“ELMU ANYAR”
SINGKRETISME DALAM PENYEBARAN AGAMA
KRISTEN DI JAWA BARAT
PADA ABAD KE-19 DAN AWAL ABAD KE- 20
ELMU ANYAR: SYNCRETISM IN THE SPREADING OF CHRISTIANITY IN WEST JAVA
FROM THE NINETEENTH TO THE EARLY TWENTY CENTURY
Naskah Diterima: 11 Maret 2019 Naskah Direvisi:11 Juni 2019 Naskah Disetujui: 28 Juni 2019
DOI: 10.30959/patanjala.v11i2.510
Abstrak
Penyebaran Kristen di Jawa Barat menurut para tokoh penyebarnya pada masa Hindia
Belanda dapat dikatakan terlambat apabila dibandingkan penyebarannya di wilayah lain di
Indonesia. Tulisan ini menjelaskan sinkretisme dalam sejarah penyebaran agama Kristen di Jawa
Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah yang terdiri
dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
masyarakat Sunda menjadi tujuan penyebaran agama Kristen sejak pertengahan abad ke-19.
Penyebaran agama Kristen tersebut dilakukan ke wilayah-wilayah yang letaknya terpencil dengan
membentuk komunitas-komunitas Kristen. Penyebaran agama tersebut salah satunya dilakukan
dengan memperkenalkannya sebagai “elmu anyar” (ilmu baru). Penyebaran agama Kristen
dilakukan secara perlahan, salah satunya adalah dengan melakukan penyebaran secara
tersembunyi. Pada awalnya penyebaran Kristen dilakukan dengan cara melakukan dialog-dialog
dalam upaya mencari “elmu” kehidupan yang diwarnai dengan ajaran-ajaran Kristen tanpa
menyebutkan bahwa elmu tersebut merupakan ajaran agama Kristen.
Kata kunci: Jawa Barat, Kristen, sejarah
Abstract
The spread of Christianity in West Java during the Dutch East Indies period according to
its missionaries can be considered quite late when compared to other regions in Indonesia. This
paper examines syncretism in the history of the spread of Christianity in West Java. The research
method used in this paper is a historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation
and historiography. The results of the study show that the Sundanese people became the target of
Christian missionaries since the mid-nineteenth century. Missionaries’ activities were sent out to
regions that were located in remote areas by forming many Christian communities. One of the
methods used for evangelizing was by introducing it as "elmu anyar" (new knowledge). It was
carried out slowly and secretly by conducting dialogues as an effort to search secret knowledge of
life colored by Christian teachings without mentioning its origin.
Keywords: West Java, Christianity, history
A. PENDAHULUAN tersebut berhasil mengembangkan agama
Perhatian pemerintah Belanda Katolik ke seluruh wilayah yang pernah
terhadap perkembangan agama negaranya menjadi koloninya. Hal itu tidak
(Kristen) di tanah jajahan tidak seperti mengherankan karena sejak awal mereka
bangsa Portugis dan Spanyol. Dua bangsa mengusung semangat Gold, Glory dan
220 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 219 - 234
Nederlandsche Zending Almanak voor het adalah mengenai pendeta Christian Albers,
Jaar 1901 yang berisi kegiatan zending seorang tokoh Kristenisasi di Cideres
dalam tahun terbitan dan rencana-rencana Majalengka, yang ditulis oleh Blinde,
yang akan dilakukan. mengenai kegiatan zending di berbagai
Selain buku-buku di atas yang wilayah Jawa Barat seperti De Zendingpost
dijadikan sumber, dalam tahapan heuristik Tjigelam op West Java yang ditulis oleh
juga ditemukan mengenai sumber lainnya NZV.
berupa buku peringatan NZV, peringatan Pada tahap interpretasi, penulis
50 tahun NZV yang ditulis oleh berupaya untuk memberikan deskripsi
Rooseboom, peringatan 60 tahun NZV naratif dari fakta-fakta yang ditemukan.
ditulis oleh Lindenborn dan 75 tahun Fakta-fakta kemudian diolah menjadi data
penyebaran Kristen di Jawa Barat yang yang ditafsirkan melalui konsep dan teori-
ditulis olen NZV. Ketiga buku tersebut teori yang penulis pahami. Data-data yang
merupakan terbitan dari NZV. Ketiga buku diperoleh kemudian disusun dan
tersebut seperti evaluasi dan refleksi dihubungkan satu dengan lainnya. Data-
mengenai hal-hal yang telah dilakukan data yang diperoleh berkenaan dengan
oleh NZV dalam misi zendingnya di Jawa penyebaran agama Kristen yang
Barat. Dalam buku-buku itu diceritakan bercorakan singkretisme. Tahap terakhir
pengalaman-pengalaman para zending di adalah tahap historiografi yaitu menuliskan
Jawa Barat, mengenai keadaan penduduk, hasil penelitian ke dalam bentuk kisah
bagaimana orang Sunda dapat dikristenkan sejarah.
dan mengenai orang-orang Sunda yang
mayoritas menolak kristenisasi. C. HASIL DAN BAHASAN
Selain tiga buku di atas, penulis juga Penyebaran agama Kristen terhadap
mendapatkan beberapa buku yang ditulis orang Sunda di Jawa Barat
oleh beberapa zending mengenai hal-hal dilatarbelakangi adanya kesadaran para
yang mereka kerjakan di Jawa Barat. pendeta, baik di Hindia Belanda maupun di
Buku-buku tersebut sangat berguna dalam Belanda, bahwa wilayah ini telah
tahapan kritik dalam metode penelitian. diabaikan oleh para zendeling. Dalam
Melalui buku-buku yang ditemukan, upaya penyebaran agama Kristen para
kemudian dilakukan kritik eksternal dan zendeling mempunyai pandangan khusus
internal. Kritik eksternal dilakukan mengenai struktur kepercayaan yang
terhadap keotentikan dari sumber seperti melingkupi orang Sunda, yaitu agama
melihat jenis kertas misalnya. Sementara Islam dan paganisme2 yang akan diubah ke
kritik internal kritik mengenai konten, dalam struktur masyarakat berdasarkan
seperti peristiwa-peristiwa, tokoh, dan agama Kristen.
cara-cara penyebaran agama Kristen di Dalam upaya mengubah struktur
Jawa Barat yang dituliskan dalam satu tersebut terdapat beberapa agent yang
buku dibandingkan dengan beberapa buku menurut Giddens sebagai orang atau
lainnya. sekelompok masyarakat yang tercerahkan
Buku-buku yang dijadikan dan mempunyai kemampuan untuk
perbandingan tersebut misalnya tentang mengubah struktur tersebut. Dalam
Mr. L.F. Anthing karya seorang zendeling 1 konteks Hindia Belanda agent tersebut
A.J. Bliek yang diterbitkan pada 1938. dapat dikatakan berasal dari dalam, yaitu
Buku tersebut sangat penting karena masyarakat Hindia Belanda sendiri.
Anthing merupakan tokoh utama dalam Sementara dalam konteks masyarakat
Kristenisasi di Jawa Barat. Buku lainnya Sunda upaya penyebaran agama Kristen
1 2
Zending adalah kegiatan penyebaran agama Penyembah berhala atau dalam pandangan-
Kristen, sedangkan untuk penyebarnya disebut pandangan orang Kristen adalah kepercayaan
dengan zendeling. di luar agama Kristen.
Elmu Anyar…(Raden Muhammad Mulyadi) 223
merupakan suatu hal yang dilakukan oleh berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya
agent yang berasal dari luar strukturnya. mistis. Elmu merupakan suatu bentuk
Pembahasan penelitian ini memfokuskan sinkretisme, suatu percampuran satu
pada pemahaman para agent terhadap kepercayaan dengan kepercayaan lainnya.
struktur orang Sunda dan upaya-upaya Asal usul komunitas Kristen di
agent dalam mengubah struktur orang Indonesia menurut NZV memperlihatkan
Sunda, khususnya upaya agent untuk corak yang sama dengan pembentukan
mengubah struktur yang berkaitan dengan komunitas-komunitas Kristen di Jawa
sinkretisme. Tengah yang dibentuk Sadrach dan
komunitas Modjowarno yang dibentuk
1. Masyarakat Sunda dalam pandangan oleh Coolen. Pembentukan komunitas
para zending Kristen tersebut dilakukan melalui pendeta
Menurut NZV, penyebaran pembantu dengan pendekatan elmu.
misionaris di Jawa Barat memiliki karakter Sejalan dengan pendapat NZV,
yang sangat istimewa, terdapat tantangan Bouke Minnes Alkema (1917: 67) yang
dan adanya kesulitan-kesulitan khusus merupakan salah seorang pendeta NZV
karena orang-orang Sunda adalah penganut dan tokoh penyebaran agama Kristen di
Islam. Mereka hanya ingin hidup damai di Jawa Barat mengatakan bahwa orang
wilayah mereka yang indah, yang sangat Sunda adalah Islam, yang percaya bahwa
mereka cintai sehingga mereka sulit "hanya ada satu Tuhan, dan bahwa
berpisah dengan lingkungannya Muhammad adalah nabi-Nya." Namun,
(Nederlandsche Zendingsvereeniging: 11- pada sisi lain menurut Alkema mereka
12). Agama Islam di pulau Jawa bukan percaya pada semua roh atau hal-hal yang
seperti pohon yang tidak berbunga lagi. merupakan mistik. Dengan demikian
Bahkan sebaliknya, setiap tahun buahnya menurut Alkema orang Sunda dapat
semakin bertambah banyak. Orang Jawa digolongkan sebagai pagan atau
masih merasa yakin bahwa agama Islam penyembah berhala. Hal itu menurutnya
memenuhi kebutuhannya. Hal itu karena agama Islam itu bukan agama
merupakan penyebab utama dari kurang hatinya orang Sunda. Lebih jauh Alkema
berhasilnya penyebaran agama Kristen. mengatakan bahwa;
Menurut van der Linden, seorang Jika Anda meminta agama hatinya,
zendeling di Hindia Belanda pada jawabannya adalah: orang Sunda
pertengahan abad ke-19, orang Sunda sama adalah seorang yang kafir. Jika
sekali belum siap untuk dikristenkan. Anda meminta agama yang dengan
Mereka beragama Islam, dan menaruh rasa senang hati ia panggil, maka orang
hormatnya terhadap Al Quran dan imam Sunda adalah seorang Islam.
agama itu sangat tebal, meskipun demikian Alkema dan pendeta NZV
mereka sebenarnya kurang memahami memandang orang Sunda muslim sebagai
agama Islam.3 orang-orang yang tidak memahami
NZV berpandangan bahwa sepenuhnya ajaran Islam. Ketidakpahaman
keimanan orang-orang Sunda tidak lebih orang Sunda yang muslim terhadap
dari orang Jawa di Jawa Tengah dan Jawa agamanya dikarenakan penggunaan bahasa
Timur. Sebenarnya orang Sunda juga Arab dalam aktivitas doanya. Tetapi suatu
mengenal elmu, yaitu suatu hal yang hal yang lebih mendasar lagi adalah
keyakinan mereka bahwa apa yang seorang
3
Surat Zendeling D.J. van der Linden kepada muslim Sunda lakukan tidak selalu sejalan
pengurus Pusat NZV, Bandung, 8 Mei 1863. dengan ajaran Islam (Alkema. 1917: 72
ARvdZ 14-3 dalam van der End: 100. dan Blinde, 1920: 21).
Mengenai adanya dua unsur
kepercayaan dalam masyarakat Sunda,
yaitu Islam dan paganisme juga dinyatakan
224 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 219 - 234
dalam Handboekje van die Geschiedenis Schotsche Kerk di Meester Cornelis 4 yang
der Zending (1876: 19). Suatu buku sudah telah lebih dahulu menyebarkan
pegangan untuk para zending itu agama Kristen di Batavia pada
menyatakan bahwa secara umum agama pertengahan abad ke-19, juga sudah lama
orang Jawa (termasuk Sunda) adalah memberi saran yang sama kepada
Islam, tetapi sebetulnya di dalam hati pemerintah dan kalangan zending untuk
orang Jawa kaum pagan. Orang-orang menyebarkan agama Kristen di Jawa Barat.
Sunda selalu merasa dikelilingi oleh roh- Menurutnya, sudah waktunya untuk
roh baik dan jahat; dia melihat tanda-tanda menyebarkan agama Kristen terhadap
di mana-mana di alam yang meramalkan orang-orang Sunda yang banyak diabaikan
apakah seseorang akan beruntung dan oleh para zendeling karena tertahan oleh
bahagia atau tidak; mereka menempatkan agama Islam yang banyak dianut oleh
makanan, bunga, atau uang logam, sebagai orang Sunda (Rooseboom, 1908: 23).
pengorbanan, di tempat-tempat keramat, Pada awal Oktober 1858, Jawa Barat
dan banyak menempelkan segala macam NZV merekomendasikan ke Pemerintah
mantra dan formula aneh di rumahnya, Belanda sebagai daerah yang akan
yang menurutnya memberikan dilakukan misi zending. Rekomendasi
kemakmuran dan dapat melindungi dari tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa
kejahatan. Sebenarnya semua ini wilayah Sunda tidak pernah menjadi
bertentangan dengan agama Islam. wilayah penyebaran agama Kristen
Dalam pandangan-pandangan para sebelumnya (Rooseboom, 1908: 23).
zendeling di atas tampak adanya dua Semangat penyebaran agama
struktur, dalam konteks Giddens, yang Kristen ke Jawa Barat tidak terlepas dari
melingkupi masyarakat Sunda. Pertama Pietisme yang muncul pada akhir abad ke-
adalah adanya ajaran dan nilai-nilai Islam 17, di Belanda dan Jerman. Gerakan
yang kuat pada mayoritas orang Sunda. tersebut merupakan suatu gerakan
Kedua, adanya unsur-unsur pagan dalam kebangkitan agama Kristen. Pietisme
masyarakat Sunda. Kedua struktur yang merupakan reaksi terhadap kondisi gereja
dijelaskan di atas tersebut terjadi pada yang hanya hidup untuk dirinya sendiri
pertengahan abad ke -19, sementara dalam saja. Pietisme bertujuan menyadarkan
konteks ruang hanya dijelaskan dalam gereja akan tugasnya, bahwa selain sebagai
kasus di wilayah yang kemudian menjadi sarana tempat beribadah, gereja juga
tempat komunitas Kristen yaitu Cigelam, memiliki misi untuk melaksanakan
daerah Bogor saja. Tidak dijelaskan secara “Amanat Agung” yaitu tugas penyebaran
spesifik di wilayah lainnya tempat orang agama Kristen. Pietisme mengingatkan
Sunda yang mempunyai pemahaman Islam bahwa umat Kristen harus menyebarkan
yang kuat dan di wilayah mana unsur- agamanya kepada orang-orang pagan
unsur agama Islam hanya tampak di dengan melintas batas geografis, bukan
permukaan saja sedangkan dalam hanya untuk masyarakat Belanda sendiri,
kehidupan sehari-hari unsur-unsur pagan tetapi ke wilayah lainnya termasuk ke
masih berlaku. tengah-tengah orang Sunda (Bronsveld,
Muncul pandangan umum di 1867: 16, Lindenborn, 1918: 40 dan Hale,
kalangan zending bahwa kaum pagan lebih 1993: 4-11).
terbuka bagi agama Kristen daripada Jawa Barat yang dimaksud oleh
penerimaan pemeluk agama Islam bagi NZV mencakup wilayah Banten, Batavia,
agama Kristen. Islam lebih kuat melawan Karesidenan Priangan dan Cirebon.
Injil daripada Paganisme, tetapi misi Wilayah tersebut dihuni oleh orang-orang
terhadap orang Sunda yang Islam pun Sunda, sehingga daerah ini juga
harus tetap dilakukan (Rooseboom, 1908:
154-155 dan Blinde, 1920: 13). 4
Meester Cornelis saat ini merupakan wilayah
E.W. King, seorang pendeta Vrije Jatinegara di Jakarta.
Elmu Anyar…(Raden Muhammad Mulyadi) 225
menyandang nama wilayah Sunda. Jumlah dalam penyebaran Kristen merupakan
orang yang diprediksi dapat dikristenkan suatu kegiatan pribadi. Aktivitas
sebanyak enam juta jiwa orang Sunda, keagamaannya di Hindia Belanda sudah
seratus ribu orang Cina, Arab dan orang tampak sejak dia bertugas di pengadilan
timur asing lainnya (Rooseboom, 1908: Semarang, dan lebih menonjol lagi ketika
24). dia menduduki Wakil Ketua Mahkamah
Menurut Rooseboom (1908: 24) Agung Hindia Belanda di Batavia. Setelah
banyak keuntungan yang dimiliki Jawa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Barat sebagai daerah misi. Pertama, Wakil Ketua Mahkamah Agung pada
iklimnya dianggap baik. Iklim yang baik tahun 1870, saat berusia 50 tahun,
tentu merupakan hal penting bagi zending. kemudian ia mengabdikan diri sepenuhnya
Keuntungan kedua, adalah bahasa untuk pekerjaan zending (Bliek, 1938: 4).
yang sama, yaitu bahasa Sunda tanpa Meskipun ia sering dikatakan
perbedaan dialek yang signifikan, sebagai perintis, Anthing bukanlah orang
dituturkan oleh semua orang di Jawa Barat. yang pertama melakukan penyebaran
Kecuali kota-kota pesisir, tempat agama Kristen di Jawa Barat. Sebelum
penduduk menggunakan bahasa campuran kedatangannya di Batavia, penyebaran
dari bahasa Melayu atau Jawa. Bahasa agama Kristen pernah dilakukan oleh
Sunda kaya dan kuat, cocok untuk khotbah misionaris Baptis Inggris Robinson dan
Injil dan bacaan Kristen. Keuntungan Philips tahun1811 -1821. Kemudian ada
ketiga adalah adanya sarana transportasi juga penyebaran Kristen yang dilakukan
yang dapat dikatakan memadai, terlebih oleh seorang Jerman, salah satu dari tiga
jalur kereta api di wilayah Priangan pada misionaris pertama Nederlandsche
saat itu sedang dibangun. Zendelinggenootschap (NZG) pada 1814-
Dengan berbagai pertimbangan 1816 (Bliek, 1938: 3).
tersebut NZV kemudian mengirimkan misi Selain secara perorangan, pada
zending pertamanya ke Jawa Barat pada tahun 1851, Anthing bersama pendeta
akhir tahun 1862 (Bliek, 1938: 5). Pada 5 E.W. King dan beberapa orang Eropa
Januari 1863 misi zending yang dikirim lainnya juga mendirikan organisasi pe-
tiba di Batavia. Tiga orang pendeta yang nyiaran agama Kristen yaitu Genootschap
tergabung dalam misi zending yang voor In en Uitwendige Zending te Batavia
pertama adalah C.J. Albers, D.J.v.d. (GIUZ). Organisasi yang didirikan oleh
Linden dan G.J. Grashuis. Penyebaran Anthing tersebut bekerjasama dengan
agama Kristen di Jawa Barat oleh NZV ini organisasi zending Zendeling Werkman di
merupakan suatu tonggak sejarah bagi Belanda.
suatu misi zending. Misi zending Ketokohan Anthing dalam me-
kemudian dilakukan Abad dimulainya nyebarkan agama Kristen karena dialah
penyebaran agama Kristen di Jawa Barat. orang pertama yang menyebarkan Kristen
di Jawa Barat dengan gagasannya bahwa
2. Mr. F.L. Anthing sebagai tokoh penyebaran agama Kristen di Sunda harus
penyebar Kristen di Jawa Barat dilakukan oleh masyarakat Sunda sendiri
Mr. F.L Anthing sering disebut (Nederlandsche Zendings-vereeniging,
sebagai pintu masuk misi di Jawa Barat 1920: 8). Anthing telah memperkenalkan
hampir semua penyebaran Kristen di Jawa gagasan ini di NZG pada 1857, kemudian
disiapkan atau dimulai olehnya termasuk di GIUZ di Batavia dan di Java Committee
di Jawa Barat. Anthing sebenarnya bukan pada tahun 1865. Anthing tidak hanya
seorang zendeling formal, artinya bukan memberikan gagasan mengenai metode
merupakan seorang zendeling yang pernah penyebaran agama Kristen, tetapi juga
memiliki pelatihan untuk menjadi seorang sering terjun langsung untuk menyiarkan
misionaris melalui lembaga-lembaga agama Kristen kepada kalangan pribumi di
gereja atau lembaga zending. Aktivitasnya pedalaman dengan membentuk para
226 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 219 - 234
tidak takut. Kyai Bujang dan istrinya yang lemah sangar, kayu angker dadi
percaya kemudian dibaptis di Batavia, towo,
Kyai Bujang mendapat nama baptis tita Gusti Tuhan Yesus Kristus,
Abraham yang juga dipanggil dengan Jurusalamet kami salami-lamina
Ibrahim dan istrinya mendapat nama baptis
Sarah (Bliek, 1938: 15-16 dan Nederland- Setelah membacakan rapal tersebut
sche Zendings Vereeniging, 1920: 11). selanjutnya Laban menyerahkan sirih yang
Gambar 2 telah dikunyahnya kepada Nipin dan
menyuruh Nipin untuk menguyahnya
sampai dua kali. Nipin kemudian sembuh
dan dapat bekerja kembali (End, 2006:
294).
Mantra yang diucapkan Laban sama
persis dengan mantra yang diajarkan
Jakobus dan Yusuf. Tampaknya mantra
tersebut merupakan mantra standar para
pembantu pendeta pribumi yang
melakukan penyebaran dengan cara elmu.
Mantra dan doa dalam masyarakat
Kyai Ibrahim dan Sarah (istrinya) pribumi di Hindia Belanda dipercaya
Sumber. Bliek, A.J. 1938: 3. sebagai obat atau memberikan suatu
kekuatan magis tertentu. Masyarakat
Manfaat-manfaat praktis dari mantra pribumi, misalnya mempercayai bahwa air
yang dibawakan oleh “elmu anyar” seperti yang diberi doa oleh tokoh-tokoh agama
terhindar dari marabahaya dan untuk atau orang yang dianggap mempunyai
berhasilnya penanaman padi, juga sejalan kesaktian seperti dukun, dapat menjadi
dengan manfaat dalam pengobatan. obat atau mukjizat bagi orang yang sakit
Mantra-mantra penyembuhan merupakan sehingga menjadi sembuh. Kepercayaan
suatu mantra yang menjadi harapan seperti itu muncul juga terhadap agama
kesembuhan bagi sebagian penduduk pri- Kristen.
bumi Kristen yang sedang sakit. Salah satu bentuk pengobatan
Gambaran suatu rapal lainnya yang dengan sugesti atau mukjizat dari suatu
menunjukkan bahwa penyembuhan dapat cara yang seperti itu dicatat oleh Blinde
dilakukan melalui rapal adalah suatu (1920: 25-26), bahwa pendeta Albers
penyembuhan terhadap orang gila yang sering didatangi oleh penduduk pribumi
bernama Nipin di Kampung Sawah, yang meminta pengobatan kepadanya.
Bekasi. Laban, seorang pendeta pembantu Pengobatan tersebut bukan merupakan
kemudian berupaya mengobati Nipin pengobatan dengan menggunakan obat-
dengan membacakan doa menurut agama obatan dalam dunia kedokteran modern,
Kristen (End, 2006: 294). melainkan melalui media air yang telah
Sebelum mengucapkan doa, Laban diberi doa oleh pendeta tersebut. Mengenai
mengambil beberapa lembar daun sirih pengobatan melalui media air yang
yang dan mengolesinya dengan kapur sirih, dilakukan oleh pendeta Albers tersebut,
kemudian dia mengunyahnya dan me- Blinde (1920: 25) menuliskannya sebagai
ngeluarkan dari mulutnya lalu diucapkan berikut:
mantra sebagai berikut:
Bapa Allah, Masyarakat datang untuk meminta
Putra Allah, bantuan. Pendeta Albers kemudian
Roh Suci Allah, mengambil botol, mengisinya de-
telu-telune dadi siji, ngan air, dan kemudian berbicara
upas racun dadi towo, dengan mulut tepat di atas mulut
Elmu Anyar…(Raden Muhammad Mulyadi) 231
botol "Bapak Kami", dengan sedikit obat-obatan, mengusir setan dari orang-
lelucon dengan cepat dia menutup orang sakit, mereka semua tidak akan
botolnya, supaya "kekuatannya" diakui sebagai jemaat (End, 2006: 179).
tidak hilang dan dia memberikan air Anthing juga sebenarnya menentang
yang telah diberi doa tersebut itu sinkretisme dalam agama Kristen yang
kepada orang yang sakit, yang harus dilakukan oleh orang-orang pribumi. Akan
minum darinya secara teratur. tetapi, Anthing dipandang kurang tegas
bertindak, dia tidak melakukan tindakan
Memberi doa untuk orang yang sakit terhadap jemaatnya yang melakukan
melalui media air seperti yang dilakukan sinkretisme (End, 2006: 179).
pendeta Albers dapat dikatakan sebagai Tindakan Anthing yang lunak
suatu peristiwa biasa saja. Tetapi, dalam terhadap sinkretisme dapat dipahami
konteks teori strukturalis dari Giddens melalui pandangannya dalam upaya
memperlihatkan bahwa pendeta Kristen penyebaran agama Kristen. Dia me-
yang orang Belanda pun tidak luput dari mandang bahwa generasi penganut Kristen
struktur kepercayaan masyarakat pribumi. yang lebih baik akan muncul di masa de-
Dia dan agamanya harus memperlihatkan pan. Bukan pada saat pertama kali di-
tuahnya atau mujizatnya, baik dalam doa sebarkan. Kualitas pemahaman generasi
yang sesuai dengan ajarannya atau dengan Kristen pertama masih jauh di bawah batas
mantra. tuntutan agama Kristen. Kualitas keimanan
yang lebih baik akan muncul dari anak-
4 Kecaman dan Pujian anak dan cucu-cucu mereka yang dididik
Percampuran antara doa dan rapal lebih baik. Mereka lah yang dapat
yang diajarkan oleh para pendeta diharapkan menjadi penganut agama
pembantu dididikan Anthing menampakan Kristen yang terhindar dari sinkretisme.
dua sisi. Pada sisi yang pertama, kalangan Anthing berpandangan bahwa para
NZV menganggap bahwa tindakan tersebut orang tua pemeluk Kristen generasi
merupakan suatu keberhasilan dalam pertama masih sangat ditentukan oleh
penyebaran agama Kristen. Pada sisi yang pengaruh Islam dan kekuatan-kekuatan
kedua, mereka sepakat untuk tidak me- anti Kristen lainnya, maka tidak mungkin
rekomendasikan cara tersebut. Para menghilangkan seluruh akar dan dahan-
zendeling Belanda menyatakan bahwa dahannya dalam waktu yang singkat. Dia
khotbah dalam penyiaran agama Kristen mengibaratkan agama Kristen sebagai
harus membangkitkan iman, sementara benih yang mulai tumbuh yang mengakar
elmu cenderung mengarah kepada di lahan serta bertumbuh dengan cepat,
takhayul, yang harus dibersihkan atau namun buah yang didambakan akan
dimurnikan kembali. didapatkan dalam waktu yang lama (End,
Para pendeta Eropa bersikap keras 2006: 179).
terhadap ajaran agama Kristen yang harus Pandangan Anthing tersebut terbukti
bebas dari tahayul. Mereka tidak mau dalam kasus kehidupan Kyai Ibrahim.
berkopromi dalam hal itu, orang Kristen Sejak ia pertama kali mengenal agama
yang melanggar susila atau melakukan Kristen sebagai “elmu anyar” sampai
tahayul akan dikucilkan dari jemaat. Orang beberapa waktu yang lama, terus me-
pribumi yang telah dibaptis tetapi masih mentingkan mantra. Dia banyak me-
mengkhitan putra-putranya dan mengikir lakukan pengobatan terhadap orang yang
gigi putri-putrinya dapat dikatakan sudah sakit melalui mantra-mantranya yang
keluar dari agama Kristen. Demikian pula bercampur dengan doa-doa dalam agama
bagi seorang pria yang melakukan Kristen. Praktek-praktek Kyai Ibrahim
poligami, dan bagi mereka yang percaya banyak mendapat kritik dari para
pada ajaran agama Islam, seperti zendeling, meskipun demikian melalui
pengucapan doa permohonan berkah atas Kyai Ibrahim muncul komunitas Kristen di
232 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 219 - 234
Cigelam dan juga di komunitas Kristen mereka dan Titus tidak akan ditasbihkan
Pasirkaliki di Krawang, karena Kyai sebagai pendeta Sunda. Bagi NZV
Ibrahim pernah ditugaskan untuk me- sinkretisme adalah suatu hal yang paling
nyebarkan agama Kristen di sana. Generasi dihindarkan dan dianggap sebagai dosa.
Kristen yang dianggap “buah yang Mengenai kualitas agama Kristen
didambakan” seperti yang digambarkan dalam orang Sunda yang semakin baik,
Anthing baru muncul dari generasi ketiga sesuai perhitungan Anthing dicatat oleh
Kyai Ibrahim, ketika cucu Kyai Ibrahim Alkema, bahwa ketika dia tiba di Cigelam
menjadi Pandita Sunda7 atau Inlandsch pada akhir abad ke 20. Alkema dipanggil
Predikant pada paruh ketiga awal abad ke karena ada seorang gadis yang sakit. Dia
20. Demikianlah lingkaran kecil guru pergi ke rumah gadis yang sakit tersebut.
agama Kristen muncul di tempat itu. Di sana banyak orang-orang Kristen me-
Lingkaran kecil Kristen di Cigelam menuhi ruangan, mereka berjongkok dan
akhirnya berkembang menjadi gereja berkumpul di sekitar orang sakit, mereka
Kristen yang independen pada awal abad berdoa didahului oleh pendeta pembantu.
ke-20 (Bliek, 1938: 16-17). Pembacaan dengan mantra telah di-
Tidak semua yang dikelompokkan hilangkan (Nederlandsche Zendings-
sebagai "Gereja Anthing" muncul dengan vereeniging, 1920: 36). Setelah beberapa
cara sinkretisme. Ada dua peristiwa yang puluh tahun komunitas Kristen Cigelam
menujukkan hal itu. Pertama, ketika tampak telah berubah, mereka telah
penyebaran agama Kristen di Jawa Barat mengesampingkan sinkretisme.
mengalami stagnasi, maka pada pendeta Berkat Anthing, melalui pendeta
dari NZV meminta bantuan kepada pembantu dengan sinkretismenya, jumlah
Anthing untuk menyediakan para pendeta orang Kristen di Jawa Barat meningkat
pembantunya. Beberapa di antaranya ada- secara bertahap. Hal tersebut merupakan
lah Sariun di Sukabumi. Titus, Lukas hasil penting bagi upaya pengkristen di
Rikin, Elifas Kaiin dan Jaeran di Cianjur Jawa Barat. Terutama dibandingkan de-
sementara Jimun di Sumedang dan Jacobus ngan upaya sebelumnya, yang tidak meng-
Arin di Majalengka (End, 2006:12). hasilkan sesuatu hal yang penting
Peristiwa kedua, tampak dalam (Nederlandsche Zendingsvereeniging,
penasbihan Titus sebagai pendeta Sunda 1920: 8).
pada 17 Mei 1917 oleh NZV. Titus pada Meskipun demikian apabila di-
awalnya murid dari Anthing yang di- bandingkan dengan wilayah lainnya,
persiapkan sebagai pendeta pembantu penyebaran agama Kristen di Jawa Barat
(End, 2006: 100). tidak memuaskan misi zending. Pada 1917
Kedua peristiwa di atas merupakan hanya ada sekitar 3.000 orang Kristen di
suatu pengakuan bahwa tidak semua Jawa Barat, sementara itu di wilayah
pembantu pendeta dari Anthing men- penyebaran Kristen lainnya dengan jumlah
jalankan sinkretisme dalam penyebaran zending yang terbatas dan lebih sedikit
agama Kristen. Apabila para pendeta pem- aktivitas pengkristenannya sudah jauh
bantu itu melakukan sinkretisme, maka lebih banyak mengkristenkan orang.
NZV tentu tidak akan menggunakan Mengenai tingkat keberhasilan
dalam penyebaran agama Kristen di Jawa
Barat, Prof. Dr. Kraemer mengatakan
7
Kata pandita berasal dari bahasa Sangsekerta bahwa, dengan memperhatikan jumlah
yang berarti guru, kata ini dikenal dalam dunia penduduk dan jumlah tenaga zending yang
zending misalnya sebagai Indie pandita bekerja di Jawa Barat, maka dapat
(Nederlandsche Zending Almanak voor het dikatakan bahwa Jawa Barat adalah daerah
Jaar 1901:l 35-36). yang tandus bagi penyebaran Kristen (End
dan Weitjens, 2008: 222).
Elmu Anyar…(Raden Muhammad Mulyadi) 233
D. PENUTUP menciptakan struktur baru di tengah
Agent penyebaran agama Kristen di struktur orang Sunda yang sudah ada
Jawa Barat secara perseorangan adalah sebelumnya. Struktur tersebut hanya
Anthing, sementara agent lainnya adalah terjadi dan berada di tengah-tengah ling-
NZVsebuah organisasi penyebar agama karan komunitasnya, yaitu komunitas
Kristen. Penyebaran agama Kristen di Kristen.
Jawa Barat merupakan suatu upaya para Sinkretisme tampaknya suatu feno-
agent untuk mengubah struktur orang mena yang umum terjadi ketika dua sistem
Sunda, yaitu dari kehidupan berdasarkan keyakinan atau lebih saling bertemu. Pada
agama Islam ke dalam struktur agama masyarakat Jawa, Agami Jawi atau
Kristen. Anthing menggunakan pendeta abangan sebetulnya tidak hanya terjadi
pembantu yang terdiri dari orang Jawa atau berkaitan dengan Agama Islam saja,
untuk menyebarkan agama Kristen kepada melainkan juga terjadi pada agama Kristen.
orang Sunda untuk menghindari kesan Setidaknya dalam sejarah penyebaran
bahwa agama tersebut adalah agama orang Kristen di pulau Jawa.
Belanda. Penyebaran agama Kristen yang Seperti halnya perilaku abangan
dilakukan dengan menyamarkannya se- yang berkaitan dengan Islam, kaum
bagai suatu kepercayaan lokal pribumi abangan yang berkaitan dengan Kristen
yaitu elmu dilakukan oleh para pendeta pun banyak mengakomodasi pandangan
pembantu didikan Anthing. Dia menyadari dan sistem ritual di luar ajaran baku.
bahwa apabila penyebaran agama Kristen Agama Kristen yang bercampur sinkretis
dilakukan secara terang-terangan maka menampakkan wajah yang lunak terhadap
akan berbenturan dengan orang Sunda. tradisi dan kepercayaan lokal. Berbeda
Selain itu Anthing sebagai agent memang dengan Kristen yang baku, lebih me-
menyadari bahwa sulit untuk mengubah nampakkan keketatan dalam berpegang
agama Islam yang sudah mengakar pada pada ajaran-ajaran Kristen doktrinal.
orang Sunda. Hal itu terbukti pada saat Sesuai dengan teori strukturasi dari
orang Islam Sunda mengetahui adanya Gidden bahwa struktur itu tidak selalu
penyebaran agama Kristen maka mereka tetap atau selalu berubah dalam ruang dan
menghentikan kegiatan tersebut. waktu, maka dalam struktur orang Sunda
Kemampuan para agent yang yang beragama Kristen pun mengalami
memperoleh hasil yang dapat dikatakan perubahan seiring perkembangan waktu.
besar dalam penyebaran agama Kristen di Awal masuknya agama pada pertengahan
beberapa wilayah di Hindia Belanda tidak abad ke-19 Kristen di Jawa Barat bersifat
berlaku pada orang Sunda. Hal itu sinkretis, tetapi pada awal abad ke 20
disebabkan struktur agama Islam begitu sinkretis secara perlahan mulai hilang.
kuat, sehingga menjadikannya suatu
identitas. Bahwa orang Sunda adalah DAFTAR SUMBER
Islam, sementara agama Kristen adalah Alkema, B.M. 1908.
untuk orang Belanda. Al Dit Land Zal Ik U Geven. Batavia:
Suatu hal yang dapat dikatakan FB Smits.
keberhasilan dari penyebaran agama
________1917.
Kristen, adalah mulai adanya orang Sunda
Kiekjes Uit de Soendalanden. Derde
yang memeluk agama Kristen dan Druk. Rotterdam: Nederlandshe
komunitasnya yang berada di pedesaan Zendingsvereeniging.
Jawa Barat. Hal itu merupakan suatu
fenomena yang baru muncul dalam Blinde, J.H. 1920.
pertengahan abad ke-19. Christian Albers: 1837- 1920. Zendeling
De Nederlandshe Zendingsvereeniging.
Anthing dan NZV dapat dikatakan
Rotterdam: Nederlansche
tidak berhasil mengubah struktur orang Zendingsvereeniging.
Sunda secara keseluruhan. Tetapi mereka
234 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 219 - 234
Bronsveld, A.W. 1867. ________ .1918.
Zendingsrede. Gehouden de 30sten Mei De Nederlandsche Zendingvereeniging:
1867. Rotterdam: F.H. Tassenmeijer. Gedurende Zestig Jaren. Rotterdam: De
Coolsma, S. 1901. Nederlandsche Zendingveree-niging.
De Zendingseeuw voor Nederladsch
Oos-Indie. Utrecht: C.H.E. Breijer. ________. 1922.
Onze Zendingsvelden. West-Java. Den
________. 1924. Haag: Algemeene Boekhandel voor
Terugblik op Mijn Levensweg.
Inwendige en Uitwendige Zending.
Rotterdam: J.M. Bredee’s Boekh en
Uitgevers-Mu. Nederlandsche Zending Almanak voor het Jaar
End, van den. 1988. 1901: Ermelo Zendingdrukkerij.
Ragi Carita. Sejarah Gereja di Nederlansche Zendingvereeniging. 1920.
Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Gunung De Zendingpost Tjigelam op West Java.
Mulia. S Gravenhage.
________. 2006. Nederlandshe Zendingsvereeniging. 1933.
Sumber-sumber Zending tentang Na 75 Jaar. 1858-1933. Nederlandshe
Sejarah Gereja di Jawa Barat 1858 – Zendingsvereeniging.
1963. Jakarta: Gunung Mulia. Rooseboom. Ds.H.J. 1908.
Na Vijftig Jaren. Gedenboekvan
________ dan J. Weitjens.S.J. 2008.
Nederlandsche Zendingvereeniging.
Ragi Carita: Sejarah Gereja di Rotterdam: Electrische Drukkerij. D van
Indonesia 2. Jakarta: Gunung Mulia. Sus & Zon.
Giddens, Anthony. 1984. Verhoeven, J. 1923. Een Welbesteed Leven.
Teori Strukturasi Dasar-Dasar Zendingbureau Oegstgeest.
Pembentukan Struktur Sosial
Masyarakat. Terjemahan oleh Maufur
dan Daryanto. 2010. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Handboekje van die Geschiedenis der
Zending.1876. Rotterdam: M WYT &
Zonen.
Hale, L. 1993.
Jujur Terhadap Pietisme: Menilai
Kembali Reputasi Pietisme Dalam
Gereja-Gereja Indonesia. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Hidding, K.A.H. 1935.
Gebruiken en Godsdienst der
Soendaneezen. Batavia: Uitgave G
Kolff.
Koentjaraningrat. 1984.
Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai
Pustaka.
Lindenborn, M. 1914.
De Zending op West-Java. Rotterdam.
Electrische Drukkerij. D van Sus &
Zon.