Anda di halaman 1dari 4

1.

Terminologi Dogmatika
Dogmatika berasal dari kata Yunani dogma jamaknya ialah dogmata. Kata ini
mula-mula memiliki artian pendapat atau pandangan. Kata dogma berarti juga
keputusan atau apa yang diputuskan, baik oleh seorang atau dalam
persidangan. Maka arti kata dogma menjadi: peraturan, perintah, penguguman
dan sebagainya. Sedangkan untuk kata kerja dari dogma ialah dogmatizo, yang
berarti merumuskan suatu pendapat atau dalil ajaran, atau mengumumkan
sesuatu keputusan atau perintah.
2. Faktor-faktor dalam menguraikan dogma Kristen
3. Metode mempelajari dogmatika:
a. Metode Deduktif
Metode ini seringpula disebut metode dogamtis, sebab bertolak dari
dogmata = aksioma-aksioma tertentu dan yang menarik kesimpulan-
kesimpulan logis dari dogmata tersebut. Metode ini merupakan metode
dogmatik klasik. Metode ini bertolak dari kepercayaan kepada Allah
(teosentris) dan yang pada akhir zaman berbicara kepada kita melalui
perantaraan Anak-Nya (Ibrani 1:1), dan menurunkan dari situ kebenaran-
kebenaran yang kekal dan berlaku universal, yang mempunyai karakter
yang mutlak.
b. Metode Induktif
Metode ini bertolak belakang dengan metode deduktif. Metode ini
mendasarkan pekerjaan ilmian yang menyelidiki hal-hal yang khusus dan
berdasarkan peristiwa. Metode ini sebetulnya menjadi minat para ilmuan
bahwa para teolog modern yang beranggapan bahwa metode deduktif
terlalu abstrak. Sebab bukankan iman Kristen itu harus mengalami
konkritisasi. Dan upaya ini hanya bisa tercapai atau terjawab hanya
apabila teologi sistematika (dogmatika) itu dirumuskan “dari bawah” yaitu
manusia “di bumi” dan bukan dari Allah yang “di atas” atau “di surga”.
Metode ini mendapat tanggapan positif dari Jongeneel sendiri, sebab
menurutnya dari situlah sebetulnya teologi itu dibangun. Teologi yang
relevan adalah teologi yang dari situasi masa kini, dimana kehidupan
manusia sedalam-dalamnya diselidiki, kemudian naik kepada perumusan-
perumusan dan ucapan-ucapan teologis yang berlaku umum. Teologi
haruslah bergerak “dari bawah” sebab dari situlah manusia menerima injil
yang “kekal” itu dalam berbagai perumulan konteksnya yang mungkin pula
sangat beragam dan partikular.
c. Metode Korelasi
Metode ini sebelutnya pertama kali diperkenalkan oleh Paul Tillich yang
mengembangkan tugas hermeneutik sebagai metode korelasi. Metode ini
dimulai dengan penggalian masalah pada situasi konkrit “dari bawah”.
Metode ini memperlihatkan sebuah upaya menerangkan isi kepercayaan
(baca: iman) Kristen melalui masalah-masalah eksistensial yang rill dan
mencari jawaban-jawaban teologis yang saling berkaitan.
Tillich menyimpulklan problematik analisis situasi demikian: akal budi
manusia – keberadaan manusia – eksistensi manusia – kehidupan
manusia – sejarah manusia. jawaban konkrit yang diberikan secara
teologis dari Injil Yesus Kristus atas pertanyaan masa kini itu diuraikan
demikian: Wahyu – Allah – Kristus – Roh Kudus – Kerajaan Allah. Hal ini
memperlihatkan bahwa teologi ternyata menjadi teologi yang menjawab
persoalan-persoalan eksistensial manusia itu dalam situasi konkritnya.
Inilah yang dimaksudkan oleh Tillich sebagai sebuah upaya korelasi
antara perhubungan injil yang “kekal” dengan kehidupan “sementara” di
bumi yang menunjukan sebuah perjuangan atau perjumpaan yang tidak
akan pernah selesai.
d. Metode Integrasi
Bagi Jongeneel metode ini dapat diberikan dalam menggambarkan bidang
dogmatika. Oleh karena injil Yesus Kristus tidak selalu memberikan
jawaban yang konkrit atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial manusia
masa kini, sebagaimana yang digambarkan dalam metode korelasi ala
Tillich. Metode ini memiliki keterhubungan demikian; dalam dogmatika
atau ajaran iman Kristen itu “diintegrasikan” unsur-unsur benar yang
terdapat dalam, dan diperjuangkan baik oleh ilmu, maupun filsafat
ataupun agama-agama bukan Kristen. Unsur-unsur yang dimaksudkan
memang selalu berkaitan dengan aspek relatif iman Kristen itu sendiri
yang menyangkut ekspresi, interpretasi ataupun aplikasi yang tergambar
dalam ajaran. Sebab memang kalau menyangkut aspek mutlak yaitu inti
sentral/Firman Tuhan, maka akan timbul bahaya sinkritisme. Oleh karena
itu tugas dogmatika adalah “mengintegrasikan” injil Yesus Kristus ke
dalam kehidupan manusia dan masyarakat kita.
Metode ini bergerak dalam dua arah, yaitu pengintegrasian kehidupan
manusia dan masyarakat kita ke dalam Firman Allah dan juga sebaliknya
upaya pengintegrasian Firman Allah itu ke dalam situasi aktual dan konkrit
dalam kehidupan manusia dan masyarakat, baik masa kini ataupun masa
yang akan datang.
4. POKOK - POKOK BAHASAN
a. DOKTRIN ALKITAB.
1. Alkitab berasal dari Allah dan Diwahyukan
2. Inspirasi.
b. Doktri Tentang Allah.
1. Penyataan Allah
2. Eksistensi Allah
3. Teori Anti Teistik
4. Hakekat Allah
5. Atribut – Atribut Allah
6. Nama – Nama Allah.
7. Allah Tritunggal
8. Ketetapan-Ketetapan Allah.
c. Pneumatologi
1. Personalitas Roh Kudus
2. Ke Ilahian Roh Kudus
3. Atribut – Atribut Illahi Roh Kudus
4. Karya Roh Kudus
5. Representasi Roh Kudus
6. Pelayanan Roh Kudus dalam P.L.
7. Dosa melawan Roh Kudus
8. Baptisan sebagtai Karya Roh Kudus
9. Penyertaan Roh Kudus.
10. Karunia – Karunia Roh Kudus.
11. Pemenuhan Roh Kudus.
d. Antropologi dan Hamartiologi
1. Antropologi
2. Hamartia
e. Doktri Malaikat, Setan dan Iblis.
1. Malaikat
2. Setan dan Iblis
5.
6. Yesus turun ke dalam kerajaan maut, maksudnya: Yesus sungguh mati
(mengalami maut). Dia turun ke dalam kerajaan maut untuk mengalahkan maut.
Kebangkitan Yesus (dari kematian/maut) adalah bukti bahwa Yesus sudah
mengalahkan maut. Dan naik ke Sorga artinya Menyatakan keilahian dari
Kristus. Kristus dikatakan naik di surga, duduk di sebalah kanan Allah Bapa.
Kata “di sebelah kanan” menunjuk kepada arti “diperkenan oleh Allah” (Yer.
22:24); “kemenangan” (Mzm 20:6); kekuasaan (Yesaya 48:13). Kata “duduk”
menyatakan memliki hak yang sama. Maka “duduk di sebelah kanan Allah”
menunjuk bahwa Kristus bukan hanya diperkenan Allah, tetapi juga memiliki
kuasa yang sama dengan Allah. Maka kalimat “duduk di sebelah kanan Allah”
menyatakan bahwa Kristus adalah Allah dan memiliki kedudukan yang setara
dengan Allah Bapa. Segala kuasa diletakkan atau ditundukan di bawah kaki
Kristus (Ef. 1:20-23).Aplikasi : Kristus adalah Allah yang penuh kuasa, maka Ia
sanggup menjamin kehidupan kita sekarang maupun di masa yang akan datang.
Apakah artinya “Yesus Kristus …. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah,
Bapa Yang Mahakuasa”? Artinya Yesus adalah Allah yang mengasihi, mengerti
dan yang berkuasa menolong kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai