Anda di halaman 1dari 12

BIBLIOLOGI

Disusun oleh :

1. Rio Febrianto (TEO.21.442)


2. Bowo Giri santosa (TEO.21.439)

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN


WIYATA WACANA PATI
JANUARI 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala
anugerahNya yang terus nyata dalam kehidupan ini, makalah ini bisa selesai.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam
pembuatan makalah ini, dan kami sangat berterimakasih kepada Bapak Teguh Karyanto, S.Si,
M.Th. yang membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan makalah ini sehingga bisa
selesai tepat waktu. Dalam makalah ini, akan membahas tentang Bibliologi. Semoga dengan
dibuatnya makalah ini, dapat menambah wawasan kepada pembaca untuk mengetahui dan
memahami arti Bibliologi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka
dari itu penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya, dan kiranya pembaca dapat memberi
saran dan kritik demi kebaikan pembuatan makalah ini kedepan supaya lebih baik.
Terimakasih .
Tuhan memberkati.

Pati , 24 januari 2022


Penulis

Rio Febrianto
Bowo Giri Santosa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Alkitab……………………………………………………………………………………………………………..1

2.2 Mengetahui Penyataan Allah dalam Alkitab..........................................................................4


2.3 Mengetahui pengilhaman Allah.............................................................................................5
2.4 Mengetahui pembagian kanon Alkitab..................................................................................6
BAB III 8
PENUTUP..........................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Bibliologi atau bisa disebut doktrin Alkitab menjelaskan tentang awal
mula Alkitab. 1Arti dari Alkitab, kata dalam bahasa Inggris ialah Bible, sama dengan
Alkitab yang berasal dari kata Yunani Biblion, yang artinya “kitab” atau “gulungan”.
Nama itu berasal dari byblos, merupakan pohon papirus yang digunakan untuk
menulis dengan cara memotong bahan yang lunak dan kemudian di keringkan dengan
ukuran sepanjang satu kaki atau dua belas inci. Kemudian bagian itu disusun secara
horizontal dan juga vertikal. Kemudian bagian-bagian tersebut dilekatkan menjadi
satu sehingga menjadi sebuah gulungan sepanjang tiga puluh kaki. Dan juga
membahas tentang arti dari kitab suci yang berasal dari kata Yunani graphe, yang
artinya tulisan.
Alkitab adalah cara hidup orang Kristen. Alkitab diberikan oleh Tuhan
Umat-Nya sebagai bentuk wahyu diri ilahi yang secara khusus mendefinisikan umat-
Nya. Ciptakan dirimu dan kenali dia sebagai Tuhan yang menciptakanmu.
Memberikan keamanan. Tetapi apakah buku-buku Alkitab yang kita miliki saat ini?
Itu benar-benar sebuah kata yang sepenuhnya berasal dari Allah dan tidak
mengandung apapun. Sebuah kesalahan dalam menulis melalui pikiran penulis?
Bagaimana sebagai manusia? Bisakah Orang Kristen Percaya dan Memahami
Kebenaran Firman Tuhan di Alkitab Alkitab? Ini adalah pertanyaan sepanjang
sejarah Kekristenan tentang wahyu Tuhan, Terutama dalam Firman yang dia
nyatakan melalui Alkitab yang kita miliki saat ini. Alkitab adalah dasar dan panduan
bagi umat Allah untuk menempuh perjalanan hidup mereka.Menemani Tuhan (2
Timotius 4:16) dan tidak diragukan lagi menjalani kebenaran.Kebenaran tidak datang
dari Tuhan, tetapi mengikuti firman Tuhan yang intim.
Didalam doktrin Alkitab atau Bibliologi membahas tentang penyataan Allah.
Pengertian dari penyataan Allah adalah dimana Allah melakukan tindakan atau
menyatakan dirinya kepada manusia supaya manusia mengerti, mengenal dan percaya
kepada Allah. Di dalam penyataan Allah supaya menusia mengerti tentang
kesejahteraan yang kekal dan karya penyelamatan. Manusia cenderung mengabaikan
perintah Allah dan tidak mau mentaati firman-Nya, karena menusia tidak melihat
langsung wujud Allah yang hidup itu sehingga manusia ingin mencari kebenaran
Allah yang sesungguhnya. Dengan demikian Allah menyatakan dirinya melalui
bisikan ilahi artinya Tuhan memperkenalkan dirinya dan juga kehendakNya dengan
cara membisikan Ilahi dalam hati manusia, seperti Imam, Nabi, atau Guru (Yesus).
Melalui perantara-perantara tersebut mereka mampu memberi kesaksian kepada
orang-orang untuk percaya kepada Allah.

1
PAUL ENNS, The moody Handbook Of Theology,Literatur SAAT. Hlm.163.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bibliologi?
2. Bagaimana penyataan Allah?
3. Bagaimana pengilhaman Allah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian Alkitab
2. Mengetahui penyataan Allah
3. Mengetahui pengilhaman Allah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alkitab

Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani,
yaitu: biblion atau biblia (jamak) artinya "buku(buku)"; dan logos artinya "perkataan,
uraian, pikiran, ilmu" "Buku(buku)" (atau "tulisan tulisan") yang dimaksud adalah
Alkitab (Firman Allah). Definisi Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
seluk beluk sekitar penulisan (Buku) Alkitab, dan peran Alkitab dalam iman
kepercayaan Kristen. Alkitab sendiri didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab
yang diakui sebagai "kanonik", dan diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh
gereja Kristen. Tempat Bibliologi dalam Teologi Sistematika Dengan praanggapan
bahwa manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang
menyatakan diri kepada manusia,bahwa Allah telah berkenan menyatakan DiriNya
melalui Alkitab untuk dikenal oleh manusia, maka, kita percaya bahwa Alkitab
mempunyai peranan yang menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan
menjadi sumber utama untuk mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di
dalamnya semua doktrin iman2.

Alkitab (Bible) berasal dari bahasa Yunani dan adalah BIBLOS yang berarti
kitab (book), dan LOGOS yang berarti bahasa, perkataan, atau pemikiran. Kata
Alkitab berasal dari bahasa Arab. Al dan Kitab yang artinya kumpulan kitab. Dan
dalam bahasa Inggris disebut the Bible, yang berarti kumpulan Alkitab. The Bible
adalah buku paling konkret di dunia, terdiri dari 66 buku yang ditulis oleh lebih dari
40 orang, dengan cara yang berbeda dari waktu yang berbeda, tempat, langkah,
situasi penulisan, dan fakta sejarah.Tetapi secara khusus dipilih oleh Allah untuk
ditulis menurut kehendak Allah bagi umat manusia dari segala tempat dan zaman.

2
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 63-64)

3
2.2 Mengetahui Penyataan Allah dalam Alkitab

Arti Etimologis: Dalam bahasa Yunani, "wahyu" adalah kiamat (dari wahyu), yang
berarti "sesuatu yang sebelumnya terungkap (dikembangkan) dari apa yang gelap /
tertutup / tidak terlihat". (Lukas 10:21; Efesus 3: 5). Ibrani memiliki arti yang sama
seperti di atas. Dengan kata lain, itu adalah gala yang berarti "telanjang" (Kel 20:26,
Yes 53:1; 2Sam 7:27)3. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para teolog
Kristen, tetapi secara umum dapat ditutup. Perbuatan Allah (baik perbuatan maupun
perkataan), yang merupakan prakarsa Allah sendiri untuk membuka makhluk agar
mengenal Allah, Sang Pencipta (1Kor 2:11; Ulangan 29:29). Wahyu Dalam bahasa
Indonesia, istilah "penyataan" sering diartikan sama dengan kata "wahyu". Kedua kata
ini sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Dalam agama lain, kata "wahyu" diartikan
sebagai pengetahuan yang diperoleh seseorang yang sepenuhnya yakin bahwa
pengetahuan itu dari Tuhan, baik melalui perantara (misalnya), mimpi, ilusi, bisikan
hati, atau tidak. dll.). Jadi sangat berbeda dengan arti yang diberikan dalam agama
Kristen.
Pentingnya Wahyu Allah adalah Pencipta Alam Semesta dan isinya. Dengan
"wahyu", Allah menunjukkan inisiatifnya untuk berkomunikasi dengan ciptaannya.
Dalam hal ini, manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberkahi dengan
kemampuan untuk menerima dan bereaksi dalam menanggapi tindakan (wahyu)
Allah. Tanpa “wahyu” ini (wahyu diri Tuhan), tidak mungkin manusia mengetahui
secara pasti apa yang Tuhan dan apa yang Tuhan lakukan bagi ciptaan. Tuhan tidak
terjangkau karena tidak terbatas, tetapi manusia diciptakan dan terbatas. ref Yohanes
1:18; 1Tim 6:16; Aju 11:7; 23:39.
Pengetahuan tentang Tuhan yang berasal dari manusia itu sendiri tidak lebih dari
tebakan dan penemuan pikiran manusia. Oleh karena itu, "wahyu" Allah ini
merupakan satu-satunya sumber informasi bagi manusia untuk mengenal Allah
dengan benar. Apalagi dalam keadaan manusia setelah jatuh, persepsi (kemampuan)
manusia menjadi tumpul dan menjadi tidak mungkin untuk memahami hal-hal
spiritual (kematian spiritual). Oleh karena itu, kebutuhan akan wahyu Tuhan semakin
besar bukan hanya untuk memahami “wahyu” Tuhan dengan benar, tetapi juga untuk
terlebih dahulu ditebus (dipulihkan) untuk menerima hal-hal rohani.

3
Daniel Lukas Lukito, Pengantar Teologia Sistematika I - (Hal. 53-76)

4
:
Wahyu Tuhan sendiri diberikan kepada semua orang dari alam semesta,
sejarah dan hati Nurani setiap manusia. Didalam alam semesta Allah menyatakan
diriNya seperti dalam mazmur 19:1. Dimana Allah menyatakan melalui kuasanya
menciptakan langit menceritakan kemuliaanNya dan cakrawala memberitakan
pekerjaan rancanganNya. Melalui hati Nurani manusia Allah menyatakan diriNya
dengan cara memberkati manusia menurut citraNya sendiri. Sehingga setiap orang
memiliki keserupaan rohani terhadap Allah. Pengetahuan moral yang merujuk
kepada moral Allah yang telah memberi manusia berkat atau Allah memberkati
manusia dengan kesadaran bahwa manusia mengetahui hal yang benar dan salah.
Sedangkan penyataan Allah melalui sejarrah yaitu tentang kisah-kisah para rasul,
melalui para rasul tersebut Allah memyatakan diriNya dan dikenal diseluruh dunia.
menciptakan insan menyadari akan eksistensi Allah, namun relatif membawa insan
pada pengenalan yang sah atau benar dan penuh mengenai Allah, membawa insan
untuk berseru dan memuji Allah, namun membawa mereka pada keselamatan.
menaruh pengetahuan mengenai sifat-sifat Allah, namun menaruh pengetahuan
bahwa Kristus merupakan satu-satunya jalan keselamatan yang disediakan Allah.
Wahyu dari Allah melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus. Ini juga dicatat dalam
Alkitab. Tuhan menerangi kata-kata historisnya di dalam Alkitab. Ini adalah panduan
untuk mengungkapkan kehendaknya bahwa setiap orang harus mengetahui inkarnasi
Tuhan (Yohanes 14:12). Matius 28:19), kepada semua orang di dunia.

2.3 Mengetahui pengilhaman Allah


Doktrin Inspirasi berbicara tentang bagaimana "wahyu" Tuhan ditulis dalam
Alkitab. Kegiatan menulis “wahyu” Tuhan ini sangat penting karena berkaitan
langsung dengan kredibilitas dan kemurnian isinya. Percaya bahwa Tuhan sendiri
yang memilih orang-orang tertentu dan memimpin mereka untuk menulis "wahyu"
Tuhan di dalam Alkitab menjamin bahwa isinya benar. Oleh karena itu, orang Kristen
mudah menerima otoritas Alkitab sebagai kitab yang berperan mutlak dalam
memberikan iman dan tuntunan dalam hidup. Dengan percaya bahwa Tuhanlah yang
mempengaruhi seluruh isi Alkitab, keabsahan dan kesatuan kanon Alkitab juga
dijamin. Artinya semua tulisan berasal dari satu sumber, Tuhan4.

4
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 95-109)

5
Adanya pernyataan di luar kemampuan berpikir manusia. Misalnya tentang
dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dan sebagainya. Saat ini, ada beberapa
wahyu kenabian yang tidak bisa lahir dari pikiran manusia. Adanya pernyataan
sejarah yang jauh melampaui pengetahuan manusia, seperti peristiwa penciptaan. Ada
wahyu yang memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dari zaman ke
zaman. Ada pernyataan yang mengandung ajaran moral yang sangat tinggi yang juga
diakui oleh agama lain. Alkitab, yang ditulis oleh penulis yang berasal dari latar
belakang yang berbeda dan hidup di zaman yang sangat berbeda, memiliki tema dan
isi yang terpadu di seluruh Alkitab. Bukti umur panjang Alkitab, meskipun banyak
upaya untuk menghancurkan Alkitab. membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang
menolak doktrin inspirasi. Akibat langsung dari penolakan doktrin ilham adalah
penyangkalan keabsahan Alkitab sebagai Sabda Allah dan penyangkalan otoritas
absolutnya.

2.4 Mengetahui pembagian kanon Alkitab


Bukti dari Alkitab sendiri Buku Kanon diilhami oleh Allah (2 Timotius 3:16).
Oleh karena itu, jelaslah bahwa kitab itu tidak hanya ditulis oleh tangan manusia,
tetapi merupakan campur tangan Tuhan sepenuhnya. Oleh karena itu, semua kitab
suci Alkitab memiliki otoritas penuh dari Tuhan. Ditulis oleh mereka yang hidupnya
dibimbing oleh Allah, seperti Nabi dan Rasul atau mereka yang berada di bawah
pengawasan mereka. Ada bukti yang jelas dan internal tentang keaslian surat itu.
Alkitab memiliki pengaruh kuasa Allah untuk mengubah hidup manusia. Ini diterima
dengan suara bulat oleh umat Tuhan sebagai buku yang diilhami Tuhan.
Sejarah kanon PL tidak mengalami kesulitan besar dalam menerimanya.
Ketika Buku PL ditulis, itu segera diterima sebagai buku yang diilhami Tuhan dan
otoritasnya diakui. Buku (dalam bentuk gulungan) disimpan di Tabernakel dengan
Tabut dan kemudian di bait suci. Para biarawan menyimpan buku itu dan membuat
salinan sesuai kebutuhan. Ula 17:18; 31:9, 2426; 1Sam 10:25; 2Ra 22:8; 2Taw 34:14.
Itu dihancurkan ketika orang-orang Yahudi diasingkan ke Babel dan Yerusalem
pada tahun 587 SM, dan buku-buku juga diasingkan (Daniel 9:2). Pusat
penyembahan mereka sekarang adalah buku, bukan bait suci di Yerusalem. Setelah
dibangun Kembali Bait Allah, buku-buku disimpan dan dipindahkan ke sana. (Ezr
7:6; Neh 8:1; Yer 27:2122).

6
Seluruh buku ini diedit pada tahun 430 SM. Keyakinan Ezra-lah yang
berperan penting dalam proses pengumpulan dan penyuntingan buku PL ini. Selain
Kitab Kejadian yang diakui, Kitab Para Nabi juga banyak dibaca dalam ibadah
Yahudi di rumah ibadat selama era PB (Lukas 4:1619). Ada 90 Juru tulis dan
pemimpin Yahudi mengadakan pertemuan di Yamuna. Salah satu keputusan yang
dibuat dalam proses tersebut adalah menerima 39 buku, Kanon PL, sebagai kanon
Alkitab yang kita gunakan saat ini. Jadi ketentuan ini sebenarnya hanya persetujuan
dari kitab suci yang telah lama digunakan dalam ibadah Yahudi.
Sejarah Perjanjian Baru Kanon telah mengalami lebih banyak masalah daripada PL.
Kanonisasi Northern Territory baru dianggap selesai pada pertengahan abad ke-4 M.
Latar belakang kanon Perjanjian Baru dimulai dengan situasi yang mendesak dan
kebutuhan berikut yang perlu ditangani Gereja saat ini Krisis otoritas Kebutuhan akan
aturan-aturan iman dan kehidupan yang diakui, terutama setelah Tuhan Yesus dan
para rasul tidak lagi menjadi bagian darinya. Krisis Pendidikan Ada pendidikan sesat
yang mulai merasuki gereja, sehingga perlu ada sumber yang bisa menjadi standar
pendidikan yang benar. Dorongan Misionaris Penyebaran ajaran Injil Yesus Kristus
juga meluas di daerah lain, sehingga diperlukan kesepakatan tentang buku standar
yang akan diterjemahkan. Tekanan penganiayaan Semakin kuatnya penganiayaan
yang dilancarkan kepada orangorang Kristen baru mendorong gereja untuk
mempertahankan sumber pengajaran demi kemurnian iman dan pengajaran yang
sehat.
Sejarah Perjanjian Baru Setelah kenaikan Yesus Kristus, Penguasa Meriam, doktrin
Injil diberikan dengan otoritas yang besar oleh para rasul Allah karena dia adalah
saksi keselamatan yang diajarkan oleh Yesus. Alkitab tentang ajaran iman Kristen
oleh para Rasul (selama 50-100 M) adalah saksi yang dapat dengan jelas
memberitakan dan menafsirkan dengan benar doktrin Injil Yesus Kristus. Sangat
diperlukan. Semangat untuk mereka. (Yohanes 14:26). Sepanjang tahun. Pada tahun
100-200 M, kitab para Rasul digunakan dan dikumpulkan oleh Gereja (Kolose
4:1516). Pada tahun 200M, norma-norma utama Perjanjian Baru benar-benar
terbentuk, termasuk 21 kitab/kitab, dan ditambahkan 6 kitab lagi, yang disebut
“Kanon Muratori”. Pada awal abad ke-5, hanya pada pertemuan dewan di Hippo dan
Carthage, kesepakatan dicapai antara gereja-gereja Barat dan Timur, yang diterima
sebagai norma Perjanjian yang hingga sekrang berjumlah 27 kitab5.
5
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - (Hal. 90-93)

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Alkitab sangat
berguna bagi orang percaya dalam mengajar, mendeteksi kesalahan, mengoreksi
tindakan, dan membimbing orang kepada kebenaran. Alkitab juga menjamin
keselamatan kita dari Yesus Kristus. Alkitab selalu menjadi sumber sukacita dan
penghiburan. Alkitab adalah senjata yang digunakan dalam peperangan rohani.
Seperti yang Tuhan katakan, Alkitab sebagai sumber pengetahuan Tuhan yang benar
untuk menumbuhkan seseorang menyatakan: Cahaya ilahi. (Kolose 1:10).

3.2 Saran

Saran bagi pembaca kami adalah orang percaya harus setia membaca dan
mempelajari Firman Tuhan sehingga mereka dapat memahami Firman Tuhan yang
benar. Ketika kita mempelajari Alkitab, Roh Allah bekerja di dalam Alkitab dan
membentuk kita menurut gambar Kristus.

8
DAFTAR PUSTAKA

Thiessen Henry C. 1979. Teologi Sistematika.Jawa Timur: Penerbit Gandum Mas.

Enns Paul. 2019. The moody Handbook Of Theology. Malang: Literatur SAAT.

Lukito Lukad Daniel.1992. Pengantar Teologia Sistematika. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Anda mungkin juga menyukai