Anda di halaman 1dari 3

KEESAAN GEREJA Dan KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

1. Pengertian Oikummene dan Makna Keessaan Gereja


a. Pengertian Oikumene
Pengertian Oikumene berasal dari kata yunani yang berarti Dunia Yang Didiami. Pada
masa penantian kelahiran Yesus ,pada masa kekaisaraan romawi dibawah kekuasaan Kaisar Agustus
juga dikenal istilah Oikumene ( Lukas 2 : 1 ). Pada saat orang Kristen dituduh sebagai pengacau
dikenal pulla istilah Oikumene ( kis 17 : 16 ). Di dalam Alkitab Perjanjian Baru dikenal juga dengan
istilah Oikumene Yang menjadi objek Injil ( Matius 24 : 14 ).
Dari pemahaman diatas dapat diartikan bahwa Oikumene pada awalnya dipergunakan untuk
seluruh dunia yang di diami manusia. Tetapi pada masa perjanjian Baru sudah mulai digunakan
untuk mengungkapkan seluruh Gereja
b. Makna Keesaan Gereja
Keesaan berasal dari kata Esa yang berartii satu, jadi Keesaaan adalah satu sifat satu Tuhan.
Pada zaman Perjanjian Baru Keanekaaan Gereja menunjukkan Keesaan pada jemaat Gereja. Pada
dewasa ini keanekaan gereja merupakan sumber perpecahan karena Organisatoris bukan Dogmatis.
Kesatuan gereja bukanlah kesatuan yang bersifat mistis ataupun bersifat rohani. Dalam menyatukan
kembali gereja yang pecah sering kali mengalami kegagalan, karena tidak ada perubahan sikap
jemaat yang berkonflik. Menginginkan pembaharuan gereja lain yang bukan dirinya. Ada perbedaan
pendapat dalam struktur organisasi. Tetapi Kesatuan yang diinginkan Tuhan Yesus bukanlah
demikian. ( Yohanes 17 : 20-21 )
2. Sejarah Gerakan Oikumene
Gerakan Oikumene adalah gerakan orang orang yang merindukan kesatuan Gereja yang hidup
secara terpisah dari orang lain. Tanggung jawab orang Kristen menegakkan kesatuan gereja ( Efesus
4 : 4 ). Pada tahun 1054 perpecahan pertama antara Gereja Barat dan Gereja Timur. Pada abad ke 16
para reformator mendirikan Gereja masing masing demi kebenaran yang mereka pertahankan
meskipun mereka sadar bahwa perpecahan tersebut tidak sesuai dengan Kehendak Kristus Sang
Pemilik Gereja. Disaat perpecahan itu terjadi banyak para tokoh yang berkeinginan menyatukan
gereja walaupun tidak memmbawaa hasil maksimal. Tokoh tersebut antara lain : Crammer dari
Inggris, Calvin dari Swiss, Melanchton dari German, dan Hugo De Groot dari Belanda.
Pada aba ke 19 gerakan Oikumene banyak dipelopori orang Kristen. Pada tahun 1885 gerakan
oikumene dilakukan oleh Y.M.C.A (Young Man Cristian Asosiation), pada tahun 1893 gerakan
dilakukan oleh Y.W.C.A (Young Girl Cristian Asosiation). Kemudian pada tahun 1895 terbentuk
Asosiasi Mahasiswa Kristen dunia yang menjadi bagian atau dasar berdirinya GMKI yang
mempunyai semboyan Ut Omnes Unum Sint (Supaya mereka menjadi satu) (Yohanes 17:21).
Gerakan Oikumene tersebut Tujuannya adalah untuk mengakhiri Perpecahan-perpecahan yang
terjadi dikalangan umat kristen di seluruh dunia. Upaya penyatuan Gereja Barat dan Gereja Timur
yang pacah pada Tahun 1054. Konfrensi pengkabaran Injil di Edinburg (Skotlandia). Berdirinya
Dewan Gereja-gereja se_dunia pada tahun 1948.

Gerakan Oikumene di Indonesia ditandai dengan berdirinya Dewan Gereja-gereja Indonesia


pada tanggal 25 Mei 1950 sebagai wujud pergerakan Oikumene di Indonesia dan pada tahun 1984
gerakan ini berubah nama menjadi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI).
Pada saat berdiri PGI mengesahkan rumusan Lima Dokumen Keesaan Gereja,yaitu :
1. Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB)
2. Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK)
3. Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima (PSMSM) diantara gereja-gereja anggota
PGI.
4. Menuju Kemandirian Tegnologi,Daya dan Dana (MKTDD)
5. Tata Dasar Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (TD-PGI)

3. Panggilan Keesaan Pada Masa Kini.


Segala upaya yang dilakukan gereja sebagai individu atau kelompok adalah salah satu tugas
hakiki orang-orang percaya di segala zaman. Upaya Penyatuan Gereja merupakan panggilan bagi
semua orang-orang percaya. Jadi bukan hanya tugas gereja secara Organisatoris atau tugas
pimpinan gereja yang Bersaksi dan Melayani (Efesus 4:3,4:5). Gereja bertumbuh dari kesatuan
0rang-orang percaya didalam kristus secara konkrit. Persatuan gereja bukan semata-mata karena
organisatoris, pimpinan ataupun tata ibadattetapi hanya karena Firman Tuhan (Efesus 4:6).
Keanekaan Bangsa, Suku, Ras, Bahasa dan Tradisi. Tidak dapat menjadi pemisah persatuan Umat
Allah. Relevansi panggilan keesaan pada masa kini adalah semua orang-orang percaya yang
terrgabung dalam satu gereja yaitu gereja Kristus, harus selalu bergandengan tangan dalam aksi
kehidupan dan pelayanan gereja.
4. Kerukunan Dalam Umat Beragama
Di Indonesia Keanekaragaman Umat Beragama Kewajiban dan Haknya sudah dimuat dalam
sebuah ketentuan dan aturan (Ideologi, UUD dan peraturan lainnya) Yang diterbitkan Oleh
pemerintah. Dan secara khususnya semboyan Negara kita juga menjamin setiap kewajiban dan
hak sebuah keberagaman khususnya keberagaman umat beragama. Dalam Pancasila juga
dijelaskan bahwa setiap Warga Negara mengakui adanya Tuhan yang Maha Kuasa. Aturan
tersebut secara Eksplisit menjamin Kebebasan setiap warga Negara untuk memilih atau memeluk
agama yang dia imani, dengan kata lain pemerintah tidak berhak mengintervensi wargannya
dalam memilih agama tertentu.
Dalam konsepsi Alkitab ketika manusia jatuh kedalam dosa hubungan antara Tuhan degan
manusia menjadi terputus sehingga manusia tidak mampu memelihara sikap harmonis antara satu
dengan yang lain. Maka dari itu Tuhan Allah mengutus Anak Satu-satu NYA turun ke bumi untuk
memulihkan perimbangan hidup (kerukunan) antara manusia dengan Tuhan dan terhadap alam
sekelilingnya. Dalam umat Kristen Protestan kerukunan mengacu pada isu dan konsep
Tritunggal. Dalam konsepsi Alkitab tentang kerukunan jelas dikatakan bahwa Tuhan adalah jalan
satu-satunya atau dasar membangun kerukunan dengan meneladani dan menaati Firman_Nya.
Pedoman dalam membangun kerukunan tersebut ialah hokum kasih (Matius 22: 27-40). Didalam

menciptakan kerukunan tidak hanya mengurangi mengurangi konflik tetapi juga dapat mencapai
kebenaran yang hakiki ( 1 korintus 12 : 26 ).
DiIndonesia sendiri yang menjadi dasar keruukunan umat dalam keanekaragaman adalah
ideologi serta peraturan yang menyertainya. Keanekaragaman itu bbukan sebagai alasan sebuah
perpecahan namun hendak a keanekaragaman dibuat sebagai dasar kerukunan umat beragama
yang menimbulkan kebersamaan dalam membangun kehidupan yang saling toleransi sesama
umat yang kepelbagaian. penjelasan di dalam sila pertam Pancasila jelas dikatakan semua agama
harus saling mengakui, menghargai, dan mentoleransi setiap agama yang ada di Indonesia,
dengan kata lain diharapkan supaya dalam penyelesaian masalah agama dengan diadakannya
dialog antar umat beragam tidak menyimpaang dan yang berkonotasi pada kompromi yang
aqidah serta pencampur-bauran ajaran agama ( Sinkretisme)`
Dalam dialog mewujudnyatakan kemitraan dengan manusia dengan usaha mensejahterakan
hidup semua orang sebagai suatu ungkapan syukur uuntuk memuliakan nama Tuhan. Konsepsi
tersebut sangatlah jelas bahwa dialog antar umat beragama didalam mmewujudnyatakan suatu
kerukunan antar umat beragama bukanlah final, tetapi dialog tersebut harus ditindak lanjuti
dalam kerja sama dan usaha yang bertujuan merealisasikan kerukunan umat beragama.

Kesimpulan
Keesaan gereja pada masa kini dapat menjadi dasar dalam persatuan dan kerukunan dan
persatuan didalam jemaat gereja ataupun keanekaragaman lainnya yang mengatasnamakan
Tuhan. Karena adanya persamaan pedoman yaitu Ajaran Tuhan yang harus ditaati bukan disalah
gunakan demi kepentingan tertentu. Tetepi hendaklah satu Tujuan yaitu hidup bersama dalam
kasih dan kerukunan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai