I. Pembukaan (1:1-17)
Dalam pembukaan suratnya, Paulus menunjukkan dirinya sebagai “hamba
Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan
Injil Allah” (Rm. 1:1; penekanan oleh penyusun laporan). Dalam ayat ini, terdapat
pemakaian frasa “ἀφωρισμένος εἰς εὐαγγέλιον θεοῦ” ditulis dalam bentuk pasif.
Dalam bahasa Yunani kalimat yang dinyatakan dalam bentuk pasif dapat
menunjukkan pekerjaan Allah yang tidak kelihatan. Konsep ini menyatakan bahwa
yang menguduskan Paulus adalah Allah sendiri. Menurut pengamatan penyusun
laporan, hal ini merupakan sebuah pernyataan Paulus tentang tentang dirinya sendiri,
menunjukkan bahwa dia adalah rasul yang sudah Allah tetapkan untuk memberitakan
Injil. Dengan demikian, ia memiliki otoritas yang cukup untuk menyampaikan isi
surat Roma ini.
Pembukaan surat ini mencakup tiga bagian kecil, yaitu (1) salam (Rm. 1:1-7);
(2) alasan Paulus memberitakan Injil ke jemaat di Roma (Rm. 1:8-15); dan (3) tema
besar yang ingin disampaikan oleh Paulus dalam surat ini (Rm. 1:16-17). Dalam
bagian pertama, Paulus menyampaikan salam yang diakhiri dengan berkat, “Kepada
kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus” (Rm. 1:7). Salam di bagian
pembukaan merupakan hal yang lazim terdapat dalam surat-surat Paulus.
Paulus kemudian melanjutkan dengan mengungkapkan keinginannya untuk
pergi memberitakan Injil ke Roma. Ia pun menuliskan bahwa ia selalu terhalang
untuk pergi ke Roma (lih. Rm. 1:13). Hal ini menunjukkan bahwa Paulus
mengirimkan surat ini sebagai pengganti kehadirannya di hadapan jemaat Roma. Hal
ini akan terlihat di dalam bagian inti dari surat Roma ini karena berisi banyak poin
pengajaran Paulus.
Di akhir dari pembukaan ini (Rm. 1:16-17), Paulus mengungkapkan sebuah
pernyataan yang menjadi tema sekaligus dasar dari pengajarannya dalam surat ini.
Dalam bahasa aslinya, frasa pertama dalam ayat ke-16, “Sebab aku mempunyai
keyakinan yang kokoh dalam Injil,” merupakan “Οὐ γὰρ ἐπαισχύνομαι τὸ εὐαγγέλιον,”
yang lebih tepat jika diterjemahkan sebagai, “Sebab aku tidak malu terhadap Injil.”
Paulus melanjutkan, “Sebab di dalamnya nyata kebenaran [pembenaran] Allah, yang
bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis, ‘Orang benar
akan hidup oleh iman.’” Kutipan yang dilakukan oleh Paulus terhadap Habakuk 2:4
dalam bagian ini menunjukkan nuansa pengharapan yang ingin diusung dalam bagian
ini. Pernyataan “pembenaran Allah melalui iman” dalam Roma 1:16-17 inilah yang
mewarnai penjelasan Paulus dalam bagain selanjutnya dari surat ini.