Anda di halaman 1dari 13

TUGAS DOGMA TIKA 1.

O
L
E
H

NAMA : Pratama Rizky J Lodo


NIM : 0120150283
PRODI : (PAK)

STAK NEGERI KUPANG

DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.

C. TUJUAN PENULISAN.

BAB II. ISI

A. KRISTUS DAN KESELAMATAN

B. ROH KUDUS.

BAB III. PENUTUP.

A. KESIMPULAN

B. SARAN.

DAFTAR PUSTAKA.
BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Keselamatan menjadi pokok yang amat penting untuk dibicarakan. Tidak dilebih-
lebihkan pokok ini patut mendapat perhatian yang utama. Keselamatan yang agung dan cara
meraihnya, telah memenuhi pikiran Allah menyatakan diri dalam daging atau dikatakan Ia
menjelma menjadi manusia. Proses penjelmaan Kristus dimulai dari tindakan Allah yang sangat
mengasihi manusia sehingga sekalipun manusia sudah tidak mendapat tempat lagi disurga, Allah
bertindak dengan cara memberikan

Yesus kepada manusia sehingga manusia mendapat tempat lagi disurga atau diselamatkan.
Manusia seharusnya tidak layak lagi di hadapan Allah, tetapi oleh

darah Yesus di kayu salib manusia mempunyai suatu pengharapan yang pasti.

Keselamatan sudah pasti didalam diri Yesus Kristus, tetapi, kadang-kadang manusia bingung
dengan cara apa untuk meraih keselamatan itu. Anak-anak Tuhan

bahkan hamba Tuhan sekalipun masih berpikir bahwa keselamatan diraih dengan berbagai-bagai
perbuatan baik, dengan kesetian melayani, dengan rajin ke gereja

dan masih banyak alasan yang lain. Kitab Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa segala
kesalehan manusia hanya seperti kain kotor di hadapan Allah. Makalah

ini dilator belakangi oleh ketidakpastian dan ketidakmengertian dengan cara apa supaya
seseorang bisa selamat.

B. RUMUSAN MASALAH. 1. DEFENISI KESELAMATAN

2. ARTI KESELAMATAN MENURUT Ef 2:8-9

3. ARTI KASIH KARUNIA DALAM PB

4. AKIBAT KESELAMATAN

5. PENERAPAN KESELAMATAN

6. AJARAN PERJANJIAN LAMA TENTANG ROH KUDUS

7. AJARAN PERJANJIAN BARUH TENTANG ROH KUDUS

8. TERJADINYA DOGMA TENTANG ROH KUDUS


9. DIA ADALAH SUATU PRIBADI

10 SIFAT-SIFAT ROH KUDUS

11. ROH KUDUS DAN KRISTUS

12. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN MANUSIA

13 PERBEDAAN PANDANGAN TENTANG PEKERJAAN ROH KUDUS

C.

TUJUAN PENULISAN. 1. Memenuhi tugas mata kuliah dogma tika dari ibu dosen.

2. dengan menulis makalah ini saya dapat paham benar tentang keselamatan dan juga cara roh
kudus bekerja dalam kehidupan manusia.

BAB II. ISI.

A. Definisi Keselamatan

Kata Keselamatan berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo yang artinya: menyelamatkan,
membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Dan dalam kaitannya dengan
manusia berarti menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup . Manusia
diciptakan dalam keadaan kudus dan tanpa dosa oleh Allah. Manusia diciptakan sempurnah
adanya. Manusia pertama yaitu Adam dan Hawa hidup dalam

keadaan yang tak bercacat dan tak bernoda dan Allah memberika perintah kepada mereka untuk
memelihara taman eden. Manusia diciptakan oleh Allah dengan

kehendak bebas dan bebas memilih yang baikdan yang jahat. Tetapi, karena memilih yang salah
maka hubungan dengan Allah putus dan secara rohani mengalami

kematian. Dengan demikian keselamatan dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah mengalami
kematian rohani.

B. Keselamatan Dalam Ef 2:8-9

sebab kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang

memegahkan diri (Ef 2:8-9).

dari sudut pandangan Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa
manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan
kekal, dari musu menjadi anak. Dari sudut pandangan manusia keselamatan mencakup segala
berkat yang berada didalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan

sekarang maupun kehidupan yang akan datang

c. Arti kasih karunia dalam PB

Kasih karunia mempunyai kesamaan arti dengan anugerah. istilah anugerah yang digunakan
dalam bahasa Yunani yaitu: kharis yang berarti sesuatu yang mendatangkan

kepuasan dan menjamin sukacita .

Penggunan kharis dalam PB:

Konsep anugerah dalam PB meliputi juga arti dalam bahasa Ibrani dan Yunani klasik. Konsep ini
dipertinggi dengan pengertian Juruselamat Yesus Kristus.

Pemberian Cuma-Cuma anugerah Allah dalam pribadi Kristus itu adalah arti khusus PB.
Pengorbanan diri-Nya sendiri sebagai anugerah ( Rom 6:10;

5:15; Ef 2:8 ) dan yang menang atas hukuman dan kuasa dosa.

Bila telah diterima, anugerah itu memerintah hidup rohani penerima dan mendatangkan anugerah
demi anugerah. Akibatnya orang-orang beriman ( Kristen ) itu memulangkan syukur kepada
Allah bagi kekayaan anugerah yang tak terlukiskan itu ( II Kor 9:15 ). Kasih karunia merupakan
tindakan Allah yang membuat manusia kembali menerima hidup yang kekal. Kasih karunia
adalah kehadiran dan kasih Allah melalui

Kristus Yesus yang diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus, sambil memberikan
kemurahan pengampunan dan keinginan serta kuasa untuk melakukan kehendak

Allah. Jadi, kasih karunia adalah pemberian Allah yang Cuma-Cuma kepada manusia.

d. akibat keselamatan. Dibenarkan oleh sebab manusia diselamatkan, maka Allah membenarkan
manusia. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang ole karena Yesus Kristus Ia
membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi
dipertanggungkan keatas orang itu dan orang itu mulai berkenan kepada Allah.

Dengan perkataan lain, dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam
mengampuni dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa

itu, dan menerima mereka Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab perkataan
dibenarkan berarti dianggap benar.

Menjadi anak angkat


Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan dilahirkan kembali ( Yoh
1:12 ). Dalam hal menjadi anak angkat, orang yang dilahirkan kembali

diakui dan diberi hak sebagai anak-anak Allah.

Dikuduskan

Pengudusan merupakan kasih karunia Allah, melalui kasih karunia itu orang yang percaya
menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa.

Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala yang jahat dan najis.

Kesembuhan tubuh

Manusia yang telah jatuh dalam dosa sudah mempengaruhi tabiatnya yaitu sifat jasmani dan
rohani. Penyakit telah mengenai tubuhnya dan dosa telah menajiskan

jiwanya. Tetapi, karena kasih karunia Allah, tebusan yang sempurna telah menyembuhkan
penyakit itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru

bagi Roh. Melalui penebusan, Yesus Kristus telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang
berdosa dan yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh.

e. penerapan keselamatan. Keselamatan perlu diterapkan didalam kehidupan setiap orang Kristen
agar benar-benar bahwa ia sudah diselamatkan.

Pertobatan

Pertobatan adalah keadaan dimana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang
dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus

sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari
dosanyadan berpaling kepada Allah.

Iman

Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, ( Rm 10:9-10 ). Iman yang
menyelamatkan adalah iman yang menginsafkan diri kita bahwa kita akan binasa,

dan sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan.

Iman yang menyelamatkan:

- Percaya bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah ( Yoh 20:31 ).

- Percaya kepada Injil ( Rm 1:16; I Kor 15:14,4 ).


Kelahiran kembali

Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru didalam Kristus oleh pekerjaan Roh
Kudus, dengan perantaraan Firman Allah kepada jiwa yang mati

dalam dosa dan kejahatan. Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru ( II Kor 5:15 ; Gal 6:15 ).
Orang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut kedalam

hidup yang baru ( I Yoh 3:14 ; Ef 2:1, 4, 5 ).

f. ajaran perjanjian lama tentang roh kudus. Kata Ibrani Roh (ruakh) juga berarti angin (Maz.
148:8; Yeh 1:4) atau napas (Yeh. 37:5),

[1]

tetapi yang dimaksudkan bukanlah gejalah alamiah yang bersangkutan sebagai demikian,
melainkan daya kekuatan yang ditemukan di dalam angin serta napas

dan yang tidak kita ketahui dari mana dan ke mana kekuatan itu. Pada mulanya Roh Allah
muncul sebagai kuasa Allah, yang bergerak seperti angin besar diatas samudera raya, dan ikut
serta dalam pekerjaan menciptakan

langit dan bumi (Kej. 1:2). Roh dilukiskan sebagai nafas Allah yang memberi hidup kepada apa
yang diciptakan-Nya dan Roh ditarik kembali oleh Allah, maka

ciptaan itu kembali menjadi debu tanah (Maz. 104:29-30; bnd. Kej. 2:7). Dengan demikian
kelanjutan hidup manusia tergantung pada kehadiran Roh Allah di

dalam diri manusia sendiri (Kej. 6:13). Dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan dan terus
hidup oleh karena Roh Allah (Ayb. 33:4). Lagi pula manusia memperoleh

hidup baru dari pada Roh (Yeh. 37:9-14).

[3]

g. ajaran perjanjian baru tentang roh kudus. Istilah Yunani untuk Roh (Pneuma) juga
mencangkup angin dan napas (Yoh. 3:8; Why. 11:11). Dalam Perjanjian Baru yang
menceritakan zaman mesianik, Roh

Kudus kelihatan lebih jelas dan Dia menonjol dalam peristiwa yang berhubungan dengan
kelahiran Yesus (Mat. 1:18; Luk. 1:35, 41, 67-68; 2:27). Pada pembaptisan

Yesus, ia muncul seperti burung merpati (Mat. 3:16) dan sering disebut dalam hubungan
dengan MisiNya (Mat. 4:1; 12:28; Luk. 4:14,18; Ibr. 9:14).
Dengan pesan perpisahan kepada murid-murid, Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Penghibur
(Yoh. 14:16, 26; 15:26; 16:7). Kata asal Yunani (Parakletos)

berarti pengacara yang menangani kasus seseorang atau sekutu yang memihak, menguatkan dan
memberi semangat. Zaman baru yang dibuka dengan kematian dan

kebangkitan Yesus menghasilkan turunnya Roh Kudus sebagaimana dijanjikan (Kis. 2:1). Ia
menciptakan gereja dan memberikan kuasa untuk misinya dalam dunia.

Kehidupan Kristen dalam masa antara kedua kedatangan Kristus adalah kehidupan dalam Roh
(Rm. 5:5; 8:1-17; 1 Kor. 12-14; Gal. 5:16-26).

[4]

h. Terjadinya dogma tentang Roh Kudus

Dalam perki. DIA adalah suatu pribadi.perkemmbangan Sejarah Gereja, tema mengenai Roh
Kudus sering dibahas, akan tetapi pada abad-abad pertama Sejarah Gereja terlebih khusus pada
Konsili-konsili

pertama Roh Kudus hanya mendapat perumusan yang samar-samar. Hal ini disebabkan Konsili-
konsili pertama yang terutama diperdebatkan tentang soal hubungan

Allah Bapa dan Yesus Kristus. Misalnya, Konsili Nicea (325). Dalam konsili ini rumusan tentang
Roh Kudus tidak dibahas dengan tegas, dan hanya tertulis

dan kepada Roh Kudus.

Tahun 381 Konsili Constantinopel dilaksanakan dengan soal yang sama, dari konsili
Nicea yaitu pembahasan mengenai hubungan antara Allah Bapa

dan Yesus Kristus. Kedua Konsili ini menghasilkan rumusan bahwa Anak Allah sehakekat
dengan Bapa. Rumusan ini dipelopori oleh Athanasius yang menggunakan

kata Homo-Usios (sama hakekat=Sehakekat). Athanasius juga menggunakan rumusan ini


mengenai Roh Kudus.

Sesudah Konsili Chalcedon (451), perumusan Nicea Constantinopel diperluas lagi, dengan suatu
kata keluar dari Bapa menjadi keluar dari Bapa dan dari

Anak. Perumusan yang tegas barulah yang dikemukakan dalam perumusan pengakuan
athanasianum. Pengakuan ini dengan tegas diajarkan, bahwa Roh Kudus adalah

sehakekat dengan Allah Bapa dan Anak.

i. DIA ADALAH SUATU PRIBADI.


Dia Memiliki Dan Menunjukkan Sifat-sifat dari Suatu Pribadi,

Dia memiliki kecerdasan. Dia mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang dari Allah ( 1 Kor.
2:10-11); Dia memiliki pikiran ( Rm. 8:27); dan Dia dapat mengajar

manusia ( 1 Kor. 2:13).

Dia menyatakan perasaan. Dia dapat berdukacita karena segala tindakan orang-orang percaya
yang penuh dosa ( Ef. 4:30 suatu pengaruh tidak dapat merasa

berdukacita).

Dia memiliki kehendak. Dia menggunakan kehendak untuk membagikan karunia-karunia


kepada Kristus ( 1 Kor. 12:11). Dia juga memimpin seluruh aktifitas

orang Kristen ( Kis. 16:6-11)

Karena pribadi yang sesunggunya memiliki kecerdasan, perasaan, dan kehendak, dan karena
Roh Kudus memiliki semua sifat ini, maka Dia pasti adalah suatu

Pribadi.

Dia menyatakan Tindakan-tindakan dari Suatu Pribadi Dia memimpin kita ke dalam kebenaran
dengan cara mendengar, berbicara, dan menunjukkan ( Yoh. 16:13), Dia meyakinkan akan dosa (
Yoh. 16:8), Dia melakukan

mujizat-mujizat ( Kis. 8:39), Dia berdoa syafaat (Rm. 8:26)

Dia Adalah Allah

Roh Kudus bukan saja suatu Pribadi, tetapi Dia adalah Pribadi yang unik, sebab Dia adalah
Allah. Bukti-bukti kepribadian tidak harus menjadi bukti-bukti

Keallahan; tetapi bukti-bukti Keallahan juga merupakan bukti-bukti kepribadian-Nya. Jika Allah
adalah Pribadi, dan jika Roh-Kudus adalah juga Allah, maka

Dia adalah Pribadi juga.

j. sifat-sifat roh kudus. Sebagaimana telah kita ketahui, Roh Kudus memiliki sifat-sifat yang
menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sesungguhnya. Tapi Dia juga memiliki sifat-sifat

yang hanya dimiliki Allah, yang karenanya menunjukan bahwa Dia adalah Allah. Sifat-sifat ini
ialah Mahatahu (Yes. 40:13; 1 Kor.2:12), Mahahadir (Mzm. 139:7),

dan Mahakuasa berdasarkan pekerjan-Nya dalam Penciptaan (Ayb. 33:4; Mzm. 104:30).
Dia adalah kebenaran, kasih, dan pemberi kehidupan juga. Namun, manusia pun dapat menjadi
seperti hal-hal tersebut dalam arti yang relatif. Tindakan-tindakan-Nya Menyatakan Tindakan-
tindakan Yang Hanya Dapat Dilakukan Allah

Dia penyebab terjadinya Kelahiran Perawan (Luk.1:35), Dialah pelaku yang memberikan ilham
kepada para penulis Kitab Suci (2 Ptr. 1:21), Dia terlibat dalam

penciptaan dunia (Kej. 1:2). [11].

k. roh kudus dan Kristus.

Penerimaan Roh Kudus oleh Kristus terlihat paling jelas pada saat baptisan-Nya (Luk. 3:22).
Peran Roh Kudu s dimulai pada waktu pembuahan dan kelahiran

Yesus (Luk. 1:25) dan diteruskan selama pelayanan-Nya (Mat. 4:1; 12:28). Pencurahan Roh
Kudus ke atas gereja dan dunia, yang pertama diungkapkan pada hari

pentakosta, dan ini bergantung sepenuhnya pada kemenangan Yesus (Yoh. 7:39). [12]

l. pekerjaan roh kudus dalam hubungannya dengan manusia.

Di dalam Alkitab bahwa Roh Kudus benar-benar masuk ke dalam hidup kita, Ia diam di dalam
diri kita (Roma 8:9, 11; 1 Kor. 3:16;6:19; 2 Kor. 6:16). Roh

Kudus memberi kesaksian kepada kita bahwa sungguh kita menjadi anak-anak Allah (Rm. 8:16).
Oleh Roh kudus, kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita (Rm.

5:5). Kelahiran kembali serta pembaharuan manusia adalah pekerjaan Roh Kudus (Yoh. 3:3,8).
Kepada orang-orang beriman dikaruniakan Roh Kudus dan sungguh

Ia ada di dalam kita (Yoh. 14:17 ; 2 Tim. 1:7). Orang-orang beriman mempunyai Roh itu (2
Kor. 4:13).

[13]

Bukti-bukti yang terutama tentang pekerjaan Roh Kudus ialah, bahwa orang sungguh-sungguh
mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan yang berkuasa dalam hidupnya

sehari-hari, lalu bersatu sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, yaitu GerejaNya (1 Kor.12:1-
13)

[14].

m. perbedaan pandangan tentang pekerjaan roh kudus.


Gereja-gereja Pentakosta mempersalahkan gereja-gereja lain (gereja-gereja protestan),
mengatakan bahwa mereka tidak memiliki Roh Kudus, atau kalaupun

mereka memiliki-Nya, Roh itu tidak bekerja lagi, karena Ia telah mati terkungkung dalam tradisi
dan institusi yang mereka miliki. Buktinya, dalam Gereja-gereja

Protestan tidak ada mujizat (penyembahan ilahi, dan lain-lain), tidak ada glosolalia (bahasa roh),
tidak ada nubuat, tidak ada baptisan Roh, dan lain-lain.

Sebaliknya Gereja-gereja Protestan mempersalahkan gereja-gereja Pentakosta, bahwa mereka


juga menyalahgunakan (menyalatafsirkan) Roh Kudus dan sering mencari

realitas-Nya dengan cara yang emosional, individualistis dan extravagan. Buktinya, pemutusan
hubungan antara mujizat dan Injil (Kerajaan Allah), penekanan

yang berlebihan pada pertobatan individuil, penghargaan yang berat sebelah terhadap Karunia
glosolalia (bahasa roh), tangisan dan adegan-adegan lain yang

emosional dalam kebaktian-kebaktian, dan lain-lain.

Dalam perbedaan tersebut, menurutsaya tidak boleh kita biarkan terus berlangsung tetapi harus
bersama-sama meniadakannya meskipun hal itu tidak mudah

dan akan banyak memakan waktu. dengan demikian kita harus melihat dengan bertitik-tolak dari
kitab suci.

BAB III. PENUTUP .

a. KESIMP ULAN. Keselamatan adalah kasih karunia Allah bagi semua manusia yang
percaya kepada Yesus Kristus. karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga

Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ( Yoh 3:16

). Allah yang sangat mengasihi kita telah rela memberikan Yesus sebagai korban ganti kita demi
keselamatan kita.

Sedangkan Roh Kudus disebutkan dalam kerangka penciptaan alam semesta. Kata Ibrani Roh
(ruakh) juga berarti angin (Maz. 148:8; Yeh 1:4) atau napas (Yeh. 37:5).

Pada mulanya Roh Allah muncul sebagai kuasa Allah, yang bergerak seperti angin besar diatas
samudera raya, dan ikut serta dalam pekerjaan menciptakan langit

dan bumi (Kej. 1:2). Dia Adalah Suatu Pribadi dan Dia adalah Allah.
Di dalam Alkitab bahwa Roh Kudus benar-benar masuk ke dalam hidup kita, Ia diam di dalam
diri kita (Roma 8:9, 11; 1 Kor. 3:16;6:19; 2 Kor. 6:16). Roh

Kudus memberi kesaksian kepada kita bahwa sungguh kita menjadi anak-anak Allah (Rm. 8:16).
Oleh Roh kudus, kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita (Rm

5:5). Kelahiran kembali serta pembaharuan manusia adalah pekerjaan Roh Kudus (Yoh. 3:3,8).
Kepada orang-orang beriman dikaruniakan Roh Kudus dan sungguh

Ia ada di dalam kita (Yoh. 14:17 ; 2 Tim. 1:7). Orang-orang beriman mempunyai Roh itu (2
Kor. 4:13). Itulah sebabnya kita menjadi anak-anak Allah yang

boleh menyebut Allah itu Bapa, oleh sebab percaya kepada Yesus Kristus (Rm. 8:15, Gal 4:6).

b. SARAN. Dalam menulis makalah ini sungguh jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya
memohon saran dari ibu dosen agar ke depannya dalam menulis makalah saya dapat menulisnya
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA. [1]

Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani Indonesia ( Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1991 ) 167.

[2]

Charles C. Ryrie, Teologi dasar 2 ( Andi, Yokyakarta, 1992 ) 15.

[3]

Chris Marantika, Doktrin keselamtan dan kehidupan rohani ( Iman perss, Yokyakarta, 2002 )37

[1]

Bruce Milne, Mengenal Kebenaran, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009) h.243

[2]

Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika 1 (Yogyakarta: Kanisius, 2010) h. 246

[3]

Bruce Milne, Mengenal Kebenaran, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009) h.243

[4]
Ibid,. hh.244

[5]

Van Niftrik, B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011)h.345

[6]

Charles C Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta:ANDI, 2010) h. 110

[7]

Ibid.,

[8]

Ibid., hh.111

[9]

Ibid.,

[10]

Ibid.,

[11]

Ibid.,

[12]

Bruce Milne, Mengenal Kebenaran, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009) h.248

[13]

Van Niftrik, B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011)h.339

[14]

B.J. Boland, Intisari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012) h.56

[15]

Ch Abineno, Roh Kudus dan Pekerjaanya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007) h. 29

Anda mungkin juga menyukai