Dosen:
Shendy Carolina Lumintang, M.Th.
(NIDN: 2330109201)
BAB I
PELAYAN REMAJA
(SIAPAKAH PELAYAN REMAJA?)
A. Orang Tua
Orang tua adalah memegang peranan utama (penting) bagi
anak remaja, yaitu sebagai pengasuh/perawat, pelindung, dokter,
psikolog, guru, juru masak atau mungkin sebagai polisi dan hakim.
Namun yang mendasar, orang tua adalah pelayan dalam perspektif
hamba Tuhan bagi remajanya. Tanggung jawab orang tua sebagai
pelayan tidak hanya berkenaan dengan aspek-aspek kebutuhan fisik
anak, melainkan seutuhnya (holistic), yaitu pelayanan yang membawa
anak mengalami pertumbuhan secara sehat, yaitu seimbang: imannya
bertumbuh dengan sehat, fisik dan kepribadiannya dapat berkembang
secara baik, emosi lebih kearah perkembangan yang stabil, dan intelek
lebih maju (semuanya harus seimbang)
Peran apa saja yang dibutuhkan/ diharapkan oleh remaja dari orang
tua mereka ?
1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………..
Hal apa saja, peran yang tidak diharapkan oleh remaja dari orang tua
mereka ?
1 ………………………………………………………………………………………
2 ………………………………………………………………………………………
3 ………………………………………………………………………………………
4 ………………………………………………………………………………………
5 ………………………………………………………………………………………
6 ………………………………………………………………………………………
B. Kakak (Kandung/Tiri/Angkat)
1. Pengajar
2. Sahabat
3. Konselor (memberi nasihat, arahan, dukungan)
4. Pastor (menggembalakan)
5. Kakak (Orang yang lebih tua daripada si remaja)
Peran apa saja yang dibutuhkan/ diharapkan oleh remaja dari kakak-
kakak mereka ?
1. Remaja (adik) mengharapkan kepada kakaknya menjadi teman
main, namun kecenderungan kakak-kakak dari para remaja ialah
bermain dengan teman-temannya di sekolah atau di luar rumah.
2 ………………………………………………………………………………
3 ………………………………………………………………………………
4 ………………………………………………………………………………
5 ………………………………………………………………………………
6 ………………………………………………………………………………
Hal apa saja peran yang tidak diharapkan oleh remaja dari kakak-
kakak mereka ?
1. Berlaku seperti orang tua (seperti ayah dan ibu mereka)
2. Mendikte
3 ………………………………………………………………………………
4 ………………………………………………………………………………
5 ………………………………………………………………………………
6 ………………………………………………………………………………
A. Kualifikasi Spiritual
Seorang pelayan remaja adalah seorang yang terus menerus
mengupayakan untuk menjadi dewasaan secara rohani, untuk itu, ia
harus mengalami proses:
• Berakar: Harus memiliki keyakinan bahwa Dia sudah mengalami
kelahiran baru.
• Bertumbuh (Doa, Firman, Bersekutu dan Bersaksi)
• Berbuah (karakter, karya)
C. Kualifikasi Mental:
• Belajar menjadi seperti remaja.
Dalam hal ini, pelayan remaja hendaknya dapat menirukan
bagaimana remaja bertingkah laku, apa yang menjadi
kesukaannya (lagu-lagu remaja) dll.
@
Dorothy dan Rachel, Remaja Belajar dari Apa yang Mereka Alami dalam Kehidupan ini, Batam
Center: Interaksara, 2004, hal. 254-255.
*
hal. 285-286.
BAB III
PANGGILAN MENJADI PELAYAN REMAJA
2. Matius 9:35-38
“tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit, karena itu
mintalah…”
• Teks ini, bisa dikatakan Tuhan memanggil terlebih dahulu
baru memiliki beban atau berbeban dahulu baru dipanggil
Tuhan.
BAB I
REMAJA DALAM PENGERTIAN ISTILAH
Definisi :
1. Remaja (adolescence) artinya " tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa " Hanya istilah "menjadi dewasa ini dimengerti berbeda
menurut zaman dan tempat. Dahulu kala, anak dikatakan dewasa
apabila sudah mampu bereproduksi. Dalam perkembangan
selanjutnya, seseorang dikatakan remaja apabila ia berada dalam
usia sekolah SMA. Jadi sebelum SMA, seseorang dianggap sebagai
anak-anak. Tapi waktu telah berubah, dimana menurut Dr. Urie
Bronfoenbrenner dari Universitas Cornell, masa remaja sekarang
ini dimulai sejak usia 11 - 12 tahun, bahkan 10 tahun. Ia tidak
memberikan alasan, namun kemungkinan karena perkembangan
remaja tersebut sudah mampu beriteraksi dengan orang dewasa,
karena adanya perubahan-perubahan yang terlihat seperti
perubahan fisik, emosi, sosial, intelek. Perubahan ini juga diikuti
dengan perubahan tingkah-laku, gaya bicara, model pakaian dan
tata rambut.
@ Alkitab adalah Firman Allah, dimengerti sebagai wahyu Allah yang tidak
bersalah, merupakan obyek studi tentang manusia secara tepat. Dengan
kata lain, kita belajar tentang manusia dari sumber manusia itu sendiri
yaitu Allah. Segala bentuk pertanyaan manusia tentang dirinya, jelas
dijawab oleh Allah melalui Alkitab. Dan yang penting manusia dalam
hubungannya dengan Allah Pencipta, Penyelamat dan Pemelihara.
%
Pusat perhatian Anthropologi yang teologis ialah manusia sebagai gambar
Allah.
#
Dari Alkitab pula, kita mengenal manusia berdosa dan hakekat dosa yang
jelas adalah pemberontakan/permusuhan dengan Allah dan yang
menyebabkan kerusakan total dan ketidakberdayaan manusia sma sekali
secara rohani.
$
Dari Alkitab juga, kita mengerti jalan keluar manusia berdosa dan akibat
dosa yang seharusnya dipikul oleh manusia, yaitu jalan keselamatan yang
hanya dikerjakan oleh Allah sendiri di dalam dan melalui Tuhan Yesus saja.
BAB III
KARAKTERISTIK REMAJA
B. Masa Transisi
Bukan anak-anak, bukan juga dewasa. Biasanya apa yang terjadi
di masa sebelumnya akan meninggalkan bekas masa kini dan akan
datang. Hampir semua kategori berubah dari masa anak-anak ke
masa dewasa.(sikap, cara berpikir, dll). Peralihan ini dapat
menggoncangkan identitas diri, oleh karena masa ini adalah masa
yang banyak kali dijadikan bahan guyonan, seperti: ukuran celana,
sepatu. Selain itu, ia akan menjadi salah tingkah, apabila ia berlaku
seperti orang dewasa maka diejek, apabila ia berlaku seperti anak
kecil lagi, maka di marah dan diejek.
C. Masa bermasalah
Masa anak-anak adalah masa bergantung pada ortu/kakak atau
guru, menjadi remaja mereka cenderung untuk menganggap diri
mandiri, mau memecahkan masalah sendiri, dengan cara sendiri,
tanpa pengalaman, menolak bantuan orang lain (ortu/kakak),
semuanya dipengaruhi oleh perkembangan diri (fisik, jiwa, intelek,
sosial, dll.) dan konsep diri yang banyak dipengaruhi oleh perubahan
*
Dorothy Law Nolte, Remaja Belajar dari Apa yang Mereka Alami dalam Kehidupan ini. Hal 188 -206
Tiga sikap remaja ini adalah sikap remaja dalam remaja mengambil
sikap/ langkah yang berkaitan dengan masa depan remaja (hidupnya).
2. Evaluasi
Tuhan mencela orang (remaja) yang optimis dengan hari esok.
Tuhan menyatakan dalam Yakobus 4:14 dan 16:
• Sedang remaja tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari
(ayat 4a) Artinya, remaja bukan Tuhan,
• Remaja tidak ada apa-apanya, kamu tidak berdaya.
Apakah arti hidupmu? Hidup itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Remaja bukan
Tuhan, remaja sama dengan uap (ayat 14).
• Kalau hidup manusia (remaja) sama seperti uap, apa
yang dibanggakan, apa yang mau dipertahankan?
• Ayat 16: Sikap optimis adalah sikap yang “memegahkan
diri, congkak.” Uap, tapi sombong.
2. Evaluasi
Dan yang pasti, remaja yang terlalu memikirkan hari esoknya,
adalah remaja yang mudah mengalahkan iman dengan
pertimbangannya (Mat. 6:25, 30).
3. Jalan keluar
• Matius 6:25, 34: “ Janganlah kamu kuatir akan hari
esok.” Mengapa? Tuhan Yesus mmemberikan 3 analogi
yang dapat mengusir kekuatiran:
• Ayat 26: Burung-burung di langit, tidak menabur, tidak
menuai, tidak menabung, namun diberi makan oleh Bapa
di surga (ayt. 26). Tentu, burung-burung itu terbang,
bukan disarang terus.
“Bukankah kamu (remaja) jauh melebihi burung-burung
itu?”
C. Sikap ketiga ialah sikap acuh tak acuh dengan hari esok, tidak
peduli apa yang akan terjadi, masa bodoh, tidak mau tahu
dengan persoalan, tantangan yang akan dihadapi.
1. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan dunia (nggak
mau baca koran), tidak mau peduli dengan apa yang akan
terjadi dengan diri sendiri (tidak mau check-up kesehatan).
3. Evaluasi
Dan yg pasti, sikap acuh tak acuh ini, terbentuk krn tidak
mengenal Allah & tdk mengetahui kehendak Allah dlm hidupnya.
BAB I
REMAJA DALAM PERKEMBANGAN FISIOLOGIS
1. Perubahan fisik :
a. Pertumbuhan fisik anak perempuan lebih cepat dari laki-laki,
sehingga perempuan kelihatan lebih cepat dewasa.
Pertumbuhan fisik laki-laki lebih lama, karena otot laki-laki
lebih besar dari perempuan (lebih kuat)
b. Pada usia 14 tahun anak Perempuan mencapai kemajuan
kekuatan dan mencapai kekuatan maksimum pada usia 17
tahun, sedangkan peningkatan kekuatan Laki-laki mulai pada
umur 14 tahun dan mencapai kekuatan maksimum pada usia
21 tahun ke atas.
BAB II
REMAJA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL
BAB III
REMAJA DALAM PERKEMBANGAN ROHANI
BAB V
REMAJA DALAM PERKEMBANGAN BUDAYA
3. Bangkitnya konsumerisme
Tahun 60-an sampai 70-an, dikenal sebagai era materialisme
• Tahun 80-an, dikenal dengan era konsumerisme (lebih dari
pada materislisme)
• Masyarakat konsumeris tidak hanya mendewakan materi, tetapi
juga menyebabkan orang mulai memperlakukan orang lain
sebagai materi. Contoh: harga produksi dan tenaga kerja,
pembelanjaan dan pemakaian materi yang ditentukan oleh
waktu, mode, dan gaya hidup --- Singapura: disebut orang
apabila memiliki C-3 (Car, Credit Card, Condominium)
• Pendewaan diri sendiri:
i. Obsesi dengan pemenuhan diri sendiri.
ii. Hilangnya sudut pandang
iii. Kehilangan empati
iv. Kehilangan kemampaun untuk mengetahui
Formal
Operations
Concrete Operations
Pre-Logic
Sensori-
Motor
--------------2 thn 12 thn.
0 tahun 5 tahun 10 tahun
4. Minat Pendidikan:
a. Minat pendidikan remaja sangat bergantung pada minat
pekerjaan yang mereka harapkan. Persoalannya harapan atau
cita-cita mereka adalah tidal tetap.
b. Ada banyak kendala sehingga remaja tidak berminat dlm
pendidikan:
• Harapan orang tua yang tidak realistis terhadap
kemampuan dan prestasi akademis atau olah raga anak
remaja.
• Lingkungan kelas atau sekolah yang tidak menerima dia.
• Kondisi fisiknya (terlalu kecil atau besar) dibandingkan
dengan teman-teman sekolah.
• Cacat fisik atau mental, Nilai-Nilai studi, Manfaat materi
pelajaran
• Sekolah, guru, sistem pendidikan
• Tingkat dukungan sosial (keluarga, gereja, teman sekelas)
5. Kesadaran Moral
• Harus belajar apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
• Mau membentuk perilakunya agar dapat menyesuaikan
diri dengan apa yang diharapkan lingkungan sosialnya,
tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam
hukuman seperti yang mungkin dialami pada masa
kanak-kanak.
• Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang
berlaku secara umum.
• Konsep moral tersebut diharapkan dapat dirumuskan ke
dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman
bagi perilaku mereka.
• Remaja harus dapat mengendalikan perilaku/ tingkah
lakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung
jawab orang tua dan guru/ pembinanya.
• Lihat: Rice, halaman 101; Hurlock, halaman 225.
A. Sanguain:
Ciri-Ciri:
1. Intelektual
• Kreatif berpikir (mampu menciptakan)
• Bertindak, berbicara mendahului pertimbangan.
• Kalau khotbah dapat menggerakkan hati pendengarnya
2. Postur Tubuh
• Pada umumnya berperawakan besar/perkasa/Gemuk
• Pendek
3. Jiwa
• Ramah
• Hangat
• Terbuka
• Dapat menarik orang banyak
• Pembicara yang baik
• Dermawan
• Penuh belas kasihan
• Emosional (dangkal)
• Humoris
• Exstrovert
• Optimis
• Penakut
• Sangat berapi-api (terbuka)
• Punya hati yang sungguh-2
• Tidak bisa menyendiri
• Tidak kuatir tidak punya teman
• Periang, tdk pernah diam
• Spontan (mudah terpengaruh dan melakukan sesuatu
menurut dorongan hati)
4. Hoby/ Bakat
• Cocok sebagai salesman
• Ahli pidato
• Artis
• Pedagang
6. Kelebihannya:
• Cepat melupakan kegagalan masa lalu
• Optimis dalam segala sesuatu
• Menikmati dalam segala keadaan (hal-hal yang sepele)
• Tidak pernah merasa hidup ini kering
• Mudah bergaul (supel) : banyak teman
• Punya perasaan simpatik yang sangat dalam
7. Kelemahannya:
• Lemah kemauan
• Emosi tidak stabil
• Bersifat tidak mantap dan meletup-letup perasaannya
• Tidak tenang
• Egois
• Tidak bisa jaga rahasia
• Kurang bijaksana
• Kekanak-kanakan
• Pelupa
B. Choleric:
Ciri-Ciri:
1. Intelektual
• Perfecionis (maunya sempurna)
• Tajam berfikir
• Pendirian berfikir kuat/ tidak mudah kompromi
• Kritis
2. Postur Tubuh
• Perkasa
• Kekar
3. Jiwa
• Sangat bergairah, dalam hidup tidak ada kamus sulit/
susah
• Optimis
• Exstrovert
• Keras kepala/ kemauannya keras
• Otoriter
• Maju terus
• Sangat tergesa-gesa
• Disiplin
• Memiliki jiwa yang mandiri (puas terhadap dirinya
sendiri).
• Kasar
• Gerakannya aktif sekali
• Pemberani
• Rela berkorban (setia sampai mati)
• Gerakkannya cepat
• Sifatnya Kejam
• Sangat mementingkan diri sendiri (jika perlu istri
dikorbankan)
4. Hoby/ Bakat
• Punya jiwa petualang
6. Kelebihannya
• Punya tekad yang kuat / disiplin tinggi/ iman kokoh
• Semua program yang dibuat harus selesai
• Necis/ praktis tapi gampangan
• Gerakannya cepat
• Bakat jadi pemimpin
• Berani ambil resiko
• Optimis (berani menempuh bahaya/ jiwa petualangan)
7. Kelemahannya:
• Suka ambil keputusan sendiri
• Suka mendominasi
• Otoriter
• Sulit dikritik (Tidak mudah menerima kritikan)
• Tega (tidak berperasaan)
• Tidak suka yang detail-detail
• Keras
• Kasar
• Pemarah
• Kejam
• Sombong
1. Intelektual
• Pikirannya matang
• Kemampuan yang luar biasa untuk mengalami aneka
warna emosi secara menyeluruh (kemampuan yang
berlimpah-limpah)
2. Postur Tubuh
• Tinggi
• Kurus
3. Jiwa
• Sangat dipenuhi dengan perasaan emosional
• Setia
• Cenderung pendiam
• Suka menyimpan
• Suka makan hati
• Pemurung
• Penuh curiga
• Kesukaannya ketenangan
4. Hoby/ Bakat
• Seniman yg terkenal (pemusik/ Sastrawan)
• Ilmuwan
• Filsuf
5. Tokoh Alkitab:
• Yohanes
- Setia sampai di kayu salib
• Musa
- Dikenal dengan orang yang paling lembut
• Yakub, Salomo, Elia, Elisa, Yesaya, Daniel, Yehezkiel,
Obaja, Yunus, Tomas, dll.
• Lihat: Tim Lahaye,”Temperamen yang diubahkan” hal. 126
-152.
6. Kelebihannya
• Suka mencipta lagu
• Penuh perhitungan
• Sensitif
• Sangat menikmati hidup
• Mempunyai kreatifitas yang tinggi sekali
• Perfektionis (segala sesuatu standarnya harus lebih
tinggi dari orang lain)
• Teliti
• Rapi
7. Kelemahannya
• Egosentris
• Paling suka minum obat
• Selalu pesimis (tidak ada masa depan)
• Emosional ke dalam (tidak diekspresikan)
• Suka dendam
D. Phlegmatic:
Ciri-Ciri:
1. Intelektual
• Cerdas tapi lamban
• Menghadapai segala sesuatu dengan otaknya (banyak
perhitungan sanpai tidak ambilkeputusan)
• Pikirannya praktis dan tajam
2. Postur Tubuh
• Atletis
• Tinggi
3. Jiwa
• Pendiam
• Tenang
• Menikmati kehidupan
• Lamban, tapi dapat diimbangi dengan kepintarannya
• Paling takut repot/ susah, segala sesuatu maunya enak
• Hemat waktu/ biaya dan tenaga
• Dia kerjakan yang perlu saja
• Suka damai
• Dapat diandalkan
• Penakut
• Berhati-hati
• Egois
• Sabar
• Sering acuh tak acuh
• Sesuatu tersembunyi di dalam hati
4. Hoby/ Bakat
6. Kelebihannya
• Tenang (bisa jadi konselor yang baik)
• Dapat dipercaya
• Disiplin
• Praktis
• Dalam keadaan tegang, dia selalu bisa ambil keputusan
(krn pikirannya jalan)
• Efektif
• Rapi
7. Kelemahannya
• Bimbang, tidak bisa ambil keputusan
• Malas
• Suka melecehkan orang lain
• Pasif
• Bebal (dhablek)
@
Roby Setiawan, Inilah Aku, (Semarang: Setiawan Literatur ministry).
2. Konpensasi
Tidak sedikit remaja yang tidak bisa menerima dirinya oleh
karena keadaan fisiknya yang lemah atau kurang dari pada temannya,
prestasinya lebih lemah, sehingga remaja berupaya mencari jalan lain
untuk menutupi rasa kurang yang ada pada diri remaja dengan
mencari penyaluran diri.
• Contoh: Remaja putra yang merasa diri tidak cakep
dibandingkan temen-temennya, ia berusaha menutupi dirinya
ini dengan cara belajar giat untuk mencapai prestasi (segi
positif).
• Remaja yang cacat tubuhnya, supaya diterima teman-teman
sebayanya, maka ia melakukan kenakalan-kenakalan. Karena
remaja tsb berfikir melalui kenakalan yang dibuatnya, maka ia
akan diperhatikan oleh teman-temannya.
• Positif
- mencoba mengendarai kendaraan
- Memperbaiki alat-alat elektronika
- Dll.
BAB I
BAHAYA-BAHAYA PADA MASA REMAJA
A. Bahaya Fisik
• Cacat Fisik baik bawaan maupun kecelakaan, merupakan
bahaya fisik sekaligus bahaya psikologis.
• Bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab kedua kematian
remaja di Amerika (Pria lebih banyak bunuh diri dibandingkan
dengan wanita) Penyebabnya ialah: latar belakang keluarga,
masalah-masalah sekolah.
• Bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya, ukuran
(tinggi-pendek, gemuk-kurus)
• Daya tarik fisik: Remaja yang sangat menarik secara fisik
sekaligus merupakan bahaya fisik baik terhadap sesama jenis
(iri hati) maupun lawan jenis (kejatuhan). Sebaliknya, remaja
yang tidak menarik secara fisik juga sekaligus bahaya fisik bagi
sesama dan dirinya sendiri.
B. Bahaya Psikologi
1. Kegagalan dalam peralihan psikologis dari masa kanak-kanak ke
arah kematangan masa remaja.
2. Hambatan peralihan psikologis ke kematangan:
Tidak membentuk dasar yang baik selama masa bayi dan
kanak-kanak.
• Terlambat matang
• Terlampau lama diperlakukan seperti anak-anak.
• Perubahan peran (bekerja sambil sekolah)
• Ketergantungan yang terlalu lama.
D. Perilaku seksual
1. Bergantung pada lawan jenis (haus kasih sayang)
2. Permusuhan dengan lawan jenis.
3. Menolak peran seks yang diakui (terlebih pada wanita, dianggap
paling berbahaya bagi dirinya, dan sesama).
3. Terus-menerus memikirkan masalah seks
4. Sex sebelum pernikahan
5. Kehamilan sebelum nikah
E. Perilaku Moral
1. Membuat standar moral yang tidak realistis bagi dirinya sendiri
(stress)
2. Menetapkan standar moral yang tidak realistis terhadap orang
lain, sehingga gampang kecewa, dan suka bertengkar.
3. Pelanggaran peraturan dan hukum. Banyak remaja mengakui
perbuatan mereka salah dengan referensi bahwa semua orang
juga melakukan hal yang sama
4. Kenakalan anak-anak dari keluarga kaya
BAB II
BAHAYA-BAHAYA YANG TERJADI PADA REMAJA
(Diskusi Kelompok)
1. Tawuran
A. Definisi
• …………………
B. Akibat
• Internal (Diri remaja itu sendiri)
• Eksternal (orang tua, masyarakat, gereja)
B. Penyebab
• Internal (diri remaja itu sendiri)
• Eksternal (Konflik suami – istri, Konflik orang tua – anak,
Konflik Anak-anak)
C. Akibat
• Internal
• Eksternal
3. NARKOBA
A. Definisi
• …………………..
B. Penyebab
• ……………………
• ……………………
• ………………….
• ……………………
C. Ekspresi
• Wajah
C. Akibat
• Fisik
• Tingkah lakunya
• Lingkungan
• Dll.
4. SEKS BEBAS
A. Definisi
• ………………….
C. Akibat
• ……………………
• ……………………..
• …………………….
D. Cara Mecegah/ Cara mengantisipasi (Prefentive)
• …………………..
• ………………….
• …………………..
5. Strees :
A. Definisi
• …………………….
B. Penyebab
• Internal
• Eksternal
• Dll.
C. Bentuk-Bentuk stress
• …………………….
• ……………………..
6. MINDER
A. Definisi
• ………………
B. Penyebabnya
• Internal
• Eksternal (keluarga, sekolah/ pendidikan, dll)
C. Akibat
• Internal
• Eksternal
7. MASALAH KELUARGA
A. Definisi
• …………………
B. Penyebab
• ……………………
• …………………
• …………………..
• ………………..
D. Tindakan
• Bergaya pahlawan
• ………………..
• ………………..
BAB I
PRINSIP-PRINSIP “PASTORAL CARE” REMAJA DALAM KRISIS
B. Konsep Penggembalaan
Konsep penggembalaan sudah tertanam sejak zaman Perjanjian
Lama, Tuhan sebagai gembala bagi umatnya (Maz. 23; 100:3).
1. Memberi makan dan minum (ke padang yang hijau dan air yang
tenang).
2. Menuntun ke jalan yang benar
3. Menyegarkan jiwanya
4. Melindungi dan menjaga bila domba itu dalam bahaya
5. Senantiasa menyertai domba-dombanya
Kondisi seperti ini, mengakibatkan domba itu (dalam hal ini pemazmur,
Daud) merasa selalu rindu dan tenang (betah, suka, tertarik, menikmati)
berada/ diam dalam rumah Tuhan.
ii. Memperhatikan
• Pentingnya perkunjungan (remaja)
• Perkunjungan rutin dan khusus (remaja)
• Prinsip-prinsip perkunjungan ( waktu, tempat, dll.)
iii. Membimbing
• Pentingnya pembimbingan (remaja)
• Pembimbingan umum dan khusus (remaja)
• Prinsip-prinsip pembimbingan
@
Maria Bons-Storm memberikan beberapa rumusan dalam penggembalaan jemaat sbb: 1). Mencari dan
mengunjungi jemaat satu-persatu (catatan:untuk jemaat yang besar, hal ini kurang relevan dan banyak
kendala). 2). Memberitakan Firman Tuhan kepada mereka, dalam situasi hidup mereka pribadi. 3). Melayani
mereka seperti Tuhan Yesus melayani mereka. 4). Supaya mereka lebih sadar akan iman mereka, dan dapat
mewujudkan iman itu dalam hidupnya sehari-hari. 5). Pemberian makan secara prinsipial sehingga
keteguhan prinsip/ cara hidup kekristenan menjadi mantap (ada kesatuan iman serta tidak mengikuti ‘arus
dunia’). 6). Keterlibatan dalam pelayanan gereja untuk mengantisipasi serta memasuki era globalisasi. 7).
Keterlibatab jemaat dalam pembangunan tubuh Kristus (gereja baik secara local, nasional maupun
universal), baik secara kuantitas maupun kualitas. 8). Adanya delegasi pastoral pada tim gembala/ pekerja
pastoral. Bons-storm, Maria, Apakah Penggembalaan itu?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), h. 310.
#
Pada setiap perjumpaan dengan Tuhan Yesus, seseorang akan mengalami kesembuhan batin. Petrus
mengalami luka batin karena penyangkalannya terhadap Tuhan Yesus. Dia disembuhkan Tuhan Yesus
dengan penuh kasih di dekat api unggun di tepi pantai Danau Tiberias. Ester Caroline, Inner Healing,
(Bandung: Revival Total Ministry, 1987), p. 49.
BAB II
METODE atau PENDEKATAN “PASTORAL CARE”
REMAJA DALAM KRISIS
Pada bagian ini, dibahas secara khusus tentang metode atau cara
yang dipakai dalam “Pastoral Care” remaja dalam krisis, yang teratur
dengan harapan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan/
ditentukan dengan baik. Selain membahas secara khusus metode atau
pendekatan “PastoralCare” remaja dalam krisis, sebagai tambahan akan
dibahas juga Tahap-Tahap “Pastoral Care” pada remaja dalam krisis, dan
Contoh Program untuk menolong orang tua
i. Directive - approaches
Konselor dipandang sebagai seorang ahli yang dapat
menganalisis persoalan, dapat memecahkan persoalan dan
mampu untuk mengkomunikasikan kepada konsele. Jadi
konsele mendapatkan petunjuk dari konselor, apa yang harus
dilakukanya. Konselor memiliki tanggung jawab dan beban
terbesar.
2. Menjelajahi persoalan
Konselor harus mampu mengklasifikasikan kasus, karena pada
pertemuan pertama pada saat kasus diutarakan konselor harus
bisa langsung mengenali apakah kasus yang dihadapi menjadi
tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan (bukan professional
konselor), apakah kasus tersebut dapat segera diselesaikan atau
harus berkala. Apakah konsele betul-betul membutuhkan
pertolongan atau ia datang dengan motivasi-motivasi tertentu.
* Yang terutama adalah mencari akar masalah.
3. Konfrontasi
Setelah menemukan pokok persoalan konsele, konselor menolong
konsele melihat dan menyadari persoalan itu. Maka, tugas konselor
adalah menciptakan “condusive atmosphere” sekali lagi, yaitu
mempersiapkan “saat” yang tepat konselor dapat mengkonfrontir
konsele dengan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan. Kemudian
menyadarkannya akan tanggung jawab yang dipikul langkah demi
langkah.
C. Metode-Metode Kreatif
Dalam proses belajar mengajar, ada beberapa metode yang kreatif
yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode Bertanya
2. Brainstorming
3. Diskusi
4. Diskusi Panel
5. Debat Spontan
6. Wawancara
7. Riset dan Laporan
8. Pemecahan Masalah
9. Permainan Watak
10. Studi Kasus
11. Mengarang Secara Kreatif
12. Melukis secara Kreatif
13. Tanggapan terhadap gambar
14. Poster
15. Forum Musik *
*
Ruth Laufer (team PAP), Metode-Metode Kreatif untuk Pelayanan Remaja, (Batu: YPPII Dep.
Pembinaan Anak dan Pemuda, 1986), hal. 22-81.
2. Model Deduksi
Model ini dimulai dengan mengangkat suatu pandangan tertentu,
kemudian mencari dukungan Firman Tuhan. Model ini sering
dipakai oleh Saksi yehovah, mormon, Christian Science.
3. Model Ceramah
Model ini tidak cocok untuk dipakai PA
4. Model Exspositori
Model PA yang melihat ayat-demi ayat dari berbagai kitab
5. Model Swedia
Model ini dikembangkan di Indonesia berdasarkan cara YMCA
Swedia, dimana pemimpin PA menyediakan kertas kosong bagi
peserta PA dengan tanda-tanda seperti:
• Sesuatu yang tidak dimengerti, atau pertanyaan.
• Sesuatu tentang Tuhan (sifat, karya)
• Sesuatu tentang manusia (watak, hubungan dengan
sesame, persaan, kesukaan, dll.)
• Pengertian baru (kebenaran yang baru disadari)
• Sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran , perintah,
penerapan, janji Allah, dll.
6. Model Induksi
Menyelidiki Alkitab secara sistematis, seperti penyelidikan ilmiah.
Model ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana cara berpikir
seseorang dan cara hidup yang Tuhan kehendaki.
1. Menonton televisi
2. Berpartisipasi dlm olah raga
3. Karaoke
4. Pergi kerumah teman
5. Belajar drama dan memainkan peran
6. Berbicara di telpon
7. Mengerjakan pekerjaan sekolah
8. Pergi ke kebaktian gereja utk anak
Seberapa jauh kamu setuju: Sangat setuju Agak setuju Tidak setuju
1. Musik adalah kebutuhanku
2. Musik membentuk bagaimana aku berpikir
3. Musik membantuku relax
4. Musik membuatku bahagia
5. Musik membuatku menutupi masalahku
6. Musik tidak berarti apa-apa bagiku
7. Musik membantu hubunganku dengan yang lain
15. Apakah kamu berpikir gereja lokal dapat membantu kamu memiliki hidup yang
lebih baik?
(1). Tidak, mereka hanya peduli dengan orang-orang lain
(2). Kadang-kadang saya berpikir gereja lokal membantuku
(3). Gereja membuat perubahan besar dalam hidupku
16. Apakah Alkitab secara praktis membantumu utk memilih tindakan yang benar?
(1). Alkitab tidak membantuku memilih yang benar dari yang salah
(2). Alkitab dapat membantuku dalm beberapa hal
(3). Saya biasanya berpikir mengenai apa yang Alkitab katakana bagaiaman
memilih yang benar dari yang salah
(4). Saya percaya Alkitab membantuku memilih mana yang benar dari yang
salah
17. Apakah kamu merasa Alkitab menunjukan masalah-masalah yang kamu hadapi?
(1). Tidak, Alkitab ditulis zaman dulu utk memahami masalah-masalahku
(2). Suatu ketika sementara saya merasa Alkitab dapat membantuku dengan
masalah-masalahku
(3). Alkitab adalah pembimbing yang baik utk membantuku menghadapi
masalah - masalahku
(4). Alkitab sungguh membantuku utk mengatasi masalah yg aku hadapi
18. Apakah kamu mengikuti apa yg Alkitab katakana dalam hidup keseharianmu?
(1). Tidak juga
(2). Pada hari Minggu, tetapi melupakan hari yg lain
(3). Saya coba utk disegala waktu
(4). Saya selalu melakukan apa yang Alkitab katakana
19. Apakah Allah menggunakan kekuatanNya untuk melindungimu dari roh-roh jahat?
(1). Roh-roh jahat lebih dekat dan lebih berkuasa daripada Allah
(2). Allah memiliki kekuatan tetapi saya tidak yakin Dia dapat banyak
melindungiku
20. Apakah Allah cukup peduli utk melindungi kamu dari roh-roh jahat?
(1). Allah tidak peduli mengenai seorang sepertiku
(2). Allah peduli tetapi tidak cukup utk mengawasiku
(3). Allah peduli tetapi tidak dapat mengawasiku dalam segala waktu
(4). Allah mengasihiku dan akan melindunguiku disegala waktu
21. Apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa terancam dengan roh-roh jahat?
(1). Saya pergi kedukun
(2). Saya mengucapkan satu ayat firman Tuhan utk menjauhkanku dari roh-
roh jahat
(3). Saya meminta seseorang utk mendoakanku
(4). Saya berdoa dan mendapat perlindungan dari Allah
22. Apakah kamu percaya Allah memiliki rencana yang baik utk kehidupanmu?
(1). Tidak, Dia mengharapkanku utk membuat rencana yang baik utkku
(2). Allah memiliki beberapa hal yang baik utkku, tetapi tdk ada rencana yg
nyata
(3). Rencana Allah adalah rencana yang baik, tetapi saya pikir saya tahu apa
yang terbaik utkku
(4). Rencana Allah adalah rencana yg terbaik bagi hidupku
23. Apakah kamu merasa Allah akan membantumu memilih masa depan yang baik?
(1). Tidak juga, Allah tidak dapat menjagaku
(2). Saya harus membantu diriku sendiri karena Allah tidak akan banyak
bertindak
(3). Berdoa dan mendapatkan nasehat-nasehat dari orang-orang yg saya
percayai adalah cara yg terbaik utk mendapatkan masa depan yang
terbaik
(4). Allah akan membantuku memiliki masa depan yg baik kalau saya hanya
mempercayaiNya
24. Apakah kamu melakukan apapun yang Allah inginkan utk kamun lakukan?
(1). Tidak, Allah mungkin memintaku melakukan sesuatu yg tdk aku sukai
(2). Aku akan melakukan apa yg Allah inginkan utk aku lakukan kalau itu
sesuai dengan apa yg ingin aku lakukan
(3). Saya akan melakukan hampir apapun yg Allah ingin aku lakukan
(4). Apapun yang Allah inginkan aku mau utk melakukannya