Anda di halaman 1dari 159

BAB 3

ANALISIS TEKS KITAB WAHYU

Informasi Pendahuluan
(Wah. 1:1-8)

Pendahuluan (1:1-3)
Pendahuluan Kitab Wahyu memberikan informasi tentang siapa
penulis, bagaimana wahyu disampaikan, dan tujuan dari Kitab Wahyu
ditulis. Bagaimana nubuatan Yesus disampaikan, dapat dilihat berikut ini:

Allah Yesus Malaikat Nabi/Rasul Manusia/Jemaat

Istilah “revelation” (“wahyu”) dalam 1:1 berasal dari Bahasa Yunani


apocalypse, secara sederhana berarti “uncover”1 (penyingkapkan) yang
memberi konotasi pengungkapan sesuatu yang sebelumnya tersembunyi.
Pernyataan Bahasa Inggris “revelation of Jesus Christ” dari konteks tata
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Bahasa Yunani dapat dimengerti dalam dua cara: Pertama, Yohanes
menerima wahyu dari Yesus Kristus, dan disampaikan kepada jemaatNya.
Di sini Yohanes berperan sebagai subyek yang menyampaikan wahyu dan
Yesus perperan sebagai obyek dan sekaligus Dia adalah isi dari Wahyu yang
disampaikan. Para ilmuwan menyebut peran Yesus dalam konstruksi ini
sebagai objective genitive. Artinya Yesus itu adalah obyek pekabaran
Wahyu yang disampaikan oleh Yohanes.
Kedua, ilmuwan menyebut peran Yesus dalam konstruksi lain adalah
subjuctive genitive. Istilah ini menegaskan bahwa Kristus adalah subyek
aktif yang menyampaikan Wahyu kepada jemaatNya melalui Yohanes.
Yesus adalah subyek yang mengungkapkan nubuatan tentang apa yang akan
terjadi kepada jemaatNya (bdk. Dan. 2:28; Mat. 24:6). Ketika Yesus
beperan sebagai subyek yang mengungkapkan nubuatan, pada ayat 3 Ia
memberikan janji untuk mereka yang membaca kata-kata nubuatan Wahyu.
Pernyataan ini memiliki bentuk paralel dengan kata-kata Yesus dalam Luk.
11:28. Ia juga memberikan janji berkat untuk mereka yang mendengarkan
firman karena waktu kedatangannya yang kedua sudah dekat.
Terkait dengan janji Yesus, Gereja mula-mula mengikuti kebiasaan
orang Yahudi, membaca Kitab Suci dan didengar oleh seluruh anggota
jemaat (Kel. 24:7; Neh. 8:2; Luk. 4:16; Kis. 13:15; 2 Kor. 3:15). Dengan

B. Abin Page 35
cara yang sama, Wahyu Yesus diberikan kepada JemaatNya, lalu dimengerti
dan dipraktekkan. Dengan cara tersebut pekabaran Kitab Wahyu akan
memberikan manfaat dan berkat umatNya. Janji berkat yang disampaikan
dalam ucapan “bahagia” (Yunani: makarios) yang disampaikan Yesus (1:3;
bdk. Mat. 5:3-12), merupakan salah satu dari tujuh kebahagiaan yang
diungkapkan oleh Kitab Wahyu, seperti yang terlihat pada struktur berikut
ini:
1. A “Berbahagialah dia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan”
(1:3)
2. B “Berbahagialah orang mati yang mati dalam Tuhan” (14:13).
3. C “Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan memperhatikan
pakaiannya” (16:15).
4. C “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba” (19:9).
5. B “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam
kebangkitan pertama” (20:6).
6. A’ “Berbahagialah orang yang menuruti perkataan nubuat kitab ini”
(22:7).
7. D “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” (22:14).

Ucapan bahagia
PENUNTUN dari Kitab
PELAJARAN KITABWahyu
WAHYUparalel dengan khotbah 2016bahagia
Yesus di atas bukit. Ucapan bahagia Yesus membawa berkat bagi
jemaatNya. Janji berkat dalam Kitab Wahyu penting dalam konteks
pernyataan “sebab waktunya sudah dekat” (1:3). Pernyataan ini sama dengan
“apa yang harus segera terjadi” (1:1). Keduanya bertujuan untuk
mengingatkan jemaatNya bahwa Yesus akan selalu menyertai umatNya
menghadapi kesukaran sampai pada Kedatangan Kristus yang kedua.2
Yohanes sebagai mediator menyampaikan kepada jemaat tentang dua
hal: “firman Allah dan tentang kesaksian Yesus Kristus” (2:2a). Dua
pernyataan ini muncul secara bersamaan dalam Kitab Wahyu sebanyak tiga
kali (1:2, 9; 20:4). Frase “firman Allah” dalam PL berfungsi sebagai istilah
teknis untuk pekabaran yang disampaikan oleh Allah melalui para nabi.
Konsep yang sama dalam Kitab Wahyu, Yohanes menyampaikan “segala
sesuatu yang telah dilihatnya” (2:2b) dan inilah yang disebut “firman Allah.”
Kemudian “kesaksian Yesus,” dalam Bahasa Yunani, muncul dalam bentuk
subjunctive genitive, artinya frase ini dimengerti sebagai “firman Allah”
yang Yesus sampaikan kepada Yohanes dalam penglihatan. Firman itu
disampaikan oleh Yohanes kepada jemaat, dan ketika Yohanes menulis apa
yang dilihat yaitu “firman Allah” dan “kesaksian Yesus” inilah yang disebut
“kata-kata nubuat” yang kemudian menjadi isi dari Kitab Wahyu.3

B. Abin Page 36
Salam dan Perkenalan (Wahyu 1:4-6).
Pernyataan “dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia kecil”
(1:4) menegaskan bahwa pada awalnya Kitab Wahyu berbentuk surat yang
isinya diungkapkan dalam bentuk nubuatan-apocalyptic. Pekabaran itu
disampaikan oleh Yohanes kepada ketujuh jemaat lokal yang berada di
propinsi Roma di Asia. Nasihat dari surat-surat yang diberikan itu
berdasarkan situasi dan kebutuhan jemaat setempat (tujuh jemaat). Tujuh
jemaat dipilih sebagai simbol kesempurnaan dan universalitas. Implikasinya
jelas, selain untuk jemaat lokal, yaitu kepada ketujuh jemaat di Asia,
pekabaran yang disampaikan oleh Yesus juga ditujukan kepada seluruh
Gereja dalam sejarah kekristenan. Hal itu dikuatkan oleh adanya
pengulangan dari pernyataan, “siapa yang bertelinga, hendaklah ia
mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (2:7, 11, 17, 29;
3:6, 13, 22).
Angka tujuh (7) sangat penting dalam kitab Wahyu – terdapat: tujuh
jemaat, tujuh surat, tujuh bintang, tujuh kaki dian, tujuh roh, tujuh meterai,
tujuh sangkakala, tujuh mata, tujuh malapetaka, tujuh kepala. Seperti yang
disebutkan di atas,PELAJARAN
PENUNTUN ketujuh jemaat
KITABdalam
WAHYUKitab Wahyu mewakili tujuh fase
2016
atau periode dari sejarah gereja Kristen, yang terbentang dari zaman rasul-
rasul (abad 1 dan 2) sampai pada kedatangan Kristus yang kedua. Ciri dan
karakteristik dari Gereja setiap periode diwakili oleh karakteristik dari tujuh
jemaat setempat, seperti arti dari nama-nama jemaat.
Pernyataan “dari Dia yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang” seperti yang ditegaskan oleh Martin McNamara, pernyataan ini
mengungkapkan eksistensi Allah yang kekal (bdk. 1:8; 4:8) di waktu yang
lampau, sekarang, dan yang akan datang.4 Dalam konteks Kitab Wahyu,
pernyataan ini menurut Aune merujuk pada, apa yang dia sebut “the
eschatological visitation of God.”5 Pernyataan ini diungkapkan pada
permulaan Kitab Wahyu untuk menegaskan bahwa kehadiran Allah pada
penutupan sejarah dunia ini harus dimengerti dalam konteks tindakanNya
pada masa yang lalu dan tindakannya pada masa yang akan datang. Terkait
dengan itu, pernyataan “ketujuh roh” (1: 4) dihubungkan dengan kekuasaan
Allah Bapa dan Allah Anak (Kristus) sebagai sumber dari rahmat dan kuasa
yang bekerja untuk kepentingan tujuh jemaat. Seperti yang telah dijeaskan,
angka tujuh di sini digunakan sebagai simbol kesempurnaan atau
universalitas (bdk. 5:1). Inilah alasan tujuh roh Allah itu tidak hanya
bertindak untuk kepentingan tujuh jemaat lokal, tetapi juga untuk
kepentingan jemaat universal.
B. Abin Page 37
Identitas Yesus diperkenalkan secara langsung adalah “Yesus Kristus,
Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini” (1:5a). Istilah Yunani martus (“saksi”)
menegaskan bahwa pada zaman itu banyak saksi yang setia dibunuh karena
iman mereka. Dari istilah inilah Bahasa Inggris membentuk istilah “martyr”
yakni orang yang menjadi saksi Kristus yang setia sampai mati. Jadi,
kematian Yesus dianggap sebagai kematian “martyr” atau saksi yang
pertama dan setia tentang kebenaran mengenai Allah.6 Hal ini dikuatkan
oleh pernyataan “yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja di bumi ini.” Dengan kebangkitanNya, Yesus
mengalahkan kematian dan Dia berada di tempat yang pertama untuk
dimuliakan karena kekuasaanNya yang tertinggi atas bumi dan “atas raja-
raja di bumi ini.”
Ide dari pernyataan “Yang pertama bangkit dari antara orang-orang
mati” (1:5) ini juga menggambarkan adanya hubungan yang khusus antara
Yesus dan jemaatNya. Dia tidak hanya menempati tempat khusus di antara
orang mati, tetapi dia juga membuka jalan bagi kematian orang-orang setia
untuk memperoleh keselamatan. Ide yang sama diungkapkan dengan cara
yang berbeda
PENUNTUN olehPELAJARAN
Rasul Paulus “Buah
KITAB sulung dari mereka yang tertidur”
WAHYU 2016(1
Kor. 15:20). Ungkapan ini adalah gambaran tentang penuaian dan sebagai
latar belakang dari konsep penuaian pada waktu Yesus datang. Melalui buah
sulung, seluruh hasil panen akan kelihatan. Jadi kebangkitan Kristus sebagai
buah sulung membuka kemungkinan bagi semua orang yang percaya untuk
dibangkitkan. (Bdk. Wah. 1:17-18; Yoh. 5:28-29; I Kor. 15:22, 26, 55, 57).

Panggilan dan Fokus Pekabaran


Frase Ia datang (bdk. Wah. 2:16; 3:11; 22:7, 12, 20) diterjemahkan
dari bahasa Yunani erchetai, muncul dalam bentuk present-future untuk
menegaskan bahwa tindakan atau peristiwa itu akan terjadi pada waktu yang
akan datang tapi dialami pada waktu sekarang. Ide futuristik dari bentuk ini
menegaskan adanya kepastian dari peristiwa kedatangan Yesus yang kedua
dan kepastian itu ditunjukkan oleh pernyataa “ya Amin.” KedatanganNya
menjadi tema sentral, yang menjadi fokus di balik penglihatan-penglihatan
yang ditunjukkan oleh Allah di seluruh Kitab Wahyu. KedatanganNya
adalah peristiwa paling terakhir dari sejarah dunia ini dan menandai
dimulainya kerajaan yang kekal (bdk. Dan. 7:13; Zakh. 12:10-14).
Perkenalan diri Yesus “Aku adalah Alfa dan Omega” adalah sesuatu
yang spesial. Kata alpha dan omega adalah nama dari huruf pertama dan
huruf terakhir dari bahasa Yunani. Kemudian dalam Wahyu 21, 22 istilah ini
B. Abin Page 38
diterjemahkan sebagai, “yang awal dan yang akhir” (21:6; 22:13) atau
“AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:14). Menurut nabi Yesaya, pernyataan ini
mengungkapkan eksistensi Allah yang kekal ketika Ia berkata, “sebelum
Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi” (Yes.
43:10b; bdk. 41:4; 44:6). Jadi, pernyataan “Aku adalah Alfa dan Omega”
tidak hanya mengungkapkan kekekalan Allah tetapi juga menegaskan
kemahakuasaan Allah yang tanpa batas. Ia bertindak pada waktu yang lalu,
waktu sekarang, dan waktu yang akan datang untuk kepentingan umatNya
yang hidup sejak zaman Yohanes sampai Kedatangan Yesus yang kedua.
Dari informasi di atas, dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, Yesus
Kristus adalah fokus utama dari Kitab Wahyu. Fokus itu tercatat dalam
perkenalan “Aku adalah Alfa dan Omega. Kedua, pernyataan “apa yang
harus segera terjadi” yakni kedatangan Yesus Kristus, akan didahului oleh
berbagai peristiwa dalam sejarah dunia ini. KedatanganNya menjadi puncak
semua peristiwa yang diperlihatkan oleh Allah kepada Yohanes. Atas dasar
itu, pernyataan “Wahyu Yesus Kristus” menekankan bahwa tujuan utama
dari Kitab Wahyu adalah mengungkapkan Yesus dan pekerjaanNya, baik
yang sudah terjadi (kematian dan kebangkitan), maupun yang sedang terjadi
(perlindungan),
PENUNTUN bahkan yang akan
PELAJARAN terjadi
KITAB WAHYU (kedatanganNya yang kedua).
2016

Tujuh Jemaat di Asia


(Penglihatan Pertama)

Pendahuluan
Pekabaran kepada tujuh jemaat (1:9) dibagi dua bagian, yaitu
penglihatan tentang kemuliaan Yesus di sorga (1:9-20) dan pekabaran
kepada tujuh jemaat lokal (2-3:22). Ia meyakinkan jemaatNya “Jangan takut,
Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (1:17, 18), kemudian Yesus
menugaskan Yohanes untuk menulis apa yang diperlihatkan kepada ketujuh
jemaat. Ketujuh jemaat, sebagai penerima pekabaran dari Yesus terletak di
propinsi Roma di Asia, yakni Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis,
Filadelfia, dan Laodikia.7 Setiap surat yang dikirim ditulis oleh tangan
Yohanes dan bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin umatNya.8
Format umum dari setiap surat yang dikirim oleh Yohanes adalah
sebagai berikut: Pertama, setiap surat dibuka dengan pernyataan “tuliskan
kepada malaikat jemaat di (nama jemaat). Kedua, setiap surat berisi
pernyataan “inilah firman” yang menegaskan sumber dari surat yang
dikirim oleh Yohanes adalah Yesus Kristus. Ketiga, sesudah pernyataan
B. Abin Page 39
tersebut di atas, setiap surat juga mengulang pernyataan “Aku tahu.” Lima
dari tujuh jemaat berkata @“Aku tahu pekerjaanmu” dan kepada Jemaat
Smirna dan Pergamus @“Aku tahu kesusahanmu “ dan @“Aku tahu di
mana engkau diam.” Perbedaan ini dibuat berdasarkan situasi khusus yang
dialami oleh dua jemaat tersebut. Keempat, kata-kata nasihat dari Yesus
untuk mengubah kondisi atau keadaan mereka. Kelima, Yesus memanggil
setiap jemaat, “hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.” Nasihat Yesus kepada setiap jemaat (tujuh jemaat) adalah
nasihat yang diberikan kepada setiap orang Kristen dalam sejarah. Keenam,
janji yang diberikan oleh Yesus kepada mereka yang “menang.”

Pulau Patmos dan Hari Tuhan (1:9-11)


Patmos. Pulau Patmos adalah pulau batu karang terletak di Laut
Aegean dengan luas 16 mil persegi, terletak 50 mil sebelah selatan barat
daya dari Asia kecil. Pulau ini adalah tempat pembuangan dari pemberontak
yang melawan kekuasaan Roma. Mereka yang mengajarkan tentang Yesus
adalah Tuhan, juga dibuang ke pulau ini. Menurut tradisi, Yohanes dibuang
ke Pulau Patmos pada zaman kekaisaran Domitian (81-96 AD). Kemudian
dia dibebaskan
PENUNTUN oleh Kaisar Nerva
PELAJARAN danWAHYU
KITAB diizinkan kembali ke Efesus. 2016
Alasan Yohanes dibuang ke Pulau Patmos adalah karena “firman
Allah dan kesaksian Yesus.” Dua pernyataan ini muncul bersama-sama
sebanyak tiga kali dalam Kitab Wahyu (1:2, 9, 20:4). Pernyataan “firman
Allah” dalam PL adalah istilah teknis untuk pekabaran yang disampaikan
oleh Allah melalui para nabi (baca Yer. 1:2; Hos. 1:1; Yoel 1:1; Yun. 1:1;
Zep. 1:1; Zak. 1:1). Pernyataan ini juga dihubungkan dengan apa yang
dilihat oleh para nabi (Yes. 2:1; Zak. 1:7). Jadi apa yang dilihat oleh
Yohanes dalam penglihatan, dan firman yang disampaikan oleh Yesus
melalui Yohanes disebut firman Allah. Sedangkan “kesaksian Yesus”
menunjuk pada firman Allah yang Yesus sampaikan melalui Yohanes dalam
penglihatan (1:1, 3).
“Hari Tuhan” (Wah. 1: 10). Pernyataan hari Tuhan dalam ayat ini
dianggap sebagai pendahuluan dari penglihatan yang pertama, yakni
penglihatan mengenai ketujuh jemaat. Istilah “hari Tuhan” menimbulkan
berbagai interpretasi dari para ilmuwan Alkitab. Ada yang mengatakan hari
Tuhan merujuk pada hari Minggu, sedangkan yang lain mengatakan itu
merujuk pada hari minggu paskah, yang lain lagi berpendapat itu merujuk
pada hari penghormatan kepada kaisar. Selain dari itu, ada yang mengerti
pernyataan ini merujuk pada hari Sabat, sedangkan yang lain mengerti hari

B. Abin Page 40
Tuhan sebagai hari kedatangan Kristus.9 Mereka yang menganut pandangan
bahwa pernyataan itu berhubungan dengan hari Sabat, didukung oleh
pernyataan E. G. White dalam The Acts of the Apostles, 583 yang
menegaskan keyakinan bahwa hari Tuhan adalah hari Sabat. Hal ini
didukung oleh fakta Alkitab dalam Yes. 58:13; Mat. 12:8; Luk 6:5.
Argmentasinya jelas, kitab Wahyu ditulis untuk menuntun dan menguatkan
gereja Kristus dalam seluruh sejarah Kristus, khususnya Gereja Kristus di
akhir zaman. Jadi pandangan bahwa hari Tuhan adalah hari Sabat lebih
masuk di akal sesuai dengan konteks Kitab Wahyu.

Penglihatan: Kemuliaan Kristus (1:12-20)


“Tujuh Kaki Dian” (1:12). Tujuh kaki dian adalah salah satu
perlengkapan yang suci di Bait Allah dalam PL (Kel. 25:31-37; Zak. 4:2).
Dalam Kitab Wahyu, Yohanes melihat Yesus berjalan di antara tujuh kaki
dian. Kemudian dalam Wah. 1:20 Yohanes menegaskan bahwa tujuh kaki
dian adalah simbol tujuh jemaat. Menurut tradisi Yahudi, tujuh kaki dian
adalah simbol ketaatan Israel kepada Allah. Melalui ketaatan, Israel ditunjuk
oleh Allah untuk menjadi pembawa terang dari Allah (Yes. 42:6-7; 49:6;
61:1-3). Dalam PB,
PENUNTUN peran iniKITAB
PELAJARAN dijalankan
WAHYU oleh Gereja Allah. Menurut
2016Mat.
5:14-16, eksistensi gereja seperti sebuah lampu yang memberi terang kepada
dunia (bdk. Fil. 2:15). Lampu-lampu itu harus diletakkan di atas kaki dian
supaya dapat menerangai dunia (Mark. 4:21; Luk. 8:16). Dalam Wah. 11:4
dua saksi Allah dalam peran kenabian mereka, dikenal sebagai dua kaki dian
yang berdiri di hadapan Allah (Zak. 4:2-6).
Mengapa Yesus berjalan di antara tujuh kaki dian atau tujuh jemaat?
Jemaat Kristen zaman itu sedang mengalami penganiayaan dan mereka
membutuhkan kehadiran Kristus. Penganiayaan akan dihadapi oleh orang
Kristen pada waktu yang akan datang dan membutuhkan kehadiran Kristus.
Dalam keadaan ini yang dibutuhkan oleh Gereja adalah kepastian bahwa
Yesus bersama-sama dengan mereka (Bdk. Mat. 28:20). Inilah pentingnya
Yesus berjalan di antara tujuh kaki dian.
“Seorang serupa Anak Manusia” (1:23). Gelar “anak manusia”
diambil dari Daniel 7:13-14. Ia memiliki kerajaan, kuasa dan kebesaran.
Dalam PB gelar ini dihubungkan dengan Mesias. Contoh, dalam Mark.
13:26, Yesus menegaskan bahwa anak manusia yang dicatat dalam Dan.
7:13 ditujukan kepada kepada diriNya. Dalam PB berulang kali Yesus
menggunakan gelar ini (Mat. 24:30, 37, 39, 44; 26:46; Mark 13:26; 14:62;

B. Abin Page 41
Luk. 19:10). Jadi “anak manusia” dalam Kitab Wahyu (1:23) adalah Yesus
sendiri, sama dengan sosok Ilahi dalam Dan. 10:5-12.
Salah satu ciri dari “anak manusia” adalah “ia memegang tujuh
bintang” (1:16). Dalam Dan. 12:3 umat Allah yang setia dihubungkan
dengan “bintang.” Dalam kitab Maleakhi, para imam dan jurukabar Allah
dianggap sebagai malaikat atau utusan Allah (Mal. 2:7; 3:1). Konteks dalam
Kitab Wahyu menunjukkan bahwa para malaikat simbol dari para
pemimpin gereja.10

Peta Tujuh Jemaat

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016

Pekabaran Kepada Tujuh Jemaat


(Wahyu 2:1-3:22)

1. Jemaat Efesus (2: 1-7)


Arti Nama dan signifikansi. Efesus berarti “desirable” (Indo:
“dirindukan”). Secara geografis, kota Efesus terletak 60 mil dari Pulau
Patmos. Ia menjadi kota metropolitan dari salah satu propinsi Roma di Asia,
karena itu kota ini menjadi pusat aktivitas politik, komersial, agama kafir.

B. Abin Page 42
Dan di kota ini terdapat kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati kaisar
sebagai dewa. Periode jemaat Efesus adalah periode di mana para rasul
masih hidup, jemaat yang dituntun dan diarahkan oleh para rasul. Inilah
periode “desirable” dalam sejarah gereja Kristen.

Letak/ Lokasi. Efesus adalah sebuah kota perdagangan di Asia yang


sangat kaya. Memiliki dermaga yang bagus, tetapi berubah secara geografis
ketika terjadi gempa bumi. Pada zaman ini Injil telah mengubah sistem
penyembahan berhala. Kota ini merupakan pintu gerbang menuju ke
Propinsi di Asia. Kota Efesus memiliki banyak kuil penyembahan berhala.
Artemis, dewa kesuburan yang juga dikenal dengan nama Diana dipuja dan
disembah oleh penduduk Efesus (Kis. 19:27, 35). Kuil yang luar biasa ini
dikenal sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia pada zaman purbakala,
dibangun dengan marmer empat warna, yakni merah, biru, kuning dan putih.

Pujian (2: 2, 3) Jemaat ini pekerja keras, sabar, dan menderita karena
nama Kristus. Ketika Kitab Wahyu ditulis, gereja Kristen di kota ini adalah
gereja yang sangat berpengaruh di Aisa, yang didirikan oleh Aquila dan
Priscilla (Kis. 18:18-19)
PENUNTUN danKITAB
PELAJARAN Apollos (Kis. 18:23-26). Paulus melayani
WAHYU 2016
jemaat Efesus selama tiga tahun (Kis. 20:31). Kota ini juga dikenal karena
injil mendapatkan kemenangan, terutama karena perkembangan injil
berjalan sangat cepat di tengah penyembahan berhala dan keduniawian.
Inilah alasannya Timotius dan Yohanes ditugaskan untuk melayani kota ini.
Mereka membenci pengikut-pengikut Nikolaus yang juga dibenci oleh
Kristus. Kelompok ini percaya bahwa tidak perlu mengekang keinginan-
keinginan daging sebagaimana yang diminta oleh hukum moral – selama
seseorang percaya bahwa keselamatan sesuatu yang pasti. Nikolaus adalah
salah satu dari 7 diakon yang menjadi murtad di Antiokia (Kis. 6:5).
Pengikut-pengikutnya mengajarkan ajaran yang sesat dan kehadiran mereka
di gereja telah mengancam persatuan dan kemurnian iman Kirsten, karena
mereka juga menganut ajaran Bileam (2:14, 15). Keduanya mengajarkan
ajaran yang sesat.

Teguran. Jemaat telah “meninggalkan kasih yang mula-mula.” Istilah


“pekerjaan” (Yun: kopos) dijelaskan oleh dua istilah “jerih payah” dan
“ketekunan.” Mereka giat bekerja tetapi mereka meninggalkan kasih yang
mula-mula. Yang dibutuhkan dalam situasi ini adalah “bertobat” kalau tidak
“Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya.”

B. Abin Page 43
Nasihat. “Ingatlah, Bertobatlah – Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya.”

Janji. “Barang siapa menang akan kuberikan makan dari pohon


kehidupan.” Ketika manusia berdosa, dia kehilangan hak untuk memperoleh
akses ke pohon kehidupan di taman Eden, tetapi janji Kristus ini memberi
kesempatan istimewa untuk memperoleh sumber kehidupan melalui pohon
kehidupan jika seseorang mendengarkan panggilan Roh Kudus.

Periode. Periode Jemaat Efesus adalah sekitar tahun 100 AD.

Strukture. Secara sederhana, struktur dari pekabaran Yesus yang


diberikan kepada jemaat adalah sebagai berikut:

A. Pembukaan: Kepada malaikat jemaat di Efesus (ay. 1)


B. Pujian (ay. 2, 3)
C. Teguran/ Penolakkan (ay. 4)
D. Panggilan Pertobatan (ay. 5a)
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU
C1. Amaran (ay.5b) 2016
B1. Pujian dan janji hadiah (ay. 6).
A1. Penutup: Barangsiapa mendengar, hendaklah ia mendengar (ay. 7)

Di antara pujian (B, B1) Yesus memberikan teguran dan amaran (C, C1).
Panggilan pertobatan (D) berada di pusat struktur. Ini menegaskan bahwa
panggilan pertobatan adalah fokus dari pekabaran kepada jemaat Efesus.

Pelajaran Rohani. (1) Penolakan dan teguran terhadap jemaat


Efesus adalah sesuatu yang serius dan pujian kepada jemaat harus dijadikan
dasar untuk pertobatan. (2) Orang-orang Kristen di Efesus mengetahui dan
mengingat kekurangan mereka, yaitu mereka kehilangan semangat “kasih
yang mula-mula” tetapi mereka tidak berinisiatif untuk bertobat, jadi Yesus
memberikan amaran. (3) Membenci pekerjaan Nikolaus (ajaran sesat) tidak
cukup untuk membaharui kehidupan rohani, orang Kristen perlu
mempraktekkan kasih mula-mula.

2. Jemaat Smirna (2: 8-11)


Arti Nama dan Signifikansi. Smirna berarti “bau yang harum.”
Pengertian ini paralel dengan “kemenyan” atau “dupa.” Jemaat ini sudah
mengalami penganiayaan yang kejam, tetapi penderitaan-penderitaan yang

B. Abin Page 44
mereka alami, gantinya menghancurkan, justru menciptakan wangi-wangian
surga dan menjadi bau harum bagi orang di seluruh dunia. Jubah Tuhan yang
dipakai menjadi bau harum, Pemazmur mengatakan “pakaianmu berbau
mur, gaharu dan cendana” (Maz. 45:8). Di sini “mur” atau “pendupaan”
melambangkan penderitaan dalam kebenaran. Sedangkan “gaharu”
melambangkan kepahitan dari penderitaan. Lalu “cendana” melambangkan
kesembuhan melalui pengorbanan-Nya.

Letak/lokasi. Kota Smirna terletak 35 mil di bagian utara Efesus


(lihat peta), di daerah teluk Laut Aegean dan menjadi tempat persinggahan
ke Phrygia dan Lydia. Pada abad pertama kota ini dihuni kurang lebih
200.000 penduduk dan menjadi kota yang bebas secara politik, agama dan
kultur. Kota ini masih ada sampai sekarang yang dikenal dengan nama Izmir.
Ini adalah kota ketiga terbesar di Turki. Pada abad pertama, kota ini
dianggap sebagai kota yang makmur, yang dikenal dengan sebutan “the
glory of Asia.” Sebuah bukit yang kecil, Gunung Pagus terbentang dari
pusat kota dan di puncaknya terdapat kuil yang didedikasikan untuk dewa
Yunani yang bernama Nemesis. Langit di atas kota ini bagaikan sebuah
mahkota. Selain itu,
PENUNTUN kota ini KITAB
PELAJARAN diakuiWAHYU
sebagai tempat pertama didirikkannya
2016
kuil untuk menghormati dea Roma “dewa Roma”
Kota ini telah mengalami penderitaan karena pengepungan,
pembunuhan, gempa bumi, api dan bencana yang lain, tetapi ia masih dapat
bertahan dari semua kehancuran ini. Martir terakhir dari kota ini bernama
Polycarpus, sebelum kematiannya ia bekerja sebagai uskup atau kepala
gereja setempat selama kurang lebih 40 tahun. Polycarpus ditangkap di
rumah-kebunnya pada Jumat malam, pada waktu itu dia meminta istri-istri
petani untuk menyediakan makan malam untuk para serdadu Roma yang
datang untuk menangkapnya. Sementara para serdadu makan, dia berdoa
selama dua jam untuk setiap orang Kristen yang berada dalam kerajaan
Roma agar memperoleh kekuatan.
Di gedung pertunjukkan di Smirna, hari berikutnya Gubernur Status
Quadratus sangat terkesan dengan Polycarpus dan mencoba untuk
menyelamatkan hidupnya. Tetapi dia gagal dan kemudian dia meminta
Polycarpus untuk mengkhianati Kristus. Polycarp mengatakan: “delapan
puluh enam tahun saya melayani Dia, dan Kristus tidak pernah berbuat
sesuatu yang salah terhadap saya. Bagaimana mungkin saya bisa
mengkhianati raja saya yang menyelamatkan saya.” Kemudian dia dibakar
hidup-hidup sampai mati.

B. Abin Page 45
Pujian. Kerja keras, kesengsaraan, dan kemelaratan, tetapi kaya
dalam iman. Selama abad ke-2 dan ke-3 kaisar Roma mencoba untuk
melenyapkan gereja melalui penganiayaan. Penganiayaan Diokletianus
adalah yang paling kejam dan berlangsung selama sepuluh tahun sampai
Konstantin naik takhta menggantikan Diokletianus. Inilah arti dari bilangan
10 hari (10 tahun).

Teguran –(tidak ada).

Nasihat –“Setialah sampai mati. Aku akan mengaruniakan kepadamu


mahkota kehidupan.”

Janji. Mahkota kehidupan tidak akan dihancurkan oleh kematian


kedua. Kristus diperkenalkan sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir, yang
telah mati namun yang hidup kembali.” Mahkota kehidupan juga dicatat
dalam Yak. 1:12 dan mahkota kebenaran dalam 2 Tim. 4:8. Ada dua istilah
yang digunakan oleh bahasa Yunani untuk “mahkota” yaitu diadema dan
stephanos. Diadema
PENUNTUN adalah KITAB
PELAJARAN mahkota yang dipakai oleh seorang
WAHYU raja.
2016
Mahkota ini dipakaikan kepada seseorang karena keturunan raja atau
menjadi raja. Stephanos adalah mahkota yang dipakaikan kepada seseorang
yang memperoleh kemenangan dalam satu kompetisi. Orang yang menerima
mahkota ini dipenuhi oleh sukacita karena kemenangan yang diperoleh.
Mahkota inilah yang dicatat dalam teks ini, yaitu mahkota yang diberikan
kepada mereka yang mengalami penderitaan dan penganiayaan oleh karena
iman dan mereka memperoleh kemenangan. Mahkota ini dalam konteks
eskatologi adalah pemberian Allah kepada orang-orang yang percaya ketika
Ia datang kembali (baca 1 Kor. 9:25; Wah. 12:1).

Periode. Tahun 100- 313 AD (coloceum di Roma).

Pelajaran Rohani. Pekabaran kepada jemaat di Smirna dapat


diaplikasi untuk orang-orang Kristen zaman modern, yang menderita karena
tekanan hidup (masalah ekonomi, politik, sosial), ketidakadilan dalam
berbagai bentuk atau ketakutan serta kekuatiran untuk hal-hal yang akan
terjadi dalam hidup yang akan datang. Yesus menasihatkan umatNya,
“jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita…hendaklah engkau
setia sampai mati…ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang

B. Abin Page 46
kedua…tidak seroangpun memisahkan engaku dari kasihKu” (2:10, 11b,
Rom. 8:38, 39).

3. Jemaat Pergamus (2:12-17)


Arti Nama dan Signifikansi. Pergamus berarti “height” atau
“elevation.” Kota ini berdiri di atas ketinggian kurang lebih 1000 kaki dari
permukaan laut. Letaknya di ketinggian, membuat kota ini dijadikan sebagai
tempat pertahanan alamiah dari musuh militer dan politik. Sejarah mencatat
kota ini tak terkalahkan dalam berbagai peperangan. Raja-raja seringkali
menyimpan harta mereka di sana agar aman dari perampokan atau
pencurian.

Letak/lokasi. Kota ini terletak di atas sebuah gunung yang tinggi dan
sebuah kota yang megah. Pada zaman Yohanes, kota Pergamus adalah ibu
kota propinsi Roma di Asia, terletak 40 mil sebelah utara dari Smirna (lihat
peta). Kota ini juga menjadi pusat aktivitas intelektual dari dunia Helenistik
(kebudayaan Yunani). Raja terakhir dari daerah Attalid adalah Attalus III.
Sesaat sebelum kematiannya, ia menetapkan bahwa kota Pergamus harus
menjadi bagian dari
PENUNTUN kekaisaran
PELAJARAN Roma,
KITAB hal ini terjadi pada tahun 133
WAHYU BC.
2016
Ketika Mesir menolak untuk menyediakan papyrus untuk pabrik kertas di
Pergamus, orang-orang Pergamus menyediakan sendiri kertas kulit sebagai
hasil dari penghalusan kulit kayu.
Ketika bangsa Persia mengalahkan Babel, kota Pergamus
mendapatkan kemerdekaan. Kemudian imam-imam dari Babilon melakukan
pemberontakan melawan Persia, hasilnya adalah mereka keluar dari Babel.
Orang-orang Babel yang kalah melarikan diri ke Asia Kecil dan mereka
menetap di Pergamus dan membawa masuk ritual agama Babel kepada
orang-orang Pergamus. Itulah sebabnya Pergamus adalah salah satu dari
pusat sistem penyembahan berhala dan setan dari orang Babel dan juga
sebagai pusat pemujaan kepada kaisar sebagai penjelmaan dewa.
Kuil dewa Zeus didedikasikan untuk Aesculapius, dewa ular yang
juga dikenal sebagai dewa penyembuh. Catatan: Dunia kedokteran modern
mengambil ular dan piala sebagai lambang penyembuhan. Untuk alasan
inilah, seekor ular hidup harus selalu berada di dalam kuil Zeus, sebagai
pusat penyembahan. Sebuah sekolah pengobatan dibangun dan sangat
terkenal di Pergamus. Kemudian, para ilmuwan Alkitab menyebut Pergamus
sebagai kota setan.

B. Abin Page 47
Pujian. Orang Kristen di Pergamus “berpegang pada namaKu” dan
“tidak menyangkal imanmu” sekalipun orang-orang Kristen di Pergamus
hidup dan tinggal “di tempat takhta Iblis.” Pergamus menjadi pusat dari
penyembahan berhala dan dianggap sebagai takhta setan, tetapi Allah
memiliki umat-umatNya yang setia di kota ini, sebagai tujuan dari pekabaran
yang disampaikan oleh Yohanes. Sejarah mencatat, di kota ini Antipas,
sebagai hamba yang setia kepada Kristus, dibakar secara perlahan dalam
wajan kuningan yang dipanaskan dengan api.

Teguran. Beberapa dari anggota jemaat menganut ajaran Bileam,


penyembah Baal dan melakukan sex immorality. Mereka juga menjadi
pengikut Nikolaus. Mereka mengkhotbahkan keselamatan oleh kasih karunia
melalui iman tetapi mengabaikan pelanggaran terhadap hukum Allah.
Pengikut Nikolaus mengadopsi praktek-praktek dunia seperti penyembahan
berhala di dalam gereja.

Nasihat. “Oleh karena itu bertobatlah kalau tidak, Aku akan datang
untuk memerangi engkau.”
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Janji. Para pemenang dan yang setia sampai akhir, akan diberikan
“manna yang tersembunyi” dan Allah akan mengaruniakan batu putih di
mana nama baru dari para pemenang itu tertulis di atasnya. Menurut tradisi
Yahudi, tabut perjanjian di mana tempat dari manna itu ditempatkan (Kel.
16:32-34) diambil oleh nabi Yeremiah ketika Kaabah Salomo dihancurkan
dan disembunyikan di bukit Sinai, sampai Mesias itu datang dan semua
orang makan dari manna yang sama. Dalam konteks situasi di jemaat
Pergamus, manna yang tersembunyi itu adalah simbol dari partisipasi
makan mana surga (Maz. 78:25), yang bertentangan dengan partisipasi
dalam makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala.
“Batu putih” merujuk pada tessera, yaitu hadiah yang diberikan
kepada mereka yang menang dalam satu pertandingan dan nama orang yang
menerima hadiah tersebut tertulis pada tessera. Jadi batu putih diberikan
kepada pemenang di Gereja Pergamus yang mengambil bagian dalam
perjamuan terakhir di sorga (19:7-9). Dari konteks sejarah, para budak yang
bebas akan diberikan batu putih atau tesserae (“batu tulis” atau “kartu”) di
mana nama mereka tertulis. Batu putih menggambarkan hubungan,
kehormatan, dan persahabatan dengan Kristus. Jika para gladiator dalam
peperangan memperoleh kemenangan dalam 15 kali pertempuran, mereka

B. Abin Page 48
akan diberikan sebuah batu putih, sebagai simbol kehormatan. Kristus
diperkenalkan sebagai individu yang mempunyai pedang bermata dua –
simbol kemenangan melalui firman-Nya (Ibr. 4:12).

Periode – Tahun 313- 538 AD.

Pelajaran Rohani. Firman Allah tidak hanya memberitakan


keselamatan tetapi juga memberitakan tentang penghukuman. Dengan
menerima panggilan pertobatan, orang-orang Kristen di Pergamus dapat
menerima keselamatan, tetapi jika menolak mereka akan menerima
penghukuman. Gereja di Pergamus terdiri atas dua kelompok, yakni mereka
yang menerima kebenaran Yesus dan mereka yang menganut ajaran
Nikolaus. Kelompok yang pertama mendapat penganiayaan bahkan
kematian karena menolak terlibat dalam ritual kekafiran Roma. Kelompok
yang kedua tidak dianiaya tetapi diperingati oleh Yesus Kristus. Problemnya
adalah kedua kelompok ini hidup dengan damai dan tidak melawan satu
dengan yang lain. Jadi, panggilan pertobatan Kristus ditujukan kepada kedua
kelompok ini. Mereka yang setia perlu bertobat dari mengabaikan perhatian
kepada mereka yang
PENUNTUN tidak setia.
PELAJARAN Mereka
KITAB yang tidak setia, pengikut Nikolaus,
WAHYU 2016
perlu bertobat dengan meninggalkan ajaran yang salah dan kembali kepada
Kristus.
Situasi gereja Pergamus juga terjadi sepanjang sejarah gereja Kristen.
Penganiayaan dan hukuman mati tidak membuat hati dari orang yang setia
gentar, oleh karena itu Roma menggunakan senjata yang lain yakni
toleransi, gereja menyatu dengan kekuasaan sipil. Kaisar Konstantin
mengubah dekrit penganiayaan yang dibuat oleh para Kiasar sebelumnya,
dengan memberikan kedudukan kepada orang-orang Kristen dalam
kekaiseran. Jadi, karena jemaat Pergamus ini mewakili kondisi gereja
periode 313-538 AD, maka kata kunci panggilan Yesus adalah pertobatan.
Panggilan yang sama ditujukan kepada Gereja saat ini. Alkitab yang
dipelajari oleh orang Kristen modern juga berisi panggilan pertobatan, janji
keselamatan, dan amaran penghukuman.

4. Jemaat Tiatira (2:18-28)


Arti Nama dan Signifikansi. Tiatira berarti “sacrifice of contrition”
atau “mengorbankan penyesalan atas dosa.” Arti dari kata ini secara
sederhana menggambarkan situasi pada periode sejarah gereja pada zaman
Tiatira. Melalui kemurtadan, iman yang sederhana kepada Yesus Kristus,
telah diubah atau dikorbankan dan mulai menekankan pentingnya perbuatan
B. Abin Page 49
lahiriah dan mengabaikan pertobatan dari dalam hati. Selain dari pada itu,
mereka mengabaikan ajaran Alkitab bahwa keselamatan tidak bisa dijual
atau dibeli, keselamatan adalah pemberian Allah dan diperoleh melalui kasih
karunia Allah saja. Pada abad keempat dalam sejarah gereja Kristen,
manusia berbalik dari injil Kristus yang sederhana dan membangun ritual
(e.g. mass atau perayaan misa) dan seorang manusia (pemimpin gereja)
dapat menggantikan peran keimamatan Kristus.

Letak/lokasi. Kota ini bukan pelabuhan laut seperti Efesus dan


Smirna. Tiatira terletak di daerah di mana matahari terbit di ufuk timur
langsung masuk ke dalam kota, yakni 40 mil sebelah selatan dari Pergamus
(lihat peta). Kota ini tidak dihalangi oleh gugusan pegunungan seperti
Pergamus dan dia adalah kota yang paling kecil dan tidak terkenal dari tujuh
kota dari tujuh jemaat, baik dari segi agama maupun politik. Dia hanya
terkenal oleh adanya industri pembuatan kain ungu. Lydia yang menjadi
penjual kain ungi di Filipi dan bertemu dengan Paulus dan menerima
Kristus, adalah orang Kristen yang pertama berasal dari Tiatira (Kis. 16:14).
Tiatira terletak di jalan utama di mana dua lembah bertemu, yang
menjadi lalulintasPELAJARAN
PENUNTUN perdagangan
KITABdengan
WAHYUnegeri sekitarnya berlangsung.
2016
Penting untuk dicatat: Akar kayu merah bertumbuh dengan subur di daerah
ini dan memberikan keuntungan bagi para pengrajin dan pedagang. Ini
adalah bahan mentah untuk celupan kain berwarna merah, yang sangat
terkenal pada zaman itu, yang hasil celupannya dikenal dengan warna ungu
(kain ungu).
Sebuah kuil yang megah dibangun untuk menghormati Apolo – Dewa
matahari yang telah dianggap sebagai dewa pelindung kota. Di kuil ini
terdapat sebuah altar yang digunakan untuk mempersembahkan
persembahan bagi dewa perempuan. Ada seorang perempuan yang mengaku
sebagai nabiah dan mengajarkan anggota jemaat untuk mempraktekan sex
immorality dan memakan makanan persembahan kepada dewa. Praktek dan
ajarannya paralel dengan seorang perempuan yang jahat dalam PL, yang
bernama Izebel.

Pujian. Yesus memberikan pujian: “Orang Kristen di Tiatira memiliki


kasih dan iman, pelayanan dan ketekunan.” Jemaat bekerja lebih giat
daripada sebelumnya. Penting untuk dicatat, istilah Yunani erga atau
pekerjaan (NAS: works) muncul lima kali dalam perikop ini, yaitu
“pekerjaanmu” (ay 19a), “pekerjaanmu yang terakhir” (ay 19b), “perbuatan

B. Abin Page 50
perempuan” (ay. 22), “menurut perbuatannya” (ay. 23), “pekerjaanKu” (ay.
26). Dua yang pertama, erga merujuk pada pekerjaan gereja di Tiatira dan
pekerjaan Roh Kudus. Ketiga, erga merujuk pada pekerjaan Izebel, dan
keempat istilah ini merujuk pada pekerjaan setiap individu dalam gereja.
Kelima, erga merujuk pada pekerjaan Yesus Kristus.
Sekalipun ada pujian (ay. 19a, b), gereja ditegur oleh Yesus karena
hamba-hambanya (ay 20) mengikuti atau melakukan pekerjaan seperti yang
dilakukan Izebel (ay. 22). Janji keselamatan diberikan kepada mereka yang
melakukan pekerjaan Kristus (ay. 26). Panggilan pertobatan adalah
panggilan untuk meninggalkan pekerjaan Izebel/ setan. Dalam konteks ini,
pertobatan sangat penting karena upah diberikan berdasarkan perbuatan (ay.
23). Perubahan terjadi pada akhir periode Tiatira adalah reformasi. Jemaat
ini mewakili keadaan gereja Kristen, yaitu pada zaman para reformator
seperti Luther, Knox, Calvin, Zwingli, dan yang lainnya memimpin orang-
orang untuk kembali kepada ajaran Alkitab dan iman kepada Yesus Kristus.

Teguran. Orang-orang Kristen di Tiatira tidak mengalami adanya


pengaruh agama kafir atau cara hidup kekafiran. Mereka juga tidak pernah
mengalami penindasan
PENUNTUN atau KITAB
PELAJARAN penganiayaan
WAHYU dari penguasa Roma 2016 terkait
dengan upacara penghormatan kepada kaisar, atau perlawanan dari orang-
orang Yahudi. Ancaman terhadap Gereja Tiatira tidak berasal dari luar tetapi
dari dalam gereja. Perama, dari segi ekonomi, Tiatira dikenal dengan
kuatnya serikat pekerja. Serikat pekerja menjadi tantangan langsung
terhadap gereja. Seseorang tidak dapat mencari pekerjaan jika tidak
bergabung dengan serikat pekerja. Ini tantangan yang nyata bagi orang
Kristen di Tiatir karena mereka tidak mau bergabung dengan serikat pekerja,
karena semua anggota yang tergabung di dalamnya wajib mengikuti festival
kekafiran di kuil-kuil dewa. Mereka yang menolak mengikuti upacara ini
akan mendapat kesukaran seperti isolasi sosial dan sangsi ekonomi (ayat
19).
Kedua, orang-orang Kristen di Tiatira hidup toleran terhadap ajaran
Izebel, yang menyebabkan banyak orang mengikuti praktek penyembahan
Baal dan sexual immorality (ayat 20). Atas dasar itu, Yesus memberikan
ancaman kepada mereka yang mengikuti Izebel, yakni “Aku akan
melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit…kesukaran besar” (ay. 22).
Sejarah PL menunjukkan, Izebel sebenarnya seorang ratu dari Fenisia; dia
dinikahi oleh Raja Ahab dari Israel dan menjadi ratu di Israel. Sebagai
seorang pemuja Baal, Izebel memperkenalkan penyembahan kepada dewa

B. Abin Page 51
matahari di Israel dan hampir seluruh bangsa itu dituntun kepada
penyembahan kepada dewa dan berhala (1 Raja 16:31-33). Setelah 3.5
tahun, Elia memimpin orang-orang Israel kembali kepada penyembahan
Allah yang benar.
Dalam Kitab Wahyu Izebel adalah nama simbol yang diberikan untuk
perempuan-perempuan terkenal di Tiatira yang mengaku memiliki karunia
nubuat yang berasal dari Allah. Ajaran-ajaran mereka inilah yang dianggap
sama dengan Izebel. Perempuan-perempuan penyesat itu meyakinkan orang-
orang Kristen supaya menjadi bagian dari serikat pekerja dan berpartisipasi
dalam upacara kekafiran. Ia “menyesatkan hamba-hambaKu” (ay.20b).
Selama 3,5 tahun dalam nubuatan berarti periode dari Jemaat Tiatira, yakni
dari 538-1798 AD. Periode ini Gereja bersatu dengan Negara, tetapi Gereja
menderita karena doktrin palsu telah memasuki gereja yang diperkenalkan
oleh Gereja Am. Inilah cikal bangkitnya reformasi pada abad pertengahan
oleh para reformator.

Nasihat. Kepada mereka yang tidak memegang ajaran Izebel– “Aku


tidak akan menanggungkan beban lain kepada kamu, tetapi apa yang ada
padamu, peganglah
PENUNTUN itu sampaiKITAB
PELAJARAN Aku datang”
WAHYU(2:25). 2016
Periode: Tahun 538-1565 AD

Pelajaran Rohani. Pernyataan “pekerjaanmu” harus dimengerti


sebagai “kasih, iman, pelayanan, dan ketekunan” dari orang-orang Kristen
(ay. 19). Di sini “kasih” berpasangan dengan “iman,” sedangkan
“pelayanan” berpasangan dengan “ketekunan.” Konstruksi ini penting
karena kedua pasang kata ini menekankan hubungan Gereja dan Kristus,
yaitu “kasih” yang didemonstrasikan melalui “pelayanan,” dan “iman” dan
disertai dengan “ketekunan” (13:10; 14:12). Jadi konsep ini yang menuntun
pembaca untuk mengerti apa yang dimaksud dengan “pekerjaan” sesuai
dengan konteks Tiatira. Mereka mempraktekan prinsip yang paling dasar ini,
tetapi kemudian Yesus menegur jemaat karena membiarkan ajaran sesat
masuk dalam gereja. Panggilan pertobatan ditujukan kepada orang Kristen
yang setia dan orang Kristen yang tidak setia.
Pentingnya pertobatan dari orang-orang Kristen di Tiatira
berhubungan dengan tiga hal. Pertama, Kristus telah memberikan waktu
kepada Izebel pengikut-pengikutNya untuk bertobat, tetapi tidak bertobat
dan sebagai akibatnya Izebel dan pengikutnya akan dihukum. Kedua,

B. Abin Page 52
panggilan pertobatan adalah panggilan untuk meninggalkan perbuatan atau
pekerjaan Izebel dan kembali kepada Kristus dan melakukan pekerjaan
Kristus. Panggilan ini penting, karena setiap orang akan dihakimi
berdasarkan pekerjaannya. Ketiga, Kristus mengumumkan penghukuman
kepada pengikut Izebel untuk membangkitkan pertobatan. Di sini
penghukuman yang diberikan oleh Allah sifanya bersyarat.
Panggilan pertobatan dan pengumuman penghukuman disertai dengan
janji untuk memberikan upah kepada mereka yang bertobat dan setia kepada
Kristus. Kondisi Gereja Tiatira adalah refleksi dari situasi kekristenan dalam
sejarah gereja. Fase sejarah yang diwakili oleh Tiatira adalah lanjutan dari
fase sejarah yang diwakili oleh Pergamus. Fase sejarah yang diwakili oleh
Tiatira ditandai oleh munculnya doktrin atau ajaran yang bertentangan
dengan Alkitab. Sejarah menunjukkan, pada akhir dari periode ini muncul
reformasi untuk melawan ajaran-ajaran gereja yang salah. Selain dari itu,
dunia modern dicirikan oleh adanya kemakmuran yang menawarkan
berbagai kesenangan kepada Gereja, yang menuntut toleransi dan semangat
kompromi terhadap cara-cara dunia di dalam Gereja. Untuk hal ini firman
Allah berkata, “Janganlah kamu serupa dengan dunia” (Rom. 12:2),
“janganlah kamu PELAJARAN
PENUNTUN mengasihi dunia
KITAB dan
WAHYUapa yang ada di dalamnya…sebab
2016
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keingnan mata,
serta keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Allah tetapi dari dunia”
(1Yoh. 2:15, 16; bdk. 2 Pet. 1:1; Mat. 6:24).

5. Jemaat Sardis (3:1-6)


Arti Nama dan Signifikansi Sardis berarti “that which remains,”
atau “the escape of the remnant” atau yang “tersisa,” atau “yang masih
tertinggal.” Arti dari nama ini penting, karena konsep iman yang murni dan
jujur dalam kemurtadan dan penganiayaan selama berabad-abad hampir
hilang, dan hanya dipraktekan oleh sedikit orang. Kelompok kecil yang
masih mempraktekan iman inilah yang disebut “the remnant.” Umat yang
setia dan masih sisa mengajarkan dan mempraktekan suatu kehidupan rohani
yang diajarkan oleh Alkitab.

Letak/Lokasi. Kota Sardis terletak 30 mil sebelah selatan dari Tiatira


(lihat peta). Kota ini dibangun di atas batu karang pada ketinggian 1500 kaki
di atas permukaan laut. Sardis kemudian menjadi ibu kota dari kerajaan
Lydia, satu dari kerajaan yang paling kaya pada jaman itu. Enam abad
sebelum Kitab Wahyu ditulis, Sardis telah menjadi satu dari kota terbesar

B. Abin Page 53
pada zaman itu, tetapi pada zaman Roma, Sardis kehilangan pengaruh, dan
pada zaman Yohanes, mereka hanya membanggakan kemakmuran dan
kejayaan masa lalu. Pada abad pertama, kota ini hanya dikenal karena
produksi pakaian wol melalui industri-industri yang didirikan. Selain dari
pada itu, uang koin atau uang logam yang pertama dipercayai berasal dari
kota ini.
Tembok yang tinggi yang mengelilingi kota ini, membuatnya menjadi
pertahanan yang kokoh dari serangan-serangan musuh pada waktu perang.
Hanya memiliki satu jalan masuk ke dalam kota, tetapi dijaga dengan ketat,
ini yang membuatnya tidak dapat ditaklukan. Karena terlalu percaya pada
kekuatannya, selama pemerintahan Croesus, kota ini direbut oleh Cyrus.
Satu dari para serdadu memanjat batu karang pada waktu malam yang gelap,
para penjaga tidak memperhatikan dan membuka pintu gerbang bagi
pasukan Persia. Hal yang sama diulang kembali pada zaman Antiochus the
great. Catatan: Jika dilihat dari simbol-simbol nubuatan dalam pekabaran
kepada jemaat Sardis, ciri moralitas orang-orang Sardis adalah refleksi dari
ketidaksabaran, merasa aman dan cukup kuat oleh karena hidup pada zaman
reformasi Protestantisme yang berlangsung selama dua abad.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Pujian. Hanya sedikit pujian kepada Sardis, karena gereja ini hidup
hanya mengandalkan reputasi masa lalu. Semangat reputasi masa lalu (yaitu
reformasi) masih tersisa, tetapi pada kenyataannya semangat itu
sesunggunya sudah hampir mati. Tindakan atau perbuatan luar secara fisik
dan yang dilihat oleh mata tidak disertai dengan reformasi rohani dari dalam
hati. Hanya sedikit dari jemaat itu yang tidak mengotori jubah mereka.
Dalam sejarah Gereja Kristen, jemaat Sardis adalah representasi dari
Gereja sebelum Reformasi. Satu era di mana gereja-gereja ditandai dengan
semangat mementingkan aspek luar (ritual) saja. Dalam situasi seperti ini,
orang-orang Kristen menghadapi problem. Pada periode yang diwakili oleh
Gereja Tiatira dan Pergamus, orang Kristen mengalami penganiayaan dan
berkembangnya ajaran atau doktrin palsu dalam gereja, tetapi masih ada
umat yang sisa dan setia dalam gereja. Mereka inilah yang kemudian
menjadi cikal-bakal lahirnya reformasi. Ajaran palsu dalam Gereja Sardis
ditantang dengan adanya api reformasi dari para reformator.

Teguran/celaan. Jemaat memiliki “nama” yang hidup tetapi


sesunggunya sudah hampir mati. Tidak ada individu atau jemaat yang dapat
hidup pada reputasi masa lalu, tidak peduli betapa luar biasa reputasi yang

B. Abin Page 54
dimiliki. Jemaat harus hidup dan bertumbuh dalam ketergantungannya pada
Kristus dan ajarannya setiap saat.

Nasihat. Nasihat Yesus adalah “Bangunlah dan kuatkanlah apa yang


masih tinggal yang hampir sudah mati.” Nasihat Kristus kepada jemaat ini
sangat cocok dengan latar belakang sejarah dari kota Sardis. Kota ini
dibangun di atas sebuah bukit dan sebagai benteng pertahanan yang kokoh
dari serangan musuh. Mereka terlalu percaya diri oleh kekuatan benteng
pertahanan mereka, sebagai akibatnya benteng pertahanan itu tidak dijaga
dengan baik dan musuh dengan gampang menguasai kota. Fakta sejarah
menunjukkan raja Cyrus dari Persia (549 BC) dan Antiochus (218 BC)
menyerang kota itu dan dihancurkan, karena mereka tidak berjaga-jaga.
Panggilannya jelas, berjagalah dan bertobatlah, kalau tidak, umat Tuhan
akan dipengaruhi oleh banyak penipuan. Banyak orang Kristen modern
tertidur dan Hari Kristus akan datang seperti seorang pencuri.

Janji. Berjalan dengan Kristus dalam pakaian putih. Pakaian putih


adalah simbol dari kesucian dan kebenaran (bdk. Zak. 3:3-5; Wah. 19:8).
Selanjutnya,
PENUNTUNYesusPELAJARAN
berkata, “Aku
KITABtidak akan menghapus namanya dari
WAHYU kitab
2016
kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan BapaKu dan
di hadapan para malaikat-Nya” (2:4). Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya
masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia (Yes. 26:1, 2). Di sini “kitab
kehidupan” dihubungkan dengan buku catatan sorga di mana nama orang
benar ditulis. Baik PL (Kel. 32:32-33; Maz. 69:28; Dan. 12:1) maupun PB
(Luk. 10:20; Fil. 4:3; Ibr. 12:23) menyebutkan bahwa kitab kehidupan
adalah kitab di mana nama orang yang diselamatkan ditulis. Dalam buku
Yesaya, “kitab kehidupan” berisi nama mereka yang hidup di Yerusalem.
Dalam buku Daniel, “kitab kehidupan” disebutkan dalam konteks catatan
terakhir untuk orang-orang yang diselamatkan di sorga, terutama bagi
mereka yang memilki iman dalam kematian Yesus Kristus (bdk. Wah. 13:8;
21:27).
Jika nama seseorang dihapus dari kitab kehidupan berarti dia tidak
memilki kesempatan untuk memperoleh keselamatan yang kekal, karena
mereka yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan yang deselamatkan
(Wah. 20:12, 15; 21:27). Janji Yesus “Aku tidak akan menghapus namanya
dari kitab kehidupan, melainkan Akku akan mengaku namanya di hadapan
BapaKu.” Janji ini memiliki hubungan langsung dengan situasi gereja yang
dijelaskan pada ayat 1, 2. Itu tergantung pada penerimaan orang di ayat 5,

B. Abin Page 55
apakah itu janji keselamatan atau informasi penghukuman, sangat
bergantung pada “pertobatan.”

Periode – tahun 1565-1740 AD

Pelajaran Rohani. Pada ayat 1, orang Kristen di Sardis memiliki


nama, bahwa “mereka dikatakan hidup tetapi sesungguhnya mereka mati.”
Pada ayat 4 gereja memiliki beberapa nama yang tidak menajiskan atau
“mencemarkan pakaian mereka.” Jadi, mereka yang mati secara rohani
adalah mereka yang mencemarkan pakaiannya. Sesuai dengan teks, mereka
yang mencemarkan pakaiannya, secara kuantitas, lebih banyak dari mereka
yang tidak mencemarkan pakaiannya. Pada ayat 2, 3 terdapat kalimat
perintah, “bangunlah” atau “berjaga-jagalah,” alasannya “aku akan datang
seperti pencuri.”
Jadi, Yesus tahu pekerjaan dari orang-orang Kristen di Sardis bahwa
mereka memiliki nama yaitu bahwa mereka dikatakan hidup tetapi
sesungguhnya mereka mati.” Kata Yunani erga “nama” (ay. 1-- tidak
terdapat dalam terjemahan Bahasa Indonesia) dapat dikontrastkan dengan
“pekerjaan.”
PENUNTUNDengan demikian
PELAJARAN pembaca
KITAB WAHYUdapat melihat perbedaan2016antara
“Aku tahu pekerjaanmu” dengan “kamu memiliki nama.” Dengan kata lain,
Yesus mau mengatakan bahwa “Aku tahu pekerjaan-pekerjaanmu” dan
pekerjaanmu hanya untuk “nama.” Jika “pekerjaanmu” hanya untuk “nama”
maka mereka tidak melakukan apa-apa dan jika tidak melakukan apa-apa
maka “kamu mati.”
Orang Kristen di Sardis tidak mengalami tekanan dari pengikut
Nikolaus atau perlawanan dari orang Yahudi. Inilah alasan orang Kristen di
Sardis merasa aman sekalipun secara spiritual keadaan mereka mengalami
kemerosotan. Selain dari pada itu, tidak adanya penganiayaan menjadikan
orang Kristen menjadi Kristen nominal (hanya nama). Di tengah situasi ini
Kristus menyampaikan pekabaran dalam tiga aspek: Panggilan pertobatan,
ancaman penghakiman, janji untuk memberikan upah. Panggilan pertobatan
untuk orang-orang yang tidak setia, tidak hanya ditunjukkan oleh adanya
kalimat perintah (imperative) tetapi juga melalui ancaman penghakiman.
Panggilan pertobatan ini juga disertai dengan janji Tuhan untuk mereka yang
bertobat yaitu, “hidup yang kekal.” Baik janji maupun ancaman
penghukuman idealnya dapat membangkitkan pertobatan.
Seperti orang-orang Kristen di Sardis, panggilan pertobatan sangat
penting bagi orang-orang Kristen modern. Paulus berkata, “…kamu

B. Abin Page 56
mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi
kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih
dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya” (Rom. 12:11). Alasan
untuk bangun dan sadar bukan saja karena kedatanganNya semakin dekat,
tetapi waktu kedatanganNya tidak diketahui (Mat. 24:42). Yesus berkata
“tetaplah berjaga dan berdoa, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan; roh memang menurut tetapi daging lemah” (Mark. 14:38).

6. Jemaat Filadelfia (3:7-13)


Arti Nama dan Signifikansi. Filadelfia (modern: Alasehir) berarti
“brotherly love” (kasih persaudaraan). Kota yang paling muda di antara
tujuh kota dan terletak di dataran tinggi, yang membuatnya menjadi kota
benteng. Kota ini didirikan oleh raja Attalus II (159-138 BC) dan karena
kasihnya kepada saudaranya Eumenes II, ia memberikan nama kota ini
Philadelphus, kemudian dikenal dengan nama Philadelphia (“brotherly
love”). Periode yang diwakili oleh Jemaat ini dan arti dari nama kota ini
adalah gambaran yang tepat untuk periode pembaharuan rohani sejarah
Gereja Kristen, yang diikuti oleh terbentuknya kelompok misionaris yang
dikirim ke seluruh
PENUNTUN dunia. Karena
PELAJARAN kasih yang berkobar-kobar terhadap
KITAB WAHYU 2016
mereka yang belum mengenal kebenaran para misionaris menjangkau
bangsa-bangsa dengan injil. Peran ini cocok dengan latar belakang dari kota
Filadelfia, yang didirikan sebagai kota untuk mempromosikan kebudayaan
dan bahasa Yunani kepada daerah Lydia dan Phrygia.

Letak/Lokasi. Kota ini terletak di jalan masuk ke lembah Hermas.


Pada zaman dulu, kota ini adalah pintu gerbang untuk masuk ke daerah yang
subur ini. Telah disebutkan di atas, kota ini dikenal sebagai pusat
penyebaran budaya Yunani di bagian timur dari Lydia dan Phryga dan
kepada suku-suku barbar di seluruh Asia. Tetapi karena sering terjadi gempa
bumi, kehidupan masyarakat sering terancam karena bencana yang bisa
datang setiap saat. Filadelfia dihancurkan oleh bencana alam pada tahun 17
AD, sebagian besar penduduknya melarikan diri dari kota tersebut, dan yang
lainnya hidup beberapa minggu dan berbulan-bulan di dalam tenda dan
tempat tinggal yang sementara.
Inilah alasan Jemaat Filadelfia adalah representasi dari gambaran
tentang semangat dari para misionari di pertengahan tahun 1700-an. Para
misionaris memiliki semangat yang membara untuk menyebarkan
kekristenan atau Injil ke seluruh dunia. Para misionaris tinggal di dalam

B. Abin Page 57
tenda-tenda dan tempat tinggal yang sementara, tetapi mereka terus
mengkhotbahkan injil dari satu tempat ke tempat yang lain.

Pujian. “Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau


menuruti firmankKu dan engkau tidak menyangkal namaKu” (3:8). Orang-
orang Kristen pada waktu ini menjaga iman mereka dan membagikan iman
mereka kepada orang lain seperti yang diperintahkan oleh Yesus – “pergilah
kamu ke seluruh dunia dan ajarlah…” Dalam konteks pekabaran kepada
jemaat di Filadelfia, metafora mengenai “membuka pintu” (ay. 8) adalah
gambaran tentang kesempatan mengkhotbahkan injil ke seluruh dunia
dengan bangkitnya semangat misionari pada tahun 1700-an.

Teguran/celaan. Tidak ada teguran atau celaan dari Yesus kepada


jemaat Filadelfia. Namanya “Filadelfia” (kasih persaudaraan) adalah sebuah
simbol yang indah tentang kasih. Ini adalah ciri dari orang-orang yang
percaya di Filadelfia atau periode yang diwakili oleh jemaat ini.

Nasihat. Tuhan mengatakan – “Lihatlah, Aku telah membuka pintu


bagimu, yang tidak
PENUNTUN dapat ditutup
PELAJARAN KITABoleh seorang pun” (3:8). Periode 2016
WAHYU sejarah
gereja yang diwakili oleh Jemaat Filadelfia adalah periode di mana pintu
untuk pekerjaan misionaris ke seluruh dunia mulai dibuka oleh Tuhan.
Beberapa misionaris dikirim ke seluruh dunia, seperti William Cary ke India
(1793); Robert Morrison ke China (1807); Roben Moffat ke Afrika pada
tahun 1817, diikuti oleh David Livingstone (1841). Selain dari pada itu,
organisai misionaris pada zaman ini dibentuk. Contoh, The British and
Foreign Bible Society (1804); The American Bible Society (1816); London
Missionary Society (1796). Yesus memperkenalkan dirinya sebagai
seseorang yang memegang kunci Daud, apabila Ia membuka, tidak ada yang
dapat menutup. Jemaat pada periode ini dinasihati untuk “peganglah apa
yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu” (ay.
11).

Janji. Janji Yesus kepada orang Kristen di Filadelfia adalah sebagai


berikut: (1) Aku akan melindungi engkau pada hari pencobaan yang akan
datang. (2) Orang-orang yang tidak percaya akan datang dan tersungkur di
depan kakimu dan mengetahui bahwa Aku (Yesus) mengasihi engkau (3:9).
(3) Mereka yang menang akan dituliskan nama Allah, nama kota Allah,

B. Abin Page 58
nama yang Baru (3:12). Ini semua adalah simbol dari karakter Allah, dan
orang-orang yang layak mewarisi Yerusalem Baru.

Periode –tahun 1750 – 1844 AD

Pelajaran Rohani. Bangkitnya semangat misionari adalah gambaran


yang tepat untuk Jemaat Filadelfia. Ini menegaskan, pekerjaan misionari
dengan menyebarkan dan memberitakan injil adalah refleksi dari kasih kita
(filadelfia) kepada Allah dan kasih Allah kepada kita. Jadi pekerjaan
penginjilan itu adalah pekerjaan mengasihi. Implikasinya jelas, pikiran,
perkataan dan perbuatan adalah refleksi dari kasih Kristus dalam hidup
seorang misionaris (anggota jemaat). Hasil dari prinisip ini adalah tidak
hanya adanya pertobatan dari orang-orang yang menerima Yesus sebagai
Juruselamat, tetapi juga misionari itu sendiri atau anggota jemaat dikuatkan
dalam iman, dan hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama diperbaharui.

7. Jemaat Laodekia (3:14-22)


Arti Nama dan Signifikansi. Laodikia artinya “judging of people”
atau “justified
PENUNTUN people” dan nama
PELAJARAN KITABmodern
WAHYUdari kota ini adalah Eski-hisar.
2016
Kota ini dibangun dan diberikan nama oleh Antiochus II, nama kota ini
digunakan untuk menghormati dan mengenang istrinya Laodice. Jemaat
Laodikia adalah jemaat yang terakhir dari ketujuh jemaat. Pekabaran kepada
jemaat dan kondisi spiritual dari jemaat ini adalah representasi dari
gambaran periode sejarah Gereja Kristen yang terakhir. Periode ini adalah
periode di mana Kristus berpindah dari bilik yang suci ke bilik yang maha
suci di sorga, untuk melaksanakan pekerjaanNya yang terakhir di Kaabah di
sorga, yaitu pengadilan penyelidikan bagi semua yang hidup sebelum
kedatanganNya kedua kali.

Letak/lokasi. Kota ini terletak kurang lebih 45 mil sebelah selatan


Filadelfia dan 40 mil sebelah timur Kolose (lihat peta). Kota ini terletak di
persimpangan dua jalur perdagangan, yang membuat kota ini menjadi
sebuah kota yang kaya dan makmur, serta menjadi pusat komersial dan pusat
perdagangan. Kota memiliki pasar yang besar, terdapat bank yang besar dan
memiliki industri kerajinan pada zaman purba (abad 2, 3). Keadaan inilah
yang menjadi alasan mengapa penduduknya sangat bangga, terutama oleh
karena kemakmuran dan kekayaannya.
Kain Wol yang bernilai diproduksi di daerah ini yang memiliki tekstur
yang lembut, berwarna hitam mengkilat, tetapi sedikit berwarna ketika
B. Abin Page 59
terkena sinar matahari. Ini yang membuat kain wol yang diproduksi di kota
ini menjadi mahal. Pada zaman itu, jubah hitam terbuat kain wol berasal dari
kota ini. Kemakmuran dari kota ini terutama disebabkan oleh karena
berkembang pesatnya industri pakaian jadi dan karpet yang diekspor ke
seluruh dunia.
Selain dari pada itu, kota ini juga terkenal karena sekolah medisnya
yang memiliki reputasi yang baik pada zaman itu, terutama penyembuhan
penyakit mata. Terkait dengan itu, kota ini memproduksi obat mata untuk
mengobati penyakit mata. Obat mata itu berasal dari “Phrygian powder”
yang dicampur dengna minyak, yang kemudian campuran itu dikenal dengan
pelumas mata. Sebuah sekolah pengobatan yang sangat penting terdapat di
kuil Kara. Terkait dengan sekolah pengobatan ini, terdapat sebuah industri
kerajian, khusus memproduksi obat mata atau salep mata yaitu Colllyrium.
Jadi, kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi kota Loodekia karena
berkembangnya industri, keuangan, dan komersial yang dapat memenuhi
kehidupan seluruh warga kota Laodekia. Inilah yang menjadi penyebab
munculnya kesombongan. Keadaan seperti ini memasuki Gereja Laodekia
pada zaman Yohanes. Hal ini yang membuat penduduknya sombong,
angkuh dan puas dengan
PENUNTUN apa yang
PELAJARAN KITABmereka
WAHYU miliki secara duniawi. Informasi
2016
yang lain mengenai kota ini adalah Laodekia memiliki tempat permandian
hangat dan mata air mineral yang menarik perhatian para pengunjung dari
Eropa dan Asia. Jemaat ini adalah jemaat terakhir, karena itu Kristus
memperkenalkan dirinya sebagai “AMIN dan saksi yang setia dan benar.”

Pujian. Tidak ada pujian yang diberikan oleh Yesus kepada jemaat
ini. Jemaat ini telah memelihara roh kesombongan materialisme, ini yang
menempatkan orang-orang yang beriman di Laodikia berada dalam
kehancuran kerohanian.

Teguran/celaan. Yesus berkata, “Engkau tidak tahu, bahwa engkau


melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang” (3:17). Penduduk Laodikia
merasa bangga karena mereka memiliki pemandian hangat, kekayaan yang
berlimpah, produksi salep/obat mata dan jubah mereka yang indah, dan
kebanggan ini semua mengorbankan nilai-nilai spiritual. Secara rohani
mereka suam-suam kuku, melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Tetapi mereka tidak tahu dengan keadaan dan kemunduran ini. Ada
perbedaan antara apa yang orang Kristen pikirkan tentang dirinya sendiri
dengan apa yang mereka tidak tahu tentang dirinya sendiri. Gereja

B. Abin Page 60
menyebutkan tiga hal tentang dirinya sendiri: “Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apapun” (3:17a).
Sebaliknya Yesus menyebutkan 5 hal yang tidak diketahui oleh orang
Kristen, “engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, malang, miskin, buta,
dan telanjang” (3:17b). Mereka tidak tahu keadaan mereka sendiri, jadi
mereka tidak tahu kebutuhan mereka.
Atas dasar ide dari ayat 17a, dibandingkan dengan 6 jemaat yang lain,
Yesus tidak memberikan pujian kepada Jemaat Laodekia, karena mereka
telah memuji keadaannya, yang bertentangan dengan apa yang diketahui
oleh Yesus. Mereka berkata “aku kaya,” tetapi Yesus berkata “kamu
miskin.” Istilah Yunani ptochos “miskin” selalu dihubungkan dengan
“pengemis” yang kehidupannya sangat bergantung pada “belaskasihan” dari
orang lain. Istilah “buta” juga dihubungkan dengan pengemis, karena tidak
banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang buta untuk mempertahankan
kehidupan selain dari mengemis. Jadi, buta dan telanjang selalu
dihubungkan dengan kemiskinan.
Seperti kota-kota modern, kota Laodekia secara ekonomi bertumbuh
ke arah yang lebih baik. Mereka makmur berdasarkan standar duniawi atau
kekayaan yang dimiliki.
PENUNTUN Di samping
PELAJARAN itu mereka memiliki tempat2016
KITAB WAHYU ibadah
yang megah, institusi kesehatan dan pendidikan yang menjadi pusat
pembelajaran, tetapi mereka kekurangan esensi dari pengalaman
kekristenan. Secara rohani mereka menjadi suam-suam kuku, miskin, buta
dan telanjang sekalipun mereka memiliki kekayaan material yang berlimpah.
Frase “dingin” dan “panas” dalam pernyataan “engkau tidak dingin
atau panas” (ay. 16) sangat cocok dengan konteks kota Laodekia, ia
menerima air dari sumber air atau mata air panas di Hierapolis, kurang lebih
7 mil dari Laodekia. Air yang mengalir dari sumber mata air panas dalam
jarak ini tiba di kota Laodekia akan menjadi suam-suam kuku. Sekalipun
bagus untuk mandi, tetapi tidak baik untuk diminum. Dengan konteks itu,
Yesus menginginkan Jemaat Laodekia menjadi dingin atau panas bukan
suam-suam kuku. Karena suam-suam kuku adalah gambaran kekristenan
yang didomonasi oleh prinsip kompromi, dan merasa diri benar, kehilangan
originalitas iman dan antusiasme rohani. Keadaan ini melahirkan semangat
perlawanan terhadap kebenaran yang diajarkan Kristus. Bahkan, kondisi ini
melahirkan kemurtadan dan mengajarkan ajaran sesat.

Nasihat. Yesus berkata, “Belilah daripadaku emas yang telah


dimurnikan dalam api, pakaian putih, agar jangan kelihatan

B. Abin Page 61
ketelanjanganmu yang memalukan, dan lagi minyak untuk melumas matamu
supaya engkau dapat melihat, bukan hal-hal duniawimu” (ay. 18). Berikut
ini adalah penjelasan tentang tiga ungkapan simbolik pada ayat ini. Pertama,
emas. Ini adalah simbol dari iman yang bekerja oleh kasih, hanya ini yang
bisa membawa manusia menciptakan keharmonisan dengan Allah. Emas itu
harus dimurnikan dalam api sebagai gambaran iman yang telah diuji oleh
berbagai cobaan (Ayub 23:10; 1 Pet. 1:7-9; Yak. 2:5, 14-17). Emas
diperlukan untuk mengatasi keadaan miskin, malang, dan melarat. Kedua,
pakaian putih, ini adalah simbol kemurnian karakter, kebenaran Kristus
yang diberikan kepada orang berdosa (Wah. 19:7,8). Pakaian putih
dibutuhkan untuk menutupi ketelanjangan. Ketelanjangan pada zaman itu
adalah gambaran simbolik dari orang yang sedang berada di bawah
penghukuman (bdk. 2 Sam. 10:4-5; Yes. 20:4; Wah. 17:16). Mengenakan
pakaian dalam kondisi ini, dianggap sebagai tindakan yang mulia (bdk. Kej.
41:42; 2 Raja 25:29).
Ketiga, minyak pelumas mata. Ini adalah simbol dari hikmat dan
kasih karunia, yang menyanggupkan seseorang untuk membedakan yang
jahat dan yang baik, dan mendeteksi semua yang kurang jelas. Ini adalah
pekerjaan dari Roh
PENUNTUN Suci supaya
PELAJARAN KITAB umatNya
WAHYU dapat melihat dan mengerti2016
kondisi mereka (Maz. 119:18; Ef. 1:18). Dalam cara yang sama, rasul Paulus
berdoa untuk orang-orang Kristen di Efesus supaya Allah memberikan
mereka “Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Supaya
Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah
yang terkandung dalam panggilanNya: Betapa kayanya kemuliaan bagian
yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus” (Ef. 1:17, 18).

Janji. “Barangsiapa mendengar suaraku dan membukakan pintu, Aku


akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia,
dan ia bersama-sama dengan Aku” (ay. 20b). Di tengah ketelanjangan,
kebutaan, dan kemiskinan spiritual, orang Kristen Laodekia menempatkan
Yesus di luar kehidupan mereka. Kehidupan mereka tidak lagi Christ-
oriented tetapi secular-oriented. Yesus berdiri di muka pintu dan membuat
panggilan untuk mengetuk hati mereka dan menunggu response mereka
untuk menjawab.
Dalam Wah. 3:19, 20 ide tentang persekutuan atau kebersamaan
antara Kristus dengan mereka yang akan menjadi pemenang, ditekankan
dengan adanya kata depan Yunani meta atau “with” (Indo: “dengan”) diikuti
oleh kata ganti orang ketiga tunggal “dia.” Konstruksi ini penting untuk

B. Abin Page 62
membedakannya dengan ide pemisahan dalam frase “out of” atau “from”
yang dicatat dalam konteks hukuman pada ayat 16: “I will spit you out of
my mouth” (Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku). Pada aspek ini
pertobatan itu sangat penting, karena pertobatan membaharui “persekutuan”
antara Yesus dan umatNya.

Periode. Dari tahun 1844 sampai kedatangan kedua. Jemaat Laodikia


adalah representasi dari situasi dan karakter Gereja Kristus di akhir zaman.

Pelajaran Rohani. Tema tentang pertobatan selalu dihubungkan


dengan penghukuman. Dalam pekabaran Yesus kepada jemaat Laodikia,
pertobatan dan penghukuman adalah dua tema utama dan saling
berhubungan. Pengumuman tentang penghukuman diikkuti oleh panggilan
pertobatan (bdk. Yun. 3:4, 7-10; Mat. 3:1-12; Kis. 17:30, 31). Pengumuman
tentang penghukuman dan panggilan pertobatan didasarkan atas “kasih”
(3:19). Dalam konteks ini, ancaman penghukuman bertujuan untuk
membangkitkan pertobatan, karena pertobatan adalah satu-satunya jalan
untuk menghindari penghukuman. Konsep pertobatan dalam konteks ini
menyangkut tiga PELAJARAN
PENUNTUN hal. Pertama, menyadari
KITAB WAHYUkebodohan dan kemiskinan dan
2016
menerima kebenaran Kristus. Kedua, meninggalkan ketergantungan pada
kekuatan diri sendiri dan bergantung pada Yesus. Ketiga, menerima tawaran
keselamatan Yesus Kristus. Jadi, tujuan pertobatan adalah memperbaharui
hubungan persekutuan kita dengan Yesus Kristus.
Gambaran tentang jemaat Laodikia sama dengan kondisi jemaat di
akhir zaman. Tujuh jemaat mewakili tujuh periode sejarah gereja Kristen, di
antara 7 jemaat, jemaat yang ketujuh (yang diwakili oleh jemaat Laodikia)
adalah jemaat yang kondisinya sangat buruk. Alasannya, banyak umat
Tuhan pada zaman modern ini berpikir bahwa mereka benar dan baik tetapi
sesungguhnya keadaan mereka lebih buruk dari apa yang mereka pikirkan.
Sekularisme dan materialisme telah membuat banyak orang dalam gereja
menjadi buta secara rohani. Banyak orang yang berpikir bahwa mereka
masih mengenakan pakian kebenaran, tetapi sesungguhnya mereka menjadi
telanjang, tanpa jubah kebenaran Kristus. Dalam pekabaranNya kepada
jemaat Laodikia Yesus menegaskan bahwa kasihNya adalah dasar teguran
dan panggilan pertobatan. Tidak peduli seberapa buruk kondisi rohani
seseorang, kasihNya diberikan kepada mereka. Yesus berkata kepada
Nikodemus “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia

B. Abin Page 63
mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Representasi dari Tujuh Jemaat


(Catatan Khusus)

Tujuh Jemaat: Jemaat setempat


Pekabaran kepada ketujuh jemaat ditujukan kepada konteks dan
kondisi yang terjadi pada zaman Yohanes. Pekabaran untuk setiap jemaat
berorientasi lokal dan eskatologi. Jika pekabaran tujuh jemaat ini hanya
berisfat eskatologis, maka jemaat akan menganggap Yohanes sebagai
pendusta. Pekabaran itu pertama-tama ditujukan kepada jemaat lokal. Salam
pembukaannya adalah “kepada jemaat di … e.g. Efesus, Smyrna dan jemaat-
jemat yang lain, seperti terlihat pada contoh-contoh berikut:
 Kamu meninggalkan kasih yang mula-mula (2:14).
 Kamu memiliki beberapa orang yang menganut ajaran Bileam (2:14).
 Kamu membiarkan Izebel (2:20), dan lain-lain.
Contoh-contoh
PENUNTUNiniPELAJARAN
adalah pekabaran langsung tentang kondisi di dalam
KITAB WAHYU
gereja setempat pada zaman itu. 2016

Tujuh Jemaat: Setiap orang Kristen (Eskatologi)


Akhir dari setiap surat kepada jemaat, didominasi oleh pernyataan
berikut: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat.” Ini menegaskan bahwa ada aplikasi personal untuk
setiap pekabaran yang diberikan, terutama pendengar yang hidup pada
zaman Yohanes dan pendengar atau umat Allah di akhir zaman (zaman
sekarang). Frase seperti – “Dia yang menghancurkan” … Aku akan
memberikan, akan menerima ….” Jadi janji-janji yang diberikan untuk
setiap jemaat adalah janji untuk setiap orang yang berdiri teguh pada
kebenaran.

Denominasi Gereja dan Perkembangannya


Setiap orang Kristen di dunia adalah bagian dari satu denominasi
gereja – karakter dari setiap orang mempengaruhi karakter gereja, karakter
yang baik atau yang buruk akan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan gereja. Berikut ini adalah dua ajaran yang merusak jemaat.
 Ajaran Nikolaus – Ajaran ini menolak dan menantang hukum Allah
dan hanya menghargai keselamatan oleh kasih karunia. Ini
B. Abin Page 64
mempengaruhi ajaran/ doktrin gereja dan kehidupan spiritual dari
gereja secara umum.
 Izebel dan Bileam – Dua orang ini adalah simbol dari penyembahan
berhala. Mereka menyembah roh orang mati, lembu, pohon-pohon,
gunung-gunung. Keyakinan pribadi ini menghancurkan keyakinan
orang lain dalam jemaat, dan secara tidak langsung melawan Allah.

Tujuh Jemaat: Tujuh Periode Sejarah Gereja


Pekabaran kepada ketujuh jemaat memberikan perhatian khusus
kepada perkembangan spiritual dari Gereja Kristen. Prediksi tentang nasib
masa depan untuk ketujuh jemaat, seperti “Setan akan memasukan beberapa
dari kamu ke dalam penjara –dan selama 10 hari kamu akan menderita
penganiayaaan” (2:10). Prediksi ini disertai dengan janji Yesus kepada
jemaatNya: “Aku akan melindungi kamu dari hari pencobaan yang akan
datang” (3:9, 10). Prediksi-prediksi ini akan digenapi pada waktu yang
berbeda, untuk komunitas yang berbeda, pada waktu yang berbeda.
Prediksi dan penggenapan (Yoh. 13:19). Tuhan memberitahukan
peristiwa sebelum peristiwa itu terjadi, ini bertujuan supaya umat Allah
percaya kepadaNya
PENUNTUN (Contoh: KITAB
PELAJARAN penganiayaan,
WAHYU perubahan doktrin, pekerjaan
2016
misionaris). Melihat kondisi dari jemaat-jemaat – Secara rohani mereka
lemah, tetapi Kristus tidak meninggalkan mereka, Dia masih membela
mereka, Ia tetap setia pada janji-janjiNya untuk mereka. Oleh karena itu Ia
memberikan nasihat: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan roh kepada jemaat-jemaat.”

Tujuh Meterai
(Penglihatan Kedua)

Wahyu 4, 5 adalah informasi pendahuluan untuk tujuh meterai.


Informasi pendahuluan dan ketujuh materai dalam Wahyu 4-6 adalah
penglihatan kedua dalam Kitab Wahyu, sesudah penglihatan tentang tujuh
Jemaat (Wahyu 2, 3). Pekabaran Wahyu 4 memberikan fokus pada Allah
yang duduk di atas takhtaNya. Ini adalah aktivitas pertama dari Allah
sebagai pemenang. Pernyataan, “apa yang harus terjadi sesudah ini”
menunjuk pada peristiwa-peristiwa” (4:1) yang terjadi sesudah tujuh
meterai. Wahyu 5 memberikan fokus pada apa yang dilakukan Allah. Di
sini Yohanes melihat pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus
sebagai Juruselamat.

B. Abin Page 65
Penglihatan: Takhta di Sorga (Wah. 4:1-11)
Takhta di Sorga (4:2) Takhta Allah adalah tempat yang sering
disebutkan dalam Kitab Wahyu. Dalam 22 pasal Kitab Wahyu, istilah ini
disebutkan sebanyak 16 kali (1:4;16:17; 19:5; 7:9; 14:3; 22:1, 3; 21:3).
Dalam Wahyu 4 oknum yang duduk di atas takhta hanya diperkenalkan “Dia
yang duduk di atas takhta” dan muncul 14 kali dalam pasal 4. Ini
menegaskan fokus dari pasal ini adalah oknum yang duduk di atas takhta.
Pertanyaannya adalah apa yang dilambangkan atau digambarkan oleh takhta
dan mengapa takhta jadi fokus dari Wahyu 4, 5 (Baca Wah. 12:13; 13:2;
16:10; Maz. 11:1-4; Yer. 17:12-13; Rat. 5:19; Maz. 9:4, 5; Ayub 23:3).
Konsep PL tentang takhta di sorga adalah simbol kemahakuasaan
Allah, simbol kekuasaan dapat dilihat pada sistem kerajaan yang berlaku
pada zaman itu, ketika seorang penguasa naik takhta ia memilki kekuasaan
sebagai seorang raja. Dalam Wahyu 4, Allah digambarkan sebagai oknum
yang duduk di atas takhta di sorga (1 Raja 22:19; Maz. 47:8; Yes. 6:1; Yeh.
1:26; Dan. 7:9) dan berkuasa dengan kemuliaan yang dikelilingi oleh
makhluk sorga (baca Dan. 7:9, 10). Di bumi, tabut perjanjian adalah simbol
dari takhtaNya,
PENUNTUNyang kehadirannya
PELAJARAN bersifat invisible (tidak dapat2016
KITAB WAHYU dilihat
dengan mata). Ini menegaskan bahwa sekalipun umatNya (tujuh jemaat)
berada dalam penderitaan dan penganiayaan (Wah. 2, 3), Allah berkuasa
untuk melindungi umatNya.

Dua puluh empat tua-tua (4:4). Selain dari Wah. 4, 5 (4:4, 10; 5:8,
11, 14), ayat lain dalam Kitab Wahyu menyebutkan frase “dua puluh empat
tua-tua” adalah Wah. 7:11, 13; 11:16; 14:3; 19:4. Kitab Wahyu tidak
memberitahukan identitas dari “24 tua-tua” itu, tetapi mereka duduk di
sekitar takhta Allah dan memiliki ciri khusus, yaitu memakai jubah putih,
memiliki mahkota di kepala mereka (4:4; 11:16). Mereka terus-menerus
menyembah dan memuji Allah (4:10, 11; 5:8-10, 14; 11:16-18; 19:4), doa
dan lagu pujian dari mereka disampaikan di hadapan takhta Allah (5:8, 9).
Ladd mengatakan 24 tua-tua tersebut adalah para malaikat di sorga.11
Argumentasi dari Ladd bertentangan dengan fakta literal. Dua puluh
empat tua-tua terdiri dari 12 suku dikali dua. Jadi, dua puluh empat tua-tua
dihubungkan dengan 144.000.12 Angka 12 adalah bilangan yang sering
muncul dalam Kitab Wahyu. Contoh, pada kota Yerusalem Baru terdapat 12
pintu gerbang sesuai dengan nama 12 suku. Ia memiliki 12 fondasi dan
tertulis nama dari 12 murid Yesus. Jadi sangat mungkin 24 tua-tua tersebut

B. Abin Page 66
berhubungan dengan 144.000, satu jumlah yang dibangun di atas bilangan
12 yaitu 12x12x1000, yaitu 144.000. Dua puluh empat tua-tua ini
menyembah Allah dan menyampaikan doa-doa mereka di hadapan takhta
Allah.
Ada tiga alasan yang membuat argumentasi di atas dapat diterima:
Pertama, mereka itu adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Allah. Hal
itu dikuatkan oleh fakta bahwa mereka memakai jubah putih, sebagai simbol
kesetiaan umat Allah (3:4, 5, 18; 6:11; 7:9, 13, 14).13 Kedua, malaikat tidak
pernah disebut sebagai “tua-tua” dan para malaikat tidak pernah
digambarkan memakai jubah putih atau memakai stephanos (mahkota
kemenangan). Ketiga, tua-tua memakai mahkota kemenangan dari emas.
Dalam bahasa Yunani, stephanos simbol dari kemenangan, dan hanya
diberikan kepada mereka yang setia dan menang dalam peperangan. Paulus
menegaskan mahkota itu akan diberikan ketika Yesus datang (2 Tim. 4:8).
Jadi 24 tua-tua yang memakai mahkota kemenangan bukan simbol para
pemimpin, tetapi simbol dari mereka yang ditebus oleh Allah, yaitu mereka
yang memperoleh kemenangan dalam peperangan iman.

Empat makhluk
PENUNTUN hidup
PELAJARAN (4:6).
KITAB WAHYUEmpat makhluk hidup disebutkan
2016
beberapa kali dalam Kitab Wahyu (4:6; 5:6; 14:3). Pertama kali muncul
dalam Kitab Yehezkiel, di mana nabi Yehezkiel melihat 4 makhluk hidup
yang memiliki empat muka (Yeh. 1:6-10; 10:14) dan nabi mengidentifikasi
keempat makhluk ini sebagai kerubim (10:20-22), dan kerubim berkaitan
dengan tabut perjanjian di Kaabah Suci (Kel. 25:18-21; 1 Raja 6:23-28) dan
Allah digambarkan oknum yang duduk di antara takhta dan Kerubim (2 Raja
19:15; Yes. 37:16). Semua fakta ini menjelaskan bahwa empat makhluk
dalam Kitab Wahyu adalah gambaran tentang malaikat Allah yang melayani
takhta Allah dan merekalah yang memimpin penghuni sorga dalam pujian,
penyembahan, dan penghormatan kepada Allah di sorga. Menurut Swete,
bentuk dari keempat makhluk tersebut adalah simbol dari kemuliaan,
kebijaksanaan dari malaikat-malaikat itu.14
Empat wajah dalam kitab Wahyu memiliki arti sebagai berikut: Wajah
manusia, menggambarkan kecerdasan dari 24 makhluk tersebut. Wajah
singa, melambangkan kekuatan. Wajah lembu jantan, melambangkan
kerinduan untuk melayani Allah. Wajah rajawali – melambangkan
kecepatan. Dalam kitab Yehezkiel, keempat makhluk ini dapat dimengerti
dari struktur perkemahan orang Israel di padang gurun, di mana empat
kelompok suku Israel diwakili oleh empat makhluk dalam penglihatan
tersebut:
B. Abin Page 67
RAJAWALI

Naftali Dan Asyer

Isakar
Manasye

LEMBU BILIK Yehuda


JANTAN
Efrain MAHA BILIK
SUCI SUCI SINGA

Zebulon
Benyamin

Gad Ruben Simeon

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016


MANUSIA

Dalam konteks konstruksi Kaabah Allah di Yerusalem, seperti yang tertera


pada skema di atas, empat wajah makhluk dimengerti sebagai berikut: (a)
Singa adalah simbol dari suku Isakar, Yehuda, dan Zebulon. Yesus dari
keturunan suku Yehuda, dan disebut sebagai singa dari suku Yehuda (b)
Manusia adalah simbol dari suku Gad, Ruben, dan Simeon. (c) Lembu
jantan adalah simbol dari suku Manasye, Efraim, dan Benyamin. (d)
Burung rajawali adalah simbol dari suku Naftali, Dan, dan Asyer.

Penglihatan: Gulungan Kitab (5:1-14).


Fokus penglihatan Wahyu 5 adalah Kristus dan pengorbananNya
sebagai Juruselamat. Ia layak untuk disembah dan Dia satu-staunya oknum
yang layak membuka gulungan Kitab dalam penglihatan Yohanes. Informasi
ini adalah fokus kedua dari penglihatan kedua. Fokus yang pertama adalah
Allah yang duduk di atas takhta (Wah. 4).

B. Abin Page 68
Gulungan Kitab yang Dimeterai. Pada abad pertama, kata Yunani
biblion adalah istilah yang dipakai untuk gulungan atau gulungan kitab.
Istilah ini juga digunakan untuk dokumen surat atau dokument yang berisi
atauran atau hukum. Istilah ini juga dipakai untuk materi yang ditulis pada
daun papyrus atau tablet. Wahyu 5 menunjukkan bahwa kitab yang
dimeterai berupa gulungan kitab yang ditulis sebelah dalam dan sebelah luar.
Ini adalah gambaran tentang peran Yesus Kristus sebagai Penebus.15
Penting untuk diketahui, gulungan kitab dalam Wahyu 5 “dimeterai
dengan tujuh meterai” (5:1b). Gambaran dokumen yang dimeterai sama
dengan kebiasaan yang lazim dipraktekkan pada zaman itu (baca Yer. 32:10-
11; Yes. 29:11). Contoh, sebuah dokumen dimeterai untuk melindunngi isi
dari dokumen resmi (seperti kontrak perjanjian, akta jual beli, atau surat
resmi). Pemeteraian dibuat dengan menempelkan tanda atau cincin pada
bagian akhir dari isi dokumen tertulis. Jadi, pemeteraian bisa berfungsi tanda
tangan, menunjukkan originalitas, keabsahan, pengesahan, perlindungan,
dan kekuasaan. Untuk melindungi isi dokumen dari orang yang tidak
bertanggung jawab, dokumen itu harus diikat dengan pita atau benang dan
kemudian dimeterai sehingga dokumen dari daun papirus tetap terlipat
(AyubPENUNTUN
38:14). Hanya pemilikKITAB
PELAJARAN yang WAHYU
berhak untuk membuka dokumen 2016 atau
gulungan yang sudah dimeterai.
Pemeteraian lebih dari satu meterai adalah kebiasaan yang
dipraktekkan pada zaman Yohanes. Penggalian arkeologi tentang kekuasaan
Roma mengungkapkan, banyak dokumen seperti perjanjian, kontrak, akta
lahir dan sebagainya, dimeterai paling kurang dengan tujuh meterai.16
Praktek ini untuk menegaskan validitas dari satu dokumen, sekalipun dalam
praktek beberapa dokumen dapat dimeterai lebih dari tujuh meterai. Setiap
meterai tertulis nama dari orang memberikan meterai (tanda tangan), dan
hanya nama yang tertera pada meterai tersebut yang berhak membuka
dokumen. Penting untuk dicatat, pemeteraian dalam Wahyu 5 menggunakan
angka tujuh (tujuh meterai). Angka ini penting dalam Kitab Wahyu dan
seluruh Alkitab, baik dalam konteks literal maupun simbolik. Secara simbol,
angka ini melambangkan kesempurnaan atau lengkap.17 Dalam PL angka
tujuh adalah simbol hubungan perjanjian antara Allah dengan umatnya.

Oknum yang layak membuka gulungan Kitab dan Meterai (ay. 2,


10). Pada zaman Yohanes, konsep “kelayakan” bervariasi, mulai dari
kualitas umum sampai kepada kualifikasi khusus yang membuat seseorang
layak untuk sebuah posisi tertinggi dan terhormat. Orang Roma yang

B. Abin Page 69
memenuhi kualifikasi akan dimuliakan dan dipuji karena pencapaian-
pencapaiannya. Menurut Jon Paulien, istilah ini kemudian digunakan dalam
bidang agama, baik oleh orang Yahudi maupun orang Kristen. Contoh,
orang Yahudi menggunakan istilah ini dalam kaitannya dengan kualifikasi
dari seorang raja atau keimamatan.18 Dalam Kitab Wahyu, istilah “layak”
adalah kualifikasi spesial untuk sebuah posisi dan peran yang tidak dimiliki
oleh siapapun kecuali Allah.
Dalam Wah. 4:11, Allah yang duduk di atas takhta adalah Allah yang
layak untuk mendapatkan kehormatan dan kemuliaan di sorga dan di bumi.
Dalam Wahyu 5, melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia dapat menebus
umat manusia. Ia adalah simbol dari domba yang layak untuk mengambil
dan membuka gulungan Kitab (5:9), dan Ia layak untuk menerima hormat
dan kemuliaan sebagai raja (5:12), dan disembah oleh penduduk bumi dan
penghuni sorga (5:13, 14).

Singa dari suku Yehuda dan tunas Daud (ay. 5). Dalam Kejadian
49:9 Jakub memberikan berkat terakhir untuk anak-anaknya, dan suku
Yehuda disebut sebagai singa yang menang. Singa adalah simbol kekuatan,
dan sering seorangPELAJARAN
PENUNTUN pemimpin KITAB
digambarkan
WAHYUsebagai seekor singa (Babel 2016 dan
rajanya). Kitab Wahyu menggunakan istilah “singa dari suku Yehuda” untuk
Yesus sebagai Mesias sebagai gambaran keperkasaan. Gelar “tunas Daud”
adalah klarifikasi dari gambaran Yesus sebagai “singa dari suku Yehuda.”
Daud dari suku Yehuda, dan Mesias itu adalah dari keturuan Daud (Yes.
11:1, 10; bdk. Yer. 23:5, 6; 33:14-16; Zakh. 6:12-13). Istilah “tunas” dipakai
dalam kaitan dengan penggenapan dari perjanjian yang diberikan oleh Allah
kepada raja Daud tentang kekuasaan dan takhtanya (bdk. 2 Sam. 7:12-16).
Itu digenapi melalui keturunannya yang akan datang, dan pada zaman
Yohanes, tunas Daud itu adalah gelar yang diberikan kepada Mesias yang
akan duduk dan bertakhta di atas takhta Daud, yaitu Yesus Kristus (bdk.
Luk. 1:32, 33; Rom. 15:12).
Simbol yang lain dalam penglihatan ini adalah sebagai berikut: tujuh
tanduk (5:6) adalah simbol kesempurnaan dari kuasa kemenangan (Ul.
33:17; 1 Raja 22:11; Zak. 1:18-20). Tujuh mata adalah Simbol
kesempurnaan pengetahuan (Am. 15:3) Mengapa hanya Anak Domba yang
dapat membuka gulungan Kitab (5:3, 4)? Alasannya adalah sebagai berikut.
Pertama, Yesus adalah Allah pencipta dan Dia memiliki kuasa untuk
menciptakan (Yoh. 1:1-3; Maz. 33:6, 9). Kedua, Dia menjelma menjadi
manusia dan tinggal di antara kita (Yoh. 1:14; Ibr. 2:9-12) datang untuk

B. Abin Page 70
merasakan apa yang dirasakan manusia. Ketiga, Yesus tidak pernah berbuat
dosa (1 Pet. 2:21-23; Ibr. 4:15). Keempat, kuasa-Nya yang menyelamatkan
melalui korban darah-Nya (Wah. 5:9; 1 Pet. 2:24; Yes. 53:5). Kelima, Ia
memperoleh kemenangan atas kematian (Ibr. 2:14, 15; Wah. 1:17, 18).
Keenam, Yesus itu Juruselamat, Penebus manusia dan berkuasa sebagai
seorang raja di dunia dan di sorga (Yoh. 3:16).

Pemeteraian dalam Tradisi


Tradisi Roma. Jika seseorang hendak membuat perjanjian atau
berkeinginan membagikan hartanya kepada seseorang (ahli waris) sesudah
kematiannya, dia membutuhkan tujuh meterai (biasanya ditempel pada surat
wasiat) dari tujuh saksi yang dapat dipercaya. Setelah kematiannya, ketujuh
saksi mengidentifikasi meterainya masing-masing. Hanya mereka yang
berhak membuka meterai atau segelnya sehingga mereka dapat membaca isi
surat wasiat yang telah dibuat. Catatan: Setelah membuka segel atau
memecahkan meterai, dan membacakan wasiat, penerima warisan
mengetahui dengan pasti apa yang menjadi bagiannya.

Tradisi Yahudi.
PENUNTUN Sebidang
PELAJARAN tanah yang digadaikan pada anggota
KITAB WAHYU
keluarga atau seseorang, maka pemiliknya berhak menebusnya kembali
2016
setelah sampai tahun Jubilee. Jika seseorang atau pemilik tanah memberikan
uang tebusan, maka tanah tersebut dapat dikembalikan kepadanya kalau dia
sudah membuat pernyataan resmi di hadapan tua-tua Israel untuk
kepemilikan (baca Ruth 3). Pada waktu proses pengambilalihan dibuat, dua
dokumen harus ditulis untuk menjelaskan secara rinci alasan penebusan atas
hak milik dari tanah atau barang tertentu. Contoh, Adam kehilangan
kepemilikan atas bumi karena dosa dan setan mengambilnya dari dia.
Kemudian Kristus, sebagai Penebus, menebusnya kembali untuk manusia
melalui pengorbanan dan darah. Yesus sebagai Penebus kita membelinya
kembali dan diberikan kepada orang-orang kudus.
Jadi, ada dua cara untuk mengerti Wahyu 5. Pertama, isi dari
gulungan kitab adalah warisan untuk orang-orang kudus. Kedua, rencana
Allah yang diberikan kepada orang-orang kudus. Sebelum mewarisi
kekayaan tersebut, orang-orang kudus melewati beberapa tahapan atau
periode waktu tertentu sampai akhir zaman (periode 7 jemaat). Setiap
periode dari sejarah gereja dilambangkan oleh seekor kuda. Jadi, tujuh
meterai melambangkan peristiwa-peristiwa di surga dan di bumi sampai
kedatangan yang kedua kali, dimulai dari zaman Kristus.

B. Abin Page 71
Hubungan: Tujuh Meterai dan Tujuh Jemaat. Panggilan
pertobatan untuk tujuh jemaat (Wah. 2, 3) bertujuan agar umat Allah
menjadi pemenang dalam peperangan iman. Gambaran tentang Yesus
sebagai pemenang yang sudah duduk di takhta Bapa di Sorga (Wah. 4, 5)
adalah jaminan kemenangan umatNya dalam peperangan iman. Penglihatan
tentang tujuh meterai (Wah. 6) adalah gambaran simbolik bagaimana proses
untuk menjadi pemenang itu harus dibuat oleh umat Allah. Wahyu 7 berisi
penglihatan tentang sejumlah orang yang bergabung dengan Yesus di sorga,
mereka itu adalah orang-orang yang telah menjadi pemenang dalam berbagai
perjuangan iman.

Empat Meterai Pertama (6:1-8).


Pendahuluan. Penglihatan tentang takhta dan oknum yang duduk di
atas takha di sorga setelah inkarnasi, kematian, dan kebangkitan Yesus
(Wah. 4, 5) adalah pendahuluan tujuh meterai. Peristiwa pengukuhan Yesus
di takhtaNya adalah peristiwa penting dalam sejarah keselamatan manusia,
karena itu adalah peristiwa inaugurasi atau pengukuhan dari Yesus sebagai
pemenang dan Dia adalah oknum satu-satunya yang dapat mengalahkan
dosa dan setan. Sesudah
PENUNTUN penglihatan
PELAJARAN di sorga ini, penglihatan beralih kepada
KITAB WAHYU 2016
peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi, yakni tentang ketujuh meterai.
Melihat kronologi dari dua peristiwa ini, dapat dikatakan, penglihatan
tentang tujuh meterai didasarkan pada penglihatan tentang pengukuhan
Yesus sebagai raja di sorga (Wahyu 4, 5). Semua yang terjadi di Wahyu 6
adalah hasil dari apa yang terjadi dalam Wahyu 4, 5, yaitu peristiwa-
peristiwa yang terjadi sejak Kedatangan Kristus yang pertama sampai
kedatangan Kristus yang kedua (periode tujuh jemaat). Kedatangan Kristus
yang kedua terjadi dalam kapasitasNya sebagai seorang raja yang berkuasa.
Atas dasar itu, peristiwa dalam Wahyu 6 tidak menggambarkan isi dari tujuh
meterai tetapi konsekuensi dari Kristus membuka tujuh meterai di sorga.
Jadi, peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi dipicu oleh tujuh meterai yang
dibuka oleh Yesus di sorga.19
Penting untuk dicatat, empat meterai yang pertama berfokus pada
empat penunggang kuda. Empat penunggang kuda ini prihatin dengan
keadaan dan tanggapan orang Kristen atas injil yang disampaikan. Kerajaan
sorga mengkhotbahkan tentang Injil keselamatan kepada semua bangsa,
suku, dan bahasa di bumi, tetapi setelah diubahkan oleh injil, mereka
kemudian menolak injil tersebut. Akibat dari penolakan tersebut, hukuman
Allah digambarkan melalui istilah-istilah simbolik seperti, bencana
kelaparan, penyakit sampar, atau pedang. Ini semua disampaikan oleh empat
B. Abin Page 72
penunggang kuda dalam penglihatan Yohanes. Semua bencana ini adalah
pendahuluan dari penghukuman Allah atas umatNya yang tidak setia.
Sekalipun penghukuman memiliki aspek penebusan, tetapi peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam meterai-meterai ini bertujuan untuk
membangkitkan pertobatan umat Allah.

Meterai Pertama: Penuggang kuda putih (6:1, 2). Warna putih


melambangkan kesucian dan dalam Kitab Wahyu, putih selalu merujuk pada
Yesus Kristus dan pengikut-pengikutNya. Penunggang kuda putih adalah
ungkapan simbolik tentang keberhasilan penyebaran Injil yang kekal kepada
dunia, yang dimulai dengan kematian Yesus di atas kayu salib dan
dilanjutkan oleh murid-muridNya pada hari raya Pentakosta. Dalam
menyampaikan injil, Gereja Allah yang suci (putih) maju berperang dan
harus menjadi seorang pemenang seperti Kristus (penunggang kuda putih).
Kristen perdana menghidupkan kesucian dan bergantung pada kuasa injil.
Hasilnya adalah kemenangan menyertai perjuangan mereka ketika mereka
mengkhotbahkan injil Yesus sampai ke seluruh dunia (Kol. 1:5, 23).
Sekalipun “anak panah” dalam PL adalah simbol dari kekuatan musuh
(setan), tetapi itu PELAJARAN
PENUNTUN juga bisa menjadi simbol dari senjata Allah (Yes.
KITAB WAHYU 41:2;
2016
Hab. 3:8, 9; Zak. 9:13). Selain dari pada itu, “mahkota” (Yun: stephanos)
yang dikenakan oleh penunggang kuda merujuk pada Yesus Kristus yang
telah memperoleh kemenangan atas kematian (5:5, 6) dan juga simbol
kemenangan umatNya atas perjuangan iman mereka (12:11). Perlu
diketahui, penunggang kuda putih sama dengan pedang bermata dua. Itu
adalah simbol firman Allah (Bdk Wahyu 19:11-16). Jadi dapat disimpulkan
bahwa penunggang kuda putih adalah simbol pekabaran injil ke seluruh
dunia. Periode dari peristiwa ini terjadi dari zaman ketika Yesus Kristus
hidup dan mati, sampai kepada zaman para rasul (100 AD).

Meterai Kedua: Penunggang kuda merah padam (6:3, 4). Warna


“merah padam” atau “fiery-red” dari kata Yunani puros. Warna ini adalah
simbol dari darah atau penganiayaan. Orang-orang Moab melihat air “merah
seperti darah” (2 Raja 3:22, 23). Nabi Yesaya menggambarkan dosa orang
Israel sebagai “merah seperti kirmizi” (Yes. 1:18). Dalam Wahyu 17
binatang “merah ungu” dikaitkan dengan pelacuran, dan kekuasaannya yang
menganiaya orang-orang kudus, seperti yang digambarkan dalam pernyataan
berikut, “perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah
saksi-saksi Yesus” (17:6). Jadi warna “merah padam” pada meterai yang

B. Abin Page 73
kedua adalah gambaran tentang penganiayaan, penumpahan darah, dan
kehancuran.
Kejahatan dan kehancuran telah memasuki gereja. Warna merah
padam juga melambangkan dosa yang menghancurkan kesucian injil
(penunggang kuda putih). Pernyataan, “mengambil damai sejahtera…dan
saling membunuh” memiliki kaitan yang erat dengan konteks PL. Contoh,
orang Israel di gunung Sinai membunuh saudaranya, sahabatnya, dan
tetangganya (Kel. 32:27-29). Dalam nubuatannya melawan Mesir, Yesaya
mengumumkan bahwa Allah akan mengacaukan Mesir, sehingga mereka
saling membunuh (Yes. 19:2, 3; bdk. Hak. 7:22). Istilah Yunani sphazo
“menyembelih” (Inggris: to slay/ to slaughter) dalam Wahyu 6 bukanlah
istilah yang digunakan untuk kematian dalam medan perang. Secara umum
dalam Kitab Wahyu, penggunaan istilah ini untuk menggambarkan kematian
Yesus (5:6, 9, 12; 13:8) dan orang-orang Kudus karena kesaksian mereka
tentang injil (6:9; 18:24).
Atas dasar itu, Paulus memberikan amaran bahwa srigala dan ajaran
palsu telah masuk ke dalam Jemaat (Kis. 20:29, 30). Kemudian Petrus
memberikan amaran akan munculnya nabi dan guru palsu yang menyangkal
YesusPENUNTUN
dalam jemaat (2 Pet. KITAB
PELAJARAN 2:1-3).WAHYU
Hal itu dikuatkan oleh fakta2016
bahwa
Gereja menjadi penyembah berhala, dan mulai mempercayai ketakhyulan
dalam gereja. Dalam sejarah, hal itu dibuktikan dengan dikeluarkannya
dekrit oleh Kaisar Konstantin untuk penyucian hari Minggu untuk
menggantikan hari Sabat. Penyucian hari Minggu adalah ajaran palsu yang
bertentangan dengan ajaran Alkitab. Ciri dominan dari periode ini adalah
kekristenan yang nominal (baca: hanya nama) atau kekristenan yang
mementingkan aspek luar dari gereja.
Jadi penunggang kuda merah padam adalah simbol dari keadaan
sebagai akibat dari penolakkan terhadap injil. Itu berarti, ketika pekabaran
injil disampaikan (meterai pertama) dan injil itu diterima, kemudian terjadi
penganiayaan karena penerimaan injil tersebut. Yesus menggambarkan
situasi ini “membenci satu dengan yang lain” (Mat. 24:10). Akibatnya
banyak orang setia yang menjadi martir (mati sahid) karena firman Allah
dan karena kesaksian Yesus, dan mereka inilah yang meminta intervensi
Allah (6:9,10). Periode ini berlangsung dari 100 AD sampai tahun 323 AD.

Meterai Ketiga: Penunggang kuda hitam (6:5, 6). Warna “hitam”


berhubungan dengan kegelapan. Dalam Wah. 6:12 pernyataan “matahari
menjadi hitam” adalah simbol tidak adanya atau hilangnya pengaruh
pekabaran injil (bdk. Mat. 4:16; Luk. 1:79; Yoh. 1:5; 3:19; Kis. 26:18; Kol.
B. Abin Page 74
1:13; 1 Yoh. 1:5). Istilah yang lain digunakan dalam penglihatan ini adalah
“timbangan.” Timbangan adalah simbol dari bencana “kelaparan.” Dalam
PL Tuhan mengamarkan Israel “Jika Aku memusnahkan persediaan
makananmu…Mereka akan mengambil rotimu menurut timbangan tertentu”
(Im. 26:26; bdk. Yeh. 4:16). Fakta ini dapat membantu untuk mengerti
pernyataan “secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar” (6:6).
Istilah Yunani choinix (Indo: dinar) adalah uang koin perak Roma yang
nilainya sama dengan upah sehari untuk pekerja kasar. 20 Menurut Robert L.
Thomas, upah sedinar sehari hanya terjadi pada musim lapar.21 Harga jelai
gandum lebih murah dari tepung gandum, dan hanya itu yang dapat
dijangkau oleh orang miskin. Pada musim lapar, secupak jelai gandum
seharga satu dinar adalah jumlah yang cukup untuk memberi makan
keluarga kecil yang miskin. Pada waktu situasi ekonomi normal, satu dinar
dapat membeli 12 sampai 15 kali jumlah gandum yakni, 24 cupak gandum.
Jadi, penunggang kuda hitam adalah gambaran simbolik untuk
menjelaskan kelaparan rohani. Orang lapar akan firman Allah lebih besar
dari pada kerinduan untuk memiliki makanan fisik. Penunggang kuda putih
(meterai pertama) melambangkan pekabaran injil (firman Allah) sedangkan
penunggang kudaPELAJARAN
PENUNTUN hitam (meterai
KITABketiga)
WAHYUmelambangkan kelaparan akan
2016
injil (bdk. Mat. 13:3-30; Luk. 8:11). Firman Allah adalah roti hidup (Mat.
4:4) dan Yesus itu adalah roti hidup (Yoh. 6:35-38). Gambaran tentang
kelaparan rohani ini tidak berakibat fatal karena teks mengatakan “minyak
dan anggur” tidak kekurangan. Minyak simbol dari roh kudus, dan anggur
adalah simbol keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Ini berarti roh
kudus masih bekerja pada situasi yang dialami oleh orang Kristen pada
periode ini.
Sejarah menunjukkan, kemurtadan gereja terjadi ketika kekuasaan
Gereja dan negara bersatu. Para pemimpin berusaha untuk menyatukan
kekuasaan Gereja dan Negara. Keimamatan manusia diperkenalkan untuk
menggantikan keimamatan Kristus. Para Imam dibeli dan dibayar dengan
uang supaya dapat menjalankan upacara liturgi seperti upacara penyerahan
bayi, baptisan, pernikahan, kematian dan sebagainya. Pada zaman ini para
imam membayar sejumlah uang untuk menjadi uskup atau pemimpin gereja.
Yesus mengatakan kepada malaikat “Jangan merusakkan minyak dan
anggur.” Perkataan ini adalah gambaran ketika kesucian jemaat Tuhan
ternoda oleh praktek sekular dalam Gereja, tetapi kuasa roh Allah masih
bekerja bagi umatNya yang setia. Periode ini berlangsung dari 323 AD
sampai 538 AD.

B. Abin Page 75
Meterai keempat: Penunggang kuda hijau-kuning (6:7, 8). Warna
“hijau kuning” dalam bahasa Yunani chloros, digunakan untuk tumbuh-
tumbuhan hijau (Mar. 6:39; Wah. 8:7; 9:4). Istilah ini juga digunakan pada
zaman Yohanes untuk menggambarkan keadaan fisik seseorang yang sakit
dalam keadaan sekarat. Gabungan dari dua warna ini, juga dapat
menggambarkan warna orang mati, itu berarti melambangkan kematian. Hal
ini didukung oleh dua istilah yang dipakai berikutnya, yaitu death (mati) dan
hades (maut). Istilah mati harus dimengerti dalam kaitan dengan maut,
karena dalam bahasa Yunani, hades adalah gambaran mengenai tempat
sebagai akibat dari kematian.22 Dalam kitab Wahyu, hades selain merujuk
pada tempat di mana semua orang mati akan pergi, juga merujuk pada kuasa
setan atas kematian.23 Menurut Wah. 20:14, kematian kedua adalah akhir
dari death dan hades.
Gambaran simbolik di atas menegaskan konsekuensi fatal dari
penolakan atas injil. Kematian adalah konsekuensi alamiah dari kelaparan
(materai ketiga). Kuasa dari hades dan death adalah kuasa yang sementara.
Alkitab menegaskan bahwa kematian (death) adalah akibat dari dosa tetapi
kematian itu bukanPELAJARAN
PENUNTUN akhir dari segalanya.
KITAB WAHYUWaktunya akan datang kuasa death
2016
dan hades itu akan berakhir setelah kematian kedua (Wah. 20:14). Tetapi
gambaran simbolik dari meterai keempat ini menjelaskan situasi yang sangat
serius. Karena meterai keempat ini adalah akumulasi dari intensitas aktivitas
dari tiga materai pertama, yaitu menggambarkan konsekuensi dari dosa, dan
pada saat yang sama Tuhan memberikan harapan bagi mereka yang setia,
karena Yesus mengontrol semua apa yang terjadi. Ini berarti pekabaran dari
meterai keempat bertujuan untuk membangunkan umat Tuhan dan
membangkitkan pertobatan mereka.
Sejarah menunjukkan, Gereja di bawah kepemimpinan Gereja Am
secara rohani sudah mati. Para pemimpin dan orang Kristen yang
mengembalikan kekristenan ke jalan yang benar dan menurut Alkitab,
dibunuh oleh pemimpin Gereja Am, yang didukung oleh kekuasaan politik
negara (contoh martir yang dibunuh: Jerome, John Hus, John Wiclife).
Periode ini Gereja Am berusaha keras untuk menjauhkan Alkitab dari
kehidupan orang Kristen, dan Gereja memperkenalkan ajaran palsu. Selain
itu, perjamuan kudus yang diajarkan oleh Tuhan digantikan oleh misa
(perayaan ekaristi). Dalam perayaan ekaristi para imam mengaku dapat
mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, yang dikenal
dengan sebutan transubstansiasi. Orang yang menolak semua ajaran gereja

B. Abin Page 76
di-inkuisisi (hukuman kepada mereka yang melawan ajaran gereja). Pada
abad pertengahan ini hukuman gantung, dilemparkan ke gua singa, dibakar
hidup-hidup, ditenggelamkan dalam air, atau dibunuh dengan pedang adalah
cara-cara Gereja Am menghukum orang yang mengajarkan kebenaran
Alkitab dan melawan ajaran gereja selama abad kegelapan. Jaman inilah
yang dikenal sebagai jaman kegelapan, yang berlangsung dari 538 AD
sampai 1517 A.D. Kekejaman di atas kurang lebih berlangsung selama 1260
tahun (penggenapan nubuatan satu masa, dua masa, dan setengah masa).

Sintesis. Empat penunggang kuda yang pertama menggambarkan


kemenangan injil yang diberitakan di seluruh dunia dan juga disertai dengan
informasi tentang akibat fatal dari penolakan terhadap injil yang diberitakan.
Penunggang kuda putih (meterai pertama) adalah gambaran pekabaran injil
ke seluruh dunia oleh orang-orang yang setia (zaman rasul-rasul). Di mana
saja injil dikabarkan ada yang menerima dan ada yang menolak. Penunggang
kuda merah padam (meterai kedua) adalah gambaran untuk mereka yang
menolak dan melawanan pekabaran injil. Hal ini akan menghasilkan
kelaparan rohani. Penunggang kuda hitam (meterai ketiga) adalah gambaran
tentang lapar danPELAJARAN
PENUNTUN haus akan KITAB
firmanWAHYU
Allah, sebagai akibat dari situasi
2016ini
adalah kematian karena penganiayaan (metarai keempat). Semua peristiwa
ini menunjukkan bahwa penolakkan dan perlawanan terhadap injil akan
menghasilkan, kelaparan, penyakit sampar, dan kematian. Pekabaran dari
empat meterai pertama, adalah kesempatan untuk bertobat dan menerima
injil sebagai penuntun kehidupan dan keselamatan (Wah. 14:6-12; 18:1-4;
Ibr. 3:15).

Tiga Meterai Terakhir (Tanpa Kuda)


Meterai Kelima: Jiwa-jiwa yang bermohon kepada Allah (6:9-11).
Gambaran tentang tiga materai terakhir berbeda dengan gambaran empat
meterai pertama. Tiga meterai terakhir tidak ada kuda dan penunggang.
Wahyu 6:1-8 (empat metarai pertama) menggambarkan konskuensi yang
dialami oleh umat Allah ketika mereka tidak setia kepada injil Yesus
Kristus. Meterai kelima berisi seruan dari “jiwa-jiwa yang telah dibunuh
oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian Yesus.” Seruan mereka
itu ditujukan kepada Allah untuk membalas kejahatan orang jahat karena
kekejian, kejahatan, dan penumpahan darah yang mereka telah lakukan
terhadap orang yang setia (6:9-11). Meterai keenam berisi hukuman Allah
atas penganiaya dan musuh kebenaran dan umat Allah, disertai dengan
gambaran orang-orang yang diselamatkan oleh Allah (6:12-7:17). Hukuman
B. Abin Page 77
itu diungkapkan melalui bencana-bencana alam yang terjadi. Peristiwa ini
direalisasikan secara intensif melalui pekabaran tujuh sangkakala (meterai
ketujuh).
Istilah “mezbah” dalam pernyataan “…mezbah jiwa-jiwa mereka
yang telah dibunuh oleh karena firman Allah, dan oleh karena kesaksian
yang mereka miliki” (6:9) berkaitan dengan perlengkapan upacara Kaabah
dalam PL. Ada dua jenis mezbah, yaitu mezbah ukupan (terletak di bilik
yang suci) dan mezbah kurban bakaran (terletak di pelataran kaabah).
Mezbah kurban bakaran yang terletak di pelataran kaabah adalah tempat
binatang-binatang kurban disembelih, dibakar, dan dipersembahkan (baca
Im. 4:7, 18, 25, 30-34; 8:15; 9:9). Karena mezbah kurban bakaran ini tidak
terletak di dalam Kaabah, itu berarti fungsi dari mezbah ini adalah gambaran
simbolik tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi, bukan di sorga.
Inilah yang disimbolkan oleh meterai yang kedua. Dalam tradisi Yahudi,
gambaran meterai kelima adalah simbol dari jiwa-jiwa orang benar yang
berada di takhta kemuliaan Allah.24 Alasannya, dalam Wah. 16, darah orang
kudus dan para nabi ditumpahkan di bawah altar/ mezbah (16:6, 7). Darah
para martir yang membela kebenaran seperti sebuah persembahan yang
harumPENUNTUN
bagi Allah.PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Permohonan mereka adalah “membalas darah kami kepada mereka
yang diam di bumi.” Istilah Inggris avenge (“membalas kejahatan”) dari
bahasa Yunani ekdiko adalah istilah yang dihubungkan dengan tindakan
formal yang dilakukan berdasarkan hukum. Itu berarti istilah ini tidak
dikaitkan dengan tindakan pembalasan dendam, tetapi permohonan meminta
keadilan dari semua orang yang menderita karena kebenaran injil. Contoh
seperti itu dicatat dalam Luk. 18:3 ketika para janda bermohon meminta
keadilan, diterjmahkan dari NIV “berikanlah saya keadilan melawan musuh-
mush saya.” Dia meminta perlindungan hukum, seperti yang juga dijelaskan
dalam Wah. 19:2, Allah membalas darah orang suci dengan menghukum
Babel.
Doa dan permohonan mereka didengar oleh Allah. Pertama, “mereka
diberikan jubah putih.” Secara gramatikal, bentuk pasif dalam kalimat ini
menegaskan bahwa pemilik jubah putih itu adalah Allah. Jubah putih itu
adalah simbol dari kemenangan, kesetiaan kepada Kristus dan firmanNya.
Kemudian Yohanes melihat jumlah mereka yang memakai jubah putih
tersebut adalah 144.000 orang dan mereka berada di hadapan takhta Allah
(7:9). Mereka adalah orang yang keluardah dari kesukaran besar dan jubah
mereka telah dibersihkan oleh darah Kristus (7:13, 14). Kedua, “mereka

B. Abin Page 78
beristirahat sedikit waktu lagi” (kematian=istirahat) karena mereka setia
kepada injil. Mereka yang menolak injil tidak bisa beristirahat, karena “siang
malam mereka tidak henti-hentinya disiksa” (14:11) sampai kedatangan
Kristus. Demikian juga, para martir tidak hidup sampai kedatangan Kristus
yang kedua. Kedatangan Kristus yang kedua membangkitkan orang-orang
yang setia kepada Injil. Yohanes kemudian melihat orang-orang setia ini
dalam Wah. 19:2, ketika mereka berada di hadapan Allah, mereka
bersukacita sambil bernyanyi karena Babel telah dihukum (bdk. 20:4).
Penglihatan meterai kelima ini beralih dari aktivitas-aktivitas gereja
(meterai 1-4) kepada gambaran orang setia yang sudah mati (meterai 5).
Jiwa-jiwa mereka yang sudah mati dibunuh oleh karena firman, berbicara
kepada Allah (bdk. Kej. 4:10) dan meminta Allah untuk membalas kejahatan
orang jahat. Jawaban Tuhan menegaskan bahwa Allah memperhatikan
orang-orang kudus yang menderita dan mati karena kekejaman Gereja.
Mereka dibunuh oleh karena Kristus, seperti Anak Domba yang dibawa ke
tempat pembantian. Jadi, meterai kelima menegaskan bahwa mereka berhak
menerima jubah putih dan mereka menunggu untuk sedikit waktu lagi dalam
penderitaan yang terakhir, dan memperoleh keselamatan. Dalam sejarah,
jawaban terhadapPELAJARAN
PENUNTUN seruan mereka yang menderita menjadi cikal-bakal
KITAB WAHYU 2016
bangkitnya semangat reformasi Protestan, yakni dari 1517 sampai 1755 AD.
Reformasi ditandai dengan diajarakannya kebenaran Alkitab dan injil
diberitakan kepada orang yang setia dan percaya.

Meterai Keenam: Peristiwa-Peristiwa Alam (6:12-17). Penglihatan


ini tidak berfokus pada peristiwa-peristiwa di dalam Gereja (jemaat) tetapi
fokus pada aktivitas dan tanda-tanda yang terjadi di alam semesta, baik yang
terjadi di langit maupun di bumi, yaitu “gempa bumi dahsyat dan matahari
menjadi hitam dan bulan menjadi merah” (6:12), “menyusutlah langit dan
bergeserlah gunung dan pulau-pulau” (6:13). Ini sama dengan tanda-tanda
kedatangan Kristus yang kedua (baca Mat. 24). Gempa bumi dalam PL
adalah fenomena alam yang terjadi kalau Tuhan datang di tengah Israel
untuk penghukuman (baca Yeh. 38:19, 20; Yoel 2:10; Am. 8:8). 25 Jadi,
gempa bumi pada meterai yang keenam sesungguhnya terjadi sebelum
peristiwa dalam Wah. 16:18 terjadi, yakni kutuk yang ketujuh ditimpahkan
atas Babel yang mengakibatkan kehancuran.26
Selain dari pada itu, fenomena alam yang lain adalah “matahari
menjadi hitam dan bulan menjadi merah” (6:12). Latar belakang PL dari
peristiwa ini dapat dibaca dalam Yoel 2:31; 3:15; Yes. 50:3. Penggenapan
sejarah dari peristiwa ini adalah jatuhnya meteor pada 13 November, 1833.
B. Abin Page 79
Selain dari fenomena di atas, teks juga menyebutkan, “menyusutlah langit
dan bergeserlah gunung dan pulau-pulau” (6:13). Kedua hal ini dimengerti
dari konteks PL yaitu Yes. 34:4; Yer. 4:24. Semua fenomena ini adalah
gambaran simbolik (dengan adanya penggunaan kata as atau like; Yun: hos)
tentang peristiwa yang mendahului hari Tuhan. Hari Tuhan adalah hari di
mana Ia mengunjungi bumi ini sebagai akibat dari ketidaksetiaan manusia.
Ia datang ke bumi untuk menghukum orang-orang jahat pada satu sisi, dan
pada sisi yang lain, Ia datang untuk menebus serta membebaskan orang-
orang yang setia kepadaNya. Hari Tuhan itu bagi orang jahat adalah hari
yang menakutkan (baca ayat 15-17), tetapi hari sukacita bagi mereka yang
setia, karena hari itu adalah jawaban Tuhan atas permohonan orang-orang
kudus pada meterai kelima.

Meterai Ketujuh: Sunyi senyap di Sorga - 30 menit (8:1).


Kesunyian di surga “selama setengah jam” (30 menit) berfokus pada
peristiwa di sorga bukan di bumi. Hal itu terjadi ketika Allah meninggalkan
takhtaNya di sorga. Banyak interpretasi telah dibuat untuk menjelaskan arti
dari pernyataan “sunyi senyap di sorga.”27 Tetapi konsep “sunyi senyap”
pertama-tama
PENUNTUN harus melihat penggunaannya
PELAJARAN KITAB WAHYUdalam PL. Dalam nubuatan nabi
2016
Habakuk (2:20), Zefanya (1:7), dan Zakharia (2:13), penduduk bumi
diperintahkan untuk tetap diam ketika penghukuman dari Allah datang atas
bait suci. Tuhan mempersiapkan diri untuk meninggalkan takhtanya dan
mengunjungi bumi untuk menghukum orang jahat dan menyelamatkan
orang setia. Terkait dengan itu, Richard Bauckham mengatakan bahwa sunyi
senyap di sorga terjadi supaya doa-doa orang kudus dapat didengar dan
dijawab oleh Tuhan melalui penghukuman terhadap orang jahat. 28 Di sini
konsep “sunyi senyap” berhubungan dengan dua teologi utama yakni
penghukuman Allah dan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Dalam konteks tujuh meterai, “sunyi senyap” berfungsi seperti
keadaan “kesunyian” setelah keributan enam meterai pertama, dan
mempersiapkan diri bagi kedatangan Tuhan. Para penunggang kuda telah
selesai menjalankan tugas mereka dan pemeteraian umat Allah yang setia
juga telah selesai, masa kesukaran besar telah berakhir, dan kedatangn Yesus
Kristus akan terjadi, doa-doa orang setia telah didengar oleh Allah, dan ada
sunyi senyap di sorga untuk menantikan penghukuman yang terakhir dari
Allah terhadap para pemberontak melalui tujuh kutuk yang terakhir. Jadi
sunyi senyap di sorga adalah petunjuk bahwa penghukuman terakhir akan
segera dibuat oleh Allah.

B. Abin Page 80
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah berapa lama itu setengah jam
dalam nubuatan. Berdasarkan Bil. 14:34 dan Yeh. 4:6, bahwa 1 hari sama
dengan 1 tahun dalam nubuatan, atau 24 jam sama dengan 1 tahun. Itu
berarti, 12 jam sama dengan 1/2 tahun atau 6 bulan, dan 2 jam sama dengan
1 bulan; lalu 1 jam sama dengan 1/2 bulan; dan ½ jam sama dengan 7
setengah hari. Jadi, kesunyian setengah jam atau satu minggu adalah waktu
bagi Kristus dan malaikat-malaikatNya keluar dari sorga untuk
mengumpulkan orang-orang kudus dan datang ke bumi. Ini yang membuat
sorga sunyi senyap (Kitab Wahyu adalah Kitab ribut, kecuali dalam ayat
ini).

Pemeteraian Orang Kudus


(Wahyu 7:1-17)

Pendahuluan. Ayat terkahir dari Wahyu 6 diakhiri dengan sebuah


pertanyaan: “siapakah yang dapat bertahan?” (6:17). Wahyu 7:1-17
menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan ciri-ciri dari orang yang
dapat bertahan dan yang dimeteraikan. Wahyu 7 juga berfungsi untuk
memberikan penjelasan
PENUNTUN mengapa
PELAJARAN terjadi
KITAB WAHYUpenundaan antara jatuhnya bintang-
2016
bintang dan kedatangan Yesus yang kedua. Dari segi struktur dan kronologi,
penglihatan tentang pemeteraian dalam Wahyu 7 terjadi antara meterai
keenam dan meterai ketujuh. Kesimpulan dari meterai keeenam menuntun
pembaca pada peristiwa terakhir sejarah dunia ini, yakni kedatangan Kristus
yang kedua. Sementara penghukuman orang jahat sedang terjadi (meterai
keenam), para pemberontak menjadi panik dan menghindar dari bencana
sambil berkata “siapakah yang dapat bertahan”? (6:17). Wahyu 7 menjawab
pertanyaan tersebut, yaitu mereka yang dapat berdiri pada hari besar Tuhan,
mereka itu berjumlah 144.000 (7:4) atau nama lain dari mereka ini adalah
“sejumlah besar orang” (7:9). Mereka inilah yang akan dimeteraikan oleh
Allah dan yang dapat bertahan.
Wahyu 7 terbagi atas dua bagian: pertama berfokus pada peristiwa-
peristiwa akhir zaman dan pemeteraian kumpulan orang banyak yakni
144.000 (Wah. 7: 1-8). Kedua, berfokus pada sejumlah besar orang yang ada
di hadapan takhta Allah setelah melewati masa kesukaran besar (7:9-17).

Pemeteraian orang kudus: 144.000 (7:1-8). Teks mengatakan


“janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami
memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka” (7:3).
Fenomena ini sama dengan yang dicatat dalam Yehezkiel 19, yang
B. Abin Page 81
menggambarkan kejatuhan Yerusalem sebelum orang Israel ditawan di
Babel dalam bahasa simbolik. Yehezkiel melihat dalam penglihatan seorang
malaikat diperintahkan untuk pergi ke seluruh kota supaya memberikan
tanda atau meterai pada dahi mereka yang setia, sebelum pembunuhan
terhadap pemberontak di Yerusalem dimulai. Mereka yang sudah dimeterai
tidak akan disentuh oleh malaikat eksekutor. Jadi dalam konteks ini, meterai
pada dahi mereka adalah pembeda antara orang setia dan orang jahat (Yeh.
19:1-11).
Ide pemeterain pada zaman itu dihubungkan dengan kepemilikan atau
ratifikasi (pengesahan). Ketika sesuatu atau dokumen dimeterai, itu
mengisyaratkan sesuatu itu telah menjadi milik seseorang dan pemeteraian
dalam hal ini menegaskan bahwa dokumen itu telah diratifikasi dan isinya
harus dilindungi. Dalam PB pemeterain umat Allah bertujuan untuk
mengidentifikasi umat Allah yang setia (5:1). Pemeteraian itu terjadi ketika
seseorang datang kepada Yesus. Dimeteraikan oleh Roh Kudus adalah tanda
bahwa seseorang setia pada Allah, sekaligus menegaskan bahwa ia adalah
milik Allah. Pemeteraian itu menjadi jaminan keselamatan (Ef. 1:13, 14;
bdk. 2 Kor. 1:21, 22), karena melalui pemeteraian Allah mengenal mereka (2
Tim. PENUNTUN
2:19; Ef. 4:30). Jadi orang
PELAJARAN yang
KITAB setia di Kitab Wahyu adalah2016
WAHYU orang
yang dimeterai (9:4; 14:1; 22:4) karena mereka milik Allah. Meterai Allah
berisi nama Allah yang tertulis pada dahi mereka (14:1; 22:4). Aspek
perlindungan dari pemeteraian adalah makna yang lain dari pemeteraian
dalam menghadapi berbagai peristiwa di akhir sejarah dunia ini.
Pemeteraian akhir jaman sebagai tanda perlindungan, sama dengan
makna dari darah anak domba yang dioleskan pada jenjang pintu di Mesir.
Itu adalah tanda perlindungan untuk orang Israel dari pembunuhan yang
dilakukan oleh malaikat maut pada malam Paskah sebelum Israel keluar dari
Mesir (Kel. 12:21-23). Setelah umat Allah dimeterai di akhir zaman, mereka
berada di bawah perlindungan khusus dari Roh Kudus ketika menghadapi
tujuh kutuk yang terakhir. Inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia
berkata, “Karena engkau menuruti firmanKu, untuk tekun menantikan Aku,
maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan
datang atas seluruh dunia” (3:10). Di sini umat Allah dimeteraikan bukan
supaya tidak mengalami kesukaran besar, tetapi untuk diselamatkan oleh
Allah dalam menghadapi kesukaran dan pencobaan. Mereka yang menolak
dan melawan Allah dan firmanNya menerima tanda binatang, ini
menegaskan bahwa ia berada di bawah kekuasaan binatang atau kekuasaan

B. Abin Page 82
setan (13:16, 17; 14:9; 16:2; 19:20; 20:4). Kalau meterai Allah berisi nama
Allah, maka tanda binatang berisi nama binatang pada dahi mereka (13:7).
Jumlah mereka yang dimeterai adalah 144.000 orang (7:4-8). Jumlah
ini berasal dari 12x12x1000. Bilangan 12 dalam PL adalah jumlah suku di
Israel dan dalam PB bilangan itu adalah jumlah dari murid Yesus, di mana
menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Kristen. Di Yerusalem baru, 12 pintu
gerbang diberi nama berdasarkan nama-nama suku Israel dan 12 fondasinya
diberi nama berdasarkan nama 12 murid Yesus. Jadi 144 (12x12) adalah
representasi dari umat Allah dari PL dan PB, yang menekankan totalitas dari
Israel yang berasal dari segala jaman. Sedangkan angka 1000 dalam PL
adalah sub-divisi atau unit militer yang terdiri dari 1000 prajurit. Bangsa
Israel, secara administrasi disusun berdasarkan unit suku, tetapi pada waktu
perang, prajurit-prajurit disusun berdasarkan kelompok sub-unit yang
berjumlah 1000 prajurit per unit (baca Bil. 31:5; Yos. 22:14, 21; 1 Sam.
10:19; 23:23; Mic. 5:2). Jadi 144.000 membentuk 144 unit militer, 12
prjaurit dari 12 suku, dan setiap unit terdiri dari 1000 prajurit. Yohanes
menggunakan gambaran simbolik (militer) untuk gereja Allah yang
menghadapi peperangan di dunia, atas dasar itu mereka dapat disebut gereja
militan. Mereka yang
PENUNTUN tergabung
PELAJARAN KITABdiWAHYU
dalam kebenaran adalah orang-orang
2016
yang telah melewati kesukaran besar (peperangan besar). Atas dasar itu,
orang-orang yang dimeterai dalam Wahyu 7, dalam istilah militer, adalah
orang yang telah memperoleh kemenangan atas peperangan besar atau
pertentangan besar.
Terkait dengan hal tersebut di atas, 12 suku dalam Wahyu 7 berbeda
dengan yang didaftar dalam PL (Kej. 49, Bil. 1:5-15; Yeh. 48). Pertama,
suku Yehuda berada di daftar urutan pertama bukan suku Ruben sebagai
anak sulung. Hal ini dapat dimengerti karena Anak Domba, yaitu Mesias
berasal dari suku Yehuda (5:5, 6). Perbedaan kedua, suku Dan dan suku
Efraim dihilangkan dari daftar, dan suku Lewi dan Yosep dimasukan dalam
daftar. Fakta menunjukkan, Yosep adalah anak yang lebih dikasihi oleh
Yakub dan menerima warisan ganda, yaitu untuk Manaseh dan Efraim
menjadi kepala dari suku. Dengan cara ini, Israel sesungguhnya memiliki 13
suku, bukan 12 suku. Karena suku Lewi, menyandang keimamatan, tidak
pernah menerima warisan seperti suku-suku yang lain.
Suku Dan dan suku Efraim di PL digambarkan sebagai suku yang
murtad. Terkait dengan suku Dan, dalam berkatnya, Yakub menyebut suku
Dan “seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai” (Kel.49:17). Ketika
Israel terbagi dalam dua kerajaan, suku Dan menjadi pusat penyembahan

B. Abin Page 83
berhala (1 Raja 12:29-30; 2 Raja 10:29; bdk. Yer. 8:16). Demikian juga
dengan suku Efraim, ia menjadi simbol dari kemurtadan dan penyembahan
berhala di Israel (Hos. 4:17; 8:9-11; 21:1). Pemazmur menggambarkan
Efraim sebagai “pemanah-pemanah yang bersenjata lengkap; berbalik pada
hari pertempuran; mereka tidak berpegang pada perjanjian Allah dan enggan
hidup menurut TauratNya” (Maz. 78:9, 10). Atas dasar itu, Yesus melalui
Yohanes menghilangkan suku Dan dan Efraim dari daftar suku, dan
memasukan suku Lewi, yang tidak dihitung di antara 12 suku di PL. Jadi,
dari sini dapat dipahami bahwa Israel dalam Wah. 7 tidak dalam arti literal
tetapi simbolik, karena Gereja Kristen adalah juga dapat disebut Israel. Suku
Efraim dan Dan tidak dimasukkan dalam daftar adalah gambaran simbolik
dari orang yang tidak setia dan tidak diselamatkan oleh Allah.
Sejumlah besar orang kudus (7:9-17). Kelompok ini seperti berbeda
dengan kelompok yang pertama. Kelompok yang pertama disebut 144.000
(7:4) sedangkan kelompok yang kedua terdiri dari sejumlah besar orang
(7:9) yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Kelompok ini berasal dari
“segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” dan mereka “memakai jubah
putih dan memegang daun palem” (7:9). Menurut teknik literal dalam
penglihatan, Yohanes
PENUNTUN terlebihKITAB
PELAJARAN dahulu mendengar kemudian ia melihat.
WAHYU 2016Di
sini apa yang didengar dan dilihat oleh Yohanes adalah hal yang sama.
Dengan kata lain, apa yang dilihat oleh Yohanes sesungguhnya adalah
penjelasan dari apa yang didengarnya. Sebagai contoh, dalam Wahyu 5,
Yohanes mendengar bahwa singa dari suku Yehuda telah menang, tetapi
ketika Yohanes berbalik untuk melihat, ia melihat domba yang telah
disembelih (5:5, 6; bdk. 1:12, 13; 17:1-5). Pada penglihatan yang terakhir,
Yohanes juga dituntun oleh Allah untuk melihat “pengantin perempuan,
mempelai domba” tetapi apa yang dilihat adalah “Kota yang kudus,
Yerusalem” (21:9-12).
Teknik ini sangat penting untuk mengerti hubungan antara “144.000”
dan “sejumlah besar orang” dalam Wahyu 7. Yohanes mendengar jumlah
disebutkan adalah 144.000 dan mereka dimeteraikan oleh Allah di bumi.
Tetapi dalam Wah. 7:9-14 apa yang dilihat oleh Yohanes adalah kelompok
yang sama, yaitu sejumlah besar orang yang tidak dapat dihitung jumlahnya.
Jadi dapat disimpulkan, 144.000 adalah kelompok yang sama dengan
“sejumlah besar orang.” Mereka adalah orang-orang percaya yang setia,
yang keluar dari kesusahan yang besar dan memiliki sifat yang sama. Teks
mengatakan “mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang
besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di

B. Abin Page 84
dalam darah Anak Domba (7:14). Yohanes mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan, yaitu 144.000 dari suku-suku Israel. Pada ayat 4, Yohanes
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan, yaitu 144.000 tetapi Yohanes
tidak melihat 144000 pada penglihatan ini, dia hanya mendengar jumlah
mereka.

Aplikasi. Meterai Allah adalah nama Allah yang dituliskan pada dahi
dan membentuk karakter umatNya (Mat. 1:21, 23). Ciri positif dari meterai
Allah dapat dilihat pada peristiwa atau nama seseorang atau jemaat. Contoh,
nama Smirna berarti “sweet smelling.” Jika nama adalah gambaran karakter
seseorang, maka nama Allah adalah gambaran dari karakter Allah. Karakter
Allah dalam diri seseorang akan menyanggupkan seseorang untuk bertahan
dalam kebenaran dari berbagai pencobaan. Tetapi jika ada orang yang hidup
tanpa karakter Allah, mereka tidak dapat bertahan dalam cobaan yang akan
datang.
Karakter Allah dalam diri manusia dinyatakan melalui penurutan
sepuluh Hukum (Yer. 31:33; Ibr. 8:10), karena sepuluh hukum (Kel. 20:1-
17) adalah ungkapan dari karakter dan kehendak Allah. Jadi, penurutan
terhadap sepuluh PELAJARAN
PENUNTUN hukum penting untuk
KITAB WAHYUmendeteksi apakah karakter Allah
2016
tertulis dalam hati seseorang atau tidak. Bagi Allah, pelanggaran terhadap
hukum adalah dosa dan dosa itu secara sederhana dimengerti sebagai
tindakan menjauhkan diri dari Allah. Hari Sabat adalah hari ketujuh
merupakan salah satu dari 10 hukum Allah yang perlu ditaati (bdk. Kel.
31:13; Yeh. 20:12, 19, 20) karena hukum Sabat menyingkapkan nama, gelar,
wilayah kekuasaan dari Allah.
Orang-orang yang setia dan mengalami berbagai pencobaan di dunia
layak untuk dimeterai oleh Allah. Menjadi bagian satu gereja atau anggota
dari satu gereja tidak merupakan syarat untuk dimeterai oleh Allah.
Penghukuman Allah dimulai dari mereka yang ada di dalam gereja yakni
mereka yang tidak memiliki meterai Allah pada dahi mereka (E. G. White,
EW, 71). Mereka tidak dapat mengalahkan setiap pencobaan dan mereka
tidak dapat mengalahkan setiap kesombongan. Mereka tidak dapat
mangalahkan kecendrungan cinta akan dunia dan tidak dapat mengalahkan
setiap kata-kata dan tindakan yang salah. Roh Kudus pada akhirnya
meninggalkan mereka dalam kegelapan untuk dibinasakan (Yeh. 9:9).
Sebagai akibatnya bumi penuh dengan darah orang jahat, ketidakadilan.

Ringkasan

B. Abin Page 85
Jawaban terhadap pertanyaan pada akhir Wah. 6, “Siapakah yang
bertahan pada kedatangan Kristus kedua?” Jawabannya dapat dicatat dalam
Wah. 7, yaitu apa yang dilihat dan didengar oleh Yohanes dalam
penglihatannya, seperti berikut:

1. 7:1-3 –Yohanes melihat 4 malaikat yang memegang mata angin dan


seorang malaikat yang membawa meterai Allah yang hidup.
2. 7:4-8 –Yohanes mendengar bilangan dari mereka yang dimeteraikan,
yaitu 144000 orang
3. 7:9-17–Yohanes melihat mereka yang dimeteraikan, yakni
sekumpulan besar orang banyak.

Tiga fase ini dapat dilihat dari skema berikut ini:

MELIHAT MENDENGAR MELIHAT

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016


Malaikat Bilangan yang dimeterai Pemeteraian orang banyak
(144.000 orang) dari seluruh dunia

Tujuh Sangkakala
(Penglihatan Ketiga)

Pendahuluan
Latar Belakang Sangkakala. Catatan Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru menunjukkan bahwa peniupan sangkakala (trompet) adalah
simbol intervensi Allah dalam sejarah. Dalam Perjanjian Lama, orang Israel
mengerti fungsi dan makna dari peniupan sangkakala. Contoh, sangkakala
yang ditiupkan berfungsi sebagai panggilan untuk berperang (Hak. 3:27;
6:34; Yer. 51:27), panggilan untuk upacara pemahkotaan raja Israel (2 Sam.
15:10; 1 Raja 1:34, 39; 2 Raja 9:13; 11:14), panggilan untuk berkumpul (Bil.
10:2-7; 1 Sam. 13: 3-4; Neh. 4:20; Yoel 2:15-16. Dalam berbagai kasus,
sangkakala dalam PL digunakan dalam konteks liturgi dan perang kudus
(Im. 25:9; Bil. 10:9, 10; Yos. 6:4-20). Contoh, dalam Bil. 10:8-10, trompet
adalah instrument yang suci yang ditiupkan oleh para imam untuk

B. Abin Page 86
mengingatkan umatNya, bahwa Allah menyertai dan melindungi mereka
ketika menghadapi musuh.
Ada beberapa peristiwa monumental di mana sangkakala dalam PL
ditiupkan. Di Gunung Sinai, sangkakala dibunyikan ketika 10 hukum
diberikan kepada Israel (Kel. 19:16; 20:18). Sangkakala juga ditiupkan
ketika kota Yeriko dihancurkan (Yos. 6:4-16), dan peristiwa ini membangun
konsep tentang hari Tuhan dalam PL. Jadi tujuan sangkakala ditiupkan
adalah untuk memberi pengumuman bahwa hari Tuhan sudah dekat (Yoel
2:1; Zef. 1:16; Zakh. 9:14). Konsep ini berlanjut sampai PB, sangkakala
ditiup untuk menegaskan adanya intervensi Allah (bdk Mat. 24:31; 1 Kor.
15:51-53), tanda kedatangan Yesus kedua kali (1 Tes. 4:16-17).
Pada aspek tertentu, sangkakala dalam Wahyu 8-16 berbeda dengan
yang digunakan dalam PL. Tujuh sangkakala dalam Kitab Wahyu adalah
rangkaian intervensi Allah dalam menjawab doa-doa orang kudus, yang
disampaikan dalam bentuk permohonan meminta keadilan dan pembebasan
dari Allah (6:10). Atas dasar itu, tujuh sangkakala bukan bencana alamiah,
tetapi reaksi Allah atas ketidakadilan yang terjadi atas umatNya. Tujuh
sangkakala pada konteks ini ditujukan kepada mereka yang tidak memiliki
meterai Allah padaPELAJARAN
PENUNTUN dahi mereka yaitu
KITAB mereka yang menganiaya umat
WAHYU Allah
2016
(9:4).
Tujuh sangkakala dalam Wah. 8-11 memiliki aspek pembebasan.
Tujuh meterai bertujuan untuk menuntun umatNya agar menjadi pemenang.
Di samping itu pemetaraian juga bertujuan untuk membangunkan mereka
yang mengaku pengikut Kristus supaya bertobat. Melalui pekerjaan Roh
Kudus (2 Kor. 1:22; Ef. 1:13; 4:30) umatNya dituntun untuk memelihara
hubungan dengan Tuhan. Tujuh sangkakala, adalah kutuk untuk
memberikan penghukuman kepada mereka yang menolak injil dan gagal
menerima meterai Allah pada dahi mereka melalui pekerjaan Roh Kudus.
Selain dari pada itu, tujuh sangkakal juga berfungsi sebagai panggilan
pertobatan Allah yang terkahir untuk umatNya sebelum pintu kasihan
tertutup.

Waktu dari Tujuh Sangkakala. Kapan ketujuh sangkakala


dicurahkan ke atas bumi dapat dilihat dari informasi pendahuluan (8:2-5).
Yohanes melihat tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala, dan melepaskan
kutuk atas penduduk bumi. Setelah itu Yohanes melihat seorang malaikat
“berdiri dekat mezbah.” Mezbah yang diperlihatkan di sini adalah mezbah
kurban bakaran/ukupan. Dalam konstruksi ritual PL, mezbah ini terletak di

B. Abin Page 87
halaman Bait Suci. Dalam penglihatan, Yohanes melihat malaikat
mempersembahkan kemenyan “bersama-sama dengan doa semua orang
kudus” (ay. 3). Upacara ini dalam PL adalah upacara harian (tamid), dimulai
pada pagi hari dan diakhiri sore hari yang ditandai oleh peniupan
sangkakala. Selama satu hari orang-orang Israel membawa binatang kurban.
Sementara imam mempersembahkan kemenyaan di bilik yang suci, orang-
orang Israel menunggu di luar kemah dengan doa yang sungguh-sungguh.
Ketika imam selesai menjalankan proses pendupaan di bilik yang suci, dan
keluar untuk memberikan berkat, tujuh imam yang dipilih meniupkan
sangkakala, sekaligus menandai bahwa upacara harian itu telah selesai.29
Infromasi pendahuluan ini (8:2-5) membantu pembaca untuk
mengetahui kapan tujuh sangkakala dimulai, yaitu segera setelah kematian
Yesus di kayu salib. Salib adalah tema utama dari Wahyu 5, di mana Yesus
digambarkan sebagai domba yang dikorbankan dan Dia adalah oknum yang
layak membuka tujuh meterai. Peniupan tujuh sangkakala menandakan
bahwa upacara korban itu telah selesai. Ketika Yesus dikorbankan di atas
kayu salib, sekali untuk selamanya, maka rahmat Allah tersedia bagi mereka
yang menerima pengorbanan Yesus itu. Jadi, tujuh sangkakal dimulai
bersamaan denganPELAJARAN
PENUNTUN tujuh meterai.
KITAB WAHYU 2016
Perbandingan: Tujuh Meterai dan Tujuh Sangkakala. Berikut ini
persamaan dan perbedaan dari tujuh meterai dan tujuh sangkakala:

Tujuh Meterai Tujuh Sangkakala

Empat penunggang kuda pertama Empat sangkakala pertama


Meterai kelima dan keenam Sangkakala kelima- enam: celaka satu- dua
Selingan (pasal 7): Pemeterain untuk Selingan (pasal 10, 11): Gulungan kitab,
umat Allah mengukur bait suci, dua saksi
Meterai ketujuh: Sunyi senyap di Sangkakala ketujuh (kutuk ketiga): Telah
sorga sebelum penghukuman terakhir tiba saat penghakiman dan upah diberikan
kepada umat Allah

Skema ini memperlihatkan bahwa ada persamaan antara tujuh meterai


dengan tujuh sangkakala. Keduanya disusun berdasarkan empat kategori
pertama dan tiga kategori terakhir. Empat kategori pertama berbeda dengan
tiga kategori terakhir dari segi bentuk dan ukuran. Empat meterai yang
pertama, didominasi oleh gambaran tentang penunggang kuda (6:1-8), dan
tiga meterai yang terakhir didominasi oleh informasi tentang kutuk atau
celaka (bdk. 8:13; 9:12; 11:14). Aspek persamaan yang lain ditemukan pada
B. Abin Page 88
fakta bahwa baik tujuh meterai maupun tujuh sangkakal diselingi oleh
informasi penting disampaikan melalui penglihatan. Antara meterai keenam
dan ketujuh diselingi oleh penglihatan tentang pemeterain orang-orang
kudus untuk menjawab pertanyaan tentang siapa yang dapat bertahan di hari
terakhir (pasal 7). Demikian juga antara sangkakala keenam dan ketujuh,
terdapat penglihatan tentang seorang malaikat dengan gulungan yang
terbuka, pengukur kaabah, dan dua saksi (pasal 10, 11). Jadi Wahyu 7 adalah
kunci untuk mengerti pekabaran Wah. 10, 11. Baik tujuh meterai maupun
tujuh sangkakala menunjuk pada waktu sebelum penghukuman terakhir
yang dibuat oleh Allah. Dengan kata lain, keduanya mencakup periode yang
sama dalam sejarah Gereja Kristen, yaitu dari penyaliban Kristus sampai
kedatangan Kristus kedua kali.

Kesimpulan. Berdasarkan peristiwa kehancuran kota Yeriko (Yos.


6:1-27), fungsi dari sangkakala adalah sebagai panggilan pertobatan dan
tindakan penghukuman. Contoh, 6 sangkakala pertama dalam Yos. 6:1-27
berfungsi sebagai panggilan pertobatan untuk penduduk Yeriko, dan
sangkakala ketujuh berfungsi sebagai penghukuman.30 Dalam Yoel 1:1-2:11,
setelahPENUNTUN
mengumumkan penghukuman
PELAJARAN KITAB WAHYU(Yoel 1:1-2:11), Yoel membuat
2016
panggilan pertobatan dari Allah (Yoel 2:12-17). 31 Dua kasus ini
menegaskan, bahwa peniupan sangkakala bertujuan ganda, yaitu amaran
penghukuman dan panggilan pertobatan (enam sangkakala pertama).
Implikasinya adalah jika mendengar panggilan pertobatan, seseorang dapat
luput dari penghukuman. Tujuh sangkakala dalam Kitab Wahyu adalah
represnetasi dari penghukuman Allah, karena tujuh sangkakala disertai
dengan munculnya kutuk (8:7, 8, 10, 12; 9:1, 13). Istilah “woe” (kutuk/
malapetaka) terjadi di tujuh sangkakala tetapi disertai dengan panggilan
metanoeo (pertobatan). Istilah ini dihubungkan dengan tujuan Allah
membiarkan hidup sebagian besar dari manusia.

Penjelasan Mengenai Tujuh Sangkakala


Wah. 8: 2-5 adalah bagian pertama dari penglihatan ketiga.
Penglihatan tentang Mezbah atau altar di surga. Bagian ini menggambarkan
fungsi mediator Kristus sampai waktu yang ditentukan selesai. Sementara
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada enam meterai pertama berlangsung,
Kristus menjalankan pengantaraan untuk orang-orang kudus di sorga.
Kemudian, sementara pekabaran pemeteraian berlangsung dan Kristus
menjalankan pengantaraan untuk orang-orang Kudus (dalam bilik Maha
Suci-1844), para malaikat diperintahkan untuk menahan keempat mata angin
B. Abin Page 89
sampai pekerjaan pemeteraian itu berakhir. Ketika Pekerjaan pemeteraian itu
berakhir, dan dilaporkan bahwa itu sudah selesai, maka pekerjaan
pengantaraan Kristus juga selesai. Ini ditandai oleh pengisian pedupaan
dengan api di mezbah oleh Malaikat, lalu dilemparkan ke bumi (8: 5; Bdk.
Yeh. 9:11 – 10:7).
Wah. 8:6-11:19 adalah bagian kedua dari penglihatan ketiga.
Fokusnya adalah peristiwa-peristiwa di bumi dan ketujuh sangkakala.
Periode waktu untuk ketujuh sangkakal dalam Wah. 8:6-11:9 kurang lebih
sama dengan periode diwakili oleh tujuh meterai dan ketujuh jemaat. Ketiga
penglihatan yang diwakili oleh tiga periode yang sama ini, dimulai pada
abad pertama, ketika kekaisaran Roma berkuasa sampai kedatangan Kristus
yang kedua. Ketujuh jemaat melukiskan kebenaran Kristus yang berjalan di
antara kaki dian, yaitu Kristen sepanjang sejarah kekristenan dengan tujuan
untuk menguatkan umatNya dan memberikan panggilan pertobatan serta
amaran tentang kemurtadan gereja. Ketujuh meterai menggambarkan
omniscience (kemahatahuan) dari Kristus ketika ia duduk di atas takhtaNya
untuk mengantarai jemaatNya. Ia menyingkapkan kemahatahuanNya atas
jemaat sepanjang sejarah Gereja Kristen. Dia tahu siapa yang layak untuk
dimeteraikan
PENUNTUNdan PELAJARAN
diselamatkan. Dia WAHYU
KITAB tahu kemurnian iman jemaatNya2016dan Ia
tahu jemaatNya meninggalkan Tuhan. Lebih penting dari itu adalah Ia tahu
ada umatNya yang sisa yang setia kepadaNya, mereka menjadi buah sulung
untuk diselamatkan. Ketujuh sangkakala (trompet) menggambarkan murka
Allah atas orang yang menolak kebenaran dan rahmatNya. Ini berkaitan
dengan penghukuman Allah atas pemberontakan manusia.
Berikut ini adalah gambaran ringkasan dari tujuh sangkakala, bencana
yang terjadi pada tujuh sangkakala dan akibat yang dihasilkan oleh bencana-
bencana yang terjadi:

SANGKAKALA FENOMENA/BENCANA AKIBAT / EFEK

Pertama (8:7) Hujan es dan api, bercampur 1/3 dari bumi, 1/3 dari pohon,
darah, dilemparkan ke bumi seluruh rumput hijau terbakar

Kedua (8:8, 9) Ada sesuatu seperti gunung 1/3 dari laut menjadi darah,
besar menyala dan 1/3 dari makhluk laut mati, 1/3
dilemparkan ke laut dari kapal binasa

Ketiga (8:10, 11) Bintang besar jatuh dari Menimpa 1/3 dari sungai dan
langit, menyala-nyala seperti mata air, 1/3 dari air menjadi
obor pahit, banyak orang mati

B. Abin Page 90
Keempat (8:12) Terpukul 1/3 dari dari 1/3 dari bintang jadi gelap, 1/3
matahari, bulan,dan bintang- dari siang-jadi gelap, 1/3 dari
bintang malam jadi terang

Kelima (9:1-12) Sebuah bintang jatuh dari Matahari dan angkasa menjadi
--celaka pertama-- langit, diberinya kunci untuk gelap oleh asap lobang,
membuka lobang jurang maut, belalang (kalajengking)
lalu naiklah asap dari jurang menyiksa manusia yang tidak
maut dan keluarlah belalang memiliki meterai Allah pada
yang memiliki kuasa seperti dahi, tapi tidak sampai mati.
kalajengking untuk menyiksa
manusia

Keenam (9:13-21) Keempat malaikat dilepas, Membunuh 1/3 dari umat


--celaka kedua-- dari mulut pasukan kuda manusia, sisa dari manusia
keluar api, asap, dan belerang tidak mau bertobat dari dosa

Ketujuh (11:15-19) Ada lagu kemenangan, 24 Bait suci Allah terbuka di


--celaka ketiga-- tua-tua tersungkur dan sorga (11:19). Tujuh malaikat
menyembah Allah, dengan tujuh malapetaka
PENUNTUN PELAJARAN
penghukumanKITAB WAHYU
bagi orang terakhir—penjelasan dan
2016
mati, keselamatan bagi rincian dari sangkakal ketujuh
umatNya, kehancuran bagi (15:1)
yang menghancurkan bumi

Skema ini memperlihatkan eskalasi akibat/efek dari bencana yang


terdapat dalam tujuh sangkakala. Bencana dari empat sangkakala yang
pertama memiliki target tidak langsung kepada manusia (indirect), dan tiga
bencana dari tiga sangkakala terakhir memiliki target langsung kepada
manusia (direct). Target empat sangkakala yang pertama adalah alam sekitar
manusia dan memiliki eskalasi berdasarkan ukuran, yaitu dari bencana yang
lebih kecil sampai bencana yang lebih besar, yaitu hujan es (sangkakala
pertama), gunung besar menyala (sangkakala kedua), bintang besar jatuh
(sangkakala ketiga), Terpukul 1/3 dari dari matahari, bulan,dan bintang-
bintang (sangkakala keempat).32
Selain dari yang tersebut di atas, ada juga eskalasi akibat/ efek dari
tiga sangkakala terakhir. Pada sangkakala kelima, belalang tidak diizinkan
untuk membunuh manusia, tetapi diberikan kuasa untuk menyiksa manusia
(celaka pertama). Pada sangkakala keenam, empat malaikat jahat dilepas
untuk tujuan khusus, yaitu membunuh sepertiga dari umat manusia (celaka
kedua). Untuk menyelesaikan hukuman ini, Allah membiarkan malaikat

B. Abin Page 91
jahat untuk melakukan apa yang diinginkan, tetapi dibatasi hanya untuk
waktu tertentu dan hanya sepertiga dari manusia (ay. 15). Sangkakala
ketujuh adalah tujuh kutuk terakhir (celaka ketiga). Ini berarti tujuh kutuk
terakhir adalah penjelasan dari sangkakala yang ketujuh. Lagu kemenangan
pada sangkakala yang ketujuh menggambarkan kehancuran dari mereka
yang menghancurkan bumi (11:18), dan eksekusi dari kehancuran ini
dijelaskan oleh tujuh kutuk yang terakhir.

Penjelasan Tambahan
Sangkakala Pertama (8:7) Pernyataan “hujan es dan api, bercampur
darah” sama dengan kutuk yang terjadi di Mesir (Kel. 9:23-25; bdk. Yeh.
38:22-23). Baik hujan es maupun api, sering digunakan sebagai alat
penghukuman Allah untuk mereka yang melawan Allah dan umatNya (bdk.
Yer. 21:12-14; Yeh. 15:6, 7), dan juga digunakan oleh Allah untuk
menghukum orang Israel sebagai akibat dari ketidaktaatan terhadap
perjanjian mereka dengan Allah. Akibat dari sangkakala yang pertama, “1/3
dari bumi, 1/3 dari pohon, seluruh rumput hijau terbakar.”
Jumlah “sepertiga” menegaskan bahwa tidak semua bagian bumi
dibinasakan
PENUNTUNoleh Allah. DalamKITAB
PELAJARAN Wah.WAHYU
7:1 empat malaikat mengontrol2016¼ dari
bumi, tetapi bencana dari tujuh sangkakala hanya memberi pengaruh 1/3 dari
bumi (8:7-12). Dalam nubuatan Nabi Yehezkiel dan Zakharia, penghukuman
melawan orang murtad di Yehuda, digambarkan dalam bentuk bencana yang
mempengaruhi 1/3 dari bangsa-bangsa (Yeh. 5:12-13; Zakh. 13:8, 9). Dalam
Wah. 12:14, ekor dari naga merah padam menyeret 1/3 dari bintang-
binatang di sorga, yang membuat Lusifer dilemparkan ke bumi. Contoh-
contoh ini menegaskan bahwa istilah “sepertiga” dalam Wahyu 8, 9
menekankan bagian atau porsi dari kerajaan binatang yang ditimpa oleh
penghukuman dari Allah.
Akibat dari sangkakala pertama adalah “pohon dan seluruh rumput
hijau terbakar.” Dalam PL kedua substansi ini digunakan sebagai gambaran
figuratif dari Israel sebagai umat perjanjian Allah (Maz. 1:3; Yes. 61:3; Yeh.
20:46-48; Maz. 72:16; Yes. 44:2-4). Yesus menggunakan pohon dan rumput
sebagai simbol untuk orang-orang Yahudi yang tidak menghasilkan buah
(Mat. 3:10; Luk. 23:28-31; 13:6-9). Dengan kata lain, pohon-pohon dan
rumput hijau adalah gambaran simbolik dari orang-orang yang mengenal
Allah (bdk. Yes. 44:3, 4; Yer. 11:16,17; Luk. 13:6-9; Maz. 1:3; 52:8; 92:12).
Itu berarti sangkakala pertama berkaitan dengan penghukuman Allah atas
umatNya. Dalam sejarah, fakta ini dapat dilihat pada penghukuman terhadap

B. Abin Page 92
orang Yahudi, yang ditandai oleh kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 AD.
Melalui tentara Roma, Allah membuat orang Yahudi menderita kelaparan
dan ribuan orang Yahudi dibunuh karena penolakan mereka terhadap
Juruselamat.

Sangkakala Kedua (Wah. 8:8, 9). Istilah gunung dalam pernyataan


“gunung besar yang terbakar” dalam PL adalah simbol dari kerajaan (Maz.
48:1; 78:68; Isa. 2:2, 3; Yer. 35:2, 3; Oba. 8, 9). Dalam nubuatan Daniel,
kerajaan Allah dijelaskan dengan menggunakan istilah “gunung besar” (Dan.
2:35, 44). Penggunaan dalam konteks penghukuman, gunung adalah simbol
dari bangsa-bangsa yang menjadi obyek penghukuman Allah (bdk. Yes.
41:15; 42:15; Yeh. 35:2-7).33 Babilon dianggap sebagai gunung besar yang
hancur (Yer. 51:24, 25). Yohanes dalam Wah. 18:8, Yohanes
menggambarkan kehancuran Babel rohani melalui api dari sorga.
Istilah “laut” atau “air” dalam ayat ini melambangkan manusia, orang
banyak, atau bangsa-bangsa (Wahyu 17:1, 15). Sedangkan “makhluk hidup”
dan “kapal di laut” melambangkan manusia dan kekayaan mereka. “Gunung
berapi” adalah simbol dari kumpulan manusia yang membinasakan. Sejarah
menunjukkan,
PENUNTUN nubuatan-nubuatan
PELAJARAN KITABsimbolik
WAHYUini digenapi antara 378 dan 476
AD. Sekelompok bangsa Barbar yang menyerang kerajaan Roma dan
2016
membuat kerajaan itu terpecah-pecah. Kerajaan yang terpecah itu
dilambangkan oleh sepuluh tanduk atau sepuluh raja dalam Daniel 7:24.
Sejarah mencatat, suku bangsa Jerman di bawah pimpinan Alaric yang
dikenal dengan nama Goths, pada tahun 378 AD mengalahkan tentara Roma
termasuk Kaisar Valens. Pada tahun 410 AD bangsa ini membinasakan
kekaisaran Roma. Tahun 455 AD bangsa Vandals, di bawah pimpinan
Gaiseric, menghancurkan Roma untuk yang kedua kalinya, dan mereka
membawa tujuh kaki dian ke Carthage, yang telah diambil oleh tentara
Roma dari Yerusalem. Dua kali Gaiseric mengalahkan Roma dan dalam
satu perperangan dia menenggelamakan1100 kapal milik tentara Roma ke
dalam laut. Pada suatu ketika, nahkoda kapal bertanya kepadanya – “Ke
manakah kita akan pergi sekarang dengan kapal-kapal ini?” Dia menjawab
“Melawan orang yang diperangi oleh Allah.” Suku bangsa Hun juga
merampas dan menghancurkan kerajaan Roma. Pada tahun 476 AD riwayat
kerajaan raksasa Roma itupun berakhir.

Sangkakala Ketiga (8:10, 11). Istilah “bintang besar, menyala seperti


obor” (8:10). Dalam Alkitab “bintang” melambangkan “malaikat” (Ayub
38:7). Dalam Kitab Wahyu, istilah yang sama digunakan untuk
B. Abin Page 93
melambangkan Lusifer dan malaikat-malaikatnya yang memberontak
melawan Allah, lalu mereka dilemparkan ke bumi (Wah. 12:4, 9). Kejatuhan
Lusifer sebagai “binatang fajar” atau “bintang timur” karena melawan Allah,
sudah digambarkan oleh nabi Yesaya (Yes. 12:12-14). Jadi, “bintang besar”
yang jatuh dalam Kitab Wahyu adalah simbol setan yang melawan Allah
(12:9, 10; 9:1, 11). Bintang “apsintus” jatuh dari langit seperti obor yang
menyala adalah simbol dari Lusifer yang tadinya seorang malaikat sorga,
tetapi sekarang dilemparkan dari surga ke bumi (Lukas 10:18). Di sini nama
apsintus adalah sebuah tanaman pahit yang dapat membuat minuman
(seperti jus) beracun. 34 Ini adalah gambaran simbolik tentang Lusifer telah
meracuni penghuni sorga dan bumi dengan kesombongan dan
pemberontakannya.
“Mata air” dan “sungai” biasanya menjadi sumber kehidupan (air
minum). Dalam Alkitab, itu adalah simbol kemakmuran rohani (Yes. 12:3;
Am. 13:14). Allah menegur Israel melalui nabi Yeremiah karena menolak
Dia sebagai sumber mata air kehidupan (Yer. 2:13; bdk. Maz. 1:3). Yesus
menggunakan istilah air atau mata air sebagai simbol kemakmuran rohani
yaitu firman Allah yang diterima melalui pekerjaan Roh Kudus (Yoh. 7:38,
39). Dalam Wah. PELAJARAN
PENUNTUN 21:6 manusia dijanjikan
KITAB WAHYUoleh Allah sumber air dari mata
2016
air kehidupan dan Kristus adalah mata air dan sumber air kehidupan (bdk.
Yes. 12:3; Am. 13:14; Yoh. 7:37). Orang yang menolak Allah adalah orang
menolak mata air sebagai sumber kehidupan (Yer. 2:13).
Jadi dapat disimpulkan bahwa setan atau bintang apsintus pada
sangkakala ketiga mencemari kebenaran Kristus (mata air) dengan racun
melalui doktrin palsu dari Gereja Am dan pemimpinnya. Aspintus di sini
adalah simbol dari kepahitan melalui dosa dan kemurtadan (baca Mat. 24:4-
5, 11, 23, 24; 1 Tim. 4:1-2; 2 Tim. 4:3, 4; 2 Pet. 2:1-3). Kemurtadan itu
berkembang ketika doktrin diterima dan diikuti oleh kebanyakan gereja.

Sangkakala Keempat (8:12). Yesus simbol “matahari kebenaran”


(bdk. Mal. 4:2). Yesus juga simbol “terang dunia” (Yoh. 8:12; 9:5).
Kegelapan matahari, bulan, dan bintang dalam PL adalah simbol
munculanya Allah untuk menjalankan penghukuman (Yeh. 32:7, 8). Nabi
Yesaya menggambarkan penghukuman atas Babel pada hari Tuhan,
digambarkan secara simbolik oleh bintang-bintang di langit yang cahayanya
redup (Yes. 13:10). Nabi Amos menggambarkan hari Tuhan itu seperti hari
gelap (Am. 5:18; bdk. Yoel 2:2). Dalam PB, terang dan gelap adalah simbol
kebaikan dan kejahatan (Ef. 6:12; Kol. 1:3; Wah. 16:10). Rasul Paulus

B. Abin Page 94
menggambarkan terang dan kegelapan sama dengan Kristus dan Belial (2
Kor. 6:14, 15). Yesus mengatakan “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai
terang supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal dalam
kegelapan (Yoh. 12:46; bdk. Mat. 4:16; Kol. 1:13, 14; Yoh. 3:19).
Jadi, dibandingkan dengan sangkakala pertama sampai ketiga,
sangkakala keempat ini adalah simbol dari penghukuman Allah atas
kemurtadan manusia (gelap). Kemurtadan pada sangkakala ketiga
intensitasnya berkembang pada sangkakala keempat. Sangkakala ketiga
menggambarkan konsekuensi dari kemunduran spiritual dan kemurtadan,
sedangkan sangkakal keempat menggambarakan dalamnya kejatuhan
(kegelapan) di dunia. Dalam sejarah, periode ini disebut sebagai “jaman
kegelapan” yang menandai lahirnya reformasi protestan karena polemik
teologi yang berkepanjangan dalam Gereja. Pada periode ini manusia atau
gereja mambentuk keimamatan sendiri dan ajaran-ajaran yang dibentuk
oleh gereja. Semua ini mengaburkan pandangan manusia tentang pekerjaan
pengantaraan Kristus di Sorga sebagai imam besar (bdk. Daniel 7 & 8=
tanduk kecil mengambil korban sehari-hari dari Yang Maha Suci). Jadi,
inilah arti dari pernyataan sepertiga dari bintang, matahari, dan bulan
menjadi gelap. PELAJARAN KITAB WAHYU
PENUNTUN 2016
Gambaran tentang sangkakala keempat sama dengan kondisi jemaat
keempat yaitu Tiatira (538 -1565 AS). Periode ini, pemimpin Gereja Am
memiliki kekuasaan besar dan menjadi pemimpin dari semua gereja. Dia
mencegah orang untuk bergantung pada karunia dan jasa pengantaraan
Kristus, dan menjadikan dirinya sebagai pengantara antara manusia dan
sorga. Doktrin penitensi (pengampunan dosa) menjadikan dia memilki kuasa
untuk membebaskan manusia dari dosa. Dia menjadikan dirinya imam
menggantikan keimamatan Kristus.

Pendahuluan Sangkakala Kelima-Ketujuh.


Empat sangkakala pertama diberikan dalam bentuk berpasangan-
pasangan. Dua sangkakala pertama berkaitan dengan nubuatan tentang dua
negara, yaitu negara Yahudi dengan kekaisaran Roma, dua negara yang
berperan aktif dalam penyaliban Yesus. Dua sangkakala kedua berhubungan
dengan kemurtadan kekristenan dan konsekuensi yang dihasilkan oleh
kemurtadan. Jadi, keempat sangkakala ini bertujuan sebagai amaran atau
peringatan mendahului tiga bencana (celaka) berikutnya, yaitu sangkakala
kelima, keenam, dan ketujuh yang akan menimpa orang-orang yang tidak

B. Abin Page 95
setia, yaitu “mereka yang tinggal di bumi” (8:13). Berikut ini adalah dua
celaka pertama melalui sangkakala kelima dan keenam (8:13-9:21).

Sangkakala Kelima (9:1-11). “Belalang” dalam PL digunakan untuk


menggambarkan secara simbolik penghukuman Allah atas kemurtadan,
seperti Babel (Yer. 51:14), Mesir (Kel. 10:4-15). Juga digunakan untuk
menggambarkan penghukuman Allah atas Yehuda yang tidak setia pada
perjanjian (Yoel 2:4-10). Jadi “belalang” dalam sangkakala kelima yang
memiliki kekuatan seperti kalajengking (berbisa) harus dimengerti sebagai
ungkapan simbolik penghukuman Allah. Belalang biasanya menghancurkan
tanaman, tetapi pada sangkakala kelima, ia seperti kalajengking dan berbisa,
berarti dia menghancurkan manusia bukan tanaman. Belalang tersebut keluar
dari “jurang maut” untuk menggambarkan bahwa mereka adalah simbol dari
kekuatan jahat (setan).35
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, “rumput dan tumbuh-tumbuhan”
adalah simbol dari umat Allah. Tetapi celaka dari sangkakala kelima tidak
“merusakkan rumput-rumput ataupun pohon-pohon” (9:4a). Hanya
berpengaruh pada mereka yang “tidak memakai meterai Allah pada dahi
mereka” (9:4b). Pemeteraian
PENUNTUN PELAJARAN sudah
KITAB disebutkan
WAHYU dalam Wah. 7, mereka 2016yang
dimeterai adalah mereka dikenal oleh Allah sebagai miliknya dan mereka
dilindungi dan tidak dipengaruhi oleh ajaran atau kekuasaan setan (Luk.
10:19). Jadi kuasa setan melalui belalang tidak dapat membunuh atau
menghancurkan umat Allah. Nama “Abadon” adalah nama raja yang
memimpin belalang-belalang itu (9:11). Nama ini dalam bahasa Yunani
disebut Apollyon yang berarti “kehancuran.” Dalam PL nama ini
dihubungkan dengan kematian (Ayub 26:6; 28:22; Amz. 15:11; 27:20).
Yohanes di sini menyebut Abadon sebagai personifikasi dari kehancuran,
dan nama ini cocok dengan sifat dan karakter dari aktivitasnya di bumi ini.
Seorang penganut paham futurisme, Francisco Ribera menegaskan
bahwa semua peristiwa yang terjadi pada sangkakala kelima ini akan terjadi
pada waktu yang akan datang. Penganut futurisme kemudian mengerti
belalang pada sangkakala kelima sebagai pergerakan iblis (terbang) yang
terjadi sesaat sebelum kedatangan Kristus yang kedua dan mengerumuni
neraka bagaikan kelalawar. Para ekspositor Alkitab seperti Marthin Luther,
Sir Isaac Newton meyakini bahwa sangkakala kelima adalah gambaran
simbolik dari bangkit dan berkembangnya Islam. Kekristenan pada
umumnya mempercayai pandangan ini.

B. Abin Page 96
Belalang padang dikenal dengan nama Schistocerca Gregari sudah
dikenal sebagai belalang utama pada zaman Alkitab. Telurnya tidak menetas
pada tahun atau musim yang ekstrim. Jika mereka menetas – belalang hijau
akan keluar. Pada musim yang baik, belalang ini berkembang biak dalam
jumlah yang besar dan selalu berkerumun bersama, mereka dapat mengubah
warna, bisa berbintik, berbelang hitam dan kuning terang. Mereka memakan
semua daun yang berwarna hijau. Belalang pada sangkakala kelima keluar
bersama asap hitam dari jurang maut. Asap hitam melambangkan ajaran
agama yang salah pada zaman itu. Lubang jurang maut adalah simbol dari
padang luas Arab.
Bintang jatuh adalah simbol dari raja mereka, dia itulah malaikat dari
jurang maut (lautan – artinya tak terbatas) yang namanya dalam bahasa
Ibrani sebagai Abaddon, dan dalam bahasa Yunani dikenal sebagai Apollyon
yang artinya penghancur. Ini sesungguhnya mewakili pekerjaan setan.
Istilah “rambut perempuan” (9:8) melambangkan rambut panjang dari orang
Arab dan daerah sekitarnya pada waktu itu. Istilah “sayap” melambangkan
kecepatan penaklukan bangsa Arab untuk daerah jajahan sekitarnya.
Mereka tidak boleh merusak tumbuh-tumbuhan hijau dan manusia yang
memiliki meterai PELAJARAN
PENUNTUN Allah. Ini berarti Islam memberikan jaminan kebebasan
KITAB WAHYU 2016
kepada orang Yahudi dan orang Kristen, yang mereka kenal dengan
sebuatan “People of the Book.” Contoh, pemeliharaan Sabat orang Kristen
dipertahankan di Armenia dan Etiopia.
Diberikan kuasa untuk menyakiti selama lima bulan (ay. 10). Lima
bulan penyiksaan : 5x30 = 150 hari. 1 hari dalam nubuatan = 1 tahun. Jadi
150 hari sama dengan 150 tahun. Sejak awal pasukan Islam menyerang
Konstantinopel pada tahun 674 AD, kemudian serangan yang terakhir terjadi
pada tahun 823 AD. Ia berkuasa kurang lebih 149 tahun (atau 150 tahun
sesuai nubuatan ayat 10). Setelah serangan tersebut ia menguasai
Konstantinopel kurang lebih 150 tahun, tetapi kemudian bangsa Arab
(Muslim) berperang melawan satu sama lain, maka bangsa itu terpecah
menjadi beberapa bangsa.
Sejarah menunjukkan, perintah untuk “jangan merusak” (9:4)
diberikan oleh paman dari Muhamad di Abu Beki pada tahun 632 AD,
ketika mereka berkumpul untuk berperang melawan Syria. Ia berkata,
“Ketika kamu memerangi benteng Allah, bebaskan dirimu seperti laki-
laki….“Biarlah kemenanganmu tidak dinodai oleh darah para perempuan
dan anak-anak… Jangan merusak pohon-pohon palem, dan jangan
membakar kebun jagung; jangan memotong pohon-pohon buah…. Kamu

B. Abin Page 97
akan menemukan manusia yang berasal dari rumah setan, … pecahkan
tengkorak mereka dan jangan berikan mereka tempat tinggal sampai mereka
kembali kepada Muhamad dan membayar upeti.
William Miller menghubungkan peristiwa yang terjadi pada
sangkakala ke 5 dan ke 6 berlangsung dari tahun 1298 sampai 1839 AD.
Menurut Miller, kedua sangkakala ini menggambarkan kekuasaan Ottoman
Tusks (dari Turki). Sangkakala ke 5 menubuatkan tentang bangkitnya
kerajaan Ottoman dan sangkakala ke 6 adalah nubuatan tentang tindakan dan
kekuasaan kerajaan Ottoman. Pada tahun 1838 Josiah Litch merevisi
penanggalan Miller, yakni periode 1299 – 1449 AD adalah periode untuk
sangkakala kelima. Periode 1449 – 1840 AD adalah periode untuk
sangkakala keenam. Dia menegaskan bahwa tanggal 27 Juli 1299 terjadi
pertempuran di Bapheum dekat Nicomedia yang dianggap sebagai serangan
pertama ke Kerjaaan Byzantine oleh Ottoman. Kekuasaannya berlangsung
sampai 27 Juli 1449. Kurang lebih 390 tahun kemudian, tepatnya 11
Agustus 1840, kekuasaan Kerajaan Ottoman berakhir.

Sangkakala Keenam (9:12-21). Sungai Efrat dalam PL disebut


sebagai sungai besar
PENUNTUN (Kej. 15:18),
PELAJARAN KITABituWAHYU
adalah simbol dari wilayah perbatasan
2016
antara umat Allah dengan musuh Allah. Selain dari pada itu, sungai Efrat
juga dianggap sebagai simbol kekuasaan dari musuh Allah dan umatNya,
yaitu Asiria dan Babel (Yes. 720; Yer. 46:10). Serangan dari negara-negara
ini kepada Israel digambarkan dalam buku Yesaya seperti aliran sungai Efrat
yang menyapu tanah Yehuda.
Frase “mezbah emas yang di hadapan Allah” (9:13b) adalah mezbah
ukupan yang terlatak di dalam bilik yang suci (lihat penjelasan Wah. 8:3, 4).
Sedangkan “empat malaikat” yang diikat di dekat sungai Efrat sama dengan
empat malaikat dalam Wah. 7:1-3. Jadi empat malaikat dalam Wahyu 9
adalah tentara dari penunggang kuda dalam Wahyu 7. Dalam Wah. 7:3
mereka diperintahkan untuk tidak menghancurkan bumi sampai hamba-
hamba Allah dimeteraikan, tetapi pada sangkakala ketujuh mereka
dilepaskan “untuk membunuh sepertiga dari umat manusia” (9:15).
Untuk tujuan ini, ada tiga senjata yang digunakan, yaitu “api, asap,
dan belerang.” Dalam Alkitab, kombinasi tiga unsur ini dihubungkan dengan
penghukuman untuk orang jahat (Maz. 11:6; Yes. 34:9, 10; Yeh. 38:22).
Allah menggunakan cara yang sama untuk menghukum Sodom dan
Gomorah (Kej. 19:24, 28; Luk. 17:29). Dalam kitab Wahyu menerima tanda
binatang akan “disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-

B. Abin Page 98
malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Maka asap api yang
menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamany” (Wah. 14:10, 11).
Jadi tiga element tersebut digunakan untuk menghancurkan setan dan
kekuatannya pada penghukuman terakhir (20:10).
Gambaran dari sangkakala keenam ini berhubungan dengan peristwia-
peristiwa akhir sejarah dunia. Yang tidak mati oleh malapetaka ini adalah
mereka yang tidak bertobat. Menurut rasul Paulus hal ini disebabkan oleh
penyembahan berhala (bdk. Rom. 1:18-32; Wah. 21:8; 22:15). Secara
kronologis, peristiwa-peristiwa dalam sangkakala keenam ini adalah
persiapan untuk perang Armagedon. Hal itu dapat dilihat dari krisis dunia
yang dicirikan oleh meningkatnya intensitas aktivitas dari setan atas dunia
ini. Mereka yang hidup tanpa meterai Allah tidak terlindung dari kuasa setan
dan dari doktrin sesat. 36
Fakta sejarah menunjukkan, sekitar tahun 1000, Seljuk Turks mulai
mengadakan ekspansi dan penaklukan wilayah kekuasaan, yaitu dari Rusia
bagian barat, mereka menyerang Iran dan di sana mereka menjadi pemeluk
Muslim. Mereka ini kemudian menjadi penganut Islam yang paling dinamis
dan penuh semangat dari semua penganut Islam yang lain. Mereka menjadi
kelompok yang memiliki
PENUNTUN PELAJARAN pemimpin-pemimpin
KITAB WAHYU terkenal yang terdiri
2016dari
empat sultan yang memimpin empat daerah kekuasaan, yakni Aleppo,
Iconium, Damascus, dan Baghdad. Mereka tinggal di wilayah sungai Efrat
(9:14), yang merupakan bagian dari kekaisaran Ottoman.
Pernyataan, “dari mulut kuda keluar api, asap, dan belerang” adalah
gambaran kekuasaan Ottoman Turks. Merekalah yang memperkenalkan
senjata api dalam peperangan. Mereka menggunakan serbuk mesiu yang
menghasilkan sangat banyak asap dan api. Ekor melambangkan doktrinnya
yang salah (Yes. 9:15). Keempat malaikat dilepaskan selama satu jam, satu
hari, satu bulan, dan satu tahun untuk membunuh (9:15).

1 jam 1 hari 1 bulan 1 tahun Total


15 hari 1 tahun 30hari (tahun) 360 hari (tahun) 391 tahun+
15 hari

Kerajaan Ottoman mengalahkan dan menguasai kerajaan Yunani pada


27 Juli 1449 dan itu berlangsung selama 391 tahun, 15 hari. Mereka
menghancurkan kota Konstantinopel pada tahun 1453 AD. Jumlah 391
tahun ditambah dengan 1449, hasilnya adalah 1840. Ini adalah tahun
kejatuhan kerajaan Ottoman, yakni 27 Juli 1840. Kemudian ditambahkan 15
hari ke 27 Juli 1840, didapati 11 Agustus 1840. Kerajaan itu hancur total

B. Abin Page 99
ketika kerajaan Turki pada tahun 1839 dikalahkan oleh Mesir, dan Mesir
berniat mengambil alih Konstantinopel, tetapi sultan di sana bermohon ke
“Big Four of Erope” yakni Inggris, Austria, Prussia, dan Rusia untuk tetap
tinggal di Konstantinopel. Pada tahun 1840 Mesir menandatangani
perjanjian dengan Sultan Turki yang menyerahkan urusan pemerintahan dan
ekonomi Konstantinopel di tangan Sultan. Perjanjian itu mewajibkan sultan
untuk mempersembahkan upeti kepada Mesir. Tetapi pada 11 Agustus 1840
kekaisaran Ottoman itupun berakhir. Sejak saat itu sampai 1917, kekuasaan
kekaisaran Ottoman hilang sama sekali, dan dianggap sebagai kerajaan yang
sakit di Eropa.

Kesimpulan. Tujuh sangkakala bertujuan untuk menggambarkan


secara simbolik intervensi Allah dalam sejarah sebagai jawaban Allah atas
doa-doa dari umatNya yang mengalami penganiayaan dalam meterai kelima,
“berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak
menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam
di bumi?” (6:10). Bagian pendahuluan dari tujuh sangkakala menegaskan
bahwa doa yan disampaikan tersebut didengar oleh Allah di sorga (8:2-5).
Jadi tujuh sangkakala
PENUNTUN menegaskan
PELAJARAN KITAB bahwa
WAHYUAllah telah menghukum 2016mereka
“yang diam di atas bumi” (8:13) yang telah menganiaya umatNya yang setia.
Empat sangkakala yang pertama bertujuan sebagai amaran pertobatan
bagi mereka yang jahat, dan penebusan bagi mereka yang bertobat, sebelum
tiga celaka terakhir (tiga sangkakala terakhir) ditimpakan ke atas bumi.
Penting untuk dicatat, sangkakala yang keenam sama dengan gambaran
tentang empat mata angin di bumi yang ditahan supaya tidak bertiup,
sementara 144.000 dimeteraikan (7:1-3). Seperti dalam tujuh meterai, antara
meterai keenam dan ketujuh terdapat informasi interval, yaitu pemeteraian
(7:1-17). Di antara sangkakala keenam dan ketujuh Yohanes melihat
gulungan kitab yang dibuka sebagai persiapan menghadapi sangkakala
ketujuh. Empat malaikat di sungai Efrat menahan keempat mata angin
sebelum perang Armagedon dimulai. Ini berarti pemetaraian umat Allah
pada kesempatan ini harus diselesaikan terlebih dahulu.

Gulungan Kitab Kecil


(Wah. 10:1-11)

Di antara meterai ke-6 dan ke-7, terdapat Wahyu 7, yang


menggambarkan identitas dan karaktersitik dari umat Allah yaitu mereka
dimeterai dengan meterai Allah. Wahyu 7 berfungsi untuk memberikan
B. Abin Page 100
penjelasan tentang apa yang terjadi antara meterai ke-6 dan ke-7. Bentuk
yang sama terjadi dalam tujuh sangkakala. Di antara sangkakala ke-6 dan
ke-7 terdapat Wahyu 10:1- 11:14. Bagian ini (10:1 – 11:14) berfungsi untuk
menjelaskan apa tugas dan peran gereja pada masa yang sulit. Jadi Wah. 10-
11:14 menggambarkan pengalaman umat Allah dan peran mereka dalam
menyampaikan pekabaran injil. Wahyu 10 dibagi dalam dua bagian.
Pertama, menjelaskan tentang seorang malaikat yang perkasa dan dia dapat
membuka gulungan kitab (10:1-7). Kedua, Allah mengutus malaikat kepada
Yohanes untuk menubuatkan tentang nasib bangsa-bangsa.

Gulungan Kitab (10:1-7).


Yohanes melihat seorang “malaikat yang kuat.” Informasi tentang
seorang malaikat yang kuat atau perkasa sama dengan gambaran tentang
kemuliaan Kristus dalam Wah. 1:13-15. Ini menuntun para ekspositor
Alkitab berkesimpulan bahwa Yohanes melihat malaikat yang kuat dan
perkasa itu adalah gambaran tentang Yesus. Hal itu dikuatkan oleh fakta
bahwa Yesus yang dapat mengutus para malaikat untuk memberitakan injil
(bdk Wah. 22:6-16). Dalam konteks ini, cukup sulit untuk membedakan
seorang malaikat PELAJARAN
PENUNTUN yang diutusKITAB
oleh WAHYU
Yesus dan Yesus sendiri yang 2016
datang.
Jadi, “malaikat yang kuat” dalam Wah. 10:1-7 adalah gambaran tentang
seorang malaikat yang mewakili Yesus secara penuh dan memiliki otoritas
seperti Yesus dalam menjalankan tugasnya.37
Malaikat yang kuat memegang “gulungan kitab kecil.” Istilah “kitab”
diterjemahkan dari biblaridion. Istilah ini berasal dari biblion untuk
gulungan kitab yang lebih besar. Kemudian pada jaman Yohanes, orang
menggunakan biblaridion untuk gulungan dengan ukuran yang lebih kecil.
Tetapi dalam perjalanan waktu, dua istilah ini perlahan-lahan memiliki arti
yang sinonim, karena Yohanes sendiri dalam Kitab Wahyu menggunakan
dua istilah ini secara bergantian tanpa memberikan penjelasan dan perbedaan
dari keduanya (bdk. 13:8; 17:8; 21:27; 20:15). Dalam kaitan dengan itu,
Bauckham, menegaskan bahwa gulungan kitab dalam Wah. 5 dan gulungan
kitab kecil dalam Wah. 10 adalah sama.38 Jadi dalam konteks ini, kita dapat
mengerti, bahwa peristiwa-peristiwa pada tujuh meterai dan penghukuman
pada tujuh sangkakala adalah pendahuluan atau persiapan untuk membuka
gulungan kitab yang dimeterai, yang secara kronologis terjadi sesudah
Wahyu 10.
Tabut perjanjian disebutkan pada bagian akhir dari sangkakala yang
ketujuh (11:19) dan juga disebutkan pada bagian awal penglihatan Wahyu

B. Abin Page 101


12 untuk menegaskan bahwa Wah. 12-22:5 berfokus pada peristiwa
pengungkapan isi dari gulungan kitab yang dimeterai. Atas dasar itu, bisa
dikatakan, bahwa pembukaan gulungan kitab kecil (biblaridion) dalam
Wahyu 10 oleh malaikat yang kuat dan perkasa adalah bagian dari biblion
dalam Wahyu 5. Itu berarti, pembukaan gulungan kitab kecil dalam wahyu
10 oleh malaikat, bertujuan untuk mengungkapkan bagian kecil dari isi
gulungan kitab yang dimeterai. Gulungan kitab kecil ini sangat penting,
karena isinya berhubungan dengan pengalaman umat Allah di akhir zaman.
Isinya kemudian digambarkan secara rinci dalam Wahyu 12-22.
Pernyataan “tujuh guruh” (19:3) menegaskan kepercayaan dan
pengalaman orang Yahudi. Mereka percaya suara Allah di gunung Sinai
didengar seperti tujuh guruh.39 Dalam PL, ketika Allah berbicara dan
bertindak dalam kekuasaanNya, itu digambarkan seperti suara guruh (Ayub
26:14; 37:5; Maz. 18:13). Sebelum penyaliban dalam Yoh. 12:28, 29, suara
dari Allah berbicara kepada Yesus, didengar oleh orang yang hadir seperti
guruh atau guntur. Dalam kitab Wahyu istilah ini digunakan untuk
menegaskan kehadiran Allah dalam menjalankan penghakiman atas dunia
melalui tujuh meterai (4:5; 6:1), tujuh sangkakala (8:5), peperangan antara
naga dan perempuan
PENUNTUN yang menuntun
PELAJARAN datangnya tujuh kutuk yang 2016
KITAB WAHYU terakhir
(11:19), dan penghukuman yang terakhir (16:18).
Pernyataan “tidak akan ada penundaan lagi” diterjemahkan dari
bahasa Inggris “there will no longer be time” (10:6). Istilah “time” berasal
dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu kairos dan chronos. Secara umum
kairos menunjuk pada waktu tertentu, periode tertentu, atau satu musim, atau
waktu yang sudah ditentukan (Mat. 12:25; 21:1; Kis. 3:19; Rom. 3:26).
Chronos dihubungkan dengan durasi waktu atau periode (Mat. 25:19; Kis.
13:18; Gal. 4:4), sekalipun beberapa kali dua istilah ini digunakan secara
tumpang tindih dan memiliki arti yang sama (bdk. NIV dari Kis. 1:7).40
Sesuai dengan konteks Dan. 12:4-9, isitlah chronos yang digunakan
dalam Wahyu 10 mengikuti kronologi yang tercatat dalam Daniel 12. Ada
perintah untuk memeteraikan firman dari gulungan kitab sampai akhir
zaman (Dan. 12:4). Lalu diikuti oleh pertanyaan “berapa lama” hal itu akan
digenapi. Sesudah pertanyaan tersebut, ada oknum yang Ilahi dan kekal
mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, “satu masa dan dua
masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang
kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi” (Dan. 12:7), yaitu sampai
berakhir penganiayaan terhadap orang kudus yang dilakukan oleh anti-
Kristus. Dalam Wah. 6:9-11, para martir yang disembelih di mezbah

B. Abin Page 102


berseru untuk kelepasan, “berapa lamakah lagi,…Engkau tidak menghakimi
dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi” (ay.
10). Mereka diberitahu untuk menunggu sedikit waktu lagi. Kemudian
dalam Wah. 10:6, Allah memberikan janji kepada umatNya, “tidak ada
penundaan lagi.” Waktunya akan datang ketika sangkakala yang ketujuh
ditiup, “maka genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia
beritakan kepada hamba-hambaNya yaitu para nabi” (10:7). Inilah waktu
untuk membebaskan umat Allah yang menderita.
Hal ini tepat seperti yang dikatakan oleh E. G. White, bahwa ini
bukan akhir dari sejarah dunia tetapi waktu nubuatan digenapi yang
mendahului kedatangan Tuhan. Dia merujuk peristiwa yang terjadi dari
1842-1844.41 Pada akhir sangkakala ke-6, seperti yang dimengerti oleh
Miller, berkaitan dengan nubuatan 2300 pagi dan petang dalam buku Daniel.
Miller mengkhotbahkan bahwa Kristus akan datang pada tahun 1843. Pada
tahun 1840, ada pergerakan besar yang dikenal dengan sebutan – “The
Millerite Movement.” Mereka menunggu kedatangan Yesus pada tahun
1844 tetapi Dia tidak datang. Wahyu 10 bertujuan untuk memberikan
penjelasan mengapa Yesus tidak datang dan menjelaskan peristiwa
sebenarnya terjadiPELAJARAN
PENUNTUN pada waktuKITAB
itu. WAHYU 2016
Perintah:Makan gulungan kitab (10:8-11).
Pengalaman Yohanes “di perut terasa pahit, tetapi dalam mulut terasa
manis seperti madu” (10:9) sama dengan pengalaman Yeremiah,
diterjemahkan dalam RSV “Thy words were found and I ate them, and thy
words became to me a joy and the delight of my heart” (Jer. 15:16).
Yehezkiel mengalami pengalaman yang sama, ia diperintahkan untuk
mengambil dan makan gulungan kitab dan terasa “manis seperti madu” lalu
pergi dan berbicara kepada Israel (Yeh. 2:10-3:4). Kemudian nabi
diperintahkan untuk menyampaikan pekabaran, tetapi ia merasa pahit (Yeh.
3:5-11). Dari dua kasus in kita dapat menyimpulkan bahwa memakan
gulungan kitab adalah simbol dari pekabaran yang disampaikan oleh Allah
kepada orang yang tidak setia dan memberontak kepada Allah. Rasa pahit
waktu makan melambangkan kekecewaan yang dialami oleh nabi ketika
menyampaikan pekabaran, karena perlawanan mereka terhadap
pekabarannya.
Wahyu 11:1-14 adalah kunci untuk mengerti apa yang terjadi dalam
Wahyu 10. Pengalaman “terasa pahit” dalam Wahyu 10 bertujuan untuk
menjelaskan gambaran simbolik apa yang dialami oleh umat Allah di akhir

B. Abin Page 103


zaman dalam menyelesaikan tugas untuk mengabarkan injil kepada dunia.
Wahyu 11:1, 2 memberitahukan isi dari pekabaran injil yang disampaikan,
yaitu panggilan pertobatan untuk bangsa-bangsa sebelum sangkakala yang
ketujuh ditiupkan. Panggilan pertobatan ini terjadi dalam konteks pree-
advent judgment (pengadilan sebelum kedatangan Kristus), yang dimulai
ketika Yesus berpindah dari bilik yang suci ke bilik yang maha suci. Respon
terhadap penggenapan atas pekabaran ini menimbulkanu rasa pahit yang
dialami umat Allah.
Wah. 11:3-14 menggambarkan secara rinci pengalaman “rasa pahit”
umat Allah dalam pekabaran injil diungkapkan melalui gambaran simbolik
dari dua skasi yang menubuatkan kepada “mereka yang diam di atas bumi”
(11:10). Hal ini menguatkan fakta bahwa isi dari gulungan kitab kecil
berhubungan dengan pengalaman umat Allah sejak 1844 sampai akhir
zaman. Pertama, ada kekecewaan besar (kepahitan) ketika pekabaran injil
mengenai kedatangan Yesus tidak digenap pada Oktober 1844, pada saat
yang sama ada dorongan untuk memelajari lagi nubuatan. Kedua, sejak
1844 umat Allah menyampaikan pekabaran injil kepada dunia, dan mereka
mengalami kepahitan oleh karena permusuhan dan penganiayaan. Hal itu
dikuatkan oleh fakta,
PENUNTUN WahyuKITAB
PELAJARAN 12 menggambarkan
WAHYU pertentangan dan masa
2016
kesukaran besar dalam sejarah umat Allah yang menyampaikan pekabaran
injil. Pengalaman itu tidak membuat pekabaran injil dipasung, karena itu
mereka terus bernubuat.

Kesimpulan.
Gulungan kitab (10:1-4) kecil dibuka oleh Malaikat (bdk Dan. 12: 4,
9). Nubuatan Kitab Daniel mulai diselidiki dan dibaca setelah Miller
mengkhotbahkannya pada tahun 1798 (538-1798). Malaikat berdiri di mana
kaki yang satu di laut dan yang satu lagi di darat (Daniel 12:7). Ini adalah
simbol dari kekuasaan yang mengatasi seluruh bumi. Ketujuh guntur adalah
tanda-tanda kedatanganNya (Kel. 19:9, 19; 2 Sam. 22:14; Maz. 18:13; 1
Sam. 7:10; Ayub 37:2-5, Yes. 30:31; Yer. 30:30; Maz. 68:33; Am. 1:2; Yoh.
12:27-30). Tanda-tanda kedatangan Kristus diberitahukan tetapi tanggal
kedatanganNya tidak ditentukan atau diberitahukan oleh Allah.
Nubuatan Wahyu 10: 5-7 digambarkan oleh sejarah. Tahun 1844
adalah akhir dari nubuatan 2300 pagi dan petang (Dan. 8, 9) bukan
kedatangan Kristus yang ke dua. Janji kedatanganNya menunjukkan
kebenaran dan kepastian bagi umatNya tetapi tanggal kedatanganNya hanya
Allah yang mengetahuinya. Jadi kedatangan Kristus kedua kali terjadi

B. Abin Page 104


setelah ketujuh malaikat meniupkan sangkakala dan bukan pada tahun 1844
seperti yang dipercayai oleh William Miller.
Pengalaman Yohanes dalam Wah. 10:8-11 “makanlah kitab” (10:9),
berarti umat Allah harus membaca firman Tuhan dan mengerti, serta
mempraktekannya. Mereka membaca dan menyelidiki nubuatan Kitab
Daniel dan mulai mengerti. Ketika kitab dimakan, “terasa manis di mulut
tetapi pahit dalam perut” (10:10). Terasa pahit di dalam perut – setelah
memikirkan bahwa Kristus akan datang pada tahun 1844. Tetapi dia tidak
datang, itulah yang membuat terasa pahit dalam perut. Perintah: bernubuat
lagi kepada bangsa-bangsa, dan kaum dan bahasa, dan raja (10:11).
Pekabaran ini dimulai pada tahun 1844 dan dikhotbahkan ke seluruh dunia.

Mengukur Bait Suci dan


Dua Saksi (Wah. 11: 1-19)

Mengukur Bait Suci (11:1-12)


Telah dijelaskan dalam Wah. 10:8-11 Yohanes sosok yang pasif
dalam penglihatan tetapi menjadi individu yang berpartisipasi aktif dalam
penglihatan.
PENUNTUNIa makan gulungan
PELAJARAN kitab
KITAB kecil dan mengetahui isinya. Setelah
WAHYU 2016
itu, ia ditugaskan untuk bernubuat lagi kepada banyak orang. Apa pekabaran
yang ia sampaikan kepada dunia sesudah pengalaman makan gulungan kitab
dan terasa pahit, Wah. 11:1-12 memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(bdk Yeh. 40:3, 4). Penglihatan dalam Yeh. 39:25-29, nabi Yehezkiel
melihat Kaabah diukur (literal: Kaabah diperbaharui) dengan tujuan untuk
memotivasi Israel supaya bertobat. Kemudian Kaabah itu dihancurkan
karena ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Mengukur kaabah di sini adalah
tindakan simbolik dari Allah dalam memperbaharui hubunganNya dengan
Israel sebagai umatNya. Atas dasar itu, penglihatan Yohanes dalam Wah. 11
tidak dalam konteks pembangunan fisik.
Istilah “mengukur” (Yun: metreo)42 biasanya digunakan untuk
memulai pembangunan fisik atau merombak satu bangunan. Dalam arti
figuratif istilah mengukur berarti mengevaluasi atau menghakimi. Dalam PL
tindakan ini dihubungkan dengan pekerjaan penghakiman Allah yang
terakhir (bdk. Mat. 7:2; 4:24). Selain Wah. 11:1-12 istilah ini juga
digunakan dalam 2 Kor. 10:12, yaitu pekerjaan mengevaluasi anggota
jemaat di Korintus. Seperti yang dikatakan di atas, dalam PL pekerjaan ini
dilakukan dalam konteks penghukuman, dengan memperhatikan siapa yang
hidup dan siapa yang mati (2 Sam. 8:2; bdk. Im. 16). 43 Dalam Wah. 11, yang
diukur adalah “Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di
B. Abin Page 105
dalamnya” (11:1). Istilah yang digunakan di sini adalah naos, bagian dalam
dari Bait Suci, yaitu bilik yang maha suci. Istilah ini digunakan untuk
membedakannya dengan hieron, yaitu seluruh kaabah (tidak terdapat dalam
Kitab Wahyu, bdk. Mat. 4:5; Yoh. 2:14). Konteks menunjukkan, Bait suci
yang diukur adalah kaabah di sorga. Bagi Yohanes, Kaabah di sorga adalah
sesuatu yang nyata, tempat Allah bertakhta (bdk. 3:12; 7:15; 11:19; 14:17).
Alasannya, karena beberapa kali, pernyataan “Bait Allah” digunakan dalam
Kitab Wahyu merujuk pada Bait Suci di sorga (3:12; 11:19). Kaabah di
sorga adalah pusat dari semua aktivitas Allah untuk umat manusia.
Dua saksi juga mengukur “altar” atau “mezbah ukupan” yang terletak
di bilik yang suci. Mezbah di sini dihubungkan dengan doa-doa orang kudus
yang dijawab oleh Allah dalam Wah. 8:3-6. Dalam pekerjaan mengukur
mezbah ukupan, Tuhan membuat pengecualian yaitu “pelataran bait suci.”
Pelataran bagian dalam dari Bait Suci dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
pelataran untuk imam, Israel, dan untuk perempuan. Pelataran bagian luar
khusus digunakan oleh orang-orang kafir, terletak di luar kaabah. Orang
kafir tidak diizinkan melanggar batas yang ditentukan jika tidak mau
mendapat hukuman mati. Dalam Wahyu 11, diperintahkan untuk tidak
mengukur pelataran
PENUNTUN untuk orang
PELAJARAN kafir itu karena dikhususkan2016
KITAB WAHYU untuk
“bangsa-bangsa.”
Selain kaabah secara keseluruhan, dua saksi juga mengukur “mereka
yang beribadah di dalamnya.” Ini menegaskan bahwa dalam Yesus Kristus,
umat Allah dijadikan “satu kerajaan dan imam bagi Allah” (5:10; bdk. Ef.
2:6). Umat Allah yang telah ditebus inilah yang mempersembahkan doa-doa
mereka “di atas mezbah emas di hadapan takhta” (8:3). Jadi, atas dasar
penglihatan nabi Yehezkiel, maka penglihatan tentang mengukur kaabah,
mezbah, dan para penyembah dalam Wahyu 11 dihubungkan dengan
pembaharuan hubungan umat Allah dengan Allah. Dalam konteks Israel, itu
terjadi pada “atonement day” (hari pendamaian atau hari grafirat), di mana
kaabah, mezbah, dan Israel diperbaharui atau dibersihkan (baca:
disucikan).44 Jadi mengukur penyembah di bait suci dalam Wah. 11 adalah
gambaran figuratif tentang penghakiman atau pengadilan pemeriksaan atas
umatNya yang dilakukan oleh Allah di Kaabah di sorga (pree-advent
judgment).
Dalam konteks hubungan dengan tujuh sangkakala, kegiatan
mengukur bait suci (Wahyu 11) adalah informasi antara sangkakala keenam
dan sangkakala ketujuh. J. Massynberde Ford mengatakan bahwa mengukur
kaabah Allah dan umatNya terjadi sebelum sangkakala yang ketujuh. 45

B. Abin Page 106


Pengukuran itu dibuat dengan tujuan untuk memeteraikan umat pilihannya
agar dilindungi pada masa kesukaran dan pencobaan yang akan datang.
Pengecualian dalam pengukuran adalah “pelataran bait suci yang di sebelah
luar.” Area ini tidak boleh diukur karena itu adalah milik “bangsa-bangsa
lain” yaitu untuk mereka yang melawan Allah dan pekabaran injilnya, dan
mereka yang menganiaya umat Allah yang setia. Ini berarti, pengukuran
tersebut di atas dibuat khusus untuk menguji dan mengevaluasi mereka yang
mengaku umat Allah dan setia atau umat Allah tetapi tidak setia (bdk. Yeh.
44:9; Wah. 8:3, 4; 21:15-17). Menurut terminologi Yohanes, orang-orang
luar itu disebut “anjing-anjing, dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal,
pembunuh, penyembah berhala, dan pendusta” (22:15).

Dua saksi (11:3-14).


Bagian ini adalah kesimpulan dari informasi antara sangkakala
keenam dan ketujuh, yang dibangun di atas apa yang dilihat oleh Yohanes
dalam Wah. 10:8-11:2, yaitu pengalaman umat Allah dalam menghadapi
perlawanan dunia terhadap pemberitaan injil. Allah menugaskan dua saksi
untuk bernubuat sambil berkabung. Di sini istilah “saksi” (Yun: martus)
yang PENUNTUN
berarti orangPELAJARAN
yang membawa kesaksian dan orang yang mati
KITAB WAHYU sahid
2016
karena kesaksian (martir). Dua saksi di sini dihubungkan dengan Alkitab.
Perjanjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberikan kesaksian tentang
Yesus. Pekabaran Allah dalam Kitab Wahyu dianggap sebagai firman Allah
dan menjadi kesaksian tentang Yesus (1:2, 9). Atas dasar itu, “jikalau ada
orang yang menyakiti mereka” (11:5) bahkan “membunuh mereka” (11:7-9),
berarti menolak pekabaran keselamatan dari Alkitab sebagai saksi tentang
Yesus.
Selain dua saksi dihubungkan dengan Alkitab (PL dan PB), itu juga
dihubungkan dengan peran umat Allah. Pekabaran PL dan pekabaran PB
adalah firman Allah disampaikan oleh umat Tuhan sepanjang sejarah. Yesus
sendiri menganggap umatNya sebagai saksi yang setia untuk firmanNya
(Yoh. 15:27; Luk. 24:48). Mereka menjadi saksi Yesus ke seluruh dunia
sesudah Yesus naik ke sorga (Kis. 1:8). Bagi Yesus pekabaran injil pada
zaman akhir menjadi “kesaksian bagi semua bangsa” (Mat. 24:14). Dalam
kitab Wahyu kesaksian tentang Yesus adalah alasan utama mengapa umat
Allah itu dianiaya (2:13; 6:9; 12:11; 17:6; 20:4). Atas dasar itu, Yesus
menugaskan murid-muridnya sebagai saksi dengan mengirim mereka
berdua-dua (Mark. 6:7; Luk. 10:1). Jadi, dua saksi adalah representasi dari

B. Abin Page 107


umat Allah dalam peran mereka sebagai imamat rajawi. Ellen G. White
mendukung dua interpretasi tentang dua saksi ini.46
Sesuai dengan nubuatan, tugas menjadi saksi dan menyampaikan
nubuatan itu berlangsung selama 1260 hari atau 1260 tahun. Angka ini sama
dengan 42 bulan dalam Wah. 11:2 yaitu 1260 hari/ tahun (bdk. 12:14; 13:5).
Sesuai dengan nubuatan Daniel, selama periode ini aktivitas dari setan
melawan pekabaran Injil diwakili oleh aktivitas dari tanduk kecil yang
menganiaya orang-orang kudus (Dan. 7:24, 25; 12:7). Jadi, Yohanes
mengambil alih nubuatan Daniel dengan memberikan penjelasan detail
tentang aktivitas setan melalui binatang yang keluar dari dalam laut, yang
disebut “anti-Kristus.” Kekuasaan “anti-Kristus” ini berlangsung satu masa,
dua masa, dan setengah masa (Wah. 13:1-10) atau 1260 hari (tahun). Jadi
nubuatan Daniel dan Wahyu dalam soal periode adalah sama, yaitu periode
terjadinya penganiayaan dan penyiksaan terhadap umat-umat Allah karena
pekabaran injil yang disampaikan kepada dunia. Periode inilah yang dikenal
dengan sebutan “abad pertengahan” atau “abad kegelapan,” yang cocok
dengan situasi yang terjadi dari 538 AD sampai 1798 AD.47
Pernyataan “mereka menyelesaikan kesaksian mereka” (11:7)
menegaskan
PENUNTUNbahwa periode 1260
PELAJARAN KITABtahun itu berakhir. Pada saat yang
WAHYU sama
2016
seekor binatang muncul dari “jurang maut.” Binatang itu sama dengan
binatang yang keluar dari dalam laut (13:1-10), karena ia berperang
melawan orang kudus dan mengalahkan mereka (13:7; Dan. 7:21). Ini
menunjukkan bahwa setelah periode 1260 tahun dalam Wah. 11, binatang
ini muncul untuk berperang melawan dua saksi dan dia berusaha
menghancurkan dan membunuh mereka. Jadi binatang yang muncul dari
jurang maut ini bukan setan, tetapi representasi dari setan, yang disebut
naga, sebuah sistem yang memiliki kekuasaan politik dan agama yang
menguasai dunia. Akhir dari 1260 tahun itu, ditandai oleh munculnya
revolusi Prancis, kondisi di mana Alkitab dimatikan dan digantikan oleh
ateisme dan sekularisme untuk melawan pekabaran Alkitab. Tetapi revolusi
menandai bangkitnya pekabaran injil di seluruh dunia.48

Ringkasan.
Dua saksi (11:1) bertugas untuk mengukur Bait Suci, Mezbah, dan
mereka yang beribadah di dalamnya. Ini adalah aktivitas yang berkaitan
dengan pelayanan Bait Suci untuk menggambarkan konsep penebusan dalam
PL. Pelayanan Bait suci dalam PL adalah bayangan dari apa yang
sesungguhnya akan datang. Itu adalah kunci untuk mengerti rencana
keselamatan Allah melalui peristiwa-peristiewa yang terjadi sebelum
B. Abin Page 108
kedatanganNya. Dalam Wah. 11:2-6 Umat Allah akan dianiaya selama 42
bulan atau 1260 hari/tahun, berlangsung dari 538-1798 AD. Penganiayaan
itu akan ditujukan kepada orang Kristen yang setia dan jujur. Dalam
konteks inilah “dua saksi,” yaitu Alkitab (PL dan PB) dan umat Tuhan
menyampaikan pekabaran tentang Kristus. Contoh, Alkitab memberi
kesaksian tentang Yesus (Yoh. 5:39). Bandingkan dengan Zak 4:11-14;
Maz. 119:105, 130 yang menegaskan bahwa Alkitab atau Firman Allah
adalah “terang,” atau “kuasa untuk menutup langit” (11: 6). Dalam Ul.
11:16, 17, Musa menegaskan jika manusia tidak menurut firman Allah, dia
menutup langit.
Istilah “binatang buas” dalam Wah. 11:7-13 adalah simbol dari
pemerintah pada revolusi Prancis. Pertama, pekabaran injil dihentikan oleh
kemurtadan gereja selama kurang lebih 1260 tahun. Kedua, pekabaran injil
diserang oleh ketidaksetiaan dan semangat rasionalisme dan sekularisme
revolusi Prancis. Pada tahun 1793 parlement Prancis mengeluarkan
keputusan untuk menghentikan pekabaran Alkitab dan kuasa rasionalisme
diagung-agungkan dan disembah. Pada saat itu Paris menjadi Sodom rohani.
Selain dari pada itu, ateisme ini secara gamblang menjadi penghinaan
terhadap Allah. PELAJARAN
PENUNTUN Banyak orangKITAByang
WAHYUdibunuh dengan pedang 2016
karena
kesetiaan mereka pada Yesus dan pekabaran Alkitab. Tiga tahun kemudian,
parlemen Prancis mengeluarkan sebuah dekrit yang memberikan toleransi
terhadap pekabaran Injil. Enam bulan sebelum diputuskan, pekabaran
Alkitab telah dipasung selama 3,5 tahun di Perancis, dari November 1793
sampai Juni 1797. Frase “terangkat ke sorga” menegaskan bahwa setelah
revolusi Prancis, injil ditinggikan dan disebarkan ke berbagai bangsa oleh
kelompok misionaris. Inilah kesempatan untuk membaca dan menyelidiki
Alkitab (seperti yang terjadi pada tahun 1844).

Aplikasi. Wah. 11:1, 2 memberi informasi bahwa terdapat restorasi


kaabah di sorga dan pelayanannya sebagai persiapan untuk kedatangan
Kristus yang kedua. Ini adalah inti dari pekabaran injil yang terakhir
sementara Yesus melakukan pekerjaan pengantaraan di sorga. Ini adalah
waktu bagi umat Tuhan untuk mempersiapkan diri dalam berbagai aspek
(mental, fisik, dan spiritual) sebelum KK II. Wah. 11:3-14 menggambarkan
secara simbolik kepahitan dan penderitaan dari umat Allah yang
menyampaikan pekabaran injil ke seluruh dunia. Sekalipun periode nubuatan
ini diinterpretasi sebagai jaman kegelapan yang diakhiri dengan munculnya
revolusi Prancis, tetapi itu juga dialami oleh umat Allah di akhir zaman. Ia

B. Abin Page 109


menggunakan mereka untuk menyampaikan pekabaran Alkitab, tetapi
pekerjaan itu mendapat tantangan dalam bentuk penganiayaan, penolakan,
dan permusuhan terhadap saksi-saksi yang setia.

Sangkakala Ketujuh:
Nyanyian Pujian (11:15-19)

Pekabaran Injil
Sangkakala yang ketujuh harus dimengerti dalam konteks Wah. 10:5-
7, yaitu seorang malaikat mengangkat tangan kanannya dan bersumpah demi
sang Pencipta, sambil berkata, “tidak akan ada penundaan lagi.” Malaikat
ini memberikan kepastian bahwa nubuatan nabi Daniel (Dan. 12:5-10) akan
berakhir dan Allah mau membebaskan umatNya pada akhir dari sejarah
dunia ini, sebelum sangkakala ketujuh diberikan. Tetapi “pada waktu bunyi
sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang
telah Ia beritakan kepada hamba-hambaNya, yaitu para nabi” (10:7). Suara
dari sangkakala
PENUNTUNketujuh mengakhiri
PELAJARAN KITAB sejarah
WAHYUdunia dan penyingkapan 2016tentang
“rahasia Allah” dan itu menggemparkan seluruh alam semesta. Isi dari
rahasia Allah ini diungkapkan secara simbolik dalam Kitab yang dimeterai
dengan tujuh meterai (Wah. 5).
Sebagian isi dari kitab yang dimeterai itu diungkapakan kepada
gerejanya melalui gulungan kitab kecil dalam Wahyu 10. Melalui gerejaNya,
Allah mau menyampaikan kabar baik kepada dunia (Ef. 3:9-11). Gambaran
simbolik tentang dua saksi dalam Wah. 11 memperlihatkan bahwa sudah
2000 tahun rahasia Allah itu disampaikan ke seluruh dunia. Tetapi pada hari
terakhir dari sejarah dunia ini, sementara orang-orang jahat mempersiapkan
diri untuk perang Armagedon, umat Allah terlibat secara aktif dalam
memberitakan injil, yang disampaikan secara simbolik melalui pekabaran
tiga malaikat (14:6-12). Pekabaran injil ini akan berakhir ketika sangkakala
yang ketujuh dilepaskan ke atas bumi. Jadi, sangkakala yang ketujuh
menandai akhirnya sejarah dunia, waktu untuk mengungkapkan rahasia
Allah, yang sebelumnya hanya sebagian yang diungkapkan.
Informasi Wah. 11: 15 menegaskan bahwa dunia ini berada di bawah
kekuasaan pencipta semesta alam (Dan. 2:44). Kerajaan Allah yang
bertakhta di bumi ini adalah tema sentral dari kitab Wahyu (11:17; 12:10;
19:6; 22:5). Semua harapan, cita-cita dan nasib dari semua manusia terletak
di tangan Yesus sebagai Penguasa. Semua musuhnya dikalahkan (1 Kor.
B. Abin Page 110
15:24, 28). Wah. 11:16-18 berisi deklarasi dari penghuni sorga, diwakili
oleh 24 tua-tua. Dua puluh empat tua-tua ini adalah representasi dari orang-
orang yang ditebus Allah, menyembah Allah dan menyanyikan lagu ucapan
terima kasih kepada Allah, karena “Ia memberi upah kepada hamba-
hambaMu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut
akan namaMu” (11:18).
Wah. 11:19 menegaskan bahwa Bait Suci Allah yang di sorga terbuka.
Di sini, istilah Yunani untuk Bait Suci adalah naos, yaitu bagian dalam dari
Kaabah, yaitu bilik yang suci dari Kaabah. Hal itu dikuatkan oleh fakta, dari
bilik yang suci “kelihatan tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu” yang
terletak di bilik yang Mahasuci dari Kaabah. Informasi ini disertai dengan
“terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.” Ini
adalah gambaran dari manifestasi kehadiran Allah (4:5; 8:5; 16:18). Tabut
perjanjian pada penglihatan ini disebutkan karena memberikan penekanan
yang penting. Pertama, itu berhubungan dengan penyingkapan isi dari
gulungan kitab yang diterima oleh Yohanes dalam Wah. 10, dan dekat tabut
perjanjian itulah Kitab Perjanjian itu disimpan. Kedua, untuk
mempersiapkan para pembaca untuk gambaran yang diperlihatkan oleh
Allah PENUNTUN
dalam pasal-pasal berikutnya
PELAJARAN (12-22), khususnya menyangkut
KITAB WAHYU nasib
2016
umat Allah yang setia di akhir zaman. Dalam PL, tabut perjanjian adalah
simbol kehadiran Allah di antara umatNya dan bukti perlindunganNya untuk
umatNya dalam masa-masa yang sulit. Tiga, tabut perjanjian dalam Wah.
11:19 berfungsi sebagai pengingat bahwa Allah akan melindungi umatNya
dalam menghadapi pencobaan, tantangan, dan kesukaran di akhri zaman.

Ringkasan dan Aplikasi.


Penglihatan dalam perikop ini adalah pendahuluan untuk
mempersiapkan umat Tuhan dan pembaca terhadap peristiwa “The Great
Controversy” di pasal sesudahnya, yaitu Wah. 12-14. Penglihatan dimulai
dengan Wah. 11:19 dan berakhir pada Wahyu 14:20, dengan kronologis
seperti berikut:
a. 11:19 – Fokus pada kemenangan orang-orang kudus: Bait suci yang
terbuka dengan Tabut perjanjian yang terlihat.
b. 12:1-13:18 – Peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi: Kuasa Kejahatan
memerangi umat-umat Allah.
c. 14:1-12 – Gambaran tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman
(eskatologis) dan umat tebusan yaitu 144000 dan pekabaran tiga
malaikat.

B. Abin Page 111


d. 14:14-20 – Klimaks kemuliaan dan kemenangan dan terjadi penuaian di
bumi.
Pertentangan besar terjadi di alam semesta terjadi dalam berbagai
aspek: pemerintah, gereja, sekolah-sekolah, keluarga, dan hati manusia.
Seperti dinyatakan di atas, tiga pasal Kitab Wahyu (12, 13, & 14)
membentuk tema utama dari Kitab Wahyu, yakni “The Great Controversy.”
Tiga pasal ini membentuk “miniatur Alkitab.” Kata-kata yang diulang-ulang
dalamnya adalah “Aku melihat,” “Aku mendengar,” “Dia berkata.” Makna
dari datangnya guntur dan kilat dalam pekabaran bertujuan untuk menarik
perhatian orang yang mengalami kesusahan yang besar.
Naga yang marah, sedang menunggu untuk menghancurkan
perempuan yang mengalami penderitaan yang besar. Tabut perjanjian di
Bilik Maha Suci menunjukkan bahwa Hukum Allah adalah substansi utama
dalam pertentangan besar di akhir zaman. Wah. 11: 19 menegaskan bahwa
Allah ada di Bait Suci (bdk Hab. 2:20). Dia mengontrol apa yang terjadi
pada umatNya dan Dia menyelamatkan mereka. “Covenant” antara Allah
dan umatNya yang mendorong Allah untuk bertindak demi kepentingan
umatNya yang setia. Ayat 19 juga menunjukkan bahwa peperangan antara
umat PENUNTUN
Allah dan setan terjadi KITAB
PELAJARAN oleh karena
WAHYUhukum Allah. Itu menunjukkan
2016
pentingnya penglihatan tentang kaabah, untuk mengerti tanda binatang
dalam konteks “the great controversy.” Orang-orang suci adalah pemelihara
hukum Allah, dan mereka yang menerima tanda binatang adalah pelanggar
hukum. (Bdk Wah. 12:17; 14:12).

Pertentangan Besar dan Panggilan Allah


(Penglihatan Keempat)

Pendahuluan
Pusat dari Konflik. Sangkakala ketujuh (Wah. 11:15-18) berisi
nyanyian ucapan syukur dan kemenangan dari orang-orang yang ditebus. Di
sini tidak terdapat informasi mengenai celaka atau bencana dari sangkakala
ketujuh yang menimpa manusia. Ini menegaskan bahwa tujuh kutuk dalam
Wahyu 16 sesungguhnya adalah penjelasan dari sangkakala yang ketujuh. Di
antara nyanyian syukur dan tujuh kutuk terdapat Wahyu 12-14, yang berisi
informasi peperangan atau konflik yang besar antara Allah dan umatNya di
satu pihak dengan setan dan agen-agennya pada pihak yang lain (Wah. 12,
13) dan diakhiri dengan panggilan Allah melalui pekabaran 3 malaikat
(Wah. 14:1-20).

B. Abin Page 112


Wahyu 12, dari konteks literal, bertujuan untuk mengungkapkan isi
dari gulungan kitab kecil dalam Wah. 10. Dari segi struktur, Wah. 12, 13
adalah bagian sentral dari Kitab Wahyu, karena kedua pasal ini berisi
peristiwa-peristiwa sejarah terakhir di dunia ini. Kedua pasal ini juga
memperkenalkan aktor-aktor utama yang terlibat dalam peperangan terakhir.
Perbedaannya adalah Wah 12 berisi peperangan umum yang dilakukan oleh
setan dan agen-agennya melawan Allah dan pengikut-pengikutnya,
sedangkan Wah. 13 berisi rincian dari peperangan setan yang terakhir
terhadap umat Allah “yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki
kesaksian Yesus” (12:17).
Dalam peperangan, setan disebut “naga” dan Allah disebut “Mikael”
(12:3, 7). Dalam peperangan, pada satu sisi terdapat naga dan malaikat-
malaikatnya (12:4, 7), binatang yang keluar dari dalam laut (13:1-10),
binatang yang keluar dari dalam bumi (13:11-14a), dan patung dari binatang
yang keluar dari dalam laut (13:14b-17) yang menyesatkan seluruh dunia
(12:9). Pada sisi yang lain ada Mikael yang juga disebut “anak domba”
(14:1) atau “seorang seperti anak manusia” (14:14) dengan malaikat-
malaikatNya (12:7), dan perempuan suci (12:1, 6, 13, 17). Struktur kiastik
dari Wahyu 12-15:4,
PENUNTUN sebagai sentral
PELAJARAN KITAB kitab
WAHYUWahyu, adalah sebagai berikut:
2016
A. Pertentangan besar: Dari sorga ke bumi (11:19-13:18).
B. Kemenangan di akhir zaman (14:1-5).
A1 Pertentangan besar: Dari bumi ke sorga (14:6-15:4)

Bagian A menjelaskan bagaimana peperangan itu dimulai di sorga


dan diteruskan ke bumi. Tema utama dari bagian A ini adalah “worship”
(13:3, 4, 8, 12, 15). Segala usaha yang dilakukan oleh “naga” atau “setan”
pada bagian ini bertujuan supaya ia menjadi obyek penyembahan atau
disembah sebagai Allah. Inilah alasan mengapa dia dengan segala
kekuatannya berperang melawan “Mikael” (12:7-9), “anak laki-laki” (12:4,
5), “perempuan” (12:6, 13-16). Untuk mencapai tujuannya ini, ia
menggunakan kekuasaan “binatang laut” dan “binatang bumi” (13:1-4). Ia
juga menghujat nama Allah (13:6), dan menganiaya orang-orang kudus
milik yang Maha Tinggi (13:7). Selain dari itu, melalui agen-agen tersebut,
ia membuat tanda-tanda mujizat untuk meyakinkan penduduk bumi tentang
kekuasaannya (13:13, 14), melarang orang menjual dan membeli kecuali
mereka yang memiliki tanda binatang (13:16, 17).

B. Abin Page 113


Hasil peperangan dari setan ini dapat dilihat dari ide-ide berikut, yaitu
“seluruh dunia menyembah naga” (13:4), “seluruh dunia menyembah
binatang” (13:3, 4), dan “semua yang tinggal di bumi menyembah dia”
(13:8). Penting untuk dicatat, dalam sejarah “binatang laut” melakukan
pekerjaannya selama 42 bulan (13:5) atau 1260 hari/ tahun (12:6). Periode
ini dalam Wah. 11:3 adalah periode (1260 hari) di mana dua saksi, yang
berpakaian kabung menyampaikan pekabaran injil ke seluruh dunia (11:1-6).
Ini menegaskan bahwa periode 1260 hari dan 42 bulan adalah periode yang
sama.
Bagian A1 memperlihatkan kelanjutan dari peperangan, tetapi dari
jalur yang berbeda dan dominasi kekuasaan yang berbeda. Pada bagian A
setan mendominasi peperangan di bumi, yang berperang melawan Allah dan
umatNya. Terjadi perubahan pada bagian A1, di mana “naga” dan agennya,
kekuasaan “binatang laut” menerima penghukuman, bersama-sama dengan
orang-orang yang menyembahnya. Sedangkan orang yang setia memperoleh
upah yang kekal di sorga.
Bagian B. Bagian B berada di antara bagian A dan A1 yang
merupakan klimaks dari peperangan tersebut yaitu kemenangan Yesus dan
umatNya di bumiPELAJARAN
PENUNTUN dan di sorga,
KITAB yang
WAHYU membuat umatNya layak2016 untuk
mendapatkan upah yang kekal. Secara simbolik, jumlah mereka yang
menang dan setia kepada Allah dalam peperangan besar ini adalah 144.000.
Jadi, bagian B ini menjadi pusat dari struktur, karena Wah. 14:1-5
menggambarkan garansi kemenangan hanya melalui Yesus Kristus.
Secara umum, pada peperangan di sorga setan dikalahkan, dan
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya, ia dilemparkan ke bumi (12:4,
9). Di bumi peperangan yang dibuat oleh setan dibuat dalam tiga tahap
dengan obyek yang berbeda. Pertama, ia berperang melawan “anak laki-
laki” (12:4). Kedua, ia berperang melawan “perempuan suci” (12:13-16).
Ketiga, ia berperang melawan “keturunan lain” dari perempuan (12:17).
Untuk mencapai tujuan dalam peperangan, setan menggunakan agen-
agennya, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan berikut: Pertama,
“naga memberikan kekuasaanya kepada “binatang laut” (12:17; 13:1).
Kedua, “binatang laut” menggunakan segala kuasa dari “naga” (13:1-8).
Ketiga, “naga” juga bekerja melalui kekuasaan “binatang bumi” (13:11-18).
Keempat, “binatang bumi” membangun patung “binatang laut” (13:11-18).
Dari penjelasan di atas, struktur secara detail dari bagian sentral kitab
Wahyu (12-4) adalah seperti terlihat berikut ini:

B. Abin Page 114


A. Pertentangan besar dimulai (11:19-12:12)
1. Pertentangan dimulai di sorga (12:1, 2, 7, 8)
2. Setan dan malaikat-malaikatnya dibuang ke bumi (12:19-12).
B. Pekerjaan dari tiga binatang (11:19-13:18)
1. Naga (12:1-17).
2. Binatang laut (13:1-8).
3. Binatang bumi (13:11-18).
C. Kemenangan Anak Domba (14:1-5).
B1. Pekerjaan dari tiga malaikat (14:9-13)
1. Pekabaran malaikat pertama (14:6, 7).
2. Pekabaran malaikat kedua (14:8).
3. Pekabaran malaikat ketiga (14:9).
A. Pertentangan besar berakhir (14:14-15:4)
1. Penuaian di bumi (14:14-20).
2. Lagu kemenangan di sorga (15:1-4).

Kemenangan “Anak Domba” adalah pusat dari struktur di atas (C).


Dimulai dengan pertentangan di sorga (A) dan diakhiri dengan kemangan di
sorga (A1) oleh karena kemenangan “anak domba.” Peperangan dilakukan
oleh tiga binatang (B) dan pekabaran yang dilakukan oleh tiga malaikat
(B1). PENUNTUN
Bagian pusat dari struktur
PELAJARAN KITABini juga menjelaskan bahwa hasil dari
WAHYU 2016
pertentangan ini, selain kemenangan dari anak domba, juga ada pertemuan
akbar antara anak domba dengan orang-orang kudus di sorga.

Panggilan Allah dalam Konflik. Terkait dengan tema tersebut di


atas, maka panggilan pertobatan dalam Wah. 14:7 adalah panggilan untuk
memiliki hubungan yang kekal dengan Yesus Kristus. Informasi dari
pekabaran malaikat pertama adalah sebagai berikut: Pertama, ia terbang di
tengah langit. Kedua, padanya ada injil yang kekal. Ketiga, ia memiliki
pekabaran untuk mereka yang tinggal di bumi, kepada setiap bangsa, suku,
kaum dan bahasa. Keempat, ia berbicara dengan suara yang nyaring.
Pekabaran malaikat kedua dan ketiga tidak terdapat penjelasan atau
informasi seperti ini. Hal ini menegaskan bahwa pekabaran malaikat kedua
dan ketiga dimulai dengan formula yang sama. Pekabaran ketiganya
mempunyi tema yang sama, yaitu “worship” (penyembahan). Dalam kaitan
dengan tema ini, pekabaran tiga malaikat (14:6-13) berisi faktor yang
bertentangan dengan pekerjaan tiga binatang. Seperti yang terlihat pada tabel
berikut ini:

Tiga Binatang Tiga Malaikat

B. Abin Page 115


“kepadanya diberikan kuasa atas setiap “padanya ada injil yang kekal untuk
suku dan umat dan bahasa dan bangsa” diberitakannya kepada mereka yang
(13:7, 8) diam di atas bumi dan kepada semua
bangsa dan suku dan bahasa dan
kaum” (14:6)
“bertindak begitu rupa, sehingga semua “Jikalau seorang menyembah binatang
orang, yang tidak menyembah patung dan patungnya itu, dan menerima tanda
binatang itu, dibunuh” (13:5) pada dahinya…maka ia akan minum
dari anggur murka Allah” (14:9-11)

Tabel ini menegaskan bahwa pekabaran tiga malaikat bertentangan


dengan pekerjaan dari tiga binatang. Panggilan untuk menyembah Allah
diberikan kepada mereka yang menyembah naga (14:7, 8). Ancaman
hukuman yang disampaikan oleh pekabaran malaikat ketiga diberikan
kepada mereka yang “menyembah binatang dan patungnya itu, dan
menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya” (14:9; bdk. 13:15, 16),
yaitu binatang yang menggunakan kekuasaan setan selama 1260 hari
(tahun). Hubungan ini menegaskan bahwa pekabaran tiga malaikat
disampaikan setelah periode 1260 hari (tahun), setelah binatang bumi
mucul, sebelum penuaian terakhir di bumi. Periode antara setelah dan
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
sebelum pada kalimat di atas adalah periode untuk bertobat dan mendengar
panggilan Allah untuk takut akan Dia dan memuliakan Dia (11:13), itulah
periode 1260 tahun, waktu di mana dua saksi yang setia menyampaikan
pakabarannya. Setelah periode ini, ketika dua saksi ini naik ke sorga, maka
takut akan Tuhan dan memuliakan Dia terjadi di sorga. Jadi panggilan
pertobatan di sini disampaikan dalam konteks penghukuman, sebelum
kedatangan Yesus yang kedua.
Pekabaran tiga malaikat berisi kalimat perintah (imperative) dan
kalimat bersyarat (conditional). Hal itu dapat dilihat dari pekabaran malaikat
pertama dan ketiga. Pekabaran malaikat pertama, “takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia…dan sembahlah Dia” (14:7). Pekabaran malaikat ketiga,
“Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu…ia akan minum
dari anggur murka Allah…” (14:9-11). Perbedaannya adalah pekabaran
malaikat pertama berisi kalimat perintah (imperative: takutlah, muliakanlah,
sembahlah) dan pekabaran malaikat ketiga berisi kalimat bersyarat
(conditional: jika seorang.. maka ia). Keduanya menggunakan kata kerja
yang sama, yaitu proskyneo (menyembah) sebagai penghubung dari dua
pekabaran malaikat ini. Pekabaran malaikat pertama memberi perintah untuk
takut, memuliakan, dan menyembah Allah, dan malaikat ketiga memberikan
informasi penghukuman jika manusia tetap menyembah binatang.
B. Abin Page 116
Panggilan untuk takut dan memuliakan Tuhan ditujukan kepada
mereka yang tinggal di bumi. Bentuk aorist (baca: past tense) dalam tiga
kata kerja perintah memberikan implikasi bahwa tindakan-tindakan itu harus
segera dilakukan. Terjemahan bahasa Inggrisnya adalah: “start fearing, start
giving glory, start worshiping.” Konteksnya adalah semua penduduk bumi
telah menyembah binatang, jadi sangat perlu untuk membuat panggilan
supaya manusia menyembah Allah. Panggilan untuk takut akan Tuhan dan
memuliakan Allah diikuti oleh frase “telah tiba saat penghakimanNya”
(14:7a). Kata penghubung atau kata depan “sebab” dalam kalimat ini
menegaskan alasan mengapa harus takut akan Allah dan memuliakan Dia,
yaitu karena “telah tiba saat penghakimanNya.”
Dari konteks kronologi, pekabaran di atas diberikan setelah periode
1260 tahun, sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Dalam Wah. 11, dua
saksi menyampaikan nubuatan atau pekabaran injil selama periode yang
sama. Setelah periode ini berakhir, umat Allah yang sisa dalam Wah. 11:13
akan “takut akan Allah dan memuliakan Dia”—mereka bertobat. Panggilan
untuk takut akan Allah dan memuliakan Dia dalam 14:6, 7; dan takut akan
Allah dan memuliakan Dia dalam 11:13 sesungguhnya berlangsung pada
periode yang sama.
PENUNTUN Dalam hal
PELAJARAN ini,WAHYU
KITAB panggilan pertobatan dalam 2016
14:6, 7
mempertegas isu tentang “penyembahan.” Itu adalah panggilan untuk beralih
dari menyembah “binatang” atau “naga” kepada penyembahan kepada
“Allah” sebagai Pencipta. Panggilan itu diberikan kepada penduduk bumi
yaitu “setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum” (13:7, 8; 14:6). Dalam Wah.
9:20, 21 penduduk bumi tidak bertobat. Tetapi setelah pekerjaan dari dua
saksi yang setia selama 1260 tahun dilakukan, ada orang yang bertobat
(11:13). Dapat dikatakan, pertobatan dalam Wah. 11:13 tidak hanya hasil
dari ancaman penghukuman Allah, tetapi juga sebagai hasil dari panggilan
pertobatan untuk takut akan Allah dan menyembah Dia. Mereka yang
bertobat adalah “orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan
patungnya dan bilangan namanya” (15:2). Mereka inilah yang akan
menyanyikan lagu-lagu kemenangan sambil berkata, “siapakah yang tidak
takut ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu?” (14:4, bdk. 11:13;
14:7; 15:4).

Pertentangan Besar
(Wahyu 12:1-18)

B. Abin Page 117


Perempuan dan Naga (Wah. 12: 1-6).
Wahyu 12 adalah ringkasan tentang pertentangan besar antara “naga”
dan “perempuan.” Istilah Yunani drakon (naga) dan gyne (perempuan)
masing-masing muncul 8 kali dalam Wahyu 12. Keduanya menjadi tokoh
utama dalam pertentangan atau peperangan besar dalam pasal ini, seperti
yang telihat pada tabel berikut ini:

Perempuan Naga

Satu tanda besar di langit (ay. 1a) “satu tanda lain di langit” (ay. 3a)
“berselubungkan matahari, bulan di “naga merah padam yang besar,
bawah kakinya (ay. 1b) berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh”
(ay. 3b)
“mahkota dari 12 bintang di kepalanya” “di atas kepalanya ada 7 mahkota”
(ay. 1c). (ay.3c)
“Ia mengandung dan dalam keluhan dan “naga itu berdiri di hadapan perempuan
penderitaannya hendak melahirkan ia yang hendak melahirkan itu untuk
berteriak kesakitan (ay. 2) menelan Anaknya” (ay. 4b).

Tabel PENUNTUN PELAJARAN


ini menegaskan bahwaKITAB WAHYU antara perempuan dan
pertentangan 2016
naga
berpusat pada “Anak laki-laki” (ay. 4b) tetapi karena ia diselamatkan oleh
Allah (ay. 5), maka target berikutnya adalah perempuan (ay. 6). Anak itu
terangkat ke surga – (Ibrani 4:14; 8:1). Anak manusia itu adalah Yesus –
dilahirkan dalam gereja yang suci (perempuan).

Perempuan. Ia adalah simbol dari gereja atau umat Allah. Referensi


PL menunjukkan bahwa perempuan adalah simbol dari umat Allah, yaitu
Israel (baca Hos. 2:19, 20, Yes. 54:1-6; Yeh. 16:1-19). Referensi PB juga
menunjukkan bahwa perempuan itu merujuk pada Gereja Allah (baca 2 Kor.
11:1-3; Wah. 19:7, 8; Ef. 5:21-32). 49 Jadi, perempuan dalam Wahyu 12
adalah simbol dari orang kudus atau umat Allah yang setia. Pernyataan
“berselubungkan matahari, bulan di bawah kakinya” dan “mahkota dari 12
bintang di kepalanya” (ay. 1bc) adalah gambaran positif dari umat Allah
yang setia (bdk. 2:10; 3:11) baik untuk 12 suku Israel maupun untuk 12 para
murid yang membentuk Gereja Kristen. Pernyataan “berselubungkan
matahari” dimengerti melalui pernyataan berikut: Jubah Allah adalah terang
– (Maz. 104:2) dan Kristus adalah matahari kebenaran (Mal. 4:2; Maz.
84:11). Umat Allah adalah anak-anak terang (Luk. 16:8; 1 Tes. 5:5-8).

B. Abin Page 118


Pernyataan bulan di bawah kakinya” dalam Mazmur 89:34-37
menegaskan bahwa bulan memperoleh terangnya dari matahari. Janji-janji di
PL merupakan bayangan dari apa yang akan datang, PB menggenapinya.
Kemudian, “dua belas mahkota di kepalanya (bdk. 1 Pet. 2:9) adalah
lambang dari kerajaan. Jemaat atau Gereja adalah imamat rajawi dari orang
percaya, yang dimahkotai oleh kesaksian-kesaksian para rasul. Jadi, semua
bahasa simbolik yang digunakan di atas berhubungan dengan gambaran
positif dari umat Allah atau gerejaNya. Simbol-simbol ini melambangkan
kemurnian dari ajaran, sebagaimana ditemukan dalam Alkitab.

Naga merah padam. Istilah “dragon” (Yun: drakon) dalam PL adalah


gambaran metafora untuk musuh Israel, seperti Firaun (Yes. 30:7), Rahab
(Yes. 51:9, 10), atau Babel (Yer. 51:34). Dalam Kitab Wahyu (12:9) istilah
ini dihubungkan dengan kekuasaan setan atau iblis yang menipu seluruh
dunia. Kekuasaan ini juga (disebut “ular”) yang memperdaya Adam dan
Hawa di taman Eden (Kej. 3).50 Jadi gambaran “merah padam” adalah
simbol dari karakternya yang suka menganiaya dan membunuh umat Allah
yang setia (bdk. Wah. 6:3-4; 17:3-6). Dengan kata lain, naga merah padam
adalahPENUNTUN
simbol kekuasaan
PELAJARANyang melawan
KITAB WAHYU Allah dan umatNya. Dia2016
adalah
simbol dari setan dan para pengikut-pengikutnya. Dia memiliki tujuh kepala
dan sepuluh mahkota. Ini menggambarkan pengakuan bahwa setan memiliki
kekuasaan sebagai penguasa, yang bekerja di balik kekuasaan Babel, Mesir,
Roma kafir, dan “tanduk kecil.”51

Lusifer dan Allah di Sorga. Lusifer menyeret 1/3 dari para malaiakat
(Wah. 12: 3- 4a). Ekor melambangkan penipuan atau kebohongan. Setan
menipu sepertiga dari para malaikat melalui doktrin yang palsu, karena itu ia
dianggap sebagai bapa dari para pendusta. Allah Tritunggal terdiri dari tiga
oknum, yakni Allah Bapa, Michael (Allah anak), dan Allah Roh Kudus.
Lusifer yang menjadi kepala dari malaikat tetapi ingin menjadi salah satu
dari mereka dalam mengambil keputusan, ia ingin menjadi Allah. Tetapi hal
itu tidak mungkin karena dia adalah seorang ciptaan. Hal ini membangkitkan
kecemburuan Lusifer, ia cemburu kepada Yesus sebagai Allah, sebagai agen
penciptaan alam semesta dan manusia (Kolose 1:16). Kecemburuan itu
disertai dengan pemberontakan melawan Allah, dan hal itu yang membuat
dia dilemparkan ke bumi (baca Yeh. 18:16, 17).
Pemberontakan Lusifer adalah awal mula dosa (Yeh. 28:12-17).
Lusifer adalah kepala para malaikat, selalu berada dekat kerub, di hadapan

B. Abin Page 119


takhta Allah. Lusifer adalah yang paling cantik dari semua ciptaan Allah di
sorga. Lusifer adalah pemimpin semua penghuni surga, di samping Kristus
sendiri. Karena kesombongan dan kecantikannya, ia cemburu dan mulai
mengadakan perlawanan terhadap Allah. Para malaikat di sorga adalah suci
dan tidak memerlukan hukum, seperti Allah mereka tidak berbuat salah.
Yesus adalah Allah dan jika Lusifer dapat menggantikan posisiNya, ia akan
melakukan sesuatu lebih baik dari Yesus. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan kerinduannya, ia mempengaruhi para malaikat dan
memberitahukan semua rencananya. Tetapi ketika dia menghadap Allah –
dia memutarbalikkan cerita dan mengatakan para malaikat tidak taat pada
pemerintahan Allah, yang pada kenyataannya dialah yang melawan Allah.
Allah membaca dan mengetahui rancangan dalam pikirannya – jadi Dia
mengumpulkan semua penghuni surga dan menjelaskan tujuan Allah dan
kedudukan Michael.
Allah keluar dan memberitahukan secara terbuka persoalan yang
terjadi dan rencana Lusifer kepada seluruh para malaikat. Beberapa dari para
malaikat juga mendekati Lusifer, menolak rencananya dan mengingatkannya
bahwa Allah adalah adil dan karakterNya adalah kasih – segala sesuatu yang
dia perbuat untukPELAJARAN
PENUNTUN kebaikan dari
KITABpara ciptaanNya. Inilah waktu bagi
WAHYU 2016para
malaikat untuk membuat keputusan secara terbuka: Memilih taat kepada
Allah atau mengikuti Lusifer. Ia hampir terbujuk, tetapi kesombongannya
telah mengalahkan keputusannya. Dia pikir bahwa seluruh penghuni sorga
telah kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. Jadi karena takut kehilangan
martabat dan kehormatan, dia gagal untuk bertobat. Para malaikat yang
sudah terpengaruh oleh janji-janjinya, sekarang ingin bertobat. Tetapi dia
memberitahukan mereka “Aku tahu pemerintahan Allah – kamu berpikir
terlalu jauh tentang Dia, kamu tidak bisa bertobat dan diampuni oleh Allah.”
Hasilnya “ekornya menyerert sepertiga dari bintang-bintang di langit”
(12:4a), sepertiga dari para malaikat Allah memihak Lusifer (baca Yesaya
9:15).

Empat Tahap Peperangan (12:7-12).


Pertama: Peperangan di Sorga - Lusifer dan Mikael. Nama
Michael (Ibr: Mikael: who is like God) disebutkan lima kali dalam Alkitab.
Dalam buku Daniel, nama ini dihubungkan dengan pemimpin pasukan dari
para malaikat yang berperang di medan pertempuan melawan raja dari
kerajaan Persia dan Yunani (Dan. 10:13, 21), yang merupakan agen setan.
Dalam Dan. 12:1 Mikael adalah seorang pemimpin besar yang melindungi

B. Abin Page 120


umatNya dalam peperangan terakhir di bumi.52 Ini bertentangan dengan
naga (ay. 9) seperti dijelaskan pada Wah. 12:3, memiliki karakter untuk
melawan Allah dan umatnya. Naga sesungguhnya adalah nama lain dari
setan atau iblis. Dia adalah musuh Allah dan penuduh manusia (Ayub 1:6-
6:2), dan yang mencobai manusia (1 Taw. 21:1). Perjanjian Baru
menggambarkannya sebagai musuh Allah dan umatNya (Yoh. 12:31),
pembohong dan bapa dari segala pembohong (Yoh. 8:44; bdk. Wah. 12:9,
10). Karena ia melawan Allah maka sebagai akibatnya ia dilemparkan ke
bumi.
Lusifer berharap untuk diikuti oleh seluruh malaikat karena para
malaikat tidak mengetahui sepenuhnya rencana setan. Dia berpikir bahwa
jika para malaikat mendukungnya dunia yang lain akan mengikutinya juga,
karena mereka tidak mengetahui motif Lusifer yang sesungguhnya. Para
malaikat di sorga terbagai menjadi dua bagian: 2/3 mendukung Allah, dan
1/3 dari mereka mendukung Lusifer. Mengambil keuntungan dari
perpecahan ini, dia menuduh Allah sebagai oknum yang gagal. – Contoh:
pemerintahanNya gagal karena Lusifer dapat menyatukan para malaikat di
bawah kekuasaanya. Dia menggunakan begitu banyak penipuan dan
kebohongan,
PENUNTUN yangPELAJARAN
Allah tidak pernah
KITAB gunakan dalam pemerintahanNya.
WAHYU 2016
Allah bisa saja langsung membinasakan Lusifer di sana, tetapi maksud jahat
dari setan belum sepenuhnya diketahui oleh para malaikat dan penduduk
dunia yang lain. Itulah sebabnya mereka semua bingung, tidak mengetahui
siapa yang benar dan siapa yang salah.
Jadi, untuk mengungkapkan kebenaran sesungguhnya, Allah berkata
kepada setan, Aku tidak akan membinasakan engkau sekarang – Aku akan
memberikan kamu waktu 6000 tahun untuk menunjukkan prinsip-prinsip
pemerintahanmu. Sementara itu, kebenaran akan terungkap dan para
malaikat mengetahui mana yang benar, sehingga mereka sanggup untuk
membuat pilihan. Setelah semuanya menjadi nyata – dan para malaikat
sudah memilih, Allah akan membinasakan Lusifer, termasuk semua malaikat
dan manusia yang mengikuti dia. Jika Allah membinasakan Lusifer di
sorga, manusia dan seluruh alam semesta yang menyembah Dia akan merasa
ketakutan dan mengatakan ‘Allah ini kejam dan seorang diktator.’ Setan
dilemparkan ke bumi dan ia berkarya di bumi selama 6000 tahun. Ia
sekarang sedang bekerja untuk mempengaruhi manusia dengan penipuan,
doktrin palsu, dan ia berusaha menjatuhkan manusia dengan berbagai cara.
Inilah alasan Allah mengungkapkan rencana keselamatanNya, dengan
mengutus anakNya ke dunia ini (baca Kej. 3:15).

B. Abin Page 121


Wah. 12: 9 adalah informasi tentang kekalahan Lusifer yang pertama
di sorga. Akibatnya “Ia dilemparkan ke bumi.” Ayat 10 memberikan
informasi tentang nyanyian kemenangan dari orang-orang yang telah
diselamatkan oleh Allah, bahwa keselamatan dan kerajaan Allah yang
dikembalikan kepada Allah dan Kristus. Ayat 11 menegaskan bahwa darah
Anak Domba sebagai jaminan kemenangan dan keselamatan. Jadi darah
Kristus sebagai instrumen untuk mengalahkan kuasa kejahatan di bumi.
Ayat 12 berbicara mengenai pengungkapan maksud jahat setan terhadap
penghuni surga dan dunia yang lain. Oleh sebab itu orang yang diselamatkan
berhak untuk bersukacita karena setan tidak akan diizinkan untuk datang
membuat propaganda di sorga. Ayat yang sama juag berbicara tentang setan
dilempar ke bumi. Kemenangan melalui salib – membuatnya marah, karena
dia tahu waktunya sangat singkat (6000 – 4031). Waktu yang tersisa adalah
kesempatan bagi manusia di bumi untuk memutuskan untuk berdiri di pihak
Allah atau menentang Allah.

Kedua: Peperangan di Bumi – Setan (naga) dan Anak Manusia


(Wah. 12:4b-6). Seperti dijelaskan di atas, di bumi ada Yesus dan
jemaatNya.Yesus mati di kayu
PENUNTUN PELAJARAN Salib
KITAB tahun tahun 31 AD. Pada peristiwa
WAHYU 2016
inilah, para malaikat melihat dengan jelas tujuan setan. Dia membunuh
Yesus di kayu salib membuktikan Allah itu kasih dan Lusifer itu
pembohong. Para malaikat memilih dan berdiri teguh karena Yesus oknum
yang layak disembah sebagai Pencipta, yang menciptakan segala sesuatu.
Yesus layak untuk disembah karena empat hal: Pertama, Dia mengambil
rupa manusia supaya dapat menebus manusia. Kedua, dalam bentuk manusia
dia merendahkan dirinya dan tidak pernah berdosa. Ketiga, Dia
mencurahkan darahNya untuk membersihkan manusia dari dosa-dosa
mereka. Keempat, Dia menerima kehormatan, kemuliaan, dan kekuasaan
sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala Tuhan. Pada saat yang
sama hukuman untuk setan diumumkan – (Yoh. 12:30-33; 16:11; Yeh. 2:17-
19). Pertama, ia akan dibakar dalam api neraka. Kedua, ia tidak lagi
memiliki akses untuk pergi ke surga. Ketiga, orang-orang yang masuk ke
sorga hanya melalui iman pada pengorbanan Yesus (bdk. Ayub 1:6, 7; 2:1,
2).

Ketiga: Peperangan di Bumi - Setan dan Perempuan (Wah. 12:13-


16). Setelah ia dilemparkan ke bumi, dan di bumi ia dikalahkan oleh Anak
Manusia, maka naga itu pergi memerangi perempuan, yaitu perempuan

B. Abin Page 122


“yang melahirkan Anak laki-laki itu” (ay. 13). Ayat 14,16 mengatakan
bahwa perempuan itupun diselamatkan “diberikan sayap burung nazar
supaya ia terbang…” dan “bumi datang menolong perempuan itu.” Ayat 15
menegaskan cara yang dilakukan oleh setan untuk membunuh perempuan
itu, “ular menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah
perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.”
Mengalirkan air dalam PL sering disimbolkan dengan kejahatan
bangsa-bangsa yang menyerang dan menganiaya orang Israel (Maz. 69:1,
2).53 Pemazmur mengungkapakannya dalam bahasa metafora bahwa jika
Tuhan tidak melindungi umatNya maka “air menghanyutkan kita, sungai
mengalir melingkupi kita…air yang meluap-luap” (Maz. 124:2-5; bdk. Yes.
8:7, 8). Yeremiah menggambarkan Mesir sebagai “air sungai yang
mengamuk, yang membanjiri negeri serta isinya, kota serta penduduknya”
(Yer. 47:2). Dalam buku Wahyu istilah yang sama untuk menggambarkan
kejahatan yang mendukung kekuasaan murtad Babel (Wah. 16:12; 17:15).
Jadi berdasarkan fakta tersebut, maka pernyataan “ular menyemburkan dari
mulutnya air, sebesar sungai” (ay. 15) adalah gambaran dari usaha setan
untuk melenyapkan gereja dengan berbagai penipuan (bdk. Kej. 3:1-7).
Perlu PENUNTUN
untuk dicatat, dalam Kitab
PELAJARAN Wahyu,
KITAB mulut dari naga, binatang dan
WAHYU nabi
2016
palsu adalah sumber dari tiga roh najis yang berkumpul di dunia untuk
berperang dalam peperangan Armagedon (16:13, 14). Catatan: Istilah “air”
dalam ayat ini adalah simbol orang banyak, berbagai kelompok manusia
digunakan oleh setan untuk menghancurkan umat Allah: Tentara
penganiaya, doktrin yang palsu, kekuasaan politik, kekuasaan Gereja yang
murtad. Sedangkan “bumi” adalah simbol tempat yang berpenduduk jarang
dan terisolasi, tetapi menjadi tempat yang aman untuk persembunyian bagi
umat-umat Allah yang dianiaya dan dikejar.

Keempat: Peperangan di Bumi – Setan dan Benih Perempuan


(Wah. 12: 17, 18). Wah. 12:17 mengatakan “Maka maralah naga itu kepada
perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunan yang lain, yang menuruti
hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Pernyataan
“keturunan yang lain” dalam bahasa Yunani loipoi (jamak dari kata loipos)
berarti “rest” atau “yang tertinggal,” “yang sisa” yang biasa diterjemahkan
dalam bahasa Inggris “remnant.” Itu merujuk pada benih dari perempuan
yang diperangi setan (12:5; bdk Kej. 3:15). Dalam PL istilah ini diberikan
kepada orang Israel yang selamat dari peperangan, yang selamat dari
kehancuran karena bencana alam, mereka yang diselamatkan oleh Allah

B. Abin Page 123


karena setia kepadaNya (bdk. Yes. 10:20-22; 11:11-12; Yer. 23:3; 31:7).
Dalam PL istilah ini sering digunakan ketika sebagian besar orang Israel
murtad, tetapi ada kelompok yang setia kepada Allah (1 Raja 19:18). Dalam
kitab Wahyu, istilah Yunani loipoi hanya digunakan tiga kali, dan ketiganya
merujuk pada umat Allah (2:24 Tiatira; 3:2 Sardis; 12:17, benih
perempuan).54
Berbicara dari konteks akhir zaman, puncak peperangan setan adalah
peperangan melawan benih perempuan atau keturunan yang lain (umat sisa).
Ciri-ciri umat yang terakhir yang diperangi oleh setan menurut ayat ini
adalah: “Memelihara hukum Allah” dan “memiliki kesaksian Yesus” (bdk.
Ef. 6:11-13). Pernyataan “kesaksian Yesus Kristus” dalam konstruksi bahasa
Yunani dimengerti dalam dua hal: Pertama, “kesaksian tentang Yesus
Kristus” di mana Yesus berperan sebagai obyek kesaksian. Kedua, Yesus
sendiri adalah subyek yang mengungkapkan diriNya kepada mereka yang
memiliki karunia nubuat untuk disampaikan kepada manusia (bdk. 1:2). 55 Ini
menegaskan bahwa isi dari kitab Wahyu adalah kesaksian Yesus yang Ia
berikan kepada gerejanya melalui Yohanes. Di sini setan menyerang
jemaatNya sebagai jalan untuk memerangi Allah, tetapi Allah melindungi
umatNya. Umat Allah
PENUNTUN yang menurut
PELAJARAN hukum dan memiliki kesaksian2016
KITAB WAHYU Yesus
dapat mengalahkan perlawanan setan melalui darah Anak Domba.
Wahyu 19:10 memberikan definisi dari “kesaksian Yesus” yaitu “roh
nubuat” (bdk. 22:9). Peran dari nabi dalam PB adalah membawa kesaksian
Yesus kepada jemaatNya. Jadi konsep “kesaksian Yesus” dalam kitab
Wahyu tidak merujuk pada isi dari Kitab Wahyu seperti yang terungkap
dalam pernyataan “kata-kata nubuat” (1:3; 22:7, 10, 18, 19) yang berisi
sesuatu yang dilihat oleh Yohanes, yaitu firman Allah dan kesaksian Yesus
(1:2). Juga tidak merujuk pada kesaksian gereja tentang Yesus, karena
kesaksian gereja dalam kitab Wahyu diungkapan dengan pernyataan
“kesaksian” (bdk. Wah. 6:3) atau “kesaksian mereka” (11:7; 12:11).
Pernyataan “kesaksian Yesus Kristus” dimengerti sebagai pengungkapan diri
Yesus kepada jemaatNya.56 Melalui pekerjaan Roh Kudus, hamba-hambanya
para nabi diinspirasikan untuk menyampaikannya kepada jemaatNya tentang
kesaksian itu. Nabi-nabi di PB adalah individu yang ditugaskan untuk
menyampaikan kesaksian tentang Yesus. Inilah alasan mengapa Yohanes
dibuang di pulau Patmos (1:9). Wah. 12:17 menunjukkan bahwa nubuatan
Wahyu tidak mati bersama Yohanes, karena umat Allah yang setia di akhir
zaman juga diberikan “karunia nubuat” (bdk. 19:10).

B. Abin Page 124


Pernyataan “marahlah naga itu kepada perempuan itu” dan
keputusannya untuk “memerangi keturuanannya yang lain” adalah gambaran
permusuhan yang telah dimulaikan dalam Kej. 3:15. Jadi, peperangan besar
yang dilihat oleh Yohanes adalah klimaks dari peperangan yang dimulaikan
di Kejadian 3. Umat Allah yang hidup pada periode terakhir sejarah dunia
ini, yang diperangi oleh setan memiliki ciri, “memelihara hukum Allah dan
memiliki kesaksian Yesus.”57 Ini adalah identitas eksklusif yang membuat
mereka berbeda dari dunia. Hans LaRondelle menegaskan bahwa “memiliki
kesaksian Yesus” tidak hanya menjadi ciri khusus dari umat di akhir zaman,
tetapi ciri khusus umat Allah sepanjang zaman.58 Hal itu dikuatkan oleh
fakta bahwa Yohanes sendiri adalah mediator melalui siapa Yesus
memberikan kesaksianNya. Jadi Dia juga memberikan kepada nabi yang
memiliki karunia nubuat di akhir zaman untuk menyampaikan kepada
umatNya pekabaran tentang Yesus Kristus. Atas dasar itulah, setan dengan
segala kekuatannya memerangi umatNya. Hasilnya adalah setan dikalahkan,
usahanya untuk menghancurkan gereja gagal. Ini memberikan harapan
kepada umat Allah yang hidup di akhir zaman untuk memperoleh
kemenangan atas peperangan tersebut.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Binatang Laut dan Binatang Darat
(Wahyu 13:1-18)

Wahyu 12 diakhiri dengan informasi bahwa setan bertekat untuk


memerangi benih perempuan dalam peperangan paling terakhir di bumi
(12:17). Wahyu 13 menggambarkan secara rinci metode bagaimana naga itu
memerangi Kristus dan umatNya. Setan menggunakan dua aliansi kekuasaan
yang disimbolkan oleh kekuasaan binatang yang muncul dari dalam laut
(13:1-10) dan binatang yang muncul dari dalam bumi (13:11-18).

Binatang Muncul dari Laut (13:1-10)


Struktur Teks. Wahyu 13:1-10 terdiri dari tiga bagian utama
berdasarkan kata kunci yang digunakan dalam teks:

ay.1 Kepala Nama-

B. Abin Page 125


binatang menghujat
ay. 2 Binatang Naga Mulut- Naga
menghujat memberikan
kuasa
ay. 3 Kepala
binatang/
Kena luka
ay. 4 Binatang Naga Naga Berperang Bumi/
memberikan menyembah
kuasa
ay. 5 (itu/ia) Mulut- Kuasa
menghujat diberikan
ay. 6 (itu/ia) Allah Mulut-
menghujat
menghujat
namaNya
ay. 7 (itu/ia) Orang Kuasa Berperang
Kudus diberikan
ay. 8 (itu/ia) Domba/ Bumi/
disembelih menyembah
ay. 9
ay. 10 Orang
kudus
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Ada tiga informasi penting yang digambarkan dalam Wah. 13:1-10, seperti
yang ditunjukkan oleh skema di atas, yaitu (a) gambaran umum tentang
binatang dan reaksi manusia (ay. 1-4); (b) tindakan dari binatang dan reaksi
manusia (ay. 5-8), dan (c) panggilan dan reaksi yang seharusnya dilakukan
oleh orang kudus (ay. 9, 10), seperti yang terlihat berikut:

1. Gambaran tentang binatang dan reaksi manusia dicatat dalam 13:1-4


a. Gambaran tentang binatang:
(1) Binatang muncul dan ciri-ciri fisik.
(2) Ia mendapat kekuasaan dari naga.
(3) Mendapat luka yang mematikan tetapi sembuh
b. Reaksi universal manusia: Penyembahan Universal.

2. Tindakan binatang dan reaksi manusia dicatat dalam 13:5-8


a. Tindakan binatang:
(1) Diberikan: mulut yang sombong dan penuh hujat.
(2) Diberikan: kuasa untuk bertindak selama 42 bulan.
(3) Tindakannya: Ia membuka mulut, menghujat Allah, tempat kudus,
dan semua yang diam di sorga.
B. Abin Page 126
(4) Diberikan: kuasa untuk berperang melawan orang-orang kudus.
(5) Diberikan: kuasa atas setiap suku, umat, bahasa, dan bangsa.
b. Reaksi univeral manusia: Penyembahan universal.

3. Panggilan: “barangsiapa” (3x) dan reaksi orang kudus “yang penting”


(13:9,10).

Struktur tersebut di atas, menurut Shea, untuk menegaskan bahwa


Wah. 13:1-4 dan 13:5-8 pada dasarnya menjelaskan tentang fakta sejarah
dan sosok individu atau tokoh yang sama, tetapi dilihat dari perspektif yang
berbeda.59 Selain dari pada itu, dua bagian ini menunjukkan kronologi waktu
dan perkembangan yang jelas, yaitu dimulai dengan peristiwa-peristiwa
historis dan diakhiri dengan peristiwa-peristiwa eskatologis, yaitu
penyembahan universal. Dua bagian ini menunjukkan bahwa tujuan utama
dari aktivitas binatang adalah penyembahan kepada binatang dan naga.
Bagian pertama dan kedua (13:1-8) menekankan pada ciri atau karakter dan
aktivitas dari “naga” dan diakhiri dengan penyembahan universal. Bagian
ketiga berfokus panggilan Allah untuk orang kudus untuk memelihara
“ketekunan dan iman”
PENUNTUN (13:9,10).
PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Bagian pertama (13:1-4) menjelaskan “binatang” itu menerima kuasa
dari “naga” (ay. 2b) kemudian ia mengalami luka parah yang mematikan,
tetapi luka parah itu sembuh (ay. 4). Kesembuhan itu mengakibatkan
penduduk bumi menyembah binatang dan naga. Bagian kedua (Wah. 13:5-8)
didominasi oleh pernyataan dengan kata kerja pasif “diberikan kepadanya,”
yang muncul empat kali, baik secara eksplisit maupun implisit (ay. 5a, 5b,
7a, 7b). Seperti yang terlihat berikut ini:

(1) Diberikan kepadanya: (1) Diberikan kepadanya:


“mulut yang penuh kesomobongan Berperang melawan orang-orang
dan hujat” (ay. 5a). kudus (ay. 7a)
(2) Diberikan kepadanya: (2) Diberikan kepadanya:
“kuasa untuk bertindak 42 bulan “kuasa atas setiap suku dan umat
lamanya” (ay. 5b). dan bahasa” (ay.7b)
(3) Tindakan dari binatang: (3) Reaksi manusia:
“menghujat Allah, tempat kudus, Penyembahan universal untuk
dan mereka yang diam di sorga” binatang (future) (ay. 8)
(ay. 6).

Ayat 5, 6 merujuk pada periode 1260 tahun, ayat 7, 8 fokus pada


periode sesudah 1260 tahun. Mereka yang berpartisipasi dalam

B. Abin Page 127


penyembahan binatang secara universal bertentangan dengan karakter orang-
orang kudus, yaitu yang namanya terdapat dalam kitab kehidupan Anak
Domba, mereka tidak menyembah binatang. Penting untuk dicatat, ide pada
ayat 6 dibangun di atas ayat 5 yaitu “mulut yang penuh kesombongan dan
hujat” diungkapkan melalui tindakan “menghujat Allah, namanya dan
kemah kediamannya, dan semua mereka yang diam di sorga.” Ini semua
dilakukan oleh binatang selama 42 bulan atau 1260 tahun. Kemudian, ayat 8
adalah penjelasan dari ayat 7 yaitu penyembahan universal pada waktu yang
akan datang (ay. 8) sebagai konsekuensi dari usaha binatang dengan
“berperang melawan orang-orang kudus” (ay. 7).
Jadi, dari konteks kronologi, Wah. 13:1-8 menekankan dua fokus
utama: Pertama, fokus pada peristiwa yang terjadi pada periode abad
pertengahan (1260 tahun). Kedua, fokus pada peristiwa yang terjadi pada
akhir zaman. Ayat 1, 2 dan ayat 5, 6 merujuk pada periode yang sama yang
berakhir tahun 1798 AD. Ayat 3 mencatat bahwa ada luka yang
membahayakan hidup tetapi luka yang membahayakan hidup itu sembuh.
Kesembuhan itu terjadi sesudah periode 1260 tahun, dan kesembuhan dari
luka parah itu menjadi fenomena utama dalam berbagai bidang sejak saat itu
sampai sekarang.PELAJARAN
PENUNTUN Dari sudut pandang
KITAB WAHYU manusia yang hidup sekarang,
2016
penyembahan universal pada ayat 4 akan terjadi pada waktu yang akan
datang (“future”). Jadi, informasi pada ayat 3, 4 menggambarkan
perkembangan eskatologi dengan ayat 7, 8. Dimulai dengan peristiwa-
peristiwa sejarah (ay. 3, 4) dan diakhiri dengan dengan peristwia-peristiwa
eskatoliogs yaitu peristwia-peristiwa akhir dari sejarah dunia ini (ay. 7, 8).
Penting untuk dicatat, ayat 7 membuat kontrast antara “orang kudus” dengan
“setiap suku dan kaum dan bahasa dan bangsa.” Orang “kudus” di sini
muncul sebagai “the remnant” (umat yang sisa, baca 12:17) yang hidup
sesudah tahun 1798. Karakter mereka dikontraskan dengan mereka yang
tidak menerima injil. Pernyataan “semua orang yang diam di atas bumi” dan
”yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan” dianggap sebagai
musuh Allah. Mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan adalah
orang-orang kudus, yang diselamatkan oleh Allah.

Konteks literal dan Interpretasi. Interpretasi bagian ini harus


dimengerti dari struktur teks. Seperti yang dijelaskan di atas, Wah. 13:1-4
adalah pendahuluan, yang berisi gambaran umum tentang kekuasaan dan
aktivitas dari setan, sama dengan gambaran yang dilihat oleh Daniel dalam
penglihatan Daniel 7. Wah. 13:5-7, berisi identifikasi dari binatang laut

B. Abin Page 128


berdasarkan aktivitas yang dilakukannya selama 42 bulan. Wah. 13:8 berisi
pendahuluan pendek tentang peperangan terakhir yang terjadi pada bagian
terakhir sejarah dunia ini, yang kemudian dijelaskan secara rinci dalam Wah.
13:11-18.
Yohanes berdiri di tepi laut dan ia melihat “binatang yang keluar dari
dalam laut.” Istilah “binatang” dalam PL dihubungkan dengan binatang buas
(beast).60 Binatang buas dalam Wah. 13:1-2 berasal dari laut yang memiliki
banyak kepala (bdk. 12:3).61 Binatang yang memiliki banyak kepala
disebutkan dalam kitab Mazmur (74:13-14). Binatang ini melambangkan
kerajaan-kerajaan dunia, dapat dilihat dalam nubuatan Kitab Daniel (bdk.
Dan. 7:17, 23). Dalam Kitab Wahyu, binatang buas adalah simbol dari
kekuasaan politik, sebagai instrumen yang digunakan oleh setan untuk
bekerja dalam sejarah dunia, khususnya di akhir zaman (Wah. 11:7; 13:1-18;
14:9-11; 15:2; 16:2, 10, 13; 17:3-17; 19:19, 20; 20:4, 10).
Binatang yang dilihat oleh Yohanes muncul dari dalam “laut” atau
“air” sama dengan penglihatan Daniel 7:2, 3. Karakater dari binatang yang
keluar dari dalam laut adalah gabungan dari karakter empat binatang dalam
penglihatan Daniel (7:3-7), yaitu empat kekuasaan politik dari empat
kerajaan, yaitu “serupa
PENUNTUN dengan
PELAJARAN macan
KITAB tutul, kakinya seperti kaki beruang,
WAHYU 2016
dan mulutnya seperti mulut singa” (13:2). Gambaran ini menunjukkan,
aktivitas dari binatang yang keluar dari dalam laut ini dapat diidentifikasi
melalui penglihatan Daniel (Dan. 7). Dalam Kitab Daniel, empat kekuasaan
dari empat binatang adalah simbol dari kekuasaan politik dan agama yang
melawan kekuasaan Allah, sedangkan kekuasaan yang muncul dari dalam
laut ini adalah kekuasaan tunggal yang menggantikan empat kekuasaan itu.
Dalam PL, “laut” sering melambangkan tempat tinggal dari monster
laut (Ayub 26:12, 13; Maz. 74:13, 14; Yes. 27:1; 51:9, 10; Yeh. 32:2),
tempat di mana kuasa musuh yang jahat muncul dan menganiaya Israel. Jadi
simbol “laut” dalam kitab Wahyu dihubungkan dengan istilah “jurang maut”
(11:7; 17:8). Dalam Wah. 17; Yohanes menghubungkan binatang buas yang
sama (yang memiliki 7 kepala, 10 tanduk, dan penuh dengan nama hujat
(17:3, 7, 12). Dalam Wah. 17, Yohanes melihat binatang itu keluar dari
dalam jurang maut (17:8). Ini menegaskan bahwa “laut” dan “jurang maut”
adalah tempat yang sama, tempat di mana binatang dalam Wah. 13:1 itu
muncul. Penting untuk dicatat, “banyak air” di mana Babel pelacur itu duduk
dalam Wah. 17:1, sama dengan binatang yang “penuh dengan nama hujat”
dalam Wah. 17:3. Jadi, “air” di mana pelacur itu duduk, sama dengan “orang
banyak” atau “bangsa-bangsa” yang diidentifikasi melalui munculnya “tujuh

B. Abin Page 129


tanduk” dari binatang tersebut (17:12-18). Eugenio Corsini mengatakan
bahwa “laut” atau “air” adalah representasi dari realitas sejarah kosmik. 62
Sangat masuk di akal untuk menyimpulkan bahwa “laut,” dari mana
binatang dalamWah. 13:1 itu muncul, adalah simbol dari kondisi politik dan
sosial dari mana kekuasaan tirani dan jahat itu muncul (bdk. Wah. 17:15).63
Istilah “tanduk” adalah simbol dari kekuasaan politik (17:12). Sepuluh
tanduk dari binatang yang muncul dari dalam laut (Wah. 13:1) berkaitan
dengan 10 tanduk dari binatang yang dilihat oleh Daniel (7:7, 23, 24).
Sebaliknya, tujuh kepala dari naga, menurut William G. Johnsson, adalah
representasi dari kerajaan-kerajaan, melalui mana setan bekerja untuk
menganiaya umat-umat Allah dalam sejarah.64Sejarah membuktikan,
kekuasaan yang dilambangkan oleh binatang itu sangat aktif, ketika salah
satu kepalanya kena luka parah yang membahayakan hidupnya, ia berhenti
untuk bekerja, tetapi ketika luka parahnya sembuh, kekuasaan yang penuh
dengan penganiayaan dilanjutkan. Binatang laut ini memiliki jumlah kepala
dan tanduk yang sama dengan naga dalam Wah. 12:3. Ini adalah petunjuk
bahwa kekuasaan dari naga bersatu dengan kekuasaan binatang laut, seperti
Kristus dan Bapa adalah satu.65
Naga memiliki
PENUNTUN tujuh mahkota
PELAJARAN pada kepalanya, sebaliknya binatang
KITAB WAHYU 2016
laut memiliki sepuluh mahkota pada tanduknya. Tujuh mahkota pada kepala
naga adalah simbol pengakuan setan bahwa ia memiliki kekuasaan atas
dunia, sebaliknya sepuluh mahkota pada tanduk binatang laut adalah simbol
dari kekuasaan, takhta, dan otoritas yang diberikan kepadanya oleh naga
(13:2) melalui kekuasaan politk dan sekular (bdk. Wah. 17:12-12, 17). Ini
bertentangan dengan Kristus sebagai “Tuhan atas segala tuhan, dan Raja atas
segala raja” (Wah. 17:14) yang menggunakan banyak mahkota di kepalanya
(19:12). Selain dari mahkota, pada kepalanya terdapat “nama-nama hujat”
(13:1b). Dalam Wah. 13:6 binatang itu “membuka mulutnya untuk
menghujat Allah, menghujat namaNya dan kemah kediamannya dan semua
mereka yang diam di sorga.” Ladd menjelaskan, bahwa nama-nama hujat
dari binatang itu adalah pengakuan bahwa dia memiliki kekuasaan seperti
Allah.66 Ini menunjukkan bahwa kekuasaan setan yang berkerja melalui
kuasa politik dan agama ini bertujuan untuk melawan kekuasaan Allah dan
umatNya. Ia ingin disembah sebagai Allah, dan ingin memiliki hak seperti
Allah (13:3-4, 12).
Penting untuk dicatat, bahwa “kekuatan, takhta, dan kekuasaan” yang
dimiliki oleh binatang itu diberikan oleh “naga” (13:2b, 4). Naga adalah
simbol setan, dan ketika mencobai Yesus ia berkata “segala kuasa akan

B. Abin Page 130


kuberikan kepadaMu, karena semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan
aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” (Luk. 4:6). Jadi
kekuatan dan kekuasaan yang ia gunakan dalam sejarah bumi ini telah
bekerja melalui Babel, Medo Persia, Yunani, dan Roma kafir. Pada akhir
zaman ia memberikan kekuatannya kepada “tanduk kecil” yang muncul dari
binatang keempat, yaitu kuasa yang memiliki kekuasaan politik dan rohani
sekaligus, itulah Roma spiritual (Gereja Am).
Secara ringkas, hubungan antara naga dan binatang (13:1-8) adalah
sebagai berikut:
a. Naga memberikan kepada binatang kekuatannya, takhtanya, dan
kekuasaannya.
b. Manusia menyembah naga itu karena memberikan kekuasaan
kepada binatang itu.
c. Manusia yang menyembah binatang itu berkata, siapakah yang
dapat berperang melawan dia?
d. Semua orang yang diam di atas bumi menyembah binatang itu,
kecuali mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan dari
Anak Domba.
e. BinatangPELAJARAN
PENUNTUN itu menghujat
KITABAllah,
WAHYU mulut yang penuh kesombongan,
2016
berperang melawan orang-orang kudus selama 42 bulan lamanya.

Istilah simbolik dan artinya: Nubuatan Wah. 13:1-10 menggunakan istilah


simbolik yang maknanya perlu untuk dijelaskan. Berikut ini adalah
penjelasan dari beberapa istilah simbolik yang terdapat dalam nubuatan
Wahyu 13:
a. Laut : Orang banyak, bangsa-bangsa (Wah. 17:15; Yes. 8:7).
b. Tanduk : Raja atau pemimpin politik (Wah. 17:12, Dan. 7:24).
c. 10 tanduk : 10 kekuasaan dari 10 kerajaan.
d. Kepala : Raja dari kerajaan-kerajaan di bumi (Wah. 17:9, 10).
e. 7 kepala : Representasi kerajaan yang melawan Allah.
f. Naga : setan (Wah. 12:9; 20:22).
g. Binatang : kerajaan-kerajaan dunia (Dan. 7:17, 18)

Fakta sejarah dan Penggenapan Nubuatan

B. Abin Page 131


Dari konteks kronologi peristiwa sejarah, binatang dalam Daniel 7 dan
Wahyu 13:1-10 adalah simbol kerajaan-kerajaan dunia (Bdk. Daniel 7:1-28).
Berikut ini adalah fakta-fakta sejarah yang menggenapi nubuatan tersebut:

1. Singa = Babel -605-538 B.C.


2. Beruang = Medo-Persia -538-331 B.C.
3. Macan tutul = Yunani -331-168 B.C.
4. Binatang- mengerikan = Roma -168-476 A.D
5. Sepuluh tanduk = 1. Alemani -German
2. Franks -Prancis
3. Burgundians -Switzerland
4. Suevi -Portugal
5. Anglo-Saxon -Inggris (Britain)
6. Visigoths -Spanyol
7. Lombards - Italy
8. Heruli -493 dihancurkan Zeno
9. Vandals -534dihancurkan Justinian
10. Ostrogoths -538dihancurkan Justinian

Daniel melihat empat binatang keluar dari dalam laut, sementara


Yohanes hanya melihat
PENUNTUN satuKITAB
PELAJARAN binatang,
WAHYUdan ia memiliki ciri yang sama
dengan empat binatang dalam Daniel 7. Empat binatang dalam Daniel 20167
mewakili empat kerajaan di dunia. Perbedaan dengan penglihatan Yohanes
adalah sebagai berikut: Daniel diberikan sejarah yang detail oleh Allah
mengenai bangsa-bangsa yang berkuasa di bumi dari 539 sampai1798 AD.
Sementara Yohanes diberikan oleh Allah ringkasan sejarah yang pendek dari
periode yang sama dengan penglihatan Daniel.
Binatang yang keluar dari dalam laut, artinya kerajaan-kerajaan
muncul dari daerah yang banyak penduduk. Binatang memperoleh
kekusaaanya dari naga (ayat 4a), artinya kerajaan dunia mendapat
kekuasaannya dari setan sendiri. Dengan mengikuti dan menyembah
binatang, manusia secara otomatis mengikuti dan menyembah naga/setan.
Dengan menerima hukum dan institusi-institusi yang bertentangan dengan
hukum Allah, secara otomatis menyembah setan dan kekuasaannya.
Pemaksaan mengikuti ajaran setan dan menyembah kekuasaannya terjadi
selama kekuasaan binatang yang kepalanya kena luka parah dan
membahayakan hidupnya. Itu berlangsung selama 42 bulan atau 1260
hari/tahun. Selama periode itu, umat-umat Allah yang setia dianiaya, disiksa
dan dibunuh dengan sangat kejam.
Penting untuk dicatat, Daniel berbicara mengenai peristiwa-peristiwa
yang sama (Dan. 7:8, 23 – 25). Penganiayaan dimulai pada tahun 538 AD
B. Abin Page 132
dan berakhir pada tahun 1798 AD. Pada tahun 1798 peristiwa yang terjadi
adalah Paus Pius VI ditangkap oleh Jenderal Perancis, Berthier, di bawah
perintah kekuasaan militer pemerintahan Perancis. Kekuasaan dan supremasi
kepausan selama 1260 tahun untuk sementara berakhir. Ini yang dimaksud
dengan “kepalanya kena luka yang membahayakan hidupnya.” Ketika Italia
bersatu di bawah revolusi Garibaldi (1866 – 1870), gereja Katolik menyerah
dalam kekuasaanya, dan para Paus dijadikan tahanan di Vatikan.
Dalam Wah. 13: 9, 10 penglihatan berfokus pada kekuasaan, tanda
binatang, dan panggilan. Fakta sejarah tersebut di atas menunjukkan bahwa
binatang yang kena luka parah yang membahayakan hidupnya, diturunkan
dari takhtanya, dan dibawa ke pembuangan di mana dia meninggal setahun
kemudian. Ini berarti, kekuasaanya dilemahkan – lukanya benar-benar
mematikan. Tetapi pada 11 Februari 1929, sebuah dekrit ditandatangani
antara Musolini dan Kardinal Gaspari untuk memulihkan kekuasaan
kepausan. Hasilnya adalah sejak saat itu, Paus Roma menjadi raja atau
penguasa politik dan sekaligus penguasa rohani yang muncul paling
berkuasa di dunia. Dia memperoleh popularitas dan pengakuan di seluruh
dunia dan lukanya sembuh. Luka parah yang sembuh dan berkuasa kembali
yang PENUNTUN
membuat seluruh duniaKITAB
PELAJARAN heranWAHYU
dan mengikutinya. Fakta ini2016
adalah
petunjuk untuk mengerti Wah. 13: 9, 10.

Binatang Muncul dari Bumi (Wah. 13:11-18)


Wahyu 13:8 memberi gambaran tentang situasi akhir zaman. Hal itu
ditandai oleh berhasilnya setan mempengaruhi penduduk bumi untuk
menjadikan binatang laut sebagai pusat penyembahan di bumi. Penglihatan
dalam Wahyu 13:11-18 perhatian Yohanes dialihkan pada aliansi kekuasaan
setan yang kedua, yaitu melalui kekuasaan binatang yang keluar dari dalam
bumi.
Struktur Teks. Wahyu 13:1-10 fokus pada kekuasaan binatang yang
keluar dari dalam laut dan memiliki referensi tentang “orang kudus,”
sedangkan Wah. 13:11-18 fokus pada binatang yang keluar dari dalam bumi,
tetapi tidak memiliki referensi tentang “orang kudus.” Penting untuk dicatat,
sekalipun tidak memiliki referensi tentang orang kudus, tetapi bagian ini
secara eksklusif berfokus pada orang-orang yang tinggal di bumi (13:8, 12;
14:14), kelompok yang secara terus-menerus digambarkan secara negatif di
seluruh Kitab Wahyu. Kekuasaan yang keluar dari dalam bumi
menggunakan kekuasaanya dengan paksa. Setiap orang yang tunduk pada
kekuasaan ini adalah bagian dari penduduk “bumi,” dari mana kekuasaan itu
muncul, dan mereka tidak memiliki nama yang khusus. Sebaliknya, mereka
B. Abin Page 133
yang tidak menyembah binatang diancam dengan hukuman mati dan
kelompok ini dikenal dengan nama 144.000. Struktur dari Wah. 13:11-18
adalah sebagai berikut:

1 Penjelasan tentang binatang bumi ay. 11


2 Tindakan dari binatang bumi ay. 12-17
a. Binatang pertama-tekanan untuk = penduduk bumi ay. 12
menyembah
b. Tanda-tanda muijizat = Penduduk bumi ay. 13, 14a
c. Patung binatang-tekanan untuk = Penduduk bumi ay. 14b-15
menyembah
d. Tanda binatang = Tujuh penjelasan- ay. 16, 17
penduduk bumi
3 Mereka yang mengerti: Yang penting ay. 18
di sini ialah hikmat

Dari struktur ini, tema tentang penyembahan digunakan dalam dua ayat,
untuk menegaskan bahwa penyembahan kepada Allah bertentangan dengan
penyembahan kepada patung binatang. Tema ini menjadi isu besar dalam
penggenapan nubuatan di akhir zaman.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Konteks Literal dan Interpretasi. Istilah “bumi” (Yun: ge) dalam
teks ini dihubungkan dengan “bumi” dalam Wah. 12:15, 16. Konteks dari
ayat ini adalah naga memburu perempuan, tetapi “bumi” datang menolong
perempuan itu, dengan cara menelan sungai yang disemburkan naga dari
mulutnya (12:16). Ini menegaskan bahwa “bumi” memiliki fungsi dengan
konotasi positif, yaitu menyelamatkan “perempuan” (Gereja) dari kekuasaan
binatang (agen setan). Tetapi pada akhir zaman (13:11-18) sebaliknya
“bumi” menjadi tempat kebinasaan dari Babel (17:5). Dalam Wah. 19:2
Babel adalah tempat kebinasaan, dan menurut LaRondelle, dari “bumi”
itulah 144.000 ditebus oleh Allah (14:3).67 Ini berarti kekuasaan binatang
bumi dari berkonotasi positif yaitu “menelan sungai yang disemburkan
naga” menjadi kekuasaan yang melawan Allah dan umatNya, yaitu
menjalankan kekuasaan dari binatang pertama (13:12).
Hubungan antara “bumi” dan “laut” dalam Wahyu 13 menegaskan
bahwa kekuasaan “binatang bumi” (Wah. 13:11) berfungsi untuk
melengkapi kekuasaan “binatang laut” (Wah. 13:1). Aliansi keduanya
menciptakan kekuasaan universal di bumi. Hal ini menegaskan bahwa
kekuasaan universal setan melalui dua aliansi tersebut di atas meningkatkan
intensitas aktivitasnya di akhir zaman. Hal tersebut menggenapi pernyataan

B. Abin Page 134


dalam Wah. 12:12 “celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah
turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa
waktunya sudah singkat.”68 Secara tradisional Gereja Advent dalam The
Seventh-day Adventist Bible Commentary meyakini bahwa “bumi” merujuk
pada kawasan atau area yang jarang penduduknya. Sejarah membuktikan
bahwa pada abad kegelapan di Eropah barat, orang-orang Kristen
konservatif dan setia dikejar dan dianiaya oleh Gereja (yang memiliki
kekuasaan rohani dan politik). Situasi ini membuat mereka melarikan diri ke
benua baru, benua yang jarang penduduknya dan mendirikan negara yang
bebas dari intervensi agama. Tetapi kemudian negara itu menjadi penganut
protestan yang besar, itulah Amerika Serikat.69
Jika binatang laut muncul dengan tujuh tanduk, binatang bumi muncul
dengan “bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi berbicara seperti
seekor naga” (13:11). Simbol dari “domba” dalam buku Wahyu (juga PL)
adalah Yesus Kristus. Ini berarti binatang laut muncul dengan karakter
seperti Kristus. Hal ini menegaskan bahwa kekuasaan ini sejak awal
kebangkitannya memiliki peran yang positif. Problemnya adalah “ia
berbicara seperti seekor naga.” 70 Itu berarti, seperti binatang laut, binatang
bumi PENUNTUN
ini berperan sebagai instrumen
PELAJARAN KITAB WAHYU atau jurubicara dari naga2016 dalam
usahanya untuk mengalahkan gereja melalui penipuan. Di sini domba
berbicara seperti naga adalah gambaran dari peran dan sifat kebohongan dan
penipuan dari setan. Sifat ini dapat dibuktikan melalui apa yang
dilakukannya sejak di taman Eden. Seperti nabi berperan sebagai juru bicara
Allah, demikian juga kekuasaan ini berperan sebagai jurubicara setan. Ini
adalah alasan mengapa kekuasaan ini dalam kitab Wahyu dianggap sebagai
“nabi palsu” (16:13; 19:20; 20:10).
Peran dari binatang bumi dapat dilihat dalam dua pernyataan dalam
ayat 12, yaitu: (1) “Seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya
di depan matanya.” (2) “Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua
penghuninya menyembah binatang pertama.” Melalui binatang bumi,
binatang pertama (laut) secara tidak langsung menggunakan kekuasaan dan
otoritas besar, yang telah dilakukannya selama 42 bulan (13:5-8). Untuk
tujuan itu, binatang bumi mengimplementasikannya melalui dua strategi
yang telah dipraktekan oleh binatang laut dalam sejarah: Penipuan dan
pemaksaan. Penipuan itu dilakukan dengan “mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat…” (ay. 13, 14a). Tanda-tanda ajaib ini dilakukan supaya seluruh
dunia menyembah binatang pertama. Tanda-tanda ajaib atau mujizat adalah
ciri dari pelayanan Yesus di dunia (Kis. 2:22) dan itu juga menjadi ciri dari

B. Abin Page 135


pekerjaan Roh Kudus melalui murid-muridNya (bdk. Kis. 2:43; 4:30; 5:12-
16). Melalui mujizat dan tanda-tanda ajaib, Roh kudus meyakinkan manusia
untuk menerima Yesus dan menyembah Dia. Bertentangan dengan itu, setan
“menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda ajaib” (ay. 13;
baca 2 Tes. 2:8-10).
Pemaksaan dilakukan dengan cara: “mendirikan patung untuk
menghormati binatang (laut)…memberikan nyawa kepada patung binatang
(laut)…semua orang yang tidak menyembah patung binatang (laut) itu
dibunuh” (ay. 14b, 15). Mendirikan patung adalah peran baru dari binatang
bumi. Binatang bumi menggunakan strategi persuasif melalui penipuan, dan
patung binatang didirikan sebagai instrumen untuk mempengaruhi dunia.
Peran ini lebih bersifat politik bukan agama. Patung dalam Alkitab adalah
benda mati yang tidak bisa berbicara atau bertindak (bdk. Maz. 115:4, 5;
Yes. 46:7; Yer. 10:5), oleh karena itu binatang bumi “memberikan nyawa
kepada patung binatang itu” (ay. 15; bdk. Kej. 2:7). Semua skenario ini
dibangun di atas nubuatan Daniel 3, yaitu Nebukadnezar memerintahkan
semua yang tidak menyembah patung akan dibunuh. Pada akhir zaman
tuntutan penyembahan pada patung binatang secara universal akan didukung
oleh kekuasaan
PENUNTUNsipil. Ini menegaskan
PELAJARAN bahwa isu penting di akhir2016
KITAB WAHYU zaman
71
adalah menyembah Allah atau menyembah patung binatang.
Pertanyaan penting adalah siapakah yang dilambangkan oleh binatang
yang disebutkan dalam nubuatan ini? Johnsson menjelaskan bahwa
kekuasaan ini adalah kombinasi antara kekuasaan agama dan negara.72 Fakta
sejarah menunjukkan, tidak ada kekuatan politik dan agama dari suatu
negara yang memberi pengaruh besar pada sejarah dunia modern kecuali
Amerika Serikat. Ia muncul setelah binatang laut (yaitu Gereja memiliki
kekuasaan rohani dan politik) mengalami luka parah dan sembuh. Negara ini
memiliki kekuatan politik dan agama yang dominan. Kekuatan politik dan
agama adalah kata kunci untuk mengerti ungkapan simbolik “bertanduk dua
seperti anak domba” (ay. 11). Dalam Wah. 16:13, 14, ia adalah nabi palsu
yang menipu manusia melalui tanda ajaib dan mujizat pada peperangan
Armagedon.73
Selain yang disebutkan di atas, peran penting dari bintang pertama
dapat dilihat sebagai berikut: “Ia menyebabkan, sehingga kepada semua
orang… diberi tanda pada tangannya atau pada dahinya dan tidak
seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya” (ay. 16,
17). Istilah “tanda” (“mark”) diterjemahkan dari Yunani charagma. Ini

B. Abin Page 136


adalah istilah teknis untuk cap atau stempel yang digunakan pada dokumen
komersial atau dokumen kerajaan yang tertera pada mata uang Romawi.
Tidak ada fakta sejarah atau tradisi yang menunjukkan bahwa charagme
digunakan pada tubuh manusia. Ini menegaskan bahwa pernyataan “diberi
tanda pada tangannya atau pada dahinya” memiliki arti simbolik, yaitu tanda
yang dimiliki oleh setan yang dikenal dengan sebutan tanda binatang.
Meterai Allah pada dahi umat Allah (Wah. 7:1-14) dan tanda binatang dari
penyembah kekuasaan binatang menegaskan perbedaan dari dua kelompok
manusia di akhir zaman.
Pertanyaannya adalah apa yang disimbolkan oleh tanda binatang?
Setiap zaman, istilah ini dimengerti dengan cara yang berbeda-beda. Pada
abad pertama sejarah kekristenan, orang Kristen menderita oleh karena
penganiayaan sebagai akibat penolakan terhadap sertifikasi penyembahan
kaisar sebagai dewa. Penyembahan binatang di sini adalah tanda kesetiaan
pada kekuasaan itu, dan itulah yang disebut tanda binatang. Kesetiaan
kepada Allah dibuktikan dengan penyembahan kepada Allah dan
memelihara hukumNya (baca Wah. 12:17; 14:12) dan inilah yang disebut
meterai Allah. Baik tanda binatang maupun meterai Allah adalah tanda
kepemilikan,
PENUNTUN identitas, dan perlindungan.
PELAJARAN KITAB WAHYU Keduanya adalah tanda loyalitas
2016
kepada Allah atau kepada binatang. Terkait dengan hal ini, dalam konteks
pekabaran Wahyu 12-14, Johnsons mengatakan bahawa dalam krisis
terakhir, hukum Allah adalah standar dari loyalitas dan ketataatan kepada
Allah.74 Jadi, pada akhri zaman, meterai Allah adalah ciri dari penyembah
Allah yang benar, yaitu menuruti hukum Allah (12:17; 14:12). Sebaliknya,
tanda binatang adalah simbol loyalitas pada setan, dengan mentaati doktrin
atau dogma yang dibentuk oleh gereja yang bertentangan dengan Alkitab.
Empat hukum pertama dari 10 hukum menjadi ujian loyalitas kepada
Allah pada krisis akhir zaman. Keempat hukum pertama berkaitan dengan
hubungan antara Allah dan manusia dalam bentuk penyembahan. Menurut
Wah. 12-14 isu penting di akhri zaman adalah berpusat pada hubungan
antara Allah dan manusia melalui penyembahan. Jadi dua kelompok di akhir
zaman dikenal dengan menyembah Allah atau menyembah binatang. Atas
dasar itu, setan berusaha keras untuk menyerang empat hukum yang pertama
(baca Kel. 20:1-11). Pertama, dia menuntut untuk disembah sebagai Allah
(13:14b), dan ini adalah perlawanan terhadap hukum pertama (Kel. 20:3).
Kedua, binatang darat mendirikan patung untuk disembah (13:15), ini adalah
perlawanan setan secara langsung terhadap hukum Allah yang kedua (Kel.
20:4-6). Ketiga, menghujat Allah dan tempat kediamannya (13:5, 6) adalah

B. Abin Page 137


perlawanan terhadap hukum Allah yang ketiga (Kel. 20:7). Keempat,
tuntutan untuk menerima tanda binatang pada tangan atau pada dahi (13:16,
17) adalah perlawanan langsung dari setan terhadap hukum keempat, yaitu
perintah untuk menyucikan sabat (Kel. 20:8-11).
Dari fakta tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
Sabat menegaskan secara eksplisit signifikansi dari meterai Allah. Jadi
meterai Allah pada dahi dalam Wahyu 7 berhubungan dengan pemeliharaan
hari sabat (hukum keempat). Konsep pemeteraian dalam PB berkaitan
dengan kehadiran Roh Kudus di dalam hati manusia (2 Kor. 1:21, 22; Ef.
1:13, 14; 4:30). Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang yang
dimeteraikan adalah bukti formal seseorang menjadi milik Allah, ini untuk
membedakannya dengan orang lain (bdk. 2 Tim. 2:19). Sebaliknya
penyembah binatang atau setan adalah bukti kepemilikan dari setan. Atas
fakta inilah, dapat dikatakan, pemeliharaan sabat dan kehadiran Roh kudus
dalam hidup seseorang dan diubahkan oleh Allah melalui kuasaNya adalah
fakta penting untuk mengantisipasi krisis di akhir zaman (meterai pada dahi:
pikiran; meterai pada tangan: perbuatan).75 Meredith Kline mengatakan
bahwa dua faktor ini menjadi “meterai” atau “tanda” bahwa seseorang
adalahPENUNTUN
milik Allah, dilindungi
PELAJARAN oleh
KITAB Allah.76 Lebih spesifik, Stevanovic
WAHYU 2016
menegaskan bahwa pemeliharaan hari sabat adalah bukti eksternal untuk
mengidentifikasi penyembah Allah atau umat Allah yang benar (Kel. 31:12-
17; Yeh. 20:12, 20).77 Dalam PL, Israel dibedakan dari bangsa lain karena
pemeliharaan sabat. Selain dari pada itu, tujuan dari sabat adalah sebagai
pengingat bahwa Allah adalah Pencipta dan Penebus (Kel. 20:11; Ul. 5:15).
Konteks literal menegaskan bahwa fokus dari Wah. 12-14 adalah
Sabat dan itulah yang menjadi ujian loyalitas dan ketaatan kepada Allah
pada krisis yang terakhir di akhir zaman.78 Atas dasar itu, pekabaran tiga
malaikat dalam Wah. 14:6-12 adalah panggilan terakhir untuk menyembah
Allah yang benar dengan memelihara hukum Sabat. 79 Panggilan ini diikuti
oleh pengumuman bahwa Babel sudah roboh dan Ia memberikan amaran
penghukuman bagi mereka yang menyembah binatang dan menerima tanda
pada dahi atau tangan. Panggilan Allah ini menegaskah bahwa menyembah
Allah yang benar berhubungan dengan perintah Allah untuk memelihara
Sabat. Hal ini bertentangan penyembahan binatang dan menerima tanda
pada dahi dan tangan.
Jadi Wah. 13:16, 17 dan 14:6-12 menunjukkan bahwa Sabat akan
menjadi tanda eksklusif dari mereka yang taat kepada Allah dengan
memelihara hukum-hukumnya, sedangkan tanda binatang adalah tanda

B. Abin Page 138


kesetiaan kepada binatang. Menerima tanda bintang berarti melawan Allah
dan hukumNya. Dengan kata lain, pemelihara Sabat adalah tanda bahwa
mereka adalah milik Allah dan menjadi umat Allah. Mereka menjadikan
Allah yang pertama dan terutama dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang
menerima tanda binatang adalah orang yang melawan Allah dan hukum-
hukumNya.
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang disimbolkan oleh
bilangan “666” dalam nubuatan ini (13:18). Teks mengatakan bilangan itu
adalah “bilangan binatang” atau “bilangan seorang manusia.” Informasi
tentang bilangan ini muncul dalam konteks panggilan Allah dalam
mengakhiri penglihatan tentang binatang yang keluar dari dalam bumi. Pada
ayat 17 Yohanes mengatakan “tidak seorangpun yang dapat membeli atau
menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama
binatang itu atau bilangan namanya.” Ayat 18 secara implisit Yesus
memperingatkan pendengarnya untuk mencari hikmat Allah dan mengerti
ciri dan karakter dari binatng. Dengan mengetahui arti bilangan, akan
menolong orang Kristen untuk mengetahui karakter dan identitas dari kuasa
anti-Kristus di akhir zaman.
Bilangan 666
PENUNTUN adalah “bilangan
PELAJARAN seorang manusia.” Itu adalah karakter
KITAB WAHYU 2016
dari binatang yang keluar dari dalam laut, yang melawan Allah. Daniel
mengungkapkan secara eksplisit tiga peralawanan setan kepada Allah, “Ia
menentang Yang Mahatinggi, menganiaya orang-orang kudus milik yang
Mahatinggi, mengubah waktu dan hukum” (Dan. 7:25; Wah. 13:1; 17:3).
Atas dasar itu, Philip E. Hughes mengatakan bahwa bilangan itu berfungsi
sebagai perlawanan terhadap Allah tritunggal.80 Menerima tanda binatang
berarti menerima nama binatang “pada tangan kanan atau pada dahinya”
(Wah. 13:16, 17).81 Umat Allah dilindungi oleh Allah pada akhir zaman
karena mereka memiliki karakter Kristus, yaitu meterai Allah dan namaNya
yang tertulis pada dahi mereka. Hanya Roh Kudus yang memampukan
umatNya memperoleh kecerdasan dan kemampuan untuk mengetahui
penipuan setan di akhir zaman.

Ringkasan
Yohanes melihat binatang yang kedua – yang keluar dari dalam bumi:
Kegiatan dari binatang bumi adalah sebagai berikut:
a. Dia berbicara seperti seekor naga.
b. Dia melakukan apa yang dilakukan binatang pertama.
c. Dia memerintahkan semua orang menyembah binatang pertama.

B. Abin Page 139


d. Dia mengadakan tanda-tanda mujizat untuk menipu manusia.
e. Dia menyuruh mereka yang diam di bumi supaya mereka mendirikan
patung dari binatang pertama.
f. Dia menyebabkan semua orang tidak bisa membeli dan menjual.

Kegiatan dari patung binatang:


a. Dia memaksa manusia untuk menyembah binatang pertama.
b. Dia membunuh semua orang yang tidak menyembah patungnya.
Catatan: Gelar binatang pertama adalah 666 (13:18).

Kata kunci dan artinya.


a. Bumi – bertentangan dengan laut: daerah banyak penduduknya. Bumi:
simbol dari daerah yang jarang penduduknya.
b. Patung – sebuah bayangan dari sesuatu, duplikat dari sesuatu, atau
secara sederhana adalah sesuatu yang sama dari bentuk aslinya.
c. Dua tanduk seperti seekor domba – Kekuasaan pemerintahan/ sekular
(Politik)
Kekuasaan spiritual, seperti Kristus.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Fakta Sejarah dan Penggenapan Nubuatan
Kerajaan atau kekuasaan yang keluar dari dalam bumi adalah
kekuasaan yang muncul dari sebuah daerah yang jarang penduduknya.
Kekuasaannya muncul ketika binatang yang pertama (binatang laut)
kehilangan kekuasaannya. Dalam perkembangan sejarah, kekuasaan
binatang bumi muncul dan berkembang menjadi kekuasaan yang kuat. Ia
mempengaruhi seluruh dunia dalam bidang politik, ekonomi, dan spiritual.
Semua itu bertujuan supaya umat manusia menyembah binatang pertama.
Amerika Serikat muncul dari sebuah benua – yakni benua Amerika
yang memiliki penduduk yang kecil, yakni orang-orang Indian. Orang-orang
Eropa melarikan diri dari ajaran Gereja dan dari penganiayaan oleh
kekuasaan Gereja Am di daratan Eropah. Mereka menetap di benua baru
(Amerika) dan mencari kebebasan dari intervensi Gereja. Mereka
mendirikan Negara dan memiliki kebebasan untuk beribadah. Di benua baru
ini, mereka berperang melawan penduduk setempat dan mendeklarasikan
kemerdekaan pada 4 Juli 1776.
Mereka membuat konstitusi yang mulai berlaku tahun 1789. Tahun
yang sama terjadi revolusi Prancis. Revolusi yang sama yang memberikan
pengaruh negatif pada kekuasaan Paus, yakni mendapat luka parah pada

B. Abin Page 140


tahun 1798. Konstitusi dari Amerika yang baru dideklarasikan, terdiri dari
dua pilar utama: a). Negara yang berbentuk Republik. b) Negara yang bebas
dari intervensi Gereja. Mereka mendirikan Negara Protestantisme. Amerika
Serikat dalam perkembangan sejarah, menjadi penguasa dunia dan secara
politik dia adalah pemimpin dunia.
Sejak 1800an, berbagai usaha dibuat untuk mengamandemen
konstitusi yang telah dibentuk oleh pendiri Negara ini. Nubuatan
memberitahu kita bahwa pergerakan ini akan sukses. (a) “Ketika gereja
Protestan bersatu dengan kekuasaan sekular untuk mendukung ajaran yang
salah dari gereja Am. (b) “Negara menggunakan kekuasannya untuk
menjalankan perintah dari institusi gereja– Ini berarti Protestan Amerika
beraliansi dengan kekuasaan gereja Am untuk menjalankan semua kehendak
Gereja. Seperti telihat dalam skema berikut:

GEREJA

BERSATU
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU HARI MINGGU
2016
(Tanda binatang)
(Negara + Gereja)
NEGARA

PROTESTAN

BERSATU UNTUK
MEMBENTUK NEGARA HARI MIMGGU
+ GEREJA (Tanda binatang)

NEGARA

Patung

V I C A R I U S F I L I I D E I

B. Abin Page 141


5 + 1 + 100 + 1 + 5 + 1 + 50 + 1 + 1 + 500 + 1=666

“Wakil--------------------------------------------------- dari Anak -----------------Allah”

Perbandingan antara Wahyu 13:11-18 dengan Daniel 3:

Wahyu 13:11-18 Daniel 3


1. Patung dibangun 1. Patung dibangun
2. Pemaksaan untuk menyembah 2. Pemaksaan untuk menyembah patung
Patung 3. Ada sebuah dekrit kematian
3. Ada sebuah dekrit kematian 4. Mayoritas menyembah patung
4. Mayoritas menyembah patung 5. Minoritas tidak menyembah patung
5. Minoritas tidak menyembah
patung

Gelar dari Binatang Keluar dari dalam Laut

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016

Pekabaran Tiga Malaikat (Wah. 14:1-20)

B. Abin Page 142


Wahyu 13 menggambarkan pertentangan yang besar dan bagaimana
persiapan menghadapi krisis yang besar dalam sejarah bumi. Wahyu 14
fokus pada aktivitas Allah melalui umatNya yang setia dan mengamarkan
dunia bahwa harapan satu-satunya dalam menghadapi krisis hanya melalui
injil Yesus Kristus. Pada bagian pertama dari Wah. 14 adalah Allah
memperlihatkan umat Allah yang telah diselamatkan oleh Allah (14:1-5).
Wah. 14:6-13 berisi pekabaran dan panggilan yang terakhir dari Allah untuk
penduduk bumi. Bagian terakhir dari Wah. 14 adalah gambaran simbolik
tentang penuaian di bumi setelah pekabaran injil selesai dilakukan di bumi
(14:14-20).

Umat Allah-144.000 (Wah. 14: 1-5)


Pertentangan besar yang terakhir antara kuasa terang dan kuasa
kegelapan membuat umat manusia terbagi dalam dua kelompok: Penyembah
Allah yang benar dan penyembah kepalsuan (binatang). Penyembahan
patung binatang akan menjadi ujian besar yang terakhir, yang dapat
menentukan nasib terakhir dari semua makhluk hidup di bumi ini. Ini adalah
ujian yang dilalui oleh mereka yang telah dimeteraikan oleh Allah (White,
DA, 976).
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Dalam penglihatannya, Yohanes melihat “anak domba” bersama-sama
dengan “144.000” yang telah ditebus (interpretasi dari 144.000 lihat catatan
Wah. 7:4) dan mereka memiliki empat ciri: (a) “di dahi mereka tertulis
namaNya dan nama BapaNya” (14:1; bdk Yoel 2:32). (b) “mereka
menyanyikan lagu baru.” (c) “Mereka orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan.” (d) “Mereka orang yang mengikuti
Anak Domba ke mana saja ia pergi.” Data dari ciri ini dapat diringkas
sebagai berikut:

(1) “Saya melihat” (Anak domba dan 144.000) ay. 1


(2) “Saya mendengar” (nyanyian dari 144.000) ay. 2-3
(3) Ciri dari 144.000 (yang diselamatkan oleh Allah) ay. 4-5

Anak domba dan 144.000 berdiri di atas bukit Sion. Mereka ini adalah
orang-orang yang dihukum dan dianiaya dalam Wahyu 13, dan sekarang
mendapatkan kemenangan bersama dengan Anak domba. Sebagai ganti dari
“tanda binatang” mereka memiliki “nama anak domba dan nama Bapa”
(meterai Allah) pada dahi mereka. Ini menegaskan bahwa mereka adalah
miliki Allah, dan mereka dipelihara dan dilindungi oleh Allah. Jika para
penyembah binatang memiliki tanda binatang pada dahi dan tangan mereka,

B. Abin Page 143


para penyembah Allah yang benar memiliki meterai Allah pada dahi mereka
(nama Kristus dan nama Allah Bapa), sebagai tanda bahwa mereka memiliki
karakter Allah (bdk. Jemaat Filadelfia, 3:12).82
Yohanes mendengar 144.000 menyanyikan nyanyian baru, nyanyian
tentang pengalaman perjuangan mereka dalam menghadapi pertempuran
antara kebenaran dan kejahatan, antara Allah dan setan. Mereka bernyanyi
karena mereka telah dibeli oleh Anak Domba, dan inilah harga yang sangat
mahal. Hanya satu yang mereka tidak bisa lakukan, yaitu “membeli dan
menjual” dalam boikot ekonomi, tetapi bagi mereka keselamatan itu lebih
mahal tetapi telah dibeli oleh Yesus melalui pengorbananNya. Dalam Wah.
15, lagu baru yang dinyanyikan adalah “Nyanyian Musa dan Anak domba.”
Lagu khusus atau lagu kemenangan yang dinyanyikan oleh Israel setelah
mujizat pembebasan yang dibuat oleh Allah setelah melewati laut merah.
Lagu mengenang pembebasan yang dilakukan oleh Allah sebagai
Juruselamat (Kel. 15).
Seperti disebutkan di atas, mereka tidak mencemarkan diri dengan
perempuan, artinya mereka tidak berhubungan dengan praktek dan ajaran
sesat dari agama palsu. Mereka itu adalah orang-orang suci dan buah sulung
dari Allah dan tidak
PENUNTUN dicemari oleh
PELAJARAN KITABperempuan
WAHYU sundal. Pernyataan ayat2016
empat
menegaskan adanya hubungan antara 144.000 dengan Kristus. Mereka
menempatkan hidup mereka di bawah Kristus dan menjaga hubungan
dengan Kristus dalam praktek hidup sehari-hari, sekalipun mereka
mengalami ujian yang berat tetapi mereka menjadi pemenang. Tidak ada
seorangpun yang dapat memisahkan mereka dari kasih Kristus. Istilah
“blameless” atau “tidak bercela” (ay. 5) bukan kesempurnaan moral yang
absolut tetapi kesetiaan dan kejujuran mereka kepada Kristus. Supaya “tidak
bercela” sesorang harus berjalan bersama Allah seperti Nuh (Kej. 6:9) dan
Abraham (Kej. 17:1). Ini yang dimaksudkan dengan pernyataan “mereka
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.” (14:4; bdk. 2 Pet. 3:14).

Kata kunci dan interpretasi dari penglihatan Yohanes dalam Wah. 14:1-5.
a. Bukit Zion –Rumah Allah dan ia adalah simbol dari kemenangan
Allah dan menjadi warga kerajaan yang kekal (Maz. 15; Ibr. 12:18,
22; Wah. 13:16, 17).
b. Nama Allah – Karakter penurutan hukum (1 Sam. 1:2; Kej. 32:27,
28; Mat. 1:21, 23; Wah. 19:11).
c. Tidak tercemar oleh perempuan – kehidupan yang tidak dirusakkan
oleh doktrin yang salah dari gereja (2 Kor. 11:2; Ef. 5:22 – 23, 29-32).

B. Abin Page 144


d. Buah sulung – hubungan yang unik dengan Allah (Kel. 4:22, 23; Kol.
1:15; 1 Kor. 15:20; Wah. 3:4, 5).
e. Tidak bercela – dosa-dosa ditutupi oleh darah Yesus, memberikan
hidup pada kebenaran Yesus (1 Pet. 2:20-21; Wah. 19:7,8, Maz. 32:2,
Yes. 61:10, Kol. 1:22).

Pendahuluan
Berdasarkan fokus dari Wah. 14:1-5 yaitu orang yang setia (umat
Allah) yang diselamatkan oleh Allah, pekabaran tiga malaikat dalam Wah.
14:6-13 disampaikan oleh group 144.000. Khususnya pekabaran malaikat
pertama, yaitu tentang injil yang kekal. Sekalipun pekabaran malaikat
pertama didominasi oleh informasi penghukuman, tetapi keselamatan setiap
orang menjadi tujuan utama dari pekabaran ini. Pekabaran malaikat pertama
menekankan tentang penyembahan, bertentangan dengan obyek
penyembahan atau sistem buatan tangan manusia dan penyembahan setan.
Pekabaran malaikat pertama menekankan loyalitas kepada Allah dan
penghakiman sebelum kedatangan Yesus yang kedua (pre-advent
judgment).83
Pekabaran PELAJARAN
PENUNTUN malaikat kedua
KITABberisi
WAHYU informasi bahwa “Babel2016 sudah
jatuh.” Pekabaran malaikat ketiga mengumumkan penghukuman terakhir
dari Allah untuk mereka yang menyembah binatang atau patungnya dan
yang memiliki tanda binatang. Penghukuman ini menegaskan bahwa para
pengikut binatang telah menganiaya umat Allah, tetapi Allah membuat
intervensi untuk membela umatNya dengan cara menyelamatkan mereka.

Pekabaran 3 Malaikat (Wah. 14:6-13)


Pada zaman sebelum air bah, Nuh diperintahkan untuk
memperingatkan orang-orang mengenai bencana air bah yang akan datang
(Kej. 6:12-14). Pada zaman Perjanjian Baru, Yohanes diminta untuk
memberitakan kedatangan Yesus yang kedua kali (Mat. 3:1-3). Peristiwa dan
ancaman yang menakutkan dari kekuasaan binatang dalam Wahyu 13
muncul bersamaan dengan dekatnya kedatangan Kristus. Pada saat itu Injil
kerajaan Allah dikhotbahkan untuk mempersiapkan manusia untuk
menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan datang (Mat. 24: 14, 15). “Ada
injil yang kekal” atau injil mengenai kerajaan Allah. Injil ini diberitakan
oleh tiga malaikat yang berbeda. Meskipun dibawakan oleh tiga malaikat
yang berbeda, injil kekal merupakan satu pekabaran tunggal. Malaikat
merupakan simbol dari hamba Allah, yang mengkhotbahkan kebenaran injil.

B. Abin Page 145


White berkata, “Tuhan memberikan kebenaran yang khusus untuk umatnya
dalam keadaan darurat” (E. G. White, GC. 609).

Pekabaran Malaikat Pertama (14: 6, 7). Malaikat pertama


membawa “injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di
atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” (ay. 5).
Setelah itu Yohanes mendengar dari malaikat pertama tiga kalimat perintah
secara berturut-turut: (1) Takutlah akan Allah. (2) Muliakanlah Dia (3).
Sembahlah Dia yang menjadikan langit dan bumi.

“Takutlah akan Allah” (Literal Yun: menghormati Allah). Perintah


ini mau menegaskan bahwa manusia harus serius menyerahkan diri kepada
Allah dengan mentaati perintah-perintahNya. Konsep “takutlah akan
Allah” di sini menekankan hubungan dan penyerahan hidup kepada
kehendak Allah (bdk. 1 Sam. 12:14, 24; Neh. 7:2; Maz. 40:3; Yer. 32:39).
Pengalaman Israel memberikan contoh untuk mengerti pernyataan ini. Israel
melihat kuasa Allah melawan Mesir dan mereka takut dan percaya
kepadaNya (Kel. 14:31). Raja Salomo mengatakan bahwa takut akan Tuhan
adalahPENUNTUN
permulaan PELAJARAN
hikmat (Pengkh.
KITAB1:7; 9:10). Jadi, takut akan Tuhan
WAHYU selalu
2016
menghasilkan dua hal: Perbuatan baik (bdk. Kel. 18:21) dan penolakan
terhadap kejahatan (Ayub 1:1, 8).

“Muliakanlah Dia.” Memuliakan Allah adalah hasil dari perintah


“takutlah akan Allah.” Ketika seseorang takut akan Tuhan, itu akan
mendorong seseorang untuk memuliakan Allah dengan menuruti perintah-
perintahNya. Yesus mengatakan, “Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku” (Mat. 15:8; 17:4). Dalam berbagai aspek
kehidupan, orang Kristen harus memuliakan Allah (1 Kor. 10:31). Sebelum
Israel memasuki tanah perjanjian, Musa memerintahkan Israel untuk takut
akan Allah, mentaati Dia, dan memelihara hukum-hukumNya (Ul. 6:13, 17;
10:12, 13:4). Dalam PL perintah untuk memuliakan Allah selalu
dihubungkan dengan memelihara hukum-hukumNya (Ul. 5:29; 6:2; 8:6;
17:19; 31:12; Yer. 44:10). Menurut raja Salomo, takut akan Allah dan
memelihara hukum-hukumNya adalah tugas utama manusia (Pengkh.
12:13).
Pernyataan “telah tiba saat penghakiman-Nya” secara gramatikal
menegaskan bahwa tindakan penghakiman telah dimulai pada waktu tertentu

B. Abin Page 146


di masa yang lalu (aorist) dari perspektif pendengar modern. Beale
mengatakan bahwa pengumuman tentang penghakiman adalah alasan
perintah takut akan Allah dan memuliakan Dia.84 Atas dasar itu, pekabaran
dari malaikat pertama tentang penghakiman terjadi sebelum kedatangan
Kristus kedua kali yaitu sebelum milenium. Wah. 14:14-20 menunjukkan
bahwa tujuan dan nasib dari setiap orang ditentukan oleh pilihan sebelum
kedatangan Kristus dan sebelum penghukuman terakhir. Penghukuman
terakhir dibuat setelah millennium (20:11-15) adalah penghukuman
eksekusi.

“Sembahlah Dia yang menjadikan langit dan bumi.” Mereka yang


takut akan Allah dan memuliakan Dia adalah orang yang menyembah Dia
(bdk. 15:4). Isu sentral di akhir zaman dan ujian iman bagi semua orang
ialah siapa yang disembah. Ini berarti di akhir zaman manusia dibagi dalam
dua kelompok, yaitu mereka yang menyembah Allah yang benar (11:1, 18;
14:7) dan mereka yang menyembah binatang (13:4-8; 14:9-11). Mereka
yang menyembah Allah dikenal karena nama mereka tertulis dalam kitab
kehidupan. Para penyembah binatang, nama mereka tidak tertulis dalam
kitab kehidupan
PENUNTUNAnak Domba KITAB
PELAJARAN yang disembelih
WAHYU sejak dunia dijadikan 2016
(13:8).
Jika penyembahan adalah isu sentral dalam peperangan terakhir, maka
Allah mengutus hambaNya menyampaikan injil dan memanggil penduduk
bumi agar menjadikan Allah sebagai satu-satunya obyek penyembahan
(14:7). Hal ini penting pada konteks akhir zaman, karena popularitas teori
evolusi secara gamblang menolak validitas cerita penciptaan oleh Allah
dalam kitab Kejadian. Atas dasar itu, hukum keempat “memelihara hari
Sabat” karena “enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut
dan segala isinya” (20:11) memiliki persamaan redaksi dan isi antara hukum
keempat dan pekabaran malaikat pertama. Panggilan untuk menyembah
Allah diberikan dalam konteks perintah untuk memelihara sabat (hukum
keempat). Implikasinya jelas, panggilan untuk mendengar injil di akhir
zaman adalah panggilan untuk menyembah Allah dalam konteks perintah
untuk memelihara hari Sabat. Jadi hari Sabat akan menjadi bagian integral
dari isu pertentangan di akhir zaman.85

Ringkasan dan Aplikasi. Pertama, pekabaran malaikat pertama


berfokus pada Injil yang kekal: Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia.
Injil kekal diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi, yaitu kepada
semua bangsa, suku, bahasa, dan kaum. Pekabaran ini bertujuan untuk

B. Abin Page 147


mendorong manusia agar memberikan respon dalam bentuk tindakan – yakni
takut akan Allah dan menyembah Dia. Dua argumen diberikan sebagai
alasan untuk takut akan Allah dan menyembah Dia: Pertama, Dia adalah
pencipta langit dan bumi, laut dan semua mata air. Kedua, waktu
penghakiman telah tiba.
Kedua, bagaimana manusia menunjukkan bahwa mereka penyembah
Allah? Musa dalam Im 23:3 mengatakan bahwa dengan berbakti pada hari
Sabat, hari ketujuh adalah penyembah yang benar. Dalam Kel. 31:16, 17,
Musa mengatakan bahwa memelihara Sabat adalah tanda “perjanjain”
(covenant) dan tanda hubungan antara Allah dan manusia (Yeh. 20:12, 20).
Bagaimana Allah mengetahui orang-orang yang setia kepadaNya pada
waktu penghakiman terakhir? Jawabannya adalah melalui penurutan
terhadap hukum-Sabat (Kel 16:4-5,27-29; Yak. 2:8-12). Jadi, pekabaran
malaikat pertama adalah sebuah panggilan untuk memelihara sepuluh
perintah Allah, termasuk perintah keempat mengenai Sabat, hari ketujuh.
Atas dasar panggilan malaikat pertama, maka aplikasi dari pekabaran
malaikat pertama dapat dilihat dalam dua pertanyaan penting. Pertama, apa
penyebab manusia gagal berdiri di hadapan pengadilan Sorga (investigative
judgment)? Ketika
PENUNTUN seseorangKITAB
PELAJARAN gagalWAHYU
untuk menyembah Allah dan2016 gagal
memelihara Sabat sebagai salah satu dari 10 hukum Allah. Kedua,
bagaimana caranya manusia dapat bertahan dalam pengadilan di Sorga dan
memperoleh keselamatan? Meminta pembelaan Kristus yang telah
mengorbankan darahNya di atas kayu salib. Yesus berdiri di hadapan
pengadilan untuk membela manusia – jika pengantaraanNya ini diterima
dengan iman, Dia akan membela manusia dengan darahNya. Pembenaran
oleh kasih karunia melalui iman dalam darah Yesus adalah satu-satunya
harapan keselamatan manusia. Kebenaran Kristus yang diberikan (imputed)
adalah satu-satunya harapan untuk keselamatan.

Pekabaran malaikat kedua (14:8). Pekabaran malaikat kedua


berfokus pada kejatuhan Babel. Dihubungkan dengan pekabaran malaikat
pertama, yang berfokus pada panggilan yang bersifat positif untuk
menyembah Allah, pekabaran malaikat kedua memberikan penekanan pada
konsekuensi dari penolakan dan ketidakpercayaan pada panggilan Allah.

Konteks sejarah. Babel didirikan oleh seorang yang bernama Nimrod.


Babel berasal dari Bahasa Aram yaitu Bab-ilu yang berarti gate of Gods
(Indo: pintu gerbang para dewa). Penguasa Babel menyebut kota mereka
sebagai – the gate of Gods. Mereka percaya bahwa dewa-dewa datang untuk
B. Abin Page 148
bertemu dengan manusia di Babel dan mengatakan kepada manusia
bagaimana harus hidup dengan adil di dunia ini. Oleh karena itu, raja-raja
Babel mengaku bahwa mereka telah diberikan mandat oleh para dewa untuk
menjalankan pemerintahan di dunia ini.
Tujuan dari pembangunan menara Babel adalah untuk menentang
rencana Allah sebagai Pencipta. Allah memerintahkan manusia untuk
menyebar ke seluruh dunia dan memenuhi bumi dengan keturunannya, tetapi
di Babel mereka membangun menara dengan tujuan agar mereka tinggal
bersama. Di Babel, manusia tidak hanya tinggal bersama, mereka juga
membangun menara yang puncaknya sampai ke langit – ke Allah sendiri.
Pembangunan menara ini bertujuan untuk mengantisipasi jika Allah akan
mengirimkan air bah berikutnya, mereka bisa menyelamatkan diri, yaitu ke
langit melalui menara yang mereka dirikan. Jadi, menara Babel adalah
monumen atau tugu peringatan tentang kemurtadan, sebuah benteng
pemberontakan melawan Allah di sorga. Para raja mengakui bahwa mereka
mendapat mandat dari para dewa untuk memerintah dunia. Tetapi kekuasaan
mereka bertentangan dengan kehendak Allah. Orang Ibrani menghubungkan
kata Babel dengan Balal yang berarti mengacaukan, membingungkan, atau
kesalahpahaman. Oleh karenaKITAB
PENUNTUN PELAJARAN itulahWAHYU
orang-orang Babel adalah simbol
2016dari
kekacauan dan kebingungan.

Konteks Alkitab. Yesaya 14:3-23 berisi lagu yang dinyanyikan, lagu


tentang kejatuhan raja Babel. Isi dari lagu yang dinyanyikan adalah
gambaran tentang kejatuhan Babel sama dengan kejatuhan Lusifer (KJV).
Oleh karena itu dewa orang Babel adalah setan sendiri. Penulis Kitab Wahyu
(Wah. 13) mengatakan bahwa binatang yang melambangkan kerajaan dunia,
mendapatkan otoritas dan kekuasaan untuk memerintah berasal dari naga
(setan). Kita menemukan hal yang kontras di sini, yaitu Allah memilih untuk
bekerja melalui Yerusalem, tetapi Setan memilih untuk bekerja melalui
Babel. Dua kota yang mendominasi cerita Alkitab dari Kejadian sampai
Wahyu.
Daniel 2 dan 7 menunjukkan bahwa Allah menghancurkan kekuasaan
Babel, oleh karena itu setan menggunakan agen yang lain untuk menguasai
dunia secara berturut-turut: Kerajaan Medo – Persia (Dan. 10:12-14).
Kerajaan Yunani (Dan. 8:21-22). Kerajaan Roma (Dan. 7:23-28 & Daniel
8), tanduk kecil-Roma rohani (Dan. 7:24, 25). Ketika Petrus menulis
suratnya kepada Jemaat di Roma, dia menghubungkan kekuasaan Roma
sama seperti Babel (baca 1 Pet. 5:13). Dari konteks sejarah, Babel sebagai

B. Abin Page 149


sebuah kerajaan yang sudah lama runtuh. Roh yang berkuasa di Babel
adalah roh yang sama berkuasa di kerajaan Medo-Persia, Yunani, dan Roma
kafir. Roh ini adalah sebuah roh pemberontakan yang menentang Allah yang
masih ada sampai sekarang, yang bekerja melalui Roma rohani. Oleh karena
itu pada zaman Perjanjian Baru (khususnya Kitab Wahyu), nama Babel
selalu dihubungkan dengan kuasa atau institusi yang menentang Allah. Ia
menciptakan kekacauan, penganiayaan, pemberontkan dan kemurtadan.
Oleh karena itu pekabaran malaikat kedua fokus pada panggilan untuk
keluar dari Babel atau kekacauan.
Setan menentang Allah melalui pemerintahan Roma kafir, kemudian
melalui Roma rohani. Melalui kekuasaan terkahir ini setan memperkenalkan
hari Minggu sebagai hari perbaktian. Fenomena ini menegaskan bahwa
Setan melalui institusi Roma (Roma politik dan Roma Spiritual) menjadikan
kebaktian hari Minggu sebagai tanda (binatang) perlawanan terhadap Allah
sebagai Pencipta, yang bertentangan dengan meterai Allah (penurutan-
Sabat). Melaui institusi dan pemimpin rohani, dia mengacaukan injil dan
menetapkan hari Minggu sebagai hari kebaktian untuk menggantikan Sabat.
Para pemimpin gereja membentuk sebuah Gereja yang memiliki kekuasaan
politikPENUNTUN
dan rohani PELAJARAN
sekaligus, itulah
KITABGereja
WAHYU Am. 2016
Interpretasi. Dari konteks tatabahasa, pengulangan kata kerja “sudah
rubuh, sudah rubuh” dalam Bahasa Yunani muncul dalam bentuk aorist
(past tense). Ini menegaskan bahwa penggenapan nubuatan itu terjadi pada
waktu yang akan datang. Tetapi bentuk aorist di sini berkonotasi futuristic
dalam nubuatan apokaliptik. Ini menegaskan bahwa peristiwa yang akan
datang dijelaskan dengan bentuk past tense (aorist). Jadi penegasan “Babel
sudah rubuh” adalah peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman (future:
Babel rohani), tetapi fakta sejarah, dalam arti literal, sudah pernah terjadi
pada waktu yang lampau (past: Babel fisik, Yes. 21:9). Dalam konteks akhir
zaman, Babel di sini dihubungkan kekuasaan naga, binatang laut, binatang
darat (Wah. 13) yang melawan Allah dan umatNya. Jadi pengumuman
malaikat kedua bersifat informatif bahwa aliansi kekuasaan rohani dan
politik yang sesat itu akan berakhir.
Istilah atau nama “Babel” (pintu gerbang dewa) dalam ayat ini adalah
yang pertama kali muncul dalam Kitab Wahyu. Babel adalah kekuasaan
agama-politik yang melawan Allah dan menjadi musuh dari umat Allah,
seperti yang digambarkan oleh nabi Yesaya (bdk. Yes. 14:12-14). Karakter
dari Babel mewakili karakter dari Lusifer. Frase “Babel besar” dalam Kitab

B. Abin Page 150


Wahyu dihubungkan dengan kesombongan Raja Nebukadnezar (bdk. Dan.
3:30). Orang-orang Kristen pada abad pertama menghubungkan konsep
Babel dengan kekuasaan Roma (bdk. 1 Pet. 5:13). 86 Jadi, hubungan teologis
dari Babel dengan nubuatan akhir zaman dibangun di atas konsep Babel
dalam PL. Dalam Wahyu 17:1-13, Babel digambarkan sebagai wanita
pelacur yang duduk di atas “binatang” dan “banyak air.” Di sini binatang
dan air yang banyak adalah kekuatan politik-agama yang melawan Allah dan
umatNya (Wah. 13). Wahyu 17:2-4 mengungkapkan bahwa Babel akan
membuat bangsa-bangsa minum anggur percabulannya dan aktivitasnya
didukung oleh kekuatan politik dan agama. Frase “anggur hawa nafsu dan
cabul” simbol dari tindakan “immoral” atau “ketidaksetiaan” dari kekuasaan
ini kepada Allah dan hukum-hukumNya.87

Kesimpulan. Kekuasaan Babel adalah sistem yang dibangun untuk


melawan Allah. Babel adalah sebuah gereja yang memiliki kekuasaan politik
dan rohani. Kekuasaan ini jatuh karena ajaran-ajaran yang salah dan dosa-
dosa yang ia lakukan dan ajarkan kepada dunia. Perlawanan kekuasaan ini
terhadap Alah dapat dibuktikan melalui penolakannya terhadap kebenaran
yang PENUNTUN
diberikan kepadanya
PELAJARANoleh
KITABAllah (E. G. White, GC. 607). 2016
WAHYU Seluruh
bangsa mabuk oleh karena doktrin-doktrinnya yang menyesatkan. Manusia
menjadi kacau dan bingung, karena mereka tidak paham kebenaran seperti
yang ada pada Yesus. Mereka tidak mengetahui bahwa hari Minggu adalah
Sabat palsu, Sabtu adalah Sabat yang benar.

Pekabaran malaikat ketiga (14:9-11). Amaran dari malaikat ketiga


dibangun di atas pengumuman yang dibuat oleh malaikat kedua. Khususnya,
kepada mereka yang menolak pekabaran malaikat pertama untuk
menyembah Allah. Pekabaran malaikat ketiga melanjutkan tema dari
pekabaran malaikat pertama: “Jikalau seorang meyembah binatang dan
patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka
ia akan minum dari anggur murka Allah” (14:9, 10). Tuntutan untuk
menyembah binatang dan menerima tanda binatang dalam Wah. 13
bertentangan dengan perintah untuk menyembah Allah “yang menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (14:7b). Dalam krisis terakhir,
tanda binatang pada dahi dan tangan berfungsi sebagai identifikasi bagi
penyembah binatang (ajaran atau doktrin palsu dari setan), hal itu
bertentangan dengan mereka yang memiliki meterai Allah pada dahi dan
tangan. Mereka yang menentang Allah atau yang mentaati Allah dan
hukumNya.
B. Abin Page 151
Wahyu 13:11-17 memperlihatkan adanya tuntutan bagi penduduk
bumi untuk menerima tanda binatang, dan memaksa mereka untuk
meminum anggur “yang memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa
nafsu cabulnya” (14:8). Mereka yang mengikuti perintahnya akan menjadi
obyek penghukuman Allah, “maka ia akan minum dari anggur murka Allah,
yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkanya…” (14:10).88

Ringkasan dan Aplikasi. Dalam Wahyu 13:2b, 4, naga adalah simbol


setan dan dialah yang memberikan kuasa kepada binatang. Manusia
menyembah naga, yaitu setan karena dia memberikan kuasanya kepada
binatang (yaitu institusi politik dan rohani). Manusia menyembah binatang –
karena tidak memiliki kuasa untuk melawan dia. Dalam Wah. 14:9, 10.
Binatang itu mempunyai tanda (tanda binatang) yang bertentangan dengan
meterai Allah. Tanda binatang itu digunakan sebagai sebuah tanda
penghormatan atau penyembahan kepada naga (setan). Dengan menerima
tanda itu, manusia secara tidak sadar sebenarnya menyembah setan, mereka
menerimanya sebagai seorang raja, pencipta, pemberi hukum. Menerima
hari kebaktian selain hari Sabat, berarti sesorang memilih untuk setia kepada
naga atau setan. Banyak
PENUNTUN orangKITAB
PELAJARAN secara tidak sadar menyembah naga 2016
WAHYU dengan
menerima tanda pada tangan dan dahi (Tangan: mengetahui tetapi bekerja
pada hari Sabat. Dahi: berpikir, menerima, dan percaya itu sebagai
kebenaran). Orang yang melawan ketentuan ini akan dibunuh, tidak
diijinkan untuk membeli atau menjual.
Pertanyaan-pertanyaan berikut adalah pertanyaan aplikasi.
Bagaimana kita dapat melawan setan, sementara kita adalah manusia yang
lemah? Bagaimana kita akan melawan tekanan dari pemerintahan dunia?
Bagaimana kita akan berdiri teguh pada kebenaran? Jawaban dari semua
pertanyaan ini adalah minta pertolongan Yesus yang mengorbankan
darahNya. Darah Yesus akan memberikan kekuatan untuk memelihara
Hukum Allah. Darah Yesus akan membuat hukum Allah menjadi bagian
dari hidup seseorang. Kemenangan seseorang hanya terdapat di dalam darah
Yesus. Jadi, penyucian oleh kasih karunia melalui iman adalah kemenangan
manusia. Ini yang disebut imparted righteiousness (kebenaran yang
diberikan) yang menyanggupkan seseorang memelihara hukum, menentang
kesalahan. Akhir dari pekabaran tiga malaikat adalah sebagai berikut: (a)
Penuaian (14:14-16). (b) Penebusan di sorga (15:1-4). (c) Hukuman bagi
mereka yang tidak setia kepada Allah (14:17-20).

B. Abin Page 152


Umat Allah dan Penebusan (Wah. 14: 12, 13). Pada bagian akhir
dari pekabaran tiga malaikat, Yohanes mengungkapkan karakter utama dari
mereka yang setia kepada Allah dan menuruti hukumNya di akhir zaman.
Jadi Wah. 14:12, 13 adalah tambahan dari pekabaran tiga malaikat. Ada dua
ciri dari umat Allah yang setia:
Karakter Pertama. “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang
kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Dalam Wah.
13:10, Yohanes mengatakan, “yang penting di sini ialah ketabahan dan iman
orang-orang kudus.” Jadi orang-orang kudus dalam Wah. 14:12 adalah
orang-orang yang melawan doktrin palsu dalam Wah. 13:17. Mereka adalah
obyek penyerangan setan, yang dalam Wah. 12:17 dikenal dengan sebutan
benih perempuan yang “menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki
kesaksian Yesus. Mereka orang yang sabar dan setia pada Allah dalam
penderitaan dan penganiayaan. Mereka lebih memilih mati sebagai martir
dari pada melawan Allah. Mereka memelihara hubungan dengan Yesus
Kristus secara terus-menerus dan tak satupun di dunia ini yang memisahkan
mereka dari kasih Allah (bdk. Rom. 8:33, 39).89
Karakter Kedua. “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam
Tuhan,PENUNTUN
sejak sekarang ini. KITAB
PELAJARAN Sungguh kata Roh, supaya mereka2016
WAHYU boleh
beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka
menyertai mereka.” Ketika orang setia mati dalam Tuhan sering kali
dianggap sebagai tragedi, tetapi kematian mereka digambarkan dalam Kitab
Wahyu sebagai “istirahat dari jerih lelah.” Keadaan ini bertentangan dengan
mereka yang mati karena melawan Tuhan, “siang malam mereka tidak henti-
hentinya disiksa” artinya mereka tidak pernah “beristirahat” (14:11). Orang
setia “beristirahat dari jerih lelah mereka” ini tidak dihubungkan dengan
istirahat dari kerja keras secara harafiah tetapi kesetiaan mereka dalam
penderitaan. Ide ini sama dengan gambaran dari para martir yang mati pada
meterai yang ke lima, yaitu orang setia mati karena “firman Allah” dan
“kesaksian yang mereka miliki” (6:9).

Penebusan (14:14-20). Pekabaran injil yang kekal di akhir zaman


telah membuat dunia terbagi dalam dua kelompok: Pertama, mereka yang
menerima injil dan menyembah Allah yang benar tetapi berada di bawah
tekanan dan intimidasi. Kedua, mereka yang menolak injil adalah mereka
yang menyembah binatang atau setan. Di tengah situasi ini, kedatangan
Yesus diumumkan untuk membawa upah bagi setiap orang “menurut
perbuatannya” (22:12). Seiring dengan peristiwa tersebut, terjadi pertemuan

B. Abin Page 153


akbar dari orang yang setia kepada Allah, sedangkan orang jahat akan
menerima murka Allah. Kedua hal ini digambarkan oleh Yohanes dalam dua
penuaian.

Pertama (Wah. 14:14-16). Istilah “anak manusia” ditujukan kepada


Yesus (1:13) yang memiliki mahkota (stephanos bukan diadema)
kemenangan (Mat. 24:30; 26:64). Ia datang untuk memberikan
penghukuman atas bumi. Pada poin ini, proklamasi tentang injil dari tiga
malaikat telah selesai dan tiba waktunya untuk menuai (Mat. 4:29). Point
penting di sini ialah “Anak manusia” datang dari kaabah dan ini merujuk
pada bilik yang mahasuci di Sorga (bdk. 11:19) dari mana Yesus keluar
untuk menuai: “ayunkanlah sabitmu dan tuailah sebab tuaian di bumi sudah
masak” (bdk. Yoel 3:13). Ini berarti, penuaian terjadi pada bagian terakhir
dari sejarah bumi ini (Mat. 13:39) sebelum kedatangan Kristus yang kedua.
Penuaian adalah kesimpulan dari pekabaran tiga malaikat. Pemeteraian umat
Allah telah berakhir dan pintu kasihan telah ditutup bagi mereka yang secara
terus menerus melawan dan menolak pekabaran injil (Yer. 8:20). Mereka
yang dimeteraikan akan ditebus oleh Allah dan dilindungi dari murka Allah
yang PENUNTUN
dicurahkanPELAJARAN
atas orang-orang
KITAB WAHYUjahat. Mereka telah siap2016 untuk
ditransformasi dan bersedia untuk bertemu dengan Yesus yang datang dalam
kemuliaan (2 Tes. 4:17).

Kedua (Wah. 14:17-20). Penuaian (keselamatan bagi orang setia)


diikuti oleh eksekusi penghukuman untuk orang-orang jahat yang dibuat
dalam istilah perdagangan atau pertanian. Yohanes melihat malaikat keluar
dari bait suci di Sorga, keluar dari hadirat Allah. Ia memiliki sabit di tangan
untuk penuaian di bumi. Mezbah dari mana malaikat itu keluar adalah
mezbah yang sama yang disebutkan dalam gambaran dari meterai kelima, di
mana orang-orang kudus memohon dan meminta pembalasan atas kejahatan
orang jahat. Allah menjawab mereka dengan menyelamatkan mereka dan
menghukum orang jahat. Wahyu 14 menjelaskan secara detail penghukuman
orang jahat dan keselamatan orang setia.

Ringkasan dan Aplikasi


Wah. 14:1-5 berisi informasi tentang keselamatan bagi orang yang
setia. Mereka yang menyanyikan lagu kemenangan. Wahyu 14:6-12 berisi
tentang panggilan Allah yang terakhir untuk dunia sebelum kedatangan
Kristus yang kedua. Panggilan Allah ini disampaikan melalui pekabaran tiga
malaikat. Wah. 14:14-20 berisi gambaran simbolik tentang kedatangan
B. Abin Page 154
Yesus yang kedua. Krisis dunia dalam Wah. 13 intensitasnya berkembang,
sehingga tidak satu orangpun manusia yang dapat bertahan hidup. Tetapi
Wah. 14:1-5 memberikan kondisi yang kontras, dengan menggunakan
bahasa simbolik, pembaca diberitahu bahwa ada sejumlah orang, yaitu
144.00 yang dapat bertahan dan akan ditebus oleh Allah.
Pekabaran Wahyu 14 penting bagi umat Allah yang hidup di bagian
terakhir sejarah dunia ini. Sebelum kedatangan Kristus yang kedua, umat
Allah ditugaskan untuk menyampaikan pekabaran injil yang kekal. Injil
yang sama yang rasul Paulus dan gereja perdana khotbahkan, yaitu tentang
Yesus Kristus, yang mati tetapi bangkit dari kematian, dan sekarang duduk
di takhta di Sorga, di sebelah kanan Allah Bapa. Ia telah berjanji bahwa Ia
akan selalu bersama-sama umatNya “sampai kepada akhir zaman” (28:20).
Wah. 14:6-14 penting bagi umat Allah di akhir zaman, karena pekabaranNya
mendorong umatNya untuk menyampaikan injil kekal, dan Allah sendiri
pada krisis yang paling terakhir akan menyelesaikan pekabaran itu melalui
kuasa Roh Kudus, seperti yang terlihat pada bentuk pasif dari pernyataan
berikut, “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia…” (Mat.
24:14). Tugas manusia, menurut Ford, adalah meninggikan Kristus dan
90
SalibNya.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Pendahuluan Wahyu 15-18

Wahyu 15-18 berisi informasi tentang hukuman Allah yang terakhir


melalui tujuh kutuk untuk para penyembah binatang atau tiga roh najis
(Wah. 15-16) dan diakhiri dengan penghukuman atas Babel (Wah. 17-18).
Dua informasi ini dibangun di atas Wah. 12-14. Tema sentral dari Wah. 12
berfokus pada usaha setan untuk menghancurkan umat Allah antara
kedatangan Kristus yang pertama dengan kedatanganNya yang kedua.
Wahyu 13 menggambarkan usaha setan secara detail melawan umatNya
yang sisa melalui agen-agennya. Wahyu 14 secara khusus menggambarkan
jawaban Allah atas penderitaan umatNya terhadap pekerjaan setan melalui
agen-agennya. Wahyu 15-18 berisi penjelasan dari pernyataan “amarahmu
telah datang.” Hal ini menegaskan fakta bahwa sangkakala ketujuh (11:15-
19) adalah tujuh kutuk yang terakhir (Wah. 15-18). Dalam pasal ini,
Yohanes menjelaskan dua hal penting: Pertama, ia menggambarkan
hukuman Allah bagi pengikut dan penyembah binatang atau tiga roh najis
melalui tujuh kutuk yang akan ditumpahkan ke atas bumi (Wah. 15-16).
Kedua, penghukuman terakhir atas Babel, sang pelacur (Wah. 17-18).

B. Abin Page 155


Atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa tujuh kutuk terakhir adalah
penghukuman Allah yang paling terakhir (14:10, 11). Melalui tujuh kutuk
ini, murka Allah terhadap pemberontakan manusia mencapai klimaks (Wah.
15:1). Penting untuk diingat, sangkakala ketujuh adalah tujuh kutuk terakhir,
tetapi enam sangkakala pertama memiliki aspek penebusan, karena
penghukuman Allah melalui enam sangkakala bertujuan untuk
membangkitkan pertobatan dan mengingatkan para pemberontak bahwa
waktu untuk pertobatan sangat singkat sebelum pintu kasihan tertutup untuk
selamanya. Tujuan dari sangkakala ketujuh (yaitu tujuh kutuk terakhir),
berorientasi pada penghukuman terakhir. Di sini tidak waktu lagi untuk
bertobat, tidak ada aspek penebusan karena diberikan setelah panggilan
terakhir diberikan (enam sangkakala pertama). Itu berarti nasib setiap orang
telah ditentukan pada tujuh kutuk terakhir (15:18). Kebinasaan orang jahat
yang menolak injil dan berpihak pada tiga roh najis, tetapi memberi upah
bagi umat Allah yang setia dalam peperangan melawan setan. 91 Babel,
pelacur besar juga dihukum oleh Allah sepadan dengan dosa yang ia lakukan
yaitu menganiaya umat Allah dan membuat kemurtadan di seluruh dunia.92
Pertanyaan yang penting terkait dengan hal tersebut di atas adalah
kapanPENUNTUN
tujuh kutukPELAJARAN
itu dimulai? Wah.
KITAB 15:7-8 memperlihatkan dengan
WAHYU 2016jelas
bahwa isi dari Wah. 16 berhubungan dengan waktu setelah nasib semua
orang ditentukan. Kaabah telah ditutup dan tidak seorangpun yang dapat
masuk, itu berarti peran pengantaraan pada kaabah di Sorga telah berakhir,
dan rahmat Allah tidak lagi tersedia bagi orang jahat. Pada saat itulah tujuh
kutuk ditumpahkan atas bumi. Jadi hukuman melalui tujuh kutuk
menggarisbawahi tema Kitab Wahyu, yaitu memperlihatkan keadilan Allah
dengan memberikan upah kepada orang setia dari zaman ke zaman dan
penghukuman yang setimpal untuk orang jahat yang melawan Allah dan
menganiaya umat Allah. Atas dasar itu, Wah. 15-18 memastikan bahwa
orang-orang kudus milik Allah dilindungi oleh Allah pada krisis terakhir
(13:10).

Tujuh Kutuk dan Kedatangan Kristus


(Penglihatan Kelima)
B. Abin Page 156
Persiapan tujuh kutuk (15:1-8)
Wah. 15:1-8 adalah informasi lanjutan dari Wah. 14:14-20. Bagian ini
berisi tentang persiapan untuk penghukuman yang terakhir dari Allah untuk
orang-orang jahat melalui tujuh kutuk. Sebelum tujuh kutuk ditumpahkan ke
atas bumi, Yohanes melihat orang-orang kudus yang menang merayakan
pembebasan mereka setelah melewati krisis dan masa kesukaran yang besar
dalam peperangan yang terakhir (15:2-4). Jadi perikop ini (15:2-4) berfungsi
sebagai transisi karena isinya bisa menjadi kesimpulan dari nubuatan Wah.
12-14 dan juga berperan sebagai pendahuluan dari tujuh kutuk (Wah. 15-18)
yang akan ditumpahkan ke atas bumi. Tujuh kutuk ini disebut “tujuh
malapetaka terakhir” sebagai penggenapan dari ancaman penghukuman
dalam pekabaran malaikat ketiga, yaitu untuk mereka yang menyembah
binatang dan menerima tanda pada dahi dan tangan (14:9-11). Sementara
itu, orang-orang kudus, yaitu orang-orang yang keluar dari kesukaran besar,
berdiri di laut kaca, di hadapan takhta Allah (15:2-4; bdk. 7:9-15). Mereka
ini yang menyanyikan nyanyian Musa, nyanyian pujian karena pembebasan
Allah atas mereka dan penghukumanNya atas musuh-musuh mereka. Ini
sama dengan nyanyian
PENUNTUN Musa dalam
PELAJARAN KITABKel. 15.93
WAHYU 2016
Dalam Wah. 15:5-7 Yohanes melihat bait suci di sorga terbuka.
Dalam konteks buku Wahyu, bait suci adalah tempat Allah mengadakan
penghakiman. Bait suci juga dihubungkan dengan tempat dari “tabut
perjanjian” karena hukum Allah diletakan di bilik yang maha suci. Jadi tujuh
kutuk dibawa oleh tujuh malaikat keluar dari bilik yang Mahasuci di kaabah
di Sorga. Dalam konteks penglihatan ini, Barclay menegaskan bahwa tidak
seorangpun atau bangsa manapun dapat bebas dari penghukuman ketika
melanggar hukum Allah.94 Penghukuman ini adalah jawaban dari doa-doa
orang kudus yang disampaikan kepada Allah.
Ketujuh malaikat itu diberikan “tujuh cawan emas berisi murka
Allah.” Dalam Wah. 5:8, cawan emas berisi “ukupan” atau “kemenyan”
sebagai simbol dari doa-doa orang kudus yang dipersembahkan oleh kedua
puluh empat tua-tua. Tetapi dalam perikop ini, cawan emas menjadi
instrumen penghancuran, penuh dengan murka Allah yang akan menghukum
orang-orang jahat, sebagai jawaban dari doa-doa umat Allah.95

Penjelasan tentang Tujuh Kutuk

B. Abin Page 157


Wah. 15:1 dimulai dengan pernyataan “Bait Suci di Sorga terbuka.”
Yohanes melihat tujuh malaikat dan ketujuh malapetaka yang terakhir.
Malapetaka-malapetaka itu adalah hukuman yang terakhir untuk orang jahat
karena melalui malapetaka ini murka Allah berakhir. Isi dari Wah. 15:1
dihubungkan dengan Wahyu 11:19, di mana Yohanes melihat Bait Suci
sorga terbuka, ketika sangkakala yang ketujuh berbunyi. Ayat ini juga dapat
dihubungkan dengan Wahyu 15:5-8, di mana tujuh malaikat dengan tujuh
malapetaka diperintahkan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Wah. 15:2-4. Umat yang ditebus berdiri di tepi laut kaca. Isi dari ayat
ini adalah kiasan yang tercatat dalam Perjanjian Lama. Pada ayat ini kata-
kata dan latar belakang memiliki persamaan dengan pernyataan dalam PL,
itulah sebabnya pernyataan ini dianggap sebagai kiasan untuk PL (baca:
Kel. 15:1-2; Ul. 32, Maz. 92). Malapetaka pada ayat ini adalah kiasan untuk
malapetaka yang terjadi di Mesir. Lautan kaca adalah kiasan untuk laut Mati.
Lautan kaca bercampur api adalah kiasan untuk perjalanan yang dituntun
oleh tiang api dalam Perjanjian Lama. Umat yang telah diselamatkan adalah
mereka yang keluar dari krisis dan perhambaan dosa. Ini adalah kiasan untuk
pembebasan Israel dari perhambaan Mesir. Wahyu 14:3 mengatakan bahwa
hanyaPENUNTUN
mereka yang keluar KITAB
PELAJARAN dari kesukaran
WAHYU besar yang sanggup2016 untuk
menyanyikan nyanyian Musa, yaitu mereka yang bebas dari kesukaran
besar. Nyanyian dalam Wah. 14:3 juga adalah sebuah kiasan dari orang
Israel yang menyanyikan lagu kemenangan karena kelepasan yang dibuat
Allah di Laut Merah.
Wahyu 15:5-8, Tujuh Malaikat dengan tujuh cawan Murka Allah (bdk
Yeh. 9:11-10:4; Wah. 8:3-5). Murka Allah tidak akan datang sampai
pelayanan Kristus di bilik yang Maha Suci di Sorga berakhir. Tidak
seorangpun yang dapat memasuki Bait Suci sampai para malaikat
melepaskan murka Allah atas bumi. Pada peristiwa ini, tidak ada lagi
pengantaraan, jalan kepada Allah sudah tertutup. Orang-orang benar berdiri
di hadapan Allah tanpa seorang pengantara. Orang-orang jahat disiksa oleh
ketujuh malapetaka. Ringkasan dari tujuh kutuk itu adalah sebagai berikut:
Kutuk Pertama (Wah. 16:1-2). Malaikat pertama menumpahkan
cawan murka Allah ke atas bumi. Hasilnya: muncul bisul yang jahat dan
berbahaya yang dialami oleh mereka yang memiliki atau memakai tanda
binatang dan yang menyembah patungnya (Kel. 9:8-10; bdk Maz. 91; Yes.
28: 15, 18).

B. Abin Page 158


Kutuk Kedua (Wah.16:3). Malaikat kedua menumpahkan cawan
murka Allah ke atas laut. Hasilnya, laut menjadi darah dan matilah segala
yang bernyawa, dan yang hidup di dalam laut (bdk. Kel. 7:19-21).
Kutuk Ketiga (Wah. 16:4-7). Malaikat ketiga menumpahkan cawan
murka Allah ke atas sungai-sungai dan segala mata air. Hasilnya, sungai dan
mata air berubah menjadi darah (Kel. 7:20, 21). Pada kutuk ini umat Allah
berada dalam perlindungan Allah sehingga selamat dari bencana (Yes.
41:17, 18, 33:16).
Kutuk Keempat (Wah. 16:8-9). Malaikat keempat menumpahkan
cawan murka Allah ke atas matahari. Hasilnya, orang-orang dihanguskan
oleh panas api yang dahsyat dan mereka menghujat nama Allah. Mereka
tidak bisa bertobat karena Roh Kudus sudah ditarik dari hidup mereka.
Kutuk Kelima (Wah. 16:10-11). Malaikat kelima menumpahkan
cawan murka Allah ke atas takhta binatang itu. Hasilnya, kerajaannya
menjadi gelap, manusia di bumi menghujat Allah (Kel. 10:21-23). Kutuk
atau malapetaka-malapetaka ini memiliki persamaan dengan tulah di mesir
ketika Allah melepaskan orang Israel dari kekuasaan Mesir.
Kutuk Keenam (Wah. 16:12-16). Malaikat keenam menumpakan
cawanPENUNTUN
murka Allah ke atas sungai
PELAJARAN KITAByang besar, sungai Efrat. Hasilnya,2016
WAHYU sungai
itu menjadi kering.
Di antara kutuk keenam dan ketujuh, Yohanes melihat tiga hal: Naga,
binatang, dan nabi palsu. Mereka ini adalah representasi dari tiga oknum,
yaitu (1) Naga adalah simbol Setan. (2) Binatang adalah simbol dari
kerajaan terakhir (Negara). (3) Nabi palsu adalah simbol dari kepalsuan
kekristenan (Gereja). Mereka bertiga membuka mulut dan keluarlah tiga roh
najis yang menyerupai katak. Tiga roh najis ini adalah roh jahat yang pergi
kepada raja-raja di bumi, mengumpulkan mereka untuk melawan Allah.
Apakah yang dilambangkan oleh 3 roh najis tersebut? E. G. White,
dalam bukunya The Great Controversy, halaman 588 memberikan
penjelasan. (1) Roh yang berasal dari naga adalah spiritisme modern yang
menentang kekristenan dan Allah secara terbuka. (2) Roh yang berasal dari
binatang adalah spirit dan asas dari Gereja Roma yang mempengaruhi
kekuasaan dunia melalui kekuasaan politik dan agama. (3) Roh yang berasal
dari nabi palsu adalah simbol dari Protestanisme (kekristenan nominal)
yang menolak kebenaran Alkitab dan ajaran Yesus. Dalam Wah. 19:20 nabi
palsu adalah oknum yang membuat tanda-tanda ajaib di hadapan binatang
laut, sehingga semua orang yang memakai tanda binatang menyembah
binatang itu. Ini juga adalah gambaran dari karakter binatang yang keluar

B. Abin Page 159


dari dalam bumi. Ia melakukan mujizat yang dapat menipu semua orang
yang tinggal di bumi. Jadi nabi palsu dan binatang bumi sesungguhnya
adalah oknum yang sama. Alasannya, setelah Wah. 13 binatang bumi tidak
lagi disebut. Itu berarti, nabi palsu adalah nama lain dari binatang bumi,
karena memiliki karakter yang sama, yaitu pandai menipu manusia.
Tiga kekuasaan ini dibentuk oleh setan dan mereka akan bersatu,
dikenal dengan sebutan tiga aliansi jahat atau trinitas jahat. Penyatuan tiga
kekuasaan ini akan memaksa dan menjalankan kebaktian hari Minggu.
Mereka yang menerima kebaktian yang palsu dan memelihara hari Minggu
sebagai hari kebaktian adalah mereka semua akan berkumpul di lembah
Armagedon (Harmagedon). Terkait dengan hal tersebut, tidak ada tempat di
dunia yang dikenal dengan nama Armagedon, kecuali daearah Megiddo,
dekat Gunung Karmel, di mana Nabi Elia mengumpulkan nabi Baal dan
membunuh mereka.
Terkait dengan perang Armagedon, berikut ini adalah gambaran dari
nyanyian kemenangan pada berbagai peristiwa di dalam PL. Pertama,
Hakim 4 dan 5 terdapat nyanyian kemenangan Deborah dan Barak di Sungai
Kison atas kekalahan Sisera dalam peperangan (14: 19-21). Jadi,
Armagedon
PENUNTUNadalah nama nubuatan.
PELAJARAN Nama ini mewakili individu
KITAB WAHYU yang
2016
menerima dan memaksakan penyembahan palsu dan penyucian hari Minggu.
Dari konteks nubuatan, kekuasaan ini dan pengikut-pengikutnya akan
berkumpul di lembah Armagedon. Tiga kekuasaan ini akan dibinasakan oleh
Allah, seperti Elia membunuh nabi-nabi Baal. Penting untuk diketahui,
perang Armagedon akan diteruskan, seperti yang diungkapkan dalam Wah.
19:11-21. Wahyu 19:20 menegaskan bahwa perang Armagedon terjadi
bersamaan dengan periode milenium. Wahyu 20:7-10, 14, 15 mengatakan
bahwa perang Armagedon dimulai dan berakhir bersamaan dengan dimulai
dan berakhirnya periode Milenium (1000 tahun). Perang Armagedon
mengakhiri peperangan antara kuasa kegelapan dan kuasa terang.

Kutuk Ketujuh (Wah. 16:17-21. bdk Kel. 9:22-26; Yoh. 38:22, 23).
Malaikat ketujuh menumpahkan cawan murka Allah ke udara dan sebuah
suara dari surga berkata “Sudah terlaksana.” Hasilnya adalah sebagai
berikut: (1) Kota-kota dari bangsa-bangsa menjadi hancur. (2) Pulau-pulau
dan gunung-gunung bergerak dan berpindah. (3) Yesus muncul di awan-
awan untuk yang kedua kali. Tiga hal ini, seperti dikatakan di atas, adalah
gambaran dari aktivitas dari kutuk yang terakhir.

B. Abin Page 160


Interpretasi dari Tujuh Kutuk
Dalam Kitab Wahyu peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
sangkakala ketujuh adalah sebagai berikut: Rahasia tentang Allah
diungkapkan secara jelas ketika malaikat ketujuh meniup sangkakala ketujuh
(Wah. 10:7). Inilah peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika malaikat ketujuh
meniup sangkakalanya: (1) Suara yang nyaring dari surga mengatakan
bahwa kerajaan dunia dipegang oleh Allah dan Kristus (Wahyu 11:15). (2)
Ke-24 tua-tua mengatakan bahwa bangsa-bangsa marah tetapi murka Allah
datang dan inilah waktu untuk memberi upah kepada para nabi dan semua
orang kudus, dan juga waktu untuk membinasakan orang yang
menghancurkan dunia/ orang jahat (Wah. 11:18). (3) Bait Allah di Sorga
terbuka dan tabut perjanjiannya terlihat (Wahyu 11:19). (4) Wahyu 15:1, 5
memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika sangkakala ketujuh
dicurahkan dan kaabah di Sorga terbuka. Kaabah Sorga terbuka dalam Wah.
15:1, 5 dan 11:19 menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa itu berlangsung
pada periode sangkakala ketujuh.
Jadi dalam Wahyu 15:1, 5, ketujuh malaikat dengan ketujuh
malapetaka terakhir muncul dari bait suci yang terbuka. Malapetaka-
malapetaka ini adalah
PENUNTUN malapetaka
PELAJARAN KITAByang
WAHYUterakhir karena bersamaan 2016
dengan
itu, murka Allah yang terakhir juga ditumpahkan (Wah. 15;1, 5-7). Ini
menempatkan tujuh kutuk tersebut adalah bagian dari sangkakala ketujuh
yang dikenal sebagai “kutuk ketiga.” Sangkakala kelima dianggap sebagai
“kutuk pertama” (Wah. 9:1-11) dan sangkakala yang keenam dikenal
sebagai “kutuk kedua” yang menghukum manusia yang berdosa di bumi dan
yang tidak bertobat pada kutuk yang pertama (Wah. 9:13-21).
Sangkakala yang ketujuh yang adalah kutuk yang ketiga, dijalankan
oleh tujuh malaikat yang keluar dari bait suci dengan tujuh malapetaka yang
terakhir. Ketika tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka keluar untuk
menumpakan cawan yang berisi murka Allah, bait suci Allah dipenuhi degan
asap dan tidak ada satupun yang masuk ke Bait Suci sampai malapetaka
ditumpahkan (Wah. 15:7, 8). Bait suci yang dipenuhi asap, menandai
berakhirnya aktivitas Yesus sebagai pengantara di Bait Suci. Jadi, pada
waktu inilah terjadi masa kesukaran besar, orang-orang kudus berdiri di
hadapan Allah tanpa seorang pengantara. Tetapi, ketujuh malapetaka
terakhir ditumpahkan untuk menyiksa orang jahat (Wah. 16:1-6) ketika
mereka mencoba untuk membunuh orang-orang kudus di bumi, tetapi orang
kudus dilindungi oleh Allah.96

B. Abin Page 161


Ada dua fakta penting pada bagian ini (Wahyu 16:1-16). Pertama,
tidak ada pertobatan lagi dari orang jahat pada masa ini (ayat 9, 11) karena
waktu yang ditentukan sudah selesai dan pengantaraan Kristus di kaabah
Sorgawi sudah berakhir. Kedua, selama periode tujuh malapetaka,
khususnya malapetaka yang keenam (16:12-16), ada satu suara terdengar
yang mengumumkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali muncul
seperti seorang pencuri (ayat 15. Bdk.1 Tes. 5:1-11). Pada saat itu, suara
Allah akan memberitahukan jam dan hari kedatanganNya bagi orang-orang
kudus yang mengalami kesusahan besar ini.97
Malaikat ketujuh menumpahkan cawannya dan satu suara dari Sorga
mengatakan “Sudah terlaksana” diikuti oleh kilat, bunyi guruh, gempa bumi
yang dahsyat, kota-kota semua bangsa runtuh dan setiap pulau dan gunung
hilang lenyap (Wah. 16:17-20). Ini adalah fase kedua dari penghakiman,
yakni Dia memisahkan kambing dari domba. Peristiwa ini diikuti oleh
penghakiman ketiga, penghakiman millennium (Wah. 20:1-6, 11-13).
Penghakiman millennium diikuti oleh penghakiman fase terakhir,yaitu
penghakiman pembalasan (Wah. 20:7-10, 14,, 15) ketika iblis, malaikat-
malaikat jahat, dan orang mati dan semua pembinasa di bumi dilemparkan
ke dalam lautan api.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Perlu dicatat bahwa peritiwa penting yang terjadi antara Wah 10:1-
11:13, dengan pekabaran dari dua saksi dan informasi simbolik Yohanes
memakan gulungan Kitab, yang terasa manis di mulut tetapi pahit di perut,
terdapat pertobatan (Wah. 11:13). Yohanes menyampaikan nubuatan kepada
semua orang, suku, bangsa, dan raja-raja (10:11). Sudah dapat dipastikan
bahwa pendengar ini adalah pendengar yang sama ketika pekabaran tiga
malaikat disampaikan, karena memiliki kata-kata yang sama (Wahyu 14:6-
13, “setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum”). Jadi, dapat dipahami bahwa
pekabaran tiga malaikat dimulai pada akhir dari sangkakala yang keenam,
ketika pergerakan William Miller dimulai dan berlanjut sampai sebelum
sangkakala ketujuh berbunyi, pada penutupan akhir masa pencobaan. Pada
akhir dari pekabaran malaikat ketiga, pintu kasihan ditutup dan mulailah
masa kesukaran yang didominasi oleh tujuh malapetaka dari sangkakala
yang ketujuh.

Kesimpulan dan Aplikasi


Tujuh kutuk adalah reaksi terakhir dari Allah atas tindakan setan
melalui kekuasaan “Babel” yang menganiaya umat-umat Allah. Wah. 15-16
menggambarkan konsekuensi dari penolakan terhadap hukum Allah, dan

B. Abin Page 162


hasilnya adalah kebinasaan orang jahat dan setan (baca Gal. 6:7; Wah.
11:18). Klimaks dari tujuh kutuk adalah peperangan Armagedon.
Armagedon adalah jawaban Sorga terhadap teriakan “Israel” atau umat
Allah yang memohon pembebasan dari tekanan Babel. Persiapan untuk
menghadapi perang Armagedon digambarkan dalam kutuk yang keenam. Di
tengah persiapan itu, Yohanes mendengar panggilan Yesus, “Lihatlah, Aku
datang seperti pencuri. Berbahagialah dia yang berjaga-jaga dan yang
memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan
jangan kelihatan kemaluannya.” Pernyataan ini adalah jaminan bagi umat
Allah yang akan menghadapi penipuan yang terakhir. Kedatangan Kristus
yang kedua kali harus menjadi fokus dari pengharapan mereka yang setia.

Perbandingan: 7 Sangkakala
dan 7 Malapetaka

Bahasa yang digunakan dalam 7 sangkakala dan yang digunakan


dalam 7 malapetaka adalah sama. Tetapi, seperti yang dijelaskan di atas,
tujuh malapetaka tidak mencakup periode yang sama dengan tujuh
sangkakala. TujuhPELAJARAN
PENUNTUN malapetakaKITAB
jatuh WAHYU
pada sangkakala ketujuh. Di bawah ini
adalah perbandingan linguistik antara 7 sangkakala dan 7 malapetaka.2016
Tujuh Sangkakala Tujuh Malapetaka

1st Hujan es dan api dilemparkan ke bumi Cawan ditumpahkan ke atas bumi (16:2)
(8:7)
2nd Gunung dilemparkan ke dalam laut. Laut Cawan ditumpahkan ke atas laut. Laut
menjadi darah. Sepertiga dari makhluk menjdi darah. Semua yang bernyawa mati
yang bernyawa mati (8:8-9). (16:3)
3rd Bintang jatuh menimpa sepertiga sungai- Cawan ditumpahkan ke atas sungai-sungai
sungai dan mata-mata air. (8:10-11). dan mata-mata air (16:4)
4th Sepertiga dari matahari, bulan dan bintang Cawan ditumpahkan ke atas matahari
menjadi gelap (8:12) (16:8-9)
5th Matahari dan angkasa menjadi gelap oleh Kerajaan dari binatang menjadi gelap
asap dari jurang maut (9:1-11) (16:10-11)
6th Keempat malaikat yang terikat di Sungai Jalan dari raja-raja dari timur disipakan oleh
Efrata dilepas (9:14-21). keringnya Sungai Efrata (16:12-16)
7th Suara yang nyaring di dalam surga Satu suara nyaring dari takhta yang
mengatakan bahwa pemerintahan atas dunia mengatakan “sudah terlaksana” (16:17-21)
dipegang oleh Tuhan dan Kristus (11:15-16

B. Abin Page 163


Babel dan Binatang Merah Ungu
(Wahyu 17:1-18)

Pendahuluan
Wahyu 12 melukiskan “seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari 12 bintang di atas
kepalanya” (12:1). Perempuan itu melambangkan Gereja yang suci yang
memegang teguh ajaran Alkitab. Tetapi Gereja yang suci dan setia menjadi
obyek dari serangan setan, terutama karena memelihara hukum Allah dan
iman kepada Yesus (bdk. 12:17; 14:12). Wahyu 17 melukiskan perempuan
yang lain, yang memiliki ciri yang berbeda dengan perempuan suci. Dia
adalah wanita pelacur, “duduk di tempat yang banyak air” (17:1). Jika
seorang perawan melambangkan Gereja yang suci, maka seorang pelacur
melambangkan gereja murtad, sebuah gambaran gereja yang tidak lagi setia
kepada ajaran Alkitab, itulah Babel besar.
Terkait dengan perempuan pelacur, dalam Wah. 16:19 telah
diumumkan kejatuhan “Babel besar.” Pengumuman ini penting untuk
mengerti peristiwa yang terjadi berikutnya. Kesimpulan dari tujuh kutuk
berfungsi untuk PELAJARAN
PENUNTUN memperkenalkan apa yang terjadi pada Wah. 2016
KITAB WAHYU 17, 18.
Dengan kata lain, Wah. 16:19 adalah kata kunci untuk mengerti Wah. 17,
18, yaitu penjelasan bagaimana penghukuman Allah atas Babel dilaksanakan
pada akhir zaman. Wah. 17 adalah gambaran tentang Babel dan atas dasar
itu Allah mempunyai alasan untuk menghukum dia. Wahyu 18
menggambarkan cara penghukuman yang dibuat atas Babel.

Babel-Pelacur Besar (17:1-6).


Pernyataan “putusan (penghukuman) atas pelacur besar” (17:1b)
kemungkinan besar merujuk pada malapetaka ketujuh yang dibawa oleh
malaikat ketujuh yang mengumumkan kejatuhan Babel (16:19). Ini
menegaskan bahwa penjelasan malaikat ketujuh kepada Yohanes tentang isi
dari Wah.17, 18 adalah penjelasan detail dari kutuk yang keenam (16:12-1
(16:12-16). Malaikat yang sama kemudian memanggil Yohanes untuk
memperlihatkan kepadanya pengantin pria dan Yerusalem Baru (21:9). 98
Pertanyaannya adalah siapakah yang dilambangkan oleh “pelacur.” Dalam
Wah. 17:5, ia diidentifikasi sebagai “Babel besar.” Dalam PL, Bebel adalah
simbol penganiayaan dan pemberontakkan melawan Allah. Di sini Yohanes
menggunakan figur Babel untuk menggambarkan sistem agama murtad
dalam dunia Kristen, yang beraliansi dengan kekuatan politik. 99 Untuk
menggambarkan sistem agama yang murtad dalam Wah. 17, Yohanes
B. Abin Page 164
menggunakan ungkapan simbolis “ia duduk di tempat yang banyak airnya”
(17:1b; Yer. 51:13). Yohanes, secara figuratif menggambarkan kekuasaan
ini sebagai kekuasaan agama-sekular: “Semua air yang telah kaulihat, di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan
kaum dan bahasa” (17:15). Kekuasaan ini adalah kekuasaan yang diwakili
oleh binatang yang muncul dalam laut dalam Wah. 13:1-10. Ladd
mengatakan bahwa kekuasaan Roma rohani (agama-politik) muncul dari
Roma kekafiran dan dialah yang duduk di atas air, yang kemudian menjadi
penguasa dunia yang disegani.100
Yohanes menjelaskan bahwa “dengan dia raja-raja di bumi telah
berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur
percaulannya” (17:2). Percabulan dalam PL selalu digunakan sebagai
metafora untuk menggambarkan aliansi antara Israel dan bangsa-bangsa lain
(bdk. Yes. 1:21; 23:17; Yer. 3:1). Yehezkiel menyebut Israel telah berbuat
cabul dengan banyak bangsa (Yeh. 16:26-29; 23:3-30). Jadi, jelas bahwa
gambaran Yohanes tentang pelacur besar dalam Wah. 17:1-6 merujuk pada
kekuasaan murtad yang telah digambarkan dalam Wahyu 13. Ia memiliki
kekuasaan agama-politik, dialah kekuasaan yang “keluar dari dalam laut.”
Kekuasaan inilah yang
PENUNTUN memberi
PELAJARAN pengaruh
KITAB WAHYU secara agama (murtad) dan2016
politik
kepada dunia dan ia “mabuk oleh anggur percabulannya.” Kekuasaan ini
juga yang digambarkan sebagai “perempuan duduk di atas seekor binatang
yang merah ungu.” Ini adalah gambaran tentang hubungannya dengan
kekuasaan politik.101
Warna binatang “merah ungu” adalah gambaran hubungan dari
kekuasaan agama-politik dengan karakter setan. Warna “merah ungu” adalah
warna darah dan kekuasaan ini adalah kekuasaan penganiaya yang “mabuk
oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus” (17:6). Orang-
orang kudus yang dianiaya oleh kekuasaan binatang ini adalah mereka yang
“menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus” (12:17). Ia
memiliki “tujuh kepala dan sepuluh tanduk” (17:3b). Dalam Wah.12, naga
digambarkan memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk yang memburu
perempuan (12:3). Kemudian Wah. 13 binatang yang keluar dari dalam laut
memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk (13:1) dan penuh dengan nama-
nama hujat melawan Allah dan umatNya (13:6, 7) dan ia bertindak mewakili
naga (13:2), ia menganiaya umat Allah selama 42 bulan (13:5-6). Ini
menegaskan bahwa sistem agama-murtad dari kekuasaan Wah. 17
memainkan peran penting dalam pertentangan terakhir.

B. Abin Page 165


Aksesoris dan ornamen yang mewah yang dipakai oleh perempuan
dalam ayat 4 adalah gambaran tentang kecongkakan dan kesombongan yang
ingin menguasai dunia.102 Ini sesungguhnya adalah gambaran kemegahan
dan kemuliaan dari Yerusalem baru (21:11). Ini menegaskan Babel-pelacur
itu adalah antitesis atau lawan dari Yersalem Baru-pengantin pria (Anak
Domba). Perbedaannya adalah Anak Domba (pengantin pria) memakai
jubah putih dari “kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih
bersih” sebagai gambaran dari “perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-
orang kudus” (19:8). Pengikut-pengikut Kristus, yaitu orang-orang kudus
memiliki karakter yang sama, dan mereka menjadi obyek peperangan dari
kekuasaan Babel (politik-agama). Sebaliknya, pernyataan ia “mabuk oleh
darah orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus” (17:6) adalah gambaran
penganiayaan orang-orang kudus dalam Wah. 13:14-17 yang dilakukan oleh
kekkuasaan yang menentang Allah.
Hal penting dari semua gambaran di atas adalah kekuasaan ini dalam
Wah. 17, 18 akan menerima hukuman dari Allah. Penghukuman atas Babel
adalah jawaban Allah atas permohonan umat Allah yang dianiaya, yang
digambarkan dalam meterai yang kelima: “Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus
PENUNTUN dan benar,
PELAJARAN engkau tidak menghakimi dan
KITAB WAHYU tidak
2016
membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi” (6:10). Allah
menghukum penganiaya (Babel) karena telah menumpahkan darah orang-
orang kudus di bumi.103

Binatang dari Jurang Maut (17:7-18)


Wahyu 17:1-6a adalah gambaran umum tentang kuasa murtad, Babel.
Wah. 17:6b-18 Yohanes memberikan penjelasan rinci dari kekuasaan
binatang, yang di atasnya Babel murtad (perempuan) itu duduk. Dalam
Wahyu 17:6b-8 malaikat Tuhan mengungkapkan rahasia hubungan antara
perempuan pelacur (Babel) dengan binatang. Keduanya tidak dapat
dipisahkan karena mereka memiliki karakter yang sama. 104 Malaikat
menjelaskan bahwa binatang, di mana Babel itu duduk “telah ada, namun
tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut” (17:8b). Informasi ini sama
dengan identitas Allah dalam Wah. 4:8, untuk menegaskan bahwa Allah
perjanjian, dapat melindungi umatNya dan menghukum mereka yang tidak
setia. Jadi, identitas yang sama dari binatang ini, hendak menegaskan bahwa
ia akan datang dari jurang maut untuk menjalankan aktivitasnya yang
terakhir di bumi.105 Pernyataan dalam 17:8b menegaskan tentang tiga fase
eksistensi dari kekuasaan tersebut, yaitu fase past-present-future. Baik masa
lalu, sekarang, maupun yang akan datang, kekuasaan binatng selalu bersifat
B. Abin Page 166
destruktif.106 Ini berhubungan dengan binatang yang memiliki tujuh kepala
dan sepuluh tanduk dalam Wah. 13, satu dari kepalanya kena luka yang
membahayakan hidupnya.
Ia pernah ada, karena luka parah ia tidak muncul, tetapi ia muncul
kembali dari luka yang membahayakan hidupnya di akhir zaman untuk
menentang Allah.107 Yohanes mengatakan bahwa kekuasaan itu muncul dari
jurang maut, untuk menegaskan bahwa kekuasaan itu sama dengan binatang
dalam Wah. 11:7 yang membunuh dua saksi. Muncul dari jurang maut
(simbol kematian) di sini adalah gambaran tentang luka parah yang
membuatnya untuk sementara tidak ada.108 Kemudian ia muncul kembali
setelah luka parah sembuh. Di akhir zaman, binatang ini akan muncul
kembali dari jurang maut tetapi hanya untuk sementara waktu saja, sebelum
dihukum bersama-sama dengan Babel atau perempuan pelacur (baca Wah.
19:20).
Pernyataan “mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatangitu
telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi” (17:8b). Ini adalah
pengulangan dari Wah. 13:3-4, di mana “seluruh dunia heran” ketika melihat
binatang laut PELAJARAN
PENUNTUN muncul kembali setelah luka parahnya sembuh.
KITAB WAHYU 2016
Kemunculannya membuat semua orang menyembahnya, yaitu “setiap orang
yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan
dari Anak Domba, yang telah disembelih” (13:8). Jadi, hanya mereka yang
namanya tertulis dalam kitab kehidupan yang dapat bertahan dari penipuan.
Jadi, inilah konsep paralel antara Wah. 13:8 dan 17:8. Keduanya
menggambarkan binatang, dimana Babel pelacur itu duduk, sama dengan
kekuasaan politik agama yang dalam beberapa abad dalam sejarah
menganiaya pengikut Kristus yang setia.109
Malaikat mengatakan bahwa yang penting dalam penglihatan tentang
binatang tersebut di atas adalah “akal yang mengandung hikmat.” Untuk
mengerti tentang binatang itu perlu kecerdasan spiritual dari pada
kecerdasan intelektual. Hikmat yang sama dituntut untuk mengerti bilangan
binatang yang keluar dari dalam laut (13:18). Dalam 17:9 pertama-tama
malaikat menjelaskan bahwa “ketujuh kepala itu adalah ketujuh gunung;
yang di atasnya perempuan itu duduk” (17:9b). Kemudian “tujuh gunung” di
mana perempuan itu duduk adalah “tujuh raja” untuk mengambarkan tujuh
kekuasaan politik dunia yang mendominasi sejarah, yang melalui mereka,
setan bekerja untuk menganiaya umat Allah dari zaman ke zaman. Jadi,

B. Abin Page 167


Babel-pelacur (perempuan) mendapat dukungan politik dari binatang dalam
menjalankan kekuasaannya.110
Sejarah menunjukkan, pada waktu Yohanes melihat penglihatan ini,
lima dari tujuh kerajaan itu telah jatuh yaitu Mesir, Assyria, Babel, Persia,
dan Yunani. Yang keenam adalah Roma kafir dan yang ketujuh belum ada
(pada zaman Yohanes). Kekuasaan yang ketujuh adalah kekuasaan politik-
agama dan kekuasaan inilah yang menganiaya umat Allah. Wahyu 13
mengatakan, dalam sejarah ia berkuasa selama 1260 tahun, sesudah itu ia
mengalamai luka parah, tetapi kemudia ia muncul kembali. Kemunculan
yang terakhir yang membuat dunia heran dan menyembah dia, tetapi ayat 11
mengatakan ia akan dibinasakan.111 Jadi sekarang kita hidup dalam periode
dari kekuasaan yang ketujuh, sebab kekuasaan yang ke delapan belum
muncul dari jurang maut. (17:15-16).112

Konteks dan Waktu


Wahyu 15 berisi pendahuluan dari tujuh kutuk yang terakhir. Wahyu
16 berisi eksekusi dari tujuh kutuk yang terakhir. Bersama dengan tujuh
kutuk itu murka Allah berakhir (15:1). Tujuh kutuk membentuk klimaks dari
tujuh PENUNTUN
peristiwa yang diwakiliKITAB
PELAJARAN olehWAHYU
angka tujuh sebelumnya yaitu tujuh
2016
meterai, tujuh sangkakala. Kutuk yang keenam menjelaskan sungai Efrat
menjadi kering, kedatangan raja-raja dari Timur, semuanya menjadi
gambaran simbolik dari kedatangan Yesus dan penghuni sorga,113 dan
perang Armageddon.
Sesudah Wahyu 17 yaitu Wah. 18-19, kepada Yohanes diberikan
penjelasan secara detail tentang penghukuman atas Babel dalam penglihatan
dalam Wah. 17. Dalam Wah. 17:1 malaikat memperkenalkan kepada
Yohanes bahwa tujuh kutuk bertujuan sebagai hukuman untuk Babel-
pelacur, yang kemudian dijelaskan secara detail dalam Wah. 17-19. Dalam
Wah. 17 Babel itu diperkenalkan sebagai “pelacur” dan dalam Wah. 18
Babel itu diperkenalkan sebagai “kota.” Kedatangan seorang penunggang
kuda putih dengan penghuni Sorga dalam Wahyu 19 bertujuan untuk
mengakhiri kekuasaan “binatang laut” dan “nabi palsu” dengan cara
dilemparkan ke dalam lautan api dan dibunuh dengan pedang. Jadi
penghukuman atas setan dan Babel murtad dilanjutkan dalam Wahyu 20.
Sekali lagi, malaikat yang ditugaskan untuk menumpahkan cawan murka
Allah muncul di sini, dan ia memperkenalkan kepada Yohanes sebagai
pengantin Anak Domba (21:9-22:6). Yerusalem Baru yang sudah disebutkan
dalam Wah. 19 dijelaskan lagi dalam Wah. 21 dan 22. Dua figur utama di

B. Abin Page 168


sini, yaitu perempuan pelacur dan pengantin perempuan diperkenalkan
bersamaan, dan manusia harus membuat pilihan untuk memilih dan setia
kepada salah satu dari mereka.114
Hal di atas menunjukkan bahwa Wahyu 15 adalah pendahulaun untuk
penglihatan tentang peristiwa-peristiwa eskatologi, sekalipun tidak
mengabaikan fakta bahwa ada faktor penggenapan lokal dan historikal dari
penglihatan tersebut.115 Jadi Wah. 17:3, 8-12 harus diinterpretasi dalam
konteks penghukuman akhir zaman. Penghukuman yang terakhir atas Babel
melalui kutuk keenam dan ketujuh dirangkaikan dengan kedatangan Kristus
yang kedua kali. Dari peristiwa-peristiwa inilah kita mengerti nubuatan-
nubuatan yang diperlihatkan oleh Yohanes dalam Wahyu 17.
Pertanyaannya adalah, siapakah yang dilambangkan oleh Babel.
Wahyu 12-14 memperkenalkan trinitas setan, yaitu naga, binatang laut,
binatang darat. Pada penglihatan yang sama, tiba-tiba Babel disebutkan
tanpa penjelasan atau definisi apapun. Itu terjadi dalam pekabaran malaikat
kedua (14:8), sementara pekabaran malaikat ke tiga kembali menyinggung
tentang binatang laut dan binatang darat (14:9-11). Susunan ini menegaskan
adanya hubungan antara trintias setan dan Babel. Jadi, dalam Wahyu 17
Yohanes bermaksud
PENUNTUN untuk memberikan
PELAJARAN KITAB WAHYU informasi kepada pendengarnya
2016
bahwa Babel di akhir zaman adalah kombinasi dari kekuasaan jahat yang
digambarkan dalam Wahyu 12, 13, naga, dan dua binatang.116

Intepretasi
Salah satu masalah dalam interpretasi dari Wah. 17 adalah identitas
dari “pelacur” dan “binatang.” Secara sederhana dua kekuasaan ini merujuk
pada satu kekuasaan dalam sejarah. Sehingga dapat diterjemahkan sebagai
kekaisaran Roma politik atau Roma Kepausan. Dari interpretasi ini para
ilmuwan membangun ide bahwa “Babel pelacur” dihubungkan dengan
kekuasaan Roma dan juga bisa merujuk pada “binatang” di mana pelacur itu
duduk. Bahkan seringkali salah satu kepala dari binatang itu diinterpretasi
sebagai kekuasaan Roma. Pada bagian terakhir dari Wah. 17 binatang yang
sama dan tanduk-tanduknya yang membunuh “pelacur.” Di sini ada hal
yang paradoks, Roma diturunkan atau dihancurkan oleh Roma, artinya dia
membunuh dirinya sendiri. Tentu interpretasi ini tidak dapat diterima karena
tidak didukung oleh teks dan konteks. Untuk merespon hal ini Corsini
menegaskan bahwa penting untuk membedakan antara “perempuan” dan
“binatang” sekalipun mereka memiliki hubungan yang dekat.117

B. Abin Page 169


Ciri-ciri dari kekuasaan binatang yang keluar dari jurang maut adalah
sebagai berikut: a) Ia meniru Allah dan melawan Dia. Penjelasan tentang
binatang itu dalam Wah. 17:8b “telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul.” Pernyataan ini mengingatkan pembaca identitas Allah Bapa “yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang” (4:8). Ini berarti identitas
dari binatang itu tidak hanya berusaha untuk meniru Allah tetapi ia juga
berusaha melawan Allah. Sekalipun Allah Bapa dan Yesus Kristus memiliki
gelar yang sama, seperti Alfa dan Omega (1:8; 21:6; 22:13), Tuhan (1:8;
11:8), dan Raja (15:3; 17:14), tetapi untuk gelar “yang sudah ada dan yang
ada dan yang akan datang” hanya untuk Allah Bapa. Jadi pernyataan di atas
menegaskan bahwa kekuasaan “binatang” dalam Wahyu 17 meniru identitas
Allah Bapa, dan kekuasaan binatang dalam Wahyu 13 meniru Yesus
Kristus.118
b) Binatang dan Naga dalam Wah. 12, 13, 17. Persamaan dan
perbedaan antara “naga” dengan “binatang merah ungu” dalam Wah. 13 dan
Wah. 17 sangat penting untuk diketahui. Persamaan-persamaan dasar antara
“binatang laut” dengan “binatang merah ungu” adalah sebagai berikut: (a)
Keduanya memiliki tujuh kepala dan tujuh tanduk (13:1; 17:7). (b) Binatang
laut mempunyai “mulut yang
PENUNTUN PELAJARAN penuh
KITAB kesombongan dan hujat” 2016
WAHYU (13:5),
sementara binatang yang lain “memiliki nama-nama hujat” (17:3). (c) Kedua
kekuasaan ini melawan Allah dan pengikut-pengikut Kristus (13:6-8; 17:4).
(d) Keduanya disebut “binatang.” Hal yang menarik dari gambaran binatang
ini adalah “seluruh dunia heran” dan Yohanes kagum dengan “binatang
merah ungu.”
Perbedaan-perbedaan dari kedua binatang ini adalah sebagai berikut:
(a). Binatang-laut memiliki “mahkota” pada tanduknya (13:1), binatang
dalam Wah. 17 tidak memiliki mahkota.119 (b) Warna dari binatang-laut
tidak disebutkan, tetapi binatang yang lain berwarna “ungu” (17:3). (c)
Binatang-laut keluar dari laut, tetapi binatang merah ungu, di mana
perempuan itu duduk, datang dari jurang maut (17:8). (d) Binatang-laut
menerima kuasa dari naga, itu berarti ia bergantung pada “naga.” Tidak ada
informasi tentang hal itu dari binatang merah ungu. (e) Binatang laut adalah
Kristus palsu, binatang merah ungu adalah tiruan untuk Allah Bapa.120
Perbedaan antara “naga” dengan “binatang merah ungu” adalah
sebagai berikut: (a) Binatang merah ungu keluar dari jurang maut (17:8),
sedangkan naga berhubungan dengan sorga, dan ia dilempar dari sorga
(12:3, 10). Penting untuk dicatat, binatang merah-ungu keluar dari jurang
maut terjadi pada fase terakhir dari pekerjaannya. (b) Naga memiliki tujuh

B. Abin Page 170


mahkota di atas kepalanya (12:3); sedangkan bintang merah ungu tidak
memiliki mahkota. Mahkota di atas kepala atau pada tanduk-tanduk atau
tidak memiliki mahkota sekalipun, sudah menunjukkan perbedaan-
perbedaan pada periode perkembangan sejarah. (c). Naga disebut “ular”
(12:9) tetapi binatang merah-ungu tidak disebut “beast” (Yun: therion).
Atas dasar perbedaan dan persamaan tersebut di atas, Paulien
menegaskan bahwa “naga” dalam Wah. 12, “binatang laut” dalam Wah. 13,
dan binatang “merah ungu” dalam Wah. 17adalah manifestasi dari karakter
dari kekuasaan yang sama dalam perkembangan sejarah.121 Penting untuk
dicatat di sini, hubungan antara kekuasaan naga dan binatang merah ungu
lebih kuat dibandingkan hubungan antara binatang laut dan binatang yang
keluar dari jurang maut.

Fakta Sejarah dan Penggenapan Nubuatan


Pada waktu menara Babel dibangun (Kej. 11:1-9), Allah turun dari
sorga untuk melihat kota dan menara, dan Dia mengacaukan bahasa
manusia, mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi (Kej. 11:7, 8). Hal yang
sama juga Tuhan lakukan untuk Babel modern, Ia tidak membiarkan gereja
Am (Roma)
PENUNTUNmurtad terlalu KITAB
PELAJARAN jauh WAHYU
tanpa campur tangan Allah. Sejarah
2016
menunjukkan, Allah memilih Marthin Luther dan para reformator yang lain
untuk membagikan semangat reformasi dalam gereja dan meruntuhkan
menara kesombongan Gereja Am (Roma) dengan menyampaikan kebenaran
Alkitab.
Martin Luther membaca Alkitab, khususnya kitab Galatia dan Roma.
Dari bacaan ini dia mengerti bahwa Allah dalam Alkitab mengajarkan
tentang keselamatan oleh kasih karunia melalui iman dalam Yesus. Ini
bertentangan dengan penjualan surat indulgensi atau surat pengampunan
dosa. Pada bulan Oktober 1517, dia menulis 95 dalil, dengan tujuan untuk
melawan sistem dan ajaran Gereja Am yang menjual surat pengampunan
dosa supaya memperoleh keselamatan. Pada tanggal 31 Oktober, tahun yang
sama, dia memakukan 95 dalil ini pada sebuah pintu gereja di Wittenberg
(German). Dia juga mengutuk pemimpin Gereja sebagai oknum yang suka
melawan Alkitab dan Kristus sebagai Tuhan dan imam. Dia mengutuk
takhta pemimpin Gereja Roma sebagai tempat di mana setan duduk. Dia
mendukung prinsip Sola Scripture, yakni Alkitab dan hanya Alkitab saja
yang menafsirkan Alkitab, dan Alkitab satu-satunya penuntun kepada iman.
Selain upaya yang disebutkan di atas, dia juga menterjemahkan
Alkitab ke dalam bahasa Jerman dan memberikannya kepada semua orang
untuk dibaca. Oleh karena ajaran dan tindakan untuk mempertahankan
B. Abin Page 171
kebenaran Alkitab, dia dikucilkan oleh Gereja Am pada Januari 1521. Pada
bulan April 1521, dia dipanggil untuk meninggalkan ajarannya di hadapan
pertemuan pemimpin Gereja di Worms. Tetapi inilah jawaban Martin
Luther: “I have bound by scripture I have quoted and my conscience is
captive to the word. I neither can, nor will revoke anything, for it is neither
safe nor honest at act against one’s conscience. Here I stand, I can do not
other, God help me!” Banyak orang mengikuti teladannya yang membuat
banyak gereja yang terbentuk. Gereja-gereja ini keluar dari Gereja Am dan
memprotes ajaran Gereja Am, oleh karena itulah, kemudian mereka disebut
gereja Protestan.
Seperti orang-orang Bebel terserak ke seluruh dunia, demikian juga
semangat reformasi Gereja Protestan menyebar ke seluruh dunia. Berikut ini
beberapa contoh: Di Jerman, Denmark, dan Swedia, mereka mengikuti
Luther dan menyebut diri mereka sebagai Gereja Lutheran. Di Prancis,
mereka mengikuti reformasi John Calvin dan mereka menamakan diri
sebagai kaum Huguenots atau Calvinist. Di tempat yang lain mereka
dinamakan Kaum Puritan. Di Switzerland mereka yang mengikuti Ulrich
Zwingli, mereka menamakan diri mereka sebagai gereja Anabaptists. Di
Bohemia, pengikut
PENUNTUN John Huss
PELAJARAN menamakan
KITAB WAHYU diri mereka sebagai 2016 United
Brethren. Di Scotlandia, mereka menamakan diri sebagai Gereja Skotlandia
atau Gereja Presbyterian. Di Inggris, mereka menamakan diri mereka
sebagai Church of England atau Gereja Anglican. Selanjutnya, banyak yang
mengikuti reformasi John Wesley dan Charles Wesley, dan mereka
menamakan diri mereka sebagai Gereja Wesley atau Gereja Methodist.
Gereja-gereja ini, dan banyak gereja yang lain, menyebar ke seluruh
dunia, seperti ke Afrika, Amerika, dan Asia. Semua gereja ini keluar dari
doktrin Gereja Am, tapi sangat disayangkan, para pemimpin gereja protestan
yang tadinya mengajarkan iman yang murni dan doktrin-doktrin Alkitab,
mereka mulai beralih kepada doktrin gereja Am dan mereka meninggalkan
penyelidikan Alkitab untuk melanjutkan semangat reformasi yang telah
dimulaikan oleh reformator. Mereka berbalik pada doktrin Gereja Am,
khususnya memelihara kebaktian hari Minggu untuk menggantikan hari
Sabat (Wah. 17:5)

Kesimpulan
Wahyu 17 menjelaskan tentang motif dari keringnya sungai Efrat
pada kutuk yang keenam yang menyebabkan Babel jatuh (16:2). Bagian
pertama dari Wah. 17 (17:1-6) menjelaskan tentang Babel sebagai pelacur

B. Abin Page 172


yang tinggal di “banyak air” dan duduk di atas binatang yang muncul dalam
Wah. 13:L1-10. Kekuasaan politik dan rohani ini adalah kekuasaan yang
menyebabkan terjadinya penganiayaan atas umat Allah. Dialah kekuasaan
yang mendominasi panggung politik dan agama dunia. Wah. 17:14-17
menunjukkan bahwa keringnya sungai Efrat adalah simbol ditariknya
dukungan atas Babel ketika kekuasaan politik dunia menyadari bahwa
mereka ditipu.
Jadi fokus dari Wahyu 17 adalah kekuasaan setan yang terakhir dan
berusaha untuk menguasai dunia melalui binatang yang keluar dari dalam
laut (13:1-10). Kekuasaan Babel atau perempuan dalam Wah. 17, 18 adalah
antitesis dari Yerusalem Baru dalam Wah. 21:10-22:5, yang kemudian kota
ini dianggap sebagai pengantin dari Anak Domba.122 Hubungan Babel-
Pelcaur dengan kekuasaan politik berlawanan dengan hubungan antara Anak
Domba dengan Yerusalem Baru, sang pengantin.123
Wahyu 17-18 melanjutkan tema teologi dari bagian eskatologi Kitab
Wahyu (Wah. 12-22). Hal itu mencakup perlawanan setan terhadap rencana
keselamatan Allah pada akhir sejarah dunia melalui pekabaran injil
(pekabaran tiga malaikat), identifikasi dari penyembah Allah yang benar
(meterai Allah), dan
PENUNTUN kekuasaan
PELAJARAN Babel
KITAB atau perempuan pelacur. Perbedaan
WAHYU 2016
kontras antara Babel dan Yerusalem Baru menggambarkan perbedaan dari
dua sistem agama pada akhir zaman. Babel adalah simbol pemberontakan
dan akan dibinasakan, sedangkan Yerusalem adalah simbol kesetiaan dan
akan diselamatkan.

Penghukuman Allah atas Babel


(Wahyu 18:1-24)
Pendahuluan
Wahyu 17 menggambarkan kuasa agama murtad di akhir zaman yaitu
“Babel besar” (17:5). Teks menejelaskan bahwa kejatuhan dan kehancuran
Babel adalah hasil dari ditariknya dukungan politk dunia setelah mereka
mengetahui mereka ditipu. Mereka berbalik melawan Babel. Kehancuran
Babel dimulai dan diperkenalkan dalam Wah. 17:16, 17. Wahyu 18 adalah
melanjutkan tema dari Wah. 17. Pasal ini menjelaskan bagaimana sistem
agama murtad itu dihukum dan berakhir. Atas dasar itu, Allah memanggil
umatNya untuk memisahkan diri dari Babel (18:1-8) dan dilanjutkan dengan
tangisan bangsa-bangsa yang murtad atas kejatuhan Babel (18:9-24).

B. Abin Page 173


Hukuman dan Panggilan Allah (18:1-8).
Sebelum Babel dihukum, Allah memanggil umatNya untuk
memutuskan semua hubungan dengan agama murtad yang telah
mendominasi dunia dan kembali kepada Allah supaya selamat dari
hukuman. Allah mengatakan “Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari
padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan
supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” (18:4; bdk.
Yer. 51:6). Panggilan ini menegaskan dua hal: Pertama, ada banyak orang
yang setia dan takut akan Allah yang masih berada di Babel (bdk. Kej. 19).
Kedua, dosa Babel sangat besar dan tak dapat dihitung lagi, sehingga Allah
harus mengambil keputusan untuk menghukumnya (bdk. Rom. 2:5, 6).124
Allah menghukum Babel dengan cara memberikan “sampar dan
perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api” (18:8).
Gambaran kesombongannya sama dengan yang diungkapkan oleh Paulus
dalam 2 Tes. 2:4.

Ratapan dan Panggilan Allah (18:9-24).


Bagian ini berisi tiga ratapan atas kehancuran Babel oleh mereka yang
bekerja sama dengan
PENUNTUN dia. Ratapan
PELAJARAN ini dibuat dalam bentuk puisi2016
KITAB WAHYU seperti
dalam upacara penguburan orang mati. Setiap ratapan diakhiri dengan
pernyatan “celaka, celaka, kota besar…sebab dalam satu jam saja sudah
berlangsung penghakimanmu” (18:10, 16-17a, 19). Bagian terakhir dari
ratapan ini diakhiri dengan panggilan Sorga kepada orang yang setia untuk
bersukacita atas penghukuman Allah terhadap Babel.125
Wahyu 18 adalah kiasan dari Babel purba (Kej. 11; Yer. 50, 51). Teks
menggambarkan dosa-dosa yang ia perbuat dan penghukuman yang dibuat
oleh Allah. Beberapa ekspresi dalam Kitab Yeremiah menunjukkan
hubungan dengan Wahyu dalam konteks penghukuman Babel, seperti yang
terlihat pada skema berikut:
Yeremia Wahyu
50:29 Balaskan kepadanya karena 18:6, 7 Balaskan kepadanya sama seperti dia
perbuatan-perbuatannya. Perbuat kepadanya juga membalaskan. Berikanlah kepadanya
seperti yang dia sudah perbuat. dua kali liat menurut pekerjaannya.
50:39 binatang-binatang padang dan anjing- 18:2 Ia telah menjadi tempat kediaman roh-
anjing hutan akan tinggal di sana dan di roh jahat, dan tempat bersembunyi
sana akan tinggal burung unta. semua roh najis dan burung najis.
51:7 Dia membuat seluruh dunia mabuk. 18:3 Semua bangsa telah minum anggur
Bangsa-bangsa mabuk oleh anggurnya. hawa nafsu cabulnya.
51:9 Penghukumannya sampai ke langit, 18:5 Dosa-dosanya telah bertimbun-timbun
menjangkau awan-awan. sampai ke langit.

B. Abin Page 174


51:63, 64 Ikatkan sebuah batu kepadanya dan 18:21 Seorang malaikat yang kuat
lemparkan ke dalam Sungai Efrata. mengangkat sebuah batu dan
Katakan, “Beginilah Babel akan melemparkannya ke dalam laut dan
tenggelam, dan tidak akan timbul-timbul berkata: “Kota besar Babilon akan
lagi.” dilemparkan dengan keras ke bawah,
dan ia tidak akan ditemukan lagi.

Penghukuman Babel seperti yang digambarkan di atas, sama dengan


yang terjadi pada orang Israel di Babel. Babilon dihukum karena dosa-
dosanya, terutama karena mereka menjajah dan menganiaya orang-orang
Israel. Dalam Wahyu 18:4, Allah memanggil umat-umatNya, orang-orang
Israel modern, untuk keluar dari Babel, atau kemurtadan agama modern.
Nabi Yeremiah berkata dalam Yer. 51:45 “Keluarlah dari tengah-tengahnya
hai umatku. Hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya dari murka
Tuhan yang menyala-nyala itu.

Kesimpulan
Ketika kekuasaan politik dan raja-raja dunia menyadari mereka telah
ditipu oleh Babel-murtad, mereka berbalik melawan Babel. Penghukuman
terakhir Babel oleh murka Allah adalah jawaban Allah atas kemarahan
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
bangsa-bangsa melalui suara dari sangkakala yang ketujuh. Kepastian
penghukuman Allah atas Babel ditekankan berulang-ulang dalam kitab
Wahyu (14:8; 16:19; 17:16; 18:2, 21). Hal ini dibuat untuk mengingatkan
para pembaca, bahwa pada akhirnya musuh Allah, yaitu setan dan para
pengikutnya akan dikalahkan oleh Allah. 126
Tujuan utama dari Wah. 16-18 adalah untuk memberikan jaminan
yang pasti kepada umat Allah yang setia dari berbagai zaman, bahwa
penderitaan karena penganiayaan akan berakhir. Bagi mereka, kehancuran
Babel adalah jaminan pembebasan dari penderitaan. Ia akan menghukum
dengan adil semua musuh dari Injil.127 Pengumuman kejatuhan Babel adalah
panggilan kepada umat Allah di Babel untuk melepaskan ikatan dari agama
palsu. Ini penting, karena banyak umat Allah yang setia di Babel yang masih
tinggal dengan berbagai alasan. Tetapi satu hal yang pasti mereka telah
tertipu oleh agama palsu (bdk. 2 Tim. 3:5), bahkan mereka menggunakan
nama Kristus untuk menunjukkan bahwa agama mereka berasal dari atas.128
Seseorang dapat berbicara melawan Babel-murtad dan menggunakan nama
Yesus, tetapi mereka memiliki tanda binatang pada dahi mereka (bdk. Mat.
7:21). Menjadi anggota dari satu komunitas atau denominasi gereja dan
memiliki Alkitab tidak memberikan jaminan bahwa ia berada pada pihak

B. Abin Page 175


Allah. Oleh karena itu setiap orang Kristen harus menguji dan memeriksa
diri melalui firmanNya pada kekuasaan mana mereka berada.

Nyanyian Kemenangan
(Wah 19:1-21)

Wahyu 19 dibagi dalam dua bagian. Pertama ayat 1-10


menggambarkan sukacita yang besar dari penghuni sorga sebagai reaksi dari
kejatuhan Babel dan mengumumkan pesta perjamuan Anak Domba. Kedua,
ayat 11-21 menggambarkan kedatangan Kristus sebagai pemenang atau raja
untuk mengakhiri kekuasaan yang jahat di bumi dan menyelamatkan
umatNya yang setia. Bagian ini diakhiri dengan panggilan Allah untuk
berpartisipasi dalam pesta jamuan yang besar di Sorga.

Perjamuan Kawin Anak Domba (19:1-10)


Dalam Wah. 18:20 panggilan diberikan untuk bersukacita atas
kehancuran Babel. Wah. 19:1-10 menggambarkan ungkapan sukacita dan
pujian yang spontan kepada Allah. Bagian ini berfungsi sebagai ide transisi
antaraPENUNTUN
penghukuman Babel dengan
PELAJARAN munculnya Kristus sebagai Raja dan
KITAB WAHYU
pemenang dalam peperangan untuk umatNya dan Ia telah menghancurkan
2016
Babel (19:11-21). Sorak kemenangan di Sorga dalam Wah. 19:1-10 sama
dengan suara nyaring yang telah didengar oleh Yohanes setelah malaikat
ketujuh meniupkan sangkakalanya dalam Wahyu 11:15-18. Perbedaannya
adalah dalam Wahyu 19 terdapat undangan ke perjamuan kawin Anak
Domba dan ucapan berkat bagi mereka yang telah diundang (Wah. 19:6-10).
Perbandingan antara nyanyian kemenangan dan tujuh malapetaka
terakhir adalah sebagai berikut:

Seruan Kemenangan 7 Sangkakala Seruan Kemenangan 7 Malapetaka


(Wahyu 11:15-18) (Wahyu 19:1-5)

*Suara nyaring di surga (ayat 15) *Suara yang nyaring dari surga (ayat 1)
*Dua puluh empat tua-tua terlibat (ayat 16) *24 tua-tua terlibat (ayat 4)
*Kuasa yang besar (ayat 17) *Kekuasaan adalah pada Allah kita (ayat 1)
Pembalasan terhadap bangsa yang jahat *Pembalasan terhadap pelacur (ayat 2)
(ayat 18)
*Bangsa-bangsa dihakimi (ayat 18) *Pelacur yang hebat itu dihakimi (ayat 2)
*Pembinasaan bagi mereka yang *“Yang merusakkan bumi dengan
membinasakan bumi (ayat 18) percabulannya” (ayat 2)
*“Mereka yang takut akan NamaNya, baik *“Kamu yang takut akan dia, baik kecil
yang kecil maupun yang besar” (ayat 18) maupun besar” (ayat 5)

B. Abin Page 176


Lagu kemenangan dalam Wah. 11:15-18 memiliki persamaan dengan
Wah. 19:1-10. Ini menegaskan bahwa dua seruan ini sesungguhnya seruan
kemenangan yang sama. Dua seruan kemenangan ini terjadi sesudah
sangkakala ketujuh ditiup dan setelah malapetaka terakhir dicurahkan. Jadi,
malapetaka-malapetaka adalah bagian dari sangkakala ketujuh. Ini
menunjukkan bahwa Wahyu 19:1-8 adalah puncak dari sangkakala ketujuh
dan melapetaka ketujuh, yang telah mengakhiri sejarah dan cerita dari bumi
ini. Jadi Wah. 14:14-20 sesungguhnya melukiskan bagaimana orang-orang
benar terangkat ke surga pada sangkakala terakhir, atau malapetaka terakhir
yang menghukum orang jahat. Hukuman terhadap orang jahat (14: 17-20)
muncul bersamaan dengan hukuman terhadap Iblis (Wah. 20:7-10).

Kedatangan Kristus (Wah. 19:11-21


Terjadi perubahan fokus dalam penglihatan, dari penglihatan tentang
pesta perjamuan Anak Domba kepada penglihatan tentang kedatangan
Kristus, sebagai bala tentara surgawi untuk berhadapan dengan bala tentara
dunia yang dipimpin oleh setan dan raja-raja di bumi. Ini adalah klimaks
dari PENUNTUN
peperangan PELAJARAN
Armagedon. Pada
KITAB akhir Wah. 18 ada informasi
WAHYU
penghukuman atas Babel, dan permulaan Wah. 19 ada interupsi, yaitu2016lagu
kemenangan dinyanyikan atas kehancuran Babel oleh orang yang setia dan
panggilan untuk mengikuti perjamuan anak domba (19:1-10). Bagi mereka
yang memihak kepada agama murtad dan berpartisipasi dalam dosanya
dibinasakan, seperti yang diumumkan dalam Wah. 14:17-20.
Wahyu 19:11-21adalah gambaran rinci tentang kebinasaan orang jahat
pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. Sementara orang-orang
benar diundang ke perjamuan kawin Anak Domba, burung-burung di udara
diundang untuk makan daging dari orang-orang jahat yang sudah mati. Ayat
20 menunjukkan bahwa hukuman terhadap orang jahat ini bersamaan waktu
dengan hukuman terakhir bagi setan. Ia dilempar ke lautan api (bdk. Wah.
21:8; 20:14, 15; 20:7-10).

Kesimpulan
Wahyu 19 adalah bagian dari informasi penghukuman yang dimulai
dalam Wah. 17 dan berakhir di Wah. 20.129 Penghukuman dimulai dengan
“naga” dalam Wah. 12, dua binatang dalam Wah. 13, dan Babel-pelacur
dalam Wah. 17. Kehancuran penghukuman itu mulai diungkapkan melalui
tujuh kutuk (Wah. 16:17-21). Penghukuman atas binatang, nabi palsu, dan

B. Abin Page 177


para pendukungnya (19:20), diakhiri dengan kehancuran naga, setan dalam
lautan api (Wah. 20).
Selain penghukuman, informasi tentang kedatangan Kristus yang
kedua menjadi fokus utama. Bagian pertama dari Wah. 19 menggambarkan
kedatangan Yesus dalam istilah perjamuan kawin Anak Domba, tetapi
informasi ini dibuat dalam bentuk pengumuman. Dalam Wah. 21-22
diberikan gambaran detail dari peristiwa kedatangn Kristus yang kedua.
Bagian kedua dari Wah. 19 menggambarkan kedatangan Kristus sebagai
pemenang yang menyelesaikan perang Armagedon, yang sudah mulai
diperkenalkan dalam Wah. 16:12-16.130
Kedatangan Kristus sebagai seorang pemenang dan kesatria menandai
berakhirnya sistem agama murtad yang melawan Allah dan “meninggikan
diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah” (2 Tes.
2:4) dan yang bertanggung jawab atas penganiayaan umat Tuhan dalam
sejarah. Kedatangan Yesus sebagai seorang pemenang atau raja bertujuan
untuk menghukum orang-orang jahat yaitu “mereka yang tidak mengenal
Allah dan mentaati Injil Yesus, Tuhan kita” (2 Tes. 1:9). Kemuliaan
kedatangan Yesus dan nafas mulutNya sesungguhnya dapat membunuh
orang-orang
PENUNTUNjahatPELAJARAN
(2 Tes. 2:8). PadaWAHYU
KITAB saat itulah “mereka yang mati2016
dalam
Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tes. 4:16, 17). Wahyu 19 memberikan
gambaran bahwa umat Allah yang setia tetapi mengalami penderitaan dalam
pertentangan besar akan mendapatkan kemenangan. Untuk merekalah
perjamuan kawin Anak Domba itu dibuat.131 Gereja telah lama merindukan
hari itu terjadi (2 Tes. 1:10), hari di mana semua orang setia akan
mendapatkan kemenangan dan menyembah Allah selama-lamanya.

Millenium dan Penghukuman


(Wah. 20:1-15)

Dalam Wah. 19 pertentangan besar dan pemberontakan melawan


Allah hampir berakhir. Binatang dan nabi palsu dibinasakan melalui lautan
api, dan orang-orang jahat akan mendapatkan penghukuman terakhir.
Bagaiamana dengan nasib setan? Bagian pertama dari Wah. 20 menjawab
pertanyaan tersebut (20:1-10), dan bagian terakhir menggambarkan
hukuman terakhir dari orang-orang jahat (20:11-15).

Millenium: Setan Dirantai


Yohanes melihat dalam penglihatan nasib setan yang terakhir, ia
diikat seribu tahun lamanya “lalu melemparkannya ke dalam jurang maut”
B. Abin Page 178
(20:3) dan setelah seribu tahun ia kemudian dibinasakan selama-lamanya
dalam lautan api.132 Teks mengatakan “dari langit turunlah api
menghanguskan mereka dan Iblis” (20:9). Di antara dua teks ini, ada tiga
informasi penting: Pertama, “orang-orang yang duduk di atas takhta…
diserahkan kuasa untuk menghakimi” (20:4a; Mat. 19:28). Kedua, “jiwa-
jiwa” yang setia dan mengalami penganiayaan selama mereka hidup
“memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu
tahun” (20:4b; 1 Kor. 6:2).133 Ketiga, orang yang setia akan mengalami
kebangkitan pertama “berbahagia yang mendapat bagian dalam kebangkitan
pertama (20:6a; bdk 1 Tes. 4:16).
Dari segi struktur, Wah. 20:4-6, 11-13 melukiskan peristiwa yang
terjadi selama periode millennium (1000 tahun). Orang-orang kudus
bersama dengan Kristus memerintah dan menghakimi orang-orang jahat
yang mati. Di sini kebangkitan pertama adalah kebangkitan orang setia dan
kudus, dan itu terjadi pada akhir masa millennium (20:5; bdk 6:11).
Kematian kedua adalah kematian orang-orang jahat melalui penghukuman
Allah. Bertentangan dengan informasi itu, Wah. 20:1-3 menggambarkan
keadaan bumi setelah kedatangan Kristus yang kedua. Secara figuratif, setan
diikat PENUNTUN
selama seribu tahun diKITAB
PELAJARAN bumiWAHYU
yang tak berpenduduk. Artinya2016setan
tidak memiliki kuasa untuk menganiaya umat Allah karena orang yang setia
dilindungi oleh Allah. Bagian terakhir, yaitu Wah. 20:7-10, 14-15
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah masa millennium,
yakni pembinasaan setan yang terakhir oleh api.

Hukuman Terakhir
Setelah melihat kehancuran setan, Yohanes menyaksikan
penghukuman terakhir orang-orang jahat, yang menandai berakhirnya
sejarah pemberontakan melawan Allah. Pada saat yang sama Allah
mensahkan kerajaaNya yang kekal. Ada dua informasi penting dalam Wah.
20:11-15: Pertama, “orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka”
(20:12b; Rom. 2:6).134 Kedua, “maut dan kerajaan maut dilemparkanlah ke
dalam lautan api” (20:14). Inilah yang disebut “kematian yang kedua”
(20:14). Pada peristiwa ini orang-orang jahat tidak mengalami kehidupan
yang kekal (1 Kor. 15:26).135
Pada penghukuman yang terakhir, Yohanes menegaskan bahwa
“orang yang tidak ditemukan namanya tertulis dalam kitab kehidupan
dilemparkan ke dalam lautan api” (20:15). Ini menegaskan bahwa mereka
yang melawan Allah dan hukumNya akan mengalami nasib yang sama

B. Abin Page 179


seperti setan. Faktor pembeda antara yang dihukum dan yang diselamatkan
adalah mereka yang memiliki “meterai Allah” atau “tanda binatang.” Orang
yang memiliki meterai Allah adalah orang yang namanya tercatat dalam
kitab kehidupan.

Kesimpulan
Informasi tentang kebinasaan setan dalam Wah. 20 adalah kesimpulan
akhir dari proses penghukuman Allah yang telah dimulai dalam Wah. 17.
Dalam Wah. 20, sekalipun penulis tidak menunjukkan apakah “millenium”
itu memiliki arti simbolik atau literal, tetapi ia menunjukkan bahwa periode
millennium merujuk pada pada periode waktu yang nyata di mana setan
dipenjara. Waktu bagi setan untuk menganalisa akibat dari
pemberontakannya melawan Allah. Periode millennium juga adalah
kesempatan bagi orang setia yang menderita mendapatkan jawaban atas
penderitaan dan dosa (1 Kor. 13:12). Kesimpulan dari masa millennium
tercatat dalam Wah. 20:11-15, penghukuman orang jahat dan keselamatan
orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan.

PENUNTUN PELAJARANYerusalem Baru


KITAB WAHYU 2016
(Wah. 21:1-22:5)

Wahyu 20 diakhiri dengan sebuah kesimpulan yaitu setan dibinasakan


dengan lautan api, sebuah kesimpulan tentang penghukuman yang dimulai
dari Wah. 17. Dalam Wah. 21 penglihatan beralih dari penghukuman kepada
penglihatan tentang langit yang baru dan bumi yang baru, yang ibukotanya
adalah Yerusalem, yang turun dari sorga ke bumi. Gambaran Yohanes
tentang dunia baru dan Yerusalem baru sama dengan gambaran yang dibuat
oleh nabi Yesaya dan Yehezkiel. Wahyu 21 dibagi dalam dua informasi:
Langit yang baru dan bumi yang baru (21:1-8) dan Yerusalem baru (20:9-
27).

Langit yang Baru dan Bumi yang Baru


Yohanes telah menyaksikan penghukuman atas orang jahat dan
kebinasaan setan. Bumi harus dibersihkan dari dosa dan orang-orang
berdosa. Sekarang perhatian Yohanes beralih kepada upah yang akan
diberikan kepada orang-orang yang diselamatkan dan bumi yang dibaharui
itu adalah tempat tinggal mereka. Penting untuk dicatat, Allah menciptakan
langit dan bumi (Kej. 1:1) untuk dihuni oleh manusia. Tetapi dosa telah

B. Abin Page 180


mengubah dunia yang diciptakan itu sebagai tempat pemberontakan
melawan Allah. Semua ciptaan menyerah pada kehancuran yang terjadi, tapi
Allah berjanji untuk memperbaharui dunia yang hancur itu.136 Menarik untuk
diketahui ketika Yohanes mengatakan bahwa “lautpun tidak ada lagi”
(21:1b). Ini adalah ungkapan metafora untuk menegaskan bahwa tidak ada
lagi bangsa-bangsa (13:1-10) yang malawan Allah dan umatNya.137
Yohanes mengatakan bahwa ia melihat “kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga dari Allah” (21:2). Yohanes membentuk
gambaran ini berdasarkan Yes. 65:17-19. Yerusalem adalah pusat dari
penyembahan kepada Allah dalam PL, yang juga disebut “kota yang kudus”
(Yes. 52:1; Dan. 9:24). Dalam konteks Kitab Wahyu, Badenas mengatakan
bahwa Yerusalem baru telah menjadi “langit yang baru dan bumi yang
baru”138 Kota yang “turun dari sorga dari Allah” bukanlah kota Yerusalem
lama di Palestina yang dibangun kembali setelah pembuangan, tetapi kota
yang disiapkan oleh Kristus di sorga (Yoh. 14:1-13) dan diaktualisasi pada
akhir periode millennium. Menurut penulis kitab Ibrani, arsitek dari
pembangun dari kota itu adalah Allah sendiri (Ibr. 11:10).
Atas dasar argumentasi di atas, istilah “new” atau kainos (Yunani)
dalamPENUNTUN
frase “Yerusalem
PELAJARANBaru” merujuk
KITAB WAHYUpada sesuatu yang baru2016 dalam
bentuk dan kualitas, bukan baru dari yang sebelumnya, dalam konteks
waktu. Jadi Yohanes di sini menekankan bahwa ciptaan baru adalah sesuatu
yang diciptakan kembali dari sesuatu yang ada bukan penciptaan kembali
sesuatu yang tidak ada (ex nihilion). Jadi “Yerusalem Baru” berfungsi untuk
mengganti yang lama. Yerusalem yang lama terdapat di Israel, yang juga
disebut sebagai kota yang suci (Yes. 52:1; Dan. 9:24). Tetapi kota ini penuh
dengan dosa pemberontakan dan ketidaktaatan, sekalipun di dalamnya ada
Kaabah Allah. Oleh karena itu kota Yerusalem lama dihancurkan oleh Allah
dan digantikan dengan yang baru, yang menjadi ibukota dari seluruh dunia
(Yes. 54:14).
Dalam konteks buku Wahyu, Yerusalem baru adalah pusat dari “langit
yang baru dan bumi yang baru.” Ia akan menjadi tempat perlindungan yang
paling aman dan damai bagi orang yang diselamatkan oleh Allah, tanpa
kematian, tanpa kesedihan, tanpa air mata, tanpa penderitaan (Yes. 25:8).
Orang-orang yang setia kepada Allah mengalami penderitaan ini semua,
tetapi pada akhrinya Allah memberikan upah kepada mereka semua yaitu
keselamatan. Sebaliknya para “penakut, orang keji, pembunuh, orang sundal,
tukang sihir, penyembah berhala, pendusta” akan dihukum melalui lautan
api yang bernyala-nyala (21:8).

B. Abin Page 181


Yerusalem Baru
Yerusalem baru diperkenalkan di dalam Wah. 21:2 dengan penjelasan
“bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” Sebelum
penjelasan detail diberikan, Yohanes menekankan lagi kepastian penciptaan
kembali oleh Allah, kehadiran Allah bersama-sama dengan mereka yang
ditebus. Ia juga menggambarkan mereka yang layak masuk ke kota
Yerusalem dan yang tidak layak masuk ke kota itu. Dalam Wah. 21:9-22:5
ketika kota itu turun, Yohanes menggambarkan secara khusus kota
Yerusalem itu: “turun dari sorga…penuh kemuliaan Allah dan cahanya sama
seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti
kristal” (21:10, 11). Tetapi setelah kota itu lebih dekat (dalam penglihatan),
Yohanes menggambarkan kota itu secara detail, mulai dari tembok kota
(21:12-20), dan kemudian tentang pintu gerbang kota (21:21). Ia
menjelaskan gambaran luar terlebih dahulu, kemudian ia menjelaskan bagian
dalam dari kota suci itu (21:22-22:5).
Bentuk dari kota itu adalah “empat persegi, panjangnya sama dengan
lebarnya” (21:16a). Kemudian malaikat mengukur kota itu dan ukurannya
adalahPENUNTUN
“dua belasPELAJARAN
ribu stadia” (21:16b).
KITAB WAHYULalu temboknya “seratus2016 empat
puluh empat hasta.” Satu hasta sama dengan 44.5cm. Jadi 144 hasta sama
dengan 72 kaki atau 64 meter. Istilah stadia (stadion) setara dengan ukuran
606 kaki untuk satu stadia atau 185 meter. Jadi 12000 stadia sama dengan
1500 mil (NAS) atau 2220 kilometer atau 2.220.000 meter (“panjangnya dan
lebarnya dan tingginya sama”). Menurut sejarawan Yunani, Herodotus, kota
Babel kuno berukuran 122 stadia panjangnya di setiap sisi.139 Atas dasar itu
Fiorenza menegaskan bahwa Yohanes mendasarkan gambarannya tentang
kota Yerusalem Baru setelah sejarah Babel purba diketahui seperti yang
dikatakan oleh Herodotus. Sangat mungkin pendengar Yohanes sudah
mengetahui bahwa gambaran kota itu dalam penglihatan Yohanes memiliki
persamaan dengan kota Babel itu. Nubuatan menegaskan bahwa karakter
kota Yerusalem Baru bertentangan dengan kota Babel. Babel adalah simbol
pemberontakan terhadap Allah. Jadi, luas kota itu secara keseluruhan adalah
2.220.000m x 2.220.000m = 4.9284.0000.0000 m2 atau 4.928.400 km2.
Cukup untuk menampung sekitar 50 miliar orang (jika 10x10m2 untuk satu
orang). Yesus pernah berkata “di rumah bapaKu banyak tempat tinggal”
(Yoh. 14:2).

B. Abin Page 182


Kedatangan Yesus
(Wah. 22:6-21)
Pendahuluan
Pengelihatan tentang Yerusalem Baru mengakhiri nubuatan Kitab
Wahyu. Tetapi melalui Wah. 22:6-21 Yohanes membuat kesimpulan dari
Kitab Wahyu. Seperti pada bagian pendahuluan (1:1-8), bagian penutup
berfungsi sebagai ringkasan dari seluruh buku. Semua yang dicatat di bagian
pendahuluan diulang lagi pada bagian penutup ini. Tema yang diperkenalkan
pada bagian pendahuluan, yang terus diungkapkan dalam seluruh buku
Wahyu, digambarkan lagi pada bagian penutup. Jadi bagian penutup ini
berfungsi sebagai konfirmasi dari segala sesuatu yang menjadi isi dari Kitab
Wahyu.
Berikut adalah contoh persamaan tema dan pekabaran antara
pendahuluan (1:1-8) dengan penutup atau kesimpulan (22:6-21: (a) Wahyu
22:6 dan 1:1 memberikan informasi tentang seorang malaikat dikirim oleh
Yesus untuk menunjukkan kepada umat-umatNya apa yang harus segera
terjadi. (b) Wahyu 22:8 dan 1:1, 4 mengatakan bahwa Yohanes adalah
manusia yang diutus oleh Allah membawakan pekabaran Wahyu. (c) Wahyu
22:7 dan 1:3 menegaskan
PENUNTUN bahwa
PELAJARAN diberkatilah
KITAB WAHYU mereka yang memelihara kata-
2016
kata nubuatan dari Kitab Wahyu. (d) Wahyu 22:10 dan 1:3 Yesus
mengatakan bahwa waktunya sudah dekat. (e) Wahyu 22:12 dan 1:7
menegaskan bahwa Yesus akan datang segera. (f) dan yang terakhir adalah
Wahyu 22:13 dan 1:8 Yesus menegaskan bahwa “Akulah Alfa dan Omega.”
Persamaan-persamaan di atas menegaskan bahwa pekabaran kitab
Wahyu merupakan satu kesatuan. Hal ini juga menegaskan bahwa nama
Yohanes pada dua bagian di atas menujukkan bahwa tidak ada penulis Kitab
Wahyu selain dirinya. Pekabaran Kitab Wahyu adalah satu kesatuan, berasal
dari sumber yang sama yakni Allah.

Kedatangan Yesus
Dua kali informasi langsung dari Yesus tentang kedatanganNya,
dengan ungkapan yang sama yaitu “Sesungguhnya Aku datang segera” (22:7
dan 22:12). Pernyataan yang pertama (20:7a) diikuti oleh ucapan bahagia,
“berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkatan nubuat ini” (22:7b).
Kombinasi antara pengumuman kedatangan dengan ucapan bahagia
menegaskan bahwa setiap generasi dari umat Allah yang hidup dalam
pengharapan akan peristiwa ini menemukan penggenapan. Di sini nubuatan
kitab Wahyu bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang peristiwa ini,

B. Abin Page 183


tetapi untuk menguatkan iman orang beriman agar setia dan taat kepada
Yesus Kristus walaupun menghadapi berbagai pencobaan dan penganiayaan.
Ungkapan bahagia dalam Wah. 20:7 ini adalah yang keenam muncul
dalam Kitab Wahyu (1:3). Ungkapan ini penting karena sebelum kedatangan
Yesus yang kedua, sangat banyak penipuan terjadi, dan hanya mereka yang
mendengar dan menuruti perkataan nubuatan dalam kehidupan nyata akan
terhindar dari penipuan dunia di akhir zaman. Pada 20:9 menegaskan
kembali ide dari ucapan bahagia tersebut yaitu “…menuruti segala
perkataan kitab ini. Sembahlah Allah.” Tuntutan untuk menurut dan
menyembah Allah saja sangat relevan bagi generasi yang hidup di akhir
zaman, pada waktu kebanyakan orang menyembah binatang (13:12). Pada
konteks inilah Allah menyampaikan pekabaran inji melalui pekabaran tiga
malaikat dan memanggil semua umat manusia untuk menyembah Allah
sebagai pencipta dan penebus (bdk. 14:7).
Informasi langsung kedua tentang kedatangan Yesus, terdapat dalam
Wah. 22:12, Yesus berkata “sesungguhnya Aku datang segera.” Pernyataan
ini diikuti oleh informasi bahwa Yesus membawa upah bagi semua orang:
“Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut
perbuatannya.”
PENUNTUN Pernyataan
PELAJARANiniKITAB
adalah pengulangan dari Wah. 1:7, 2016
WAHYU 8 (bdk.
Mat. 16:27; Rom. 2:6; 14:12; 2 Kor. 5:10). Frase “menurut perbuatannya”
menegaskan bahwa untuk mendapatkan upah tidak berkonotasi keselamatan
oleh perbuatan tetapi oleh iman kepada Yesus Kristus. Di seluruh Kitab
Wahyu Yohanes menegaskan manusia diselamatkan oleh iman dan
keselamatan itu adalah pemberian Allah (7:10, 14), tetapi penghakiman
dibuat “menurut perbuatannya.” Karena perbuatan adalah bukti kuat
seseorang yang memiliki hubungan dengan Yesus. Kerinduan untuk bertemu
dengan Yesus akan mendorong seseorang untuk hidup sesuai dengan
tuntutan Yesus.140
Selain dari informasi tentang Yesus membawa upah untuk semua
orang, pengumuman Yesus tentang kedatangan yang kedua, juga diikuti oleh
ucapan bahagia, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” (22:14).
Inilah ucapan bahagia yang ketujuh dalam Kitab Wahyu. Jubah yang
dibasuh oleh darah Kristus adalah syarat bagi mereka yang masuk ke
Yerusalem Baru. Yohanes mengatakan orang yang jubahnya dibasuh oleh
darah Anak Domba, memiliki akses kepada “pohon-pohon kehidupan dan
masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu” (22:14b).
Keselamatan umat Allah dan akses ke Yerusalam Baru hasil pekerjaan
Yesus bukan pekerjaan manusia. Ini adalah ringkasan dari ajaran PB soal

B. Abin Page 184


keselamatan. Di sini jubah yang “berkilau-kilauan dan yang putih bersih“
adalah “perbuatan-perbuatan yang benar dari orang kudus” (19:8; bdk. 7:14;
Yes. 61:10). Hal ini bertentangan dengan karakter dari mereka yang tidak
masuk dalam kota Yerusalem Baru (baca 22:15).
Pada akhir dari dua informasi tentang kedatanganNya, Yesus sekali
lagi memperkenalkan diri, sebagai penggenapan seluruh nubuatan tentang
“benih” atau “keturunan” perempuan di seluruh Alkitab (Kej. 3:15). Ia
berkata, “Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang
gemilang” (22: 16b). Melalui pernyataan ini Yesus menegaskan bahwa Dia
adalah penggenapan seluruh nubuatan Alkitab. Allah memberikan
kekuasaan dan kekuatan kepadaNya (Mat. 28:18; Wah. 5). Para pemenang di
jemaat Tiatira dijanjikan “bintang fajar” (2:28) yaitu Yesus Kristus.
Kebesaran Yesus sebagai raja dan penyelamat umat manusia inilah harus
menjadi obyek pekabaran dari hamba-hamba Tuhan yang diutus oleh Yesus
(22:16a) dan inilah yang disaksikan oleh Yohanes sebagai utusan Allah
(22:18).

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016

B. Abin Page 185


BAB 4

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Pada bagian penutup dari informasi kedatangan Kristus, yang juga


penutup dari seluruh Kitab Wahyu (22:10, 21) Yesus sebagai saksi yang
setia berkata, “Ya Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Pernyataan “Ya Aku datang segera” adalah perkataan Yesus dan ini adalah
pusat pekabaran Kitab Wahyu. Yesus mengingatkan pembaca Kitab Wahyu
tentang dekatnya kedatanganNya. Mereka yang mengimani pentingnya
informasi ini akan memberikan jawaban “Amen, datanglah, Tuhan Yesus.”
Selain dari pada itu, mereka yang menantikan kedatangan Yesus dan
menjawab seperti dalam pernyataan di atas, akan mendapatkan rahmat atau
karunia dari Yesus Kristus.
Yohanes menutup buku ini dengan dengan mengingatkan umat Allah
bahwa di tengah kebingungan, kekacauan moral, dan ketakutan terhadap
segala sesuatu yang menimpa dunia ini, mereka hanya bisa berharap pada
karunia Kristus. RahmatNya
PENUNTUN PELAJARANtersedia untuk semua orang. Peristiwa-peristiwa
KITAB WAHYU 2016
terakhir di dunia ini seperti yang dicatat dalam Kitab Wahyu P menakutkan,
tetapi kehadiran Kristus bersama mereka (gereja dan umatNya) akan
menjadi jaminan keselamatan (Mat. 28:20).

PERTANYAAN WAH. 15-18


(1) Apa pentingnya informasi 144.000 dengan pekabaran tiga malaikat?
(2) Jelaskan secara detail pekabaran malaikat pertama: “Sembahlah Dia yang
menjadikan langit dan bumi dikaitkan dengan penyembahan Sabat.
(3) Apa pentingnya pekabaran tiga malaikat dikaitkan dengan umat Allah yang hidup
di akhir zaman.
(4) Apa hubugan antara tujuh kutuk dan tujuh meterai? (Persamaan dan Perbedaan)
(5) Apa hubugan antara Nubuatan Wah. 12-14 dengan tujuh kutuk?
(Kesinambungannya).
(6) Sebutkan dan jelaskan “tiga roh najis” dan apa hubungannya dengan kehidupan
kita?
(7) Jelaskan: (a) Apa itu masa milleium dan apa pentingnya bagi kita?, (b) apa yang
terjadi selama masa milienium dan pada akhir masa millennium. (c) Apa
hubungan masa Millenium dengan Kedatangan Kristus.?
(8) Apa itu perang Armagedon? Dan Kapan Yesus datang?

B. Abin Page 186


END NOTES

PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016

B. Abin Page 187


1
Merrill C. Tenney, Interpreting Revelation (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1957), 28, 29.
2
Henry B. Swete, The Apocalypse of St. John (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1978), 2, 3.
3
David E. Aune, Revelation 1-5, Word Biblical Commentary, vol. 52c (Waco, TX: Thomas
Nelson, 1997), 19; Konsep “firman Allah” dan “kesaksian Yesus” melahirkan perbedaan pendapat
antara Ranko Stefanovic dan Kenneth A. Strand, untuk jelasnya baca Stefanovic, Revelation of Jesus
Christ, 54, 55 dan Strand, “Two Witnesses of Rev. 11:3-12,” Andrews University Seminary Studies
19.2 (1981): 127-135.
4
Martin McNamara, The New Testament and the Palestinian Targum to the Pentateuch (Rome:
Pontifical Biblical Institute, 1966), 101-105.
5
David E. Aune, Revelation 17-22, Word Biblical Commentary, 939, 940.
6
Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian
Literature (Chicago: University of Chicago Press, 1979), 494.
7
Wilfrid J. Harrington, Understanding the Apocalypse (Washington, DC: Corpus Books, 1969),
78.
8
Kenneth A. Strand, “The ‘Lord’s Day’ in the Second Century,” in The Sabbath in Scripture
and History (Washington, DC: Review and Herald, 1982), 346-351.
9
Lima padangan tersebut, secara berturut-turut dapat dibaca melalui lima sumber berikut ini.
Wilfrid J. Harrington, Understanding the Apocalypse (Washington, DC: Corpus Books, 1969), 78; J.
Massynberde Ford, Revelation, The Anchor Bible 38 (New York: Doubleday, 1975), 384; Adolf
Deissman, Light from the Ancient East (Peabody, MA: Hendricksen, 1995), 357-361; Strand, “Another
Look at ‘Lord’s Day’ in the Early Church and in Rev. 1:10” New Testament Studies 13 (1967):180;
William Milligan, The Book of Revelation, The Expositor’s Bible (Cincinnati: Jernnings & Graham,
1889), 13.
10
Aune, Revelation 1-5, 108-112; Isbon T. Beckwith, The Apocalypse of John (Grand Rapids,
MI: Baker, 1967), 440.
11
George E. Ladd, A Commentary on the Revelation of John (Grand Rapids, MI: Eerdmans,
1972), 75.
12
Catatan kelas Richard Sabuin, AIIAS, 2011; baca juga Andre Feuillet, Johannine Studies
(Staten Island, NY: Alba House, 194), 194-214; Daeguk Nam, “’The Throne of God’ Motive in the
Hebrew Bible” (ThD sissertation, Andrews University, 1989), 464, 465.
13
Beberapa versi bahasa Inggris mengatakan “You redeemed us” (KJV, NKJV). Versi bahasa
Inggris yang lain, “You redeemed them, men” (NIV, NJB). Jika mereka bertugas untuk
mempersembahkan kuraban bakaran (bdk. 5:8-10), maka mereka adalah manusia. Jadi, kemungkinan
ini adalah asal-usul dari 24 tua-tua.
14
Hery B. Swete, The Apocalypse of St. John (New York, NY: Macmillian Company, 1951), 77.
15
Kenneth A. Strand, Interpreting the Book of Revelation (Worthington, OH: Ann Arbor
Publishers, 1976), 57; Elisabeth Schussler, Revelation: A Vision of a Just World, Proclamation
Commentaries (Minneapolis, MN: Fortress Press, 1991),62
16
Stevanovic, Revelation of Jesus Christ, 197-198.
17
Untuk pembahasan lengkap tentang tujuh meterai, baca Ladd, Commentary on the Revelation
of John, 100; Jon Paulien, “The Seven Seals” in Symposium on Revelation—Book 1, 199-243. Daniel
and Revelation Committeee Series 6 (Silver Spring, MD: Biblical Research Institute, 1992), 222-224;
David E. Aune, Revelation 1-5, Word Biblical Commentary, vol. 52a (Waco, TX: Word Books, 1997),
302; Gregory K. Beale, The Book of Revelation, The New International Greek Testament Commentary
(Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1999), 372-374.
18
Jon Paulien, “The Seven Seals,” 223.
19
Pembahasan lebih detail tentang tujuh meterai, baca Elisabeth S. Fiorenza, Revelation: Vision
of a Just World, Proclamation Commentaries (Minneapolis, MN: Fortress Press, 1991), 62; Ladd, A
Commentary on the Revelation of John, 95, 96; Strand, Interpreting the Book of Revelation, 57.
20
Robert H. Charles, A Critical and Exegetical Commentary on the Revelation of St. John,
International Critical Commentary (Edinburgh: T & T Clark, 1930), 1:166.
21
Robert L. Thomas, Revelation 1-7: An Exegetical Commentary (Chicago: Moody Press, 1992),
422
22
Aune, Revelation 6-16, 401, 402.
23
Jurgen Roloff, The Revelation of John, The Continental Commentary (Minneapolis, MN:
Fortress, 1993), 37, 38.
24
J. Massynberde Ford, Revelation, Anchor Bible, vol. 38 (New York: Doubleday, 1975), 108.
25
Konsep ini sangat popular di luar Alkitab pada zaman itu. Baca The Seventh-Day Adventist
Bible Commentary, 7:779
26
Peristiwa yang disebutkan dalam 6:12 yang dihubungkan oleh para ilmuwan sejarah dengan
gempa bumi yang terjadi di Lisabon tahun 1755. Baca juga Jon Paulien, “The Seven Seals,” in
Symposium on Revelation—Book 1, Daniel and Revelation Committee Series 6 (Silver Spring, MD:
Biblical Research Institute, 1992), 236; LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies
(Sarasota, FL: First Impression, 1997), 140-141.
27
Sebagai contoh, ada yang berasumsi bahwa, sunyi senyap dihubungkan dengan waktu untuk
mempersembahan doa-doa dari orang-orang kudus. Robert A. Charles, A Critical and Exegetical
Commentary on the Revelation of St. John, 1:223-224; Barclay, The revelation of John, The Daily
Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 2:40-41. Ada yang mengatakan bahwa
sunyi senyap itu dihubungkan dengan situasi permulahan dari proses penciptaan. James H.
Charlesworth, The Old Testament Pseudepigrapha (Garden City, NY: Doubleday & Company, 1993),
1:537.
28
Richard Bauckham, The Climax of Prophecy (Edinburgh: T. & T. Clark, 1993), 71-83.
29
Baca juga Alberto R. Timm, “Miniature Symbolization and the Year-Day Princxiple of
Prophetic Interpretation,” Andrews University Seminary Studies 42 (2004): 149-167. Elizabeth S.
Fiorenza, The Apocalypse (Chicago: Franciscan Herald, 1976), 41; Kenneth Stand, “The Two
Witnesses of Rev. 11:3-12,” Andrews University Seminary Studies 19 (1981): 128.
30
Robert L. Thomas, Revelation 8-22: An Exegetical Commentary (Chicago: Moody, 1995), 25.
31
Thomas J. Finley, Joel, Amos, Obadiah, The Wycliffe Exegetical Commentary, ed. Kenneth
Barker (Chicago: Moody Press, 1990), 10. Untuk latar belakang PL dari penggunaan trompet atau
sangkakala, dan paralel antara buku Yoel dan tujuh sangkakala dalam Kitab Wahyu, baca Jon Paulien,
“The End of Historicism?: Reflections on the Adventist Approach to Biblical Apocalyptic—Part two,”
JATS 17/1 (Spring 2006), 203-235.
32
Baca Walter Leon Tucker, Studies in Revelation: An Expositional Commentary (Grand
Rapids, MI: Kregel, 1980), 195.
33
Paulien, Decoding Revelation’s Trumpets, 370.
34
Untuk pembahasan secara rinci tentang apsituns dan bintang, baca Paulien, Decoding
Revelation’s Trompet, 415; William Barclay, Revelation of John, The Daily Study Bible Series
(Philadelphia: Westminster Press, 1960), 2:47; Edwin R. Thiele, Outline Studies in Revelation, Class
Syllabus (Berrien Springs, MI: Emmanuel Missionary College, 1949), 170.
35
A. Yarbo Collins , The Apocalypse, New Testament Message, vol. 22 (Wilmington, DE:
Michael Glazier, 1979), 60; bdk. Robert L. Thomas, Revelation 8-22: An Exegetical Commentary
(Chicago: Moody Press, 1992), 7; LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies, 189.
Penjelasan tambahan tentang belalang yang berbisa, baca Barclay, The Revelation of John, 2:51.
36
LarRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies, 189; Paulien, Seals and
Trumpets,” 196
37
William H. Shea, “The Mighty Angel and His Message,” in Symposium on Revelation—Book
1 (Silver Spring, MD: Biblical Research Institute, 1992), 289-291. Bdk. The Seventh-day Adventist
Bible Commentary, 7:796, 797. Pendapat mereka diambil dari E. G. White bahwa malaikat kuat dalam
Wahyu 10 adalah representasi dari Yesus sendiri.
38
Richard Bauckham, The Climax of Prophecy (Edinburgh: T. & T. Clark, 1993), 243-266; bdk.
Frederick D. Mazzaferri, The Genre of the Book of Revelation (New York: Walter de Gruyter, 1989),
295, 296.
39
Aune, Revelation 6-16, 560.
40
C. H. Pinnock, “Times,” in The International Standard Bible Encyclopedia (Grand Rapids,
MI: Eerdmans, 1988), 4:852.
41
E. G. White, dikutip dalam The Seventh-day Adventist Bible Commentary, 7:971.
42
Kurt Deissner, “metron,” in Theological Dictionary of the New Testament, ed. G. Kittel and G.
Friedrich (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1976), 4:633, 634.
43
Strand, “An Overlooked Old-Testament Background to Revelation 11:1,” 322, 325. Bdk.
LeRoy E. Froom, The Prophetic Faith of Our Fathers (Washington, DC: Review and Herald, 7948),
2:794, 795.
44
Strand, “An Overlooked Old-Testament Background to Revelation 11:1,” 322, 323.
45
J. Massynberde Ford, Revelation, Anchor Bible (New York, NY: Doubleday, 1975), 38: 177.
46
White, The Great Controversy, 267; Ibid., Testiomonies for the Church, 4:594, 594.
Bandingkan juga dengan Frederick F. Bruce, “Revelation to John,” A New Testament Commentary
(Grand Rapids, MI: Zondervan, 1969), 649; Fiorenza, Revelation, 78.
47
Baca Strand, “An Overlooked Old-Testament Background to Revelation 11:1,” 322-325;
LeRoy E. Froom, The Prophetic Fa6ith of Our Fathers (Washington, DC: Review and Herald, 1948),
2:794, 795.
48
Baca pasal 15 dari buku Kemenangan Akhir untuk melihat interpretasi dari periode 1260 tahun
dan apa yang dilakukan oleh agen setan selama periode nubuatan ini.
49
George K. Beale, The Book of Revelation, The New International Greek Testament
Commentary (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1999), 628, 629; J. Massynberde, Revelation, Ancbor
Bible, vol. 38 (New York: Doubleday, 1977), 195.
50
Baca Aune, Revelation 6-16, 684, 685; Thomas, Revelation 8-22, 119.
51
Pembahasan detail mengenai kekuasaan setan melawan kekuasaan Kristus, baca Alan Johnson,
“Revelation,” in The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1982), 12: 514;
Thomas, Revelation 8-22, 121; Beale, The Book of Revelation, 629.
52
Aune, Revelation 6-16, 693-695.
53
Beale, The Book of Revelation, 671; Mounce,The Book of Revelation, 246
54
Untuk pembahasan yang lebih lengkap mengenai topik ini, baca The Seventh-day Adventis
Bible Commentary, 7:813-815.
55
Konstruksi ini dalam tatabhasa Yunani disebut “objective” dan “subjective genitive.” Bentuk
yang sama terdapat dalam Wahyu 1:2.
56
Gerhard Pfandl, “The Remnant Church and the Spirit of Prophecy,” in Symposium on
Revelation—Book 2. Daniel dan Revelation Committee Series 7 (Silver Spring, MD: Biblical Research
Institute, 1992), 320.
57
Oscar Cullmann, Christ and Time (Philadelphia, PA: Westminster Press, 1964), 154.
58
Hans K. LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies of the Bible (Sarasota, FL:
First Impressions, 1997), 283.
59
Shea, 354-359.
60
Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian
Literature (Chicago: University of Chicago Press, 1979), 361.
61
Johnsson, “Revelation,” 23.
62
Eugenio Corsini, The Apocalypse: The Perennial Revelation of Jesus Christ. Good News
Sudies 5, trans. Francis J. Moloney (Wilmington, DE: Michael Glazier, 1983), 227.
63
Charles R. Erdman, The Revelation of John (Philadelphia, PA: Westminster Press, 1936), 112.
64
Johnson, “Revelation,” 17.
65
Douglas Ezel , Revelations on Revelation (Waco, TX: Words Books, 1977), 77.
66
George E. Ladd, A Commentary on the Revelation of John (Grand Rapids, MI: Eerdmans,
1972), 223.
67
LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies, 302.
68
Johnson, “Revelation,” 28.
69
LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies, 302, 303; Seventh-day Adventist
Bible Commentary, 7:820.
70
Elisabeth Schussler Fiorenza, Revelation: Vision of a Just World, Proclamation Commentaries
(Minneapolis, MN: Fortress Press, 1991), 84.
71
Stevanovic, Revelation of Jesus Christ, 422.
72
Alan Johnson, “Revelation,” in The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1982), 12:397-603.
73
Ibid, 575.
74
Johnsons, “Revelation,” 30.
75
Beatrice S. Neall, “Sealed Saints and the Tribulation,” in Symposium on Revelation—Book 1,
245- 255. Daniel and Revelation Committee Series 6 (Silver Spring, MD: Biblical Research Institute,
1992).
76
Meredith G. Kline, The Structure of Biblical Authority (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1975),
120.
77
Stevanovic, Revelation of Jesus Christ, 416.
78
Johnsons, “Revelation,” 30, 31.
79
Pauline, What the Bible Says about the End-Time, 125, 126.
80
Philip E. Hughes, The Book of Revelation (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1990),154, 155.
81
H. Bietenhard, “Name,” The New International Dictionary of New Testament Theology, ed.
Colin Brown (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1986), 2:653. Bdk. Gregory K. Beale, The Book of
Revelation, 723.
82
Beatrice S. Neal, “Sealed Saints and the Tribulation,” in Symposium on Revelation—Book 1,
255, Daniel and Revelation Committee Series 6 (Silverspring, MD: Biblical Research Institute, 1992).
Baca juga Philip E. Hughes, The Book of Revelation (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1990), 158.
83
Kata-kata dari Wah. 14:7 berkaitan dengan Hukum keempat. Menyembah Allah sebagai
pencipta dihubungkan dengan memelihara sabat. Hari Sabat yang dibangun oleh Allah dijadikan
sebagai peringatan tentang penciptaan dan penebusan. Ekkehardt Mueller, Studies in Revelation, Class
Syllabus (AIIAS, Philippines, 2002), 380.
84
Beale, The Book of Revelation, 763.
85
Pauline, What the Bible Says about the End-Time, 126.
86
Charlesworth, The Old Testament Pseudepigrapha, 1:396, 397
87
Barclay, The Revelation of John, 2:111.
88
Untuk melihat hubungan antara hukuman Allah dan kasih karuniaNya, baca Mounce, The
Book of Revelation, 275; Ford, Crisis! A Commentary on the Book of Revelation, 605.
89
William G. Johnsson, “The Saints’ End-Time Victory over the Forces of Evil,” in Symposium
on Revelation—Book 2, 3-40. Daniel and Revelation Committee Series 7 (Silver Spring, MD: Biblical
Research Institute, 1992), 38, 39.
90
Desmond Ford, Crisis! A Commentary on the Book of Revelation, 593.
91
Bandingkan dengan nyanyian Musa dan orang Israel untuk merayakan kemenangan yang
dibuat oleh Allah atas Israel melalui kutuk yang terakhir atas Mesir, yaitu kutuk dengan membinasakan
tentara Mesir melalui laut Merah (Kel. 15).
92
LaRondelle, “Contextual Approach to the Seven Last Plagues,” in Symposium on Revelation—
Book 2, 133-149. Daniel and Revelation Committee Series 7 (Silver Spring, MD: Biblical Research
Institute, 1992).
93
Perbedaannya adalah sebagai berikut: Dalam Kel. 15, nyanyian kemenangan dibuat setelah
kutuk yang terakhir diberikan kepada Mesir, sedangkan dalam Wah. 15-16 nyanyian kemenangan itu
dibuat sebelum tujuh keutuk. Ini hendak menegaskan bahwa elemen positif dari penebusan Wah. 15-
16 mendahului element negatif dari penghukuman Allah. Mounce, The Book of Revelation, 233.
94
Barclay, The Revelation of John, 2:120.
95
LaRondelle, Chariots of Salvation, 115.
96
Ellen G. White, Great controversy, 635.
97
Ibid., 640.
98
Mounce, The Book of Revelation, 307. Barclay, The Revelation of John, 2:136.
99
Ladd, A Commentary on the Revelation of John (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1972), 222.
100
Ibid.
101
Ibid., 223.
102
Jurgen Roloff, The Revelation of John, The Continental Commentary (Minneapolis, MN:
Fortress, 1993), 197. Perempuan itu memakai kain ungu dan merah ungu (17:4a). Di sini kain Ungu
melambangkan kesetiaan, sedangkan warna merah ungu melambangkan dosa. Lalu kain Kirmizi
melambangkan dosa.
103
Gregory K. Beale, The Book of Revelation, The New International Greek Testament
Commentary (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1999), 848.
104
Ladd, Commentay on the Revelation of John, 226
105
Anune, Revelation 17-22, 939-940.
106
Ladd, Commentary on the Revelation of John, 226; LaRondelle, How to Understtand the
End-Time Prophecies, 409; Robert Thomas L, Revelation 8-22: An Exegetical Commentary (Chicago:
Moody Press, 1992), 292.
107
Mounce, The Book of Revelation, 312.
108
The Seventh-day Adventist Bible Commentary, 7:854.
109
Stevanovic, Revelation of Jesus Christ, 515.
110
Johnson, “The Saints’ End-Time Victory over the Forces of Evil,” 17; Ladd, Commentary on
the Revelation of John , 229.
111
Collins, The Combat Myth in the Book of Revelation, 174; Aune, Revelation 17-22, 940.
112
LaRondelle, The Good News About Armagedon, 17; Ladd, A Commentary on the Revelation
of John (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1972),233.
113
Nichol, ed., The Seventh-day Adventist Bible Commentary, 7:844.
114
Richard Bauckham, Theology of the Book of Revelation, New Testament Theology
(Cambridge: Cambridge University Press, 1993), 131, 132.
115
Reynolds, 93, 94; Kenneth A. Strand, “Eight Basic Visions,” in Symposium on Revelation-
Book 1, Daniel & Revelation Committee Series Vol. 6, edited by Frank B. Holbrook (Silver Spring:
Biblical Research Institute, General Conference of Seventh-day Adventists, 1992), 35, 48-49.
116
Angel Manuel Rodriguez, Future Glory: The 8 Greatest End-Time Prophecies in the Bible
(Hagerstown: Review and Herald Publishing Association, 2002), 132-133; Stefanovic, Revelation of
Jesus Chirst, 448, 497; Don F. Neufeld, ed, Seventh-day Adventist Encyclopedia (Hagerstwon: Review
and Herald Publishing Association, 1996), 1:148-150.
117
Corsini, 322; Nichol, 7:851.
118
Beale, 435-436; Farmer, 114; Nounce, 314; Angel M. Rodriguez, Future Glory: The 8 Great
End-Time Prophecies in the Bible (Hagerstown: Review and Herald Publishing Association, 2002),
106.
119
Kenneth A. Strand, “The Seven Heads,” 183-184.
120
Gerhard Pfandl, “The Year-Day Principle,” Reflections: A BRI Newsletter April (2007): 1-3.
121
Pauline, What the Bible Says about the End-Time, 27.
122
Aune, Revelation 17-22, 1144-1145.
123
Penjelasan tentang persmaan dan perbedaan kota ini, baca Stefanovic, Revelation of Jesus
Christ, 530.
124
Aune, Revelation 6-16, 829.
125
LaRondelle, How to Understand the End-Time Prophecies, 429.
126
Morris, The Book of Revelation, 196.
127
Strand, “The Seven Heads,” 206.
128
Pauline, “The Bible Explorer,” 5.4
129
Richard Lehmann, “The Two Suppers,” dalam Symposium on Revelation—Book 2, 207-223.
Daniel and Revelation Committee Series 7, Silver Spring, MD: Biblical Research Institute, 1992), 217.
130
White, Testimonies for the Church, 6:406; LaRondelle, “Armageddon: History of Adventist
Interpretation,” dalam Symposium in Rvelation—Book 2, Daniel and Revelation Committee Series 7
(Silver Spring, MD: Biblical Research Institute, 1992), 444-449.
131
Herman Hoeksema, Behold, He Cometh (Grand Rapids, MI: Reformed Free Pubglishing
Associtaiton, 1969), 623.
132
Tiga pandangan tentang millennium atau seribu tahun, yaitu postmillennialism,
amillennialism, dan premillennialism, baca Stefanovic, Revelation of Jesus Christ, 562; Ladd, A
Commentary on the Revelation of John, 262.
133
Joel Badina, “The Millennium” in Symposium on Revelation, 242; C. Mervyn Maxwell, The
Message of Revelation, God’s Care 2 (Boise, ID: Pacific Press, 1985), 500.
134
Johnson, “Revelation,” 589.
135
Ladd, A Commentary on the Revelation of John, 274.
136
Nabi Yesaya yang secara gambling menyatakan janji Allah untui membaharui dunia yang
diciptakan itu menjadi dunia baru (Yes. 65:17). Di PB Petrus mengungkapkan ide yang sama dalam 2
Pet. 3:13. Baca juga Johnson, “Revelation,” 592.
137
Barclay, The Revelation of John, 2:205. Bdk. The Seventh-day Adventist Bible Commentary,
7:889; Charles R. Erdman, The Revelation of John (Philadelphia: Westminster Press, 1936), 105.
138
Roberto Badenas, “New Jerusalem—The Holly City,” in Syimposium on Revelation—Book 2,
252.
139
Herodotus, History, trans. George Rawlinson, Great Book of the Western World (Chicago:
Encyclopaedia Britannica, 1952), 1.78.
140
E. G. White, Testimonies for the Church, 4:309.

Anda mungkin juga menyukai