Pengampu Oleh
Disusun Oleh
Fakultas Teologi
Salatiga
2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap organisasi perusahaan swasta maupun pemerintah tentunya memiliki aset baik
yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intagible). Setiap aset yang dimiliki
haruslah dikelola dengan efektif dan efisien sehingga aset tersebut dapat memberikan
manfaat tertinggi bagi perusahaan. Istilah manajemen aset mungkin jarang didengar oleh
banyak orang. Orang lain lebih sering mendengar atau mengatakan istilah manajemen dan
aset secara terpisah. Manajemen yang dimaksud mencakup (empat) fungsi dasar,
yaitu planning, organizing, leading, dan controlling, sedangkan yang dimaksud dengan aset
pada umumnya adalah kekayaan. Kekayaan itu bisa dalam bentuk kekayaan berwujud
(fisik) maupun tidak berwujud. Kekayaan yang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
misal tanah, gedung, peralatan dan mesin.
Aset terbagi menjadi dua yakni berwujud dan tidak berwujud. Aset berwujud yang
berorientasi pada pelayanan publik seperti Infrastruktur diantaranya mencakup jalan raya,
jembatan, pelabuhan, dan irigasi. Sedangkan kekayaan yang tidak berwujud, contohnya
adalah hak kekayaan intelektual, hak cipta, hak paten dan lain-lain. Dalam managemen aset
ini tentunya sebuah organisasi membutuhkan sebuah system untuk mengolah pendataan
aset, dan memudahkan perusahaan dalam memanagemen data aset yang ada. Maka dari itu
jika berbicara perihal manajemen gereja, pastilah tidak akan pernah terlepas dari yang
namanya sistem tata kelola gereja, dan juga manajemen aset gereja. Sistem pengelolaan ini
bertujuan agar sebuah institusi atau sebuah gereja itu tetap eksis dan berkelanjutan adanya.
Karena manajemen aset merupakan sebuah proses pengadaan, perencanaan, pengelolaan,
perawatan, hingga penghapusan suatu sumber daya yang dimiliki oleh sebuah individu atau
organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan individu atau organisasi
tersebut.
Manajemen Aset
Organisasi merupakan sebuah system yang memiliki dua hal penting didalamnya
yaitu manusia sebagai pelaku organisasi dan aktivitasnya sebagai sebuah kegiatan yang
berhubungan dengan system ekonomi organisasi, tidak hanya organisasi profit hal ini
berlaku juga pada organisasi non-profit yaitu gereja. Manajemen aset memiliki ruang
lingkup utama untuk mengontrol biaya pemanfaatan ataupun penggunaan aset dalam kaitan
mendukung operasionalisasi pemerintah daerah. Selain itu ada upaya pula untuk
melakukan inventarisasi aset-aset yang tidak digunakan. Pengertian aset secara umum
adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi
(economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value)
yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan).
Tata kelola adalah sebuah proses atau sistem, dan tidak bersifat statis. Dengan ini,
dapat dipahami bahwa setiap organisasi memiliki sistem dalam pengelolahan organisasinya
sendiri-sendiri sesuai dengan aturannya. Gereja dalam hal ini merupakan sebuah institusi
nirlaba (non-profit), yang memiliki sistem presbiterial sinodal dimana segala sesuatu yang
menyangkut pelayanan dan penataan di dalam gereja berpusat disatu tempat yaitu Sinode
yang dalam hal ini dikelola oleh Majelis Sinode.
Menurut Sullivan (2007), Gereja perlu memiliki peraturan yang tetap sehingga
peran dari peraturan gereja ini dapat lebih membantu gerejadalam pergerakannya yang
berhubungan dengan umat dan pemerintahan.Hal ini kemudian ditegaskan kembali oleh
Prodjowijono (2008), Untuk bisa mengelola suatu gereja yang baik, pengelola perlu
mengetahui dan memahami tugas dan kewajiban menjalankan misi gereja menuju sasaran
yang ingin dicapai dengan cara yang benar Membina warga jemaat agar dapat memenuhi
panggilan dan pengutusan Kristus ditengah dan bersama masyarakat, maka hal itu perlu
diatur secara baik dan benar. Gereja dalam hal ini merupakan sebuah institusi nirlaba (non-
profit), yang memiliki sistem presbiterial sinodal dimana segala sesuatu yang menyangkut
pelayanan dan penataan di dalam gereja berpusat disatu tempat yaitu Sinode yang dalam
hal ini dikelola oleh Majelis Sinode.
Analisis