Anda di halaman 1dari 14

Nama : Lantina Bareta Bangun

Tingkat /Jurusan : III-C/ Theologia

Mataa Kuliah : Dogmatika II

Dosen :Pdt. Pardomuan Munthe, M.Th

Eskhatologi
a. Eskhatologi “Presentis”, Futuris” dan “Presentis-Futuris”
b. Ekshatologi “Transcendental” (=Melampaui Waktu) & “Imanen
Historis”
c. Kebangkitan Daging, Penghakiman Akhir & Langit-Bumi yang Baru

I. Pendahuluan

Eskhatologi adalah hal-hal atau yang membahas hari-hari terakhir. Salah satunya
hak yang menyangkut kedatangan Yesus Kristus dan masa penghaiman. Dengan
Eskhatologi ini kita menyadari peristiwa yang berkaitan dengan kedatangan Kristus yang
kedua kali dan masa penggenapan yang sudah di jelaskan di dalam kitab Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. Untuk lebih mengetahui bagaimana itu Eskhatologis terutama
pembahasan kita yaitu (a) Eskhatologi ““Presentis”, Futuris” dan “Presentis-Futuris” (b)
Ekshatologi “Transcendental” (=Melampaui Waktu) & “Imanen Historis” dan (c)
Kebangkitan Daging, Penghakiman Akhir & Langit-Bumi yang Baru. Mari kita bahas
bersama.

II. Pembahasan
II.1. Pengertian Eskhatologi

Secara Terminologis, istilah eskatologi dibangun dari dua kata Yunani, yaitu
eskhatos, yang artinya “akhir” atau “terakhir”, dan logos yang artinya “Firman” atau
“ajaran”. Pada umumnya, istilah eskhatos digunakan untuk menjelaskan gagasan
mengenai batas waktu secara alami (Mat 5:26), merangkan batas atau akhir secara
geografis (Kis 1:8) dan mengungkapkan suatu limit masa secara temporer (Mat
12:45). Namun secara teologis, istilah ekshatos dipakai untuk menjelaskan doktrin
eksatologi, yakni mengungkapkan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan
datang yang meliputi: hari pencurahan Roh Kudus (Kis 2:17),saat Kedatangan

1
Antikristus (2 Tim 3:1,Yak 5:3,2Pet 3:3,Yud 18:1 Yoh 2:18)akhir pembinasan musuh
Kristus (1 Kor 15:26), saat terompet terakhir berbunyi menjelang Kedatangan Yesus
(1 kor 15 :52)dan menjelaskab tentang kedatangan orang mati dan penghakiman yang
akan datang (Yoh 6:39-40 ;1 Pet 1:5) juga menerangkan Karakter ilahi Kristus yang
Mahakekal (Why 1:17). Dapat didefiniskan bahwa eskatologi ialah ilmu atau doktrin
yang mempelajarin hal-hal atau perkara-perkara ajaib yang akan datang, sesuai
dengan kesaksian Alkitab. Peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi tersebut
meliputi kebangkitan orang percaya dan pengangkatan gereja, bema atu takhta
pengadilan Kristus untuk menentukan pembagian mahkota,masa tribulasi atau
kesengsaran dan pembinasan terhadap Antikristus dan para pengikutnya,Kerajaan
Syalom atau Kerajaan Millenium selama seribu tahun,penghukuman dan pembinasan
Iblis serta semua orang yang menolak yesus dari segala zaman,Kemudian di akhiri
dengan langit dan bumi baru.1

II.1.1. Eskhatologi Menurut Beberapa Tokoh2


a. F.F Bruce & J.J Scott

Menurut F.F Bruce dan J.J Scott menerangkan bahwa secara


tradisional,ekstalogi berarti hal-hal yang akan datang yang terkait dengan peristiwa
kebangkitan dan penghakiman yang dilakukan oleh kristus pada masayang akan
datang dan merupakan akhir dari zaman dunia.

b. Edward Rommen

Dari sudut misiologi Edward Rommen mengungkapkan ,bahwa istilah


eskatologi merunjuk pada peristiwa yang terjadi pada akhir zaman,secara khusus
menyangkut kesuksesan dalam misi pertumbuhan gereja yang ditandai dengan
pengangkatan gereja Tuhan di akhir zaman.Kejadian tersebut merupakan
implementasi dari rencana agung Allah melalui Janji-Nya Kepada Abraham (Kej
12:1-3)untuk mengirim Anak-Nya,Kristus (Gal 4:4)guna menggembalakan bangsa-
bangsa supaya mereka menyembah Allah di Yerusalem Ketika Yesus datang kembali
(Za 8:20-22).

1
Welly Pandensolang, Eksthaologi Biblika Tinjauan Alkitabiah Tentang Akhir Zaman, (Yogyakarta:
ANDI, 2004), 518-519
2
Welly Pandensolang, Eksthaologi Biblika, 519

2
II.1.2. Eskhatologi Individual3

Disamping eskatologi umum ada juga eskatologi individual yang harus di


perhatikan .Peristiwa-peristiwa yang disebutkan bisa membentuk keseluruhan
eskatologi dalam arti sempit,tetapi kita tidak dapat berlaku adil padanya tanpa
menunjukkan bagaimana generasi-generasi yang telah mati akan mengambil bagian
pada peristiwa-peristiwa terakhir.Bagi Individu, akhir dari eksistensi sekarang ini
dating bersama dengan kematian,yang mengubah dirinya sepenuhnya dari jaman ini
menuju kepada jaman yang akan datang.sejauh ia di pindahkan dari jaman ini berserta
segala perkembangan historis-nya ,maka ia segera memasuki jaman yang akan
datang,yaitu kekalan.Dengan demikian ada perubaahan tempat dan juga
perkematiannya dan kebangkitan orang mati merupakan bagian dari eskatologi
individual. Kematian jasmani, Kekekalan jiwa, status antara akan dibicarajkan dalam
bagian ini. Pelajaran yang berkenaan dengan pokok bahasan ini berusaha menjelaskan
keadaan penghubung dari mereka yang mati sebelum parousia dengan konsumsi
akhir.

II.1.3. Eskhatologi Umum4

Eskatologi umum sebutan eskatlogi”menarikperhatian pada kenyataan bahwa


sejarah dunia ini beserta umat manusia akkhirnya akan mencapai titik konsumi.Proses
itu bukanlah sebuah proses tak tertentu yang tanpa akhir,tetapi sebuah sejarah yang
sesungguhnya,yang bergerak menuju suatu akhir yang ditunjuk oleh Tuha.Menurut
Alkitab ,akhir itu akan tiba sebagai suatu krisis yang sangat luar biasa,fakta dan
peristiwa yang berkaitan dengan krisis yang sangat luar biasa, fakta dan peristiwa
yang berakitan dengan krisis itu membentuk isi dari eskatologi. singkatnya,semuanya
itu juga menentukan batasan-batasan eskatologi.Tetapi,karena elemen lain dapat
dicakupkan di bawah pembagian secara umum,orang biasa membicarakan sejumlah
rentetan peristiwa yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang Ke dua kali
dan akhir dunia ini sebagai eskatologi umum,sebuah eksatologi yang menyangkut
semua orang.Pembicaran di sini adalah Kedatangan Kristus,Kebangkitan orang
mati,penghakiman terakhir,konsumasi Kerajaan Allah dan Keadaan terakhir dari
orang saleh dan orang durhaka.

3
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Doktrin Akhir Jaman (Surabaya:Momentum-2017), 13
4
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Doktrin akhir jaman, 12

3
II.2. Eskhatologi Dalam Alkitab

Menurut Alkitab Keselamatan pada zaman akhir ini memiliki dua segi yaitu
bahwa pada zaman akhir ini telah ada keselamatan ,akan tetapi di lain pihak
dikatakan juga bahwa keselamatan,akan tetapi di lain pihak dikatakan juga bahwa
keselamatan masih di depan kita atau belum ada. artinya keselamatan dengan segala
hubungannya, yang hingga sekarang telah diberikan oleh Tuhan Allah Kepada orang
beriman,baru”untuk sementara waktu”belum sempurna. Akan tetapi apa yang telah
ada itu menjadi jaminan atau garansi,bahwa yang sempurna akan dianugerahkan
juga.Oleh karena zaman sekarang ini,atau zaman akhir ini disebut zaman dimana “kita
hidup karena percaya”(2 Kor 5:&).Orang beriman masih hidup dalam pengharapan
akan menerima kesempurnan Keselamatannya .(Rm 5:2). Jadi Akhir zaman adalah
musim penuaian untuk memisahkan yang baik dan yang jahat (Mat
13:39,40,49;24:3;28:20)atau kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu
di dalam Kristus sebagai Kepala,baik yang disorga maupun yang di bumi ( Ef 1:10).
Oleh karena itu maka segala mata dan harapan diarahkan kepada akhir zaman
ini.Dalam Rm 8:19-22 disebutkan ,bahwa dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan,karena seluruh makhluk telah
ditakhlukan kepada kesia-siaan .Dan Rm 8:23,24 disebutkan ,bahwa kita yang telah
menerima karunia Sulung Roh,Kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan
pengangkatan sebagai anak,yaitu pembebasan tubuh Kita.5

II.3. Eskhatologi “Presentis”, Futuris”dan “Presentis-Futuris”


II.3.1. Eskhatologi Presentis

Pada Masa sekarang ini adalah zaman gereja.setelah semua cara yang
sebelumnya dipakai,akhirnya Sang Juruselamat sendiri yang datang.Dengan
Kematian-Nya Tuhan Yesus mengadakan perdamaian untuk dosa yang percaya dari
zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Rom 3:21-26).Sekarang Allah
menawarkan kepada setiap orang keselamatan melalui Yesus Kristus.Sebelum zaman
ini rencana keselamatan hanya di pahami secara samar-samar, kini seluruh rencana itu
telah terpampang sehingga siapa saja dapat mengetahuinya.Bila seorang dengan iman
menerima tawaran hidup itu,orang itu akan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.Roh
kudus kemudian melanjutkan Karya yang dimulai dalam pembahuruan serta

5
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta:Gunung-Mulia,2004),474

4
menyempurnakan kekudusan di dalam diri orang percaya. Sesungguhnya Alkitab
mengatakan bahwa menjelang akhir zaman banyak orang yang akan meninggalkan
iman mereka dan kefasikan akan merajalela.Allah akan membawa Gereja-Nya pulang
untuk tinggal bersama Dia,Dan menyerahkan sisa penduduk bumi kepada kesengsaran
dahsyat yang akan datang.bahkan dalam zaman gereja pun ketidakpercayaan
merajalela dan orang-orang percaya hanya sedikit jumlahnya.6

II.3.2. Eskhatologi Futuris

Perubahan yang lebih besar lagi dijanjikan untuk masa Kerajaan Seribu
Tahun.Dimana Kristus harus memerintah setiap bidang yang telah di kuasai oleh
dosa.Dahulu Ia telah datang dan menawarkan untuk menjadi raja dan juruselamat
Isarel,Namun sebagian besar bangsa itu tidak memperhatikan tawaran-Nya sama
Sekali.Ia akan kembali dengan kemuliaan dan akan memerintah dunia ini dengan
Kekuasaan-Nya,Sebagai Putra Daud,Kristus akan mendirikan sebuah kerajaan di
bumi. Isarel akan menjadi Pusat kerajaan itu dan Yerusalem menjadi Ibu
Kotanya.Selama Kerajaan Seribu Tahun itu mereka tidak akan percaya Tuhan dengan
sungguh-sungguh. Ada Yang Berpura-pura taat Kepada Tuhan.Dosa akan diberantas
dengan tongkat besi, tetapi banyak orang akan patuh secara lahiriah saja.Kemunafikan
banyak orang akan tampak pada akhir masa Kerajaan Seribu Tahun.Karena Ketika
Iblis dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.orang-orang yang tidak sungguh-
sungguh percaya kepada Tuhan dengan segera akan mengikuti Iblis. Hukuman akan
menimpa pemberontakan yang baru ini dan iblis dilemparkan ke dalam lautan api.
Juga Kerajaan Seribu Tahun Tidak Berhasil menjadikan dunia ini benar.Hanya Kasih
Karunia Allah yang bekerja dalam Hati seorang pada tiap zaman dapat mengubah
kehidupan secara permanen dan karena tidak semua orang pada tiap zaman akan
menerima kasih karunia itu, maka tidak semua orang yang akan diselamatkan.7

II.3.3. Eskhatologi Presentis-Futuris

Menurut Perjanjian Baru eskhaton sudah ada dan sekaligus baru


mendekat.Eskhatologi perjanjian Baru tampak mengikuti konsep yang sekaligus
presentis dan Futuris. Menurut Paulus, persekutuan antara umat yang dibatis dan
Tuhan di Sorga adalah sesuatu yang telah terjadi juga yang masih akan terjadi. Orang-

6
Henry C,Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum Mas, 1992), 311
7
Henry C,Thiessen Teologi Sistematika, 312

5
orang yang percaya kelak “bersama Kristus”, kini sudah pula”di dalam Kristus”(Gal
3:28;Rm 8 :1;6:11;2 Kor 5:17;Kol 1:2). Bagi Seorang Kristen diberi janji bahwa dia
akan memperoleh pada masa depan apa yang telah dimilikinya sekarang,dia akan
menerima apa yang telah dimilikinya. Karena eskhaton dalam Perjanjian baru di
hubungjan dengan realitas Kristus yang hidup, maka harus diartikan sekaligus sebagai
yang presentis dan Futuris. Dengan Kristus yang sama itu orang-orang percaya akan
bersekutu kelak sebagaimana mereka sekarang sudah berada dalam persekutuan
dengan-Nya.8

II.4. Ekshatologi “Transcendental”(Melampaui Waktu) dan “Imanen


Historis”
II.4.1. Eskhatologi Trancendental (Melampaui Waktu)

Bagi K. Barth pada mudanya, eskhaton adalah suatu yang transenden yang
selalu vertical membenturkan waktu, tetapi masuk ke dalamnya. Kekekalan sama
dekat dan jauhnya dengan setiap waktu. Momen yang kekal berhadapan dengan setiap
waktu dan di dalamnya terdapat maksud transcendental dari setiap waktu. Althaus
menulis bahwa sebagaimana setiap waktu sama dekatnya dekatnya dengan keadaan
semula pada waktu penciptaan dan kejattuhan, demikian pla setiap waktu sama
dekatnya dengan pemenuhannya. Dan dalam pengeritan itu setiap waktu adalah saat
yang terakhir. Tujuan sejarah tidaklah terdapat dalam keadaan terakhir yang historis.
Suatu gagasan eskhaton yang melampaui waktu juga disajikan oleh P. Tilich.
Eskhatologi hendaknnya menerangkan “bahwa dalam setiap saat kita berhadapan
dengan yang kekal”. Eskhaton bukanlah angan-angan tentang suatu bencana
apokaliptis di dalam ruang atau waktu yang tak terhingga jauh atau dekatnya.
Eskhaton berarti “hubungan antara fana dan yang kekal”, atau “tradisi dari yang fana
ke yang kekal”. Penciptaan diartikan seagai “tradisi dari yang kekal ke fana” atau
dengan dengan kata lain sebagai “tradisi dari esensi ke eksistensi”. Esentifitas itu
bersifat universal dan tidak cocok dengan hukuman yang kekal. Menurut Tilich,
transisi dari yang fana ke yang kekal bukanlah suatu peristiwa historis, melainkan
akhir segala waktu yang terus-menerus hadir dan terjadi dalam setiap waktu.9

8
Henry C Thiessen,Teologi Sistematika, 311-312
9
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 191-192

6
II.4.2. Eskhatologi Imanen Historis

Tipe imanen-historis yang dikemukakan oleh J. Moltmann. Menurutnya


konsep transcendental juga tidak membawa perkembangan. Eskhatologi yang
imanen-historis dari Moltmann terdapat dalam suatu garis tradisi dengan filsafat E.
Bloch yang dalam karyannya prinsip pengharapan menunjukkan keterarahan
manusia ke masa depannya dan dnegan demikian telah membawa banyak dorongan
bagi teologi modern. Tiper pemikiran eskhatologi imanen-historis itu dnegan tepat
menentang gagasan-gagasan eskhatologi yang transcendental dan individual.
Eskhatologi bukanlah sesuatu yang tidak sejarawi melainkan sebaliknya masuk ke
dalam sejarah. Sebagaimana Allah masuk ke dalam sejarah, demikian pula eskhaton
harus menjadi dunia dan menebus ke dalam sejarah. Allah mendirikan kerajaan-Nya
dengan “batu-batu” dari dunia ini. Dunia baru yang dinantikan adalah kita ini yang
diperbaharui oleh Allah (2 Ptr. 3:13). Eskhatologi Kristen bukanlah janji kosong
akan dunia yang lain, melainkan pengharapan bahwa Allah akan berhasil
memperbaharui dunia ini. Suatu eskhatologi yang imanen-historis diancam bahaya
mengidentifikasikan kerajaan Allah dan sejarahnya. Eskhaton bukan pemenuhan
belaka, melainkan juga akhir dunia ini dan sejarahnya.10

II.5. Kebangkitan Daging, Penghakiman Akhir dan Langit-Bumi yang Baru


II.5.1. Kebangkitan Daging
1. Dalam Perjanjian Lama11

Doktrin tentang Kebangkitan individu mula-mula muncul dalam pikiran orang


Isarel setelah pembuangan, dan mungkin sekali ini adalah pengaruh oranng
Persia.Salmod juga menyebutkan pandangan yang sama tetapi mengatakan bahwa
memang dukungannya kurang cukup.Salmod mengatakan ,Doktrin Perjanjian Lama
Tentang Allah cukup jelas untuk menjelaskam seluruh sejarah konsep Perjanjian
Lama tentang hidup di masa yang akan dating”.De Bondt menyimpulkan bahwa tidak
ada satu bangsa pun yang pernah berhubungan dengan Isarel yang memilki doktrin
tentang Kebangkitan orang mati yang bias menjadi pola penjelasan dari apa yang kita
jumpai Di anatar Isarel sendiri.Kepercayaan kepada Kebangkitan orang mati dalam

10
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, 192-194
11
Welly Pandensolang, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta :PBMR ANDI-2004), 117

7
Perjanjian Lama itu sendiri tidak memiliki akar dan dasar pada kepercayaan kafir
tetapi hanya dapat kita jumpai dalam wahyu Allah Isarel.Walaupun Tuhan Yesus
sendiri mengajarkan bahwa hal ini sudah terkandung sejak kel 3:6 (Mat 22:29-32)dan
penulis surat Ibrani mengatakan bahwa kepercayaan yang mengenai kebangkitan
orang mati (Ibr 11:10,13-16,19), tidak perlu bukti bahwa kepercayaan yang mengenai
kebangkitan orang mati sudah ada jauh sebelum jaman pembuangan. (Mzm 49:15;
73:24,25; Ams 23:14).

2. Dalam Perjanjian Baru12

Kita Ketahui Perjan jian Baru jauh lebih banyak berbicara tentang
kebangkitan orang mati, sebab dalam kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Perjanjian
Baru membawa Klimaks bagi wahyu Allah tentang kebangkitan. Walaupun orang
Saduki menyangkal,Tuhan Yesus dengan Tegas menunjukkan bahwa kebangkitan
sudah di mengerti sejak Perjanjian Lama (Mat 22 :23-33,band KEL 3 :6)DALAM
Yoh 5 :25-29;6:39,40,44-54; 11:24,25;11:24,25;14:3;17:24.Ayat-ayat Klasik dalam
Perjanjian Baru untuk doktrin kebangkitan orang mati ini kita jumpai dalam ayat-ayat
penting berikut: 1 Tes 4 :13-16;2 kor 5 :1-10,Why 20:4-6). Di dalam Alkitab
diperginakan istilah “daging” maka tidak saja dimaksudkan tubuh kita, melainkan
seluruh diri kita. Rasul Paulus memakai istilah istilah itu untuk menegaskan bahwa
seuruh diri kita berdosa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa istilah “daging” itu melputi
seanteo dunia makhluk yang takluk kepada dosa dan maut (Rm. 8:20-22). Dalam
ucapan “kebangkitan (segala) daging” dapat disimpulkan “pembaharuan seluruhnya”
yang akan diwujudkan pada waktu Tuhan Yesus datang kembali. Harapan itu berdasar
pada kebangkita Kristus sendiri. Dialah “Manusia pertama” yang sudah dibangkitkan,
Ia dibangkitkan sebagai “yang sulung’ (1 Kol. 15:20, 23). Maksudnya, akan ada lagi
banyak orang yang kemudian dibangkitkan seperti Dia dengan penuh kemuliaan (Flp.
3:21, Yoh. 3:2). Keadaan tubuh-kebangkitan merupakan rahasia Ilahi (1 Kor. 15:35).13

Fakta kebangkitan tubuh harus dibangun dari Kitab Suuci. Karena Allahlah
yang membangkitakan orang mati, hanya Dia yang dapat mengatakan kepada kita
apakanh Dia akan melakkannya juga. Iman akan pengampunan dosa secara tidak
langsung berbicara tentang iman akan kebangkitan. Kematian adalah upahh dosa (Rm.
6:23). Kristus membebaskan kita dari dosa, juga dati kematian (Ibr. 2:14, 15). Karena
12
Welly Pandensolang, Eskatologi Biblika, 118
13
B. J. Boland, Intisari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 85

8
itu, iman kapada Kristus mambawa dengannya harapan akan kebangkitan (Yoh.
11:25, 26). Kebangkitan Tuhan itu membuktikan ada kebangkitan tubuh. Kristus
membuktikan dari Perjanjian Lama bahwa ada kebangkitan orang mati (Mat.
22:31,32). Ayub mengakui imannya atas kebangkitan (Ayb. 19:25-27). Dalam Daniel
12:2 tertulis “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, akann bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk
mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal”. Dalam Perjanjian Baru kita
memnaca “Saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang din dalam kuburan akan
mendengar suara-Nya; dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit
untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yag telah berbuat jahat aka bangkit untuk
dihukum’ (Yoh. 5:28. 29; Yoh. 6:40; 1 Tes. 4:16; 1 Kor. 15).

Manusia yang masih hidup di bumi, ketika Kristus memanggil orang yang
mati dari kubur tidak akan mengalami pernyatuan kembali jiwa dan tubuh, karena
mereka tidak akan mati. Tetapi, perubahan yang terjadi pada tubuh yang dibangkitkan
dari kematian terjadi juga pada mereka yang tidak mati, namun secara berbeda; hal ini
dilakukan lewat transformasi. “Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya
akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu buyi nafiri yang terakhir” (1 Kor.
15:51, 52). Sementara kebangkitan tubuh akan sama dalam hal substansi, tubuh
tersebut akan diberkati dengan atribut dan kalitas-kualitas baru, yang diadaptasi dari
alam dan tetap eksis dalam keadaannya. Karena ini kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dengan jiwa kekal, tubuh akan juga kekal dan tidak rusak. Tubuh bukan
subjek hukum-hukum dan kondisi-kondisi badaniah yang dikontrol oleh kehidupan
duniawi; karena hal-hal yang lalu telah lewat. Dalam hal ini kita dapat berkata, tubuh
itu adalah “rohani”. Tetapi ada perbedaan, orang jahat akan ditiadakan, namun Allah
menghancurkan tubuh dan jiwa mereka dalam neraka (Mat. 10:28). Dan orang benar
akan bersinat seperti matahari dalam kerajaan “Bapa” mereka (Mat. 13:43). Mereka
akan diangkat “dalam kuasa”, mereka akan menjadi kuat dan pernuh semangat,
terbebas dari kelemahan, penyakit, cacat, dan akibat dosa yang menghancurkan.14

II.5.2. Penghakiman Akhir

14
Edward W. A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematang Siantar: Akademi Lutheran Indonesia,
ALI, 2012), 332-331

9
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali adalah penghakiman terakhir, yang
sama natural. Tuhan akan datang kembali dnegan satu tujuan, untuk menghakimi
ornag yang hidup dan menentukan tujuan kekal dari setiap individu. Doktrin
mengenai penghakiman terakhir ini sejak awal Kekristenan selalu dikaitkan dengan
doktrin kebangkitan orang mati. Doktrin ini termuat dalam Pengakuan Iman Rasuli.
“Dan dari sana Ia akan datang untk menghakimi orang yang hidup dan yang mati”.
Penghakiman terakhir yang dikaitkan dalam Alkitab tidak dapat dianggap sebagai
peristiwa spiritual yang tak nampak dan tanpa akhir seperti halnya dengan providensi
Allah dalam sejarah. Alkitab dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa dalam
hidup sekarang pun Allah tetap menghukum kejahatan dan memberkati orang yang
benar. Dalam beberapa kasus, hukuman serta pahala yang diberikan ini bersifat
positif, tetapi di beberapa kasus yang lain muncul sebagai providensial alamiah
sebagai akibat dari kejahatan atau kebaikan yang dilakukan, Ul. 9:5; Mzm. 9:16.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk menantikan penghakiman etakhir sebagai
jawaban keputusan Allah bagi pernyataan seperti itu, sebagai jalan keluar bagi segala
problema itu, serta penyingiran segala ketidaksempurnaan masa sekarang, Mat. 25:31-
46, Yoh 5:27-29, Kis. 25:24. Penghakiman itu akan terjadi akhir dunia ini sebab
penghakiman itu akan diberikan kepada seluruh hidup manusia, Mat. 13:40-43; 2 Ptr.
3:7. Penghakiman ini merupakan serangkaian kejadian bersamaan dengan paroisia
Tuhan Yesus, Mat. 25:19-46; 2 Tes. 1:7-10 dan akan segera mengkuti kebangkitan
orang mati, Dan. 12:2; Yoh. 5:28,29; Why. 20:12-13.15

Pada hari terakhir, Kristus akan muncul dengan kemuliaan-Nya, akan


membangkitkan orang mati, dan akan menghakimi dunia dengan adil. “Dia” (Yesus)
adalah yang diurapi Allah menjadi Hakim atas orang yang hidup dan yang mati (Kis.
10:42). Yesus memberitahu kita bahwa Bapa telah memberikan kepada-Nya kuasa
untuk melaksanakan penghakiman, karena Dia adalah Anak Manusia (Yoh.5:27).
Tempat penghakiman bukanlah suatu tempat atau wilayah tertentu di bumi melainkan
di atas bumi. Karena Anak Manusia akan datang dari atas awan-awan di langit, dan
mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya
(Mat. 24:30-31) dan semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya (Mat. 25:31-
32). Kemudian orang yang masih hidup dan yang telah dibangkitkan dari kematian
akan dibawa dengan awan dan bertemu dengan Tuhan di angkasa (1 Tes. 4:16-17).16
15
Louis Berkhof, Teologia Sistematika Doktrin Akhir Jaman, 129, 131-132
16
Edward W. A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, 332

10
Menurut Roma 14:10b, 12 dan 2 Kor 5:10, kita semua harus menghadap meja
pengadilan Kristus untuk memberikan pertanggungjawaban diri kita masing-masing.
Karya “penghakiman” terhadap dosa dan kejahatan dari hidup manusia dilaksanakan
oleh Kristus bersamaan waktu dengan karya “penyelamatan” dalam tiga tahap, yaitu:
(1) penghakiman yang telah dilakukan (Yoh.3:19), (2) penghakiman yang sedang
dilakukan (Mat. 25:31-46, Yoh. 12:31), (3) penghakiman yang akan dilakukan (Mat
25:31-46). Dasar penghakiman adalah : iman (Yoh. 3:18) dan perbuatan (Mat. 25:31)
manusia.17

II.5.3. Langit-Bumi yang Baru

Di dalam Alkitab baik di dalam PL maupun di dalam PB hanya ada satu kata
saja yang dipakai untuk menyebut: Langit atau sorga yaitu syamayim (PL)dan
ouranus (PB).Kata yang satu itu,baik syamayim maupun ouranos di pakai dalam arti
yang bermacam-macam. Pertama-tama kata syamayim atau ouranos menunjukan
kepada hasil ciptaan Allah, makhluk, yang biasanya diterjemahkan dengan “Langit”.
Hal ini umpamanya terdapat di Kej 1:1 dimana syamayim (langit)bersama-sama
dengan bumi dipandang sebagai makhluk Allah yang diciptakan (Bnd kej 1:8
dbr;Mzm 96”5; Kis 14 :15;17 :24 dan lain-lainnya). Syamayim atau ouranos, hasil
ciptaan Allah ini dikatakan akan binasa (2 Pet 3:12 ;3:10 ;bnd why 21 :1 ; 6:14).

Di dalam PL pun Tuhan Allah Telah menjanjikan, bahwa Ia akan menjadikan


langit yang baru dan bumi yang baru ,yang kekal keadaanya. Di dalam langit yang
baru dan bumi yang baru itu tidak akan diingat lagi hal-hal yang dahulu ,bahkan
semuanya itu tidak akan timbul lagi dalam hati (Yes. :17 ;66 :22).Janji Tuhan Allah
yang demikian itu di dalam PB di ulangi lagi.Rasul Paulus berkata,bahwa kita
menantikan langit yang baru dan bumi yang baru,dimana terdapat kebenaran (2 Pet
3 :13,bnd Why 21 :1). Yang dimaksud dengan ungkapan “Langit dan Bumi “adalah
dunia ini dengan segala isinya (bnd Kej 1:1,2:1,4Mzm 121:2,Kis 14:15;17:24). Jadi
nubuat mengenai bencana alam yang dahsyat tadi mengandung peringatan-
peringatan ,yang dihubungkan dengan akhir zaman untuk memperingatkan para orang
beriman supaya berjaga-jaga. Kesempurnaan dunia yang baru itu disebutkan dengan
ungkapan,bahwa Tuhan Allah akan menjadi semua di dalam semua (1 Kor 15:28).
Ungkapan ini menu njukkan bahwa Tuhan Allah akan “menjiwai”dunia yang baru

17
Ichwei G. Indri, Teologi Sistemati, 264

11
itu,hingga kenyataan berkatNya diakui dan dirasakan benar-benar oleh segala
umat.Berkat tadi bukan hanya sebagian saja,melainkan sesempurnanya dan melipti
segala sesuatu. Oleh Karena itu segala sesuatu akan menjadi seperti yang dikehendaki
oleh Tuhan Allah.18

Ada 2 Pandangan Langit Bumi Yang Baru:


a. Sebagaian beranggapan bahwa seperti pada permulaan dunia diciptakan dari
ketiadaan, maka pada akhir zaman dunia akan turun kepada ketiadaan; mereka
berpandangan bahwa semua jagad dan substansi langit dan bumi dan semua hal
yang diciptakan ,tanpa kecuali makhluk berakal,akan dibinasakan dan sebuah langit
dan bumi yang baru akan diciptakan.Untuk mendukung hal ini mereka merujuk nas
Alkitab seperti “Langit dan Bumi akan Berlalu’’(Luk 21 :33),Mereka akan Binasa
(Ibr 1:11)”Akhir Dunia”(Mat 24:3)”Sebab sesungguhnya,Aku menciptakan Langit
yang Baru dan Bumi yang Baru;hal-hal yang dahulu tidak akan di ingat lagi (Yes
65:17). Kata “binasa” tidak dapat membukikan pembinasaan substansi yang ada;
karena dunia pertama binasa oleh air (2 Ptr. 3:6) tetapi substansinya tidak
dilenyabkan, meskipun memang “cara” bentuk, kondisinya berubah sama sekali.
Iitilah “kesudahan dunia” dan “brlalu” tidak perlu diartikan bahw subsansi dunia ini
akan binasa; istilah dunia itu mungkin hanya berujuk pada bentuk dan tatanan dunia
saat ini, “dunia ini” (1 Kor. 7:31)
b. Yang lain beranggapan bahwa “model” dunia sekarang ini pasti akan dihancurkan
dengan api,tetapi substansi dasarnya tidak akan dibinasakan, mereka berpegang
bahwa dari atom-atom yang membentuk substansi ini, langit dan bumi baru akan
dibenuk, dikembalikan seperti tubuh debu kita. Suatu tubuh kebangkitan, tubuh
kebangkitan yang baru akan bangkit. Mereka tidak percaya pada pelayanan
substansi, tetapi mereka percaya pada perbaikan substansi. Meurut kepercayaan
mereka, substansi dasar, bahan asal penciptaan langit dan bumi, tetap ada, tetapi
cara, bentuk, ukuran, kondisi dan sebagainya akan diubah. Orang-orang yang
mendukung pandangan ini mengacu ke nas-nas berikut: “dunia yang kita kenal akan
berlalu” (1 Kro. 7:31); cara adalah skema, bentuk, tata dunia seperti yang tampak
sekarang. Mereka tidak menganggap bahwa seetiap tumbuhan, burung dan binatang
akan dihidupkan kembali, hanya manusia yang akan dibangkitkan, tetapi bahwa
dunia sekarang, yang dibentuk Allah selama enam hari, akan dilarutkan menjadi

18
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 500-502, 504

12
seperti substansi dasarnya, yang telah Tuhan ciptakan pada awalnya dari yang tidak
ada, dan bahwa dari substansi ini Tuhan akan membentuk langit dan bumi yang
baru, yang secara keseluruhan berbeda dnegan yang sekarang, cukup besar untuk
orang-orang kudus, tempat dimana kebenaran tinggal tetap. Jadi, tujuan awal
penciptaan Tuhan akan disempurnakan.

Perbedaan kedua pandangan ini dapat dinyatakan seperti ini: yang satu
beranggapan bahwa seluruh alam semesta akan dilenyapkan sama sekali dengan api,
dan suatu langit dan dunia baru akan diciptakan dari ketiadaan; yang kedua
beranggapan bahwa seluruh alam semerta akan dihancurkan dengan api menjadi
substansi semula yang kemudian Allah akan membentuk ulang langit dan bumi yang
baru.19

III. Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas dapat saya simpulkan bahwa Eskhatologi sebuah pengajaran
Kristen yang berlandaskan alkitab oleh pengkanonan.Sehingga Di dalam Alkitab
Akhir Zaman atau Eskhatologi.Baik Dalam Perjanjian Lama maupun di Perjanjian
Baru.Dalam Eskhatologi Perjanjian Baru bersifat menuju ke masa depan
(Futuris)dibedakan dari pada yang menyangkut masa sekarang
(presentis).Lukas,Markus,Matius menyajikan eskhatologi yang Transeden
menggambarkan Allah sebagai Allah yang jauh ,allah yang diluar dari diri
kita.Allah itu sangat tinggi dan tidak bisa disentuh,menggambarkan Allah sebagai
allah yang jauh.

IV. Daftar Pustaka

Becker, Dieter, Pedoman Dogmatika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009


Berkhof, Louis, Teologia Sistematika Doktrin Akhir Jaman, Surabaya: Momentum,
2005
Boland, B. J., Intisari Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen Jakarta: Gunung Mulia, 2004
Koehler, Edward W. A., Intisari Ajaran Kristen, Pematang Siantar: Akademi
Lutheran Indonesia, ALI, 2012

19
Edward W. A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, 336-338

13
Louis, Berkhof, Teologi Sistematika Doktrin akhir jaman Surabaya: Momentum, 2017
Pandensolang, Welly, Eksthaologi Biblika Tinjauan Alkitabiah Tentang Akhir Zaman,
Yogyakarta: ANDI, 2004
Pandensolang, Welly, Eksthaologi Biblika, Yogyakarta: ANDI, 2004
Thiessen, Henry C, Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas, 1992

14

Anda mungkin juga menyukai