Anda di halaman 1dari 26

List of Contents:

• Sejarah
• Ajaran
• Bentuk Kebaktian
• Pengorganisasian Gereja
• Lokasi
Sejarah
Berdirinya Gereja Pantekosta di Indonesia tidak terlepas dari
kedatangan dua keluarga missionaris dari Gereja Bethel Temple
Seattle, USA ke Indonesia pada tahun 1921 yaitu Rev. Cornelius
Groesbeek dan Rev. Richard Van Klaveren keturunan Belanda
yang berimigrasi ke Amerika. Dari Bali maka pelayanan beralih
ke Surabaya di pulau Jawa tahun 1922, kemudian ke kota
minyak Cepu pada tahun 1923. Di kota inilah F.G Van Gessel
pegawai BPM bertobat dan dipenuhkan Roh Kudus
disertai/disusul banyak putera – puteri Indonesia lainnya antara
lain : H.N. Runkat, J. Repi, A. Tambuwun, J. Lumenta, E.
Lesnussa, G.A Yokom, R.Mangindaan, W. Mamahit, S.I.P
Lumoindong dan A.E. Siwi yang kemudian menjadi pionir-pionir
pergerakan Pantekosta di seluruh Indonesia.
2
Karena kemajuan yang pesat, maka pada tanggal 4 Juni 1924
Pemerintah Hindia Belanda mengakui eksistensi “De Pinkster
Gemeente in Nederlansch Indie” sebagai sebuah “Vereeniging”
(perkumpulan) yang sah. Dan oleh kuasa Roh Kudus serta
semangat pelayanan yang tinggi, maka jemaat-jemaat baru mulai
bertumbuh di mana-mana.

3
Tanggal 4 Juni 1937, pemerintah meningkatkan pengakuannya
kepada pergerakan Pantekosta menjadi “Kerkgenootschap”
(persekutuan gereja) berdasarkan Staatblad 1927 nomor 156 dan
523, dengan Beslit Pemerintah No.33 tanggal 4 Juni 1937
Staadblad nomor 768 nama “pinkster Gemente” berubah menjadi
“Pinksterkerk in Nederlansch Indie”. Pada zaman pendudukan
Jepang tahun 1942, nama Belanda itu diubah menjadi “Gereja
Pantekosta di Indonesia”. Ketika itu Ketua Badan Pengoeroes
Oemoem ( Majelis Pusat) adalah Pdt. H.N Runkat.
4
Selain perkembangan perlu juga dicatat beberapa perpecahan yang
kemudian melahirkan gereja-gereja baru di mana para pendirinya
berasal dari orang-orang GPdI antara lain : Pdt. Ho Liong Seng
(DR.H.L Senduk) pendiri gereja GBI yang bersama Pdt. Van Gessel
pada tahun 1950 berpisah dengan GPdI dan mendirikan GBIS, Pdt.
Ishak Lew pada tahun 1959 keluar dan mendirikan GPPS,
sebelumnya pada tahun 1936 Missionaris R.M. Devin dan R. Busby
keluar dan membentuk Assemblies of God, tahun 1946 Pdt. Tan Hok
Tjoan berpisah dan membentuk Gereja Isa Almasih dan lain-lain
sebagainya. 5
Peranan para pioner pun patut dikenang, sebab karena perjuangan
mereka pohon GPdI telah bertumbuh dengan lebat, mereka antara
lain : Pdt. H.N. Runkat yang merambah ladang di Pulau Jawa,
(Jakarta, Jabar, Jateng, dll), tahun 1929 Pdt. Yulianus Repi dan Pdt.
A. Tambuwun disusul oleh Pdt. A. Yokom, Pdt. Lumenta, Pdt.
Runtuwailan menggempur Sulawesi Utara, tahun 1939, dari Sulut /
Ternante Pdt. E. Lesnussa ke Makasar dan sekitarnya. Tahun 1926
Pdt. Nanlohy menjangkau kepulauan Maluku (Amahasa) yang
kemudian disusul oleh Pdt. Yoop Siloey, dll.
6
Tahun 1928 Pdt. S.I.P Lumoindong ke D.I Yogyakarta tahun
1933 Pdt. A.E. Siwi menabur ke pulau Sumatera (Sumsel,
Lampung, Sumbar dan kemudian tahun 1939 ke Sumut), tahun
1932 Pdt. RM Soeprapto mulai membantu pelayanan di Blitar
kemudian Singosari dsk, tahun 1937 ke Sitiarjo Malang
Selatan. Tahun 1935 Pdt. Siloey dkk, merintis pelayanan ke
Kupang NTT, tahun 1930 Pdt. De Boer disusul Pdt. E.
Pattyradjawane dan A.F Wessel ke Kalimantan Timur. Tahun
1940 Pdt. JMP Batubara menebas ladang Kalimantan Barat
(Pontianak), Pdt. Yonathan Itar pelopor Injil Pantekosta di
Irian Jaya, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Oleh pengorbanan mereka GPdI bertumbuh dengan pesat.

7
Ajaran
Ajaran Pengajaran yang ditekankan di
gereja pentakosta, berbeda dengan gereja
karismatik lainnya. yang paling dominan
adalah mengenai Roh Kudus yang terdapat di
dalam Kisah Para Rasul 2 di mana murid-murid
mengalami kepenuhan Roh Kudus. Dengan
kuasa Roh Kuduslah Simon Petrus dan murid-
murid lainya mengabarkan
8
Injil dan gereja
Pentakosta juga merupakan sebuah gerakan di
kalangan Protestanisme yang sangat
menekankan peranan karunia-karunia Roh
Kudus. Aliran ini sangat mirip dengan gerakan
Karismatik, namun gerakannya muncul lebih
awal dan terpisah dari gereja arus utama.
Orang Kristen Karismatik, setidak-tidaknya
pada awal gerakannya, cenderung untuk
tetap tinggal di dalam denominasi mereka
9
Secara ringkas, Gereja Pentakosta memiliki ciri-

ciri umum sebagai berikut:


• Sangat menekankan keyakinan akan peranan
Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus di
dalam kehidupan sehari-hari para
pengikutnya.
• Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara
lain lagu-lagu rohani yang digunakan lebih
modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama
yang bernuansa Gregorian.
• Gereja mengizinkan peran kaum perempuan
10
dalam pelayanan.
Berikut adalah Tata Cara Ibadah Pentakosta:

1. Doa pembuka
Ibadah dimulai dengan doa pembuka oleh pemimpin pujian. Doa
pembuka ditujukan untuk menyiapkan hati dan memfokuskan
diri untuk memasuki hadirat Tuhan. Sebelum ibadah dimulai,
seringkali pikiran jemaat masih terganggu atau terdistraksi
dengan berbagai hal. Karena itulah, dalam doa pembuka ini
pemimpin pujian biasanya akan mengajak jemaat untuk
menanggalkan beban masalah yang dialami, menyerahkannya
pada Tuhan agar dapat lebih siap dan fokus sebelum memulai
ibadah. 11
2. Penyembahan/puji-pujian
Doa pembuka kemudian diikuti dengan penyembahan atau
puji-pujian. Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam penyembahan
di gereja pentakosta bersifat lebih kontemporer atau modern
dan disertai dengan ekspresi dalam penyembahan dan puji-
pujian seperti mengangkat tangan, tepuk tangan. Dalam
ibadah untuk kaum pemuda dapat juga disertai dengan
melompat sebagai ekspresi sukacita atau kemenangan yang
sudah Tuhan berikan. 12
3. Kesaksian (jika ada)
Kesaksian dapat disampaikan oleh salah satu jemaat yang ingin
membagikan kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Karena itulah,
walaupun dilakukan dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan,
kesaksian juga dapat berdampak pada pemberian harapan atau
pertumbuhan iman bagi jemaat lain yang mendengarkannya.

13
4. Doa sebelum khotbah/penyampaian firman
Setelah penyembahan, jemaat akan kembali diajak dalam doa
untuk bersyukur atas kebaikan Tuhan sebelum penyampaian
firman dimulai. Selain itu, jemaat juga dapat diajak untuk
meminta agar Tuhan membuka hatinya dan memberi hikmat
agar firman Tuhan yang disampaikan dapat tertanam sehingga
nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hamba
Tuhan yang akan menyampaikan firman juga turut didoakan
agar Tuhan pimpin sehingga apa yang hendak disampaikan
sesuai dengan kehendak Tuhan. Doa ini dapat dipimpin oleh
pemimpin penyembahan atau oleh hamba Tuhan yang akan
menyampaikan firman.
14
5. Penyampaian firman Tuhan
Hamba Tuhan yang telah dipercaya untuk menyampaikan firman
kemudian menyampaikan khotbah dengan tema yang telah
disiapkan. Hamba Tuhan atau pengkhotbah ini dapat merupakan
salah seorang gembala dari gereja yang bersangkutan atau
pengkhotbah tamu. Firman Tuhan yang disampaikan dapat
meliputi kutipan ayat yang terkait dengan tema, penjelasannya,
kesaksian dari pengkhotbah sendiri, atau sesekali disertai dengan
penyembahan
15
6. Doa sesudah firman Tuhan
Setelah penyampaian firman Tuhan, jemaat kembali diajak untuk
bersatu dalam doa. Doa ini dapat berisi ucapan syukur atas
firman yang sudah disampaikan dan bahwa firman yang sudah
diterima dapat menjadi pedoman dalam hidup jemaat.

16
7. Persembahan
Jemaat kemudian diberi kesempatan untuk memberikan
persembahan untuk perkembangan gereja Tuhan.
Persembahan ini sifatnya sukarela dan bukan paksaan.

17
8. Doa atas persembahan
Setelah persembahan dikumpulkan, jemat kembali diajak
untuk berdoa, kali ini untuk mendoakan persembahan
yang baru saja dikumpulkan agar dapat berguna bagi
pertumbuhan gereja Tuhan. Pertumbuhan gereja Tuhan
yang didoakan di dalamnya termasuk untuk penyebaran
firman Tuhan ke daerah-daerah lain dan juga untuk
menjadi berkat bagi sesama. Tidak lupa jemaat yang
telah memberikan persembahan didoakan dengan iman
bahwa Tuhan yang akan membalas dan memberkati
kehidupan jemaat tersebut.
18
9. Pengumuman
Sebelum mengakhiri ibadah dengan doa, salah satu
hamba Tuhan yang melayani di gereja akan
menyampaikan pengumuman seputar gereja seperti
kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung dalam waktu
dekat.

19
10. Doa syafaat
Doa syafaat biasanya sudah disusun terlebih dahulu dan
diulang setiap minggunya. Isi dari doa ini biasanya
mendoakan keadaan secara global, seperti untuk
pemerintah, kedamaian, dlsb. Selain itu, doa syafaat juga
dapat berupa doa Bapa kami.

20
11. Doa penutup/doa berkat
Ibadah ditutup dengan doa berkat untuk jemaat dalam
menjalani keseharian khususnya selama satu minggu ke
depan, sebelum kembali dalam ibadah umum lagi.
Dialam doa berkat terdapat hal-hal yang berkaitan
dengan keseharian kita seperti kesehatan, pekerjaan
(bisnis, sekolah), keluarga, dsb. Hal ini penting dilakukan
sebagai bekal atau kekuatan jemaat yang secara tidak
langsung menjadi kekuatan iman tersendiri untuk
melewati hari lepas hari selama satu minggu atau selama
6 hari hingga hari ibadah di hari Minggu tiba.
21
12. Ibadah selesai – jemaat bersalam-salaman dan
juga dengan petugas gereja

Ketika selesai beribadah biasanya beberapa majelis


ataupun pendeta sudah stand by ketika jemaat akan
keluar gereja dan tidak lupa gembala sidang ataupun staf
gembala yang turut serta menyalami dapat memberikan
ucapan berkat seperti “Tuhan memberkati”. Salah satu
maksud dari hal ini adalah sebagai upaya bagi gembala
atau staf untuk dapat berinteraksi secara lebih dekat
dengan jemaat.
22
Pengorganisasian Gereja
Forum Tertinggi dalam forum GPdI ialah Musyawarah Besar
yang diadakan 5 tahun sekali. Selain menetapkan Garis Besar
Program Kerja (GBPK), Mubes juga berfungsi memilih
Pimpinan Tingkat Nasional GPdI yang disebut Majelis Pusat.
Majelis Pusat sekarang beranggotakan sebanyak-banyaknya 24
orang yaitu Seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua,
Seorang Sekretaris Umum, beberapa orang Sekretaris, seorang
Bendahara Umum, beberapa orang Bendahara, dan yang
lainnya memimpin departemen-departemen, yaitu :
Departemen Penginjilan, Penggembalaan, Pendidikan &
Pengajaran, Organisasi, Pertumbuhan Gereja, Diakonia,
Pembangunan 23
Lokasi
Gerakan Pentakosta muncul di Eropah tetapi juga muncul di Amerika Utara
sekitar tahun 1906. Gerakan ini muncul dalam Gerakan Methodis yang
berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan dan kesederhanaan yang
menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak yang menjadi
cita-cita dalam kebangunan Methodis dan kesempurnaan Kristen seperti
yang dianjurkan dalam Teologi Wesley. Gerakan ini meluas yang dimulai
dari Kebangunan Rohani Azusa Street, pada 9 April 1906 di rumah Edward
Lee di Los Angeles, dimana Ia menggambarkan pengalamannya dipenuhi
oleh Roh Kudus pada 12 April 1906. Pada 18 April 1906, koran Los Angeles
Times memberitakan gerakan ini pada halaman mukanya. Pada minggu
ketiga April 1906, gerakan yang kecil namun berkembang pesat itu telah
menyewa sebuah gedung African Methodist Episcopal Church yang kosong di
312 Azusa Street dan mulai diorganisir sebagai Misi Iman Kerasulan
Apostolic Faith Mission.
24
Gerakan ini dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Amerika Serikat dan
negara-negara lain. Menurut data, pada tahun 1972 pengikut aliran
Pentakosta di seluruh dunia sudah mencapai 20 juta orang. Sejak akhir
tahun 1950-an, gerakan Karismatik, yang sebagian besar diilhami dan
dipengaruhi oleh Pentakostalisme, mulai berkembang di kalangan
denominasi-denominasi Protestan arus utama, maupun di lingkungan Gereja
Katolik Roma.
Di Inggris, gereja Pentakostal pertama yang dibentuk adalah Apostolic
Church (Gereja Kerasulan), yang kemudian diikuti oleh Elim Church (Gereja
Elim).
Di Swedia, gereja Pentakostal yang pertama adalah Filadelfiaförsamlingen
(Persekutuan Filadelfia) di Stockholm. Gereja yang dipimpin oleh Lewi
Pethrus ini mulanya adalah sebuah Gereja Baptis, yang kemudian
dikeluarkan dari Gabungan Baptis Swedia pada 1913 karena perbedaan-
perbedaan doktrin.
25
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai