Anda di halaman 1dari 235

HALAMAN PENGESAHAN

DIRJEN BIMAS KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA RI

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama kurikulum yang telah disusun oleh Sekolah
Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang maka dengan ini dinyatakan bahwa
Kurikulum ini diterima dan disahkan sebagai bagian dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi
di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.

Jakarta, 21 Juni 2013


Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama Republik Indonesia

DR. Saur Hasugian, M.Th.


NIP. 19531010197903100

Page | i
KATA PENGANTAR
Pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta
didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya,
bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Dalam UU Sisdiknas,
pendidikan menjadi bermanfaat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU
Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah
satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan
demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga
ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa,
berilmu, dan seterusnya.

Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari
proses pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang harus
dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri
sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai.

Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum
harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik
(keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus
diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk
kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk
metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang
diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan
ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan
keluaran tersebut sesuai dengan rencana.

Dengan direvisinya kurikulum 2005-2009 dengan kurikulum yang baru ini dengan segala
peraturan di dalamnya maka diharapkan semua sivitas akademika Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arastamar (SETIA) Ngabang dan stakeholder dapat berpedoman pada kurikulum ini dalam
mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dalam iman, ilmu, dan karakter untuk
kebutuhan masyarakat di Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedesaan sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.

Ngabang, 11 Juni 2011


Ketua SETIA Ngabang

Markus Amid, M.Div., M.Th.

ii | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PENGESAHAN DIRJEN BIMAS RISTEN ---------------------------------- iii


KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------- v

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------ 1


A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------ 1
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum ------------------------------------------ 2
BAB II HAKIKAT SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMR
(SETIA) NGABANG--------------------------------------------------------------- 4
A. Dasar Hukum Keberadaan Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arasrtamar (SETIA) Ngabang ------------------------------------------------ 4
B. Orientasi Pendidikan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang -------------------------------------------------------------- 4
C. Landasan Filosofis Penyelenggaraan ---------------------------------------- 5
D. Perspektif Kurikulum Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang -------------------------------------------------------------- 7
E. Visi dan Misi -------------------------------------------------------------------- 9
1. Visi --------------------------------------------------------------------------- 9
2. Misi -------------------------------------------------------------------------- 9
F. Tujuan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang11
G. Tugas dan Fungsi Sekolah Tinggi TheologiaInjili Arastamar (SETIA)
Ngabang ------------------------------------------------------------------------- 11
BAB III PROFIL DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN --------------------- 13
A. Profil Sebagai Warga Negara ------------------------------------------------- 13
B. Profil Sebagai Warga Gereja ------------------------------------------------- 13
C. Profil Sebagai Sarjana --------------------------------------------------------- 13
D. Standar Kompetensi Program Studi ----------------------------------------- 13

BAB IV HAKIKAT KURIKULUM -------------------------------------------------------- 15


A. Pengertian Dasar Kurikulum-------------------------------------------------- 15
B. Asumsi-Asumsi Pragmatik yang Mendasari Kurikulum ----------------- 16
1. Hakikat Manusia ----------------------------------------------------------- 17
2. Hakikat Masyarakat ------------------------------------------------------- 17
3. Hakikat Pendidikan -------------------------------------------------------- 17
4. Hakikat Subyek Didik ----------------------------------------------------- 18
5. Hakikat Dosen Sebagai Guru dan Pendidik ---------------------------- 18
6. Hakikat Pembelajaran ----------------------------------------------------- 19

BAB V DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH TINGGI


THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG --------------- 20
A. Dasar Pengembangan Kurikulum -------------------------------------------- 20
1. Dasar Yuridis Formal ----------------------------------------------------- 20
2. Landasan Teologis -------------------------------------------------------- 20
B. Strategi Pengembangan Kurikulum ------------------------------------------ 20
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum ------------------------------------------ 21
1. Pokok-pokok tentang Pengembangan Kurikulum--------------------- 21
Page | iii
2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum ---------------------------- 21
BAB VI HAKIKAT KONSEPTUAL KERANGKA DASAR KURIKULUM------- 25
A. Hakikat Kerangka Dasar Kurikulum ---------------------------------------- 25
B. Kerangka Dasar Kurikulum --------------------------------------------------- 25
C. Muatan Kurikulum ------------------------------------------------------------- 26
D. Mata Kuliah Dalam Program Studi ------------------------------------------ 26
E. Muatan Lokal ------------------------------------------------------------------- 27
F. Pengembangan Diri ------------------------------------------------------------ 27
BAB VII PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN
KURIKULUM----------------------------------------------------------------------- 28
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum ------------------------------------------ 28
B. Prinsip Penyelenggaraan Kurikulum ---------------------------------------- 29
C. Struktur Kurikulum ------------------------------------------------------------ 30
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar --------------------------- 30
2. Struktur Mata Kuliah ------------------------------------------------------ 31
a. Karakteristik Mata Kuliah ------------------------------------------- 31
b. Kompetensi Mata Kuliah --------------------------------------------- 31
c. Pengembangan Silabus Mata Kuliah dan Sisem Penilaian ------ 31
d. Penysunan Silabus dan Sistem Penilaian -------------------------- 32
e. Transfer Mata Kuliah/ Program Studi ------------------------------ 36
f. Pindah Perguruan Tinggi --------------------------------------------- 36
g. Penyelenggaraan Pembelajaran ------------------------------------- 36
3. Struktur KurikulumProgram Pendidikan ------------------------------- 37
D. Standar Penilaian --------------------------------------------------------------- 37
1. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian ------- 37
2. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 180 Tahun 1997 ------------- 38
E. Sistem dan Prosedur Administrasi Akademik ------------------------------ 39
1. Kartu Rencana Studi (KHS) ---------------------------------------------- 39
2. Kartu Hasil Studi (KHS) -------------------------------------------------- 39
3. Bimbingan Akademik ----------------------------------------------------- 40
4. Ujian dan Penilaian -------------------------------------------------------- 40
5. Mengulang dan Perbaikan ------------------------------------------------ 42
6. Pengadministrasian Nilai ------------------------------------------------- 43
7. Evaluasi Keberhasilan Studi---------------------------------------------- 43
8. Batas Waktu Studi --------------------------------------------------------- 44
9. Sanksi Akademik dan Non Akademik ---------------------------------- 44
10. Tata Tertib Perkuliahan bagi Mahasiswa ------------------------------- 45
11. Pindah Kuliah -------------------------------------------------------------- 45
12. Seminar Proposal/ Sidang Kolokium ----------------------------------- 45
13. Skripsi ----------------------------------------------------------------------- 46
14. Ujian Komprehensif ------------------------------------------------------- 46
15. Yudisium -------------------------------------------------------------------- 46
16. Wisuda Sarjana ------------------------------------------------------------- 47
17. Ijazah ------------------------------------------------------------------------ 47
18. Alumni----------------------------------------------------------------------- 47
F. Kode Mata Kuliah -------------------------------------------------------------- 48
G. Penyebaran, Pengelompokan, dan Standar Nilai Lulus Minimal -------- 48
1. Mata Kuliah Inti ------------------------------------------------------------ 50
2. Mata Kuliah Institusi ------------------------------------------------------ 51
3. Mata Kuliah Pilihan ------------------------------------------------------- 52

iv | P a g e
SILABUS
KELOMPOK MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ----------------- 53
1. Pendidikan Kewarganegaraan -------------------------------------------------------------- 53
2. Bahasa Indonesia ----------------------------------------------------------------------------- 56
3. Bahasa Inggris -------------------------------------------------------------------------------- 58
4. Logika ----------------------------------------------------------------------------------------- 60
5. Pengembangan Diri -------------------------------------------------------------------------- 62
6. Filsafat Pendidikan Agama Kristen ------------------------------------------------------- 64
7. Ilmu Budaya Dasar -------------------------------------------------------------------------- 66
8. Sosiologi -------------------------------------------------------------------------------------- 68
9. Komunikasi ----------------------------------------------------------------------------------- 70
10. Metode Belajar ------------------------------------------------------------------------------- 72

KELOMPOK MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETERAMPILAN ---------------- 74


11. Teologi Agama-agama ---------------------------------------------------------------------- 74
12. Pembimbing Pengetahuan PL -------------------------------------------------------------- 76
13. Pembimbing Pengetahuan PB -------------------------------------------------------------- 78
14. Pengantar Teologi Sistematika ------------------------------------------------------------- 80
15. Bahasa Ibrani --------------------------------------------------------------------------------- 82
16. Bahasa Ibrani 2 ------------------------------------------------------------------------------- 84
17. Bahasa Yunani-------------------------------------------------------------------------------- 86
18. Bahasa Yunani 2 ----------------------------------------------------------------------------- 88
19. Konseling Pastoral --------------------------------------------------------------------------- 90
20. Dogmatika ------------------------------------------------------------------------------------ 92
21. Dogmatika 2 ---------------------------------------------------------------------------------- 94
22. Tafsir Perjanjian Lama ---------------------------------------------------------------------- 96
23. Tafsir Perjanjian Lama 2 -------------------------------------------------------------------- 98
24. Tafsir Perjanjian Baru ----------------------------------------------------------------------- 100
25. Tafsir Perjanjian Baru 2 --------------------------------------------------------------------- 102
26. Teologi Perjanjian Lama -------------------------------------------------------------------- 104
27. Teologi Perjanjian Lama 2------------------------------------------------------------------ 106
28. Teologi Perjanjian Baru --------------------------------------------------------------------- 108
29. Teologi Perjanjian Baru 2------------------------------------------------------------------- 110
30. Etika ----------------------------------------------------------------------------------------- 112
31. Etika 2 ----------------------------------------------------------------------------------------- 114
32. Sejarah Gereja Umum ----------------------------------------------------------------------- 116
33. Sejarah Gereja Asia -------------------------------------------------------------------------- 118
34. Sejarah Gereja Indonesia ------------------------------------------------------------------- 120
35. Pendidikan Agama Kristen ----------------------------------------------------------------- 123
36. Kepemimpinan Kristen ---------------------------------------------------------------------- 125
37. Misiologi -------------------------------------------------------------------------------------- 127
38. Apologetika ----------------------------------------------------------------------------------- 129
39. Islamologi ------------------------------------------------------------------------------------- 131
40. Agama Suku ---------------------------------------------------------------------------------- 133
41. Hinduisme dan Budhaisme ----------------------------------------------------------------- 135
42. Pendidikan Nasional ------------------------------------------------------------------------- 137
43. Metode Penulisan Skripsi ------------------------------------------------------------------- 139

KELOMPOK MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA ------------------------------- 141


44. Psikologi Perkembangan -------------------------------------------------------------------- 141

Page | v
45. Psikologi Pendidikan ------------------------------------------------------------------------ 145
46. Dasar-dasar Kependidikan ------------------------------------------------------------------ 147
47. Teknologi dan Media Pembelajaran PAK ------------------------------------------------ 149
48. Teori Belajar dan Penerapannya dalam PAK -------------------------------------------- 152
49. Strategi Pembelajaran PAK ---------------------------------------------------------------- 155
50. Perencanaan Pembelajaran PAK----------------------------------------------------------- 157
51. Evaluasi Pembelajaran PAK --------------------------------------------------------------- 159
52. Pengembangan Kurikulum PAK----------------------------------------------------------- 161
53. Manajemen Kependidikan ------------------------------------------------------------------ 163
54. Metode Penelitian Sosial -------------------------------------------------------------------- 165
55. Liturgika --------------------------------------------------------------------------------------- 167
56. Kateketika ------------------------------------------------------------------------------------- 170
57. PAK Anak------------------------------------------------------------------------------------- 172
58. PAK Remaja ---------------------------------------------------------------------------------- 174
59. PAK Dewasa---------------------------------------------------------------------------------- 176

MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA ------------------------------------------------- 178


60. Hermeneutika --------------------------------------------------------------------------------- 178
61. Homiletika ------------------------------------------------------------------------------------ 180
62. Metode PA di Sekolah dan Jemaat -------------------------------------------------------- 182
63. Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK ------------------------------------------------- 184
64. Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK ----------------------------------------------- 186
65. Metode Perkabaran Injil -------------------------------------------------------------------- 188
66. Evangelism Eksplosion --------------------------------------------------------------------- 190
67. Pelayanan Anak ------------------------------------------------------------------------------ 192
68. Seminar PAK --------------------------------------------------------------------------------- 194
69. Pembinaan Warga Gereja ------------------------------------------------------------------- 196
70. Administrasi dan Manajemen Gereja ----------------------------------------------------- 198
71. Administrasi PAK --------------------------------------------------------------------------- 200
72. Pembentukan Watak Kristen --------------------------------------------------------------- 202
73. Enterpreneurship ----------------------------------------------------------------------------- 204
74. Visi dan Misi --------------------------------------------------------------------------------- 207
75. Musik Gereja --------------------------------------------------------------------------------- 209
76. Okultisme ------------------------------------------------------------------------------------- 211

MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA ------------------------------------------ 213


77. Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK ---------------------------------------------- 213
78. PAK Dalam Masyarakat Majemuk -------------------------------------------------------- 215
79. Oikumene ------------------------------------------------------------------------------------- 217
80. Teknologi Hasil Pertanian ----------------------------------------------------------------- 219
81. Elektronik ------------------------------------------------------------------------------------- 221
82. Perbengkelan --------------------------------------------------------------------------------- 223
83. Praktik Pengalaman Lapangan ------------------------------------------------------------- 225
84. Bimbingan dan Penulisan Skripsi --------------------------------------------------------- 226

vi | P a g e
Page | vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-undang Manajemen tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan


bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Amanat tersebut diselenggarakan oleh pemerintah melalui suatu Sistem Pendidikan Nasional secara
menyeluruh dalam segenap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pada hakikatnya hal inipun harus
berlaku bagi Pendidikan Tinggi Teologi/ Agama Kristen di Indonesia termasuk Sekolah Tinggi Theologia
Injili Arastamar (SETIA) yang berada di Ngabang-Kalimantan Barat.
Pendidikan Nasional yang menyeluruh tersebut diarahkan kepada penjaminan dalam pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan
pendidikan sekarang ini selanjutnya dikembangkan bagi terbukanya kesempatan seluas-luasnya untuk
mendapatkan pendidikan sampai dengan pendidikan tinggi. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
ditujukan bagi terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga,
dan olahhasta dalam mengembangkan kompetensi dan wawasan yang mencangkup pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap untuk aktif dan kreatif serta mampu berproduktivitas tinggi, berpartisipasi
dalam pembangunan nasional dan menghadapi tantangan global. Pendidikan mutu dan relevansi
pendidikan diupayakan melalui pengembangan potensi peserta didik secara optimal sebagai
sumberdaya manusia yang mampu menghidupi dan manghidupkan diri sendiri, keluarganya serta
masyarakatnya dalam kualitas yang tinggi dan bermartabat , menguasai ilmu, teknologi dan seni, serta
budaya yang maju dan berdaya saling tinggi. Efisiensi manajemen ditempuh melalui peningkatan
kompetensi profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam pengelolaan berbasis kinerja
mereka, optimalisasi pendayagunaan sumber daya manusia dan sarana serta penjaminan mutu
penyelenggaraan pendidikan.
Upaya menyeluruh pendidikan sebagai implementasi Undang-undang Pendidikan nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidian Nasional diselenggarakan dengan acuan standar pendidikan
sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menekankan pentingnya delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kedelapan standar yang
dimaksudkan itu berlaku untuk segenap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, termasuk di dalamnya jalur/
jenjang/jenis pendidikan tinggi, termasuk Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.

Page | 1
Dokumen ini mengemukakan berbagai aspek pokok standar isi dan standar kompetensi
berkenaan dengan lembaga pendidikan Teologi/Agama Kristen yang mencangkup:
1. Hakikat keberadaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang;
2. Dasar, pengembangandan struktur kurikulum yang merupakan pedoman penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan tinggi;
3. Silabus dan muatan mata kuliah;
4. Arah pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi mengacu kepada kerangka dasar,
struktur kurikulum dan beban belajar yang memuat substansi bidang pendidikan akademik,
profesi,dan atau vokasi;
5. Arah dinamika operasional dan pengembanan implementasi kurikulum program studi yang telah
disusun;
6. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan tinggi;
7. Rambu-rambu akademis yang berkaitan dengan pengembangan silabus, perencanaan
pembelajaran, dan proses pembelajaran.

Standar isi atau kurikum pendidikan tinggi disusun dan dikembangkan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sebagai wujud dari otonomi perguruan tinggi. Standar isi ini
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan dan implementasi kurikulum pendidikan tinggi.
Khusus bagi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang, standar, isi, atau
kurikulumnya telah disusun dan dikembangkan Sesuai dengan hasil rapat Yayasan, beserta dengan
Ketua, para Puket, para dosen, dan tenaga kependidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang yang berpedoman pada kurikulum yang telah disusun dan dikembangkan oleh
Direktorat Pendidikan Kristen, dengan bantuan Tim Penjamin Mutu PTT/AK dengan perbandingan 50:50
(80 SKS Mata Kuliah Inti dan 80 SKS Mata Kuliah Institusi). Hal ini didasarkan pada kesadaran terhadap
ciri khas pendidikan pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang yang tertuang
dalam Visi dan Misi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang, dengan menjamin
terwujudnya eksistensi dan peran pendidikan Teologi/ Agama Kristen yang memberi kontribusi bagi
pembentukan moral dan spiritual kristiani, menumbuhkembangkan nilai-nilai kristiani, terutama bagi
kebutuhan pemberdayaan dan pengembangan Sumber Daya Insani Kristiani sebagai anggota
masyarakat, warga gereja, serta warga negara RI.

B. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pada hakikatnya kurikulum sudah harus mengalami kajian dan revisi paling tidak setiap 4-5 tahun.
Namun untuk perubahan kali ini secara khusus penyempurnaan dan pengembangannya bertujuan
untuk:
1. Memutakhirkan berbagai dimensi tatanan sistem kelembagaan, isi kurikulum, dan proses pendidikan
serta pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sesuai
tuntutan perkembangan terutama adanya tuntutan akreditasi serta regulasi baru dunia pendidikan
Indonesia demi terwujudnya pencapaian Pendidikan Nasional.
2|Page
2. Meningkatkan mutu lulusan.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang agar dapat menghasilkan lulusan sesuai tuntutan standar nasional.
4. Mencapai visi, musi, tujuan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang agar dapat
memenuhi kebutuhan stakeholders.
5. Agar makin meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan kredibilitas pendidikan tinggi Kristen
secara nasional maupun global.

Page | 3
BAB II
HAKIKAT SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG

A. DASAR HUKUM KEBERADAAN SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA)


NGABANG

Bahwa kehadiran Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) di Ngabang-Kalimantan Barat
telah melewati sejarah yang cukup lama, dengan segala pergumulan dan tantangannya, demi menjawab
kebutuhan gereja-gereja, masyarakat Kristen serta pembangunan SDM bagi bangsa dan negara. Secara
juridis formal, kekuatan hukum adanya Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang yang
merupakan PTT/AK menjadi lebih jelas dengan adanya PP. Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang telah mendapat ijin penyelenggaraan
sejak tahun 2004 dari Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI No. DJ.III/PP.009/6/1651/2004. Tahun
2009 Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang kembali mendapat SK ijin
Penyelenggaraan untuk menyelenggarakan program studi pendidikan agama Kristen dengan No. DJ. III/
Kep/HK. 005/17/2009..

B. ORIENTASI PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG

Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang berfokus kepada customers dan
stakeholders. Kebutuhan terhadap lulusan pendidikan keagaaman senantiasa mengalami perubahan
dan perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang digunakan di Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang untuk menghasilkan jasa pendidikan, penulisan ilmiah,
penelitian ilmiah, dan jasa konsultasi senantiasa direkayasa untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
cunstomers dan stakeholders. Hal ini sangat berkepentingan dengan orientasi pendidikan, program
pendidikan, sistem semester, sistem kredit semester, program pendidikan, akreditas program studi serta
manejemen Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang. Hal ini tertuang secara tertulis
dalam statuta Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang dan dengan demikian
orientasi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang ditujukan kepada:
1. Pelayanan keagamaan di lingkungan lokal, regional, nasional, maupun global.
2. Kualitas semua aspek penatalayanan di gereja dan di masyarakat.
3. Kepuasan para pemakai lulusan.
4. Pemantapan spiritual formation, intellectual skill, communication skill, dan interpersonal skill
kepada manusia.
5. Penanaman kemampuan belajar mandiri secara berkelanjutan.
6. Keteladanan bagi para pemakai lulusan. Proses pendidikan ditopang dengan memberikan contoh
nyata kepada mahasiswa tentang manejemen pendidikan keagamaan yang ada dalam lingkungan
melalui proses penyelenggaraan pendidikan tinggi. Manejemen pendidikan dan pembelajaran

4|Page
pendidikan merupakan model yang dapat dipakai sebagai acuan mahasiswanya selama mereka
belajar di almamater mereka.
7. Penempatan dosen sebagai tokoh sentral yang memberikan inspirasi bagi mahasiswa selama
proses belajar mereka. Dosen harus menempatkan diri sebagai model manusia intelektual,
profesional, dan modern bagi mahasiswa.
8. Penggunaan secara ekstensif dan intensif Teknologi Informasi dan Komunikasi, untuk menanamkan
pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaiman teknologi mengubah gaya hidup, cara berpikir
dan cara bekerja dalam menunjang tugas-tugas pelayanan gereja di era global.

C. LANDASAN FILOSOFIS PENYELENGGARAAN

Untuk menjadikan sebagai organisasi yang memiliki landasan kuat dan memiliki kemampuan
untuk meningkatkan secara berkelanjutan kualitas berbagai jasa yan dihasilkan, maka harus memiliki
filosofi yang merupakan keyakinan dasar yang melandasi sistem pendidikan, kurikulum, serta
manajemennya terutama dalam menjalankan aktivitas pendidikan, pembelajaran, penelitian, penulisan
karya ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Filosofi ini merupakan pemberi motivasi semangat
setiap manusia, sehingga mampu menghapus keraguan dan rintangan yang mereka hadapo dalam
mewujudkan visi dan misinya. Filosofinya adalah sebagai berikut:
1. Pemakai Lulusan (Customers)
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang merupakan lembaga kependidikan
yang memfokuskan usaha penyediaan jasanya ke customer value. Oleh karena itu, (1) merupakan
suatu mata rantai yang menghubungkannya dengan customers, (2) customers merupakan tujuan
pekerjaan, (3) keberhasilan sebagai lembaga penghasil tenaga kependidikan dalam bidang
Pendidikan Keagamaan merupakan hasil penilaian terhadap suara customers.
Customers turut bertanggung jawab untuk membawa perkembangan pendidikan teologi/agama
serta aplikasinya dalam berbagai bidang; karena itu harus memiliki obsesi tinggi terhadap mutu. Di
pihak lain, harus senantiasa responsif dalam memenuhikebutuhan para pemakai lulusan, sehingga
unggul dan memiliki daya saing dalam era global.
2. Pengembangan (Improvement)
Lingkungan lapangan kerja yang akan dimasuki oleh lulusan sebagai sebagai penghasil sember
daya manusia di bidang keagamaan harus memiliki karakteristik: profesional, unggul, bermoral,
memiliki spiritualitas tinggi, dapat memegang kendali, selalu berkompetensi meningkat tajam, dan
selalu menyesuaikan diri dengan perubahan yang inovatif, produktif, dan relevan secara terus
menerus dan bersifat dinamis dan konstan. Oleh karena itu, senantiasa melaksanakan
improvement secara berkelanjutan terhadap proses, sistem dan kurikulum yang digunakan untuk
menghasilkan jasa pendidikan, penelitian ilmiah, penulisan ilmiah, dan jasa konsultasi dengan
kecepatan yang lebih pesat daripada improvement yang dilaksanakan oleh pendidikan tinggi lain.

Page | 5
3. Knowledge Society
Gereja dan masyarakat selalu berkembang menuju masyarakat belajar yang di dalamnya
intellectual assets menjadi dominan dalam membawa keberhasilan di bidang teologi/agama sebagai
ilmu. Oleh karena itu, selalu diusahakan menyiapkan dosen dan mahasiswa untuk memiliki
kemampuan menjadi agent of change (responsif terhadap perubahan dan berkemampuan
menciptakan perubahan yang diperlukan) berdasarkan kemampuan intelektual mereka.
4. Sistem
Organisasi jasa pendidikan teologi, penelitian ilmiah, penulisan karya ilmiah, dan jasa konsultasi
yang berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten oleh organisasi pendidikan tinggi teologi
yang berkualitas. Oleh karena itu SETIA Ngabang terus berupaya untuk menjadikan sistem
organisasi berkualitas untuk mampu secara konsisten menghasilkan lulusan yang memiliki
kandungan pengetahuan memadai untuk memasuki pasaran tenaga pelayanan gerejawi secara
nasional, regional, bahkan global, disertai hasil penelitian ilmiah, tulisan ilmiah, serta jasa konsultasi
yang berkualitas tinggi.
5. Mahasiswa
Mahasiswa adalah salah satu Customer utama jasa pendidikan yang diselenggarakan program ini.
Oleh karena itu, harus selalu memperhitungkan kebutuhan, potensi serta kepuasan mahasiswa
dalam memanfaatkan sumber daya yang disediakan untuk penyelenggaraan pendidikan di atas
segala pertimbangan yang lain.
6. Dosen
Sesuai UU RI Pendidikan Nomor 20. Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Undang-undang Nomor 19
tentang Guru dan Dosen, dosen adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Dosen merupakan tulang punggung pendidikan di perguruan tinggi yang harus memiliki
kompetensi akademik (minimal S2), yang profesional dan unggul sesuai dengan perkembangan
ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki motivasi tinggi untuk memajukan ilmu,
pengetahuan, teknologi, dan seni setiap dosen melalui penelitian ilmiah, penulisan ilmiah, dan
penyediaan jasa konsultasi, serta memberikan penghargaan memadai kepada dosen berdasarkan
kompetensi profesional dan fungsionalnya, motivasi, dan minat dalam bidang akademik, penilitian,
penulisan, ilmiah, dan penyediaan jasa konsultasi. Juga merupakan keharusan setiap dosen
sebagai sember daya manusia yang profesional untuk:
a. Memiliki moral, mental, dan kepribadian, yang dapat dipanuti dan diteladani.
b. Melaksanakan interaksi dengan stakeholders.
c. Menerjemahkan kebutuhan stakeholders ke dalam jasa yang dihasilkan.
d. Mengelola dan meningkatkan proses penyediaan jasa bagi customer.
e. Bekerjasama dengan sumber calon mahasiswa.
f. Menentukan dan menggunakan standar dan ukuran kualitas sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 dan kriteria Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
6|Page
g. Membandingkan proses penyediaan jasa yang dihasilkan dengan proses pada pendidikan
tinggi lain.
h. Memberikan kontribusi kepada gereja dan masyarakat.
i. Melaksanakan semua tugas lain yang potensial untuk pengembangan kompetensi sebagai
pendidik maupun sebagai akademisi, baik melalui berbagai forum ilmiah maupun pelatihan, dan
studi lanjut, serta memberikan penghargaan secara memuaskan sesuai dengan profesi yang
diemban.
7. Lulusan
Lulusan adalah manusia intelektual yang memiliki keandalan spiritual dan profesional memadai
dalam bidangnya, khususnya keagamaan maupun bidang lainnya. Oleh karena itu, melalui program
pendidikan dan kurikulum yang dirancang, dikembangkan, dan diimplementasikan, maka lulusan
dididik dan diberdayakan untuk memiliki keandalan profesional yang memadai serta kemampuan
untuk belajar mandiri secara berkelanjutan, agar mereka siap untuk menjadi profesional dalam
memasuki dunia kerja lokal, nasional, maupun global.
8. Integritas
Integritas merupakan kemampuan untuk mewujudkan komitmen yang harus sanggup terwujud di
dalam kenyataan dan merupakan landasan semua hubungan kegiatan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, adalah tanggung
jawab semua dosen, pimpinan program studi, dan pegawai administratif untuk memiliki komitmen
dan integritas dalam melayani mahasiswa, pemasok, pemakai hasil penelitian dan penulisan ilmiah,
serta jasa konsultasi akuntansi, dan semua pihak yang berhubungan atas dirinya dan atas nama
stakeholders dengan program studi.
9. Manajemen
Manajemen merupakan seni memimpin manusia untuk secara berkelanjutan meningkatkan kualitas
lulusan yan disediakan bagi pemakai lulusan, melalui sistem manejemen yang senantiasa harus
disempurnakan. Oleh karena itu, sebagai penyelenggara pendidikan berkewajiban untuk
mewujudkan model manejemen mutakhir dalam pengelolaan pendidikan, untuk memberikan
teladan bagi mahasiswa dan pemakai lulusan lain, sehingga disebut sebagai pusat pendidikan yang
bermutu.
10. Perencanaan
Perencanaan merupakan usaha Improvement secara berkelanjutan terhadap sistem dan proses
untuk menghasilkan nilai lebih bagi para pemakai lulusan. Oleh karena itu, harus selalu membuat
dan menggunakan perencanaan tertulis yang prospektif, relevan dengan kebutuhan, serta canggih,
sebagai alat manejemen untuk secara sengaja dan terencana menyiapkan dan mengantisipasi
setiap improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem di masa yang akan datang untuk
menghasilkan nilai lebih bagi para pemakai lulusan, dan mengkomunikasikan rencana tersebut
kepada semua stakeholders.

Page | 7
11. Sarana dan Fasilitas Penunjang
Berbagai sarana dan fasilitas penunjang merupakan tempat untuk melaksanakan tiga kegiatan
pokok berikut:
a. Pendidikan dan pembelajaran berdasarkan prinsip „belajar bagaimana belajar‟ (Learnig to
learn).
b. Penilitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan keagamaan maupun
teologi serta aplikasi dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
c. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk kebutuhan itu maka semua sarana dan fasilitas penunjang (ruangan kuliah, laboraorium,
perpuastakaan, kantor, dan sebagainya) dalam kampus, dikondisikan sebagi tempat yang kondusif
untuk:
a. Belajar bagaiman seharusnya belajar (Learning how to learn).
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan perkuliahan, penelitian, pertemuan ilmiah,
dan penerbitan ilmiah.
c. Melaksanakan proses sosialisasi masyarakat akademik melalui pertemuan informal, pertemuan
formal, baik yang terjadwal maupun tidak terjadwal.
d. Menyelenggarakan layanan jasa kepada dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Untuk mewujudkan itu maka secara kreatif, inovatif, dan proaktif, baik individual maupun secara
kolektif akan melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui bidang keahlian yang dimiliki
sehingga dapat memberikan layanan jasa berkualitas bagi customers. Akan selalu diusahakan
bahwa sekolah dan gereja sebagai pemakai jasa bidang pendidikan keagamaan diperlakukan
sebagai mitra kerja jangka panjang yang merupakan bagian dari sistem manejeman secara
keseluruhan.

D. PERSPEKTIF KURIKULUM SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA)


NGABANG

Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang terus berupaya memiliki desain
berbasis kompetensi/teknologi dalam kaitan dengan penyesuaian dengan standar mutu yang menjadi
tuntutan perkembangan ilmu maupun kebutuhan gereja / dan masyarakat. Sekarang ini sistem
pendidikan nasional menekankan kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, yakni berfokus
kepada pembentukan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang
sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Seseorang lulusan dianggap memiliki kompetensi apabila telah memenuhi persyaratan:
1. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian (to be)
2. Kemampuan penguasaan imu dan keterampilan (know how and know why)
3. Kemampuan berkarya (know to do)

8|Page
4. Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, dan mengambil
keputusan secara bertanggung jawab (to be)
5. Dapat bermasyarakat dengan kerjasama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai
pluralisme, dan kedamaian (live together).

Pendidikan dengan kurikulum berbasis kompetensi mempunyai ciri-ciri antara lain:


1. Menekankan pada hasil / customers.
2. Outcomes merupakan kompetensi yang dapat diukur
3. Evaluasi keberhasilan merupakan pengukuran penguasaan kompetensi yang telah dicapai
(Competency mastery) oleh mahasiswa.
4. Relevansi lebih besar pada dunia kerja nyata.
5. Menekankan pada kemampuan berpikir lebih tinggi terutama berpikir filsafat dan teologis.

E. VISI DAN MISI

Merujuk pada hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang mengemban:
1. Visi
Michael Griffits dalam bukunya Gereja dan Panggilannya Masa Kini (hlm. Vii) menyatakan
bahwa Gereja merupakan rintangan terbesar untuk menginjili dunia. Lanjutnya orang-orang non
Kristen sebenarnya banyak yang tertarik pada Tuhan Yesus dan tidak memiliki masalah dengan-
Nya, namun orang Kristen dan Gerejalah yang sulit atau tidak mereka pahami. Pernyataan ini
memiliki kebenaran karena kekristenan dan gereja sesungguhnya telah masuk ke Indonesia sejak
abad XVI yang dibawa oleh orang Portugis, tetapi Injili Kristus sulit tersebar kepada suku-suku
yanbg ada di Indonesia. Bahkan sampai abad ke-21 masih banyak suku-suku terabaikan, bahkan
pendidikan belum merata di wilayah Indonesia.
John Stott dalam bukunya Isu-isu Global mengatakan, visi adalah ketidakpuasan yang
mendalam tentang masa kini selaku fakta, dibarengi dengan pandangan yang amat tajam tentang
suatu keyakinan yang berlaku.
Dengan demikian Visi Sekolah Tinggi Theologia (SETIA) Ngabang adalah:
menjadi Sekolah Tinggi Teologia yang berkualitas dalam iman, ilmu, dan karakter untuk
kebutuhan masyarakat Kristen di Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedesaan.

2. Misi
Pada hakikatnya Pendidikan Tinggi Theologi / Agama Kristen mengemban tanggung jawab
untuk:
Mewujudkan dan mengamalkan misi dan tugas gereja dalam pelayanan di bidang
pendidikan, serta membantu peserta didik pada khususnya untuk mengalami proses pendidikan
yang memampukan dan memberdayakan agar bertumbuh secara utuh sebagai ciptaan Tuhan

Page | 9
Allah dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai manusia yang bertanggung jawab kepada Tuhan
Allah, sesama manusia, masyarakat, dan dunia secara keseluruhan.
Dalam rangka mengemban tanggung jawab tersebut maka secara khusus Misi SETIA
Ngabang merupakan perwujudan dan pengalaman visi kristiani tentang pemahaman bahwa tugas
dan pelayanan di bidang pendidikan berasal dari Tuhan sendiri. Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru menjadi sumber pendidikan atas dasar kasih yang membebaskan dan
menyelamatkan dalam Kristus yang mewarnai seluruh upaya di bidang pendidikan. Oleh karena
itu, secara spesifik misi yang diemban adalah sebagai berikut:
a. Misi Kristiani
1) Menyatakan kabar baik kepada seluruh umat manusia dalam konteks kehidupannya
masing-masing, sebagaimana yang diamanatkan Alkitab agar manusia bebas dari
perhambaan dosa, ketidaktahuan, kebodohan, kekuasaan, dan keangkuhan melalui
karya-karya penyelamatan-Nya sampai datangnya zaman baru yang dibawa oleh Allah
dalam Kristus.
2) Berperan konstributif secara nyata dan proaktif dalam pembangunan nasional di sekitar
pendidikan formal dalam rangka bersama-sama segenap bangsa mewujudkan cita-cita
nasional, yaitu terwujudnya masyarakat adil, makmur, sejahtera berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
3) Membantu manusia pada umumnya dan peserta didik pada khususnya untuk
mengalami proses pendidikan yang memampukannya bertumbuh secara utuh sebagai
ciptaan Allah dan dapat menjalankan tugas-tugasnya sebagai saksi dan pelayan yang
bertanggung jawab secara keseluruhan lewat berbagai bentuk persekutuan, kesaksian,
dan diakonia.
4) Melakukan misi pendidikan sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk
menyadari dan menghayati nilai-nilai yang berhubungan dengan pembebasan manusia
dari belenggu-belenggu keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan, dan penindasan
sehingga pada gilirannya mereka dapat mewujudkannya dalam berbagai bentuk dan
jalur pelayanan di gereja dan di masyarakat, terutama dalam menghadapi berbagai
tantangan dan pergumulan di waktu yang akan datang.
5) Berusaha menciptakan insan kristiani yang memiliki kedewasaan rohani, mampu
menggambarkan citra Allah dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki iman yang
tinggi, kemampuan intelektual yang handal dalam penguasaan IPTEK dan seni,
keterampilan dalammelaksanakan tugas-tugas pelayanan, dan komitmen yang tinggi
serta konsisten dalam setiap tugas pengabdiannya di gereja dan di semua bidang
pelayanan dalam masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Misi Institusi
Sebagai lembaga pendidikan tinggi Kristen, sesuai visi maka misi Sekolah Tinggi Theologia
Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah:

10 | P a g e
1) Memberikan pengajaran teologi dan pembinaan spiritual yang berkualitas sesuai
dengan situasi dan kebutuhan masyarakat Kristen di Indonesia, khususnya yang tinggal
di daerah-daerah pedesaan.
c. Misi Akademis / Program Studi
Dari segi akademis / Program studi Pendidikan Agama Kristen, maka SETIA Ngabang
memiliki misi:
1) Meluluskan Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K) yang profesional.
2) Mempersiapkan lulusan Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K) yang memiliki jiwa
kekristenan dalam mengutamakan semangat melayani dan bukan dilayani.

F. TUJUAN SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG

1. Tujuan Umum
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang memiliki tujuan:
Menghasilkan calon-calon tenaga pendidik Kristen yang memiliki dedikasi yang tinggi dan
kompetensi dalam mengkontekstualisasikan ilmu teologinya dalam kehidupan bermasyarakat, yang
cakap dalam mengajar dan berjiwa misioner.
2. Tujuan Khusus
Merujuk pada fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sesuai Undang-undang No. 20 Tahun 2003
yakni: “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar
(SETIA) Ngabang memiliki tujuan menghasilkan warga negara yang berkualifikasi sebagai berikut:
a. Beriman kristiani dengan kualitas spiritualitas yang tinggi.
b. Berjiwa Pencasila dan berwawasan oikumenis.
c. Berkepribadian dewasa berdasarkan moral kristiani.
d. Bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahandan kemajuan ilmu, teknologi, dan seni,
khususnya di bidang agama dan teologi.
e. Menguasai dasar dan prinsip keilmuan dan metodologi bidang teologi sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada
dalam kawasan agama dan teologi.
f. Menguasai berbagai pengetahuan serta keterampilan meneliti yang tercakup dalam bidang
teologi serta ilmu-ilmu lainnya yang terkait agar mampu berpikir, bersikap, dan bertindak
sebagai ilmuwan, yang berwawasan global dan kristiani.
g. Menguasai berbagai ilmu dan keterampilan yang dapat menjadikannya sebagai pelayan di
gereja dan masyarakat yang tangguh dan dapat diandalkan.

Page | 11
G. TUGAS DAN FUNGSI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG

1. Untuk mencapai tujuan lembaga dan tujuan kurikulernya maka tugas pokok adalah:
“menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional di bidang agama dan teologi kristen
maupun di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.
2. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya maka fungsinya adalah:
a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan tinggi.
b. Melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu agama dan teologi.
c. Melaksanakan pembinaan sivitas akademik dalam hubungannya dengan lingkungan.
d. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif.
e. Mendidik dan menyiapkan calon pendidik, teolog dan pemimpin gereja yang handal di tengah-
tengah kehidupan gereja dan masyarakat Indonesia.

12 | P a g e
BAB III
PROFIL DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten dan
terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu. Kompeten
mempunyai arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu.
Sesuai Visi, Misi, serta tujuan dan fungsi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
maka profil dan standar kompetensi lulusan mencakup: profil sebagai warga negara, profil sebagai warga
gereja dan profil sebagai sarjana dengan perangkat standar kompetensinya.

A. Profil Sebagai Warga Negara


Profil sebagai warga negara dengan standar kompetensi:
1. Memiliki spiritualitas kristiani sebagai garam dan terang dunia.
2. Memiliki kepribadian yang dapat diteladani.
3. Memiliki kepekaan dan kepedulian dalam menggumuli masalah-masalah kemasyarakatan
dan kenegaraan.
4. Memiliki moral dan etika berwawasan Pancasila.

B. Profil Sebagai Warga Gereja


Profil sebagai warga gereja dengan standar kompetensi:
1. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas gerejanya.
2. Memiliki loyalitas dan integritas terhadap gerejanya.
3. Berpartisipasi secara kontributif dan inovatif bagai pertumbuhan dan pengembangan gereja.
4. Memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah dan pergumulan kegerejaan.
Profil ini terbentuk tidak hanya terbentuk melalui kegiatan perkuliahan tetapi juga tercermin dalam
setiap kegiatan dan proses pendidikan dan kehidupan peserta didik.

C. Profil Sebagai Sarjana


Profil sebagai Sarjana dengan standar kompetensi:
1. Menguasai bidang keilmuannya yang ditunjang oleh kemampuan berbahasa.
2. Memiliki kemampuan melakukan penelitian terutama di bidang agama dan teologi.
3. Memiliki komitmen mengabdi kepada masyarakat.

D. Standar Kompetensi Program Studi


Standar Kompetensi program studi PAK:
1. Memiliki penguasaan yang memadai tentang ilmu-ilmu teologi.
2. Memiliki kesadaran untu mewujudnyatakan transformasi spiritual secara terus menerus.
3. Memiliki kompetensi pedagogis.
4. Memiliki kompetensi kepribadian sebagai pendidik.

Page | 13
5. Memiliki kompetensi profesional sebagai sarjana PAK.
6. Memiliki kompetensi sosial.
7. Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan
pembelajaran PAK.
8. Menganalisa materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan
pembelajaran PAK.

Kompetensi-kompetensi ini terbentuk tidak hanya melalui kegiatan perkuliahan tetapi tercermin dalam setiap
kegiatan dan proses pendidikan dan kehidupan peserta didik. Selain itu juga melalui perkuliahan seluruh
mata kuliah serta berbagai bentuk kegiatan “spiritual formation”, pembinaan mahasiswa, kegiatan ekstra
kurikuler, baik dalam kampus maupun di luar kampus.

14 | P a g e
BAB IV
HAKIKAT KURIKULUM

A. PENGERTIAN DASAR KURIKULUM

Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, dijelaskan bahwa


kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam pengertian ini, kurikulum memuat “seperangkat rencana dan pengaturan”.
Sebagai perangkat rencana dan pengaturan, maka kurikulum mencakup 2 hal yakni kurikulum tertulis
dan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yang kedua-keduanya saling terpadu dan menunjang
secara sinergetik sebagai suatu tatanan mekanisme sistem pendidikan.
Kurikulum tertulis sebagai perangkat rencana adalah suatu tatanan sistem kebijakan dan program
yang telah ditetapkan pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang dengan semua
komponennya (kelompok mata kuliah, perangkat perencanaan dan administrasi pelaksanaan
perkuliahan, perangkat panduan tertulis tentang tugas serta kewajiban dosen dan mahasiswa, berbagai
perangkat panduan akademis, sistem evaluasi, sarana dan sarana pendukung, kalender akademis,
kelembagaan mahasiswa, dan sebagainya), yang harus dijadikan rujukan oleh mahasiswa, dosen, dan
pegawai dalam rangka proses pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan Sarjana Pendidikan
Kristen (S.Pd.K.) Stratum Satu.
Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) adalah semua faktor yang tidak diatur dan tidak
dirancanakan yang terkait dengan semua komponen kurikulum tertulis serta menunjang pelaksanaan
kurikulum tertulis dan yang secara signifikan sangat berperan dan mempengaruhi pembinaan dan
pemberdayaan serta pengalaman berlajar mahasiswa dalam proses pendidikannya menjadi sarjana
profesional yang berkualitas, handal, unggul dan kompetitif dengan kepribadian yang dapat menjadi
teladan dan panutan. Kurikulum tersembunyi tidak direncanakan program lembaga pendidikan dan tidak
ditulis atau dibicarakan, sehingga kurikulum ini merupakan upaya murni muncul dari persepsi peserta
didik atas pengalamannya yang dapat menghasilkan potensi dan kreativitas dan tentunya bisa
berkonotasi positif maupun berkonotasi negatif. Dalam arti positif artinya kurikulum tersembunyi
memberikan manfaat bagi individu peserta didik, guru/dosen, dan lembaga pendidikan. Sebaliknya, bisa
berkonotasi negatif, artinya keberadaan dari hasil kurikulum ini tidak menguntungkan bagi semua pihak
maupun orangtua dan masyarakat. Karenanya, hidden curriculum bisa berkonotasi negatif maupun
positif yang tentunya upaya, bimbingan, guru/dosen, orangtua atau pihak lain yang berwenang
diharapkan mampu memanfaatkan kurikulum jenis ini untuk membantu anak didik secara maksimal.
Standar Nasional Pendidikan (SNP 2005) mengemukakan bahwa “Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan”
(Pasal 25), Selanjutnya “(2) standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok
mata kuliah.”

Page | 15
Keputusan Mendiknas RI Nomor 232/U/2000 telah menekankan supaya kurikulum pendidikan
tinggi diarahkan kepada pembentukan kemampuan (kompetensi). Dalam pasal 3 ditegaskan bahwa:
“program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifiakasi sebagai berikut:
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di
dalam kawasan keahliannya.
2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang
keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun
dalam kehidupan bersama di masyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, dan/atau seni yang merupakan
keahliannya.” (pasal 3, butir 2).
Sementara itu dalam pasal 26 ayat 4 dalam SNP (2005) dikemukakan bahwa:
“standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,keterampilan,
kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu teknologi dan seni,
yang bermanfaat bagi kamanusiaan.”
Berdasarkan pemahaman tentang hakikat kurikulum tersebut di atas maka pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum dilakukan secara holistik dan komprehensif, yang secara terpadu dan
sinergetik bersama semua dimensi kurikulum yang dimaksud, diarahkan untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.

B. ASUMSI-ASUMSI PRAGMATIK YANG MENDASARI KURIKULUM

Agar kurikulum untuk Stratum satu (S1) dapat dilaksanakan dengan baik, maka penting untuk
memahami asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari penyusunan kurikulum tersebut, antara lain:
landasan filosofis, visi, misi, serta kompetensi lulusan, agar dapat dihasilkan profil lulusan yang relevan
dengan kebutuhan gereja dan masyarakat penggunanya sebagai stakeholders.
Pengembangan kurikulum dan program pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang dilakukan secara sistematik, yakni dimulai dari visi tentang individu dan gereja, serta
masyarakat masa depan yang diharapkan, yang pada gilirannya dirumuskan dalam bentuk pilihan nilai
maupun kondisi manusia yang tidak pernah berakhir bertanya untuk memahami diri, dunia, dan
Penciptanya.
Perangkat asumsi progmatik ini berkenaan dengan hakikat manusia, masyarakat, pendidikan,
mashasiswa, dosen, proses belajar mengajar, pendidikan profesional dan lembaga penghasil sarjana.
Asumsi progmatik ini menjadi dasar rujukan bagi pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, dan oleh
karena itu harus dipandang sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kurikulum, baik dalam perencanaan
maupun implementasinya, dan sebagai pilar untuk mencegah pengalihan arah kurikulum sebagai akibat

16 | P a g e
dari pencemaran konsep maupun intervensi pragmatik. Hal itu, berikut ini akan dijelaskan secara
singkat.
1. Hakikat Manusia
Semua warga (mahasiswa, dosen, pegawai) adalah manusia yang pada hakikatnya adalah:
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki iman dan percaya kepada Tuhan Penciptanya.
b. Membutuhkan lingkungan hidup berkelompok untuk mengembangkan dirinya.
c. Memiliki potensi intelektual, sosial, dan psikologis yang dapat dan harus dikembangkan.
d. Memiliki kebutuhan-kebutuhan material dan spiritual yang harus dipenuhi.
e. Dapat dan harus dididik serta dapat mendidik diri sendiri.

2. Hakikat Masyarakat
Paradigma pendidikan yang diinginkan sekarang ini adalah: “Pendidikan berbasis masyarakat”,
“pendidikan untuk semua”, dan “keterampilan hidup (Life Skills), terutama paradigma “Life Center”
untuk PAK. Karena itu kurikulum untuk semua jalur, jenjang, jenis, dan satuan pendidikan sudah
seharusnya merujuk pada paradigma tersebut.
Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan
gereja, agama, keluarga, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Masyarakat sebagai stakeholders yang terkait dengan
akuntabilitas lulusan merupakan pihak yang harus diutamakan dan dipahami karena:
a. Kehidupan bermasyarkat berlandaskan sistem nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya
tertentu yang melekat pada anggota masyarakat. Nilai-nilai ini ada yang bersifat lestari, tetapi
ada pula yang memiliki potensi berubah.
b. Nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat merupakan sumber normatif
bagi upaya pendidikan.
c. Kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan kualitasnya melalui keberhasilan pendidikan dalam
mengembangkan kemampuan diri anggota masyarakat tersebut.

3. Hakikat Pendidikan
Bab III Pasal 4 UU SISDIKNAS menyatakan:
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka
dan multimakna.
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan, pemberdayaan, dan
pemandirian peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.

Page | 17
Merujuk pada hakikat pendidikan tersebut, maka tatanan dan proses penyelenggaraan sistem
pendidikan yang harus diusahakan pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang haruslah bertumpu pada 4 pilar pendidikan menurut UNESCO (learn to know, learn to do,
learn to be, dan learn to live together), dalam konteks Indonesia ada 5 pilar, dan didasarkan pada
pemahaman bahwa:
a. Pendidikan adalah dari, oleh, dan untuk gereja/ masyarakat.
b. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik.
c. Pendidikan merupakan upaya pemberdayaan dan pemandirian subyek didik agar dapat
menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan
pluralistik.
d. Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi, keluarga, gereja, dan
masyarakat.
e. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
f. Pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai, norma, dan kemajuan yang
telah dicapai keluarga, gereja, dan masyarakat.
g. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan teknologi, dan
seni bagi pembentukan manusia seutuhnya.

4. Hakikat Subyek Didik


Merujuk pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab V Pasal 12 tentang Peserta
Didik, maka mahasiswa sebagai individu adalah makhluk ciptaannn Tuhan, yang sebgai subyek
harus dipandang dalam hakikat dan keberadaannya sebagai:
a. Subyek didik yang dapat bertanggungjawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan
wawasan belajar sepanjang hayat sambil selalu berusaha mejaga norma-norma pendidikan
untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
b. Setiap subyek didik merupakan insan yang unik karena setiap subyek didik memiliki potensi
dan kebutuhan fisik dan psikologis yang berbeda.
c. Suyek didik memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi untuk
diperdayakan dan dimandirikan.
d. Subyek didik pada dasarnya merupakan manusia yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.
e. Subyek didik program pendidikan Stratum Satu (S1), harus dibina dan diarahkan untuk
memiliki kompetensi dan life skills agar dengan demikian mengalami perkembangan wawasan,
sikap, dan keterampilan profesional. Hal ini hendaknya sudah terkondisi sejak awal untuk
kehidupan seorang calon sarjana.

5. Hakikat Dosen sebagai Guru dan Pendidik


Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab IX Pasal 39 tentang Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dinyatakan:

18 | P a g e
a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan admnistrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
b. Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.

Sesuai hakikat tersebut di atas, maka dalam peran dan fungsinya sebagai dosen, terkandung
tugas-tugas mulia sebagi guru dan pendidik yang harus menghayati bahwa:
a. Dosen adalah pekerja profesional yang menggunakan keahliannya untuk memberi kemudahan
bagi pertumbuhan, perkembangan, serta pengalaman belajar peserta didik ke arah
kematangan dan kedewasaan.
b. Dosen bertanggung jawab secara profesional untuk terus menerus meningkatkan
kemampuannya.
c. Dosen menjunjung tinggi kode etik profesi.
d. Dosen adalah agen pembaharuan.
e. Dosen adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat.
f. Dosen mengembangkan proses pendidikan berdasarkan kebutuhan bersama; dan khusus
subyek didik, sesuai dengan minat dan potensi yang akan dikembangkan secara maksimal.
g. Sebagai fasilitator pembelajaran, dosen menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi
kemudahan bagi subyek didik memberdayakan diri untuk belajar bagaimana belajar (learn how
to learn).
h. Dosen bertanggung jawab secara profesional atas tercapainya hasil belajar subyek didik.

6. Hakikat Pembelajaran
a. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subyek didik secara aktif berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang ditata guru/ dosen.
b. Mengajar adalah proses pengembangan kemudahan bagi subyek didik untuk belajar melalui
pengondisian pengalaman belajar yang kondusif dan menantang.
c. Mengajar diawali oleh proses pengambilan keputusan tentang siapa yang dididik, tujuan, yang
akan dicapai, isi/ materi dan proses pembelajaran, dan kriteria evaluasi keberhasilan belajar.
d. Proses pembelajaran yang efektif memerlukan penggunaan pendekatan, model dan strategi
pembelajaran serta metode, dan media/ teknologi pendidikan yang tepat.
e. Program pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem pembelajaran.
f. Proses dan produk belajar harus diperhatikan secara berimbang dalam suatu kegiatan
pembelajaran demi keutuhan dan keterpaduan kompetensi yang mencakup semua dimensi
ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan interaktif.

Page | 19
BAB V
DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI ARASTAMAR (SETIA) NGABANG

A. DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang disusun dan dikembangkan
berdasarkan, antara lain:
1. Dasar Yuridis Formal
a. Visi dan Misi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
b. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan.

2. Landasan Teologis
Pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah usaha sadar
yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan dan wawasan peserta didik tentang
konsepsi Kerajaan Allah,memiliki iman yang bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus, sehingga
mereka dapat menjadi saksi Kristus dalam dunia ini dengan mengabarkan Injil Keselamatan itu.
Dengan kata lain Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang adalah perpanjangan
tangan gereja dalam hal ini Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) untuk mempersiapkan umat,
warga gereja, agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayai betapa besar,
betapa dalam, dan betapa tingginya kasih Allah dalam Yesus Kristus, yang dinyatakan-Nya dalam
kehdupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungannya.
Gereja yang dimaksud disini adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Kristus (1
Petrus 2:9-10), yang digambarkan sebagai tubuh Kristus dalam hubungannya dengan pelaksanaan
tugas dan panggilannya (1 Korintus 12:12-31). Dengan demikian, dalam gereja tercakup semua alat
kelengkapannya melayani di dalam masyarakat secara kategorial dan fungsional, termasuk keluarga
dan lembaga pendidikan Kristen, melintasi berbagai denominasi dan faham teologi yang
mengikatnya.

B. STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Tanggung Jawab Pengembangan


Untuk menjamin adanya standar nasional dalam pengembangan kurikulum, maka unsur-unsur
dan isi kurikulum yang bersifat dasar dan sama bagi semua pendidikan tinggi teologi/ agama Kristen
ditetapkan secara nasional dipakai juga di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang. Selain itu Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang juga melakukan

20 | P a g e
penyesuaian dan implementasi isi kurikulum serta mengembangkan kurikulum institusional (muatan
lokal) sesuai dengan kebutuhan dan situasi setempat dengan tetap memperhatikan batas maksimal
beban belajar mahasiswa. Dalam hal ini perbandingan mata kuliah inti dan mata kuliah institusional
adalah 50:50.
2. Pendekatan
Untuk mengakomodasi gagasan yang dikemukakan di atas, dalam perbaikan/ pengembangan
kurikulum ini digunakan pendekatan pengembangan topik inti, dimana pengembangan dan
penetapan topik inti sebagai materi baku kurikulum dilakukan dengan merujuk pada standar pusat
(nasional).

3. Prosedur Kerja
Sesuai dengan tanggung jawab pengembangan dan pendekatan yang ditempuh upaya
perbaikan/ pengembangan kurikulum dilaksanakan
a. Pengembangan ketentuan-ketentuan pokok, yang berisi:
1) Asumsi programatik, misi, tujuan, dan spesifikasi program landasan.
2) Prinsip-prinsip pengembangan tujuan, materi, proses pembelajaran, dan penilaian.
3) Strategi pengembangan kurikulum.
b. Pengembangan materi kurikulum untuk semua kelompok mata kuliah, yang berisi:
1) topik-topik inti
2) rancangan mata kuliah;
3) silabus perkuliahan;
4) pedoman implementasi;
5) hand out perkuliahan.

4. Peranserta Pemakai Lulusan


a. Mengacu pada apa yang telah disinggung dalam butir sebelumnya, upaya mengikutsertakan
pihak stakeholder dan pemakai lulusan perlu dilibatkan dalam setiap tahapan pengembangan
kurikulum.
b. Keterlibatan pihak pemakai lulusan tersebut diperlukan baik dalam pengembangan kurikulum,
maupun termasuk pengembangan kegiatan di lapangan (gereja dan masyarakat).
c. Pihak pemakai lulusan yang dilibatkan dalam pengembangan kurikulum meliputi tidak hanya
para pengelolah dan pembina, melainkan juga terutama para pemimpin gereja/ jemaat dan
tokoh agama/ pendidik di masyarakat.

C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Komponen utama kurikulum (tujuan, materi, proses pembelajaran, dan penilaian) dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pokok-pokok tentang Pengembangan Kurikulum

Page | 21
a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengaju pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik;
c. Kurikulum pendidikan tinggi disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memperhatikan upaya peningkatan iman dan
taqwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, kekeragaman potensi daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, agama,
dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional serta nilai-nilai kebangsaan.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


Pokok-pokok tentang pengembangan kurikulum diwujudkan melalui penerapan prinsip-prinsip
berikut:
a. Prinsip pengembangan budaya bangsa
Kurikulum dikembangkan berorientasi wawasan kebangsaan untuk memperkuat jati diri bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan budaya dan daya saing tinggi yang seimbang
dalam pengembangan potensi dan kondisi daerah dan nasional serta perkembangan global.
b. Prinsip pemberdayaan dan pemandirian peserta didik
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada pemberdayaan dan pemandirian peserta didik yang
berkembang secara optimal sepanjang hayat, sehat jasmani dan rohani sesuai dengan potensi
dirinya, nilai-nilai agama, nilai dan norma budaya, hukum, etika, dan keilmuan dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta global.
c. Prinsip pengembangan kompetensi dalam bidang ilmu, teknologi/ keahlian dan seni
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada pengembangan kompetensi dalam bidang ilmu,
teknologi/ keahlian dan seni untuk berkehidupan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, cerdas, berbudaya, aktif, kreatif, produktif dalam bekerja melalui kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
d. Prinsip beragam, menyeluruh, dan terpadu
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada keragaman bidang ilmu, teknologi dan seni, bidang
keterampilan, serta bidang keahlian profesi yang secara menyeluruh dan terpadu membentuk
pribadi utuh peserta didik. Kurikulum tersebut meliputi muatan mata kuliah umum, muatan
bidang studi, dan muatan lokal serta muatan pengembangan diri yang tersusun secara
menyeluruh dan terpadu dalam kurikulum program studi.
e. Prinsip relevan, dinamis, dan terukur
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada kebutuhan kehidupan peserta didik dan masyarakat
pada umumnya, serta tuntutan yang bersifat strategi, termasuk di dalamnya pengembangan
kemampuan bekerja peserta didik dalam dunia kerja, serta keseimbangan pembangunan
nasional dan daerah. Kurikulum tersebut disusun dan dikembangkan secara dinamis serta
terukur sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian dan pengendalian/ penjaminan mutu.

22 | P a g e
3. Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut, maka komponen-komponen yang
dikembangkan adalah:
a. Pengembangan tujuan
1) Mengacu kepada profil tujuan
2) Mengacu kepada tujuan
3) Menunjukkan kemampuan yang harus dikuasai dan ditunjukkan lulusan.
4) Menunjukkan secara jelas kemampuan yang bersifat mastery (dikuasaai secara luas,
mendalam, dan tuntas) dan kemampuan yang brsifat development (dapat terus
dikembangkan).
5) Bersifat materi (sikap, nilai, keterampilan/ skills, pengetahuan) yang fudamental. Berisikan
kemampuan berperilaku (behavior) yang tertinggi dan fundamental untuk lingkup materi
tertentu.
6) Dapat dicapai dalam waktu yang tersedia.
7) Sesuai dengan tuntutan jenjang pendidikan Stratum Satu (S1)
8) Dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang menggambarkan kompetensi dan hasil belajar.

b. Pengembangan materi kurikulum


1) Berorientasi kepada kandungan kompetensi dalam rumusan tujuan.
2) Dirumuskan dalam bentuk topik-topik inti yang dipilih dan sesuai dengan kebutuhan disiplin
akademik maupun persyaratan profesional.
3) Berisikan sikap, nilai, wawasan, cara berpikir, struktur, teori, generalisasi, konsep, fakta
penting, proses/ prosedur yang fundamental.
4) Bermanfaat bagi pekerjaan sebagai pelayan.
5) Dapat digunakan untuk belajar dan mengaplikasikan pada ilmu lain.
6) Dapat dipelajari.
7) Sesuai dengan jenjang pendidikan Stratum Satu (S1).
8) Tidak mudah lapuk oleh perubahan kurikulum sekolah.

c. Pengembangan proses pembelajaran


Proses pembelajaran adalah proses interaksi antara mahasiswa, sumber belajar, dan dosen
dalam suatu suasana belajar tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
proses pembelajaran, yang utama mendapatkan perhatian adalah proses belajar mahasiswa.
Berdasarkan proses belajar tersebut maka dosen mengembangkan strategi mengajar yang di
dalamnya digunakan berbagai metode mengajar. Jadi proses pembelajaran bukanlah metode,
dan dalam kurikulum yang dirumuskan , metode mengajar haruslah dapat memberdayakan
mahasiswa melalui penciptaan dan rekayasa pengalaman belajar yang diharapkan dialami
mahasiswa. Pengalaman itu dipilih berdasarkan prinsip berikut ini:
1) Mengacu kepada kompetensi yang menjadi tujuan
2) Sesuai dengan karakteristik materi
Page | 23
3) Berdasarkan teori belajar
4) Dapat dilaksanakan
5) Ekonomis dalam pelaksanaannya.
6) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara langsung dan aktif.
7) Dapat mencapai lebih dari satu tujuan belajar.
8) Memungkinkan terjadinya variasi pengalaman belajar.
9) Mengembangkan suasana belajar yang serius tapi tidak menimbulkan penekanan
(pressures) yang dapat menimbulkan kebosanan, kejenuhan ataupun stress.
10) Dapat mengembangkan proses belajar yang bermakna bagi peserta didik.
11) Memungkinkan pemanfaatan berbagai strategi dan metode dalam pembelajaran.
d. Pengembangan sistem penilaian
1) Ssesuai dengan tujuan (wawasan, sikap, keterampilan, pemahaman, pembuktian).
2) Sesuai dengan materi (pengetahuan, nilai, keterampilan, proses/ prosedur, konsep, fakta,
dan sebagainya).
3) Dapat dilaksanakan dan berbasis kelas.
4) Ekonomis dalam pengadministrasian.
5) Tidak terbatas pada tes (baik tertulis, lisan, unjuk kerja) tetapai sifatnya komprehensif dan
otentik/ portofolio.
6) Memiliki validitas (terutama validitas isi).
7) Terbuka untuk penggunaan alat penilaian yang baru.
8) Memungkinkan perolehan informasi dari berbagai sumber belajar dan peristiwa pendidikan.

24 | P a g e
BAB VI
HAKIKAT KONSEPTUAL KERANGKA DASAR KURIKULUM

A. HAKIKAT KERANGKA DASAR KURIKULUM

1. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
2. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang untuk setiap program studi. Dalam mengembangkan
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
melibatkan asosiasi profesi, yaitu perkumpulan berbadan hukum yang para anggota dan
pergurusnya bergelar profesi tamatan program pendidikan profesi yang dimaksud, serta instansi
pemerintah terkait dan kelompok ahli yang relevan.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan
dan ditetapkan berdasarkan kebijakan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
4. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan tinggi dituangkan dalam kompetensi
pada setiap tingkat atau semester.
5. Kompetensi yang termuat di dalam kurikulum terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.

B. KERANGKA DASAR KURIKULUM

1. Bentuk Perguruan Tinggi


Bentuk Perguruan Tinggi adalah Sekolah Tinggi, yaitu satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi dalam bentuk program pendidikan vokasi untuk satu keahlian terapan dalam
disiplin ilmu tertentu, yakni disiplin ilmu Pendidikan Agama Kristen.
2. Program Pendidikan Tinggi
Saat ini Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang menyelenggarakan program
pendidikan akademik. Program pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana
yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu Pendidikan Agama Kristen. Selain itu
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang juga menyelenggarakan pendidikan
profesi dan pendidikan vokasi. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
3. Kewenangan Menyelenggarakan Program Pendidikan
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang menyelenggarakan program pendidikan
akademik dengan memperoleh ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia. Pada tahun 2004 Sekolah Tinggi Theologia Injili
Page | 25
Arastamar (SETIA) Ngabang mendapat ijin dengan nomor Surat Keputusan DJ. III/Kep/HK.00.5/
180/4152/2004 kemudian di tahun 2009 ijin penyelenggaraan diperpanjang dengan nomor Surat
Keputusan DJ. III / Kep / HK. 005 / 17 /18 / 2009.
4. Stratum Program Pendidikan
Stratum Pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sesuai dengan
stratum program pendidikan akademik adalah Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K.).

C. MUATAN KURIKULUM

1. Kurikulum pendidikan tinggi yang selanjutnya dijabarkan ke dalam kurikulum program studi meliputi
muatan mata kuliah umum dan mata kuliah program pendidikan akademik serta muatan lokal dan
muatan pengembangan diri.
2. Mata Kuliah Wajib
a. Kurikulum pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang memuat
mata kuliah wajib, yakni: Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Sosiologi, Logika, dan Ilmu Budaya Dasar.
b. Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
c. Mata Kuliah Logika dimaksudkan memberikan dasar-dasar berpikir kritis dan logis, pemahaman
dan metode kuantitatif yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan program studi yang
bersangkutan.

D. MATA KULIAH DALAM PROGRAM STUDI

1. Mata kuliah secara menyeluruh dalam program studi terdiri atas sejumlah mata kuliah umum dan
mata kuliah bidang kajian bidang ilmu yang menjadi muatan program studi dalam stratum tertentu
bagi terselenggaranya program pendidikan akdemik.
2. Kelompok mata kuliah dalam program studi meliputi:
a. Mata Kuliah Pembentukan Kepribadian (MPK), yaitu sejumlah mata kuliah yang diikuti oleh
seluruh peserta didik di semua perguruan tinggi dengan kompetensi:
1) Memiliki kepribadian sebagai warga negara dan warga masyarakat yang tinggi iman, tinggi
ilmu, dan tinggi pengabdian.
2) Berpotensi menjadi pendidik yang bermoral, handal, dan unggul.
b. Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi kajian
bidang ilmu yang menjadi isi program pendidikan akademik pada stratum Pendidikan Agama
Kristen. Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Sarjana teologi yang profesional dalam penguasaan ilmu dan cara menerapkannya.
2) Menguasai ilmu teologi untuk dapat diaplikasikan pada bidang-bidang kehidupan yang
membutuhkannya, baik di gereja maupun di masyarakat.

26 | P a g e
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi
keahlian khusus program pendidikan profesi pada stratum Pendidikan Agama kristen.
Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Kehandalan sebagai tenaga pelayan di bidang keagamaan.
2) Menjadikan ilmu teologi sebagai pembentuk kemampuan berpikir yang dapat diekspresikan
lewat sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari serta pelaksanaan tugas-tugas pelayanan.
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), yaitu sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi
keahlian terapan program pendidikan vokasi pada stratum pendidikan Agama Kristen.
Kompetensi yang diharapkan adalah:
1) Memiliki kemampuan profesional sebagai pelayan di gereja dan masyarakat.
2) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kristiani dalam melaksanakan tugas.
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB), yaitu sejumlah mata kuliah yang dapat dipilih untuk
menunjang program pendidikan akademik pada Stratum Pendidikan Agama Kristen. Kompetensi
yang diharapkan adalah memiliki kemampuan dan kepekaan memahami konteks dan kebutuhan
gereja, kebutuhan masyarakat dan lingkungannya sehingga dapat mengabdikan dirinya sesuai
keahlian yang dimilikinya.

E. MUATAN LOKAL

1. Muatan lokal dalam kurikulum pendidikan tinggi merupakan bahan kajian dalam kurikulum program
studi, terdiri atas tambahan substansi keilmuan, teknologi, dan/ atau seni dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang.
2. Substansi muatan lokal dapat diselenggarakan dalam bentuk mata kuliah tersendiri atau
dintegrasikan ke dalam mata kuliah yang sudah ada.

F. PENGEMBANGAN DIRI

Muatan pengembangan diri merupakan kegiatan kuliah program studi dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik menemukan, mengekspresilkan dan mengembangkan jati diri sesuai
dengan potensi, bakat, minat, kebutuhan dan kondisi dirinya. Muatan pengembangan diri dilaksanakan
melalui:
1. Mata Kuliah tersendiri
2. Pelayanan konseling.
3. Terintegrasi dalam proses perkuliahan setiap mata kuliah.
4. Kegiatan ekstrakurikuler.
5. Diatur oleh Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah atas dasar kebutuhan gereja, masyarakat, bangsa dan negara.

Page | 27
BAB VII
PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN KURIKULUM

A. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Pokok-Pokok tentang Pengembangan Kurikulum


a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional;
b. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik;
c. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik dengan memperhatikan upaya peningkatan iman dan takwa, akhlak mulia, potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan
pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional serta nilai-
nilai kebangsaan.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


a. Prinsip pengembangan budaya bangsa
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada wawasan kebangsaan untuk memperkuat jati diri
bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia dengan budaya dan daya saing tinggi yang
seimbang dalam perkembangan potensi dan kondisi nasional dan daerah serta perkembangan
global.
b. Prinsip pemberdayaan dan pemandirian peserta didik
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada pemberdayaan dan pemandirian peserta didik yang
berkembang secara ooptimal sepanjang hayat, sehat jasmani dan rohani sesuai dengan potensi
dirinya, nilai-nilai agama, nilai dan norma budaya, hukum dan keilmuan dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, berbangsa, bernegara, serta global.
c. Prinsip pengembangan kompetensi dalam bidang ilmu, teknologi/ keahlian dan seni
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada pengembangan kompetensi dalam bidang ilmu,
teknologi/ keahlian dan seni untuk berkehidupan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, cerdas, berbudaya, aktif, kreatif, dan produktif dalam bekerja melalui kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
d. Prinsip beragam, meyeluruh dan terpadu
Kurikulum dikembangkan berorientasi pada keragaman bidang ilmu, teknologi dan seni, bidang
keterampilan, serta bidang keahlian profesi yang secara menyeluruh dan terpadu membentuk
pribadi utuh peserta didik. Kurikulum tersebut meliputi muatan mata kuliah umum, muatan
bidang studi, dan muatan lokal serta muatan pengembangan diri yang tersusun secara
menyeluruh dan terpadu dalam kurikulum program studi.

28 | P a g e
e. Prinsip relevan, dinamis, dan terukur
Kurikulum dikembangkan berorientai pada kebutuhan kehidupan peserta didik dan masyarakat
pada umumnya, serta tuntutan yang bersifat strategi termasuk di dalamnya pengembangan
kemampuan bekerja peserta didik dan dunia kerja serta keseimbangan pembangunan nasional
dan daerah, dalam hal ini daerah pedalaman yang selama ini diabaikan. Kurikulum tersebut
disusun dan dikembangkan secara dinamis serta terukur sesuai dengan kaidah-kaidah
penilaian dan pengendalian/ penjaminan mutu.

B. PRINSIP PENYELENGGARAAN KURIKULUM

Kurikulum di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang diselenggarakan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip Pembelajaran/ Ajaran Kompetitif secara Aktif
Kurikulum diselenggarakan untuk membelajarkan secara aktif peserta didik menguasai dan
meningkatkan kompetensi dalam beragama, berwawasan, berpengetahuan, berketerampilan, nilai
dan sikap dalam bidang ilmu/ teknologi/ seni, bidang keahlian khusus profesi atau terapan yang
dikuti melalui program studi.

2. Prinsip Pelaksanaan 5 Pilar Pendidikan dalam Konteks Indonesia


Kurikulum diselenggarakan dengan menegakkan 5 pilar pendidikan, yaitu:
a. Belajar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Belajar untuk memahami dan menghayati
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan bertindak secara efektif.
d. Belajar untuk berkehidupan bersama dan berguna bagi orang lain dalam masyarkat yang
berbudaya, maju, dan modern.
e. Belajar untuk menemukan dan membangun jati diri yang utuh.

3. Prinsip Belajar Sepanjang Hayat dan Belajar Tuntas


Kurikulum dieselenggarkan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dengan
prinsip belajar sepanjang hayat dan belajar tuntas melalui pembelajaran yang efektif disertai sistem
penunjang yang memberikan kesempatan untuk pelayanan perbaikan, pengayaan dan percepatan,
serta pelayanan konseling serta kegiatan ekstra kurikuler.

4. Prinsip Demokratik, Dinamik, dan Membangun


Kurikulum diselenggarakan untuk memberdayakan dan memandirikan peserta didik dalam suasana
demokratik dalam hubungan yang dinamik dan membangun antara pendidik dan peserta didik
berdasarkan prinsip ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani (di depan
memberikan teladan, di tengah memberikan semangat dan prakarsa, dan di belakang memberikan
dorongan dan kekuatan).

Page | 29
5. Prinsip Multistrategi dan Multisumber
Kurikulum diselenggarakan melalui prinsip multistrategi dan multisumber dengan memanfaatkan
sebesar-besarnya kemajuan teknologi informasi dan kondisi serta kekayaan lingkungan (lingkungan
fisik/ kealaman, sosial kependudukan, budaya, teknologi).

6. Prinsip Keragaman Bidang Kajian


Kurikulum diselenggarakan dalam kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan keragaman
bidang kajian (ilmu, teknologi, dan seni), bidang keterampilan, dan bidang keahlian profesi yang
dijabarkan ke dalam kompetensi yang tertuang di dalam silabus pembelajaran.

7. Prinsip Kesatupaduan Unit Pembelajaran


Kurikulum diselenggarakan dalam unit-unit pembelajaran mata kuliah dan unit semester dengan
bobot satuan kredit semester (sks) tertentu dalam program studi yang secara mandiri mewadahi
program pendidikan akademik (Sarjana).

8. Prinsip Penjaminan Mutu


Kurikulum diselenggarakan dengan memperhatikan prosedur penilaian hasil pembelajaran dan
pengendalian/ penjaminan mutu pendidikan tinggi.

9. Prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi


Dalam rangka penyelenggaraan Tri dharma Perguruan Tinggi, pelaksanaan kurikulum sebagai
darma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya saling menunjang,
saling melengkapi, dan saling mengisi.

C. STRUKTUR KURIKULUM

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


a. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari dimilikinya oleh peserta didik wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang dapat ditampilkan dalam bentuk perilaku.
b. Kedalaman muatan kurikulum pendidikan tinggi dituangkan dalam bentuk kompetensi mata
kuliah pada setiap tingkat atau semester Stratum program Pendidikan Agama Kristen.
Kompetensi terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang barakhlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian dan sikap untuk menemukan, mengembangkan jati diri, serta
menerapkan ilmu, teknologi dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
d. Standar kompetensi lulusan telah ditetapkan dalam statuta Sekolah Tinggi Theologia Injili
Arastamar (SETIA) Ngabang.

30 | P a g e
2. Struktur Mata Kuliah
a. Karakteristik Mata Kuliah
1) Diwarnai oleh arah, visi dan misi, tujuan dan spesifikasi program studi Pendidikan Agama
Kristen pada Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
2) Memuat komponen keilmuan, keterampilan/ pelayanan/ wawasan/ nilai/ sikap/ kepribadian,
dan beranda pada posisi tertentu menuju pencapaian kompetensi yang diharapkan untuk
kesatuan kurikulum, sesuai dengan bidang pendidikan akademik.
3) Merupakan kesatuan materi, kegiatan dan kompetensi dalam waktu semester stratum
program studi tertentu.
4) Dapat merupakan mata kuliah wajib atau pilihan dan terintegrasikan dalam keseluruhan
kurikulum stratum program studi.
5) Menunjukkan sumber belajar yang jelas dan bervariasi, misalnya buku teks, fokus masalah-
masalah lingkungan, pemanfaatan pengalaman subyek belajar.
b. Kompetensi Mata Kuliah
1) Kompetensi yang didukung oleh mata kuliah disusun berdasarkan tujuan, standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam standar isi;
2) Kompetensi yang didukung oleh mata kuliah program studi disusun sesuai tujuan dan
spesifikasi program studi Pendidikan Agama Kristen dalam bidang pendidikan akademik.
c. Pengembangan Silabus Mata Kuliah dan Sistem Penilaian
1) Silabus mata kuliah umum disusun oleh Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang sesuai dengan tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam standar
isi.
2) Silabus mata kuliah program studi sesuai dengan kompetensi mata kuliah yang telah
dirumuskan.
3) Silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan
sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan
prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi.
Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian Pendidikan Agama
Kristen dimulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan
urutan materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan,
bentuk instrumen, dan contoh instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat.
Silabus dan sistem penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,
memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adlah: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil
dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.

Page | 31
d. Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian
Ada 7 langkah penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahap-tahap: identifikasi mata
pelajaran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi kegiatan
pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian yang meliputi jenis tagihan,
bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan
sumber/ bahan/ alat.
1) Identifikasi
Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata
pelajaran, kelas/program, dan semester.
2) Perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PAK dirumuskan berdasarkan
struktur keilmuan agama Kristen dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar
kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. Sesuai
dengan kewenangannya, Depdiknas telah merumuskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.
3) Penentuan substansi kajian
Penentuan substansi kajian yaitu: uraian mengenai materi pokok adalah butir-butir bahan
pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan
materi pokok dapat menggunakan pendekatan prosedural, hirarkis, konkrit ke abstrak, dan
pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan
uraian materi pokok adalah:
a) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi
dasar yang ingin dicapai;
b) Prinsip konsistensi, yaitu adanya konsistensi antara materi pokok dengan kompetensi
dasar dan standar kompetensi;
c) Prinsip adekasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk
mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan
oleh Depdiknas.
4) Pemilihan pengalaman belajar.
Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi
pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman
belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi
dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar,
yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan
dengan metode yang bervariasi. Ada beberapa metode yang pembelajaran yang dapat
dipertimbangkan, antara lain:

32 | P a g e
a) Jigsaw (gergaji ukir), lebih merupakan strategi kerja kelompok yang terstruktur dengan
didasarkan pada kerja sama dalam berbagai tanggung jawab. Strategi ini menjamin
agar setiap mahasiswa memikul suatu tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok.
b) Curah Pendapat, dapat menjadi pembuka sejumlah kegiatan pembelajaran untuk
menemukan sejauh manakah pengetahuan siswa tentang topik. Keberhasilan proses
belajar mengajar adalah kesanggupan dosen memulai dari “apa yang diketahui
mahasiswa.” Hal ini berkaitan erat dengan gagasan bahwa, arsitek perubahan gagasan
peserta didik adalah peserta didik itu sendiri. Peranan dosen hanya sebagai fasilitator
atau sebagai penjaga pembelajaran saja. Adakalanya dengan mengetahui posisi awal
pengetahuan siswa maka guru akan mampu merencanakan urutan pembelajaran
selanjutnya. Prakteknya dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: (1) tahap pertama,
mendaftarkan semua sumbangan pendapat mahasiswa yang diterima mentah tanpa
diskusi. (2) Tahap kedua, masing-masing pendapat didiskusikan, baik untuk
kategorisasi ataupun pengelompokan pendapat karena pengulangan dan sebagainya.
c) Peta Konsep
d) Pertanyaan efektif menggunakan sumber daya cetakan.
e) Membandingkan dan mengsintesiskan informasi-membandingkan dan mendiskusikan
jawaban masing-masing siswa tentang “sumber daya”. Hasilnya, mereka akan mampu
menemukan suatu jawaban yang memuaskan.
f) Mengamati aktif, agar mahasiswa secara aktif melakukan suatu pengamatan berbagai
objek yang ada dalam hidupnya (bisa film, maupun peristiwa kehidupan sosial
masyarakat, budaya dan sebagainya).
g) Peta akibat, dilakukan sebelum dan sesudah mempelajari suatu topik tertentu,
khususnya untuk mengetahui ketuntasan topik. Siswa di dorong untuk memikirkan
berbagai akibat positif dan negatif secara etik, ekonomi, politik, pribadi, hukum dan
budaya dari sesuatu yang dipelajarinya.
h) Keuntungan dan kerugian
i) Permainan peran
j) Kerja praktek
k) Inkuiri, adanya suasana pembelajaran yang menantang setiap mahasiswa dalam
mensikapi sesuatu. Modal utamanya ialah kesanggupan berpikir kritis, jujur, kreatif, dan
bahkan adakalanya menempuh proses berpikir lateral (tak lazim) diluar adat kebiasaan.
5) Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.
Indikator merupakan kompetensi dasar yang secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran
untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja
operasional yang diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator dijabarkan lebih lanjut
ke dalam instrumen penilain yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh
instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian yang
meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Page | 33
Ada 8 jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain:
a) Kuis
Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya
dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk
mengetahui penguasaan pelajaran oleh mahasiswa. Tingkat berpikir yang terlibat
adalah pengetahuan dan pemahaman.
b) Pertanyaan lisan
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.
Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
c) Ulangan harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua
kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman,
aplikasi, dan analisis.
d) Ulangan blok
Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa
kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi,
analisis, sampai sintesis dan evaluasi.
e) Tugas individu
Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan
kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi,
analisis, sampai sintesis, dan evaluasi.
f) Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen
yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi, yaitu
aplikasi sampai evaluasi.
g) Responsi atau ujian praktik
Bentuk ini digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian
responsi bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang
dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan
setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah
dicapai peserta didik dan yang belum.
h) Laporan kerja praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik
bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.

Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen
tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-obejktif, jawaban singkat,

34 | P a g e
menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio. Sedangkan bentuk
instrumen nontes meliputi: wawancara, angket, inventori, dan pengamatan.
Beberapa bentuk instrumen tes yang digunakan antara lain:
a) Pilihan ganda
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskornya objektif, dan bisa
dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan
sampai tingkat sintesis dan analisis.
b) Uraian objektif
Jawaban uraian objektif sudah pasti. Agar hasil penskornya onjektif, diperlukan
pedoman penskornya. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama
walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir diukur bisa sampai pada
tingkat yang tinggi.
c) Uraian non-obyektif/ uraian bebas
Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian,
sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat
berpikir yang diukur bisa tinggi.
d) Jawaban singkat/ isian singkat
Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur
cenderung rendah.
e) Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan
materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.
f) Performans
Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu,
seperti praktik ibadah atau perilaku yang lain.
g) Portofolio
Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai
kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh siswa. Karya-karya
ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan
mahasiswa.

6) Menentukan alokasi waktu.


Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama mahasiswa mempelajari suatu materi
pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik di dalam maupun di
luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.

Page | 35
7) Sumber/ bahan/ alat.
Istilah yang digunakan di sini bukan hanya buku-buku rujukan, referensi, atau literatur, nara
sumber, termasuk juga lingkungan sosial budaya yang relevan. Sedangkan yang dimaksud
dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam praktik
atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat disini dapat bervariasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajarannya.
e. Transfer Mata Kuliah/ Program Studi
1) Transfer mata kuliah/ program studi merupakan pengakuan atas substansi, bobot sks dan
kualitas nilainya yang diperoleh dari program studi terdahulu oleh peserta didik yang
memasuki program studi pada stratum satu Pendidikan Agama Kristen;
2) Transfer mata kuliah program studi dapat dilakukan:
a) Dari dan ke program studi dalam program pendidikan yang sama (prorgam pendidikan
akademik atau profesi atau vokasi);
b) Dari program studi pendidikan profesi ke program studi pendidikan akademik.
c) Dari program studi pendidikan vokasi ke program studi pendidikan akademik.
3) Transfer mata kuliah program studi mengacu kepada kurikulum program studi pada stratum
satu Pendidikan Agama Kristen yang dimasuki peserta didik.
4) Transfer mata kuliah program studi diselenggarakan oleh program studi pada stratum yang
dimasuki peserta didik.

f. Pindah Perguruan Tinggi


1) Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang menerima peserta didik
pindahan dari perguruan tinggi lain, asalkan dari program studi yang terakreditasi minimal
setara dengan akreditasi program studi di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang.
2) Dalam perpindahan antarperguruan tinggi dapat diselenggarakan transfer mata kuliah
program studi.
3) Dalam perpindahan antar perguruan tinggi peserta didik diwajibkan menempuh kegiatan
pembelajaran di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang dalam rentang
waktu standar untuk penyelesaian studi pada stratum pendidikan program studi yang
dimasuki.
4) Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang dapat pindah ke
perguruan tinggi lain dengan membawa transfer mata kuliah program studi setelah
menyelesaikan segala administrasi.

g. Penyelenggaraan Pembelajaran
Kurikulum program studi diwujudkan melalui proses pembelajaran oleh pengampu mata kuliah
serta muatan lokal, pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler sebagaimana diatur
dalam Standar Dosen sebagai Tenaga Pendidik dan Standar Prasarana dan Sarana yang
disusun sendiri.
36 | P a g e
h. Gelar
1) Peserta didik yang telah mememuhi persyaratan dinyatakan berhak memperoleh gelar
akademik sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
2) Penggunaan gelar akademik lulusan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang hanya dibenarkan dalam bentuk dan singkatan yang diterima dari Sekolah Tinggi
Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.

3. Struktur Kurikulum Program Pendidikan


Sesuai dengan bentuknya Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
menyelenggarakan program pendidikan akademik. Program akdemik yang saat ini dijalankan adalah
program pendidikan Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K.). Program pendidikan sarjana adalah
program pendidikan penghasil lulusan yang memiliki kompetensi:
a. Menguasai dasar-dasar ilmiah disiplin ilmu dalam bidang ilmu Agama Kristen sehingga mampu
mengidentifikasi, memahami, menjelaskan, mengevaluasi/ menganalisis secara kristis dan
merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada dalam cakupan disiplin ilmunya;
b. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat sesuai dengan disiplin ilmunya;
c. Bersikap dan berperilaku/ berkarya dalam karir tertentu sesuai dengan norma kehidupan
masyarakat.
d. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni.

D. STANDAR PENILAIAN

1. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Dalam Permendiknas no. 20 tahun 2007 memuat tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam hal ini merupakan salah satu aspek
dalam proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Ngabang.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil suatu keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen tes maupun nontes.
Berdaasrkan permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan maka dalam
memberikan suatu penilaian terhadap mahasiswa, dilakukan tahapan sebagai berikut:
1. Nilai akhir yang didapat mahasiswa pada tiap mata kuliah berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan pada masing-masing mata kuliah.
2. Sistim penilaian yang digunakan untuk mengukur seorang mahasiswa dalam mengkuti setiap
mata kuliah sebagai berikut:
Nilai akhir di kompensasi dalam bentuk huruf sesuai ketentuan sebagai berikut:
Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Bobot Predikat
80-100 A 4,00 Sangat Baik

Page | 37
70-79 B 3,00 Baik
60-69 C 2,00 Cukup
50-59 D 1,00 Kurang
0-49 E 0,00 Gagal

3. Nilai lulus setiap mata kuliah serendah-rendahnya adalah C, nilai untuk sepanjang studi.
4. Perbaikan nilai dimungkinkan sepanjang batas masa studi (termasuk kewajiban menempuh
ujian karena nilai D dan E) dan nilai yang dipergunakan adalah nilai tertinggi.

2. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 180 Tahun 1997


Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI Nomor 180 Tahun 1997 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi Teologi/ Kependetaan dan Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) serta Ujian
Negara dan diperbaharui dalam keputusan Menteri Agama RI Nomor 534 Tahun 2007. Dalam
beberapa kali pertemuan dengan pimpinan Perguruan Tinggi Teologi dalam meningkatkan kualitas/
mutu lulusan, maka dalam BAB VIII Sistem Pemberian Angka Pasal 11 ayat 1, maka sistem
pemberian angka menurut tata cara pelaksana Sistem Kredit Semester dengan angka:
A berarti baik sekali;
B berarti baik;
C berarti cukup;
D berarti kurang;
E berarti gagal.
Sedang berdasarkan ayat 2 bahwa Indeks Prestasi (IP) baik program gelar bagi jalur gelar
program S1 IP minimal 2,00
Karena itu untuk beberapa mata kuliah ditentukan batas standar nilai dan apabila
mendapatkan nilai C maka dinyatakan tidak lulus/ gagal, adapun mata kuliah sebagai berikut:
Mata Kuliah Standar Nilai
Mata Kuliah Inti
Pembimbing Pengetahuan PL B
Pembimbing Pengetahuan PB B
Bahasa Ibrani B
Bahasa Yunani B
Hermeneutika B
Pembimbing Teologi Sistematika B
Psikologi Pendidikan B
Dasar-Dasar Kependidikan B
Teknologi dan Media Pembelajaran PAK B
Teori-Teori Belajar dan Penerapannya Dalam PAK B
Strategi Pembelajaran PAK B

38 | P a g e
Evaluasi Pembelajaran PAK B
Pengembangan Kurikulum PAK B
Manajemen Kependidikan Berwawasan MPMBS B
Hermeneutik B
Homiletika B
Metode-Metode Penelaahan Alkitab di Sekolah dan Jemaat B
Praktik Teknologi Pendidikan Dalam PAK B
Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK B
PAK dalam Masyarakat Majemuk B
Praktek Kerja Lapangan B
Bimbingan dan Penulisan Skripsi B
Mata Kuliah Institusi
Visi dan Misi B
Liturgika B
Kateketika B
Dogmatika 1 B
Pendidikan Agama Kristen B
PAK Anak B
PAK Remaja B
PAK Dewasa B
Etika B

E. SISTEM DAN PROSEDUR ADMINISTRASI AKADEMIK


1. Kartu Rencana Studi (KRS)
a. Mahasiswa merencanakan dan mengajukan pengisian kartu rencana studi setiap
awal semestrer berlangsung dengan mengkonsultasikan kepada dosen wali masing-
masing.
b. Pengambilan mata kuliah setiap semester disajikan secara paket dengan jumlah
SKS mata kuliah berdasarkan pada hasil Indek Prestasi studi semester sebelumnya.
Mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil mata kuliah sesuai dengan paket mata
kuliah semester yang ditempuhnya, kecuali jika terdapat hal–hal khusus maka mahasiswa
diperbolehkan mengambil mata kuliah diluar paket dengan persetujuan Ketua Prodi dan Puket 1,
Akademik

2. Kartu Hasil Studi (KHS)


a. Mahasiswa mendapatkan KHS setiap akhir semester yang didalamnya tercantum Indeks
Prestasi untuk dasar pengambilan mata kuliah dalam penyusunan KRS.
b. Arsip kartu studi diberlakukan sebagai arsip rahasia dan disimpan oleh mahasiswa yang
bersangkutan, Ketua Prodi, dan bidang Akademik.

Page | 39
3. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik setiap mahasiswa dilakukan oleh dosen wali masing-masing yang telah
ditentukan oleh Sekolah.
a. Kewajiban dosen wali
1) Membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menentukan mata kuliah dan pengisian
KRS setiap semester sehingga dapat mengoptimalkan masa studinya dengan baik dan
efektif.
2) Membantu mahasiswa dengan memberikan pengarahan dan menyelenggarakan diskusi
rencana penyusunan mata kuliah.
3) Memeriksa dan memberikan legalisasi KRS dengan memperhatikan kelulusan prasyarat
mata kuliah untuk pengambilan mata kuliah baru dan jumlah SKS yang diambil berdasarkan
Indeks Prestasi Semester (IPS) sebelumnya.
4) Membantu Puket 1, Akademik dalam menginformasikan Peraturan Akademik serta
Pemerintah.
5) Menyelenggarakan diskusi, memberikan pertimbangan dan membimbing mahasiswa dalam
pengajuan proposal skripsi dan penyelesaian skripsi mahasiswa mahasiswa.
6) Membantu mahasiswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan potensi, minat,
bakat, dan kemampuan umum akademik lainnya.
7) Membantu mahasiswa dalam memunculkan, menjaga, dan meningkatkan motivasi
berprestasi sehingga dapat menemukan pemecahan yang ideal untuk setiap masalah yang
berhubungan dengan akademik secara langsung maupun tidak langsung.
8) Membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
akademik secara langsung maupun tidak langsung dengan menjadi konselor
9) Menyiapkan waktu konsultasi untuk mahasiswa bimbingan, minimal dua kali sebulan.

b. Hak dosen wali


1) Mendapatkan informasi detil mengenai peraturan dan prosedur pengisian KRS, serta
mendapatkan informasi KHS mahasiswa setiap awal semester sebelum masa pengisian
KRS semester berikutnya dimulai dari pihak bagian Akademik.
2) Mendapatkan informasi detil mengenai peraturan akademik tingkat Program Studi, Sekolah,
serta Pemerintah.
3) Mendapatkan informasi kelancaran pengajuan proposal skripsi dan penyelesaian skripsi
mahasiswa bimbingannya dari pihak Sekolah atau mahasiswa.
4) Mendapatkan informasi lain terkait kedudukannya sebagai konselor mahasiswa
bimbingannya.

4. Ujian dan Penilaian


a. Ujian
1) Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian adalah:

40 | P a g e
 Untuk menilai apakah seorang mahasiswa telah memahami atau menguasai bahan
yang telah disajikan kepadanya. Dalam hubungan ini setiap pekerjaan mahasiswa harus
diberi range nilai oleh tenaga pengajar yang bersangkutan dan dikembalikan kepada
mahasiswa tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
 Untuk mengelompokkan mahasiswa ke dalam beberapa golongan didasarkan pada
kemampuannya sehingga terdapat mahasiswa yang termasuk golongan-golongan
sebagai berikut:
 Untuk menilai dosen/ pengajar apakah bahan yang disajikan telah sesuai dan cara
penyajiannya telah cukup baik sehingga para mahasiswa dengan usaha yang wajar
dapat memahami bahan tersebut.

2) Sistem Ujian
 Ujian dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti ujian tertulis, ujian lisan, ujian
dalam dalam bentuk seminar, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ujian dalam bentuk
penulisan karangan dan sebagainya. Karena di dalam setiap kali ujian terkandung unsur
ketidak tepatan didalamnya, maka perlu diselenggarakan ujian lebih dari satu kali agar
diperoleh nilai yang mendekati ketepatan. Untuk itu dilaksanakan satu kali ujian sisipan
tengah semester, tidak ada ujian ulang bagi mahasiswa yang tidak lulus ujian semester
yang bersangkutan.
 Mahasiswa yang diperkenankan mengikuti ujian adalah mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan terutama jumlah kehadiran perkuliahan minimal 75 % dari jumlah
tatap muka yang wajib diikuti per mata kuliah atau bila alpa tiga kali.
 Dalam hal mahasiswa tidak bisa mengikuti ujian semester karena berhalangan (sakit),
maka mahasiswa yang bersangkutan dapat menyelenggarakan ujian khusus dengan
mengajukan permohonan ujian kepada ketua prodi dan puket 1, Akademik. Dalam hal
ini ujian bagi mahasiswa yang bersangkutan sekurang-kurangnya seminggu sebelum
masa kuliah berikutnya dimulai.
3) Pengumuman Hasil Ujian
 Pekerjaan ujian yang telah dinilai harus dikembalikan ke mahasiswa yang bersangkutan
sebagai umpan balik bagi perkuliahan selanjutnya.
 Hasil ujian diumumkan secara terbuka oleh Sekolah dan ditempelkan pada tempat yang
mudah dibaca oleh mahasiswa.
b. Penilaian
1) Sistem Penilaian
 Standar penilaian adalah mutlak.
 Nilai yang diserahkan oleh tenaga pengajar kepada Sekolah mencakup jumlah
keseluruhan nilai yang diperoleh mahasiswa melalui nilai terstruktur, mandiri, mid
semester, dan semester.

Page | 41
 Besar presentasi nilai terstruktur, mandiri, mid semester, dan semester ditentukan oleh
masing-masing dosen pengajar dengan berpedoman pada peraturan Sekolah yang
telah ditetapkan dalam Silabus yang telah dibuat Sekolah.
 Standar penilaian perkegiatan: terstruktur, mandiri, mid semester, semester ditetapkan
sebagai berikut:
80-100 :A
70-79 :B
60-69 :C
50-59 :D
0-49 :E
2) Pengolahan Nilai
Berikut langkah pengolahan nilai:
 Nilai angka terlebih dahulu ditukar menjadi huruf
 Nilai yang harus berdasarkan perkegiatan ditukar menjadi nilai angka berdasarkan bobot
(A=4, B=3, C=2, D=1, E=0).
 Nilai tersebut dijumlahkan hasilnya menjadi nilai akhir suatu mata kuliah
 Nilai ditukar berdasarkan standar menjadi huruf: A, B, C, D, dan E.

Contoh nilai mahasiswa X dalam Mata Kuliah Logika adalah:


Nilai Terstruktur = 72 = B, 15% X B (3) = 0,45
Nilai Mandiri = 75 = B, 15% X B (3) = 0,45
Nilai Mid Semester = 70 = B, 35 % X B (3) = 1,05
Nilai Semester = 78 = B, 35 % X B (3) = 1,05
Jumlah nilai yang diperoleh = 3,00

Maka nilai X dalam Mata Kuliah Logika adalah 3,00 = B


5. Mengulang dan Perbaikan Nilai
a. Mengulang adalah melakukan ujian terhadap suatu mata kuliah yang mendapat nilai E, D, atau
C sesuai dengan standar yang telah ditetapkan mata kuliah dengan mengikuti kegiatan
perkuliahan kembali.
b. Memperbaiki nilai adalah perbaikan terhadap mata kuliah yang mendapat nilai kurang dari A
dengan mengikuti kegiatan perkuliahan.
c. Mengulang dan perbaikan nilai dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Mata kuliah yang diulang dan diperbaiki harus dimasukkan dalam KRS berdasarkan Indeks
Prestasi Semester (IPS) yang telah diperoleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai denga
semester sebelumnya.
2) Perbaikan nilai hanya satu kali. Apabila pada ujian ulang menghasilkan nilai lebih rendah
dari hasil ujian yang pertama, maka nilai yang dipakai ialah nilai pada hasil ujian dengan
nilai yang tertinggi.

42 | P a g e
6. Pengadministrasian Nilai
a. Hasil ujian harus dimasukkan oleh tenaga pengajar bersangkutan dalam Kartu Nilai Kolektif
(KNK) dan menyerahkan kepada Sekolah selambat-lambatnya satu minggu setelah ujian
dilaksanakan.
b. Sekolah mengumumkan hasil ujian selambat-lambatnya 10 hari setelah ujian dilaksanakan.
c. Perubahan nilai oleh tenaga pengajar hanya diperbolehkan karena sebab-sebab yang wajar,
seperti kesalahan menghitung atau karena mahasiswa telah dapat melengkapi tugas yang
dibebankan kepadanya.
d. Setelah nilai diumumkan nilai diserahkan kepada bagian Administrasi Akademik (BAAK) dan
diarsipkan dengan baik agar sewaktu-waktu dapat diperoleh kembali dengan segera dan
mudah.

7. Evaluasi Keberhasilan Studi


a. Evaluasi keberhasilan studi dinyatakan dengan Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK).
b. Nilai mutu adalah kredit mata kuliah yang diambil setiap semester dikalikan dengan nilai bobot
mata kuliah.
c. Jumlah keseluruhan nilai mutu ialah jumlah seluruh hasil perkalian mata kuliah yang dikalikan
nilai bobot mata kuliah sejak dari permulaan permulaan semester sampai dengan akhir.
d. Indeks Prestasi Semester (IPS) adalah angka yang menunjukkan prestasi mahasiswa untuk
satu semester yang bersangkutan. IPS dihitung menurut semester yang bersangkutan. IPS
dapat digunakan untuk mengikuti kemajuan belajar mahasiswa setiap semester berikutnya.
Batas minimum jumlah SKS yang dapat diambil oleh mahasiswa setiap semester adalah 16 SKS
dan batas maksimum 24 SKS dilihat dari IP mahasiswa pada setiap semester sebelumnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:.
1) IP 2.00 dapat mengambil 16 SKS
2) IP 2.50 dapat mengambil 20 SKS
3) IP 3.00 dapat mengambil 24 SKS
e. IPK adalah angka yang menunjukkan prestasi mahasiswa mulai dari semester pertama sampai
dengan semester terakhir yang sudah ditempuh secara kumulatif.
f. Untuk mencapai nilai IP dan IPK, maka nilai huruf dirubah terlebih dahulu menjadi bobot sebagai
berikut: A=4, B=3, C=2, D=1, E=0.
Perhitungan selanjutnya mempergunakan rumus sebagai berikut:

IP =

IPK =

g. Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang mahasiswa diperkenankan untuk


melanjutkan studi atau bilamana tidak dapat memenuhi ketentuan maka mahasiswa tersebut
dinyatakan Drop Out (DO), dan harus meninggalkan kegiatan akademik sekolah.
Page | 43
h. Seorang mahasiswa dapat meneruskan studi apabila memenuhi syarat:
i. Mahasiswa telah menyelesaikan jenjang studi sarjana strata 1 dan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan Kristen (S.Pd.K.) apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,50
2) Tidak ada nilai E, D, atau C sesuai dengan standar minimal yang telah ditentukan tiap mata
kuliah.
3) Telah lulus Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan ujian Skripsi
4) Apabila IPK yang dicapai mahasiswa tersebut kurang dari 2,50 maka kepadanya diberikan
kesempatan untuk memperbaiki IPK tersebut sebelum mengajukan judul skripsi.
5) Judul skripsi dapat diajukan setelah mahasiswa dapat menyelesaikan 85% dari mata kuliah
inti.
6) Predikat kelulusan mahasiswa adalah sebagai berikut:
No Yudisium IPK Keterangan
Dengan Pujian 3,50-
1
(Cumlaude)* 4,00
*Tidak pernah mengulang ujian mata kuliah dan
3,00-
2 Sangat memuaskan tanpa nilai D atau C sesuai dengan standar
3,49
minimal tiap mata kuliah yang telahditentukan
2,50-
3 Memuaskan dan dapat menyelesaikan studi maksimal 10
2,99
semester
2,00-
4 Cukup
2,49

8. Batas Waktu Studi


a. Mata kuliah yang dibebankan harus dapat diselesaikan oleh mahasiswa dalam waktu yang telah
ditentukan yaitu maksimum 14 semester (7 tahun) untuk menyelesaikan jenjang Sarjana Strata
1.
b. Bilamana terdapat perhentian sementara masa studi dikarenakan adanya tindakan atau
hukuman akademik, maka masa tersebut diperhitungkan dalam masa studi.

9. Sanksi Akademik dan Non Akademik


a. Sanksi Akademik
1) Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi sampai dengan 2 minggu sesudah waktu
registrasi yang telah ditentukan dinyatakan alpa studi dan dikenakan sanksi berupa tidak
memperoleh pelayanan akademik dan administrasi serta tidak dapat mengajukan cuti kuliah.
2) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran dua semester berturut-turut dikenakan sanksi
akadmik berupa pemutusan studi.
3) Mahasiswa yang kehadirannya dalam mengikuti kuliah kurang dari 60% (sakit atau
keperluan lainnya) dari kehadiran dosen dalam satu semester atau yang alpa tiga kali dalam
kuliah tidak berhak untuk mengikuti ujian untuk mata kuliah tersebut.

44 | P a g e
4) Mahasiswa yang tidak melaksanakan tugas terstruktur dan atau tugas mandiri, kepadanya
dapat dikenakan sanksi penundaan atau pembatalan nilai yang diperolehnya oleh dosen
yang bersangkutan.
5) Mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan studi dalam masa studi maksimum (14
semester) tanpa alasan yang dapat diterima dikenakan sanksi akademik berupa gugur studi.
6) Penetapan sanksi akademik diusulkan oleh sekolah melalui rapat dosen dan staff. Usulan
tersebut disampaikan kepada Ketua untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Studinya.
7) Mahasiswa yang telah menerima Surat Keputusan Pemberhentian Studi, maka yang
bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti studi di SETIA Ngabang.

b. Sanksi Non Akademik


Mahasiswa yang melanggar ketentuan akademik, hukum, dan moral diatur tersendiri dalam
kode etik dan tata tertib Mahasiswa SETIA Ngabang.

10. Tata Tertib Perkuliahan Bagi Mahasiswa


a. Mahasiswa masuk dan keluar tepat waktu
b. Ketidakhadiran dapat ditolerir maksimal 40 % karena sakit dan izin dari total tatap muka. Alpa
tiga kali dinyatakan gagal dalam mata kuliah tersebut.
c. Mahasiswa wajib menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan, dan keindahan kelas serta
kampus sebelum, selama, dan setelah proses perkuliahan.
d. Mahasiswa wajib menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11. Pindah Kuliah


a. Mahasiswa sekolah tinggi lain diperkenankan pindah kuliah ke SETIA Ngabang dengan
ketentuan bahwa mahasiswa yang bersangkutan berasal dari sekolah tinggi yang terakreditasi.
b. Mahasiswa pindah kuliah dapat mengajukan konversi nilai dan mata kuliah dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Konversi mata kuliah yang bersangkutan didasarkan pada mata kuliah yang berlaku di
SETIA Ngabang
2) Pengajuan konversi mata kuliah dengan mengajukan permohonan kepada Ketua melalui
Pembantu Ketua 1, Akademik dengan melampirkan:
 Transkrip nilai yang yang sudah dilegalisir yang sudah diperoleh dari sekolah tinggi
asal sebelumnya.
 Permohonan pindah dari sekolah tinggi asal.

12. Seminar Proposal / Sidang Kolokium


a. Mahasiswa yang layak untuk mengikuti seminar Proposal adalah setiap mahasiswa telah
mengumpulkan minimal 130 SKS mata kuliah inti, lulus PPL, telah melakukan penelitian dan
seminar serta telah mengikuti mata kuliah metode penulisan skripsi.

Page | 45
b. Syarat untuk mengikuti sidang proposal:
1) Mahasiswa mengajukan surat permohonan untuk mengikuti sidang proposal dengan
melampirkan foto kopi KHS dan judul skripsi kepada Ketua Program Studi
2) Surat persetujuan dari dosen wali untuk diserahkan kepada Ketua Program Studi
3) Melengkapi segala administrasi
4) Mahasiswa yang berhak mengikuti seminar proposal akan diumumkan oleh Ketua Program
Studi
5) Mahasiswa yang telah mendapat persetujuan untuk mengikuti seminar proposal wajib
mengumpulkan 5 buah proposal kepada Ketua Program Studi
c. Mahasiswa yang lulus sidang kolokium berhak melanjutkan dengan proses penyusunan skripsi

13. Skripsi
1. Mahasiswa yang menyusun skripsi adalah mereka yang telah lulus seminar proposal/ sidang
kolokium.
2. Mahasiswa yang hendak menyusun skripsi berhak memperoleh bimbingan dari dosen
pembimbing sebanyak 2 orang yang akan ditentukan oleh Ketua Prodi.
3. Mahasiswan yang hendak menyusun skripsi adalah mahasiswa yang telah mengumpulkan
minimal 140 SKS, tidak ada ada nilai E, D, atau C sesuai dengan standar minimal kelulusan.
4. Selama menyusun skripsi maka mahasiswa wajib melakukan pertemuan dengan masing-masing
dosen pembimbing minimal 5 kali pertemuan.

14. Ujian Komprehensif


a. Ujian komprehensif dimulai dengan mengadakan ujian: mata kuliah Visi Misi SETIA, Dogmatika,
Sejarah Gereja, Pembimbing PengetahuanAlkitab PL-PB, Etika, dan Teologi Agama-agama
b. Mahasiswa yang telah lulus dari ujian tersebut diperbolehkan untuk mengikuti sidang skripsi
dengan mengumpulkan 5 buah salinan skripsi yang akan diujiankan.
c. Mahasiswa wajib menyelesaikan segala administrasi yang dibutuhkan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

15. Yudisium
a. Yudisium merupakan pengumuman nilai kepada mahasiswa sebagai proses penilaian akhir dari
seluruh mata kuliah yang telah diambil mahasiswa dan penetapan nilai dalam transkrip
akademik serta memutuskan lulus atau tidaknya mahasiswa dalam menempuh studi dalam
jangka waktu tertentu.
b. Yudisium ditetapkan dalam keputusan rapat Yudisium yang diselenggarakan oleh Senat SETIA
Ngabang.
c. Keputusan Yudisium ditetapkan dengan keputusan Ketua SETIA Ngabang.
d. Prestasi Yudisium adalah sebagai berikut:

46 | P a g e
No Yudisium IPK Keterangan
Dengan Pujian 3,50-
1
(Cumlaude)* 4,00
*Tidak pernah mengulang ujian mata kuliah dan
3,00-
2 Sangat memuaskan tanpa nilai D atau C sesuai dengan standar
3,49
minimal tiap mata kuliah yang telahditentukan
2,50-
3 Memuaskan dan dapat menyelesaikan studi maksimal 10
2,99
semester
2,00-
4 Cukup
2,49

16. Wisuda Sarjana


a. Wisuda adalah proses akhir dalam rangkaian kegiatan akademik pada SETIA Ngabang.
b. Mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan seluruh program studi diwisuda dengan tata cara
sebagai berikut:
1) Wisuda dilakukan tiap semester bertepatan dengan ulang tahun sekolah.
2) Yang mewisuda adalah Ketua.
3) Wisudawan dan Wisudawati memakai atribut upacara wisuda
4) Ikrar Kesarjanaan diucapkan oleh seluruh Wisudawan dan Wisudawati yang dipimpin oleh
seseorang Wisudawan/ Wisudawati.
17. Ijazah
a. Mahasiswa yang telah menyelesaikan semua program studi memperoleh Ijazah sebagai bukti
yang bersangkutan telah memenuhi syarat, telah dinyatakan lulus, dan telah diwisuda.
b. Persyaratan pengambilan Ijazah adalah:
1) Transkrip nilai dari Sekolah
2) Menyerahkan blangko alumni ke Bagian Urusan Mahasiswa (BUM)
3) Surat keterangan penyerahan Skripsi dari Ketua Prodi
4) Surat keterangan penyerahan buku dari Ketua Perpustakaan
5) Surat keterangan bebas keuangan dari Puket II, Keuangan
6) Ijazah diambil sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan atau seseorang yang diberikan
kuasa untuk itu dan paling lama tiga tahun setelah diwisuda.

18. Alumni
a. Mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliah wajib mengisi blangko alumni dari bagian alumni
dan kemahasiswaan SETIA Ngabang.
b. Blangko dikembalikan bersamaan dengan pengambilan Ijazah.
c. Alumni diwajibkan memberitahukan pemberitahuan perubahan data dan informasi karir
profesionalnya setiap saat ke bagian alumni dan kemahasiswaan untuk kepentingan jalinan
kerjasama antara Sekolah dan alumni.

Page | 47
F. KODE MATA KULIAH

Pemberian kode mata kuliah sesuai dengan kebijakan Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA)
Ngabang dengan berpedoman pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI Bimas
Kristen RI. Kode mata kuliah terdiri dari 12 baris, dengan ketentuan:
Baris 1, 2 merupakan kode program studi;
Baris 3,4 merupakan kode kelompok mata kuliah;
Baris 5,6 merupakan kode mata kuliah/ urutan mata kuliah pada kelompok mata kuliah tertentu;
Baris 7,8 merupakan kode mata kuliah pada semester 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08
Baris 9-12 merupakan kode tahun terbit/ revisi kurikulum

1. Kode Program Studi terdiri dari:


a. 01 merupakan kode Prodi Teologi/ Kependetaan
b. 02 merupakan kode Pendidikan Agama Kristen
c. 03 merupakan kode Pastoral Konseling
d. 04 merupakan kode Prodi Misiologi
e. 05 merupakan kode Prodi Kepemimpinan
f. 06 merupakan kode Prode Musik Gereja

2. Kelompok Mata Kuliah terdiri dari:


a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) kodenya 01
b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK) kodenya 02
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) kodenya 03
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) kodenya 04
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB) kodenya 05
Contoh:
02.01.04.02.2010 artinya mata kuliah ini merupakan mata kuliah Prodi PAK untuk kelompok mata
kuliah pengembangan kepribadian (MPK) yang merupakan mata kuliah urutan ke-4 dalam kelompok
mata kuliah tersebut yang di keluarkan pada semester 2 dengan revisi kurikulum tahun 2010.

G. PENYEBARAN, PENGELOMPOKAN, DAN STANDAR NILAI LULUS MINIMAL

Kode Semester Nilai


No SKS Mata Kuliah Minimal
Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
1 02.01.01.01.2010 2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 C
2 02.01.02.01.2010 2 Bahasa Indonesia 2 C
3 02.01.03.01.2010 2 Bahasa Inggris 2 C
4 02.01.04.02.2010 2 Logika 2 C
5 02.01.05.02.2010 2 Pengembangan Diri 2 C
6 02.01.06.04.2010 2 Filsafat Pendidikan Agama Kristen 2 C
7 02.01.07.02.2010 2 Ilmu Budaya Dasar 2 C
8 02.01.08.01.2010 2 Sosiologi 2 C

48 | P a g e
9 02.01.09.04.2010 2 Komunikasi 2 B
10 02.01.10.01.2010 2 Metode Belajar 2 C
Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
11 02.02.01.07.2010 2 Teologi Agama-agama 2 C
12 02.02.02.01.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PL 3 B
13 02.02.03.02.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PB 3 B
14 02.02.04.03.2010 2 Pengantar Teologi Sistematika 2 B
15 02.02.05.01.2010 3 Bahasa Ibrani 3 B
16 02.02.06.02.2010 2 Bahasa Ibrani 2 2 C
17 02.02.07.02.2010 3 Bahasa Yunani 3 B
18 02.02.08.03.2010 2 BahasaYunani 2 2 C
19 02.02.09.07.2010 2 Konseling Pastoral 2 B
20 02.02.10.04.2010 3 Dogmatika 3 B
21 02.02.11.08.2010 2 Dogmatika 2 2 C
22 02.02.12.03.2010 3 Tafsir PL 3 C
23 02.02.13.04.2010 2 Tafsir PL 2 2 C
24 02.02.14.04.2010 3 Tafsir PB 3 C
25 02.02.15.07.2010 2 Tafsir PB 2 2 C
26 02.02.16.07.2010 3 Teologi PL 3 C
27 02.02.17.09.2010 2 Teologi PL 2 2 C
28 02.02.18.08.2010 3 Teologi PB 3 C
29 02.02.19.10.2010 2 Teologi PB 2 2 C
30 02.02.20.03.2010 3 Etika 3 B
31 02.02.21.04.2010 2 Etika 2 2 C
32 02.02.22.03.2010 3 Sejarah Gereja Umum 3 C
33 02.02.23.04.2010 2 Sejarah Gereja Asia 2 C
34 02.02.24.07.2010 2 Sejarah Gereja Indonesia 2 C
35 02.02.25.03.2010 3 Pendidikan Agama Kristen 3 B
36 02.02.26.08.2010 2 Kepemimpinan Kristen 2 C
37 02.02.27.09.2010 2 Misiologi 2 C
38 02.02.28.08.2010 2 Apologetika 2 C
39 02.02.29.09.2010 2 Islamologi (Kontekstual) 2 C
40 02.02.30.02.2010 2 Agama Suku 2 C
41 02.02.31.03.2010 2 Hinduisme dan Budhaisme 2 C
42 02.02.32.08.2010 2 Pendidikan Nasional 2 C
43 02.02.33.09.2010 2 Metode Penulisan Skripsi 2 C
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
44 02.03.01.02.2010 2 Psikologi Perkembangan 2 C
45 02.03.02.07.2010 2 Psikologi Pendidikan 2 B
46 02.03.03.02.2010 2 Dasar-dasar Kependidikan 2 B
47 02.03.04.08.2010 2 Teknologi dan Media Pembelajaran PAK 2 B
48 02.03.05.02.2010 2 Teori Belajar & Penerapannya dalam PAK 2 B
49 02.03.06.07.2010 2 Strategi Pembelajaran PAK 2 B
50 02.03.07.07.2010 3 Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
51 02.03.08.09.2010 2 Evaluasi Pembelajaran PAK 2 B
52 02.03.09.09.2010 2 Pengembangan Kurikulum PAK 2 B
53 02.03.10.09.2010 2 Manajemen Kependidikan 2 B
54 02.03.11.08.2010 3 Metode Penelitian Sosial 3 C
55 02.03.12.04.2010 2 Liturgika 2 B
56 02.03.13.09.2010 2 Kateketika 2 B

Page | 49
57 02.03.14.07.2010 2 PAK Anak 2 B
58 02.03.15.08.2010 2 PAK Remaja 2 B
59 02.03.16.09.2010 2 PAK Dewasa 2 B
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
60 02.04.01.03.2010 2 Hermeneutika 2 B
61 02.04.02.04.2010 2 Homiletika 2 B
62 02.04.03.02.2010 2 Metode PA di Sekolah dan Jemaat 2 B
63 02.04.04.10.2010 2 Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
64 02.04.05.10.2010 2 Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK 2 B
65 02.04.06.04.2010 2 Metode Pekabaran Injil 2 C
66 02.04.07.01.2010 2 Evangelism Explosion 2 C
67 02.04.08.03.2010 2 Pelayanan Anak 2 C
68 02.04.09.09.2010 2 Seminar PAK 2 C
69 02.04.10.03.2010 2 Pembinaan Warga Gereja 2 C
70 02.04.11.09.2010 2 Administrasi dan Manajemen Gereja 2 C
71 02.04.12.08.2010 2 Administrasi PAK 2 C
72 02.04.13.01.2010 2 Pembentukan Watak Kristen (PWTn) 2 C
73 02.04.14.07.2010 2 Enterpreneurship 2 C
74 02.04.15.10.2010 2 Visi dan Misi 2 B
75 02.04.16.03.2010 2 Musik Gereja 2 C
76 02.04.17.04.2010 2 Okultisme 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
77 02.05.01.10.2010 2 Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK 2 B
78 02.05.02.08.2010 2 PAK dalam Masyarakat Majemuk 2 B
79 02.05.03.09.2010 2 Oikumene 2 C
80 02.05.04.01.2010 2 Pertanian 2 C
81 02.05.05.07.2010 2 Elektonik 2 C
82 02.05.06.08.2010 2 Perbengkelan 2 C
83 02.05.07.05.2010 6 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 3 3 B
84 02.05.08.10.2010 6 Bimbingan dan Penulisan Skripsi 6 B

MATA KULIAH INTI

Kode Semester Nilai


No SKS Mata Kuliah Minimal
Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
1 02.01.01.01.2010 2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 C
2 02.01.02.01.2010 2 Bahasa Indonesia 2 C
3 02.01.03.01.2010 2 Bahasa Inggris 2 C
4 02.01.04.02.2010 2 Logika 2 C
5 02.01.05.02.2010 2 Pengembangan Diri 2 C
6 02.01.06.04.2010 2 Filsafat Pendidikan Agama Kristen 2 C
Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
7 02.02.01.07.2010 2 Teologi Agama-agama 2
8 02.02.02.01.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PL 3 B
9 02.02.03.02.2010 3 Pembimbing Pengetahuan PB 3 B
10 02.02.04.03.2010 2 Pengantar Teologi Sistematika 2 B
11 02.02.05.01.2010 3 Bahasa Ibrani 3 B
12 02.02.07.02.2010 3 Bahasa Yunani 3 B
13 02.02.09.07.2010 2 Konseling Pastoral 2 B

50 | P a g e
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
14 02.03.01.02.2010 2 Psikologi Perkembangan 2 C
15 02.03.02.07.2010 2 Psikologi Pendidikan 2 B
16 02.03.03.02.2010 2 Dasar-dasar Kependidikan 2 B
17 02.03.04.08.2010 2 Teknologi dan Media Pembelajaran PAK 2 B
18 02.03.05.02.2010 2 Teori Belajar & Penerapannya dalam PAK 2 B
19 02.03.06.07.2010 2 Strategi Pembelajaran PAK 2 B
20 02.03.07.07.2010 3 Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
21 02.03.08.09.2010 2 Evaluasi Pembelajaran PAK 2 B
22 02.03.09.09.2010 2 Pengembangan Kurikulum PAK 2 B
23 02.03.10.09.2010 2 Manajemen Kependidikan 2 B
24 02.03.11.08.2010 3 Metode Penelitian Sosial 3 C
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
25 02.04.01.03.2010 2 Hermeneutika 2 B
26 02.04.02.04.2010 2 Homiletika 2 B
27 02.04.03.02.2010 2 Metode PA di Sekolah dan Jemaat 2 B
28 02.04.04.10.2010 2 Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK 2 C
29 02.04.05.10.2010 2 Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK 2 B
30 02.04.10.03.2010 2 Pembinaan Warga Gereja 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
31 02.05.01.10.2010 2 Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK 2 B
32 02.05.02.08.2010 2 PAK Dalam Masyarakat Majemuk 2 B
33 02.05.07.05.2010 6 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 3 3 B
34 02.05.08.10.2010 6 Bimbingan dan Penulisan Skripsi 6 B

MATA KULIAH INSTITUSI

Kode Semester Nilai


No SKS Mata Kuliah Minimal
Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
1 02.01.07.02.2010 2 Ilmu Budaya Dasar 2 C
2 02.01.08.01.2010 2 Sosiologi 2 C
3 02.01.09.04.2010 2 Komunikasi 2 C
4 02.01.10.01.2010 2 Metode Belajar 2 C
Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
5 02.02.10.04.2010 3 Dogmatika 3 B
6 02.02.12.03.2010 3 Tafsir PL 3 C
7 02.02.14.04.2010 3 Tafsir PB 3 C
8 02.02.16.07.2010 3 Teologi PL 3 C
9 02.02.18.08.2010 3 Teologi PB 3 C
10 02.02.20.03.2010 3 Etika 3 B
11 02.02.22.03.2010 3 Sejarah Gereja Umum 3 C
12 02.02.23.04.2010 2 Sejarah Gereja Asia 2 C
13 02.02.24.07.2010 2 Sejarah Gereja Indonesia 2 C
14 02.02.25.03.2010 3 Pendidikan Agama Kristen 3 B
15 02.02.26.08.2010 2 Kepemimpinan Kristen 2 C
16 02.02.27.09.2010 2 Misiologi 2 C
17 02.02.28.08.2010 2 Apologetika 2 C
18 02.02.29.09.2010 2 Islamologi (Kontekstual) 2 C
19 02.02.32.08.2010 2 Pendidikan Nasional 2 C
20 02.02.33.09.2010 2 Metode Penulisan Skripsi 2 C

Page | 51
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
21 02.03.12.04.2010 2 Liturgika 2 B
22 02.03.13.09.2010 2 Kateketika 2 B
23 02.03.14.07.2010 2 PAK Anak 2 B
24 02.03.15.08.2010 2 PAK Remaja 2 B
25 02.03.16.09.2010 2 PAK Dewasa 2 B
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
26 02.04.06.04.2010 2 Metode Pekabaran Injil 2 C
27 02.04.07.01.2010 2 Evangelism Explosion 2 C
28 02.04.08.03.2010 2 Pelayanan Anak 2 C
29 02.04.09.09.2010 2 Seminar PAK 2 C
30 02.04.12.08.2010 2 Administrasi PAK 2 C
31 02.04.13.01.2010 2 Pembentukan Watak Kristen (PWTn) 2 C
32 02.04.14.07.2010 2 Enterpreneurship 2 C
33 02.04.11.09.2010 2 Administrasi dan Manajemen Gereja 2 C
34 02.04.15.10.2010 2 Visi dan Misi 2 B
35 02.04.16.03.2010 2 Musik Gereja 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
36 02.05.03.09.2010 2 Oikumene 2 C

MATA KULIAH PILIHAN

Kode Semester Nilai


No SKS Mata Kuliah Minimal
Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK)
1 02.02.06.02.2010 2 Bahasa Ibrani 2 2 C
2 02.02.08.03.2010 2 BahasaYunani 2 2 C
3 02.02.11.04.2010 2 Dogmatika 2 2 C
4 02.02.13.04.2010 2 Tafsir PL 2 2 C
5 02.02.15.07.2010 2 Tafsir PB 2 2 C
6 02.02.17.09.2010 2 Teologi PL 2 2 C
7 02.02.19.10.2010 2 Teologi PB 2 2 C
8 02.02.21.04.2010 2 Etika 2 2 C
9 02.02.30.02.2010 2 Agama Suku 2 C
10 02.02.31.03.2010 2 Hinduisme dan Budhaisme 2 C
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
11 02.04.17.04.2010 2 Okultisme 2 C
Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
13 02.05.04.01.2010 2 Pertanian 2 C
14 02.05.05.07.2010 2 Elektonik 2 C
14 02.05.06.08.2010 2 Perbengkelan 2 C

52 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Kode Mata Kuliah : 02.01.01.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 1 (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mempunyai pengertian tentang Pancasila, UUD 1945 dan amandemennya,


menghayatinya, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Kristen,
warga gereja dan anggota masyarakat.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian sejarah Pancasila


2. Mampu menguraikan pengertian UUD 1945 dan amandemen UUD 1945
3. Mampu menjelaskan Wawasan Nusantara
4. Mampu menghayati kewajiban Bela Negara
5. Mampu menjelaskan ketahanan Nasional
6. Mampu menghayati Demokrasi
7. Mampu mengidentifikasi masalah HAM
8. Mampu menjelaskan Pembangunan Nasional
9. Mampu menguraikan masalah kewarganegaraan
10. Mampu mengemukakan pengertian politik dan komponen dalam politik Nasional
11. Mampu mengutarakan pengertian dan komponen Strategi Nasional
12. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur Sishankamrata
13. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam hidupnya sebagai umat Kristiani.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Sejarah lahirnya Pancasila


2. UUD 1945 dan Amandemen
3. Wawasan Nusantara
4. Bela Negara
5. Ketahanan Nasional
6. Demokrasi
7. Hak Azasi Manusia
8. Pembangunan Nasional
9. Kewarganegaraan
10. Politik Nasional
11. Strategi Nasional
12. SISHAMKAMRATA
13. Peran Umat Kristiani, Gereja dan Orang Kristen dalam perjuangan bangsa

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

Page | 53
1. Menjelaskan pengertian sejarah Pancasila
2. Menguraikan pengertian UUD 1945 dan Amandemen
3. Menjelaskan Wawasan Nusantara
4. Menghayati kewajiban Bela Negara
5. Menjelaskan Ketahanan Nasional
6. Menghayati Demokrasi
7. Mengidentifikasi masalah Hak Azasi Manusia
8. Menjelaskan Pembangunan Nasional
9. Menguraikan masalah Kewarganegaraan
10. Mengemukakan pengertian politik politik dan komponen dalam Politik Nasional
11. Mengutarakan pengertian dan komponen Strategi Nasional
12. Mengidentifikasi unsur-unsur SISHAMKAMRATA
13. Mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam hidupnya sebagai umat Kristiani

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menghayati pelaksanaan HAM di masyarakat
sekitarnya
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, seminar
D. Tugas : Tinjauan buku, observasi, presentasi.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Presentasi kelas : 30%
3. Pengamatan dan Tinjauan buku : 40%
4. UTS : 15%
5. UAS : 15%
F. Teknik : Tertulis, pengamatan
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR
1. Alkitab, Jakarta: LAI 2006
2. Akhidah, Sabarti M.K., Pendidikan Kewiraan, Jakarta, 199
3. Darji Darmodihardjo, Orientals singKat Pancasila, Jakarta: Balai Pustaka 1979
4. Darji Darmodihardjo, Pancasila dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: Balai Pustaka, 1981
5. Darji Darmodihardjo, Pancasila Sumber Tegak Hukum, Malang: Univ. Brawijaya, 1976
6. Driayarkara, Filsafat Religi, Jakarta, 1959
54 | P a g e
7. Lemhanas, Kewiraan untuk Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1983.
8. Puswandoyo, Suryanto, Filsafat Pancusila, Jakarta: Gramedia, 1989
9. Sobana, H.A.N., Kewiraan dalam Konsepsi dan Implementasi, Bandung: Trigenda
Karya
10. UUD 45 dan Amandemennya. 1996

Page | 55
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : 02.01.02.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 1 (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki wawasan pengetahuan kebahasaan serta sadar tentang pentingnya


menggunakan bahasa Indonesia sebagai calon guru Pendidikan Agama Kristen dan
menunjukkan cara berbahasa Indonesia serta sanggup menyusun laporan karya ilmiah dengan
menggunkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan sejarah dan fungsi Bahasa Indonesia


2. Mampu menjelaskan pembinaan danpembakuan Bahasa Indonesia
3. Mampu menjelaskan ragam Bahasa Indonesia
4. Mampu menjelaskan ejaan Bahasa Indonesia
5. Mampu menjelaskan pengertian diksi, kalimat, dan paragraf
6. Mampu menjelaskan Karangan, Surat, dan Laporan
7. Mampu membuat karya ilmiah

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Sejarah dan fungsi Bahasa Indonesia


2. Pembinaan dan Pembakuan Bahasa Indonesia
3. Ragam bahasa Indonesia
4. Ejaan Bahasa Indonesia
5. Diksi, kalimat dan paragraf
6. Karangan, Surat, dan Laporan
7. Penyusunan Laporan karya ilmiah

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan sejarah dan fungsi Bahasa Indonesia


2. Menjelaskan pembinaan dan pembakuan Bahasa Indonesia
3. Menjelaskan ragam Bahasa Indonesia
4. Menjelaskan ejaan Bahasa Indonesia
5. Menjelaskan pengertian diksi, kalimat, dan paragraf
6. Menjelaskan Karangan, Surat, dan Laporan
7. Membuat karya ilmiah

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempraktikkan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
4. Mahasiswa menyusun laporan karya ilmiah yang baik dan benar
56 | P a g e
C. Metode : Ceramah, diskusi, tugas-tugas invidu dan kelompok
D. Tugas : Menyusu laporan karya ilmiah
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas Individu : 30%
3. Presentasi Kelompok : 40%
4. UTS : 15%
5. UAS : 15%
F. Teknik : Tertulis, pengamatan
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR
1. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan, Jakarta: Balai Pustaka
2. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Pembentukan Istilah,
Jakarta: Balai Pustaka
3. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Politik Bahasa Indonesia 1&2, Jakarta:
Balai Pustaka
4. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1988
5. Keraf, Gorys, Komposisi, Ende Flores: Nusa Indah, 1981
6. Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Ende Flores: Nusa Indah, 1981
7. Keraf, Gorys, Eksposisi Deskrips, Ende: Flores: Nusa Indah, 1981

Page | 57
Mata Kuliah : Bahasa Inggris
Kode Mata Kuliah : 02.01.03.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 1 (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai pengetahuan tentang Bahasa Inggris, memiliki kesadaran tentang


pentingnya bahasa Inggris, serta menunjukkan kebiasaan menggunakannya dalam pelayanan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu membaca dengan lancar


2. Mampu memberikan arti kara dengan benar
3. Mampu menganalisa kalimat bahasa Inggris
4. Mampu bercerita dalam bahasa Inggris
5. Mampu menyanyikan Himne dalam bahasa Inggris

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Fonetik (cara membaca dalam bahasa Inggris)


2. Perbendaharaan kata
3. Gramatika Dasar
4. Tenses
5. Doa sederhana dalam Bahasa Inggris (Doa Bapa Kami, doa makan, doa mau tidur,
mazmur, dll)
6. Renungan sederhana dalam bahasa Inggris
7. Nyanyian Himne dalam bahasa Inggris

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Membaca dengan lancar


2. Memberikan arti kata dengan benar
3. Menganalisa kalimat bahasa Inggris
4. Berdoa dalam bahasa Inggris
5. Menyampaikan renungan singkat dalam bahasa Inggris
6. Menyanyikan Himne dalam bahasa Inggris

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual can partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mendemonstrasikan kemampuan berbahasa Inggris
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas individu dan kelompok
D. Tugas : Menghafalkan perbendaharaan kata bahasa Inggris
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas proyek mingguan : 30%
3. Pendalaman materi : 10%
4. UTS : 20%
58 | P a g e
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR
1. Alkitab, bahasa Inggris, New International Version, Zondervan Publishing House, Grand
Rapids, Michigan.
2. The New Student Bible, Expanded and Updates, NIV
3. Hymnal Song Book

Page | 59
Mata Kuliah : Logika
Kode Mata Kuliah : 02.01.04.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 2 (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mempunyai pengertian tentang Pancasila, UUD 1945 dan amandemennya,


menhayatinya, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Kristen,
warga gereja dan anggota masyarakat.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan pengertian Logika, Logika Natural dan Tradisional


2. Mampu menjelaskan Logika Formal, Logika Simbolik, Proposional dan Kuantifikasional
3. Mampu menerangkan proposisi kategori dan proposisi hipotesis
4. Mampu menguraikan pengertian, pembagian dan keputusan
5. Mampu mendefinisikan pembalikan dan perlawanan
6. Mampu menjelaskan silogisme kategoris dan silogisme Hipotesis
7. Mampu menyelesaikan soal-soal logika

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. dan Orang Kristen dalam perjuangan bangsa

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Pengertian Logika, Logika Natural dan Tradisional


2. Menjelaskan Logika formal, Logika simbolik, proposionaldan kuantifikasional
3. Menerangkan proposisi kategori dan proposisi hipotesis
4. Menguraikan pengertian, pembagian dan keputusan
5. Men pembagian dan keputusan
6. Mendefinisikan pembalikan dan perlawanan
7. Memperlihatkan kesenangannya menyelesaikan soal-soal logika
8. Mendefinisikan kausalitas, hipotesa, dan probabilitas
9. Menunjukkan kebiasaan berfikir logis dan kehidupan sehari-hari

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa bersama-sama mendengarkan kuliah tentang logika
sebagai ilmu penalaran
2. Mahasiswa bersama-sama mendengarkan kuliah tentang prinsip prinsip dasar logika
3. Mahasiswa menganalisis kasus logika
4. Mahasiswa membuat resensi buku logika
5. Mahasiswa mencari kasus, mendiskusikan dan memecahkan problem penalaran dalam
kehidupan sehari-hari

60 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, obsevasi, studi kasus
D. Tugas : 1. Laporan buku
2.Lapor4an studi kadus
3.Refleksi lisan dan tertulis
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran : 5%
2. Partisipasi : 15%
3. Tugas dan Karya : 20%
4. UTS : 30%
5. UAS : 30%
F. Teknik : TERTULIS
G. Bentuk Soal : Tes tertulis,Tes sikap, Porto Folio, proyek, unjukkerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR
1. Lanus, Alex. Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius, 1983
2. Halim, A. Ridwan. 14Ihwal Dasar Dalam Logika Praktis. Jakarta:Puncak Karunia 1989
3. Mundiri. Logika.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994
4. Rapar,J.H. Pengantar Logika, Yogyakarta: Kanisius, 1996
5. Soekadijo, R.G. Logika Dasar. Jakarat:PT. Raja Grafindo Persada, 2001
6. Somers, M. Logika, Bandung: Alumni 1992
7. Tomatala, Yakob. Pembimbing Logika, Jakarta: YT Leadership Foundation, 2005

Page | 61
Mata Kuliah : Pengembangan Diri
Kode Mata Kuliah : 02.01.05.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : 2 (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mengenal diri secara obyektif menurut hakikat ciptaan Tuhan dan memiliki
kesadaran tentang potensi dirinya untuk dikembangkan serta menunjukkan perilaku yang
sesuai dengan harapan sesamanya dimanapun berada.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan hakikat manusia


2. Mampu menjelaskan hakikat pribadi
3. Mampu menghayati manusia sebagai ciptaan
4. Mampu mencermati manusia sebagai makhluk sosial
5. Mampu memperlihatkan keyakinan tentang manusia menurut Alkitab
6. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor kepribadian
7. Mampu menguraikan konsep diri (bagaimana mengenal diri)
8. Mampu mencermati upaya-upaya pengembangan diri
9. Mampu menunjukkan kegemarannya mengembangkan diri sendiri
10. Mampu mendorong upaya-upaya pengembangan diri di tengah masyarakat.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat manusia
2. Manusia sebagai makhluk sosial
3. Manusia menurut Alkitab
4. Faktor-faktor kepribadian
5. Konsep diri, bagaimana mengenal diri
6. Pengembangan diri

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan hakikat manusia


2. Menjelaskan hakikat pribadi
3. Menghayati manusia sebagai ciptaan
4. Mencermati manusia sebagai makhluk sosial
5. Meyakini manusia menurut Alkitab
6. Mengidentifikasi faktor-faktor kepribadian
7. Menguraikan konsep diri (bagaimana mengenal diri)
8. Mencermati upaya-upaya pengembangan diri
9. Menunjukkan kegemarannya mengembangkan diri
10. Mendorong upaya-upaya pengembangan diri di tengah masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


62 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpresentasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, observasi
D. Tugas : Tinjauan buku, observasi, presentasi, menulis paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Paper : 20%
4. Laporan(Portofolio) : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 15%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, Tes sikap, Porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Johson, David W., Reaching Out, New Jersey, Prentice-Hall Inc, 1990
2. Soejitno, Mengelolah Perubahan dan Meningkatkan Prestasi Diri, Jakarta: Pustaka Lintas
Budaya, 2002
3. Anthony, Robert, Rahasia Membangun Kepercayaan Diri, Jakarta: Manunggal, 2002
4. Fuster, J.M., Tekhnik Mendewasakan Diri: Tumbuh dan Berkembang dalam Iman,
Yogyakarta: Kanisius, 2002
5. The Liang Gie, Strategi Hidup Sukses, Yogyakarta: Liberty, 1996
6. Tarmudji, Tarsis, Pengembangan Diri, Yogyakarta: Liberty, 1998
7. Hensley Margaret, Konsep Diri dan Kedewasaan Rohani, Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 2003

Page | 63
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Agama Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.01.06.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang Filsitis Pendidikan, menyadari
pentingnya, serta menunjukkan kebiasaan bertindak kritis dalam melakukan profesi
kependidikan

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan pengertian filsafat danhakekatnya


2. Mampu memperlihatkan kesenangannya berfikir secara filosofis
3. Mampu menjelaskan unsur-unsur filsafat
4. Mampu mencemati aliran-aliran dalam Filsafat pendidikan (Idealisme, Materialisme,
Pragmatisme, Realisme, rasionalisme, Empirisisme dan Kritisisme)
5. Mampumengidentifikasi peranan, fungsi, serta penerapan peran dan fungsi filsafat dalam
pendidikan agama kristen dan teologi
6. Mampu menghayati pancasila sebagai falsafah negara dan implikasinya pengaruhnya
dalam pendidikan kehidupan berteologi di Indilai Filsafat pendidikan Indonesia
7. Mampu menerapkan nilai-nilai Filsafat pendidikan yang sesuai dengan pancasila sebagai
insan yang pancasilais dan kristiani dalam kehidupan dan pelayanannya dalam PAK.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian filsafat dan hakekatnya


2. Berpikir secara filosofis
3. Unsur-unsur filsafat
4. Aliran dalam filsafat pendidikan: Progressivisme, essensialisme, determinimalisme, dan
rekontruksionisme.
5. Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan (Idealisme, Materialisme, Pragmatisme, Realisme,
Rasionalisme, Empirisisme, dan Kristisisme)
6. Peranan, fungsi, serta penerapan peran dan fungsi filsafat dalam pendidikan agama dan
teologi.

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan pengertian filsafat dan hakekatnya,


2. Menyenangi berpikir secara filosofis
3. Menjelaskan unsur-unsur filsafat sistem ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
4. Mencermati aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan (Idealisme, Materialisme,
Pragmatisme, Realisme, Rasionalisme, Empirisisme, dan Kristisisme).
5. Mengidentifikasi peranan, fungsi, serta penerapan peran dan fungsi filsafat dalam
pendidikan agama dan teologi.
6. Menghayati Pancasila sebagai falsafah negara dan pengaruh implikasinya dalam PAK
kehidupan berteologi di Indonesia.
7. Menerapkan nilai-nilai Filsafat Pendidikan yang sesuai dengan Pancasila sebagai insan
yang Pancasilais dan Kristiani dalam kehidupan dan pelayanannya.

64 | P a g e
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat laporan
4. Mahasiswa menulis paper
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya-jawab, studi kasus, studi kepustakaan
lapangan
D. Tugas : 1. Tinjauan buku yang berkaitan dengan tipe-tipe kepribadian
2. Observasi perilaku teman-teman di kampus dalam belajar dan
menganalisis penyebabnya
3. Menulis paper
4. Membuat laporan-laporan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan (Portofolio) : 25%
3. Paper : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tkes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Friere, Paulo, Pendidikan untuk Pembebasan, Jakarta: Gramedia, 1993


2. Chroom Thomas, Religious Education, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010
3. Abbas, Hamzah, Pengantar Filsafat Alam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1981
4. Abidin, Zainal,Filsafat Manusia: Memhami Manusia melalui Filsafat, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003)
5. Achmad, Mudlor, Ilmu dan Keinginan Tahu (Epistemologi dan Filsafat), Bandung:
Trigenda Karya
6. Brown, Collins, Filsafat dan Iman Kristen Jilid 1¸Surabaya: LRII, 2008
7. Brown, Collins, Filsafat dan Iman Kristen Jilid 2, Surabaya: LRII, 2009

Page | 65
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Kode Mata Kuliah : 02.01.07.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki pengertian mendasar tentang budaya , menghargai keragaman dan
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan lingkup studi kebudayaan


2. Mampu mendefinisikan Substansi, Realitas dan Konsep kebudayaan (worldview)
3. Mampu menghargai kepelbagaian kebudayaan (pluralitas budaya)
4. Mampu mengidentifikasi Individu, keluarga dan kelompok
5. Mampu membedakan Seni, Teknologi , Ekonomi dan Komunikasi
6. Mampu mencermati Enkulturasi dan nilai nilai Kristiani
7. Mampu mendeteksi perubahan kebudayaan dan strategi lintas budaya.
8. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebudayaan dalam pelayanan.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan lingkup studi Antropologi Kebudayaan


2. Substansi, Realitas dan Konsep kebudayaan (worldview)
3. Kepelbagaian Kebudayaan (pluralitas budaya)
4. Individu, keluarga dan kelompok
5. Seni, Teknologi , Ekonomi dan Komunikasi
6. Inkulturasi dan Nilai-Nilai Kristiani
7. Perubahan Kebudayaan dan Strategi Lintas budaya.

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan lingkup studi kebudayaan


2. Mampu mendefinisikan substansi, realitas dan konsep kebudayaan (worldview)
3. Mampu menghargai kepelbagaian kebudayaan (pluralitas budaya)
4. Mampu mengidentifikasi Individu, keluarga dan kelompok
5. Mampu membedakan Seni, Teknologi , Ekonomi dan Komunikasi
6. Mampu mencermati Inkulturasi dan Nilai nilai Kristiani
7. Mampu mendeteksi Perubahan Kebudayaan dan Strategi Lintas budaya.
8. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebudayaan dalam pelayanan.

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menelaah buku
4. Mahasiswa survey ke lapangan
5. Mahasiswa mempresentasikan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus, studi kepustakaan lapangan
D. Tugas : 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial
2. Survey lapangan
3. Menulis risalah kasus
66 | P a g e
4. Membaca buku
5. Pentas budaya
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Resensi buku : 20%
3 Pendalaman materi: risalah : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tkes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Tomatala, Yakob., Antropologi: Dasar Pendekatan Pelayanan Lintas Budaya, Jakarta:


YT Leadership Fonudation, 2007
2. Tomatala, Yakob, Teologi Kontekstual, Malang: Gandum Mas, 1993
3. Baker, S.J., Filsafat Kebudayaan, Jakarta: BPK/Kanisius, 1984
4. Ihromi, 0., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Gramedia, 1980
5. Kaplan, David & Robert Manners, Teori Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002
6. Mulyana, Deddy & J. Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Rosdakarya,
2001
7. Van Peursen, C.A., Strategi Kebudayaan, Yogyakara: Kanisius, 1987
8. Verkuyl, Johannes, Etika Kristen dan Kebudayaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1966
9. Richard Niber, Christ & Culture, Jakarta: Petra Jaya, 2004
10. Lang, Stephen, Teologi Kontekstual, Ende Flores,1989
11. Daniel Elphas, The Sevent theorist of Religious, Kalam, Jkt, 2001
12. Koentjaraningrat, Antropologi Indonesia, Balai Pustaka, 1997

Page | 67
Mata Kuliah : Sosiologi
Kode Mata Kuliah : 02.01.08.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang sosiologi sebagai kelengkapan


proses pengembangan kepribadian untuk pengabdian masyarakat, mengkritisi dan
mengaplikasikannya dalam pelayanan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan ruang lingkup teori dan metode sosiologi


2. Mampu menjelaskan proses sosial
3. Mampu menguraikan kelompok-kelompok sosial dan budaya masyarakat setempat
4. Mampu menjelaskan berbagai aspek pengetahuan teoritis tentang sosiologi
5. Mampu mengidentifikasi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan lapisan-lapisan sosial
6. Mampu menjelaskan perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan di dalam masyarakat
Indonesia
7. Mampu melakukan refleksi teologis terhadap masalah-masalah sosial

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Ruang Lingkup Teori dan Metode


2. Proses Sosial
3. Kelompok-kelompok Sosial
4. Kebudayaan dan Masyarakat
5. Lembaga Kemasyarakatan
6. Pelapisan-pelapisan Sosial
7. Kekuasaan dan Wewenang
8. Perubahan-perubahan Sosial dan Kebudayaan
9. Perubahan-perubahan Sosial dan Kebudayaan dari Masyarakat, suku-suku daerah di
Indonesia, masyarakat keturunan di Indonesia ( India, Tamil, Punjab, Tionghoa, Arab)
10. Kegunaan sosiologi dalam arti luas.
11. Kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat eksternal dan internal gereja.
12. Kegunaan sosiologi untuk memahami berbagai ragam etnis yang terdapat ditengah-tengah
masyarakat Indonesia.
13. Kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat warga jemaat Kristen serta Gereja
sebagai suatu lembaga sosial.

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan Ruang Lingkup Teori, Metode dan proses sosial


2. Mampu mengidentifikasi kelompok-kelompok sosial dan kebudayaan dalam Masyarakat
3. Menganilisis strata Sosial yang ada dalam masyarakat berdasar tinjauan teologis
4. Menganalisis kekuasaan dan Wewenang dari sudut iman Kristen
5. Menganalisis dampak perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan dari masyarakat, suku-
suku daerah di Indonesia, masyarakat keturunan di Indonesia ( India, Tamil, Punjab,
Tionghoa, Arab)
6. Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat eksternal dan internal
gereja.
7. Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami berbagai ragam etnis yang terdapat
ditengah-tengah masyarakat Indonesia.
68 | P a g e
8. Menerapkan kegunaan sosiologi untuk memahami masyarakat warga jemaat Kristen serta
Gereja sebagai suatu lembaga sosial.

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan wawancara sederhana
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, observasi
D. Tugas : Mini riset, paper.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Penyelesaian Tugas : 20%
3. Presentasi Pengamatan : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : tes tertulis, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Soekamto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali, 1982


2. Hesselgrave, David J., Communicating Christ Cross – Culturally Second Edition,
Malang: Literatur SAAT Zondervan Publishing House
3. Sumber dari Internet ( Anthony Giddens, Habermass, Jacques Derrida )
4. Encarta Ensiklopedia

Page | 69
Mata Kuliah : Komunikasi
Kode Mata Kuliah : 02.01.09.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian komunikasi yang efektif dari sisi iman Kristiani
dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, memiliki kesadaran tentang pentingnya ilmu
komunikasi dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Menjelaskan pengertian komunikasi internal dan eksternal secara unum


2. Mengemukakan proses komunikasi informal, formal, internal formal dua arah secara
umum
3. Menerangkan prinsip dasar komunikasi secara umum
4. Prinsip dasar komunikasi Kristiani
5. Teknologi informasi dan jaringan komunikasi sosial sebagai bahan masukan dalam rangka
peningkatan kualitas iman
6. Menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan komunikasi, antara lain source,
message, receiver, encoding, decoding, feedback, feedforward, channel, context and voice

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian komunikasi internal dan eksternal secara unum


2. Proses komunikasi informal, formal, internal formal, dua arah secara umum
3. Prinsip dasar komunikasi secara umum
4. Prinsip dasar komunikasi Kristiani
5. Teknologi informasi dan jaringan komunikasi sosial sebagai bahan masukan dalam rangka
peningkatan kualitas iman
6. Source, message, receiver, encoding, decoding, feedback, feedforward, channel, context
and voice.

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian komunikasi internal secara unum


2. Menjelaskan pengertian komunikasi eksternal secara unum
3. Menerangkan prinsip dasar Komunikasi secara umum.
4. Mengemukakan proses komunikasi informal, formal, internal formal, dua arah secara
umum
5. Menerangkan prinsip dasar komunikasi secara umum
6. Menjelaskan prinsip dasar komunikasi Kristiani
7. Memanfaatkan teknologi informasi dan jaringan komunikasi sosial sebagai bahan
masukan dalam rangka peningkatan kualitas iman
8. Menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan komunikasi, antara lain source,
message, receiver, encoding, decoding, feedback, feedforward, channel, context and voice.
9. Memiliki minat mengeksplorasi berbagai kepustakaan komunikasi.
10. Menunjukkan kebiasaan berprilaku yang sesuai dengan kaidah ilmu komunikasi yang baik

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris

70 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempraktikkan komunikasi yang baik
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, observasi, dan isyarat
D. Tugas : Review buku-buku yang berhubungan dengan komunikasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Resensi buku : 20%
3. Presentasi kelas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : tes tertulis, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Siahaan,S.M., Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia,


2000
2. Mulyana, Deddy, dan Rakhmat, Jalaludin, Komunikasi Antar Budaya,Panduan
Komuniasi dengan orang-orang Berbeda Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
3. Dennis MC.Quail, Teori Komunikasi Massa - Suatu Pengantar, Jakarta: Al-Angsaah,
1998
4. Malcolm Brounle, Tugas Manusia dalam Dunia Milik Tuhan - Dasar Teologi bagi
Pekerjaan orang Kristen dalam Masyarakat, Jakarta: BPKGunung Mulia, 1997
5. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta, 1984

Page | 71
Mata Kuliah : Metode Belajar
Kode Mata Kuliah : 02.01.10.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa dapat memahami metode belajar serta semua pokok bahasan yang tercakup
didalamnya, lalu mempraktikkannya untuk meningkatkan kualitas akademis. Dalam
memahami filosofi pendidikan “long life education” penting diingat bahwa metode belajar
sangat penting untuk meningkatkan proses belajar dan dalam mengatasi kesulitan belajar.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan/ kognitif yang cukup serta memiliki


keterampilan/ skill khususnya untuk mata kuliah ini.
2. Mahasiswa diharapkan memiliki perubahan paradigma berpikir, sikap yang semakin baik
belajar mata kuliah ini.
3. Mahasiswa diharapkan mata kuliah ini bukan saja dipelajari selama satu semester dan
selama di bngku kuliah tetapi seumur hidup.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Belajar dan hasil belajar


2. Proses belajar
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
4. Bentuk-bentuk belajar, bahan-bahan pelajaran, dan sifat-sifat belajar
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar
6. Adendum yang signifikan
7. Deskripsi makna mengenai totalitas metode belajar
8. Konklusi akhir

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan belajar dan hasil belajar


2. Menjelaskan proses belajar
3. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
4. Menguraikan bentuk belajar, bahan-bahan untuk pelajaran dan sifat-sifat belajar
5. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar
6. Menjelaskan adendum yang signifikan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengadakan pengamatan
C. Metode : Kuliah, diskusi, inquiry, demonstrasi
D. Tugas : Presentasi diskusi, makalah.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Diskusi : 20%

72 | P a g e
3. Makalah : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hutabarat, E.P., Cara Belajar, Jakarta: BPK Gunung Mulia


2. Tanya, Eli, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen,Cipanas: STT Cipanas
3. Sidjabat, B.S., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Kalam Hidup
4. Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
5. Djamarah, Syaful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
6. Slameto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, Jakarta: BPK. Gunung Mulia
7. Ismail, Andar, Selamat Menabur, Jakarta: BPK Gunung Mulia
8. Tong, Stephen, Arsitek Jiwa, Surabaya: Momentum
9. Tong, Stephen, Arsitek Jiwa II, Surabaya: Momentum

Page | 73
KELOMPOK
MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETERAMPILAN

Mata Kuliah : Teologi Agama-Agama


Kode Mata Kuliah : 02.02.01.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai secara teoritis tentang teologi agama-agama, mengembangkan


apresiasinya tentang kehadiran penganut agama-agama lain, serta hidup rukun sebagai anggota
masyarakat yang multi kultural.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan pengertian Teologi Agama dan ruang lingkupnya


2. Mampu mengapresiasi Agama dan Pluralisme
3. Mampu mengembangkan hubungan agama-agama di Indonesia
4. Mampu mengidentifikasi perspektif teologi agama-agama di Indonesia
5. Mampu mengembangkan model relasi beragama dalam konteks Indonesia
6. Mampu memperlihatkan apresiasinya terhadap penganut agama lain

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian Teologi agama-agama dan ruang lingkupnya


2. Agama dan Pluralisme
3. Hubungan agama-agama di Indonesia
4. Perspektif teologi agama-agama di Indonesia
5. Model relasi beragama dalam konteks Indonesia

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan pengertian Teologi Agama dan ruang lingkupnya


2. Mengapresiasi Agama dan Pluralisme
3. Mengembangkan hubungan agama-agama di Indonesia
4. Mengidentifikasi perspektif teologi agama-agama di Indonesia
5. Mengembangkan model relasi beragama dalam konteks Indonesia
6. Memperlihatkan apresiasinya terhadap penganut agama lain

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolntekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berinteraksi dengan masyarakat yang beragama
C. Metode : Kuliah, diskusi, mentorsip
D. Tugas : Pengamatan di sekolah, masyarakat
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%

74 | P a g e
2. Pengamatan di Masyarakat : 20%
3. Pengamatan dan Tinjauan buku : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Cavin, D. Casta, Teology and Religious Pluralism, New York: Oxford, 1986
2. Yap Kim Hao, Doing Theology in Pluralistic Word, New York: Orbis Book, 1989
3. Costa, Ruy O., One Faith Many Culture, New York: Orbis Book, 1988
4. Joas Adiprasetya, Mencari Dasar Bersama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002
5. Hendro Puspito, Sosiologi Agama
6. Madjid, Nurcholis, Islam, Doktrin, dan Peradaban
7. Kubg, Hans, Christianity and World Religions

Page | 75
Mata Kuliah : Pembimbing Pengetahuan PL
Kode Mata Kuliah : 02.02.02.01.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai proses kanonisasi kitab-kitab Perjanjian Lama dan memiliki kesadaran
tentang pentingnya pembimbing dan pengetahuan PL bagi pewartaan Firman dalam
penatalayan-Nya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan proses kanonisasi Alkitab Perjanjian Lama


2. Mampu menganalisis perbedaan susunan Alkitab Perjanjian Lama versi Yudaisme dan
Alkitab versi lainnya.
3. Mampu menganalisis isu-isu yang meragukan kewibawaan PL
4. Mampumenyatakan keyakinan tentang otoritas Alkitab
5. Mampu membuat peta perjalanan para Patriakh Israel
6. Mampu menganalisi tema-tema, garis-garis besar, isi, dan makna rohani PL
7. Mampu mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting yang terdapat dalam Alkitab PL

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Kanonisasi Alkitab PL
2. Susunan Alkitab PL Yudaisme dan Alkitab versi lainnya
3. Kajian kitab Pentateukh, Kitab Sejarah, Kitab Puisi, dan kitab Para Nabi

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan kitab kanonik dan non kanonik dalam PL


2. Menjelaskan perbedaan susunan Alkitab PL
3. Mengidentifikasi isu-isu yang menyerang kewibawaan dan otoritas PL
4. Meyakini kewibawaan PL
5. Menjelaskan peta dan letak geografis dunia PL
6. Menganalisa tema-tema, garis besar isi, dan makna rohani PL
7. Memiliki rasa ingin tahu tentang berbagai hal yang berhubungan dengan Pembimbing dan
Pengetahuan PL

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa mendiskusikan isu-isu yang menyerang kewibawaan
PL
3. Mahasiswa meneliti pentingnya kanon dalam Alkitab PL
4. Mahasiswa mengemukakan perbedaan susunan beberapa versi
Alkitab PL
5. Mahasiswa menganalisis tema-tema, garis besar, dan makna
rohani Alkitab PL
76 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, seminar
D. Tugas : Membuat peta perjalanan tokoh dan pelbagai peristiwa penting
dalam PL
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan analisis buku : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, porto folio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hill, Andrew, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 1995


2. Wilkinson, Bruce, Talk Thrut The Bibk, Nashville: Thomas Nelson Publishers
3. Lasor, W., Pengantar Perjanjian Lama 1-Taurat dan Sejarah, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1994
4. Lasor, W.S., Pengantar Perjanjian Lama 2-Sastra dan Nabi-nabi, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1992
5. Baker, D.L., Mari Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992
6. Green, Dennis, Pembimbing dan Pengenalan Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas
7. Rowley, H., Atlas Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979

Page | 77
Mata Kuliah : Pembimbing Pengetahuan PB
Kode Mata Kuliah : 02.02.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai kanonisasi kitab Perjanjian Baru dan memiliki rasa ingin tahu tentang
berbagai hal sehubungan dengan Pembimbing dan Pengetahuan PB yang diyakini agar dapat
mengungkapkan kebenaran Firman Tuhan dalam pewartaan-Nya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan sejarah dan latar belakang Perjanjian Baru


2. Mampu menjelaskan dunia kebudayaan, sosial, ekonomi, politik pada zaman PB
3. Mampu mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru
4. Mampu menceritakan masalah penelitian Naskah dan sumber penulisan
5. Mampu menguraikan kitab-kitab Injil dan Kisah Rasul
6. Mampumendeskripsikan surat-surat Rasul Paulus
7. Mampu menganalisa kitab Ibrani dan Surat-surat umum
8. Mampu mengkritisi kitab Wahyu
9. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai teologi PB dalam kehidupan pribadi dan pelayanan.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Sejarah dan latar belakang Perjanjian Baru


2. Dunia kebudyaan, sosial, ekonomi, politik pada zaman PB
3. Kanonisasi Perjanjian Baru
4. Penelitian Naskah dan sumber penulisan
5. Kitab-kitab Injili dan Kisah Para Rasul
6. Surat-surat Rasul Paulus
7. Kitab Ibrani dan surat-surat umum
8. Kitab Wahyu

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan sejarah dan latar belakang Perjanjian Baru


2. Menjelaskan dunia kebudyaan, sosial, ekonomi, politik pada zaman PB
3. Mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru
4. Menceritakan menceritakan masalah penelitian Naskah dan sumber penulisan
5. Menguraikan kitab-kitab Injil dan Kisah Rasul
6. Mendeskripsikan surat-surat Rasul Paulus
7. Menganalisa kitab Ibrani dan Surat-surat umum
8. Mengkritisi kitab Wahyu
9. Mengaplikasikan nilai-nilai teologi PB dalam kehidupan pribadi dan pelayanan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual dan partisipatoris


78 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi kanonisasi kitab PB
3. Mahasiswa mengemukakan perbedaan dan persamaan antara
kitab-kitab Injil
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : Membuat resesnsi buku.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 30%
3. Bacaan buku : 10%
4. UTS : 25%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Bar, James, Alkitab di Dunia Modern, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979
2. Bavinck, J.H., Sejarah Kerajaan Allah, Jilid 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
3. Marxen, W., Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
4. Dana,H.E., The New Testamen World, London: SCM, 1997
5. Bruce F.F., Dokumen-dokumen Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991
6. Carson, D.A. dkk, An Introduction To The New Testamen, Leicester: Apollox, 1992
7. Chapman, Adina, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993

Page | 79
Mata Kuliah : Pengantar Teologi Sistematika
Kode Mata Kuliah : 02.02.04.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu memahami dasar teologi sistemarika secara komprehensif, menghayatinya,


serta mengimplementasikan dalam kehidupan masyarakat majemuk.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan tentang pengertian dan ruang lingkup teologi sistematika


2. Mampu menjelaskan Bibliologi
3. Mampu menguraikan keyakinan tentang Allah
4. Mampu menjelaskan kepercayaannya tentang Kristologi
5. Mampu memperlihatkan penghayatannya tentnag Pneumathologi
6. Mampu menerapkan keyakinan akan Soteriologi
7. Mampu mewujudkan keyakinan akan Ekklesiologi
8. Mampu mengaplikasikan pengharapannya akan Eskhatologi

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan ruang lingkup Teologi Sistematika


2. Bibliologi
3. Allah
4. Kristologi
5. Pneumatologi
6. Malaikat, Setan, Iblis
7. Manusia dan Dosa
8. Soteriologi
9. Ekklesiologi
10. Eskhatologi

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan tentang pengertian dan ruang lingkup Teologi Sistematika


2. Menjelaskan Bibliologi
3. Menguraikan keyakinan tentang Allah
4. Menjelaskan kepercayaan tentang Kristologi
5. Memperlihatkan penghayatannya tentang Pneumatologi
6. Menguraikan pemahamannya tentang Malaikat, Setan, Iblis
7. Menguraikan penghayatannya tentang Manusia dan dosa
8. Menerapkan keyakinannya akan Soteriologi
9. Memperlihatkan upayanya untuk mewujudkan keyakinannya akan Ekklesiologi
10. Mengaplikasikan pengharapannya akan Eskhatologi

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


80 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi pustaka
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : Membuat laporan (portofolio), presentasi, membuat refleksi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan portofolio : 20%
4. Refleksi : 15%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tanya jawab kelas
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Haries, Teological Word Book of The Old Testamen


2. Henry C. Thiesesn, Teologia Sistematika
3. Karl Barth, Church Dogmatics, Edinburg: 1955-1956
4. Lewis Sperry Chafer, Teologia Sistematika, Dalas Seminary, 1947

Page | 81
Mata Kuliah : Bahasa Ibrani
Kode Mata Kuliah : 02.02.05.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai unsur-unsur dasar gramatikal bahasa Ibrani sebagai persiapan eksegesis
teks Perjanjian Lama dan senang mempelajari bahasa bahasa Ibrani sehingga mampu
menerapkannya dalam tugas tafsir PL untuk mengungkapkan kebenaran dalam pewartaan
Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pokok-pokok dalam pengantar Bahasa Ibrani


2. Mampu membaca kata dan kalimat bahasa Ibrani
3. Mampu melakukan observasi terhadap teks Ibrani secara teliti dan kristis
4. Mampu memahami teks Alkitab berdasarkan pendekatan bahasa Ibrani
5. Mampu menterjemahkan teks Perjanjian Lama
6. Berminat untuk mempelajari bahasa Ibrani dalam hal mendalami PL

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengantar mata kuliah


2. Pengenalan huruf Ibrani
3. Artikel “he”
4. Konjungsi “we”
5. Jenis kata
6. Jenis kata menurut : jumlah, gender, status
7. Paradigma kata kerja Ibrani
8. Latihan penggunaan Lexicon
9. Latihan-latihan penerjemahan teks

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pokok-pokok pengantar bahasa Ibrani secara lisan/ tulisan


2. Membaca kata dan kalimat bahasa Ibrani
3. Menghafal kosakata Ibrani
4. Membaca teks Alkitab Perjanjian Lama
5. Menerapkan pengetahuan bahasa Ibrani ke dalam proses penafsiran
6. Mempresentasikan hasil kajian teks Ibrani dalam tugas-tugas tafsir dan palayanan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membaca teks Ibrani
4. Mahasiswa menerjemahkan teks Ibrani
C. Metode : Kuliah, diskusi, penerjemahan teks Ibrani
82 | P a g e
D. Tugas : Membuat kamus/ kartu, mengerjakan latihan-latihan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas harian : 25%
3. Tes kosa kata Ibrani : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, portofolio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board, Alkitab
Bahasa Ibrani, media elektronik

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Baker, David, Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
2. Brown, F. dan Briggs, C., A Hebrew and English Lexicon to The Old Testament Oxford,
Clarendon Press, 1981
3. Brown, Francis, Driver 9Briggs-Gesenius Hebrew and English Lexicon, Peabody-
Massachusetts: Hendrickson Pub, 1979
4. Walker, D.F., Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, Sumut: Institut Theologia Alkitabiah,
1989
5. Weingreen, J., A Practical Grammar for Classical Hebrew, London: OxfordUniversity
Press, 196

Page | 83
Mata Kuliah : Bahasa Ibrani 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.06.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menerapkan bahasa Ibrani dalam tugas tafsir PL untuk mengungkapkan
kebenaran dalam pewartaan Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu melakukan observasi terhadap teks Ibrani secara teliti dan kristis
2. Mampu memahami teks Alkitab berdasarkan pendekatan bahasa Ibrani
3. Mampu menterjemahkan teks Perjanjian Lama
4. Mendalami tafsiran PL

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Latihan pendalaman penggunaan Lexicon


2. Latihan-latihan penerjemahan teks

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menghafal kosakata Ibrani


2. Membaca teks Alkitab Perjanjian Lama
3. Menerapkan pengetahuan bahasa Ibrani ke dalam proses penafsiran
4. Mempresentasikan hasil kajian teks Ibrani dalam tugas-tugas tafsir dan palayanan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membaca teks Ibrani
4. Mahasiswa menerjemahkan teks Ibrani
C. Metode : Kuliah, diskusi, penerjemahan teks Ibrani
D. Tugas : Membuat kamus/ kartu, mengerjakan latihan-latihan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas harian : 25%
3. Tes kosa kata Ibrani : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, portofolio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board, Alkitab
Bahasa Ibrani, media elektronik

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
84 | P a g e
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Brown, F. dan Briggs, C., A Hebrew and English Lexicon to The Old Testament Oxford,
Clarendon Press, 1981
2. Brown, Francis, Driver 9Briggs-Gesenius Hebrew and English Lexicon, Peabody-
Massachusetts: Hendrickson Pub, 1979
3. Walker, D.F., Kamus Singkat Ibrani-Indonesia, Sumut: Institut Theologia Alkitabiah,
1989
4. Weingreen, J., A Practical Grammar for Classical Hebrew, London: OxfordUniversity
Press, 196

Page | 85
Mata Kuliah : Bahasa Yunani
Kode Mata Kuliah : 02.02.07.02.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (3 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai unsur-unsur dasar gramatikal bahasa Yunani sebagai persiapan


eksegese teks Perjanjian Baru dan senang mempelajari bahasa Yunani sehingga mampu
menerapkannya dalam tugas tafsir PB untuk mengungkapkan kebenarannya dalam pewartaan
Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan latar belakang penggunaan Bahasa Yunani sebagai bahasa asli alkitab
PB
2. Mampu menulis dan membaca aksara Yunani
3. Mampu menguraikan kata sandang dan kata benda deklensi pertama dan kedua
4. Mampu menguraikan kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2,
Perfect, Pluperfect
5. Mampu menjelaskan kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
6. Mampu menjelaskan kata kerja Imperative dan kata benda Deklensi ke-3
7. Mampu menjelaskan kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
8. Mampu menggunakan analytical Greek Lexicon secara baik dan efektif
9. Menyadari pentingnya Bahasa Yunani dalam berteologi
10. Gemar menggunakan Bahasa Yunani dalam studi PB

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Latar belakang penggunaan Bahasa Yunani sebagai bahasa asli Alkitab PB


2. Cara menulis dan membaca huruf-huruf Yunani, tanda-tanda baca, vocal, dan vocal
rangkap, perubahan-perubahan konsonan
3. Kata sandang dan kata benda deklensi pertama dan kedua
4. Kata kerja Indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2, Perfect, Pluperfect
5. Kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
6. Kata kerja imperative, dan kata benda deklensi ke-3
7. Kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
8. Latihan menggunakan analytical Greek Lexicon

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan latar belakang penggunaan Bahasa Yunano sebagai bahasa asli Alkitab PB
2. Menulis dan membaca aksara Yunani
3. Menguraikan Kata sandang dan kata benda deklensi pertama dan kedua
4. Menjelaskan Kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1dan 2, Perfect,
Pluperfect
5. Menjelaskan Kata kerja majemuk, kata depan, Kata sifat, dan Kata kerja eimi
6. Menjelaskan Kata kerja Imperative, dan Kata Benda Deklensi ke-3
7. Menjelaskan Kata kerja infinitive, partisip, subjunctive dan kalimat bersyarat

86 | P a g e
8. Menggunakan analytical Greek Lexicon secara baik dan efektif
9. Mempelihatkan kesadarannya akan pentingnya Bahasa Yunani dalam berteologi
10. Menunjukkan kegemarannya menggunakan Bahasa Yunani dalam studi PB

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membaca bahasa Yunani
C. Metode : Ceramah, inquiri, latihan, kerja kelompok
D. Tugas : Membuat kamus/kartu, mengerjakan latihan-latihan

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Latihan menterjemahkan : 30%
3. Tes Harian : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Kurt, Aland, The Greek New Testament, Stuggart: UBS, 1975


2. Drewes, B. F. dan Wilfred, Haubeck, Kunci Bahasa Perjanjian Baru, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002
3. Suawa, Ferdinan K., Memahami Gramatika Dasar Bahasa Yunani Koine, Bandung:
Kalam Hidup, 2009
4. Kubo, Sakae, A Reader Greek English Lexicon of The New Testament, Grand Rapids:
Andrew, 1975
5. Newman, Barclay, Kamus Yunani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991
6. Tulluan, Ola, Bahasa Yunani, Batu: YPPII, 2007
7. Paine, Stephen W., Beginning Greek: A Functional Approac,. New York: TT, 1995
8. Wenham, J. W, Bahasa Yunani Koine, Malang: SAAT, 1995

Page | 87
Mata Kuliah : Bahasa Yunani 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.08.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (3 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menerapkan bahasa Yunani dalam tugas tafsir PB untuk mengungkapkan
kebenarannya dalam pewartaan Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan kata kerja indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2,
Perfect, Pluperfect
2. Mampu menjelaskan kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
3. Mampu menjelaskan kata kerja Imperative dan kata benda Deklensi ke-3
4. Mampu menjelaskan kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
5. Mampu menggunakan analytical Greek Lexicon lebih baik dan efektif
6. Mampu menggunakan Bahasa Yunani dalam tafsir PB

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Kata kerja Indicative: Present, Imperfect, Future, Aorist 1 dan 2, Perfect, Pluperfect
2. Kata kerja majemuk, kata depan, kata sifat, dan kata kerja eimi
3. Kata kerja imperative, dan kata benda deklensi ke-3
4. Kata kerja Infinitive, partisip, subjunctive, dan kalimat bersyarat
5. Latihan pendalaman menggunakan analytical Greek Lexicon
6. Menafsir PB dengan menggunakan bahasa asli (Yunani)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Pendalaman kata kerja majemuk, kata depan, Kata sifat, dan Kata kerja eimi
2. Pendalaman kata kerja Imperative, dan Kata Benda Deklensi ke-3
3. Pendalaman kata kerja infinitive, partisip, subjunctive dan kalimat bersyarat
4. Menggunakan analytical Greek Lexicon lebih baik dan efektif
5. Menggunakan Bahasa Yunani dalam tafsir PB

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menggunakan bahasa Yunani dalam tafsir PB
C. Metode : Ceramah, inquiri, latihan, kerja kelompok
D. Tugas : Menafsir Perjanjian Baru
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tes Harian : 20%
3. Menafsir PB : 20%
4. UTS : 20%

88 | P a g e
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Kurt, Aland, The Greek New Testament, Stuggart: UBS, 1975


2. Drewes, B. F. dan Wilfred, Haubeck, Kunci Bahasa Perjanjian Baru, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002
3. Suawa, Ferdinan K., Memahami Gramatika Dasar Bahasa Yunani Koine, Bandung:
Kalam Hidup, 2009
4. Kubo, Sakae, A Reader Greek English Lexicon of The New Testament, Grand Rapids:
Andrew, 1975
5. Newman, Barclay, Kamus Yunani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991
6. Tulluan, Ola, Bahasa Yunani, Batu: YPPII, 2007
7. Paine, Stephen W., Beginning Greek: A Functional Approac,. New York: TT, 1995
8. Wenham, J. W, Bahasa Yunani Koine, Malang: SAAT, 1995

Page | 89
Mata Kuliah : Konseling Pastoral
Kode Mata Kuliah : 02.02.09.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan dasar Alkitab tentang pengembalaan dan aspek-aspek


pengembalaan, menyenangi kegiatan penggembalaan, dan dapat mendesain penggembalaan
dalam pelayanan gerejawi yang kontekstual.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian penggembalaan dan dasar-dasar Alkitabiah tentang


penggembalaan
2. Mampu menunjukkan hubungan penggembalaan dengan tri tugas gereja
3. Mampu mendeskripsikan penggembalaan sebagai wujud penggembalaan iman
4. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur dalam proses penggembalaan
5. Mampu menunjukkan kualifikasi seorang gembala
6. Mampu merancang langkah-langkah penggembalaan dalam konteks jemaat lokal
7. Mampu mengidentifikasi hambatan dan tantangan dalam penggembalaan
8. Mampu mendesain Kapita selekta penggembalaan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian penggembalaan dan dasar-dasar Alkitabiah tentang penggembalaan


2. Tri tugas gereja dan hubungannya dengan penggembalaan
3. Penggembalaan sebagai wujud pemeliharaan iman
4. Unsur-unsur dalam proses penggembalaan
5. Kualifikasi seorang gembala
6. Langkah-langkah penggembalaan
7. Hambatan dan tantangan dalam penggembalaan
8. Kapita Selekta Penggembalaan: perkunjungan dan percakapan pastoral, pengakuan dosa dan
disiplin gerejani, sekitar baptisan, peneguhan sidi dan perjamuan kudus, peneguhan nikah
dan kesulitan perkawinan, kematian dan kedukaan, penggembalaan kepada: orang lanjut
usia, sakit dan penggembalaan khusus (Narapidana, berbagai kecanduan, dll)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti penggembalaan dan dasar-dasar Alkitabiah tentang penggembalaan


2. Mengemukakan Tri tugas gereja dan hubungannya dengan penggembalaan
3. Menjelaskan penggembalaan sebagai wujud penggembalaan iman
4. Mengidentifikasi unsur-unsur dalam proses penggembalaan
5. Merumuskan kualifikasi seorang gembala
6. Mendesain langkah-langkah penggembalaan
7. Menganalisis hambatan dan tantangan dalam penggembalaan
8. Mendesain penggembalaan sekitar Kapita Selekta pilihan: (perkunjungan dan percakapan
pastoral; pengakuan dosa dan disiplin gerejani; penggembalaan sekitar baptisan, peneguhan
sidi dan perjamuan kudus; sekitar peneguhan nikah dan kesulitan perkawinan;
penggembalaan sekitar kematian; penggembalaan kepada orang lanjut usia, orang yang
sakit; penggembalaan khusus)

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


90 | P a g e
A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat desain pengembalaan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus, seminar
D. Tugas : Membuat desain pengembalaan, membuat presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Laporan bacaan : 20%
4. Portofolio : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan itu ?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005


2. Abineno , Pedoman Praktis untuk Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1999
3. Daun, Paulus, Pelayanan Penggembalaan, Manado: Yayasan Daun Family, 2004
4. Tjandra, Lukas, Pembimbingan Penggembalaan, Malang: SAAT, 1976
5. Abineno, Percakapan Pastoral dalam Praktik, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
6. Wongso, Peter, Theologia Penggembalaan, Malang: SAAT, 2002
7. Abineno, Pelayanan Pastoral Kepada Orang Berduka, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1991
8. Nouwen, Henry, Pelayanan Yang Kreatif, Yogyakarta: Kanisius, 1986
9. Tomatala, Yakub, Penatalayanan gereja Yang Efektif di Dunia Modern, Malang:
Gandum Mas, 2004
10. Howard, Clinebel, Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan konseling Pastoral, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002
11. Charles, Gerkin V., Konseling Pastoral dalam Transisi, Jakar:, BPK Gunung Mulia,
1992

Page | 91
Mata Kuliah : Dogmatika
Kode Mata Kuliah : 02.02.10.04.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang Dogmatika, menginternalisasikan


dalam dirinya, serta menunjukkan kebiasaan berprilaku sesuai nilai-nilai yang diperoleh
melalui pembelajaran Dogmatika.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan Penciptaan dan Pemeliharaan Allah atas dunia ini


2. Mampu menguraikan pengertian tentang Allah dan konsep Tritunggal
3. Mampu mengidentifikasi Hakekat Manusia dan Kejatuhan ke dalam dosa
4. Mampu memberi kesaksian tentang keyakinannya kepada Kristus dan Keselamatan
5. Mampu menguraikan konsep tentang Pembenaran, Pengudusan dan Pemuliaan
6. Mampu memberi kesaksian tentang Roh Kudus
7. Mampu mendefinisasikan konsep tentang Gereja dan Fungsi Gereja
8. Mampu menguraikan keyakinannya tentang Eskhatologi
9. Selalu berusaha mengikuti berbagai forum yang berkait dengan Dogmatika
10. Menunjukkan kebiasaan berprilaku sesuai nilai-nilai yang diperoleh lewat pembelajaran
Dogmatika

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Penciptaan dan Pemeliharaan Allah


2. Allah dan konsep Tritunggal
3. Hakekat Manusia dan Kejatuhan ke dalam dosa
4. Kristus dan Keselamatan
5. Pembenaran, Pengudusan dan Pemuliaan
6. Roh Kudus
7. Gereja dan Fungsi Gereja
8. Eskhatologi

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan karya penciptaan Allah


2. Mampu menjelaskan pemeliharaan Allah atas dunia ini
3. Mampu menjelaskan arti Allah yang Tritunggal
4. Mampu menjelaskan natur manusia
5. Mampu menjelaskan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa
6. Mampu memberikan penjelasan tentang Kristus
7. Mampu memperlihatkan keyakinannya tentang keselamatan di dalam Kristus
8. Mampu mendemonstrasikan kehidupan yang kudus
9. Mampu meyakini akan kemuliaan yang akan datang
10. Mampu memberi penjelasan tentang Roh Kudus
11. Mampu menjelaskan hakekat dan fungsi gereja
12. Mampu memperlihatkan keyakinannya akan kedatangan Kristus yang kedua kali
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


92 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan riset kepustakaan
4. Mahasiswa menulis paper
5. Mahasiswa membuat laporan baca
C. Metode : Kuliah, diskusi, riset kepustakaan
D. Tugas : Membuat laporan bacaan, menulis makalah
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Laporan bacaan : 20%
4. Paper : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Abineno, J.L.Ch.,1989, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
2. Banawiratma, J., 1986, Kristologi dan Allah Tritunggal, Yogyakarta: Kanisius, 1986
3. _______________, Yesus Sang Guru, Yogyakarta: Kanisius, 1986
4. Barth, Karl, Church Dogmatic. Edinburg: T&T., Clark, 1961
5. Berkouwer, G.C., Divine Election, Grand Rapids: Erasmus, 1977
6. _______________, Grand Rapids: Erasmus, 1972
7. Clarken A. D. dan Winter, B.W., Satu Allah Satu Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995
8. Cressleyn R., Tritunggal Yang esa. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
9. Ericsson Millard, J., Christian Theology. Grand Rapids: Baker Book House, 1983
10. Genepp, V.O. van dkk., Ternyata Ia Sudah Bangkit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
11. Groenon, C., Sejarah Dogma Kristologi, Yogyakarta: Kanisius, 1988
12. Hadijono Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
13. _______________, Religi Suku Murba Di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
14. Koyama Kasuke, Injil Dalam Pandangan Asia, Jakarta: Satya Karya, 1998
15. Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990

Page | 93
Mata Kuliah : Dogmatika 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.11.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Dogmatika 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mendalami pokok-pokok pengajaran dalam Alkitab serta menunjukkan kebiasaan


berprilaku sesuai nilai-nilai yang diperoleh melalui pembelajaran Dogmatika.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan tentang kemanusiaan dan keilahian Kristus


2. Mampu menjelaskan konsep Keselamatan menurut Alkitab
3. Mampu menguraikan kepribadian dan peranan Roh Kudus
4. Mampu mendefinisasikan konsep tentang Gereja dan Fungsi Gereja
5. Mampu menguraikan keyakinannya tentang Eskhatologi
6. Menunjukkan kebiasaan berprilaku sesuai nilai-nilai yang diperoleh lewat pembelajaran
Dogmatika

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Kemanusiaan dan keilahian Kristus


2. Konsep keselamatan menurut Alkitab
3. Kepribadian dan peranan Roh Kudus
4. Gereja dan Fungsi Gereja
5. Eskhatologi

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu memberikan penjelasan tentang kemanusiaan dan keilahian Kristus


2. Mampu memperlihatkan keyakinannya tentang keselamatan di dalam Kristus
3. Mampu mendemonstrasikan kehidupan yang kudus
4. Mampu meyakini akan kemuliaan yang akan datang
5. Mampu memberi penjelasan tentang Roh Kudus
6. Mampu menjelaskan hakekat dan fungsi gereja
7. Mampu memperlihatkan keyakinannya akan kedatangan Kristus yang kedua kali

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan riset kepustakaan
4. Mahasiswa menulis paper
C. Metode : Kuliah, diskusi, riset kepustakaan
D. Tugas : Membuat laporan bacaan, menulis makalah
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 15%
3. Paper : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
94 | P a g e
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Abineno, J.L.Ch.,1989, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
2. Banawiratma, J., 1986, Kristologi dan Allah Tritunggal, Yogyakarta: Kanisius, 1986
3. _______________, Yesus Sang Guru, Yogyakarta: Kanisius, 1986
4. Barth, Karl, Church Dogmatic. Edinburg: T&T., Clark, 1961
5. Berkouwer, G.C., Divine Election, Grand Rapids: Erasmus, 1977
6. _______________, Grand Rapids: Erasmus, 1972
7. Clarken A. D. dan Winter, B.W., Satu Allah Satu Tuhan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995
8. Cressleyn R., Tritunggal Yang esa. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
9. Ericsson Millard, J., Christian Theology. Grand Rapids: Baker Book House, 1983
10. Genepp, V.O. van dkk., Ternyata Ia Sudah Bangkit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
11. Groenon, C., Sejarah Dogma Kristologi, Yogyakarta: Kanisius, 1988
12. Hadijono Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
13. _______________, Religi Suku Murba Di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
14. Koyama Kasuke, Injil Dalam Pandangan Asia, Jakarta: Satya Karya, 1998
15. Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990

Page | 95
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Lama (PL)
Kode Mata Kuliah : 02.02.12.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat : Pengantar PL, Bahasa Ibrani

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang PL, menghayati pentingnya, dan
mengaplikasikan nilai-nilai ajaran PL dalam segala aspek kehidupan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Tafsir PL


2. Mampu memahami kitab PENTATEUKH
3. Mampu menjelaskan pengajaran dari kitab SEJARAH
4. Mampu menghayati pengajaran dari kitab PUISI
5. Mampu menjelaskan pengajaran dari kitab NABI-NABI BESAR
6. Mampu menjelaskan pengajaran dari kitab NABI-NABI KECIL
7. Mampu membuat refleksi suara kenabian
8. Mampu mengemukakan refleksi suara PL dan relevansinya dalam konteks masa kini

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Tafsir PL dan Ruang Lingkupnya


2. Tafsir KITAB PENTATEUKH
3. Tafsir KITAB-KITAB SEJARAH
4. Tafsir KITAB-KITAB PUISI
5. Tafsir KITAB NABI-NABI BESAR
6. Tafsir KITAB NABI-NABI KECIL

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan Pengertian dan Ruang Lingkup Tafsir PL


2. Menjelaskan pengajaran kitab Pentateukh Era Patriakh
3. Menjelaskan pengajaran kitab Pentateukh Era Musa
4. Menjelaskan sejarah bangsa Israel sebelum dan sesudah pembuangan
5. Memahami bentuk-bentuk sastra Ibrani
6. Menjelaskan pesan kitab-kitab puisi
7. Menjelaskan panggilan dan pelayanan para nabi
8. Mengemukakan refleksi suara PL dan relevansinya dalam konteks masa kini

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi tentang Sejarah Israel
3. Mahasiswa melakukan studi pustaka
4. Mahasiswa mempresentasikan
5. Mahasiswa membuat refleksi
C. Metode : Kuliah, diskusi
D. Tugas : Laporan bacaan, membuat refleksi, membuat presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
96 | P a g e
3. Laporan bacaan : 20%
4. Refleksi : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Baker, D.L, Mari mengenal Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1992.
2. Bullock, C., Hassell, An Introduction to the Old Testament Prophetic Books, Moody,
Chicago, 1986
3. Crenshaw, J.L, Old Testament Wisdom, Atlanta : Westminter, 1981
4. Groenen C, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama 2, Yogyakarta : Kanisius, 1980
5. J.I Packer, Merril C. Tenney, William White, Jr. Ensiklopedi Fakta Alkitab Malang :
Gandum Mas,2001
6. James D. Newsome, Jr., The Hebrew Prophets, John Knox, Atlanta, 1984
7. Klaus Koch, The Prophets: The Babylonian and Persian Periods, Fortress, Philadephia,
1984
8. Larkin, William J., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Michigan, 1988
9. Lasor, W.S. dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994
10. Leon J. wood, The Prophets of Isrel, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1992
11. Rowley H.H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983
12. Roy B. Zuck (ed.), A Biblical Theology of the Old Testament, Moody, Chicago, 1991
13. Steck, Odil Hannes, Old Testament Exegesis: A Guide to the Methodology, Scholars,
Georgia, 1998
14. Stuart, Douglas, Eksegese Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 1994
15. The Kramer, Singa Telang Mengaum, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
16. Watson, Francis, Text, Church and World: Biblical Interpretation in the Theological
Perspective, Eerdmans, Michigan, 1994
17. Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word: An Introduction to the
Prophetic Literature of the Old Testament, Zondervans, Grand Rapids, Michigan, 1990
18. William J. Larkin, Jr., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1988
19. Wismoady Wahono, Di sini kutemukan, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986

Page | 97
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Lama (PL) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.13.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Tafsir PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mendalami pengetahuan yang komprehensif tentang PL, menafsir beberapa kitab
PL, dan mengaplikasikan nilai-nilai ajaran PL dalam segala aspek kehidupan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menafsirkan beberapa kitab PL


2. Mampu mengemukakan refleksi suara PL dan relevansinya dalam konteks masa kini

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Tafsir KITAB PENTATEUKH


2. Tafsir KITAB-KITAB SEJARAH
3. Tafsir KITAB-KITAB PUISI
4. Tafsir KITAB NABI-NABI BESAR
5. Tafsir KITAB NABI-NABI KECIL

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menafsirkan beberapa kitab PL


2. Mengemukakan refleksi suara PL dan relevansinya dalam konteks masa kini

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa menafsir PL
5. Mahasiswa membuat refleksi
C. Metode : Kuliah, diskusi
D. Tugas : Laporan bacaan, membuat refleksi, membuat presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Laporan bacaan : 20%
4. Refleksi : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai bebas dan terbatas, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
98 | P a g e
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Baker, D.L, Mari mengenal Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1992.
2. Bullock, C., Hassell, An Introduction to the Old Testament Prophetic Books, Moody,
Chicago, 1986
3. Crenshaw, J.L, Old Testament Wisdom, Atlanta : Westminter, 1981
4. Groenen C, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama 2, Yogyakarta : Kanisius, 1980
5. J.I Packer, Merril C. Tenney, William White, Jr. Ensiklopedi Fakta Alkitab Malang :
Gandum Mas,2001
6. James D. Newsome, Jr., The Hebrew Prophets, John Knox, Atlanta, 1984
7. Klaus Koch, The Prophets: The Babylonian and Persian Periods, Fortress, Philadephia,
1984
8. Larkin, William J., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Michigan, 1988
9. Lasor, W.S. dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994
10. Leon J. wood, The Prophets of Isrel, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1992
11. Rowley H.H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983
12. Roy B. Zuck (ed.), A Biblical Theology of the Old Testament, Moody, Chicago, 1991
13. Steck, Odil Hannes, Old Testament Exegesis: A Guide to the Methodology, Scholars,
Georgia, 1998
14. Stuart, Douglas, Eksegese Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 1994
15. The Kramer, Singa Telang Mengaum, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
16. Watson, Francis, Text, Church and World: Biblical Interpretation in the Theological
Perspective, Eerdmans, Michigan, 1994
17. Willem A. VanGemeren, Interpreting the Prophetic Word: An Introduction to the
Prophetic Literature of the Old Testament, Zondervans, Grand Rapids, Michigan, 1990
18. William J. Larkin, Jr., Culture and Biblical Hermeneutics: Interpreting and Applying the
Authoritative World in a Relativistic Age, Baker Books, Grand Rapids, Michigan, 1988
19. Wismoady Wahono, Di sini kutemukan, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986

Page | 99
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru (PB)
Kode Mata Kuliah : 02.02.14.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Pengantar PB, Bahasa Yunani
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menguasai metode tafsir PB, menghayati nilai-nilai Perjanjian Baru, dan
merefleksikan dalam berprilaku di segala aspek kehidupan sehari-hari.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan tentang pemahaman tafsir PB


2. Mampu menguraikan kepenulisan dan naskah asli kitab PB
3. Mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk sastra dalam kitab PB
4. Mampu menyebutkan metode-metode penafsiran untuk kitab PB
5. Mampu menyusun langkah-langkah penafsiran
6. Mampu menemukan kebenaran dalam penafsiran PB
7. Mampu menerima nilai-nilai kebenaran dalam PB
8. Mampu engaplikasikan nilai-nilai kebenaran PB
9. Mampu membuat tafsiran sebuah perikop PB

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Introduksi pemahaman tafsir PB


2. Kepenulisan dan Naskah asli PB
3. Bentuk-bentuk sastra dalam kitab PB
4. Metode-metode penafsiran untuk kitab PB
5. Langkah-langkah penafsiran PB
6. Kebenaran dalam penafsiran PB
7. Nilai-nilai kebenaran dalam PB dan aplikasinya
8. Menafsir sebuah perikop PB

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan tentang pemahaman tafsir PB


2. Menguraikan makna penulis asli untuk alamat setiap kitab dalam PB
3. Mendefinisikan bentuk-bentuk sastra dalam kitab PB
4. Menyebutkan metode-metode penafsiran untuk kitab PB
5. Menyusun langkah-langkah penafsiran
6. Menemukan kebenaran dalam penafsiran PB
7. Menerima nilai-nilai kebenaran dalam PB
8. Mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran PB
9. Membuat Tafsir sebuah perikop PB

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempresentasikan hasil tafsirannya
C. Metode : Kuliah, diskusi, observasi, presentasi, refleksi
100 | P a g e
D. Tugas : Membuat laporan tafsiran, membuat presentasi, observasi perilaku
jemaat di pelayanan dan mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran
dalam tafsir PB, membuat refleksi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Refleksi : 20%
4. Portofolio : 15%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis, pengamatan
G. Bentuk Soal : tes tertulis, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. C. Marvin Pate, The End of The Age has Comes


2. Charles Ryrie, Theologi Dasar, Jogyakarta: Andi Opset
3. Chris Marantika, Eskatologi, Jogyakarta: Iman Press
4. Donald Guthrie, Theologi Perjanjian Baru : jilid 1-3, Jakarta: BPK Gunung Mulia
5. Dwight Pentecost, Things To Come, Zondervan Publishing House , Grand Rapids
6. George Eldon Ladd, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 2, Bandung: Kalam Hidup
7. Henry C. Thiessen, Theologi Sistematik, Malang: Gandum Mas
8. J.Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
9. Jhon Walvoord, Nubuatan- Nubuatan Alkitab, Bandung: Kalam Hidup
10. Leon Morris, Theologi Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas
11. Millard J. Erickson, Teologi Krisen Volume 3, Malang: Gandum Mas
12. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Malang: Literatur SAAT
13. Tim Lahaye, The Popular encyclopedia of Bible Prophecy
14. Wilmingon, Eskatologi, Malang: Gandum Mas

Page | 101
Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru (PB) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.15.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menguasai metode tafsir PB, menghayati nilai-nilai Perjanjian Baru, dan
merefleksikan dalam berprilaku di segala aspek kehidupan sehari-hari.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menyusun langkah-langkah penafsiran


2. Mampu membuat tafsiran beberapa perikop PB
3. Mampu engaplikasikan nilai-nilai kebenaran PB

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Langkah-langkah penafsiran PB
2. Kebenaran dalam penafsiran PB
3. Menafsir beberapa perikop PB
4. Nilai-nilai kebenaran dalam PB dan aplikasinya

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menyusun langkah-langkah penafsiran


2. Membuat Tafsir beberapa perikop PB
3. Menemukan kebenaran dalam penafsiran PB
4. Menerima nilai-nilai kebenaran dalam PB
5. Mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran PB

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempresentasikan hasil tafsirannya
C. Metode : Kuliah, diskusi, observasi, presentasi, refleksi
D. Tugas : Membuat laporan tafsiran, membuat presentasi, observasi perilaku
jemaat di pelayanan dan mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran
dalam tafsir PB, membuat refleksi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Portofolio : 35%
3. UTS : 20%
4. UAS : 35%
F. Teknik : Tertulis, pengamatan
G. Bentuk Soal : tes tertulis, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga

102 | P a g e
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. C. Marvin Pate, The End of The Age has Comes


2. Charles Ryrie, Theologi Dasar, Jogyakarta: Andi Opset
3. Chris Marantika, Eskatologi, Jogyakarta: Iman Press
4. Donald Guthrie, Theologi Perjanjian Baru : jilid 1-3, Jakarta: BPK Gunung Mulia
5. Dwight Pentecost, Things To Come, Zondervan Publishing House , Grand Rapids
6. George Eldon Ladd, Theologi Perjanjian Baru: Jilid 2, Bandung: Kalam Hidup
7. Henry C. Thiessen, Theologi Sistematik, Malang: Gandum Mas
8. J.Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
9. Jhon Walvoord, Nubuatan- Nubuatan Alkitab, Bandung: Kalam Hidup
10. Leon Morris, Theologi Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas
11. Millard J. Erickson, Teologi Krisen Volume 3, Malang: Gandum Mas
12. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Malang: Literatur SAAT
13. Tim Lahaye, The Popular encyclopedia of Bible Prophecy
14. Wilmingon, Eskatologi, Malang: Gandum Mas

Page | 103
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama (PL) 1
Kode Mata Kuliah : 02.02.16.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan teologi dalam PL,
menghayati tema-tema teologi PL sebagaimana, dan merefleksikannya secara kontekstual.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan dengan benar secara rinci tema-tema Teologi PL 1


2. Mampu mempelihatkan sikap kritis dalam mempelajari tema-tema teologi PL 1
3. Mampu ber inovasi dalam mempelajari tema-tema Teologi PL 1
4. Mampu memperlihatkan kesadaran pentingnya mempelajari tema-tema Teologi PL 1
5. Mampu mendemonstrasikan penghayatan nilai-nilai tema-tema Teologi PL 1
6. Mampu menunjukkan kebiasaan berperilaku sesuai nilai-nilai tema-tema Teologi PL 1
7. Mampu mengumpulkan sumber belajar yang berkaitan dengan Teologi PL 1

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Multiwajah Metodologi Teologi Perjanjian Lama


2. Sejarah dan Perkembangan Teologi Perjanjian Lama
3. Tema-Tema pokok Teologi Perjanjian Lama
4. Konsep Sunat
5. Konsep Kudus
6. Konsep Sabat
7. Konsep Allah
8. Konsep Ibadah

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan multiwajah dari metodologi Perjanjian Lama


2. Menguraikan sejarah dan perkembangan Teologi Perjanjian Lama, serta tema-tema pokok
Teologi Perjanjian Lama
3. Menjelaskan konsep sunat, konsep Kudus, Konsep Sabat, Konsep Allah, Konsep Ibadah
dalam Perjanjian Lama
4. Memiliki minat yang besar dalam mempelajari metodologi dan tema-tema serta konsep-
konsep dalam Teologi Perjanjian Lama
5. Memiliki rasa ingin tahu dalam mempelajari Teologi Perjanjian Lama
6. Bersikap kritis dalam mempelajari Teologi Perjanjian Lama
7. Berinovasi dalam mempelajari Teologi Perjanjian Lama
8. Menerapkan nilai-nilai tema-tema pokok Teologi Perjanjian Lama (sunat, kudus, sabat,
Allah dan ibadah)
9. Mempunyai koleksi sumber belajar tentang tema-tema Teologi PL 1

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi

104 | P a g e
3. Mahasiswa membuat desain pengembalaan
C. Metode : Kuliah, diskusi, mahasiswa bereksplorasi, mengkaji, berinovasi,
mempresentasikan
D. Tugas : Membuat makalah, membuat sketsa, mengoleksi sumber belajar,
membuat kajian pustaka, melakukan presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Pengamatan dan tinjauan buku : 20%
4. Portofolio : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Barth, C. Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998


2. Blommendaal, J., Pengantar kepada Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia,
2009
3. Childs, Brevards, Biblical Theology of The Old and New Testament: Theological
Reflection on The Christian Bible. Fortress : Minneapolis, 1993
4. Clements, Ronald O., Old Testament Theology : A Fresh Approach, England: Marshall
Morgan & Scott, 1978
5. Dyrness, W., Tema-Tema Dalam Perjanjian Lama. Malang : Gandum Mas, 2002
6. Eichordt, Walther, Theology of The Old Testament I & II, Philadelphia : The Wesminter,
1967
7. Hasel. G., Isu-Isu Dasar Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002
8. Hinson, DF., Theology of The Old Testament, London: SPCK, 1976
9. Kaiser, W., Toward an Old Testament Theology, Grand Rapids: Zondervan, 1978
10. Karman, Yongky, Teologi Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2005
11. Knierim, Rolf P., The Task Of The Old Testament Theology: Method and Cases,
Michigan : Eerdmans, 1995
12. Lassor, W.S, Hubbard & D.A, Bush, F.W., Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat dan
Sejarah, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008
13. Lassor, W.S, Hubbard, D.A, Bush, F.W. Pengantar Perjanjian Lama 1 : Sastra dan
Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
14. Martens, E.A., Plot and Purpose. Leicester : IVP, 1961
15. Norman, K. Gootwald, The Hebrew Bible : A Socio-Literary Introduction, Philadelphia
: Fortress Press, 1985

Page | 105
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama (PL) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.17.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Teologi PL 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan teologi dalam PL,
menghayati tema-tema teologi PL sebagaimana dijumpai dalam kitab Puisi dan kitab para
Nabi dan merefleksikannya secara kontekstual.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan dengan benar secara rinci tema-tema Teologi PL


2. Mampu mempelihatkan sikap kritis dalam mempelajari tema-tema teologi PL
3. Mampu berinovasi dalam mempelajari tema-tema Teologi PL
4. Mampu mendemonstrasikan penghayatan nilai-nilai tema-tema Teologi PL
5. Mampu menunjukkan kebiasaan berperilaku sesuai nilai-nilai tema-tema Teologi PL
6. Mampu mengumpulkan sumber belajar yang berkaitan dengan Teologi PL

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Ekslusivisme dan Partikularisme Israel


2. Pluralisme dan Universalisme
3. Kemiskinan dan Kemakmuran
4. Kasih dan Keadilan
5. Laki-laki dan Perempuan
6. Eskatologi dan Apokaliptik
7. Hubungan Teologi PL dan Teologi PB

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan konsep partikularisme, pluralisme dan universalisme, kemiskinan dan


kemakmuran, kasih dan keadilan, laki-laki dan perempuan, eskatologi dan apokaliptik
2. Mengkritisi hubungan Teologi Perjanjian Lama dan Teologi Perjanjian Baru.
3. Berinovasi dalam mempelajari tema-tema teologi PL 2
4. Menerapkan konsep-konsep Teologi PL 2 dalam konteks kehidupan jemaat dan
masyarakat.
5. Berprilaku sesuai nilai-nilai tema-tema Teologi PL 2
6. Mensketsa hubungan Teologi Perjanjian dan Teologi Perjanjian Baru
7. Menggali hubungan Teologi Perjanjian lama dan Teologi Perjanjian Baru
8. Memperlihatkan koleksi sumber belajar yang berkaitan dengan Teologi PL 2

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat desain pengembalaan
C. Metode : Kuliah, diskusi, mahasiswa bereksplorasi, mengkaji, berinovasi,
mempresentasikan
D. Tugas : Membuat makalah, membuat sketsa, mengoleksi sumber belajar,
membuat kajian pustaka, melakukan presentasi
106 | P a g e
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 15%
3. Pengamatan dan tinjauan buku : 20%
4. Portofolio : 20%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Barth, C. Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998


2. Blommendaal, J., Pengantar kepada Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia,
2009
3. Childs, Brevards, Biblical Theology of The Old and New Testament: Theological
Reflection on The Christian Bible. Fortress : Minneapolis, 1993
4. Clements, Ronald O., Old Testament Theology : A Fresh Approach, England: Marshall
Morgan & Scott, 1978
5. Dyrness, W., Tema-Tema Dalam Perjanjian Lama. Malang : Gandum Mas, 2002
6. Eichordt, Walther, Theology of The Old Testament I & II, Philadelphia : The Wesminter,
1967
7. Hasel. G., Isu-Isu Dasar Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002
8. Hinson, DF., Theology of The Old Testament, London: SPCK, 1976
9. Kaiser, W., Toward an Old Testament Theology, Grand Rapids: Zondervan, 1978
10. Karman, Yongky, Teologi Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2005
11. Knierim, Rolf P., The Task Of The Old Testament Theology: Method and Cases,
Michigan : Eerdmans, 1995
12. Lassor, W.S, Hubbard & D.A, Bush, F.W., Pengantar Perjanjian Lama 2 : Taurat dan
Sejarah, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008
13. Lassor, W.S, Hubbard, D.A, Bush, F.W. Pengantar Perjanjian Lama 2 : Sastra dan
Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
14. Martens, E.A., Plot and Purpose. Leicester : IVP, 1961
15. Norman, K. Gootwald, The Hebrew Bible : A Socio-Literary Introduction, Philadelphia
: Fortress Press, 1985

Page | 107
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru (PB)
Kode Mata Kuliah : 02.02.18.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Tafsir PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang tema-tema teologi PB sebagaimana dijumpai dalam


Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu, menghayati pentingnya, serta
merefleksikannya secara kontekstual.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan Nubuat dalam PB


2. Mampu menjelaskan Konsep Keselamatan dalam PB
3. Mampu menjelaskan teologi Kehambaan dalam PB
4. Mampu menjelaskan Eklesiologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
5. Mampu menjelaskan konsep Eskatologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan
Wahyu
6. Mampu menjelaskan Pengharapan akan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua-kali Surat-
surat Paulus, Surat-surat Umum, dan kitab Wahyu
7. Mampu memperlihatkan keyakinan akan konsep-konsep teologis PB dalam kehidupannya
sehari-hari

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Nubuat dalam PB
2. Konsep Keselamatan dalam PB
3. Konsep Kehambaan dalam PB
4. Eklesiologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
5. Eskatologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
6. Pengharapan akan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua-kali dalam Surat-surat Paulus,
Surat-surat Umum, dan kitab Wahyu

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan Nubuat dalam PB


2. Menjelaskan konsep Keselamatan dalam PB
3. Menjelaskan teologi Kehambaan dalam PB
4. Menjelaskan Eklesiologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
5. Menjelaskan konsep Eskatologi dalam Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum dan Wahyu
6. Menjelaskan Pengharapan akan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua-kali Surat-surat
Paulus, Surat-surat Umum, dan kitab Wahyu
7. Mengaplikasikan keyakinannya akan konsep-konsep teologis PB dalam kehidupannya
sehari-hari

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
4. Mahasiswa menulis paper
108 | P a g e
5. Mahasiswa berpresentasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan
D. Tugas : Resensi buku, menulis paper, menyiapkan presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper dan Presentasi kelas : 30%
3. Resensi : 15%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, pilihan, proyek khusus
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Baker, David L., Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology in Diaologul Christologi and Ministry,
Wesminster, Philadelphia, 1987
3. Hasel, Gerhard, NT Tehology, Basic Issues in the Carrent Debate, Gerdmans: Grand
Rapids, 1990
4. Marshall, Jesus The Saviour: Stadies in the New Testament Theology, inter Varsity,
Dounersgrove, 1990
5. Morris, Leon, Theologi PB, Malang: Gandum Mas, 1996
6. Guthrie, Donald, Theologi PB 1-3, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999
7. Ladd, George Eldon, Theologi PB 1, Bandung: Kalam Hidup, 1999
8. A.M. Hunter, Memperkenalkan Theologi PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999

Page | 109
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru (PB) 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.19.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Teologi PB 1
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mendalami konsep- konsep teologia Perjanjian Baru, meyakini pentingnya, serta
menerapkan prinsip- prinsipnya dalam kehidupan pribadi dan pelayanan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan Konsep kerajaan Allah dalam PB


2. Mempu mengkritisi konsep Kristologi dalam PB
3. Mampu berefleksi tentang konsep-konsep teologis dalam PB
4. Mampu mengaplikasikan konsep-konsep teologis PB dalam kehidupan dan pelayanannya

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengharapan Mesianis Yahudi


2. Pengharapan Mesianis dalam PB
3. Konsep kerajaan Allah dalam PB
4. Kristologi dalam PB

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan Pengharapan Mesianis Yahudi


2. Mendeskripsikan Pengharapan Mesianis dalam PB
3. Menguraikan Konsep kerajaan Allah dalam PB
4. Mengkritisi konsep Kristologi dalam PB
5. Berefleksi terhadap konsep-konsep teologis dalam PB
6. Mengaplikasikan konsep-konsep teologis PB dalam kehidupan dan pelayanannya

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
4. Mahasiswa menulis paper
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan
D. Tugas : Resensi buku, menulis paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 25%
3. Quis : 15%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, pilihan, proyek khusus
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


110 | P a g e
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Baker, David L., Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology in Diaologul Christologi and Ministry,
Wesminster, Philadelphia, 1987
3. Hasel, Gerhard, NT Tehology, Basic Issues in the Carrent Debate, Gerdmans: Grand
Rapids, 1990
4. Marshall, Jesus The Saviour: Stadies in the New Testament Theology, inter Varsity,
Dounersgrove, 1990
5. Morris, Leon, Theologi PB, Malang: Gandum Mas, 1996
6. Guthrie, Donald, Theologi PB 1-3, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999
7. Ladd, George Eldon, Theologi PB 1, Bandung: Kalam Hidup, 1999
8. A.M. Hunter, Memperkenalkan Theologi PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999

Page | 111
Mata Kuliah : Etika
Kode Mata Kuliah : 02.02.20.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki penguasaan materi Etika yang memadai dan memiliki kesadaran tentang
manfaat yang akan diperolehnya dalam berprilaku dalam pelayanannya sebagai pemberita
Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan hakekat etika sebagai ilmu moral


2. Mampu menjabarkan prinsip-prinsip dasar etika filosofis
3. Mampu menjabarkan prinsip-prinsip dasar etika Kristen.
4. Mampu mengidentifikasi perbedaan dan keterkaitan etika filosofis, etika agama-agama
non Kristen dengan etika Kristen.
5. Mampu menyusun kerangka berpikir etis
6. Mampu member penilaian etis terhadap kasus kasus moral
7. Mampu menunjukkan kepekaan terhadap permasalahan manusia dan kemanusiaan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Etika sebagai Ilmu Moral


2. Etika Filosofis
3. Etika dan Agama
4. Etika Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
5. Asas – asas etika Kristen
6. Keputusan Etis dan faktor – faktor didalamnya
7. Sejarah Perkembangan Etika Kristen
8. Studi Kasus (Kasus Masa Kini dan Alkitab)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan hakekat etika sebagai Ilmu moral


2. Menjelaskan Prinsip – Prinsip dasar Etika Filosofis
3. Menjelaskan Prinsip – prinsip dasar etika Kristen
4. Mengidentifikasi factor – factor dalam pengembilan keputusan etis Kristen
5. Mengidentifikasi perbedaan dan hubungan etika filosofis dan etika Kristen
6. Mengemukakan dan menafsirkan contoh – contoh kasus moral
7. Memberi penilaian etis terhadap berbagai kasus moral dan prilaku manusia/masyarakat.
8. Menunjukkan minat dan perhatian dalam proses belajar etika Kristen
9. Menunjukkan kepekaan/perhatian terhadapa permasalaah kemanusiaan di tengah
masyarakat.
10. Bersikap kritis dalam mempalajari berbagai issu-issu sosial dalam persfektif etika

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Individual, kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi

112 | P a g e
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi lapangan tentang persolaan kemanusiaan yang terjadi di
tengah masyarakat
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas dan karya : 25%
3. Quis : 15 %
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Dharmaputera, Eka, Etika Sederhan Untuk Semua Perkenalan Pertama, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1992
2. Brownlee, M., Pengambilan Keputusan etis dan Faktor-Faktor di Dalamnya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1981
3. Douna, J., Kelakuan Yang Bertanggungjawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
4. Jongneel, JAB., Hukum Kemerdekaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
5. Fletcher, Verne H., Lihatlah Sang Manusia: suatu pendekatan pada etika dasar,
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
6. Verkuyl, J., Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964
7. Suseno, Magnis, Etika Dasar Yogyakarta: Kanasius, 1993
8. Wright, Christopher, …. Etika PL. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
9. Van Napel, Henk, Etika PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia
10. Geisler, Norman, Etika Kristen dan Isu – Isu Etis, Malang: SAAT,
11. Morgan, Philips, Christians Ethics,
12. Forell, George Wolfgang, History of Christians Ethics, Vol. I. Minnepolli: Augsburg
Publishing House, 1979

Page | 113
Mata Kuliah : Etika 2
Kode Mata Kuliah : 02.02.21.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa semakin mendalami materi Etika yang memadai dan memiliki kesadaran tentang
manfaat yang akan diperolehnya dalam berprilaku dalam pelayanannya sebagai pemberita
Firman Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu mengidentifikasi perbedaan dan keterkaitan etika filosofis, etika agama-agama


non Kristen dengan etika Kristen.
2. Mampu menyusun kerangka berpikir etis
3. Mampu member penilaian etis terhadap kasus kasus moral
4. Mampu menunjukkan kepekaan terhadap permasalahan manusia dan kemanusiaan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Etika Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


2. Asas – asas etika Kristen
3. Keputusan Etis dan faktor – faktor didalamnya
4. Studi Kasus (Kasus Masa Kini dan Alkitab)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mengemukakan dan menafsirkan contoh – contoh kasus moral


2. Memberi penilaian etis terhadap berbagai kasus moral dan prilaku manusia/masyarakat.
3. Menunjukkan minat dan perhatian dalam proses belajar etika Kristen
4. Menunjukkan kepekaan/perhatian terhadapa permasalaah kemanusiaan di tengah
masyarakat.
5. Bersikap kritis dalam mempalajari berbagai issu-issu sosial dalam persfektif etika

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Individual, kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi lapangan tentang persolaan kemanusiaan yang terjadi di
tengah masyarakat
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 15
3. Tugas dan karya : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
114 | P a g e
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Dharmaputera, Eka, Etika Sederhan Untuk Semua Perkenalan Pertama, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1992
2. Brownlee, M., Pengambilan Keputusan etis dan Faktor-Faktor di Dalamnya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1981
3. Douna, J., Kelakuan Yang Bertanggungjawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
4. Jongneel, JAB., Hukum Kemerdekaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
5. Fletcher, Verne H., Lihatlah Sang Manusia: suatu pendekatan pada etika dasar,
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
6. Verkuyl, J., Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964
7. Suseno, Magnis, Etika Dasar Yogyakarta: Kanasius, 1993
8. Wright, Christopher, …. Etika PL. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
9. Van Napel, Henk, Etika PB, Jakarta: BPK Gunung Mulia
10. Geisler, Norman, Etika Kristen dan Isu – Isu Etis, Malang: SAAT,
11. Morgan, Philips, Christians Ethics,
12. Forell, George Wolfgang, History of Christians Ethics, Vol. I. Minnepolli: Augsburg
Publishing House, 1979

Page | 115
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Umum
Kode Mata Kuliah : 02.02.22.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mengidentifikasi hakekat keberadaan gereja dan perkembangannya sejak awal


berdirinya, zaman Abad Pertengahan, jaman Reformasi sampai abad modern, menghayati
nilai-nilai positif yang diperoleh dari hasil studi, serta mampu merekonstruksi bahan-bahan
sejarah gereja umum.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan arti dan manfaat mempelajari Sejarah Gereja Umum.


2. Mampu menguraikan pembagian periodisasi Sejarah Gereja Umum.
3. Mampu menjelaskan perkembangan gereja pada Abad-abad Permulaan
4. Mampu menjelaskan perkembangan gereja pada Abad Pertengahan.
5. Mampu menjelaskan latar belakang kemunculan Gerakan Reformasi.
6. Mampu membuat garis besar perkembangan Gerakan Reformasi di Eropa mulai Abad
ke-16 sampai perkembangan Gereja di Amerika.
7. Mampu mengevaluasi beberapa peristiwa dalam sejarah Gereja di Dunia
8. Mampu merelevansikan beberapa peristiwa dalam sejarah gereja di dunia dengan
kehidupan gereja masa kini.
9. Mampu meneliti sejarah Gereja Umum.
10. Mampu merekonstruksi bahan-bahan sejarah Gereja Umum

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Arti dan manfaat Studi Sejarah Gereja Umum.


2. Periodisasi Sejarah Gereja Umum.
3. Kemunculan dan perkembangan gereja pada abad-abad Permulaan.
4. Perjumpaan Islam dan Gereja
5. Perkembangan gereja di Eropa pada Abad Pertengahan
6. Gerakan Reformasi Luther dan Perluasannya di Eropa
7. Gerakan kontra Reformasi
8. Gerakan Pietisme dan Revivalisme di Eropa dan penyebarannya ke Amerika.
9. Kemunculan berbagai aliran gereja di Amerika.
10. Perkembangan pemikiran Protestan di Eropa pada abad ke-19 sampai abad ke-20

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti dan manfaat Studi Sejarah Gereja Umum.


2. Menjelaskan periodisasi Sejarah Gereja Umum.
3. Menguraikan kemunculan dan perkembangan gereja pada abad-abad Permulaan.
4. Memaparkan perjumpaan Islam dan Gereja
5. Menguraikan perkembangan gereja di Eropa pada Abad Pertengahan
6. Mendeskripsikan gerakan Reformasi Luther dan perluasannya di Eropa
7. Menjelaskan Gerakan kontra Reformasi
8. Menunjukkan pengaruh gerakan Pietisme dan Revivalisme di Eropa dan penyebarannya
ke Amerika.
9. Memperjelas kemunculan berbagai aliran gereja di Amerika.
10. Mengoreksi pemikiran Protestan di Eropa pada abad ke-19 sampai abad ke-20

116 | P a g e
11. Merelevansikan beberapa peristiwa dalam sejarah gereja di dunia dengan kehidupan
gereja masa kini.
12. Melakukan penelitian sejarah Gereja Umum.
13. Merekonstruksi bahan-bahan sejarah Gereja Umum

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa meneliti
4. Mahasiswa merekonstruksi bahan-bahan sejarah
C. Metode : Kuliah, diskusi, seminar, dan tugas-tugas
D. Tugas : Membuat makalah, melakukan penelitian, presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Penulisan Paper : 20%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, pilihan berganda, poto folio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Berkhof, H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994


2. Cairns, Earle E., Christianity Through the Centuries: A History of the ChristianChurch,
Zondervan: Grand Rapid, Michigan, 1981
3. Caroll, Warren H., The Founding of Christendom: Vol. 1. Christendom College, 1985
4. Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1991
5. Dickens, A.G., Reformation and Society in Sixteenth Century Europe, London: Brace &
World, 1967
6. Dowley, Tim, Eerdman’s Handbook to the History of Christianity, New York: Guidepots,
1977
7. Evennet, H. Outram. The Spirit of Counter Reformation, London: University of Notre
Dame, 1975
8. Ferguson, Everett, Backgrounds of Early Christianity, Grand Rapids, Michigan: Eerdmans
Publishing C., 1993

Page | 117
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Asia
Kode Mata Kuliah : 02.02.23.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Sejarah Gereja Umum
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mengidentifikasi hakekat keberadaan gereja di Asia dan perkembangannya sejak


awal berdirinya sampai abad modern, menghayati nilai-nilai positif yang diperoleh dari hasil
studi, serta mampu merekonstruksi bahan-bahan sejarah gereja umum.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan arti dan Sejarah Gereja Asia dari berbagai sudut pandang.
2. Mampu merumuskan makna studi Sejarah Gereja Asia.
3. Mampu menjelaskan perbedaan Sejarah Gereja Eropa dan Asia.
4. Mampu menjelaskan periodisasi Sejarah Gereja Asia.
5. Mampu menjelaskan arti lama dalam istilah Gereja Asia Lama.
6. Mampu membagi periodisasi sampai kedatangan Islam
7. Mampu mencermati perluasan Gereja Asia abad I-VII.
8. Mampu menjelaskan perluasan dan pertumbuhan Gereja di Partia/ Persia.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Arti dan Sejarah Gereja Asia dari berbagai sudut pandang.


2. Makna studi Sejarah Gereja Asia.
3. Perbedaan Sejarah Gereja Eropa dan Asia.
4. Periodisasi Sejarah Gereja Asia.
5. Arti “lama” dalam istilah Gereja Asia Lama.
6. Periodisasi sampai kedatangan Islam
7. Rintangan dan hambatan berkembangnya Gereja di Asia
8. Perluasan Gereja Asia abad I-VII.
9. Perluasan dan pertumbuhan Gereja di Partia/ Persia

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti dan Sejarah Gereja Asia dari berbagai sudut pandang.
2. Merumuskan makna studi Sejarah Gereja Asia.
3. Menjelaskan perbedaan Sejarah Gereja Eropa dan Asia.
4. Menjelaskan periodisasi Sejarah Gereja Asia.
5. Menjelaskan arti lama dalam istilah Gereja Asia Lama.
6. Membagi periodisasi sampai kedatangan Islam
7. Mengetahui rintangan dan hambatan Gereja di Asia pada abad mula-mula
8. Mencermati perluasan Gereja Asia abad I-VII.
9. Menjelaskan perluasan dan pertumbuhan Gereja di Partia/ Persia

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Individual, kontekstual partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
118 | P a g e
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : Membuat makalah, membuat penelitian, presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Makalah : 20%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Berkhof, H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994


2. Cairns, Earle E., Christianity Through the Centuries: A History of the ChristianChurch,
Zondervan: Grand Rapid, Michigan, 1981
3. Caroll, Warren H., The Founding of Christendom: Vol. 1. Christendom College, 1985
4. Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1991
5. Dickens, A.G., Reformation and Society in Sixteenth Century Europe, London: Brace &
World, 1967
6. Dowley, Tim, Eerdman’s Handbook to the History of Christianity, New York: Guidepots,
1977
7. Evennet, H. Outram. The Spirit of Counter Reformation, London: University of Notre
Dame, 1975
8. Ferguson, Everett, Backgrounds of Early Christianity, Grand Rapids, Michigan: Eerdmans
Publishing C., 1993

Page | 119
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Indonesia
Kode Mata Kuliah : 02.02.24.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah gereja-gereja di Indonesia sejak abad ke-16
sampai abad ke-20, menyadari pentingnya sejarah gereja-gereja di Indonesia, dan
menunjukkan prilaku yang mengapresiasi keragaman gereja di Indonesia.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan arti dan manfaat mempelajari sejarah gereja-gereja di Indonesia.


2. Mampu menguraikan pembagian periodisasi sejarah gereja-gereja di Indonesia.
3. Mampu menguraikan agama dan masyarakat di Indonesia sebelum masuknya kekristenan.
4. Mampu menerangkan misi gereja Katolik di Indonesia abad ke-16 hingga ke-17.
5. Mampu menguraikan misi gereja Protestan di Indonesia pada zaman VOC.
6. Mampu mengidentifikasi sikap pekabar Injil terhadap agama suku dan sebaliknya.
7. Mampu mencermati perkembangan gereja Protestan di Indonesia sejak tahun 1800.
8. Mampu menjelaskan peran lembaga-lembaga zending.
9. Mampu mencermati pertumbuhan gerakan Pentakosta, Injili, dan Kharismatik di
Indonesia.
10. Mampu menjelaskan gerakan kemandirian gereja dan perkembangan aliran gereja di
Indonesia.
11. Mampu memberikan evaluasi terhadap beberapa peristiwa dalam sejarah gereja di
Indonesia.
12. Mampu merelevansikan beberapa peristiwa dalam sejarah gereja di Indonesia dengan
kehidupan bergereja masa kini

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Arti dan manfaat Studi Sejarah Gereja Indonesia.


2. Periodisasi Sejarah Gereja Indonesia.
3. Agama dan Masyarakat di Indonesia sebelum masuknya Kekristenan.
4. Misi Gereja Katolik di Indonesia Abad ke-16 hingga ke-17.
5. Misi Gereja Protestan di Indonesia pada Jaman VOC.
6. Sikap Pekabar Injil terhadap Agama Suku dan sebaliknya.
7. Perkembangan Gereja Protestan Indonesia sejak tahun 1800.
8. Peran Lembaga-lembaga Zending
9. Gerakan Pentakosta, Injili, dan Kharismatik di Indonesia.
10. Gerakan Kemandirian Gereja dan perkembangan aliran gereja di Indonesia

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti dan manfaat Studi Sejarah Gereja Indonesia.


2. Menunjukkan periodisasi Sejarah Gereja Indonesia.
3. Mendeskripsikan keberadaan agama dan Masyarakat di Indonesia Sebelum Masuknya
Kekristenan.
4. Menjelaskan Misi Gereja Katolik di Indonesia Abad ke-16-17.
5. Menjelaskan Misi Gereja Protestan di Indonesia pada Jaman VOC.
6. Membentuk pendapat tentang sikap Pekabar Injil terhadap Agama Suku dan sebaliknya.
7. Menguraikan perkembangan Gereja Protestan Indonesia sejak tahun 1800.
120 | P a g e
8. Mengevaluasi peran Lembaga-lembaga Zending
9. Mengidentifikasi gerakan Pentakosta, Evangelical, dan Kharismatik di Indonesia.
10. Menjelaskan gerakan Kemandirian Gereja dan perkembangan aliran gereja di Indonesia.
11. Merekonstruksi bahan-bahan sejarah Gereja di Indonesia.
12. Mengevaluasi beberapa peristiwa dalam sejarah Gereja di Indonesia.
13. Merelevansikan beberapa peristiwa dalam sejarah Gereja di Indonesia dengan kehidupan
bergereja masa kini

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat tabel
4. Mahasiswa melakukan penelitian
C. Metode : Kuliah, diskusi, seminar, dan tugas-tugas
D. Tugas : Melakukan penelitian, menulis makalah, membuat tabel,
Membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Makalah : 20%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, pilihan ganda, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hoekema, A.G., Berpikir Dalam Keseimbangan yang Dinamis. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996
2. Hadiwiyono, Harun, Religi Suku Murba di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985
3. Craemer, Hendrik, From Mission Field to Independent Church. Boekencentrum, The
Hague, 1958
4. Enklaar, I.H., Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-sakramen, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1978
5. Abineno, J.L. Ch., Sejarah Apostolat di Indonesia Jilid 1-2. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1978
6. Wolterbeek, J.O., Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen,
1995
7. Verkuyl, J., Ketegangan antara Imperialisme
8. Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995
Page | 121
9. Locher, Tata Gereja Protestan di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
10. Muskens, M.P.M., dkk. Sejarah Katolik di Indonesia Jilid I-IV, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998
11. Partonadi, Soetarman Soedirman, Komunitas Sadrach dan Akar Kontekstualnya,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
12. Van den End, Th. Ragi Carita Jilid 1-2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
13. Ngelow, Z. J., Kekristenan dan Nasionalisme, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994

122 | P a g e
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.02.25.03.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Pendidikan Agama Kristen baik dari anak maupun
sampai untuk orang dewasa dan lansia serta mahasiswa mampu melaksanakan pembinaan
kepada anak, remaja, orang dewasa dalam tugas kepelayanannya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa memahami arti, hakikat, tujuan, dan jenis-jenis PAK


2. Mahasiswa memahami dasar-dasar PAK dalam Alkitab
3. Mahasiswa memahami PAK dalam jemaat mula-mula sampai dengan abad XX
4. Mahasiswa mamahami hubungan PAK dengan ilmu-ilmu umum lainnya.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Arti, hakikat, dan tujuan PAK


2. Tujuan PAK
3. Jenis-jenis PAK
4. PAK dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru (PB)
5. PAK dalam jemaat mula-mula sampai dengan abad XX
6. Hubungan PAK dengan ilmu-ilmu lainnya

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan arti, hakikat, tujuan, dan jenis-jenis PAK


2. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar PAK dalam Alkitab
3. Mahasiswa mampu menjelaskan PAK dalam jemaat mula-mula sampai dengan abad XX
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan PAK dengan ilmu-ilmu umum lainnya

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi lapangan tentang persolaan kemanusiaan yang terjadi di
tengah masyarakat
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas dan karya : 20%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja

Page | 123
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Boohlke, R., Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen I, Jakarta:
BPK. Gunung Mulia
2. Boohlke, R., Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen II, Jakarta:
BPK. Gunung Mulia
3. Cully, I. V., Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973
4. Homroghausen, E.G., Pendidika Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1956
5. Kristianto, Paulus Lilik, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Jogyakarta:
Yayasan ANDI, 2008
6. Tanya, Eli, Gereja dan PAK, Cipanas: STT Cipanas, 2006
7. Hadinoto, Admadja, Dialog dan Edukasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000

124 | P a g e
Mata Kuliah : Kepemimpinan Kristen
Kode Mata Kuliah : 02.02.26.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Sosiologi, Komunikasi, Etika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan Kristen, menghayati prinsip-


prinsipnya, serta menunjukkan kebiasaan berprilaku sesuai nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan lingkup studi kepemimpinan.


2. Mampu menjelaskan konsep dasar kepemimpinan.
3. Mampu mengidentifikasi pola-pola kepemimpinan.
4. Mampu mengemukakan aspek-aspek kepemimpinan.
5. Mampu menguraikan teologi kepemimpinan Kristen.
6. Mampu mengidentifikasi model-model kepemimpinan.
7. Mampu memahami model kepemimpinan Yesus Kristus.
8. Mampu menjelaskan nilai-nilai kepemimpinan Kristen.
9. Memiliki semangat mengembangkan sumber daya kepemimpinan Kristen.
10. Mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Kristen dalam pelayanan di gereja dan
masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan Lingkup Studi Kepemimpinan.


2. Konsep Dasar Kepemimpinan.
3. Pola-Pola Kepemimpinan.
4. Aspek-Aspek Kepemimpinan.
5. Teologi Kepemimpinan Kristen.
6. Model-Model Kepemimpinan.
7. Model Kepemimpinan Yesus Kristus.
8. Nilai-Nilai Kepemimpinan Kristen
9. Pengembangan Sumber Daya Kepemimpinan Kristen

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dan lingkup studi kepemimpinan.


2. Menjelaskan Konsep dasar Kepemimpinan
3. Mengidentifikasi pola-pola kepemimpinan
4. Mengemukakan aspek-aspek kepemimpinan
5. Menguraikan teologi Kepemimpinan Kristen
6. Mengidentifikasi model-model Kepemimpinan
7. Memahami model kepemimpinan Yesus Kristus.
8. Menjelaskan nilai-nilai kepemimpinan Kristen.
9. Memperlihatkan semangat mengembangkan sumber daya kepemimpinan Kristen
10. Menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Kristen dalam pelayanan di gereja dan masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual partisipatoris

Page | 125
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa mendiskusikan isu-isu kepemimpinan kontemporer
3. Mahasiswa mengidentifikasi prinsip-prinsip kepemimpinan
secara umum dan secara khusus
4. Mahasiswa mengamati praktik-praktik kepemimpinan dalam
pelayanan
5. Mahasiswa mengintegrasikan pola kepemimpinan Kristen dalam
pelayanan praktis
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, studi kasus, modeling
D. Tugas : Studi lapangan tentang kepemimpinan Kristen
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 25%
3. Tugas Kelompok : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Ackroyd, P.R., “Hagai” Peake’s Commentary on the Bible (Revised Edition), Editor:
M. Black dan H.H. Rowley, 1962
2. Adams, Jay E., Shepherding God’s Flock, The Pastoral Life Jilid 1, Phillipsburg, New
Jersey: Presbyterian and Reformed, 1978
3. Barry, Bryan W., Strategic Planning Workbook, New York: A.H Wilder Foundation,
1987
4. Buhlmann, Walbert, The Coming of the Future, A Model for the Year 2001, Maryknoll,
New York: Orbis, 1978
5. Callahan, Kennon L., Effective Church Leadership, San Francisco: Harper & Row,
1990
6. Cedar, Paul, Strength in Servant Leadership, Waco Texas: Word Books, 1987
7. Chalfant, Paul H., dkk, Religion in Contemporary Society, California: Mayfield, 1984
8. Cohen, William A., Seni Kepemimpinan, Jakarta: Mitra Utama, 1993
9. Covey, Stephen R., Kepemimpinan yang Berprinsip, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997
10. Covey, Stephen R., Seven Habits of Highly Effective People, New York: A Fireside
Books, 1989

126 | P a g e
Mata Kuliah : Misiologi
Kode Mata Kuliah : 02.02.27.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Pembimbing PL dan Pembimbing PB
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mempunyai pengetahuan dasar tentang misi berdasarkan Alkitab, terpanggil untuk
melaksanakannya, dan mampu mengaplikasikan konsep misi dalam konteks Indonesia sebagai
masyarakat majemuk.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian misi


2. Mampu menjelaskan dasar misi menurut Alkitab
3. Mampu menguraikan misi dalam PL
4. Mampu menguraikan misi dalam Injil-injil Sinoptis
5. Mampu mengidentifikasi misi dalam Kisah Para Rasul
6. Mampu menceritakan kembali misi Rasul Paulus
7. Mampu mencermati paradigma Modern tentang misi
8. Mampu mencermati paradigma Pasca Modern tentang misi
9. Mampu mencermati paradigma Oikumenis tentang misi
10. Mampu menerapkan kontekstualisasi dalam misi.
11. Mampu merancang misi yang inkulturatif dan kontekstual
12. Mampu memperlihatkan kesenangannya terhadap kegiatan pekabaran Injil
13. Mampu melaksanakan misi dalam konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengantar Misiologi
2. Misi dalam PL
3. Misi dalam PB: Injil-injil Sinoptis, Kisah Para Rasul dan Rasul Paulus
4. Paradigma modern, pasca modern dan Oikumenis
5. Kontekstualisasi dan Inkulturasi.
6. Misi dalam konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian misi


2. Menjelaskan dasar misi menurut Alkitab
3. Menguraikan misi dalam PL
4. Menguraikan misi dalam Injil-injil Sinoptis
5. Mengidentifikasi misi dalam Kisah Para Rasul
6. Menceritakan kembali misi Rasul Paulus
7. Mencermati Paradigma Modern tentang misi
8. Mencermati Paradigma Pasca Modern tentang misi
9. Mencermati Paradigma Oikumenis tentang misi
10. Menerapkan Kontekstualisasi dalam misi.
11. Merancang Misi yang Inkulturatif dan kontekstual
12. Menyenangi pekabaran Injil
13. Melaksanakan misi dalam konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


Page | 127
A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat paper
4. Mahasiswa melakukan penelitian
5. Mahasiswa berpresentasi
6. Mahasiswa melaksanakan Pekabaran Injil
C. Metode : Kuliah, diskusi, laporan penelitian
D. Tugas : Menulis paper, membuat presentasi, tugas kelompok, laporan
penelitian
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 30%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, tes sikap, poto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Anderson, Gerald H., Robert T. Coote, Norman A. Horner, James M. Philips, Mission
Legacies: Biographical Studies of Leaders of the Modern Missionary Movement, New
York: Orbis Books, 1994
2. Artanto, Widi, Menjadi Gereja Misioner dalam Konteks Indonesia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997
3. Bosch, David J., Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan
Berubah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Byun, Chganguk, ed. A New Heart for the Evangelization of Asia, Seoul: Mission
Academy, 2007
5. Green, Michael, Evangelism in the Early Church, Cambridge, UK/Grand Rapids, 2003
6. Hiebert, Paul G., Anthropological Insight for Missionaries, Grand Rapids: Baker Books,
2000
7. Hesselgrave, David G., Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya, Malang:
SAAT, 2005
8. Kostenberger, Andreas J., dan Peter T. O’Brien. Salvation to the Ends of the Earth: A
Biblical Theology of Mission, Illinois: Intervarsity Press, 2001

128 | P a g e
Mata Kuliah : Apologetika
Kode Mata Kuliah : 02.02.28.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Delapan)
Prasyarat : Teologi Sistematika, Dogmatika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa dapat memahami dan memperoleh wawasan apologetik yang komprehensif dan
fungsional. Dengan wawasan apologetik yang komprehensif dan fungsional, maka mahasiswa
dapat memperosleh bekal untuk lebih mempermudah dalam mempelajari aplogetik tentang
pembelaan iman secara lengkap dan sempurna di dalam pelayanannya sebagai calon penginjil/
pendidik di tengah-tengah zaman yang pluralisme ini.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu memaknai makna aplogetika


2. Mampu menguraikan presuposisi teologi
3. Mampu menjelaskan apa itu aplogetika Kristen
4. Mampu mengimplementasikan berita yang dibawa oleh apologis
5. Mampu menjelaskan apologetika sebagai pembuktian: beberapa pertimbangan metodologis
6. Mampu mengungkapkan apologetika sebagai pembuktian: Eksistensi Allah
7. Mampu menyatakan apologetika sebagai pembuktian: membuktikan Injil
8. Mampu mempertahankan apologetika sebagai serangan: kritikan terhadap
ketidakpercayaan.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Makna apologetika
2. Presuposisi teologi
3. Apa itu apologetika Kristen
4. Berita yang dibawa oleh apologis
5. Apologetika sebagai pembuktian: beberapa pertimbangan metodologis
6. Apologetika sebagai pembuktian: Eksistensi Allah
7. Apologetika sebagai pembuktian: membuktikan Injil
8. Apologetika sebgai serangan: kritikan terhadap ketidakpercayaan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Memaknai makna apologetika


2. Menguraikan presuposisi teologi
3. Menjelaskan apa itu apologetika Kristen
4. Mengimplementasikan berita yang dibawa oleh apologis
5. Menjelaskan apologetika sebagai pembuktian: beberapa pertimbangan metodologis
6. Mengungkapkan apologetika sebaggai pembuktian: Eksistensi Allah
7. Menyatakan apologetika sebagai pembuktian: membuktikan Injil
8. Mempertahankan apologetika sebagai serangan: kritikan terhadap ketidakpercayaan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
Page | 129
4. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan, resensi buku, pengamatan
D. Tugas : Menulis Paper, portofolio, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Paper : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Frame, John, M., Apologetika bagi Kemuliaan Allah, Surabaya: Momentum, 2000
2. Frame, John, M., Artikel: Christianity and Comtemporary Epistemology, Westminster
Theological Journal 52, 1 (Spring, 1990): hlm. 131-141
3. Frame, John M., Evangelical Reunion, Grand Rapids: Baker, 1991
4. Til, Van, The Defence of the Faith, Philadelphia: Presbyterian and Reformed, 1995

130 | P a g e
Mata Kuliah : Islamologi
Kode Mata Kuliah : 02.02.29.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang latar belakang sejarah dasar pokok-pokok
ajarannya, praktek kehidupan Islam (perkawinan, politik, kebudayaan, dakwah) serta
mengenai keberadaan Islam (sejarah, aliran-aliran dan perkembangannya).

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sejarah lahirnya Islam


2. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar agama Islam
3. Mahasiswa mampu menjelaskan praktek hidup Islam (rukun Islam)
4. Mahasiswa mampu menjelaskan etika Islam
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Sejarah lahirnya Islam


2. Dasar agama Islam
3. Ajaran Islam (rukun Iman)
4. Praktek hidup Islam (rukun Islam)
5. Etika Islam
6. Perkembangan Islam di Indonesia

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan tentang sejarah lahirnya Islam


2. Mampu menjelaskan dasar agama Islam
3. Mampu menjelaskan praktek hidup Islam (rukun Islam)
4. Mampu menjelaskan etika Islam
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan, pengamatan
D. Tugas : Menulis Paper, portofolio, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Kuis : 10%
3. Laporan pengamatan : 30%
5. UTS : 20%
6. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
Page | 131
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Alquran dan terjemahannya, Yayasan Penyelenggara/ penafsir Alquran: Depertemen


Agama RI, 1965
2. Ali Mukti, Pemikiran Modern di Indonesia, 1978
3. Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramidana,
1992
4. Smith, Houston, Agama-agama Manusia, Jakarta: Grasindo, 1993
5. Utomo, Bambang Ruseno, Mengenal Islam, Malang: IPTh Bale Wiyata, 1991

132 | P a g e
Mata Kuliah : Agama Suku
Kode Mata Kuliah : 02.02.30.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami keberadaan agama-agama suku, meresponi pengaruhnya dalam


masyarakat dan gereja, serta menerapkan pendekatan-pendekatan misi kepada agama suku.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian agama Suku


2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur dasar kepercayaan agama suku
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perbedaan agama suku dengan agama-agama yang
ada di Indonesia
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tinjauan antropologis mengenai teori-teori munculnya
agama suku
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bentuk-bentuk religi tua
6. Mahasiswa mampu menganalisis prinsip-prinsip pokok ajaran agama suku
7. Mahasiswa mampu menunjukkan hubungan adat dengan agama suku
8. Mahasiswa mampu menjelaskan kepercayaan / Ajaran suku di Indonesia
9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk – bentuk ritus agama suku di Indonesia
10. Mahasiswa mampu meresponi pengaruh agama-agama suku dalam masyarakat dan gereja
11. Mahasiswa mampu merancang pendekatan misi kepada agama suku

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian Suku dan Agama Suku


2. Unsur-unsur dasar kepercayaan agama suku
3. perbedaan agama suku dengan agama-agama yang ada di Indonesia
4. Tinjauan Antropologis mengenai teori-teori munculnya agama suku
5. Bentuk-bentuk religi tua
6. Prinsip-prinsip pokok ajaran agama suku
7. Hubungan adat dengan agama suku
8. Kepercayaan / Ajaran suku di Indonesia
9. Bentuk – bentuk pengembangan dan ritus agama suku di Indonesia
10. Pengaruh agama-agama suku dalam masyarakat dan gereja
11. Pendekatan misi terhadap agama suku

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian agama Suku


2. Mengidentifikasi unsur-unsur dasar kepercayaan agama suku
3. Mengidentifikasi perbedaan agama suku dengan agama-agama yang ada di Indonesia
4. Menjelaskan tinjauan antropologis mengenai teori-teori munculnya agama suku
5. Mendeskripsikan bentuk-bentuk religi tua
6. Menganalisis prinsip-prinsip pokok ajaran agama suku
7. Menunjukkan hubungan adat dengan agama suku
8. Menjelaskan kepercayaan / Ajaran suku di Indonesia
9. Mengidentifikasi bentuk-bentuk ritus agama suku di Indonesia
10. Meresponi pengaruh agama-agama suku dalam masyarakat dan gereja
11. Merancang pendekatan misi kepada agama suku
Page | 133
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan penelitian kepada salah satu agama suku
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Menulis Paper tentang salah satu agama suku
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 20%
3. Paper : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hadiwijono, Harun, Agama Suku, Jakarta, BPK, 1971


2. Honig, A A.G. Jr. : Ilmu Agama-agama, Jakarta, BPK, 1966
3. STAB, Nalanda, Ajaran Budha dan Perkembangannya di Indonesia
4. Smith, Huston; Agama-agama manusia, Jakarta : Obor Indonesia, 1985
5. Sou’yb joesoef; Agama-agama Besar di Dunia
6. Zachner, R.C. ; Kebijakasanaan dari Timur, Jakarta : Gramedia, 1993
7. Tim Balitbang PGI (ed), Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia : Theologia
Religionum, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999

134 | P a g e
Mata Kuliah : Hinduisme dan Budhaisme
Kode Mata Kuliah : 02.02.31.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami sejarah lahirnya agama Hindu dan Budha, pokok-pokok ajarannnya,
pengaruh dan perkembangannya di Indonesia serta aliran-alirannya

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang Agama Hindu (Sejarah,


Perkembangan, pokok-pokok ajaran dan keradaannya di Indonesia)
2. Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang agama Budha (Sejarah,
perkembangan, pokok-pokok ajarannya, dan keberadaannya di Indonesia).

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Sejarah lahirnya agama Hindu


2. Pokok-pokok ajaran agama Hindu
3. Agama Hindu di Indonesia
4. Sejarah lahirnya agama Budha
5. Agama Budha di Indonesia
6. Kekuatan dan Kelemahan agama Budha
7. Pokok ajaran agama Budha ditinjau dari kebenaran Alkitab

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan sejarah lahirnya agama Hindu


2. Menjelaskan pokok-pokok ajaran agama Hindu
3. Agama Hindu di Indonesia
4. Sejarah lahirnya agama Budha
5. Pokok-pokok ajaran agama Budha
6. Agama Budha di Indonesia
7. Pokokajaran agama Budha ditinjau dari kebenaran Alkitab

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi kasus
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 15%
2. Presentasi : 10%
3. Makalah : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
Page | 135
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hadiwijono, Harun, Agama hindu dan budha, Jakarta, BPK, 1971


2. Honig, A A.G. Jr. : Ilmu Agama-agama, Jakarta, BPK, 1966
3. STAB, Nalanda, Ajaran Budha dan Perkembangannya di Indonesia
4. Smith, Huston; Agama-agama manusia, Jakarta : Obor Indonesia, 1985
5. Sou’yb joesoef; Agama-agama Besar di Dunia
6. Zacher, R. C., Kebijaksanaan dari Timur, Jakarta: Gramedia, 1993

136 | P a g e
Mata Kuliah : Pendidikan Nasional
Kode Mata Kuliah : 02.02.32.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami visi, misi, dan strategi pendidikan nasional serta visi, misi, dan strategi
guru dengan penuh kesadaran yang tinggi, berwawasan nasional, mampu berpikir
komprehensif-intgral dengan berlandaskan falsafah Pancasila, dan UUD 1945 untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional di Indonesia pada dewasa ini.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mengklasifikasikan pendahuluan pada Pendidikan Nasional


2. Mahasiswa menjelaskan paradigma baru pendidikan nasional dan Undang-undang sistem
pendidikan nasional nomor 20. Tahun 2003.
3. Mampu menguraikan hak untuk memperoleh pendidikan
4. Mampu menjelaskan wajib belajar
5. Mampu mengidentifikasi tenaga kependidikan
6. Mampu menguraikan pembangunan nasional

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pendahuluan pada pendidikan nasional


2. Paradigma baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003
3. Hak untuk memperoleh pendidikan
4. Wajib belajar
5. Tenaga kependidikan
6. Pembangunan nasional

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mengklasifikasikan pendahuluan pada pendidikan nasional


2. Menjelaskan paradigma baru pendidikan nasional dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
3. Menguraikan hak untuk memperoleh pendidikan
4. Menjelaskan wajib belajar
5. Mengidentifikasi tenaga kependidikan
6. Menguraikan pembangunan nasional

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Ekspositori dan inquiri


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Studi kasus, makalah
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 15%

Page | 137
2. Makalah : 25%
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 tentang wajib
belajar
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang buku Teks Pelajaran
3. Rencana strategi Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014
4. Undang-undang Dasar 1945
5. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
6. Undang-undang Nomor 2 tahun1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
7. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
8. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan
Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
9. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta,
1994
10. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
11. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-Hill Book
Company. 1968.
12. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
13. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001
14. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
15. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1992
16. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

138 | P a g e
Mata Kuliah : Metode Penulisan Skripsi
Kode Mata Kuliah : 02.02.33.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : XI (Sembilan)
Prasyarat : Metode Penelitian
Waktu Penulisan : 6 bulan

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menemukan kebenaran ilmiah melalui penelitian, menyadari pentingnya


manfaat penelitian dalam kehidupan, serta mampu menyusun hasil penelitian dalam bentuk
tulisan ilmiah.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Memiliki kemampuan menyusun kerangka teoritis dan konseptual sehubungan dengan


objek penelItian
2. Mampu mendesain rencana dan langkah-langkah penelitian.
3. Mampu menganalisis data hasil penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah.
4. Memiliki kesenangan untuk meneliti demi mendapatkan kebenaran ilmiah dari objek yang
diteliti.
5. Mampu menyusun tulisan ilmiah

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Penjelasan tentang teknik penyusun kerangka teoritis dan konseptual dan penyusunan
skripsi
2. Pembuatan desain penelitian
3. Penyusunan instrumen penelitian
4. Teknik pengolahan data
5. Penulisan skripsi
6. Pembimbingan dosen sekurang-kurangnya dalam lima pertemuan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mendeskripsikan kerangka teoritis dan konseptual atas objek yang diteliti


2. Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan prosedur penelitian
3. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
4. Menyenangi kegiatan penelitian ilmiah
5. Menyusun skripsi sesuai standar penulisan ilmiah

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Individual, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa melakukan penelitian
3. Mahasiswa menerima bimbingan
4. Mahasiswa menulis karya ilmiah
C. Metode : Kuliah, tanya jawab, diskusi, penelitian
D. Tugas : membaca materi kuliah, membuat ringkasan, menuliskan skripsi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran : 10%
2. Proposal : 40%

Page | 139
3. Seminar Proposal : 50%
F. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002


2. Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1990
3. Kountur, Ronny, Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM,
2003
4. Subana, M. & Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001
5. Sedarmayanti & Hidayat Syarifudin, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju,
2002
6. Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian: buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Gramedia,1990
7. Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002
8. Soejono, & Abdurrahman, Metode Penelitian: suatu pemikiran dan penerapan,
Jakarta: Rineka Cipta, 1999
9. Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres, 2002
10. Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
11. Suharto, Ign, dkk, Perekayasaan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi, 2003
12. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2003
13. Santoso, Gempur, Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2005
14. Kurde, Nuktah Arfawie Kurde (dkk.), Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
15. Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikolog, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003
16. Silalahi, Gabriel Amin, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo: Citra Media,
2003
17. Subagyo, Andreas B., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, Termasuk Riset
Teologi dan Keagamaan, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004
18. Santoso, Gempur, Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitati, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2005
19. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005
20. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000

140 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA

Mata Kuliah : Psilologi Perkembangan


Kode Mata Kuliah : 02.03.01.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai teoritis tentang psikologi perkembangan, dan menaydari


pentingnya menguasai psikologi perkembangan serta menunjukkan kebiasaan sebagai calon
guru yang dapat memahami keberadaan anak didik.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguasai berbagai aspke teoritis tentang psikologi perkembangan


2. Mampu menyadari pentingnya menguasai psikologi perkembangan
3. Mampu menunjukkan kebiasaan sebagai calon guru yang dapat memahami keberadaan anak
didik
4. Mampu membuat penelitian pada lingkungan tentang kegiatan- kegiatan perkembangan anak
sesuai teori perkembangan.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Arti dan hakikat pertumbuhan dan perkembangan secara psikologis


2. Faktor-faktor perkembangan psikologis dan periodisasi
3. Hukum-hukum perkembangan dan pertumbuhan fisik
4. Perkembangan moral, mental, dan intelektual (Pekembangan mental diganti menjadi
perkembangan Iman)
5. Tugas-tugas perkembangan
6. Teori-teori perkembangan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti dan hakikat pertumbuhan dan perkembangan secara psikologis


2. Menguraikan faktor-faktor psikologis dan periodisasi
3. Mengidentifikasi hukum-hukum perkembangan dan pertumbuhan fisik
4. Mencermati perkembangan moral, mental, dan intelektual
5. Menguraikan tugas-tugas perkembangan
6. Menjelaskan teori-teori perkembangan
7. Mendeskripsikan hasil-hasil penelitian tentang perkembangan peserta didik
8. Memperlihatkan kesadarannya akan pentingnya menguasai psikologi perkembangan
9. Memperlihatkan kebiasaan sebagai calon guru memahami keberadaan peserta didik

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

Page | 141
A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengembangkan strategi yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran
4. Mahasiswa mengamati
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan
D. Tugas : studi kepustakaan, pengamatan, portofolio, presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan/ Tugas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis. Tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Hurlock, Elizabeth: Adolescent Development, Tokyo: Mc.Graw Hill Kogakusha Ltd


2. Gunarsa: Ny. Singgih D, dan Gunarsa, Singgih D., Dasar dan Teori Perkembangan
Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
3. Gunarsa, Ny. Singgih D, dan Gunarsa, Singgih D., Psikologi Remaja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1999
4. Gunarsa, Ny. Singgih D, dan Gunarsa, Singgih D., Psikologi Untuk Muda-mudi, Jakarta:
BPK, 1977
5. Kartono, Kartini, Psikologi Anak, Bandung: Alumni, 1978
6. Materi Dasar Pendidikan, Program Bimbingan Dan Konseling di Perguruan Tinggi;
Buku II.A. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Depdikbud, 1982/1983
7. Bennet, J.G., A Spiritual Psychology, Lakemont: CSA Press, 1974
8. Gable, Robert K., Instrument Development in The Affective Domain, Boston: Kluwer-
Nijhoff Publishing, 1986
9. Pilkingtan, Maya, Misteri Diri Anda, Jakarta: Arcan, 1989
10. White, Richard, & Gunstone, Richard, Probing Understanding, London: The Falmer
Press, 1992
11. Stones, E., Psychopedagogy: Psychological Theory and Practice of Teaching, New
York: Methuen, 1979
12. Hill, Napoleon & Stone, W. Clement, Succes Through A Positive Mental Attitude,
Singapore: Angus & Robertson Publishers, 1977
13. Stanley, Heath, W., Psikologi yang Sebenarnya, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1995
14. Nurkancana, Wayan, Pemahaman Individu, Surabaya: Usaha Nasional, 1993
15. Azwar, Saifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999
16. Verhaar, John WM., Identitas Manusia Menurut Psikologi dan Psikiatri Abad Ke-20,
Yogyakarta: Kanisius dan Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989
142 | P a g e
17. Mar’at, Sikap Manusia: perubahan serta pengukurannya, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1982
18. Sinuor, Yoseph L. Frans, Manusia Modern Mencari dan Menemukan Identitas Diri:
suatu analisa psiko-filosofis, Bandung: Serva Minora, 1986
19. Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, Yogyakarta: Andi, 2000
20. Hidayat, H.K. Kecerdasan Emosional (catatan kuliah ilmu perilaku /psikologi), Jakarta:
Jelita Akademika, 2001
21. Price, Eugenia (terj. Oleh G.M.A. Nainggolan), Tjari-Tahu Sendiri: Masalah-masalah
Hidup Pemuda-Pemudi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995
22. Iskandar, Yul, Depresi dan Anxietas: Diagnosa dan Terapi untuk Praktek Umum,
Yogyakarta: Yayasan Dharma Graha, 1988
23. Keliat, Budi Anna, Gangguan Kognitif, Jakarta: Arcan, 1991
24. Walker Edward, I., (terj. ol. Team Fakultas Psychologi UI), ..., Conditioning dan Proses
Belajar Instrumental, Jakarta: Yayasan Penerbit UI
25. Berne, Eric, Games People Play: The Psychology of Human Relationship, New York:
Penguin Books, 1983
26. Haryanto, Samsi, Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta, Sebelas Maret
University Press, 1994
27. O’Keefe John (terj. Oleh Ursula), Jurus Satu Minggu Olah Otak: untuk memacu jiwa
yang sehat, Jakarta: Abdi Tandur, 1995
28. Faisal, Sanapiah & Mappiare, Andi, …, Dimensi-dimensi Psikologi, Surabaya: Usaha
Nasional.
29. Roan, W.M., Terapi untuk Mengubah Tingkah Laku, 1980
30. Abdullah, Taufik (ed.), Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta: LP3S, 1982
31. Soetopo, Hendyat, Psikologi:Keunikan Intelegensi Manusia, Surabaya: Usaha Nasional,
1983
32. Covey, Stephen R. (terj.oleh) Budijanto), Tujuh Kebiasaan manusia yang Sangat Efektif:
memulihkan etika karakter, Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
33. Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Aksara Baru, 1980
34. L. Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993
35. Monks, F.J., et.al., Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya,
Yogyakarta: Gajah mada university Press, 1985
36. Rifai, Melly Sri Sulastri, Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan Sosial,
Bandung: Jurusan Bimbingan Penyuluhan Pendidikan FIP bandung, 1980
37. Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: Grasindo, 2003
38. Dagun, Save M., Psikologi Keluarga: peranan ayah dalam keluarga, Jakarta, Rineka
Cipta
39. Walgito, Bimo, Psikologi Sosial: suatu pengantar, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
40. Shaleh, H. Abd. Rachman & Suriadinata Soependri, Psikologi Umum dan Sosial,
Jakarta: Dharma Bhakti, 1980
41. Yoeti, H. Oka A., Psikologi Pelayanan Wisata, Jakarta: Gramedia, 1999
42. Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta,:Rineka Cipta, 2001
43. Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001
44. Yusuf, Yusmar, Psikologi Antarbudaya, Bandung, Remaja Rosdakarya. 1991
45. Gunarsa Singgih D. & Gunarsa Y. Singgih D., Psikologi untuk Membimbing, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1995
46. Nawar, Agus, Psikologi Pelayanan: pengantar dalam indutri hotel (untuk profesi dan
mahasiswa), Bandung: Alfabeta, 2002
47. Meier, Paul D., et.al. (terj. Johny The), Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (1),
Yogyakarta: PBMR Andi, 2004
48. Meier, Paul D., et.al. (terj. Johny The), Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (2),
Yogyakarta: PBMR Andi, 2004
49. Schultz, Duane, Psikologi Pertumbuhan, Yogyakarta: Kanisius, 1991
50. Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan: perangkat sistem pengajaran
modul, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
51. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Page | 143
52. Sabri, H.M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta,
Pedoman Ilmu Jaya. 1996.
53. Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
54. Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1984
55. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
56. Crow, Lester D. & Crow Alice (terj.oleh Z. Kasijan) Psikologi Pendidikan Buku 2,
Surabaya: Bina Ilmu, 1987.
57. Whitherington (terj. oleh M. Buchori), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru. 1983
58. Hasan, H. Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-Ikhlas. 1994
59. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
60. Partowisastro, H. Koestoer, Dinamika dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.
1983
61. Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1991
62. Surya, H. Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004
63. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
64. Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1992
65. Cahyono, Cheppy Hari, Psikologi Kepemimpinan, Surabaya: Usaha Nasional, 1984
66. Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta
67. Azwar, Saifffudin, Seri Pengukuran Psikologi: Reliabilitas dan Validitas: interpretaasi
dan Komputasi, Yogyakarta: Liberty, 1986
68. Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Andi, 2005
69. Sudjanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
70. Yanello, Patrick David, Personality Reality, Jakarta: Gramedia, 2005

144 | P a g e
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.02.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : Psikologi Perkembangan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikologi pendidikan dan


pembelajaran PAK, senang mengidentifikasi karakteristik pesertadidik anak yang disesuaikan
dengan kemampuan belajarnya, serta menerapkan prinsip-prinsip psikologi pendidikan dalam
pembelajaran PAK.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan hakikat psikologi pendidikan


2. Mampu mengidentifikasi kemampuan-kemampuan psikologis dan pemanfaatannya dalam
pendidikan
3. Mampu mengidentifikasi perbedaan individu dan kemampuan berpikir
4. Mampu menjelaskan hubungan antara faktor-faktor psikologis dan prestasi belajar anak
5. Mampu memperlihatkan kreativitasnya dalam pembelajaran PAK
6. Mampu mencermati karakteristik peserta didik sesuai dengan kemampuan belajarnya
7. Mampu memperlihatkan kesenangannya mengamati perkembangan belajar pesertadidik
8. Mampu menganalisis kesulitan belajar peserta didik
9. Mampu menerapkan prinsip-prinsip psikologi pendidikan dalam pembelajaran PAK

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat dan Peranan psikologi dalam pendidikan


2. Kemampuan-kemampuan psikologis dan pemanfaatannya dalam pendidikan
3. Perbedaan individu dan kemampuan berpikir
4. Hubungan antara faktor-faktor psikologis dan prestasi belajar peserta didik
5. Kreativitas pembelajaran PAK.
6. Karakteristik peserta didik dan kemampuan belajarnya
7. Tinjauan psikologis perkembangan belajar peserta didik
8. Kesulitan belajar peserta didik
9. Prinsip-prinsip psikologi pendidikan dalam pembelajaran PAK

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan hakikat psikologi pendidikan


2. Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan psikologis dan pemanfaatannya dalam pendidikan
3. Mengidentifikasi perbedaan individu dan kemampuan berpikir
4. Menjelaskan hubungan antara faktor-faktor psikologis dan prestasi belajar peserta didik
5. Memperlihatkan kreativitas pembelajaran PAK.
6. Mencermati karakteristik peserta didik anak sesuai dengan kemampuan belajarnya
7. Senang mengamati perkembangan belajar peserta didik.
8. Mampu menganalisis kesulitan belajar peserta didik
9. Menerapkan prinsip-prinsip psikologi pendidikan dalam dan pembelajaran PAK

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris

Page | 145
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menghayati
4. Mahasiswa mengembangkan strategi yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan, unjuk kerja
D. Tugas : Studi kepustakaan, Pengamatan dan menganalisis penyebabnya,
presentasi.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan tugas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Witherington, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1982


2. Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1998
3. Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan:Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
4. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan: landasan kerja pemimpin pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta, 2003
5. Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,1983
6. Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1984
7. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
8. Whitherington (terj. oleh M. Buchori), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1983

146 | P a g e
Mata Kuliah : Dasar-dasar Kependidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang dasar-dasar kependidikan di


Indonesia, menghayati pentingnya, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan dan
pelayanannya sebagai calon pendidik PAK.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan Hakikat Pendidikan dan Pendidikan sebagai sistem


2. Mampu menjelaskan Perspektif pendidikan di Indonesia
3. Mampu mengidentifikasi Perangkat undang-undang dan peraturan di bidang pendidikan
4. Mampu memaknai Hakikat sekolah, guru dan pembelajaran
5. Mampu menghayati Kedudukan dan peranan PAK dalam kurikulum sekolah dan
masyarakat
6. Mampu menerapkan prinsip-prinsip Dasar-dasar Pendidikan dalam hidup dan pelayanannya
di tengah gereja dan masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat Pendidikan dan Pendidikan sebagai sistem


2. Perspektif pendidikan di Indonesia
3. Perangkat undang-undang dan peraturan di bidang pendidikan
4. Hakikat sekolah, guru dan pembelajaran
5. Perspektif baru PAK dalam pendidikan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan Hakikat Pendidikan dan Pendidikan sebagai sistem


2. Menjelaskan Perspektif pendidikan di Indonesia
3. Mengidentifikasi Perangkat undang-undang dan peraturan di bidang pendidikan
4. Memaknai Hakikat sekolah, guru dan pembelajaran
5. Menghayati Kedudukan dan peranan PAK dalam kurikulum sekolah dan masyarakat
6. Menerapkan prinsip-prinsip Dasar-dasar Pendidikan dalam hidup dan pelayanannya di tengah
gereja dan masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengamati
4. Mahasiswa membuat laporan
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan
D. Tugas : Studi kepustakaan, pengamatan terhadap lembaga pendidikan di
Indonesia, membuat laporan, presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%

Page | 147
2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan Tugas : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Media cetak

VII. LITERATUR

1. Witherington, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1982


2. Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1998
3. Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan:Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
4. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan: landasan kerja pemimpin pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta, 2003
5. Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,1983
6. Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1984
7.Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
8.Whitherington (terj. oleh M. Buchori), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1983

148 | P a g e
Mata Kuliah : Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek teknologi untuk kebutuhan sebagai guru dan sadar
bahwa teknologi merupakan guru di era moderen serta menunjukan kebiasaan menggunakan
teknologi untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan Hakikat teknologi dan teknologi pembelajaran


2. Mampu menguraikan Peranan teknologi pembelajaran
3. Mampu menjelaskan Dimensi-dimensi teknologi pembelajaran
4. Mampu mengidentifikasi Pusat sumber belajar
5. Mampu menghayati Hakikat media pembelajaran
6. Mampu menguraikan Kategori dan jenis media pembelajaran
7. Mampu mendeteksi Media pembelajaran PAK
8. Mampu memperlihatkan minatnya kepada Media dan Teknologi Pembelajaran PAK
9. Mampu memanfaatkan Media dan Teknologi Pembelajaran dalam kiprahnya sebagai
pendidik di tengah masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat teknologi dan teknologi pembelajaran


2. Peranan teknologi pembelajaran
3. Dimensi-dimensi teknologi pembelajaran
4. Pusat sumber belajar
5. Hakikat media pembelajaran
6. Kategori dan jenis media pembelajaran
7. Media pembelajaran PAK
8. TIK (teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PAK)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan Hakikat teknologi dan teknologi pembelajaran


2. Menguraikan Peranan teknologi pembelajaran
3. Menjelaskan Dimensi-dimensi teknologi pembelajaran
4. Mengidentifikasi Pusat sumber belajar
5. Menghayati Hakikat media pembelajaran
6. Menguraikan Kategori dan jenis media pembelajaran
7. Mendeteksi Media pembelajaran PAK
8. Memperlihatkan minatnya kepada Media dan Teknologi Pembelajaran PAK
9. Gemar Memanfaatkan Media dan Teknologi Pembelajaran dalam kiprahnya sebagai pendidik
di tengah masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


Page | 149
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengamati
4. Mahasiswa membuat laporan
5. Mahasiswa mempraktekkan teknologi pembelajaran PAK
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, penelitian
D. Tugas : Studi kepustakaan, Pengamatan terhadap lembaga pendidikan di
Indonesia, membuat laporan, presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 30%
3. Laporan tugas : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Brown, James W., AV Instruction: Technology, Media, and Methods, New York:
McGraw-Hill Book Company, 1977
2. Karo-Karo, S. Ulihbukit, dkk., Suatu Pengantar ke dalam Metodologi Pengajaran,
Salatiga: Saudara, 1979
3. Sudarmanto, Y.B., Tuntunan Metodologi Belajar, Jakarta: Grasindo, 1993
4. Hamalik Oemar, Metoda Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,
1990
5. Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta,1997
6. Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1984
7. Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
8. Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997
9. Sadiman, Arif Sukadi, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta:
Mediayatama Sarana, 1998
10. Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992
11. Wilkinson, Gene, L., Media dalam Pembelajaran: penelitian selama 60 tahun, Jakarta:
Rajawali, 1984
12. Suroto, Darwanto Sastro, Televisi sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Duta
Wacana Press, 1992
13. Rusyan, A. Tabrani, Penuntun Membuat Alat Peraga Sederhana, Bandung: Bina
Budhaya, 1993
14. Sudono, Anggani, Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini,
Jakarta: Grasindo, 2000
15. Anderson, Ronald H. (terj. Oleh Yusufhadi Miarso, dkk.), Pemilihan dan
Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 1987
150 | P a g e
16. Sudjana, Nana, & Rivai Ahmad, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1990
17. Schramm, Wilbur (terj. oleh Agapur), Media Besar Media Kecil: alat dan teknologi
untuk pendidikan, Semarang, IKIP Semarang Press, 1984
18. Sudjana, H.D., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production, 2001
19. Sudjana, H.D., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar
Sekolah, Bandung: Nusantara Press, 1993
20. Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Bandung: Rineka
Cipta, 1999
21. Vembriarto, St., Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakata, Yayasan Pendidikan
Paramita, 1985
22. Tarmudji, Tarsis, Metoda dan Media Penyajian Materi, Yogyakarta: Liberty, 1996
23. Yunus, Ibrahim, dkk., Seri Kiat Metode Belajar: Metode Tanya Jawab, Diskusi,
Diskusi Panel, Kerja Kelompok, Simulasi, Bermain Peran, Demonstrasi, Praktek
Lapangan, Bandung: Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, Dirjen Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga, Depikbud, Balai Pengembangan Kegiatan Belajar,
Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, Depikbud, 1990
24. Hadisusanto, Dirto, dkk., Metode Diskusi, Jakarta: Depdikbud, 1984
25. Baradja, M.F. & H. Yurmaini, Pengajaran Beregu, Jakarta: Depdikbud, 1981
26. Suryosubroto, Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara, 1983
27. Hutasoit, M. & Vastenhouw, M., Kami Membuat Alat-alat Peladjaran Sendiri,
Jakarta: Djambatan, 1971
28. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 1, Bandung: Angkasa, 198.
29. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 2, Bandung: Angkasa, 1982
30. Djajadisastra, Jusuf, Metode-metode Mengajar 3, Bandung: Angkasa, 1982

Page | 151
Mata Kuliah : Teori-teori Belajar dan Penerapannya dalam PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.05.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai teori belajar secara komprehensif, menyadari pentingnya, dan
menerapkannya dalam kehidupan dan pelayanannya sebagai guru PAK yang
bertanggungjawab.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan Hakikat belajar


2. Mampu menguraikan ciri-ciri belajar
3. Mampu menjelaskan Unsur-unsur dinamis dalam belajar
4. Mampu mengidentifikasi Gaya belajar
5. Mampu mencermati Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
6. Mampu mengidentifikasi Teori-teori belajar
7. Mampu mendeteksi Masalah-masalah dan kesulitan dalam belajar dan menemukan
penyelesaiannya
8. Mampu mengaplikasikan teori-teori belajar dalam PAK

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat dan ciri-ciri belajar


2. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
3. Gaya belajar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
5. Teori-teori belajar
6. Masalah-masalah dan kesulitan dalam belajar
7. Penerapan teori-teori belajar dalam PAK

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan Hakikat belajar


2. Menguraikan ciri-ciri belajar
3. Menjelaskan Unsur-unsur dinamis dalam belajar
4. Mengidentifikasi Gaya belajar
5. Mencermati Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
6. Mengidentifikasi Teori-teori belajar
7. Mendeteksi Masalah-masalah dan kesulitan dalam belajar dan menemukan penyelesaiannya
8. Mengaplikasikan teori-teori belajar dalam PAK

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak materi yang disampaikan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mengembangkan strategi yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran
4. Mahasiswa mendiskusikan berbagai teori-teori pembelajaran
5. Mahasiswa membuat laporan
152 | P a g e
C. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi
D. Tugas : 1. Mengamati perilaku teman-teman di kampus dalam belajar dan
menganalisis penyebabnya
2. Studi kepustakaan
3. Membuat laporan
4. Membuat presentasi.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi kelas : 20%
3. Resensi buku : 15%
4. Laporan porto folio : 15%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Ahmadi, Abu, H., Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, Solo: Aneka, 1993
2. Asy-Syakhs Abdul Aziz, Kelambanan dalam Belajar: penyebab dan cara
penanganannya, Jakarta: Gema Insani, 2001
3. Boelke, Robert R., Theories of Learning in Christian Education, Philadelphia: The
Westminster Press, 1962
4. Dahar Ratna Willis, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1969
5. Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga. 1989
6. Depdikbud, Belajar adalah Berubah, Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek
Normalisasi Kehidupan Kampus, 1979
7. Djamarah, Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
8. Ellis, Hendry, Fundamental of Human Learning and Cognition, New York: Brown,
1972
9. Ginting, Cipta, Kiat Belajar di Perguruan Tinggi, Bandung: ITB, 1997
10. Hakim, Thursan, Belajar secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2000
11. Hamalik, Oemar, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi: pendekatan sistem kredit
semester (sks), Bandung: Sinar Baru, 1991
12. Harefa, Andrias, Mengasah Paradigma Pembelajar, Yogyakarta: Gradien, 2003
13. Hendrikus, Dori Wuwur, Belajar Efektif: Panduan bagi Mahaiswa Baru, Ende: Nusa
Indah, 2001
14. Hutabarat, E.P., Cara Belajar: pedoman praktis untuk belajar secara efisien dan
efektif, pegangan bagi siapa saja yang belajar di perguruan tinggi, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1995
15. Hutabarat, Ep., Cara Belajar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986
16. Idrus, H.A., Kiat Sukses Belajar, Pekalongan: Bahagia Batang, 1993
17. Idrus, H.A., Kiat Sukses Belajar, Bandung: Bahagia Batang, 1993
18. Imron, Ali, Teori-teori Belajar, Malang: AP FKIP, 1995
Page | 153
19. Imron, Ali, Teori-teori Belajar, Malang: Erlangga, 1989
20. Lipton, Laura, & Hubble Deborah, Menumbukembangkan Kemandirian Belajar,
Bandung: Nuansa, 2005
21. Loekmono J.T. Lobby, Belajar Bagaimana Belajar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
22. Meier, Dave (terj. oleh Rahmani Astuti), The Accelerated Learning Handbook:
panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan, Bandung:
Kaifa, 2002
23. Morellus, John, Belajar Efektif ala Jenius: sukses studi dan karier dengan metode
cerdas dalam mengeksplorasi informasi, Jakarta: Pani Digital Pers, 1999
24. Rusyan, Tabrani A., & S. Daryani Yani, Penuntun Belajar yang Sukses, Jakarta: Nine
Karya Jaya, 1999
25. Samad Daniel, Kiat Sukses Studi: petunjuk praktis bagi mahasiswa dan calon
mahasiswa, sukses belajar di perguruan tinggi, Jakarta: Alex Media Komputindo, 1998
26. Setyawan, Lilik Hidayat, Rahasia Sukses Belajar di Perguruan Tinggi: langkah sukses
untuk mencapai gelar sarjana, Pekalongan: Bahagia, 1994
27. Sihombing, Frans Bona, Teknik Belajar Mahasiswa, Jakarta: Restu Agung, 1991
28. Silberman, Melvin L., (terj. ol. Raisul Muttaqein), ActiveLearning: 101 cara belajar
siswa aktif, Bandung: Nusamedia, 2004
29. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara,
1988
30. Steinbach, Robert (terj. ol. Kumala Insiwi Suryo), Succesful Lifelong Learning:
belajar terus-menerus ntuk meraih keberhasilan hari ini dan amsa mendatang, Jakarta:
PPM, 2002
31. Sudarmanto, Y.B., Tuntutan Metodologi Belajar, Jakarta: Grasindo, 1993
32. Sukirman, Silvia, Tuntunan Belajar di Perguruan Tinggi, Jakarta: Pelangi Cendekia,
2004
33. Sunarto, H., & Hartono, Agung, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta,
2002
34. Surakhmad, Winarno, Cara Belajar di Universitas, Bandung: Jemmars, 1980
35. Surjadi, A., Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Bina Cipta, 1983
36. Sutikno, Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannya? Panduan
praktis bagi para pendidik dan calon pendidik, Mataram: NTP Press, 2005
37. The Liang Gie (ed.), Kemajuan Studi, Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1984
38. The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien,Jilid I, Yogyakarta: Penerbit dan Percetakan
Liberty, 1994
39. The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid II, Yogyakarta: Liberty, 1995
40. Tu’u Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004
41. Winkel, WS. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1987
42. Winkel, WS. Psikologi Pengajaran, Jakarta: 1987
43. Yusuf, Munawir, dkk., Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar, Solo: Tiga
Serangkai, 2003

154 | P a g e
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.06.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritis tentang strategi pembelajaran dan memiliki
tanggungjawab dalam memanfaatkan strategi dalam peran sebagai pengajar serta mampu
mendisain strategi pembelajaran PAK.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian Hakikat Strategi Pembelajaran PAK


2. Mampu mengemukakan peran guru dalam pembelajaran
3. Mampu menjelaskan komponen-komponen dalam strategi pembelajaran PAK
(pengorganisasian, pengelolaan, penyampaian)
4. Mampu menganalisis berbagai strategi dan metode dalam mengajar
5. Mampu menyebutkan kriteria dalam memilih strategi pembelajaran
6. Mendemonstrasikan ketrampilan mengajar
7. Mampu menganalisis kemampuan ketrampilan mengajar
8. Mampu menyusun strategi pembelajaran
9. Mampu melakukan pembelajaran remedial

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian Strategi Pembelajaran PAK


2. Peran guru dalam pembelajaran
3. Komponen-komponen dalam strategi pembelajaran PAK (pengorganisasian, pengelolaan,
penyampaian)
4. Strategi dan metode mengajar
5. Kriteria dalam memilih strategi pembelajaran
6. Ketrampilan mengajar
7. Evaluasi mengajar
8. Rekayasa pembelajaran
9. Pembelajaran remedial

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian Hakikat Strategi Pembelajaran PAK


2. Mengemukakan peran guru dalam pembelajaran
3. Menjelaskan komponen-komponen dalam strategi pembelajaran PAK (pengorganisasian,
pengelolaan, penyampaian)
4. Menganalisis berbagai strategi dan metode dalam mengajar
5. Menyebutkan kriteria dalam memilih strategi pembelajaran
6. Mendemonstrasikan ketrampilan mengajar
7. Menganalisis kemampuan ketrampilan mengajar
8. Menyusun strategi pembelajaran
9. Melakukan pembelajaran remedial
10. Menunjukkan kegemarannya melakukan pembelajaran berdasarkan strategi tertentu

Page | 155
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpresentasi
4. Mahasiswa membuat laporan-laporan
5. Mahasiswa menyusun strategi yang kontekstual
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab
D. Tugas : Studi Kepustakaan, membuat materi presentasi, melakukan
pengamatan, menyusun strategi pembelajaran PAK.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Presentasi kelas : 20%
3. Laporan-laporan : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR

1. Media elektronik (internet)


2. Lingkungan alam
3. Lingkungan sosial
4. Teman di Kampus
5. Teman di masyarakat setempat
6. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Arindawati, Anike R., & Dasna, I Wayan, Beberapa Alternatif Pembelajaran di


Sekolah Dasar: menyongsong kurikulum 2004, Malang: Bayumedia Publishing, 2004
2. Danim, Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transfor-masional
dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakart: Bumi Aksara, 2003
3. Degeng, I.N.S., Stategi Pembelajaran, Mengorganisasi Isi Dengan Model Elaborasi,
Malang: IKIP Malang dan IPTPI, 1997
4. Depdikbud, Tori Belajar dan Model-model Pembelajaran, Jakarta: Dirjendikti
Depdikbud, 1997
5. Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan
SMA, Jakrta: Depdiknas Dirjen Dasmen, 2003
6. Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999
7. Drost, J., Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 1999
8. Ibrahim, H. Muslimin, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya University Press, 2000
9. Lie, Anita, Metode Pembelajaran Gotong Royong, Surabaya: Citra Media, 1999

156 | P a g e
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.07.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (VII)
Prasyarat : Strategi Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang berbagai aspek teoritis
perencanaan pembelajaran PAK, menyadari tanggungjawab guru, serta menunjukkan
kebiasaan mengajar PAK secara terencana.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran


2. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajraan sebagai suatu sistim
3. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP
4. Mampu mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran
5. Mampu membuat pengembangan silabus PAK
6. Mampu membuat RPP PAK
7. Mampu membuat modul pembelajaran PAK
8. Senang membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran PAK

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat perencanaan
2. Perencanaan pembelajaran sebagai sistem
3. Perencanaan pembelajaran dalam konteks KTSP
4. Model-model perencanaan pembelajaran
5. Pengembangan silabus
6. Pembuatan RPP
7. Pembuatan modul

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran


2. Menjelaskan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistim
3. Menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP
4. Mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran
5. Membuat pengembangan silabus PAK
6. Membuat RPP PAK
7. Membuat modul pembelajaran PAK
8. Menunjukkan kesenangannya membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran PAK

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat RPP
4. Mahasiswa mengembangkan modul pembelajaran PAK
Page | 157
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : Tinjauan buku, membuat RPP, membuat modul, presentasi.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Membuat RPP : 25%
3. Membuat Modul : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, proyek, unjuk kerja,
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), Prinsip-prinsip Belajar
untuk Pengajaran, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
2. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2002
3. Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1991
4. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 1997
5. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan
Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
6. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta,
1994
7. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1991
8. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-Hill Book
Company. 1968.
9. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
10. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001
11. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
12. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosdakarya. 1992
13. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

158 | P a g e
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.08.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Perencanaan Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritis tentang evaluasi hasil pembelajaran PAK,
menyadari pentingnya, serta mampu melaksanakannya dalam pelayanannya sebagai guru PAK
di gereja maupun di tengah masyarakat.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian evaluasi


2. Mampu mengemukakan prinsip evaluasi
3. Mampu menjelaskan tujuan dan Manfaat evaluasi
4. Mampu menjelaskan evaluasi sebagai sistim
5. Mampu menjelaskan Penilaian berbasis kelas
6. Mampu menguraikan Jenis-jenis dan prosedur penyusunan alat evaluasi
7. Mampu menyusun bentuk evaluasi domain kognitif, afektif dan psikomotor
8. Mampu membuat laporan hasil evaluasi
9. Mampu merencanakan tindak-lanjut hasil evaluasi

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian evaluasi PAK


2. Prinsip-prinsip evaluasi
3. Tujuan dan Manfaat evaluasi,
4. Evaluasi pembelajaran sebagai sistem
5. Penilaian berbasis kompetensi
6. Penilaian berbasis kelas
7. Jenis-jenis dan prosedur penyusunan alat evaluasi
8. Evaluasi non kognitif
9. Penyusunan berbagai bentuk evaluasi hasil dan proses pembelajaran
10. Melaporkan hasil evaluasi
11. Tindak lanjut hasil evaluasi

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian evaluasi


2. Mengemukakan prinsip evaluasi
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat evaluasi
4. Menjelaskan evaluasi sebagai sistim
5. Menjelaskan Penilaian berbasis kelas
6. Menguraikan Jenis-jenis dan prosedur penyusunan alat evaluasi
7. Menyusun bentuk evaluasi domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor
8. Membuat laporan hasil evaluasi
9. Merencanakan tindak-lanjut hasil evaluasi

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris


Page | 159
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
3. Mahasiswa mendiskusikan berbagai bentuk evaluasi
pembelajaran PAK
4. Mahasiswa menyusun evaluasi domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik
5. Mahasiswa membuat laporan evaluasi
6. Mahasiswa membuat rencana tindak lanjut hasil evaluasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, seminar
D. Tugas : Menyusun kisi-kisi dan instrumen, menyusun laporan hasil
evaluasi observasi, merencanakan tindak lanjut hasil evaluasi

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Laporan Tugas : 25%
3. Rancangan hasil evaluasi : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Abdulgani, Sutarya, Menyusun dan Mengolah Test Objektif: Pedoman bagi Guru,
Bandung: Tarate, 1978
2. Aiken, Lewis R., Psychological Testing and Assessment, Boston: Allyn and Bacon,
1991
3. Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja
Rosdakarya 1991
4. Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,
Bandung: Genesindo, 2002
5. Conner, Colin (terj.oleh Supardi), Penilaian dan Pengujian di Sekolah Dasar,
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995
6. Guba, Egon G. & Lincoln Yvonna S., Effective Evaluation: Improving the Usefulness
of Evaluation Results Trough Responsive and Naturalistic Approaches, San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1981
7. Harahap, Nasrun, dkk., Tehnik Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: Bulan Bintang 1979

160 | P a g e
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAK
Kode Mata Kuliah : 02.03.09.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai aspek teori kurikulum dan
implementasinya dalam PAK, menyadari perannya sebagai pengembang kurikulum PAK,
dan memperlihatkan keinginannya untuk selalu mengembangkan kurikulum PAK.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan Hakikat kurikulum


2. Mampu menguraikan Asas-asas pengembangan kurikulum
3. Mampu mengidentifikasi Komponen-komponen kurikulum
4. Mampu menguraikan Pendekatan-pendekatan kurikulum
5. Mampu merencanakan evaluasi & revisi kurikulum
6. Mampu mengidentifikasi Kedudukan dan peranan kurikulum PAK dalam sistem
pendidikan
7. Mampu menganalisis kurikulum PAK
8. Mampu mengidentifikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
9. Mampu menghayati Peran guru dalam penyusunan dan pengembangan KTSP
10. Mampu merancang Pengembangan kurikulum PAK berdasarkan KTSP

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat kurikulum
2. Asas-asas pengembangan kurikulum
3. Komponen kurikulum
4. Pendekatan-pendekatan kurikulum PAK
5. Evaluasi & revisi kurikulum
6. Pengembangan kurikulum
7. Kedudukan dan peranan kurikulum PAK dalam sistem pendidikan
8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
9. Peran guru dalam penyusunan dan pengembangan KTSP

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan Hakikat kurikulum


2. Menguraikan Asas-asas pengembangan kurikulum
3. Mengidentifikasi Komponen kurikulum
4. Mencermati Pendekatan-pendekatan kurikulum PAK
5. Merencanakan Evaluasi & revisi kurikulum
6. Merancang Pengembangan kurikulum
7. Mengidentifikasi Kedudukan dan peranan kurikulum PAK dalam sistem pendidikan
8. Menganalisis PAK dalam KBK
9. Mengidentifikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
10. Menghayati Peran guru dalam penyusunan dan pengembangan KTSP
11. Merancang Pengembangan kurikulum PAK berdasarkan KTSP
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


Page | 161
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan studi lapangan di sekolah berhubungan
dengan kurikulum PAK berdasarkan KTSP
4. Mahasiswa membuat rancangan pengembangan kurikulum
berdasarkan KTSP
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, seminar
D. Tugas : Tinjauan buku, membuat laporan hasil pengamatan, paper,
Makalah tentang Rancangan Pengembangan Kurikulum berdasar
kan KTSP.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan hasil pengamatan : 20%
3. Paper : 20%
4. Makalah : 15%
5. UTS : 15%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Ali, Muhammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru, 1992


2. Davies, I. Objectives In Curriculum in Design, London: Mc Graw-Hall, Inc, 1976
3. Depdikbud Dirjendikti, Himpunan Keputusan Mendikbud RI tentang Kurikulum
Nasional Program Sarjana, Jakarta: Depdikbud, 1994
4. Depdikbud, Kurikulum SLTP: Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta:
Depdikbud, 1994
5. Depdikbud, Kurikulum SMP, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta:
Depdikbud, 1994
6. Grundy, Shirley, Curriculum: Product or Praxis, Philadelphia: The Falmer Press, 1995
7. Hamalik, Oemar, Administrasi dan Supervisi Pengembangan kurikulum, Bandung:
Mandar Maju, 1992
8. Hamalik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993
9. Hamalik, Oemar, Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan,
Bandung: Trigenda Karya, 1993
10. Hamalik, Oemar, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran: dasar dan strategi
pelaksanaannya di Perguruan Tinggi, Bandung: Trigenda Karya, 1994

162 | P a g e
Mata Kuliah : Manajemen Kependidikan
Kode Mata Kuliah : 02.03.10.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai dimensi teori tentang manajemen dalam dunia pendidikan,
memiliki tanggungjawab kepemimpinan sebagai seorang calon guru, serta dapat
mengekspresikan dirinya sebagai seorang calon pemimpin di kelas/sekolah.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan Hakikat manajemen


2. Mampu menguraikan Prinsip-prinsip manajemen
3. Mampu mengidentifikasi Manajemen sebagai sistem
4. Mampu menjelaskan Teori-teori manajemen
5. Mampu menerapkan Manajemen dalam dunia pendidikan
6. Mampu menghayati Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
7. Mampu menganalisis Kepemimpinan kepala sekolah di era MPMBS
8. Mampu memperlihatkan kesenangannya terhadap Manajemen Kependidikan Berwawasan
MPMBS

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat manajemen
2. Prinsip-prinsip manajemen
3. Manajemen sebagai sistem
4. Teori-teori manajemen
5. Manajemen dalam dunia pendidikan
6. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
7. Kepemimpinan kepala sekolah di era MPMBS

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan Fungsi PAK


2. Menguraikan Hakikat manajemen
3. Menguraikan Prinsip-prinsip manajemen
4. Mengidentifikasi Manajemen sebagai sistem
5. Menjelaskan Teori-teori manajemen
6. Menerapkan Manajemen dalam dunia pendidikan
7. Menghayati Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
8. Menganalisis Kepemimpinan kepala sekolah di era MPMBS
9. Menyenangi Manajemen Kependidikan Berwawasan MPMBS

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi berbagai bentuk MPS
3. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
Page | 163
4. Mahasiswa melakukan studi lapangan di sekolah berhubungan
dengan MBS
5. Mahasiswa membuat laporan-laporan (portofolio)
6. Mahasiswa berpresentasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas individu dan kelompok
D. Tugas : Resensi buku, paper hasil studi lapangan, portofolio, presentasi.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Resensi buku : 20%
3. Hasil studi lapangan : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Adair, John (saduran), Kepemimpinan yang Efektif: petunjuk mutakhir utuk


mengembangkan kemampuan dalam memimpin, Semarang: Dahara Prize, 1985
2. Alexander Hamilton Institute (terj.oleh Anton Wuisan), Cara Mengembangkan
Program Uraian Tugas, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
3. Allan, Jane (terj. oleh Agus Maulana), Bagaimana Mengembangkan
KeterampilanMajaerial Anda, Jakarta: Binarupa Aksara, 1991
4. Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Materiil, Jakarta: Prima Karya, 1987
5. As’ad Moh., Kepemimpinan Efektif dalam Perusahaan, Yogyakarta: Liberty, 1982
6. Atkinson, Philip E. (terj.oleh Agus Maulana), Manajemen Waktu yang Efektif,
Jakarta: Binarupa Aksara, 1991
7. Atmosudirdjo, Prajudi, Dasar-dasar Ilmu Administrasi, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1986
8. Benfari, Robert (terj.oleh Abdul Rosyid), Memahami Gaya Manajemen Anda,
Jakarta: Pusaka Binaman Presindo, 1995
9. Chandra, Robby I., Konflik dalam Hidup Sehari-hari, Yogyakarta: Kanisius, 1992
10. Chandra, Robby I, Pemimpin yang Handal dan Komunikatif, Bekasi: Binawarga,
1997
11. Chandra, Robby I., Pemimpin yang Meraih Kawula Muda, Bekasi: Binawarga, 1997
12. Darmaatmaja, Ratna W, Metode Pengembanga Rencana yang Optimal, Jakarta:
Pelangi, 1985

164 | P a g e
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Sosial dan Penelitian Tindakan
Kode Mata Kuliah : 02.03.11.08.2010
Bobot Beban Studi : 3 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Logika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami dasar-dasar teori dan praktek untuk meningkatkan pengetahuan,


kemampuan merancang, serta menyanangi pelaksanakan penelitian serta dapat membuat
melaporkan hasil-hasil penelitian dibidang pendidikan dan pembelajaran teologi.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu Menjelaskan dasar-dasar teori tentang metodologi penelitian untuk kebutuhan


penulisan karya ilmiah
2. Memiliki kesadaran sebagai calon guru yang memiliki sikap ilmiah yang
bertanggungjawab
3. Mahasiswa menunjukkan kebiasaan berpikir obyektif dan kritis melalui kegiatan
penelitian
4. Mahasiswa dapat merancang dan membuat laporan penelitian pada sekolah gereja dan
masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Dasar-dasar teori tentang metodologi penelitian


2. Metodologi penelitian kualitatif,
3. Metodologi penelitian kuantitatif,
4. Kombinasi kuantitatif dan kualitatif,
5. Penelitian tindakan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan dasar-dasar teori tentang metode penelitian


2. Menjelaskan pengertian, tujuan manfaat dan prinsip penelitian kualitatif, kuantitatif dan
tindakan
3. Mencermati perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif an
4. Mengidentifikasi penelitian tindakan
5. Merancang kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif
6. Membuat rancangan laporan penelitian kualitatif, kuantitatif, kombinasai dan tindakan
7. Menunjukkan kegemarannya untuk melakukan penelitian social dan penelitian tindakan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan penelitian menggunakan kerangka
penelitian
4. Mahasiswa membuat rancangan penelitian
C. Metode : Kuliah, diskusi, observasi
D. Tugas : Tinjauan buku, membuat paper menjadibahan diskusi, membuat
Page | 165
portofolio, membuat rancangan penelitian
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 20%
3. Portofolio : 30%
4. Rancangan Penelitian : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif : serta kombinasinya dalam


penelitian psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
2. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan dan praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991
3. Azwar, Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
4. Branen, Julia (terj. oleh Nuktah Arfawie Kurde, dkk.), Memadu Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
5. Edmund Norman, W. (terj. oleh Dabara Publishers), Pola Umum Metode Ilmiah
SM-14, Solo: Dabara Publishers, 1994
6. Faisal, Sanapiah, Penelitian Sederhana, Malang: YA3, 1989
7. Gulo, W, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002
8. Junadi, Pengantar Analisis Data, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
9. Kountur, Ronny, Metode Penelitian: untuk penulisan skripsi dan tesis, Jakarta:
PPM, 2003
10. Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara,
1997.
11. Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
12. Nasoetion, Andi Hakim, Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Imiah bagi Remaja,
Jakarta: Grasindo, 1992
13. Nasution, Metode Research: penelitian ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
14. Nawawi, Hadari, & Martini, Mimi, Penelitian Terapan, Yogyakarta:GajahMada
University Press, 1994
15. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985
16. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2003

166 | P a g e
Mata Kuliah : Liturgika
Kode Mata Kuliah : 02.03.12.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Sejarah Gereja Umum
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang liturgi, menghayati liturgi sebagai perayaan


kehidupan, dan mampu merancang liturgi secara kontekstual.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menguraikan pengertian liturgi secara etimologis, teologis dan sebagai ilmu.
2. Mampu memaknai liturgi sebagai perayaan kehidupan
3. Mampu menganalisis liturgi dalam masa gereja mula-mula, Abad Pertengahan,
Reformasi dan Pasca Reformasi
4. Mampu menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Mampu menguraikan fungsi pelayanan firman dalam Liturgi
6. Mampu menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Mampu menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
8. Mampu menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Mampu menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Mampu menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Mampu menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mampu mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mampu mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Mampu membuat presentasi Liturgi yang kontekstual

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian liturgika secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.


2. Liturgi sebagai Perayaan Kehidupan.
3. Liturgi pada masa Gereja Mula-mula, Abad Pertengahan, Reformasi dan Pasca
Reformasi.
4. Unsur-unsur Liturgi
5. Pelayanan Firman dan Liturgi
6. Arsitektur dan Liturgi
7. Aksesoris Liturgis
8. Simbol dan Makna Teologisnya dalam liturgi.
9. Sikap dan Gerakan dalam Liturgi.
10. Musik dan Nyanyian dalam Liturgi.
11. Tari dan Teater dalam Liturgi.
12. Pengembangan Liturgi secara kontekstual

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan pengertian Liturgi secara etimologis, teologis dan sebagai Ilmu.


2. Memaknai Liturgi sebagai perayaan lehidupan
3. Menganalisis Liturgi dalam masa Gereja Mula-mula, Abad Pertengahan, Reformasi
dan Pasca Reformasi
4. Menguraikan unsur-unsur Liturgi
5. Menguraikan fungsi Pelayanan Firman dalam Liturgi
6. Menguraikan fungsi Ruang/Arsitektur dalam Liturgi
7. Menguraikan fungsi Aksesori dalam Liturgi
Page | 167
8. Menguraikan fungsi Simbol dalam Liturgi
9. Menguraikan fungsi Sikap dan Gerakan dalam Liturgi
10. Menguraikan fungsi Musik dan Nyanyian dalam liturgi
11. Menguraikan fungsi Tari dan Teater dalam liturgi
12. Mencermati perubahan dalam Liturgi dari masa ke masa
13. Mengembangkan liturgi secara kontekstual.
14. Membuat Liturgi yang kontekstual dan mempresentasikannya dalam kelas

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat liturgi
4. Mahasiswa berlatih memimpin liturgi
C. Metode : Kuliah, diskusi, learning experience
D. Tugas : membuat koleksi dokumentasi tentang berbagai liturgi gereja
membuat presentasi liturgi yang kontekstual,
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 30%
3. Portofolio : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Abineno, J.L.Ch., Unsur-unsur Liturgia yang dipakai oleh Gereja-gereja Di Indonesia,


Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
2. -----, Sekitar Teologi Praktika I., Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984
3. -----, Ibadah Jemaat dalam Abad-abad Pertama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985
4. -----, Doa Menurut Kesaksian Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
5. Adam, A., Foundations of Liturgy: An Introduction to Its History and Practice,
Collegeville-Minnesota: The Liturgical Press, 1992
6. Barker, Margaret, Pintu Gerbang Sorga–Sejarah dan Simbolisme Bait Allah di Yerusalem,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
7. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid I, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
8. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid II, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
9. Crichton, J.D., “A Theology of Worship” dalam The Study of Liturgy, Ed. C. Jones.
London: SPCK, 1992
168 | P a g e
10. Killinger, John, “Preaching and Worship” dalam Handbook of Contemporary Preaching.
Ed. Michael Duduit, Nashville: Broadman dan Holman Publishers, 1993
11. Mailoa, S.J., Peribadahan Kristen: Kumpulan Isu-isuTeologis. Monografi, Ambon:
Fakultas Filsafat UKIM, 2008
12. Mariyanto, Ernest, Simbol, Maknanya dalam Kehidupan sehari-hari dan dalam Liturgi,
Malang: Penerbit Dioma, 2001
13. Peterson, D., Engaging with God–A Biblical Theology of Worship. Leicester: Apolos,
1992
14. Rachman, Rashid, Pengantar Sejarah Liturgi, Yogyakarta: Bintang Fajar, 2002
15. Riemer, G., Cermin Injil: Ilmu Liturgi, Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 1995
16. Screiter, Robert, Rancang Bangun Teologi Lokal, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2006
17. Sidjabat, W. B. dan Arlo D. Duba, Azas-azas Kebaktian Alkitabiah dan Protestan, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1986
18. Sitompul, A. A., Bimbingan Tata Kebaktian Gereja. Pematang Siantar: HKBP, 1993
19. Strathmann, R. Meyer, “Leitourgeo, Leitourgia, Leitourgika” dalam New Testament
Theology Volume 3 Ed. G. Kittel, Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House,
1990
20. Tisdale, Leonora, Preaching as Local Theology and Folk Art, Minneapolis: Fortress Press,
1997
21. Uzukwu, Elochukwu, Worship as Body Language, Collegeville, Minnesota: The
Liturgical Press, 1997
22. Van Olst, E.H., Alkitab dan Liturgi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999
23. White, James, Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002

Page | 169
Mata Kuliah : Kateketik
Kode Mata Kuliah : 02.03.13.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : XI (Sembilan)
Prasyarat : Pembimbing Pengetahuan PL, Pembimbing Pengetahuan PB
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami dasar-dasar teori dan praktek untuk memperlengkapi warga gereja
dalam melaksanakan dan menyelenggarakan misi Kristus.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kateketik


2. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar katekisasi menurut Alkitab
3. Mahasiswa mengenal katekisasi dalam gereja
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan gereja melaksanakan katekisasi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan katekisasi, peneguhan sidi, dan sakramen

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian kateketik
2. Kateketik dalam PL
3. Kateketik dalam PB
4. Katekisasi dalam gereja
5. Tujuan gereja melaksanakan katekisasi
6. Hubungan katekisasi, peneguhan sidi, dan sakramen

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan pengertian kateketik


2. Mampu menguraikan kateketik dalam PL
3. Mampu menguraikan kateketik dalam PB
4. Mampu menjelaskan Katekisasi dalam gereja
5. Mampu menerangkan tujuan gereja melaksanakan katekisasi
6. Mampu menjelaskan hubungan katekisasi, peneguhan sidi, dan sakramen

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kelompok, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap katekisasi dalam
gereja
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kasus
D. Tugas : Membuat paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 15%
3. Paper : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
170 | P a g e
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Riemer, G., Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1995
2. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid I, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
3. Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen Jilid II, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Rowley, H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
5. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia:
Westminster, 1952
6. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to
Youth Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
7. End, Th. Van den, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001
8. Vriezen, Th. C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
9. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
10. Ismail, Andar, Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002
11. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
12. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996Lunandi, A.G., Pendidikan Orang
Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia., 1997
13. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
14. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
15. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
16. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991

Page | 171
Mata Kuliah : PAK Anak
Kode Mata Kuliah : 02.03.14.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat : PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pemahaman hakikat, tujuan, dan dasar teologis pedagogis dan filosofis
PAK, sejarah perkembangan anak menurut PL dan PB, psikologi perkembaangan anak,
kurikulum dan metode serta cara membuat program dan pelaksanaan PAK untuk anak .

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu memahami hakikat, tujuan, dan dasar teologis-pedagogis dan filosofis PAK.
2. Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan PAK anak
3. Mampu menjelaskan Pengertian dasar tentang psikologi anak
4. Mampu memahami prinsip perkembangan dan pertumbuhan anak
5. Mampu menjelaskan tahapan perkembangan anak dan ciri-cirinya
6. Mampu menjelaskan tugas-tugas perkembangan anak
7. Mampu mendesain pembelajaran melalui permainan
8. Mampu mengidentifikasi multiple-intellengency anak
9. Mampu mengindentikasi minat dan bakat
10. Mampu menguraikan pola asuh dan pengaruhnya pada anak
11. Mampu merancang pembangunan hubungan yang baik dengan anak

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian PAK Anak dan Psikologi Anak


2. Sejarah Perkembangan PAK Anak
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
4. Tahap-Tahap Perkembangan Psikologi Anak
5. Metodologi AK untuk anak
6. Anak dan Permainan
7. Multiple-Intellegency
8. Kemampuan Minat dan Bakat.
9. Pola Asuh
10. Teknik-Teknik Membangun Hubungan Terhadap Anak

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian PAK dan dasar psikologi anak


2. Menjelaskan sejarah PAK anak
3. Memahami prinsip perkembangan dan pertumbuhan anak
4. Menjelaskan tahapan perkembangan anak dan ciri-cirinya
5. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan anak
6. Mendesain pembelajaran melalui permainan
7. Mengidentifikasi multiple-intellengency anak
8. Mengindentikasi minat dan bakat
9. Menguraikan pola asuh dan pengaruhnya pada anak
10. Membuat rancangan untuk membangun hubungan yang baik dengan anak

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Partisipatoris
172 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mendemonstrasikan membangun hubungan yang baik
dengan anak
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, observasi
D. Tugas : melakukan observasi, menulis makalah, berpresentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Makalah : 20%
3. Laporan-laporan : 25%
4. Presentasi : 25%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. S., Julianto, Mengajar Anak Sesuai dengan Zaman, Jakarta: BPK Gunung Mulia
2. Go, Merry, Mengajar Anak Secara Kreatif, Bandung: Kalam Hidup,tt
3. Gunarso,Singgih, Psikologi Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
4. Sanford, Fillmore H., Psychology: A Scientific Study of Man, California: Wadsworth
Publishing Company, Belmont, 1965
5. Haber, Audrey, Fundamental of Psychology, Los Angeles: Addyson – Wesley Publishing
Company, University of California, 1978
6. Berger,Kathleen Stassen, The Developing Person: Complimentary Copy, New York:
Worth Publishing Inc., 1980
7. Berger, Kathleen Stassen, The Developing Person: Through the Life Span New York:
Worth Publishing Inc., 1983
8. Carlson, Neil R., Psychology of Behavior, Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc., 1977
9. Green, Carl R. & William R. Sanford, Psychology, New York: A Way to Grow, Amsco
School Publications Inc., 1983
10. Philip, Rice, F. & Jeanne Kohl. Intimate Relationships, Marriages, and Families,
California:,Mayfield Publishing Company, 1990

Page | 173
Mata Kuliah : PAK Remaja
Kode Mata Kuliah : 02.03.15.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : PAK Anak
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek pengetahuan dasar tentang PAK remaja/pemuda,


memiliki motivasi untuk mempelajari perilaku dan permasalahan remaja/pemuda, serta
mengaplikasikan prinsip-prinsipnya dalam pelayanan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dasar tentang PAK remaja dan psikologi


remaja/pemuda
2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan fisik dan rohani remaja/pemuda
3. Mampu mendeteksi faktor-faktor intern yang mempengaruhi perkembangan remaja dan
pemuda
4. Mampu mendeteksi faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perkembangan remaja dan
pemuda
5. Mampu mampu manganalisis masalah-masalah remaja/pemuda
6. Mampu mampu menganalisis metode-metode psikologis yang berhubungan dengan
dunia remaja/pemuda
7. Mampu memprediksi langkah-langkah penyelesaian masalah
8. Mampu mengaplikasikan fungsi psikologi Remaja/pemuda dalam masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian PAK Remaja dan Psikologi Remaja / Pemuda


2. Perkembangan fFsik dan Rohani Masa Praremaja, remaja dan pemuda
3. Faktor-Faktor Intern yang Mempengaruhi Perilaku Remaja dan Pemuda
4. Faktor-Faktor yang Ekstern Mempengaruhi Perilaku Remaja dan Pemuda
5. Masalah Kenakalan Remaja, Minder, dan Masa Depan
6. Metode Psikologi
7. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dasar tentang PAK Remaja dan psikologi remaja/pemuda


2. Mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan fisik dan rohani remaja/pemuda
3. Mendeteksi faktor-faktor intern yang mempengaruhi perkembangan remaja dan pemuda
4. Mendeteksi faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perkembangan remaja dan
pemuda
5. Manganalisa masalah-masalah Rrmaja/pemuda
6. Menganalisis metode-metode psikologis yang berhubungan dengan dunia
remaja/pemuda
7. Memprediksi langkah-langkah penyelesaian masalah
8. Mengaplikasikan fungsi PAK Remaja/pemuda dalam masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris


174 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat makalah/ paper
4. Mahasiswa berpresentasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan
D. Tugas : membuat makalah, menyiapkan presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 20%
3. Portofolio : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, unjuk karya
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Haber, Audrey, Fundamental of Psychology, Los Angeles: Addyson – Wesley


Publishing Company, University of California, 1978
2. Green, Carl R. & William R. Sanford, Psychology: A Way to Grow, New York: Amsco
School Publications Inc., 1983
3. Rice, F. Philip & Jeanne Kohl, Intimate Relationships, Marriages, and Families,
California Mayfield Publishing Company , 1990
4. Sanford, Fillmore H., Psychology: A Scientific Study of Man. California: Wadsworth
Publishing Company , Belmont, 1965
5. Berger, Kathleen Stassen, The Developing Person: Complimentary Copy, New York
Worth Publishing Inc. , 1980
6. _______, The Developing Person: Through the Life Span, New York: Worth Publishing
Inc., 1983
7. Carlson, Neil R. Psychology of Behavior. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc., 1977

Page | 175
Mata Kuliah : PAK Dewasa
Kode Mata Kuliah : 02.03.16.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : PAK Remaja
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai pengetahuan dasar tentang PAK Dewasa dan psikologi orang
dewasa, memiliki motivasi untuk giat mempelajari aspek-aspek perkembangan dan
permasalahan orang dewasa, serta menerapkan pelayanan koseling kepada orang dewasa.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian PAK dewasa dan psikologi orang dewasa.


2. Mampu menguraikan perkembangan orang dewasa.
3. Mampu mendeteksi periodisasi dan ciri-ciri perkembangan orang dewasa.
4. Mampu menguraikan kebutuhan orang dewasa.
5. Mampu mendeteksi masalah-masalah orang dewasa.
6. Mampu merancang pendekatan dan tahapan konseling kepada orang dewasa
7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip PAK orang dewasa dalam hidup dan pelayanan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian PAK Dewasa dan Psikologi Orang Dewasa


2. Perkembangan Orang Dewasa
3. Periodisasi dan Ciri-Ciri Perkembangan Orang Dewasa
4. Kebutuhan Orang Dewasa
5. Masalah-Masalah Orang Dewasa
6. Pendekatan dan Tahapan Konseling Kepada Orang Dewasa

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian PAK dewasa dan psikologi orang dewasa.


2. Menguraikan perkembangan orang dewasa.
3. Mendeteksi periodisasi dan ciri-ciri perkembangan orang dewasa.
4. Menghayati kebutuhan orang dewasa.
5. Mengidentifikasi masalah-masalah orang dewasa.
6. Merancang pendekatan dan tahapan konseling kepada orang dewasa
7. Mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi orang dewasa dalam hidup dan pelayanan
8. Memperlihatkan kegemarannya untuk menolong orang dewasa yang bermasalah

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat laporan
4. Mahasiswa berpresentasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, ceramah, studi kepustakaan
D. Tugas : Mendeskripsikan hasil pengamatan, membuat laporan-laporan,
menyiapkan presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%

176 | P a g e
2. Presentasi : 20%
3. Portofolio : 25%
4. Resensi buku : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, porto folio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Haber, Audrey, Fundamental of Psychology, Los Angeles Addyson – Wesley Publishing


Company, University of California , 1978
2. Green, Carl R., & William R. Sanford. Psychology: A Way to Grow, New York: Amsco
School Publications Inc., 1983
3. Rice, F. Philip & Jeanne Kohl. Intimate Relationships, Marriages, and Families,
California: Mayfield Publishing Company, 1990
4. Sanford, Fillmore H., Psychology: A Scientific Study of Man, California: Wadsworth
Publishing Company, Belmont, 1965
5. Gunarsa, Singgih D., Ed., Bunga Rampai Psikologi Perkembangan: dari Anak Sampai
Lanjut Usia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
6. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan: SuatuPpendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
7. Berger, Kathleen Stassen, The Developing Person: Complimentary Copy, New York:
Worth Publishing Inc, 1980
8. Berger,Kathleen Stassen, The Developing Person: Through the Life Span, New York:
Worth Publishing Inc., 1983
9. Mapare, Psikologi Dewasa,
10. Monks, F. J., dkk, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Dalam Berbagai-Bagiannya,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press., 1988
11. Carlson, Neil R., Psychology of Behavior. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc., 1977

Page | 177
KELOMPOK
MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA

Mata Kuliah : Hermeneutik


Kode Mata Kuliah : 02.04.01.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat : Bahasa Ibrani dan Yunani, Pembimbing dan Pengantar PL dan PB
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai materi hermeneutik dalam menafsirkan nats-nats Alkitab serta dapat
merancang metode-metode penafsiran dan mengaplikasikan temuan pesan Firman Tuhan
secara relevan dalam pelayanannya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengantar Hermeneutik


2. Mampu menjelaskan Prinsip dan langkah pengamatan Alkitab.
3. Mampu membedakan Metode Penafsiran
4. Mampu menafsirkan Kitab Sastra
5. Mampu melakukan Studi Biografi.
6. Mampu membuat Penerapan terhadap perikop Alkitab

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengantar Hermeneutik (usulan: pengertian hermeneutic)


2. Prinsip dan langkah pengamatan Alkitab. (usualan: Prinsip dan langkah penafsiran
Alkitab)
3. Metode Penafsiran
4. Menafsirkan Kitab Sastra (usulan: sebagai sampling)
5. Penerapan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengantar Hermeneutik


2. Menjelaskan Prinsip dan langkah pengamatan Alkitab.
3. Membedakan Metode Penafsiran
4. Menafsirkan Kitab Sastra
5. Melakukan Studi Biografi.
6. Membuat Penerapan terhadap perikop Alkitab

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : kontekstual dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempresentasikan
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, pengamatan
D. Tugas : Menyusun rancangan pemberitaan Firman Tuhan.

E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%


2. Tugas Makalah : 30%
178 | P a g e
3. Tugas Pengamatan Lapangan : 30%
4. UTS : 15%
5. UAS : 15%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Grant, R.M. & Tracy D., Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993
2. Groenen, C., Hermeneuse Alkitabiah, Ende-Flores: Nusa Indah, 1977
3. Hayes, J.H. & Holladay, C.R., Pedoman Singkat Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1993
4. Saparman, Belajar Alkitab: Cara dan Contoh, Yogyakarta: Andi, 2009
5. Sutanto, H., Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Malang: SAAT, 1986
6. Sitompul, A.A. & Bayer, U., Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1977
7. Lohfink, G., Sekarang Saya Memahami Kitab Suci,Yogyakarta: Kanisius, 1974
8. Warren, R., Twelve Dinamic Bible Study Methods for Individuals or Group, Wheaton:
Victor Books, 1981
9. Wald, O., Temukanlah Sendiri, Malang: Gandum Mas, 1986
10. Hesselgrave, D.J. & Rommen E., Kontekstualisasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994

Page | 179
Mata Kuliah : Homiletika
Kode Mata Kuliah : 02.04.02.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat : Bahasa Indonesia, Hermeneutika, Teologi Sistematika
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai ilmu homiletika, menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,


dan mampu mengkhotbahkan firman Tuhan dalam berbagai situasi.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan hakekat homiletika


2. Mampu menjelaskan teologi pemberitaan firman
3. Mampu menjelaskan hubungan Ibadah Jemaat dan Khotbah
4. Mampu menjelaskan cara mempersiapkan khotbah
5. Mampu menguraikan cara memilih dan menyelidiki nats
6. Mampu mengidentifikasi cara menentukan pokok utama dan merumuskan tema
7. Mampu menguraikan cara mengembangkan tema-tema pokok
8. Mampu menjelaskan cara pengunaan ilustrasi dan membuat aplikasi
9. Mampu menjelaskan cara membuat pendahuluan, isi dan penutup
10. Mampu menjelaskan tekhnik penyampaian khotbah
11. Mampu berkhotbah dengan baik dan benar

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan Hakekat Homiletika


2. Teologi Pemberitaan Firman
3. Ibadah Jemaat dan Khotbah
4. Cara Mempersiapkan Khotbah (memilih dan menyelidiki nats; menentukan dan
merumuskan tema; mengembangkan tema pokok; ilustrasi dan aplikasi; pendahuluan, isi
dan penutup)
5. Tekhnik Menyampaikan khotbah
6. Latihan Khotbah Kelas

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dan hakekat homiletika


2. Menjelaskan teologi pemberitaan firman
3. Menjelaskan hubungan Ibadah Jemaat dan Khotbah
4. Menjelaskan Cara Mempersiapkan Khotbah
5. Menguraikan cara memilih dan menyelidiki nats
6. Mengidentifikan cara menentukan pokok utama dan merusmuskan tema
7. Menguraikan cara mengembangkan tema-tema pokok
8. Menjelaskan ilustrasi dan Aplikasi
9. Menjelaskan cara membuat pendahuluan, isi dan penutup
10. Menjelaskan tekhnik penyampaian khotbah
11. Mendemonstrasikan khotbah secara baik dan benar

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


180 | P a g e
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempersiapkan materi khotbah
4. Mahasiswa berpraktek khotbah
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, praktik khotbah
D. Tugas : Membuat 25 macam ilustrasi, menyusun 2 rancangan khotbah,
Membuat 4 garis besar khotbah tertulis: Pernikahan, Kematian,
Natal, Paskah
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan Tugas : 15%
3. Rancangan Khotbah : 20%
4. Garis-garis Besar Khotbah : 15%
5. Praktek Khotbah : 20%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Abineno, J.L. Ch., Pemberitaan Firman Pada Hari-hari Raya Gerejani, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1985
2. -----, Jemaat, Ujud, Peraturan, Susunan. Pelayanan dan Pelayan-pelayannya, Jakarta:
BPK Gunung Mulia,1981
3. Anggraito, Noor, Menyiapkan Khotbah Ekspositori Secara Praktis, Yogyakarta: Yayasan
Andi, 2001
4. Braga, James, Cara Mempersiapkan Khotbah, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1996
5. Evans, William, Cara mempersiapkan Khotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
6. Ginting, E. P., Khotbah dan Pengkhotbah Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
7. Gollwitzer, Helmut, Khotbah Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
8. Gulleson, J., Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: Yakin, 2004
9. Kinlaw, F. Dennis, Berkhotbah Dalam Roh, Malang: Gandum Mas, 1997
10. Koller, W. Charles, Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, Bandung: Kalam Hidup, 1997
11. Lane, D. J.V., Beritakanlah Firman, Jakarta: Bina Kasih, 1981
12. Lee, D.W., Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar, Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 2002

Page | 181
Mata Kuliah : Metode-Metode Penelaahan Alkitab di Sekolah dan Jemaat
Kode Mata Kuliah : 02.04.03.02.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : II (Dua)
Prasyarat : Pembimbing PL, Pembimbing PB, Hermeneutik
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai metode Penelaahan


Alkitab, menunjukkan tanggungjawabnya, terampil mendesain dan menelaah Alkitab secara
kontekstual di sekolah maupun di jemaat.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan hakikat penelaahan Alkitab di sekolah dan jemaat


2. Mampu menjelaskan dasar Alkitabiah untuk penelaahan Alkitab
3. Mampu mengidentifikasi pentingnya penelaahan Alkitab
4. Mampu menganalisis metode-metode penelaahan Alkitab
5. Mampu mengidentifikasi alat-alat bantu dalam penelaahan Alkitab
6. Mampu mendesain penelaahan Alkitab di sekolah dan di Jemaat
7. Mampu memimpin penelaahan Alkitab di sekolah dan di Jemaat
8. Mampu membuat evaluasi penelaahan Alkitab di sekolah dan jemaat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hakikat penelaahan Alkitab


2. Dasar Alkitabiah untuk penelaahan Alkitab
3. Pentingnya penelaahan Alkitab
4. Metode-metode penelaahan Alkitab
5. Alat-alat bantu untuk penelaahan Alkitab
6. Desain penelaahan Alkitab di sekolah dan di Jemaat
7. Penelaahan Alkitab di sekolah dan di Jemaat
8. Evaluasi penelaahan Alkitab di sekolah dan di jemaat

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan hakikat penelaahan Alkitab di sekolah dan jemaat


2. Menjelaskan dasar Alkitabiah untuk penelaahan Alkitab
3. Menjelaskan pentingnya penelaahan Alkitab
4. Menggunakan metode-metode penelaahan Alkitab
5. Mengidentifikasi alat-alat bantu dalam penelaahan Alkitab
6. Mendesain penelaahan Alkitab di sekolah dan di jemaat
7. Memimpin penelaahan Alkitab di sekolah dan di Jemaat dalam simulasi
8. Membuat evaluasi penelaahan Alkitab di sekolah dan jemaat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa membuat observasi
4. Mahasiswa membuat laporan
182 | P a g e
5. Mahasiswa melakukan simulasi
C. Metode : Kuliah, diskusi, observasi, simulasi
D. Tugas : Pengamatan, laporan, portofolio
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan dan Portofolio : 25%
3. Simulasi : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. James Braga, Cara Menelaah Alkitab, Malang: Gandum Mas, 2005


2. Irving L.Jensen, Menikmati Alkitab, Bandung: Kalam Hidup, 1969
3. The Navigators, Memimpin Kelompok Penelaahan Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1998
4. R. Soedarmo, Tuntunan Membaca Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
5. R. Laird Harris, Anda dan Alkitab, Illinois: Evangelical Training Association, 2004
6. Frances Blankenbaker, Inti Alkitab Untuk Para Pemula, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1997
7. R.C.Sproul, Mengenali Alkitab, Malang: Departemen Literatur SAAT, 2001
8. A.B.Lam, Firman Yang Diberitakan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
9. Sitompul A.A dan Beyer Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004
10. Don L.Fisher, Pra Hermeneutik, Malang: Gandum Mas, 2001
11. Weber, Hans Ruedi, The Experiment of Bible Study, World Council of Churches : Geneve,
1998

Page | 183
Mata Kuliah : Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.04.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Lulus Semua Mata Kuliah Kependidikan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek perencanaan pembelajaran dalam PAK dan menyadari
pentingnya tenggungjawab guru dalam merencanakan pembelajaran serta menunjukan
kebiasaan mengajar secara terencana.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menguasai berbagai ketrampilan dalam Mengajar


2. Mahasiswa Trampil Mengajar Terbatas (Micro Teaching)
3. Mahasiswa mampu membuat perangkat administrasi dan perencanaan pembelajaran
4. Mahasiswa mengenal sekolah
5. Mahasiswa menujukkan kebiasaan mengajar secara terencana
6. Mahasiswa Terlatih Mengajar

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Keterampilan-keterampilan dalam mengajar


2. Latihan Ketrampilan mengajar terbatas (Micro teaching)
3. Orientasi sekolah
4. Membuat perangkat adminstrasi dan perencanaan pembelajaran
5. Latihan mengajar di sekolah

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Memperlihatkan penguasaannya terhadap berbagai ketrampilan dalam Mengajar


2. Menunjukkan ketrampilannya Mengajar Terbatas (Micro Teaching)
3. Membuat perangkat administrasi dan perencanaan pembelajaran
4. Memperlihatkan pengenalannya terhadap sekolah
5. Menujukkan kebiasaan mengajar secara terencana
6. Mendemonstrasikan Keahlian Mengajar

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempersiapkan pembelajaran
4. Mahasiswa berpraktek mengajar
C. Metode : Kuliah, diskusi, demonstrasi mengajar
D. Tugas : Pengamatan, Tinjauan buku, Laporan (portofolio), demonstrasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan dan Portofolio : 20%
3. Praktek Mengajar : 30%
4. Persipan Kelas : 20%
184 | P a g e
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Essai, Tes sikap, demonstrasi
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. S Benathy, B. H., Instruksional System Design: dalam Gagne.R.M, (Ed), Instructional


Technologi Educatio, Hisllsdale: Lawrence Erlbaum Association, 1987
2. Bloom, B. S., Taxsonomy Of Educational Objektives, Hand Book I, Cognitive Domain,
New York: McKay, 1982
3. Clark, R E.,dkk (ed.). Christian Education Fundation For The Future, Chicago: Moody
Bible Institute, 1991
4. Degeng, I.N.S., Pengorganisasian Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan
Pengaruhnya Terhadap Perolehan Belajar Informasi Verbal dan konsep, Desertasi.
Malang: PPS IKIP Malang, 1988
5. Degeng, I.N.S., Disain Pembelajaran: Teori dan Praktek, Malang: Penyelenggaraan
Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi IKIP Malang, 1989
6. Dick, W., & Carey, L., The Systematic Design of Instruction (3th ed), United States of
America: Harper Collins Publisbers, 1985
7. Dick, W., & Carey, L. The Systematic Design of Instruction (3th ed), United States of
America: Harper Collins Publisbers, 1990
8. Gagne, R. M., & Binggs, L.J. Principles Of Instructional Design, New York: Holt,
Rinehart and Winston, 1979
9. Gagne, R. M., Principles Of Instruksional Design, Orlando Harcourt Brace: Yovanovich
Publishers, 1979
10. Roshayanti, dkk, Pembelajaran Mikro, Semaraang: IKIP PGRI Semarang, 2007
11. Suwarna, dkk, Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006

Page | 185
Mata Kuliah : Praktik Teknologi Pendidikan dalam PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.05.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritik tentang penggunaan teknologi pendidikan


dalam pembelajaran, memiliki kesadaran pentingnya pemanfaatan teknologi pendidikan
dalam pembelajaran, serta menunjukkan kebiasaan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam
pembelajaran PAK

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa menguasai berbagai aspek teoritik tentang penggunaan teknologi pendidikan


dalam pembelajaran
2. Mahasiswa memiliki kesadaran pentingnya pemanfaatan teknologi pendidikan dalam
pembelajaran
3. Mahasiswa menunjukkan kebiasaan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam
pembelajaran PAK

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Simulasi mengajar di kelas dengan mengikuti panduan tentang kegiatan microteaching.


2. Penerapan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan KTSP
3. Pembuatan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran PAK

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mendemonstrasikan penguasaan berbagai aspek teoritik tentang penggunaan teknologi


pendidikan dalam pembelajaran
2. Memperlihatkan kesadarannyanya akan pentingnya pemanfaatan teknologi pendidikan
dalam pembelajaran
3. Menunjukkan kebiasaan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam pembelajaran PAK

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mempersiapkan pembelajaran
4. Mahasiswa berpraktek mengajar
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, demonstrasi
D. Tugas : Pengamatan, Tinjauan buku, portofolio, demonstrasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Portofolio : 35%
3. Praktek Mengajar : 35%
4. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
186 | P a g e
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Brown, James W., AV Instruction: technology, media, and methods, New York: Mc
Graw-Hill Book Company, 1977
2. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 1997
3. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta, 1994
4. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992
5. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
6. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2002
7. Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta,
1991
8. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), Prinsip-prinsip Belajar
untuk Pengajaran, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
9. Romiszowski, A.J., Designing Instructional Systems: Desicion Making in course
planning and curriculum design, New York, Kogan Page, 1981
10. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di
Sekolah, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1978
11. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York: McGraw-hill Book
Company, 1968
12. Suparman, Atwi, Desain Instruksional, Dirjen Dikti Depdikbud, 1993
13. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
14. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: sebagai landasan perencanaan dan penyusunan
program pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
15. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001

Page | 187
Mata Kuliah : Metode Pekabaran Injil
Kode Mata Kuliah : 02.04.06.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya Visi penginjilan, memiliki hati dan
prioritas utama untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus, serta mampu menjadikan
bersaksi sebagai gaya hidup.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu memahami tujuan Pekabaran Injil, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang
efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Mampu memahami cara menceritakan Injil dengan baik kepada orang lain dalam
masyarakat yang pluralisme
3. Mampu memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Mampu menumbuhkan keinginan orang lain untuk mendengarkan injil
5. Mampu menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa
secara efektif kepda orang lain
6. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
7. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana,
sistematis dan jelas melalui.
8. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
9. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian Pekabaran Injil


2. Tujuan Pekabaran Injil
3. Cara menceritakan Injil dengan baik kepada orang lain dalam masyarakat yang pluralisme
4. Membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin persahabatan dengan orang lain
5. Hidup kekal sebagai anugerah dan manusia berdosa
6. Pengertian yang salah dan pengertian yang benar tentang Allah kepada orang lain.
7. Karya Kristus bagi manusia berdosa.
8. Iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang menyelamatkan
9. Penyerahan diri kepada Yesus Kristus

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Memahami tujuan Pekabaran Injil, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang efektif, serta
dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Memahami cara menceritakan Injil dengan baik kepada orang lain dalam masyarakat yang
pluralisme
3. Memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Menumbuhkan keinginan orang lain untuk mendengarkan injil
5. Menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa secara
efektif kepda orang lain

188 | P a g e
6. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
7. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana,
sistematis dan jelas melalui.
8. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
9. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan simulasi di kelas
4. Mahasiswa melakukan praktek lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Praktik lapangan : 40%
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, pilihan ganda
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Buku murid
3. Meedemu dan traktat
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. …., Alkitab
2. Tong, Stephen, Teologi Penginjilan, Surabaya: Momentum, 2000
3. Traktat, Apakah Anda Tahu dengan Pasti
4. …………, Mengapa Menginjili, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003
8. Honig, A A.G. Jr. : Ilmu Agama-agama, Jakarta, BPK, 1966
9. Smith, Huston; Agama-agama manusia, Jakarta : Obor Indonesia, 1985
10. Zachner, R.C. ; Kebijakasanaan dari Timur, Jakarta : Gramedia, 1993
11. Tim Balitbang PGI (ed), Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia : Theologia
Religionum, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999

Page | 189
Mata Kuliah : Evangelism Explotion
Kode Mata Kuliah : 02.04.07.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya Visi penginjilan, memiliki hati dan
prioritas utama untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus, serta mampu menjadikan
bersaksi sebagai gaya hidup.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu memahami tujuan Evangelism Eksplotion, beberapa hal pokok bagi penginjilan
yang efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Mampu memahami cara menceritakan Injil dengan metode Evangelism Eksplotion kepada
orang lain.
3. Mampu memahami cara menghafal Evangelism Eksplotion dengan mudah
4. Mampu memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
5. Mampu membuat dan menggunakan kesaksian pribadi yang berfungsi sebagai iklan
sehingga menimbulkanminat kawan bicara untuk mendengarkan injil
6. Mampu memahami makna danfungsi pertanyaan diagnostik
7. Mampu menyampaikan kabar tentang hidup kekal sebagai anugerah, dan manusia berdosa
secara efektif kepda orang lain
8. Mampu menyampaikan pemahaman tentang pengertian yang salah dan pengertian yang
benar tentang Allah kepada orang lain.
9. Mampu memahami dan menceritakan bagaimana karya Kristus secara sederhana, sistematis
dan jelas melalui Peragaan Buku Catatan Dosa.
10. Mampu menjelaskan tentang iman yang tidak menyelamatkan dan iman yang
menyelamatkan
11. Mampu menuntun orang lain melakukan penyerahan diri kepada Yesus Kristus berdasarkan
tiga unsur iman yang menyelamatkan
12. Mampu melakukan tindak lanjut langsung dengan menjelaskan lima sarana pertumbuhan
rohani.
13. Mampu memahami pentingnya menjadikan Bersaksi Sebagai Gaya Hidup
14. Mampu memahami kunci ledakan penginjilan yaitu Multiplikasi

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Hal-hal pertama
2. Peragaan penyajian Injil
3. Menghafal Evangelism Eksplotion dengan mudah
4. Persahabatan
5. Kesaksian Pribadi
6. Pertanyaan diagnostik
7. Anugerah dan manusia
8. Allah
9. Kristus
10. Iman
11. Penyerahan diri
12. Tindak lanjut langsung
13. Bersaksi sebagai gaya hidup
14. Memperlengkapi orang lain
190 | P a g e
IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Memahami tujuan Evangelism Eksplotion, beberapa hal pokok bagi penginjilan yang
efektif, serta dasar-dasar bagi penginjilan yang alkitabiah
2. Memahami cara menceritakan Injil dengan metode Evangelism Eksplotion kepada orang
lain
3. Memahami pentingnya membangun persahabatan dan langkah-langkah menjalin
persahabatan dengan orang lain
4. Memahami pentingnya membangun persahabatan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menghafal sistematika penginjilan
4. Mahasiswa melakukan simulasi di kelas
5. Mahasiswa latihan berkelompok bersama guru dan pelatih
6. Mahasiswa melakukan latihan lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, simulasi, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Praktik lapangan : 40%
3. UTS : 20%
4. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, pilihan ganda
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Buku murid
3. Meedemu dan traktat
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. …., Alkitab
2. Kenedy, James, Evangelism Ekspoltion, Malang: EE International, 2008
3. Traktat, Apakah Anda Tahu dengan Pasti
4. Meedemu

Page | 191
Mata Kuliah : Pelayanan Anak
Kode Mata Kuliah : 02.04.08.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki kemampuan dasar untuk mengajar Sekolah Minggu dan membuat
kebaktian Sekolah Minggu menyenangkan bagi anak.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa ddapat memahami dan mengerti pengertian, sejarah, dan tujuan Pelayanan
anak, MEBIG
2. Mahasiswa memahami dan mengerti misi dan motivasinya dalam melayani anak
3. Mahasiswa mengerti pribadi dan tugasnya sebagai pelayanan anak
4. Mahasiswa memahami dan mengerti cara memenangkan jiwa dan prinsipnya
5. Mahasiswa memahami dan mengerti unsur-unsur ibadah dalam MEBIG
6. Mahasiswa memahami pelayanan khusus kepada anak
7. Mahasiswa memahami simbol-simbol Natal
8. Mahasiswa mampu menyusun paket acara Sekolah Minggu dan melibatkan anak dalam
berbagai aktivitas dan penerapan cerita yang modern
9. Mahasiswa mampu mengajar Sekolah Minggu dan menjadikan Sekolah Minggu yang
menyenangkan bagi anak

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian MEBIG
2. Sejarah MEBIG
3. Tujuan MEBIG
4. Strategi MEBIG
5. Misi dan motivasi pelayanan anak
6. Pribadi dan tugas sebagai pelayanananak
7. Memenangkan jiwa dan prinsipnya
8. Unsur-unsur dalam ibadah MEBIG
9. Pelayanan khusus kepada anak
10. Simbol-simbol Natal
11. Menyusun paket acara Sekolah Minggu

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Memahami dan mengerti pengertian, sejarah, dan tujuan Pelayanan anak, MEBIG
2. Memahami dan mengerti misi dan motivasinya dalam melayani anak
3. Mengerti pribadi dan tugasnya sebagai pelayanan anak
4. Memahami dan mengerti cara memenangkan jiwa dan prinsipnya
5. Memahami dan mengerti unsur-unsur ibadah dalam MEBIG
6. Mampu memahami pelayanan khusus kepada anak
7. Mampu memahami simbol-simbol Natal
8. Mampu menyusun paket acara Sekolah Minggu dan melibatkan anak dalam berbagai
aktivitas dan penerapan cerita yang modern
9. Mampu mengajar Sekolah Minggu dan menjadikan Sekolah Minggu yang menyenangkan
bagi anak

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN


192 | P a g e
A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris, atau individual
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpraktik
C. Metode : Kuliah, diskusi, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, mendemonstrasikan, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Quis : 10%
3. Membuat alat peraga : 15%
4. Prkatik lapangan : 25%
5. UTS : 15%
6. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Laufer, Ruth, dan Dick, Anni, Pedoman Pelayanan Anak, Malang: YPPI, 2003
2. …………., Mengajar Anak Sekolah Minggu Secara Efektif, jakarta: Yayasan ANDI, 2005
3. Lie, Paulus, Tekhnik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu, Yogyakarta:
Yayasan ANDI, 1999
4. Siswanto, Ingrea, 50 Permainan Asyik, Yogyakarta: Majalah Rohani ANDI, 2005
5. Uchikushi, Gonbei Masatoshi, Seminar MEBIG, Jakarta: POUK BDP, 2005

Page | 193
Mata Kuliah : Seminar PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.09.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Metode Penelitian Sosial
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mampu mempresentasikanhasil karya ilmiah yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukannya serta mampu mempertanggung jawabkannya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian seminar


2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan seminar
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis presentasi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik untuk menyiapkan suatu penyajian
5. Mahasiswa mampu menjelaskan penyajian menawan
6. Mahasiswa mampu menjelaskan media presentasi
7. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi komunikasi masa

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian seminar
2. Tujuan seminar
3. Jenis-jenis presentasi
4. Tekhnik untuk menyampaikan suatu penyajian
5. Penyajian menawan
6. Media presentasi
7. Strategi komunikasi masa

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian seminar


2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan seminar
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis presentasi
4. Mahasiswa mampu menggunakan tekhnik untuk menyampaikan suatu penyajian
5. Mahasiswa mampu menyajikan presentasi dengan menawan
6. Mahasiswa mampu menggunakan media presentasi
7. Mahasiswa menyampaikan seminar dengan menggunakan strategi komunikasi masa

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris, atau individual


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
C. Metode : Kuliah, diskusi, praktik
D. Tugas : Presentasi, mendemonstrasikan, portofolio, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. presentasi : 20%
3. UTS : 15%
4. Prkatik lapangan : 30%
5. UAS : 25%

194 | P a g e
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif : serta kombinasinya dalam


penelitian psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
2. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan dan praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991
3. Azwar, Syaifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
4. Branen, Julia (terj. oleh Nuktah Arfawie Kurde, dkk.), Memadu Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
5. Edmund Norman, W. (terj. oleh Dabara Publishers), Pola Umum Metode Ilmiah SM-
14, Solo: Dabara Publishers, 1994
6. Faisal, Sanapiah, Penelitian Sederhana, Malang: YA3, 1989
7. Gulo, W, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002
8. Junadi, Pengantar Analisis Data, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
9. Kountur, Ronny, Metode Penelitian: untuk penulisan skripsi dan tesis, Jakarta: PPM,
2003
10. Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
11. Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
12. Nasoetion, Andi Hakim, Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Imiah bagi Remaja,
Jakarta: Grasindo, 1992
13. Nasution, Metode Research: penelitian ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
14. Nawawi, Hadari, & Martini, Mimi, Penelitian Terapan, Yogyakarta:GajahMada
University Press, 1994
15. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985
16. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2003

Page | 195
Mata Kuliah : Pembinaan Warga Gereja (PWG)
Kode Mata Kuliah : 02.04.10.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang peran dan fungsi warga gereja menurut Alkitab,
merelevansikan nilai-nilainya, dan bertindak sesuai dengan itu dalam pelayanannya di tengah
gereja dan masyarakat.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan dengan benar tentang pengertian, peranan, dan fungsi warga
gereja.
2. Mampu mengambil kesimpulan tentang kaum awam dan peran-perannya.
3. Mampu membandingkan peran kaum awam dalam Alkitab, sejarah dan masa kini.
4. Memiliki kesadaran tentang pentingnya pembinaan warga gereja terhadap anak, remaja,
pemuda, dan dewasa.
5. Memiliki minat yang tinggi dalam menggerakkan warga gereja terlibat aktif dalam
pelayanan.
6. Menunjukkan sikap turut bertanggung-jawab terhadap program pelayanan dan kegiatan
di gerejanya.
7. Melibatkan diri secara aktif dalam pelayanan di gerejanya

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian, peranan, dan fungsi warga gereja dikaitkan dengan pejabat gereja (yang
ditahbiskan). (usulan: peran pembinaan warga gereja dalam mengemban misi gereja)
2. Warga gereja sebagai kaum awam dalam sejarah dan masa kini.
3. Pembinaan terhadap warga gereja dan tantangan yang dihadapi.
4. Strategi dan metode pembinaan warga gereja

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian, peranan dan fungsi warga gereja.


2. Mengemukakan prinsip Alkitabiah tentang peranan dan tanggung jawab kaum awam.
3. Membandingkan peranan kaum awam dalam Alkitab, sejarah, dan masa kini.
4. Mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pembinaan terhadap warga
gereja.
5. Mengusulkan solusi-solusi dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
6. Menjelaskan pentingnya pembinaan warga gerejaterhadap anak, remaja, pemuda, dan
dewasa.
7. Mengklasifikasikan bentuk-bentuk pelayanan yang bisa dilakukan warga gereja.
8. Mendorong warga gereja untuk terlibat dalam pelayanan.
9. Melibatkan diri secara aktif dalam pelayanan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pendampingan
196 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, presentasi, tugas-tugas
D. Tugas : Presentasi, laporan, portofolio
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan bacaan : 20%
3. Portofolio : 20%
4. Presentasi : 15%
4. UTS : 15%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia :
Westminster, 1952
2. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to Youth
Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
3. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
4. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
5. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
6. Lunandi, A.G., Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia, 1997
7. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
8. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
9. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
10. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991
11. Wuwungan, O.E.Ch., Bina Warga: Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994

Page | 197
Mata Kuliah : Administrasi dan Manajemen Gereja
Kode Mata Kuliah : 02.04.11.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Tiga)
Prasyarat : Sembilan
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang teologi manajemen gereja yang alkitabiah,


manajemen gereja dalam studi kepemimpinan, unsur-unsur dasar manajemen, perencanaan
strategis manajemen gereja, tugas-tugas gereja dalam strategi manajemen, pengorganisasian
tugas, penugasan dan pendelegasian, kinerja memimpin, optimalisasi kerja dan standarisasi
supervisi dan evaluasi manajemen gereja.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan teologi manajemen gereja yang alkitabiah


2. Mampu menjelaskan manajemen gereja dalam studi kepemimpinan
3. Mampu merancang perencanaan strategis manajemen gereja
4. Mengetahui tugas-tugas gereja dalam strategi manajemen
5. Memiliki kinerja memimpin

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian administrasi gereja


2. Dasar-dasar administrasi gereja
3. Peranan kepemimpinan dalam administrasi gereja
4. Fungsi-fungsi administrasi
5. Perencanaan
6. Pengorganisasian
7. Penggerak

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan pengertian administrasi gereja


2. Mampu menjelaskan dasar-dasar administrasi gereja
3. Mampu mengetahui peranan kepemimpinan dalam administrasi gereja
4. Mampu mengetahui fungsi-fungsi administrasi
5. Mampu membuat rancangan administrasi gereja
6. Mampu mengadakan pengorganisasian
7. Mampu menjadi penggerak dalam memimpin gereja

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan rancangan administrasi gereja
C. Metode : Kuliah, diskusi, presentasi, studi kasus
D. Tugas : Presentasi, laporan, portofolio
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Portofolio : 25%
198 | P a g e
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Ayres, Francis O., The Ministry of The Laity: A Biblical Expositio, Philadephia :
Westminster, 1952
2. Dunn, Richard R., Reaching a Generation for Christ: A Comprehensive Guiede to Youth
Ministry, Chicago: Moody Press, 1997
3. Ismail, Andar, Awam dan Pendeta Mitra Membina, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
4. Kraemer, Hendrik, Theologi Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
5. Leigh, Ronal W., Melayani dengan Efektif: 34 Prinsip Pelayanan bagi Pendeta dan
Kaum Awam, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996
6. Lunandi, A.G., Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Penerbit Gramedia, 1997
7. Selan, Ruth., Pedoman Pembinaan Warga Gereja, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1994
8. Setiawani, Mary Go, Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994
9. Slocum, Robert E., Maximize Your Ministry, Colorado: Navpress, 1990
10. Susabda, Yakub, Administrasi Gereja, Malang: SAAT, 1995
11. Tarigan, Jacobus, Johan Suban Tukan, Kebangkitan Kaum Awam. Jakarta: Penerbit
Obor, 1991
12. Wuwungan, O.E.Ch., Bina Warga: Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994

Page | 199
Mata Kuliah : Administrasi PAK
Kode Mata Kuliah : 02.04.12.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat : Strategi Pembelajaran PAK
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami tentang administrasi dalam hal pengaturan, penataan dan pengelolaan
PAK secara luas sehingga berfungsi secara efektif, efisien serta optimal dalam upaya
memajukan perkembangan kemampuan manusia secara kualitatif, kuantitafif, dan fungsional
untuk berperan aktif dalam lingkungan hidupnya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian administrasi


2. Mampu menjelaskan pengertian administrasi pendidikan dan pendidikan PAK
3. Mampu menjelaskan fungsi dan bidang administrasi pendidikan
4. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan penyelenggaraan administrasi sekolah
5. Mampu menjelaskan penyelenggaraan administrasi perguruan tinggi
6. Mampu menjelaskan administrasi dan supervise pendidikan
7. Mampu melaksanakan administrasi PAK dalam lingkup dunia kerja dan pendidikan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian administrasi
2. Pengertian administrasi pendidikan dan pendidikan PAK
3. Fungsi dan bidang administrasi pendidikan
4. Penyelenggaraan administrasi sekolah
5. Penyelenggaraan administrasi perguruan tinggi
6. Administrasi dan supervise pendidikan
7. Administrasi PAK dalam lingkup dunia kerja dan pendidikan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian administrasi


2. Menjelaskan pengertian administrasi pendidikan dan pendidikan PAK
3. Menjelaskan fungsi dan bidang administrasi pendidikan.
4. Mengidentifikasi dan menjelaskan penyelenggaraan administrasi sekolah
5. Menjelaskan penyelenggaraan administrasi perguruan tinggi
6. Menjelaskan administrasi dan supervise pendidikan
7. Melaksanakan administrasi PAK dalam lingkup dunia kerja dan pendidikan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpraktik
C. Metode : Kuliah, diskusi, praktek lapangan
D. Tugas : Portofolio, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Portofolio : 20%

200 | P a g e
3. Praktik lapangan : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Depertemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Direktorat Sekolah Lanjut Tingkat Pertama, Manajemen Peningkatan Sekolah; Rencana
dan Program Pelaksanaan
2. Herbert, A. Simon, Administrative Behaviour, a Study of Decision-Making Proceses in
Administrative Organisations, New York: The Free Press, 1997
3. Brison, John M., Strategis Planning for Publik and Non Frofit Organisation, A. Guide to
Strenhening and Sustaining Organizational Achieecement, Jossey-Bass Publisher, San
Fransisko: Oxford, 1991
4. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervise Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
5. Daryanto, H.M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
6. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
Bandung: Angkasa, 1982
7. Supandi: Administrasi dan Supervisi Pendidikan Depertemen Pendidikan dan Kebudyaan,
Jakarta: Universitas, 2000

Page | 201
Mata Kuliah : Pembentukan Watak Kristen (PWTn)
Kode Mata Kuliah : 02.04.13.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mengenal watak/ temperamen manusia dan dapat memahami serta menerapkan
watak sebagai seorang Kristen sebagaimana diajarkan Alkitab dalam kehidupannya sebagai
orang Kristen terlebih sebagai calon Hamba Tuhan (Rohaniawan/ Pendidik).

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian PWTn dan hakikat PWTn


2. Mampu menjelaskan pengertian watak, temperamen serta kepribadian manusia
3. Mampu menjelaskan temperamen dasar manusia
4. Mampu mengidentifikasi temperamen yang dimilikinya serta orang lain disekitarnya
5. Mampu menjelaskan nilai-nilai temperamen yang dipenuhi oleh Roh Kudus
6. Mampu menjelaskan nilai-nilai watak sebagai orang Kristen/ sebagai Hamba Tuhan
7. Mampu berwatak sebagai hamba Tuhan agar efektif dalam melayani Tuhan dikemudian
hari

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan hakikat PWTn


2. Mengenal temperamen manusia (arti temperamen, watak, dan kepribadian, empat tipe
temperamen dasar manusia, temperamen yang dapat diubah, temperamen yang dipenuhi
Roh Kudus)
3. Watak sebagai seorang Kristen/ hamba Tuhan (memiliki pandangan yang positif terhadap
dirinya, memiliki prisip sesusai Firman Tuhan, kerendahan hati, sifat melayani,
kekudusan, kejujuran, dan etika, mengatur waktu, penguasaan diri, pengelolaan uang,
hidup dengan iman)

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dan hakikat PWTn


2. Menjelaskan arti watak, temperamen, dan kepribadian
3. Menjelaskan hubungan temperamen dasar manusia dengan temperamen yang
dimilikinya
4. Mengidentifikasi temperamen yang dimilikinya serta orang lain di sekitarnya.
5. Menjelaskan dan mengaplikasikan nilai-nilai temperamen yang dipenuhi oleh Roh
Kudus

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa mencari ayat Alkitab tentang PWTn
4. Mahasiswa diarahkan intropeksi diri

202 | P a g e
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas
D. Tugas : mengisi asesmen pertanyaan, portofolio, paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 25%
3. Portofolio : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Lahaye, Tim, Hubungan antara Temperamen dan Karunia Rohani, Jakarta:


Metanoia, 2005
2. Lahaye, Tim, Temperamen Anak Anda Dapat Diubah, Bandung: Kalam Hidup, 1996
3. Yeakley, Tom, Watak Pekerja Kristus, Bandung: Kalam Hidup, 1993
4. Tong, Stephen dan Setiawani, Mary Go, Seni Membentuk Kakrakter Kristen, Jakarta:
LRII, 1995
5. Tim Penyusun, Membangun Martabat Manusia, Yogyakarta: Press University Gadjah
Mada, 1992

Page | 203
Mata Kuliah : Entrepreneurship
Kode Mata Kuliah : 02.04.14.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang entrepreneurship, dan dapat


menumbuhkembangkan semangat entrepreneurship, untuk dapat diterapkan dalam praktik
kepemimpinan Kristen dalam arti seluas luasnya.

II. KOMPETENSI DASAR

1. menjelaskan entrepreneurship
2. menjelaskan Tujuan entrepreneurship
3. menjelaskan Ruang lingkup entrepreneurship
4. menjelaskan hakikat dan prinsip entrepreneurship
5. menjelaskan tugas dan fungsi entrepreneurship
6. menjelaskan Bentuk-bentuk entrepreneurship
7. membangun paradigma entrepreneurship
8. mengembangkan kebiasaan berkualitas (quality culture)
9. menjelaskan tentang proses meneguhkan kemandirian sebagai fokus entrepreneurship
10. menjelaskan ciri-ciri entrepreneurship kepemimpinan Kristen
11. mengsintesiskan manajemen entrepreneurship dalam kepemimpinan Kristen
12. menerapkan prinsip-prinsip nilai entrepreneurship dalam pelayanan
13. mengevaluasi kepemimpinan Kristen
14. merancang program program pemberdayaan entrepreneurship dalam jemaat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Definisi entrepreneurship
2. Tujuan entrepreneurship
3. Ruang lingkup entrepreneurship
4. Hakikat dan prinsip entrepreneurship
5. Tugas dan fungsi entrepreneurship
6. Bentuk-bentuk entrepreneurship
7. Membangun paradigma entrepreneurship
8. Mengembangkan kebiasaan berkualitas (quality culture)
9. Meneguhkan kemandirian sebagai fokus entrepreneurship
10. Ciri-ciri entrepreneurship dalam kepemimpinan Kristen
11. Mengidentifikasi kebutuhan jemaat
12. Mensintesakan konsep konsep entrepreneurship untuk implementasi dalam kepemimpinan
Kristen
13. Merancang langkah-langkah penerapan entrepreneurship dalam berjemaat
14. Mengevaluasi keuntungan dan kelemahan entrepreneurship dalam praktik kepemimpinan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian entrepreneurship


2. Menjelaskan tujuan entrepreneurship
3. Menjelaskan Ruang lingkup entrepreneurship
4. Menjelaskan Hakikat dan prinsip entrepreneurship
5. Menjelaskan Tugas dan fungsi entrepreneurship
6. Menjelaskan Bentuk-bentuk entrepreneurship
204 | P a g e
7. Menguraikan cara-cara membangun paradigma entrepreneurship
8. Menunjukkan kebiasaan berkualitas dalam sikap kepemimpinan
9. Memiliki kepribadian yang berkarakteristik kepemimpinan yang efektif
10. Menunjukkan karakteristik pemimpin Kristen yang memahami ciri-ciri entrepreneurship
11. Mengkombinasikan entrepreneurship dengan kepemimpinan Kristen
12. Mengaplikasikan konsep entrepreneurship dalam kepemimpinan Kristen
13. Melakukan proses analisis terhadap entrepreneurship kepemimpinan Kristen
14. Memiliki antusiasme yang tinggi dalam menerapkan prinsip prinsip entrepreneurship

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris, belajar berdasarkan pengalaman


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa menelaah buku
4. Mahasiswa merancang program-program pemberdayaan
entrepreneurship dalam jemaat
5. Mahasiswa mempresentasikan
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, studi kasus, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, tinjauan, studi kasus, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Survei dan presentasi : 20%
3. Praktik Lapangan : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Sembiring, Mahli, Entrepreneur Kriste,. Jakarta: t. p., t. t.


2. Salusu, J., Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta: Grasindo, 1996.
3. Saidi, Wahyu, Cara Mudah Orang Gajian Menjadi Entrepreneur, Jakarta: Media Sukses,
2006
4. Suharno, Bambang, Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses, Jakarta: Gramedia,
2006
5. Yahya, Helmy dan Sarbana, Baban, Siapa Berani Jadi Entrepreneur, Jakarta: Gramedia
6. Nurcholis, Ahmad, Entrepreneur Sejati, Jakarta: Happy Holy Kids, 2007
7. Overton, Rodney, Are You an Entrepreneur?, Jakarta: Gramedia, 2006
8. Finch, Lloyd, Menjadi Customer Service Representative yang Sukses Jakarta: Penerbit
PPM, 2006

Page | 205
9. Tomatala, Yakob, Kepemimpinan yang Dinamis, Jakarta: YT Leadership Foundation,
1997
10. Waringin, Tung Desen, Marketing Revolution, Jakarta: Penerbit Gramedia, 2008
11. Elims, LeRoy, 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, Bandung: Yayasan Kalam Hidup

206 | P a g e
Mata Kuliah : Visi dan Misi
Kode Mata Kuliah : 02.04.15.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai visi dan misi sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar, menghargai
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan mampu menjalankan/ menerapkan visi dan misi
sekolah dalam kehidupan dan pelayanannya kemudian.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan hakikat visi dan misi STT Injili Arastamar
2. Mampu menjelaskan visi yang melahirkan STT Injili Arastamar
3. Mampu menjelaskan sejarah berdirinya STT Injili Arastamar
4. Mampu menjelaskan filsafat pendidikan STT Injili Arastamar
5. Mampu menjelaskan tujuan, misi, serta strategi maupun goal/ target STT Injili Arastamar
6. Mampu menjelaskan karakter yang dipakai dalam misi STT Injili Arastamar
7. Mampu menguraikan strategi pembinaan dalam rangka pencapaian visi dan misi STT
Injili Arastamar
8. Mampu menjelaskan dan menjalankan vission in Messiah

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan hakikat visi misi STT Injili Arastamar


2. Sejarah STT Injili Arastamar (visi yang melahirkan, sejarah berdirinya, riwayat perjalanan
kampus, misi dan ruang lingkup pelayanan, filsafat pendidikan, tujuan dan misi, strategi
misi, goal target, karakter yang terpakai dalam misi, sumber dana, kualifikasi penerimaan
mahasiswa, keadaan staff dosen dan mahasiswa)
3. Strategi pembinaan dalam rangka pencapaian visi misi STT Injili Arastamar (strategi
penerimaan staff kantor dan staff dosen, strategi penerimaan mahasiswa, strategi
perintisan jemaat oleh mahasiswa, strategi penanaman jemaat oleh mahasiswa
4. Vision in Messiah (VIM) 2030

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dan hakikat visi mi STT Injili Arastamar


2. Menjelaskan visi yang melahirkan STT Injili Arastamar
3. Menjelaskan sejarah berdirinya STT Injili Arastamar
4. Menjelaskan filsafat pendidikan STT Injili Arastamar
5. Menjelaskan tujuan dan misi serta strategi maupun goal/ target STT Injili Arastamar
6. Menjelaskan karakter yang dipakai dalam misi STT Injili Arastamar
7. Menguraikan strategi pembinaan dalam rangka pencapaian visi dan misi STT Injili
Arastamar
8. Menjelaskan dan menjalankan Vision in Messiah

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


Page | 207
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah
2. Mahasiswa berdiskusi
C. Metode : Kuliah, diskusi, tugas-tugas, studi kasus
D. Tugas : Menyelesaikan tugas rumah, membuat paper
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Tugas : 20%
3. Paper : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Mangentang, Matheus, Visi dan Misi To Reavh The Unreach People, Jakarta: Delima
2005
2. Mangentang, Matheus, Perjuangan Tidak Kenal Lelah, Jakarta: Delima, 2007
3. Statuta SETIA Ngabang

208 | P a g e
Mata Kuliah : Musik Gereja
Kode Mata Kuliah : 02.04.16.03.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : III (Tiga)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang musik yang berkembang di kalangan
gereja bahkan memiliki keterampilan untuk bermusik dan bernyanyi serta memimpin pujian.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pentingnya musik gereja


2. Mampu menjelaskan fungsi musik gereja dan nyanyian jemaat.
3. Mampu menjelaskan musik gereja dan tugas gereja.
4. Mampu menguraikan teknik bermusik dalam musik gereja.
5. Mampu menjelaskan sejarah musik gereja.
6. Mampu mendemonstrasikan menyanyi dengan baik sesuai dengan not.

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian musik gereja


2. Sejarah musik gereja
3. Pentingnya musik gereja
4. Fungsi musik gereja dan nyanyian jemaat.
5. Musik gereja dan tugas gereja.
6. Teknik bermusik dalam musik gereja.
7. Membaca not
8. Nyanyian jemaat

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan pengertian musik gereja


2. Mampu menjelaskan sejarah musik gereja
3. Mampu menjelaskan pentingnya musik gereja
4. Mampu menjelaskan fungsi musik gereja dan nyanyian jemaat.
5. Mampu menjelaskan musik gereja dan tugas gereja.
6. Mampu menguraikan teknik bermusik dalam musik gereja.
7. Mampu mendemonstrasikan menyanyi dengan baik sesuai dengan not

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris, atau individual


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpraktik
C. Metode : Kuliah, diskusi, praktek
D. Tugas : Presentasi, mendemonstrasikan, praktik
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. presentasi : 15%
3. Praktik : 25%
4. UTS : 20%

Page | 209
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Andrew Wilson - Dickson., The Story of Christian Music, England: Lion Music
Publishing, 1992
2. Rodherick J., Sejarah Musik 2 - Musik 176- sampai Abad 20, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008
3. Karl Edmund, Sejarah Musik Jilid 1, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1991
4. Karl Edmund, Sejarah Musik Jilid 2, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1993
5. Karl, Edmund., Sejarah Musik Jilid 3, Yogyakarta: Pusat Musik Liurgi, 1995
6. Rasid, Rachman, Nyanyian Jemaat dalam Liturgi, Tangerang: Bintang Fajar, 1999
7. Martasudjita, Pr., dan J. Kristianto, Pr., Memilih Nyanyian Liturgi, Panduan untuk
Petugas, Yogyakarta: Kanisius, 2007
8. Mawene, Gereje yang Bernyanyi, Yogyakarta: Andi, 2004
9. Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia, Panduan Musik dalam Ibadah, Jakarta: Sinode
GKSI
10. Tim Penyusun, Kidung Jemaat, Jakarta: Yamuger, 1990

210 | P a g e
Mata Kuliah : Okultisme
Kode Mata Kuliah : 02.04.17.04.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IV (Empat)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang pelepasan dari pengaruh okultisme,
memiliki minat dalam pelepasan dari okultisme, dan mempraktikkannya dalam pelayanan di
gereja dan masyarakat luas.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian okultisme dan pelayanan pelepasan.


2. Mampu menunjukkan dasar-dasar alkitabiah tentang pelepasan dari okultisme.
3. Mampu mengidentifikasi cara- cara kerja okultisme.
4. Memiliki keinginan untuk melakukan pelayanan yang berkaitan dengan okultisme dan
pelepasan.
5. Mampu memperlihatkan motivasinya dalam pelayanan yang berhubungan dengan
pelepasan dari okultisme.
6. Mampu melaksanakan strategi pelayanan pelepasan dari okultisme.
7. Mampu mendemonstrasikan pelayanan pelepasan dari okultisme.
8. Mampu menuntun klien menjadi murid Kristus paska pelepasan dari pengaruh okultisme

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian Okultisme dan pelayanan pelepasan.


2. Pandangan Alkitab tentang Okultisme dan pelayanan pelepasan.
3. Identifikasi cara kerja Okultisme.
4. Praktik Okultisme di berbagai daerah.
5. Kualifikasi orang-orang yang melayani pelayanan pelepasan dari pengaruh Okultisme.
6. Metode dan praktik pelayanan pelepasan.
7. Pemuridan paska pelepasan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan arti okultisme dan pelayanan pelepasan.


2. Menguraikan pandangan alkitabiah tentang okultisme dan pelayanan pelepasan.
3. Mengidentifikasikan cara kerja kuasa gelap yang berkaitan dengan okultisme.
4. Mampu membedakan antara pekerjaan okultisme dengan pekerjaan Roh Kudus.
5. Memiliki motivasi untuk mempelajari praktik okultisme dan pelayanan pelepasan.
6. Menyenangi pelayanan pelepasan terhadap pengaruh okultisme.
7. Merumuskan kualifikasi orang-orang yang dapat melayani pelepasan dari pengaruh
okultisme.
8. Mendemonstrasikan pelayanan pelepasan dari pengaruh okultisme.
9. Mendesain tuntunan bagi klien paska pelepasan dari pengaruh okultisme untuk menjadi
murid Kristus

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kontekstual, partisipatoris, atau individual

Page | 211
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa berpraktik
4. Mahasiswa bersaksi
5. Mahasiswa melatih berdoa pelepasan
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, praktek lapangan
D. Tugas : Presentasi, mendemonstrasikan, portofolio, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. presentasi : 20%
3. Portofolio : 20%
4. Prkatik lapangan : 25%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, portofolio, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Backer Book Company, Seluk Beluk Sihir, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2005
2. Bambang Yudho, How to Come Occultism, Yogyakarta: Penerbit Andy, 2007
3. Bob Larson, Membongkar Tipu Daya Iblis, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007
4. Doreen Irvine, Menghancurkan Ilmu Hitam, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2008
5. Hawkey Ruth, Freedom From Generation Sin-Melepaskan Ikatan Kutuk Dalam
Keluarga, Yoyakarta: Penerbit Andi, 2008
6. Joel Ivan Ongkonegoro. Spirit House Cleaning. Yogyakarta: Penerbit Andi, , 2006
7. Julianto Simanjuntak, Konseling Gangguan Jiwa, Jakarta: Gramedia, 2008
8. Kingsway Publishing, Menghancurkan Ilmu Hitam, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007
9. Kingsway Publishing, Usir Setan itu, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2007
10. Soekahar, Satanisme Dalam Pelayanan Pastoral, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2005
11. R. Surarjo, Mengapa Orang Kristen Bisa Kena Santet, Jogyakarta: Andi, 2006
12. Rebecca Brown, Dari Hamba Setan Menjadi Hamba Tuhan, Jogyakarta: Penerbit Andi,
2009
13. Sovereign Word, Berkat dan Kutuk, Yogjakarta: Andi, 2008
14. Tyndale & Moody Pres, Strategi Setan, Jogyakarta: Penerbit Andi, 2007

212 | P a g e
KELOMPOK
MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA

Mata Kuliah : Kode Etik dan Profesionalisme Guru PAK


Kode Mata Kuliah : 02.05.01.10.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kode etik sebagai guru profesinal,
memiliki tanggungjawab profesional yang tinggi, serta menunjukan perilaku sebagai guru
PAK yang baik.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian profesi keguruan PAK


2. Mampu menguraikan kompetensi dasar guru dan aplikasinya
3. Mampu mengidentifikasi peranan dan tanggung jawab guru
4. Mampu mencermati hukum-hukum mengajar dan implikasinya dalam PAK
5. Mampu menguraikan kaidah pelajar dan implikasinya dalam PAK
6. Mampu melaksanakan Penulisan karya tulis ilmiah popular
7. Mampu memperlihatkan kecintaannya kepada profesi Guru PAK seperti Yesus Sang Guru
yang Agung
8. Mampu Memperlihatkan penghayatannya kepada Kode etik Guru PAK yang Profesional
9. Mampu menerapkan nilai-nilai Kode Etik Guru PAK yang Profesional

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Wawasan profesi keguruan PAK


2. Kompetensi dasar guru dan aplikasinya
3. Peranan fungsi dan tanggung jawab guru
4. Hukum-hukum mengajar
5. Kaidah pelajar dan implikasinya
6. Penulisan karya tulis ilmiah popular
7. Yesus Guru yang Agung
8. Kode etik Guru PAK yang Profesional
9. Nilai-nilai kode etik guru PAK

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1.
Menjelaskan wawasan profesi keguruan PAK
2.
Menguraikan kompetensi dasar guru dan aplikasinya
3.
Mengidentifikasi fungsi dan tanggung jawab guru
4.
Mencermati hukum-hukum mengajar dan implikasinya dalam PAK
5.
Menguraikan kaidah pelajar dan implikasinya dalam PAK
6.
Menghayati kode etik guru PAK yang profesional
7.
Melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah popular
8.
Memperlihatkan kecintaannya kepada profesi guru
9.
Menerapkan nilai-nilai Kode etik guru yang profesional dalam kehidupan dan
pelayanannya
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris
Page | 213
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan studi kasus
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan, resensi buku, pengamatan
D. Tugas : Menulis Paper, portofolio, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Laporan pengamatan : 20%
4. Paper : 15%
5. UTS : 20%
6. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Haggstrom, Gus W., et.al., Assessing Teacher Supply and Demand, Rand Corporation,
1988
2. Morrison, A., & McIntyre, D., Teachers and Teaching, Baltimor: Penguin Education,
1973
3. Blankenship, Colleen & Lilly Stephen M., Mainstreaming Students with Learning and
Behavior Problems: techniques for the Classroom Teacher, New York: CBS College
Publishing, 1981
4. Hess, Robert D., & Croft Doreen J., Teachers of Young Children, New York: Houghton
Mifflin Company, 1972
5. Ryans David G., Characteristics of Teachers: their description, comparison, and
appraisal, Washibgton D.C.: American Council on Education, 1960
6. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
7. Sahertian, Piet A., Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994
8. Gordon, Thomas (penyadur Mudjito), Guru yang Efektif: cara untuk mengatasi kesulitan
dalam kelas, Jakarta: Rajwali, 1984
9. Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka, 1995
10. Sidjabat, B.S., Menjadi guru Profesional: sebuah perspektif kristiani, Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1994
11. Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan mplementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum
Teaching, 2005

214 | P a g e
Mata Kuliah : PAK Dalam Masyarakat Majemuk
Kode Mata Kuliah : 02.05.02.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 16 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pemahaman tentang prinsip dan strategi PAK dalam masyarakat
majemuk, menghayati pentingnya, serta mengembangkan model PAK multikultur yang
inklusif.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menguraikan realitas pluralisme Masyarakat Indonesia


2. Mahasiswa mampu menjelaskan Dasar hukum dan teologis PAK dalam masyarakat
majemuk
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Prinsip-prinsip PAK dalam masyarakat majemuk
4. Mahasiswa mampu mencermati Sikap-sikap yang perlu dihindari dalam masyarakat
majemuk
5. Mahasiswa mampu mendeskrisikan Pendekatan PAK
6. Mahasiswa mampu merencanakan Strategi PAK
7. Mahasiswa mampu mengembangkan model PAK yang multikultur dan inklusif yang
cocok dengan Masyarakat Indonesia
8. Mahasiswa mampu memperlihatkan kesenangannya menjadi Guru PAK yang
multikultur dan inklusif dalam hidup dan pelayanannya

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Realitas pluralisme Masyarakat Indonesia


2. Dasar teologis dan pedagogic dalam masyarakat majemuk
3. Prinsip-prinsip PAK dalam masyarakat majemuk
4. Sikap yang perlu dihindari dalam masyarakat majemuk
5. Pendekatan PAK
6. Strategi PAK
7. Mengembangkan model PAK yang multikultur dan inklusif
8. Usulan : aspek-aspek hukum tentang masyarakat majemuk dalam beragam

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menguraikan realitas pluralisme Masyarakat Indonesia


2. Menjelaskan Dasar hukum dan teologis PAK dalam masyarakat majemuk
3. Mengidentifikasi Prinsip-prinsip PAK dalam masyarakat majemuk
4. Mencermati Sikap-sikap yang perlu dihindari dalam masyarakat majemuk
5. Mendeskrisikan Pendekatan PAK
6. Merencanakan Strategi PAK
7. Mengembangkan model PAK yang multikultur dan inklusif yang cocok dengan Masyarakat
Indonesia
8. Memperlihatkan kesenangannya menjadi Guru PAK yang multikultur dan inklusif dalam
hidup dan pelayanannya

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


Page | 215
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa merencanakan
C. Metode : Kuliah, diskusi, studi kepustakaan, pengamatan, resensi buku
D. Tugas : menulis paper, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper / RPP : 30%
3. Presentasi : 20%
4. UTS : 20%
5. UAS : 20%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Amin Mansyur dan Najib Muhammad, Agama demokrasi dan Informasi Sosial, Jakarta:
LPSM NU DIY
2. Antone Hope, PAK kontekstual, BPK Gunung Mulia, 2009
3. Banawiratma, J.B., Iman, Pendidikan dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Kanisius
4. Budiningsih, Asri C., Pembelajaran Moral berpijak pada karakteristik siswa dan
Budayanya, Jakarta:PT Rineka Cipta
5. Chairul, Mahfud, Pendidikan Multikultur, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Daniel Stefanus, Pendidikan Agama Kristen Majemuk, Bandung: Bina Media Informasi
7. Elizabeth K. Nottingham, Agama Dan Masyarajat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama,
Jakarta: CV.Rajawali
8. Hipolitas, K.Kewuel, Allah dalam dunia Postmoderen, Malang: Dioma
9. H.Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta
10. Hasbullah Bakry, Isa dalam Quran dan Muhammad dalam Bible, Jakarta: CV Firdaus
11. Ismail Andar, Ajarkanlah Mereka melakukannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia
12. Knitter.F.Paul, Satu bumi banyak Agama Dialog Multi Agama dan Tanggung Jawab
Global, Jakarta:BPK Gunung Mulia
13. Nawawi. H. Hadari, Perundang-undangan Pendidikan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1978
14. Zakiyuddin Baidhaway, Pendidikan Agama Kristen Berwawasan Multukutur, Jakarta:
Erlangga

216 | P a g e
Mata Kuliah : Oikumene
Kode Mata Kuliah : 02.05.03.09.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : IX (Sembilan)
Prasyarat : Sejarah Gereja Indonesia
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah gerakan Oikumene, menghayati nilai-nilai


yang terkandung di dalamnya, dan berpartisipasi dalam gerakan keesaan gereja-gereja di
Indonesia.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mampu menjelaskan pengertian dan latar belakang gerakan Oikumene.


2. Mampu menguraikan sejarah gerakan Oikumene hingga konferensi gereja di Edinburg
tahun 1910.
3. Mampu menjelaskan sejarah gerakan Oikumene pasca Konferensi Edinburg 1910, sampai
terbentuknya Dewan Gereja-gereja Sedunia.
4. Mampu mengidentifikasi beberapa tokoh gerakan Oikumene di dunia dan pikiran-
pikirannya.
5. Mampu menguraikan latar belakang gerakan Oikumene di Indonesia dan lahirnya
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
6. Mampu menguraikan sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Injili Indonesia
(PGLII) dan Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
7. Mampu menghayati pentingnya kehidupan beroikumene di Indonesia.
8. Mahasiswa dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan nilai-
nilai gerakan Oikumene dalam kehidupannya di tengah gereja dan masyarakat

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian dan latar belakang Gerakan Oikumene


2. Sejarah Gerakan Oikumene sampai Konperensi Edinburg 1910 sampai terbentuknya Dewan
Gereja-gereja Sedunia.
3. Tokoh-tokoh dan pemikiran Gerakan Oikumene di dunia
4. Latarbelakang Gerakan Oikumene di Indonesia dan lahirnya Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI)
5. Sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dan Persekutuan
Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
6. Perkembangan pemikiran tentang keesaan gereja sekarang ini

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan pengertian dan latar belakang gerakan oikumene


2. Menguraikan sejarah Gerakan Oikumene hingga Konperensi di Edinburg 1910
3. Menguraikan sejarah Gerakan Oikumene pasca Edinburg sampai terbentuknya Dewan
Gereja-gereja Sedunia.
4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh dan pikiran Gerakan Oikumene di dunia
5. Menjelaskan latarbelakang Gerakan Oikumene di Indonesia
6. Menguraikan sejarah lahirnya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
7. Menguraikan sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dan
Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI)
8. Mengidentifikasi perkembangan pikiran keesaan gereja sekarang ini.
9. Mencermati nilai-nilai yang sesuai dengan Gerakan Oikumene di Indonesia.
9. Memperlihatkan penghayatannya tentang kehidupan beroikumene di Indonesia.
Page | 217
10. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan-kegiatan oikumenis dalam pelayannnya di
tengah gereja dan masyarakat

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Partisipatif-informatif
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa berseminar
C. Metode : Kuliah, diskusi, seminar, pemberian tugas
D. Tugas : Melakukan penelitian, studi literatur, membuat presentasi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Presentasi : 15%
3. Seminar : 25%
4. UTS : 20%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis dan pengamatan
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. De Jonge, Christian, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPk Gunung Mula, 1993
2. Abineno, J.L. Ch., Oikumene dan Gerakan Oikumene, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1984
3. Pilon, PK. Ut Omnes Unum Sint, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972
4. Goodall, Norman, The Ecumenical Movement. New York: Oxford University Press, 1966
5. Banawiratma, J.B., Tempat dan Arah Gerekan Oikumene, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994
6. Wijaya, Hengky C. (peny.), Jalan Menuju Keesaan, Jakarta: Sinar Harapan, 1996
7. PGI, Dalam Kebersamaan Manapaki Penuh Harapan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1990

218 | P a g e
Mata Kuliah : Teknologi Hasil Pertanian
Kode Mata Kuliah : 02.05.04.01.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : I (Satu)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa dapat menguasai dan mengetahui faktor yang berkaitan dengan pengolahan hasil
pertanian, serta mahasiswa mampu mengaplikasikan dengan membuat dan mengolah berbagai
hasil pertanian supaya tidak hilang dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu mengetahui hasil-hasil pertanian berdasarkan golongannya


2. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam hasil pertanian yang tergolong tanaman
serelia
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat dan kandungan gizi yang terdapat pada tanaman
umbi-umbian serta bisa mengolah umbi-umbian untuk dijadikan suatu produk
4. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat dari tanaman leguminosae serta aplikasi produk
olahannya dan tahu cara membuang zat-zat yang tidak bermanfaat pada tanaman
leguminosae.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui cara memperpanjang daya tahan dari
hortikultura (sayur dan buah-buahan)
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan manfaat dari tanaman perkebunan serta
mampu menghasilkan produk yang berasal dari tanaman perkebunan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Dasar Pengolongan hasil pertanian berdasarkan tempat dimana hasil pertanian tersebut
ditemukan
2. Penjelasan dan pengolahan hasil pertanian dari tanaman serelia
3. Penjelasan dan bagaimana cara mengolah hasil pertanian dari umbi-umbian
4. Penjelasan pengolongan hasil pertanian leguminosae serta pengolahan hasilnya
5. Menjelaskan cara menyimpan hasil pertanian hortikultura (buah dan sayur) supaya tahan
lama dan tidak mengalami kehilangan setelah panen.
6. Menjelaskan hasil pertanian perkebunan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
mengolah hasil pertanian perkebunan untuk dijadikan suatu produk olahan.

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1.
Menjelaskan pengolongan hasil pertanian berdasarkan tempat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan lingkungan dimana hasil pertanian tersebut ditemukan.
2. Menguraikan hasil pertanian yang tergolong dalam tanaman serelia
3. Menguraikan hasil pertanian yang tergolong umbi-umbian yang dapat dijadikan
alternative bahan pangan pokok ke-2
4. Menjelaskan kandungan gizi yang terdapat pada tanaman leguminosae, serta cara
menghilangkan zat anti gizi yang terdapat pada tanaman leguminosae
5. Menjelaskan bahan apa saja yang digunakan suapaya hasil pertanian hortikultura bisa
tahan lama dalam masa waktu penyimpanan
6. Menguraikan seluruh baguan tubuh tanaman perkebunan berrmanfaat
V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Klasikal partisipatoris

Page | 219
B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan praktek
C. Metode : Kuliah, diskusi, tanya jawab, pengamatan, praktek
D. Tugas : 1. Mencari daftar nama produk barang yang dihasilkan dari
Pengolahan hasil pertanian berupa protein nabati
2. Membuat salah satu olahan berbahan dasar hasil pertanian dari
Serelia dan leguminosae
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Laporan Tugas : 15%
3. Praktek : 30%
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Sembiring, Mahli, Entrepreneur Kriste,. Jakarta: t. p., t. t.


2. Salusu, J., Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta: Grasindo, 1996.
3. Saidi, Wahyu, Cara Mudah Orang Gajian Menjadi Entrepreneur, Jakarta: Media Sukses,
2006
4. Suharno, Bambang, Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses, Jakarta: Gramedia,
2006
5. Yahya, Helmy dan Sarbana, Baban, Siapa Berani Jadi Entrepreneur, Jakarta: Gramedia
6. Nurcholis, Ahmad, Entrepreneur Sejati, Jakarta: Happy Holy Kids, 2007
7. Overton, Rodney, Are You an Entrepreneur?, Jakarta: Gramedia, 2006
8. Finch, Lloyd, Menjadi Customer Service Representative yang Sukses Jakarta: Penerbit
PPM, 2006
9. Tomatala, Yakob, Kepemimpinan yang Dinamis, Jakarta: YT Leadership Foundation,
1997
10. Waringin, Tung Desen, Marketing Revolution, Jakarta: Penerbit Gramedia, 2008

220 | P a g e
Mata Kuliah : Elektronik
Kode Mata Kuliah : 02.05.05.07.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VII (Tujuh)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa menguasai keterampilan penggunaan alat-alat dasar pertukangan dan peralatan


perlistrikan (tool) secara benar. Di samping itu mahasiswa dibekali untuk dapat mengasah
keterampilan psikomotoriknya dengan alat-alat yang bekerja menggunakan tenaga listrik.
Selanjutnya mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan keterampilannya itu untuk
membuat sebuah proyek elektronik atau elektrikal yang lebih kompleks.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa terampil menggunakan alat-alat tangann (handtols) dalam kaitannya dengan


pendukung pelaksana pekerjaan sistem elektronik
2. Mahasiswa memiliki keterampilan mengukur, menggores, memotong, menggambar,
mengikir, menggergaji, melubang, melipat, dalam hubungannya dengan benda kerja.
3. Mahasiswa mampu memperbaiki benda-benda elektonik yang rusak

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pendahuluan dan identifikasi peralatan elektronik


2. Mengukur, menggores, menggergaji dan mengikir
3. Menitik dan melubangi
4. Memotong kawat, melepas lapisan, dan menyolder
5. Membuat proyek elektronik

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Menjelaskan identifikasi peralatan elektronik


2. Menjelaskan penggunaan alat-alat tangann (handtols) untuk mengukur, menggergaji, dan
mengikir
3. Menjelaskan cara menitik dan melubangi
4. Menjelaskan cara menggunakan alat-alat tangann (handtols) untuk memotong kawat,
melepas lapisan yang lama, dan menyolder
5. Mengadakan praktik proyek elektronik

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan praktik
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, praktik
D. Tugas : Menggunakan alat-alat tangann (handtols), memperbaiki salah
Satu barang elektronik yang rusak.
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Ketepatan menggunakan alat : 15%
3. Praktik : 30%
Page | 221
4. UTS : 20%
5. UAS : 25%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat

VII. LITERATUR

1. Modul peralatan bengkel


2. Modul pembuatan PCB

222 | P a g e
Mata Kuliah : Perbengkelan
Kode Mata Kuliah : 02.05.06.08.2010
Bobot Beban Studi : 2 SKS
Semester : VIII (Delapan)
Prasyarat :-
Pertemuan : 14 x (2 X 50 menit)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa mempunyai pengetahuan yang memadai dan keterampilan dalam merawat mesin
dan memperbaiki mesin yang rusak sebagai salah satu life skill.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manajemen perbengkelan secara umum


2. Mahasiswa mencermati organisasi bengkel
3. Mahasiswa menghargai efisiensi sistem kerja
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dan penjadwalan kerja
5. Mahasiswa mampu mengkoordinasi sistem kerja
6. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep mutu dan menerapkannya dalam bengkel industri
7. Mahasiswa mampu memilih alat yang memenuhi standar dan standarisasi
8. Mahasiswa mampu mengelolah material dan spare part
9. Mahasiswa dapat mengatur sistem penyimpanan
10. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian kerja
11. Mahasiswa dapat menjelaskan sistem manajemen mutu
12. Mahasiswa dapat mengelolah dan memperbaiki alat/ mesin yang rusak
13. Mahasiswa dapat mengatur sistem pergudangan
14. Mahasiswa mampu merawat alat/ perkakas yang dipakai dalam perbengkelan

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pengertian manajemen secara umum


2. Organisasi bengkel
3. Efisiensi sistem kerja
4. Perencanaan dan penjadwalan kerja
5. Koordinasi sistem kerja
6. Konsep mutu dan penerapannya di bengkel industri
7. Standar dan standarisasi
8. Pengelolaan material dan spare part
9. Sistem penyimpanan
10. Perencanaan, penjadwalan dan pengendalian kerja
11. Pengetahuan Sistem Manajemen Mutu
12. Dasar pengelolaan dan perbaikan
13. Sistem pergudangan
14. Dasar-dasar maintenance peralatan perbengkelan/mesin perkakas

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu menjelaskan tentang manajemen perbengkelan secara umum


2. Mencermati organisasi bengkel
3. Menghargai efisiensi sistem kerja
4. M perencanaan dan penjadwalan kerja
5. Mengkoordinasi sistem kerja
6. Mampu menjelaskan konsep mutu dan menerapkannya dalam bengkel industri
7. Mampu memilih alat yang memenuhi standar dan standarisasi
8. Mampu mengelolah material dan spare part
Page | 223
9. Mampu mengatur sistem penyimpanan
10. Mampu menyusun perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian kerja
11. Mampu menjelaskan sistem manajemen mutu
12. Mampu mengelolah dan memperbaiki alat/ mesin yang rusak
13. Mampu mengatur sistem pergudangan
14. Mampu merawat alat/ perkakas yang dipakai dalam perbengkelan

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif partisipatoris dan individual


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa berdiskusi
3. Mahasiswa melakukan pengamatan
4. Mahasiswa melakukan praktik lapangan
C. Metode : Kuliah, diskusi, pengamatan, praktik lapangan
D. Tugas : Menulis Paper, praktik lapangan
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Paper : 15%
3. Praktek lapangan : 30%
4. UTS : 15%
5. UAS : 30%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board

VI. SUMBER BELAJAR


1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Modul peralatan bengkel


2. Modul perawatan/ maintenance perkakas bengkel
3. Modul perakitan mesin

224 | P a g e
Mata Kuliah : Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
Kode Mata Kuliah : 02.05.07.05.2010
Bobot Beban Studi : 6 SKS
Semester : V (Lima)
Prasyarat : Pembinaan Warga Gereja, Homiletika, okultisme
Waktu Pelaksanaan : 1 tahun

I. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman komprehensif praktis tentang tugas-tugas


pelayanan gereja, menyadari pentingnya, dan mengalami bekerja sebagai hamba Tuhan.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Memiliki pengetahuan komprehensif praktis tentang tugas-tugas pelayanan gereja.


2. Memiliki pengalaman tentang pelaksanaan tugas-tugas pelayanan gereja.
3. Menyadari pentingnya mengalami secara langsung pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
gereja.
4. Mampu mengaplikasikan pengetahuan teologi ke dalam pelaksanaan tugas-tugas gereja.
5. Menunjukkan kecintaan terhadap peran seorang pelayan dan tugas-tugas pelayanan.
6. Mampu melaksanakan tugas-tugas pelayanan gereja

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Pembimbingan dilakukan sesuai pedoman di lembaga pendidikan dan kebutuhan mahasiswa.


2. Pembekalan mahasiswa tentang seluruh tugas-tugas pelayanan gereja.
3. Pembekalan mahasiswa tentang keberadaan gereja tujuan
4. Pembimbingan dilakukan secara klasikal kemudian dilakukan secara individual oleh ”dosen
pembimbing/Tutor”

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mengetahui tugas-tugas praktis pelayanan gereja secara komprehensif.


2. Terlibat dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan gereja.
3. Menjelaskan pentingnya mengalami secara langsung pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
gereja.
4. Mengaplikasikan pengetahuan teologi ke dalam pelaksanaan tugas-tugas gereja.
5. Mencintai peran seorang pelayan dan tugas-tugas pelayanan.
6. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan gereja dengan baik

V. SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Literatur

Page | 225
Mata Kuliah : Bimbingan dan Penulisan Skripsi
Kode Mata Kuliah : 02.05.08.10.2010
Bobot Beban Studi : 6 SKS
Semester : X (Sepuluh)
Prasyarat : Metode Penulisan Skripsi
Waktu Penulisan : 6 bulan

I. STANDAR KOMPETENSI

Mampu menemukan kebenaran ilmiah melalui penelitian, menyadari pentingnya manfaat


penelitian dalam kehidupan, serta mampu menyusun hasil penelitian dalam bentuk tulisan
ilmiah.

II. KOMPETENSI DASAR

1. Memiliki kemampuan menyusun kerangka teoritis dan konseptual sehubungan dengan


objek penelItian
2. Mampu mendesain rencana dan langkah-langkah penelitian.
3. Mampu menganalisis data hasil penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah.
4. Memiliki kesenangan untuk meneliti demi mendapatkan kebenaran ilmiah dari objek yang
diteliti.
5. Mampu menyusun tulisan ilmiah

III. URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Penjelasan tentang teknik penyusun kerangka teoritis dan konseptual dan penyusunan
skripsi
2. Pembuatan desain penelitian
3. Penyusunan instrumen penelitian
4. Teknik pengolahan data
5. Penulisan skripsi
6. Pembimbingan dosen sekurang-kurangnya dalam lima pertemuan

IV. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mendeskripsikan kerangka teoritis dan konseptual atas objek yang diteliti.


2. Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan prosedur penelitian.
3. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
4. Menyenangi kegiatan penelitian ilmiah.
5. Menyusun skripsi sesuai standar penulisan ilmiah

V. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendekatan : Kolektif dan partisipatoris


B. Pengalaman Belajar : 1. Mahasiswa menyimak paparan dosen
2. Mahasiswa mengajukan proposal
3. Mahasiswa menulis skripsi
C. Metode : Kuliah, studi kepustakaan, diskusi, tanya jawab, curah pendapat
D. Tugas : Membaca materi kuliah, menulis proposal, menulis skripsi
E. Standar Penilaian : 1. Kehadiran dan partisipasi : 10%
2. Ujian Komprehensif : 90%
F. Teknik : Tertulis
G. Bentuk Soal : Tes tertulis, tes sikap, proyek, unjuk kerja
H. Media : Laptop, LCD proyektor, VCD, papan tulis/ white board
226 | P a g e
VI. SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber
4. Lingkungan alam
5. Lingkungan sosial
6. Teman di Kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja

VII. LITERATUR

1. Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002


2. Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1990
3. Kountur, Ronny, Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM,
2003
4. Subana, M. & Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmia, Bandung: Pustaka Setia, 2001
5. Sedarmayanti & Hidayat Syarifudin, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju,
2002
6. Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian: buku Panduan Mahasiswa,
Jakarta: Gramedia,1990
7. Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasind, 2002
8. Soejono, & Abdurrahman, Metode Penelitian: suatu pemikiran dan penerapan, Jakarta:
Rineka Cipta, 1999
9. Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres, 2002
10. Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
11. Suharto, Ign, dkk, Perekayasaan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi, 2003
12. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2003
13. Santoso, Gempur, Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2005
14. Kurde, Nuktah Arfawie Kurde (dkk.), Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
15. Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikolog, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
16. Silalahi, Gabriel Amin, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo: Citra Media,
2003
17. Subagyo, Andreas B, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, Termasuk Riset Teologi
dan Keagamaan, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004
18. Santoso, Gempur, Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2005
19. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
20. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000

Page | 227

Anda mungkin juga menyukai