EKSEGESE ULANGAN 16
NIM : 15111423
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Kitab ulangan memberikan rangkuman penting dari sejarah di padang gurun, serta
masuknya Israel ke Kanaan. Musa mengambil kesempatan ini untuk memberikan amanat-
amanat kepada Israel karena ia telah diberi tahu bahwa ia tidak dapat memasuki tanah
perjanjian itu2. Ulangan pasal 16 membahas mengenai tiga hari raya yang harus dilakukan
oleh orang Yahudi, ulangan 16 membahas tentang tata cara melaksanakan hari raya tersebut.
Tiap-tiap perayaan ini memiliki keunikan makna masing-masing. Penegasan Musa kepada
umat Israel untuk merayakan ketiga hari raya utama ini sesuai dengan perintah Tuhan yang
bertujuan untuk:
Sebagai peringatan akan perbuatan besar yang dilakukan Allah dari Mesir hingga ke
tanah perjanjian.
Sebagai persiapan bagi bangsa Israel memasuki tanah perjanjian supaya tetap
Sebagai simbol dan bayangan dari hidup dan karya Mesias yang akan datang.
Menurut Craigie, hal ini memiliki tujuan yang berkaitan dengan masa lampau dan masa
yang akan datang3. Selain itu dalam Ulangan Pasal 16, juga membahas tentang perintah untuk
mengangkat penegak keadilan yang adil agar menjaga kestabilan hidup bangsa Israel di tanah
1
Andrew E. Hill, Survey Perjanjian Lama, Malang: Penerbit Gandum Mas, 2008. hlm 225.
2
W.S. LaSor, Pengantar Perjanjian Lama 1,Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2015. Hlm 247.
3
P.C. Craigie, The New International Commentary on the Old Testament the Book of Deuteronomy,
USA: Eerdmans Publishing Company, 1976, hlm. 24
yang akan di diami (ay.18-20). Lalu ulangan pasal 16 juga membahas mengenai larangan-
TAFSIRAN
Penulis membagi penafsiran ulangan pasal 16 ini menjadi Lima bagian penafsiran
terjemahan lainya, maka dapat saya putuskan bahwa saya memilih arti
Memperhatikan/perhatikan. Kata ini memberi petunjuk agar bangsa Israel harus mengigat
atau memperhatikan dengan jelas mengenai hari raya yang harus dilakukan mereka.
Mengenai perayan Paskah, kata Paskah berasal dari Instruksi paling jelas menganai
Paskah terdapat di dalam Keluaran 12:1-28, 43-49. Kata pesakh berasal dari kata kerja
pengertian ini, jelaslah bahwa Allah melewatkan rumah-rumah orang Israel yg sudah berlabur
darah dan membunuh orang-orang Mesir6. Akan tetapi dilihat dari beberapa segi, perayaan
paskah didalam Ulangan 16 jelaslah berbeda dengan perayaan paskah yang terdapat di dalam
Keluaran. Berikut ini beberapa pokok perbedaannya antara Keluaran 12:1-28 dengan
Ulangan 16:1-8.:
Dari segi perayaan. Perayaan Paskah dalam kitab Keluaran hanya dilaksanakan dalam
lingkup keluarga. Hal ini berbeda dengan perayaan dalam Ulangan yang harus
4
kata , yang berasal dari kata kerja qal infinitife absolut yang berarti; watch, guard, be careful about,
protect; save, retain: observe, watch, carefully, attentively: keep watch, stand guard: observe, keep.
5
noun common masculine singular absolute yang berarti: Passover
6
Jhon F. Walvoord, Roy B. Zuck, An Exposition of the scriptures old testament,Colorado Springs: Dallas
Seminary Faculty,1983, hlm. 292.
Tempat pelakasanaan dalam keluaran dilakukan di rumah masing-masing, sedangkan
dalam ulangan 16, perayaan ini harus dilaksanakan di tempat yang dipilih oleh
TUHAN.
Dalam kitab Keluaran, korban harus dibakar, hal ini berbeda dengan ketetapan dalam
Darah korban dalam Keluaran di oleskan di ambang pintu, sedangkan dalam Ulangan,
Seperti pada pembahasan di atas mengenai perbedaan antara paskah di dalam ulangan
dan keluaran. Hal ini lebih dipertegas lagi oleh Craigie dalam bukunya.
In Egypt, the Israelites had been a number of families under the suzerainty of a
worldly power. After the exodus and forming of the covenant at Sinai, Israel became a single
Perintah untuk merayakan paskah ini harus dilaksanakan pada bulan Abib. Penentuan
bulan Abib ini dikarenakan bertepatan dengan keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Melihat
kedalam situasi jaman PL, pada waktu itu jelas belum ada penanggalan modern, sehingga
penanggalan harus dilihat berdasarkan ilmu perbintangan, oleh sebab itu bulan Abib
ditetapkan sebagai waktu dimana orang Israel harus mengadakan perayaan ini, dimana pada
Perintah selanjutnya dalam ayat yang ke 2, bangsa Israel disuruh untuk mengadakan
kurban Paskah. H.H Rowley dalam bukunya menyatakan: Kurban Paskah tidak
7
P.C. Craigie, The New International Commentary on the Old Testament the Book of Deuteronomy;
Eerdmans Publishing Company, 1976, hlm. 242
8
Bulan Abib , yang kemudian disebut bulan Nisan , adalah bulan musim menuai dan waktu
terjadinya Paskah pertama, dijadikan bulan pertama dari tahun Yahudi sebagai penghormatan (Keluaran
12:2; Ulangan 16:1; bandingkan Imamat 23:5; Bilangan 9:1-5; 28:16).
masing dan mengusapkan darah kurban ke ambang pintu dan kedua tiang pembantu rumah
masing-masing, sedangkan dagingnya dimakan utuh dan harus habis (kecuali bagian yang
dengan konteks kurban Paskah dalam Ulangan 16. Seperti yang telah dipaparkan didalam
pembahsan mengenai Paskah diatas. Maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kurban
Paskah dalam konteks Ulangan 16 ialah kurban yang tidak harus dibakar, dan darah dari
kurban itu dicurahkan. Mengenai pelaksanaannya, seperti yang dikemukakan oleh Merrill
dalam bukunya The New American Comantary menjelaskan bahwa pelaksanaan kurban di
tempat yang dipilih Tuhan ini bertujuan untuk membuat nama TUHAN diam di sana, serta
Dalam ayat yang ke 3, Allah menetapkan sebuah aturan dalam merayakan Paskah,
yakni untuk memakan Roti tidak Beragi. Tujuannya adalah untuk memperingati kembali
peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir yang tergesa-gesa sehingga tidak sempat meragi
masa kini dan memiliki arti yang mendalam11. Hal ini lebih diperjelas lagi didalam Ulangan
12:39.
Ayat 8 memberi penjelasan bahwa perayaan Paskah ini harus dirayakan selama enam
hari lamanya bangsa Israel merayakan perayaan ini, barulah pada hari yang ke tujuh diadakan
perkumpulan raya bagi Tuhan. Selama perayaan ini berlangsung, setiap orang tidak
9
H.H Rowley, Ibadat Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, Hlm 93.
10
Eugene H. Merrill, NIV The New American Comantary, USA: B&H Publishing Group, 1994, Hlm 252.
11
Dianne Bregant, Robert J. Karris, Tafsir Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002, Hlm. 94.
Pada initinya, ciri utama dari perayaan Paskah adalah perjamuan keluarga dirumah
masing-masing yang dilakukan setelah senja12. Hidangan utama dalam perjamuan itu ialah
domba Paskah. Perlu untuk kita pahami kembali bahwa Paskah dalam PL adalah perayaan
akan peringatan dan proklamasi akan pelepasan dari perbudakan di Mesir. Akan tetapi
perayaan Paskah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perayaan ini sedikit
berbeda karena hewan yang dikorbankan harus dikorbankan di tempat yang telah ditentukan
Tuhan. Adapun hal ini bertujuan untuk mempersatukan bangsa Israel agar tidak terpisah-
Hari raya Tujuh Minggu (Ibr. Shavuot) dirayakan tujuh minggu setelah perayaan
Paskah atau bertepatan dengan awal musim panen gandum. Hari raya ini juga disebut hari
raya Pentakosta karena tepat diadakan pada hari yang ke lima puluh setelah perayaan Paskah.
Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari. Keluaran 23:14-25 menjelelaskan tentang tata
Menurut Browning dalam tulisannya, hal ini merupakan pengucapan syukur Israel atas
panen mereka13. Penjelasan lain mengenai latar belakang perayaan ini berasal dari buku
David L. Baker yang menerangkan; selain perayaan panen, perayaan ini juga adalah perayaan
bahwa hari raya ini ditandai dengan berkumpulnya orang-orang untuk memberikan korban
mereka. Perayaan ini haruslah dirayakan oleh segenap orang yang berada dirumah orang
Israel baik budak maupun orang asing. Sekali lagi hal ini semata-mata untuk memperingati
12
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2000, Hlm, 12.
13
W.R.F. Browning, Kamnus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, Hlm. 359.
14
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, Hlm.39
bangsa Israel akan penyertaan Tuhan atas bangsa Israel dalam proses perjalanan mereka
menuju Kanaan.
sesuai apa yang telah TUHAN berikan kepada mereka. Artinya persembahan pada perayaan
ini bersifat sukarela tanpa ada patokan seberapa besar seseorang harus memberi persembahan
kepada TUHAN.
The most disadvantaged among them were, in fact, especially to be welcomed, for
Israel must remember the own bondage in Egypt and how the Lord had freed them so that
Kutipan diatas memberi sebuah pengertian yang mendalam, bagaimana orang Israel
harus bersukacita dihadapan Tuhan dikarenakan penyertaan Tuhan dalam setiap perjalanan
bangsa Israel.
Hari raya pondok daun yang pada aslinya disebut hari raya pengumpulan hasil yang
menurut kalender ibrani kuno perayaan ini dilaksanakan pada akhir pergantian tahun pada
waktu musim gugur (Kel.23:16; 34:22), ketika semua orang telah selesai mengumpulkan
hasil ladang16. Lalu timbul sebuah pertanyaan, mengapa perayaan ini disebut hari raya
pondok daun?. hari raya ini deisebut demikian karena pondok-pondok tempat orang israel
makan dan minum terbuat dari dahan dan daun-duanan. pesta ini adalah pesta memperingati
perjalanan orang Israel melalui padang gurun dan juga memperingati perlindungan Allah
15
Eugene H. Merrill, NIV The New American Comantary, USA: B&H Publishing Group, 1994, Hlm 254
16
Robert M. Peterson, Tafsiran Alkitab; Kitab Ulangan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, Hlm 313
terhadap orang Israel selama empat puluh tahun17. Pondok Daun digunakan juga sebagai
pengingat akan kemah-kemah yang dibangun oleh bangsa Israel sewaktu mereka berada di
padang gurun (Imamat 23:33-44). Biasanya orang Yahudi membangun kemah atau tenda
yang beratapkan daun palm atau paling tidak ada daun palm di kemahnya. Dan ada satu
Kemah ini adalah tempat ibadah sentral yang dapat dipindah-pindahkan oleh bangsa Israel
sejak masa mereka meninggalkan Mesir setelah peristiwa Exodus (pembebasan dari Mesir),
hingga masa para hakim ketika mereka terlibat dalam upaya penaklukan negeri Kanaan,
hingga unsur-unsurnya dijadikan bagian dari Bait Allah yang final di Yerusalem sekitar abad
ke-10 SM18
Dari ayat 14, dinyatakan bahwa hari raya ini harus diikuti oleh semua orang yang ada di
dalam rumah, sehingga perayaan ini tidak terbatas hanya bagi orang Yahudi atau mereka
yang sudah masuk agama Yahudi. Hari Raya Pondok Daun inilah yang menjadi puncak dari
hari raya tujuh minggu. Dalam ayat 16-17 Musa menegaskan kembali kepada setiap laki-laki
dari bangsa Israel harus menghadap Tuhan dalam atau harus merayakan tiga hari raya bsar
yang telah disebutkan yaitu hari raya Paskah dan Roti tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu
atau Pentakosta dan hari raya Pondok Daun. Dalam perayaan-perayaan tersebut, setiap laki-
laki atau kepala keluarga dari bangsa Israel tidak boleh menghadap Tuhan dengan tangan
hampa tetapi harus membawa persembahan sesuai dengan berkat yang telah Tuhan berikan
kepada mereka.
Perayaan ini menunjukan kehidupan Israel didasarkan pada penebusan yang pada
akarnya merupakan pengampunan dosa. Hal ini membuat Israel memiliki kekhususan
17
F.L Bakker, Sejarah Kerajaan Allah 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007, Hlm 381.
18
The late C.J Hemer, M. Beeching, Hari raya Pondok daun , dalam J.D Douglas (ed.), Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (A-L), (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996, hlm 368.
tersendiri dibandingkan dengan bangsa-bangsa di sekitarnya yang akar dari perayaan mereka
Jika kita membaca teks ini secara sepintas, maka kit akan setuju dengan perikop yang
diberikan Lembaga Alkitab Indonesia yang berisi bahasan tentang peradilan. Akan tetapi
Namun John Sailhamer memberi tema Instruction of Leadership19, kata yang berasal
dari kata 20
. Yang tidak hanya memiliki arti menghakimi tetapi juga memerintah. Jika
melihat lagi tugas hakim dalam Perjanjian Lama, tugas hakim diPerjanjian lama lebih dari
negerinya21.
Pola hakim-hakim dalam Ulangan 16:18-20 merupakan pola dasar dari konsep hakim-
hakim pada periode berikutnya ketika bangsa Israel telah berada di Kanaan. Musalah yang
Melalui pembahasan singkat ini, maka dapat diketahui bahwa teks ini berbicara tentang
fungsi seorang hakim yang bukan hanya berfungsi sebagai hakim secara yudikatif tetapi juga
sebagai eksekutif. Berlandaskan hal ini, penulis menyimpulkan bahwa pembahasan dalam
untuk memerintah, mengatur dan memimpin bangsa Israel secara adil, tentu hakim-hakim
19
Jhon H. Sailhamer, Pentateuch As Narative , Michigan: Zondervan Publishing House, 1992, Hlm.
453.
20
verb qal participle masculine plural absolute yang berarti: decide, settle, help, get justice, make
decisions, act as judge, judge, punish, govern.
21
David N. Freedman, Dictionary of the Bible, Michigan: Eerdmans Publishing Company, 2000, hlm
752.
22
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, Hlm. 129.
dan petugas-petugas ini menjadi pemimpin disetiap sukunya23. Hal ini disebabkan karena
banyaknya suku Israel yang membuat Musa tidak dapat memperhatikan semuanya sekaligus.
Tugas dari setiap hakim-hakim ini ialah untuk mengatur, serta menjamin keadilan itu secara
bangsa Israel pada saat itu, oleh karena itu ketegasan dan keseriusan mereka dalam
kesejahterahaan di tiap-tiap suku Israel tergantung pada kinerja dari para hakim dan petugas
Hakim dan petugas yang telah dipilih diharapkan tidak boleh menodai keadilan dan
kebenaran dengan menerima suap serta menunjukan keberpihakan. Uang suap dapat
membutakan mata orang-orang bijaksana, yang lalu memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki
untuk menindas orang yang lemah. Para hakim yang telah menerima uang suap akhirnya
menjadi subjektif dalam mengambil keputusan-keputusan. Dan apabila hakim yang adalah
pemimpin di tiap suku bangsa yang mengemban tugas sebagai pemeliharaan perjanjian
kepada Allah, kemakmuran Israel, keamanan, dan bahkan pertahanan, tidak objektif dan adil
dalam memutuskan perkara maka akan terjadi ketidakstabilan dalam berbagai aspek
Dalam ayat 20, terdapat kalimat yang berbunyi ...supaya engkau hidup dan memiliki
negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, yang menunjukan maksud dari
penegasan tentang tugas hakim dan penjaminan keadilan pada ayat-ayat sebelumnya dari nats
ini. Keadilan harus menjadi tujuan utama agar hidup itu tercapai. Kata hidup dalam PL
memiliki pengertian yang sangat luas. Kata hidup bisa saja merujuk kepada sebuah kondisi
dimana semua orang Israel berada dalam keadaan diberkati secara materi. Akan tetapi
23
Jhon H. Sailhamer, Pentateuch As Narative , Michigan: Zondervan Publishing House, 1992, Hlm.
453.
konteks hidup dalam ulangan pasal 16:18-20 ini berbicara mengenai menjaga dan
memelihara perintah-perintah Allah, dan pengertian ini sangat beraitan kerat dengan kata
memiliki negeri. Dan bila dipersempit ke dalam konteks Ulangan 16:20 maka kata hidup
dan memiliki negeri memiliki kaitan atau hubungan dengan memelihara keadilan24.
Seperti pada judul perikop yang diberikan oleh LAI, demikianlah pembahasan utama
didalam Ulangan 16:21-22 yang memuat perintah-perintah untuk tidak melakukan tindak
berhala. Setelah membaca Ulangan 16:21-22, munculah sebuah pertanyaan dari benak
penulis. Bangsa Israel yang sudah tentu dalam keseharian mereka sangat dekat dengan
penyertaan dan keajaiban-keajaiban yang Tuhan berikan bagi mereka tetapi mereka masih
saja tidak percaya kepada Tuhan dan lebih memilih berhala?. C. Barth dalam bukunya
menjelaskan bahwa:
Orang-orang sekitar Israel berada baik dalam perjalanan mereka di padang gurun
sehingga sangat memungkinkan bagi bangsa Israel untuk mengikuti kebiasaan orang
sekitar mereka. Oleh sebab itu sering ditemukan larangan-larangan untuk bergaul
Janji TUHAN yang bagi pandangan bangsa Israel terlalu lama untuk diwujudkan/
tidak nampak dalam penglihatan mereka membuat orang Israel melakukan tindakan
penyembahan berhala juga beragam bentuknya. Berikut ini adalah kategori-kategori yang
24
G Johannes Botterweck, Theological Dictionary of The Old Testament Vol. IV, Michigan: Eerdmans
Publishing House, 1980. Hlm. 334-335.
25
C. Barth, Teologi Perjanjian Lama Jilid 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, Hlm.23
dapat digolongkan sebagai berhala menurut Darmawijaya seperti Penghormatan atas materi
Perlu untuk diketahui bahwa pemerintahan pada saat itu ialah pemerintahan secara
Teokrasi (Tuhan yang memimpin pemerintahan), walaupun Musa yang memimpin bangsa
Israel akan tetapi segenap pertintahan sepenuhnya diatur oleh Tuhan sendiri. Jika kita kaitkan
dengan keagamanaan pada saat itu, maka kita akan menemukan sebuah kaitan yang tak dapat
terlepas antara pemerintahan dengan kerajaan karena Tuhan sebagai Raja dan juga Allah
yang disembah26.
kesimpulan bahwa TUHAN sebagai Raja dan Allah. Jika seseorang melakukan tindak berhala
maka secara otomatis orang tersebut menghujat Tuhannya dan berkhianat kepada Rajanya.
Oleh sebab itu larangan-larangan yang disampaikan dalam Ulangan 16:21-22 ini bertujuan
untuk memperingati bangsa Israel agar tetap setia agar bangsa Israel tidak jatuh kedalam
26
Darmawijaya. Pr, Seluk Beluk Alkitab, Yogyakarta: Kansius, 2009, Hlm. 323.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ketiga hari raya ini untuk mengingatkan orang Israel akan apa yang telah dikerjakan
Allah, secara spesifik Hari Raya Paskah dan Roti tidak Beragi, mengingatkan Israel
akan peristiwa pembebasan yang dilakukan TUHAN di Mesir dan bagaimana Tuhan
Sedangkan Hari Raya Tujuh Minggu dan Hari Raya Pondok Daun adalah untuk
umatnya untuk memimpin sesamanya. Adapun hal ini bertujuan untuk mendewasakan
umat pilihaNya sebagai umat yang mandiri namun tetap berjuang bersama TUHAN
mereka.
kestabilan dari umat pilihan. Dengan kata lain Tuhan menjaga umatnya agar tidak
Implikasi
Melalui penafsiran ulangan pasal 16 ini, penulis mengannggap bahwa semua larangan-
larangan dan perintah-perintah yang diberikan Tuhan kepada umatNya terkhususnya pada
Ulangan pasal 16 ini masih relevan dengan masa kini. Dimana setiap orang percaya harus
tetap menjaga ketetapan-ketetapan yang telah Tuhan berikan dahulu yang mana bertujuan
untuk mengingatkan manusia pada zaman ini akan penyertaan Tuhan yang tiada habisnya.
Selain itu dengan tetap memelihara hari raya yang ada pada saat ini seperti; Paskah,
Pentakosta, natal, kenaikan Yesus Kristus dll. Setiap orang percaya dapat lebih bertumbuh
dengan memaknainya dengan cara penuh syukur kepada Tuhan yang telah menunjukan kasih
pengertian bahwa pemimpin-pemimpin baru harus segera dilaksanakan agar ketika waktunya
pemimpin baru memimpin, maka orang yang dipimpin maupun yang memimpin tidak
kewalahan, kacau dan sebagainya. Hal ini sangat nampak pada kitab Ulangan 16:18-20,
ketika ia telah tidak ada, pemerintahan tetap berjalan serta tertata dengan baik.
Larangan terhadap penyembahan berhala sungguh sangat diabaikan pada saat ini.
Memang manusia pada saat ini banyak yang tidak menyembah ilah-ilah lain seperti dahulu,
akan tetapi mereka menjadikan harta, manusia, benda-benda, kebiasaan, sebagai berhala
mereka. Pada masa Perjanjian Lama Tuhan berkali-kali mengingatkan tentang hal berhala
kepada umatnya. Saat ini tugas untuk menghimbau para manusia dalam menjauhi berhala
LaSor, W.S. 2015. Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Craigie, P.C. 1967. The New International Commentary on the Old Testament;
Rowley, H.H. 2004. Ibadat Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Merrill, Eugene H. 1994. NIV The New American Comantary, USA: B&H
Publishing Group
Kanisius.
Rachman, Rasid. 2000. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Baker, David L. 2008. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung
Mulia
Gunung Mulia
Bakker, F.L. 2007, Sejarah Kerajaan Allah. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Publishing House.
Publishing Company
Botterweck, Johannes G. 1980. Theological Dictionary Of The Old Testament
Barth, C. 1989. Teologia Perjanjian Lama Jilid 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Sumber Elektronik