Anda di halaman 1dari 3

TEOLOGI ESKATON DALAM YOHANES DAN SURAT-SURAT

Dalam injil Yohanes, injil ini menyajikan tema kedatangan Kristus dan tema-tema
eskatologis lainnya. Injil Yohanes memiliki dualism yang berbdeda-beda jika diperhadapkan
dengan Injil sinoptik. Hal ini memiliki pengaruh terhadap pengajaran mengenai masa yang akan
datang.1 Permasalah yang terdapat dalam injil Yohanes ini mulai tampak ketika adanya
penjelasan yang terbaru, yaitu konsep realized escjatology (eskatologi yang sudah menjadi
kenyataan) yang diduga terdapat hubungan khusus dengan injil Yohanes. Teori Dodd yang
mengatakan bahwa Kerajaan Allah harus dipandang hanya di dalam pelayanan Yesus dan tidak
akan datang kelak seperti yang dinantikan dalam pengertian apokaliptik, telah diterima secara
2
luas, walaupun dengan perubahan-perubahan. Dalam injil Yohanes tentunya terdapat
keterangan bahwa Yesus menganggap waktu sekarang ini sebagai waktu yang menentukan.
Orang-orang telah melihat kemuliaan-Nya (Yoh 1:14).3

Pernyataan yang paling jelas dalam Injil yohanes yang berisi nubuat- Yesus mengenai
kedatangan-Nya kembali terdapat di dalam Yohanes 14:3. “Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempatKu”; tentu saja ucapan ini nampaknya menuntut adanya peristiwa
yang terjadi pada masa yang akan datang untuk melengkapi pernyataantentang kepergian Yesus
(Yoh 14:28). Penjelasan mengenai parousia di dalam Surat-surat Yohanes lebih sedikit daripada
yang terdapat dalam Injil Yohanes. Kedatangan Kristus dianggap sebagai hal yang pasti,
walaupun tidak ada perincian yang diberikan. Dengan jelas hal itu menandakan suatu
kesempatan yang penting bagi orang Kristen, tetapi tidak diberikan petunjuk tentang rasa
“malu”; ripanya hal itu dihubungkan dengan penghukuman.4

Permasalahan eskatologi Yohanes masih meninggalkan pertanyaan terbuka, namun dari


beberapa penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa hidup “sekarang” dan hidup “kekal”
yang diberikan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus memiliki suatu masa depan
yang terbuka (Yoh 6:51,58), sebab tidak ada suatu waktu di masa yang tidak berawal dari
sekarang. Kristus ialah sumber pemberi hidup yang diutus Bapa turun ke dunia(Yoh 8:12) atau

1
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 139
2
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 140
3
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 140
4
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 142
bahkan hidup itu sendiri (Yoh 11:25). Peran Yesus Kristus sebagai pribadi yang memberikan
hidup Allah kepada manusia membuat sisi lain dari kehidupan ini lebih bermakna.5

 Surat Ibrani

Dalam surat ini penghakiman dan pemberian upah disebut beberapa kali. (Tuhan (yaitu
Allah) yang akan menghakimi umat-Nya (Ibr 10:30), suatu kutipan dari UI 32:36; juga Ibr
12:23). Penghakiman itu pasti akan tiba, sama pastinya dengan kenyataan bahwa semua manusia
harus mati (Ibr 9:27). Dalam Ibr 9:28, penghakiman itu dpandang berhubungan sangat erat
dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Bagi mereka yang sengaja berbuat dosa, ada
“kematian yang mengerikan akan penghakiman yang akan datang paling jelas terlihat dalam
Ibrani 10:27. Segi lain yang berhubungan dengan tema penghakiman pada masa sekarang
terdapat dalam pasal 12, yang menyatakan bahwa disiplin membantu perbaikan. Dalam dua
pasala yang berisi peringatan (Ibr 6 & 10) ada saran-saran tidak langsung yang dengan sengaja
menolak karunia Allah tidak mempunyai harapan lagi.6

 Surat-surat Lain

Pada surat Yakobus, penghakiman itu diharapakan dan tampaknya akan segera terjadi
karena Hakim telah berdiri di ambang pintu (Yak 5:9). Jelas bahwa tema penghakiman di sini
merupakan peringatan agar tidak menggerutu terhadap orang-orang lain. Hal ini mungkin sejajar
dengan penjelasan dalam Injil Matius mengenai kata-kata yang sia-sia (lihat di atas: ps 35.1). 7

Surat Petrus 1 terdapat hubungan antara kenyataan sekarang dengan pengharapan yang
akan datang. Kemurnian iman perlu diuji. Hasilnya akan dinyatakan “pada hari Yesus Kristus
menyatakan diriNya”, jadi merupakam gabungan antara penghakiman dan kedatangan Tuhan
yang kedua kali (1 Petrus 1:7, 13). Dalam 1 Petrus 4:6 (lihat di atas: ps 34.5), yang berbicara
tentang penghakiman sesudah Injil diberitakan kepada orang-orang mati, dikatakan “supaya
mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani”.8

5
Gratiana Tafaib, Paham Eskatologi Dalam Injil Yohanes dan Makna Temporalnya, “Jurnal Orientasi Baru”, Vol. 23,
2014, hal 115-126
6
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 216
7
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 217
8
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 217
Surat 2 Petrus dan Yudas menekankan tema penghakiman. Yudas mengutip perkataan
Henokh bahwa Tuhan akan melaksanakan penghakiman pada kedatangan-Nya (Yud 14-15). Ia
berbicara tentang malaikat-malaikat yang tidak taat yang ditahan oleh-Nya dengan belenggu
abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar. (Yud 6). Dalam 2 Petrus
2:1 dikatakan bahwa mereka yang menyangkal Penguasa telah menebus mereka akan
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri. Pnejelasan yang sama dengan apa yang
disebut kan oleh Yudas mengenai malaikat-malaikat yang berdosa terdapat juga dalam 2 Petrus
2:4, juga tentang kehancuran Sodom dan Gomora (2 Pre 2:6). Hal yang dinubuatkan bukan
hanya kehancuran orang-orang fasik, tetapi juga kehancuran langit dan bumi (2 Ptr 3:7, 10, 12;
lihat bagian selanjutnya). Namun demikian, seperti dalam Surat Yudas, di sini juga disebutkan
bahwa pengharapan orang-orang Kristen ialah supaya kedapatan “tak bercacat dan tak bernoda”
(2 Ptr 3:14). Dalam surat ini tidak terdapat penjelasan mengenai upah.9

9
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 218

Anda mungkin juga menyukai