TEOLOGI TABERNAKEL)
Oleh:
Aris Setyawan
NIM. PS201901054
Dosen:
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Tabernakel Musa dibuat dengan tidak boleh menyimpang dari contoh yang
telah diperlihatkan oleh Tuhan kepadanya, menunjukkan betapa pentingnya
tabernakel ini, dan arti yang terkandung di dalamnya baik bagi bangsa Israel
maupun bagi gereja Tuhan masa kini.
Ibr.8 : 1 – 2 “Inti dari segala yang kita bicarakan itu ialah : kita mempunyai Imam Besar
yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta yang Mahabesar di sorga, dan yang
melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan Tuhan dan
bukan oleh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Yoh.1 : 14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.”
Tabernakel atau kemah dimana Allah mau berdiam itu adalah tubuh
manusia. Dengan mempelajari Tabernakel ini, dimana kita sebagai anggota gereja
Tuhan akan mendapatkan peraturan – peraturan yang ditetapkan oleh Allah
supaya Allah dapat berdiam di dalam hidup dari umat-Nya. Melalui pemahaman
terhadap hikmat Allah yang terkandung di dalam blueprint tabernakel Musa,
gereja dibukakan kebenaran mengenai Kerajaan Sorga yang sejati. Sebagaimana
Firman Allah sendiri yang telah menjelaskan Tabernakel kepada Musa secara
panjang, terperinci, dan sangat jelas, gereja masa kini sebagai perwakilan tubuh
Kristus di bumi ini, harus mengarahkan dan mengajarkan jemaat mengenai tujuan
akhir umat Allah dan petunjuk-petunjuk untuk memasuki ruang hadirat Allah,
yaitu Kerajaan Sorga sendiri. Beberapa gereja yang akhir-akhir ini mulai
kehilangan fokus pemberitaan Firman, mulai bergeser fungsinya, bahkan telah
mengijinkan masuknya ajaran-ajaran dunia, telah menyampaikan pesan-pesan
yang sedap di telinga dan memanjakan pancaindera, namun melupakan
pengajaran akan hal-hal yang sejati, yang tidak kelihatan, yang kekal, yaitu
Kerajaan Sorga, dan bagaimana mempersiapkan jemaat sebagai mempelai
perempuan Kristus untuk siap memasuki perjamuan Allah.
II Kor.4 : 16 – 18 “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun
manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang
ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala –
galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena
yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah
kekal.”
Gereja perlu menyadarkan jemaat bahwa tubuh kita ini kemah sementara,
sehingga ada saatnya dibongkar, sehingga jemaat harus mempersiapkan diri
memasuki Tabernakel sejati. Tabernakel dibuat dari bahan – bahan yang
dipersembahkan secara sukarela, tetapi juga persembahan wajib (Kel.30 : 11 –
16). Hal ini menunjukkan, bahwa untuk membina suatu kehidupan rohani, baik itu
secara pribadi maupun bersama – sama (Tubuh Kristus), jemaat harus berani
untuk mengorbankan segala perkara yang diminta oleh Allah. Hanya dengan kasih
(sebagai motor dari persembahan sukarela) dan dengan tanggung jawab (sebagai
inti dari penggenapan kewajiban) kita dapat membangun rumah Allah yang sesuai
dengan rencana Allah. Gereja tidak hanya mengabarkan kasih Allah namun juga
tanggungjawab orang percaya sebagai bagian perjuangannya untuk mencapai
ruangan demi ruangan dalam tabernakel Allah.
Tuhan Yesus berkata : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
(Yoh.14 : 6).
Dari ayat ini dengan tegas kita diberi tahu, bahwa Yesus adalah jalan satu –
satunya untuk seseorang dapat sampai kepada Allah Bapa. Mengetahui kebenaran
ini, menjadikan keharusan bagi gereja untuk mengabarkan dan menyaksikannya
ke sebanyak mungkin manusia, bagaimanapun caranya, sesulit apapun
tantangannya. Gereja harus menjadi agen Allah yang berani mewartakan
kebenaran ini, sebab jika garam menjadi tawar, untuk apakah gunanya.
Mengetahui kebenaran bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pintu gerbang
menuju ke rumah Allah, menjadikan orang-orang yang telah berada dalam
kawasan tabernakel baik pelataran, ruang kudus maupun maha kudus harus
memberitahukan pintu tersebut kepada orang-orang di luar pagar.
Allah bukan saja menghendaki supaya kita mau masuk ke dalam Pintu
Kemurahan-Nya dengan percaya, tetapi Dia juga merindukan kita untuk masuk ke
dalam persekutuan dengan Dia secara pribadi.
Ima.6 : 12 – 13 “Api yang ada di atas mezbah itu harus dijaga supaya
terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap – tiap pagi imam harus
menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan
membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga
supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.”
Gereja senantiasa mengingatkan jemaat akan korban Yesus Kristus di atas
salib dan perlunya penyerahan diri jemaat sebagai persembahan di atas mezbah
Tuhan. Bila ini kita lakukan, maka api dari Allah itu tetap berkobar – kobar di
dalam gereja.
Kis.2 : 38 “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah
kamu masing – masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.”
Kis.1 : 8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kepenuhan Roh Kudus merupakan anugerah yang kedua bagi gereja, pintu
kedua yaitu pintu kemah. Gereja masa kini perlu menekankan karya Roh Kudus
dalam kehidupan jemaat, karya Roh Kudus yang memberi kuasa bagi gereja
menyelesaikan tugasnya, yang meliputi kuasa untuk bersaksi – Pelita Emas : yaitu
menjadi pelita bagi Tuhan yang bercahaya dan bersinar dengan terang (Kis.1 : 8);
kuasa untuk hidup benar – Meja Roti Pertunjukan : yaitu kehidupan yang sesuai
dengan kebenaran Allah, hal ini dikarenakan Roh Kudus itulah yang membawa
kita kepada seluruh kebenaran (Yoh.16 : 13), serta kuasa dalam doa – Mezbah
Dupa : dengan Roh Kudus doa – doa kita menjadi berkuasa sehingga kita dapat
menerima janji – janji Allah (Rom.8 : 26). Gereja masa kini perlu menekankan
kebergantungan jemaat kepada karya Ro Kudus.
Ibr.10 : 20 “karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup
bagi kita melalui tabir / tirai, yaitu diri-Nya (daging-Nya) sendiri.”
Sebelum memasuki ruang maha kudus, harus melalui tirai atau tabir sebagai
pintu terakhir, yaitu daging Kristus sendiri yang telah dipecah-pecahkan melalui
penderitaanNya. Gereja harus menyampaikan kebenaran bahwa umat Allah harus
turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus, sehingga jemaat gereja masa kini
menjadi jemaat yang tahan uji, sebelum dilayakkan memasuki ruang maha kudus.
Filipi 1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Tabut/ peti terbuat dari bahan baku kayu penaga, namun dilapisi dengan
emas, hal ini berarti bahwa jemaat yang sesungguhnya berdosa dan diliputi oleh
sifat-sifat Allah menjadi mempelai perempuan yang akhirnya disatukan dengan
tutup pendamaian yang terbuat dari emas murni dan asli, yaitu mempelai pria,
Yesus Kristus sendiri. Gereja masa kini harus menekankan penundukan jemaat di
bawah Kristus, supaya kita menyatu dengan Kristus dan tetap berada dibawah
pendamaian dengan Allah.
Gereja masa kini harus terus berjuang mengingatkan jemaat dan dunia
bahwa kehidupan di dunia ini adalah masa persiapan untuk memasuki tabernakel
yang sesungguhnya, yaitu kerajaan sorga yang kekal.
BAB III
KESIMPULAN
Wah.21 : 2 – 3 “Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru,
turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan
yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara nyaring dari
takhta itu berkata : “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah – tengah manusia
dan Ia akan diam bersama – sama dengan mereka. Mereka akan menjadi
umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”