Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 5

Anggota : - Jhon Welly Tondang ( 18.3322 )


- Sylvia Wijaya Silalahi ( 18.3336 )
- Ennmo Sinamo ( 18.3315 )
- Angga Sihotang ( 18.3308 )
- Harry Sihite ( 18.3397 )
- Zionyta Situmorang ( 18.3343 )
- Pawerenjes Lubis ( 18.3329 )
- David Pakpahan (18.3390 )

Kelas : 5A
Mata kuliah : Katekisasi
Dosen pengampu : Pdt. Joksan Simanjuntak, M.Th

Hubungan Katekisasi Dengan Menjadi Anggota Jemaat Baru.


( Pengalaman empiris dalam proses menjadi Jemaat terdaftar )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam gereja yang memiliki


latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel dalam Perjanjian
Lama maupun dalam hidup Jemaat perdana di Perjanjian Baru. Katekisasi merupakan salah
satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh Gereja. Istilah katekisasi
berasal dari kerja bahasa Yunani : katekhein berarti: yang memberitakan, memberitahukan,
menjelaskan, memberi pengajaran. Melakukan pengajaran menurut katekhein bukan hanya
ditekankan dalam arti intelektualitas tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau
membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. 1 Khusus nya
bagi jemaat HKBP, kurangnya perhatian akan pengenalan identitas Katekisasi tersebut.

1
Abineno J.L. CH., DR. Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001, hlm. 7
Tentu halnya, berimbas kepada kurang nya kesadaran dalam merasakan
pengalaman empiris dalam hubungannya dengan Katekisasi di HKBP. Secara umum,
seseorang pasti mengikuti terlebih dahulu orangtuanya atau keluarga nya yang kebetulan di
HKBP. Maka dari itu, sangat sulit bagi jemaat yang mengalami secara pribadi bagaimana
proses menjadi jemaat yang terdaftar bagi HKBP.
Dengan hal ini, kelompok kami melalui makalah ini, mencoba memaparkan
hasil penelitian langsung dengan beberapa jemaat terkait “Pengalaman empiris selama
proses menjadi jemaat terdaftar di Gereja masing-masing.“

1.2. Rumusan masalah


1. Dimana anda menerima sakramen baptisan dan sidi ?
2. Apa arti katekisasi bagimu?
3. Bahan ajar apa yang Anda terima dalam proses belajar katekisasi ?
4. Apakah pernah pindah jemaat dan apa syarat pindah gereja?
5. Bagaimana pengalaman empiris anda dalam proses agar menjadi Jemaat yang
terdaftar?
1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini buat sebagai penilaian Ujian Tengah
Semester pada mata kuliah Katekisasi yang di ampu oleh Bapak Pdt. Joksan Simanjuntak,
M.Th dan bagi pembaca, supaya lebih memahami lagi apa itu Katekisasi beserta peranannya
dalam kehidupan kontekstual bergereja saat ini.
BAB II
ISI

2.1. Landasan teori

Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani


yangdilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang
berarti: memberitakan, memberitahukan, menjelaskan, memberi pengajaran. Melakukan
pengajaran menurut katekhein bukan hanya ditekankan dalam arti intelektualistas tetapi lebih
kepada arti praktis, yaitu mengajar ataumembimbing seseorang, supaya ia melakukan apa
yang diajarkan kepadanya.2 Katekisasi merupakan kegiatan pengajaran iman yang
membimbing seseorang (atau beberapa orang) agar ia (atau mereka) melakukan apa yang
diajarkan kepadanya yaitu menentukan pilihan iman yang dipercayai yaitu iman Kristen. 3
Dengan kata lain, katekisasi berfungsi sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan iman
warga dan calon warga jemaat dalam mengikut Kristus sebagai Juruselamat. Pelayanan
katekisasi juga merupakan sebuah proses pembimbingan dan pengajaran kepada peserta
katekisasi untuk mempersiapkan mereka menjadi anggota gereja yang memahami dan
melaksanakan tugas panggilannya dalam kehidupan secara utuh.
Pada akhir dari proses katekisasi, peserta katekisasi akan diterima menjadi anggota
gereja dengan melakukan peneguhan sidi dan mengakui iman di hadapan jemaat. R.J. Porter
menjelaskan tentang Peneguhan Sidi sebagai berikut: Peneguhan Sidi bukan Sakramen tapi
berkaitan erat dengan sakramensakramen. Baptisan usia dewasa dilayankan bersama
peneguhan sidi. Baptisan usia anak yang kemudian dilanjutkan dengan sidi, maka dalam hal
ini peneguhan sidi adalah kesempatan untuk mengakui iman di hadapan jemaat sebagai
pernyataan, bahwa janji orangtua telah ditepati dan sang anak percaya kepada Yesus Kristus.
Melalui peneguhan sidi, seseorang diterima sebagai jemaat yang bertanggung jawab untuk
mengambil bagian dalam pelayanan jemaat, dan diijinkan ikut dalam Perjamuan Kudus.4

Dalam pembahasan mengenai administrasi gereja tentang katekisasi, pengajar-


pengajar katekisasi digereja biasanya ditentukan dalam aturan gereja. Dengan demikian , para
pengajar dipersiapkan dengan ketrampilan – ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses
berlangsungnya pengajaran katekisasi. Dalam gereja HKBP gereja bertanggungjawab

2
Abineno J.L. CH., DR. Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001, hlm. 7
3
E.G Homrighausen dan Dr. I,.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 199, hlm.
109.
4
R.J. Porter, Katekisasi Masa Kini : Upaya Gereja Membina Muda‐mudinya menjadi Kristen yang
Bertanggung‐jawab dan Kreatif, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF, 2007, hlm 187.
mempersiapkan para pengajar –pengajar katekisasi. Melalui pelatihan, khursus dan
mengdakan pertemuan-pertemuan khusus para pengajar sidi untuk membahas bahan ajaran,
Visi dan misi, serta metode yang dilaksanakan bersama untuk mencapai tujuan pengajaran
sidi.5
Ada beberapa langkah persiapan seorang pengajar katekisasi dalam Gereja HKBP
sebelum melaksanakan pengajaran Katekisasi, yaitu:6
- Membaca dan mempelajari tema yang akan diajarkan.
- Mengulang kembali setiap pengajaran yang sudah diajarkan.
- Membaca dan mempersiapkan ayat-ayat yang tepat sesuai dengan tema pengajaran.
- Mengerti dan memahami maksud dari teks.
- Mengimani setiap teks.
- Mempersiapkan daftar nama katekumen.
- Melaksanakan diskusi kelompok.
- Mebuat ujian lisan dan tulisan.
- Membedakan metode pengajaran disekolah dengan katekisasi.
- Menilai keseriusan murid didalam mempelajari firman Allah.
- Mengatur jadwal ujian katekisasi dengan ujian sekolah agar tidak berdekatan.

Dalam pengajaran katekisasi, diperlukan seorang pengajar yang memang benar-benar


layak sebagai seorang pengajar. Pengajar tidak hanya membutuhkan pengetahuan teologis
namun juga psikologis, pedagogis untuk memahami dan mengenal perkembangan peserta
didik dengan baik. Adapun syarat-syarat pengajar katekisasi yang diatur dalam gereja HKBP
adalah sebagai berikut:
1. Berperilaku yang baik.
2. Berdasarkan pemilihan pelayan gereja (Parhalado) dengan kepatutan/kelayakan sebagai
pengajar.
3. Para pengajar katekisasi dibina dan dibekali oleh pendeta di dalam kasih, supaya mereka
manjadi pengajar yang baik dan panutan.
4. Pendeta bertugas untuk membantu dan menolong para pengajar sidi dan berperan dalam
pengajaran katekisasi sebagai pengajar.

5
HKBP, Buku pangajari perguru manghatindanghon haporseaon di HKBP, (Pearaja, 2016). Hal. 15
6
HKBP, Buku pangajari perguru manghatindanghon haporseaon di HKBP, (Pearaja, 2016). Hal. 8-10
5. Pendeta mengadakan evaluasi terhadap pengajar, bahan, metode dan keberlangsungan
katekisasi dalam pelayanan gereja.7
Tidak hanya sekedar memenuhi syarat sebagai seorang pengajar, pengajar katekisasi
di gereja HKBP memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Dengan demikian, tugas ini
bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan dan dibutuhkan iman yang kuat, intelektual
yang tinggi,karakter yang baik dan integritas dari para pengajar katekisasi. Pengajar sidi
harus hidup kerjanian dalam berdoa dan belajar; selalu membuka hati untuk menerima terang
injil; memiliki pengetahuan tentang firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci; teliti dalam
mengamati perkembangan iman para peserta Katekisasi dan sebagainya.

2.2. Metodologi Penelitian

Metode yang dipakai oleh kelompok adalah metode wawancara. Setiap anggota
kelompok bertanya kepada jemaat setidaknya 5 anggota jemaat gereja per mahasiswa/i.

2.3. Analisis penelitian

a. Makna Katekisasi

Katekisasi pertama sekali dimengerti sebagai pengajaran kepada umat,


khususnya pada yang berusia muda dengan menganut amanat agung tentang “..ajarlah
mereka (Mat. 28:19). Dengan begitu hakekatnya ialah pengajaran, yakni pemberian
pengetahuan. Pemberian pengetahuan sebagai kegiatan transformasi pikiran (konsep) untuk
lebih memahami apa itu imanku dan mengapa beriman, serta sebagai kegiatan melakukan,
untuk apa imanku. Pengajaran itu ialah tentang Allah dan kehendak-Nya (“.. melakukan
segala sesuatu yang telah kuperintahkan..”) seperti yang ajar mereka yang sejak kecil sebagai
anggota gereja (belum penuh secara keanggotaannya secara sacramental) Kristus melalui
baptisan dibawa dan terhisap kepada janji dan berkat Tuhan dalam persekutuannya melalui
sakramen perjamuan kudus berdasarkan iman. Itu sebabnya, melalui pengajaran, iman
mereka dibubuhi pemahaman yang memadai tentang isi iman yang mereka sedang anut.
Setelah itu mereka dilayakan mengakuinya di hadapan jemaat. Di sini berarti katekisasi erat
sekali dengan perjamuan kudus dan baptisan kudus. Hanya saja, ini semua baru dalam
pengertian eklesiologis. Dan katekisasi pada tahap ini merupakan titikberat dari seluruh
pengajaran gereja. Artinya, bukan sebuah pekerjaan yang gampang.

7
HKBP, Buku pangajari perguru manghatindanghon haporseaon di HKBP, (Pearaja, 2016). Hal. 15-16
Katekisasi ibarat pintu masuk gereja. Para presbiter/majelis adalah
penjaga pintu itu, sehingga tidak sembarang orang dapat masuk dengan motivasi yang salah,
tidak sesuai iman dan ajaran Kristus dalam gereja-Nya. Pada dasarnya, setiap orang dewasa
yang berkepentingan ingin dibaptis menjadi anggota gereja atau sekarang ini untuk alasan
tertentu (menikah, dll) mesti terlebih dahulu diisi dengan pengetahuan: “tanpa pengetahuan
kerajinan pun tidak baik..” (Ams.19:2). Alasan gereja mengatur katekisasi bagi mereka ialah
bersifat missioner, memperluas perkembangan jemaat.

Dengan mengikuti katekisasi, mereka diterima dan dibaptis menjadi


anggota gereja. Melalui katekisasi, baptisan memperoleh maknanya paling lengkap, yaitu
dapat memperoleh bekal mengapa saya beriman kepada Yesus dan menjadi murid-Nya? Atau
secara lebih luas, mengapa saya harus memilih menjadi Kristen?

b. Tujuan Katekisasi

Dari ini semua tujuan umum katekisasi yang varian ini ialah bahwa
melalui pengajarannya (katekisasi oleh gereja) kepada semua anggota gereja untuk
memperlengkapi mereka bagi sebuah hidup yang bertanggung jawab di dalam dunia sebagai
anggota-anggota yang dewasa dari gereja Yesus Kristus dan secara berangsur-angsur dididik
agar rupa Kristus menjadi nyata dalam hidup setiap anak-anak dan orang dewasa.
Implikasinya, hidup orang beriman, khususnya anak-anak bertumbuh ke arah menyerupai
Kristus secara konformis.

Untuk itu, melalui inventarisir yang dilakukan Abineno8 terhadap pikiran beberapa ahli ihwal
katekisasi dibagi tujuan katekisasi dibagi menjadi 4 bagian: Pertama, katekisasi
sebagai pemberian pengetahuan. Di sini katekumen harus mengetahui hal-hal pokok-pokok
dari isi Alkitab, mereka harus mengetahui tentang ajaran gereja, yang diambil dari Alkitab.
Selain dari pada itu mereka juga harus mengetahui garis-garis besar tentang gereja, tentang
pelayanan dan sejarahnya. Kedua, tujuannya sebagai pendidikan (baca:pembinaan) anggota-
anggota jemaat untuk menyadari tugas mereka di dalam gereja. Dalam tujuan pertama ini
terdapat juga fungsi katekisasi sebagai hubungan antara baptisan dan perjamuan kudus. Para
katekumen harus mengetahui, bahwa gereja adalah persekutuan dalam arti
am. Ketiga, mendidik anak-anak muda & dewasa supaya mereka menjadi hamba-hamba
Allah yang bertanggung jawab di dalam dunia. Berdasarkan tujuan ini, mereka dibebaskan

8
 Dyana L. Hinson, Christian Education (Planning for Lifelong Faith Formation). Nashville: Abingdong
Press Journal, Pdf, hlm. 5.
dari isolemen mereka (hidup tertutup di dalam gereja) dan ditempatkan di tengah-tengah
dunia sebagai saksi dan pelayan Kristus. Keempat, menyampaikan pengetahuan tentang
Allah dari generasi ke generasi. Keselamatan Allah – yang diberitakan kepada  di dalam
Alkitab – harus disampaikan kepada semua orang dari generasi ke generasi. Selain Abineno,
sekali lagi Riemer member pandangannya perihal tujuan umum katekisasi gereja, yaitu setiap
orang yang dididik ajaran Kristus untuk mengenal Allah, mengasihi Dia, dan memuji Dia.
Agar dengan demikian, hidup sesuai dan dapat mengasihi setiap orang pula, yaitu mampu
menuruti semua perintah-perintah-Nya (1 Yoh.4:7-11).

Pandangan tentang tujuan di atas hanya dapat dicapai apabila anak-anak dan orang
dewasa – pada  khususnya, mengikuti katekisasi, telah sebelumnya dipimpin kepada
pengakuan pribadi yang mendasar akan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Tanpa hal ini, pada hematnya, mereka tidak dimungkinkan dapat menunaikan tugas seperti
yang gereja harapkan dari mereka, yaitu sebagai saksi-saksi dan pelayan-pelayan Kristus
yang bertanggung jawab di dalam dunia milik-Nya.

c. Kaitan-kaitan dalam Katekisasi

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan katekisasi adalah

1. Dogma gereja

Katekisasi mengajar berdasarkan dogma gereja yang bersangkutan. Setiap denominasi


gereja membuat buku katekisasi dengan penekanan yang berbeda. Kendati tentang inti
keKristenan sendiri mungkin saja banyak memiliki persamaan. Tak mengherankan bahwa
perbedaan tekanan itu sering diterima secara berbeda pula dalam diri murid katekisasi. Kita
berharap bahwa para murid katekisasi yang kelak menjadi anggota sesuatu jemaat tertentu
dapat menerima perbedaan penekanan itu secara terbuka, khususnya apabila mereka berada
dalam forum-forum oikoumenis.

2. Etika gereja/Kristen

Dalam kaitannya dengan etika secara umum, gereja-gereja mempunyai persamaan-


persamaannya, kecuali dengan praktik etika yang lebih rinci, dapat terjadi perbedaan
pandangan etis antara gereja yang satu dengan gereja yang lain. Hal ini berangkat dari
perbedaan penghayatan terhadap hukum-hukum Tuhan pada umumnya. Contoh: hal
merokok, bunga uang, merias diri (make up), dan lain-lain.
3. Praktek spiritualitas

Masalah spiritualitas amat ditentukan oleh bagaimana sebuah gereja telah


melaksanakannya dalam tradisi kehidupannya sehari-hari. Praktik doa, puasa, persembahan,
penghayatan iman dalam pergaulan di tengah masyarakat, dan lain-lain di sebuah gereja akan
mendorong seluruh anggota jemaat untuk mewujudkannya dalam kehidupan pribadi dan
keluarganya. Itulah sebabnya kita mengenal ciri khas gereja tertentu, yang melaksanakan hal-
hal itu, sedang di gereja yang lain tidak.

4. Tata Gereja/Tata Laksana

Sekalipun tata gereja/tata laksana bukan landasan hakiki iman Kristen, namun tetap
perlu mendapat perhatian anggota jemaat, mengingat itulah "aturan main" dalam kehidupan
bergereja. Ketaatan dan sikap menghargai tata gereja/tata laksana akan menjadikan
kehidupan bergereja itu jelas. Namun demikian, tata gereja/tata laksana tak boleh dijadikan
sebagai Torah baru atau Alkitab baru.

5. Tradisi gereja

Praktik kehidupan berjemaat yang bertahun-tahun dan mengakar di tengah jemaat


dapat disebut tradisi gereja. Tradisi gereja yang baik hendaknya dilestarikan dan diajarkan
kepada anggota jemaat yang baru, agar mereka mengikuti apa yang selama ini berlangsung di
dalam jemaat tersebut. Misalnya, kebaktian pengucapan syukur tahunan, pelaksanaan
perayaan Perjamuan Kudus. Baptisan/Baptisan Anak, dan lain-lain.
Kaitan-kaitan itu perlu diketahui oleh para calon anggota, sehingga mereka dapat
mempertimbangkan kesediaannya sebelum masuk dalam lingkungan jemaat. Sesudah mereka
merasa benar-benar mantap, jadilah mereka sebagai anggota-anggota jemaat yang benar-
benar paham akan ajaran, tradisi dan praktik kehidupan Kristen/jemaatnya.
Pada masa kini, kita juga menjumpai perkembangan mobilitas kehidupan
beroikoumene, baik melalui pergaulan antar gereja, maupun antar individu. Kenyataan ini
sering membuat terjadinya arus perpindahan timbal balik anggota-anggota jemaat dari sini ke
sana dan sebaliknya. Karenanya, kita mengenal adanya anggota anggota jemaat dari gereja-
gereja yang se-azas dan yang tak se-azas; gereja-gereja dalam ikatan Persekutuan Gereja-
gereja di Indonesia (PGI) dengan PSMSM-nya (Piagam Saling Mengakui dan Saling
Menerima) dan yang bukan anggota PGI. Pernikahan juga membawa dampak, misalnya
suami dan istri yang semula berasal dari dua gereja, kemudian bergabung dalam satu gereja.
Amat diharapkan. bahwa semua arus perpindahan itu terjadi karena alasan-alasan yang sehat
dan bukan akibat dari suatu perselisihan atau penilaian terhadap kepemimpinan gereja yang
dirasakan merugikan anggota jemaat yang bersangkutan. Misalnya, seseorang yang merasa
diperlakukan tidak memuaskan antara lain ditegur dan digembalakan khusus oleh pimpinan
jemaatnya pindah ke jemaat lain atau seorang anggota jemaat pindah ke jemaat lain karena
tak puas dengan praktik kehidupan jemaat semula.9

1.4. Tanggapan kritis

Dari Deskripsi dan analisis tentang katekisasi tersebut jelas, bahwa ternyata
katekisasi merupakan hal yang sentral dalam kehidupan gereja, sebab melalui katekisasi
warga jemaat diajak untuk mempercakapkan dan memahami isi iman Kristen yang
merupakan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari warga jemaat
dihadapmukakan dengan berbagai persoalan yang memerlukan pegangan atau pedoman
untuk mengatasinya. Tanpa pegangan atau pedoman yang benar, mereka akan terombang-
ambing dan dapat membahayakan kehidupan iman mereka, bahkan mereka dapat kehilangan
iman.
Dalam memahami firman Tuhan kita sebaiknya para pendeta harus
mengatakan bahwa pelajar katekisasi harus mengakui bahwa kita semua memiliki
keterbatasan sebagai manusia yang telah jatuh dalam dosa. Kita harus mempunyai
kerendahan hati untuk menerima dan percaya kepada kebenaran Alkitab. Bukan kebenaran
Alkitab yang harus cocok dengan kebenaran saya, tetapi kebenaran yang saya yakini itu yang
harus cocok dengan kebenaran Alkitab! (Darmaputera, 2005a, 32). Kita harus membuka diri
untuk dikritisi Alkitab bukan sebaliknya. The text of God’s Word is regarded as something
which the interpreter may judge rather than as something which judge him (Zimmerman,
1972, 79). Berdasarkan iman percaya kita, kita harus yakin bahwa inti pesan Alkitab bersifat
mutlak dan apriori selalu benar (Darmaputera, 2005b, 178). Kita dituntut untuk taat kepada
Firman Tuhan yang berlaku sepanjang masa dan tempat . . . the Bible is the very World of
God it demands our obedience regardless of when it was written (Coder dan Howe, 1966,
27).
Para pengajar khususnya katekisasi di gereja harus mengajarkan dogma gereja
setempat kepada pelajar katekisasi, karena pada umumnya setiap gereja mempunyai
pengakuan iman yang menunjukkan identitas gereja tersebut. Setiap denominasi gereja
9
Abineno, J.L.Ch. Sekitar Katekese Gerejawi - Pedoman Guru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.
mempunyai pengakuan iman (faith and believe ) yang diyakini.
Jemaat yang terlibat dalam pelayanan harus memahami dasar-dasar kehidupan
iman yang sejati melalui pengajaran katekisasi adapun tujuannya yaitu:

1. Melakukan pelayanan dengan hati yang Tulus dan murni hanya kepada Tuhan
2. Jemaat harus mampu bertumbuh dalam iman;
3. Jemaat tidak mudah terpengaruh oleh ajaran duniawi yang menyimpang;
4. Jemaat mampu memberikan jawaban bagi mereka yang meminta pertanggungjawaban
imannya sesuai dengan kebenaran di dalam Kristus.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Untuk memenuhi penyelesaian tugas katekisasi ini, kami menggunakan metode


observasi tanya jawab (wawancara) yang berisi 4 pertanyaan utama dalam mencari informasi
dari setiap narasumber. Dan yang dapat kelompok kami simpulkan dari hasil observasi yang
kami lakukan kepada jemaat yaitu proses mereka menjadi anggota jemaat dalam setiap gereja
lebih dominan dikarenakan mengikut orangtua yang telah duluan terdaftar menjadi anggota
jemaat di gereja tersebut dan juga alasan pindah ke gereja lain karena telah menikah lalu
pergi merantau ke daerah lain. Lalu alasan mereka untuk bertahan di gereja tersebut karena
sejak awal kebanyakan narasumber telah dibaptis maupun naik sidi di gereja tersebut, lalu
alasan yang lainnya karena anggota jemaat telah nyaman dengan pelayanan yang ada dari
setiap pelayan di gereja masing-masing. Dan persyaratan pemindahan anggota jemaat telah
sesuai dengan peraturan di setiap gereja masing-masing. Namun jika yang pindah agama
seperti agama islam ke kristen ,perlu melakukan konseling melalui pendeta dan penatua
gereja. Dalam melakukan wawamcara kami mengetahui bahwa pengetahuan tiap anggota
jemaat tentang katekisasi sudah mulai pada tahap baik walau hanya sekedar pengetahuan dari
jemaat awam. Lalu pekerjaan pelayan di tiap gereja juga nilai baik dan sesuai dengan apa
yang diinginkan jemaat sehingga rata rata jemaat yang kami wawancarai merasa betah untuk
menetap di gereja nya sekarang. Banyak juga yang menetap karena sejak kecil telah
beribadah di gerejanya masing masing karena mereka di baptis dan naik sidi di gereja
tersebut. Walaupun bagi peserta narasumber mengatakan tiap gereja pengajarannya sama,
tetapi alasan mereka untuk memilih gereja yang ditempati sekarang karrna alasan lebih dekat
dengan wilayah tempat tinggal mereka.

3.2. Kepustakaan
Abineno J.L. CH., DR. Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2001.

E.G Homrighausen dan Dr. I,.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1999.

R.J. Porter, Katekisasi Masa Kini : Upaya Gereja Membina Muda ‐mudinya menjadi
Kristen yang Bertanggung‐jawab dan Kreatif, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih / OMF, 2007.

HKBP, Buku pangajari perguru manghatindanghon haporseaon di HKBP, (Pearaja,


2016).

Dyana L. Hinson, Christian  Education (Planning for  Life long Faith Formation). Nas


hville: Abingdong Press Journal, Pdf.

3.3. Lampiran
3.3.1. Narasumber Ennmo Sinamo

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Daniel Pasaribu


Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa
Gereja : HKBP Martoba Resort Martoba Medan

Saudara Daniel mengatakan bahwa ia sejak dilahirkan adalah warga jemaat HKBP
Martoba, dimana ia menerima baptisan dan menerima kenaikan sidi digereja tersebut. Ia
mengatakan arti katekisasi baginya sendiri ialah mendalami pemahaman mengenai ajaran
Yesus Kristus kepada umat manusia dan ia mengatakan itu adalah syarat mutlak bagi umat
percaya (kristen). Ia mengatakan bahan ajar yang diterimanya dalam proses belajar katekisasi
ialah Alkitab itu sendiri, ia mengatakan Alkitab dapat kita gunakan sebagai alat untuk
menangkis bahaya-bahaya yang selalu mengancam kita dalam melaksanakan firman Allah.
Saudara Daniel belum pernah pindah gereja, Ia masih berada di gereja HKBP.

2. Nama : Ny. Simanjuntak Br. Pasaribu


Usia : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Nama Gereja : HKBP Horas Pardomuan Nauli

Ia di baptis dan disidikan di Gereja di HKBP HPN. Dari kecil memang sudah
terlahir di HKBP. Bagiku katekisasi adalah salah satu bentuk pembinaan iman yang
dilaksanakan oleh Gereja kepada warganya, agar mereka yang mengikuti katekisasi
diharapkan menjadi warga gereja yang dewasa, mampu mengenal Tuhan dan Juruselamatnya,
percaya, setia dan melaksanakan kehendak-Nya dalam kehidupan di tengah keluarga, gereja
dan masyarakat. Menjadi warga gereja yang dewasa, artinya siap memikul tanggung jawab
untuk membangun persekutuan, pelayanan dan kesaksian yang baik dengan Tuhan dan
sesamanya. Aku belajar bahwa di gereja manapun kita beribadah, perbedaan-perbedaan yang
ada itu tidak lebih besar dibandingkan Tuhan yang kita sembah. Mungkin tata cara ibadah,
maupun sistem dalam gereja itu berbeda, tapi Tuhan Yesus tetaplah sama.
3. Nama : Ny. Gultom br Silitonga
Usia : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Nama Gereja : HKBP Martoba Resort Martoba

Ia dibaptis dan disidikan di HKBP Tanjung Sari, Ia menjadi jemaat disana


.Tetapi beberapa tahun berjemaat Ia menguruskan untuk pindah karena pendeta di suatu
gereja. Hal tersebut menyebabkan konflik antara jemaat dan pengurus gereja atau Pendeta
sehingga jemaat merasa tidak puas dengan gaya kepemimpinan di gereja, misalnya Bapak
dan/atau Ibu Pendeta berubah sifat menjadi diskriminatif, tidak peka, materialistis dan lebih
mementingkan urusan pribadi dari pada urusan jemaat. Akhirnya, Ia memutuskan untuk
pindah ke gereja kami yaitu HKBP Martoba. Menurut inang tersebut, proses dia mengurus
tersebut sangatlah panjang karena harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan surat
pindah dari HKBP Tanjung sari. Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya surat tersebut
keluar dan beliau segera mendaftarkan dirinya ke HKBP Martoba. Tetapi, pada saat
mendaftar beliau kembali belajar mengenai aturan dan peraturan HKBP, konfesi, dan RPP
serta norma-norma kekristenan di HKBP. Kalau tidak salah sekitar sebulan lamanya.
Akhirnya, nama keluarga inang tersebut diwartakan di dalam peribadahan Minggu.

4. Nama : Ny. Sitinjak br. Sitompul


Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Gereja : HKBP Horas Pardomuan Nauli

Ia mengatakan lahir dan dibesarkan di lingkungan gereja HKBP, menurut


beliau katekisasi adalah proses memahami dan mendewasakan imannya kepada Tuhan Yesus
Kristus, walaupun dalam pengalamannya melayani suka duka ialah tetap bergereja disitu.
Pengalaman empiris yang ialah rasakan dikatakannya ialah mungkin beberapa orang ada
yang lebih memilih untuk berpindah gereja karena mencari suasana dan materi ibadah yang
sesuai. Tetapi, aku belajar bahwa gereja bukan tempat untuk menerima tetapi untuk memberi.
Tuhan Yesus telah mengasihi kita terlebih dahulu ketika Dia memberikan diri-Nya sebagai
tebusan atas dosa-dosa kita. Ketika kita beribadah di gereja, itu bukan semata-mata kita hadir
untuk menerima berkat. Tapi, kehadiran kita di gereja adalah sebagai ungkapan syukur kita
kepada Yesus atas pengorbanan-Nya. Dan ungkapan syukur itu kita lakukan lewat melayani
saudara-saudara kita di gereja.

5. Nama : Winda Sitanggang


Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Nama Gereja : HKBP Horas Pardomuan Nauli
Ia mengatakan bahawa ia dibaptis dan sidi di gereja HKBP mengatakan bahwa
sejati pelayan yang sesungguhnya adalah ketika kita menerima segala kekuramgan dan
kelebihan yang kita miliki dan orang lain. Dari pengalamannya menjalankan belajar
katekisasi ialah dimana ia bisa melihat dan memahami bagaimana Yesus bekerja bagi
hidupnya dan juga keluarganya. Sekarang Ia menjadi warga jemaat GKPI Pamen karena
harus mengikuti opungnya tetapi ia tetap melayani di gereja tersebut, karena dimanapun ia
berada dan bergereja ia akan tetap melayani Tuhan lewat puji-pujiannya,

3.3.2. Deskripsi Narasumber dari David O. Pakpahan

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Ir. Posta Ojak Pardede


Nama Gereja : HKBP Beringin Indah Ress Beringin Indah, Pekanbaru
Usia : 52 Tahun
Pelaksanaan wawancara : 03 Oktober 2020, di Gereja HKBP Beringin Indah

Beliau dan istri mendaftar di HKBP Beringin Indah dari tahun 2007 karena
sebelumnya mereka terdaftar di HKBP Tanjung Morawa Medan. Sebenarnya tidak ada niatan
ataupun minat untuk menjadi anggota disini, hanya saja kedua orang tua mengajarkan
sewaktu kecil agar berhuria dan terdaftar digereja ini. Dalam artian hanya ikut-ikut saja
kepada orang tua, awalnya tidak mengetahui apa yang membedakan HKBP dengan gereja
lainya, yang ia tahu orang tua nya bergereja disitu dan hanya mengikutinya dan saya belajar
bagaimana proses disini.

2. Nama : St. O. Tampubolon


Nama Gereja : HKBP Beringin Indah Ress Beringin Indah, Pekanbaru
Usia : 47 Tahun
Pelaksanaan wawancara : 03 Oktober 2020, di Gereja HKBP Beringin Indah
Ia terdaftar sebagai jemaat HKBP Beringin Indah sesudah menikah, sebelumnya ia
terdaftar di HKI Agape Pematang Siantar, alasanya karena dikampung sangat jarang gereja
dan kalaupun ada pasti jaraknya jauh dan yang terdekat adalah gereja itu, jadi memang baru
di HKBP. Sewaktu beliau Pematang Siantar beliau diminta surat pengantar dari gereja asal
dan dibacakan diwarta pada hari minggu sebagai keanggotaan jemaat baru.

3. Nama : Emma Yolanda


Nama Gereja : HKBP Beringin Indah Ress Beringin Indah, Pekanbaru
Usia : 25 Tahun
Pelaksanaan wawancara : 03 Oktober 2020, di rumah Emma

Alasan beliau bergereja di HKBP karena orangtua-nya yang memperkenalkan itu


kepada beliau, ia dibaptis dan belajar sidi di HKBP. Jadi ia lebih banyak memahami
peribadahan di HKBP dibanding dengan gereja lain karena dari kecil beliau diajarkan untuk
kesitu.

4. Nama : Y.F Simanjuntak


Nama Gereja : HKBP Beringin Indah Ress Beringin Indah, Pekanbaru
Usia : 39 Tahun
Pelaksanaan wawancara : 03 Oktober 2020, di Gereja HKBP Beringin Indah

Pada tahun 2005 beliau merantau ke Pekanbaru dan terdaftar di HKBP Beringin
Indah. Pada tahun 2006, sebelumnya ia sudah terdaftar di HKBP Tarutung Kota. Pada awal
nya ia datang kesini tidak merasakan perbedaan ajaran di Gereja ini, yang membedakan
hanya lingkungan dan anggota jemaat-jemaat. Karena setiap daerah tentu saja memiliki
perbedaan dalam sikap dan kebudayaanya. Pada awalnya ia merasa senang karena diberi
pembinaan dan pengenalan oleh Pembina Gereja, lalu bergabung pada Naposo HKBP dan
aktif pada saat itu sampai pada tahun 2010. Setelah melewati masa Naposo tetap bertahan
digereja ini sampai saat ini.
5. Nama : St. D. br. Manalu
Nama Gereja : HKBP Beringin Indah Ress Beringin Indah, Pekanbaru
Usia : 53 Tahun
Pelaksanaan wawancara : 03 Oktober 2020, di Gereja HKBP Beringin Indah

Awalnya beliau bergereja di GKPA Medan, pada tahun 2001 ia dan keluarga pindah
ke Pekanbaru dan tahun 2003 sudah ditasbihkan menjadi Sintua. Pada saat mengantar surat ia
diberi pembinaan sebagai anggota baru. Beliau merasa kedua ajaran dari gereja yang berbeda
ini tidak terlalu banyak. Tata ibadahnya dan cara ibadahnya tidak terlalu tampak berbeda
hanya saja HKBP terkadang menggunakan bahasa batak dalam bahasa batak berbeda dengan
gereja lama yang ibadahnya menggunakan bahasa Indonesia.

3.3.3. Deskripsi Narasumber dari Sylvia W. Silalahi

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Kel. Op. Jonathan Sihaloho / Br.Turnip (+)


Nama Gereja : HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong
Pelaksaan Wawancara : 03-10-2020 di HKBP Estomihi Ress. Estomihi
Bengkong
Keluarga Opung Jonathan sebelumnya merupakan jemaat HKI Bengkong Abadi.
Mereka pindah ke HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong dikarenakan jarak yang lebih
dekat dibandingkan dengan gereja sebelumnya. Keluarga ini pindah sejak tahun 2005 dengan
persyaratan membawa Surat Keterangan Pindah Jemaat dari gereja sebelumnya dan ditujukan
kepada HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong, membawa Surat Pemberkatan Nikah,
menyatakan tinggal daerah mana kemudian diserahkan kepada Majelis lingkungan.
Pengalaman yang dirasakan oleh keluarga op.Jonathan Sihaloho / Br. Turnip (+) ialah dapat
lebih aktif dikegiatan-kegiatan gereja yang dilakukan untuk menumbuhkan kerohanian yang
ada pada mereka.

2. Nama : Kel. Firman Panjaitan / St. T. Br Siagian


Nama Gereja : HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong
Pelaksaan Wawancara : 03-10-2020 di HKBP Estomihi Ress. Estomihi
Bengkong
Keluarga ini merupakan jemaat pindahan dari Gereja HKBP Lubuk Baja Ressort
Batam. Mereka pindah ke HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong dikarenakan jarak
yang begitu jauh. Untuk itu mereka dimintai agar membawa Surat Keterangan dari Huria
HKBP Lubuk Baja kepada HKBP Estomihi Ressort Estomihi lalu melampirkan surat nikah
dan jumlah anak, serta berdomisili dimana kemudian diserahkan kepada Majelis lingkungan
sehingga dapat diberikan kepada admin kantor. Persyaratan lainnya ialah keluarga tersebut
harus sudah melunasi kewajiban pelean taon (administrasi gereja) serta tidak kena RPP.
Pengalaman yang dialami ialah keluarga ini merasa sangat nyaman karena baik para pelayan ,
majelis, maupun jemaat lainnya dapat memberikan pengaruh positif dan mendapatkan
pertumbuhan rohani. Sehingga saat itu inang T. Siagian mendaftarkan diri sebagai calon
Sintua saat itu dan beliau sekarang sudah menjadi Sintua sah di HKBP Estomihi Ressort
Estomihi Bengkong.

3. Nama : Josua Hutagalung


Nama Gereja : HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong
Pelaksaan Wawancara : 03-10-2020, di rumah pewawancara
Beliau merupakan jemaat (naposo) di HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong
sejak ia lahir. Josua dibaptis dan peneguhan sidi dilakukan di gereja HKBP Estomihi
Ressort Estomihi Bengkong karena memang orangtua beliau jemaat lama di gereja tersebut.
Pengalaman dari beliau ialah ia sangat senang dapat menjadi jemaat aktif di gereja tersebut
karena mendapat banyak mendapat teman yang dapat saling memberikan support, melayani
bersama, sehingga semakin mempertumbuh iman yang ada di dirinya.

4. Nama : Jacky Khan Syaputra


Nama Gereja : HKBP Bongbongan Ressort Bongbongan
Pelaksaan Wawancara : 03-10-2020, melalui media sosial (WhatsApp)
Merupakan jemaat yang sebelumnya beragama Muslim. Beliau pindah ke agama
Kristen dikarenakan sejak kecil ia disekolahkan di gereja Kristen dan ibu Jack sebelumnya
beragama Kristen. Ia memilih HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong karena jarak dari
rumah beliau yang tidak begitu jauh juga ia sudah bertahun-tahun beribadah di gereja
tersebut. Untuk menjadi jemaat, ia harus memenuhi beberapa syarat seperti membuat surat
pernyataan diri bahwa tidak adanya paksaan ingin berpindah agama, lalu dibaptis, marguru
malua agar peneguhan sidi. Beliau selalu merasa bahwa setiap mempelajari, mendengarkan
Firman Tuhan sangat berpengaruh akan kehidupannya. Ia merasa bahwa penyelamatan yang
dari pada-Nya sungguh nyata
5. Nama : Waskito Purba
Nama Gereja : HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong
Pelaksaan Wawancara : 04-10-2020 di HKBP Estomihi Ress. Estomihi
Bengkong
Ia merupakan jemaat dari GBI. Ia ingin menjadi jemaat di HKBP Estomihi Ressort
Estomihi Bengkong karena dekat dengan jarak dan beberapa temen kerjanya bergereja di
tempat tersebut. Awalnya ia merasa aneh beribadah di gereja HKBP Estomihi Ressort
Estomihi Bengkong karena ibadah yang dilaksanakan berbeda dengan gereja sebelumnya.
Tetapi lambat laun, beliau terbiasa. Persyaratan yang harus dipenuhi ialah beliau memberikan
Surat bahwa merupakan jemaat dari gereja GBI serta menunjukkan Surat Baptis. Ia
peneguhan sidi di gereja HKBP Estomihi Ressort Estomihi Bengkong dan beliau menerima
pemberkatan pernikahan dengan istrinya sebulan yang lalu di gereja tersebut. Pengalaman
yang dirasakan beliau ialah dapat menumbuhkan iman juga memahami bahasa batak karena
di GBI tidak ada bahasa batak serta dapat menerima berkat contoh halnya ialah pernikahan.

3.3.4. Deskripsi Narasumber dari Angga Sihotang

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Kel. Dayah / Erna br. Sinaga


Nama Gereja : HKBP Judika Ressort Laguboti Kota

Bapak Dayah adalah jemaat dari HKBP Judika Ressort Laguboti Kota. Bapak Dayah
mengaku dulunya adalah seorang penganut agama muslim, dan setelah menikah dengan
istrinya, Ia mengikuti kemauan istrinya untuk masuk ke agama Kristen dan bergereja di
HKBP Judika. Bapak Dayah melalui tata cara untuk masuk ke Kristen seperti dibaptis dan
naik sidi sebelum pernikahan dan 3 hari kemudian mereka melangsungkan acara pernikahan.
Bapak Dayah mengaku kesulitan saat pertama kali menjadi anggota jemaat di HKBP Judika,
karena bapak tersebut tidak terlalu paham akan bahasa batak yang mengakibatkan dirinya
sempat tidak hadir di ibadah minggu selama beberapa bulan. Tetapi bapak tersebut mengaku
karena telah menerima agama Kristen secara tulus, ia pun mau untuk mulai belajar bahasa
batak dengan istrinya selama ia tidak beribadah. Ia juga mengaku bahwa sambutan jemaat di
HKBP Judika sangat baik dan hangat saat ia menjadi jemaat di gereja tersebut. Mereka
memilih untuk menjadi anggota jemaat di gereja tersebut karena istri dari bapak dayah adalah
anggota jemaat di HKBP Judika.

2. Nama : Kel. Irwan Pangaribuan / Masdah br. Nainggolan


Nama Gereja : HKBP Judika Ressort Laguboti Kota

Bapak Irwan adalah jemaat dari HKBP Judika Ressort Laguboti Kota. Ia mengaku
telah menjadi anggota jemat di gereja tersebut selama 9 tahun lebih. Tetapi sebelumnya ia
bergereja di HKBP Poriaha Jae Ressort Immanuel Sibolga. Mereka pindah ke Laguboti
tepatnya di daerah Pintu Bosi karena Bapak Irwan mendapat warisan tanah, dan membangun
rumah mereka disana. Sebelum menjadi anggota jemaat di gereja tersebut, bapak irwan dan
istrinya mengurus segala kepentingan untuk perpindahan gereja seperti surat pindah dari
gereja asal dan memberikan akta pernikahan. Mereka memilih menjadi anggota jemaat di
HKBP Judika karena rumah mereka dekat dengan gereja tersebut.

3. Nama : Kel. Toni Simanjuntak / Christina br. Rajagukguk


Nama Gereja : HKBP Judika Ressort Laguboti Kota

Bapak Toni dan Istrinya telah menjadi Anggota jemaat di HKBP Judika sejak mereka
lahir. Sampai sekarang, mereka tetap bertahan di HKBP Judika karena sudah nyaman dengan
pelayanan dari setiap pendeta yang hadir dan merasa bahwa di gereja tersebut memiliki
banyak kenangan bagi mereka yang membuat mereka tidak ingin pindah dari sana.

4. Nama : Josua Pangaribuan


Nama Gereja : HKBP Judika Ressort Laguboti Kota

Josua Pangaribuan adalah Naposo dari HKBP Judika sejak ia lahir. Ia bergereja di
HKBP Judika karena mengikut orangtuanya yang menjadi anggota jemaat di HKBP tersebut.
Ia tetap bertahan di HKBP tersebut karena ia di baptis dan naik sidi di HKBP Judika.

5. Nama : Meri Lumbanbatu


Nama Gereja : HKBP Judika Ressort Laguboti Kota

Meri merupakan Naposo dari HKBP Judika sejak lahir sama seperti saudara Josua.
Alasan ia beribadah di HKBP Judika sama seperti alasan dari Josua yaitu mengikut
orangtuanya yang sejak awal adalah jemaat tetap di gereja tersebut. Ia juga dibaptis dan naik
sidi di HKBP Judika.

3.3.5. Deskripsi Narasumber dari Harry Sihite

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Kel. J. Simanjuntak / br. Sitompul


Nama Gereja : HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam
Beliau merupakan Jemaat di HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam. Beliau tinggal di
Bida Ayu Batam, proses empiris atau pengalaman beliau menjadi jemaat gereja HKBP Aek
Nauli adalah beliau menganggap semuanya itu berawal dari semenjak dia berkeluarga. Beliau
ingin menjadi jemaat HKBP Aek Nauli alasan utamanya adalah karena beliau memang sudah
bergereja HKBP di tempat kelahiran mereka dan ingin melanjutkannya sampe sekarang.

2. Nama : Kel. R Hutasoit / br. Nababan


Nama Gereja : HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam

Beliau merupakan calon penatua di gereja HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam. Beliau
tinggal di mangsang, Batam. Proses beliau dalam menjadi jemaat HKBP Aek Nauli adalah
karena beliau merupakan seorang perantau dan fasih tentang adat istiadat Batak.Sehingga ia
menganggap HKBP adalah aliran sinode yang tepat dalam meneruskan Adat Istiadat.

3. Nama : Ny G Manurung / br Turnip

Nama Gereja : HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam

Beliau merupakan salah satu jemaat di HKBP Aek Nauli Bisa Ayu. Beliau dulunya
merupakan jemaat HKBP di daerah asalnya sehingga kemudian beliau memilih melanjutkan
nasihat dari orang tuanya agar selalu bergereja di HKBP. Hingga akhirnya dia pun memilih
gereja HKBP Aek Nauli dikarenakan lokasi gereja yang dekat dengan lingkungannya.

4. Nama : Kel. H. Simanjuntak / br. Silalahi

Nama Gereja : HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam

Beliau merupakan Sintua atau penatua di gereja Aek Nauli Bida Ayu. Proses beliau
menjadi jemaat HKBP Aek Nauli adalah dikarenakan gereja yang dahulu ia berjemaat
walaupun HKBP terlampau jauh dari lingkungannya. Sehingga ketika gereja HKBP Aek
Nauli berdiri beliau pindah gereja.Beliau hanya tiggal menunjukkan surat pindahnya dari
gereja sebelumnya dan membayar uang iuran tahun. Di Gereja lama beliau juga merupakan
Sintua jadi beliau tinggal menunjukkan SK sintuanya di gereja sebelumnya dan menjadi
Sintua kembali di HKBP Aek Nauli.

5. Nama : Kel. D.Panjaitan / br. Nainggolan

Nama Gereja : HKBP Aek Nauli Bida Ayu Batam

Keluarga ini memiliki hambatan ketika ingin menjadi jemaat HKBP Aek Nauli,
dikarenakan mereka terkena hukum siasat gereja atau RPP HKBP diakarenakan
kelahirananak perama tidak sesuai dengan lamanya menikah, sehingga mereka sempat tidak
merasakan pelayanan dari gereja dalam kurun waktu tertentu. Awalnya ketika gereja
memanggil dalam ulaon manjangkhon ruas na Hona RPP, mereka enggan datang karena
malu.Namun akhirnya di panggilan kedua mereka menerima panggilan tersebut dan sah
menjadi jemaat HKBP Aek Nauli Bida ayu dan anak mereka pun di baptis.

3.3.6. Deskripsi Narasumber dari Pawerenzes Lubis

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Kel. T. Lubis / R. Tumanggor


Nama Gereja : HKBP Immanuel Tomuan

Bapak T. Lubis dan ibu R. Tumanggor merupakan Jemaat HKBP Immanuel Tomuan.
Mereka bertempat tinggal di desa Siabal-abal.Mereka sebelumnya adalah Jemaat HKBP
Garoga. Namun setelah menikah dan berkeluarga, keluarga bapak T.Lubis berdomisili di desa
Siabal-abal Pematangsiantar. Karena alasan sudah berdsomisili di Pematangsiantar dan
memiliki keluarga yang menjadi anggota jemaat HKBP Immanuel Tomuan, bapak T.Lubis
dan ibu R Tumanggor mendaftarkan keluarga mereka sebagai calon jemaat di HKBP
Immanuel Tomuan. Dalam proses menjadi calon jemaat HKBP Immanuel Tomuan, yang
bersangkutan tidak begitu mengalami kesulitan. Keluarga yang bersangkutan hanya perlu
mendapatkan surat dari gereja asal dan dalam beberapa minggu penetua lingkungan juga
melakukan pemantauan terhadap bagaimana sikap yang bersangkutan sebagai calon anggota
jemaat. Dan setelah penetua lingkungan melakukan pemantauan keluarga tersebut pun
diterima menjadi anggota jemaat HKBP Immanuel Tomuan.

2. Nama : Kel. E. Pangaribuan / D. Panjaitan


Nama Gereja : HKBP Immanuel Tomuan

Bapak E. Pangaribuan dan Ibu D. Panjaitan merupakan anggota Jemaat HKBP


Immanuel Tomuan yang beralamat di Jl. Mangga. Keluarga bapak E. Pangaribuan dan ibu D.
Panjaitan dahulunya merupakan Jemaat di HKBP Syalom Jambi. Bapak E. Pangaribuan yang
berprofesi sebagai Polisi menerima surat tugas untuk pindah ke Pematangsiantar. Karena
orangtua dari keluarga adalah jemaat HKBP Immanuel Tomuan maka keluarga tersebut pun
mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota jemaat HKBP Immanuel Tomuan. Dengan
pemantauan dari sintua lingkungan selama beberapa minggu maka keluarga tersebut pun
diterima menjadi anggota jemaat HKBP Immauel Tomuan.

3. Nama : Kel. I. Tarihoran / Ibu A siregar

Nama Gereja : HKBP Immanuel Tomuan

Bapak I. Tarihoran dan Ibu A siregar merupakan jemaat HKBP Immanuel Tomuan
yang beralamat di Pintu Bosi. Bapak I.Tarihoran ini awalnya merupakan beragama Muslim.
Namun dengan alasan ingin menikah, maka dengan Ibu A Siregar, maka bapak Tarihoran
pun mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon anggota jemaat HKBP Immanuel Tomuan.
Namun karena berasal dari agama yang berbeda, bapak Tarihoran harus mengikuti
pembekalan dalam menjadi calon anggota jemaat. bapak Tarihoran harus dibabtis dan
melakukan pelepasan sidi. Dan selama dalam proses, bapak Tarihoran mendapatkan
pemantauan dari sintua lingkungannya. Dan dari hasil pemantauan bahwa bapak tersebut
menunjukkan kecintaannya terhadap peribadahan HKBP dan karena telah melakukan
prosedur dari gereja dengan baik, maka bapak Tarihoran diterima menjadi anggota jemaat
HKBP Immanuel Tomuan.

4. Nama : Kel. D. Tambunan / S.Turnip

Nama Gereja : HKBP Immanuel Tomuan


Bapak D. Tambunan dan Ibu S.Turnip merupakan jemaat HKBP Immanuel Tomuan
yang beralamat di Jl. Daliltani. Dahulunya Keluarga ini berasal dari jemaat GKPS Sibuntuon.
Namun setelah menikah dan berkeluarga, keluarga tersebut berdomisili ke Jl. Daliltani
Pematangsiantar. Karena gereja terdekat dari rumah keluarga tersebut adalah HKBP
Immanuel Tomuan, maka keluarga tersebut mendaftarkan dirinya menjadi calon anggota
jemaat di HKBP Immnuel Tomuan. Dan setelah mengurus surat dari gereja asal, serta
dipantau oleh sintua yang berada pada lingkungan keluarga tersebut dan semua telah
menyetujui dalam beberapa minggu, maka keluarga tersebut diterima menjadi jemaat HKBP
Immanuel Tomuan.

5. Nama : Kel. S Silalahi / T.Siahaan

Nama Gereja : HKBP Immanuel Tomuan

Bapak S. Silalahi dan Ibu T.Siahaan merupakan jemaat HKBP Immanuel Tomuan
yang beralamat di Siabal-abal. Dahulunya bapak S.Silalahi dan ibu T.Siahaan merupakan
jemaat HKBP Marihat Baris. Namun karena setelah berpindah rumah dari daerah Marihat ke
arah Siabal-abal, keluarga pun ikut pindah ke gereja HKBP Immanuel Tomuan dengan alasan
sudah terlalu jauh untuk bergereja di HKBP Marihat Baris. Dan setelah mendaftarkan
keluarganya dan mendapatkan pemantauan dari sintua lingkungan yang berada di daerah
bersangkutan, maka setelah beberapa minggu kemudian bapak S.Silalahi dan ibu T.Siahaan
diterima menjadi anggota jemaat HKBP Immanuel Tomuan.

3.3.7. Deskripsi Narasumber dari Zionyta Situmorang

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

1. Nama : Kel. St. Kasimah Sinaga / Bapak Duharma Siboro


Nama Gereja : GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin
Ibu ini adalah seorang penatua di GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin.
Penatua K. Sinaga bertempat tinggal di Tanjung Beringin. Beliau sebelumnya adalah seorang
beragama Muslim. Lalu pindah keagama Kristen. Setelah pindah, beliau menikah dengan
bapak Duharma Siboro. Beliau menerima baptis dan sidi di GKPI Tanjung Beringin. Saat
akan diterima menjadi penatua, beliau menerima pelayanan dalam pembelajaran akan
kekristenan dengan baik dari pendeta maupun penatua yang sudah ada di GKPI Tanjung
Beringin. Dalam hal surat menyurat, beliau tidak mendapat persulitan karena mempunyai
keteguhan dalam hal menjadi orang Krsiten dan menjadi jemaat di GKPI tanjung Beringin.
Beliau juga segera learning untuk menjadi penatua segera setelah melaksanakan pernikahan
dengan bapak Duharma Siboro. Pengalaman penatua K. Sinaga selama menjadi penatua
adalh menemukan banyak tantangan dalam hal kerohanian dan juga bagaimana
perkembangan kehidupan dari jemaat yang ada di GKPI Tanjung Beringin.

2. Nama : Kel. Juhardi Sinaga / Melinda br. Manihuruk


Nama Gereja : GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin
Ibu Melinda dan bapak Juhardi adalah anggota jemaat GKPI Tanjung Beringin.
Mereka sebelumnya merupakan anggota jemaat GKPI Berastagih. Mereka pindah domisili ke
Rangkom, Sumbul. Lalu mereka pindah ke GKPI Tanjung Beringin karena merupakan gereja
orangtua dari bapak Junardi. Dalam hal pengurusan surat pindah, Bapak Junardi mengalami
kesulitan dikarenakan pekerjaan beliau yang adalah seorang supir Sepadan. Seperti yang
diketahui, bahwa syarat untuk mengurus surat pindah adalah melaksanakan peribadahan
minggu selama 6 bulan dan mengikuti pelayanan-pelayanan gereja lainnya. Namun bapak
tersebut tidak mengikutinya dengan baik sehingga pengurusan surat pindahnya sedikit
terhalang. Namun karena anak bungsunya harus dibaptis dan anak sulungnya harus di sidi,
maka bapak tersebut menjadi rajin mengikuti ibadah. Akhirnya mereka menjadi jemaat tetap
di GKPI Tanjung Beringin. pengalaman Bapak Juhardi dan keluarganya menjadi anggota
jemaat bahwa mereka telah menerima pelayanan kerohanian dengan baik dan mendapat
pelayanan ibadah yang baik.

3. Nama : Kel. Eljon Situmorang/ Murni br. Sinaga


Nama Gereja : GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin
Bapak Eljon merupakan anggota jemaat tetap di GKPI Tanjung Beringin. beliau
merupakan jemaat yang sudah menjadi anggota gereja sejak tahun 1965. Beliau dibaptis dan
disidi di GKPI Tanjung Beringin. beliau juga melaksanakan pemberkatan pernikahan disitu.
Selama menjadi anggota jemaat GKPI Tanjung Beringin, beliau telah melihat banyaknya
perubahan dalam jemaat terutama dalam kerohanian. Tahun ke tahun, selalu ada perubahan
kerohanian jemaat. Apalagi di era digital ini, banyak yang telah beerubah. Beliau
menyampaikan bahwa kepentingan dalam hal pemakaian Bibel dalam peribadahan adalah
suatu yang sangat penting akrena rasa dalam Bibel dan Bibel elektronik itu berbeda. Dalam
hal kerohanian, beliau mengatakan bahwa banyak orang memilih gereja menurut pendapat
orang, namun beliau mendapat pembelajaran iman dan kekristenan hanya melalui gereja
GKPI Tanjung Beringin.

4. Nama : Kel. Godang Tondang / br. Masnia Gurning


Nama Gereja : GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin
Ibu Masnia dan Bapak Godang adalah jemaat di GKPI Tanjung Beringin. Ibu Masnia
dan Bapak Godang sebelumnya adalah anggota jemaat GKII Jumala. Namun karena telah
berpindah domisili ke Tanjung Beringin, mereka pindah ke GKPI Tanjung Beringin. Mereka
menerima baptisan dan sidi kembali di GKPI setelah menjalani peribadahan di GKPI Tanjung
Beringin. Pengalaman mereka ialah mendapat pelayanan rohani yang baik selama menjadi
anggota jemaat tetap dna dapat diterima anggota jemaat yang lain dalam gereja dan
masyarakat.

5. Nama : Kel. Riko Sitindaon/ Kerin br. Manalu


Nama Gereja : GKPI Tanjung Beringin Ressort Tanjung Beringin

Bapak Riko dan Ibu Keri adalah anggota jemaat GKPI Tanjung Beringin. Mereka
dulunya beragama Muslim. Namun karena sudah berpindah kerja dan domisili, mereka
pindah agama ke Kristen. Mereka lalu mendaftar sebagai anggota jemaat di GKPI tanjung
Beringin. lalu selama beberapa bulan, mereka mendapat pembelajaran mengenai kekristenan
dari pendeta dan penatua. Lalu setelah 6 bulan Bapak Riko beserta keluarganya dibaptis dan
disidi di GKPI Tanjung Beringin. pengalaman mereka selama menjadi anggota Kristen dan
menjadi anggota jemaat GKPI tanjung beringin ialah mendapat kebangunan rohani dan juga
dapat menerima Tuhan Yesus dalam hidup mereka dengan baik. Juga mereka mengatakan
bahwa pelayanan kerohanian yang mereka dapat dari gereja memberi mereka ketenangan hati
dalam menjalani hidup beragama.

3.3.8. Deskripsi Narasumber dari Jhon Welly Tondang

Dalam proses wawancara ini penulis melakukannya di rumah jemaat yang


bersangkutan, di bawah ini :

2. Nama : Kel. Osler Purba/Sy Retina br Siahaan


Nama Gereja : GKPS Diateitupa Ressort Siantar III
Bapak Osler Purba adalah seorang anggota jemaat GKPS Diateitupa yang tinggal di
Lorong 2 Pematang Siantar. Bapak Osler ternyata sejak lahir bukan di jemaat GKPS
Diateitupa, melainkan ia sejak lahir berada di Pematang Raya. Beliau bergereja, di baptis,
serta angkat sidi di GKPS Kongsilaita Ressort Kongsilaita Sondi Raya, serta menikah di
GKPI Tebing Tinggi kampung Kota Pinang. Berarti boleh dikatakan bapak Osler Purba ini
adalah anggota jemaat pindahan dari suatu gereja ke GKPS Diateitupa ini. Melalui
wawancara saya dengan bapak Osler Purba ini beliau mengurus surat pindah untuk bisa
terdaftar di GKPS Diateitupa ini seperti akta lahir dan surat pindah dari GKPS Kongsilaita
Sondi Raya. Pengalaman bapak Osler Purba beserta keluarga setelah menjadi anggota jemaat
GKPS Diateitupa ialah mereka merasa senang dan bahagia karena dapat berkumpul dari
sembilan sektor yang ada dan begitu banyak pergaulan, bahkan istri dari bapak Osler Purba
telah diangkat menjadi Syamas di GKPS Diateitupa tersebut, serta bapak Osler Purba yang
diangkat di sektor 2 menjadi bendahara kaum ama/bapa.

3. Nama : Kel. Viola br Saragih / Ido Tondang


Nama Gereja : GKPS Diateitupa Ressort Siantar III

Ibu Viola br Saragih adalah seorang anggota jemaat GKPS Diateitupa yang tinggal di
Lorong 1 Pematang Siantar. Ibu Viola br Saragih ternyata sejak lahir bukan di jemaat GKPS
Diateitupa, melainkan ia pindah ke GKPS Diateitupa sesudah berumah tangga.ibu Viola br
Saragih ini menerima sakramen baptis dan angkat sidi di GKPS Perbaungan Ressort Lubuk
Pakam. Berarti boleh dikatakan ibu Viola br Saragih ini adalah anggota jemaat pindahan dari
suatu gereja ke GKPS Diateitupa ini. Melalui wawancara saya dengan ibu Viola br Saragih
bahwa ia tidak perlu mengurus surat pindah dari GKPS Perbaungan untuk menetap di GKPS
Diateitupa dikarenakan ia yang otomatis sudah terdaftar karena mengikutkan suami.
Pengalaman ibu Viola br Saragih beserta keluarga selama terdaftar di GKPS Diateitupa ini
ialah sangat menyenangkan karena dapat mengikuti setiap kegiatan-kegiatan yang ada seperti
latihan vocal grup, koor, ataupun kunjungan-kunjungan sosial.

3. Nama : Kel. Nurcahayani br Purba/Jhon Voker Manihuruk


Nama Gereja : GKPS Batu Onom Ressort Batu Onom Siantar

Ibu Nurcahayani br Purba adalah anggota jemaat GKPS Batu Onom yang tinggal di
Jln. Asahan Km. 6 Pematang Siantar. Ibu Nurcahayani br Purba ialah seorang jemaat yang
dahulu beragama muslim yang pindah menjadi Kristen setelah berumah tangga, ibu
Nurcahayani br Purba ini ternyata tidak sejak lahir berada di GKPS Batu Onom ini. Ibu
Nurcahayani br Purba ini menerima sakramen baptis dan angkat sidi di gereja Kalimantan
Barat. Maka dari itu dapat dikatakan ibu Nurcahayani br Purba ini adalah anggota jemaat
yang pindah dari suatu gereja ke GKPS Batu Onom ini. Melalui wawancara saya dengan ibu
Nurcahayani br Purba ini ia harus mengurus surat pindah agar dapat menjadi anggota jemaat
tetap di GKPS Batu Onom ini melalui surat pindah dari Pendeta di gereja lama di Kalimantan
Barat. Pengalaman ibu Nurcahayani br Purba selama berada di GKPS Batu Onom ini sangat
menyenangkan salah satunya karena ia dahulu bukan dari gereja suku dan pindah ke gereja
suku dan sudah mulai paham mengenai bahasa yang digunakan yakni bahasa Simalungun.

4. Nama : Kel. Mutiara br Simarmata/Abdi Tambun Saribu


Nama Gereja : GKPS Batu Onom Ressort Batu Onom Siantar

Ibu Mutiara br Simarmata adalah anggota jemaat GKPS Batu Onom yang tinggal di
Jln. Asahan Km. 6 Pematang Siantar. Ibu Mutiara br Simarmata sejak lahir ternyata tidak di
GKPS Batu Onom ini, melainkan dahulu ia berasal dari gereja HKBP. Ibu Mutiara br
Simarmata ini di menerima sakramen baptis serta angkat sidi di GKPS Medan Jln Wahidin.
Maka dari itu dapat dikatakan ibu Mutiara br Simarmata ini adalah anggota jemaat yang
pindah dari suatu gereja ke GKPS Batu Onom ini. Melalui wawancara saya dengan ibu
Mutiara br Simarmata ini beliau tidak perlu mengurus surat pindah untuk terdaftar di GKPS
Batu Onom ini dikarenakan sudah mengikut orang tua. Pengalaman ibu Mutiara br
Simarmata selama berada di GKPS Batu Onom ini ialah baik-baik saja dan bangga, serta
rajin mengikuti kegiatan wanita yang ada seperti vocal grup, koor, katekisasi, dan sayembara-
sayembara ke gereja lain. Namun karena ibu Mutiara br Simarmata ini sudah lanjut usia,
maka ia mundur dari kegiatan wanita tersebut dikarenakan penglihatan sudah berkurang serta
kekuatan pun yang semakin berkurang.

5. Nama : Kel. Karmedi Purba/St Nurmaya br Marbun


Nama Gereja : GKPS Batu Onom Ressort Batu Onom Siantar

Bapak Karmedi Purba ini adalah anggota jemaat GKPS Batu Onom yang tinggal di
Jln. Asahan Km. 6 Pematang Siantar. Bapak Karmedi Purba ini sejak lahir ternyata sudah
berada di Batu Onom. Bapak Karmedi Purba sudah menerima sakramen baptis dan angkat
sidi di GKPS Batu Onom ini. Maka dari itu bapak Krmedi Purba adalah anggota jemaat yang
dari dulu sudah menetap di GKPS Batu Onom ini, lebih tepatnya dari tahun 1959.
Pengalaman dari bapak Karmedi Purba selama di GKPS Batu Onom ini ialah beliau sudah
sering melihat hiruk pikut masalah-masalah di gereja tersebut, baik itu masalah-masalah yang
bersifat negatif maupun positif. Yang paling ia banggakan selama berada di GKPS Batu
Onom ini ialah beliau sangat senang karena sudah sangat sering menerima firman Tuhan dan
karena Firman Tuhan itu lah ia masih dapat menjalani hidup sampai berumur 65 tahun. Dan
bapak Karmedi Purba ini juga percaya bahwa Tuhan itu ada dan setiap ada masalah yang
menyerang beliau, ia selalu berdoa dan menyanyi memuji Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai