Anda di halaman 1dari 2

Bab II

MEMAHAMI TENTANG PERANG SALIB

A. Pengertian Perang Salib

Perang salib merupakan peperangan yang pernah terjadi antara orang-orang Muslim dan
Kristen pada masa lalu. Perang tersebut disebut Perang Salib, yang diklaim orang Kristen sebagai perang
suci karena ekspedisi militer Kristen maka tanda salib sebagai atribut pemersatu dan sebagai symbol perang
suci dalam menyerang dunia Islam.1

Menurut sudut pandang barat, Perang salib juga merupakan serangkaian operasi militer-paling
sedikit terdiri dari delapan babak yang didorong oleh keinginan kaum Kristen Eropa untuk menjadikan
tempat-tempat suci umat Kristen dan terutama Yerusalem masuk kedalam wilayah perlindungan mereka.
Bagi pihak barat, perang Salib dimulai tahun 1905 ketika Paus Urbanus II menyerukan maklumat perang
sucinya yang terkenal, sampai pada abad-15 dan bahkan abad selanjutnya, meskipun banyak berpendapat
bahwa penaklukan Acre pada 1291 merupakan akhir usaha keras tentara salib melawan negara-negara
Islam di sepanjang kawasan Mediterania Timur. 2

B. Peristiwa Perang Salib III

Pada tahun 1187 Salahuddin Al-Ayyubi (saladin) berhasil merebut Yerusalem setelah meraih
kemenangan atas pasukan Salib di Pertempuran Hattin. Paus Gregorius VIII pun menyerukan perang Salib
ketiga, yang langsung disambut oleh Raja Richard I dari Inggris (Richard the Lionheart), Kaisar Romawi Suci
Frederick I dan Raja Philip II dari Perancis. Tentang Salib berhasil mengalahkan Kaum Muslim di dekat Arsuf,
dan berhasil mendekat ke Yerusalem. Namun, karena persediaan makan dan air yang tidak memadai
perang Salib ketiga berakhir dengan kegagalam pasukan Kristen untuk merebut Yerusalem. Richard pun
meninggalkan perang Salib setelah mengadakan gencatan senjata dengan Salahuddin. Perang Salib ini
terkadang disebut sebagai perang Salib Raja. Paus Gregorius VIII mati sebelum melihat akhir dari perang
salib ini. 3

Pada periode ini yang menjadi skala prioritas adalah penguasaan Mesir.
Adapun alasannya adalah untuk urusan ekonomi dimana jika Mesir dikuasai maka akan
sangat menguntungkan dalam peperangan sehingga terbuka kesempatan untuk memasuki
laut Merah dan mengembangkan perdagangan ke Hindia dan Hindia sebelah Timur. 4Segala
upaya dilakukan oleh tentara Salib Yerusalem untuk mempertahankan Mesir akan tetapi
pasukan Naruddin yang dipimpin oleh Jenderal Shirkuh dan keponakannya Salahuddin al
1
Syamzan Syukur. “Perang salib dalam bingkai sejarah”,Volume 11, Nomor 1. 2011. Hlm.189
2
Carole Hillerbrand,”Perang Salib, sudut pandang Islam”, (serambi: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam), Hlm.1
3
www.idntimes.com-Perangsalibdandelapanperiodenyadalamcatatansejarah diakses pada 10 okt.2020
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ayyubiyah, diakses 10 Oktober 2020
Ayyubi berhasil merebut Kairo pada tahun 1169 dan memaksa tentara Salib untuk
meninggalkan Kairo. Setelah kematian Shirkuh maka digantikan oleh Salahuddin al Ayyubi
dan melakukan kampanye besar untuk penaklukan secara cepat setelah kematian Nur al-Din
pada tahun 1174.
Pada 4 Juli 1187 M, Pasukan Salahuddin al Ayyubi benar-benar menghancurkan
pasukan Kristen pada pertempuran Hattin, merebut kembali kota penting seperti Baitul
Maqdis bersama dengan sejumlah besar wilayah. Kekalahan tragis tersebutlah yang menjadi
pemicu terjadinya perang salib III, yang dipimpin oleh para penguasa seperti Kaisar
Frederick Barbarossa yang telah menua (yang ditenggelamkan di Anatolia sebelum seluruh
pasukannya mencapai Suriah), Raja Philip II dari Perancis, dan Raja Richard I dari Inggris
(dikenal sebagai Richard the Lion heart).
Lionheart adalah petarung unggul, ahli taktik yang berpengalaman dan pemimpin
yang hebat. Sebenarnya kedua pemimpin ini saling menghormati dan saling mengakui. Pada
bulan September 1191, pasukan Richard mengalahkan pasukan Salahuddin al Ayyubi dalam
pertempuran Arsuf, yang merupakan satu-satunya pertempuran sejati Perang Salib Ketiga.
Dari kota Jaffa yang direbut kembali, Richard membangun kembali kendali Kristen atas
beberapa wilayah dan mendekati Yerusalem, namun tidak berhasil merebut Yerusalem, dan
ia sebenarnya menolak untukmengepung kota tersebut. Richard mengadakan gencatan
senjata dengan Salahuddin al Ayyubi dan kembali ke Eropa.
Pada bulan September 1192, Richard dan Salahuddin al Ayyubi menandatangani
perjanjian damai yang membangun kembali Kerajaan Yerusalem (meskipun tanpa kota
Yerusalem) Salahuddin al Ayyubi berjanji akan mengizinkan peziarah memasuki Yerusalem
selama tidak bersenjata akhirnya perang salib III berakhir.5

5
Hyphatia Cneajna, Dracula :Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib (2007), hlm. 18

Anda mungkin juga menyukai