SKRIPSI
Oleh :
NPM : 15160008
MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi yang menglobal telah terpengaruh dalam segala
aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia
pendidikan. Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri
pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan,
mempelajari, mengetahui, dan menghayati nilai-nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri,
Pendidikan sebagi bagian dari kebudayaaan juga yang merupakan sarana penerus nilai-
nilai, gagasan-gagasan, sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai
dan kemajuan bangsa dan negara. Dan dijaman Modern ini kita sebagai sasaran maupun
pelaku ilmu pengetahuan harus mempunyai ilmu yang ampuh tentang ilmu pengetahuan
tersebut, terlebih lagi pada masa yang modern ini muncul berbagai alat bantu untuk
mendukung pembelajaran.
Dunia pendidikan dewasa ini difokuskan pada peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas karena pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun peserta didik.
Pendidikan adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
membentuk kepribadian peserta didik sehingga memiliki bekal yang bertujuan meningkatkan
kemampuan seseorang dalam segala bidang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang profesional dibidangnya masing-masing, berwawasan luas dan mampu bekerja sama
sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
Menurut UU no. 20 tahun 2003 pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
tujuan yaitu :
Pendidikan yang bertujuan untuk putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam
penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus.
Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik putra-putri gereja agar
mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja,
dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawatahkan
pengabidian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-
hari serta bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya
sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.
Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar dan terencana untuk meletakkan dasar
Yesus Kristus (Efesus 6:4) “Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarahmu di dalam
hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan”. Dalam
pertumbuhan iman Kristen dengan cara mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, yaitu melandaskan pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa baik secara
meningkatkan dan memudahkan peserta didik untuk belajar, guru harus benar-benar
pembelajaran. Menurut Abdul Hamid(2009: 2) yang mengutip pendapat Gagne (1975) “ada
tiga fungsi yang dapat diperankan oleh guru dalam mengajar, yakni sebagai perancang
Dalam mengajar guru tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan materi
tetapi juga harus memberi dorongan atau motivasi pada siswa, agar siswa dapat
meningkatkan minat belajarnya. Berbicara masalah pendidikan tidak dapat lepas dari
kualitas pendidikan menunjukkan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran
guru, guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif belajar. Dengan demikian sebagai
pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menemukan masalah-
soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional
dan ilmiah.
Istilah Teknologi berasal dari bahasa Yunani teknologia yang menurut Webster
Dictionary berarti Systemic treatmen tatau upaya penyelesaian sesuatu secara sistematis,
sedangkan teknik (techne) sebagai dasar kata teknologi art,skill,science atau keahlian,
keterampilan, ilmu. Jadi “teknologi pembelajaran” dapat diartikan sebagai pegangan atau
pelaksanaan pembelajaran secara sistematis, menurut system tertent8u yang akan dijelaskan
pendidikan semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan .
(Warsita, 2008:10)
peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media, saran untuk mencapai tujuan
Teknologi pembelajaran menggunakan tiga prinsip dasar yang perlu diajdikan acuan
berorientasi pada peserta didik (leaner centered), pemanfaatan sumber belajar semaksimal
yang terutama berkepentingan dalam mengatasi masalah belajar pada manusia, dengan,
memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non insani dan menerapkan konsep system
hal-hal yang belum jelas/ belum terpecahkan, dan mencari cara-cara baru yang inovatif sesuai
dengan perkembangan budaya dan hasrat manusia untuk memperbaiki dirinya (Miarso, 2004
:121)
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Tanpa adanya minat
proses pembelajaran akan kurang efektif dan efesien. Minat seseorang dapat ditandai dengan
adanya rasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu.Jika siswa merasa senang dalam
belajar. Maka akan lebih mudah baginya untuk mendapatkan nilai-nilai yang bagus.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa adanya menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diterima kemudian. Minat
penerimaan minat baru.Mengembangkan minat belajar siswa terhadap sesuatu pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang.Dari pengertian tersebut jelas
bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda
tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek
tersebut.(Tidjan, 1976:71).
Di semua tingkatan pendidikan, pelajaran PAK wajib untuk diberikan termasuk SMK.
pengamatan sementara sering mengalami hambatan dan kesulitan dalam pencapaian minat
belajar yang di harapkan. Selama ini proses pembelajaran PAK di Kelas kebanyakan masih
menggunakan paradigma yang lama. Guru mengajar dengan motode konvensional yaitu
dengan metode ceramah dan diskusi dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat
dan Hafal (3 DCH). Sehingga kegiatan Belajar Mengajar (KBM) cenderung monoton, kurang
menarik perhatian siswa, kurang bervariasi dan sering kali menempatkan proses belajar
mengajar yang hanya berpusat pada guru dan mengarah pada pembentukan sikap siswa yang
apatis menerima apa adanya. Hal ini akhirnya mengakibatkan siswa menjadi bosan dan tidak
Kondisi pengajaran yang demikian mengakibatkan pencapaian nilai KKM PAK siswa
SMK tidak memuaskan kalau dibiarkan secara terus-menerus, tentu saja akan merugikan
siswa, baik kerugian secara informatif maupun kerugian terhadap minat belajar yang tidak
sesuai karena banyak siswa yang tidak memahami pelajaran. Kondisi seperti itu tidak akan
meningkatkan siswa dalam memahami pelajaran PAK maka tujuan pembelajaran PAK tidak
Disamping pentingnya teknologi, maka minat juga terkait didalamnya, minat dapat
menjadi permasalahan yang berarti jika tidak diperhatikan dalam aktifitas belajar mengajar.
Permasalahan pada minat belajar akan menyebabkan usaha belajar siswa menjadi berkurang
Namun dalam proses belajar mengajar yang sesungguhnya yaitu ketika dilaksanakan
disekolah, sering terjadi peserta didik kurang berminat untuk belajar pada mata pelajaran
PAK. Artinya, bila peserta didik tidak memiliki minat belajar pada mata pelajaran PAK maka
Hal ini terlihat dengan adanya siswa yang tidak kreatif, tidak mengerti, dan tidak terampil
yang tersedia, inilah yang melatarbelakangi penulis melihat minat yang ada pada diri siswa
Persoalan minat ini berhubungan dengan kurangnya penguasaan guru dalam
pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. (Nasution, 1982:8). Teknologi
pembelajaran memandang soal mengajar dan belajar suatu masalah atau problema yang harus
dihadapi secara rasional dan ilmiah. Dengan demikian, secara umum teknologi pembelajaran
diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan
penelitian yang berkaitan dengan peningkatan minat belajar dengan menggunakan Teknologi
Ruang lingkup masalah adalah luasnya subjek yang tercakup dalam penelitian. Untuk
mencapai objek yang diteliti dalam penelitian ini, perlu diadakan ruang lingkup masalah yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan ruang lingkup masalah yang merupakan titik tolak dalam melaksanakan
Kristen Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa PAK” dan yang menjadi ruang lingkup
masalah dapat dilihat dari dua variabel yaitu variabel X (variabel bebas) dan variabel Y
(Variabel terikat).
1. Teknologi Pembelajaran
Warsita (2008:28) menyebutkan ada 4 macam teknologi pembelajaran yaitu:
a) . Teknologi Cetak
c) . teknologi Komputer
Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 dari 4 indikator di atas, yaitu:
a. Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah, “cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti
buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis
atau fotografi”. Dua komponen utama teknologi cetak adalah teks (verbal) dan bahasa
visual. Dari tinjauan Alkitab manusia memiliki daya cipta mengenai teknologi , Allah
sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya
teknologi, terlihat ketika Allah memerintahkan Nuh dalam kejadian air bah bnd
(Kejadian 6:14-15)“Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir, bahtera itu harus
kaubuat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam”.
“Beginilah engkau harus membuat bahtera: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh
hasta panjangnya, tiga puluh hasta tingginya”. Tuhan menyukai hambanya yang bijak
dan memiliki pengertian, oleh karena itu manusia haruslah menambah ilmu dengan
b. Teknologi Audiovisual
dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio
dan visual”. Teknologi audio-visual dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan
memuji dan memuliakan nama Tuhan. Allah tidak membatasi daya cipta dan kreasi
manusia akan teknologi, ia adalah seorang yang mengerti pondasi san mekanika tanah
bnd (Matius 7:24-27) “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan
diatas batu. “ Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.
c. Teknologi Komputer
digunakan untuk mengembangkan akal dan talenta dari Tuhan, banyak informasi yang
kebutuhan yang dikerjakan dengan baik dan memberikan pengetahuan, keahlian, dan
berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel 35:31)” dan telah memenuhi dengan Roh
pekerjaan.”
Menurut Slameto (2010:180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar siswa pada mata
pelajaran PAK adalah hasil dari penilaian guru tentang keseriusan dan tanggapan siswa dalam
Kompri (2018:270) menyatakan ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi antara lain perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan
sikap guru yang menarik, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis
1. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran,
maka ia akan terus mempelajari pelajaran tersebut aatu anpa ada rasa terpaksa.
2. Perhatian
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena factor minat belajarnya
C. Rumusan Masalah
Masalah adalah ketika ada gap antara Das Sein dan Das Sollen. Masalah adalah sesuatu
yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan (KBBI Dapertemen Pendidikan dan
Kebudayaan Balai Pustaka 1988:562). Setiap penelitian yang akan dilaksanakan harus selalu
berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering
merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 198 dalam sugiono
2010:32). Maka rumusan masalah adalah suatu pertannyaan yang akan dicari jawabannya
terhadap peningkatan minat belajar siswa pendidikan agama Kristen SMK HKBP
PEMATANGSIANTAR?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
kembali, mengenai teknologi pembelajaran pada pelajaran PAK dan minat belajar siswa
di sekolah.
c. Sebagai bahan masukan kepada guru PAK untuk memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang teknologi pembelajaran pada Pendidikan Agama Kristen terutama upaya untuk
Pematangsiantar.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
Landasan teori berisi tentang uraian teori-teori yang relevan dengan masalah yang
diteliti dapat dijadikan sebagai alat yang menganalisis data temuannya.Landasan teori ini
menjadi penting untuk dirumuskan secara rinci dan spesifik. Disamping dirumuskan landasan
Dalam suatu penelitian kerangka teoritis sangatlah penting untuk diuraikan, karena
dari kerangka teoritis ini akan diperoleh penjelasan-penjelasan dari beberapa tokoh
sehubungan dengan masalah yang akan diteliti. Teori merupakan sistem gagasan dan
apa sesungguhnya dunia sosial. (researchers use theory differently in various types of
research, but some type of theory is present in most social research , neuman, dalam Sugiono
2009:79). Teori ini menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang
dapat digunakan dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang diajukan, serta membimbing
kita memberikan makna.Secara deduktif (logika berpikir) peranan kerangka teori adalah
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.Landasan teori ini perlu ditegkkan agar
penelitian ini penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan
coba-coba (Trial and Error). Dalam kerangka teoritis ini akan dibahas bberapa aspek yang
ada hubungannya dengan masalah penelitian. Adanya landasan teoritis ini merupakan cirri
bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Adapun aspek yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747) , kata pengaruh yakni
“daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak
W.J.S Poerwardaminta berdapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan
Menurut KBBI (1990) Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
Kata teknik berasal dari bahasa Yunani “Tecne”, yang mula-mula berkaitan dengan
berbagai kecakapan, baik dilapangan seni maupun di lapangan pekerjaan tangan. Tetapi
dizaman modern sekarang ini kata teknik itu telah telah mempunyai arti yang lebih terbatas
dari pada artinya yang semula dalam bahasa Yunani. Dizaman modern ini arti teknik ialah
kegiatan manusia yang terarah kepada pembuatan perkakas, (alat-alat). (Verkuyl, 1989:89).
Menurut KBBI Pembelajaran adalah proses atau cara, perbuatan menjadikan orang
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses peralihan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
Pendidikan Agama Kristen pada hakekatnya adalah bagian utuh dan terpadu dari
sistem pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. PAK
kepercayaan Kristen dalam diri para siswa dengan jalan menyampikan pengetahuan.
PAK bukan saja mengenal hal-hal yang lampau, tetapi juga ingin menghidupkan iman
sehingga berbuah dengan indah baik dalam hidup perseorangan, maupun dalam persekutuan
jemaat dan di dalam masyarakat. Hakekat PAK seperti yang tercantum dalam hasil lokakarya
strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah : usaha yang dilakukan secara terencana dan
kontinue dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan
Roh Kudus memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang
dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Maka
dari itu setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK baik siswa memiliki
Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah usaha sadar gereja dalam mendidik
anak didiknya dalam rangka pewarisan iman Kristen dengan segala
kebenarannya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab dan melatih
mereka untuk hidup harmonis sesuai dengan iman Kristen, supaya mereka
dapat menjadi anggota gereja yang dewasa yang menyadari dan menyakini
imannya dan menyatakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
berdirilah sebuah traktor pertanian di atas tumpuan yang tinggi. Di bawah traktor itu
tertulis kata-kata yang lantang menantang “Juruselamat kami ialah mesin”. (Bnd Kel
25:9) “Menurut segala apa yang kau tunjukkan kepadamu sebagai contoh kemah suci
Rusia saja.Di dalam perkembangan teknik ini kerap kali terdapat motif keagamaan
yang semu.Dengan teknik sebagai alat, manusia mau membuat juga suatu menara
merebut kemahakuasaan Allah dengan mesin yang semakin hebat dan kemaha-
hadiran Allah.Teknokrasi pastilah tidak dapat menyelamatkan kita. Kita hanya dapat
Teknologi cetak adalah, “cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti
buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis
atau fotografi”. Dua komponen utama teknologi cetak adalah teks (verbal) dan bahasa
visual. Dari tinjauan Alkitab manusia memiliki daya cipta mengenai teknologi , Allah
sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya
teknologi, terlihat ketika Allah memerintahkan Nuh dalam kejadian air bah bnd
(Kejadian 6:14-15)“Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir, bahtera itu harus
kaubuat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam”.
“Beginilah engkau harus membuat bahtera: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh
hasta panjangnya, tiga puluh hasta tingginya”. Tuhan menyukai hambanya yang bijak
dan memiliki pengertian, oleh karena itu manusia haruslah menambah ilmu dengan
A.2.2.Teknologi Audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio
dan visual”. Teknologi audio-visual dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan
Teknologi audiovisual diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk
memuji dan memuliakan nama Tuhan. Allah tidak membatasi daya cipta dan kreasi
manusia akan teknologi, ia adalah seorang yang mengerti pondasi san mekanika tanah
bnd (Matius 7:24-27) “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan
diatas batu. “ Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.
A.2.3.Teknologi Komputer
digunakan untuk mengembangkan akal dan talenta dari Tuhan, banyak informasi yang
kebutuhan yang dikerjakan dengan baik dan memberikan pengetahuan, keahlian, dan
berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel 35:31)” dan telah memenuhi dengan Roh
pekerjaan.”
3. Minat Belajar Siswa (Variabel Y )
Menurut Slameto (2010:180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar siswa pada mata
pelajaran PAK adalah hasil dari penilaian guru tentang keseriusan dan tanggapan siswa dalam
Kompri (2018:270) menyatakan ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi antara lain perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan
sikap guru yang menarik, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran,
maka ia akan terus mempelajari pelajaran tersebut aatu anpa ada rasa terpaksa.
A.3.2. Perhatian
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena factor minat belajarnya
METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara
atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu
cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya.
Menurut Soerjono (1986 : 5), penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.
Menarik kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa system dan metode yang dipergunakan
untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut
dalam penyelesaian masalah penelitian, perlu dijelaskan secara singkat defenisi operasional
dari indicator empiric variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
1. Jenis Penelitian
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini sampel akan dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang diajar tanpa menggunakan alat peraga.
Sedangkan yang dimaksud kelas eksperimen dalam hal ini adalah kelas yang diajar dengan
SMK Swasta HKBP Pematangsiantar, Jalan Jend. Ahmad Yani No. 153 Kelurahan Asuhan
Siantar Timur Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini adalah bahwa sepengetahuan peneliti belum ada yang melakukan penelitian
1. Populasi Penelitian
penelitian”. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2014:174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil kecil
karena jumlah yang cukup banyak sehingga diperkecil jumlahnya untuk memudahkan
penelitian dalam menganalisis data. Untuk itu dalam hal ini peneliti menentukan kelas X
TKR-1 sebagai kelas eksperimen dan X TKR-2 sebagai kelas control. Adapun peneliti
mengambil sampel dengan jurusan yang sama agar tidak terjadi perbedaan yang signifikan
secara mendasar.
Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan test objektif sebanyak 40
soal dalam option (a,b,c,d,e) sebelum test tersebut disahkan sebagai alat pengumpul data
terlebih dahulu di uji validitas test. Jika ternyata ada soal yang tidak valid maka butir soal
tersebut dibatalkan sebagai alat pengumpul data. Hasil pengujian validitas test tersebut
Untuk menguji validitas tes, maka digunakan rumus korelasi product moment Pearson
N XY ( X )( Y )
rXY =
N X 2
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
(Arikunto,2011: 72)
2. Reliabilitas Tes
𝐾 𝑀(𝑘 − 𝑀)
𝑟11 = (1 − )
𝐾−1 𝑘𝑉1
Dengan :
Hasil perhitungan reliabilitas akan dikonsultasikan dengan nilai rhitung dengan indeks
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus
B
P (Arikunto,2011:208)
JS
Daya pembeda butir tes adalah kemampuan soal membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Dalam menentukan daya pembeda
diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%
skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).Untuk menentukan daya pembeda digunakan
B A BB
DP= PA PB (Arikunto, 2011: 213)
JA JB
Setelah data yakni skor tes dikumpulkan maka langkah selanjutnya mengolah data
X=
X (Simbolon, 2009: 30)
N
2
k
k
N X i X i
2
S=
i 1 i 1 (Simbolon, 2009: 42)
N(N 1)
2
k
k
N X i X i
2
S2 = i 1 i 1
N(N 1)
2. Uji normalitas data, dilakukan dengan menggunakan Chi kuadrat ( X2), dengan rumus :
2
(𝑓0 − 𝑓ℎ )2
𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =∑
𝑓ℎ
Dimana :
𝑆2
𝐹 = 𝑆12 (Sudjana, 2005: 250)
2
Kriteria pengujian :
Kriteria pengujian adalah terima H0 , jika Fhitung< Ftabel dengan taraf nyata α = 0.05 dan
tolak hipotesis jika kriteria tidak terpenuhi.
H 0 : µ1 ≤ µ2,.
Ha : µ1>µ2,
Karena kedua populasi mempunyai variansi yang homogen ( 1 2 = 2 2) maka rumus statistik
t hit
x1 x2
1 1
S n n
1 2
Dengan :
Kriteria pengujian :
Harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan kriteria pengujian, terima hipotesis jika
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Swasta YP HKBP yang beralamat di Jl. Jendral
Ahmad Yani No 153, Merdeka, Siantar Timur. Asuhan, Kec. Siantar Timur. Kota
Pematangsiantar. Penelitian ini mengambil dua kelas yaitu kelas kontrol (X TKR 1) dan kelas
eksperimen (X TKR 2 ) yang keseluruhannya terdiri dari 40 siswa sebagai populasi dan
samplenya terdiri dari 20 siwa pada masing-masing kelas. Kelas Eksperimen menggunakan
Pembelajaran PAK. Penelitian ini berlangsung dua kali pertemuan pada kelas eksperimen
maupun pada kelas kontrol dengan waktu masing-masing 90 menit setiap kali pertemuan
dengan melakukan pembelajaran dan tes berupa pre test yakni untuk mengetahui bagaimana
kemampuan awal siswa dan post test yakni untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada
Dari data hasil penelitian, berupa data yang merupakan hasil pre-test dan pos-test dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh skor rata-rata, standart deviasi,varians. Untuk
melihat secara jelas data penelitian tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel 1 dan 2, diperoleh skor rata-rata pre test untuk kelas eksperimen
yaitu sebesar 37.25 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah dalah 20 , serta standart
deviasi nya sebesar 11,97, varians sebesar 143,36. Sedangkan untuk post test diperoleh skor
rata-rata 57,25 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 30. Serta standar deviasi nya sebesar
Sementara skor rata-rata pre test untuk kelas kontrol yaitu sebesar 30,5 dengan nilai
tertinggi 65 dan nilai terendah adalah 10, serta standar deviasinya sebesar 14,58 varians
sebesar 212,18. Sedangkan untuk post test diperoleh skor rata-rata 44, dengan nilai tertinggi
85 dan terendah 20, serta standar deviasinya sebesar 17,21 , varians sebesar 296,31.
Untuk mengetahui hasil penelitian yaitu apakah hipotesis diterima atau ditolak
dilakukan dengan melakukan uji t, dimana dalam uji t ini kedua data harus normal dan
homogen.
a. Uji Normalitas
Dari hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh data untuk nilai hasil belajar kelas
pada α =0,05, d.b=3 diperoleh X2tabel = 5,99. Maka X2hit < X2tabel (4,97 < 5,99). Berarti dapat
Demikian juga data untuk nilai hasil belajar kelas yang tidak menggunakan Teknologi
Pembelajaran (Kontrol) X2hit = 1,99, pada α=0,05, d.b=3 diperoleh X2tabel =5,99. Maka
X2hit<X2tabel (1,99<5,99), sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi
distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Dari data perhitungan pada lampiran 8 untuk pre test, uji kesamaan varians hasil test
kedua kelas sampel adalah F=1,48. Harga ini dikonsultasikan dengan tabel nilai persentil
untuk distribusi F dengan α=0,05, diperoleh harga F(0,05)(19,19)=2,17. Jadi kriteria pengujian
adalah terima Ho karena Fhitung<Ftabel (1,48<2,17). Untuk post test, uji kesamaan varians hasil
test kedua kelas sampel adalah F = 1,11. Harga ini dikonsultasikan dengan tabel nilai
persentil untuk distribusi F dengan α =0,05, diperoleh harga F(0,05)(19,19) = 2,17. Jadi kriteria
pengujian adalah terima H0 karena Fhitung<Ftabel (1,11<2,17). Hal ini berarti bahwa kedua kelas
c. Uji Hipotesis
Kedua kelompok data adalah berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama
(homogen), dengan demikian pengujian hipotesis dilakukan melalui uji perbedaan dua rata-
Dari hasil perhitungan pada lampiran 9 diperoleh bahwa t hitung ini dengan t tabel untuk α
= 0,05 dan dk = 38 diperoleh t tabel =1,70 sehingga dapat dinyatakan t hitung > t tabel (2,37>1,70).
penigkatan hasil belajar Agama Kristen yang diajar dengan menggunakan Teknologi
Pembelajaran pada siswa kelas X TKR SMK YP HKBP Pematangsiantar”. Ternyata Hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran lebih tinggi dari
pada hasil belajar siswa yang diajar dengan tidak menggunakan Teknologi pembelajaran.
Dari hasil penelitian diperoleh data hasil belajar agama kristen siswa pada pembelajaran
untuk Kelas Eksperimen (diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran) dengan rata-
rata pre test 37,25 dan post test 57,25, standart deviasi pre test 11,97 dan post test 18,10,
sedangkan untuk Kelas Kontrol (diajar dengan tidak menggunakan model Jigsaw) dengan
rata-rata pre test 30,5, dan post test 44 standar deviasi pre test 14,56, dan post test 17,21 Dari
hasil diatas bahwa kelompok yang diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran
nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diajar dengan tidak menggunakan
mempermudah siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan dan dapat
membangkitkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan tidak menggunakan Teknologi Pembelajaran.
Untuk memperkuat hasil penelitian tersebut juga dilakukan pengujian hipotesis secara
statistik, sebelum melakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk
Hasil pengujian uji normalitas dengan rumus Chi-kuadrat (Lampiran 16) dinyatakan
bahwa sampel berasl dari populasi distribusi normal karena harga X2hitung lebih kecil dari
harga X2tabel atau X2hitung<X2tabel (4,97<5,99) untuk nilai post test kelas Eksperimen. Dan
bahwa sampel mempunyai varians yang homogen karena F hitung< F tabel (1,48<2,17) dengan
Selanjutnya hasil pengujian hipotesis yang akan dilakukan dengan uji t (lampiran 11)
diperoleh t hitung sebesar 2,37, dan t tabel sebesar 1,70 pada α= 0,05 sehingga pengujian
hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
Pematangsiantar.
BAB V
A. Kesimpulan
Teknologi Pembelajaran lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang tidak menggunakan
Teknologi Pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar Agama
Kristen kelas Eksperimen sebesar 57,25 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 44.
2. Berdasarkan uji t, dimana thitung >ttabel (2,37 >1,70), berarti hipotesis diterima yaitu ada
peningkatan antara hasil belajar agama kristen siswa yang diajar dengan
B. Saran
Teknologi Pembelajaran PAK dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa
secara aktif, kreatif serta tanggap agar hasil belajar siswa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Nurliani Siregar. (2015). Profesi Pendidikan. Medan: Universitas HKBP Nommensen: STT.
Nommensen: STT.
Nommensen: STT.
Budiyana Hardi. 2011, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta : Berita Hidup
Seminary
Boehlke R,Robert. 1994, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktik PAK dari Plato
Gunung Mulia
Prof. DR. Nasution, M.A. 2012, Teknologi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Rineka
Kompri, M.Pd.I. 2018, Motivasi pembelajaran perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Slameto. 2013, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Moore, K.D. (1989). Clasroom Teaching Skills. New York: Primer Random House.