SKRIPSI
Oleh:
SION SAPUTRA
NIM : 150.ST.08.14
SKRIPSI
Oleh:
SION SAPUTRA
NIM : 150.ST.08.14
Segala puji syukur, hormat serta kemuliaan peneliti naikkan ke hadirat Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus yang telah memberikan hikmat dan
kemurahan-Nya bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini juga peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak sebagai berikut:
3. Bapak dr. Awiyono, S.KFR., selaku Ketua dari STTIA, Bapak Dr. Setio
Dharma Kusuma, S.T., M.Th., selaku PUKET I, Ibu Ester Widianingtyas,
S.P., M.Mis., M.Th., selaku PUKET II, dan Bapak Stephanus Frans
Yohanes Songan, M.Th., selaku PUKET III.
4. Bapak Pdm. Kasieli Zebua, M.Th., selaku Ka.Prodi STTIA sekaligus selaku
DPA dan orang rohani bagi peneliti bersama Ibu Iing Lidyawati, S.Th., yang
selalu mendampingi peneliti selama perkuliahan.
5. Bapak Pdt. Paulus Budiono dan Ibu Ester Budiono selaku gembala sidang
GPT GKGA beserta seluruh Penatua, fulltimer, dan jemaat yang mendoakan
serta mendukung selama perkuliahan di STTIA.
i
8. Bapak Pdt. Rinson Herlin Djapar, S.Th., dan Ibu Gusarsi, S.Pd., sebagai
orang tua bagi peneliti sekaligus gembala GPT “MARANATRA” yang
senantiasa mendoakan peneliti serta mendukung peneliti dalam segala
sesuatunya selama perluliahan.
10. Bapak Pdt. Ananiel Muliyanto, S.Th., dan Ibu Rose Endang, S.Pd.K., yang
senantiasa mendorong dan mendoakan peneliti selama proses perkuliahan.
11. Adiel Setiawan sebagai sahabat peneliti yang menjadi teman dalam suka
duka, serta seluruh teman-teman angkatan VIII yang senantiasa
menyemangati selama proses perkuliahan.
12. Bapak Pdt. Yusuf Barnabas, S.P., Ibu Pdt Bertha N. Pokah, S.Th., M.Pd.K.,
dan jemaat GGP EFRATA Tropodo yang senantiasa berdoa bagi peneliti.
13. Eunike Yan Pradita tercinta yang senantiasa menyuarakan doanya serta
memberikan semangat kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan teologi.
Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Sion Saputra
150.ST.08.14
ii
ABSTRAK
Oleh:
Sion Saputra
NIM. 150 ST.08.14
Dibawah Bimbingan
Pernikahan adalah ikatan antara pria dan wanita atas dasar janji di hadapan
Allah dan sidang jemaat. Namun untuk menjaga janji ini bukanlah satu hal yang
mudah, karena seiring berjalannya pernikahan pasti akan diuji. Ujian ini membuat
banyak pernikahan hancur berantakan, dan berujung pada perceraian. Hal yang
memprihatinkan ialah perceraian ini terjadi juga dalam kalangan pernikahan
Kristen.
Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang bersumber dari Allah, dibangun
atas dasar kasih, firman dan berkat dari Allah. Pernikahan Kristen memiliki
tanggung jawab untuk taat kepada Allah, sehingga dapat melakukan tanggung
jawab masing-masing, menjadi pernikahan yang harmonis dan menjadi duta
Allah. Namun pada kenyataannya banyak pernikahan Kristen tidak bisa menjadi
duta Allah bagi dunia, dengan banyaknya pernikahan yang tidak harmonis.
Oleh sebab itu peneliti memiliki beban hati untuk mengkaji secara teologis
mengenai pernikahan Kristen yang harmonis sebagai kontribusi bagi
kelangsungan pernikahan Kristen. Untuk mendapatkan hasil penelitian ini,
peneliti menggunakan metodologi penelitian kajian pustaka dengan pendekatan
kajian teologis. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan
pemahaman yang objektif dan bertanggungjawab terkait judul penelitian tersebut
di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai topik yang terkait yaitu
kajian teologis mengenai pernikahan Kristen yang harmonis sebagai kontribusi
bagi kelangsungan pernikahan Kristen, peneliti mendapatkan pemahaman bahwa
pernikahan Kristen yang harmonis ialah pernikahan Kristen yang memiliki
pengenalan akan Allah yang mendalam, memaknai pernikahan Kristen dengan
benar dan memahami posisi masing-masing dalam keluarga. Sehingga dengan
demikian, di dalam kelangsungan pernikahan Kristen tersebut terdapat kasih,
tujuan yang jelas dan keserasian yang indah.
iii
DAFTAR ISI
Pernikahan ............................................................................................... 10
Harmonis ................................................................................................. 11
Kontribusi ................................................................................................ 12
iv
BAB II KAJIAN TEORETIK ................................................................................. 13
Totalitas ................................................................................ 17
Loyalitas ............................................................................... 18
Komitmen ............................................................................. 18
v
Pernikahan Kristen Dibangun Atas Dasar Firman Allah ............... 27
Umat-Nya....................................................................................... 31
Kebutuhan Spiritual.............................................................. 37
Kebutuhan Sosial.................................................................. 40
vi
Pernikahan Kristen Yang Harmonis ........................................................ 42
Komunikasi ........................................................................ 50
Keuangan ........................................................................... 51
Anak-anak .......................................................................... 52
Pekerjaan ............................................................................ 53
Pendidikan.......................................................................... 54
vii
Gabriela Gasing Allo Linggi ................................................................... 57
Pernikahan ............................................................................................... 67
Komunikasi .................................................................................... 74
Keuangan ....................................................................................... 75
viii
Anak-anak ...................................................................................... 76
Pekerjaan........................................................................................ 76
Pendidikan ..................................................................................... 77
Interpretasi ...................................................................................................... 84
Implikasi .......................................................................................................... 90
Kesimpulan ...................................................................................................... 94
Saran ................................................................................................................ 95
LAMPIRAN ..............................................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pernikahan adalah unit yang paling dasar dan juga unit yang paling
berpengaruh di dunia, terjadi sebagai akibat dari komitmen seumur hidup antara
jemaat-Nya untuk saling setia antara seorang pria dan seorang wanita, karena
pernikahan merupakan relasi monogami antara seorang suami dan seorang istri.3
Namun demikian, untuk menjaga janji suci ini bukanlah suatu hal yang
mudah, karena bagaikan sebuah benda yang tidak dirawat, maka pernikahan juga
akan sama halnya demikian, yaitu seiring berjalannya waktu akan rentan terjadi
1
Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu (Malang: Literatur SAAT, 2007)
353.
2
Desefentison W. Ngir, Bukan Lagi Dua melainkan Satu – Panduan Konseling Pranikah
& Pascanikah (Bandung: PT. Visi Anugrah Indonesia. 2013) 76.
3
Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu (Malang: Literatur SAAT, 2007)
358.
1
Memiliki keluarga bahagia yang harmonis merupakan keinginan bagi semua
mudah.4 Karena pada faktanya banyak pernikahan yang tidak bisa mewujudkan
urutan tertinggi mulai dari pulau Jawa, Sumatra Utara dan Kalimantan Selatan.
dalam masyarakat Indonesia. 6 Oleh sebab itu, fakta ini patut untuk dipikirkan dan
upayakan penanggulangannya.
Koran Jawa Pos mencatat bahwa kota Surabaya melalui Dinas Pengendalian
Program Sekolah Pra-nikah di lantai dua Gedung Siola Surabaya pada tanggal 17
Februari 2018. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan keluarga dan
kota Surabaya yang terbilang tinggi, pasalnya pada tahun 2016, angka perceraian
Sementara itu pada tahun 2015, angka perceraian sempat mencapai 4.955 kasus.7
4
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family – Upaa Membangun Keluarga
Harmonis (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) 84.
5
Bernard T. Adeney, Etika Sosial Lintas Budaya (Yogyakarta: Kanisius, 2004) 70.
6
H. S. M. Hassanudin Latif, Biografi dan Pemikiran (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)
55.
7
Jawa Pos, Tanggal 18 Februari 2018, 22.
2
Meskipun terjadi penurunan angka dari tahun 2015 pada tahun 2016, namun
harus cepat mengambil tindakan. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah Surabaya
menekan angka perceraian yang semakin marak terjadi. Tentu Gereja juga harus
cepat mengambil sikap untuk menanggapi hal ini, karena dari ribuan angka
Fakta mencatat maraknya perceraian yang terjadi ini ternyata tidak hanya
berdasarkan hasil statistik bahwa angka perceraian Kristen tidak jauh berbeda
mereka yang non-Kristen (dua puluh tujuh persen dibanding dua puluh tiga
persen).10 Tentu angka ini bukanlah angka yang kecil, sehingga merupakan fakta
yang memprihatinkan.
Namun, perlu untuk dipahami bahwa keinginan untuk bercerai bukanlah penyebab
8
H. Wayne House, Divorce and Remarriage (Illinois: InterVarsity Press, 1990) 9.
9
Jim Putman dan teman-teman, DidcipleShift: Lima Perubahan Yang Menolong Gereja
Anda Membuat Murid Yang menghasilkan Murid (Yogyakarta: Katalis Media & Literature -
Yayasan Gloria, 2016) 23.
10
Gary L. Thomas, Sacred Marriage – Bagaimana Seandainya Tuhan Merancangkan
Pernikahan Lebih Untuk Menguduskan Kita Daripada Untuk Menyenangkan Kita (Yogyakarta:
Yayasan Gloria, 2011) 43.
3
sebenarnya, melainkan akibat. 11 Keinginan untuk bercerai tentu karena terdapat
Pernikahan Anti Cerai, Gary Rosberg dan Barbara Rosberg menberi kesaksian
Gary dan Barbara sebenarnya telah membuat keputusan ini bersama dan itu
sangatlah baik, sehingga Gary bisa menjadi seorang doktor konselor pernikahan
dan keluarga. Namun dalam perjalanan pendidikan untuk memperoleh gelar itu
Gary dan Barbara mengalami tantangan yang berat. Gary yang sering tidak berada
emosional” antara dirinya dengan istrinya. Keadaan ini benar-benar keadaan yang
suram bagi mereka, sehingga memaksa mereka harus menjalani hubungan yang
sebuah pernikahan. Hal ini sering didapati ketika istri memiliki gaji yang lebih
11
Ruth Schafer & Freshia Aprilyn Ross, Bercerai Boleh atau Tidak? (Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2015) 1.
12
Gary dan Barbara Rosberg, Pernikahan Anti Cerai (Yogyakarta: ANDI, 2014) 3 – 16.
4
besar dari suami. Sehingga dengan demikian istri tidak menghormati suami, dan
akan bedampak juga kepada rasa hormat anak-anak kepada ayah mereka. 13
Akibatnya seorang suami akan merasa tidak bahagia berada di dalam rumah.
masih banyak lagi penyebab dari tidak harmonisnya sebuah pernikahan. Contoh
bahwa sumber konflik yang sering muncul dalam pernikahan adalah apabila
5
adalah agar semua sikap dan tindakan kekasihnya tersebut akan berlanjut
tanpa henti dalam pernikahan. Demikian juga seorang perempuan, dalam
masa berpacaran biasanya terampil mengisi kebutuhan emosional
kekasihnya. Ia menunjukkan kekagumannya pada laki-laki tersebut, melalui
sikap dan kata-kata pujian/penghargaan atas prestasi kekasihnya, baik dalam
bidang olahraga, akademik maupun pekerjaannya. Bahkan sebagian
perempuan, ketika berpacaran nampaknya menyambut minat seksual
kekasihnya ... Sang laki-laki jadi berpikir bahwa jika selama pacaran saja
sudah sedemikian banyak pengalaman menyenangkan, maka apalagi nanti
jika sudah menikah. Sayangnya setelah menikah, kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi dengan baik. Tujuan maupun harapan melalui pernikahan mereka
tidak tercapai, sehingga kekecewaan terhadap pasangan semakin meningkat.
Setiap kali melihat pasangannya yang timbul adalah perasaan kesal dan
apabila pasangannya mengajak bicara, maka yang muncul adalah jawaban
ketus.15
Penyebab buruknya komunikasi ini tentunya dari dalam pribadi setiap pasangan
itu sendiri. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Billy Joy yang menyatakan
bahwa: The basic cause of the contention in most marriages and families is a lack
15
Desefentison W. Ngir, Bukan Lagi Dua melainkan Satu – Panduan Konseling Pranikah
& Pascanikah (Bandung: PT. Visi Anugrah Indonesia, 2013) 108-109.
16
Ibid., 110.
17
Billy Joe Daugherty, Building Strongers Marriages and Families – Making Your House
a Home (Tulsa: Harrison House Publisher, 1991) 162.
6
penyebab penyakit dalam pernikahan. Kecenderungan manusia yang
No matter what anyone tells you, marriage is the union of two people born
into sin and living in bodies of flesh inclined toward profound selfishness.18
(Tidak peduli apa yang orang katakan, perkawinan adalah gabungan dua
orang yang lahir dalam dosa dan hidup dalam tubuh manusia cenderung
menuju keegoisan yang mendalam).
dalam rumah tangga, dan tentunya setiap pasangan tidak menginginkan adanya
di kalangan keluarga Kristen. Boleh jadi setiap pernikahan pernah, sedang dan
Kristen, dan secara tidak langsung akan menekan angka perceraian yang terjadi
Fokus Kajian
Dalam proses penelitian ini, tidak semua hal yang berkaitan dengan
pernikahan akan dikaji, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, waktu, dan
tenaga. Karena itu penelitian perlu fokus yang jelas agar lebih terarah, terfokus
18
Kay Arthur, A Marriage Without Regrets (Eugene: Harvest House Publisher, 2000) 57.
19
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian: Untuk Mahasiswa S-1, S-2
dan S-3 (Bandung: Alfabeta, 2015) 7.
7
Adapun yang menjadi fokus kajian peneliti ialah pernikahan Kristen yang
komprehensif, inilah yang menjadi fokus kajian peneliti. Oleh sebab itu peneliti
Perumusan Masalah
harmonis?
Tujuan Kajian
mungkin ada manfaatnya bagi kepentingan penyajian ilmu secara teori dengan
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2011) 281.
21
Harianto GP, Pengantar Penelitian Biblika, Teologi dan Filsafat Agama (Surabaya:
Sekolah Tinggi Teologi Bethany, 2013) 86.
8
mewujudkan inovasi dan pengembangan teknologi administrasi yang dalam
Bertitik tolak pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut:
Secara Teoretis
mengenai pernikahan Kristen yang harmonis, atau dapat disebut juga dengan
Kedua, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi
Ketiga, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi konseling
22
Cholid Narbuko & H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010) 170.
23
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012) 283.
9
Secara Praktis
Kedua, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi buku panduan yang
Definisi Istilah
Makna merupakan maksud dari peneliti, pengertian yang diberikan kepada suatu
sebagai berikut:
Pernikahan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran
agama. 25
pernikahan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan akan
24
KBBI Offline, V1.1
25
Ibid.
10
disebut sah bila dilakukan menurut hukum masing-masing agama atau
kepercayaan.26
Marriage is a spiritual welder that joins two together and makes them one.
Once two people are joined together, they really have very limited choice to
separate according to the word of God: “So they are no longer two, but
one.”27 (Pernikahan adalah ikatan spiritual yang menggabungkan dua orang
dan membuatnya menjadi satu. Sekali dua orang bergabung bersama,
mereka benar-benar memiliki pilihan yang sangat terbatas untuk berpisah
sesuai dengan firman Allah: "Jadi mereka bukan lagi dua, tapi satu").
pernikahan sebagai lembaga pertama yang diciptakan Allah sendiri, dan Allah
Dalam penelitian ini, makna kata pernikahan yang digunakan oleh peneliti
adalah dua pribadi (pria dan wanita) yang telah dipersatukan oleh Allah dalam
Harmonis
menyatu dengan orang-orang yang ada di sekitar dan alam yang menopang
26
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan – Pasal
1 dan Pasal 2.
27
Augustine S. Oshodi, Unknown Marriage – Find Out The Danger Of Sexual and
Emotional Intimacy and Its Remedy (Kissimmee Florida: Augustine Oshodi Ministries, 2014) 80.
28
Billy Joe Daugherty, Building Strongers Marriages and Families – Making Your House
a Home (Tulsa: Harrison House Publisher, 1991) 11.
29
KBBI Offline, V1.1
11
kesejahteraan dengan cara menyingkirkan keinginan diri sendiri agar keselarasan
hubungan itu bisa terpelihara. 30 Keselarasan yang tercipta dari sesuatu yang
Makna kata harmonis yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini ialah
perihal keselarasan antara suami dan istri, yaitu seia sekata, dan satu tujuan,
dalamnya.
Kontribusi
Kontribusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti uang iuran
suatu kegiatan dalam penelitian ini khusus bagi kelangsungan pernikahan Kristen.
30
Joseph Jung, Caracter Building II (Busan: Dongseo University, 2014) 23.
31
KBBI Offline, V1.1
32
Kamus Elektronik Inggris-Indonesia 2.04
12
BAB II
KAJIAN TEORETIK
Acuan Teoretik
penelitian.33
Kajian Teologi
terhadap pengetahuan akan Tuhan. Jika dimengerti dalam arti kata, maka kajian
merupakan hasil dari mengkaji, dan mengkaji sendiri berarti belajar; mempelajari;
Sedangkan untuk istilah teologi, Nico Syukur menjelaskan bahwa kata teologi
merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani “theologia” yang arti katanya
ialah ilmu (-logia) tentang Allah (Theos).35 Nico Syukur menambahkan bahwa:
33
Stevri Indra Lumintang & Danik Astuti Lumintang, Theologia Penelitian & Penelitian
Theologis, Cetakan Kedua (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2017) 226.
34
KBBI Offline V1.1.
35
Nico Syukur Dister, Pengantar Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 2007) 17.
36
Ibid., 33.
13
Wahyu Allah yang dimaksud tentu tidak lain adalah Alkitab sebagai wahyu
Stevri dan Danik dalam buku yang berjudul Theologia Penelitian dan Penelitian
Lama dan Perjanjian Baru) dengan tujuan untuk menemukan dan mengalami arti
kehidupan.38 Hal ini sejalan dengan pernyataan W. Gary Crampton bahwa firman
Allah harus dilihat sebagai skema yang akan digunakan orang Kristen untuk
rumusan yang dibuat oleh Bruce Damarest dan Gordon Lewis sebagai prinsip-
37
W. Gary Crampton, Verbum Dei – Alkitab: Firman Allah (Surabaya: Momentum, 2007)
49.
38
Stevri Indra Lumintang & Danik Astuti Lumintang, Theologia Penelitian & Penelitian
Theologis (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2016) 57.
39
W. Gary Crampton, Verbum Dei – Alkitab: Firman Allah (Surabaya: Momentum, 2007)
49.
14
Kelima, pertahankan doktrin Anda. Pertimbangkanlah keabsahan doktrin
Anda dengan diterangi pilihan-pilihan lain. Dapatkah doktrin itu bertahan
dari keberatan filsafat, ilmu-ilmu pengetahuan dan lain-lainnya...; Keenam,
aplikasikan kesimpulan-kesimpulan Anda dalam hidup dan pelayanan.
Lakukanlah apa yang Anda percayai.40
Sehingga dengan mengikuti prinsip-prinsip yang ada ini, maka kajian teologis
Pernikahan Kristen
Pernikahan adalah unit yang paling dasar dan juga unit yang paling
berpengaruh di dunia, terjadi sebagai akibat dari komitmen seumur hidup antara
bersama dari seorang laki-laki dan perempuan yang memenuhi syarat-syarat yang
40
Rick Cornish, 5 Menit Teologi – Kebenaran Maksimum Dalam Waktu Minimum
(Bandung: Pionir Jaya, 2007) 35-37.
41
Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu (Malang: Literatur SAAT, 2007)
353.
15
terdapat di peraturan yang telah ditetapkan. 42 Wirjono jelas mengungkapkan
bahwa pernikahan itu ialah hidup bersama, tidak terpisah antara satu dengan yang
lainnya.
diadakan oleh dua orang, dalam hal ini perjanjian antara pria dan wanita dengan
dalam keluarga.
pribadi menjadi satu yang diikat oleh komitmen pernikahan untuk hidup bersama
di dalam kasih sepanjang masa. Mary Esanbor juga menekankan bahwa kesatuan
42
Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga (Jakarta: Sinar Grafika, 2004) 3.
43
Ibid., 6.
44
Mary Esanbor, What Is The Purpose of Marriage? (USA: Xlibris Corporation, 2010)
14-15.
16
Subakti menjelaskan bahwa ada tiga prinsip yang terkandung di dalam hal
Totalitas
dengan kesediaan pasangan untuk menyatu secara jasmani dan rohani, mencintai
pasangan seperti mencintai diri sendiri, dan menerima pasangan apa adanya tanpa
kebanggaan.
Hal ini berarti totalitas dalam pernikahan bermakna, kesedaan hati untuk
pengharapan yang didorong oleh semangat bekerja sama dan optimisme yang
berlandaskan rasionalitas. Oleh sebab itu Marion dan Werner menyatakan bahwa
dalam hubungan kasih antara suami-istri, totalitas merupakan hal yang paling
dibutuhkan.47
45
Subakti, Sudah Siapkah Menikah? – Panduan Bagi Siapa Saja Yang Sedang Dalam
Proses Menentukan Hal Penting Dalam Hidup (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) 61-63.
46
KBBI Offline V1.1.
47
Marion Kustenmacher & Werner Tiki Kustenmacher, How To Simplifi Your Love
(Jakarta: Gagas Media, 2010) 134.
17
Loyalitas
meninggalkan semua perhatian yang lama sebagai yang utama, dan dialihkan serta
dicurahkan kepada pasangannya. Tidak ada pihak ketiga, dan hanya ada satu
Freddy dan Barbara melihat bahwa loyalitas merupakan salah satu elemen
adalah untuk keluarga asali, maka setelah menikah kedua pasangan harus
Komitmen
dalam pernikahan melebihi komitmen dalam perjanjian apa pun. 50 Hanny dan
48
KBBI Offline V1.1.
49
Freddy Pieloor & Barbara Pieloor, Monogami Lebih Baik dari Poligami (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2010) 41.
50
Hanny Ronosulistyo, Ina Rosalina & Ayu Angelina, Dialog Keluarga Menuju Surga
(Jakarta: Grasindo, tanpa keterangan tahun) 18-19.
18
dipandang sebelah mata oleh pasangan suami-istri, melainkan unsur yang sangat
istri untuk membentuk lembaga keluarga. Komitmen berarti keinginan yang kuat
Komitmen seumur hidup artinya komitmen yang tidak bisa dibatalkan, apapun
pasangan, merawat cinta kasih, membina kerja sama, dan terus menerus membina
Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan akan disebut sah bila dilakukan menurut hukum masing-masing
agama atau kepercayaan.53
51
Nilam Widyarini, Psikologi Pepuler: Menuju Perkawinan Harmonis (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2009) 6.
52
Freddy Pieloor & Barbara Pieloor, Monogami Lebih Baik dari Poligami (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2010) 41.
53
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan – Pasal
1 dan Pasal 2.
19
Oleh sebab itu, Weinata dan Pattiasina memberikan komentar bahwa pernikahan
Kristen yang sah di hadapan pemerintah adalah pernikahan yang telah diberkati
Usia pernikahan yang ideal telah diatur oleh negara, menurut Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1947 tentang Perkawinan Bab II Pasal
7 ayat 1 berbunyi: “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
Akan tetapi itu saja belum cukup, dalam tataran implementasinya masih ada
syarat yang harus ditempuh oleh calon pengantin, yakni jika calon suami dan
calon istri belum genap berusia 21 (dua puluh satu) tahun, maka harus ada izin
dari orang tua atau wali nikah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Agama
no. 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah Bab IV pasal 7 “Apabila seorang
calon suami belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, harus mendapat
izin tertulis keda orang tua”.56 Tentu peraturan ini memiliki dasar pemikiran yang
jelas, bahwa negara memandang usia di bawah 21 (dua puluh satu) tahun masih
54
Weinata Sairin & J. M. Pattiasina, Pelaksanaan Undang-undang Perkawinan Dalam
Perspektif Kristen: Himpunan Telaah Tentang Perkawinan di Lingkungan Persekutuan Gereja-
gereja di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 8.
55
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan – Bab
II Pasal 7 Ayat 1.
56
Peraturan Menteri Agama no. 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah Bab IV pasal 7
20
Pengertian pernikahan Kristen
seperti yang telah ditetapkan-Nya dari semula. Pernikahan Kristen bukan sekadar
According to Jesus, “what God has joined together, let man not separate”
(Matt. 19:6, cf. Mark 10:9). This makes clear that Jesus did not view
marriage as a mere social institution or convention. Rather, according to
Jesus, marriage is a sacred bond between a man and a woman instituted by
and entered into before God. 58 (Menurut Yesus, “apa yang telah
dipersatukan Allah, biarlah manusia tidak berpisah” (Mat. 19: 6, lih. Mrk
10: 9). Ini memperjelas bahwa Yesus tidak memandang perkawinan sebagai
institusi atau konvensi sosial belaka. Sebaliknya, menurut Yesus,
pernikahan adalah ikatan sakral antara seorang pria dan seorang wanita yang
dilembagakan oleh dan masuk ke hadapan Tuhan.)
Andreas dan David melihat pernikahan Kristen bukan hanya sebuah lembaga
biasa, melainkan lembaga yang sakral karena dikerjakan langsung oleh Allah, dan
Pernikahan Kristen adalah komitmen seumur hidup dari sepasang pria dan
wanita untuk menjalani hidup bersama (Kej. 2 : 24).59 Mary Esanbor memberikan
telah Allah tetapkan, yaitu: Marriage according to God’s design is between a man
and woman, not between a man and a man or a woman and a woman ... and
57
Bigman Sirait, Jawaban Inspiratif (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia –
YAPAMA, 2011) 137.
58
Andreas J. Kostenberger dan David W. Jones, God, Marriage and Family: Rebuilding
the Biblical Foundation (Illinois: Crossway, 2010) 149.
59
Tan Giok Lie & Casthelia Kartika, Pria dan Wanita Menurut Perspektif Alkitab
(Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2012) 61.
21
everything that He created was good.60 (Perkawinan menurut desain Allah adalah
antara pria dan wanita, bukan antara pria dan pria atau wanita dan wanita ... dan
segala sesuatu yang Ia ciptakan itu baik). Mary Esanbor dalam hal ini sangat
menekankan bahwa pernikahan sudah Allah desainkan antara lawan jenis, bukan
Lebih jauh lagi para ahli, dalam hal ini para teolog memberikan pengertian
Menurut Bonaventura
dan kewajiban timbal balik untuk hidup bersama sebagai suami-istri dan tetap
pernikahan Kristen melalui lembaga yang ada di bumi. Pernikahan tidak lagi
memikirkan diri sendiri, tetapi ada hak dan kewajiban yang timbal balik di
dalamnya.
60
Mary Esanbor, What Is The Purpose of Marriage? (USA: Xlibris Corporation, 2010)
15.
61
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat: Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009) 40.
62
C. Groenen, Perkawinan Sakramental – Anthropologi dan Sejarah Teologi, Sistematik,
Spiritual, Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 1993) 224.
22
Menurut J. M. Scheeben
J. M. Scheeben merupakan salah satu teolog yang berasal dari Jerman yang
yang adikodrati, yaitu hubungan cinta antara Kristus dan Gereja. Artinya tidak
tugas lainnya ialah melalui keluarganya menghadirkan kasih Kristus bagi dunia,
seperti yang juga dijelaskan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 5 : 22-33).
John Calvin merupakan salah satu teolog yang sangat terkenal bahkan
hingga sekarang ini nama dan karyanya masih eksis di kalangan Sekolah Tinggi
dan merupakan generasi kedua dari jajaran pelopor dan pemimpin gerakan
merupakan ketetapan ilahi setelah disahkan baik secara gerejawi oleh hamba
63
Al Purwa Hadiwardoyo, Perkawinan Dalam Tradisi Katolik (Yogyakarta: Kanisius,
2011) 58-59.
64
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat: Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009) 40.
23
Tuhan yang akan menyatakan bahwa Allah yang telah menyatukan, dan secara
pernikahan (Kej. 1 : 27) dan yang sekarang ini menyatukan melalui gereja dan
negara, sehingga sah di hadapan jemaat Allah dan negaara. Allah tidak
Stephen Tong merupakan salah satu teolog besar yang dimiliki Indonesia
sekarang ini. Pernah mengajar di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) selama
25 tahun dan saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Teolog Reformed Injili
dalam maupun di luar negeri, ia telah menulis lebih dari 75 buku dan seorang
doktor yang memiliki pengetahuan luas di bidang seni, musik, filsafat, sejarah dan
salah satunya bahwa manusia diciptakan untuk saling menolong dan ditolong.
Alkitab mencatat penolong itu bukanlah penolong yang sembarangan atau asal-
24
Dasar Pernikahan Kristen
cukup.
bahkan tidak mengerti pernikahan macam apa yang sedang dibangun. Dalam
sebuah bangunan, bagian yang paling penting adalah pondasinya, demikian pun
dengan pernikahan. 68 Dasar dari pernikahan akan menjadi penentu kokoh atau
Setiap pasangan suami-istri harus memahami hal ini, bahwa pernikahan itu
berasal dari Allah (Kej. 1-2). Oleh sebab itu Allah merupakan satu-satunya
sumber dari pernikahan, Allah yang mendirikan dan menciptakan pernikahan dan
68
Bambang & Hanny Syumanjaya, Family Discovery Way – Panduan Manajemen
Keluarga Berkualitas (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) 5.
69
Anton Siswanto, Passion to Your Words – Girls Edition (Bandung: Visi Press, 2011)
171.
25
Karena pernikahan Kristen bersumber dari Allah, maka hanya Allahlah
yang menjadi satu-satunya sumber yang bisa memenuhi segala kebutuhan dari
dari pernikahan itu juga di dalamnya, dengan demikian maka pernikahan itu harus
71
dipertanggungjawabkan kepada Allah. Prinsip ini terjadi ketika Allah
menciptakan pernikahan pertama, yaitu ada tanggung jawab yang diberikan bagi
Adam dan Hawa (Kej. 1 : 18). Ini berarti segala sesuatu yang dilakukan oleh
sumber pernikahan.
Kasih Allah adalah satu-satunya fondasi yang kokoh untuk pernikahan, dan
72
syaratnya ialah harus merasakan dan memiliki kasih Allah itu sendiri.
Pernikahan yang didasari atas kasih Allah akan dimampukan untuk mengasihi
kasih Allah. Oleh sebab itu, kasih Allah harus senantiasa dikemukakan sebagai
pola hubungan kasih yang setia, yang harus menjadi pengikat pasangan suami-
70
Marva J. Dawn, Truly The Community – Menjadi Gereja Sejati Menurut Roma 12
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 93.
71
Eka Darmaputera, Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia: Teks-teks Terpilih Eka
Darmaputera (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005) 659.
72
Freeman Smith, Dayly Encouragement For Your Marriage – 100 Devotions and
prayers (Tennessee: A Division of Worthy Media, 2012) 4.
26
istri (Ef. 4 : 33).73 Kasih ini hanya akan dapat dimengerti jika adanya pengenalan
Kasih Allah adalah kasih yang rela berkorban, kasih yang tidak bersyarat
dan kasih yang tidak berkesudahan. Oleh sebab itu harus dimengerti bahwa
konsep perjanjian dalam konteks pernikahan Kristen harus didasari oleh landasan
teologis kasih Allah kepada manusia yang sejatinya mengalami pasang surut
74
dalam perjalanan sejarahnya. Dengan demikian pernikahan Kristen akan
dan bahkan berbicara langsung kepada manusia melalui para hamba-Nya dan
bahkan Anak-Nya (Ibr. 1 : 1-2). Tetapi sekarang ini, kepada orang percaya Allah
73
Maurice Eminyan, Teologi Keluarga (Yogyakarta: Kanisius, 2010) 73.
74
Ibid., 76.
75
Ray Mossholder, Pernikahan Plus – Penuntun Untuk Menciptakan Kehidupan
Pernikahan Yang sesuai Dengan Rencana Allah (Yogyakarta: ANDI, 1996) 47.
27
menyatakan diri-Nya dan setiap kehendak-Nya yang menjadi petunjuk-petunjuk
pernikahan orang percaya dengan orang yang tidak percaya. Orang duniawi yang
belum lahir baru, tidak mungkin mengerti Alkitab karena Alkitab merupakan
firman Allah yang harus dibaca dan dipelajari dengan kacamata rohani, yaitu
iman. 77 Orang-orang Kristen percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang
benar dan tanpa salah. Alkitab berisi tentang sejarah keselamatan manusia yang
dimulai dari kisah penciptaan dalam kitab Kejadian sampai visi mengenai akhir
di atas dasar firman Allah. Karena tidak mungkin pernikahan Kristen dapat
firman Allah. 79 Dengan demikian, maka setiap pernikahan Kristen yang ingin
76
Bob Phillips, Find It In The Bible (Jakarta: Immanuel, 2007) 3.
77
H.L. Senduk, Pengetahuan Tentang Alkitab 1 (Jakarta: Yayasan Bethel, 1986) 1.
78
Jarry MacGregor, 1001 Fakta Mengejutkan Tentang Alkitab (Yogyakarta: ANDI, 2011)
3.
79
Ray Mossholder, Pernikahan Plus – Penuntun Untuk Menciptakan Kehidupan
Pernikahan Yang sesuai Dengan Rencana Allah (Yogyakarta: ANDI, 1996) 49.
28
Pernikahan Kristen dibangun atas dasar berkat Allah
a sacred bond between a man and a woman instituted by and publicly entered into
before God.80 (Pernikahan adalah ikatan sakral antara seorang pria dan seorang
wanita yang dilembagakan oleh dan secara terbuka masuk ke hadapan Tuhan).
Ini berarti bahwa pernikahan akan sah apabila telah disahkan oleh Gereja
melalui hamba Tuhan yang dipercayakan oleh Tuhan sebagai representasi dari
dalam Kejadian 1 : 27-28a yang berbunyi: “Maka Allah menciptakan manusia itu
bukan gereja, dan bukan juga hamba Tuhan. Hamba Tuhan adalah representatif
80
Andreas J. Kostenberger dan David W. Jones, God, Marriage and Family: Rebuilding
the Biblical Foundation (Illinois: Crossway, 2010) 162.
81
J.L. Ch. Abineno, Buku Katekisasi Sidi: Nikah, Peneguhan dan Pemberkatannya
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009) 71.
29
Tujuan Pernikahan Kristen
Tujuan adalah sesuatu yang sangat penting, tujuan adalah penggerak dan
kehidupan. Seperti yang dituliskan oleh Rick Warren dalam bukunya yang
berjudul The Purpose Driven Life, bahwa tujuan dari kehidupan jauh lebih penting
dari apapun.
The purpose of your life is far greater than your own personal fulfillment,
your peace of miind, or even your happiness. It’s far greater than your
family, your career, or your wildest dreams and ambitions. If you want to
know why you were placed on this planet, you must begin with God. You
were born by His purpose and for His purpose.82 (Tujuan hidup Anda jauh
lebih besar daripada kepuasan pribadi Anda sendiri, kedamaian jiwa Anda,
atau bahkan kebahagiaan Anda. Ini jauh lebih besar daripada keluarga
Anda, karier Anda, atau impian dan ambisi Anda. Jika Anda ingin tahu
mengapa Anda ditempatkan di planet ini, Anda harus mulai dengan Tuhan.
Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya).
Rick Warren juga menambahkan bahwa You were made by God and for God –
and until you understand that, life will never make sense.83 (Anda diciptakan oleh
Allah dan untuk Allah - dan sampai Anda memahami hal itu, hidup tidak akan
pernah berarti).
merupakan perjalanan hidup dua insan secara bersama seumur hidup, setiap
pasangan nikah juga harus memahami apa yang menjadi tujuan pernikahan
tersebut, agar pernikahan itu menjadi pernikahan yang berarti. Berikut ini adalah
82
Rick Warren, The Purpose Driven Life – What on Earth Am I Here For? (Grand
Rapids: Zondervan Publishing, 2002) 21.
83
Ibid., 24.
84
Starr Meade, Training hearts Teaching Minds: Renungan Keluarga Berdasarkan
Katekismus Singkat Westminster (Surabaya: Momentum, 2004) 1-3.
30
Pernikahan Kristen sebagai cerminan relasi antara Kristus dan umat-Nya
yang kelihatan dan simbol yang menandakan serta menghadirkan realitas lain,
yaitu kasih Allah yang tak berkesudahan, yang diwujudkan bagi semua orang di
merupakan refleksi dari hubungan Kristus dengan gereja-Nya.88 Oleh karena itu,
inti dari Pewahyuan, yakni “Allah mengasihi umat-Nya” diwartakan juga melalui
praktik hidup suami-istri, yaitu kata-kata yang hidup dan konkret pada saat pria
85
Winata Sairin & J. M. Pattiasina, Pelaksanaan Undang-undang Perkawinan Dalam
Perspektif Kristen (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1996) 20.
86
Maurice Eminyan, Theology of the Family (Valleta: Xavier House, 1994) 73.
87
Ibid., 73.
88
Adrian Thatcher, Celebrating Christian Marriage (British: British Library Cataloguing-
in-Publication Data, 2001) 105.
89
Maurice Eminyan, Theology of the Family (Valleta: Xavier House, 1994) 75.
31
Memenuhi panggilan Allah
Allah telah menentukan dan menetapkan bahwa seseorang Kristen dalam realitas
telah Allah tetapkan itu harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Tugas dan
Karena pernikahan Kristen terdiri dari dua orang Kristen yang dipanggil
untuk menunjukkan iman Kristen di mana pun berada, maka pernikahan Kristen
juga dipanggil untuk memberikan kepada setiap orang kesaksian hidup dengan
murah hati dan tanpa pamrih mengabdi pada perkara-perkara sosial. 91 Artinya
Memuliakan Allah
Connecting God’s Purpose with Your bahwa: Pleasure Marriage exists to glorify
God by expanding His rule and reach. 92 (Pernikahan ada untuk memuliakan
90
Tan Giok Lie & Casthelia Kartika, Pria dan Wanita Menurut Perspektif Alkitab
(Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2012) 61.
91
Yohanes Paulus, Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern (Yogyakarta: Kanisius,
2011) 89.
92
Tony Evans, Kingdom Marriage: Connecting God’s Purpose with Your Pleasure
(Illinois: Tyndale House Publishers, 2016) 2.
32
Alasan dan tujuan pernikahan Kristen ialah untuk memuliakan Allah lewat
pernikahan yang menaati setiap aturan yang telah diberikan-Nya. Menjadi satu,
kematian.93 Salah satu cara lagi bagi pernikahan Kristen untuk memuliakan Allah
Christian parents sould understand ... that their duty is not only to
propagate and maintain the human race on earth; ... They are called to give
children to the Church, to beget fellow-citizens of the Saints and members of
the household of God (Eph. 2 : 19), in order that the worshippers of our
God and savior may increase from day to day.94 (Orang tua Kristen dapat
memahami ... bahwa tugas mereka tidak hanya untuk menyebarkan dan
memelihara umat manusia di bumi; ... Mereka diminta untuk memberikan
anak-anak kepada Gereja, untuk menjadi sesama warga para orang suci dan
anggota keluarga Allah (Ef 2: 19), agar para penyembah Allah dan juru
selamat kita dapat meningkat dari hari ke hari).
Hal ini berarti bahwa pernikahan Kristen adalah pernikahan yang memuliakan
dan tanggung jawab yang hampir tidak pernah habis.95 Sebagai pernikahan yang
93
Bigman Sirait, Jawaban Inspiratif (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia –
YAPAMA, 2011) 137.
94
Adrian Thatcher, Celebrating Christian Marriage (British: British Library Cataloguing-
in-Publication Data, 2001) 106.
95
Wanda Humble & Victor S. Liu, Persiapan Pernikahan Menuju Rumah Tangga Yang
Bahagia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Injili Indonesia, 1997) 103.
33
tanggung jawabnya dengan menaati Allah, maka dengan demikian tanggung
Ketaatan kepada Allah adalah hal yang utama dan sangat penting untuk
Ayat ini mengandung perintah, ayat ini pun memiliki janji yang luar biasa.
dalam Tuhan, saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan rohani,
mebesarkan anak-anak dalam takut akan Tuhan, saling mengasihi satu sama lain
tugas sebagai suami-istri itu telah ditetapkan oleh Allah. Seperti yang dituliskan
oleh rasul Paulus dalam Efesus 5 : 22-25. 97 Karena tidak mungkin suami-istri
dapat menunaikan tugasnya sebagai suami atau istri sesuai dengan kehendak
Allah tanpa adanya ketaatan kepada Allah. Oleh sebab itu, penting sekali
96
Gary Thomas, The Sacred Search – Bagaimana Jika Pertanyaannya Bukan Tentang
Siapa Yang Akan Anda Nikahi, Tetapi Mengapa Anda Menikah? (Surabaya: Literatur Perkantas
Jawa Timur, 2013) 13.
97
J.L. Ch. Abineno, Tafsir Alkitab – Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003)
207.
34
Mengasihi pasangan
berarti melakukan apa yang terbaik bagi pasangan. Mulai dari semua kata-kata
ditunjukkan dan ditujukan bagi pasangan. Bahkan ketika terdapat perasaan bahwa
yang menjadi objek pertama tempat memberikan kasih itu adalah pasangan.
Suami menjadi objek bagi istri untuk menyatakan kasihnya, begitu juga istri
menjadi objek pertama bagi suami untuk menyatakan kasihnya (Ef. 5 : 33).
dalam pernikahan. Bagi mereka satu-satunya cara paling akurat dan ampuh untuk
mengasihi pasangan ialah melihat Allah dalam diri sendiri. 99 Francis dan Lisa
melihat bahwa dasar serta alasan pasangan suami-istri bisa saling mengasihi
Mendidik anak
Anak merupakan dambaan setiap keluarga dan menjadi salah satu sumber
tunggu oleh setiap pasangan. 100 Hal ini sudah menjadi pendapat umum bahwa
98
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family – Upaya Membangun Keluarga
Harmonis (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) 103.
99
Francis Chan & Lisa Chan, You And Me Forever: Pernikahan Dalam Terang Kekekalan
(Yogyakarta: Katalis Media & Literature - Yayasan Gloria, 2015) 39.
100
Subakti, Sudah Siapkah Menikah? – Panduan Bagi Siapa Saja Yang Sedang Dalam
Proses Menentukan Hal Penting Dalam Hidup (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) 264.
35
berkeluarga harus dianugerahi anak. Bahwa keluarga dipanggil untuk menjadi
Namun bukan berarti yang tidak dianugerahi anak itu berdosa karena
memang ada orang-orang yang tidak dianugerahi anak yang tentunya atas
yang bahagia tidaklah tergantung pada adanya anak, sebab anak bukanlah penentu
anak-anak itu adalah pemberian Allah. Oleh sebab itu, setiap keluarga yang
mendapat kepercayaan ini harus bisa mendidik anak-anak dengan baik dan sesuai
dengan kehendak Allah.103 Mendidik anak dan juga biaya untuk pendidikan anak
secara formal merupakan tanggung jawab bersama dari setiap pasangan nikah.104
Pernikahan tidak hanya berhenti sampai di hari „H‟ dari pernikahan itu
hanya memenuhi kebutuhan untuk hari „H‟ saja, tetapi sampai kepada memenuhi
101
Darmawijaya, 12 Pola Keluarga Beriman (Yogyakarrta: Kanisius, 2011) 68.
102
Stephen Tong, Membesarkan Anak dalam Tuhan (Surabaya: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 1991) 1.
103
Darmawijaya, 12 Pola Keluarga Beriman (Yogyakarta: Kanisius, 2011) 68.
104
Liza, Fitri Liza Aryamega, Fekum Ariesbowo W., Let’s Get Married – Panduan
Lengkap Menuju Resepsi Pernikahan (Depok: Penebar Swadaya, 2007) 40.
36
kebutuhan-kebutuhan pernikahan itu ke depannya. Salah satu faktor pendorong
terpenuhi itu tidak bisa dipungkiri lagi. 106 Oleh sebab itu, penting sekali untuk
setiap pasangan nikah memahami apa yang harus dipenuhi ketika telah menikah.
Kebutuhan spiritual
mengenali dunianya, termasuk dalam hal spiritual. Bangsa Indonesia sendiri telah
105
Wanda Humble & Victor S. Liu, Persiapan Pernikahan Menuju Rumah Tangga Yang
Bahagia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Injili Indonesia, 1997) 93.
106
Marva J. Dawn, Truly The Community – Menjadi Gereja Sejati Menurut Roma 12
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 93.
107
Suprajitno, Asuhan Keperawatan keluarga – Aplikasi Dalam Praktik (Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003) 14.
37
Kebutuhan jasmani
kebutuhan secara jasmani. Kebutuhan ini sering juga disebut dengan kebutuhajn
berlindung dari panas dan dinginnya cuaca pengaruh alam, serta tempat
masih hidup di dunia. Agar kelangsungan hidup sebagai makhluk hidup tetap
Kebutuhan psikologis
Kebutuhan yang juga sebenarnya memegang peran kunci dalam keluarga namun
akan perasaan aman dan nyaman.109 Jadi di dalam pernikahan, suami-istri sangat
108
Agus M. Hardjana, Religiositas, Agama & Spiritualitas (Yogyakarta: Kanisius, 2005)
27.
109
Sukma N. A., Menguak Identitas Barumu (Jakarta: Mizan, 2005) 59.
38
butuh untuk merasa aman dan nyaman berada dan hidup di dalam pernikahan
tersebut.
bagi istri di tengah-tengah kesibukan. Karena jika kebutuhan itu tidak dipenuhi,
istri bisa mengalami kejenuhan akiibat kegiatan rumah tangga dan kegiatan di luar
rumah yang bisa menimbulkan suasana yang gaduh dan kacau dalam rumah
tangga. Begitu juga sebaliknya dengan istri yang memiliki tugas untuk memenuhi
kebutuhan psikologis suami yang sudah lelah dari pekerjaan. 110 Di sinilah
dibutuhkan kepandaian bagi suami-istri untuk bisa mengatur waktu dengan baik,
Kebutuhan biologis
Seks bukanlah sesuatu yang najis, melainkan sesuatu yang kudus bila
dilakukan oleh sepasang suami-istri yang telah sah di hadapan Tuhan dan
jemaatnya. Seks merupakan hadiah terindah dari Allah untuk disyukuri dan
berikan kepada pasangan suami-istri. Seks adalah ciptaan Allah, bukan setan dan
bukan akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Sehingga seks antara suami-istri
110
Singgih D. Gunarsa & Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004) 35-36
111
Gary L Thomas, Sacred Marriage: Bagaimana Seandainya Tuhan Merancang
Pernikahan Lebih Untuk Menguduskan Kita Daripada Menyenangkan Kita? (Yogyakarta:
Yayasan Gloria, 2010) 258.
39
adalah kudus.112 Gilarso menjelaskan bahwa prinsip dasar yang harus ditaati oleh
setiap pasangan suami-istri ialah berupaya memenuhi tugas dan tanggung jawab
perkawinan mereka. Lebih jauh lagi, Gilarso menjelaskan secara detail mengenai
Dengan demikian, wajarlah jika suami atau istri membutuhkan seks sebagai
kebutuhan biologisnya karena hal itu adalah normal. Oleh sebab itu setiap suami
atau istri memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dari pasangan masing-
masing (1 Kor. 7 : 3-4), bukan karena paksaan namun karena kasih, yaitu
menikmati kasih karunia yang Allah anugerahkan bagi mereka sebagai pasangan
suami-istri.
Kebutuhan sosial
sosial pertama bagi manusia untuk mulai bersosial (Kej. 1 : 27). Peranan sosial
tolong menolong serta rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Sehingga saat di luar yaitu dalam lingkungan masyarakat yang lebih besar,
112
Jarot Wijanarko, Kidung Agung – Mempelai Ilahi (Jakarta: Keluarga Indonesia
Bahagia, 2017) 86.
113
T. Gilarso, Membangun Keluarga Kristiani (Yogyakarta: Kanisius, 2010) 103.
40
anggota keluarga sudah terbiasa melibatkan diri dalam aneka macam kegiatan
sosial.114
berkat bagi sesama. Paulus beberapa kali dalam surat-suratnya menulis amanatnya
bagi keluarga Kristen agar dapat bergaul dengan masyarakat luar, serta berkata-
kata dengan penuh kasih. Oleh sebab itu keluarga Kristen tidak dibenarkan untuk
Kebutuhan ekonomi
keluarga. 115 Dalam hal ini keluarga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
114
Yohanes Paulus, Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern (Yogyakarta: Kanisius,
2011) 84.
115
Suprajitno, Asuhan Keperawatan keluarga – Aplikasi Dalam Praktik (Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003) 13.
41
Pernikahan Kristen Yang Harmonis
bahwa: “Setiap manusia ketika mereka mengikatkan diri dalam tali pernikahan
Gary melihat bahwa akan ada banyak tantangan dan godaan dalam pernikahan
Kristen, tetapi yang membuat bertahan ialah tekad bersama yang kokoh untuk
116
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family – Upaya Membangun Keluarga
Harmonis (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) 66.
117
Gary L. Thomas, The Joy of A Sacred Marriage – Insights and Reflections From
Sacred Marriage (Grand Rapids: Zondervan, 2007) 24.
42
George Sukhdeo dalam bukunya yang berjudul Preparing For And
in marriage because it help us set the model that the next generation of our family
is most likely to follow.118 (Harmoni adalah faktor utama dalam pernikahan karena
itu membantu kita menetapkan model yang akan diikuti oleh generasi keluarga
faktor penentu dari generasi-generasi berikutnya. Oleh sebab itu orang tua yang
penerus.
keluaga Kristen dapat dikatakan harmonis ialah adanya sikap mesra dan
komunikasi yang baik antara anggota keluarga. Lebih jauh lagi Joko dan teman-
... dalam kebersamaan hidup, setiap keluarga perlu membina sikap peduli
terhadap persoalan yang dihadapi keluarga, mampu bekerja sama dengan
anggota keluarga lainnya, dari yang terbesar sampai yang terkecil, mau
menjadi pendengar yang baik dan bertanggung jawab, meluangkan waktu
untuk ngobrol, menciptakan humor meski menghadapi persoalan dan
sebagainya.119
118
George Sukhdeo, Preparing For And Fostering Harmony In Marriage (Canada:
Friesen Press, 2017) 68.
119
Joko Budi Santoso dkk., Pendidikan Religiositas: Mewujudkan Hidup Beriman Dalam
Masyarakat Dan Lingkungan Hidup – Untuk SMA/SMK Kelas 3 (Yogyakarta: Kanisius, 2010) 64-
66.
43
Joko dan teman-temannya melihat bahwa keharmonisan dapat terlaksana jika
praktis yang dimaksud adalah praksis dari kebenaran firman Tuhan. Mengutip
marriage, you must do all you can according to biblical standards. 120 (Untuk
pernikahan yang harmonis, Anda harus melakukan semua yang Anda bisa sesuai
keluarga, maka segala sesuatunya harus dilakukan sesuai dengan standar Alkitab.
sebagai suami atau istri sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab (1 Kor. 7 :
3), yaitu sebagai kepala keluarga yang melayani semua kebutuhan keluarga dan
istri sebagai penolong yang menolong suami dalam hal memenuhi kebutuhan
keluarga. 121 George melihat bahwa sangat penting suami-istri memaham posisi
Konseling merupakan salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan pernikahan
Kristen yang harmonis. Kegiatan konseling pernikahan ini merupakan salah satu
kegiatan dari bidang pelayanan pastoral dalam gereja, dengan harapan dapat
120
George Sukhdeo, Preparing For And Fostering Harmony In Marriage (Canada:
Friesen Press, 2017) 73.
121
Ibid., 76 & 85.
44
mengurangi frustasi dan memungkinkan terjadinya keharmonisan dalam
pernikahan Kristen.122
Konseling Pernikahan
counsel yang diartikan sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel), anjuran (to
give counsel), pembicaraan (to take counsel) dengan demikian counseling akan
122
Howard John Clinebell, Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling (Yogyakarta:
Kanisius, 2006) 323.
123
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling – Tinjauan Teori dan Praktik
(Bandung: Cipta pustaka Media Perintis, 2010) 12.
124
Desefentison W. Ngir, Bukan Lagi Dua Melainkan Satu: Panduan Konseling Pranikah
dan Pascanikah (Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2013) 15.
45
Desefentison menjelaskan mengenai konseling pra-nikah lebih kepada
Dari tujuan konseling pasca-nikah ini terlihat bahwa pasangan suami-istri yang
baru menikah masih perlu dibimbing dalam mengarungi bahtera rumah tangga
46
seorang konselor karena memiliki latar belakang yang buruk dari keluarga asal,
Julianto dibesarkan oleh seorang ibu penderita depresi dan ayah seorang pecandu
kemantapan dalam pandangannya bahwa konseling adalah alat bantu yang tepat
demi memuliakan nama Tuhan. Lembaga ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian
Kristen. LIFE melihat beberapa fakta bahwa lembaga pernikahan Kristen yang
seharusnya begitu sakral, akhir-akhir ini dipandang rendah, hal ini dikarenakan
dunia pernikahan. Oleh sebab itu LIFE hadir dengan pemahaman bahwa
yang sangat signifikan antara pernikahan Kristen yang tidak dipersiapkan dengan
127
Julianto Simannjuntak, Indonesia Butuh Konselor, dalam Tabloit Reformata Edisi 130,
Agustus (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia, 2010) 10.
128
Daniel Siahaan, Angka Perceraian Tingi Perlu Terobosan, dalam Tabloit Reformata
Edisi 65, Agustus Minggu II (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia, 2010) 10.
47
kekacauan dalam rumah tangga bahkan hingga sampai kepada tahap perceraian
karena ketidakharmonisan.
Inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa perceraian juga masih
yang dibangun dari pengalaman dan penelitian oleh Julianto dan LIFE, maka
artinya pasangan Kristen yang menjalani konseling pernikahan akan lebih siap
pernikahan Kristen.
Konseling pernikahan adalah hal yang sangat penting, namun jika tujuan
dari konseling pernikahan tersebut tidak tercapai, maka sia-sia saja. Oleh sebab itu
yang perlu untuk diperhatikan juga ialah materi yang disampaikan dalam
129
Ibid., 28.
48
yang telah melalui konseling tetapi kenyataannya masih juga terdapat orang-orang
yang ingin bercerai. Oleh sebab itu Bimantoro menekankan satu hal terpenting
mempertanyakan tujuan dari pasangan yang akan menikah pada saat melakukan
menjalani pernikahan. Hal ini dikarenakan bahwa ada yang menikah karena
mempertanyakan tujuan ini, maka tentu akan menjadi pertanyaan diagnosa untuk
mengetahui penyakit dari pernikahan ini. Jika ditemukan tujuan yang salah, maka
bahwa pasangan yang memiliki pendidikan tinggi akan hidup lebih bahagia
130
Bimantoro Elifas, Jangan Menikah! (Jika Takut Masalah), dalam Tabloit Reformata
Edisi 122, Januari (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia, 2010) 29.
131
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family – Upaya Membangun Keluarga
Harmonis (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) 84.
49
apa yang dicapai, sikap „gali lubang tutup lubang‟, boros dan enggan
menabung, tidak terbuka dalam perencanaan dan pelaksanaannya, sehingga
menimbulkan sikap curiga dan tidak saling mempercayai dalam keluarga.132
Joko dan teman-temannya melihat bahwa hambatan ini adalah hambatan yang
keadaan, merasa puas, tidak terbuka dan menutupi dosa dengan dosa, hal-hal
Selain dari apa yang telah ditulis oleh Joko dan teman-temanya, dalam hal
ini, peneliti akan memaparkan beberapa hal lainnya yang menjadi penyebab
terjadi ketidaksesuaian antara kata dan tindakan. 133 Suami atau istri yang tidak
dilakukan secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, sangat penting rupanya bagi
suami-istri untuk belajar jujur antara yang satu dengan yang lainnya.
Komunikasi
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam pernikahan, tanpa adanya
komunikasi maka yang akan selalu terjadi ialah kesalahpahaman antara yang satu
132
Joko Budi Santoso dkk., Pendidikan Religiositas: Mewujudkan Hidup Beriman Dalam
Masyarakat Dan Lingkungan Hidup – Untuk SMA/SMK Kelas 3 (Yogyakarta: Kanisius, 2010) 66.
133
Bambang Subroto, Professuinally Directing People (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2005) 129.
50
dengan yang lainnya. Robert Louis Stevenson membuat pernyataan bahwa
pernikahan adalah sebuah percakapan yang panjang, yang diselingi perdebatan. 134
sebab itu dalam membangun pilar keluarga, perlu untuk mempelajari cara
mengatasi kesalahpahaman.
Keuangan
Seorang suami yang terlalu boros karena merasa memiliki penghasilan, atau
seorang istri yang tidak menghormati suami karena merasa memiliki gaji yang
lebih besar dari suami merupakan masalah dalam pernikahan. Masalah ini tidak
Dengan kata lain, masalah keuangan keluarga menjadi salah satu faktor
134
Les Parrott III & Leslie Parrottt, Selamatkan Pernikahan Anda Sebelum Pernikahan Itu
Dimulai (Jakarta: Immanuel, 2003) 120.
135
Dewanto Putra Fajar, Teori-teori Komunikasi Konflik: Upaya Memahami dan
memetakan Konflik (Malang: Universitas Brawijaya Press, 2016) 23.
51
berlarut-larut, maka akan membahayakan pernikahan dan merusak kesejahteraan
Anak-anak
menjadi lem perekat rumah tangga sehingga semakin kokoh dan kuat. Akan
yang malas, mengabaikan didikan orang tua, melawan orang tua, tidak
secara tegas dan keras. Sementara kaum istri menginginkan penegakan disiplin
lebih lembut dan manusiawi. Memang kaum perempuan biasanya lebih sabar,
136
Nagiga & Dian Ibung, Persiapan Haru Biru Mertua – Menantu: Tatkala Harmoni Sulit
Digapai (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) 61.
137
Stephen Tong, Membesarkan Anak dalam Tuhan (Surabaya: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 1991) 5.
138
Subakti, Sudah Siapkah Menikah? – Panduan Bagi Siapa Saja Yang Sedang Dalam
Proses Menentukan Hal Penting Dalam Hidup (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) 264-265.
52
tenang dan teliti ketimbang laki-laki yang cenderung tergesa-gesa, keras dan kaku.
Hal lain adalah tentang jumlah anak, artinya berapa jumlah anak yang
anak yang diinginkan di tengah-tengah keluarga.139 Oleh sebab itu, alangkah lebih
pernikahan kristen ada yang disebut pranikah, yaitu pembimbingan, agar kedua
Pekerjaan
mengenai salah satu pelayan Tuhan yang luar biasa dipakai Tuhan. Mulai dari
saat ia telah menikah ia telah menjadi pelayan Tuhan yang sering diundang ke
luar negeri.
139
Subakti, Sudah Siapkah Menikah? – Panduan Bagi Siapa Saja Yang Sedang Dalam
Proses Menentukan Hal Penting Dalam Hidup (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) 264-265.
140
Bigman Sirait, Jawaban Inspiratif (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia –
YAPAMA, 2011) 137.
53
Namun kenyataannya pelayanan yang dilakukannya ini menjadi masalah
Pendidikan
berbagi banyak hal, sebab itu untuk dapat terjadi komunikasi yang baik maka
akan menentukan baik dan buruknya pola komunikasi antar dua pribadi yang
terlibat dalam suatu ikatan pernikahan. Adanya jarak pendidikan yang tinggi
baik.
Penyimpangan seksual
141
Al Jansen, Pernikahan Anda: Sebuah Maha Karya Temukan Rancangan Tuhan yang
Menakjubkan untuk Kehidupan Anda Berdua (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010) 133-
143.
142
A. P. Wisnubroto, Kebahagiaan Perkawinan (Kota penerbit, penerbit dan tahun
penerbitan tidak dicantumkan) 41.
54
pasangan biasanya disebabkan karena adanya keengganan atau sering menolak
Sebagai contoh sekarang ini sudah tidak asing lagi ibu rumah tangga yang
mengalami perkawinan normal pun akhirnya jatuh ke dalam pelukan sesama jenis.
Penyebab dari penyimpangan seksual ini ialah kebutuhan emosional yang tidak
terpenuhi, kebutuhan akan adanya variasi dalam bercinta, karena coba-coba dan
pengaruh dari seks bebas dengan pandangannya yang khas, yaitu “yang penting
dimaksud di sini secara khusus ialah mertua. Masalah dengan mertua merupakan
143
T. O. Ihromi, Bunga Rampai Sosial Keluarga (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999)
155.
144
Nilam Widyarini, Menuju Perkawinan Harmonis (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, Tanpa keterangan tahun) 41.
145
T. O. Ihromi, Bunga Rampai Sosial Keluarga (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999)
155.
55
Permasalahan mertua merupakan masalah universal yang terjadi di
lainnya. 147 Permulaan utama dari permasalahan ini ialah pasangan suami-istri
tersebut harus tetap tinggal bersama keluarga sang istri atau suami. Sehingga
akibatnya sang suami maupun sang istri tidak bisa berkembang sebagai kepala
Paruhuman Tampubolon
146
Wanda Humble & Victor S. Liu, Persiapan Pernikahan Menuju Rumah Tangga Yang
Bahagia (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Injili Indonesia, 1997) 121.
147
Nagiga & Dian Ibung, Persiapan Haru Biru Mertua – Menantu: Tatkala Harmoni Sulit
Digapai (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) 59.
56
Program Studi Sistem Informasistmik IBBI Medan Tahun Akademik 2015-2016,
Kerharmonisan adalah misi yang hendak dicapai hingga tiba saatnya kematian
keluarga Kristen secara umum dan kaitannya dengan hasil belajar mahasiswa
ialah, peneliti mengkaji dari sudut pandang teologis mengenai pernikahan yang
Kristen secara umum khususnya antara orang tua dan anak serta kaitannya
57
keluarga ialah apabila seluruh anggota merasa bahagia, puas terhadap keadaan dan
keberadaan dirinya meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial serta ditandai
ialah di dalam cara mengkaji mengenai keluarga atau pernikahan Kristen itu
dari mengetahui pernikahan keluarga atau pernikahan Kristen yang harmonis itu
sendiri.
149
Gabriela Gasing Allo Linggi, Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku
Kekerasan Dalam Berpacaran Pada Mahasiswa Universal Kristen Satya Wacana (Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana, 2017) 3.
150
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family – Upaya Membangun Keluarga
Harmonis (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) 102-103.
58
Pertama, memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan, sehingga dengan
demikian pasti memiliki hati untuk rela menyesuaikan diri demi tujuan dari
pernikahan; Kedua, mengasihi pasangan dalam perkataan, perbuatan dan
perilaku; Ketiga, kejujuran yang mengalahkan dusta sehingga kepercayaan
tetap terjaga; Keempat, kesetiaan dalam segala hal bahkan ketika pasangan
melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan; Kelima, murah hati dan
pengampun, karena akan tiba saatnya cepat atau lamat pasangan akan
melakukan kesalahan. Oleh sebab itu sangat penting bagi suami-istri untuk
memperlengkapi diri dengan kemurahan hati dan pengampunan.
harmonis, sedangkan peneliti memulai dari apa yang Alkitab katakan secara
teologis.
Agung Gunawan
hamba Tuhan.151
tidak secara otomatis menjamin bahwa keluarga tersebut pasti harmonis, namun
keharmonisan itu jika mampu menghayati hakikat pernikahan Kristen yang telah
dipolakan oleh Allah menurut Alkitab secara khusus dalam Kejadian 2 : 22-25.
151
Agung Gunawan, Hamba Tuhan dan Keluarganya, dalam jurnal Theologi Aletheia Vol.
17 No. 8 (Lawang: STT Aletheia, 2015) 2.
59
Selain itu pasangan hamba Tuhan harus mau mempraktekkan kasih agape dalam
Latar belakang dari penelitian Agung sama halnya dengan latar belakang
keseluruhan dari keluarga atau pernikahan Kristen, tidak hanya hamba Tuhan.
secara khusus dari sisi Kejadian 2 : 2-25, sedangkan peneliti dalam hal ini
Jadi, dengan demikian, tidak ada kesamaan antara penelitian yang dilakukan oleh
ini terjamin.
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
melakukan suatu penelitian dan analisis. 152 Metodologi penelitian sering juga
teknik apa yang digunakan dalam melakukan penelitian, 153 atau singkatnya
Tujuan operasional kajian atau tujuan penelitian adalah suatu hal yang ingin
dicapai oleh peneliti dalam penelitiannya yang nantinya akan diuraikan dalam
Juliansyah Noor melihat bahwa tujuan operasional kajian merupakan jawaban dari
152
Sandu Siyoto & M. Ali Solidik, Dasar Metodologi Penelitian (Sleman: Literasi Media
Publising, 2015) 99.
153
Derry Iswidharmanjaya & Junbilee Enterprise, Membuat Skripsi Dengan Open
Office.org Wrriter 2.0 (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006) 12.
154
Sandu Siyoto & M. Ali Solidik, Dasar Metodologi Penelitian (Sleman: Literasi Media
Publising, 2015) 99.
155
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah
(Yogyakarta: Kanisius, 1993) 253.
61
Dalam penelitian ini, tujuan operasional kajian dari peneliti ialah untuk
penelitian. Karena tempat penelitian sebagai sumber data dari penelitian yang
penelitian secara tepat dan akurat. Penentuan tempat dan waktu sebaiknya
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia yang bertempat di Jalan Johor, No.
Tinggi Teologi Injili Indonesia, Jalan Panjang Jiwo Permai, No. 1C, pada tanggal
11 April 2018 untuk melengkapi beberapa data pada Bab II mengenai tanggung
jawab pernikahan Kristen. Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan,
yaitu dari bulan Maret sampai bulan Juli 2018 yang diuraikan sebagai berikut:
Maret – 16 April 2018 merupakan tahapan penyelesaian Bab II, tanggal 16 April –
07 Mei 2018 adalah tahapan penyelesaikan Bab III, tanggal 07 Mei – 18 Juni
156
Muharto dan Arisandy Ambarita, Metode Penelitian Sistem Informasi: Mengatasi
Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian (Yogyakarta: Deepublish, 2016) 125.
62
2018 ialah tahapan penyelesaian Bab IV, dan tanggal 18 Juni – 05 Juli 2018
memerlukan riset.158
Sedangkan kajian pustaka teologis atau yang dapat juga disingkat kajian
157
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016) 67.
158
Pilipus M. Kopeuw, Kompetensi dan Prodiktivitas Metodologi Penelitian Agama
Kristen – Suatu Pengantar (Jayapura: Sekolah Tinggi Agama Kristen Portestan Negeri –
STTAKPN, 2017) 185.
63
Anda dengan diterangi pilihan-pilihan lain. Dapatkah doktrin itu bertahan
dari keberatan filsafat, ilmu-ilmu pengetahuan dan lain-lainnya...; Keenam,
aplikasikan kesimpulan-kesimpulan Anda dalam hidup dan pelayanan.
Lakukanlah apa yang Anda percayai.159
digunakan dalam ilmu bahasa. 160 Pemilihan korpus atau pemilihan data dan
Data penelitian adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun sebuah informasi. Dalam arti luas, data adalah sekumpulan informasi
yang dapat dimuat, diolah dan dianalsis. Sedangkan konteks penelitian, bersumber
dari konsep penelitian kualitatif yang bersifat terbuka dan tentatif atau belum
pasti. Korpus merupakan kumpulan teks mengenai bidang tertentu, dan biasanya
digunakan dalam ilmu bahasa. Dalam penulisannya, konteks penelitian yang baik
preskriptif, yaitu ketentuan yang sudah ditetapkan, dalam hal ini ialah landasan
159
Rick Cornish, 5 Menit Teologi – Kebenaran Maksimum Dalam Waktu Minimum
(Bandung: Pionir Jaya, 2007) 35-37.
160
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia, Buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmial/Skripsi Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (Surabaya: STTIA, 2018) 21.
161
W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2002) 110.
162
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia, Buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmial/Skripsi Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (Surabaya: STTIA, 2018) 21.
64
religius, yaitu landasan yang bersumber dari keagamaan. Maka landasan
preskriptif dari penelitian ini ialah landasan yang berasal dari Kekristenan; Kedua,
dan sebagainya yang sesuai dengan judul atau masalah penelitian. Dalam hal ini
landasan deskripti penelitian ini ialah pernikahan; Ketiga, masalah penelitian yang
berangkat dari fenomena yang menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti
kalangan Kekristenan.
Prosedur dan teknik analisis merupakan tahap kegiatan atau metode langkah
demi langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pada bagian ini, peneliti menjelaskan prosedur analisis data, baik selama
Dalam penelitian ini, sesuai dengan buku pedoman penulisan skripsi yang
harmonis.
163
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia, Buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmial/Skripsi Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (Surabaya: STTIA, 2018) 22.
65
Teknik analisis deskriptif menggunakan tiga tahapan dalam menganalisa
data yang ada, yaitu klasifikasi, reduksi dan interpretasi data. Pengertian ketiga
164
I Wayan Ardhi dkk, Konflik dan Kekerasan Komunal (Yogyakarta: Deepublish, 2016)
69-71.
66
BAB IV
Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan mengenai topik yang menjadi pokok
pembahasan dalam penelitian ini. Penyajian topik yang dilakukan peneliti didasari
oleh teori-teori yang telah dipaparkan oleh peneliti pada Bab II sebelumnya.
Pernikahan
masyarakat. Pernikahan sebagai sebuah lembaga, tentu tidak bisa tercipta begitu
saja, melainkan harus hitam di atas putih sebagai bukti sakralnya suatu lembaga
pernikahan. Oleh sebab itu pernikahan hanya dapat terjadi setelah disahkan oleh
agama dan negara berdasarkan syarat dan proses-proses yang telah ditetapkan.
Meskipun pernikahan hanya terdiri dari dua pribadi, yaitu laki-laki dan
sandang dan pangan. Ketiga hal ini adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
pasangan suami-istri.
Hal ini berarti pernikahan memiliki berbagai macam hal yang kompleks di
dalamnya. Oleh sebab itu, tidak sedikit pernikahan yang awalnya diidam-idamkan
67
malah harus gugur di tengah jalan, karena berbagai alasan seperti tidak
umumnya ialah hal-hal seperti komitmen, kesetiaan dan lain sebagainya. Oleh
sebab itu pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan permainan atau
oleh mereka yang telah siap dan matang dalam hal berpikir.
Hal inilah yang menjadi alasan negara Indonesia mengatur dalam Undang-
undang No. 1 tahun 1947 tentang Perkawinan mengenai usia pernikahan. Namun
maupun oleh gereja sendiri. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya permasalahan
dalam pernikahan yang berujung pada perceraian yang tidak hanya terjadi di
terdapat pernikahan Kristen yang sama saja dengan pernikahan pada umumnya,
68
Pernikahan Kristen
gereja dan negara antara pria dan wanita yang sama-sama yang menganut agama
Kristen. Gereja harus menjadi pengesah pertama dari pernikahan Kristen, karena
seperti Allah yang memberkati pernikahan pada mulanya sebagai tanda sahnya
sebuah pernikahan, begitu juga dengan pernikahan Kristen sekarang ini, gereja
Kristen.
sebuah pernikahan Kristen apabila sudah menjalankan tata cara atau aturan dari
dari gereja tertentu, bahwa pernikahan tersebut telah disahkan di hadapan Tuhan
dan jemaatnya. Pernikahan Kristen yang telah diresmikan oleh gereja artinya
merupakan pernikahan yang telah mendapat berkat dari Allah. Namun hal yang
perlu diingat ialah bahwa sah dan diberkatinya sebuah pernikahan bukanlah oleh
gereja atau hamba Tuhan, melainkan Allah sendiri, karena gereja dan hamba
yang Allah ciptakan. Allah memiliki tujuan dalam pernikahan Kristen, agar dapat
menjadi duta-Nya di dunia untuk menyatakan diri-Nya kepada dunia. Oleh sebab
69
Nilai-nilai iman Kristiani yang dimaksud ialah mau hidup senantiasa dalam
maka pernikahan Kristen tersebut telah mencapai tujuan yang Allah tetapkan.
Kristen ialah kepada Allah. Maka oleh sebab itu, pernikahan Kristen yang
hadapan Allah, tidak dapat dipungkiri juga terdapat hal-hal yang membuat
Sehingga tidak sedikit pernikahan Kristen yang gagal dalam memenuhi tujuan
Allah tersebut. Gagalnya pernikahan Kristen dalam memenuhi tujuan Allah terjadi
harmonis.
165
Jacobus Tarigan, Religiositas, Agama & Gereja Katolik (Jakarta: Grasindo, 2017) 133.
70
Pernikahan Kristen Yang Harmonis
pria dan antara wanita dengan wanita tidak akan pernah dapat dikatakan
Harmoni dalam pernikahan hanya akan bisa terjadi ketika yang berbeda
Bhineka Tunggal Ika yang berarti “meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”
meskipun memiliki berbagai macam jenis suku, budaya dan bahasa namun ketika
bersatu di dalam satu aturan dan satu komando dengan satu tujuan maka
Contoh lainnya ialah konser musik, keharmonisan hanya bisa terjadi ketika
alat-alat musik yang berbeda disatukan dengan perpaduan yang pas, maka akan
menghasilkan suatu keharmonisan. Oleh sebab itu, diperlukan partitur yang jelas
serta latihan yang cukup sehingga dapat memahami dan memainkan musik sesuai
Selain itu, dalam konser musik dibutuhkan satu komando yang memimpin,
dan biasa disebut dengan konduktor atau dirigen. Ketika para pemain musik
dengan partitur yang telah dipahami, serta mengikuti aba-aba dari sang konduktor,
tidak ada partitur yang mengatur, tidak adanya konduktor yang memimpin, dan
71
pemain musik yang memainkan musik dengan kemauan dan ego sendiri. Begitu
akan tercipta jika mau menempatkan dan menaati Allah sebagai Kepala dalam
petunjuk yang harus diikuti dan dilakukan, serta tidak lagi hidup dalam keinginan
berasal dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah. Artinya menyadari serta
menghayati bahwa pernikahan itu diciptakan oleh Allah, Allah sebagai pemilik
dari pernikahan. Sehingga dengan adanya pemahaman dan kesadaran akan hal ini,
maka mengerti pula bahwa Allah memiliki tujuan dalam pernikahan. Allah tidak
Allah memiliki tujuan dalam pernikahan, maka tujuan inilah yang harus
diketahui dan dipahami dengan baik dan benar oleh setiap pasangan yang akan
menikah. Tujuan inilah yang menjadi penggerak pernikahan Kristen, tanpa tujuan
yang jelas, maka pernikahan Kristen tidak memiliki arti yang sempurna, tetapi
dengan adanya tujuan ini, maka pernikahan Kristen menjadi lebih berarti.
Kristen yang memuliakan Allah ialah pernikahan yang memenuhi panggilan Allah
pernikahan Kristen melalui saling mengasihi satu dengan yang lainnya, termasuk
72
dalam memenuhi berbagai tanggung jawab lainnya yang ada dalam pernikahan.
Sehingga dengan demikian, dapat menjadi cerminan kasih Kristus bagi dunia.
yang memuliakan Allah, karena akan bisa menjadi contoh dan berkat bagi sesama.
Ketika laki-laki dan perempuan yang dipersatukan dalam nikah memiliki dan
melakukan tujuan ini bersama secara proporsional, maka pernikahan tersebut akan
Salah satu cara efektif untuk mengelola masalah ketidakpercayaan ini dalam
yang telah mengecewakan dan bersalah, walaupun mereka secara potensial dapat
mengulanginya lagi.
166
Bambang & Hanny Syumanjaya, Family Discovery Way – Panduan Manajemen
Keluarga Berkualitas (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) 108.
73
suami-istri seharusnya dibangun di atas kepercayaan dan keterbukaan. Sebaliknya,
Komunikasi
Kesediaan untuk memulai sebuah pola komunikasi yang lebih baik akan
bahwa yang jauh lebih penting bagi ketahanan sebuah pernikahan adalah seberapa
167
Ibid. 108
168
Ibid, 110.
169
Bambang & Hanny Syumanjaya, Family Discovery Way – Panduan Manajemen
Keluarga Berkualitas (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) 92.
74
atau menghina pasangan. Padahal seharusnya yang dilakukan ialah saling
memberi ucapan-ucapan yang hangat, menghargai jerih payah pasangan
lewat kata-kata, dan saat-saat makan malam dengan ucapan-ucapan yang
menarik dan menyenangkan.
Pola komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam menghindari
kesalahpahaman yang ada. Hal sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab dalam
Keuangan
sebagai keluarga yang mandiri harus juga siap untuk memenuhi kebutuhan
keluarga itu terletak pada pasangan tersebut, bukan pada orang lain, termasuk
orang tua.170
Menyadari bahwa berkat berasal dari Allah merupakan langkah utama yang
mengelola keuangan. Selain itu, seorang istri yang memiliki gaji lebih besar dari
suami tetap akan menghormati suami karena kesadaran akan Sang pemberi berkat
tersebut.
170
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan (Yogyakarta: ANDI, 2004) 30.
75
Anak-anak
demikian, keluarga yang mendapat kepercayaan ini harus bisa mendidik anak-
Mendidik anak bukan hanya teori, bukan hanya suatu kepintara atau kefasihan
lidah, tetapi mendidik anak adalah melibatkan diri ke dalam kehidupan anak
Oleh sebab itu, dalam mendidik anak ada tiga hal yang harus diperhatikan
Pekerjaan
171
Darmawijaya, 12 Pola Keluarga Beriman (Yogyakarta: Kanisius, 2011) 68.
172
Stephen Tong, Membesarkan Anak dalam Tuhan (Surabaya: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 1991) 19-25.
76
173
pada tempat utama dalam blue print-Nya. Sehingga dengan demikian,
sebuah pernikahan.
Pendidikan
Relatif lebih ideal jika menetapkan bahwa perlu adanya kesamaan tingkat
pendidikan atau setidaknya cukup berimbang dan tidak berbeda terlalu jauh bagi
dua orang yang terikat dalam sebuah pernikahan. 174 Sehingga rasa tinggi hati
diminimalisir.
masalah jika strata pendidikan suami lebih tinggi, tetapi akan timbul persoalan
apabila strata pendidikan istri lebih tinggi daripada strata pendidikan suami.
Apalagi jika seandainya prestasi akademis istri lebih unggul dibandingkan suami,
lebih-lebih jika istri menyindir persoalan yang menyangkut diri suami. 175 Oleh
sebab itu, secara khusus untuk para istri yang memiliki strata pendidikan yang
lebih tinggi dari suami, tetap perlu mengingat, menyadaridan menghayati peran
173
Bram Soei Ndoen, Family First (Jakarta: Yayasan Family First Indonesia, 2017) 16.
174
Singgih D. Gunarsa & Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004) 133-123.
175
Hassan Syamsi Basya, Aku Cantik (Jakarta: Mirqat, 2009) 47.
77
suami sebagai kepala dalam rumah tangga. Sehingga tidak terjadi kekacauan
Penyimpangan seksual
seksual mereka selama seluruh hidup perkawinan mereka. Lebih jauh lagi, Gilarso
Oleh sebab itu setiap suami atau istri memiliki kewajiban untuk memenuhi
namun karena kasih, yaitu menikmati kasih karunia yang Allah anugerahkan bagi
Oleh sebab itu, penting bagi calon suami-istri yang akan menikah untuk
mengerti sejak awal konsep pernikahan yang terdapat dalam Kejadian 2 : 24:
176
T. Gilarso, Membangun Keluarga Kristiani (Yogyakarta: Kanisius, 2010) 103.
78
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
tua bukan berarti tidak menghargai atau menghormati orang tua, namun
orang tua.
dengan demikian dapat terlihat perbedaan antara pernikahan Kristen yang umum
diberkati oleh Allah melalui perantaraan gereja, dan disahkan juga oleh negara,
representatif Allah, dan sama-sama diteguhkan atas firman Allah serta disahkan
79
dalam nama Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus. Namun demikian, terdapat
akan firman Allah merupakan pembeda dari dasar pernikahan Kristen yang
pernikahan atas dasar firman Allah tidak hanya pada saat kegiatan pemberkatan
benar makna pernikahan serta tidak mengerti tugas dan fungsi masing-masing
dalam pernikahan.
Semakin mengenal Allah melalui firman Allah, maka semakin mengerti dan
mengalami kasih, karena Allah adalah kasih. Sehingga dengan demikian semakin
Allah sangat menentukan pernikahan Kristen tersebut memiliki kasih atau tidak.
di dalamnya terdapat rasa takut serta taat kepada Allah. Ketika pasangan suami-
istri hidup mengasihi Allah, maka kasih akan Allah itulah yang memampukan
80
masing-masing suami-istri untuk saling mengasihi dengan kasih Allah yang tanpa
banyak pernikahan Kristen tidak aktif mengikuti ibadah secara universal bersama
dengan jemaat Tuhan lainnya, serta ibadah secara lokal di dalam pernikahan itu
akan Allah, maka yang terjadi ialah tidak adanya kasih di dalam pernikahan
Kristen.
tidak akan bisa bertahan, apalagi menjadi pernikahan Kristen yang harmonis. Oleh
sebab itu, sangat penting sekali pernikahan Kristen memiliki pengenalan akan
Allah, agar dapat mengerti kasih yang sesungguhnya, karena kasih yang
sesungguhnya hanya ada di dalam Allah, karena Allah adalah kasih. Bukti kasih
Pengorbanan itulah bukti kasih Yesus, dan pasangan suami-istri yang mengerti
pengorbanan ini, akan sangat mengerti kasih yang sesungguhnya, yaitu rela
81
sesungguhnya, yaitu kasih Allah yang rela berkorban, maka di dalam pernikahan
harmonis.
Dewasa ini banyak terdapat pernikahan Kristen yang hancur dan jatuh ke
memahami makna dari pernikahan Kristen itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan
tanpa adanya pemahaman yang jelas mengenai makna dari pernikahan Kristen itu
sendiri.
diakui dan disahkan di hadapan gereja dan negara, akhirnya bisa menjadi gagal
upacara semata, tetapi tidak mengerti apa makna dari sebuah pernikahan Kristen,
karena yang penting ialah sudah mendapat status sah dari gereja dan negara.
pernikahan yang tanpa arah dan tujuan. Seperti halnnya musik yang
177
Bimantoro Elifas, Jangan Menikah! (Jika Takut Masalah), dalam Tabloit Reformata
Edisi 122, Januari (Jakarta: Yayasan Pelayanan Media Antiokhia, 2010) 29.
82
membutuhkan partitur agar tetap terarah, sebab jika tidak adanya partitur, maka
tidak akan diketahui musik apa yang akan dimainkan. Terlebih lagi pernikahan
membutuhkan firman Allah, karena firman Allah merupakan pedoman yang benar
agar pernikahan Kristen dapat mengerti dan memahami dengan benar makna dari
sendiri. Mengerti bahwa pernikahan Kristen berasal dari Allah. Memaknai bahwa
pernikahan Kristen berasal dari Allah artinya mengerti bahwa Allah memiliki
pernikahan Kristen ada untuk memuliakan nama-Nya sebagai duta Allah untuk
bahwa pernikahan Kristen ada untuk memuliakan Allah, maka terdapat rasa takut
akan Allah di dalamnya, rasa untuk mengasihi Allah dan rasa untuk menaati Allah
senantiasa. Dengan demikian, maka sangat tidak akan mungkin melakukan hal-hal
Banyak terjadi disfungsi di dalam pernikahan Kristen sekarang ini, hal ini
83
bertindak sesuka hati, istri tidak terima di pimpin suami, membuatnya bertindak
Kristen yang harmonis. Ibaratkan kaki yang menjalankan tugas tangan, dan tangan
yang menjalankan tugas kaki. Keadaan seperti ini bukanlah keadaan yang
harmonis melainkan keadaan yang tak sedap dipandang, aneh dan kacau.
Oleh sebab itu, pernikahan Kristen sangat perlu untuk memiliki pemahaman
yang benar akan Firman Allah, yang memberikan petunjuk yang jelas posisi
sebagai Kepala dalam pernikahan yang menjadi komando serta menjadi fokus
dalam pernikahan.
Allah sebagai pemimpin dalam pernikahan. Seperti alat musik yang dimainkan
proporsional, sesuai dengan apa yang telah Allah desain dari sejak semula demi
Interpretasi
yang menjadi pemahaman setelah melihat hasil analisis deskriptif dan analisis
komparatif. Oleh sebab itu, pada bagian ini peneliti akan memaparkan pendapat
84
atau penafsiran yang peneliti hasilkan berkaitan dengan pernikahan Kristen yang
pernikahan Kristen.
Pernikahan Kristen adalah lembaga yang disahkan oleh Allah melalui gereja
dan negara. Lembaga ini merupakan jenis hubungan yang paling intim di antara
menjadi wakil Allah, yaitu untuk mengerjakan rencana besar Allah. Dari sejak
awal pernikahan Kristen diciptakan oleh Allah, pernikahan Kristen telah dijadikan
oleh Allah sebagai mitra-Nya di dunia. Allah sampai sekarang tetap konsisten
Kristen untuk pekerjaan yang mulia, yaitu menjadi representatif hubungan antara
mendapat tempat yang khusus di hati Allah. Allah mau memakai pernikahan
dunia demi kemuliaan nama-Nya. Namun hal ini tidak serta-merta terjadi, karena
teladang, serta harus tampil beda, tetapi malah menjadi sama dengan pernikahan
85
lainnya. Pernikahan Kristen yang demikian dikarenakan tidak terjadinya
yang benar dan mendalam terhadap firman Tuhan, karena pernikahan Kristen
Kristen tidak akan pernah memiliki ketiga hal ini, jika tidak memahami firman
Tuhan dengan baik dan benar, karena kesemuanya ini hanya terdapat di dalam
firman Tuhan.
untuk menjadi pernikahan Kristen yang harmonis. Kasih yang sesungguhnya ini
hanya akan didapati setiap pribadi dari suami-istri ketika mengenal pribadi Allah
dengan benar. Pengenalan akan Allah yang adalah kasih, akan menyadarkan
pasangan suami-istri mengenai betapa besar dan tak terbatasnya kasih Allah bagi
pribadinya, akan menyadari bahwa harus senantiasa hidup di dalam kasih tersebut.
yang menciptakan rasa saling percaya, rela berkorban, mendidik anak dalam
kasih, dan melakukan tugas dan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan pasangan
yang hidup di dalam kasih Allah, dengan mengejawantahkan kasih itu dalam
86
pernikahan Kristen tersebut. Memahami siapa yang menciptakan, bagaimana
Tujuan dari pernikahan Kristen adalah tujuan dari Allah sebagai Pencipta
diciptakan dari laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh Allah, untuk tujuan
yang telah Allah tetapkan. Tujuan dari pernikahan adalah untuk memuliakan
Allah. Memahami tujuan Allah yang besar bagi pernikahan akan memberikan
Kristen menjadi indah dilihat dan elok untuk dipandang. Allah sangat
dalam pernikahan, itu artinya mau menaati apa yang Allah perintahkan sesuai
dengan kebenaran firman Allah, sehingga pernikahan tidak berjalan sesuai dengan
ego masing-masing. Perintah Allah sangatlah jelas bahwa suami yang menjadi
memiliki status pendidikan yang lebih tinggi ataupun gaji yang lebih besar.
87
Banyaknya kegagalan dalam pernikahan Kristen dewasa ini ialah karena
dalam akan Allah yang mengakibatkan tidak ada kasih di dalam pernikahan, tidak
mengerti makna pernikahan yang membuat pernikahan menjadi tanpa arah dan
tujuan yang jelas, tidak adanya pemahaman akan tugas dan fungsi masing-masing
melakukan firman Allah agar dapat menjadi pernikahan Kristen yang harmonis.
Seperti musik tidak akan menghasilkan bunyi yang indah jika hanya mengetahui
dan memahami partitur tanpa memainkan alat musiknya. Begitu juga dengan
harus mau melakukan firman Allah agar bisa menghasilkan pernikahan Kristen
yang harmonis.
tidak harmonis bahkan hancur berantakan karena tidak mau menaati firman Allah.
Pernikahan Kristen seperti ini bukanlah pernikahan Kristen yang harmonis, tetapi
Allah sendiri.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi pernikahan Kristen untuk memiliki
pemahaman yang benar akan firman Allah, serta kemauan untuk tunduk dan taat
terhadap firman Allah tersebut. Ketaatan akan firman Allah di dalam pernikahan
88
yaitu pernikahan yang indah, berkenan di hadapan Allah dan sesama, serta
Kesimpulan Analisis
pengenalan yang benar akan Allah, memaknai makna pernikahan Kristen dengan
tepat dan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai posisi masing-masing secara
pemahaman yang benar akan firman Allah, serta kemauan untuk tunduk dan taat
Pengenalan akan Allah memberikan kesadaran akan kasih Allah bagi diri
masing suami-istri untuk mengasihi Allah, dan saling mengasihi dengan kasih
Allah.
pernikahan Kristen itu berasal dari Allah, maka pernikahan Kristen itu adalah
milik Allah. Allah memiliki tujuan dalam pernikahan Kristen, yaitu untuk
89
memuliakan Allah dengan mewartakan kasih Allah bagi dunia. Selain menyadari
ada tujuan Allah di dalam pernikahan, menyadari juga bahwa pernikahan itu harus
Kristen yang harmonis, sesuai kehendak Allah serta berkenan di hadapan Allah
dan sesama.
Implikasi
pernikahan Kristen. Oleh sebab itu, pada bagian ini peneliti akan memaparkan
Implikasi ini tercipta setelah menyadari makna dan pentingnya pernikahan Kristen
yang harmonis.
90
Kristen itu sendiri diciptakan oleh Allah dan Allah memiliki tujuan di dalamnya.
Kristus dan gereja. Oleh sebab itu pernikahan Kristen haruslah bergerak sesuai
Pernikahan Kristen adalah lembaga Allah, gereja pun adalah lembaga Allah.
Oleh sebab itu, gereja sebagai lembaga Allah diberi tugas untuk menaungi
Kristen, sebab jika tidak demikian, pernikahan Kristen akan sama saja halnya
dengan pernikahan pada umumnya. Oleh sebab itu, gereja perlu berpikir dan
bekerja keras untuk hal ini. Memaparkan kebenaran firman Tuhan harus dimulai
sedini mungkin di dalam gereja bagi pernikahan Kristen. Cara paling efektif yang
yang secara khusus menangani konseling pernikahan. Selain itu, gereja juga
sangat perlu keseriusan dalam menyusun materi yang jelas, serta pengaturan
waktu yang ideal. Hal ini dimaksudkan agar konseling yang dilaksanakan benar-
91
benar membuat pasangan Kristen mengerti dan memaknai pernikahan Kristen
yang harmonis.
membuka pemahaman yang lebih luas dan dalam mengenai pernikahan Kristen
sebagai pemilik pernikahan itu sendiri, dan tanggung jawab kepada gereja yang
dan masyarakat luas sebagai bagian dari negara yang melihat dan turut ambil
92
Oleh sebab itu, merupakan tanggung jawab setiap suami-istri untuk
dengan mengadakan ibadah atau kebaktian di rumah setiap harinya agar terdapat
dalam kasih dan memiliki pengertian yang dalam serta luas terhadap firman
Tuhan.
dibuat oleh Dr. Pitirim Sorokin dari Universitas Harvard, “Dalam keluarga-
keluarga yang setiap hari mengadakan pelajaran Alkitab dan berdoa, hanya ada 1
perceraian dari setiap 1.015 pasangan.” 178 Hal ini semakin mendukung apa yang
suatu pengalaman yang sangat sederhana dan praktis, di mana seluruh anggota
Firman Tuhan, dan berdoa bersama untuk kekuatan keluarga. Hal ini harus
dalam pemahaman akan firman Allah dan menjadi pernikahan Kristen yang
harmonis.
178
Tim LaHaye, Kebahagiaan Pernikahan Kristen (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002)
47.
93
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan apa yang menjadi kesimpulan
peneliti setelah melakukan kajian secara teologis terhadap apa yang dimaksud
pernikahan Kristen.
Oleh sebab itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
melalui proses analisis terhadap topik pernikahan Kristen yang harmonis, maka
Kristen pada umumnya. Pernikahan Kristen yang pada umumnya belum tentu
harmonis, bahkan sangat rentan mengalami perceraian. Hal ini dikarenakan oleh
beberapa hal, baik dari pihak pribadi yang menikah dengan alasan menikah yang
tidak benar dan tidak mendewasakan pernikahan, maupun dari pihak gereja yang
Kristen hidup dalam kasih, tujuan yang jelas dan keserasian dalam menjalankan
94
Saran
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan apa saja yang menjadi saran dari
peneliti setelah melakukan analisis. Oleh sebab itu, berdasarSkan hasil penelitian
Kristen menjadi pernikahan Kristen yang harmonis. Oleh sebab itu gereja harus
gereja, yang berfokus pada pernikahan Kristen. Tujuannya agar dapat membuat
membutuhkan konseling.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J.L. Ch. 2003. Tafsir Alkitab – Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Deepublish.
Publisher.
Chan, Francis & Lisa Chan. 2015. You And Me Forever: Pernikahan Dalam
Gloria.
x
Crampton, W. Gary. 2007. Verbum Dei – Alkitab: Firman Allah. Surabaya:
Momentum.
Daugherty, Billy Joe. 1991. Building Strongers Marriages and Families – Making
Dawn, Marva J. 2008. Truly The Community – Menjadi Gereja Sejati Menurut
Elifas, Bimantoro. 2010. Jangan Menikah! (Jika Takut Masalah), dalam Tabloit
Grafindo Persada.
Corporation.
Evans, Tony. 2016. Kingdom Marriage: Connecting God’s Purpose with Your
xi
Fajar, Dewanto Putra. 2016. Teori-teori Komunikasi Konflik: Upaya Memahami
Geisler, Norman L. 2007. Etika Kristen – Pilihan dan Isu. Malang: Literatur
SAAT.
GP, Harianto. 2013. Pengantar Penelitian Biblika, Teologi dan Filsafat Agama.
Kanisius.
Kanisius.
xii
Humble, Wanda & Victor S. Liu. 1997. Persiapan Pernikahan Menuju Rumah
Indonesia.
Jansen, Al. 2010. Pernikahan Anda: Sebuah Maha Karya Temukan Rancangan
Jonge, Christian de. 2008. Apa Itu Calvinime. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kostenberger, Andreas J., dan David W. Jones. God, Marriage and Family:
xiii
LaHaye, Tim. 2002. Kebahagiaan Pernikahan Kristen. Jakarta: BPK. Gunung
Mulia.
Mulia.
Press, 1996.
Lie, Tan Giok & Casthelia Kartika. 2012. Pria dan Wanita Menurut Perspektif
Liza, Fitri Liza Aryamega, Fekum Ariesbowo W. 2007. Let’s Get Married –
Lumintang, Stevri Indra & Danik Astuti Lumintang. 2016. Theologia Penelitian
ANDI.
xiv
Mossholder, Roy. 1996. Pernikahan Plus – Penuntun Untuk Menciptakan
ANDI.
Yogyakarta: Deepublish.
Nagiga, & Dian Ibung. 2009. Persiapan Haru Biru Mertua – Menantu: Tatkala
Bumi Aksara.
Parrott III, Les & Leslie Parrott 2003. Selamatkan Pernikahan Anda Sebelum
Kanisius.
xv
Pieloor, Freddy & Barbara Pieloor. 2010. Monogami Lebih Baik dari Poligami.
Grasindo.
Rosberg, Gary dan Barbara. 2014. Pernikahan Anti Cerai. Yogyakarta: ANDI.
Sarwono, Jonathan. 2014. Teknik Jitu Memilih Prosedur Analisis Skripsi. Jakarta:
Schafer, Ruth & Freshia Aprilyn Ross. 2015. Bercerai Boleh atau Tidak?. Jakarta:
xvi
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia. 2018. Buku Pedoman Penulisan
Surabaya: STTIA..
Antiokhia – YAPAMA.
Siswanto, Anton. 2011. Passion to Your Words – Girls Edition. Bandung: Visi
Press.
Siyoto, Sandu & M. Ali Solidik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Sleman:
Soimin, Soedharyo. 2004. Hukum Orang dan Keluarga. Jakarta: Sinar Grafika.
xvii
Subakti. 2008. Sudah Siapkah Menikah? – Panduan Bagi Siapa Saja Yang
Media Komputindo.
Bandung: Alfabeta.
Utama.
Tarigan, Jacobus. 2017. Religiositas, Agama & Gereja Katolik. Jakarta: Grasindo.
Cataloguing-in-Publication Data.
Thomas, Gary L. 2007. The Joy of A Sacred Marriage – Insights and Reflections
xviii
_____________. 2011. Sacred Marriage – Bagaimana Seandainya Tuhan
Warren, Rick. 2002. The Purpose Driven Life – What on Earth Am I Here For.
Media Komputindo.
Indonesia Bahagia.
xix
Wisnubroto, A. P. _____. Kebahagiaan Perkawinan. _____.
Jurnal
Gunawan, Agung. Hamba Tuhan dan Keluarganya, dalam Jurnal Theologi
Skripsi
Koran
Jawa Pos, tanggal 18 Februari 2018.
Kamus
xx
Literatur Undang-Undang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan –
Peraturan Menteri Agama no. 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah Bab IV
pasal 7.
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Tong
xxi
LAMPIRAN
Pada bagian lampiran ini, peneliti memaparkan mengenai topik-topik yang dapat
menjadi acuan bagi gereja dalam mengadakan konseling pra-nikah, beserta
dengan tujuan dari setiap materi tersebut. Materi ini merupakan materi yang
tersadi dalam buku Konseling Pranikah yang ditulis oleh Yakub B. Susabda dan
teman-temannya, diterbitkan pada tahun 2004 oleh Sekolah Tinggi Teologi
Reformed Injili Indonesia.
1. Mengapa menikah?
xxii
3) Memahami pentingnya anugerah kasih Allah yang mengabadikan
cinta.
xxiii
2) Menyadari sistem hubungan yang sudah terbentuk dan memikirkan
langkah-langkah perbaikan.
xxiv
12. Bagaimana mempersiapkan pernikahan dan aspek-aspeknya?
xxv