Anda di halaman 1dari 1

Kesetiaan Beribadah

Kata “kesetiaan” dapat dipakai dalam berbagai konteks, misalnya dalam konteks suami-istri,
seorang suami setia memelihara kesucian kehidupan rumah tangganya dan sebaliknya
seorang istri memelihara kesetiaan pada suami. Dalam berpacaranpun demikian, seseorang
dituntut setia kepada pacarnya. Seorang bawahan membangun sikap kesetiaan atau
loyalitas kepada atasan dan lain-lain. Dalam pembahasan ini, kata kesetiaan hendak
diterapkan dalam beribadah yang dilakukan dalam kekristenan, khususnya dalam
denominasi gereja.
Kesetiaan beribadah di denominasi gereja oleh anggotanya ditentukan oleh banyak faktor.
Misalnya pelayanan khotbah yang menjawab kebutuhan rohani, suasana ibadah yang
penuh dengan rasa kekeluargaan atau saling mengenal satu dengan yang lainnya, gedung
gereja yang bagus, tempat parkir yang memadai.Namun ada pula yang setia beribadah di
tempat ibadah yang sederhana seperti mengontrak rumah. Kesetiaan beribadah oleh
sekelompok orang Kristen yang menjadikan tempat sederhana menjadi tempat berkumpul
bersama dalam mewujudkan pertemuan teragung dengan TUHAN itu dilakukan dengan
setia dari minggu ke minggu tanpa merasa terganggu karena fasilitas ibadah seperti rumah
ibadah di rumah kontrakan. Hal ini menjadi fenomena menarik. Tentu tidak semua orang
Kristen menjadikan rumah kontrakan menjadi tempat ibadah karena di wilayah-wilayah
tertentu, hal ini tidak diperkenankan. Jadi, ini sifatnya kasustuistik. Artinya sedikit saja orang
Kristen di tempat tertentu yang menjadikan rumah atau ruang pertemuan untuk ibadah
Minggu.
Hal yang hendak disoroti yakni kesetiaan beribadah yang dilakukan oleh anggota gereja
sebagaimana yang disebutkan di atas. Faktor apakah yang mendorong kesetiaan beribadah
bagi sekelompok orang Kristen yang karena kendala tertentu harus memilih tempat
kontrakan untuk beribadah Minggu. Di sisi yang lain, ada yang merasa malu bila beribadah
di tempat-tempat seperti di rumah atau di ruang pertemuan. Orang-orang seperti ini merasa
bangga kalau beribadah di rumah gereja. Ibadah dalam konteks Kristen dapat dipahami
dalam teks Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Lama, kata “beribadah” dapat dihubungkan dengan kata Ibrani yaitu
“abed” yang berarti “bekerja seperti seorang budak”, atau “mengabdi kepada seorang raja”,
atau “melayani dalam fungsi keimaman”. Sementara dalam Perjanjian Baru dipakai kata
“sebo”. Kata ini memiliki arti “menyembah”. (lihat Mat. 15:9 – Yun. “sebô” (sebw) yang berarti
“menyembah”. Dalam 1 Tim. 6:6 – Yun. “eusebeia” (eusebeia) yang memiliki arti: “hidup
yang takut akan Allah dan melakukan kewajiban religius kepada-Nya). Jadi, ibadah dalam
konteks Kristen di artikan perjumpaan TUHAN dengan manusia dan manusia dengan
TUHAN. Esensi inilah yang diwujudkan dalam ibadah Minggu.

Anda mungkin juga menyukai