1. Dalam Dalilnya yang ke-45 Martin Luther menegaskan “Christians are to be taught
that he who sees a man in need, and passes him by, and gives [his money] for
pardons, purchases not the indulgences of the pope, but the indignation of God.”
(Orang-orang Kristen harus diajar bahwa orang yang memandang seseorang yang
kekurangan dan melewatinya, memberikan uang untuk mendapatkan pengampunan
dosa, tidak sedang membeli surat pengampunan dosa dari Paus untuk dirinya
sendiri, tetapi murka Allah.). Dalil ini mematahkan pengajaran dan penjualan surat
penghapusan/pengampunan dosa ”indulgensi” Roma Katolik pada masa Reformasi
Luther 1517. Kembangkan analisa dan penjelasan teologi saudara terhadap dalil ini
bertitik tolak dengan konteks Reformasi Luther tahun 1517 dan kembangkan analisa
teologi saudara dengan teologi Salib sebagai materai Eskhatologi Kristosentris iman
kita. Kembangkan analisa teologi saudara kepada suatu dasar (landasan)
pengembangan Teologi Sosial (Solidaritas) gereja pada saat ini.
3. Dalam perjalanan karir teologi dan Filsafat-nya, Karl Rahner mencetuskan konsep
teologi yang disebut dengan “Anonymous Christian” (Kristen tanpa nama), dan
konsep teologi ini sangat mempengaruhi perjalanan teologi kekristenan hingga saat ini
secara khusus dalam perkembangan teologi kekristenan yang berhubungan dengan
1
masyarakat yang pluralis. Berikan penjelasan apa dan bagaimana pemahaman dari ide
teologi “Anonymous Christian” tersebut dan bagaimana pandangan teologi
sistematika saudara dalam implementasi ide teologi tersebut pada saat ini secara
khusus di Indonesia yang dikenal dunia dengan keberagamannya. Bagaimana konsep
teologi Rahner ini mampu mendukung dan menjadi dasar berpikir teologi kekristenan
dalam mengembangkan ide rekonsiliasi dan juga keharmonisan dalam semangat
“Unity in Diversity” (Kesatuan dalam kepelbagaian)!!
---------SELAMAT MENGERJAKAN---------