Dalam struktur kemajelisan gereja ditingkat pusat,khusus untuk jabatan ketua, Minimal
diangkat dua orang ketua. Seorang menangani bidang iman /rohani,dan seorang lagi
menangani bidang manjamen,administrasi, dan keuangan. Hal ini mengacu pada firman
Tuhan dalam kitab Kisah Para Rasul 6:3-4 yang berbicara mengenai efektivitas
pemeliharaan iman/rohani warga jemaat :
Dari nas tersebut kita melihat bahwa pada zaman para rasul,tugas-tugas
penelolaan jemaat sudah dipisah,yaitu mereka yang melayani bidang pemberitaan
firman Tuhan,dan mereka yang melayani bidang pemberitaan firman Tuhan,dan
mereka yang melayani bidang yang berkaitan dengan kebutuhan jasmani orang-orang
yang berkekurangan. Oleh karena itulah selain memiliki anggota majelis yang
mengurus bidang pelayanan firman,setiap gereja juga perlu memiliki anggota majelis
yang bertugas mengurus hal-hal yang berkaitan dengan warga jemaat yang
berkekurangan (para diaken).Tugas-tugas diaken tersebut bisa didukung oleh para
anggota majelis lainnya.
1. Kepemimpinan
Setiap pemimpin harus bekerja melalui orang-orang lain itu harus bisa
dipengaruhi agarbersedia mengerjakan tugas secara bersama-sama sesuai porsi
tugas yanh diberikan sang pemimpin Dengan demikian,kebutuhan awal dan
utama dari seorang pemimpin adalah menciptakan orang-orang agar menjadi
para pengikutnya melalui kemampuannya untuk mempengaruhi.Demikianlah
tanpa pengaruh,seorang pemimpin tidak akan pernah mampu mempin orang
lain.
Kepemimpinan sellau merupakan kegiatan kelompok yang melibatkan
orang-orang lain untuk melakukan kegiatan dan hal-hal yang tepat,sehingga
penegrtian kepemimpinan itu bukan semata-mata tentang pemimpinnya
(walaupun suatu kelompok tetap memerlukan seorang pemimpin didalamnya).
Dalam struktur organisasinya ,setiap lembaga pasti memiliki simpul-simpul
berjenjang dari atas ke bawah.Pada setiap posisi sampul tersebut ditempatkan
para pejabat atau fungsionaris sebagai manajer untuk mengetuai atau memimpin
para subu-ordinatnya. Dengan demikian,posisi manajer berada mulai dari level
paling atas/tinggi sampai yang terendah.Dalam konteksnya dengan
gereja,manajer tersebut adalah ketua majelis,lalu berjenjang ke bawah kepada
para ketua komisi atau ketua wilayah,sampai kepada para kepala seksi atau
kelompok.
3. Sekertaris,Bendahara,dan pembukaan
Selain jabatan ketua I dan II,jabatan inti dalam struktur majelis lainnya ialah
skertaris,bendahara dan pembukaan/accounting.penunjukan jabtan-jabatan itu
dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan oleh oranisasi-organisasi lain pada
umumnya.Oran g-orangnya diambil dari antara para anggota majelis dengan
kriteria-kriteria normative yang biasa berlaku untuk jabtan-jabatan tersebut.
4. Bendahara Terpisah dari Bidang pembukaan
Untuk menghadiri terjadinya tumpung-tindih wewenang antara pecatat keluar-
masuknya uang dan pengatur pengeluaran uang,maka jabatan bidang
pembukuan dan bendahara tidak boleh digabung atau dipegang hanya oleh
seorang anggota majelis. Kedua jabatan ini mutlak harus dipisahkan dan
dipegang oleh dua orang yang berbeda. Apabila diantara para anggota majelis
tidak terdapat orang yang berpendidikan atau berpengalaman dalam bidang
pembukuan,maka tak dapat ditunjuk seorang warga jemaat biasa yang memiliki
kualifikasi tersebut untuk membantu.
5. Iman Kristiani dalam Fungsi-Fungsi Manjamen
Agar proses pengolaan gereja dengan orientasi bisnis tidak melenceng dari
prinsip kerja kristiani,maka jiwa ima/rohani/kristiani harus diintegrasikan ke dalam
proses tersebut.Dengan demikian,proses manajemen yang dilakukan,yaitu
penerapan dan pemberalkuan prinsip-prinisp dan fungsi-fungsi manajemen
dapat dijaga agar selalu berada di koridor yang tidak menyimpang dari firman
Tuhan.
6. Fungsi Menggerakan (Actuating)
Pengerian dari fungsi ‘’menggerakan’’ ialah kegiatan seperti menggerakan
sesuatu mesin, dalam hal-hal adalah organisasi gereja I. Dengan kata lain,fungsi
menggerakan ialah kegiatan menggerakkan semua potensi dan talenta yang
ada didalam gereja,dengan maksud dua tujuan untuk merealisasikan rencana
gereja dan sasaran yang sudah ditetapkan.
7. SDM dan Dana sebagai penggerak ‘’Mesin’’Gereja
Mesin organisasi gereja terdiri atas Elemen-elemen manajerial , dalam bentuk
organisasi,beserta piranti lunak/keras yang sifatnya statis.Untuk
menggerakkannya, dana berfungsi sebagai bagan bakanya, dan SDM berfungsi
sebagai elemen mesin yang bisa bergerak secara dinamis.
8. Pembagian Wilayah Pelayanan Gereja
Gereja memerlukan upaya-upaya mempermudah pengelolaanya.Salah satunya
adalah dengan mempertimbangkan aspek geografisnya.Dengan kata lain,untuk
mempermudah pengelolaanya,gereja perlu membagi dirinya menjadi wilayah-
wilayah yang lebih kecil.Jika diperlukan tiap-tiap wilayah kecil tersebut bisa
dibagi-bagi lagi menjadi sub-sub wilyah yang lebih kecil lagi,dengan seorang
atau lebih anggota majelis sebagai pemimpinnya.
Sebagai fungsionaris dalam pengelolaan gereja, majelis yang member- lakukan sistem
manajemen dan organisasi seperti yang disebut dengan kelompok pemimpin gereja
(baca: jemaat). Dalam dunia bisnis, kelompok tersebut disebut dengan manajemen.
Jadi, majelis gereja manajemen gereja adalah kelompok pemimpin yang memulai atau
menggerak- kan jemaat untuk menjalankan misi gereja.
1. Komisi
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok komisi non-kategorial dan kelompok komisi
kategorial. Dalam pelaksanaan kedua sebagai perpanjangan tangan majelis, bekerja
secara integral, baik di dalam penyusunan berbagai program kegialannya, maupun di
dalam halņnya.
Kemudian. konsep ini menjadi landasan dan sumber utama bagi semua kegiatan yang
dilakukan oleh komisi kategorial, yang tinggal mengelaborasikannya menjadi rencana
kerja operasional.
Gereja Dalam gambar tampak juga bahwa hubungan kerja kedua kelompok komisi
tersebut sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, struktur
arganisasinya juga terintegrasi sedemikian rupa, sehingga proses kerjanya dapat
terpadu satu sama lainnya.
Namun demikian, agar selalu bisa mengikuti aktivitas dari setiap komisi non-kategorial,
setiap komisi kategorial membentuk sejumlah besar bidang-bidang pelayanan yang
dikelola oleh setiap komisi non-kategori. Para ketua seksi yang ditempatkan sebagai
anggota
Semua posisi di atas juga dapat diisi oleh lebih dari satu orang
a. Pembiayaan Komisi
Bagi gereja dengan kondisi sosial ekonomi warga jemaatnya yang baik, hal
pembebanan tersebut tidak menjadi masalah. Namun, bagi komisi- komisi di gereja
dengan kondisi sosial ekonomi warga jemaatnya yang kurang baik, hal tersebut menjadi
sulit karena persembahan jemaat yang dikelola oleh majelis belum mencukupi
kebutuhan biayanya. Untuk menutupi kekurangan tersebut, masing-masing komisi
dapat diberikan oleh majelis untuk biaya tambahan itu sendiri. Oleh karena itu, komisi
dilengkapi dengan unit untuk usaha pencarian dana tersebut.
Oleh karena itu pula, lembaga-lembaga khusus ini juga tidak dapat disamakan dengan
komisi. Bahkan tidak mengganggu keuangan gereja (baca: jemaat). Untuk maksud
tersebul dibedakan dengan komisi. Dua Badan yang sangat berbeda, untuk
memudahkan pelaksanaan, majelis juga dapat membentik lembaga-lembaga lain di luar
komisi, yang mendukung hal-hal khusus yang mendukung operasionalisasi lembaga-
lembaga khusus ini. langsung menangani hara yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan pembinaan jema karena hal tersebut penugasannya diberikan kepada komisi.
3. Perkumpulan
juga dapat membentuk lembaga-lembaga lain untuk suatu tugas khusus yang proses
penyelesaiannya memerlukan waktu agak lama ( bahkan bisa tahunan), sampai tugas
kewajiban yang dibebankan kepadanya diang- gap selesai antara lain bisa disebut
dengan "tim kerja", dengan diikuti nama dari tujuan dibentuknya tim tersebut. Dalam
menjalankan tugas-tugasnya, tim kerja sepenuhnya didanai oleh jemaat. Oleh karena
itu, di setiap tahun, majelis perlu memperkirakan kebutuhan daa dari semua kegiatan
yang akan ditangani oleh beberapa fim yang berbeda. Tujuannya adalah agar
anggaran kebutuhan dana tersebul mendapat alokasi dalam rencana kerja tahunan
gereja.
5. Panitia
"Panitia" bisa dibentuk sebagai perpanjangan tangan majelis untuk jangka waktu yang
sangat pendek, misalnya kurang dari satu tahun. Kepanitia r tersebut antara lain
adalah: panitia acara Natal, panitia ulang tahun gere panitia acara Paskah, dan lain-
lain.1
1
Suharto Prodjowijono, MANAJEMEN GEREJA :SEBUAH ALTERNATIF,(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2019).hal.22-37