Anda di halaman 1dari 21

Etika

TUGAS ETIKA KRISTIANI

Pendekatan dalam Etika

 Etika sebagai Ilmu


Etika didefinisikan sebagai ilmu atau ajaran tentang tindakan atau perbuatan
manusia, yang di nilai berdasarkan suatu norma etis. Berbicara tentang etika kita
menemukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
tentang apa yang benar dan apa yang salah, tentang apa yang indah atau tentang yang
berguna, dan tentang apa yang mahal atau tentang yang bermanfaat serta tentang apa
yang mempunyai arti bagi politik atau tentang apa yang mempunyai manfaat bagi
ekonomi dan lain sebagainya.
Tinjauan etis adalah salah satu tinjauan yang kita gunakan untuk menilai
tindakan atau perbuatan orang tentang yang baik dan yang buruk.
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang bebas dan bertanggung jawab,
sehingga manusia selalu menghendaki dan memilih, supaya ia memikul tanggung
jawab atas tindakan atau perbuatannya, meskipun manusia diciptakan bertanggung
jawab tapi keputusan-keputusan yang diambilnya belum tentu tepat dan norma-norma
yang di ambil belum tentu juga norma itu tepat, sehingga masih harus diteliti dan
dibuktikan terlebih dahulu.
Penting nya etika dan norma-norma etis bagi hidup kita : baik bagi hidup kita
sebagi pribadi, maupun bagi hidup kita bersama sebagai keluarga, sebagai golongan,
atau sebagai bangsa.
 Etika Deskriptif
Kata Deskriptif ialah hanya memaparkan. Jadi, hanya memaparkan adat-
istiadat, memaparkan pandangan-pandangan tentang yang baik dan yang buruk,
memaparkan tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.
Etika ini sebenarnya adalah ilmu tentang adat-istiadat, yang mempelajari moral-moral
dari kebudayaan-kebudayaan tertentu yang terdapat dalam periode-periode tertentu
dalam sejarah dan tidak memberikan penilaian.
Contohnya : Mempelajari pandangan-pandangan terhadap kenyataan yang terjadi di
negara yang menganut faham komunis atau ateis dimana masyarakatnya begitu
permisif terhadap praktek-praktek pengguguran kandungan, namun disisi lain
tontonan yang bersifat pornografi mereka memberlakukan aturan secara ketat. Dalam
contoh kasus tersebut kita menjadi paham dan mengerti tentang realita perilaku moral
yang terjadi di negara tersebut.

 Etika Normatif
Etika ini mempunyai norma-norma atau prinsip-prinsip yang secara
fundamental dan yang tidak fundamental. Etika ini juga mengemukakan
fakta/deskripsi, dan juga sudah melalukan penilaian (judging) untuk menerima atau
menolak suatu nilai atas dasar pertimbangan moral dan prinsip-prinsip secara etis,
sehingga tugas etika normatif ialah memungkinkan kita untuk merumuskan premis-
premis normatif secara jelas dan bersama-sama dengan premis-premis faktis yang
dapat memimpin kita kepada suatu konklusi etis.

Contoh : ada etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin diri,
mengerjakan tugas.
 Etika khusus
Etika ini merupakan suatu pengkhususan dari etika normatif, dimana
dikombinasikan premis-premis normatif dengan premis-premis fakta, dan dari
pengetahuan tentang norma-norma dan fakta-fakta yang dikombinasikan dengan hal
itu. Sehingga etika ini didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral mendasar.
 Etika khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Etika individu, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri.

Contoh : menjaga kesehatan dan kesucian lahiriah dan batiniah,


memelihara kerapian diri, kamar, tempat tinggal, berlaku tenang, dan
meningkatan ilmu pengetahuan.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan pola
perilaku manusia.
Contoh : Etika dalam keluarga seperti pamitan dan mencium tangan
orang tua sebelum keluar rumah.
 Meta-etika
Meta-etika merupakan hasil kajian dari etika deskriptif dengan etika normatif,
menjelaskan tentang ciri-ciri serta istilah yang berkaitan dengan tindakan bermoral
atau sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan, tanggung jawab dan kewajiban.
Etika ini bergerak pada level yang lebih tinggi dari sekedar perilaku etis, yaitu
pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang digunakan di bidang moral. Jadi, dapat
dikatakan bahwa meta-etika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis
dalam suatu sistem sosial.

Contoh : Seorang anak menendang bola hingga kaca jendela pecah. Secara meta etis,
baik buruknya tindakan tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral.

ETIKA KRISTEN
PENEGERTIAN UMUM TENTANG ETIKA ITU SENDIRI
A. ETIKA DAN LANDASAN FILOSOFIS
1. MAKNA DARI ARTI DAN TUJUAN TENTANG ETIKA

Istilah” Etika” berasal kata ethos (yun) yang artinya pemukiman, perilaku, kebiasaan.
Kata Etika asalnya dari beberapa kata Yunani yang hampir sama bunyinya, yaitu ethos dan
ethos atau “ta etika” dan dari kata ethos sendiri yang mempunyai jawaban adalah
kkebiasaan.
Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani menulis untuk Nikomachus anaknya , sebuah
buku tentang kaida-kaida perbuatan manusia dan buku itu diberi nama: Ethika Nikomacheia
. istila Etika ini menjadi “terminus technicus”. (istilah khusus) untuk ilmu pengetahuan yang
menyelidiki soal kaida-kaida. Dalam kaitannya dengan bahasa latin etika di sebut Mores
yang berarti adat atau kostum. Istilah itu menunjuk pada kelakuan umum sehingga
perbbuatan itu hanya secara lahiriah dan dapat dilihat. Menurut kamus bahasa Indonesia,
etika dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang akhlak atau moral.
2. PENGERTIAN ETIKA TEOLOGIS

Etika bergerak pada lapangan kesusilaan, artinya ia bertalian dengan norma-norma yang
seharusnya berlaku disitu dan dengan ketaatan batiniah kepada norma itu. Jadi etika itu
termasuk golongan ilmu pengetahuan norma. Istilah etika ditinjau dari segi makna atau arti,
bersama dengan istilah moral karena itu juga etika bukanlah ilmu pengetahuan yang bersifat
deskriptif yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan dan kelakuan manusia,
seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa yang membahas tentang adat istiadat. Tugas
ertika adalah menyelidiki, mengontrol, perbuatan-perbuatan, mengoreksi dan membimbing
serta menyerahkan tindakan yang harusnya dilakukan agar dapat memperbaiki tindakan
atau perbuatannya.etika teologis itu utnuk pertama kalinya diterangkan secara khusus dan
sitem matis oleh Lambert Daneau.
3. LANDASAN FILOSOFIS ETIKA

Robert C. Solomon menghubungkan rumusan etika dengan filsafat. Ia mengatakan


bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang meliputi hidup baik, menjdai baik, berbuat baik
dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup. Demikian juga menurut Magnis Suseno
dalam Etika, ia mengatakan, “ Etika dalam arti sebenarnya berarti” filsafat” mengenai
“moral”. Jadi, etika merupakan ilmu atau refleksi sistemati mengenai pendapat-pendapat,
norma-norma dan istilah moral. Dalam bahasa “Yunani” filsafat berasal dari gabungan dua
suku kata, yakni filia (cinta) dan sofia (kebijaksanaan). Secara harafia , filsafat berarti cinta
akan kebijaksanaan. Seorang filsuf adalah seorang yang cinta akan hikmat kebijkasanaan.
4. KEDUDUKAN ETIKA DIDALAM ILMU THEOLOGIA

Pada abad pertama dari sejarah gereja, etika itu tidak di pelajari secara khusus. Didalam
katekesmus keterangan tentang hukum Allah itu diberikan setelah pembicaraan mengenai
pengakuan iman.tetapi segerahlah dirasa peru adanya keterangan tentang pokok-pokok
etika. Etika berhubungan erat dengan kelakuan manusia dan cara manusia melakukan
perbuatannya. Kelakuan dinyatakan dengan perbuatan itu menunjuk pada dua hal yang
yakni positif dan negatif pengertian positif menunjuk pada hal yang baik, sedangkan
pengertian negative menunjukan pada hal yang tidak baik. Karena itu sangat pentingnya
Etika didalam bidang ilmu teologi, yang dimana seseorang yang mampu menerapkan apa
yang ia terima didalam pembelajaran atau refleksikan tentang etika itu sendiri. Didalam
etika ia mencoba menerangkan tentang kehidupan orang-orang beriman, sedangkan
didalam pengajaran iman kemudian mencoba untuk menguraikan tentang kesadaran
beragama.
5. HUBUNGAN ANTARA ETIKA KRISTEN THEOLOGIS DAN ETIKA DIDALAM
AGAMA-AGAMA LAIN

Di Indonesia Etika Kristen itu ada kalanya akan menghadapi etika dalam agama-agama lain.
Etika theologis memang tidak mudah menerangkan denga singkat dengan singkat beberapa
pokok mengenai hubungan antara etika falsafi dan etika teologis. Walaupun dalam etika
teologis tidak dapat melepaskan diri dengan percakapan etika falsafi. Sebab etika teologis
tidak dipergunakan didalam ruangan yang kosong, tetapi didalam ruangan yang berisih dan
isi ruangan itu adalah berisi aliran. Didalam berbicara tentang etika agama suasana agama-
agama kesadaran tanggung jawab perseorangan barulah mulai tumbuh, jika mendengar
suara Tuhan,yang memanggilmanusia, manusia sebagai persoranga, untuk memberikan
tanggung jawabnya dengan perkatanaan dalam refleksi Etika bagi pribadi seseorang.
6. HUBUNGAN ANTARA ETIKA THEOLOGIS DAN ETIKA FALSAFI

Di dalam sejarah Etika Theologis kerapkalli terdapat titik-titik pertemuan antara Etika Falsafi
dan Etika Theologis. Perna dikatakan bahwa Etika Theologis di kalahkan sama sekalih atau
sebagian oleh Etika falsafi.walaupun demikian etika Theologis tidak dapat melepaskan diri
dari percakapan etika falsafi. Sebab Etika Theologis tidak di pergunakan di dalam ruangan
yang kosong tetapi di dalam ruangan yang berisi dan isi ruangan itu ialah bermacam-macam
aliran. Etika Theologis harus mencari hubungan dengan aliran itu semuanya dan ditengah
Areopagus atau kancah perhubungan rohani yang modern ini, Etika theologis harus
menggerakan orang supaya mereka taat kepada Allah dan hukum-Nya yang kudus. Lagi
pulah Etika Theologis akan dapat belajar dari Etika falsafi di mana di temukan masalah-
masalah yang orang hadapi dewasa ini. Sebab walaupun jawaban etika falsafi tidak dapat
diambil oleh Etika Theologis namun Etika Theologis harus tetap bersedia mencari dan
merabah jawaban dari kesusilaan yang kadang dinyatakan oleh Etika Filsafa dengan
mengharukan.

Etika deontologis

Etika Deontologis adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu
tindakan berdasarkan kepatuhan tehadap peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut etika
berbasis kewajiban atau opligasi karena peraturan memberikan kepada seseorang. Etika
normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi-
diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral dan melibatkan diri dengan
mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Dan etika ini juga menolak adat
mengayau{tradisi suku dayak} mengayau berasal dari kata kayau yang berarti memotong
kepala musuh. Mengayau adalah upacara suku dayak Iban di Kalimantan Barat yang di
lakukan ketika akan berperang, tradisi ini dilakukan untuk menunjukan keberanian,
melindungi warga suku, memperluas wilayah, dan salah satu cara untuk bertahan hidup.
Mengayau di lakukan dengan mandau [senjata kas suku dayak] dan hanya oleh kaum
laki-laki dayak. yang pernah terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan dimasa lampau
karena bertentangan dengan martabat manusia. ia tidak lagi membatasi diri dengan
memandang fungsi rastitusi dalam suatu masyarakat tetapi menolak rastitusi sebagai suatu
lembaga yang bertentangan dengan martabat manusia biarpun dalam praktik belum tentu
dapat diberantas sampai tuntas penilaian ini dibentuk atas dasar norma-norma.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-
prinsip etis yang dapat dipertangungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan
dalam praktikum. Etika normatif dapat dibagi dalam etika umum dan etika kusus.

Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan secar etis, teori-
teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak secara tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

Etika khusus adalah penerapan prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan, dan
kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara teori-teori dan prinsip-prinsip
moral dasar dalam penerapanya dapat berupa bagaiman mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan dan didasari oleh teori dan
prinsip-prinsip moral dasar dan juga dapat berupa bagaimana menilai perilaku diri dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang di latarbelakangi oleh kondisi
yang memungkinkan.

Teleologis

Teleologis berasal dari akar kata yunani telos yang berarti akhir, tujuan, maksud,
Sedangkan logos adalah perkataan. teologis adalah sebuah studi tentang gejala-gejala yang
memperlihatkan kesetaraan, rancangan, tujuan, akhir, kecenderungan dan lain sebagainya
menyangkut bagaimana hal ini dapat dicapai dalam suatu proses perkembangan. Teleologi
juga di bagi atas dua bagian.

-Egoisme etis

Adalah inti pandangan egoisme bahwa tindakan setiap orang pada diri setiap orang
pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan mengajukan dirinya sendiri, seseorang
tidak mempunyai kewajinan moral selain untuk menjalankan apa yang paling baik bagi kita
sendiri, jadi menurut egoisme etis seseorang tidak mempunyai kewajiban alami terhadap
orang lain meski mementingkan diri sendiri bukan berarti Egoisme etis menafikan tindakan
menolong. Mereka yang egoisme etis tetap saja menolong orang lain adas kepentingan diri
itu bertautan dengan kepentingan orang lain atau dapat di katakan bahwa menolong yang
lain merupakan tindakan efektif untuk menciptakan keuntungan bagi diri sendiri.

-Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin Utilis yang berarti bermanfaat, menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat tetapi manfaat itu haru menyangkut bukan
saja satu dua orang melainkan masyarakat secara keseluruhan.

Kontekstual Tangung Jawab

Kontekstal menyangkut tentang holistik [ketuhanan ,kesucian] dimana


kontekstual ini bertujuan untuk memotifasi seseorang dalam memaknai suatu proses
pembelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari sehingga seseorang memiliki pengetahuan atau keterampilan
yang secara fleksibel dapat di terapkan dari satu permasalaah atau konteks kepermasalahan
konteks lainnya. Bertangun jawab berarti dapat menjawab bila di tanyai tentang perbuatan-
perbuatan yang di lakukan orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang
tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab kalau ia mau melakukannya juga ia harus
menjawab dalam arti bahwa orang tidak boleh mengelak bila ditanyakan tentang suatu
penjelasan perbuatannya.

Tindakan-tindakan tangung jawab

Sudah kita lihat bahwa jikalau tidak ada kebebasan tidak ada tangung jawab juga
tetapi karena kebebasan bisa kurang atau lebih, demikian juga tangung jawab ada tingkat-
tingkatnya tentang perbuatan sejenis yang di lakukan oleh beberapa orang bisa saja bahwa
satu orang lebih bertangung jawab daripada orang lain.

PENGERTIAN NORMA ETIS DAN PERANANNYA DALAM KEHIDUPAN


MANUSIA

PENGERTIAN NORMA ETIS


Norma menurut KBBI adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan
diterima oleh masyarakat. Sedangkan etis menurut KBBI adalah berhubungan dengan etika
atau sesuai dengan asas perilaku yang disepakati secara umum. Kesimpulannya, norma etis
adalah aturan atau ketentuan dalam masyarakat, yang dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku, sesuai dengan asas perilaku yang disepakati secara umum.
Sedangkan sumber lain berpendapat bahwa norma etis merupakan suatu norma (ketentuan
yang mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat) atau aturan yang dipakai
sebagai pedoman dalam berprilaku di masyarakat terkait dengan sikap baik-buruknya
seseorang.

PERANAN NORMA ETIS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Beberapa peranan norma etis dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut:

1. Membimbing tingkah laku manusia agar dapat mengelola kehidupan ini dengan lebih
baik.
2. Mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang tertib, teratur,
damai, dan sejahtera dengan mentaati norma-norma yang berlaku demi mencapai
ketertiban dan kesejahteraan sosial.
3. Sebagai alat kontrol agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma masyarakat.
4. Sebagai landasan untuk melakukan suatu kegiatan yang tetap mengacu pada nilai dan
norma sehingga tingkah laku tersebut dapat diterima dalam masyarakat atau tidak
menyimpang dalam masyarakat.
5. Sebagai alat/aturan yang mengatur kehidupan manusia.

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI INDINESIA BAGIAN TIMUR


MAKASAR 2020
 KESADARAN
A. PENGERTIAN KESADARAN
Kesadaran adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan pengaruh
perilaku seseorang terhadap orang lain. Kesadaran menurut “KBBI” adalah hal
yang dirasakan atau dialami akan harga diri yang timbul dan dirasakan oleh
seseorang. menurut Abrahan Maslow, kesadaran diri adalah mengerti dan
memahami siapa diri kita, bagiman menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita
miliki, nilai-nilai apa yang kita milki dan yakini dan kearah mana perkembangan
kita menuju. Achmanto Mandatu (2010) mengatakan bahwa kesadaran diri adalah
keadaan dimana seseorang bisa memahami dirinya dengan tepat.
Kesadaran diri terbagi atas dua bagian yakni; kesadaran diri pribadi yaitu
pemfokusan pada aspek relative diri sendir mood, persepsi dan perasaan. Yang
kedua adalah kesadaran diri publik, yaitu peraturan yang diarahkan pada aspek
tentang diri yang tampak atau kelihatan pada orang lain seperti penampilan dan
tindakan sosial.
B. PERAN KESADARAN
Kesadaran diri membentu seseorang memahami dirinya dan mendorong
seseorang untuk dapat bekerja dengan orang lain secara efektif, seperti kesadaran
ketetapan dalam mengelola waktu, kesadaran dalam bertanggung jawab,
kesadaran dalam bekarja secara cermat, sadar dan tahu menempatkan tujuan,
sasaran dan strategi dalam berorganisasi.
 HATI NURANI
A. PENGERTIAN HATI NURANI
Pengertian hati nurani menurut “KBBI” adalah perasaan hati yang murni dan
sedalam-dalamnya. Hati nurani adalah suatu proses yang mengahasilkan perasaan dan
pengaitan secara rasional berdasarkan pandangan moral seseorang. hati nurani dalam
bahasa Yunani dalam perjanjian baru adalah “suneidesis”, yang berarti kesadaran
moral atau pengetahuan moral (Kis. 32:21, 24:16, 1Kor. 4:4). Hati nurani bereaksi
saat tindakan perbuatan dan perkataan seseorang sesuai atau tidak sesuai dengan suatu
standar mengenai kebenaran dan kesalahan. Hati nurani didefinisikan sebagai bagian
dari jiwa manusia yang menyebabkan penderitaan mental dan perasaan bersalah saat
kita menentangnya dan perasaan senang/ damai sejahtera saat tindakan, pikiran dan
perkataan kita sesuai dengan kemauan dirinya.
A. PERANAN HATI NURANI
Membantu seseorang dalam mengambil tindakan manusia benar/ salah
dan baik buruk seseorang, hati nurani juga tampil sebagai hakim yang baik
atau jujur walaupun dapat keliru, membantu seseorang mengambil suatu
kesimpulan sebelum tindakan itu dibuat. Biasanya hati nurani akan menyuruh
kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk.

KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pengertian Kebebasan
- Bagavadgita dan kitab mistik Hindu : bebas ialah manusia yang seperti seekor
kura – kura, menarik ke dalam segala ekstremitasnya dan yang tidak tergerak
dengan segala sesuatu yang ada diluarnya, sadar aka keadaannya sebagai sebagian
dari yanng ilahi.
- Filsafat Stoa : manusia yang bebas ialah manusia yanng tidak tergerak dengan
cara apapun juga oleh segala yang menggerakan dunia;dialah manusia yang
merasa cukup, hanya penuh dengan diri sendiri dan merasa cukup puas dengan
diri sendiri (autarkezia), tidak tergerak oleh kekayaan atau kemiskinan,
kesenangan atau kesengsaraan.
- Zaman revolusi Perancis : “ liberte “ manusia tidak tunduk baik kepada Tuhan
maupun kepada manusia
- F. Nietzche : kebebasan ialah anarki (kekacauan) rohani dan kesusilaan. Egoisme
adalah kebebasan
- Sartre : manusia berada dalam perjalanan dari “ etre en soi “ (ada dalam diri
sendiri) yang tak sadar ke “ etre pour soi “ (ada untuk diri sendiri) yang sadar
- Marxisme Leninistis : bebas dari sistem produksi kapitalis dan hidup dalam
masyarakat yang tidak berkelas tanpa takut kepada Tuhan dan perintah – perintah-
Nya seperti suatu manusia binatang
- Menurut kelompok : kebebasan yaitu hak setiap orang dalam mengambil suatu
tindakan atau suatu pilihan untuk dirinya sendiri

2. Fungsi kebebasan
- Kebebasan memungkinkan manusia bertindak dan melakukan sesuatu dengan
sengaja. Dengan maksud dan tujuan tertentu, dengan kesadarannya bahwa hanya
sayalah yang berhak menentukan tindakan ini akan saya lakukan atau tidak.
- Kebebasan berfungsi untuk memupuk kesadaran moral manusia. Seseorang yang
memiliki kebebasan yang sejati akan melihat setiap kewajiban moral sebagai
sesuatu yang sangat berguna bagi dirinya dan dikehendaki untuk dilakukan
- Kebebasan mempertebal rasa tanggung jawab manusia. Suasana bebas
meninggikan rasa tanggung jawab, sebaliknya kalau tidak ada kebebasan, maka
rasa dan kemampuan bertanggungjawab pun akan menyurut.

3. Contoh kebebasan
- Hak untuk diakui sebagai warga negara
- Hak untuk hidup
- Hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota pemerintah

4. Pengertian Tanggung Jawab

- Menurut KBBI (Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia)


Pengertian tanggung jawab menurut KBBI adalah suatu keadaan dimana wajib menanggung
segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Menurut Friedrich August von Hayek

Menurut von Hayek, pada hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat
bertanggungjawab yakni mereka yang memikul akibat dari perbuatan mereka. Suatu
masyarakat yang tidak mengakui bahwa setiap individu mempunyai nilainya sendiri yang
berhak diikutinya tidak mampu menghargai martabat individu tersebut dan tidak mampu
mengenali hakikat kebebasan.

Menurut George Bernard Shaw

Menurut George Bernard Shaw, orang yang dapat bertanggungjawab terhadap tindakannya
dan mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah orang yang mengambil keputusan dan
bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau secara bebas.

Menurut Carl Horber

Orang yang terlibat dalam organisasi-organisasi seperti ini adalah mereka yang melaksanakan
tanggung jawab pribadi untuk diri sendiri dan orang lain. Semboyan umum semua birokrat
adalah perlindungan sebagai ganti tanggung jawab.

5. Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab


- Kebebasan mengendalikan tanggung jawab. Dimana kebebasan dilahirkan dan
tanggung jawab dituntut.
- Kebebasan membuat orang bertanggung jawab atas tindakan sejauh mana
tindakan itu dikehendaki.

PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN SERTA HUBUNGANNYA


DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

 Pengertian hak dan Kewajiban


Hak berasal dari akar kata Ius-iuris dalam bahasa latin yang di pakai untuk
mengartikan hak. Namun pada masa yunuani kuno kata ini hanya menunjukan hukum
dalam arti yang objektif. Yaitu keseluruhan hukum-hukum atau aturan-atururan yang
mengatur kehidupan masyarakat. Istilah Ius sendiri mendapat arti “hak seseorang” akan
tetapi hanya menunjuk pada benda seperti sebidang tanah atau warisan nenek moyang.
Barulah apada abad ke-17 samapai abad ke-18 timbul penegrtian dalam arti moderen
yaitu: ciri yang berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari setiap ikatan dengan
hukum objektif hak adalah sesuatu yang di dapatkan setiap orang yang telah ada sejak
lahir. Hak ini muncul sesudah di akuinya kebebasan dan otonomi setiap manusia.
Sedangkan kawajiban adalah sesuatu yang wajib di lakukan seseorang dengan penuh
tanggung jawab agar mendapatkan vhaknya. Atau sebalinya seseorang harus melalukan
kewajiban karena sudah mendapatkan haknya.

 Jenis-jenis Hak
- Hak Legal dan Moral
Hak legal adalah suatu hak yang di terima setiap warga Negara berdasarkan
atas hukum dalam satu salah satu bentuk. Umumnya lebih banyak membicarakan
mengenai hukum atau social misalnya hak para veteran untuk mendapatkan
tunjangan bulanan. Sedangkan hak moral adalah suatu hak yang di terima setiap
individu berdasarkan atas prinsip atau peraturan etis misalnya hak setiap pekerja
untuk mendapatkan gaji sesuai kinerjanya.
- Hak Positif dan Hak Negatif
Hak positif adalah hak yang sifatnya positif, jika sesorang berhak bahwa orang
lain berbuat sesuatu untuk dirinya, misalnya mendapatkan pendidikan sedangkan
hak negatif adalah hak yang sifatnya negatif, jika seseorang berhak untuk
melakukan atau memiliki sesuatu. Misalnya saya bebas untuk melakukan sesuatu
atau memiliki sesuatu, dalam arti: orang lain tidak boleh menghindari saya untuk
melakukan atau memiliki hak itu.

- Hak khusus dan hak umum

Hak khusus adalah hak yang timbul dalam suatu hubungan khusus antara
beberapa individu karena fungsi khusus yang di miliki oleh setiap orang terhadap
orang lain. Misalnya pinjam-meminjam uang antara manusia dengan janji
pengembalian dalam waktu tertentu. Sedangkan hak umum adalah hak yang di
miliki manusia bukan karena hubungan tertentu, melainkan semata-mata karena
dia manusia. Misalnya hak asasi manusia.

 Hubungan antara Hak dan Kewajiban


Hak merupakan sesuatu yang pantas di terima dan memang harus dia dapatkan
kewajiban merupakan sesuatu hal yang harus di lakukan dan tidak dapat di tolak.
Hubungannya harus seimbang kita harus melakukan kewajiban terdahulu barulah kita
bisa mendapatkan hak contoh paling dekat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Mahasiswa diwajibkan membayar Spp barulah Ia di beri Hak untuk mengikuti proses
perkuliahan.

Tugas Etika Kristiani : ETIKA PERJANJIAN BARU


Pengajaran Yesus Berkaitan dengan Hukum Taurat
Dan
Perbuatan-Perbuatan Etis

ketika Yesus sedang mengajar dalam sinagoge, para hadirin takjub mendengar pengajaran-
Nya, lalu berkata satu sama lain, “ Apa ini? Suatu ajaran baru “ kata Yunani yang digunakan
adalah didaghe, yaitu ajaran moral. Mengingat bahwa Taurat berarti “ pengajaran ilahi “.
Ketika Yesus mengajar, banyak orang yang dibuat sadar bahwa kini mereka telah melihat dan
mendengar sesuatu yang sungguh baru, yang tidak lain daripada Yaurat, dimana dijiwai oleh
kewibawaan. Yesus mengajar dengan penuh wibawa, bukan hanya orang-orang yang
berstatus rakyat biasa yang menyadari akan hal tersebut, tetapi para pemimpin pun menyadari
bahwa mereka telah diperhadapkan dengan sosok pribadi yang luar biasa.
Yesus memberikan dan mengajar orang banyak tentang hukum Taurat, bukan berarti Ia akan
menghilang Taurat yang sudah ada itu, namun Yesus datang menyempurnakan Hukum
Taurat itu.
Akan tetapi banyak orang yang menanggap bahwa Yesus datang memberi pengajaran akan
Tuarat dan akan menghilangkan Taurat itu, akan tetapi tidaklah seperti demikian. Seperti
yang sudah dikatakan, bahwa Yesus datang bukan untuk meniadakan tetapi menyempurnakan
Taurat itu.
Sekarang yang menjadi pertanyaan kita, dengan apa atau dalam bentuk apa Yesus
menyempurnakan hukum Taurat itu ?
a. Yesus mensyaratkan suatu patokan Hukum Taurat yang lebih mendasar
Hukum Taurat merupakan pengungkapan sempurna akan kehendak Allah dan yang
akan dilestarikan selama-lamanya. Bagi Yesus juga kehendak Allah terungkap
melalui Hukum Taurat, sekalipun keduanya tidak dipersamakan-Nya. Sangat tepatlah
perkataan orang bahwa “ Yesus tidak mengartikan kehendak Allah atas dasar hukum
Taurat melainkan mengartikan hukum Taurat atas dasar kehendak Allah “.
b. Yesus Bertindak dengan Wibawa Terhadap Hukum Taurat
Tentu kita sepakat bahwa kehendak Allah adalah norma yang berlaku dalam
lingkungan orang Kristen. Namun tetap ada pertanyaan mengenai bagaimana
kehendak itu dapat kita ketahui. Jawaban singkat ialah, Yesus membawa pengetahuan
itu kepada kita. Ia berwibawa untuk menyingkapkannya. “ Ia mengajar… sebagai
orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Maka “ Maasalhnya bukan
bagaimana hubungan Yesus dengan Taurat, melainkan bagaimana hubungan Taurat
dengan Yesus, yaitu soal wibawa-Nya,atas Taurat itu.
c. Yesus Sendiri, Sebagai Perwujudan Kehendak Allah yang Sempurna, Menggantikan
Hukum Taurat.
Hubungan antara manusia dengan Allah tidak lagi bergantung pada Hubungan dengan
Taurat, melainkan pada hubungan dengan Yesus. Dialah yang menjadi satu-satunya
penganara bagi Allah dan manusia, malahan Dialah jalan keselamatan yang tunggal.
Yesus adalah pembawa anugerah ilahi dan pemerintahan Allah hadir dalam diri
Yesus.
Pada dasarnya bukan hukum baru yang mengantikan hukum lama. Pemandu orang
Kristen bukanlah sepasang hukum sebagai penganti kesepuluh Hukum, bahkan bukan
“hukum kasih” yang mengantikan enam ratus delapan belas Hukum dan Taurat. Pada
hakikatnya, yang mengantikan hukum Taurat bukan perintah-perintah Yesus
melainkan Yesus sendiri, dan
semata-mata oleh karena itulah apa yang diajarkan-Nya menjadi wajib bagi kita.

Penderian jemaat purba tentang keabsaahan hukum Taurat, sebaliknya terdapat perselisihan
yang hebat. bekas-bekas perselisihan terlihat, misalnya dalam Matius 5:18/Lukas 16:17.
Dalam ayat-ayat tersebut keabsahan hukum Taurat dipertahankan, sampai pada seluk
beluknya yang paling kecil. Berhubungan dengan apa yang dikatakan mengenai etika Yesus,
maka jelas bahwa pendirian yang kaku ini tidak sesaui dengan pandangan Yesus. Sesuai
dengan pendirian tersebut, maka Matius 5:19 mengajarkan bahwa barangsiapa meniadaka
salah satu perintah hukum taiurat akan menduduki tempat paling rendah di kerajaan sorga.
Ungkapan ini mengandaikan ada golongan orang yang meniadakan hukum taurat dan yang
mengajarkan bahwa hukum taurat tidak berlaku.
Sesuai dengan pokok pembahasan kita, yaitu : “PENGAJARAN YESUS BERKAITAN
DENGAN HUKUM TAURAT DAN PERBUATAN-PERBUATAN ETIS “.
 Larangan Yesus terhadap perceraian: “… Apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraiakan manusia ( Mark. 10:9 ). Atas dasar apa Yesus
melarang perceraian, biarpun diperbolehkan oleh hukum taurat? Seperti
diketahui, di sini Yesus memperlawankan perundangan Musa ( Ul. 24:1-4 ),
dengan pernyataan yang diambil-Nya dari kitab ( Kej. 1:27; 2:24 ), yang
dirumuskan-Nya demikian: “ pada awal dunia Allah menjadikan mereka laki-
laki dan perempuan. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya itu menjadi satu
daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia ( Mrk. 10:6-9 ).
Berdasarkan apakah Yesus menunjuk pada kitab kejadian sebagai
pengungkapan atas kehendak Allah yang sesungguhnya, dan bukan pada
hukum Musa? Kerena kehendak Allah, itulah yang menjadi patokan yang
dianggap Yesus lebih mendasar dari pada hukum taurat. Dengan patokaan
inilah Yesus mengukur hukum Taurat: bagian-bagian yang diteguhkan-Nya,
yang lain diperdalaam atau malah disingkirkan.

 Tampak segi lain dari patokan yang Yesus syaratkan. Misalnya, waktu murid-
murid-Nya sedang memetik bulir gandum, Yesus dicela karena perbuatan
seperti itu pada hari Sabat dianggap dilarang oleh hukum Taurat ( Mrk. 2:23-
28). Pembelaan Yesus terhadap kecaman itu rupanya sedikit aneh: oleh karena
Raja Daud menlangar aturan Taurat dengan makan roti sajian, demikian pula
murid-murid Yesus boleh melangar aturan mengenai hari sabat.
“ Hari sabat diadakan untuk manusiadan bukan manusia untuk hari sabat “.
Taurat dimaksudkan demi kesejahteraan manusia, sebagaimana telah kitaa
tekankan dalam pembahasaan mengenai “ Taurat sebagai karunia”. Maka
patokan Yesus dapat dirumuskan : kehendak Allah demi kesejahteraan
manusia.
 ( Mrk. 3:1-6 ), mengenai penyembuhan pada hari sabat. Kepada kaum Farisi
yang sedang mengintai-Nya Yesus bertanya “ Manakah yang diperbolehkan
pada hari sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?”. Menurut Markus mereka
diam saja, mengapa? Karena mereka tidak bisa menrenungkan soal semacam
satunya pertanyaan yang sah ialah : Apa yang dikatakan dalam hukum Taurat?
Tetapi bagi Yesus berangapan bahwa perbuatan baik terhadap sesama manusia
lebih penting dari pada yang dikatakan atau yang tidak dikatakan oleh Hukum
Taurat. Maka kesimpulan-Nya sederhana dan tegas. “ Boleh berbuat baik pada
hari sabat “,.
 Yesus memaklumkan tuntutan-tuntutan-Nya di saat Allah menegakkan
pemerintahan-Nya. Dengan kata lain, Yesus memahami kehendak Allah dalam
terang kedatangan pemerintahan Allah. Maka kepedulian Yesus bukan pada
soal apa yang telah tersurat? Melainkan”Apa yang dirancangkan Allah demi
kesejahteraan manusia? “ maka patokan lengkap yang mengantikan hukum
Taurat dapat dirumuskan demikian: kehendak Allah demi kesejahteraan
manusia dalam terang kerajaan yang sedang datang. Ternyata patokan seperti
itu tak dapat dijabarkan dalam tata tertulis

Etika Paulus dalam surat-suratnya


1.      Sebelum Paulus Bertobat
Ia seorang yang fanatik terhadap agama Yahudi dan tekun mempelajarinya, bahkan
ia tidak bercacat dalam mentaati Hukum Taurat (Fil. 3:6), sehingga ia lebih maju daripada
teman-temannya yang lain. Ia sangat menentang keras ketika muncul Yesus dan ajaran-Nya,
ia melakukan pengejaran dan penganiayaan serta berusaha untuk membunuhnya seperti
halnya dengan Stevanus yang dilempar batu dampai mati.
2.      Etika Paulus Setelah Bertobat
Paulus melatih diri untuk disiplin kerohaniannya (1 Kor. 9;24-27), ia selalu melayani
dengan sepenuh hati dan tidak menganggap dirinya hebat seperti dahulu kala. Paulus seorang
pejuang dalam memberitakan Injil yang memiliki keberanian dan ketabahan menghadapi
tantangan dan ancaman, penganiayaan, siksaan, dipenjara dan lain sebagainya.

1. Paulus sebelum bertobat (dari segi pandang orang farisi Paulus dan dia beretika karena
dia menuruti hukum taurat).
Paulus waktu belum bertobat merupakan seorang dari golongan Farisi. Ia
merupakan keturunan Yahudi (pemilik hukum Taurat), dibesarkan di Yerusalem dan dididik
dibawah didikan Gamaliel seorang guru Yahudi yang begitu dipandang, dari suku Benyamin.
Melaksanakan hukum Taurat merupakan suatu kebanggan bagi Saulus, bahkan ia rela
melakukan pembunuhan demi melaksanakan hukum Taurat. Dengan demikian secara
keagamaan Yahudi, secara pengetahuan pemahaman Paulus mengenai Hukum Taurat
(talmut) tidak diragukan lagi.
Sebagai orang yang terlahir dalam keturunan Yahudi, tentunya pemahaman Paulus
tidaklah terlepas dari pemahaman Yudaisme yang berkembang pada masannya.[12] Pada
masa Paulus memuat dua pendekatan yang berbeda. Yang satu sama sekali bersifat
legalistik, menganggap kewajiban manusia dalam agama terdiri dari ketaatan penuh kepada
ajaran Taurat, tekanannya terletak pada kemampuan manusia menjalankan hukum Taurat.
Pandangan lain lebih berpusat pada hal mempercayakan diri kepada Allah dan bertolak dari
perbuatan Allah. Namun kedua pandanga tersebut sama salah karena menganggap bahwa
hukum adalah alat utama yang harus dipakai manusia untuk menghampiri Allah. (poin etika
Paulus)
Seperti kebanyakan orang Yahudi khususnnya golongan Farisi lainnya, Saulus juga
memiliki pandangan bahwa (padangan ia sebelum bertobat dapat dilihat dari pernyataannya
sampai kepada ia bertobat):
a. Hukum Taurat itu benar dan dari Allah/hukum Allah (Rom7:22).
b. Hukum Taurat adalah kudus (Rom 7:12)
c. Hukum Taurat itu baik (Rom 7:16)
d. Hukum Taurat adalah kewajiban.
e. Hukum Taurat merupakan sarana satu-satunnya untuk menghapiri Allah. Hal
ini merupakan makna yang terkandaung dalam tuntutan Taurat, ibadah orang Yahudi
merupakan kewajiban dan sarana satu-satunnya untuk mereka menghapiri Taurat.
f. Hukum Taurat adalah saranan mendapatkan keselamatan (Mzm 19:11 (19-12)
Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya
mendapat upah yang besar). Herman Ridderbos mengatakan “Menurut orang Yahudi, Taurat
adalah saranan untuk bisa dibenarkan oleh perbuatan, dan senjata untuk melawan kuasa
dosa”.[13]
g. Orang yang memiliki hukum Taurat adalah orang yang paling benar dan saleh
(Fil 3:1-11)

2. Paulus setelah bertobat


Setelah bertobat pandangannya tentang hukum Taurat menjadi berubah.[14] Pada
intinya, Paulus memakai dua cara untuk membuktikan ketidak cukupan Taurat sebagai saran
keselamatan, untuk membantah dua fungsi penebusan yang orang Yahudi kenakan atas
Taurat. Menurut orang Yahudi, Taurat adalah sarana untuk bisa dibenarkan oleh perbuatan,
dan senjata untuk melawan dosa.
Pandangan ketika ia sudah bertobat yang beranjak dari pandangan lamannya dan
dibaharui dengan pandangan barunnya. Beberapa pandangan Paulus mengenai hukum
Taurat:
a. Taurat Adalah hukum Allah (Rom 7:22)
b. Taurat adalah kudus (Rom 7:22)
c. Hukum Taurat baik (ay 6)
d. Hukum Taurat Berkuasa atas hidup seseorang ketika seseorang belum
menerima Kristus/ belum mati dengan Kristus (7:1-6).
e. Hukum Taurat sebagai sarana untuk mengenal dosa (Rom 3:20). Dosa tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat (Rom 5:13)
f. Hukum Taurat membangkitkan dosa (Rom 7:8,19)
g. Hukum Taurat membawa kepada kematian (Roma 7:10-11)
h. Hukum Taurat memperlihatkan jahatnnya dosa (Roma 7:12-13)
i. Hukum Taurat tidak menyelamatkan, tetapi keselamatan merupakan
Anugereah Allah dan diterima melalui iman (Rom 3:21). Paulus tidak menentang hukum
Taurat Yahudi itu sendiri, tetapi menolak pandangan bahwa memegang Taurat adalah jalan
Keselamatan bagi orang Kristen (Gal 5:4).
j. Namun Taurat bukan penghalang untuk menerima keselamatan namun
penghalang bangsa Yahudi menerima keselamatan ialah penolakan dan kekerasan hati
mereka serta sikap” mereka membuat Taurat sebagai sarana keselamatan dan bersandar
kepadannya untuk memperoleh keselamatan…karena mengejar keselamat bukan karena iman
namun perbuatan (Rom 9:31)”[15]
k. Hukum Taurat menunjuk kepada Mesias (Rom 10:4-13). “Taurat adalah
pendisiplin yang menunjuk kepada Kristus”.[16] Schatter mengungkapkan “sampai Ia
(kristus) datang seorang penjaga telah diberikan kepada kita dalam bentuk Taurat, yang
mengurung kita dalam pemenjaraan”.[17]
Paulus meradikalisasi hukum, baik secara kuantitas maupun isi. Paulus di Roam
2:21 menuduh orang Yahudi dengan berbagai jenis perbuatan dosa, hal itu membuktikan
bahwa mereka mustahil dapat dibenarkan oleh Taurat.[18] Paulus meletakkan pemenuhan
hukum dan pembenaran sejati di dalam pertobatan kepada Allah dan di dalam penyunatan
hati menurut Roh.

Para reformator Luther dan calvin memperhatikan fungsi hukum taurat dan
membicarakan tentang triplex usus legis artinya: Tiga cara mempergunakan Hukum Taurat.
Pembedaan ini memang berdasarkan Alkitab dan dapat di pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Hukum Taurat tersebut diterangkan dengan istilah-istilah yang berikut :
1. Usus elenchitus (fungsi menginsafkan akan kesalahan) yang juga disebut “usus
paedagogicus
Kata elenchitus berasal dari kata yunani : Elenchein yang berarti
menginsafkan yakni menginsafkan akan kesalahan dan dosa. Peran usus
Elenchitus yaitu, untuk mematahkan argumen-argumen palsu pembelaan diri
atas kesalahan dengan bukti-bukti yang ada dan berperan sebagai paedagogos
untuk memimpin orang bersalah kepada kristus.
2. Usus normativus atau usus didacticus (Hukum taurat itu mempunyai fungsi
sebagai norma untuk hidup baru atau sebagai norma bersyukur)
Peran usus normativus yaitu : Berperan sebagai penasehat dan
berisikan teguran Yesus. Oleh karena itu, kita tidak perlu takut Karena Tuhan
akan selalu menegur dan menasehati kita dalam kehidupan sehari-hari kita.
3. Usus politicus atau usus civilis (Fungsi hukum taurat sebagai cermin yang
mencerminkan keadilan Tuhan di dalam masyarakat dan Negara).
Yang dimaksud dengan usus civilis hukum taurat adalah perjuangan untuk
memancarkan sedikit dari terang hukum taurat kedalam kesusilaan umum,
kedalam kehidupan sosial dan ekonomi, kedalam pemberian undang-undang dan
segala perbuatan pemerintah. Peranan usus civilis, yaitu melindungi kehidupan
rakyat yang sudah insaf dengan mencantumkan beberapa prinsip lahiriah didalam
perundang-undangan. Misalnya, didalam suatu undang-undang hari minggu,
undang-undang perkawinan, undang-undang kesusilaan dan sebagainya.

Pengertian Dasar Etika Kristiani

Etika adalah suatu ilmu yang bukan hanya dipelajari di jurusan teologi, tetapi juga dipelajari
di universitas lainnya terkhususnya ilmu filsafat. Istilah Etika berasal dari kata” ethos” dalam
bahasa yunani yang artinya tempat tinggal. Lama kelamaan sejalan dengan perkembangan bahasa,
kata Ethos berubah arti menjadi kebisaan atau kelakuan secara adat. Dalam bahasa indonesia istilah
etika dipakai dalam berbagai-bagai hubungan.

Etika lebih mengutamakan manusia daripada prinsip atau peraturan. Dalam etika ada yang
namanya etika kemutlakan atau etika kontekstual atau etika deontologis. Jika kita memahami
artinya kata deon dalam bahasa yunani berarti yang diharuskan maka etika deontologis adalah
adalah etika yang bertumpu pada etika pada prinsip-prinsip atau peraturan yang wajib dilakukan
secara mutlak.

Immanuel Kant berpendapat bahwa kelakuan yang patut dibenarkan harus bersandarkan
pada prinsip-prinsip yang mutlak yang wajb dilaksanakan segenap orang tanpa syarat dan tanpa
pengecualiaan dimana pun kita berada dan dalam situasi apapun kita berada. Kant menegaskan
bahwa keharusan mengatakan kebenaran yang tepat dan menyeluruh adalah kewajiban moral yang
mutlak dan tanpa syarat.

Bonhoeffer menolak pendapat bahwa manusia sanggup melakukan sesuatu yang baik dan
benar seutuhnya. Ia juga meragukan penekanan pada peraturan mutlak juga. Yang dilupakan oleh
etika kemutlakan adalah kekhasan dari setiap situasi nyatadan khususnya hubungan antar manusia
di dalam situasi tersebut.

Ada juga yang dinamakan etika situasi. Untuk memahami etika situasi penting juga kita harus
bisa membedakan antara etika kontekstual dengan etika situasi. Situasi membantah gunanya
aturan-aturan, prinsip-prinsip moral karena situasi yang di hadapi memang khas dan unik.
Walaupun begitu, etika situasi mengakui adanya satu prinsip yang patut diterima secara mutlak
yaitu kasih.
Pandangan Bultmann lebih ketat dibanding pendirian etika situasi. Ia berpendapat bahwa “
lakukanlah dalam setiap situasi apa yang dituntut oleh kasih”. Etika kontekstual berbicara mengenai
dua konteks yaitu konteks dari situasi konkret yang sedang dihadapi dan juga konteks dari realitas
baru yang telah diciptakan Allah dalam Kristus. Kedua konteks ini harus di pegang. Paul Lehman
menekankan persekutuan kristen sebagai wadah bagi pemikiran etika kristen.

Titik Tolak Etika Kristiani

Jikaulah baik kodrat manusia maupun dosa manusia bukanlah titik pangkal bagi etika kristen.
“ Anugerah Allah adalah tolak ukur baik bagi dogmatika ataupun etika. Pernyataan ini diucapkan
terus dengan etika dasar yang disusun oleh Karl Bath yang dijabarkan dengan menggunakan
kategori “ perintah Allah “. Tetapi dalam bagian pembukaan etika dasar menegaskan bahwa
perintah Allah merupakan unsur yang kedua dalam etika kristen karena yang menjadi urutan
pertama adalah Anugerah Allah. Sama dengan ini Bonhoeffer menulis bahwa” titik tolak etika
kristiani bukan hubungan mengenai diri sendiri atau realitas manusia melainkan realitas mengenai
Allah yang menyatakan diriNya dalam Yesus Kristus.

Dengan kata lain etika kristen tidak mulai dengan apa yang wajib kita lakukan tetapi apa yang telah
dan terus menerus Allah lakukan.

Ciri Khas Etika Kristen

Yang menjadi ciri khas dalam etika kristen adalah kenyataan bahwa semua tuntutan etis
dipahami dalam terang keteladanan Yesus Kristus yang tersalib. Pemberitaan dan tindakan kristen
tetap terikata pada pribadi Yesus Kristus buakn hanya secara historis. Kristus yang hidup adalah
tetap Yesus dari Nazaret sebagaimana ia pernah hidup, mengajar,berkarya dan menderita.

Kristus yang hidup ini bukan memanggil kita bukan sekedar kita menyembahNya tetapi Yang
penting ialah Dia yang memanggil kita untuk mencontoh dia dengan baik. Dia sungguh –sungguh
memanggil murid-muridNya untuk mengikutiNya. Dengan arti sesungguhnya dari kata mengikuti
yaitu menjadi terlibat dengan Dia dan cara hidup-Nya sambil menempuh jalan kita sendiri dalam
terang petunjuk-petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai