Anda di halaman 1dari 3

KUALITAS HIDUP ORANG KRISTEN

Filipi 4 : 2 – 9

Pria Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.


Ada ungkapan – ungkapan mengatakan : “Hidup hanya sekali, janganlah sia-
siakan”, “Mari kita bikin hidup lebih hidup”, “Hidup bukan hanya sekedar
hidup, hidup menjadi hidup, jika hidup ini berguna bagi orang lain” atau “
Jadilah berkat, itu panggilan hidupmu”. Rangkaian kata tersebut mengandung
makna tentang kualitas hidup manusia. Bagaimana menjadikan hidup ini
berdayaguna, menjadikan hidup ini bermanfaat bukan hanya bagi diri sendiri,
keluarga sendiri tapi juga bagi orang lain. Itulah kedalaman makna hidup kita,
bahwa hidup kita bukan mengarah hanya kepada diri sendiri saja, melainkan
juga pada sesuatu di luar dirinya. Arti hidup bukan diukur dari berapa panjang
umur, tapi terlebih bagaimana seseorang menjalani hidup ini, bagaimana
mengisi hidup ini. Perlu direnungkan apa visi, misi atau obsesi hidup kita.
Perenungan tentang arti hidup yang lebih punya makna, mengenai hidup yang
berkualitas maka kita diajak belajar dari kesaksian pelayanan Rasul Paulus di
jemaat Filipi.
Bacaan kita diawali dengan kalimat: “Euodia kunasihati dan Sintikhe
kunasihati”. Siapakah kedua orang itu? Apa yang telah mereka lakukan
sehingga Paulus harus menasihati mereka?
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Euodia dan Sintikhe adalah dua perempuan Kristen yang turut dalam
perjuangan pelayanan rasul Paulus, kemungkinan mereka adalah diaken.
Keduanya memberi diri dalam tugas pekabaran Injil, tapi rupanya mereka
tidak lagi sejalan, tidak lagi sehati sepikir, terjadi pertengkaran, perselisihan di
antara mereka. Memang tidak dijelaskan apa alasan yang membuat
perselisihan dan pertengkaran di antara mereka. Namun rasul Paulus merasa
bertanggungjawab untuk memulihkan hubungan di antara mereka. Ia
menasihatkan mereka agar hidup sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan rasul
Paulus meminta teman sepelayanannya yaitu Sunsugos untuk turut
mendamaikan mereka.
Selanjutnya dinasihati agar keduanya memiliki sukacita, yaitu sukacita dalam
Tuhan. Sukacita dalam bahasa Yunani di sini adalah Khara, sukacita yang
besar, sama seperti sukacita ketika adanya kelahiran anak. Nah, sukacita
dalam Tuhan sebagai ciri khas orang Kristen bukan sekadar perasaan hati
yang gembira, senang di saat-saat tertentu saja, namun suatu perasan
berbahagia karena diberkati, dan itu teralami bukan hanya dalam keadaan
baik, sehat, kuat, beruntung, sukses, tapi segala keadaan. Jadi sukacita
dalam Tuhan menyangkut kualitas hidup manusia.
Nasihat untuk bersukacita, dilanjutkan dengan nasihat untuk melakukan
kebaikan. “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang”. Kebaikan hati
harus menjadi sikap hidup, suatu kesaksian hidup orang percaya. Hal ini
bukan bermaksud untuk menyombongkan diri supaya orang mengenal kita
sebagai orang baik, sebagaimana ada ayat Firman Tuhan mengatakan, “Apa
yang diberikan oleh tangan kananmu, janganlah diketahui oleh tangan kirimu”.
Namun maksudnya di sini adalah bagaimana hidup orang percaya adalah
hidup yang mengaplikasikan iman dalam perbuatan baik. Kebaikan adalah
tindakan iman, suatu bentuk dari kesaksian hidup orang percaya, dan bukan
untuk menonjolkan diri, bukan untuk kepentingan tertentu, bukan untuk
menarik hati orang, bukan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri, bukan
kebaikan yang pura-pura saja, apalagi kebaikan yang diselubungi rencana
jahat.
Bukankah di zaman sekarang banyak orang melakukan kebaikan hanya untuk
tujuan tertentu yang tidak murni atau hanya di moment-moment tertentu untuk
mendapatkan popularitas diri. Firman Tuhan menasihatkan bahwa kebaikan
hati hendaknya dilakukan sebagai wujud iman dan ketaatan kepada Tuhan.
Semua orang dapat saja berbuat baik, berbuat benar, berbuat hal yang terpuji
(band ayat 8), tapi orang Kristen hendaknya melakukan semua kebaikan
didasari iman kepada Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat. Sambil
mencontohi ketaatan dan kesetiaan orang percaya sebagaimana yang
diteladankan Rasul Paulus sehingga ia mengatakan,”... apa yang kamu
pelajari dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang kamu lihat padaku,
lakukanlah semuanya itu.” Dalam keyakinan iman bahwa Allah sumber kasih
karunia dan damai sejahtra akan menyatakan berkat penyertaan-Nya.
Pria kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Apa yang bisa kita renungkan dari perikop ini dalam hubungan dengan tema
“Kualitas hidup orang Kristen”, bahwa hidup kita tidak sekadar sebuah
perjalanan runitas tapi semakin diberi isi, di mana nilai-nilai hidup kristiani
teraplikasi dalam tugas kerja, mata pencaharian, dalam pelayanan dan hidup
setiap hari. Dari nas Firman yang kita renungkan, ada beberapa hal menjadi
catatan kita untuk hidup berkualitas:
Perlunya saling menasihati.
Hidup sehati sepikir dengan membangun kerja sama yang positif. Perbedaan
hendaknya disikapi secara arif sehingga tidak menimbulkan konflik yang
merusak tatanan persaudaraan yang rukun dan damai.
Berperanlah sebagai mediator yang memediasi perselisihan, konflik seperti
Sunsugos, bukannya menjadi pemicu konflik atau pemecah belah
Taburlah benih kebaikan. Ingat bahwa orang yang berbuat kebaikan tidak
akan ditinggalkan oleh kebaikannya. Kebaikan yang murni tidak pernah sia-
sia.
Gumulilah hidup, bermohonlah dalam doa dengan penuh ucapan syukur
sebab dalam pengalaman hidup ada banyak hal yang secara logika dan akal
manusia sangat sulit tapi dengan pertolongan Tuhan diberi berkat
kemudahan.
Pikirkanlah segala sesuatu yang dikehendaki Tuhan, maka damai sejahtera-
Nya akan memenuhi hati dan pikiranmu. Banyak hal yang bermula dari
pikiran, kemudian terwujud dalam perkataan dan perbuatan. Pikiran yang
benar akan mendatangkan kebenaran. Pikiran yang jahat akan
mendatangkan kejahatan. Pikiran yang positif akan menghasilkan hal-hal
positif. Pikirkanlah hal-hal yang berkenan kepada Tuhan.
Makna dari sebuah keteladanan sangat berharga. Paulus memberi
keteladanan, ia dianjurkannya untuk berpola dari hidupnya yang Takut akan
Tuhan, demikianlah kita jadi teladan yang baik dan benar sehingga Pria Kaum
Bapa dengan lega dapat berkata, ikutilah teladanku, atau orang lain akan
mengatakan ikutilah teladannya.
Dengan demikian, kualitas hidup Kristen adalah menyangkut hidup beriman
yang teraplikasi melalui prestasi, kinerja, gaya hidup sehat, dan hubungan
baik dengan sesama. Terpujilah Tuhan. Amin

Pertanyaan Untuk Diskusi:


Apa yang dapat kita pahami tentang Kualitas Hidup sesuai nasihat rasul
Paulus?
Sejauh mana kualitas hidup Kristen teralami dalam hidup kita?
Kendala apa yang menghambat terwujudnya kualitas hidup Kristen?

Anda mungkin juga menyukai