Anda di halaman 1dari 14

Gereja sebagai sebuah persekutuan sosial dapat tetap hidup dengan identitas yang

terpelihara dan semakin dihayati itu, jika ada tugas transmisj (pewarisan) serta
tugas menilong pertumbuhan dari iman Kristen dalam diri para warganya. Inilah yang
disebut tugas pendidikan gereja atau dapat kita sebut dengan berbagai istilah
diatas.
1 hakikat PAK
1.1 pendidiman
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memahami hakikat dari
pendidikan, misalnya dengan menyelidiki etimologi, melihat berbagai definisi dan
sebagainya.
a.Pendidikan dilihat dari sudut etimologi
Istilah pendidikan merupakan terjemahan dari "education" dalam bahasa inggris
kata "education" berasal dari bahasa latin: ducere yang berarti membimbing ( to
lead), ditambah awalan "e" yg berarti keluar (out). jadi arti dasar dari
pendidikan: adalah suatu tindakan untuk membimbing keluar.
Thomas H.Groome dalam bukunya Christian Religious Education mengatakan bahwa, ada
beberapa dimensi penekanan,asumsi,dan perhatian yang terkandung di dalam konsep
pendidikan sebagaimana ditunjukkan oleh arti etimologisnya.
i) tiga dimensi penekanan atau waktu yakni tekanan tentang masa lampau, masa kini,
dan yang akan datang. Yang maksud dengan dimensi masa lampau adalah darimana
aktivitas (membimbing) itu dibawa serta apa yang telah dimiliki,misalnya
pengetahuan. Yang dimaksud dengan dimensi waktu masa kini adalah proses atau
aktivitas yang sedang berlangsung untuk menemukan sesuatu. Yang dimaksud dengan
dimensi waktu masa yang akan datang adalah ke arah mana usaha tersebut di bawah
(tujuannya) atau dapat juga disebut masa depan yang hendak dituju.
Ketiga penekanan di atas lahir dari konsep pendidikan yakni: proses pengalaman masa
kini dan gerakan kearah masa depan yang baru yang sesungguhnya menimbulkan asumsi
mendasar tentang hakikat pendidikan sehingga pada gilirannya akan melahirkan tiga
asumsi dasar dan perhatian yang mendorong kita untuk melakukan tugas pendidikan.
iI) tiga asumsi dasar dan perhatian
pertama asumsi dan perhatian terhadap masa lampau asumsi ini melahirkan suatu
perhatian bahwa kita perlu memelihara apa yang telah diketahui sebagai warisan umat
manusia. agama atau teologi hal ini jelas dalam hal kita memberi perhatian kepada
rumusan-rumusan kepercayaan dari teolog atau tokoh Gereja masa lampau.dengan kata
lain, pengetahuan itu lebih bersifat diwarisi dari masyarakat di mana kita menjadi
bagiannya daripada ditemukan sendiri dari pengalaman kita.
Kedua, asumsi dan perhatian akan masa kini. asumsi masa ini berpendapat bahwa masa
kini adalah satu-satunya waktu yang sesungguhnya ada bagi kita, dan dalam masa
kinilah tersisa (tinggal) warisan masa lampau dan kemungkinan bagi masa depan.
dalam aktivitas pendidikan ada asumsi dan perhatian akan masa kini Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa waktu keterlibatan yang segera terhadap kehidupan
adalah masa kini.
ketiga asumsi dan perhatian akan masa depan sebagaimana sudah dikatakan bahwa dalam
semua aktivitas pendidikan ada suatu dimensi yang belum dicapai yakni suatu
aktivitas membimbing keluar menuju pada proses pengetahuan yang belum
direalisasikan. perhatian terhadap dimensi masa depan dari pendidikan telah banyak
dilakukan oleh pemikir dan ahli pendidikan masa lampau maupun kontemporer (masa
kini). Contohnya paulo freire. Iya berpendapat bahwa perhatian terhadap masa depan
adalah dimensi Utopia dari pendidikan. maksudnya adalah bahwa pendidikan hendaknya
tidak membiarkan manusia merasa cukup/puas dengan apa yang sudah ada, tetapi
seharusnya membimbing kepada pembangunan dunia yang lebih baik.
b.hakikat politis dari pendidikan
menurut Groom, aktivitas politik adalah intervensi sengaja dan terstruktur dalam
kehidupan orang lain dengan usaha untuk memperbarui bagaimana mereka menjalani
hidupnya dalam masyarakat. hal ini bukanlah konsep baru sebab sejak zaman Plato dan
Aristoteles bahwa pengertian pendidikan adalah aktivitas sudah dikembangkan. mereka
berbicara tentang pendidikan hanya dalam wilayah politik, dan pendidikan adalah
aktivitas politik dalam rangka mempertahankan negara. Akhir akhir Paulo Freire
memberi tekanan baru kepada hakikat politis dari semua pendidikan yakni bahwa tugas
politis yang daripada pendidik adalah memberdayakan peserta didik dan masyarakat
untuk secara kritis dan kreatif menilai realitas sosial mereka, dan bukan hanya
menyesuaikan diri.jadi dalam usaha mendidik sadar ataupun tidak ada intervensi atas
kehidupan orang lain (peserta didik) yang dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap
orang dalam menjalankan kehidupannya di tengah-tengah masyarakat.
c. Definisi definisi Pendidikan
Groome mengacu kepada Lawrence krim yang mendefinisikan pendidikan sebagai usaha
yang sadar sistematis dan berkesinambungan untuk mewariskan membangkitkan atau
memperoleh pengetahuan sikap sikap nilai-nilai keterampilan keterampilan atau
kepekaan maupun hasil apapun dari usahanya tersebut ada dua kekuatan dari definisi
cremin. pertama, ia menekankan pendidikan sebagai suatu kegiatan sengaja sistematis
dan berkesinambungan.jadi, dalam pandangan ini pendidikan selalu mengasumsikan
kesengajaan.
seorang tokoh pendidikan yang lain A.N Whiteheaad mendefinisikan pendidikan sebagai
bimbingan kepada individu menuju pemahaman dari seni kehidupan. Seni kehidupan
diartikan sebagai pencapaian yang paling lengkap dari berbagai aktivitas yang
menyatakan potensi-potensi dari makhluk hidup berhadapan dengan lingkungan yang
aktual.
Definisi whitehead ini,seperti juga cremin, memberi tekanan kepada pendekatan yang
holistik terhadap manusia yakni dengan mengartikan keseluruhan seni kehidupan.
Disamping itu, memberi dimensi baru yakni potensi-potensi dari peserta didik dalam
konteks lingkungan sosial mereka. Agar kita memahami hakikat pendidikan agama
Kristen kita masih perlu mempelajari dua konsep kunci lagi yakni agama (wi) dan
"Kristen".
1.2 Agama dan Pendidikan Agama Kristen
agama adalah suatu fenomena yang riil dan selalu hadir dalam sejarah peradaban
manusia ada banyak sekali definisi yang sudah dihasilkan. Groen mencoba
mendefinisikan agama sebagai "pencarian manusia terhadap yang transenden dimana
hubungan seseorang dengan suatu dasar keberadaan yang mutlak dibawa ke dalam
kesadaran dan dengan itu diberi ekspresi atau (perwujudan). jadi dari definisi ini
kita mengidentifikasikan unsur-unsurnya yakni adanya pengakuan akan yang transenden
(melampaui manusia) atau disebut juga dasar keberadaan yang mutlak.
pendidikan agamawi adalah usahasengaja terhadap dimensi kehidupan yang religius
Dimana ada hubungan yang sadar dengan dasar keberadaan yang mutlak (Apakah disebut
Allah,Tuhan, ilah atau ilah-ilah dan lain-lain) sehingga pencarian dan hubungan
dengan yang Supranatural itu dikembangkan atau (dipromosikan) dan memungkinkan
terwujud. Satu hal yang perlu diketahui bahwa istilah pendidikan agama sesungguhnya
kurang tepat jika itu merupakan terjemahan langsung dari religious education, lebih
akurat jika diterjemahkan dengan pendidikan agamawi. Dengan kata sifat agamawi, ia
menunjuk kepada kekhususannya dan dengan kata benda 'pendidikan' ia menunjuk kepada
kebersamaannya dengan semua pendidikan, suatu ikatan yang penting untuk
dipertahankan. pendidik pendidik agamawi bersama sama dengan pendidik lain,
mempunyai tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kualitas dari seluruh
pendidikan yang terjadi di dalam masyarakat kita.
jika pendidikan dilakukan atas nama atau dari dalam suatu persekutuan iman
agamawi yang khusus,Maka akan muncul kekhususan dari tradisi iman agamawi itu
sehingga membedakannya dengan aktivitas pendidikan agamawi yang umum. Jadi, bila
dibandingkan dengan komunikasi iman Kristen (gereja) yang melaksanakan pendidikan
agamawi tersebut tentu ada kekhasan dan perbedaannya dibandingkan dengan pendidikan
agama yang dilakukan dalam perspektif Islam. Praktisnya, jika itu dilakukan oleh
Gereja secara suatu persekutuan Iman maka content (isi) dari pendidikannya
berdasarkan ajaran dan teologi gereja. Hal ini membawa kita kepada istilah yang
sudah disepakati yakni, istilah pendidikan agama Kristen.
1.3 istilah Kristen dalam pendidikan agama Kristen
Makna kata Kristen dalam istilah pendidikan agama Kristen di sini adalah bahwa
pendidikan agama itu dilakukan oleh persekutuan iman Kristen atau orang Kristen
dari perspektif agama Kristen.
Saya Cenderung untuk tidak mendefinisikan hakikat ini,melainkan mencoba menyebutkan
elemen-elemen inti yang bisa menjelaskan hakikatnya.
Pertama, harus dikatakan bahwa Pak itu adalah suatu usaha pendidikan Oleh karena
itu ia merupakan usaha yang sadar sistematis dan berkesinambungan apapun bentuknya.
Kedua, PAK juga merupakan pendidikan yang khusus yakni dalam dimensi religius
manusia. ini berarti usaha tersebut diputuskan pada bagian nya bagaimana pencarian
akan yang transenden serta pemberian ekspresi dari seseorang terhadap orang
transenden tadi dikembangkan, serta dimungkinkan tetap terjadi pada manusia masa
kini. Artinya dalam pendidikan yang dikhususkan pada dimensi religius manusia
Apakah itu pencahariannya akan yang transenden, kehendaknya pemberlakuan
kehendaknya dalam kehidupan konkrit. Ketiga, secara khusus tak menunjukkan kepada
persekutuan iman yang melakukan tugas pendidikan agama yakni persekutuan iman
Kristen. Alkitab sebagai warisan usaha ini tidak hanya untuk transmisi warisan
Kristen Tetapi bagaimana membentuk masa depan sesuai dengan visi Allah berdasarkan
warisan masa lampau dan tindakan kreatif masa kini.
Keempat sebagai usaha pendidikan bagaimanapun juga mempunyai hakikat politis
artinya dalam Pak tidak hanya ada intervensi dalam kehidupan individual seorang di
bidang kerohanian saja tetapi juga mempengaruhi cara dan sikap mereka ketika
menjalani kehidupan dalam konteks masyarakat.
spiritualitas kristen tidak dapat dari spiritualitas Kristen. pada dasarnya
mengalir dari hakikat panggilan Kristen yaitu untuk mengasihi Allah dengan cara
atau melalui kasih kepada sesama mengasihi sesama secara esensial tidak
bertentangan dengan spiritualitas Kristen karena bersifat politis yakni intervensi
dalam kehidupan orang lain untuk mempengaruhi bagaimana seharusnya mereka menjalani
hidup kekiniannya dalam hubungan hubungan sosialnya.

Bab 2 tujuan pendidikan agama kristen

Pengertian tujuan Pak


pengertian tujuan dibagi atas tiga konsep yaitu aims,goals,dan objective adalah
tujuan yang diusahakan untuk dicapai pada akhirnya (secara mutlak) mungkin lebih
tepat jika dikatakan sebagai multimate aims (tujuan akhir/mutlak). Misalnya tujuan
dari usaha pendidikan di dalam gereja adalah untuk menolong anggota-anggota gereja
bertumbuh menuju kedewasaan Kristen.
Goals(s) adalah tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu. kegiatan
pendidikan yang dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan satu bulan atau beberapa
kali pertemuan. misalnya: tujuan dari kursus tiga bulan ini adalah untuk menolong
para peserta kursus mampu menjelaskan makna dari tokoh-tokoh utama iman Kristen.
Objektif adalah tujuan yang hendak dicapai dalam suatu proses belajar mengajar
dalam satu kali tatap muka. Biasanya tujuan-tujuan seperti ini dirumuskan sebagai
pernyataan-pernyataan spesifik yakni mengenai apa yang diharapkan Dalam tercapainya
dalam suatu proses belajar (satu kali tatap muka) misalnya: sesudah bahan ini
diberikan para peserta didik dapat menyebutkan dengan benar hal-hal tertentu yang
diberikan dalam pelajaran itu.
tujuan dalam arti Apakah yang dimaksud dalam bab ini? sudah tentu yang dimaksud
adalah tujuan dalam pengertian pertama yakni Ultimate aims. Hal ini dijelaskan
terlebih kalau kita menyadari bahwa berbagai usaha yang berkaitan dengan PAk itu
begitu bervariasi dalam berbagai setting: gereja/Jemaat, keluarga, dan sekolah.
Dalam setting gereja saja masih ada lagi perbedaan berdasarkan kategori usia warga
seperti anak, remaja, pemuda, dewasa, dan lain-lain. Bagaimanakah kita dapat
merumuskan tujuan akhir (Ultimate aims) PAK itu? Apa tujuan akhir itu? di sini
harus diakui betapa bervariasinya rumusan tujuan yang dikemukakan oleh berbagai
ahli di bidang ini. sebagai contoh, adalah baiknya jika kita mengikuti beberapa
pendapat para ahli mengenai Tujuan akhir dari seluruh PAK.
James D.Smart dalam bukunya the teaching Ministry of the Church merumuskan Tujuan
akhir dari Pak dengan kata-kata sebagai berikut: "Kita mengajar agar melalui
pengajaran kita Allah dapat bekerja di hati mereka yang diajar untuk menjadikan
mereka murid-murid yang menyakinkan baik dengan kata-kata maupun perbuatan Di
tengah-tengah Dunia". Jadi tujuan akhirnya menjadikan peserta didik murid Sejati
apa pun artinya dari ungkapan menjadi murid. Ahli lain yakni Werner C.Graendorf
dalam bukunya Introduction to Biblica Christian Education mengatakan bahwa tujuan
Pak adalah antara lain adalah: untuk membimbing individu-individu pada semua
tingkat perkembangannya dengan cara pendidikan kontemporer menuju pengenalan, serta
mengalami akan tujuan serta rencana Allah dalam Kristus melalui setiap aspek
kehidupan dan juga untuk memperlengkapi mereka demi pelayanan yang efektif. di sini
ada dua tujuan akhirnya yakni mengenal peserta mengenal serta pengalaman akan
tujuan dan rencana Allah dalam Kristus dan menjadi pelayan yang efektif. di
Indonesia, komisi PAK dari dewan gereja gereja di Indonesia pernah merumuskan
Tujuan akhir dari tak dengan kata-kata sebagai berikut: "mengajak, membantu,
menghantar seseorang untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus
sehingga dengan pimpinan Roh Kudus Ia datang ke dalam suatu persekutuan yang hidup
dengan Tuhan. Hal ini dinyatakan dalam kasihnya terhadap Allah dan sesama yang
manusia yang dihayati dalam hidupnya sehari-hari baik dengan kata-kata maupun
perbuatan selaku anggota tubuh Yesus tubuh Kristus yang hidup.
Thomas H. Groome dalam bukunya yang berjudul Christian Religious Education pada
bagian-bagian berikut ini kita akan mencoba mengikuti jalan pikiran groome. PAK
adalah suatu disiplin interpdisipliner, termasuk disiplin teologi. Karena PAK
adalah adalah tugas gereja maka pertanyaan mengenai tujuan haruslah terlebih dahulu
melakukan refleksi teologis mengenai Apa visi Allah bagi manusia dan seluruh
ciptaannya dalam rangka memahami tujuan akhir (ultimate aims) dari PAK. pertama-
tama Groome mempertanyakan: "Apakah Sesungguhnya maksud Allah bagi manusia dan
seluruh ciptaan ini? tentu saja seperti ini membutuhkan refleksi teologis yang
mendalam. Karena itu Groome cenderung mengatakan bahwa jawaban terhadap pertanyaan
itu disebut sebagai metapurpose dari PAK. dalam rangka itu Groome berusaha mencari
satu konsep alkitabiah yang menggambarkan maksud Allah bagi manusia dan seluruh
ciptaannya. Itulah sebabnya Groome memilih konsep Kerajaan Allah sebagai konsep
kunci. Dengan demikian maka metapurpose dari PAK dapat dirumuskan bahwa, tujuan
akhirnya adalah agar manusia menjalani hidupnya sebagai respons terhadap Kerajaan
Allah di dalam Yesus Kristus.
Iman kristen

kalau kerajaan Allah adalah metamorfosis dari Pak maka respon terhadap Kerajaan
Allah dalam Yesus Kristus kita sebut sebagai Iman Kristiani inilah yang kita sebut
tujuan Pak atau ultimate aims sejak awal Kristen menganggap bahwa tujuan dari usaha
pendidikannya adalah untuk menumbuhkembangkan iman Kristen yang hidup hal ini tidak
berarti bahwa pendidikan dapat memberikan iman kepada peserta didiknya sebab hanya
Tuhan yang dapat menganugerahkan iman itu Yohanes 6 ayat 14 dan 18 jika kita
menghendaki iman Kristen sebagai anugerah Allah tetap menjadi Iman Kristiani maka
persekutuan Iman harus membagi imannya yang hidup serta tradisi Iman harus
dimungkinkan untuk dapat dipelajari dalam persekutuan imaniman Kristen dapat
diartikan sebagai suatu kehidupan yang dijalani sebagai respon terhadap Kerajaan
Allah dalam Yesus Kristus menurut G Inilah yang disebut tujuan segera atau limited
Purpose dari Pak jadi untuk lebih mengoperasikan merasionalkan metamorfosis tadi G
merumuskan tujuan Pak itu yakni demi iman Kristen yang hidup tentunya kita tidak
akan membuat suatu deskripsi teologi sistematis mengenai iman Kristen Tetapi lebih
merupakan suatu usaha menggambarkan dimensi-dimensi iman Kristen sebagai realitas
yang di hidupatau pengalaman hidup yang nyata Thomas h g dalam bukunya Christian
religious education mengklaim bahwa iman Kristen sebagai suatu pengalaman yang
nyata mempunyai tiga dimensi yang esensial yakni 1 suatu keyakinan atau kepercayaan
2 suatu hubungan mempercayakan diri 3 suatu kehidupan yang dijalani dalam kasih
Agape ke tiga dimensi ini memperoleh ekspresi dalam tiga aktivitas yakni Iman
sebagai kepercayaan Iman sebagai trusting atau keyakinan atau mempercayakan diri
serta Iman sebagai tindakan.
tujuan akhir ini berfungsi mengarahkan seluruh usaha kita dalam Pak tentunya Ada
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam berbagai setting Pendidikan tak dengan
berbagai kategori usia atau bermacam-macam kelompok tentunya dalam setiap jam tatap
muka untuk proses belajar mengajar ada sejumlah tujuan instruksional khusus atau
kompetensi khusus hal ini akan dibicarakan tersendiri dalam kurikulum Pak tujuan
akhir atau ultimate Pak dalam dirumus dapat dirumuskan secara teologis dan
rumusannya akan dipengaruhi oleh perspektif biologis serta pendidikan pak Thomas
groome sangat diwarnai oleh perspektif teologi teologi kontemporer pembebasan.

Bab 3
konteks pendidikan agama Kristen dan setting settingnya

dalam bahasa yang lebih umum mungkin kita dapat menyebutkan sebagai setting PAK.
tak sebagai usaha suatu usaha pendidikan menaruh perhatian pada masalah pembentukan
identitas pribadi tentu saja identitas pribadi yang Kristen lingkungan sosial atau
konsep konteks sosial mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan identitas
pribadi seseorang ahli pendidikan terkenal seperti John dewey misalnya mengartikan
pendidikan sebagai partisipasi individu Dalam kesadaran sosial atau sosial dari
masyarakat.berpartisipasi dalam kesadaran sosial suatu masyarakat barangkali dapat
diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungan sosial budaya dimana seorang
individu itu hidup dalam masyarakat sebagai contoh seorang yang dilahirkan berbagai
orang Jawa dan tinggal dalam masyarakat Jawa maka kita tidak dapat diragukan lagi
bahwa kemungkinan besar ia akan mempunyai kepribadian kepribadian Jawa ini berarti
bahwa pandangan hidup dan sistem nilai yang mempengaruhi tingkah lakunya adalah
pandangan hidup serta sistem nilai budaya Jawa.
konsep kunci yang perlu kita diskusikan adalah identitas kepribadian atau diri
identitas diri atau pribadi yang dipakai disini merupakan terjemahan dari identity
yang sebetulnya terdiri dari kata Self dan identity atau diri atau pribadi yang
diartikan sebagai konsep yang mencakup tiga aspek yang saling berkaitan dari diri
seseorang yakni gambaran diri atau self image seseorang sistem nilai atau sistem
seseorang dan pandangan dunia atau world you seseorang sedangkan identitas atau
identitas diartikan sebagai pengalaman kontiunitas dan kesamaan atau continuity and
tenis yang kita miliki tentang diri kita sendiri dengan demikian drum mengertikan
tas identity atau identitas diri atau pribadi sebagai kesadaran atau awareness yang
berkelanjutan dan stabil yang kita miliki mengenai gambaran diri sendiri pandangan
dunia atau hidup serta sistem nilai yang dianutada juga ahli yang mengartikan
identitas diri atau pribadi adalah kesatuan dari tiga hal pokok yang dimiliki
seseorang yang saling berkaitan yakni sistem kepercayaan atau beli sistem sistem
nilai atau values sistem serta Bagaimana sistem kepercayaan dan sistem nilai itu
mempengaruhi pola tingkah laku atau pattern of behavior seseorang.
setting pak dalam keluarga hal ini adalah sebenarnya sebagaimana kita akan lihat
pada pembahasan berikutnya yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah bahwa keluarga
itu merupakan setting pertama dan utama dari tak keluarga dikatakan sebagai setting
utama dan pertama tidak lain karena peran orang tua dalam mengasuh anak-anak adalah
sangat penting bukan hanya anak yang belajar dan mengalami pertumbuhan dalam
setting keluarga tetapi sesungguhnya keluarga seluruh anggota keluarga dapat saling
belajar dari yang lain melalui interaksi satu sama lain
mengapa sebagai orang Kristen Kita percaya bahwa anak adalah karunia Tuhan yang
dipercayakan kepada orang tua dalam pemeliharaan maupun pendidikan dalam perjanjian
lama misalnya kita menjumpai bahwa Tuhan mewajibkan orang tua untuk mendidik anak-
anaknya dalam iman dan kasih kepada Tuhan dan sesama contohnya yang paling konkrit
jelas sekali dalam ulangan Pasal 6 ayat 1 sampai 7 jadi setelah Tuhan memberikan
hukuman hukumannya kepada bangsa Israel sebagai umat Tuhan pada waktu itu mereka
sendiri harus berpegangan dan menjalankan hukum-hukum Tuhan itu tetapi selanjutnya
ada keharusan pula untuk mengajarkannya kepada anak-anaknya berulang kali dan
membicarakannya pada waktu duduk di rumah atau sedang dalam perjalanan apa apabila
sedang berbaring atau bangun jadi disini kewajiban mendidik itu dilakukan tidak
saja secara verbal tetapi juga sebagai dengan contoh kita contoh hidup melalui
kehidupan mereka bersama-sama dengan anak-anak mereka. di dalam perjanjian baru
Meskipun tidak terlalu banyak Paulus memperingatkan dengan tegas kepada para Ayah
untuk mendidik anak-anak mereka dalam sejarah dan nasehat Tuhan dalam efesus 6 ayat
1 sampai 4 semua yang telah dikatakan di atas menyuguhkan atau mengonfirmasi Bahwa
keluarga dalam hal ini orang tua ayah dan ibu mempunyai tanggung jawab mendidik
anak-anak mereka dalam iman kepada Tuhan serta cara hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan.
setting pak dalam Jemaat
Alkitab jelas menyaksikan bahwa orang kristen tidak dipanggil menjadi orang
Kristen sendiri orang-orang percaya dipanggil untuk bersekutu dan itulah gereja
dengan demikian gereja diartikan sebagai persekutuan orang percaya Itulah sebabnya
pula gereja sering digambarkan sebagai tubuh Kristus konsep itu menekankan soal
keterkaitan atau keterhubungan orang percaya satu sama lainnya bagaikan hubungan
antara satu anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lainnya 1 Korintus 12 walaupun
Gereja Kristen dimulai pada perjanjian baru dengan peristiwa pentakosta namun
embrionya telah ada dalam panggilan ke-12 murid oleh Tuhan Yesus mereka telah
memperhatikan dan mengupayakan pendidikan kepada umat khususnya kepada anak-anak
baik itu melalui proses sosialisasi maupun dengan pengajaran termasuk juga dalam
setting keluarga jadi mandat pendidikan itu sudah ada sejak umat Allah itu ada
Itulah sebabnya kita katakan bahwa konteks dari adalah umat Allah baik itu dalam
perjanjian lama maupun perjanjian baru yang kita sebut Gereja Kristen. Dalam matius
28:19-20) pada akhirnya menjelang kenaikannya ke surga ia memberikan amanat Agung
yang berisi bukan hanya untuk menjadikan Semua bangsa muridnya tetapi juga berisi
tugas mengajar mereka mengenai segala sesuatu yang telah dipesankan nya. Jadi,tugas
pendidikan itu merupakan mandat Tuhan Yesus sendiri bukan hanya kepada murid-murid
secara individual tetapi juga persekutuan orang-orang percaya secara bersama-sama
yang kita sebut gereja di dalam konsep gereja sebagai tubuh Kristus terjadi banyak
hal termasuk tugas pendidikan yang memungkinkan pertumbuhan anggota secara pribadi
tetapi juga pertumbuhan Jemaat secara bersama-sama dalam surat efesus bahkan
mengakui bahwa Allah sendiri yang memberikan bagi gerejanya pejabat-pejabat khusus
termasuk pengajar-pengajar untuk melengkapi orang-orang Kudus bagi pekerjaan
pelayanan demi pertumbuhan dari tiap anggota dan juga tubuh Kristus itu gereja
secara bersama-sama dalam 4 ayat 11-16 dengan catatan di di atas maka secara
singkat telah ditunjukkan landasan teologis dari gereja sebagai setting pak bahkan
secara sosiologis telah dikemukakan bahwa tugas pendidikan inheren dalam diri
gereja sebagai suatu kelompok sosial yang memiliki tugas transmisi dan upaya
menolong penghayatan yang semakin mendalam akan identitas yakni iman Kristen tanpa
tugas pendidikan ini mustahil gereja sebagai suatu kelompok sosial tetap ada dengan
identitasnya khas apalagi pertumbuhannya.
dengan kata lain Jemaat lokal sebagai setting pak harus dilihat sebagai kumpulan
orang-orang percaya yang berinteraksi dengan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki Allah dari jemaatnya salah satu bentuk interaksi dan
kegiatan Jemaat lokal adalah yang kita sebut pendidikan dalam artinya yang luas
yakni demi transmisi iman Kristen dan menolong pertumbuhannya yang penuh dalam diri
warga gereja.

Bab 4
setting pendidikan agama Kristen dalam sekolah

pendidikan agama di Indonesia merupakan suatu yang wajib atau compulsory yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah pendidikan diselenggarakan oleh badan-badan
agamawi. tujuannya untuk mentransmisikan tradisi agama WiFinya ataupun tujuan
proses hal ini dikemukakan antara lain oleh kelabora Dalam tulisannya religius
introduction polisi Indonesia yang mengatakan bahwa tab agama besar telah
mengembangkan bentuk sistem pendidikan yang khas di Indonesia yang pertama sistem
pendidikan Hindu dan Budha ahli yang mengatakan bahwa lebih dari 1400 tahun itu
isme dan budaya merupakan kekuatan agamawi pendidikan yang diberikan oleh guru-guru
agama bertujuan untuk mempromosikan atau meningkatkan kehidupan agamawi dalam diri
anggota persekutuan agamawi khususnya generasi muda pendidikan yang diselenggarakan
dalam sebuah bangunan yang disebut Padepokan dibangun di sekitar Candi dengan
fungsi yang bermacam-macam misalnya untuk ritus agama we untuk tempat-tempat
pertemuan dalam rangka manusia mendiskusikan masalah masyarakat dan agama juga
untuk pendidikan anak muda kedua sistem pendidikan agama Islam Islamisasi di
Indonesia pada masa lalu biasanya digambarkan sebagai proses massal di mana rakyat
mengikuti rajanya pada abad XVI sebagian besar Indonesia telah dikuasai oleh
kerajaan-kerajaan Islam hal ini di sesuai dengan berdirinya pesantren yang
dikembangkan sebagai tulang punggung sistem pendidikan Islam khususnya bagi orang
muda dan dewasa Tujuannya adalah untuk mendidik kader-kader yang kelak menjadi
pembawa Panji Islam melalui studi formal tentang iman dan Islam belajar bahasa Arab
dan juga belajar hal-hal praktis seperti bertani dan berdagang yang ketiga sistem
pendidikan Kristen kekristenan di Indonesia dibawa oleh para misionaris Eropa yang
datang bersama dengan pedagang Eropa dengan tujuan utama untuk berdagang tetapi
kemudian menetap dan bahkan menjajah Indonesia pedagang pertama yang datang ke
Indonesia adalah orang-orang Portugis yang disertai oleh misionaris Katolik yang
bertanggung jawab bukan saja untuk kehidupan rohani para tentara dan pedagang
Portugis dan kan juga tobat kan penduduk asli kepada Iman Katolik yang suatu sistem
pendidikan baru dengan cara mendirikan sekolah-sekolah dalam arti yang modern.
sekolah-sekolah ini dipandang sebagai alat asasi Oleh karena itu setiap misionaris
adalah guru agama dan juga guru sekolah tujuan utamanya adalah untuk memajukan Iman
Katolik namun para misionaris juga mengajarkan muridnya untuk membaca dan menulis
dalam huruf Romawi beserta berhitung Disamping itu pendidikan agama menempati
tempat yang utama dalam kurikulum nya para memang dianggap sarana penginjilan
dimana statusnya jelas wajib dan gurunya adalah para misionaris. VOC mendirikan
sekolah rakyat 3 tahun dan memiliki kantor nya sendiri pengawasan atas kantor
sekolah diserahkan kepada para pendeta yang tinggal bersama-sama dengan para
pegawai dan pedagang Belanda untuk memelihara rohani pada pegawai dan pedagang itu
dalam situasi seperti ini itu maka sekolah-sekolah itu adalah sekolah Kristen
meskipun VOC bertanggung jawab dalam soal keuangan tujuan utama dari sekolah-
sekolah ini adalah mendidik pekerja pekerja yang kompeten untuk kegiatan perusahaan
dan juga memajukan kekristenan jadi kurikulum sangat menekankan agama di samping
membaca menulis dan berhitung serta pengajaran dilakukan dalam bahasa Melayu yang
adalah akar dari bahasa Indonesia.
dasar filosofis kehadiran agama dalam sekolah
Michael Grimm itu seorang ahli pendidikan agama dari Inggris ia berpendapat
bahwa ada berbagai alasan yang berbeda-beda yang diberikan pada masa lalu terhadap
pelajaran agama di sekolah-sekolah negeri yakni alasan-alasan keagamaan historis
dan moral mungkin juga politis. Bagi dia, seharusnya suatu mata pelajaran
dimasukkan dalam kurikulum sekolah dengan alasan kependidikan.
Ada sejumlah asumsi dari pandangan gerimis di atas pertama pemahaman tentang
pendidikan yang secara tajam dipisahkan dari kegiatan lain seperti pengajaran
pembinaan nasi kedua bahwa kegiatan pendidikan dibatasi pada perkembangan dimensi
kognitif dan peningkatan pemahaman dalam kasus pendidikan agama hal ini berarti
peningkatan pemahaman agama dan bukan komitmen agama kita memahami pendidikan dalam
arti yang luas Yaitu mencakup pengajaran asuhan pembinaan dan lain-lain aktivitas
pendidikan Tidak hanya ditujukan kepada dimensi kognitif atau pemahaman tetapi juga
pada dimensi efektif atau sikap dan komitmen serta perbuatan karena itu asumsi
gerimis kita tolak dan itu benar itu berarti pendidikan agama bisa lebih dari studi
perbandingan agama seperti yang ditawarkan walaupun kita tidak dapat membiarkan
alasan termasuk memasukkan pendidikan agama dalam sekolah dari sudut pandang
historis yakni kepentingan agama dan politik namun bagiannya sekarang kita mencoba
mencari landasan filosofisnya.
dari manakah kita mulai mencari kita akan dasar filosofis dari kehadiran agama
disekolah pertama-tama kita harus mengakui bahwa sekolah adalah salah satu partner
dalam pendidikan di samping keluarga dan masyarakat kedua orang tua mempunyai
tanggung jawab utama untuk mendidik anaknya karena itu orang tua mempunyai hak
untuk menentukan macam pendidikan yang diperoleh oleh anaknya dengan mengadopsi
definisi pendidikan yang disepakati oleh deklarasi sejagat tentang hak-hak asasi
manusia maka pendidikan seharusnya diarahkan kepada perkembangan yang penuh dari
manusia dalam konteks masyarakat perkembangan individual dimengerti sebagai
perkembangan intelektual sosial moral dan spiritual agama dan pendidikan mempunyai
potensi bagi perkembangan manusia dan dalam aspek-aspek bekas Bagaimanakah kita
merasa pasti bahwa Pendidikan Agama dapat menyumbang terhadap perkembangan manusia
secara intelektual sosial moral dan spiritual? pendidikan agama juga dapat
meningkatkan moral sekarang bagaimanapun juga bidang moral kode etik dan filsafat
kehidupan dalam kebanyakan kasus mempunyai hubungan dengan agama Meskipun tidak
selalu Agama dapat menjadi sumber nilai dan moral untuk menanggulangi masalah-
masalah tersebut. Itulah sebabnya usaha keras untuk menjadikan pendidikan agama
dalam setting sekolah di Indonesia demi meningkatkan tanggung jawab moral dan etnis
etis patut kita hargai dan sambut baik dan bersikap yang tepat pada akhirnya
pendidikan agama pasti mempunyai adil bagi perkembangan kerohanian atau spiritual
Bagaimanakah Indonesia dalam kaitannya dengan kebijakan pendidikan agama di sekolah
yang sistematis mengenai alasan sudah 11 masukan agama di sekolah negeri dalam GBHN
dengan jelas katakan bahwa pendidikan adalah proses umur hidup dan terjadi dalam
konteks keluarga sekolah dan masyarakatkarena itu pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama dari keluarga masyarakat dan pemerintah dengan menyebutkan bahwa
rumah sebagai konteks pendidikan yang pertama maka ada pengakuan bahwa orangtua
mempunyai kewajiban utama untuk mendidik anak-anaknya GBHN juga mencantumkan bahwa
pendidikan agama harus diberikan di sekolah-sekolah pemerintah menunjuk menunjukkan
bahwa keputusan itu adalah kehendak rakyat yang diwakili oleh anggota parlemen ini
berarti bahwa masuknya agama di sekolah sesungguhnya mempunyai landasan filosofis
yang kuat yakni keutamaan-keutamaan hak dan kewajiban orang tua parlemen juga
merumuskan tujuan pembangunan nasional maupun pendidikan nasional dalam kedua
tujuan itu dimensi spiritual manusia mendapat tempat yang penting bahkan paling
penting.
jenis pendidikan agama di sekolah negeri dalam dua kategori besar yaitu Yang
pertama apa yang dapat dikategorikan sebagai pendidikan dalam iman atau tradisi
Iman tertentu atau education invite tipe ini menaruh perhatian terhadap pewarisan
atau transmission atau out pendidikan dalam iman diarahkan kepada pemahaman yang
lebih baik terhadap Iman pribadi yanglebih dalam kepada tradisi Iman dari suatu
agama atau kredit tertentu pendidikan dalam iman lebih dari sekedar pengajaran atau
pemberian informasi juga menyadari akan kompleksnya masalah transmisi iman dan
nilai pendidikan dalam iman di sekolah lebih dari kurikulum pendidikan agama yang
formal yang mencakup ibadah dan aktivitas membangun persekutuan termasuk juga
perhatian kepada pengaruh implisit atau formal yang kedua education in Religion
atau pendidikan dalam Agama atau tentang agama disini pendidikan dalam Agama
memberi kontribusi terhadap pendidikan umum dari peserta didik pada siswa ditolong
untuk semakin sensitif terhadap berbagai kepercayaan yang dianut oleh anggota
masyarakat Dimana mereka hidup mempelajari posisi agama dalam kebudayaan dan
pengaruh agama terhadap tingkah laku manusia Indonesia dengan adanya kontroversi
bahwa setiap anak perlu belajar agamanya sendiri serta diajar oleh guru yang
seagama maka ada pihak yang menawarkan apa yang dikenal sebagai pendidikan
religiositas. melihat sekilas sejarah perkembangannya kurikulumnya serta tujuan
yang ada dalam kurikulum itu undang-undang sistem pendidikan nasional khususnya
yang berbicara tentang tujuan pendidikan nasional walaupun masyarakat Indonesia
adalah masyarakat pluralis namun pendidikan agama di sekolah mempunyai karakter
sebagai pendidik dalam iman hal itu tentu dilakukan dengan jalan pengelompokan
peserta didik menurut agama yang dianutnya serta diberi pendidikan agama sesuai
dengan keagamaannya.
pendirian Sekolah Kristen dilandasi oleh suatu filsafat pendidikan Kristen yang
hendak menyelenggarakan suatu pendidikan umum dengan Dasar atau perspektif Kristen
terkadang maksud bahwa meskipun pendidikan yang diberikan adalah pendidikan umum
namun upayakan agar memiliki landasan yang berupa nilai-nilai Kristianijuga yang
mendirikan sekolah Kristen sebagai sarana penginjilan atau kesaksian artinya
Sekolah Sekolah Kristen didirikan agar melalui sekolah itu anak-anak diberi
kesempatan untuk mendengarkan Injil dalam menjadi Kristen dalam hal ini pendidikan
dianggap sebagai kebutuhan manusia untuk bisa hidup lebih agama manusiawi tugaskan
dari kebodohan belakangan dan lain-lain dengan pendidikan yang ditawarkan ini maka
pelayanan Kristen dilakukan tanpa perlu menobatkan para pelajar pada tahun 1970
konferensi nasional pendidikan Kristen merumuskan fungsi-fungsi Sekolah Kristen
sebagai berikut 1 sebagai alat kesaksian dan alat mendemonstrasikan Injil pemasaran
Kerajaan Allah kedua sebagai alat pelayanan yang terpanggil untuk berpartisipasi
dalam meningkatkan pendidikan rakyat baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan
yang ketiga sebagai alat komunikasi antara gereja dan masyarakat yakni menumbuhkan
pengertian tentang keberadaan sifat dan maksud gereja dan umat Kristen dalam
kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Bab 5
pendekatan dalam pendidikan agama Kristen
ada dua pendekatan yakni pendekatan sosialisasi dan pendekatan sekolah pengajaran
atau socialization and schooling introduction approach.
Jack L I say more dan Donald and Miller dalam bukunya contemporary approach to
Christian education menyebutkan sekurang-kurangnya ada 5 macam cara para ahli tak
mendekati teori dan praktik Pak yangndiberi nama religius introduction atau
pengadilan agama Faith Community atau persekutuan Iman development atau
perkembangan liberalisme atau pembebasan dan interpretation atau interpretasi
usulan-usulan pendekatan baru memberikan tekanan Bagaimana persekutuan Iman sebagai
setting dari tak Bagaimana perkembangan spiritual adalah agenda dari Pak Bagaimana
Pak memberikan inspirasi terhadap pencarian akan kehadiran politik dan sosial
Bagaimana pak dapat dijadikan berbagai dalam konteks budaya dan sosial masa sini
pendidikan umat Tuhan dalam Perjanjian Lama bahkan sesudah sudah menggunakan
pendekatan sosialisasi karena belum ada sekolah formal gereja yang mula-mula apa
yang kita sebut katekisasi adalah juga suatu proses sosial sosialisasi yang sangat
efektif.
Harace bushnel dialah yang memperkenalkan pendekatan sosialisasi terhadap bukunya
Christian Nature atau asuhan atau pendidikan Kristen yang terbit 1840-an teorinya
tentang asuhan atau pendidikan Kristen sebagai reaksi terhadap gerakan pembangunan
rohani atau revivalisme yang melanda Amerika Amerika yang menentang kecenderungan
gereja yang begitu menekankan pendekatan pertobatan atau lahir baru di kalangan
golongan Amerika gerakan pembangunan rohani abad ke-19 menekankan total depravity
Of Man atau kerusakan total manusia karena kejatuhan dalam dosa pandangan dari para
tokoh revivalis pada waktu itu adalah sebagai berikut oleh karena kerusakan total
manusia maka anak-anak tidak dapat bertumbuh dalam kehidupan iman Kristen kecuali
kalau mereka mengalami peristiwa lahir baru atau born againjustru pokok pandangan
ini di ditentang oleh Bushnell yang mengemukakan yakni daripada menunggu pengalaman
pertobatan pada usia yang akan datang atau setelah agak besar maka anak-anak perlu
dididik sebagai orang tua Kristen sejak usia yang awalsalah satu ungkapan busel
yang sangat terkenal dari bukunya adalah hendaknya orang tua memiliki iman itu bagi
dirinya sendiri terlebih dahulu lalu ajarkan itu kepada anak-anak dengan jalan
memberi contoh meskipun yang real ajarkanlah itu dengan contoh kehidupan oleh
karena sebenarnya tidak ada cara lain untuk mengajarkannya.
Pendekatan model sekolah-pengajaran
Apa yang dimaksud dengan pendekatan model sekolah pengajaran pada prinsipnya Pak
yang menggunakan model atau paradigma sekolah-sekolah pengajaran meniru proses apa
yang terjadi dalam setting pendidikan formal yang namanya Sekolah di mana terjadi
pendidikan dalam bentuk pengajaran dalam model ini yang dibutuhkan adalah guru
profesional yang memahami anak didik dengan segala tingkat perkembangannya
dibutuhkan pengorganisasi yang kelas berdasarkan tingkat usia dalam proses belajar
mengajar ini juga dibutuhkan sejumlah metode yang efektif agar terjadi proses
belajar. secara formal pengajaran agama terdiri dari dua sisi yang utama dan
fundamental yaitu isi struktural dan isi substantif isi struktur terdiri dari empat
variabel yakni guru mata pelajaran pelajaran dan lingkungan Steve adalah agama itu
sendiri mengidentifikasikan 8 contoh dari konten substantif yang dapat diharapkan
Dalam pengajaran agama antara lain:
a.isi produk
b.isi proses
c.isi kognitif
d.isi afektif
e.isi verbal
f.isi nonverbal
g. isi yang tidak disadari
h.isi pola tingkah laku

Bab 6
metode dalam pendidikan agama Kristen
Berikut ini beberapa penamaan tentang metode yakni
1.metode ceramah
Dengan metode ini Tuhan Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-
muridnya atau menafsirkan pengetahuan tersebut melalui pendekatan ini ia
mengharapkan dua tanggapan dari para pendengarnya pengertian mendalam dan perilaku
baru (khotbah di bukit Matius 5-7) berceramah Yesus juga menghancurkan serta
memberikan bimbingan kepada murid-muridnya misalnya dalam (matius 10 ke-12) murid
Tuhan telah menerima petunjuk petunjuk dari Tuhan Yesus untuk mengusir roh jahat.
2. Menghafal
biasanya metode ini sangat dikecam oleh banyak pendidikan tetapi secara profesional
Ia juga mempunyai andil bagi siapa saja yang belajar mengutip ayat ini ayat dari
surat Nurbuat misalnya untuk membenarkan tingkah laku atau gagasan yang sedang
dikemukakannya Matius 12 ayat 1 sampai 8 khotbah di bukit sering pula pada akhir
dari pengajaran nya Yesus membuat ringkasan dengan suatu kalimat pendek agar mudah
diingat sebagai contoh anak manusia adalah Tuhan dari atas hari sabat Matius 12
ayat 8 bukan orang yang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit Matius 9
ayat 13 dan lain-lain
3. Dialog
metode ini sering digunakan oleh Yesus dalam keempat injil nya Walaupun memang
penggunaannya tidak Sama persis dengan metode yang digunakan oleh socrates sering
mengajukan pertanyaan yang baru sebagai tanggapannya atas pertanyaan yang sebelum
diajukan kepadanya misalnya peristiwa seorang muda yang kaya yang datang kepada
Yesus dengan pertanyaan guru perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal disebut tanya kembali mengajukan pertanyaan sehingga
terjadi dialog dalam dialog seperti yang dipakai oleh Tuhan Yesus orang diajak
untuk menggali lebih dalam lagi mengenai persoalan yang lebih mendasar kebutuhan
jasmani yang pokok.
4 studi khusus
perumpamaan perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus sesungguhnya merupakan
studi khusus dengan pendekatan ini Yesus seluk-beluk salah satu kasus sebagian dari
pengalaman seseorang dan mengundang para pelajar memanfaatkan akal dan imannya
dengan studi khusus orang didorong untuk memikirkan inti persoalannya dan mencari
pemecahannya
5 perumpamaan
dengan metode perumpamaan para pelajar ditantang secara langsung untuk mengambil
keputusan metode ini juga digunakan oleh Yesus namun tidak dengan bercerita yang
memprakarsai pertanyaan pribadi yang besar sekali maknanya salah satu contoh
terkenal dari metode ini adalah peristiwa di kaisarea Filipi kepada semua murid
Yesus mengajukan pertanyaan pribadi tetapi apa katamu Siapakah aku ini ada banyak
contoh yang seperti ini dalam injil-injil
6 perbuatan simbolis
pada awal pelayanan Yesus di depan umum ia dibaptis oleh Yohanes pembaptis
tindakan itu menimbulkan pertanyaan dari kalangan para ahli kalau makna pembaptis
Yohanes adalah untuk mengampuni dosa Lalu apa perlunya Yesus dibaptis karena ia
tidak berdosa di sini Yesus hendak mengajar para murid melalui tindakan simbol
pertama yg mengajarkan bahwa pelayanannya berarti pengorbanan sebagaimana hal itu
jelas dalam kata-kata Tuhan Yesus kepada Yohanes dalam Yakobus jadi baptisannya
adalah simbolis kesengsaraan kedua dari lambang baptisan Yesus mengajarkan tentang
perlunya solar solidaritas dengan semua orang dan bahwa salat solidaritas itu hanya
bisa dinyatakan sebagai hamba yang merendahkan diri dan yang menderita.

selain metode-metode diatas masih ada lagi metode yang lain dipakai oleh Tuhan
Yesus namun dari apa yang dikemukakan oleh kita dapat mengenal beberapa kesimpulan
penting bahwa tidak hanya menggunakan satu macam metode saja hal ini berkaitan
dengan tujuan pengajaran atau pendidikan nya yang Tunjukkan bagi manusia seutuhnya
artinya tuhan Yesus tidak hanya ingin mengajar untuk memberikan pengetahuan saja
tetapi juga sikap atau nilai-nilai keputusan dan komitmen serta perbuatan atau
tindakan jadi metode yang digunakan harus bervariasi Untuk menjangkau manusia
seutuhnya yakni baik pengetahuan sikap dan komitmen maupun tindakan dan tingkah
laku.

Bab 7
gold partner dalam pendidikan agama Kristen
kopartner dalam Pak sesungguhnya yang hendak dibahas adalah masalah
persepsi kita tentang diri sendiri sebagai pendidik maupun persepsi tentang peserta
didik.
peserta didik adalah subjek dan bukan objek peserta didik atau seperti juga kita
sebagai pendidik dipanggil dan mampu untuk menjadi pencipta pencipta sejarah atau
(histori maker).
peserta didik kita atas tuh dan harus diperlakukan sebagai subjek terutama karena
kita percaya sesuai dengan antropologi Alkitab bahwa semua orang diciptakan menurut
gambar Allah kita dan kita sebagai pendidik sedang berada dalam perjalanan bersama
mempunyai panggilan dan juga hak untuk bertumbuh dan dalam penggambaran dengan
pencipta kita. sebagai subjek maka peserta didik kita mempunyai hak untuk
mengatakan kata-kata mereka sendiri dan untuk memberi nama kepada realitas mereka
sendiri sebagai pendidik kita juga mempunyai hak untuk mengatakan kata-kata kita
sendiri dan juga juga suatu kewajiban untuk mendengar mereka dalam hubungan ke
persamaan derajat dan ini maka ada kesempatan untuk kita membagi apa yang kita
miliki sebagai pendidik.
peserta peserta didik atau seperti juga kita sebagai pendidik dipanggil dan mampu
untuk menjadi pencipta pencipta sejarah atau History maker Artinya kita dapat
memberi andil dalam menentukan apa yang akan terjadi di masa depan dengan membuat
pilihan-pilihan dan melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada perubahan yang
baik dalam konteks pembentukan iman Kristen hal ini berarti bahwa peserta didik
dapat mencapai kesadaran yang menyebabkan mereka mampu menghadirkan Kerajaan Allah
serta mempersiapkan penyempurnaan hal ini merupakan tugas bersama baik pendidik
maupun peserta didik Kerajaan Allah selalu merupakan karena Allah Namun kita harus
tetap memenuhi kewajiban kita sebagai umat perjanjian Allah hal ini berarti bahwa
kita harus menjadi umat yang bertindak secara bebas untuk membentuk sejarah masa
depan menuju kepada kedatangan Kerajaan Allah tindakan Allah yang bebas akan
menghadirkan Kerajaan Allah Yang Sempurna. masalah yang mempersulit kita untuk
melakukan peserta didik sebagai subjek adalah struktur sosial dimana pendidikan itu
terjadi kita dan kita harus bersedia menjalani hidup dalam kontradiksi kita yang
tidak menyerah kepada kontradiksi melainkan kita harus mengemban tugas rekonstruksi
lingkungan pendidikan kita sehingga hubungan antar subjek itu dapat ditingkatkan
dan bukannya menghambat. tak sesungguhnya hadir bagi dan oleh seluruh Jemaat. hal
itu bertujuan untuk membimbing seluruh Jemaat menuju kepada kedewasaan iman Kristen
Biasanya tak mulai diajarkan pada anak-anak karena hal tersebut justru hubungan
intersubjektif dengan anak-anak bilamana kita melihat secara kritis kondisi
masyarakat kita maka seharusnya kita mencatat bahwa anak-anak bisa diperlakukan
sebagai objek sementara kita berjuang untuk Kebebasan ekonomi kebudayaan seksual
dan rasial sebagai perhatian umat utama kita maka sebagai pendidik Kita juga harus
memberi perhatian kepada pembebasan anak.
singkatnya persepsi kita tentang Siapakah peserta didik kita akan memengaruhi
sikap dan perlakuan kita terhadap mereka dalam proses tak yang kita emban sebagai
pendidik persepsi didasarkan pada asumsi teologis yang menghargai peserta didik
sebagai subjek yang mempunyai panggilan serta mampu mencari pencipta sejarah tugas
kita adalah untuk memperlakukan mereka sebagai subjek dan menolong mereka
merealisasikan potensinya sebagai pencipta sejarah dengan demi terwujudnya tanda-
tanda Kerajaan Allah di dunia ini dalam realitas sosial.
dalam persepsi tentang pendidikan dalam hak semua orang Kristen sesungguhnya
mempunyai tanggung jawab pendidikan para pendidik itu perlu mempunyai persepsi yang
khusus mengenai peranannya sebagai pendidik salah satunya yang menggambarkan hal
itu misalnya pendidikan Kristen adalah mewakili Kristus dalam pelayanan kepada
masyarakat dengan pelayanan Firman yang inkarnatif.
dalam sebagai pendidik dalam Kita memandang peranan kita sebagai pelayan Firman
dalam rangka umat atau peserta didik dalam usaha yang terus-menerus untuk
mewujudkan Firman menurut G bahwa kita sebagai pendidik dalam konteks historis
dapat diringkas dalam tiga kegiatan yang saling berhubungan yakni:
1.menghadirkan the Story (warisan Iman Kristiani); kepercayaan dan pandangan hidup
Kristiani
2.untuk mengusulkan visi (pengharapan Kristen)
3.untuk memilih kehidupan yang bermakna

Bab 8
hubungan filsafat dengan psikologi dan sosiologi
dalam hal ini Pak sudah begitu terkait dengan psikologi artinya banyak ahli
teoritis maupun praktisi sudah banyak menggunakan temuan-temuan dalam bidang
psikologi untuk pak dan mengusulkan penggunaan teori psikologi untuk praktik pak
misalnya dalam penyusunan kurikulum dalam metode dan cara belajar atau (ways of
learning). banyak orang mempunyai kesan seolah-olah salah satu dalam dari psikologi
adalah untuk menjelaskan fenomena agamawi dan mereduksi semua pengetahuan dan
tingkah laku agamawi menjadi kategori-kategori psikologi naturalistis. dalam hal
ini sejarah religius manusia tidak lebih merupakan gejala psikologi belaka,
misalnya seperti yang pernyataan ketidakberdayaan manusia dan karena itu manusia
menciptakan suatu gambaran tentang kodrat Ilahi yang tidak terbatas.
paus Phillips mendefinisikan agama sebagai suatu sistem kepercayaan dan praktik
yang diarahkan kepada yang akhir atau mutlak atau ultimate yang harus dipahami
dalam dua aspek pada satu sisi Hal itu merupakan pencarian individu terhadap arti
dan perhatian yang akhir atau Tertinggal dalam dunia di sisi yang lain itu
merupakan kuasa terakhir atau mutlak yang berada di belakang dan dalam Cosmos serta
yang menurunkan nilai dan arti terhadap Cosmos nilai dan arti yang secara individu
kita miliki bersifat mutlak jika hal itu selaras dengan delay dan arti yang
terkandung dalam Cosmos maka menggabungkan kedua tari tradisi yakni yang melihat
esensi agama berada di luar manusia dan tradisi yang melihat esensi agama berada
dalam diri manusia Erik Erikson menggambarkan agama sebagai penguraian tentang Apa
yang dirasakan benar secara mendarat mendasar meskipun hal itu tidak dapat
didemonstrasikan atau ditunjukkan. G menjelaskan fenomena agama sebagai pencarian
manusia akan yang transgender di mana hubungan seseorang dengan suatu dasar
keberadaan yang mutlak dibawa ke dalam kesadaran dengan itu diberi ekspresi atau
perwujudan.
psikologi sebagai suatu studi yang sistematis tentang pribadi-pribadi manusia
dalam hubungannya dengan pengalaman-pengalaman dan hubungannya dengan orang lain
tujuan dari psikologi adalah untuk menemukan fakta-fakta prinsip-prinsip dan
generalisasi tentang orang atau manusia yang akan membawa kita kepada suatu
pemahaman yang lebih baik dari pengalaman manusia secara keseluruhan mungkin lebih
tepat dikenakan kepada psikologi umum Ada sejumlah cabang lain yang lebih
berdekatan dengan topik Psikologi dan Pak misalnya cabang psikologi sosial yang
mempelajari arti dan makna dari manusia dan peranannya dalam hubungan hubungan
antar pribadi psikologi kepribadian mempelajari dinamika motivasi manusia dalam
kaitanya dengan usaha usaha mencapai tujuan-tujuannya Psikologi abnormal dan klinis
mempelajari cara-cara dengan mana orang-orang abnormal disembuhkan atau ditolong
dan diberi nama orkes atau kekuatan-kekuatan dalam psikologi aliran psikologi
behavioristik B.F skinner adalah seorang tokoh yang terkenal mewakili kelompok ini
ia Berusaha menjelaskan tentang manusia dalam arti tingkah laku lahiriahnya.
konsep-konsep tentang kebebasan dan atau harga diri sama dengan harta dianggap
sebagai ilusi saja. kekuatan atau aliran kedua adalah yang disebut fisik tokoh
utamanya antara lain Freed dan Ericsson. pendekatan ini mengKonsentrasikan diri
pada energi energi psikis yang bermacam-macam yang berkembang dalam manusia dan
yang seharusnya dikontrol darah cepat secara tepat. aliran yang ketiga adalah yang
melihat perkembangan manusia secara keseluruhan Teori ini misalnya seperti yang
dikembangkan oleh rollo May Roger Golden airport dan Abraham Maslow pribadi yang
bertumbuh menjadi dan perkembangan adalah Fokus utama dari kelompok ini kedua
pendekatan terlebih dahulu bersifat reduksionistis oleh karena cenderung memandang
manusia hanya suatu aspek saja dari keberadaannya adalah yang paling bersikap
positif terhadap agama demikian kedua pendekatan yang lain juga melihat fenomena
agama dan dan telah menjadi analisas analisa yang penting yang dapat menjadi
penolong besar bagi pendidikan dalam Pak
daun definisi tak memberikan definisi bahwa pendidikan adalah usaha yang sadar
sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh membangkitkan baik itu pengetahuan
sikap nilai nilai keterampilan kepekaan serta hasil-hasil lainnya dari usaha
tersebut yang mempunyai unsur yang pokok misalnya unsur kesengajaan sistematis dan
berkesinambungan ini berarti bahwa dalam usaha pendidikan ada suatu rancangan yang
sadar dengan mempertimbangkan tingkat tingkat perkembangan manusia dari berbagai
sudut pandangpendidikan mempunyai tujuan pribadi yakni pengembangan pengembangan
individu namun juga bisa mempunyai tujuan sosial yakni untuk transformasi atau
perubahan sosial dan pengembangannya.
pendidikan agama Kristen pendidikan agama Kristen merupakan bagian dari
pendidikan secara umum karena itu ia juga memiliki sifat-sifat pendidikan secara
umum misalnya aspek kesengajaan sistematis dan berkesinambungan merupakan
pendidikan agama maka ia memusatkan perhatiannya pada dimensi religius manusia
yakni Bagaimana hubungan dengan dasar keberadaan yang mutlak secara ekspresi-
ekspresi nya dapat dikembangkan dan tumbukan karena ini merupakan pendidikan agama
Kristen maka keberadaan yang mutlak serta ekspresinya adalah dari perspektif
Kristen hubungan dengan dasar keberadaan yang mutlak harus dipahami secara utuh dan
menyeluruh karena itu mencakup pengetahuan afeksi dan tindakan iman Kristen dalam
dimensi kognitif mencakup pengetahuan dan pengertian kita akan Tuhan dan
kehendaknya seperti dinyatakan dalam FirmanNya dalam dimensi efektif mencakup
hubungan pribadi dengan Tuhan penyerahan diri komitmen Kristiani kasihnya dan sikap
hormat kagum terhadap Tuhan dan ciptaannya dan kehidupan spiritual iman Kristen
dalam dimensi tindakan adalah pelayanan kita terhadap ke dunia dalam Makasih
sebagai respon terhadap Kerajaan Allah.
Pak dan psikologi berhubungan erat dalam bidang teori teori perkembangan
manusia disebut teori teori perkembangan karena tidak hanya ada satu teori tentang
perkembangan manusia sejumlah ahli mengemukakan Hasil studi dan Penelitian terhadap
perkembangan manusia dalam aspek-aspek tersebut tertentu misalnya Piaget
menyelidiki perkembangan di dalam bidang kognitif dalam bidang perkembangan
pemikiran moral goldman dalam bidang pemikiran religius serta fuller dalam bidang
perkembangan Iman manusia dalam berbagai hal Misalnya saja dalam menentukan
Pendekatan ketiga merancang ketika merancang kurikulum Pak yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan peserta didik juga menyangkut tujuan pendekatan metode
media pengajaran dan lain-lain.

Bab 9
pendidikan agama Kristen dan teologi

Pak telah mencapai titik di mana ia mencari hubungannya yang baru dengan
teologi teologi dan Pak masing-masing dapat mempertahankan kebebasannya dan
keduanya bebas untuk berpikir secara kritis dalam hal apa dan bagaimana mereka
berhubungan satu dengan yang lain dengan Inilah kita dapat bergerak maju
membicarakan tentang masa depan dan hubungan antara pendidikan teologi dan PAK
Ada 4 hal Bagaimana teologi berhubungan dengan Pak
1. Teologi sebagau contet
tugas utama dari pengajaran Kristen adalah mengomunikasikan iman Kristen ini
harus dirumuskan dan dinyatakan secara teologis kebanyakan pengajaran bagi anak-
anak sekolah minggu maupun untuk orang dewasa saran dengan muatan teologis misalnya
seorang guru sekolah minggu mengatakan kepada anak didiknya bahwa Yesus Kristus
adalah anak Allah maka sesungguhnya ia sudah mengacu kepada kristologibilamana ia
menekankan bahwa Siapa yang percaya kepada Yesus Kristus akan diselamatkan maka
sesungguhnya ia sedang menggunakan ideologi dan bilamana ia berpegang pada Alkitab
sebagai firman Allah maka sesungguhnya ia menyembuhkan salah satu dari kepercayaan
teologis yang paling penting yakni doktrin tentang pernyataan akan menjadi kosong
dan lemah apabila konten itu tidak didasarkan pada teologi yang benar yang dapat
dipertanggungjawabkan
2. Teologi sebagai proses
menurut Edwin grimes oleh kita memahami iman Kristen dalam arti nilai-nilai etis
maka kita akan melihat proses itu sebagai pendidikan karakter kita akan memahami
proses pengajaran terutama sebagai transmisi mata pelajaran jika kita memandang
iman Kristen sebagai hubungan yang kuat yang krusial dengan Allah yang dinyatakan
dalam Yesus Kristus maka kita akan mencari proses yang paling memungkinkan
peningkatan hubungan ini iman Kristen hanya dipahami sebagai masalah pertobatan
oleh pendidik dalam proses sehingga proses pendidikan yang dipakai adalah
penginjilan pada masa kini dalam beberapa gereja di mana iman Kristen dipahami
bukan hanya dalam arti pengetahuan tetapi juga sebagai kehidupan dan tindakan maka
yang dipakai sebagai proses pendidikan dalam Pak adalah asuhan atau nurture.
3. Teologi sebagai metadologi
metode-metode yang dipakai dalam Pak dewasa ini terutama berasal dari pendidikan
umum dan disiplin ilmu lain yang terkait yang menunjukkan adanya ide-ide teologis
kontemporer tertentu yang dapat memberi implikasi khusus bagi metode metodologi
Pakmetode yang di kita yang diusulkan bagi Pak adalah metode yang akan membawa
pelajaran kepada hubungan pribadi dengan mengajar dengan pengajar dengan teman
pelajar yang lain dengan persekutuan Kristen dan akhirnya dengan Allah kita di
inspirasikan oleh teologi teologi pembebasan bahwa pendekatan praktis dalam
ideologi dapat menjadi pendekatan dan metode dalam Pak yang menekankan lingkaran
refleksi aksi dan kembali kepada aksi metode ini sekali sekaligus juga sudah
merupakan proses Pak itu sendiri
4. Teologi sebagau norma
Sosiologi juga berfungsi sebagai secara normatif untuk melindungi Pak dari
perangkap yang non Kristen atau non teologis supaya menjaga otak tetap sungguh-
sungguh Kristen maka kontribusi dari berbagai disiplin seperti filsafat dan
psikologi perlu disaring dengan mengacu kepada kepantasan Nya terhadap presuposisi
teologis sebelum diterima tak berharap untuk hidup dengan sesuai dengan namanya
maka adalah penting untuk menerima teologi sebagai sesuatu yang normatif.
semua yang telah dikatakan ini menunjukkan bahwa teologi mempunyai arti penting
dalam teori maupun tak tik tak kira juga dimampukan untuk menyadari asumsi-asumsi
teologi kita sendiri dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas kita dalam Pak dan
kita juga dapat mengembangkan teologi sendiri yang dapat mendasari teori dan
praktek Pak kita masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai