Anda di halaman 1dari 7

Nama : Inridita Felipsyani Anin

No. Stbk : 2181.3670


Kelas :A
Mata Kuliah : Agama Lokal
Dosen : Pdt, Dr Siskus Manabung, M.Th, M.H

Critikal Note 11 Maret 2020

Ada 3 kompenen yaitu pengatar, agama, dan lokal, pengantar adalah menemisni,
membawa dan mengirim orang, orang tersebut bias menjadi pembimbing atau alat untuk
membawa orang atau sesuatu untuk masuk kedalam agama local. Agama adala kepercayaan
terhadap dunia lain yang berkuasa dengan lain disebut ilahi atau Tuhan, local atalah suatu tempat
dengan semua komponen fisik maupun non fisik , rohani, materi, jasmani, peradaban budaya
yang terbatas pada suatu wilayah. Jadi pengantara Agama Lokal adalah pembinaan atau
pembimbing kearah yang bertanggung jawab.

Tanggung jawab di bagi menjadi 3 yaitu: secara iman, secara moral, dan secara
professional. Secara Profesional itu bertanggung jawab kepada kepentingan komunitas keilmuan,
secara Iman bertanggung jawab kepada Tuhan yang maha esa dan gerejawi, secara Moral
bertanggung jawab kepada kepentingan manusia.

Catatan kritis penulis: penulis sangat setuju dengan materi yang dipaparkan karena materi
tersebut membahas secara rinci dan detail tentang pengantar agama local maka dngan mudahnya
penulis dapat mengerti.
Critikal Note 18 Maret 2020

Dalam pembahasan standar intelektual secara universal memiliki beberapa bagian yang di
bahas yakni:

Ketetapan-logis-relevan

Kejelasan-kedalaman-bermakna

Akurat-luas-pantas

Dalam nuansa ilmiah tidak boleh menggunakan kata harus atau pokoknya harus sesuai dengan
fakta data yang ada dan fenomena nilai dalam arti bahwa apa adanya.

Secara sosiologis dan antropologis manusia mampu bersosialisasi tidak dapa melepaskan
dirinya dari kepercayaan yang sudah mengikat dirinya dengan sesame manusia. Dalam pluralitas
manusia hidup secara bersama-sama apapunyang manusia percaya atau apapun agamanya
manusia tidak pernah hidup sendiri, dalam religious dan teologi manusia sama dengan ciptaan
Tuhan yang ain yitu sama-sama diciptakan dalam kehidupan didunia ini dan akan saling terikat
antara satu dengan yang lain dalam keyakinan religi yang berbeda.

Catatan kritis: yang penulis pahami dalam materi ini adalah bagiman manusia hidup saling
membutuhkan satu dengan yang lain, manusia hidup secara bersama-sama walaupun beda
kepercayaan mereka.
Critikal Note 1 April 2020

Agama adalah Ajaran sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan ibadah
kepada Tuhan yang Mahakuasa. Iman adalah pengakuan akan Tuhan dan sikap batin atau hati
kepada Tuhan dalam realitas pribadi, komunitas dan institusi harus menhadap kepada Tuhan,
wadah komunikasi manusia, pribadi, komunitas dan institusi dengan Tuhan dan Tuhan dengan
manusia, merefleksikan mengaplikasikan dan relevansi iman dalam realitas hidup manusia
dengan sesamanya baik itu dalam pribadi, komunitas maupun institusi atau hidup manusia
dengan lingkungan dan dunia sekitar seperti makhluk hidup, dan ciptaan lain dalam domain
kehidupan.

Unsur-unsur agama yakni kepercayaan kepada Tuhan, sakralitas, ritualitas, sikap batin
atau hati, umat beragama. Pengakuan adanya kuasa, pengakuan keterbatasan, pengakuan tersebut
direfleksikan dalam pemahaman teologis. Ada juga kuasa yang transender yaitu Tuhan, Dewa
dan Illah memiliki sifat kudus dan suci orang yang terpaut dengan Tuhan, Dewa, Illah adalah
orang suci dan kudus, tempat yang terkait dengan Tuhan, Dewa, Illah adalah tempat suci, karena
keterbatasan manusia manusia membutuhkan peribadahan dan penyembahan untuk mendapatkan
perkenan Tuhan, Dewa, Illah dan berkat hidup dan keselamat manusia.

Keterikatan dan keterpautan manusia dengan tuhan, dewa, illah menjadi bagian yang
penting dalam penyembahan dan untuk mendapatkan perkenan, berkat hidup dan keselamata
Sikap hati dan keterpautan dengan Tuhan, dewa, illah, menjadi nyata dalam spiritualitas dan
moralitas (keterpaduan kata dan perbuatan, kesatuan perkataan dan perilaku/tindakan) Manusia
yang percaya dan mengaku tuhan, dewa, illah menjadi (adalah) umat (pribadi ) beragamaPribadi
umat beragama yang sama membentuk dan menjadi komunitas beragama Umat beragama
membutuhkan dan membentuk (menjadi) institusi
Critikal Note 8 April 2020

Kepercayaan dan keyakinan yang nyata dalam fenomena, agama terbentuk karena ada
manusia beragama. Kualitas dan kuantitas manusia beragama menjadi kualitas dan kuantitas
agama manusia beragama dengan kualitas dan kuantitasnya membentuk agama yang berkualitas
dan berkuantitas dan demikian sebaliknya. Agama yang berkualitas membentuk manusia
beragama yang berkualitas dan berkuantitas. Taraf dan nilai kuantitas manusia menetukan taraf
dan nilai kualitas dan kuantitas agama, demikian sebaliknya, kuantitas dan kualitas agama
menjadi fenomena hidup manusia beragama dan fenomena agama Fenomena agama ada dalam
realitas sikap hidup dan perilaku manusia beragama. Fenomena agama nampak/nyata dalam
komunitas dan Institusi manusia beragama Komunitas dan Institusi manusia beragama menjadi
( wadah dan medium bertumbuh dan berkembangnya fenomena agama. Keyakinan dan
kepercayaan manusia beragama nampak/nyata dalam sikap hidup dan perilaku komunitas dan
institusi Keyakinan dan kepercayaan manusia beragama membentuk komunitas dan institusi,
dan sebaliknya Sikap hidup dan perilaku manusia beragama membentuk kultur dan adat Kultur
dan adat sebaliknya juga membentuk sikap hidup dan perilaku manusia beragama Karena itu
kultur dan adat menjadi (adalah) fenomana agama yang ada dalam kehidupan manusia Dalam
kepercayaan adat adalah agama dan agama adalah adat.
Critikal Note 15 April 2020

Ada empat identitas agama yaitu agama sebagai kepercayaan, agama sebagai institusi,
agama sebagai kultur, dan agama loka, suku dan rakyat. Agama sebagai kepercayaan muncul
dari tanggapan atau respon manusia terhadap alam sekitarnya dan dunia kehidupan dimasa yang
akan datang. Dunia sekitar kehidupan memiliki banyak potensi dan energy terkadang potensi dan
energi itu melampaui batas kemampuan manusia, agama sebagai kepercayaan misalnya ketika
manusia tidak mampu mengatasi bencana alam manusia tidak dapat menambah dan mengurangi
panas teriknya matahari dan hujan yang dibutuhkan untuk tumbuhan yang menjadi kebutuhan
utama manusia. Potensi dan energy yang dimaksud disini adalah sebagai suata kekuatan atau
kuasa yang mengatur alam sekitar dan dunia kehidupan termaksud manusia, manusia menjadi
bagian integral dan tidak punya kuasa menolak dan melawan manusia tunduk sepenuhnya pada
otoritas kuasa dan kekuatan alam. Manusia menerima, mempercayai dan mengakui personifikasi
kekuatan dan kuasa alam.

Dinamisme adalah penerima kepercayaan dan pengakuan kekuasaan dan kuasa dalam
ilmu agama yaitu suatu kepercayaan terhadap kekuatan dan kekuasaan yang ada dan yang
menguasai alam sekitar dan dunia kehidupan sedangkan dynamis berarti kekuatan, kekuasaan
atau khasiat. Agama sebagai kepercayaan berkembang dari agama pralogis, dinamisme,
animism, para illah, para dewa dan dewa tertinggi atau politeisme sampai akhirnya tiba
monoteisem seperti agama Kristen dan islam. Dinamisme, animisme dan dunia illahi dengan
para ilah dan para dewa bukanlah suatu kepercayaan dan terstruktur dan sistematik terorganisasi
dan institusional. Dalam penerimaan, pemercayaan dan pengakuan mutlak maka kebenaran
agama dan kepercayaan sendiri menjadi kebenaran satu-satunya dan dengan demikian tidak
terelakan terjadinya penghakiman dan penghukuman agama lain.
Critikal Note 22 April 2020

Agama sebagai institusi muncul dari kesadaran menata atau mengatur kebersamaan
komunitas orang percaya, kebersamaan komunitas orang percaya dengan potensi karunianya
masing-masing bertumbuh dan berkembang secara alamiah dan terus menerus berinteraksi dan
beriterelasi secara dinamis, aktif, dan kreatif. Instusi komunitas orang percaya Nampak dalam
kepercayaan yang sudah melembaga, tetap dan parmanen kepada Tuhan, dewa dan illah. Tuhan,
dewa dan Illah apapun wujudnya, bentuknya dan dimanapun tempatnya yang sudah terarur tetap
dan terus dan menerus.

Kitab suci menjadi dasar kepercayaan kepada dan pemahaman tentang Tuhan, dewa dan
illah kitab suci menjadi dasar dan pertunjuk penyembahan kepada Tuhan, Dewa dan Illah tempat
suci adalah tempat berada dan kehadira-Nya. Umat adalah orang-orang atau pribadi secara
teratur dan tetap berinteraksi dan berinterelasi dengan sesame dalam konunitas dan di tengah
dunia lingkungan. Menejemen dan administrasi dibutuhkan untuk penetaan dan pengaturan
pribadi dan komunitas yang percaya kepada Tuhan, Dewa, dan Illah. Interaksi dan intelerasi
pribadi dan komunitas membutuhkan manejemen dan administrasi.

Masih ada dan dapat ditambahkan identitas lain yang menunjukan agama sebagai institusi
Kelima identitas itu Tuhan itu adalah Tuhan, Kitab Suci, Umat dan menejemen administrasi
sudah dapat menjadi acuan pengakuan hadirnya suatu agama di tempat, daerah, wilayah, negara
tertentu. Karena itu agama local tidak dapat disebut institusi sebab seperti dikatakan sebelumnya
bahwa tidak ada orang yang mau atau setuju dirinya disebut beragama atau mengaku percaya dan
menjadi pengikut agama dinamisme, animisme, para ilahh dan para dewa atau kepercayaan itu
tidak terstruktur.
Critical Note 06 Mei 2020

Agama sebagai kultural muncul dari kesadaran penataan atau mengatur kehidupan sesuai
dengan harkat dan martabat manusia dihadapan Tuhandimana manusia dengan potensinya
masing-masing bagaimana mereka berpikir, bertingkah, bertindak dalam kepercayaannya. Dalam
hidup dan karena hidup manusia menciptakan dan menghasilkan yang Namanya kultur bukan
hanya itu tetapi juga dalam hidup dan karena hidup maka kultur menciptakan dan menghasilkan
manusia yang mempunyai martabat atau manusia yang beradap memiliki sopan santun. Apapun
wujudnya, bentuk, nama atau apapun dimanapun kepercayaan manusia kepada Dewa, Tuhan,
dan Illah adalah hasil dari cita, karsa dan rasa manusia. Tuhan, Dewa, dan Illah dalam
kepercayaan manusia hanya dapat dipikirkan dan dapat dipahami dan diketehui dalam kultur,
hanaya dapat dipercaya dan diimani disembah, dipuji dan dimuliakan dalam kultur, Tuhan,
Dewa, dan Illah hanya dapat menyatakan dirinya hanya dalam kultur.

Agama lokal, suku, dan agama rakyat kepercayaannya tidak terstruktur dan terorganisasi
dengan baik. Kenapa disebut agama lokal karena kepercayaan terbatas pada satu tempat tertentu,
jika ada kepercayaan yang sama ditempat tersebut tetap tidak saling terkait dan tidak berhubung,
ada juga agama suku di sebut agama suku karena dianut oleh satu suku bangsa tertentu jika
kepercayaan tersebut dianut oleh suku bangsa lain tetapi satu suku dengan suku lainnya tidak
terkait dan berhubungan selain agama lokal dan agama suku ada juga agama rakyat disebut
agama rakyat karena kepercayaan itu hidup dan dipercaya secara diam-diam atau secara
tersembunyi dan tidak resmi oleh kebanyakan rakyat kepercayaan itu tumbuh dan terpelihara
bahkan mempengaruhi kepercayaan agama resmi dan kehidupan real masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai