IFGF Conference merupakan sebuah acara yang diadakan oleh gereja International Full
Gospel Fellowship(IFGF) pada setiap tahun sekaligus merayakan ulang tahun berdirinya gereja
IFGF. Gereja ini dipimpin oleh Pastor Jimmy Oentoro(PJO). PJO merupakan orang yang
bertanggung jawab penuh ke atas gereja IFGF dan beliau merupakan seorang penulis. Beliau
lahir di Semarang, dan merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. PJO menyelesaikan
pendidikan bisnis di Amerika Serikat, dan pendidikan teologia di Portland Bible College.
Kemudian beliau memperoleh gelar Master of Divinity (M.Div.), Doctor of Ministry (D.Min.),
dan terakhir gelar Doctor of Theology (D.Th.). Ia juga merupakan pendiri dan pengurus World
Harvest, sebuah organisasi misi non-profit yang melakukan misi pelayanan, pendidikan, dan
media. Ia juga merupakan anggota tim manajemen stasiun televisi kristiani U-Channel dan
mengisi acara Live Full Lives yang ditayangkan di stasiun televisi tersebut. Uniknya pada tahun
ini IFGF conference diadakan secara online ataupun virtual conference. Ini dikarenakan oleh
wabah virus corona atau COVID-19 yang terjadi di dunia. Berikut adalah rangkuman dari sesi-
sesi dan masterclass IFGF Conference 2020:
Sesi 1
Greater Blessing – Pastor Jimmy Oentoro
Ini adalah sesi yang pertama dan pembicara bagi sesi ini adalah founder gereja IFGF,
Pastor Jimmy Oentoro. Topik yang dibawakan oleh Pastor Jimmy Oentoro adalah Greater
Blessing yang juga merupakan tema bagi gereja IFGF tahun ini. Pastor Jimmy mengatakan dunia
telah berubah yang dulunya kita masih bebas bergerak kemana-mana namun sekarang sudah
dibatasi akibat virus corona ataupun COVID-19. Kita menginginkan kembali “old normal”
daripada “new normal” kerana kita belum tahu seperti apa kehidupan di “new normal”. Namun
Pastor Jimmy mengajak kepada kita untuk berpikir sebentar tentang keadaan saat ini. Setiap
ibadah di gereja Pastor Jimmy selalu mengatakan deklarasi yang sangat luar biasa dari kitab
Roma 8:28. Terkadang kita tidak bisa memahami disaat beberapa daripada teman kita beberapa
saat yang lalu masih bersama dengan keluarganya tapi dalam sekejap mata mereka kehilangan
orang yang mereka sayangi dan dekat dengan mereka. “All things work together for good” tapi
itu adalah Firman Tuhan. Pastor Jimmy melontarkan pertanyaan “apa yang Tuhan sedang
lakukan pada saat ini?”. Sebagai gereja Tuhan atau sebagai pemimpin dalam new normal ini
tidak sekedar hanya berdasarkan protokol covid-19 dan mengajak seluruh para leader Jemaat
IFGF mereflesikan diri di mana tahun ini IFGF memasuki tahun Greater Blessing yang di ambil
dari Kitab Yakobus. Yakobus memperkenalkan dirinya Yakobus 1 ayat 1 dia mengatakan aku
Yakobus hamba daripada Tuhan Yesus Kristus padahal dia adalah saudaranya Yesus. Tetapi
Yakobus mengatakan dia adalah hamba Allah lalu Yakobus menuliskan di awal daripada
kitabnya pasal pertama ayat 2 sampai ayat yang ke-4 dimana beliau mengatakan “saudara
saudaraku Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan apapun”. Pastor Jimmy mengatakan bahwa ada sesuatu yang luar biasa
di new normal ini. Tuhan ingin membawa seluruh umat Tuhan memasuki new normal ini yang
tidak sekedar bersandar atau berdasarkan protokol covid-19 tapi normal yang sedang terjadi yang
Allah sedang lakukan adalah gereja yang tidak lagi dibatasi atau tidak lagi bergantung kepada 1
gembala. Pastor mengatakan beliau juga adalah gembala tapi saat ini Tuhan mulai mengajak
beliau untuk berpikir dan merenungkan Firman melihat “blueprint” bagaimana supaya kita
memasuki new normal dengan hati dan pikiran yang sudah di reset dengan pola pikir dan pola
kehidupan.
SESI 2
Wisdom Speaks – Pastor Chris Hodges
Sesi 3
Sesi 4
Rebuilding The Nation – Ganjar Pranowo
Indonesia adalah wilayah kesepakatan dari barat sampai ke timur dari utara sampai ke
selatan yang didalamnya ada bineka tunggal ika dan juga pancasila sebagai dasar Negara. Dalam
hal pembangunan nasional Indonesia, kekonsisten adalah sebuah hal yang perlu dilakukan dalam
berbangsa dan bernegara dengan kata lain bahwa kita harus konsisten untuk menjaga ideologi-
ideologi bangsa karena itu adalah sebuah konsensus nasional yang nantinya akan melahirkan
sebuah pondasi yang paling kokoh bagi bangsa dan negara. Ketika suatu bangsa bisa konsisten
dalam menjaga ideologi bangsanya maka masalah yang yang timbul bisa diatasi seperti
kesejahteraan masyarakat, memerdekakan rakyat, dan ada kebebasan yang dibatasi sehingga kita
hidup saling menghargai tanpa memandang suku, ras, budaya dan agama. Dengan
berkembangnya politik dunia, kepentingan berbagai pihak tertentu (ekonomi, sosial, politik, dll)
dan penguasaan sumber daya yang membentuk adanya kelompok kiri ekstrim maupun kelompok
kanan ekstrim yang selalu saling berbenturan sehingga mengakibatkan budaya dan hukum
menjadi berbeda dengan masa lampau oleh karenanya kita diwajibkan untuk saling merawat
berdasarkan nilai-nilai pancasila sehingga seluruh permasalahan yang terjadi bisa kita lawan.
Ada 2 isu yang masih sangat penting untuk diberikan perhatian khusus di Indonesia :
Dalam pembangunan nasional indonesia gereja juga tentu banyak memberikan kontribusi
karena gereja bukan hanya institusi yang statis tetapi juga dinamis. Dalam gereja banyak orang
dengan berbagai macam perbedaan lalu kemudian bisa saling gotong royong dan saling
membantu itu adalah bentuk partisipasi dalam pembangunan nasional indonesia.
Sesi 5
Untold Blessing – Pastor Joel A’Bell
Greater Blessing merupakan tema yang luar biasa dan Pastor Joel mengatakan di
dalam Mazmur 23 tepat di bagian akhirnya itu dikatakan bahwa kebajukan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku sepanjang hari dalam hidupku dan kita mendapatkan gagasan bahwa
berkat akan mengejar kita dan itu mungkin memburu kita. Tetapi kita perlu memahami sesuatu
yang sangat penting bahwa subjek yang mengawali tentang Greater Blessing yang mengikuti dan
mengejar kita dalam Mazmur 23 dan dikatakan Tuhan adalah gembalaku, tidak akan kekurangan
Aku memiliki segalanya yang kita butuh betapa hebatnya itu karena Tuhan adalah gembala kita,
tidak membutuhkan apa pun kecuali Tuhan. Konteks di ayat itu bahwa Tuhan adalah gembalaku
ketika kita menjadikan Yesus Kristus Gembala hidup kita dan Dia adalah orang yang paling
penting dalam sekutu, kita jangan mengejar hal-hal itu terjadi begitu saja. Berbicara tentang
memberkati salah satu hal di kehidupan Kristen adalah untuk memahami bahwa Tuhan ingin
memberkati kita, Dia ingin bersama kita dan fakta bahwa Dia bersama kita itu adalah berkat, kita
harus memastikan dalam keseluruhan topik pemuridan benar-benar tentang mengikuti Yesus.
Ketika Anda memikirkan tentang berkat yang lebih besar, apa yang terlintas dalam pikiran kita
adalah ketika Yesus berhenti berbicara tentang berkat dan ada satu bagian yang utuh di mana Dia
berbicara tentang berkat dan di setiap kalimat yang Yesus katakan adalah “berbahagialah”.
Ucapan bahagia dalam Matius 5 dikatakan berkat yang akan mengikuti kita. Pastor Joel
membagikan sesuatu apa yang Tuhan ingin kita lakukan dan mengingatkan kita untuk mengikuti
Yesus. Cara terbaik untuk menjadi manusia adalah untuk memastikan bahwa Yesus adalah
Tuhan atas hidup kita.
Sesi 6
Awakening the God Dream(Next Gen)
Sebagai murid Tuhan Yesus kami percaya bahwa Tuhan menanam impian-impian
yang unik di dalam hati kita dan pastinya selalu ada sebuah jernih yang harus kita lewatkan
untuk mengejar impian tersebut. Sebagai anak muda kita banyak mengalami yang namanya
ekspektasi dari orang tua maupun keluarga besar agar kita bisa menjadi seperti apa yang mereka
harapkan membuat kita rasa hilang identitas kita dan kita berusaha menjadi apa yang mereka
mahu. Generasi saat ini kehilangan fokus dan juga panggilan dari Tuhan atas hidup kita sendiri
ini. Di sesi ini ada beberapa orang anak muda dan kebetulan merupakan anak dari Pastor yang
membagi kisah hidup mereka tentang bagaimana mereka menemukan panggilan Tuhan dalam
hidup mereka. Tahu kan Tuhan berbeda dengan mempunyai hubungan peribadi dengan Tuhan
dan kekristenan itu bukan hanya sebuah agama, bukan tentang pergi gereja hari minggu atau
pengetahuan. Sebaliknya kekristenan adalah apakah kita mempunyai hubungan pribadi dengan
Tuhan dalam hidup kita setiap hari. Identitas itu selalu mendahului tujuan kita dan jikalau kita
tidak punya indentitas yang kuat, maka tujuan kita pasti akan kemana-mana. Sebagai anak Pastor
mereka tidak dikenal sesungguhnya sebagai individu dan tidak ada yang menanyakan kepada
meraka tentang apa yang mereka ingin lakukan dalam hidup mereka. jadi mereka menjadi orang
yang tertutup. Mereka tidak dapat jujur terhadap diri sendiri sekaligus tidak jujur kepada Tuhan
mengenai kekurangan dan dosa. Dan itu yang membuat mereka lama untuk mengetahui
panggilan hidup mereka. hidup dalam dunia sosial media, mereka sering dikritik. Mereka sering
bertanya-tanya kenapa mereka harus hidup berbeda ketika menjadi anak dari seorang Pastor.
Orang-orang disekitar mereka seperti menetapkan sebuah standar apabila menjadi anak Pastor
mereka harus 1 tingkat dari orang lain. Namun mereka selalu dikuatkan oleh orang tua mereka
dan mendukung apa yang anak mereka ingin lakukan atau mencari indentitas mereka. Ketika
mereka ditanya bagaimana mereka bisa menerima panggilan Tuhan didalam kehidupan mereka
dan mereka menjawab itu semua karena pekerjaan Roh Kudus. Secara mental pula, orang-orang
yang berada disekitar yang membuat mereka mengambil keputusan untuk menerima panggilan
Tuhan. Mereka juga ditanya apakah mereka akan menjadikan anak mereka kelak sebagai seorang
pastor juga dan mereka menjawab tidak. Anak mereka kelak bebas melakukan apa yang menjadi
keinginan mereka nantinya namun yang terpenting anak mereka kelak cinta Tuhan.
Sesi 7
Resilience & Vulnerability - Pastor Kong Hee
Ketahanan dan kerentanan. Kita hidup di masa yang sangat menantang, pandemic
covid-19 menjerumuskan banyak orang ke dalam tekanan fisikal, keuangan dan psikologi.
Banyak yang putus asa seakan mereka di dalam terowongan yang tidak ada hujungnya. Banyak
yang kehilangan pekerjaan, atau mengalami pemotongan upah yang besar, kesulitan makan, tidur
atau berkonsentrasi dan hidup dalam kekhawatiran dan gelisah yang berlanjut. Kehidupan social
kita sudah berubah. Banyak yang merasa stress, merasa banyak hal di luar kendali dan kadang
kita seperti didorong sampai ke titik ujung. Kebenarannya adalah satu-satunya yang konstan
dalam hidup adalah perubahan. Kebanyakan kita tidak suka kan perubahan, tidak suka hilang
kehilangan kendali dan kita juga khawatir apakah kita cukup mampu menghadapi realita baru.
Tetapi semua hal di dunia mengalami perubahan secara terus menerus. Realitas selalu bergerak,
hidup selalu berubah, berkembang, mengalami kemajuan dan transisi namun satu yang tidak
pernah berubah iaitu Tuhan dan janji-janjiNya. Yesus memiliki 3 penguasaan pertama
penguasaan diri, kedua penguasaan atas orang lain dan ketiga penguasaan atas perubahan. Setiap
pasal dalam 4 Injil kita dapat menemukan Yesus mengalami krisis atau perubahan tetapi Yesus
tdak pernah kehilangan arah, nilai ataupn tujuanNya. Kita harus mempelajari bukan hanya
1)penguasaan diri tetapi mengembangkan buah-buah Roh 2)penguasaan orang lain tetapi
menciptakan dan membina hubungan baik 3)penguasaan atas perubahan tetapi dalam
kemampuan untuk menghadapi dan beradaptasi dan bertumbuh di tengah krisis atau perubahan.
Bagaimana Yesus menangani krisis dan perubahan?
Menjadi seperti Yesus adalah untuk mempelajari sesuatu dari Dia. Musim perubahan
ini tidak akan terus menerus terjadi. Jadi kita perlu 1)bertumbuh dalam pengetahuan akan Tuhan,
2)habiskan waktu sendiri untuk pikirkan tentang hidup, tujuan dan masa depan dalam Tuhan, 3)
berduka atas semua kehilangan tetapi terima perubahan, perluas pilihan kita dan 5)apa saja yang
kita tidak bisa kendalikan, serahkan pada Tuhan.
Sesi 8
Greater Destiny - Ps Sam Hartanto
Greater Destiny atau tujuan hidup yang lebih besar, tujuan hidup yang Ilahi. Apa
tujuan dari Tuhan rencanakan di dunia ini dan banyak orang menanyakan tentang tujuan Ilahi
dalam kehidupan. Kita seringkali ditanyakan ketika ada penderitaan dalam kehidupan ini. Kita
tidak mau berpikir sejauh filosofis karena banyak dari kita semua terlatih dari kecil hanya
mengurusi event atau acara dalam kehidupan adat. Lewat kejadian demi kejadian itu manusia
membentuk yang namanya struktur. Setelah itu terjadi yang namanya penyelesaian masalah.
Penyelesaian masalah itu panggilan dari Tuhan dalam kehidupan kita juga kalau kita dipanggil
bukan menjadi pembuat masalah kita semua dipanggil sebagai problem solver. Tuhan tidak
menginginkan kita untuk hanya menjadi problem solver atau orang yang bisa memecahkan
masalah tapi yang penting juga ditengah kejadian demi kejadian itu kita mengerti Identity atau
identitas kita bahwa kita telah ditebus dan harganya telah lunas dibayar punya panggilan yang
lebih tinggi ada dalam Tuhan yang besar karena kita punya Tuhan. Ketika kita ada dalam Tuhan
dan sadar siapa Dia dalam kehidupan kita, maka kita bisa menggunakan apapun kejadian
sekeliling kita menjadi narasi supaya nama Tuhan dipermuliakan. Kalau kita lihat sepanjang
alkitab semua pahlawan-pahlawan alkitab atau orang-orang yang Tuhan pakai sepanjang kitab
itu Tuhan membentuk dan mengemas mereka dalam bentuk narasi cerita. Orang yang punya
identitas maka dia akan punya cerita. Ketika kita menjalani kisah kita bersama dengan Tuhan
dengan identitas yang keluarga sehat dari situ keluar yang namanya arti kehidupan. Apapun yang
Tuhan lakukan meskipun di tengah-tengahnya Tuhan juga rindu kita melakukan apapun yang
kita bisa untuk memuliakan Di aitu semua adalah tujuan yang ditentukan oleh Tuhan dan tujuan
hidup kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Kita harus berusaha mengerti dan mengerjakan yang
terbaik di tengah segala sesuatu hal yang diijinkan Tuhan di jagat raya ini. Roma 8:17 gambaran
yang tepat apa itu tujuan hidup. Di situ dikatakan kita adalah anak rekan sewaris bersama-sama
dengan Kristus. Dari situ bisa dilihat bahwa tujuan utama kita adalah bermitra dengan Tuhan.
Dalam Alkitab manusia diciptakan oleh Tuhan dan kemudian Tuhan berikan kepada manusia
suatu dominan mandat dimana manusia di berikan mandate untuk mengurus seluruh taman-
taman, kemudian dikatakan untuk mengelolanya dengan baik dan kemudian di katakan untuk
memberi nama hewan-hewan di seluruh muka bumi ini. Di sini kita melihat bahwa ketika Tuhan
memberikan empowerment, pendelegasian atau suatu kuasa kepada manusia, Tuhan tidak banyak
ikut campur dan mempercayakan itu kepada manusia bahwa Tuhan ingin bermitra dengan kita.
Tujuan Tuhan ingin bermitra dengan kita adalah untuk menuntaskan Amanat Agung untuk
menyampaikan kabar baik dan untuk memuridkan orang lain. Hidup, pilihan dan panggilan itu
beresiko. Karena ada nilainya maka akan resiko. Tuhan memanggil kita dengan panggilan yang
besar di beberapa belahan dunia resikonya maut atau mati. Di dalam kehidupan kita kita tahu
keselamatan itu gratis tapi setelah itu ada harga yang harus kita bayar di dalam Tuhan.
Transformasi hanya terjadi ketika informasi dijadikan aksi dalam kehidupan kita. Jadilah pelaku
daripada apa yang sudah kita dengar dan apa yang sudah kita catat dalam kehidupan kita jangan
hanya menjadi pemulung informasi tetapi jadilah orang yang melakukan informasi itu menjadi
bagian dari transformasi dimanapun area kehidupan kita semuanya. Sebagai manusia kita punya
titik lemah masing-masing yang kita tidak bisa lihat dari kehidupan kita sehingga membutuhkan
firman Tuhan untuk mengingatkan kita dan membutuhkan orang lain di sekeliling kita untuk
memberitahukan kepada kita apa yang lebih baik yang kita tidak lihat. Bahkan Tuhan melihat
sesuatu yang besar bahkan di dalam kelemahan kita. Jangan naif atau jangan punya pikiran yang
sempit Naif adalah seperti katak dalam tempurung yang tidak mau tahu keadaan lain di luar sana.
Orang Kristen zaman sekarang minta berkat bukan kepalang, jadi kepala dan bukan ekor ikut
Yesus tidak boleh tekor. Tapi Tuhan punya rencana besar yang dipersiapkan sejak bumi kelar
apalagi disaat yang genting sekarang kita diciptakan untuk perkara yang lebih besar. Tujuan
hidup harus dikejar kalau tidak hidup kita akan menjadi datar.
Masterclass I
Generation Reinforcement – Pastor Victor repi & Pastor Aaron Scott Myers
Life Way Research dalam penelitiannya mengemukakan bahwa 70% dari anak muda
di gereja mulai meninggalkan gereja sampai pada umur 18-23 tahun. Di indonesia, Bilangan
Research center menemukan beberapa alasan mengapa anak-anak muda tidak lagi tertarik untuk
ke gereja sebagai berikut :
1. Makin banyak aktivitas menarik diluar gereja (32.4%)
2. Bentuk ibadah yang kurang menarik (17.8%)
3. Pemimpin gerja tidak memahami anak muda (8.6%)
4. Tidak melibatkan anak muda dalam pelayanan (8.4%)
5. Tidak menawarkan tantangan yang besar (5.6%)
6. Pemimpin terlalu kolot dan otoriter (5.5%)
Secara mendalam isu yang marak terjadi saat ini dikalangan anak-anak muda adalah :
1. Krisis identitas (Jati Diri). Krisis identitas ini erat kaitannya dengan bullying dan
bunuh diri dan hal ini adalah salah satu hal yang sangat mengancam kehidupan anak-anak muda
saat ini. Remaja cenderung mengalami krisis identitas karena masa remaja adalah masa transisi
dari anak-anak ke dewasa yang mana anak-anak remaja sedang berada dalam fase mencari acuan
atau rolemodel yang dapat ditiru sehingga tanpa bimbingan yang baik mereka akan mengalami
krisis identitas yang akan mengakibatkan perilaku destruktif (merusak).
2. Sosial Media di Era Gen-Z dan Gen-alpha. Sosial media merupakan sesuatu yang
baik apabila dikelola dengan baik. Mirisnya social media di kalangan anak remaja kurang
dimanfaatkan dengan baik sehingga menimbulkan problem yang serius pada anak remaja seperti
mereka mulai mengakses situs-situs yang tidak baik untuk dilihat (situs porno), lupa waktu, dan
juga dampak terhadap lingkungannya adalah kurang bersosialisasi dengan teman-teman maupun
keluarga.
3. Pergaulan bebas dan hidup tanpa tujuan. Pergaulan bebas dan hidup tanpa tujuan
adalah sesuatu hal buruk yang sedang terjadi di kalangan remaja saat ini bahkan kita melihat
bahwa hal itu sudah menjadi hal yang biasa saja. Berangkat dari penggunaan social media yang
sangat bebas membuat kehidupan anak remaja menjadi sangat bebas karena apa yang mereka
lihat dari social media juga sangat bebas dan semua hal yang baik maupun buruk dapat dilihat
bahkan ditiru dari social media. Di Indonesia fakta menyebutkan bahwa 63.7% remaja sudah
melakukan hubungan seksual.
Menanggapi ketiga hal diatas, gereja mau tidak mau dan harus masuk kedalam dunia
mereka dengan cara terjun ke dalam pelayanan digital. Di IFGF sendiri dibentuk sebuah
komunitas yang disebut TYC dengan focus utama yaitu Community identity and purpose, TYC
memprovide community untuk anak-anak TYC kemudian membawa mereka untuk menemukan
identitas mereka didalam kristus dan setelah mereka menemukan identitas mereka, mereka akan
menemukan tujuan hidup mereka.
Masterclass II
Engaging creatively in Digital Platforms - Raditya Oloan
Engaging Creatively tentunya harus dilakukan dengan passion karena dengan passion
seseorang akan melakukanya tanpa henti. Passion sendiri tidak bisa dengan sendirinya hadir
dalam kehidupan seseorang oleh karena itu ada 2 hal yang dapat membantu untuk mendapatkan
passion yaitu Radikal (Terhubung dengan sumbernya) & relevan (terhubung dengan sumber
daya). Di era digitalisasi, generasi muda adalah generasi yang tidak terhubung secara personal
maka perlunya Engage online untuk menjangkau anak-anak muda karena saat ini anak-anak
muda lebih aktif bersosial media disbandingkan dengan bersosialisasi di kehidupan nyata. Media
sosial adalah salah satu wadah untuk menyampaikan injil Yesus yang dapat dilakukan dengan
cara :
1. Share kehidupan pribadi
2. Menceritakan tentang kejatuhan dan kebangkitan kehidupan kita
3. Motivasi personal
4. Tanya jawab
5. Pengakuan.
Setelah mengetahui hal apa saja yang perlu kita share untuk menyampaikan injil
Kristus, kita juga perlu mengetahui bagaimana proses pembuatan konten. Berikut adalah proses
dari pembuatan konten tersebut :
1. Write. Untuk terhubung sama Tuhan bukanlah untuk mencari konten namun itu
adalah gaya hidup, dalam segala situasi Tuhan pasti berbicara kepada kita dan sangat penting
bagi kita untuk mencatat semua esensi dari apa yang terjadi setiap harinya.
2. Create. Setelah mencatat lalu kemudian diedit maka kita perlu untuk create,
kapanpun kita akan posting yang penting kita sudah punya konten.
3. Navigate. Dalam hal ini berbicara mengenai waktu dengan kata lain bahwa kita
perlu memahami kapan konten kita bisa disampaikan sehingga pada saat dilihat oleh banyak
orang kontennya bisa related dengan situasi yang sedang dialami.
4. Share. Ketika kita share pasti akan banyak respon dari orang-orang yang melihat
postingan kita, tugas kita adalah untuk menjawab komen-komen atau DM mereka agar antara
kita dan followers kita stay connect dan hal ini akan menciptakan engagement yang sangat bagus
dimana tidak semua orang bisa terbuka kepada orang lain dan ketika mereka mau membuka diri
kepada kita melalui pertanyaan mereka di kolom komentar atau DM itulah saat yang tepat bagi
kita untuk share pesan kita. Share tentang kehidupan kita dan juga iman kita.
5. Connect
6. Evaluate
7. Re-execute
Dampak yang diharapkan dari engagement ini adalah
1. Tidak mengulangi kesalahan yang sama
2. Menemukan pengharapan
3. Dikuatkan untuk sebuah perubahan (in & out).