Kristus melalui Pemberitaan Injil di seluruh dunia, menghimpun mereka dalam persekutuan
Sidang Kristus dan mendalami kehidupan kerohanian mereka sehingga Kristus dan
pengajaranNya menjadi sumber persekutuan tersebut. (hal 22). Sudahkah tujuan ini menjadi
jelas bagi para pemimpin-pemimpin yang ada di GMI? Sudahkah kita berlayar ke sana?
Sudahkah kita memiliki peta yang sama?
Kita tidak pernah sampai pada tujuan karena kita tidak punya tujuan! Gereja yang kuat
dibangun berdasarkan tujuan! Amsal 19:21 berbunyi, Banyaklah rancangan di hati manusia,
tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Rencana, program dan kepribadian tidaklah kekal.
Tetapi tujuan Allah akan kekal. Pertama-tama GMI perlu bertanya, Mengapa kita ada?
Kebanyakan gereja tidak mempunyai konsensus yang sama tentang Mengapa Tuhan
menghadirkan gereja ini? Sebuah survey yang dilakukan oleh Wirn Arn terhadap 1.000 gereja
dengan mengajukan pertanyaan, Apa tujuan keberadaan gereja? Hasilnya?
Anggota Jemaat:
89% Tujuan gereja memperhatikan kebutuhan saya dan keluarga saya
11% Tujuan gereja adalah untuk memenangkan dunia bagi Yesus Kristus
Gembala Sidang:
90% Tujuan gereja adalah untuk memenangkan dunia bagi Yesus Kristus
10% Tujuan gereja memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya
Oleh sebab itu tidaklah heran bahwa terjadi konflik, kebingungan, serta stagnasi di dalam
gereja sekarang ini. Jika gembala sidang dan jemaat mempunyai pendapat yang berbeda
mengenai tujuan keberadaan gereja, konflik dan perbedaan pendapat mengenai banyak hal tidak
dapat dielakan. Marilah kita kembali dapat merumuskan tujuan-tujuan kita dengan tepat dan jelas
di GMI ini, baik di tingkat wilayah, distrik, maupun lokal.
Sesungguhnya apa tujuan Yesus mengenai gereja? Tuhan Yesus berkata, Aku akan mendirikan
jemaatKu ... (Mat 16:18). Siapa membangun apa? Ada empat kemungkinan tafsiran yang
mungkin secara tidak sadar telah mewarnai pelayanan kita selama ini:
1. Kami akan membangun gereja kami artinya kita dengan kekuatan sendiri dan metode
tradisional berusaha membangun kerajaan kita sendiri. Hasilnya hanyalah sekte agama
buatan manusia. Daging membangun daging.
2. Kami akan membangun gerejaNya tafsiran ini lebih berbahaya dari yang pertama, di mana
memberikan implikasi bahwa manusia dapat membangun rumah Tuhan. Daging dapat
membangun Roh, kehebatan strategi manusia akan menolong kerajaan Tuhan. Akibatnya
adalah manipulasi dan megalomania rohani.
3. Yesus akan membangun gereja kita - tafsiran ini pada akibatnya berkata bahwa Yesus
menggunakan seluruh sumberNya hanya untuk kepentingan kita; Roh membangun daging.
Kalau sesuatu tidak berhasil maka hal tersebut adalah kehendak Tuhan, sebab sudah pasti kita
tidak punya kesalahan sedikitpun.
4. Yesus akan membangun gerejaNya Ini adalah pandangan yang benar di mana Yesus adalah
Ahli Bangunan Agung yang akan membangun jemaatNya menurut kehendak dan tujuanNya.
Mulai dengan Roh diakhiri dengan Roh.
Tujuan Yesus membutuhkan orang-orang untuk dilatih sebagai pemimpin. Robert Coleman
dalam buku klasiknya The Master Plan of Evangelism, menekankan bahwa Yesus menghabiskan
tiga perempat pelayananNya dengan melatih keduabelas muridNya. Perhatian Yesus bukanlah
untuk menjangkau orang banyak, tetapi dengan orang-orang yang diikuti orang banyak orangorang akan menjadi metodeNya memenangkan dunia bagi Allah. Metode ini juga yang
sebenarnya menjadi salah satu visi besar dari John Wesley. Mark Shaw dalam bukunya 10 Great
Ideas from Church History (10 Pemikiran Besar dari Sejarah Gereja) mengatakan bahwa
pemikiran agung John Wesley itu sederhana saja: Gereja mengubah dunia bukan dengan cara
mempertobatkannya melainkan dengan cara memuridkannya. Konsep ini menjadi salah satu
pemikiran agung dalam sejarah gereja.
Hari ini berapa banyak orang yang disebut sebagai pemimpin di GMI telah menghasilkan
dan mengembangkan pemimpin masa dapan. Kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan di GMI
seringkali tidaklah mulus. Bahkan seringkali GMI tampaknya kesulitan mencari figur seorang
yang layak menjadi Bishop! Dan perasaan tidak aman secara pribadi mungkin menjadi rintangan
utama untuk melakukan pendelegasian yang efektif. Anda tidak cukup disebut sebagai pemimpin,
Anda juga harus mempunyai tujuan! Anda juga harus tahu apa visi Anda, apa nilai-nilai Anda, di
mana Anda dan ke mana Allah memanggil Anda. Biarlah visi kita bagi pelayanan harus lebih
besar daripada rasa tidak aman kita!