Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian ini akan menjelaskan beberapa hal terkait, yaitu latar


belakang penulisan kitab Imamat, batasan masalah kitab Imamat, dan tujuan
penulisan kitab Imamat

A. Latar Belakang Penulisan

Kitab Imamat terkadang dianggap sebagai kitab yang tidak


penting dan tidak menarik bagi banyak orang. Terdapat di dalamnya banyak
peraturan serta ketetapan yang rupa-rupanya tidak diatur secara rapih, yang
sulit dibaca dan dimengerti.”1 Dari penjelasan Robert M. Paterson, penulis
menyimpulkan bahwa kitab Imamat ini memang tidak diatur secara rapih
oleh sebab itu kitab ini sulit untuk dimengerti dan bahkan sulit untuk
diterima. Kesulitan menerima kitab itu, kerena perintah-perintah yang
terdapat dalamnya terlalu keras, atau nampaknya bersifat dangkal, sehingga
menyimpang dari konsepsi yang kita kenal tentang Allah. 2 Dari penjelasan
Baxter, penulis berpendapat bahwa sulitnya menerima kitab tersebut karena
tidak adanya penjelasan yang jelas mengenai kitab tersebut.
Melalui paper ini penulis akan menjelaskan ke pembaca bahwa
kitab Imamat juga penting untuk diketahui karena dalam kitab Imamat ini
banyak sekali pengajaran penting yang harus dipelajari..

B. Batasan Masalah

Penulisan paper ini dibatasi hanya pada ruang lingkup pengantar


kepada kitab Imamat saja.

1
Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab “Kitab Imamat”, cet Keenam(Jakarta:
Gunung Mulia, 2012), 1
2
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 1, pen. Sastro Soedirdjo, cet
Keempat(Jakarta: Cempaka Putih, 1989), 93
2

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan paper salah satunya untuk melengkapi tugas


dari mata kuliah pembimbing dan pengantar perjanjian lama. Melalui paper
ini penulis juga ingin menjelaskan beberapa hal terkait dengan penulis kitab
Imamat, tahun penulisan kitab Imamat, tujuan penulisan kitab Imamat, tema
dari kitab Imamat, garis besar kitab Imamat, dan penerapan dalam perjanjian
baru.
3

BAB II

PENGANTAR KITAB IMAMAT

Kitab Imamat merupakan kitab setelah kitab Keluaran bahkan


kitab Imamat berhubungan erat dengan kitab Keluaran.
Stamps menjelaskan :
“Imamat berhubungan erat dengan kitab Keluaran. Keluaran
mencatat bagaimana Israel dibebaskan dari Mesir, menerima hukum Allah,
dan membangun Kemah Suci sesuai dengan pola Allah; Keluaran diakhiri
dengan datangnya Yang Kudus untuk tinggal di dalam Kemah Suci yang
baru saja didirikan itu (Kel 40:34). Imamat berisi pengarahan yang diberikan
Allah kepada Musa selama dua bulan di antara selesainya pembangunan
Kemah Suci (Kel 40:17) dan keberangkatan Israel dari Gunung Sinai (Bil
10:11).”3 Selanjutnya penulis akan menjelaskan isi dari kitab Imamat ini.

A. Penulis

Siapakah penulis dari kitab Imamat ini? Dan juga siapakah


penulis kitab Pentateukh? Tidaklah mungkin menjawab pertanyaan pertama
jika pertanyaan yang kedua dilupakan. Diketahui bahwa kitab Imamat
berhungan erat dengan kitab Keluaran 4 Dan dalam Alkitab pun tidak
disebutkan siapa penulis dari kitab Imamat ini. Namun, ungkapan “Tuhan
berfirman pada Musa” muncul lebih dari dua puluh lima kali dalam naskah
itu (paling tidak sekali dalam setiap pasal kecuali pasal 2, 3, 9, 10 dan 26).5
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa Musa adalah
penulis dari kitab Imamat dikarenakan kerbehubungan erat kitab Imamat
dengan kitab Keluaran dan juga dalam kitab Imamat juga terdapat ungkapan
bahwa Tuhan berfirman pada Musa. Alasan lain dari penulis, karena kitab

3
Donald C. Stamps, ed. Um “Imamat” dalam Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, pen. Nugroho Hananiel, cet. Kelima belas(Malang: Gandum Mas, 2010),
166
4
ibid
5
Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, pen. Triyogo
Setyatmoko, cet Pertama(Malang: Gandum Mas, 2013), 126
4

Keluaran juga ditulis oleh Musa yang adalah penulis dari kitab Pentateukh
itu sendiri.

B. Tahun Penulisan

Untuk tahun penulisan kitab Imamat sendiri itu belum pasti.


Tetapi menurut Stamps tahun penulisan kitab Imamat diperkirakan ditulis
pada 1445-1405 SM.6

C. Tujuan Penulisan

Kitab Imamat ini menjelaskan kepada umat Israel dan umatnya


pada saat ini tentang bagaimana cara hidup sebagai umat yang kudus. Stamps
mengatakan bahwa “Imamat ditulis untuk mengajar bangsa Israel dan para
imam perantara mereka mengenai cara menghampiri Allah melalui darah
pendamaian dan untuk menjelaskan standar kehidupan kudus yang
ditetapkan Allah bagi umat pilihan-Nya.”7 Sedangkan menurut hanas
penulisan kitab Imamat ini bertujuan “Agar dengan mengetahui isi kitab
Imamat anggota jemaat mengetahui dan mengerti bahwa Allah yang
Mahakuasa telah memberikan jalan yang terbaik untuk memuliakan diri-Nya
melalui ibadah.”8
Jadi dari kedua kutipan diatas penulis menyimpulkan tujuan
penulisan kitab Imamat ini adalah untuk mengajar jemaat agar mengerti
suatu standar kehidupan kudus yang Allah telah tetapkan dan oleh sebab itu
muliakanlah Allah melalui ibadah.

D. Tema

Penulis sebelumnya telah menjelaskan tujuan dari kitab Imamat


yang di dalamnya terdapat suatu standar kehidupan kudus yang Allah telah
tetapkan. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tema dari kitab Imamat
itu sendiri. Menurut stamps tema dari kitab utama adalah Kekudusan. 9

6
ibid
7
ibid
8
Andi Hannas, “Imamat” dalam diktat Pengetahuan dan Pembimbing
Perjanjian Lama 1(Tangerang:Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest, 2013), 14
9
Donald C. Stamps, ed. Um “Imamat” dalam Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, pen. Nugroho Hananiel, cet. Kelima belas(Malang: Gandum Mas, 2010),
166
5

Pengajaran inti dari kitab Imamat diringkaskan dalam perintah “haruslah


kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini
kudus…” (Im. 11:44-45).10
Dari kedua kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam
kitab Imamat kekudusan Tuhan Allah selalu ditekankan. Mengapa
kekudusan itu harus ditekankan? Tuhan adalah Allah yang kudus; mereka
pun harus menjadi umat yang kudus.11 Kekudusan harus ditekankan karena
Tuhan adalah Allah yang kudus, dalam Imamat 19:2 dikatakan bahwa
kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Dari ayat ini
mengatakan karena Tuhan yang adalah Allah yang kudus oleh sebab itu
harus kita sebagai umat-Nya harus kudus.
Apa yang dimaksud dengan kekudusan? Bagaimana seseorang
dapat menjadi kudus? Kata “kudus” sebenarnya berarti “dipisahkan” atau
“dikhusukan” dan mencakup dua hal, yaitu dipisahkan dari dunia dan
dikhususkan untuk Allah. Hal dipisahkan dari dunia itu berarti dipisahkan
dari hal-hal duniawi dan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Kudus
artinya terpisah dari dosa; terpisah dari kenajisan.12 Dari semua kutipan
diatas penulis menyimpulkan bahwa tema dari kitab Imamat adalah Hidup
Kudus Dihadapan Tuhan.

10
Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, pen. Triyogo
Setyatmoko, cet Pertama(Malang: Gandum Mas, 2013), 132
11
Denis Green, Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama, cet
Kesepuluh(Jakarta: Gandum Mas, 2001), 57
12
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama, cet Pertama(Bandung:
Bina Media Informasi, 2009), 93
6

E. Garis Besar

Garis besar kitab Imamat adalah sebagai berikut :


I. Cara menghampiri Allah: Pendamaian (1:1-16:34)
A. Lewat Korban-Korban (1:1-7:38)
1. Korban Bakaran
2. Korban Sajian
3. Korban Keselamatan
4. Korban Penghapus Dosa yang Tidak Disengaja
5. Korban Penebus Salah
6. Korban Bakaran yang Tetap Menyala dan Persembahan
Para Imam
7. Hukum Tentang Korban Dalam Korban Penghapus Dosa,
Korban Penebus Salah, dan Korban Keselamatan
B. Lewat Syafaat Para Iman (8:1-10:20)
C. Lewat Hukum-Hukum Pentahiran (11:1-15:33)
D. Lewat Hari Raya Pendamaian Tahunan (16:1-34)
II. Cara Hidup di Hadapan Allah: Kekudusan (17:1-27:34)
A. Lewat Pernyataan Tentang Darah (17:1-16)
B. Lewat Standar-Standar Moral (18:1-22:33)
C. Lewat Ibadah Penyembahan yang Tetap (23:1-24:23)
D. Lewat Hukum-hukum Pemulihan, Ketaatan, dan Penyerahan
Diri (25:1-27:34)

F. Penerapan dalam Perjanjian Baru

Penerapan kitab Imamat ke dalam perjanjian baru ini dapat kita


lihat dalam 1 Petrus 1:16 “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.” ayat ini berhubungan juga dalam Imamat 11:44-45. Dari ayat ini
mengajarkan sekali lagi bahwa Allah itu kudus, dan apa yang berlaku bagi
Allah juga berlaku bagi umat-Nya. Kekudusan mengandung pengertian
terpisah dari cara-cara fasik dunia dalam artian dipisahkan dari kehidupan
dunia untuk mengasihi, melayani, dan menyembah Allah. Kekudusan disini
juga adalah sasaran dan maksud dari Allah memilih kita didalam Kristus
(Efesus 1:4 “ Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya) itu berarti
menjadi serupa dengan Allah dan mengabdi kepada-Nya, sementara hidup
kita hendaklah menyenangkan-Nya.
7

BAB III

KESIMPULAN

Melalui paper ini penulis mengambil suatu kesimpulan mengenai


kitab Imamat ini. Kitab Imamat ini memberi jalan kepada umat-Nya untuk
mengetahui kehendak-Nya, melalui kitab Imamat ini juga mengajarkan
kepada umat-Nya untuk memberikan persembahan, sebagai tanda ketaatan
dan pengucapan syukur atas pemeliharaan-Nya. Melalui kitab Imamat
mengajarkan kepada umat-Nya untuk hidup di dalam kekudusan sebab Allah
adalah kudus. Dan melalui kitab Imamat mengajarkan kepada umat-Nya
untuk beribadah atau berhubungan dengan-Nya sesuai dengan apa yang
dikehendaki-Nya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Baxter, J. Sidlow.Menggali Isi Alkitab 1. Jakarta: Cempaka Putih, 1989.

Green, Denis. Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama. Jakarta:


Gandum Mas, 2001

Hannas, Andi. “Imamat” dalam diktat Pengetahuan dan Pembimbing


Perjanjian Lama 1 Tangerang:Sekolah Tinggi Teologi
Internasional Harvest, 2013

Hill, Andrew E dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama. Malang:


Gandum Mas, 2013.

Ludji, Barnabas. Pemahaman Dasar Perjanjian Lama. Bandung: Bina


Media Informasi, 2009.

Paterson, Robert M. Tafsiran Alkitab “Kitab Imamat”. Jakarta: Gunung


Mulia, 2012.

Stamps, Donald C.“Imamat” dalam Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.


Malang: Gandum Mas, 2010.

Anda mungkin juga menyukai