BAB I
LATAR BELAKANG
Roma
Status Politik. 1 Kota Roma didirikan tahun 753 SM mula-mula merupakan
kelompok masyarakat yang terdiri dari beberapa desa di wilayah sekitarnya. Roma
berkembang menjadi satu organisasi politik, dengan bentuk pemerintahan republik.
Tahun 265 SM Roma mengepalai seluruh semenanjung Italia. Tahun 265 – 146 SM
Roma terlibat dalam satu persengketaan serius dengan Kartago. Pada awalnya
Kartago adalah sebuah koloni Bangsa Fenisia tapi ketika negara induk Fenisia
dikalahkan oleh Aleksander, Koloni ini harus menjadi negara yang mandiri.
Perluasan wilayah yang begitu cepat mendatangkan perubahan yang besar dalam
kehidupan bangsa Romawi. Sewaktu pemimpin militer berkuasa, mereka bukan
hanya mengalahkan musuh tetapi juga menunjukkan kekuasaannya di antara
sesamanya sendiri.
Agama primitif pada masa awal adalah animisme yang menyembah dewa-
dewa. Pertumbuhan negara militer dan hubungan dengan kebudayaan Yunani
mengakibatkan peleburan dewa-dewi di bawah dominasi Pantheon Yunani. 2
Meskipun Pemujaan terhadap dewa-dewi lokal tetap bertahan, kesadaran
kosmopolitan yang makin kuat di dalam negara membuka peluang bagi sebuah agama
baru, pemujaan terhadap negara.3 Agama-agama lainnya adalah agama rahasia,
Pemujaan Alam Gaib, dan Filsafat-filsafat.4
Sosial Ekonomi. Di kalangan Yudaisme maupun orang-orang kafir terdapat
kelompok kaum ningrat yang kaya. Mereka adalah orang-orang alim ulama yang
sebagian besar terdiri dari keluarga para imam dan tokoh para nabi. Keadaan sosial
ekonomi, dalam banyak hal, yang berlangsung pada masa itu sama halnya dengan
masa sekarang, di mana orang kaya dan miskin, baik dan jahat, majikan dan budak,
saling hidup berdampingan, bahkan faktor sosial ekonomi sangat berpengaruh dalam
kehidupan Orang Kristen. 5
1
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru. (Malang: Gandum Mas, 1997), 3-4
2
Ibid, 81.
3
Ibid, 83.
4
Ibid, 84-89
5
Tenney, Survei Perjanjian Baru, 59.
Penulis
Penulis kitab Roma adalah Paulus. Paulus adalah seorang Yahudi dari suku
Benyamin, lahir di Tarsus sebagai warga negara Roma. Ia seorang Anggota Farisi
dan menjadi penganiaya Orang Kristen.6 Paulus bertemu dangan Yesus dalam
Perjalanan ke Damsyik dan akhirnya bertobat.7 Paulus belum pernah ke Roma dan
bermaksud mengunjunginya.
Penerima
Penerima surat adalah jemaat di Roma (Roma 1:7). Untuk Orang Yahudi
(2:17, 4:1) dan juga untuk orang Bukan Yahudi (11:13).12 Tidak jelas bagaimana
jemaat Roma terbentuk, apakah mereka membentuk jemaat melalui prosedur biasa
juga tidak jelas. Perjanjian Baru tidak menjelaskan apakah ada semacam pertemuan
atau kegiatan jemaat sebagai jemaat, apalagi uskup atau upacara gereja. Gereja Roma
tidak tertera dalam dokumen. Itu tidak berarti jemaat belum terbentuk. 13
6
E. E. Ellis, “Paulus” diterjemahkan oleh M. H. Simanungkalit dan H. A. Oppusunggu
dalam J. D. Douglas Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 2 jilid. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2000), II:208.
7
Kisah 9:1-18
8
E. A. Judge, “Roma” diterjemahkan oleh Broto Semedi dan H. A. Oppusunggu dalam J.
D. Douglas, Gen. Ed., et. al. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 322
9
Tenney, Survei Perjanjian Baru, 10
10
Guthrie, Donald, Pengantar Perjanjian Baru, 3 jilid. (Surabaya: Momentum, 2010), II:5
11
Ibid.
12
Dave Hegelberg, Tafsiran Roma dari Bahasa Yunani. (Bandung: Kalam Hidup, 2000),
5.
13
Donald Guthrie, “Roma, Surat kepada” diterjemahkan oleh Broto Semedi dan H. A.
Oppusunggu dalam J. D. Douglas Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 324
14
Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, 1
15
Kisah Para Rasul 18:2
BAB II
HUKUM TAURAT DALAM KITAB ROMA
Rm 2:12-16, 5:13-14, Gal 3:17
Hukum Taurat (νόμος) disebutkan 55 kali dalam kitab Roma. Atau satu untuk
setiap tujuh setengah ayat.16 Hal ini menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan
salah satu tema penting. Kata hukum Taurat adalah kedua terbanyak setelah kata
δίκαιος, “benar” (14 kali), “Kebenaran” (38 kali), “dibenarkan” (9 kali), “dibenarkan-
Nya” (2 kali), “Pembenaran” (3 kali), “membenarkan” (4 kali). 17
Kata Hukum Taurat mendapat pengulangan yang intensif dalam 2:12-15
disebutkan 11 kali (seperlima dari seluruh Kitab Roma) dan 10 kali dalam 2:17-29.
jadi 40 persen penggunaan kata ini terdapat dalam 2:12-29.
16
Roma terdiri atas 423 ayat.
17
Total 70 kali
18
George Eldon Ladd, Tologi Perjanjian Baru, 2 jilid. Diterjemahkan oleh Urbanus Selan dan
Henry Lantang, (Bandung: Kalam Hidup, 1999),II:268
19
ibid II:269
20
Everett F. Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
D. Kesimpulan (3:9-20)
IV. Pembenaran (3:21-5:21)
V. Penyucian (6:1-8:39)
VI. Masalah Israel: Kebenaran Allah dipertahankan (9:1-11:36)
VII. Pelayanan Rohani Kita: Prektek Kebenaran (12:1-15:13)
VIII. Kesimpulan (15:13-16:27)
Secara keseluruhan kita dapati bahwa kitab Roma mempunyai tema δίκαιος di
mana kata-kata “pembenaran”, “kebenaran” “dibenarkan”, “membenarkan” dan
“benar” menjadi kata terpenting dalam kitab ini.
Roma 2:12-16 memuat fakta-fakta sebagai berikut,
1) Dalam bagian ini terdapat dua kelompok orang yang dipersoalkan yaitu
Yahudi dan bukan Yahudi.
2) Ada sebab akibat yang dijelaskan dalam ayat 12,
Sebab : semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat.
Akibat: akan binasa tanpa hukum Taurat;
dan
Literary context
Bagian sebelum dan sesudah alinea ini yaitu 2:1-11 dan 2:17-29 memiliki
beberapa kesamaan dengan alinea 2:12-16. Kata-kata “menghakimi,”
“penghakiman,” “hukum Taurat” dan “dibenarkan” disebutkan dalam kedua bagian
itu. Kata menghakimi disebutkan 4 kali dalam 2:1, dan 1 kali dalam 2:3. Dalam
bagian ini penghakiman dihubungkan dengan hukuman Allah (2:2-3,5) dan upah (2:6-
10). Sedangkan dalam
2:12-16 penghakiman dihubungkan dengan Hukum Taurat. Pasal 2:17-29
menggunakan kata “menghakimi” sekali saja sedangkan hukum Taurat, mendapat
tekanan yang lebih banyak, disebut 10 kali.
Terjadi peralihan tekanan dari 2:1 hingga 2:29. Kata penghakiman yang
ditekankan dalam 2:1-11 berangsur-angsur berkurang dan tekanan dialihkan pada
hukum Taurat dalam 2:17-29. Kedua alinea 2:12-16 dan 2:17-29 menyebut “hukum
Taurat” 21 kali hanya dalam 18 ayat saja.
21
Harrison, “Romans”, ibid.
22
ibid.
23
δικαιωθήζονηαι: future, indicative, passive, dalam Cleon L. Rogers Jr. & Cleon L.
Rogers III, “δικαιωθήζονηαι” dalam The New linguistic and Exegetical Key to the Greek New
Testament [computer file]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
24
Ibid.
25
Ladd, Tologi Perjanjian Baru, II:268.
26
Ibid. II: 273
Kesimpulan
Sangat jelas bahwa Paulus berpengalaman dengan Taurat dan bahkan ia adalah
seorang pengajar Taurat. Tetapi pandangannya mengenai Taurat berubah setelah ia
menjadi Kristen. Cara Paulus memandang hukum Taurat adalah Cara pandang
teologis seorang pemikir Kristen, di mana Paulus mengajukan prinsip-prinsipnya,
yang tentu saja berhubungan dengan keselamatan melalui Injil Yesus Kristus.
Hukum Taurat tidak membuat orang tidak akan dihakimi. Semua orang diluar
Yesus tanpa kecuali akan binasa. Jika ia seorang bukan Yahudi yang tidak memiliki
hukum Taurat ia akan binasa karena dosanya sedangkan orang Yahudi yang memiliki
hukum Taurat akan dihakimi menurut hukum Taurat, tidak ada pengecualian.
Pembenaran Allah terjadi karena iman bukan karena hukum Taurat, sangat
jelas bahwa seseorang tidak serta merta benar karena melakukan hukum Taurat, tetapi
karena Allah membenarkannya.
27
James D. G. Dunn, “Romans, letter to the” dalam Gerald F. Howthorne, Ralph P.
Martin, Ed., Dictionary of Paul and His Letters. (Downres Grove, Illinois/Leicaster, England: Inter-
Varity, 1993), 844.
28
W.A. Criswell, Believer’s study Bible [computer file], electronic ed. , Logos Library
System, (Nashville: Thomas Nelson) 1997, c1991 by the Criswell Center for Biblical Studies.
29
Dunn, “Romans, letter to the”. Ibid, 846.
BAB III
tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang
yang berbuat baik (ηῷ ἐργαζομένῳ ηὸ ἀγαθόν), pertama-tama orang Yahudi,
dan juga orang Yunani. Rm 2:10
Sebab jika seorang berbuat baik (ηῷ ἀγαθῷ ἔργῳ), ia tidak usah takut kepada
pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat…. Rm 13:3
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik
(ἐργαζώμεθα ηὸ ἀγαθὸν) kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-
kawan kita seiman. Gal 6:10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik (ἔργοις ἀγαθοῖς), yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Ef 2:10
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras
dan melakukan pekerjaan yang baik (ἐργαζόμενος,…ηὸ ἀγαθόν) dengan
tangannya sendiri,… Ef 4:28
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang
baik (ἔργον ἀγαθὸν) di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus. Flp 1:6
Literary context
Alan F. Johnson menempatkan bagian ini (2:1-29) dalam bagian ke dua dalam
garis besarnya, yaitu Mankind‟s Condition: Under the Judgement of God.30 Konteks
pembahasan bagian ini terbentang dari 1:18 sampai 3:20 dalam garis besar Johnson,
yang secara umum dibagi atas tiga kelompok31 yaitu
1:18-32 membahas manusia tanpa pengetahuan tentang wahyu Allah (kitab
Suci),
2:1-3:8 tentang manusia dengan pengetahuan tentang wahyu Allah (kitab
Suci)
3:9-20 tentang Kesimpulan kesalahan moral dan seluruh manusia.
Jadi masalah utama adalah keadaan manusia di bawah murka Allah, perhatikan 2:8.
30
Alan F. Johnson, Romans: The Freedom Letter, 2 Volume (Chicago: Moody Press,
1976), I:17-8.
31
Ibid., I:17
Kontras dalam ayat 9 dan 10 lebih dipertegas lagi dengan menambah unsur-
unsur “orang Yahudi” dan “orang Yunani,”
9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang
berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,… (ayat 9)
…tetapi…
…kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang
yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani...
(ayat 10)
32
Johnson, Romans: The Freedom Letter, I:7 lihat juga halaman 17.
menekankan iman “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”
Eksposisi
Ada beberapa frase kunci dan kata kunci, dalam hubungan dengan tema
“Keselamatan melalui Pekerjaan,” yang akan dibahas secara dalam bagian ini, yaitu:
tekun berbuat baik (2:7, 10), tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada
kelaliman (2:8), yang berbuat jahat (2:9). Ketiganya berhubungan erat dengan
pekerjaan/perbuatan.
Tekun berbuat baik (2:7, 10). Ayat 7 dan juga ayat 10 menjelaskan suatu
pernyataan yang terlihat bertentangan dengan bagian lain dalam kitab Roma yang
berbicara tentang keselamatan (2:4-5; 3:28). Berbuat baik (ayat 7: e;rgou avgaqou/,
ergou agathou dan ayat 10: tw/| evrgazome,nw| to. avgaqo,n, tō ergazomenō to agathon)
mempunyai kata benda dasar Pekerjaan (e;rgon, ergon) yang secara harafiah33 berarti
pekerjaan; berdagang, atau menginvestasikan (Mt 25:16); juga berarti, melakukan;
melaksanakan (tugas-tugas Bait Allah); bekerja untuk (Yoh 6:27); berdagang melalui
laut (Wahyu 18:17). Sedangkan kata “baik” (yun: avgaqoj, agathos) adalah kata sifat
yang dapat berarti
Baik; bermanfaat, memuaskan untuk seseorang, mengepas, yang
menguntungkan; serasi, subur (tentang lahan), bahagia (tentang hari); dalam
nilai moral “lurus”, adil; baik hati, yang dermawan; jelas, bersih (tentang suara
hati); sempurna, baik (tentang Tuhan); yang baik, baik; yang benar atau yang
lurus; yang menguntungkan atau diuntungkan; jika berhubungan dengan
barang-barang, pemilikan; berarti: berbagai hal baik (Luk 16:25); kebajikan
(Yoh 5:29).34
Kedua kata tersebut membentuk kata benda yang berarti pekerjaan yang
berguna, baik, menyenangkan, menguntungkan, pekerjaan kebajikan. Frase ini - jika
ayat 7 dan 10 dilihat secara keseluruhan, kelihatannya menunjuk pada ajaran
keselamatan melalui perbuatan. Tetapi ayat sesudahnya yang menjelaskan tentang
kontras pekerjaan baik tersebut yaitu “tidak taat kepada kebenaran” dan “taat kepada
kelaliman” (2:8) tentu saja mengubah pemahaman kita tentang pekerjaan baik
tersebut. John Murray35 menjelaskan tentang pekerjaan baik (ayat 7) bahwa kata
33
Bushell,“e;rgon, ergon”, ibid.
34
Bushell,“avgaqoj, agathos”, ibid.
35
John Murray, The Epistle to the Romans. 2 Vol. dalam seri F. F. Bruce, Gen. ed., The
New International Commentary on the New Testament. (Grand Rapids, Michigan: Eerdsman,
1975), I:64.
Tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman (2:8). Ayat
ini berbicara tentang “kebenaran”. Sekali lagi tema kitab Roma diangkat dan
dihubungkan dengan keselamatan melalui perbuatan. Perbuatan baik dalam ayat 7
dikontraskan dengan ketidaktaatan pada kebenaran. Hal ini lebih memperjelas
pemahaman kita bahwa pekerjaan baik adalah hasil dari pembenaran. Kata kebenaran
(di,kaioj) telah disebutkan
Paulus sebelumnya. Perhatikan Roma 1:17,
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan
memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh
iman."
Juga Roma 3:21-24, yang menjelaskan tentang kebenaran Allah yang menyelamatkan,
36
Terjemahan Revised Standard Version berbunyi, to those who by patience in well-doing seek
for glory and honor and immortality, he will give eternal life; Romans 2:7.
37
Murray, The Epistle to the Romans. I:64.
38
Huruf miring ditambah untuk menekankan kata tersebut.
Kesimpulan
Keselamatan melalui pekerjaan dalam konteks Roma tidak dapat ditafsirkan
terpisah dari tema umum kitab Roma yaitu Kebenaran. Pekerjaan yang
menyelamatkan dalam bagian ini disejajarkan (sebagai lawan dari kontras) dengan
taat pada kebenaran Injil yang menyelamatkan. Setiap penolakan terhadap Injil
berarti ketidaktaatan dan membiarkan murka Allah berlangsung terus atas penolakan
tersebut.
39
wrongdoing, evil, sin; injustice, Bushell, “avdiki,a, adikia” ibid.
40
wrath, anger; retribution, punishment; revenge, Bushell, “ovrgh., orgē” ibid.
BAB IV
DILEMA DOSA MANUSIA (ROMA 3:9-10)
Literary context
Perikop sebelum ini yaitu 3:1-8 berbicara tentang kelebihan orang Yahudi
dan kesetiaan Allah. Pada bagian akhir dibicarakan juga penghakiman Allah.
Terdapat kontras kata-kata utama seperti “tidak setia”, “ketidaksetiaan” orang Yahudi
dikontraskan dengan “kesetiaan” Allah. Juga kata “benar” dan “kebenaran” yang
41
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru, 2 jilid. Diterjemahkan oleh Urbanus Selan
dan Henry Lantang. (Bandung: Kalam Hidup, 1999), II:141-2
42
Lihat juga Maz 53:1-3
Eksposisi
Perikop ini membahas tentang “dilema” walau pun tidak begitu menonjol
tetapi yang ditekankan mengenai dosa manusia adalah “semua orang” tanpa kecuali
telah berdosa. Ungkapan “tidak ada seorangpun” (ouvk e;stin o`, ouk estin o) yang
diulang-ulang menandai persoalan dalam perikop ini, masalahnya adalah “tidak ada
pengecualian”, semua orang telah berdosa (ayat 10) baik orang Yahudi maupun
Yunani.
Alan F. Johnson43 memilah perikop 3:9-20 dalam tiga bagian besar, yaitu
The Charge (Masalah, 3:9), The Proof (Bukti, 3:10-18) dan The Conclusion
(Kesimpulan, 3:19-20). Pada bagian kedua (3:10-18) Johnson membagi teks ini
sebagai berikut:
1. Karakter manusia, (3:10-12)
2. Perbuatan manusia, (3:13-17)
3. Penyebab perbuatan manusia, (3:18)
Persoalan “tanpa pengecualian” dapat dilihat pada tiap bagian dari Karakter,
Perbuatan dan Penyebab perbuatan manusia. Semua manusia memiliki karakter dosa,
perbuatan dosa dan penyebab dosa yaitu tidak memiliki “rasa takut akan Allah” (ayat
18). Dan hal ini menyebabkan konflik dan kekacauan dalam hubungan antar
43
Alan F. Johnson, Romans, The Freedom Letter, 2 Volume (Chicago: Moody Press, 1976),
I:51-4.
Kesimpulan
Masalah utama mengenai dilema dosa manusia adalah manusia, tanpa
kecuali, semuanya baik Yahudi maupun bukan Yahudi, telah berdosa. Karakter
manusia, perbuatan manusia dan penyebab dosa manusia telah menjadi bagian hidup
manusia. Hal ini menyebabkan konflik dalam hubungan antar manusia. Sementara
dosa juga dipandang sebagai kekuatan yang tak dikenal dan diluar manusia yang
mempengaruhi manusia.
44
Harrison, “Romans”
45
Ladd, Teologi Perjanjian Baru . Ibid. (lihat Roma 7:8)
BAB V
KEBENARAN ALLAH
“Kebenaran” (di,kaiosunh, dikaiosynē) adalah tema utama kitab Roma. Kata
ini berasal dari kata di,kaioj (dikaios), dan kata di,kaioj (dikaios) serta turunan-
turunannya disebutkan dalam kitab Roma terbanyak dari tema-tema lainnya. Kata ini,
termasuk turunannya seperti “benar” digunakan 14 kali, “Kebenaran” digunakan
sebanyak 38 kali, “dibenarkan” digunakan sebanyak 9 kali, “dibenarkan-Nya”
digunakan sebanyak 2 kali, “Pembenaran” digunakan sebanyak 3 kali,
“membenarkan” digunakan sebanyak 4 kali.
Kata “kebenaran Allah” (dikaiosu,nh qeou, dikaiosynē) sendiri disebutkan 11
kali dalam kitab Roma (Rom. 1:17, 18, 25; 3:5, 7, 21, 22; 6:13; 10:3; 14:17; 15:8.)
Kata ini adalah kata benda, Nominative, feminin, singular, dan berarti “Apa yang
Allah perlukan”; “apa yang benar”, “kebenaran, kelurusan, keadilan”; “pembenaran
kesalahan”; (Allah) menempatkan (manusia) dalam “hubungan yang benar” (dengan
diriNya); Tugas-tugas atau kegiatan Rohani dalam arti pengabdian (Mat 6.1)
Easton menerjemahkan kata dikaiosu,nh (dikaiosynē) sebagai (1)
“kebenaran”, “lurus” (Mat 5:6); (2) “menurut hukum”, “keadilan”, “lurus”,
“kebenaran” ( Filipi 3:6);(3) “atribut Kebenaran Allah”, “integritas” (Rom 3:5); (4)
“tentang perilaku yang benar, kerena Allah memerlukan kebenaran pribadi”, “perilaku
baik”, “lurus”(Mat 5:20); (5) Dalam pemikiran Paulus, kata ini berarti “tindakan ilahi
di mana Allah memberikan kebenaran pada seseorang”. “Benar dengan sendirinya
dan kemudian menjadi kuasa dinamis dalam kebenaran hidup yang percaya (Rom
1:17).46 Sementara James Strong mengartikannya sebagai Hak kekayaan (karakter
atau tindakan); istimewa, pembenaran, kebenaran. 47
46
Easton Bible Dictionary of 1897, ASCII edition Copyright © 1988 by Ellis Enterprises, Inc.
James Strong, “di,kaiosunh, dikaiosunē”, dalam New Strong’s dictionary of Hebrew and
47
Greek words [computer file], electronic ed., Logos Library System, (Nashville: Thomas Nelson) 1997,
c1996.
disebutkan 4 kali, yaitu ayat 5, 7, 21, 22. ayat 5 dan 7 menjelaskan kata ini dalam
hubungan dengan masalah antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, juga
masalah ketidaksetiaan orang Yahudi dan kesetiaan Allah. Sementara ayat 21 dan 22
berbicara mengenai kebenaran Allah dalam hubungan dengan kasih karunia, melalui
iman kepada Yesus Kristus.
Konteks Roma pasal 3 adalah semua orang, tanpa kecuali telah berdosa (3:9-
20, 23), dan berada di bawah murka Allah (3:19). Kebenaran Allah dihubungkan
dengan murka Allah, kesetiaan Allah, penghakiman Allah dan kasih karunia Allah.
Literary context
Pasal 4 berbicara tentang iman Abraham, sebagai contoh orang yang
dibenarkan Allah karena imannya. Abraham dibenarkan bukan karena perbuatannya
tetapi karena iman (4:1-5). Sementara perikop pasal 2:17-29 berbicara tentang
perbedaan orang Yahudi dan bukan Yahudi. Terutama mengenai sunat dan hukum
Taurat. Kedua perikop ini menjepit pasal 3 jika diurutkan maka akan nampak
semacam chism dengan pivot point pasal 3:9-20, sebagai berikut,
Kebenaran Allah
Pasal 2:17-29 ”Taurat dan sunat, tidak menyelamatkan.”
Pasal 3;1-8 “Yahudi dan bukan Yahudi, di bawah murka.”
Pasal 3:9-20 “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.”
Pasal 3:21-31 ”Iman membebaskan dari murka.”
Pasal 4:1-25 ”Bukan Taurat dan Sunat tetapi iman.”
Eksposisi
Kita akan membahas empat ayat yang memuat kata kebenaran Allah, yaitu
ayat 5, 7, 21 dan 22. keempat ayat ini penting karena berbicara tentang kebenaran
Allah dalam hubungan dengan murka Allah (ayat 5 dan 7) dan dengan kasih karunia
Allah, (iman yang menyelamatkan, ayat 21, 22).
Ayat 5 mengatakan, “tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran
Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah, aku berkata sebagai
manusia, jika Ia menampakkan murka-Nya? Dalam ayat ini ada sebuah kontras yang
berhubungan dengan topik kita, yaitu “ketidakbenaran kita” dan “kebenaran Allah”.
Ketidakbenaran (avdiki,a, adikia) yang dikontraskan dengan kebenaran (dikaiosu,nh,
Kesimpulan
48
Everett F. Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
49
ibid.
BAB VI
ILASTERION (ROMA 3:25)
i`lasth,rion, Pendamaian
“Pendamaian” (i`lasth,rion) adalah salah satu sisi dari karya Keselamatan
Allah. Kata ini hanya digunakan 2 kali dalam seluruh Perjanjian Baru (Roma 3:25,
dan Ibrani 9:5),50 sedangkan dalam LXX digunakan sebanyak 13 kali, 7 kali dalam
Keluaran, 3 kali dalam Imamat, 1 kali dalam Amos dan 2 kali dalam Yehezkiel. 51
`Ilasth,rion adalah bentuk Accustive tunggal kata-sifat/kata-ganti netral dan berarti
“dengan mana dosa-dosa diampuni” (by which sins are forgiven, Rom 3:25); atau
“tempat di mana dosa-dosa diampuni” (place where sins are forgiven, Ibr 9:5).52
Easton menerjemahkan kata i`lasth,rion ( sebagai
Dengannya Allah memberikan keuntungan, yaitu dengan mana secara
konsisten melalui pemerintahan dan karakternya Ia mengampuni dan
memberkati orang-orang berdosa.53
Kata Yunani i`lasth,rion dalam Keluaran 25:17 (LXX) dan di tempat lain,
diterjemahkan dari kata Ibrani tr,Pok Kapporeth, (therepipak kpreth) yang berarti
"mencakup," dan digunakan untuk Penutup Tabut Perjanjian (Kel 25:21 30:6).
Friberg memberikan arti kata ini sebagai “dengan mana dosa-dosa yang
diampuni memiliki kuasa penebusan, membawa kepada rekonsiliasi”; 54 juga kata
ganti to. i`lasth,rion berarti ““pengampunan”(Rom 3:25); 55 kata ini juga diartikan
sebagai
“tempat di mana dosa-dosa diampuni dengan darah, sebuah tempat korban
penebusan yaitu tempat pengampunan, tempat di mana Allah mengampuni
dosa-dosa, sering kali diterjemahkan Tutup Pendamaian (Ibr 9:5).56
50
Michael S. Bushell “i`lasth,rion”,dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp., 1996).
51
ibid .
52
ibid .
53
Easton Bible Dictionary of 1897, ASCII edition Copyright © 1988 by Ellis Enterprises, Inc.
dalam Bibleworks for Window [Computer file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp.,
1996).
54
Timothy and Barbara Friberg, Analytical Greek New Testament: Greek NT Grammatical
Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994. dalam Bibleworks for Window [Computer
file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1995).
55
ibid.
56
Friberg dan Friberg, ibid.
Literary context
Dua perikop yang menjepitnya (Roma 3:9-20 dan Roma 4:1-25) begitu
mendukung tema berita Injil. Perikop pertama Roma 3:9-10 berbicara mengenai
Manusia yang terjerat dosa, dan berada di bawah murka Allah. Dan juga ada usaha
yang dilakukan untuk membebaskan diri dari murka tersebut (3:20).
Sementara perikop kedua (4:1-25) berbicara untuk mendukung Pembenaran
melalui “iman” dengan mengambil contoh Abraham. Dalam perikop ini, “iman”
menjadi semacam pembuktian terhadap Roma 3:25.
Eksposisi
Dalam bahasa Yunani, kata ini (i`lasth,rion), dipakai tidak hanya untuk tutup
pendamaian atau Penutup Tabut Perjanjian, tetapi juga pendamaian atau rekonsiliasi
oleh/dengan darah.57
Pada Hari Raya Penebusan, Imam Besar membawa darah korban untuk
pendamaian bagi dosa semua orang dan memercikkannya pada tutup pendamaian,
sehingga dengan demikian membuat pendamaian. 58 Pendamaian tersebut tidak
57
Easton, Easton Bible Dictionary of 1897. ibid
58
ibid
Kesimpulan
Dalam bahasa Yunani, kata i`lasth,rion, dipakai tidak hanya untuk tutup
pendamaian atau Penutup Tabut Perjanjian, tetapi juga pendamaian atau rekonsiliasi
59
ibid
60
ibid
61
Everett F. Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
62
Easton, Easton Bible Dictionary of 1897. ibid
BAB VII
ABRAHAM DAN JANJI (ROMA 4)
Abraham adalah tokoh kebanggaan Israel. Dalam kitab Roma namanya
disebutkan 11 kali dan secara khusus 9 kali dalam pasal 4. 63 Nama Abraham (~h'r'b.a)
disebutkan pertama kali dalam Kej 17:5. 64
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau
telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Kata ini berarti = “Bapa banyak orang” (Father of Multiude) atau “Pemimpin banyak
orang” (Chief of Multitude).65
Abraham semula bernama Abram sebuah kata Ibrani yang berarti “Cocok”,
“Bapa yang diagungkan” adalah anak Terah. Nenek moyang bangsa Ibrani, dan Bapa
Umat Allah ini berasal dari keturunan Nuh melalui Sem (Kej 11:10).66
Kata “Janji” (epaggeli,a) dan kata-kata yang seakar disebutkan 9 kali di
seluruh kitab Roma.67 Dalam terjemahan Indonesia, kata ini disebutkan 11 kali. 68 Janji
(epaggeli,a) berasal dari kata evpaggeli,a (kata benda, nominative, femimin, singular),
berarti “janji”, “apa yang dijanjikan”; “persetujuan” atau “keputusan” (lihat Kis
23:21).69
Friberg mengartikan epaggeli,a sebagai “sebuah pengumuman” (an
announcement), “deklarasi”, “Persetujuan” (agreement) “janji” (promise), “jaminan”
(assurance),(lihat Kis 23:21); (2) pernyataan (pronouncements) Allah bahwa jaminan
disediakan karena kehendaknya untuk berjanji (Ef 6:2); sesuatu yang dijanjikan (the
thing promised), apa yang dijanjikan (what was promised) (lihat Kis 1:4).70
63
Michael S. Bushell, “Abraham”,dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp., 1996)
64
ibid.
65
Bushell, “~h'r'b.a”,dalam BibleWorks for Window
66
J.D. Douglas dan Merrill C. Tenney , The NIV Compact Dictionary of the Bible The
Zondervan Corporation, [computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House,
1989).
67
Bushell, “epaggeli,a”,dalam BibleWorks for Window
68
ibid.
69
ibid.
70
Timothy and Barbara Friberg, Analytical Greek New Testament: Greek NT
Grammatical Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994. dalam Bibleworks for
Window [Computer file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1995).
Jika diperhatikan, ayat 13 dan 16 memuat semua kata kunci (Abraham, kebenaran,
iman, janji) tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua ayat tersebut
menjelaskan dengan lengkap tentang “janji” kepada Abraham. Sedangkan ayat 14
dan 15 memberikan semacam selingan tentang hukum Taurat.
71
lihat catatan kaki 1
72
Bushell, “janji”,dalam BibleWorks for Window
Literary context
Ayat sebelum perikop ini (3:31) menyatakan bahwa Kebenaran karena iman
tidak bertentangan malahan meneguhkan hukum Taurat. Hal ini menjelaskan tentang
hubungan perikop ini (pasal 4) dengan perikop sebelumnya (3:21-31) yang
diberi judul oleh LAI “Manusia Dibenarkan karena Iman.”
Sedangkan perikop sesudah pasal 4 (pasal 5:1-11) diberi judul “Hasil Pembenaran.”
Ketiga perikop ini dihubungkan dengan kata “iman” (lihat 3:31 dan 5:1, kedua ayat
memuat kata tersebut).
Perikop pasal 4 seolah-oleh dijepit oleh dua perikop yang menekankan
“pembenaran” karena “iman”. Contoh Abraham memperkuat penjelasan Paulus
dalam pasal 3:21-31 dan mengantar pembaca kepada Hasil Pembenaran dalam pasal
5:1-11. Dua ayat terakhir pasal 4 (ayat 24-25) menjadi pengantar memasuki pasal 5,
yang memuat iman kepada Yesus.
Eksposisi
Dalam ayat 13 dinyatakan bahwa “...bukan karena hukum Taurat telah
diberikan janji kepada Abraham dan keturunan-nya, bahwa ia akan memiliki dunia,
tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.” Ayat ini berbicara tentang janji Allah
yaitu Abraham akan memiliki dunia bukan karena hukum Taurat tetapi karena iman
Abraham. Juga dibahas hubungan antara kebenaran dengan sunat dalam ayat-ayat
sebelumnya (ayat 10-12). Untuk menjelaskan bahwa kebenaran juga diterima oleh
orang tidak bersunat, Abraham juga dijadikan contoh seperti dikatakan Joseph Wang
bahwa Abraham dibenarkan oleh iman sebelum disunat dan sunat yang diterima
kemudian adalah meterai kebenaranNya. 73 Ia tidak melakukan satu pekerjaan-pun
untuk memperoleh pembenaran dalam hubungannya dengan Allah. Wang
memberikan alasan untuk membenarkan orang tidak bersunat dengan berpendapat
bahwa jika Abraham dibenarkan sebelum disunat, maka berkat pembenaran ini juga
dapat diterima oleh orang-orang yang tidak bersunat.74
Janji yang diterima Abraham, diterimanya bukan karena melakukan hukum
Taurat atau sunat tetapi karena ia percaya. Jadi berdasarkan iman ia menerima janji,
73
Joseph S. Wang, “Romans” dalam Wayne McCown General Editor, Asbury Bible
Commentary New Testament Section [Computer File]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan
Publishing House, 1992).
74
Wang, ibid.
bukan berdasarkan hukum Taurat. Jika janji diberikan karena melakukan hukum
Taurat maka janji menjadi tidak berharga karena tidak ada seorangpun yang sempurna
melakukan hukum Taurat.75
Kesimpulan
75
Ibid.
BAB VIII
DOSA ASAL (ROMA 5)
Kata “dosa asal” (Original Sin) tidak terdapat dalam Perjanjian Baru. kata
ini muncul dalam istilah-istilah teologi. Dalam kitab Roma terdapat beberapa kata
yang dipakai Paulus untuk menyatakan tentang “dosa” manusia. Ladd
mengemukakan beberapa istilah dosa yang dipakai Paulus 76 avse,beia77 diterjemahkan
“kefasikan”, avdiki,a78 diterjemahkan “kelaliman”, a`marti,a79 diterjemahkan “dosa”
para,basij80 diterjemahkan “pelanggaran hukum”, avnomi,a 81 diterjemahkan
“kedurhakaan”, paraptw,ma82 diterjemahkan “pelanggaran”, parakoh, 83 diterjemahkan
“ketidaktaatan”. Dalam Roma pasal 5 terdapat 5 istilah yang menunjuk pada dosa
yaitu: (1) “lemah” (Roma 5:6, TB) dalam bahasa yunani avsqenw/n (kata sifat,
genetive, masculin, plural) dari kata avsqenh,j, e,j yang berarti “sakit”; “lemah”;84
“helpless” (NASB),85 “powerless” (NIV).86 (2) “durhaka” (Rom 5:6 TB), dalam
bahasa Yunani avsebw/n (kata sifat-kata ganti orang, genetive, masculin plural), dari
kata avsebh,j, e,j Godless, 87 ungodly (NASB88) “tanpa Allah”. (3) “berdosa”
a`martwlw/n (Kata sifat, genetive masculin, plural), dari kata a`martwlo,j, o,n penuh
dosa; orang berdosa;89 (4) “seteru”, evcqroi, (kata sifat, nominative, masculin, plural),
dari kata evcqro,j, “musuh”; “dibenci”.90 (5)”tidak taat” parakoh/j (kata benda, genetive,
76
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru, 2 jilid. Diterjemahkan oleh Urbanus Selan
dan Henry Lantang. (Bandung: Kalam Hidup, 1999), II:141-2
77
Michael S. Bushell, “avse,beia” dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp., 1996).
78
Bushell, “avdiki,a” dalam BibleWorks for Window ibid.
79
Dalam kitab Roma, kata ini dipakai Paulus 43 kali. Bushell, “a`marti,a” dalam BibleWorks
for Window ibid.
80
Bushell, “para,basij” dalam BibleWorks for Window ibid.
81
Bushell, “avnomi,a” dalam BibleWorks for Window ibid.
82
Bushell, “paraptw,ma” dalam BibleWorks for Window ibid.
83
Bushell, “parakoh,” dalam BibleWorks for Window ibid.
84
Bushell, “avsqenw/n” dalam BibleWorks for Window ibid.
85
New American Standard Bible Updated 1995 by The Lockman Foundation dalam Pradis
Version 5.01.0025 [computer file]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
86
The Holy Bible, New International Version (International Bible Society, 1984) Built with
Conform Version 5.00.0053 dalam Pradis Version 5.1.1 [computer file] (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House, 1994).
87
Bushell, “avsebw/n” dalam BibleWorks for Window ibid.
88
New American Standard Bible, Ibid.
89
Bushell, “a`martwlw/n” dalam BibleWorks for Window ibid.
90
Bushell, “evcqroi” dalam BibleWorks for Window ibid.
Literary context
Konteks pembahasan topik ini (Roma 5, TB LAI) dibagi menjadi 2 perikop,
yaitu Hasil Pembenaran (5:1-11) dan Adam dan Kristus (5:12-21). Sementara perikop
sebelumnya (4:1-25) berbicara mengenai Abraham yang Paulus jadikan contoh untuk
doktrin pembenaran karena iman, dan perikop sesudah pasal 5 yaitu 6:1-14 berbicara
mengenai kehidupan seorang Kristen yang telah ditebus. LAI memberi judul “Mati
dan bangkit dengan Kristus”. Pokok pembahasan pasal 5 secara keseluruhan
berbicara mengenai, “Hidup dalam damai sejahtera”, perhatikan 5:1. dan hidup di
dalam damai sejahtera mempunyai dasarnya pada ayat 6, 8, 10 tentang karya
penebusan Kristus.
Eksegesis
Dalam 5:6 dikatakan tentang keadaan dosa sebagai “lemah”. Harrison
mengatakan bahwa kata lemah dalam ayat ini berarti ketidakmampuan untuk
melakukan kebenaran sesuai kehendak Allah. 92 Jadi dapat dikatakan bahwa manusia
memang tidak memiliki kekuatan (Powerless) atau kemampuan (ability) untuk hidup
dalam kebenaran Allah. Inilah original sin.
Begitu juga dengan kata “berdosa” (5:8) kata ini banyak dipakai dalam kitab
Roma, Ladd mengatakan bahwa Paulus memandang dosa terkadang sebagai kekuatan
lawan di luar manusia dan yang tidak dikenal. 93 Kekuatan inilah yang menguasai
manusia, sehingga manusia menjadi “powerless”. Oiginal sin dapat ditafsirkan juga
sebagai kekuatan dari luar manusia yang menguasai manusia sehingga melumpuhkan
manusia untuk berbuat benar di hadapan Allah.
Dalam Roma 5:10 disebutkan kata “Seteru”, yaitu manusia, di luar Kristus
adalah seteru Allah. kata ini adalah akibat dari original sin tersebut. Perseteruan
dengan Allah terjadi karena ketidakmampuan manusia untuk melakukan kebenaran.
91
Bushell, “parakoh/j” dalam BibleWorks for Window ibid.
92
Harrison, Everett F., “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
93
Ladd, Teologi Perjanjian Baru . Ibid. (lihat Roma 7:8)
Kesimpulan
Manusia pada dasarnya sudah berdosa (Rom 3:23) dan keadaan berdosa ini
digambarkan oleh Paulus sebagai “lemah” yang berarti ketidakmampuan untuk
melakukan kebenaran sesuai kehendak Allah. Manusia memang sudah tidak memiliki
kekuatan (Powerless) atau kemampuan (ability) untuk hidup dalam kebenaran Allah.
Paulus menggambarkan dosa sebagai kekuatan di luar manusia dan tidak dikenal.
Kekuatan ini menguasai manusia sehingga melumpuhkan manusia untuk berbuat
benar di hadapan Allah.
Paulus juga menggambarkan dosa sebagai ”perseteruan” dengan Allah.
Manusia di luar Kristus adalah seteru Allah. Kata ini lebih tepat disebut sebagai
akibat dari dosa.
BAB IX
KUNCI KEHIDUPAN KRISTEN (ROMA 6)
Oleh Wang, Roma pasal 6 dimasukkan dalam satu kesatuan ide hingga
pasalnya yang ke 8,94 yaitu Sanctification (Penyucian). Ini ada hubungan dengan
Kehidupan seorang Kristen. Lebih lanjut Wang juga membagi Roma pasal 6 menjadi
dua bagian yaitu 1. Union with Christ “Persatuan dengan Kristus” (6:1-14) dan 2.
Freedom from sin, slavery to righteousness “Kemerdekaan dari dosa, perhambaan
kepada kebenaran” (6:15-23).95
Sementara Allen memasukkan keseluruhan pasal 6 dalam satu topik Live in
Christ, “Hidup dalam Kristus” dan memuatnya sebagai satu kesatuan dari 5:12 sampai
7:6.96 Baik Wang maupun Allen sependapat bahwa pasal 6 berbicara mengenai
Kehidupan Kristen.
Paulus menggunakan banyak pertanyaan untuk penjelasan tentang
kehidupan seorang Kristen. Perhatikan ayat-ayat dalam pasal 6. Ia mulai dengan
sebuah pertanyaan (6:1) “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?” ini
berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya (5:19-21) perhatikan
19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah
menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang
menjadi orang benar.
20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin
banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah,
21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih
karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
94
Wang, “Romans” dalam Wayne McCown, Peny. Umum, Asbury Bible Commentary New
Testament Section
95
Ibid.
96
Leslie C. Allen “Romans” dalam F. F. Bruce, New International Bible Commentary,
[Computer File]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1992).
pembahasan mengenai kehidupan Kristen. Jika kita hidup dalam kasih karunia,
bolehkah kita hidup dalam dosa?
Observasi terhadap Roma 6
Ada banyak fakta yang terdapat dalam pasal enam, terutama Paulus
menggunakan banyak kontras. Paulus menjelaskan bagian ini dengan cara seperti
sedang berdialog langsung. Perhatikan banyaknya pertanyaan Paulus yang dijawab
sendiri.
Tanya: 3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam
Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Jawab: 4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian,...
Tanya: 15Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di
bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia?
Ayat 9 Akibat: Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, tidak mati lagi:
Sebab: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Ayat 21 Sebab: setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu
menjadi
hamba Allah,
Ayat 6
Tujuan:
....supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya,
Tujuan:
....agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Ayat 12
Tujuan:
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya
kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Ayat 13
Tujuan:
...Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-
senjata kebenaran.
Eksegesis
Beberapa ayat yang berhubungan langsung dengan kehidupan Kristen akan
kita bahas dalam topik ini yaitu ayat 6, 12 dan 13 (Pernyataan Tujuan). Ayat 6
menyatakan “....agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Kata
menghambakan diri (douleu,ein) berasal dari kata hamba (douleu,ein verb infinitive
pressent active genetive, dari douleu,w berarti “melayani” (sebagai seorang budak);
menjadi seorang budak, diperbudak).97 A. Rupprecht menjelaskan mengenai budak
sebagai kepemilikan seseorang oleh orang lain. 98 Jadi menghambakan diri kepada
dosa berarti kepemilikan seseorang oleh dosa. Paulus menegasikan pernyataan
tersebut sebagai wujud kehidupan Kristen, jangan lagi menjadi seseorang yang
dimiliki oleh dosa. Ayat 12 mengulangi pernyataan dalam ayat 6 dengan penekanan
terbalik. Dalam ayat 6 kita sebagai seubyek, sedangkan dalam ayat 12 dosa menjadi
subyek, perhatikan “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam
tubuhmu,...” Pernyataan “jangan berkuasa lagi” (basileue,tw verb imperative pressent
active 3rd person singular, dari basileu,w) berarti mengatur, menguasai, menjadi
seperti raja.99 Friberg menjelaskan tentang basileue,tw sebagai, secara figuratif kata
ini berarti “dominasi secara kualitas atas sesuatu” seperti dosa, kematian, anugerah,
juga berarti berkuasa, mengatur, memiliki kontrol penuh. 100
Kehidupan Kristen yang disarankan Paulus adalah sebuah kehidupan di
mana dosa tidak lagi mengatur kita atau memegang kontrol penuh atas hidup kita.
Kata imperatif berarti “jangan selalu,” atau “jangan terus-menerus,” “jangan
menjadikannya sebagai kebiasaan” 101 Paulus bermaksud bahwa seorang Kristen tidak
lagi terus menerus dikendalikan oleh dosa.
97
Michael S. Bushell, “douleu,ein”,dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp., 1996)
98
A. Rupprecht, “Slave, Slavery” dalam Merrill C. Tenney, General Editor dan Steven
Barabas, Associate Editor, The Zondervan Pictorial Encyclopedia of The Bible dalam Pradis.
[Computer file], Electronic edition, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1992).
99
Bushell, “basileue,tw”,dalam BibleWorks for Window. Ibid.
100
Timothy and Barbara Friberg, Analytical Greek New Testament: Greek NT Grammatical
Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994. dalam Bibleworks for Window [Computer
file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1995).
101
Roma 6:12, Cleon L. Rogers Jr. & Cleon L. Rogers III, The New Linguistic and
Exegetical Key to the Greek New Testament. dalam Pradis. [Computer file], Electronic edition,
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1992).
Kesimpulan
Seorang Kristen melaksanakan kehidupannya secara kudus dan melalui
usaha yang terus menerus untuk meninggalkan dosa. Ayat-ayat kunci pada
pembahasan topik ini menjelaskan bahwa seorang Kristen tidak lagi menjadi hamba
dosa.” Kata menghambakan diri (douleu,ein) berarti “melayani”. Seorang Kristen
tidak lagi melayani dosa. kata lain yang berhubungan dengan hal itu adalah kuasa
dosa. Pernyataan “jangan berkuasa lagi” (basileue,tw) berarti “dominasi secara
kualitas atas sesuatu”, Kehidupan Kristen adalah sebuah kehidupan di mana dosa
tidak lagi mengatur kita atau memegang kontrol penuh atas hidup kita. Kata ini
berbentuk imperatif berarti bahwa seorang Kristen tidak lagi terus menerus
dikendalikan oleh dosa. sebuah kata positif yang dipakai Paulus adalah “serahkanlah”
dalam ayat 13. berarti “membawa ke dalam kehadiran seseorang,” jadi Paulus juga
bermaksud agar orang Kristen “selalu”, “terus menerus” menyerahkan tubuhnya,
membawa ke dalam kehadiran Allah untuk dijadikan alat-alat kebenaran.
102
Bushell, “parasth,sate”,dalam BibleWorks for Window. Ibid.
BAB X
HUKUM DAN KRISTEN (7:4 CF 6:14-15)
Kata Hukum atau Hukum Taurat (no,moj) disebutkan 55 kali dalam seluruh
kitab Roma. 103Hal ini menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan salah satu tema
penting. Kata hukum Taurat adalah kedua terbanyak setelah kata di,kaioj, “benar” (14
kali), “Kebenaran” (38 kali), “dibenarkan” (9 kali), “dibenarkan-Nya” (2 kali),
“Pembenaran” (3 kali), “membenarkan” (4 kali). 104Ajaran mengenai Hukum dan
Kristen dibahas Paulus bukan hanya dalam kitab Roma saja. Hukum dan Kristen
adalah salah satu tema dari surat-surat Paulus.
Latar Belakang Konteks
Ajaran Paulus mengenai hukum Taurat sering didekati melalui sudut pandang
pengalaman Paulus baik sebagai seorang rabi Yahudi maupun sebagai orang Yahudi
yang hidup di bawah hukum Taurat. 105 Namun Ladd menyatakan bahwa cara Paulus
memandang hukum Taurat harus dipandang sebagai tafsiran teologis seorang pemikir
Kristen. 106
Dalam Roma pasal 7 kata nomoj disebutkan 4 kali, nomon 3 kali, nomou 6
kali, dan nomw/| 6 kali. 107Total 19 kali hanya dalam 25 ayat. Hampir 80% ayat dalam
Roma 7 membicarakan tentang hukum Taurat. Kata lain yang juga penting adalah
dosa (disebutkan 11 kali). 108 Lembaga Alkitab Indonesia membagi Roma 7 atas 2
perikop yaitu perikop 7:1-12 yang diberi judul “Arti Hukum Taurat” dan perikop
7:13-26 berjudul “Perjuangan Hukum Taurat dan Dosa”. Kedua perikop itupun
bertema “Hukum Taurat”.
Literary context
Pembahasan kita Hukum dan Kristen diberi ayat referensi 7;4 yang terdapat
dalam perikop pertama pasal 7 yaitu Arti Hukum Taurat. Perikop sesudahnya
berbicara
mengenai hukum Taurat dan dosa. Sedangkan perikop 6:15-23 diberi judul oleh LAI
103
Michael S. Bushell, “no,moj” dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp. , 1996).
104
Total 70 kali, Bushell,”di,kaioj“, ibid.
105
George EldonLadd, Tologi Perjanjian Baru, 2 jilid. Diterjemahkan oleh Urbanus Selan dan
Henry Lantang, (Bandung: Kalam Hidup, 1999),II:268
106
ibid II:269
107
Total 62 kali, Bushell,”nomoj“, ibid.
108
Bushell,”dosa“, ibid.
“Dua Macam Perhambaan”. 6 kali kata dosa disebutkan dalam perikop ini,
Sedangkan kata hukum Taurat disebutan hanya 2 kali. Perikop sebelum 7:1-12
berbicara mengenai kebebasan dari dosa dan kehidupan sebagai hamba Allah seperti
yang diuraikan Wang dalam garis besar kitab Roma. Perhatikan sebagian dari garis
besar kitab Roma menurut Wang: 109
C. Sanctification (6:1-8:17)
1. Persatuan dengan Kristus (6:1-14)
2. Bebas dari dosa, Hamba kebenaran (6:15-23)
3. Kegagalan hukum (7:1-25)
a. Mati bagi Hukum (7:1-6)
b. Hukum, Dosa dan Daging (7:7-25)
4. Hidup dalam Roh (8:1-17)
Sementara itu Harrison memasukkan, dalam garis besarnya, 7:4 sebagai
bagian dari Sanctification, perhatikan sebagian garis besar yang dipersingkat
berikut:110
V. Sanctification
A. Persatuan Orang percaya dengan Kristus dalam kematian dan hidup
kebangkitan (6:1-14).
B. Persatuan dengan Kristus dilihat sebagai perhambaan kepada kebenaran (6:15-
23).
C. Persatuan dengan Kristus dilihat sebagai kelepasan dari hukum (7:1-6).
109
Wang, “Romans” dalam Wayne McCown General Editor, Asbury Bible Commentary New
Testament Section
110
Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III Consulting
Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary, [computer file]
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
Kedua kontras ini menggambarkan situasi yang sama tentang ikatan hukum
antara suami istri. Kontras ini menggambarkan juga pertentangan ayat 5 dengan ayat
6. Pertentangan tersebut adalah mengenai kehidupan di dalam daging, yang
diakibatkan oleh adanya hukum Taurat, dengan kehidupan dalam keadaan baru
menurut Roh dan bukan lagi menurut hukum Taurat.
Sementara ayat 5 membicarakan lagi ikatan hukum dan hubungannya
dengan dosa dan daging. Kemudian ayat 6 secara singkat namun jelas menyatakan
bahwa orang percaya telah bebas dari hukum Taurat. Dalam mengeksegesis pasal ini
akan dibahas ayat 4 dan 6 yang menjadi inti persoalan yaitu Hukum dan Kristen.
Ayat 4 dijelaskan bahwa orang percaya telah mati bagi hukum Taurat oleh
tubuh Kristus. Ayat 4 juga memuat sebuah tujuan primer “. . . supaya kamu menjadi
milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati,. . . ”
dan juga tujuan sekunder “agar kita berbuah bagi Allah. ”
Roma 7:6 memuat sebab akibat yang menjelaskan tentang keadaan baru
dalam Kristus, perhatikan dua akibat dari satu sebab,
Akibat : sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat,
Sebab : kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita,
Akibat : sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut
Roh,. . .
Kehidupan Kristen, tidak lagi di bawah hukum Taurat dan tidak lagi
dikuasai dosa tetapi sesuai dengan tujuan dalam ayat 4, kita hidup untuk menjadi
milik Kristus dan berbuah bagi Allah.
Dalam bahasa yunani Kata “dibebaskan” berasal dari kata kathrgh,qhmen
(verb, indicative, aorist, passive, 1st person, plural) dari kata katarge,w yang berarti
memandang tidak efektif, membatalkan; menghapuskan; menghancurkan, (pasif.
“meninggal/berlalu,” berhenti); habis (Lk 13:7); bebas dari (Ro 7:2, 6); dikerat dari
(Ga 5. 4)111 semua itu menjelaskan bahwa kita tidak lagi dikuasai hukum Taurat.
Karena hukum telah dibatalkan, atau telah dihancurkan, hukum juga telah berlalu.
Kesimpulan
111
Bushell,” kathrgh,qhmen “, ibid.
Hukum tidak lagi mengikat seorang Kristen, karena kita telah dibebaskan
dari hukum melalui kematian Kristus. Sehingga seorang Kristen mempunyai tujuan
hidup yang baru, yaitu hidup bagi pemilik baru, Yesus Kristus, dan juga untuk tujuan
baru berbuah bagi Allah.
BAB XI
FINAL SALVATION & CHRISTIAN OBEDIENCE
(KESELAMATAN AKHIR DAN KETAATAN KRISTEN)
(ROMANS 8. 12-13)
Keselamatan adalah inti Injil yang diberitakan Paulus 112 juga merupakan
tema kitab Roma. Keselamatan akhir sudah mulai dibeberkan Paulus dalam Roma
1:16-17
16
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 17Sebab di dalamnya
nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman. "
Ayat ini menekankan keselamatan akhir yang diperoleh jika kita mematikan
perbuatan-perbuatan tubuh kita oleh Roh Kudus yang sebelumnya telah dikontraskan
dalam ayat 16. perhatikan kontras “kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada
daging, supaya hidup menurut daging. ” Untuk lebih jelasnya, perikop yang dibuat
LAI yaitu 8:1-17, berjudul “Hidup Oleh Roh” akan dibahas dalam observasi berikut.
112
Roma 1:16-17.
113
Akitab Perjanjian Baru, Yunani – Indonesia, Roma 1:17. (Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia , 2000)
Sebab :11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang
mati, diam di dalam kamu, maka
Akibat: Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.
13
Sebab : jika kamu hidup menurut daging,
akibat: kamu akan mati;
13
Sebab : . . . tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan
tubuhmu,
Akibat: kamu akan hidup.
17
Sebab : jika kita adalah anak, maka
akibat: kita juga adalah ahli waris,
10
. . . tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh
karena kebenaran.
12
,. . . kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup
menurut daging.
13
jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapijika oleh Roh,
kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Eksposisi
Kita akan meneliti ayat-ayat tertentu tentang tema kita yaitu Final Salvation
and Christian Obedience. Ayat-ayat yang diambil secara khusus adalah ayat 12 dan
13. Dalam ayat ini terdapat kontras yang menggambarkan hidup lama dengan hidup
baru. Kehidupan lama (dalam daging) berakhir dengan kematian, sedangkan
kehidupan baru berakhir dalam kemuliaan bersama Kristus.
Ayat 12 menyatakan, “Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang,
tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. ” Dalam ayat ini akan kita
pelajari kata “berhutang” (ovfeile,tai), dan “hidup menurut daging” (tou/ katasa,rka)
Kata berhutang (ovfeile,tai) berasal dari kata ovfeile,thj, yang berarti “orang
yang mempunyai kewajiban”, “penerima pinjaman”; “orang yang bersalah”,
Ayat 13 menyatakan, Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan
mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
114
Michael S. Bushell, “ovfeile,tai”,dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp. , 1996)
115
Everett F. Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
116
Timothy and Barbara Friberg,Analytical Greek New Testament: Greek NT Grammatical
Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994, dalam Bibleworks for Window[Computer
file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp. , 1995).
117
Harrison, “Romans” ibid.
118
ibid.
hidup. Seperti dikatakan Wang bahwa kita hanya dapat hidup dalam Roh bila kita
dipimpin oleh Roh. Seseorang yang tidak dipimpin Roh, mustahil melawan keinginan
daging dan ini pasti menuju kematian, sedangkan kehidupan dalam Roh,
menghasilkan kehidupan yang kekal.
Kata “mematikan” (qanatou/te) berarti membunuh, meletakkan dalam
kematian, menempatkan dalam bahaya maut. 119 Kata ini adalah kata kerja indicative,
present, maksudnya sesuatu yang sedang dilakukan dan dilakukan terus. Seperti
dikatakan Harrison bahwa, Kita harus terus menerus mematikan kekuatan perbuatan
daging120 itulah yang dimaksud dengan “mematikan perbuatan tubuhmu. ”Dan inilah
ketaatan Kristen. Ayat ini juga mengatakan “kamu akan hidup”. Kehidupan dalam
Roh memimpin kita kepada hidup, sedangkan kehidupan di luar Roh menuju
kematian. Dan kemuliaan menjadi akhir dari kehidupan dalam Roh (ayat 17)
Kesimpulan
Final Salvation and Christian Obedience adalah tema Roma 8:1-17. Ayat
12 dan 13 memiliki kontras yang menggambarkan hidup lama dengan hidup baru.
Kehidupan lama (dalam daging) berakhir dengan kematian, sedangkan kehidupan
baru mencapai puncak dalam kemuliaan bersama Kristus. Kata berhutang dalam ayat
12 berarti “orang yang mempunyai kewajiban”, kata ini adalah kata kunci dalam ayat
12. Kata ini berarti orang yang mempunyai kewajiban hukum untuk melakukan
sesuatu. Ayat 12 juga berbicara tentang hutang yang menjadi kewajiban kita tetapi
bukan hutang kepada daging. Mengenai “hidup menurut daging” (tou/ kata. sa,rka
zwhn), orang percaya masih mempunyai sifat dosa di dalam diri mereka, dan kita
harus terus menerus mematikan kekuatan perbuatan daging. Moral dan kehidupan
rohani akan berhasil, jika terdapat disiplin diri dan penyangkalan diri dan hal ini
mungkin, hanya jika seseorang dipimpin oleh Roh. Kita Ayat 13 mengatakan “kamu
akan hidup”. Kehidupan dalam Roh memimpin kita kepada hidup, sedangkan
kehidupan di luar Roh menuju kematian. Dan kemuliaan menjadi akhir dari
kehidupan dalam Roh (ayat 17).
119
Bushell, “qanatou/te”, dalam BibleWorks for Window. Ibid.
120
Harrison, “Romans” ibid.
BAB XII
ISRAEL DAN INJIL (GEREJA?) ROMA 9:1-29
Kata Israel disebutkan 14 kali dalam 12 ayat dalam kitab Roma dan
mendominasi pasal 9 sampai 11,121 sementara pasal lain tidak menyebutkannya.
Banyak pendapat tentang Israel dan hubungannya, baik dengan gereja, keselamatan
dan Injil, tetapi kali ini pembahasan topik ini adalah mengenai Israel dan Injil
(gereja?).
Dalam perikop-perikop di atas, dapat dilihat sebuah pivot point yaitu pada
perikop berjudul “Ketidakpercayaan Israel” (10:16-21), kemudian ada kesejajaran di
antara perikop-perikop lainnya. Perikop “Kebenaran karena Iman” (10:4-15) sejajar
dengan perikop “Sisa Israel” (11:1-10) kedua perikop tersebut berbicara tentang
“Siapa yang diselamatkan”. Perikop berikutnya yang sejajar adalah “Keselamatan
Bangsa-bangsa lain dan Kesesatan Israel” (9:30-10:3) dengan perikop “Israel
tersandung dan Bangsa-bangsa lain selamat” (11:11-24); dan pada akhirnya perikop–
perikop itu dibuka dengan perikop “Pilihan atas Israel” (9:1-29) yang sejajar dengan
perikop “Penyelamatan Israel” (11:25-36) yang merupakan penutup seluruh perikop
tentang Israel.
121
Michael S. Bushell, “Israel” dalam BibleWorks for Window [Computer file], Electronic
edition, (np:Lotus Development Corp. , 1996).
Eksposisi
Pada 9:1-3 Paulus memulai dengan pernyataan yang sifatnya pribadi, seperti
seorang nabi Allah, dukacita hatinya atas keadaan Orang-orang Yahudi sejak ia
meninggalkan Yudaisme. Seperti dikatakan bahwa, ia menyatakan dirinya siap
terpisah dari Kristus. Jika ia gagal membawa bangsanya kepada Kristus. Mengapa?
Fakta-fakta berikut akan menjelaskan hal tersebut.
1. Israel telah “diangkat anak” oleh Allah.
2. Telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian dan hukum Taurat
dan ibadah dan janji-janji (9:4).
3. Mereka keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam
keadaan-Nya sebagai manusia (9:5).
Paulus menambahkan sebuah pernyataan yang sangat kontroversial yang
dikutipnya dari Kitab Yesaya bahwa "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di
laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. ” Ada suatu sisa yang akan
diselamatkan. Hal ini didasarkan pada pernyataan sebelumnya bahwa tidak semua
yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, dan ini diberi arti,
bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian
yang disebut keturunan yang benar. Sementara pemberitaan Injil menghasilkan umat
baru, Paulus mengutip Hosea.
“Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih:
kekasih. ” Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: “Kamu
ini bukanlah umat-Ku,” di sana akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak
Allah yang hidup. ” (Roma 9:25-26).
Pasal 10 dimulai dengan nada yang sama dengan awal pasal 9 yang bersifat
pribadi, “keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka
diselamatkan. ” Pasal 10 berbicara mengenai kebenaran dalam Kristus sebagai
kegenapan kebenaran hukum Taurat. Perhatikan ayat 3 – 4,
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena
mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka
tidak takluk kepada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah kegenapan
hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
berbicara tentang kebenaran yang diperoleh orang percaya, Bukan orang-orang Israel
yang mendirikan kebenaran sendiri.
Ayat 9-10 menjelaskan inti Injil yang selalu ditekankan Paulus,
9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. 10 Karena dengan hati
orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan.
Ayat tersebut dilanjutkan dengan keselamatan untuk semua orang, yang tidak
membeda-bedakan bangsa,
12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi
semua orang yang berseru kepada-Nya.
Kesimpulan
Paulus, seperti seorang nabi Allah, berdukacita atas keadaan Orang-orang
Yahudi sejak ia meninggalkan Yudaisme. ia bahkan menyatakan dirinya siap terpisah
dari Kristus. Jika ia gagal membawa bangsanya kepada Kristus. Fakta-fakta ini telah
menjadi bagian Umat Israel, 1. Israel telah “diangkat anak” oleh Allah. 2. Telah
menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian dan hukum Taurat dan ibadah dan
janji-janji (9:4). 3. Mereka keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias
dalam keadaan-Nya sebagai manusia (9:5).
Sementara pemberitaan Injil menghasilkan umat baru, Paulus mengutip
Hosea.
“Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih:
kekasih. ” Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: “Kamu
Pasal 10 dimulai dengan nada yang sama dengan awal pasal 9 yang bersifat
pribadi, “keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka
diselamatkan. ” Pasal ini berbicara tentang kebenaran dalam Kristus sebagai
kegenapan kebenaran hukum Taurat, dan tentang kebenaran yang diperoleh orang
percaya. Paulus kemudian mengungkapkan bahwa keselamatan adalah untuk semua
orang, dengan tidak membeda-bedakan bangsa,
12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi
semua orang yang berseru kepada-Nya.
BAB XIII
IBADAH YANG SEJATI (ROMA 12)
Hanya ada satu pernyataan Tujuan dan merupakan satu-satunya tujuan (Infinitive)
yang dapat dikatakan menjadi tema utama pasal 12 yaitu ayat 1, perhatikan kata
supaya “,…supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”
(Roma 12:1).
Latar Belakang
Yahudi (Roma 1-11), Paulus mulai menjelaskan tentang kehidupan seorang Kristen,
setelah diselamatkan - baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi – dalam pasal 12.
Setelah dalam pasal 11 berbicara mengenai keselamatan bangsa Israel, maka pasal 12
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa semua orang – Yahudi dan bukan Yahudi
telah berada di bawah murka Allah. Allah tidak memandang perbedaan. Kemudian
kasih karunia Allah melintasi segala bangsa dengan kematian Yesus sebagai
pengganti yang menebus setiap orang yang percaya. Selanjutnya Paulus memberikan
penjelasan atas kerinduannya sendiri, yaitu agar bangsa Israel diselamatkan.
Pernyataan-pernyataan tentang keselamatan bangsa Israel diakhiri dengan pernyataan
tentang Allah,
33
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh
tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-
jalan-Nya! 34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah
yang pernah menjadi penasihat-Nya? 35 Atau siapakah yang pernah
memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? 36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!122
Ayat-ayat ini juga menjadi akhir dari penjelasan panjang tentang keselamatan
yang disediakan Allah bagi semua bangsa. Ayat 34 dan 35 adalah kutipan dari
Yesaya 40:13 yang mengajarkan bahwa Allah tidak memerlukan siapapun untuk
memperoleh persetujuan atas segala tindakannya. Termasuk tindakan penebusan.
Dengan pernyataan ayat 35, Allah tidak memiliki kewajiban untuk menebus manusia,
Allah tidak wajib mengampuni kesalahan-kesalahan manusia. Pernyataan Paulus
dalam bagian akhir penjelasannya mengenai keselamatan menjadi doksologi (pujian)
yang menjadi awal bagi pasal 12; perhatikan kata “karena itu,…” dalam 12:1.
Ada satu pernyataan tujuan (Infinitive) dalam pasal ini, yaitu “,…supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1). Tujuan
yang satu-satunya ini menjadi pernyataan tujuan untuk keseluruhan pasal 12.
Juga ada satu pernyataan akibat dalam pasal 12, tetapi penyebabnya terletak
pada ayat sebelumnya (Roma 11:36)
36
Sebab : Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rom 11:33-36)
1
Akibat : Karena itu, demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu…
122
Roma 11:33-36
2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu,
Kontras yang kedua (ayat 3) berhubungan dengan penguasaan diri yang dalam
struktur terlihat seperti selingan, (tergantung dari cara orang memandangnya).
“Selingan” ini pun berulang dalam ayat 16. Tetapi “selingan” ini dapat menjadi
rambu-rambu atas kehidupan seorang Kristen. Kontras dalam ayat 3 (dan ayat 16)
menjelaskan tentang perbedaan cara berpikir. Jangan berpikir dengan cara yang tidak
menguasai diri.
3
,…Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang
patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga
kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing.
16
,…janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi
arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.…
123
Imperative present
124
Zaman ini
19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan,…20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus,
berilah dia minum!
21
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan!
Kesimpulan
BAB XIV
Background context
Bagian ini menurut Harrison125 adalah petunjuk paling penting dalam
Perjanjian Baru tentang tanggung jawab kewarganegaraan seorang Kristen. Kata
Pemerintah dalam Roma 13:1-4 tidak pernah lepas dari kata Allah. Perhatikan ayat 1
“sebab tidak ada pemerintah, yang tidak “berasal dari Allah”; dan pemerintah-
pemerintah yang ada, “ditetapkan oleh Allah.” Hal yang serupa juga diulangi dalam
ayat 2 yang menyebutkan bahwa “melawan pemerintah”, berarti “melawan ketetapan
Allah”. Dalam ayat 4 disebutkan dua kali bahwa “Pemerintah adalah Hamba Allah.”
jadi kata pemerintah selalu dihubungkan dengan Allah baik sebagai “ketetapan Allah”
maupun sebagai “hamba Allah”.
Eksegesis
Beberapa kata penting yang akan kita eksegesis adalah kata “pemerintah”
(evxousi,a)126, “ketetapan Allah” (qeou/ tetagme,nai)127 dan “hamba Allah” (qeou/
dia,kono,j).128 ketiga kata tersebut disebutkan dengan penekanan yang signifikan.
Pemerintah (evxousi,aij) berasal dari kata evxousi,a, kata benda feminine,
tunggal yang berarti otoritas, hak, kebebasan, kemampuan, kuasa supernatural,
125
Harrison, Everett F., “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
126
Michael S. Bushell, “Romans 13.1-4” dalam BibleWorks for Window [Computer file],
Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1996).
127
Bushell, “Romans 13.1-4” dalam BibleWorks for Window, ibid.
128
Ibid.
penguasa, pemerintah, pejabat; dan yuridiksi. 129 Hal ini menunjukkan bahwa evxousi,a
memiliki beberapa arti, baik berarti sebagai otoritas maupun sebagai pemegang
otoritas. Friberg menjelaskan bahwa kata ini berarti otoritas, hak, kuasa atau sebagai
tanda kekuasaan untuk membuat keputusan, khususnya tindakan tak terbatas seperti
otoritas Allah. 130
Paulus hidup sesuai dengan pengajarannya dan hal itu nyata dalam
hubungannya dengan para penguasa melalui tindakannya. Sebab ia menyadari ada
suatu keterbatasan dalam pemberitaan Injil (1 Tim 2:1-7), sementara itu, Paulus
melihat hal ini berhubungan dengan keselamatan yang mencakup juga orang-orang
Roma. 131
Ketetapan Allah (qeou/ tetagme,nai) disebutkan dua kali dalam ayat 1 dan 2,
dan secara tidak langsung, dalam arti yang sama disebutkan sebagai “berasal dari
Allah”. Kata tetagme,nai kata kerja partisip, perfek, pasif, nominative, jamak berasal
dari kata ta,ssw yang berarti menugaskan, mengangkat, menyimpan; memerintahkan
(command), memerintahkan (order), langsung (direct), di bawah otoritas para atasan
Lk 7.8); lembaga (otoritas dalam bidang pemerintah); mempersembahkan (untuk
melayani); midd. setara dengan tindakan. menentukan/memperbaiki, menetapkan
(Kis 28.23); ceritakan, langsung ( Mt 28.16).132 Kata ini dapat diartikan sebagai
petugas atau lembaga yang diangkat Allah. Dapat juga berarti orang atau lembaga
yang atas perintah Allah melakukan tugasnya. Leslie C. Alen 133 menjelaskan bahwa
Allah, dalam kepeduliannya, mengendalikan bangsa-bangsa dan memelihara tiap
warganya dan memerintah di antara mereka. Perjanjian Lama telah mengajar Paulus
bahwa Allahlah yang menetapkan para penguasa dan bahwa otoritas mereka
didelegasikan dari Allah sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Allahlah yang
menetapkan pemerintah yang berkuasa.
Kata yang tak kalah pentingnya adalah “hamba”. Pemerintah disebutkan
sebagai “hamba Allah” dua kali dalam ayat 4. Kata hamba yang dipakai dalam ayat
ini adalah kata dia,kono,j yang berarti hamba pelayan, penolong, pelayan (minister),
129
“evxousi,a”, ibid.
130
Timothy and Barbara Friberg, “evxousi,a” dalam Analytical Greek New Testament: Greek
NT Grammatical Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994. dalam Bibleworks for
Window [Computer file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1995).
131
Harrison, “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III Consulting
Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary, ibid.
132
Bushell, “tetagme,nai”, dalam BibleWorks for Window, ibid.
133
Allen, Leslie C., “Romans” dalam F. F. Bruce, New International Bible Commentary,
[Computer File]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1992).
diakon, diakonis (Rom 16:1).134 Kata ini sangat dimengerti oleh anggota-anggota
jemaat Roma, karena mereka menggunakannya juga untuk para pelayan dalam jemaat
dan di antara mereka juga terdapat diakon-diakon, mereka tidak merasa asing dengan
kata ini.
Pemerintah dapat dikatakan sebagai petugas yang menjalankan tugas
tertentu dengan tujuan melayani masyarakat, perhatikan kata “menyandang pedang”
dan “untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat”. Paulus juga
mengatakan bahwa pemerintah ada “untuk kebaikanmu”. Yang dilanjutkan dengan
kontras tetapi “jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia”.
Mengenai tunduk pada pemerintah, Wang menjelaskan bahwa Paulus tidak
menyatakan secara spesifik bahwa ia setuju dengan pemerintah yang menjalankan
otoritas yang absolut (seperti Allah). Bagaimanapun Paulus telah secara hati-hati
mengamati hal ini, dan tujuannya adalah jelas. Paulus menekankan tunduk
(u`pota,ssw), bukan ketaatan absolut.135
Kesimpulan
Pemerintah berarti otoritas, hak, kebebasan, kemampuan, penguasa,
pemerintah, atau pejabat; pemerintah harus dilihat sebagai Ketetapan Allah (qeou/
tetagme,nai) dan dalam arti yang sama sebagai yang “berasal dari Allah”. pemerintah
juga harus dilihat sebagai petugas atau lembaga yang diangkat Allah, karena Allah
dalam kepeduliannya, mengendalikan bangsa-bangsa dan memelihara tiap warganya
dan memerintah di antara mereka dan bahwa otoritas mereka didelegasikan dari Allah
sendiri. Allahlah yang menetapkan pemerintah yang berkuasa.
Pemerintah juga harus dilihat sebagai “hamba Allah” yaitu dia,kono,j yang
berarti hamba pelayan dan penolong, dalam jemaat kita disebut diakon, diakonis.
Pemerintah dapat dikatakan sebagai petugas yang menjalankan tugas tertentu.
Mengenai tunduk pada pemerintah, kita diminta tunduk dalam arti
menghormati dan taat. Paulus menekankan tunduk (u`pota,ssw), tetapi bukan ketaatan
yang absolut.
134
Bushell, “dia,kono,j”, ibid.
135
Joseph S. Wang, “Romans” dalam Wayne McCown General Editor, ASBURY BIBLE
COMMENTARY New Testament Section [Computer File]. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan
Publishing House, 1992).
BAB XV
JEWISH CONDEMNATION OF THE GENTILES
(KUTUKAN ORANG YAHUDI TERHADAP BANGSA-BANGSA)
Orang Yahudi adalah orang-orang yang bangga dengan keyahudian mereka
karena beberapa sebab seperti disebutkan dalam Roma 2:17-20, yaitu: bersandar
kepada hukum Taurat; bermegah dalam Allah; tahu akan kehendak-Nya; oleh karena
diajar dalam hukum Taurat; dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak;
penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan; pendidik orang
bodoh; dan pengajar orang yang belum dewasa; dalam hukum Taurat, memiliki
kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Kelebihan ini menyebabkan mereka
merasa unggul (Roma 3:1-2) “...kepada merekalah dipercayakan firman Allah.” tetapi
Paulus membantah keunggulan itu (Roma 3:9) “...Jadi bagaimana? Adakah kita
mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah
kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di
bawah kuasa dosa,...”
Dalam tradisi Yahudi ada kebiasaan mengutuk orang-orang bukan Yahudi.
Dimulai dengan ketidaksenangan dan penghinaan mereka terhadap orang-orang
Samaria, dan kepada bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Yesus bin Sirakh
menyebut orang-orang Samaria sebagai “...bangsa dungu yang tinggal di Sikhem...” 136
Ketidaksenangan Yahudi inipun merembet kepada bangsa-bangsa lain. 137 Dalam Doa
Delapan Belas, salah satu doa orang Yahudi ada disebutkan tentang birkat ha-mimim
(Pemberkatan orang-orang sesat) sebuah sebutan yang digunakan untuk
menghaluskan kata-kata “kutuk bagi orang-orang sesat.”138 Ini terjadi karena orang
Yahudi, sangat eksklusif dalam sikapnya. Mereka menjauhi pergaulan dengan
bangsa-bangsa lain (Kis 11:3).
Dalam kitab Roma dapat dimengerti sikap orang Yahudi Kristen terhadap
saudara saudara seimannya yang bukan Yahudi, seolah masih ada rasa unggul
terhadap bangsa lain dan memandang rendah bangsa lain (Roma 2:17-20).
136
Jagersma, H., Dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba: Sejarah Israel dari ± 330
SM – 135 M, diterjemahkan oleh Soeparto Poerbo. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 56.
mengutip Sirakh 50:25-26. Lihat juga Michael S. Bushell, “Sirakh 50:25-26” (RSV) dalam
BibleWorks for Window [Computer file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1996)
137
ibid
138
Schürer, E., The History of Jewish People in the age of Jesus Christ (175 B.C. – A.D. 135)
II, catatan 164. dalam Jagersma H., Dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba: Sejarah Israel
dari ± 330 SM – 135 M. Hal. 217.
Eksposisi
Beberapa ayat yang akan dibahas dalam bagian ini menyangkut hubungan
antara orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain. Berikut ini adalah beberapa ayat
tentang kesamaan kedudukan di hadapan Allah.
3:9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang
lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
3:29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga
adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-
bangsa lain!
9:24 yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang
Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi
semua orang yang berseru kepada-Nya.
Dalam 3:9 disebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi
dengan bukan Yahudi yaitu, semua orang telah berada di bawah kuasa dosa (pa,ntaj
u`fV a`marti,an ei=nai). Kata u`fV adalah kata preposisi akusatif, dari kata u`po, yang
berarti di bawah (under, below); di bawah otoritas dari.... u`fV a`marti,an berarti di
bawah otoritas dosa. Frigerg 139 menjelaskan bahwa kata u`po, jika digunakan dengan
akusatif berarti
a. menunjukkan tempat di bawah, (Mat 8:8; Yoh 1:48);
b. menunjukkan tunduk atau patuh pada otoritas, aturan, perintah, di bawah
kekuasaan (Luk 7.8; Gal 3.25);
c. menunjukkan kepatuhan atau perbudakan pada kekuatan moral seperti
dosa (Gal 3:22), Hukum (Gal 4:5), Penghakiman (Yak 5:12) di bawah
kendali dari, patuh pada. Jadi semua orang ada di bawah kuasa dosa, di
bawah kendali dosa. Baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi
semuanya sama di hadapan Allah, „di bawah perbudakan dosa.‟
Tiga ayat berikutnya 3:29; 9:24 dan 10:12 berbicara tentang Allah sebagai
Allah semua bangsa. Allah adalah Tuhan bangsa-bangsa (ku,rioj pa,ntwn). Kata
139
Timothy and Barbara Friberg, Analytical Greek New Testament: Greek NT
Grammatical Analysis Database, Version 2, Baker Book House, 1994. dalam Bibleworks for
Window [Computer file], Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1995).
ku,rioj berarti seorang yang memiliki kuasa, tuan, seseorang yang mengendalikan
milik pribadinya, berarti juga pemilik, seseorang yang memiliki kendali atas orang-
orang.140 Jadi Allah adalah pemilik bangsa-bangsa. Oknum yang mengontrol milik
pribadinya. Yahudi dan bukan Yahudi sama di hadapan Allah sebagai milik Allah.
Kesimpulan
Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dengan bukan Yahudi karena (1)
semua orang telah berada di bawah kuasa dosa. Semua orang ada di bawah kendali
dosa. Baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi semuanya sama di hadapan Allah,
„di bawah perbudakan dosa.‟ (2) Allah adalah Tuhan bangsa-bangsa (ku,rioj pa,ntwn)
yang mengontrol miliknya.
140
Friberg, Analytical Greek New Testament: Greek NT Grammatical Analysis
Database, ibid.
BAB XVI
THE WEAKER BROTHER (ROMANS 14-15)
(SAUDARA SEIMAN YANG LEMAH)
Kitab Roma membahas tentang The Weaker Brother dalam satu pasal (Ps
14) yang tentu saja berhubungan dengan perikop-perikop sesudah dan sebelumnya
yaitu 13:8-14 yang berbicara tentang Kasih, sebagai kegenapan Hukum Taurat dan
15:1-13 tentang Orang yang Lemah dan Orang yang Kuat.
Latar Belakang
Dalam 13:8-14 penekanan diletakkan pada kasih kepada sesama, dan
meninggalkan segala bentuk dosa terhadap sesama, sehingga kasih yang terlihat
adalah perwujudan Kristus yang tinggal di antara orang percaya sebagai senjata
kebenaran. Sementara 15:1-8 masih menekankan memuliakan Allah lewat kasih
kepada sesama. Kedua ajaran tentang kasih ini menjepit ajaran Paulus untuk
menerima orang yang lemah imannya sebagai saudara dalam Kristus.
Seperti diketahui bahwa jemaat Roma terdiri atas dua kelompok, yaitu
Yahudi dan bukan Yahudi. Sehingga terdapat perbedaan latar belakang baik budaya
maupun kepercayaan. Orang Kristen Yahudi mengharamkan makanan tertentu dan
menekankan Sabat,141 sedangkan orang bukan Yahudi merasa bebas untuk makan apa
saja (ayat 2) dan tidak mengkhususkan hari tertentu (ayat 5). Perbedaan-perbedaan
inilah yang Paulus coba satukan, sehingga Paulus memulai bagian ini (Pasal 14)
dengan pernyataan (14:1) “Terimalah orang yang lemah imannya tanpa
mempercakapkan pendapatnya.” Pernyataan ini menjadi semacam judul untuk bagian
ini.
Eksposisi
Bagian-bagian tertentu dalam pokok pembahasan ini menyebutkan beberapa
“sebab akibat” yang akan kita teliti. Fakta “Sebab-akibat” tersebut memuat ajaran
Paulus tentang bagaimana menghadapi The Weaker Brother dan alasan Paulus
141
Harrison, Everett F., “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's Bible Commentary,
[computer file] (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994)
terhadap sikap-sikap tersebut. Ayat-ayat yang kita bahas dalam pasal ini adalah ayat
3, 6-8, 10, 12-13, 15-17.
Nasehat Paulus yang pertama terdapat dalam ayat 3 “Siapa yang makan,
janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah
menghakimi orang yang makan,” Paulus tidak membedakan orang yang tidak makan
dengan orang yang makan. Kata jangan menghina mh. evxouqenei,tw (kata kerja
imperatif present aktif dari kata evxouqene,w berarti meremehkan, bermufakat dengan
penghinaan; merendahkan, tidak memperhitungkan (count as nothing); menolak.142
Jadi seorang Kristen tidak boleh (Imperative) merendahkan saudaranya dalam
Kristus. Begitu juga sebaliknya, kata “janganlah menghakimi” mh krine,tw (Kata
Kerja imperatif present aktif, dari kata kri,nw berarti menilai/menghakimi,
menyidangkan, mengadukan kepada pengadilan; menghukum/mengutuk;
memutuskan, menentukan; mempertimbangkan, [hormat/peduli], berpikir;
menyukai. 143
Seorang Kristen tidak boleh (Imperative) menghakimi, menghukum, saudara
seimannya. Paulus menekankan bahwa sekalipun ada perbedaan pendapat, seorang
Kristen tidak boleh menolak saudara seimannya hanya karena perbedaan pendapat
tersebut. Paulus menyatakan “janganlah kita saling menghakimi lagi!” (14:13).
Paulus memberikan sebuah alasan dalam ayat 3 “sebab Allah telah menerima orang
itu.”
Beberapa alasan lainnya adalah jika seorang berpegang pada hari tertentu,
“ia melakukannya untuk Tuhan” (ayat 6.) Hal ini berlaku juga untuk makanan “siapa
yang makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada
Allah.” sebaliknya “siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan” Sebab “ia juga
mengucap syukur kepada Allah.”
Ayat 7 dan 8 menyebutkan sebuah alasan mengapa kita harus menerima satu
sama lain “tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup...” (zh/| kata kerja indikatif
present aktif, dari kata za,w yang berarti hidup) “...untuk dirinya sendiri, dan tidak ada
seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri,” sebab “kita hidup untuk Tuhan,”... dan
“kita mati untuk Tuhan.”
142
Michael S. Bushell, “evxouqenei,tw” dalam BibleWorks for Window [Computer file],
Electronic edition, (np:Lotus Development Corp., 1996).
143
Bushell, “krine,tw” dalam BibleWorks for Window
Alasan lain yang mengharuskan kita tidak menghukum saudara kita adalah
ayat 10 “kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.” pernyataan ini
diteruskan hingga ayat 12 dan 13 bahwa setiap orang akan memberi
pertanggungjawaban kepada Allah.”
Tema kasih muncul lagi dalam ayat 15, setelah sebelumnya dalam pasal 13
dan pasal 15 berbicara tentang kasih. Perhatikan ayat 15 “sebab jika engkau
menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau
tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih.” Kasih yang diharapkan adalah kasih yang
menghargai, dan tidak menghukum, tetapi Paulus tidak berhenti sampai di situ, ia
melanjutkan tema kasih yang lebih besar lagi “karena Kristus telah mati untuk dia.”
Kasih yang sempurna seperti kasih Kristuslah yang harus diteladani bagi orang
percaya.
Menarik untuk disimak dari semua kata “hidup,” (delapan kali disebutkan)
tujuh kata berasal dari kata za,w dan satu dari kata peripate,ij yang berarti berjalan,
hidup atau tingkah laku144 dan ini terdapat dalam ayat 15 yang berbicara tentang
kasih. Kasih dalam ayat ini adalah kasih yang aktif, yang diusahakan.
Setelah tema kasih, tema kebenaran (tema utama kitab Roma), damai
sejahtera dan sukacita muncul dalam ayat 16 dan 17 “Sebab Kerajaan Allah bukanlah
soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh
Roh Kudus.” Roh kuduslah yang memberikan damai sejahtera dan sukacita bukan
makanan dan minuman atau hari-hari tertentu. Terlihat pula peran Tritunggal terlihat
dalam ayat-ayat di atas. Allah yang akan mengadili setiap orang, Yesus Kristus yang
telah mati karena kasih, dan Roh Kudus yang memberikan kebenaran, damai sejahtera
dan sukacita, menjadi sebab mengapa kita seharusnya menerima setiap orang dalam
jemaat tanpa memandang perbedaan pendapat.
Kesimpulan
Paulus menyebutkan alasan-alasan mengapa kita tidak boleh menghukum
saudara seiman karena perbedaan pendapat sebagai berikut: 1. Sebab Allah telah
menerima setiap orang percaya. 2. Jika seorang berpegang pada hari tertentu, “ia
melakukannya untuk Tuhan” juga untuk makanan “siapa yang makan, ia
melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah.” sebaliknya
“siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan” Sebab “ia juga mengucap syukur
144
Bushell, “peripate,ij” dalam BibleWorks for Window
kepada Allah.” 3. Alasan lainnya adalah Tidak ada seorangpun di antara kita yang
hidup atau mati untuk dirinya sendiri, setiap orang percaya hidup untuk Tuhan dan
mati untuk Tuhan. 4. Kita juga tidak boleh menghukum saudara kita karena “kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.” 5. Kasih adalah dasar untuk
menerima orang yang lemah imannya, “sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu
oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut
tuntutan kasih.” Lebih lagi adalah kasih yang lebih besar “karena Kristus telah mati
untuk dia.” 6. Tema kebenaran (tema utama kitab Roma), damai sejahtera dan
sukacita juga menjadi alasan untuk mengasihi dalam ayat 16 dan 17
DAFTAR PUSTAKA
Bushell, Michael S., BibleWorks for Window [Computer file], Electronic edition,
np:Lotus Development Corp., 1996.
Criswell, W.A., Believer’s study Bible, [computer file], electronic ed. , Logos
Library System. Nashville: Thomas Nelson 1997, c1991 by the Criswell
Center for Biblical Studies.
Douglas, J.D., dan Tenney, Merrill C., The NIV Compact Dictionary of The Bible
The Zondervan Corporation, [computer file]. Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House, 1989.
Dunn, James D. G., “Romans, letter to the” dalam Gerald F. Howthorne, Ralph P.
Martin, Ed., Dictionary of Paul and His Letters. Downres Grove,
Illinois/Leicaster, England: Inter-Varity, 1993.
Harrison, Everett F., “Romans” dalam Kenneth L. Barker & John Kohlenberger III
Consulting Editors, Zondervan NIV Bible Commentary dalam Expositor's
Bible Commentary, [computer file]. Grand Rapids, Michigan: Zondervan
Publishing House, 1994
Jagersma, H., Dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba: Sejarah Israel dari ±
330 SM – 135 M, diterjemahkan oleh Soeparto Poerbo. Jakarta: BPK Gunung
Ladd, George Eldon, Teologi Perjanjian Baru, 2 jilid. Diterjemahkan oleh Urbanus
Selan dan Henry Lantang, Bandung: Kalam Hidup, 1999
Murray, John, The Epistle to the Romans. 2 Vol. dalam seri F. F. Bruce, Gen.
ed., The New International Commentary on the New Testament. Grand
Rapids, Michigan: Eerdsman, 1975.
Rogers Jr. Cleon L., dan Rogers III, Cleon L., The New linguistic and Exegetical
Key to the Greek New Testament [computer file]. Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House, 1994.
Rupprecht, A., “Slave, Slavery” dalam Merrill C. Tenney, General Editor dan Steven
Barabas, Associate Editor, The Zondervan Pictorial Encyclopedia of The
Bible dalam Pradis. [Computer file], Electronic edition, Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Publishing House, 1992.
Schürer, E., The History of Jewish People in the age of Jesus Christ (175 B.C. –
A.D. 135) dalam Jagersma H., Dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba:
Sejarah Israel dari ± 330 SM – 135 M.
Strong, James, New Strong’s Dictionary of Hebrew and Greek words [computer
file], electronic ed., Logos Library System. Nashville: Thomas Nelson 1997,
c1996.
Wang, Joseph S., “Romans” dalam Wayne McCown General Editor, ASBURY
BIBLE COMMENTARY New Testament Section [Computer File]. Grand
Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1992.
Alkitab
New American Standard Bible Updated 1995 by The Lockman Foundation dalam
Pradis Version 5.01.0025 [computer file]. Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House, 1994.
The Holy Bible, New International Version (International Bible Society, 1984) Built
with Conform Version 5.00.0053 dalam Pradis Version 5.1.1 [computer file]
Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994.