Anda di halaman 1dari 16

Pentingnya Penginjilan Bagi Pertumbuhan Gereja

dalam Perintisan Jemaat Baru

Marta Margareta
Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
martamargareta03@gmail.com

Abstrak
Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang menjalankan tugas
utamanya terhadap penginjilan. Tugas penginjilan adalah tugas semua orang
percaya tanpa terkecuali. Dipertajamkan langsung oleh Rasul Paulus dalam
surat 1 Korintus 9:16. Gereja yang bertumbuh akan selalu melaksanakan
Amanat Agung yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus Matius 28:18-20.
Pentinyanya memberitakan Injil adalah untuk menghasilkan jemaat (Gereja)
baru. Berbicara mengenai gereja, yang dimaksud bukanlah sebuah gedung
yang mewah tetapi berbicara mengenai orang-orang percaya itu sendiri.
Panggilan gereja yang sejati ialah menjadi garam dan terang bagi dunia.
Gereja terpanggil untuk menjadi agen-agen pewartaan kabar keselamatan
kepada semua manusia. Sehingga salah satu panggilan gereja ialah
memuridkan semua manusia. Tuhan Yesus menghendaki gereja menjadi
sumber dan sinar kemuliaan dan kasih Allah bagi dunia. Pertumbuhan gereja
yang bertitik tolak pada cara hidup jemaat yang pertama sebagaimana dicatat
dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 yang nantinya dapat diterapkan oleh gereja-
gereja masa kini dalam melakukan proses pertumbuhan gereja. Pertumbuhan
gereja menjadi salah satu isu penting yang terus menjadi konsentrasi bagi
para pimpinan gereja, baik itu pendeta sebagai Gembala Jemaat atau Majelis
sebagai representasi jemaat lokal. Penginjilan adalah sarana yang efektif
untuk meningkatkan pertumbuhan gereja. Misi penginjilan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai strategi yang sesuai dengan karakteristik
masyarakat di sekitar gereja untuk dapat menyeberangkan Injil secara efektif.

Kata Kunci: Penginjilan; Pertumbuhan Gereja; Perintisan Jemaat Baru;


Kisah Para Rasul.

Abstract
A growing church is a church that carries out its primary task of
evangelism. The task of evangelism is the duty of all believers without
exception. Sharpened directly by the Apostle Paul in 1 Corinthians 9:16. A
growing church will always carry out the Great Commission commanded by
the Lord Jesus Matthew 28: 18-20. The point of preaching the gospel is to
produce a new congregation (Church). Talking about the church, what is
meant is not a luxurious building but talking about the believers themselves.
The true calling of the church is to be salt and light to the world. The church
is called to be agents of spreading the news of salvation to all mankind. So
that one of the calls of the church is to make disciples of all humans. The
Lord Jesus wants the church to be the source and light of God's glory and
love for the world. Church growth is based on the first way of life of the
congregation as recorded in Acts 2: 41-47 which later can be applied by
churches today in carrying out the process of church growth. Church growth
is an important issue that continues to be a concentration for church leaders,
be it the pastor as the Pastor of the Church or the Assembly as a
representative of the local congregation. Evangelism is an effective means of
promoting church growth. This evangelistic mission can be carried out with
various strategies in accordance with the characteristics of the community
around the church to be able to cross the gospel effectively.

Keywords: Evangelism; Church Growth; New Church Planting; The


apostles story.

Pendahuluan
Tanaman-tanaman yang sehat adalah tanaman-tanaman yang
berlipatganda. Ada banyak cara yang berbeda, tetapi setiap tanaman ada
untuk melipatgandakan dirinya sendiri. Tanaman-tanaman itu menjadi suatu
perumpamaan bagi pertumbuhan jemaat-jemaat yang sehat. Sayang bahwa
kebanyakan jemaat lokal tidak mengikuti teladan itu. Pemimpin-pemimpin
jemaat sering berbicara tentang pelipatgandaan jemaat, tetapi mereka tidak
suka melakukannya. Mereka sering menghalangi setiap ide tentang hal
mendirikan suatu “jemaat cabang” dengan memakai seribu alasan yang telah
mereka siapkan. Para pemimpin sering bersepakat bahwa mereka mungkin
akan mendukung kegiatan mendirikan jemaat baru tetapi gagasan yang
sebenarnya tidak pernah terlaksanakan. Jemaat-jemaat yang tidak terhalang
oleh alasan-alasan pemimpin-pemimpin yang tidak mengingini kehendak
Tuhan Yesus tercapai biasanya mengalami pertumbuhan yang terus menerus.
Gereja tidak boleh membiarkan jemaat dituduh sebagai sebuah jemaat yang
setia, tetapi tidak bertumbuh. Yang mempunyai kebenaran tanpa
pertumbuhan. Marilah serahkan diri sendiri kepada pelayanan
pelipatgandaan jemaat. Maka dari itu, sangat penting sebuah penginjilan bagi
pertumbuhan gereja dalam perintisan jemaat baru.1
Istilah pertumbuhan gereja dapat diartikan sebagai pengefektifan
penyebaran Injil dan pelipatgandaan gereja-gereja di daerah yang baru.
Sedangkan menurut anggaran dasar North American Socienty for Churh
Growth yang dimaksud dengan pertumbuhan gereja adalah suatu disiplin
ilmu yang menyelidiki sifat-sifat, perluasan, perintisan, pelipatgandaan,
fungsi dan kesejahteraan gereja Kristen dalam hubungannya dengan
penerapannya yang efektif dari Amanat Allah untuk menjadikan semua
bangsa muridNya (Mat. 28:18-20). Lebih lanjut disebutkan bahwa
pertumbuhan gereja bukan suatu hal yang tiba-tiba terjadi di suatu tempat,
juga bukan mencari tenaga yang berbakat dan cocok untuk menuai dengan
sukacita di satu ladang yang menguning. Pertumbuhan adalah suatu hal yang
dilakukan dengan segenap hati oleh sekelompok yang memberikan respon
yang baik. Pada dasarnya pertumbuhan gereja adalah pelayanan yang
berdasarkan Alkitab yang didorong oleh data dan strateginya.2
Istilah “penginjilan” sudah menjadi satu istilah yang umum, dan erat
hubungannya dengan kehidupan gereja di sepanjang zaman. Dalam konteks
masa kini, beberapa gereja lokal menanggapi penginjilan sebagai satu tugas
yang dapat dilakukan melalui bersaksi kepada orang-orang yang ditemuinya.
Beberapa gereja lokal lainnya menanggapi penginjilan sebagai salah satu
tugas dari anggota-anggota tertentu saja, dan beberapa gereja lokal
berpendapat bahwa penginjilan merupakan tugas dari gereja lokal lainnya,
sedangkan gereja lokal tersebut bertugas untuk mendewasakan orang-orang
yang datang kepadanya.
Sesungguhnya gereja itu tidak dapat berdiri sediri dan tidak bisa
bergerak sendiri. Tetapi apa gunanya gereja ada lalu tidak bergerak untuk
melakukan sebuah penginjilan di luar, tidak bermisi untuk jiwa-jiwa baru?
Sudah seharusnya gereja menjadi jawaban bagi dunia. Gereja menjadi wakil
untuk melaksanakan rencana dan maksud yang sudah ditetapkan Tuhan
Yesus untuk mejangkau seluruh umat manusia dengan Amanat Agung Mat.
28:18-20. Amanat Agung ditujukan kepada semua orang yang berarti tidak
membedakan suku, bangsa dan agama. Tugas kita sebagai orang percaya
adalah memberitakan kabar baik dengan cara yang baik dan benar. Tetapi

1
William MacDonald, Gereja Yang Berhasil (Sastra Hidup Indonesia, 2013), 9.
2
Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini (Malang: SAAT, 1999), 51–52.
sebenarnya yang dimaksudkan dengan gereja bukanlah sebuah gedung, yang
dimaksudkan disini gereja adalah orang-orang percaya.
Jemaat lokal hadir sebagai pelaksana dan pengembang Amanat
Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20). Hal ini selaras dengan pernyataan
Robinson bahwa misi jemaat lokal ialah membawa petobat baru kepada
Tuhan Yesus dan ke dalam kesatuan tubuh Kristus untuk selanjutnya
memulai jemaat-jemaat baru lainnya. Peter Wagner mengatakan bahwa
perkembangan sebauh denominasi gereja sangat ditentukan oleh seberapa
banyak usaha yang dicurahkan bagi misi perintisan jemaat baru.
Denominasi-denominasi gereja yang bertumbuh adalah denominasi-
denominasi yang menekankan penanaman jemaat-jemaat baru. Rasul Paulus
sendiri yang telah memberikan contoh mengembangkan jemaat melalui misi
perintisan jemaat baru. Mengembangkan gereja melalui perintisan jemaat
baru yang Alkitabiah kontekstual semestinya menjadi pusat perhatian dari
setiap denominasi gereja agar perkembangan setiap denominasi gereja tidak
mengalami perlambatan namun akan mengalami kemajuan yang pesat.3
Penginjilan merupkaan pusat dari setiap pembicaraan dalam
pertumbuhan atau kesehatan gereja. Gereja tidak akan, benar-benar tidak
dapat, bertumbuh kecuali gereja membuktikan perhatian bersama untuk
meneruskan pesannya kepada dunia. Tekanan dalam Kisah Rasul adalah
pada pengaruh gereja dalam lingkaran yang selalu bertambah luas sampai
seluruh dunia merasakan dampaknya (Kis. 1:8). Dalam 1 Tes. 1:7-8 Paulus
menyatakan kekaguman dan sukacitanya sebagaimana ia memberi tahu
gereja di Tesalonika bahwa iman mereka telah terkenal dan telah
memberikan dampak yang lama terhadap orang-orang yang jauh dari tempat
mereka. Inilah pola Alkitabiah. Penyebaran Injil kepada dunia di luar
tembok-tembok gereja adalah misi gereja.4
Dalam melaksanakan penginjilan, yang menjadi dasar adalah Alkitab.
Sangat jelas ada kolerasi antara Alkitab dan penginjilan. Dr.John Stott
menyatakan bahwa tanpa Alkitab, penginjilan dunia bukan saja tidak
mungkin, sungguh tidak dapat dibanyangkan. Alkitab memberi kita
tanggung jawab untuk menginjili dunia, memberi kita Injil untuk diberitakan,
memberitahu kita bagaimana memberitahukannya, dan menjanjikan bahwa
Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan setiap orang percaya. Tanpa
3
David Eko Setiawan, Misi Perintisan Jemaat (Diandra kreatif, 2018).
4
Ron Jenson and Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 1996), 241.
Alkitab penginjilan tidak mungkin. Karena tanpa Alkitab orang Kristen tidak
memiliki Injil untuk diberitakan kepada bangsa-bangsa, tidak ada perintah
untuk memberitakannya kepada mereka, tidak ada gagasan untuk memulai
tugas itu, dan tidak ada harapan keberhasilan apa pun. Jadi, Alkitabiah yang
memberi kita mandat, berita, model dan kuasa yang kita butuhkan untuk
melakukan penginjilan dunia.5

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode studi pustaka. Zed mendefinisikan metode studi
pustaka sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian.6 Dengan ini peneliti berusaha menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian melalui
buku-buku dan jurnal.

Pembahasan
Penginjilan bagi pertumbuhan gereja
Strategi Tuhan Yesus untuk penginjilan berpusat pada gereja lokal.
Dia kepala gereja – tubuh-Nya. Gereja ada untuk meninggikan Juruselamat,
memperlengkapi orang kudus, dan menginjili orang berdosa. Jika Dia
ditinggikan, maka kehidupan-Nya meresap dengan penuh vitalitas ke dalam
tubuh-Nya. Penginjilan adalah hasil alami dari “tubuh” yang dipenuhi
Kristus, yang hidup, dan yang berfungsi dalam sebuah komunitas.
Penginjilan bukan suatu peristiwa, bukan suatu kebaktian, ataupun suatu
kegiatan. Penginjilan dapat mencakup hal-hal itu, tetapi penginjilan lebih
dari semuannya itu. Penginjilan adalah hasil dari kehidupan Kristus yang
mengalir ke dalam gereja.
Dalam bagian akhir setiap Injil dan dalam Kisah para Rasul 1:8,
Tuhan Yesus memberi jemaat-Nya strategi penginjilan. Itu strategi
penginjilan yang menjadi gaya hidup. Pesan terakhir Tuhan Yesus sebelum
Ia kembali kepada Allah Bapa mengumandangkan lagi strategi-Nya bagi
penginjilan dunia. Pesan terakhir adalah suatu yang sangat penting. Pesan

5
John Stott, Misi Menurut Perspektif Alkitab (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2007), 9–20.
6
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), 3.
terakhir dari seseorang yang sedang menghadapi kematian atau dari
seseorang yang akan pergi untuk waktu yang lama memberi kesan yang
mendalam. Pesan itu mengandung kata-kata yang sangat berarti – kata-kata
yang memberi pengarahan, motivasi, tantangan, dan menjaga langkah
seseorang. Kata-kata terakhir Tuhan Yesus sebelum Dia kembali kepada
Allah Bapa adalah kata-kata pengutusan. Ia memberi kita hak istimewa dan
tanggung jawab yang tak terhindari. Kata-kata itu melekat dalam pikiran dan
hati orang-orang yang mendengarkan Dia di bukit sebelum Ia terangkat ke
surga. Pada masa kini pun Roh Kudus, yang dijanjikan kepada para pengikut
Kristus, mengorbankan api pesan itu dalam hati kita.7
Salah satu rahasia pertumbuhan gereja adalah rahasia dari
“penginjilan mempertahankan”. Penginjilan mempertahankan adalah seni
dari memenangkan jiwa dan mempertahankannya. Setiap gembala harus
belajar untuk mempertahankan apa yang sudah ia miliki – berapapun
harganya. Yesus tidak menyia-yiakan berkat-Nya. Ia menyimpan sebanyak
mungkin. Begitu pula dengan pertumbuhan gereja. Masalah kita bukanlah
membawa orang ke gereja tetapi membuat mereka tetap tinggal! Jika kita
mempertahankan semua pengunjung dan jiwa-jiwa yang datang lewat pintu
depan, kita akan dapat membangun sebuah gereja besar bagi Yesus. Seorang
gembala dari sebuah gereja besar tertarik kepada apa yang dipandang rendah
oleh orang lain. Yesus mengumpulkan jemaat-jemaat yang tersisa.8
Berdasarkan pandangan yang mengenai bagaimana gereja memperoleh
anggota-anggotanya, Wagner mengatakan bahwa penginjilan terutama
berhubungan dengan perkembangan gereja karena pertobantan jiwa-jiwa
baru. Tetapi penginjilan juga berhubungan dengan pertumbuhan gereja
secara biologis karena dalam arti yang sesungguhnya anak-anak dari orang-
orang yang telah percaya itu juga perlu diinjili. Tetapi pertumbuhan gereja
karena perpindahan gereja anggota pada hakikatnya tidak ada sangkut-
pautnya dengan penginjilan. Dalam buku dinamika pertumbuhan Gereja,
Ron Jenson dan Jim Steven mengatakan, penginjilan merupakan pusat dari
setiap pembicaraan dalam pertumbuhan dan kesehatan gereja. Gereja tidak
akan pernah bertumbuh jika gereja tidak meneruskan pesan Tuhan Yesus
untuk dunia. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 penekanannya adalah perluasan
sampai seluruh dunia. Penyebaran Injil ke luar dari tembok-tembok gereja
7
Darrell W. Robinson, Total Church Life (Bandung: Lembaga Literatur Baptis,
2004), 255–256.
8
Dag Heward-Mills, Gereja Besar (Parchment House, 2015), bab 10.
adalah misi gereja. Bertumbuhnya gereja tergantung dari penyebaran Injil
yang dilakukan oleh gereja.
Yesus menghendaki semua orang percaya, semua gereja Tuhan
terlibat dalam penginjilan, hal ini terlihat ketika Yesus memanggil para
murid pertama kali, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia (Markus 1). Melalui Amanat Agung Yesus Kristus sesaat sebelum
Ia naik ke sorga, Yesus meminta para murid untuk ”menjadikan sekalian
bangsa murid Kristus” (Matius 28:19-20); dimana “para murid harus menjadi
saksi Kristus dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi”
(Kisah Para Rasul 1:8). Hal ini juga nampak melalui surat Petrus bahwa
orang percaya (gereja Tuhan) “dipanggil dari kegelapan kepada terang
Kristus untuk “Memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah” kepada
dunia ini (1 Petrus 2:9, 10). Itu berarti bahwa “gereja merupakan sebuah
badan di bawah pimpinan Kristus untuk membagi Injil ke seluruh dunia.”9
Untuk menemukan model penginjilan yang efektif dapat melihat
kepada pola pelayanan Yesus. Yesus melayani orang-orang dalam konteks
kebutuhan mereka. Rick Warren berkata, “Kapan saja Yesus menjumpai
seseorang Ia pasti mulai berbicara tentang kesulitan mereka, kebutuhan dan
minat mereka.”10 Secara operasional pertumbuhan gereja adalah penginjilan
yang intinya memenangkan orang berdosa, menuntunnya kepada Kristus,
dan menjadikan sebagai anggota gereja. Secara esensial pertumbuhan gereja
mendekati pokok pertumbuhan gereja dan perspektif empiris. Disini
pertumbuhan gereja adalah suatu bidang ilmu yang harus dikaji dari segala
aspek, dalam kaitannya dengan pelaksanaan Amanat Agung Yesus Kristus.
Definisi ini secara khusus terfokus kepada menghasilkan pertumbuhan secara
aktual, dengan adanya pertumbuhan jiwa baru sebagai bagian dari
pertumbuhan ekspansi, eksestensi, kontinuitas, dan lintas budaya serta
lokasi.11
Pertumbuhan gereja yang sehat dan terus menerus bersifat
multidemensi. Rick Warren mendefinisikan pertumbuhan gereja sejati terdiri
dari lima segi yaitu : Gereja bertambah akrab melalui persekutuan, gereja
bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan, gereja-gereja kuat melalui
9
D. James Kennedy, Ledakan Penginjilan (Jakarta: E.E Internasional III dan IFTK
Jaffray Jakarta, n.d.), 8.
10
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini : Gereja Yang Mempunyai Visi -
Tujuan (Malang: Gandum Mas, 2000), 204.
11
Yakob Tomatala, Teologi Misi (Jakarta: YT Leadership Fondation, 2003), 185–
186.
ibadah, gereja bertambah besar melalui pelayanan, gereja bertambah melalui
penginjilan.12 Chris Marantika berpendapat, bahwa pertumbuhan gereja
merupakan pekerjaan Allah Tri Tunggal. Allah Bapa merencanakan dan
membentuk gereja didekatkan masa lampau, Allah Anak menebus dan
menyucikan gereja dalam kebangkitan-Nya (Ef. 1:4-13). Peranan Bapa dan
Anak telah selesai. Kini tinggalah lagi peranan Roh Kudus dalam
menyelesaikan program Allah di masa kini menuju era Dia adil dan makmur.
Jadi pribadi yang dinamika sentral dalam pertumbuhan gereja masa kini
adalah Roh Kudus.13
Penginjilan bagi pertumbuhan gereja adalah penginjilan yang
dilakukan oleh orang-orang, pemimpin, Gembala atau pun majelis yang
sudah lahir baru, karena otomatis seseorang itu sudah siap menajdi alat bagi
orang lain. Kelahiran baru memiliki arti yang sangat penting untuk dipahami
dan menghasilkan sebuah konsep yang tepat. Kelahiran baru sebagai titik
awal karakter unggul pada diri seseorang penginjil. Kelahiran baru
menjadikan manusia sebagai ciptaan baru yang mencari, mendapatkan, dan
mengikuti Kristus. Kelahiran baru merupakan suatu tindakan Roh Kudus atas
kodrat manusia sekali sepanjang hidup dan memberi dampak perubahan
dalam seluruh ehidupan pribadi seseorang. Kelahiran baru merupakan proses
rohani yang dilakukan oleh Allah pada seseorang di dalam Kristus yang
berdampak pada hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan dunia di
dalam kehidupan sehari-hari. Kelahiran memberikan identitas baru yaitu
sebagai anak-anak Allah. Orang yang lahir baru dari Allah memiliki suatu
daya untuk mengasihi dan tidak berbuat dosa.
Kelahiran baru adalah suatu peristiwa rohani di mana Allah
memberikan kehidupan baru kepada diri seseorang yang mengambil
keputusan untuk percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan
dan Juruselamat pribadi, sehingga dia mengalami persatuan dengan-Nya.
Kelahiran baru merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar, sehingga
orang yang tidak dilahirkan baru tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Kelahiran baru merupakan spiritual yang hanya dapat dikerjakan oleh
Allah melalui Roh Kudus kepada manusia yang percaya kepada pemberitaan
Injil. Kelahiran baru membuat seseorang memiliki kodrat dan asal-usul yang
baru, serta perjalanan masuk kepada hubungan yang baru dengan Allah,
sehingga orang percaya dapat mengungkapkan hidup yang baru. Kelahiran
12
Rick Warren, The Purpose Driven Church (Malang: Gandum Mas, 2006), 54–55.
13
Kornelius Sabat, Pertumbuhan Gereja (Yogyakarta: Charista Press, 2016), 7.
baru adalah langkah awal perubahan yang radikal dari seseorang. Kelahiran
baru adalah suatu peristiwa rohani di mana Allah memberikan kehidupan
baru pada diri orang percaya sehingga dia menggalami persatuan dengan
Kristus. Peristiwa ini menghasilkan sebuah kehidupan baru yang dinyatakan
melalui watak yang baru dalam kehidupan sehari-hari.14
Dilihat dari kisah Paulus seorang misionari, setelah pertobatannya
Paulus kemudian memulai pemberitaan Injil. Schnabel membagi misi
pemberitaan Injil oleh Paulus dalam lima belas periode. Paulus telah menjadi
seorang misionaris Kristen yang berhasil sepanjang zaman. Selain sukses
mendirikan jemaat-jemaat lokal, Paulus juga telah berhasil melahirkan
pemimpin-pemimpin jemaat lokal baru. Hal itu merupakan komitmen Paulus
untuk memelihara jemaat-jemaat baru yang telah didirikannya. Paulus bukan
hanya seorang pemberita Injil yang sukses, namum dia juga seorang teolog
handal yang telah menghasilkan karya-karya besar.15

Pentingnya penginjilan bagi pertumbuhan Gereja dalam perintisan


jemaat baru
Gereja lokal yang hidup adalah gereja lokal yang berkembang,
perkembangan disini menyangkut perkembangan kualitatif dan kuantitatif.
Perkembangan kualitatif dapat berupa bertumbuhnya jemaat-jemaat di gereja
lokal tersebut secara rohani sehingga memiliki karakter seperti Kristus
sehingga dapat menjadi garam dan terang bagi komunitasnya. Selain itu
gereja lokal yang hidup juga berkembang secara kuantitatif berupa
pertambahan jiwa-jiwa yang diperoleh melalui penginjilan kepada orang-
orang yang belum percaya kepada Kristus. Selain itu juga dapat berupa
penambahan gereja-gereja lokal baru hasil pengembangan gereja lokal induk
yang menjadi tempat berhimpunnya jiwa-jiwa baru di daerah baru. Jika hal-
hal tersebut terjadi di sebut gereja lokal, maka itu pertanda gereja tersebut
hidup. Namun demikian untuk membuka daerah-daerah baru agar berdiri
gereja lokal yang baru bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan strategi untuk
dapat mewujudkannya. Strategi tersebut harus dibangun dengan
mempertimbangkan Alkitab dan konteks baru yang dijangkau. Menemukan
14
David Eko Setiawan, “Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal
Pendidikan Karakter Unggul,” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga
Jemaat (2019).
15
David Eko Setiawan and Dwiati Yulianingsih, “Signifikansi Salib Bagi
Kehidupan Manusia Dalam Teologi Paulus,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan
Praktika (2019).
strategi ini tidaklah mudah, sehingga adakalanya membuat sebagian gereja
lokal di Indonesia menjadi malas untuk mengembangkan dirinya. Misi
perintisan jemaat baru tidak menjadi begitu penting. Jikalau ada, kadang-
kadang misi perintisan jemaat tersebut mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab
dan konteks pelayanan masa kini.
Dalam upaya peningkatan perintisan jemaat baru, gereja harus
memiliki pergerakan yang mendasar. Gerakan perintisan jemaat adalah
peningkatan yang cepat dan ekponesial dari tindakan perintisan jemaat-
jemaat yang dikerjakan oleh jemaat-jemaat indigenos di dalam kelompok
masyarakat atau golongan populasi terntu. Gerekan perintisan jemaat
merebak dengan peningkatan jemaat baru. Perintisan jemaat dengan cara
rembesan yang terjadi selama beberapa dekade bahkan abad ini memang
baik, tetapi tidak bisa dikualifikasikan sebagai gerakan perintisan jemaat.
Barangkali yang paling menyerupai, tetapi tetap bukanlah gerakan perintisan
jemaat adalah, saat di mana para perintis jemaat lokal dilatih dan disebarkan
untuk merintis pembentukan beberapa jemaat (multiplikasi) di tengah
kaum/sukunya masing-masing. Inilah metode penyebaran jemaat di tengah
kelompok masyarakat dan golongan populasi tertentu yang paling berhasil,
tetapi momentum penyebarannya tetap berada di tangan kelompok para
perintis jemaat profesional yang terbatas, bukannya di dalam hati setiap
jemaat baru yang telah dibangun. Akhirnya, sebuah gerakan perintisan
jemaat, bukanlah ahkir dari sebuah pergerakan itu sendiri. Akhir dari semua
kerja keras kita adalah agar Bapa dimuliakan. Hal ini akan terjadi setiap kali
seseorang masuk ke dalam hubungan yang benar dengan Dia lewat Yesus
Kristus. Pada saat seseorang melakukannya, ia tergabung ke dalam jemaat-
jemaat yang memampukannya terus bertumbuh dalam kasih karunia
bersama-sama dengan orang percaya lainnya yang sehati sepikiran. Kapan
saja seseorang datang kepada hidup baru di dalam Yesus Kristus, Bapa
dimuliakan. Kapan saja sebuah jemaat dirintis – tidak peduli siapa yang
melakukannya – maka ada dasar untuk bersukacita.
Lalu kenapa, gerakan perintisan jemaat ini begitu istimewa? Karena
kelihatannya dalam gerakan ini tersimpan potensi terbesar untuk membawa
mereka yang terhilang kepada hidup baru dalam Kristus dan ke dalam
komunitas orang beriman dalam jumlah yang melebihi metode mana pun
yang sudah ada. Meskipun begitu, gerakan perintisan jemaat bukan sekedar
suatu peningkatan jum;ah jemaat, meskipun itu adalah hal yang positif.
Sebuah gerakan perintisan jemaat terjadi ketika visi jemaat melahirkan
jemaat menjalar dari para misionari dan para perintis jemaat profesional
kepada jemaat-jemaat itu sendiri, sehingga dengan keadaan alamiahnya, atau
keapaadaannya, mereka memenangkan jiwa terhilang dan melakukan
reproduksinya.
Manusia seringkali hanya memperhatikan kebutuhan yang kelihatan,
seperti sandang, pangan, papan dan perkerjaan. Namun, Allah memandang
kebutuhan manusia yang tidak kelihatan secara jasmani, tetapi jauh lebih
penting, yakni keselamatan (kehidupan kekal). Apa yang dipikirkan oleh
Allah terkadang tidak terpikirkan oleh manusia. Hal ini mengakibatkan
gereja terkadang bertumbuh secara jasmani tetapi tidak secara rohani apalagi
mengenai hal keselamatan. Panggilan utama orang percaya adalah membawa
kabar baik di mana pun ditempatkan dan di dalam segala perkerjaan baik
yang dipercayakan. Ada beberapa alasan mengapa Injil harus diberitakan
kepada senua orang diseluruh dunia, yaitu: 1) Merupakan keinginan Allah
agar semua selamat; 2) Merupakan beban dan tanggungjawab orang percaya;
3) Merupakan kebutuhan orang berdosa.16
Packer menunjukkan Good News itu sebagai berikut: “Injil Yesus
Kristus adalah kabar terbaik yang pernah ada, setelah kabar terburuk yang
mungkin ada. Berdasarkan pernyataan Packer tersebut tampak bahwa yang
disebut Good News adalah Injil. Pernyataan tersebut sangatlah beralasan,
karena pada dasarnya Injil merupakan jawaban atas kondisi manusia berdosa
yang tanpa harapan akibat penghukuman Allah. Melalui Injil, setiap manusia
mendapatkan solusi untuk terhindar dari penghukuman Allah, Kalis Stevanus
menjalaskan hal berikut : Berita Injil adalah berita sukacita bahwa Allah di
dalam kasih-Nya yang tidak terbatas menyediakan pengampunan bagi
manusia berdosa berdasarkan karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib.
Hanya melalui Yesus Kristus, tiada jalan lain yang dapat membawa
seseorang kembali berdamai dengan Allah (kis..4:12; Yoh. 3:16; 1 Tim.
1:15). Tanpa karya Yesus Kristus, manusia berdosa akan berhadapam
dengan Allah sebagai hakim yang adil. Injil pada dasarnya berisi kabar baik
tentang Yesus Kristus, tentang kedatangan-Nya ke dunia, tentang
penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya.
Stanley Heath membuat ringkasan isi Injil berdasarkan 1 Korintus
15:1-4 sebagai berikut : “ Yesus adalah Anak Allah, yang telah
menggantikan hukuman saya pada kayu salib. Ia telah disahkan menjadi
16
Yudho Bambang, How To Share The Gospel: Kiat Menginjili Dengan Sukses
(Yogyakarta: Yayasan Andi, 2007).
penebus pribadi saya, dalam hal Allah sudah membangkitkan Dia dari kubur-
Nya sesuai dengan isi Kitab Suci. Berdasarkan penjelasan Heath tersebut
tampak bahwa kabar baik yang terkandung di dalam Injil adalah karya Allah
melalui Yesus Kristus Anak-Nya untuk menyelamatkan setiap manusia yang
percaya kepada-Nya. Yesus Kristus menggantikan hukuman di atas kayu
salib dan menebus mereka dari segala dosa. Bahkan kebangkitan-Nya telah
menjadi bukti bahwa kuasa dosa telah dikalahkan (1 Kor. 15:17-20).
Melalui Injil setiap manusia yang percaya dapat diselamatkan dari
penghukuman Allah. Rasul Paulus tanpa ragu meyakini hal tersebut. Dia
menyatakan keyakinannya dalam Roma 1:16. Berdasarkan pernyataan
Paulus tersebut tampak bahwa Injil merupakan kabar baik yang dapat
memulihkan harapan setiap manusia untuk diselamatkan. Kabar baik ini
penting untuk didengar oleh semua orang, karena pada dasarnya Injil itu
untuk semua orang.17
Misi gereja tidak bisa dipisahkan dari Amanat Agung Tuhan Yesus.
Oleh berbagai aliran dan denominasi gereja. Amanat agung tersebut
berkaitan dengan tanggungjawab untuk bermisi, termasuk di dalamnya
dipahami sebagai misi pemenang jiwa. Menurut catatan, hasil dari kegiatan
misi gereja sampai saat ini paling ada sekitar 33% penduduk bumi ini dapat
dikategorikan sebagai orang Kristen.18 Bagi gereja tertentu, melaksanakan
Amanat Agung bukanlah merupakan sebuah pilihan melainkan suatu
kewajiban yang dimotivasi oleh upaya penyelamatan manusia dari dosa.
Suwanto Dwiraharjo menyatakan bahwa kegiatan misi untuk memenuhi
Amanat Agung merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan orang percaya maupun gereja Tuhan.
Pelayan Kristus harus hidup dalam keterbukaan spiritual agar
spiritualitasnya dapat dilihat oleh semua orang sehingga dapat mendorong
lahirnya keteladanan. Di tengah-tengah berbagai situasi dan tantangan
pelayanan penginjilan, perintisan jemaat yang diperlukan saat ini adalah
sosok hamba Tuhan yang mampu dalam menghayati spiritualitasnya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa masih sering ditemui spiritualitas pelayan Kristus
yang merosot saat ini sehingga menimbulkan kesenjangan yang makin
melebar antara fakta dengan harapan. Apa yang diharapkan adalah sebuah

17
David Eko Setiawan, “Dampak Injil Bagi Transformasi Spiritual Dan Sosial,”
BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual (2019).
18
Purnawan Tenibemas, “Andil Kita Dalam Misi Masa Kini,” Pengarah: Jurnal
Teologi Kristen 1, no. 1 (n.d.): 23–36.
keteladanan seorang hamba Tuhan. Tentu kondisi ini harus menjadi
perhatian. Jika tidak, secara umum akan berdampak buruk terhadap gereja
masa kini. Gereja, baik lokal maupun global harus memberi dampak bagi
masyarakat. Sebab Allah ingin menyelesaikan tujuan penebusan-Nya, yaitu
agenda besar Allah melalui gereja-Nya. Gereja jauh lebih penting dalam
mengubah sebuah masyarakat dibandingkan kepala negara, atau lembaga
perwakilan rakyat. Oleh sebab itu Allah mempersiapkan dan memberikan
pemimpin kepada jemaat. Para pemimpin inilah yang harus memperlengkapi
gereja untuk tujuan besar Allah. Ini adalah tugas tertinggi dari semua
pemimpin gereja, yakni memperlengkapi umat Tuhan untuk melaksanakan
pekerjaan Allah dan memperluas kekuasaan-Nya melalui pelayanan.
Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin umat yang dapat
menjadi panutan bagi orang lain, sebab pemimpin dengan spiritualitas baik
akan menjadi panutan dan berkat bagi jemaatnya. Berbicara mengenai
pemimpin yang bisa menjadi panutan bagi orang lain, Yesus adalah model
pemimpin yang ideal yang bisa menjawab kebutuhan masa kini. 19 Gereja
banyak kali disebut seperti sebuah organisme yang hidup, bukan mati. Itu
sebabnya, jika sebuah gereja sehat, ia secara alami pasti mengalami
pertumbuhan dengan dirinya dan potensi ini adalah pemberian dari Allah.20

Simpulan
Pertumbuhan gereja sangatlah dipengaruhi oleh orang-orang yang
ada di dalam gereja tersebut yaitu jemaat, majelis dan hamba Tuhan. Jika
sistem gereja berjalan dengan baik, maka pelaksanaan perkembangan gereja
akan berjalan dengan baik dan yang paling penting adalah tetap adanya
hubungan yang intim dengan Tuhan. Jika adanya kerjasama yang baik maka
segala pelaksanaan pun akan berjalan dengan lancar. Penginjilan adalah
tugas semua orang percaya, Yesus telah memberikan tugas ini kepada kita.
Ketika Yesus naik ke surga Ia berpesan untuk memberitakan Injil
keselamatan itu kepada semua suku dan bangsa dan membaptis di dalam
nama-Nya, karena hanya di dalam Dia ada keselamatan. Tugas ini harus ada
di dalam hati setiap orang percaya agar kerajaan Allah semakin luas dan

19
David Eko Setiawan and Anton Ishariyono, “Hakikat Spiritualitas Pelayan
Kristus Dan Implikasinya Bagi Hamba Tuhan Masa Kini,” Pengarah: Jurnal Teologi
Kristen (2020).
20
Christian A. Schwarz, Ringkasan Pertumbuhan Gereja Alamiah (Jakarta:
Yayasan Media Buana Indonesia, 1999), 34.
semakin banyak orang yang mendengar berita keselamatan dan boleh
percaya untuk menerima keselamatan itu. Orang yang paham tugas dan
tanggung jawab ini yang diberikan oleh Tuhan Yesus adalah orang yang
telah lahir baru dan hidup sungguh di dalam Tuhan sehingga mampu
melakukan tugas dan tanggung jawab ini. Orang yang hidup didalam
persekutuan bergaul akrab dengan Allah akan membuat kita semakin sadar
akan tugas dan panggilan kita sebagai jemaat. Pengenalan akan diri kita
sebagai orang yang berhutang karena kita boleh percaya karena pemberitaan
orang lain juga membuat kita harus melakukan penginjilan. Seorang
pemberita dan pengajar Firman Tuhan haruslah seorang pelayan yang
merdeka yaitu merdeka dalam memberitakan kehendak dan kebenaran Tuhan
secara penuh, bebas menjadi mulut atau corong Tuhan, bebas berbicara
mengenai perintah dan prinsip dalam situasi tertentu. Segala sesuatu yang
menghalangi kebebasan seorang pelayan Tuhan dalam pelaksanaan tugas
tersebut adalah suatu tragedi yang parah. Gereja bertumbuh memiliki tujuan
yang Agung. Semua orang diselamatkan dalam nama Yesus. Oleh karena
pemberitaan para Rasul dan penginjil maka semua orang yang
mendengarkan itu memuliakan Allah. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia,
dan oleh Dia, dan kepada Dia, dan bagi Dialah kemuliaan sampai selama-
lamanya.
Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang hidup dan sehat.
Bertumbuh secara kualitas juga secara kuantitas. Kualitas yang berkaitan
dengan kehidupan kerohanian jemaat, sedangkan kuantitas berkaitan dengan
jumlah jemaat. Kaitannya diharapkan adalah dengan adanya suatu
pertumbuhan kualitas kerohanian seseorang akan mempengaruhi dirinya
untuk juga membawa orang lain datang dan mengenal Tuhan. Dilihat dari
pergerakan Kisah Para Rasul yang sudah membawa pergerakan perintisan
jemaat, menceritakan kehidupan dan pengajaran Yesus maupun Kisah Para
Rasul yang menceritakan bagaimana pekerjaan Yesus telah berkembang
menjadi gerakan Kristen di seluruh dunia. Jemaat yang bertumbuh di dalam
gerejanya adalah jemaat yang memiliki kerinduan untuk mengembangkan
gerejannya itu, dengan cara turut ambil bagian dalam perintisan jemaat baru.
Dengan semakin banyaknya jemaat yang memiliki pengertian dan kerinduan
untuk melayani dalam pengembangan jemaat tersebut maka gereja tersebut
akan dapat berkembang dengan sehat. Hasil akhir yang diperoleh adalah
mereka berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam kesatuan dengan Kristus.
Firman Tuhan diterima dengan iman, dipelajari dengan tekun, dilakukan
dengan bijaksana , serta dibagikan kepada orang lain dengan kuasa Roh
Kudus. Mereka tidak hanya memiliki pengetahuan yang cukup tentang Allah
dan Kristus, tetapi mereka memiliki keyakinan iman yang teguh dan kokoh
bahwa hanya Yesus Kristus satu-satunya Tuhan dan Juruselamat bagi umat
manusia, dan dengan kekuatan Roh Kudus, mereka melakukan Firman
Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari. Kesaksian hidup di dalam kesatuan
tubuh Kristus di tengah-tengah dunia merupakan kesaksian yang mendorong
orang-orang lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada mereka dan
menuntun orang lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada mereka dan
menuntun orang lain untuk mengenal Kristus.

Aplikasi
1. Pertumbuhan gereja masa kini harus bergantung pada Roh Kudus.
2. Gereja masa kini harus harus betul-betul mengetahui tentang Firman
dan melakukan segala sesuatu atas landasan Firman Tuhan.
3. Gereja hidup di dalam persekutuan, persekutuan berarti saling
membagi satu dengan yang lainnya.
4. Jemaat yang didapat harus murni hasil penginjilan.
5. Menjadikan murid Kristus dewasa dan sempurna melalui pengajaran
sehat tentang firman Tuhan.
6. Jemaat harus memiliki kedewasaan dan bertanggung jawab dalam
gereja Tuhan.
7. Bertekun dalam doa.
8. Menjadi hamba yang dengan sukarela memasuki pelayanan kepada
Kristus maupun sesama.

Kepustakaan

Christian A. Schwarz. Ringkasan Pertumbuhan Gereja Alamiah. Jakarta:


Yayasan Media Buana Indonesia, 1999.
D. James Kennedy. Ledakan Penginjilan. Jakarta: E.E Internasional III dan
IFTK Jaffray Jakarta, n.d.
Darrell W. Robinson. Total Church Life. Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 2004.
David Eko Setiawan. Misi Perintisan Jemaat. Diandra kreatif, 2018.
Heward-Mills, Dag. Gereja Besar. Parchment House, 2015.
Jenson, Ron, and Jim Stevens. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang:
Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996.
Kornelius Sabat. Pertumbuhan Gereja. Yogyakarta: Charista Press, 2016.
Peter Wongso. Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini. Malang: SAAT, 1999.
Purnawan Tenibemas. “Andil Kita Dalam Misi Masa Kini.” Pengarah:
Jurnal Teologi Kristen 1, no. 1 (n.d.): 23–36.
Rick Warren. Pertumbuhan Gereja Masa Kini : Gereja Yang Mempunyai
Visi - Tujuan. Malang: Gandum Mas, 2000.
———. The Purpose Driven Church. Malang: Gandum Mas, 2006.
Setiawan, David Eko. “Dampak Injil Bagi Transformasi Spiritual Dan
Sosial.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual
(2019).
———. “Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan
Karakter Unggul.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan
Warga Jemaat (2019).
Setiawan, David Eko, and Anton Ishariyono. “Hakikat Spiritualitas Pelayan
Kristus Dan Implikasinya Bagi Hamba Tuhan Masa Kini.” Pengarah:
Jurnal Teologi Kristen (2020).
Setiawan, David Eko, and Dwiati Yulianingsih. “Signifikansi Salib Bagi
Kehidupan Manusia Dalam Teologi Paulus.” FIDEI: Jurnal Teologi
Sistematika dan Praktika (2019).
Stott, John. Misi Menurut Perspektif Alkitab. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2007.
William MacDonald. Gereja Yang Berhasil. Sastra Hidup Indonesia, 2013.
Yakob Tomatala. Teologi Misi. Jakarta: YT Leadership Fondation, 2003.
Yudho Bambang. How To Share The Gospel: Kiat Menginjili Dengan
Sukses. Yogyakarta: Yayasan Andi, 2007.
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008.

Anda mungkin juga menyukai