 C
43 02.02.33.09.2010 2 Metode Penulisan Skripsi 2 C
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
44 02.03.01.02.2010 2 Psikologi Perkembangan 2 C
45 02.03.02.07.2010 2 Psikologi Pendidikan 2 B
46 02.03.03.02.2010 2 Dasar-dasar Kependidikan 2 B
47 02.03.04.08.2010 2 Teknologi dan Media Pembelajaran PAK 2 B
48 02.03.05.02.2010 2 Teori Belajar & Penerapannya dalam PAK 2 B
49 02.03.06.07.2010 2 Strategi Pembelajaran PAK 2 B
50 02.03.07.07.2010 3 Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
51 02.03.08.09.2010 2 Evaluasi Pembelajaran PAK 2 B
52 02.03.09.09.2010 2 Pengembangan Kurikulum PAK 2 B
53 02.03.10.09.2010 2 Manajemen Kependidikan 2 B
54 02.03.11.08.2010 3 Metode Penelitian Sosial 3 C
55 02.03.12.04.2010 2 Liturgika 2 B
56 02.03.13.09.2010 2 Kateketika 2 B
Page | 49
57 02.03.14.07.2010 2 PAK Anak 2 B
58 02.03.15.08.2010 2 PAK Remaja 2 B
59 02.03.16.09.2010 2 PAK Dewasa 2 B
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
60 02.04.01.03.2010 2 Hermeneutika 2 B
61 02.04.02.04.2010 2 Homiletika 2 B
62 02.04.03.02.2010 2 Metode PA di Sekolah dan Jemaat 2 B
63 02.04.04.10.2010 2 Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
64 02.04.05.10.2010 2 Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK 2 B
65 02.04.06.04.2010 2 Metode Pekabaran Injil 2 C
66 02.04.07.01.2010 2 Evangelism Explosion 2 C
67 02.04.08.03.2010 2 Pelayanan Anak 2 C
68 02.04.09.09.2010 2 Seminar PAK 2 C
69 02.04.10.03.2010 2 Pembinaan Warga Gereja 2 C
70 02.04.11.09.2010 2 Administrasi dan Manajemen Gereja 2 C
71 02.04.12.08.2010 2 Administrasi PAK 2 C
72 02.04.13.01.2010 2 Pembentukan Watak Kristen (PWTn) 2 C
73 02.04.14.07.2010 2 Enterpreneurship 2 C
74 02.04.15.10.2010 2 Visi dan Misi 2 B
75 02.04.16.03.2010 2 Musik Gereja 2 C
76 02.04.17.04.2010 2 Okultisme 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
77 02.05.01.10.2010 2 Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK 2 B
78 02.05.02.08.2010 2 PAK dalam Masyarakat Majemuk 2 B
79 02.05.03.09.2010 2 Oikumene 2 C
80 02.05.04.01.2010 2 Pertanian 2 C
81 02.05.05.07.2010 2 Elektonik 2 C
82 02.05.06.08.2010 2 Perbengkelan 2 C
83 02.05.07.05.2010 6 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 3 3 B
84 02.05.08.10.2010 6 Bimbingan dan Penulisan Skripsi 6 B
50 | P a g e
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
14 02.03.01.02.2010 2 Psikologi Perkembangan 2 C
15 02.03.02.07.2010 2 Psikologi Pendidikan 2 B
16 02.03.03.02.2010 2 Dasar-dasar Kependidikan 2 B
17 02.03.04.08.2010 2 Teknologi dan Media Pembelajaran PAK 2 B
18 02.03.05.02.2010 2 Teori Belajar & Penerapannya dalam PAK 2 B
19 02.03.06.07.2010 2 Strategi Pembelajaran PAK 2 B
20 02.03.07.07.2010 3 Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
21 02.03.08.09.2010 2 Evaluasi Pembelajaran PAK 2 B
22 02.03.09.09.2010 2 Pengembangan Kurikulum PAK 2 B
23 02.03.10.09.2010 2 Manajemen Kependidikan 2 B
24 02.03.11.08.2010 3 Metode Penelitian Sosial 3 C
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
25 02.04.01.03.2010 2 Hermeneutika 2 B
26 02.04.02.04.2010 2 Homiletika 2 B
27 02.04.03.02.2010 2 Metode PA di Sekolah dan Jemaat 2 B
28 02.04.04.10.2010 2 Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
29 02.04.05.10.2010 2 Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK 2 B
30 02.04.10.03.2010 2 Pembinaan Warga Gereja 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
31 02.05.01.10.2010 2 Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK 2 B
32 02.05.02.08.2010 2 PAK Dalam Masyarakat Majemuk 2 B
33 02.05.07.05.2010 6 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 3 3 B
34 02.05.08.10.2010 6 Bimbingan dan Penulisan Skripsi 6 B
Page | 51
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
21 02.03.12.04.2010 2 Liturgika 2 B
22 02.03.13.09.2010 2 Kateketika 2 B
23 02.03.14.07.2010 2 PAK Anak 2 B
24 02.03.15.08.2010 2 PAK Remaja 2 B
25 02.03.16.09.2010 2 PAK Dewasa 2 B
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
26 02.04.06.04.2010 2 Metode Pekabaran Injil 2 C
27 02.04.07.01.2010 2 Evangelism Explosion 2 C
28 02.04.08.03.2010 2 Pelayanan Anak 2 C
29 02.04.09.09.2010 2 Seminar PAK 2 C
30 02.04.12.08.2010 2 Administrasi PAK 2 C
31 02.04.13.01.2010 2 Pembentukan Watak Kristen (PWTn) 2 C
32 02.04.14.07.2010 2 Enterpreneurship 2 C
33 02.04.11.09.2010 2 Administrasi dan Manajemen Gereja 2 C
34 02.04.15.10.2010 2 Visi dan Misi 2 B
35 02.04.16.03.2010 2 Musik Gereja 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
36 02.05.03.09.2010 2 Oikumene 2 C
52 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
I. STANDAR KOMPETENSI
Page | 53
1. Menjelaskan pengertian sejarah Pancasila
2. Menguraikan pengertian UUD 1945 dan Amandemen
3. Menjelaskan Wawasan Nusantara
4. Menghayati kewajiban Bela Negara
5. Menjelaskan Ketahanan Nasional
6. Menghayati Demokrasi
7. Mengidentifikasi masalah Hak Azasi Manusia
8. Menjelaskan Pembangunan Nasional
9. Menguraikan masalah Kewarganegaraan
10. Mengemukakan pengertian politik politik dan komponen dalam Politik Nasional
11. Mengutarakan pengertian dan komponen Strategi Nasional
12. Mengidentifikasi unsur-unsur SISHAMKAMRATA
13. Mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam hidupnya sebagai umat Kristiani
VII. LITERATUR
1. Alkitab, Jakarta: LAI 2006
2. Akhidah, Sabarti M.K., Pendidikan Kewiraan, Jakarta, 199
3. Darji Darmodihardjo, Orientals singKat Pancasila, Jakarta: Balai Pustaka 1979
4. Darji Darmodihardjo, Pancasila dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: Balai Pustaka, 1981
5. Darji Darmodihardjo, Pancasila Sumber Tegak Hukum, Malang: Univ. Brawijaya, 1976
6. Driayarkara, Filsafat Religi, Jakarta, 1959
54 | P a g e
7. Lemhanas, Kewiraan untuk Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1983.
8. Puswandoyo, Suryanto, Filsafat Pancusila, Jakarta: Gramedia, 1989
9. Sobana, H.A.N., Kewiraan dalam Konsepsi dan Implementasi, Bandung: Trigenda
Karya
10. UUD 45 dan Amandemennya. 1996
Page | 55
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : 02.01.02.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 1 (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan, Jakarta: Balai Pustaka
2. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Pembentukan Istilah,
Jakarta: Balai Pustaka
3. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Politik Bahasa Indonesia 1&2, Jakarta:
Balai Pustaka
4. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1988
5. Keraf, Gorys, Komposisi, Ende Flores: Nusa Indah, 1981
6. Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Ende Flores: Nusa Indah, 1981
7. Keraf, Gorys, Eksposisi Deskrips, Ende: Flores: Nusa Indah, 1981
Page | 57
Mata Kuliah : Bahasa Inggris
Kode Mata Kuliah : 02.01.03.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 1 (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Alkitab, bahasa Inggris, New International Version, Zondervan Publishing House, Grand
Rapids, Michigan.
2. The New Student Bible, Expanded and Updates, NIV
3. Hymnal Song Book
Page | 59
Mata Kuliah : Logika
Kode Mata Kuliah : 02.01.04.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 2 (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
60 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, obsevasi, studi kasus
D. Tugas : 1. Laporan buku
2.Lapor4an studi kadus
3.Refleksi lisan dan tertulis
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran : 5%
2. Partisipasi : 15%
3. Tugas dan Karya : 20%
4. UTS : 30%
5. UAS : 30%
F. Teknik : TERTULIS
G. Bentuk Soal : Tes tertulis,Tes sikap, Porto Folio, proyek, unjukkerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD
VII. LITERATUR
1. Lanus, Alex. Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius, 1983
2. Halim, A. Ridwan. 14Ihwal Dasar Dalam Logika Praktis. Jakarta:Puncak Karunia 1989
3. Mundiri. Logika.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994
4. Rapar,J.H. Pengantar Logika, Yogyakarta: Kanisius, 1996
5. Soekadijo, R.G. Logika Dasar. Jakarat:PT. Raja Grafindo Persada, 2001
6. Somers, M. Logika, Bandung: Alumni 1992
7. Tomatala, Yakob. Pembimbing Logika, Jakarta: YT Leadership Foundation, 2005
Page | 61
Mata Kuliah : Pengembangan Diri
Kode Mata Kuliah : 02.01.05.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 2 (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mengenal diri secara obyektif menurut hakikat ciptaan Tuhan dan memiliki
kesadaran tentang potensi dirinya untuk dikembangkan serta menunjukkan perilaku yang
sesuai dengan harapan sesamanya dimanapun berada.
1. Hakikat manusia
2. Manusia sebagai makhluk sosial
3. Manusia menurut Alkitab
4. Faktor-faktor kepribadian
5. Konsep diri, bagaimana mengenal diri
6. Pengembangan diri
VII. LITERATUR
1. Johson, David W., Reaching Out, New Jersey, Prentice-Hall Inc, 1990
2. Soejitno, Mengelolah Perubahan dan Meningkatkan Prestasi Diri, Jakarta: Pustaka Lintas
Budaya, 2002
3. Anthony, Robert, Rahasia Membangun Kepercayaan Diri, Jakarta: Manunggal, 2002
4. Fuster, J.M., Tekhnik Mendewasakan Diri: Tumbuh dan Berkembang dalam Iman,
Yogyakarta: Kanisius, 2002
5. The Liang Gie, Strategi Hidup Sukses, Yogyakarta: Liberty, 1996
6. Tarmudji, Tarsis, Pengembangan Diri, Yogyakarta: Liberty, 1998
7. Hensley Margaret, Konsep Diri dan Kedewasaan Rohani, Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 2003
Page | 63
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Agama Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.01.06.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang Filsitis Pendidikan, menyadari
pentingnya, serta menunjukkan kebiasaan bertindak kritis dalam melakukan profesi
kependidikan
64 | P a g e
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
VII. LITERATUR
Page | 65
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Kode Mata Kuliah : 02.01.07.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengertian mendasar tentang budaya , menghargai keragaman dan
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
VII. LITERATUR
Page | 67
Mata Kuliah : Sosiologi
Kode Mata Kuliah : 02.01.08.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
Page | 69
Mata Kuliah : Komunikasi
Kode Mata Kuliah : 02.01.09.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian komunikasi yang efektif dari sisi iman Kristiani
dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, memiliki kesadaran tentang pentingnya ilmu
komunikasi dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya.
70 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempraktikkan komunikasi yang baik
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, observasi, dan isyarat
D. Tugas : Review buku-buku yang berhubungan dengan komunikasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Resensi buku : 20%
3. Presentasi kelas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : tes tertulis, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 71
Mata Kuliah : Metode Belajar
Kode Mata Kuliah : 02.01.10.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa dapat memahami metode belajar serta semua pokok bahasan yang tercakup
didalamnya, lalu mempraktikkannya untuk meningkatkan kualitas akademis. Dalam
memahami filosofi pendidikan “long life education” penting diingat bahwa metode belajar
sangat penting untuk meningkatkan proses belajar dan dalam mengatasi kesulitan belajar.
72 | P a g e
3. Makalah : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 73
KELOMPOK
MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETERAMPILAN
I. STANDAR KOMPETENSI
74 | P a g e
2. Pengamatan di Masyarakat : 20%
3. Pengamatan dan Tinjauan buku : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Cavin, D. Casta, Teology and Religious Pluralism, New York: Oxford, 1986
2. Yap Kim Hao, Doing Theology in Pluralistic Word, New York: Orbis Book, 1989
3. Costa, Ruy O., One Faith Many Culture, New York: Orbis Book, 1988
4. Joas Adiprasetya, Mencari Dasar Bersama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002
5. Hendro Puspito, Sosiologi Agama
6. Madjid, Nurcholis, Islam, Doktrin, dan Peradaban
7. Kubg, Hans, Christianity and World Religions
Page | 75
Mata Kuliah : Pembimbing Pengetahuan PL
Kode Mata Kuliah : 02.02.02.01.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai proses kanonisasi kitab-kitab Perjanjian Lama dan memiliki kesadaran
tentang pentingnya pembimbing dan pengetahuan PL bagi pewartaan Firman dalam
penatalayan-Nya.
1. Kanonisasi Alkitab PL
2. Susunan Alkitab PL Yudaisme dan Alkitab versi lainnya
3. Kajian kitab Pentateukh, Kitab Sejarah, Kitab Puisi, dan kitab Para Nabi
VII. LITERATUR
Page | 77
Mata Kuliah : Pembimbing Pengetahuan PB
Kode Mata Kuliah : 02.02.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai kanonisasi kitab Perjanjian Baru dan memiliki rasa ingin tahu tentang
berbagai hal sehubungan dengan Pembimbing dan Pengetahuan PB yang diyakini agar dapat
mengungkapkan kebenaran Firman Tuhan dalam pewartaan-Nya.
VII. LITERATUR
1. Bar, James, Alkitab di Dunia Modern, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979
2. Bavinck, J.H., Sejarah Kerajaan Allah, Jilid 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
3. Marxen, W., Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
4. Dana,H.E., The New Testamen World, London: SCM, 1997
5. Bruce F.F., Dokumen-dokumen Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991
6. Carson, D.A. dkk, An Introduction To The New Testamen, Leicester: Apollox, 1992
7. Chapman, Adina, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993
Page | 79
Mata Kuliah : Pengantar Teologi Sistematika
Kode Mata Kuliah : 02.02.04.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
Page | 81
Mata Kuliah : Bahasa Ibrani
Kode Mata Kuliah : 02.02.05.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai unsur-unsur dasar gramatikal bahasa Ibrani sebagai persiapan eksegesis
teks Perjanjian Lama dan senang mempelajari bahasa bahasa Ibrani sehingga mampu
menerapkannya dalam tugas tafsir PL untuk mengungkapkan kebenaran dalam pewartaan
Firman Tuhan.
VII. LITERATUR
1. Baker, David, Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
2. Brown, F. dan Briggs, C., A Hebrew and English Lexicon to The Old Testament Oxford,
Clarendon Press, 1981
3. Brown, Francis, Driver 9Briggs-Gesenius Hebrew and English Lexicon, Peabody-
Massachusetts: Hendrickson Pub, 1979
4. Walker, D.F., Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, Sumut: Institut Theologia Alkitabiah,
1989
5. Weingreen, J., A Practical Grammar for Classical Hebrew, London: OxfordUniversity
Press, 196
Page | 83
Mata Kuliah : Bahasa Ibrani 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.06.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menerapkan bahasa Ibrani dalam tugas tafsir PL untuk mengungkapkan
kebenaran dalam pewartaan Firman Tuhan.
1. Mampu melakukan observasi terhadap teks Ibrani secara teliti dan kristis
2. Mampu memahami teks Alkitab berdasarkan pendekatan bahasa Ibrani
3. Mampu menterjemahkan teks Perjanjian Lama
4. Mendalami tafsiran PL
VII. LITERATUR
1. Brown, F. dan Briggs, C., A Hebrew and English Lexicon to The Old Testament Oxford,
Clarendon Press, 1981
2. Brown, Francis, Driver 9Briggs-Gesenius Hebrew and English Lexicon, Peabody-
Massachusetts: Hendrickson Pub, 1979
3. Walker, D.F., Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, Sumut: Institut Theologia Alkitabiah,
1989
4. Weingreen, J., A Practical Grammar for Classical Hebrew, London: OxfordUniversity
Press, 196
Page | 85
Mata Kuliah : Bahasa Yunani
Kode Mata Kuliah : 02.02.07.02.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (3 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Mampu menjelaskan latar belakang penggunaan Bahasa Yunani sebagai bahasa asli alkitab
PB
2. Mampu menulis dan membaca aksara Yunani
3. Mampu menguraikan kata sandang dan kata benda deklensi pertama dan kedua
4. Mampu menguraikan kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2,
Perfect, Pluperfect
5. Mampu menjelaskan kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
6. Mampu menjelaskan kata kerja Imperative dan kata benda Deklensi ke-3
7. Mampu menjelaskan kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
8. Mampu menggunakan analytical Greek Lexicon secara baik dan efektif
9. Menyadari pentingnya Bahasa Yunani dalam berteologi
10. Gemar menggunakan Bahasa Yunani dalam studi PB
1. Menjelaskan latar belakang penggunaan Bahasa Yunano sebagai bahasa asli Alkitab PB
2. Menulis dan membaca aksara Yunani
3. Menguraikan Kata sandang dan kata benda deklensi pertama dan kedua
4. Menjelaskan Kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1dan 2, Perfect,
Pluperfect
5. Menjelaskan Kata kerja majemuk, kata depan, Kata sifat, dan Kata kerja eimi
6. Menjelaskan Kata kerja Imperative, dan Kata Benda Deklensi ke-3
7. Menjelaskan Kata kerja infinitive, partisip, subjunctive dan kalimat bersyarat
86 | P a g e
8. Menggunakan analytical Greek Lexicon secara baik dan efektif
9. Mempelihatkan kesadarannya akan pentingnya Bahasa Yunani dalam berteologi
10. Menunjukkan kegemarannya menggunakan Bahasa Yunani dalam studi PB
VII. LITERATUR
Page | 87
Mata Kuliah : Bahasa Yunani 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.08.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (3 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menerapkan bahasa Yunani dalam tugas tafsir PB untuk mengungkapkan
kebenarannya dalam pewartaan Firman Tuhan.
1. Mampu menguraikan kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2,
Perfect, Pluperfect
2. Mampu menjelaskan kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
3. Mampu menjelaskan kata kerja Imperative dan kata benda Deklensi ke-3
4. Mampu menjelaskan kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
5. Mampu menggunakan analytical Greek Lexicon lebih baik dan efektif
6. Mampu menggunakan Bahasa Yunani dalam tafsir PB
1. Kata kerja Indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2, Perfect, Pluperfect
2. Kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
3. Kata kerja imperative, dan kata benda deklensi ke-3
4. Kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
5. Latihan pendalaman menggunakan analytical Greek Lexicon
6. Menafsir PB dengan menggunakan bahasa asli (Yunani)
1. Pendalaman kata kerja majemuk, kata depan, Kata sifat, dan Kata kerja eimi
2. Pendalaman kata kerja Imperative, dan Kata Benda Deklensi ke-3
3. Pendalaman kata kerja infinitive, partisip, subjunctive dan kalimat bersyarat
4. Menggunakan analytical Greek Lexicon lebih baik dan efektif
5. Menggunakan Bahasa Yunani dalam tafsir PB
88 | P a g e
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 89
Mata Kuliah : Konseling Pastoral
Kode Mata Kuliah : 02.02.09.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
Page | 91
Mata Kuliah : Dogmatika
Kode Mata Kuliah : 02.02.10.04.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Abineno, J.L.Ch.,1989, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
2. Banawiratma, J., 1986, Kristologi dan Allah Tritunggal, Yogyakarta: Kanisius, 1986
3. _______________, Yesus Sang Guru, Yogyakarta: Kanisius, 1986
4. Barth, Karl, Church Dogmatic. Edinburg: T&T., Clark, 1961
5. Berkouwer, G.C., Divine Election, Grand Rapids: Erasmus, 1977
6. _______________, Grand Rapids: Erasmus, 1972
7. Clarken A. D. dan Winter, B.W., Satu Allah Satu Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995
8. Cressleyn R., Tritunggal Yang esa. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
9. Ericsson Millard, J., Christian Theology. Grand Rapids: Baker Book House, 1983
10. Genepp, V.O. van dkk., Ternyata Ia Sudah Bangkit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
11. Groenon, C., Sejarah Dogma Kristologi, Yogyakarta: Kanisius, 1988
12. Hadijono Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
13. _______________, Religi Suku Murba Di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
14. Koyama Kasuke, Injil Dalam Pandangan Asia, Jakarta: Satya Karya, 1998
15. Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
Page | 93
Mata Kuliah : Dogmatika 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.11.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Dogmatika 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Abineno, J.L.Ch.,1989, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
2. Banawiratma, J., 1986, Kristologi dan Allah Tritunggal, Yogyakarta: Kanisius, 1986
3. _______________, Yesus Sang Guru, Yogyakarta: Kanisius, 1986
4. Barth, Karl, Church Dogmatic. Edinburg: T&T., Clark, 1961
5. Berkouwer, G.C., Divine Election, Grand Rapids: Erasmus, 1977
6. _______________, Grand Rapids: Erasmus, 1972
7. Clarken A. D. dan Winter, B.W., Satu Allah Satu Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995
8. Cressleyn R., Tritunggal Yang esa. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
9. Ericsson Millard, J., Christian Theology. Grand Rapids: Baker Book House, 1983
10. Genepp, V.O. van dkk., Ternyata Ia Sudah Bangkit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
11. Groenon, C., Sejarah Dogma Kristologi, Yogyakarta: Kanisius, 1988
12. Hadijono Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
13. _______________, Religi Suku Murba Di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
14. Koyama Kasuke, Injil Dalam Pandangan Asia, Jakarta: Satya Karya, 1998
15. Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
Page | 95
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Lama (PL)
Kode Mata Kuliah : 02.02.12.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat : Pengantar PL, Bahasa Ibrani
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang PL, menghayati pentingnya, dan
mengaplikasikan nilai-nilai ajaran PL dalam segala aspek kehidupan.
VII. LITERATUR
1. Baker, D.L, Mari mengenal Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1992.
2. Bullock, C., Hassell, An Introduction to the Old Testament Prophetic Books, Moody,
Chicago, 1986
3. Crenshaw, J.L, Old Testament Wisdom, Atlanta : Westminter, 1981
4. Groenen C, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama 2, Yogyakarta : Kanisius, 1980
5. J.I Packer, Merril C. Tenney, William White, Jr. Ensiklopedi Fakta Alkitab Malang :
Gandum Mas,2001
6. James D. Newsome, Jr., The Hebrew Prophets, John Knox, Atlanta, 1984
7. Klaus Koch, The Prophets: The Babylonian and Persian Periods, Fortress, Philadephia,
1984
8. Larkin, William J., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Michigan, 1988
9. Lasor, W.S. dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994
10. Leon J. wood, The Prophets of Isrel, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1992
11. Rowley H.H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983
12. Roy B. Zuck (ed.), A Biblical Theology of the Old Testament, Moody, Chicago, 1991
13. Steck, Odil Hannes, Old Testament Exegesis: A Guide to the Methodology, Scholars,
Georgia, 1998
14. Stuart, Douglas, Eksegese Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 1994
15. The Kramer, Singa Telang Mengaum, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
16. Watson, Francis, Text, Church and World: Biblical Interpretation in the Theological
Perspective, Eerdmans, Michigan, 1994
17. Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word: An Introduction to the
Prophetic Literature of the Old Testament, Zondervans, Grand Rapids, Michigan, 1990
18. William J. Larkin, Jr., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1988
19. Wismoady Wahono, Di sini kutemukan, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986
Page | 97
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Lama (PL) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.13.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Tafsir PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mendalami pengetahuan yang komprehensif tentang PL, menafsir beberapa kitab
PL, dan mengaplikasikan nilai-nilai ajaran PL dalam segala aspek kehidupan.
VII. LITERATUR
1. Baker, D.L, Mari mengenal Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1992.
2. Bullock, C., Hassell, An Introduction to the Old Testament Prophetic Books, Moody,
Chicago, 1986
3. Crenshaw, J.L, Old Testament Wisdom, Atlanta : Westminter, 1981
4. Groenen C, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama 2, Yogyakarta : Kanisius, 1980
5. J.I Packer, Merril C. Tenney, William White, Jr. Ensiklopedi Fakta Alkitab Malang :
Gandum Mas,2001
6. James D. Newsome, Jr., The Hebrew Prophets, John Knox, Atlanta, 1984
7. Klaus Koch, The Prophets: The Babylonian and Persian Periods, Fortress, Philadephia,
1984
8. Larkin, William J., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Michigan, 1988
9. Lasor, W.S. dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994
10. Leon J. wood, The Prophets of Isrel, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1992
11. Rowley H.H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983
12. Roy B. Zuck (ed.), A Biblical Theology of the Old Testament, Moody, Chicago, 1991
13. Steck, Odil Hannes, Old Testament Exegesis: A Guide to the Methodology, Scholars,
Georgia, 1998
14. Stuart, Douglas, Eksegese Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 1994
15. The Kramer, Singa Telang Mengaum, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
16. Watson, Francis, Text, Church and World: Biblical Interpretation in the Theological
Perspective, Eerdmans, Michigan, 1994
17. Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word: An Introduction to the
Prophetic Literature of the Old Testament, Zondervans, Grand Rapids, Michigan, 1990
18. William J. Larkin, Jr., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1988
19. Wismoady Wahono, Di sini kutemukan, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986
Page | 99
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru (PB)
Kode Mata Kuliah : 02.02.14.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Pengantar PB, Bahasa Yunani
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menguasai metode tafsir PB, menghayati nilai-nilai Perjanjian Baru, dan
merefleksikan dalam berprilaku di segala aspek kehidupan sehari-hari.
VII. LITERATUR
Page | 101
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru (PB) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.15.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menguasai metode tafsir PB, menghayati nilai-nilai Perjanjian Baru, dan
merefleksikan dalam berprilaku di segala aspek kehidupan sehari-hari.
1. Langkah-langkah penafsiran PB
2. Kebenaran dalam penafsiran PB
3. Menafsir beberapa perikop PB
4. Nilai-nilai kebenaran dalam PB dan aplikasinya
102 | P a g e
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
VII. LITERATUR
Page | 103
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama (PL) 1
Kode Mata Kuliah : 02.02.16.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan teologi dalam PL,
menghayati tema-tema teologi PL sebagaimana, dan merefleksikannya secara kontekstual.
104 | P a g e
3. Mahasiswa membuat desain pengembalaan
C. Metode : Kuliah, diskusi, mahasiswa bereksplorasi, mengkaji, berinovasi,
mempresentasikan
D. Tugas : Membuat makalah, membuat sketsa, mengoleksi sumber belajar,
membuat kajian pustaka, melakukan presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Pengamatan dan tinjauan buku : 20%
4. Portofolio : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 105
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama (PL) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.17.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Teologi PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan teologi dalam PL,
menghayati tema-tema teologi PL sebagaimana dijumpai dalam kitab Puisi dan kitab para
Nabi dan merefleksikannya secara kontekstual.
VII. LITERATUR
Page | 107
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru (PB)
Kode Mata Kuliah : 02.02.18.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Nubuat dalam PB
2. Konsep Keselamatan dalam PB
3. Konsep Kehambaan dalam PB
4. Eklesiologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
5. Eskatologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
6. Pengharapan akan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua-kali dalam Surat-surat Paulus,
Surat-surat Umum, dan kitab Wahyu
VII. LITERATUR
1. Baker, David L., Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology in Diaologul Christologi and Ministry,
Wesminster, Philadelphia, 1987
3. Hasel, Gerhard, NT Tehology, Basic Issues in the Carrent Debate, Gerdmans: Grand
Rapids, 1990
4. Marshall, Jesus The Saviour: Stadies in the New Testament Theology, inter Varsity,
Dounersgrove, 1990
5. Morris, Leon, Theologi PB, Malang: Gandum Mas, 1996
6. Guthrie, Donald, Theologi PB 1-3, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999
7. Ladd, George Eldon, Theologi PB 1, Bandung: Kalam Hidup, 1999
8. A.M. Hunter, Memperkenalkan Theologi PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999
Page | 109
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru (PB) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.19.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Teologi PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mendalami konsep- konsep teologia Perjanjian Baru, meyakini pentingnya, serta
menerapkan prinsip- prinsipnya dalam kehidupan pribadi dan pelayanan.
VII. LITERATUR
1. Baker, David L., Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology in Diaologul Christologi and Ministry,
Wesminster, Philadelphia, 1987
3. Hasel, Gerhard, NT Tehology, Basic Issues in the Carrent Debate, Gerdmans: Grand
Rapids, 1990
4. Marshall, Jesus The Saviour: Stadies in the New Testament Theology, inter Varsity,
Dounersgrove, 1990
5. Morris, Leon, Theologi PB, Malang: Gandum Mas, 1996
6. Guthrie, Donald, Theologi PB 1-3, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999
7. Ladd, George Eldon, Theologi PB 1, Bandung: Kalam Hidup, 1999
8. A.M. Hunter, Memperkenalkan Theologi PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999
Page | 111
Mata Kuliah : Etika
Kode Mata Kuliah : 02.02.20.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki penguasaan materi Etika yang memadai dan memiliki kesadaran tentang
manfaat yang akan diperolehnya dalam berprilaku dalam pelayanannya sebagai pemberita
Firman Tuhan.
112 | P a g e
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi lapangan tentang persolaan kemanusiaan yang terjadi di
tengah masyarakat
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas dan karya : 25%
3. Quis : 15 %
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Dharmaputera, Eka, Etika Sederhan Untuk Semua Perkenalan Pertama, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1992
2. Brownlee, M., Pengambilan Keputusan etis dan Faktor-Faktor di Dalamnya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1981
3. Douna, J., Kelakuan Yang Bertanggungjawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
4. Jongneel, JAB., Hukum Kemerdekaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
5. Fletcher, Verne H., Lihatlah Sang Manusia: suatu pendekatan pada etika dasar,
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
6. Verkuyl, J., Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964
7. Suseno, Magnis, Etika Dasar Yogyakarta: Kanasius, 1993
8. Wright, Christopher, …. Etika PL. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
9. Van Napel, Henk, Etika PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia
10. Geisler, Norman, Etika Kristen dan Isu – Isu Etis, Malang: SAAT,
11. Morgan, Philips, Christians Ethics,
12. Forell, George Wolfgang, History of Christians Ethics, Vol. I. Minnepolli: Augsburg
Publishing House, 1979
Page | 113
Mata Kuliah : Etika 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.21.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa semakin mendalami materi Etika yang memadai dan memiliki kesadaran tentang
manfaat yang akan diperolehnya dalam berprilaku dalam pelayanannya sebagai pemberita
Firman Tuhan.
VII. LITERATUR
1. Dharmaputera, Eka, Etika Sederhan Untuk Semua Perkenalan Pertama, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1992
2. Brownlee, M., Pengambilan Keputusan etis dan Faktor-Faktor di Dalamnya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1981
3. Douna, J., Kelakuan Yang Bertanggungjawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
4. Jongneel, JAB., Hukum Kemerdekaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
5. Fletcher, Verne H., Lihatlah Sang Manusia: suatu pendekatan pada etika dasar,
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
6. Verkuyl, J., Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964
7. Suseno, Magnis, Etika Dasar Yogyakarta: Kanasius, 1993
8. Wright, Christopher, …. Etika PL. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
9. Van Napel, Henk, Etika PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia
10. Geisler, Norman, Etika Kristen dan Isu – Isu Etis, Malang: SAAT,
11. Morgan, Philips, Christians Ethics,
12. Forell, George Wolfgang, History of Christians Ethics, Vol. I. Minnepolli: Augsburg
Publishing House, 1979
Page | 115
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Umum
Kode Mata Kuliah : 02.02.22.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
116 | P a g e
11. Merelevansikan beberapa peristiwa dalam sejarah gereja di dunia dengan kehidupan
gereja masa kini.
12. Melakukan penelitian sejarah Gereja Umum.
13. Merekonstruksi bahan-bahan sejarah Gereja Umum
VII. LITERATUR
Page | 117
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Asia
Kode Mata Kuliah : 02.02.23.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Sejarah Gereja Umum
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Mampu menjelaskan arti dan Sejarah Gereja Asia dari berbagai sudut pandang.
2. Mampu merumuskan makna studi Sejarah Gereja Asia.
3. Mampu menjelaskan perbedaan Sejarah Gereja Eropa dan Asia.
4. Mampu menjelaskan periodisasi Sejarah Gereja Asia.
5. Mampu menjelaskan arti lama dalam istilah Gereja Asia Lama.
6. Mampu membagi periodisasi sampai kedatangan Islam
7. Mampu mencermati perluasan Gereja Asia abad I-VII.
8. Mampu menjelaskan perluasan dan pertumbuhan Gereja di Partia/ Persia.
1. Menjelaskan arti dan Sejarah Gereja Asia dari berbagai sudut pandang.
2. Merumuskan makna studi Sejarah Gereja Asia.
3. Menjelaskan perbedaan Sejarah Gereja Eropa dan Asia.
4. Menjelaskan periodisasi Sejarah Gereja Asia.
5. Menjelaskan arti lama dalam istilah Gereja Asia Lama.
6. Membagi periodisasi sampai kedatangan Islam
7. Mengetahui rintangan dan hambatan Gereja di Asia pada abad mula-mula
8. Mencermati perluasan Gereja Asia abad I-VII.
9. Menjelaskan perluasan dan pertumbuhan Gereja di Partia/ Persia
VII. LITERATUR
Page | 119
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Indonesia
Kode Mata Kuliah : 02.02.24.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah gereja-gereja di Indonesia sejak abad ke-16
sampai abad ke-20, menyadari pentingnya sejarah gereja-gereja di Indonesia, dan
menunjukkan prilaku yang mengapresiasi keragaman gereja di Indonesia.
VII. LITERATUR
1. Hoekema, A.G., Berpikir Dalam Keseimbangan yang Dinamis. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996
2. Hadiwiyono, Harun, Religi Suku Murba di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
3. Craemer, Hendrik, From Mission Field to Independent Church. Boekencentrum, The
Hague, 1958
4. Enklaar, I.H., Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-sakramen, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1978
5. Abineno, J.L. Ch., Sejarah Apostolat di Indonesia Jilid 1-2. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1978
6. Wolterbeek, J.O., Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen,
1995
7. Verkuyl, J., Ketegangan antara Imperialisme
8. Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995
Page | 121
9. Locher, Tata Gereja Protestan di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
10. Muskens, M.P.M., dkk. Sejarah Katolik di Indonesia Jilid I-IV, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
11. Partonadi, Soetarman Soedirman, Komunitas Sadrach dan Akar Kontekstualnya,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
12. Van den End, Th. Ragi Carita Jilid 1-2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
13. Ngelow, Z. J., Kekristenan dan Nasionalisme, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
122 | P a g e
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.02.25.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Pendidikan Agama Kristen baik dari anak maupun
sampai untuk orang dewasa dan lansia serta mahasiswa mampu melaksanakan pembinaan
kepada anak, remaja, orang dewasa dalam tugas kepelayanannya.
Page | 123
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Boohlke, R., Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen I, Jakarta:
BPK. Gunung Mulia
2. Boohlke, R., Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen II, Jakarta:
BPK. Gunung Mulia
3. Cully, I. V., Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
4. Homroghausen, E.G., Pendidika Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1956
5. Kristianto, Paulus Lilik, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Jogyakarta:
Yayasan ANDI, 2008
6. Tanya, Eli, Gereja dan PAK, Cipanas: STT Cipanas, 2006
7. Hadinoto, Admadja, Dialog dan Edukasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
124 | P a g e
Mata Kuliah : Kepemimpinan Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.02.26.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Sosiologi, Komunikasi, Etika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Page | 125
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa mendiskusikan isu-isu kepemimpinan kontemporer
3. Mahasiswa mengidentifikasi prinsip-prinsip kepemimpinan
secara umum dan secara khusus
4. Mahasiswa mengamati praktik-praktik kepemimpinan dalam
pelayanan
5. Mahasiswa mengintegrasikan pola kepemimpinan Kristen dalam
pelayanan praktis
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, studi kasus, modeling
D. Tugas : Studi lapangan tentang kepemimpinan Kristen
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 25%
3. Tugas Kelompok : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Ackroyd, P.R., “Hagai” Peake’s Commentary on the Bible (Revised Edition), Editor:
M. Black dan H.H. Rowley, 1962
2. Adams, Jay E., Shepherding God’s Flock, The Pastoral Life Jilid 1, Phillipsburg, New
Jersey: Presbyterian and Reformed, 1978
3. Barry, Bryan W., Strategic Planning Workbook, New York: A.H Wilder Foundation,
1987
4. Buhlmann, Walbert, The Coming of the Future, A Model for the Year 2001, Maryknoll,
New York: Orbis, 1978
5. Callahan, Kennon L., Effective Church Leadership, San Francisco: Harper & Row,
1990
6. Cedar, Paul, Strength in Servant Leadership, Waco Texas: Word Books, 1987
7. Chalfant, Paul H., dkk, Religion in Contemporary Society, California: Mayfield, 1984
8. Cohen, William A., Seni Kepemimpinan, Jakarta: Mitra Utama, 1993
9. Covey, Stephen R., Kepemimpinan yang Berprinsip, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997
10. Covey, Stephen R., Seven Habits of Highly Effective People, New York: A Fireside
Books, 1989
126 | P a g e
Mata Kuliah : Misiologi
Kode Mata Kuliah : 02.02.27.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Pembimbing PL dan Pembimbing PB
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mempunyai pengetahuan dasar tentang misi berdasarkan Alkitab, terpanggil untuk
melaksanakannya, dan mampu mengaplikasikan konsep misi dalam konteks Indonesia sebagai
masyarakat majemuk.
1. Pengantar Misiologi
2. Misi dalam PL
3. Misi dalam PB: Injil-injil Sinoptis, Kisah Para Rasul dan Rasul Paulus
4. Paradigma modern, pasca modern dan Oikumenis
5. Kontekstualisasi dan Inkulturasi.
6. Misi dalam konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk
VII. LITERATUR
1. Anderson, Gerald H., Robert T. Coote, Norman A. Horner, James M. Philips, Mission
Legacies: Biographical Studies of Leaders of the Modern Missionary Movement, New
York: Orbis Books, 1994
2. Artanto, Widi, Menjadi Gereja Misioner dalam Konteks Indonesia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997
3. Bosch, David J., Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan
Berubah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Byun, Chganguk, ed. A New Heart for the Evangelization of Asia, Seoul: Mission
Academy, 2007
5. Green, Michael, Evangelism in the Early Church, Cambridge, UK/Grand Rapids, 2003
6. Hiebert, Paul G., Anthropological Insight for Missionaries, Grand Rapids: Baker Books,
2000
7. Hesselgrave, David G., Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya, Malang:
SAAT, 2005
8. Kostenberger, Andreas J., dan Peter T. O’Brien. Salvation to the Ends of the Earth: A
Biblical Theology of Mission, Illinois: Intervarsity Press, 2001
128 | P a g e
Mata Kuliah : Apologetika
Kode Mata Kuliah : 02.02.28.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Delapan)
Prasyarat : Teologi Sistematika, Dogmatika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa dapat memahami dan memperoleh wawasan apologetik yang komprehensif dan
fungsional. Dengan wawasan apologetik yang komprehensif dan fungsional, maka mahasiswa
dapat memperosleh bekal untuk lebih mempermudah dalam mempelajari aplogetik tentang
pembelaan iman secara lengkap dan sempurna di dalam pelayanannya sebagai calon penginjil/
pendidik di tengah-tengah zaman yang pluralisme ini.
1. Makna apologetika
2. Presuposisi teologi
3. Apa itu apologetika Kristen
4. Berita yang dibawa oleh apologis
5. Apologetika sebagai pembuktian: beberapa pertimbangan metodologis
6. Apologetika sebagai pembuktian: Eksistensi Allah
7. Apologetika sebagai pembuktian: membuktikan Injil
8. Apologetika sebgai serangan: kritikan terhadap ketidakpercayaan
VII. LITERATUR
1. Frame, John, M., Apologetika bagi Kemuliaan Allah, Surabaya: Momentum, 2000
2. Frame, John, M., Artikel: Christianity and Comtemporary Epistemology, Westminster
Theological Journal 52, 1 (Spring, 1990): hlm. 131-141
3. Frame, John M., Evangelical Reunion, Grand Rapids: Baker, 1991
4. Til, Van, The Defence of the Faith, Philadelphia: Presbyterian and Reformed, 1995
130 | P a g e
Mata Kuliah : Islamologi
Kode Mata Kuliah : 02.02.29.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang latar belakang sejarah dasar pokok-pokok
ajarannya, praktek kehidupan Islam (perkawinan, politik, kebudayaan, dakwah) serta
mengenai keberadaan Islam (sejarah, aliran-aliran dan perkembangannya).
VII. LITERATUR
132 | P a g e
Mata Kuliah : Agama Suku
Kode Mata Kuliah : 02.02.30.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
134 | P a g e
Mata Kuliah : Hinduisme dan Budhaisme
Kode Mata Kuliah : 02.02.31.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami sejarah lahirnya agama Hindu dan Budha, pokok-pokok ajarannnya,
pengaruh dan perkembangannya di Indonesia serta aliran-alirannya
VII. LITERATUR
136 | P a g e
Mata Kuliah : Pendidikan Nasional
Kode Mata Kuliah : 02.02.32.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami visi, misi, dan strategi pendidikan nasional serta visi, misi, dan strategi
guru dengan penuh kesadaran yang tinggi, berwawasan nasional, mampu berpikir
komprehensif-intgral dengan berlandaskan falsafah Pancasila, dan UUD 1945 untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional di Indonesia pada dewasa ini.
Page | 137
2. Makalah : 25%
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 tentang wajib
belajar
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang buku Teks Pelajaran
3. Rencana strategi Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014
4. Undang-undang Dasar 1945
5. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
6. Undang-undang Nomor 2 tahun1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
7. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
8. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan
Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
9. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta,
1994
10. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
11. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-Hill Book
Company. 1968.
12. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
13. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001
14. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
15. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1992
16. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
138 | P a g e
Mata Kuliah : Metode Penulisan Skripsi
Kode Mata Kuliah : 02.02.33.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : XI (Sembilan)
Prasyarat : Metode Penelitian
Waktu Penulisan : 6 bulan
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Penjelasan tentang teknik penyusun kerangka teoritis dan konseptual dan penyusunan
skripsi
2. Pembuatan desain penelitian
3. Penyusunan instrumen penelitian
4. Teknik pengolahan data
5. Penulisan skripsi
6. Pembimbingan dosen sekurang-kurangnya dalam lima pertemuan
Page | 139
3. Seminar Proposal : 50%
F. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
140 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA
I. STANDAR KOMPETENSI
Page | 141
A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengembangkan strategi yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran
4. Mahasiswa mengamati
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan
D. Tugas : studi kepustakaan, pengamatan, portofolio, presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan/ Tugas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis. Tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 143
52. Sabri, H.M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta,
Pedoman Ilmu Jaya. 1996.
53. Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
54. Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1984
55. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
56. Crow, Lester D. & Crow Alice (terj.oleh Z. Kasijan) Psikologi Pendidikan Buku 2,
Surabaya: Bina Ilmu, 1987.
57. Whitherington (terj. oleh M. Buchori), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru. 1983
58. Hasan, H. Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-Ikhlas. 1994
59. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
60. Partowisastro, H. Koestoer, Dinamika dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.
1983
61. Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1991
62. Surya, H. Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004
63. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
64. Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1992
65. Cahyono, Cheppy Hari, Psikologi Kepemimpinan, Surabaya: Usaha Nasional, 1984
66. Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta
67. Azwar, Saifffudin, Seri Pengukuran Psikologi: Reliabilitas dan Validitas: interpretaasi
dan Komputasi, Yogyakarta: Liberty, 1986
68. Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Andi, 2005
69. Sudjanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
70. Yanello, Patrick David, Personality Reality, Jakarta: Gramedia, 2005
144 | P a g e
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.02.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Psikologi Perkembangan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Page | 145
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menghayati
4. Mahasiswa mengembangkan strategi yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan, unjuk kerja
D. Tugas : Studi kepustakaan, Pengamatan dan menganalisis penyebabnya,
presentasi.
VII. LITERATUR
146 | P a g e
Mata Kuliah : Dasar-dasar Kependidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Page | 147
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan Tugas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
148 | P a g e
Mata Kuliah : Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai aspek teknologi untuk kebutuhan sebagai guru dan sadar
bahwa teknologi merupakan guru di era moderen serta menunjukan kebiasaan menggunakan
teknologi untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran.
VII. LITERATUR
1. Brown, James W., AV Instruction: Technology, Media, and Methods, New York:
McGraw-Hill Book Company, 1977
2. Karo-Karo, S. Ulihbukit, dkk., Suatu Pengantar ke dalam Metodologi Pengajaran,
Salatiga: Saudara, 1979
3. Sudarmanto, Y.B., Tuntunan Metodologi Belajar, Jakarta: Grasindo, 1993
4. Hamalik Oemar, Metoda Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,
1990
5. Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta,1997
6. Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1984
7. Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
8. Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997
9. Sadiman, Arif Sukadi, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta:
Mediayatama Sarana, 1998
10. Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992
11. Wilkinson, Gene, L., Media dalam Pembelajaran: penelitian selama 60 tahun, Jakarta:
Rajawali, 1984
12. Suroto, Darwanto Sastro, Televisi sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Duta
Wacana Press, 1992
13. Rusyan, A. Tabrani, Penuntun Membuat Alat Peraga Sederhana, Bandung: Bina
Budhaya, 1993
14. Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini,
Jakarta: Grasindo, 2000
15. Anderson, Ronald H. (terj. Oleh Yusufhadi Miarso, dkk.), Pemilihan dan
Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 1987
150 | P a g e
16. Sudjana, Nana, & Rivai Ahmad, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1990
17. Schramm, Wilbur (terj. oleh Agapur), Media Besar Media Kecil: alat dan teknologi
untuk pendidikan, Semarang, IKIP Semarang Press, 1984
18. Sudjana, H.D., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production, 2001
19. Sudjana, H.D., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar
Sekolah, Bandung: Nusantara Press, 1993
20. Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Bandung: Rineka
Cipta, 1999
21. Vembriarto, St., Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakata, Yayasan Pendidikan
Paramita, 1985
22. Tarmudji, Tarsis, Metoda dan Media Penyajian Materi, Yogyakarta: Liberty, 1996
23. Yunus, Ibrahim, dkk., Seri Kiat Metode Belajar: Metode Tanya Jawab, Diskusi,
Diskusi Panel, Kerja Kelompok, Simulasi, Bermain Peran, Demonstrasi, Praktek
Lapangan, Bandung: Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, Dirjen Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga, Depikbud, Balai Pengembangan Kegiatan Belajar,
Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, Depikbud, 1990
24. Hadisusanto, Dirto, dkk., Metode Diskusi, Jakarta: Depdikbud, 1984
25. Baradja, M.F. & H. Yurmaini, Pengajaran Beregu, Jakarta: Depdikbud, 1981
26. Suryosubroto, Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara, 1983
27. Hutasoit, M. & Vastenhouw, M., Kami Membuat Alat-alat Peladjaran Sendiri,
Jakarta: Djambatan, 1971
28. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 1, Bandung: Angkasa, 198.
29. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 2, Bandung: Angkasa, 1982
30. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 3, Bandung: Angkasa, 1982
Page | 151
Mata Kuliah : Teori-teori Belajar dan Penerapannya dalam PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.05.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai teori belajar secara komprehensif, menyadari pentingnya, dan
menerapkannya dalam kehidupan dan pelayanannya sebagai guru PAK yang
bertanggungjawab.
VII. LITERATUR
1. Ahmadi, Abu, H., Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, Solo: Aneka, 1993
2. Asy-Syakhs Abdul Aziz, Kelambanan dalam Belajar: penyebab dan cara
penanganannya, Jakarta: Gema Insani, 2001
3. Boelke, Robert R., Theories of Learning in Christian Education, Philadelphia: The
Westminster Press, 1962
4. Dahar Ratna Willis, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1969
5. Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga. 1989
6. Depdikbud, Belajar adalah Berubah, Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek
Normalisasi Kehidupan Kampus, 1979
7. Djamarah, Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
8. Ellis, Hendry, Fundamental of Human Learning and Cognition, New York: Brown,
1972
9. Ginting, Cipta, Kiat Belajar di Perguruan Tinggi, Bandung: ITB, 1997
10. Hakim, Thursan, Belajar secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2000
11. Hamalik, Oemar, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi: pendekatan sistem kredit
semester (sks), Bandung: Sinar Baru, 1991
12. Harefa, Andrias, Mengasah Paradigma Pembelajar, Yogyakarta: Gradien, 2003
13. Hendrikus, Dori Wuwur, Belajar Efektif: Panduan bagi Mahaiswa Baru, Ende: Nusa
Indah, 2001
14. Hutabarat, E.P., Cara Belajar: pedoman praktis untuk belajar secara efisien dan
efektif, pegangan bagi siapa saja yang belajar di perguruan tinggi, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995
15. Hutabarat, Ep., Cara Belajar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986
16. Idrus, H.A., Kiat Sukses Belajar, Pekalongan: Bahagia Batang, 1993
17. Idrus, H.A., Kiat Sukses Belajar, Bandung: Bahagia Batang, 1993
18. Imron, Ali, Teori-teori Belajar, Malang: AP FKIP, 1995
Page | 153
19. Imron, Ali, Teori-teori Belajar, Malang: Erlangga, 1989
20. Lipton, Laura, & Hubble Deborah, Menumbukembangkan Kemandirian Belajar,
Bandung: Nuansa, 2005
21. Loekmono J.T. Lobby, Belajar Bagaimana Belajar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
22. Meier, Dave (terj. oleh Rahmani Astuti), The Accelerated Learning Handbook:
panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan, Bandung:
Kaifa, 2002
23. Morellus, John, Belajar Efektif ala Jenius: sukses studi dan karier dengan metode
cerdas dalam mengeksplorasi informasi, Jakarta: Pani Digital Pers, 1999
24. Rusyan, Tabrani A., & S. Daryani Yani, Penuntun Belajar yang Sukses, Jakarta: Nine
Karya Jaya, 1999
25. Samad Daniel, Kiat Sukses Studi: petunjuk praktis bagi mahasiswa dan calon
mahasiswa, sukses belajar di perguruan tinggi, Jakarta: Alex Media Komputindo, 1998
26. Setyawan, Lilik Hidayat, Rahasia Sukses Belajar di Perguruan Tinggi: langkah sukses
untuk mencapai gelar sarjana, Pekalongan: Bahagia, 1994
27. Sihombing, Frans Bona, Teknik Belajar Mahasiswa, Jakarta: Restu Agung, 1991
28. Silberman, Melvin L., (terj. ol. Raisul Muttaqein), ActiveLearning: 101 cara belajar
siswa aktif, Bandung: Nusamedia, 2004
29. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara,
1988
30. Steinbach, Robert (terj. ol. Kumala Insiwi Suryo), Succesful Lifelong Learning:
belajar terus-menerus ntuk meraih keberhasilan hari ini dan amsa mendatang, Jakarta:
PPM, 2002
31. Sudarmanto, Y.B., Tuntutan Metodologi Belajar, Jakarta: Grasindo, 1993
32. Sukirman, Silvia, Tuntunan Belajar di Perguruan Tinggi, Jakarta: Pelangi Cendekia,
2004
33. Sunarto, H., & Hartono, Agung, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta,
2002
34. Surakhmad, Winarno, Cara Belajar di Universitas, Bandung: Jemmars, 1980
35. Surjadi, A., Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Bina Cipta, 1983
36. Sutikno, Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannya? Panduan
praktis bagi para pendidik dan calon pendidik, Mataram: NTP Press, 2005
37. The Liang Gie (ed.), Kemajuan Studi, Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1984
38. The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien,Jilid I, Yogyakarta: Penerbit dan Percetakan
Liberty, 1994
39. The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid II, Yogyakarta: Liberty, 1995
40. Tu’u Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004
41. Winkel, WS. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1987
42. Winkel, WS. Psikologi Pengajaran, Jakarta: 1987
43. Yusuf, Munawir, dkk., Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar, Solo: Tiga
Serangkai, 2003
154 | P a g e
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.06.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritis tentang strategi pembelajaran dan memiliki
tanggungjawab dalam memanfaatkan strategi dalam peran sebagai pengajar serta mampu
mendisain strategi pembelajaran PAK.
Page | 155
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
VII. LITERATUR
156 | P a g e
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.07.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (VII)
Prasyarat : Strategi Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang berbagai aspek teoritis
perencanaan pembelajaran PAK, menyadari tanggungjawab guru, serta menunjukkan
kebiasaan mengajar PAK secara terencana.
1. Hakikat perencanaan
2. Perencanaan pembelajaran sebagai sistem
3. Perencanaan pembelajaran dalam konteks KTSP
4. Model-model perencanaan pembelajaran
5. Pengembangan silabus
6. Pembuatan RPP
7. Pembuatan modul
VII. LITERATUR
1. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), Prinsip-prinsip Belajar
untuk Pengajaran, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
2. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2002
3. Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1991
4. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 1997
5. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan
Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
6. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta,
1994
7. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1991
8. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-Hill Book
Company. 1968.
9. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
10. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001
11. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
12. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosdakarya. 1992
13. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
158 | P a g e
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.08.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Perencanaan Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritis tentang evaluasi hasil pembelajaran PAK,
menyadari pentingnya, serta mampu melaksanakannya dalam pelayanannya sebagai guru PAK
di gereja maupun di tengah masyarakat.
VII. LITERATUR
1. Abdulgani, Sutarya, Menyusun dan Mengolah Test Objektif: Pedoman bagi Guru,
Bandung: Tarate, 1978
2. Aiken, Lewis R., Psychological Testing and Assessment, Boston: Allyn and Bacon,
1991
3. Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja
Rosdakarya 1991
4. Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,
Bandung: Genesindo, 2002
5. Conner, Colin (terj.oleh Supardi), Penilaian dan Pengujian di Sekolah Dasar,
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995
6. Guba, Egon G. & Lincoln Yvonna S., Effective Evaluation: Improving the Usefulness
of Evaluation Results Trough Responsive and Naturalistic Approaches, San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1981
7. Harahap, Nasrun, dkk., Tehnik Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: Bulan Bintang 1979
160 | P a g e
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.09.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai aspek teori kurikulum dan
implementasinya dalam PAK, menyadari perannya sebagai pengembang kurikulum PAK,
dan memperlihatkan keinginannya untuk selalu mengembangkan kurikulum PAK.
1. Hakikat kurikulum
2. Asas-asas pengembangan kurikulum
3. Komponen kurikulum
4. Pendekatan-pendekatan kurikulum PAK
5. Evaluasi & revisi kurikulum
6. Pengembangan kurikulum
7. Kedudukan dan peranan kurikulum PAK dalam sistem pendidikan
8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
9. Peran guru dalam penyusunan dan pengembangan KTSP
VII. LITERATUR
162 | P a g e
Mata Kuliah : Manajemen Kependidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.10.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai dimensi teori tentang manajemen dalam dunia pendidikan,
memiliki tanggungjawab kepemimpinan sebagai seorang calon guru, serta dapat
mengekspresikan dirinya sebagai seorang calon pemimpin di kelas/sekolah.
1. Hakikat manajemen
2. Prinsip-prinsip manajemen
3. Manajemen sebagai sistem
4. Teori-teori manajemen
5. Manajemen dalam dunia pendidikan
6. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
7. Kepemimpinan kepala sekolah di era MPMBS
VII. LITERATUR
164 | P a g e
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Sosial dan Penelitian Tindakan
Kode Mata Kuliah : 02.03.11.08.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Logika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
166 | P a g e
Mata Kuliah : Liturgika
Kode Mata Kuliah : 02.03.12.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Sejarah Gereja Umum
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Mampu menguraikan pengertian liturgi secara etimologis, teologis dan sebagai ilmu.
2. Mampu memaknai liturgi sebagai perayaan kehidupan
3. Mampu menganalisis liturgi dalam masa gereja mula-mula, Abad Pertengahan,
Reformasi dan Pasca Reformasi
4. Mampu menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Mampu menguraikan fungsi pelayanan firman dalam Liturgi
6. Mampu menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Mampu menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Mampu menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Mampu menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Mampu menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Mampu menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mampu mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mampu mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Mampu membuat presentasi Liturgi yang kontekstual
VII. LITERATUR
Page | 169
Mata Kuliah : Kateketik
Kode Mata Kuliah : 02.03.13.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : XI (Sembilan)
Prasyarat : Pembimbing Pengetahuan PL, Pembimbing Pengetahuan PB
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami dasar-dasar teori dan praktek untuk memperlengkapi warga gereja
dalam melaksanakan dan menyelenggarakan misi Kristus.
1. Pengertian kateketik
2. Kateketik dalam PL
3. Kateketik dalam PB
4. Katekisasi dalam gereja
5. Tujuan gereja melaksanakan katekisasi
6. Hubungan katekisasi, peneguhan sidi, dan sakramen
VII. LITERATUR
1. Riemer, G., Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1995
2. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid I, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
3. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid II, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Rowley, H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
5. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia:
Westminster, 1952
6. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to
Youth Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
7. End, Th. Van den, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001
8. Vriezen, Th. C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
9. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
10. Ismail, Andar, Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002
11. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
12. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996Lunandi, A.G., Pendidikan Orang
Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia., 1997
13. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
14. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
15. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
16. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991
Page | 171
Mata Kuliah : PAK Anak
Kode Mata Kuliah : 02.03.14.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pemahaman hakikat, tujuan, dan dasar teologis pedagogis dan filosofis
PAK, sejarah perkembangan anak menurut PL dan PB, psikologi perkembaangan anak,
kurikulum dan metode serta cara membuat program dan pelaksanaan PAK untuk anak .
1. Mampu memahami hakikat, tujuan, dan dasar teologis-pedagogis dan filosofis PAK.
2. Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan PAK anak
3. Mampu menjelaskan Pengertian dasar tentang psikologi anak
4. Mampu memahami prinsip perkembangan dan pertumbuhan anak
5. Mampu menjelaskan tahapan perkembangan anak dan ciri-cirinya
6. Mampu menjelaskan tugas-tugas perkembangan anak
7. Mampu mendesain pembelajaran melalui permainan
8. Mampu mengidentifikasi multiple-intellengency anak
9. Mampu mengindentikasi minat dan bakat
10. Mampu menguraikan pola asuh dan pengaruhnya pada anak
11. Mampu merancang pembangunan hubungan yang baik dengan anak
A. Pendekatan : Partisipatoris
172 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mendemonstrasikan membangun hubungan yang baik
dengan anak
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, observasi
D. Tugas : melakukan observasi, menulis makalah, berpresentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Makalah : 20%
3. Laporan-laporan : 25%
4. Presentasi : 25%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. S., Julianto, Mengajar Anak Sesuai dengan Zaman, Jakarta: BPK Gunung Mulia
2. Go, Merry, Mengajar Anak Secara Kreatif, Bandung: Kalam Hidup,tt
3. Gunarso,Singgih, Psikologi Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Sanford, Fillmore H., Psychology: A Scientific Study of Man, California: Wadsworth
Publishing Company, Belmont, 1965
5. Haber, Audrey, Fundamental of Psychology, Los Angeles: Addyson – Wesley Publishing
Company, University of California, 1978
6. Berger,Kathleen Stassen, The Developing Person: Complimentary Copy, New York:
Worth Publishing Inc., 1980
7. Berger, Kathleen Stassen, The Developing Person: Through the Life Span New York:
Worth Publishing Inc., 1983
8. Carlson, Neil R., Psychology of Behavior, Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc., 1977
9. Green, Carl R. & William R. Sanford, Psychology, New York: A Way to Grow, Amsco
School Publications Inc., 1983
10. Philip, Rice, F. & Jeanne Kohl. Intimate Relationships, Marriages, and Families,
California:,Mayfield Publishing Company, 1990
Page | 173
Mata Kuliah : PAK Remaja
Kode Mata Kuliah : 02.03.15.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : PAK Anak
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
Page | 175
Mata Kuliah : PAK Dewasa
Kode Mata Kuliah : 02.03.16.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : PAK Remaja
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai pengetahuan dasar tentang PAK Dewasa dan psikologi orang
dewasa, memiliki motivasi untuk giat mempelajari aspek-aspek perkembangan dan
permasalahan orang dewasa, serta menerapkan pelayanan koseling kepada orang dewasa.
176 | P a g e
2. Presentasi : 20%
3. Portofolio : 25%
4. Resensi buku : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 177
KELOMPOK
MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai materi hermeneutik dalam menafsirkan nats-nats Alkitab serta dapat
merancang metode-metode penafsiran dan mengaplikasikan temuan pesan Firman Tuhan
secara relevan dalam pelayanannya.
VII. LITERATUR
1. Grant, R.M. & Tracy D., Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993
2. Groenen, C., Hermeneuse Alkitabiah, Ende-Flores: Nusa Indah, 1977
3. Hayes, J.H. & Holladay, C.R., Pedoman Singkat Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1993
4. Saparman, Belajar Alkitab: Cara dan Contoh, Yogyakarta: Andi, 2009
5. Sutanto, H., Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Malang: SAAT, 1986
6. Sitompul, A.A. & Bayer, U., Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1977
7. Lohfink, G., Sekarang Saya Memahami Kitab Suci,Yogyakarta: Kanisius, 1974
8. Warren, R., Twelve Dinamic Bible Study Methods for Individuals or Group, Wheaton:
Victor Books, 1981
9. Wald, O., Temukanlah Sendiri, Malang: Gandum Mas, 1986
10. Hesselgrave, D.J. & Rommen E., Kontekstualisasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
Page | 179
Mata Kuliah : Homiletika
Kode Mata Kuliah : 02.04.02.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Bahasa Indonesia, Hermeneutika, Teologi Sistematika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Abineno, J.L. Ch., Pemberitaan Firman Pada Hari-hari Raya Gerejani, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1985
2. -----, Jemaat, Ujud, Peraturan, Susunan. Pelayanan dan Pelayan-pelayannya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia,1981
3. Anggraito, Noor, Menyiapkan Khotbah Ekspositori Secara Praktis, Yogyakarta: Yayasan
Andi, 2001
4. Braga, James, Cara Mempersiapkan Khotbah, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1996
5. Evans, William, Cara mempersiapkan Khotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
6. Ginting, E. P., Khotbah dan Pengkhotbah Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
7. Gollwitzer, Helmut, Khotbah Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
8. Gulleson, J., Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: Yakin, 2004
9. Kinlaw, F. Dennis, Berkhotbah Dalam Roh, Malang: Gandum Mas, 1997
10. Koller, W. Charles, Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, Bandung: Kalam Hidup, 1997
11. Lane, D. J.V., Beritakanlah Firman, Jakarta: Bina Kasih, 1981
12. Lee, D.W., Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar, Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 2002
Page | 181
Mata Kuliah : Metode-Metode Penelaahan Alkitab di Sekolah dan Jemaat
Kode Mata Kuliah : 02.04.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat : Pembimbing PL, Pembimbing PB, Hermeneutik
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
Page | 183
Mata Kuliah : Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.04.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Lulus Semua Mata Kuliah Kependidikan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai berbagai aspek perencanaan pembelajaran dalam PAK dan menyadari
pentingnya tenggungjawab guru dalam merencanakan pembelajaran serta menunjukan
kebiasaan mengajar secara terencana.
VII. LITERATUR
Page | 185
Mata Kuliah : Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.05.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Brown, James W., AV Instruction: technology, media, and methods, New York: Mc
Graw-Hill Book Company, 1977
2. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 1997
3. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta, 1994
4. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992
5. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
6. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2002
7. Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta,
1991
8. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), Prinsip-prinsip Belajar
untuk Pengajaran, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
9. Romiszowski, A.J., Designing Instructional Systems: Desicion Making in course
planning and curriculum design, New York, Kogan Page, 1981
10. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
11. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-hill Book
Company, 1968
12. Suparman, Atwi, Desain Instruksional, Dirjen Dikti Depdikbud, 1993
13. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
14. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: sebagai landasan perencanaan dan penyusunan
program pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
15. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001
Page | 187
Mata Kuliah : Metode Pekabaran Injil
Kode Mata Kuliah : 02.04.06.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya Visi penginjilan, memiliki hati dan
prioritas utama untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus, serta mampu menjadikan
bersaksi sebagai gaya hidup.
1. Mampu memahami tujuan Pekabaran Injil, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang
efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Mampu memahami cara menceritakan Injil dengan baik kepada orang lain dalam
masyarakat yang pluralisme
3. Mampu memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Mampu menumbuhkan keinginan orang lain untuk mendengarkan injil
5. Mampu menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa
secara efektif kepda orang lain
6. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
7. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana,
sistematis dan jelas melalui.
8. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
9. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus
1. Memahami tujuan Pekabaran Injil, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang efektif, serta
dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Memahami cara menceritakan Injil dengan baik kepada orang lain dalam masyarakat yang
pluralisme
3. Memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Menumbuhkan keinginan orang lain untuk mendengarkan injil
5. Menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa secara
efektif kepda orang lain
188 | P a g e
6. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
7. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana,
sistematis dan jelas melalui.
8. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
9. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus
VII. LITERATUR
1. …., Alkitab
2. Tong, Stephen, Teologi Penginjilan, Surabaya: Momentum, 2000
3. Traktat, Apakah Anda Tahu dengan Pasti
4. …………, Mengapa Menginjili, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
8. Honig, A A.G. Jr. : Ilmu Agama-agama, Jakarta, BPK, 1966
9. Smith, Huston; Agama-agama manusia, Jakarta : Obor Indonesia, 1985
10. Zachner, R.C. ; Kebijakasanaan dari Timur, Jakarta : Gramedia, 1993
11. Tim Balitbang PGI (ed), Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia : Theologia
Religionum, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999
Page | 189
Mata Kuliah : Evangelism Explotion
Kode Mata Kuliah : 02.04.07.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya Visi penginjilan, memiliki hati dan
prioritas utama untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus, serta mampu menjadikan
bersaksi sebagai gaya hidup.
1. Mampu memahami tujuan Evangelism Eksplotion, beberapa hal pokok bagi penginjilan
yang efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Mampu memahami cara menceritakan Injil dengan metode Evangelism Eksplotion kepada
orang lain.
3. Mampu memahami cara menghafal Evangelism Eksplotion dengan mudah
4. Mampu memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
5. Mampu membuat dan menggunakan kesaksian pribadi yang berfungsi sebagai iklan
sehingga menimbulkanminat kawan bicara untuk mendengarkan injil
6. Mampu memahami makna danfungsi pertanyaan diagnostik
7. Mampu menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa
secara efektif kepda orang lain
8. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
9. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana, sistematis
dan jelas melalui Peragaan Buku Catatan Dosa.
10. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
11. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus berdasarkan
tiga unsur iman yang menyelamatkan
12. Mampu melakukan tindak lanjut langsung dengan menjelaskan lima sarana pertumbuhan
rohani.
13. Mampu memahami pentingnya menjadikan Bersaksi Sebagai Gaya Hidup
14. Mampu memahami kunci ledakan penginjilan yaitu Multiplikasi
1. Hal-hal pertama
2. Peragaan penyajian Injil
3. Menghafal Evangelism Eksplotion dengan mudah
4. Persahabatan
5. Kesaksian Pribadi
6. Pertanyaan diagnostik
7. Anugerah dan manusia
8. Allah
9. Kristus
10. Iman
11. Penyerahan diri
12. Tindak lanjut langsung
13. Bersaksi sebagai gaya hidup
14. Memperlengkapi orang lain
190 | P a g e
IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. Memahami tujuan Evangelism Eksplotion, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang
efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Memahami cara menceritakan Injil dengan metode Evangelism Eksplotion kepada orang
lain
3. Memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Memahami pentingnya membangun persahabatan
VII. LITERATUR
1. …., Alkitab
2. Kenedy, James, Evangelism Ekspoltion, Malang: EE International, 2008
3. Traktat, Apakah Anda Tahu dengan Pasti
4. Meedemu
Page | 191
Mata Kuliah : Pelayanan Anak
Kode Mata Kuliah : 02.04.08.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki kemampuan dasar untuk mengajar Sekolah Minggu dan membuat
kebaktian Sekolah Minggu menyenangkan bagi anak.
1. Mahasiswa ddapat memahami dan mengerti pengertian, sejarah, dan tujuan Pelayanan
anak, MEBIG
2. Mahasiswa memahami dan mengerti misi dan motivasinya dalam melayani anak
3. Mahasiswa mengerti pribadi dan tugasnya sebagai pelayanan anak
4. Mahasiswa memahami dan mengerti cara memenangkan jiwa dan prinsipnya
5. Mahasiswa memahami dan mengerti unsur-unsur ibadah dalam MEBIG
6. Mahasiswa memahami pelayanan khusus kepada anak
7. Mahasiswa memahami simbol-simbol Natal
8. Mahasiswa mampu menyusun paket acara Sekolah Minggu dan melibatkan anak dalam
berbagai aktivitas dan penerapan cerita yang modern
9. Mahasiswa mampu mengajar Sekolah Minggu dan menjadikan Sekolah Minggu yang
menyenangkan bagi anak
1. Pengertian MEBIG
2. Sejarah MEBIG
3. Tujuan MEBIG
4. Strategi MEBIG
5. Misi dan motivasi pelayanan anak
6. Pribadi dan tugas sebagai pelayanananak
7. Memenangkan jiwa dan prinsipnya
8. Unsur-unsur dalam ibadah MEBIG
9. Pelayanan khusus kepada anak
10. Simbol-simbol Natal
11. Menyusun paket acara Sekolah Minggu
1. Memahami dan mengerti pengertian, sejarah, dan tujuan Pelayanan anak, MEBIG
2. Memahami dan mengerti misi dan motivasinya dalam melayani anak
3. Mengerti pribadi dan tugasnya sebagai pelayanan anak
4. Memahami dan mengerti cara memenangkan jiwa dan prinsipnya
5. Memahami dan mengerti unsur-unsur ibadah dalam MEBIG
6. Mampu memahami pelayanan khusus kepada anak
7. Mampu memahami simbol-simbol Natal
8. Mampu menyusun paket acara Sekolah Minggu dan melibatkan anak dalam berbagai
aktivitas dan penerapan cerita yang modern
9. Mampu mengajar Sekolah Minggu dan menjadikan Sekolah Minggu yang menyenangkan
bagi anak
VII. LITERATUR
1. Laufer, Ruth, dan Dick, Anni, Pedoman Pelayanan Anak, Malang: YPPI, 2003
2. …………., Mengajar Anak Sekolah Minggu Secara Efektif, jakarta: Yayasan ANDI, 2005
3. Lie, Paulus, Tekhnik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu, Yogyakarta:
Yayasan ANDI, 1999
4. Siswanto, Ingrea, 50 Permainan Asyik, Yogyakarta: Majalah Rohani ANDI, 2005
5. Uchikushi, Gonbei Masatoshi, Seminar MEBIG, Jakarta: POUK BDP, 2005
Page | 193
Mata Kuliah : Seminar PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.09.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Metode Penelitian Sosial
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempresentasikanhasil karya ilmiah yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukannya serta mampu mempertanggung jawabkannya.
1. Pengertian seminar
2. Tujuan seminar
3. Jenis-jenis presentasi
4. Tekhnik untuk menyampaikan suatu penyajian
5. Penyajian menawan
6. Media presentasi
7. Strategi komunikasi masa
194 | P a g e
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 195
Mata Kuliah : Pembinaan Warga Gereja (PWG)
Kode Mata Kuliah : 02.04.10.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang peran dan fungsi warga gereja menurut Alkitab,
merelevansikan nilai-nilainya, dan bertindak sesuai dengan itu dalam pelayanannya di tengah
gereja dan masyarakat.
1. Mampu menjelaskan dengan benar tentang pengertian, peranan, dan fungsi warga
gereja.
2. Mampu mengambil kesimpulan tentang kaum awam dan peran-perannya.
3. Mampu membandingkan peran kaum awam dalam Alkitab, sejarah dan masa kini.
4. Memiliki kesadaran tentang pentingnya pembinaan warga gereja terhadap anak, remaja,
pemuda, dan dewasa.
5. Memiliki minat yang tinggi dalam menggerakkan warga gereja terlibat aktif dalam
pelayanan.
6. Menunjukkan sikap turut bertanggung-jawab terhadap program pelayanan dan kegiatan
di gerejanya.
7. Melibatkan diri secara aktif dalam pelayanan di gerejanya
1. Pengertian, peranan, dan fungsi warga gereja dikaitkan dengan pejabat gereja (yang
ditahbiskan). (usulan: peran pembinaan warga gereja dalam mengemban misi gereja)
2. Warga gereja sebagai kaum awam dalam sejarah dan masa kini.
3. Pembinaan terhadap warga gereja dan tantangan yang dihadapi.
4. Strategi dan metode pembinaan warga gereja
VII. LITERATUR
1. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia :
Westminster, 1952
2. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to Youth
Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
3. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
4. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
5. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
6. Lunandi, A.G., Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia, 1997
7. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
8. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
9. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
10. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991
11. Wuwungan, O.E.Ch., Bina Warga: Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994
Page | 197
Mata Kuliah : Administrasi dan Manajemen Gereja
Kode Mata Kuliah : 02.04.11.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Tiga)
Prasyarat : Sembilan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
1. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia :
Westminster, 1952
2. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to Youth
Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
3. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
4. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
5. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
6. Lunandi, A.G., Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia, 1997
7. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
8. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
9. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
10. Susabda, Yakub, Administrasi Gereja, Malang: SAAT, 1995
11. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991
12. Wuwungan, O.E.Ch., Bina Warga: Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994
Page | 199
Mata Kuliah : Administrasi PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.12.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Strategi Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami tentang administrasi dalam hal pengaturan, penataan dan pengelolaan
PAK secara luas sehingga berfungsi secara efektif, efisien serta optimal dalam upaya
memajukan perkembangan kemampuan manusia secara kualitatif, kuantitafif, dan fungsional
untuk berperan aktif dalam lingkungan hidupnya.
1. Pengertian administrasi
2. Pengertian administrasi pendidikan dan pendidikan PAK
3. Fungsi dan bidang administrasi pendidikan
4. Penyelenggaraan administrasi sekolah
5. Penyelenggaraan administrasi perguruan tinggi
6. Administrasi dan supervise pendidikan
7. Administrasi PAK dalam lingkup dunia kerja dan pendidikan
200 | P a g e
3. Praktik lapangan : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 201
Mata Kuliah : Pembentukan Watak Kristen (PWTn)
Kode Mata Kuliah : 02.04.13.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mengenal watak/ temperamen manusia dan dapat memahami serta menerapkan
watak sebagai seorang Kristen sebagaimana diajarkan Alkitab dalam kehidupannya sebagai
orang Kristen terlebih sebagai calon Hamba Tuhan (Rohaniawan/ Pendidik).
202 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : mengisi asesmen pertanyaan, portofolio, paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 25%
3. Portofolio : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
Page | 203
Mata Kuliah : Entrepreneurship
Kode Mata Kuliah : 02.04.14.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
1. menjelaskan entrepreneurship
2. menjelaskan Tujuan entrepreneurship
3. menjelaskan Ruang lingkup entrepreneurship
4. menjelaskan hakikat dan prinsip entrepreneurship
5. menjelaskan tugas dan fungsi entrepreneurship
6. menjelaskan Bentuk-bentuk entrepreneurship
7. membangun paradigma entrepreneurship
8. mengembangkan kebiasaan berkualitas (quality culture)
9. menjelaskan tentang proses meneguhkan kemandirian sebagai fokus entrepreneurship
10. menjelaskan ciri-ciri entrepreneurship kepemimpinan Kristen
11. mengsintesiskan manajemen entrepreneurship dalam kepemimpinan Kristen
12. menerapkan prinsip-prinsip nilai entrepreneurship dalam pelayanan
13. mengevaluasi kepemimpinan Kristen
14. merancang program program pemberdayaan entrepreneurship dalam jemaat
1. Definisi entrepreneurship
2. Tujuan entrepreneurship
3. Ruang lingkup entrepreneurship
4. Hakikat dan prinsip entrepreneurship
5. Tugas dan fungsi entrepreneurship
6. Bentuk-bentuk entrepreneurship
7. Membangun paradigma entrepreneurship
8. Mengembangkan kebiasaan berkualitas (quality culture)
9. Meneguhkan kemandirian sebagai fokus entrepreneurship
10. Ciri-ciri entrepreneurship dalam kepemimpinan Kristen
11. Mengidentifikasi kebutuhan jemaat
12. Mensintesakan konsep konsep entrepreneurship untuk implementasi dalam kepemimpinan
Kristen
13. Merancang langkah-langkah penerapan entrepreneurship dalam berjemaat
14. Mengevaluasi keuntungan dan kelemahan entrepreneurship dalam praktik kepemimpinan
VII. LITERATUR
Page | 205
9. Tomatala, Yakob, Kepemimpinan yang Dinamis, Jakarta: YT Leadership Foundation,
1997
10. Waringin, Tung Desen, Marketing Revolution, Jakarta: Penerbit Gramedia, 2008
11. Elims, LeRoy, 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
206 | P a g e
Mata Kuliah : Visi dan Misi
Kode Mata Kuliah : 02.04.15.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa menguasai visi dan misi sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar, menghargai
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan mampu menjalankan/ menerapkan visi dan misi
sekolah dalam kehidupan dan pelayanannya kemudian.
1. Mampu menjelaskan pengertian dan hakikat visi dan misi STT Injili Arastamar
2. Mampu menjelaskan visi yang melahirkan STT Injili Arastamar
3. Mampu menjelaskan sejarah berdirinya STT Injili Arastamar
4. Mampu menjelaskan filsafat pendidikan STT Injili Arastamar
5. Mampu menjelaskan tujuan, misi, serta strategi maupun goal/ target STT Injili Arastamar
6. Mampu menjelaskan karakter yang dipakai dalam misi STT Injili Arastamar
7. Mampu menguraikan strategi pembinaan dalam rangka pencapaian visi dan misi STT
Injili Arastamar
8. Mampu menjelaskan dan menjalankan vission in Messiah
VII. LITERATUR
1. Mangentang, Matheus, Visi dan Misi To Reavh The Unreach People, Jakarta: Delima
2005
2. Mangentang, Matheus, Perjuangan Tidak Kenal Lelah, Jakarta: Delima, 2007
3. Statuta SETIA Ngabang
208 | P a g e
Mata Kuliah : Musik Gereja
Kode Mata Kuliah : 02.04.16.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang musik yang berkembang di kalangan
gereja bahkan memiliki keterampilan untuk bermusik dan bernyanyi serta memimpin pujian.
Page | 209
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Andrew Wilson - Dickson., The Story of Christian Music, England: Lion Music
Publishing, 1992
2. Rodherick J., Sejarah Musik 2 - Musik 176- sampai Abad 20, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008
3. Karl Edmund, Sejarah Musik Jilid 1, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1991
4. Karl Edmund, Sejarah Musik Jilid 2, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1993
5. Karl, Edmund., Sejarah Musik Jilid 3, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1995
6. Rasid, Rachman, Nyanyian Jemaat dalam Liturgi, Tangerang: Bintang Fajar, 1999
7. Martasudjita, Pr., dan J. Kristianto, Pr., Memilih Nyanyian Liturgi, Panduan untuk
Petugas, Yogyakarta: Kanisius, 2007
8. Mawene, Gereje yang Bernyanyi, Yogyakarta: Andi, 2004
9. Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia, Panduan Musik dalam Ibadah, Jakarta: Sinode
GKSI
10. Tim Penyusun, Kidung Jemaat, Jakarta: Yamuger, 1990
210 | P a g e
Mata Kuliah : Okultisme
Kode Mata Kuliah : 02.04.17.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang pelepasan dari pengaruh okultisme,
memiliki minat dalam pelepasan dari okultisme, dan mempraktikkannya dalam pelayanan di
gereja dan masyarakat luas.
Page | 211
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpraktik
4. Mahasiswa bersaksi
5. Mahasiswa melatih berdoa pelepasan
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, mendemonstrasikan, portofolio, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. presentasi : 20%
3. Portofolio : 20%
4. Prkatik lapangan : 25%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Backer Book Company, Seluk Beluk Sihir, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2005
2. Bambang Yudho, How to Come Occultism, Yogyakarta: Penerbit Andy, 2007
3. Bob Larson, Membongkar Tipu Daya Iblis, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007
4. Doreen Irvine, Menghancurkan Ilmu Hitam, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2008
5. Hawkey Ruth, Freedom From Generation Sin-Melepaskan Ikatan Kutuk Dalam
Keluarga, Yoyakarta: Penerbit Andi, 2008
6. Joel Ivan Ongkonegoro. Spirit House Cleaning. Yogyakarta: Penerbit Andi, , 2006
7. Julianto Simanjuntak, Konseling Gangguan Jiwa, Jakarta: Gramedia, 2008
8. Kingsway Publishing, Menghancurkan Ilmu Hitam, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007
9. Kingsway Publishing, Usir Setan itu, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2007
10. Soekahar, Satanisme Dalam Pelayanan Pastoral, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2005
11. R. Surarjo, Mengapa Orang Kristen Bisa Kena Santet, Jogyakarta: Andi, 2006
12. Rebecca Brown, Dari Hamba Setan Menjadi Hamba Tuhan, Jogyakarta: Penerbit Andi,
2009
13. Sovereign Word, Berkat dan Kutuk, Yogjakarta: Andi, 2008
14. Tyndale & Moody Pres, Strategi Setan, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2007
212 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kode etik sebagai guru profesinal,
memiliki tanggungjawab profesional yang tinggi, serta menunjukan perilaku sebagai guru
PAK yang baik.
1.
Menjelaskan wawasan profesi keguruan PAK
2.
Menguraikan kompetensi dasar guru dan aplikasinya
3.
Mengidentifikasi fungsi dan tanggung jawab guru
4.
Mencermati hukum-hukum mengajar dan implikasinya dalam PAK
5.
Menguraikan kaidah pelajar dan implikasinya dalam PAK
6.
Menghayati kode etik guru PAK yang profesional
7.
Melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah popular
8.
Memperlihatkan kecintaannya kepada profesi guru
9.
Menerapkan nilai-nilai Kode etik guru yang profesional dalam kehidupan dan
pelayanannya
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris
Page | 213
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan, resensi buku, pengamatan
D. Tugas : Menulis Paper, portofolio, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Laporan pengamatan : 20%
4. Paper : 15%
5. UTS : 20%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. Haggstrom, Gus W., et.al., Assessing Teacher Supply and Demand, Rand Corporation,
1988
2. Morrison, A., & McIntyre, D., Teachers and Teaching, Baltimor: Penguin Education,
1973
3. Blankenship, Colleen & Lilly Stephen M., Mainstreaming Students with Learning and
Behavior Problems: techniques for the Classroom Teacher, New York: CBS College
Publishing, 1981
4. Hess, Robert D., & Croft Doreen J., Teachers of Young Children, New York: Houghton
Mifflin Company, 1972
5. Ryans David G., Characteristics of Teachers: their description, comparison, and
appraisal, Washibgton D.C.: American Council on Education, 1960
6. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
7. Sahertian, Piet A., Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994
8. Gordon, Thomas (penyadur Mudjito), Guru yang Efektif: cara untuk mengatasi kesulitan
dalam kelas, Jakarta: Rajwali, 1984
9. Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka, 1995
10. Sidjabat, B.S., Menjadi guru Profesional: sebuah perspektif kristiani, Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1994
11. Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan mplementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum
Teaching, 2005
214 | P a g e
Mata Kuliah : PAK Dalam Masyarakat Majemuk
Kode Mata Kuliah : 02.05.02.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 16 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pemahaman tentang prinsip dan strategi PAK dalam masyarakat
majemuk, menghayati pentingnya, serta mengembangkan model PAK multikultur yang
inklusif.
VII. LITERATUR
1. Amin Mansyur dan Najib Muhammad, Agama demokrasi dan Informasi Sosial, Jakarta:
LPSM NU DIY
2. Antone Hope, PAK kontekstual, BPK Gunung Mulia, 2009
3. Banawiratma, J.B., Iman, Pendidikan dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Kanisius
4. Budiningsih, Asri C., Pembelajaran Moral berpijak pada karakteristik siswa dan
Budayanya, Jakarta:PT Rineka Cipta
5. Chairul, Mahfud, Pendidikan Multikultur, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Daniel Stefanus, Pendidikan Agama Kristen Majemuk, Bandung: Bina Media Informasi
7. Elizabeth K. Nottingham, Agama Dan Masyarajat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama,
Jakarta: CV.Rajawali
8. Hipolitas, K.Kewuel, Allah dalam dunia Postmoderen, Malang: Dioma
9. H.Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta
10. Hasbullah Bakry, Isa dalam Quran dan Muhammad dalam Bible, Jakarta: CV Firdaus
11. Ismail Andar, Ajarkanlah Mereka melakukannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia
12. Knitter.F.Paul, Satu bumi banyak Agama Dialog Multi Agama dan Tanggung Jawab
Global, Jakarta:BPK Gunung Mulia
13. Nawawi. H. Hadari, Perundang-undangan Pendidikan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1978
14. Zakiyuddin Baidhaway, Pendidikan Agama Kristen Berwawasan Multukutur, Jakarta:
Erlangga
216 | P a g e
Mata Kuliah : Oikumene
Kode Mata Kuliah : 02.05.03.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Sejarah Gereja Indonesia
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
A. Pendekatan : Partisipatif-informatif
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa berseminar
C. Metode : Kuliah, diskusi, seminar, pemberian tugas
D. Tugas : Melakukan penelitian, studi literatur, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Seminar : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis dan pengamatan
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
1. De Jonge, Christian, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPk Gunung Mula, 1993
2. Abineno, J.L. Ch., Oikumene dan Gerakan Oikumene, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1984
3. Pilon, PK. Ut Omnes Unum Sint, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972
4. Goodall, Norman, The Ecumenical Movement. New York: Oxford University Press, 1966
5. Banawiratma, J.B., Tempat dan Arah Gerekan Oikumene, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994
6. Wijaya, Hengky C. (peny.), Jalan Menuju Keesaan, Jakarta: Sinar Harapan, 1996
7. PGI, Dalam Kebersamaan Manapaki Penuh Harapan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1990
218 | P a g e
Mata Kuliah : Teknologi Hasil Pertanian
Kode Mata Kuliah : 02.05.04.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa dapat menguasai dan mengetahui faktor yang berkaitan dengan pengolahan hasil
pertanian, serta mahasiswa mampu mengaplikasikan dengan membuat dan mengolah berbagai
hasil pertanian supaya tidak hilang dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
1. Dasar Pengolongan hasil pertanian berdasarkan tempat dimana hasil pertanian tersebut
ditemukan
2. Penjelasan dan pengolahan hasil pertanian dari tanaman serelia
3. Penjelasan dan bagaimana cara mengolah hasil pertanian dari umbi-umbian
4. Penjelasan pengolongan hasil pertanian leguminosae serta pengolahan hasilnya
5. Menjelaskan cara menyimpan hasil pertanian hortikultura (buah dan sayur) supaya tahan
lama dan tidak mengalami kehilangan setelah panen.
6. Menjelaskan hasil pertanian perkebunan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
mengolah hasil pertanian perkebunan untuk dijadikan suatu produk olahan.
1.
Menjelaskan pengolongan hasil pertanian berdasarkan tempat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan lingkungan dimana hasil pertanian tersebut ditemukan.
2. Menguraikan hasil pertanian yang tergolong dalam tanaman serelia
3. Menguraikan hasil pertanian yang tergolong umbi-umbian yang dapat dijadikan
alternative bahan pangan pokok ke-2
4. Menjelaskan kandungan gizi yang terdapat pada tanaman leguminosae, serta cara
menghilangkan zat anti gizi yang terdapat pada tanaman leguminosae
5. Menjelaskan bahan apa saja yang digunakan suapaya hasil pertanian hortikultura bisa
tahan lama dalam masa waktu penyimpanan
6. Menguraikan seluruh baguan tubuh tanaman perkebunan berrmanfaat
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
Page | 219
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan praktek
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan, praktek
D. Tugas : 1. Mencari daftar nama produk barang yang dihasilkan dari
Pengolahan hasil pertanian berupa protein nabati
2. Membuat salah satu olahan berbahan dasar hasil pertanian dari
Serelia dan leguminosae
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan Tugas : 15%
3. Praktek : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
VII. LITERATUR
220 | P a g e
Mata Kuliah : Elektronik
Kode Mata Kuliah : 02.05.05.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
VII. LITERATUR
222 | P a g e
Mata Kuliah : Perbengkelan
Kode Mata Kuliah : 02.05.06.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)
I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mempunyai pengetahuan yang memadai dan keterampilan dalam merawat mesin
dan memperbaiki mesin yang rusak sebagai salah satu life skill.
VII. LITERATUR
224 | P a g e
Mata Kuliah : Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
Kode Mata Kuliah : 02.05.07.05.2010
Bobot Beban Studi : 6 SKS
Semester : V (Lima)
Prasyarat : Pembinaan Warga Gereja, Homiletika, okultisme
Waktu Pelaksanaan : 1 tahun
I. STANDAR KOMPETENSI
V. SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Literatur
Page | 225
Mata Kuliah : Bimbingan dan Penulisan Skripsi
Kode Mata Kuliah : 02.05.08.10.2010
Bobot Beban Studi : 6 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Metode Penulisan Skripsi
Waktu Penulisan : 6 bulan
I. STANDAR KOMPETENSI
1. Penjelasan tentang teknik penyusun kerangka teoritis dan konseptual dan penyusunan
skripsi
2. Pembuatan desain penelitian
3. Penyusunan instrumen penelitian
4. Teknik pengolahan data
5. Penulisan skripsi
6. Pembimbingan dosen sekurang-kurangnya dalam lima pertemuan
VII. LITERATUR
Page | 227