Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN TERHADAP PENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

(Kasus: SMK Swasta HKBP Pematangsiantar T.A 2019/2020)

SKRIPSI

Oleh :

NAMA : VINDRI VERNIANTI

NPM : 15160008

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

JENJANG : STRARA SATU (S-1)

DOSEN PENGASUH : Pdt. Dr. Nurliani Siregar,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi yang menglobal telah terpengaruh dalam segala

aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia

pendidikan. Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri

pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan,

mempelajari, mengetahui, dan menghayati nilai-nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri,

masyarakat dan Negara sebagai keseluruhan.

Pendidikan sebagi bagian dari kebudayaaan juga yang merupakan sarana penerus nilai-

nilai, gagasan-gagasan, sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai

dan kemajuan bangsa dan negara. Dan dijaman Modern ini kita sebagai sasaran maupun

pelaku ilmu pengetahuan harus mempunyai ilmu yang ampuh tentang ilmu pengetahuan

tersebut, terlebih lagi pada masa yang modern ini muncul berbagai alat bantu untuk

mendukung pembelajaran.

Dunia pendidikan dewasa ini difokuskan pada peningkatan sumber daya manusia yang

berkualitas karena pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun peserta didik.

Pendidikan adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk

membentuk kepribadian peserta didik sehingga memiliki bekal yang bertujuan meningkatkan

kemampuan seseorang dalam segala bidang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang profesional dibidangnya masing-masing, berwawasan luas dan mampu bekerja sama

untuk mengembangkan mutu kehidupan dan martabat Bangsa Indonesia.


Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang

sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep

pandangan hidup mereka.

Menurut UU no. 20 tahun 2003 pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hardi Budiyana (2011:18), menyatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen memiliki

tujuan yaitu :

Untuk mengajak, membantu, menghantar, seorang anak didik mengenal kasih


Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus
ia datang ke persekutuan yang hidup dengan Tuhan. Hal ini dinyatakan dalam
kasihnya terhadap Allah dan sesamanya yang di hayati dalam hidupnya selaku
anggota tubuh Kristus yang hidup.

Robert R. Boehlke (1994:414) juga mengutip pernyataan John Calvin yang

menjelaskan pengertian dan tujuan dari Pendidikan Agama Kristen adalah:

Pendidikan yang bertujuan untuk putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam
penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus.
Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik putra-putri gereja agar
mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja,
dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawatahkan
pengabidian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-
hari serta bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya
sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.

Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar dan terencana untuk meletakkan dasar

Yesus Kristus (Efesus 6:4) “Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarahmu di dalam

hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan”. Dalam

pertumbuhan iman Kristen dengan cara mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, yaitu melandaskan pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.

Peran guru sangat penting untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa baik secara

individual maupun kelompok. Guru berupaya menimbulkan peristiwa yang dapat

meningkatkan dan memudahkan peserta didik untuk belajar, guru harus benar-benar

memahami konsep atau materi pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran. Menurut Abdul Hamid(2009: 2) yang mengutip pendapat Gagne (1975) “ada

tiga fungsi yang dapat diperankan oleh guru dalam mengajar, yakni sebagai perancang

pembelajaran, pengelola pembelajaran dan sebagai evaluator pembelajaran”.

Dalam mengajar guru tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan materi

tetapi juga harus memberi dorongan atau motivasi pada siswa, agar siswa dapat

meningkatkan minat belajarnya. Berbicara masalah pendidikan tidak dapat lepas dari

pembelajaran karena pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Peningkatan

kualitas pendidikan menunjukkan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran

guru, guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif belajar. Dengan demikian sebagai

pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menemukan masalah-

masalah belajar yang dihadapi siswa.

Pada hakikatnya Teknologi Pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis

dan kritis tentang pembelajaran sangatlah diperlukan. Teknologi Pembelajaran memandang

soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional

dan ilmiah.

Istilah Teknologi berasal dari bahasa Yunani teknologia yang menurut Webster

Dictionary berarti Systemic treatmen tatau upaya penyelesaian sesuatu secara sistematis,
sedangkan teknik (techne) sebagai dasar kata teknologi art,skill,science atau keahlian,

keterampilan, ilmu. Jadi “teknologi pembelajaran” dapat diartikan sebagai pegangan atau

pelaksanaan pembelajaran secara sistematis, menurut system tertent8u yang akan dijelaskan

kemudian. (Nasution, 1982:2)

Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau

memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pendidikan sebagai perangkat lunak

(software tecnologi)yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam memecahkan masalah

pendidikan semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan .

(Warsita, 2008:10)

Teknologi pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktik pendidikan dan

gerakan komunikasi audiovisual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi

peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media, saran untuk mencapai tujuan

pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu audiovisual.

Teknologi pembelajaran menggunakan tiga prinsip dasar yang perlu diajdikan acuan

dalam pengembangan pemanfaatannya yaitu, pendekatan sistem (sistemapporach),

berorientasi pada peserta didik (leaner centered), pemanfaatan sumber belajar semaksimal

dan sebervariasi mungkin (Sardiman, 1984:22).Prinsip pendekatan sistemberarti bahwa setiap

usaha pemecahan masalah pendidikan yang dilandasi konsep teknologi pembelajaran

hendaknya menerapkan sistem pendekatan.

Teknologi Pembelajaran merupakan spesialisasi lebih lanjut dari ilmu pendidikan

yang terutama berkepentingan dalam mengatasi masalah belajar pada manusia, dengan,

memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non insani dan menerapkan konsep system

dalam usaha pemecahan masalah itu. Teknologi pembelajaran berusaha mengindentifikasi

hal-hal yang belum jelas/ belum terpecahkan, dan mencari cara-cara baru yang inovatif sesuai
dengan perkembangan budaya dan hasrat manusia untuk memperbaiki dirinya (Miarso, 2004

:121)

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Tanpa adanya minat

proses pembelajaran akan kurang efektif dan efesien. Minat seseorang dapat ditandai dengan

adanya rasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu.Jika siswa merasa senang dalam

belajar. Maka akan lebih mudah baginya untuk mendapatkan nilai-nilai yang bagus.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa adanya menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat.Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diterima kemudian. Minat

terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi

penerimaan minat baru.Mengembangkan minat belajar siswa terhadap sesuatu pada dasarnya

adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk

dipelajarinya dengan diri sebagai individu.

Tidjan mengatakan minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang.Dari pengertian tersebut jelas

bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda

tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek

tersebut.(Tidjan, 1976:71).

Di semua tingkatan pendidikan, pelajaran PAK wajib untuk diberikan termasuk SMK.

Misalnya pembelajaran PAK di SMK HKBP PematangSiantar khususnya , berdasarkan

pengamatan sementara sering mengalami hambatan dan kesulitan dalam pencapaian minat

belajar yang di harapkan. Selama ini proses pembelajaran PAK di Kelas kebanyakan masih

menggunakan paradigma yang lama. Guru mengajar dengan motode konvensional yaitu
dengan metode ceramah dan diskusi dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat

dan Hafal (3 DCH). Sehingga kegiatan Belajar Mengajar (KBM) cenderung monoton, kurang

menarik perhatian siswa, kurang bervariasi dan sering kali menempatkan proses belajar

mengajar yang hanya berpusat pada guru dan mengarah pada pembentukan sikap siswa yang

apatis menerima apa adanya. Hal ini akhirnya mengakibatkan siswa menjadi bosan dan tidak

serius dalam menghadapi pelajaran.

Kondisi pengajaran yang demikian mengakibatkan pencapaian nilai KKM PAK siswa

SMK tidak memuaskan kalau dibiarkan secara terus-menerus, tentu saja akan merugikan

siswa, baik kerugian secara informatif maupun kerugian terhadap minat belajar yang tidak

sesuai karena banyak siswa yang tidak memahami pelajaran. Kondisi seperti itu tidak akan

meningkatkan siswa dalam memahami pelajaran PAK maka tujuan pembelajaran PAK tidak

akan pernah tercapai.

Disamping pentingnya teknologi, maka minat juga terkait didalamnya, minat dapat

menjadi permasalahan yang berarti jika tidak diperhatikan dalam aktifitas belajar mengajar.

Permasalahan pada minat belajar akan menyebabkan usaha belajar siswa menjadi berkurang

dan bahkan menurun yang berdampak pada prestasi belajar.

Namun dalam proses belajar mengajar yang sesungguhnya yaitu ketika dilaksanakan

disekolah, sering terjadi peserta didik kurang berminat untuk belajar pada mata pelajaran

PAK. Artinya, bila peserta didik tidak memiliki minat belajar pada mata pelajaran PAK maka

peserta didik tidak akan berhasil belajar pada pelajaran PAK.

Dalam pengamatan di SMK HKBP Pematangsiantar, minat belajar tidak memuaskan.

Hal ini terlihat dengan adanya siswa yang tidak kreatif, tidak mengerti, dan tidak terampil

dalam mengoperasikan alat-alat yang berhubungan dengan dengan teknologi pembelajaran

yang tersedia, inilah yang melatarbelakangi penulis melihat minat yang ada pada diri siswa
Persoalan minat ini berhubungan dengan kurangnya penguasaan guru dalam

menggunakan teknologi pembelajaran. Pada hakekatnya teknologi pembelajaran adalah suatu

pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. (Nasution, 1982:8). Teknologi

pembelajaran memandang soal mengajar dan belajar suatu masalah atau problema yang harus

dihadapi secara rasional dan ilmiah. Dengan demikian, secara umum teknologi pembelajaran

diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan

untuk tujuan-tujuan pengajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan peningkatan minat belajar dengan menggunakan Teknologi

pembelajaran. Maka Peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Terhadap Peningkatan Minat

Belajar Siswa SMK HKBP PEMATANGSIANTAR T.A 2019/2020”.

B. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah adalah luasnya subjek yang tercakup dalam penelitian. Untuk

mencapai objek yang diteliti dalam penelitian ini, perlu diadakan ruang lingkup masalah yang

akan dibahas agar tetap ke arah penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan ruang lingkup masalah yang merupakan titik tolak dalam melaksanakan

penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa PAK” dan yang menjadi ruang lingkup

masalah dapat dilihat dari dua variabel yaitu variabel X (variabel bebas) dan variabel Y

(Variabel terikat).

1. Teknologi Pembelajaran
Warsita (2008:28) menyebutkan ada 4 macam teknologi pembelajaran yaitu:

a) . Teknologi Cetak

b). Teknologi Audiovisual

c) . teknologi Komputer

d). Teknologi Terpadu.

Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 dari 4 indikator di atas, yaitu:

a. Teknologi Cetak

Teknologi cetak adalah, “cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti

buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis

atau fotografi”. Dua komponen utama teknologi cetak adalah teks (verbal) dan bahasa

visual. Dari tinjauan Alkitab manusia memiliki daya cipta mengenai teknologi , Allah

sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya

teknologi, terlihat ketika Allah memerintahkan Nuh dalam kejadian air bah bnd

(Kejadian 6:14-15)“Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir, bahtera itu harus

kaubuat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam”.

“Beginilah engkau harus membuat bahtera: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh

hasta panjangnya, tiga puluh hasta tingginya”. Tuhan menyukai hambanya yang bijak

dan memiliki pengertian, oleh karena itu manusia haruslah menambah ilmu dengan

menggunakan teknologi yang berkembang.

b. Teknologi Audiovisual

Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio

dan visual”. Teknologi audio-visual dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan

indra pendengaran dan penglihatan peserta didik.


Teknologi audiovisual diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk

memuji dan memuliakan nama Tuhan. Allah tidak membatasi daya cipta dan kreasi

manusia akan teknologi, ia adalah seorang yang mengerti pondasi san mekanika tanah

bnd (Matius 7:24-27) “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan

menaklukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya

diatas batu. “ Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda

rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.

c. Teknologi Komputer

Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan

bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber mikroprosesor”. Pada

dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajaran

melalui tayangan di layar monitor.

Teknologi komputer sebagai titik acuan suatu pengembangan informasi baiklah

digunakan untuk mengembangkan akal dan talenta dari Tuhan, banyak informasi yang

mendidik yang terdapat dari internet.Allah menciptakan alat komunikasi pertama

yaitu mulut dan telinga manusia.Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk

kebutuhan yang dikerjakan dengan baik dan memberikan pengetahuan, keahlian, dan

berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel 35:31)” dan telah memenuhi dengan Roh

Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam

pekerjaan.”

2. Minat Belajar Siswa (Variabel Y )

Menurut Slameto (2010:180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar siswa pada mata
pelajaran PAK adalah hasil dari penilaian guru tentang keseriusan dan tanggapan siswa dalam

setiap pembelajaran pendidikan agama Kristen.

Kompri (2018:270) menyatakan ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi antara lain perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan

sikap guru yang menarik, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis

hanya menggunakan empat indicator yakni:

1. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran,

maka ia akan terus mempelajari pelajaran tersebut aatu anpa ada rasa terpaksa.

2. Perhatian

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan,

pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain daripada itu.

3. Ketertarikan pada materi pelajaran

Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena factor minat belajarnya

sendiri.Ada yang mengembangkan minat belajarnya terhadap bidang pelajaran

tersebut karena pengaruh bahan pelajaraan yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Masalah adalah ketika ada gap antara Das Sein dan Das Sollen. Masalah adalah sesuatu

yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan (KBBI Dapertemen Pendidikan dan

Kebudayaan Balai Pustaka 1988:562). Setiap penelitian yang akan dilaksanakan harus selalu

berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering

merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 198 dalam sugiono

2010:32). Maka rumusan masalah adalah suatu pertannyaan yang akan dicari jawabannya

melalu pengumpulan data.


Berdasarkan ruang lingkup masalah tersebut diatas maka yang menjadi rumusan

masalah adalah sebagai berikut :

1. Rumusan Masalah Umum

“Sejaumanakah pengaruh penggunaan teknologi pembelajaran pendidikan agama kristen

terhadap peningkatan minat belajar siswa pendidikan agama Kristen SMK HKBP

PEMATANGSIANTAR?

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Sejauhmanakah pengaruh (teknologi cetak) terhadap peningkatkan minat belajar siswa

SMK HKBP Pematangsiantar ?

b. Sejauh mana pengaruh (teknologi audiovisual) terhadap peningkatkan minat belajar

siswa SMK HKBP Pematangsiantar?

c. Sejauhmanakah pengaruh (teknologi komputer) terhadap peningkatkan minat belajar

siswa SMK HKBP Pematangsiantar?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah , yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh teknologi pendidikan terhadap peningkatan

minat belajar siswa pendidikan agama Kristen SMK HKBP Pematangsiantar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh teknologi pembelajaran pendidikan agama

kristen melalui (teknologi cetak) terhadap peningkatan minat belajar siswa.

b. Untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh teknologi pembelajaran pendidikan agama

kristen melalui (teknologi audiovisual) terhadap peningkatan minat belajar siswa.


c. Untuk mengetahui sejauhmanakah pengaruh teknologi pembelajara pendidikan agama

kristen melalui (teknologi komputer) terhadappeningkatan minat belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

a. Menjadi referensi sekaligus perbandingan dalam membahas atau mengadakan penelitian

kembali, mengenai teknologi pembelajaran pada pelajaran PAK dan minat belajar siswa

di sekolah.

b. Menyumbangkan pikiran kepada calon guru Pendidikan Agama Kristen tentang

Penggunaan Teknologi Pembelajaran PAK terhadap minat belajar siswa di sekolah.

c. Sebagai bahan masukan kepada guru PAK untuk memperluas pengetahuan dan wawasan

tentang teknologi pembelajaran pada Pendidikan Agama Kristen terutama upaya untuk

mencari alternatif dalam pembelajaran.

d. Sebagai bahan bacaan perpustakaan FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

Landasan teori berisi tentang uraian teori-teori yang relevan dengan masalah yang

diteliti dapat dijadikan sebagai alat yang menganalisis data temuannya.Landasan teori ini

menjadi penting untuk dirumuskan secara rinci dan spesifik. Disamping dirumuskan landasan

teori, penyusunan konsep yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian akan

memebri pengertian bahwa apa yang diteliti menjadi jelas.

Dalam suatu penelitian kerangka teoritis sangatlah penting untuk diuraikan, karena

dari kerangka teoritis ini akan diperoleh penjelasan-penjelasan dari beberapa tokoh

sehubungan dengan masalah yang akan diteliti. Teori merupakan sistem gagasan dan

abstraksi yang memadatkan dan mengorganisasikan berbagai pengetahuan manusia tentang

apa sesungguhnya dunia sosial. (researchers use theory differently in various types of

research, but some type of theory is present in most social research , neuman, dalam Sugiono

2009:79). Teori ini menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang

dapat digunakan dan mengarahkan pertanyaan penelitian yang diajukan, serta membimbing

kita memberikan makna.Secara deduktif (logika berpikir) peranan kerangka teori adalah

seebagai dasar untuk mengajukan pertanyaan sementara (hipotesis) atau pertanyaan

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.Landasan teori ini perlu ditegkkan agar

penelitian ini penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan

coba-coba (Trial and Error). Dalam kerangka teoritis ini akan dibahas bberapa aspek yang

ada hubungannya dengan masalah penelitian. Adanya landasan teoritis ini merupakan cirri

bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Adapun aspek yang

akan dibahas adalah:


A.1. Defenisi Variabel X (Pengaruh Penggunaan Teknologi Pendidikan)

A.1.1. Defenisi Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747) , kata pengaruh yakni

“daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak

kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

W.J.S Poerwardaminta berdapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari

sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan

berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731)

A.1.2. Defenisi Teknologi

Menurut KBBI (1990) Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis

ilmu pengetahuan terapan.Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang

diperlukan bagi kelangsungan dan kenyaman hidup manusia.

Kata teknik berasal dari bahasa Yunani “Tecne”, yang mula-mula berkaitan dengan

berbagai kecakapan, baik dilapangan seni maupun di lapangan pekerjaan tangan. Tetapi

dizaman modern sekarang ini kata teknik itu telah telah mempunyai arti yang lebih terbatas

dari pada artinya yang semula dalam bahasa Yunani. Dizaman modern ini arti teknik ialah

kegiatan manusia yang terarah kepada pembuatan perkakas, (alat-alat). (Verkuyl, 1989:89).

A.1.3. Defenisi Pembelajaran.

Menurut KBBI Pembelajaran adalah proses atau cara, perbuatan menjadikan orang

atau makhkluk hidup belajar.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

agar dapat terjadi proses peralihan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.


A.1.5. Defenisi Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen pada hakekatnya adalah bagian utuh dan terpadu dari

sistem pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. PAK

mementingkan aspek pengajaran. Pengajaran atau pendidikan itu hendaknya membangunkan

kepercayaan Kristen dalam diri para siswa dengan jalan menyampikan pengetahuan.

PAK bukan saja mengenal hal-hal yang lampau, tetapi juga ingin menghidupkan iman

sehingga berbuah dengan indah baik dalam hidup perseorangan, maupun dalam persekutuan

jemaat dan di dalam masyarakat. Hakekat PAK seperti yang tercantum dalam hasil lokakarya

strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah : usaha yang dilakukan secara terencana dan

kontinue dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan

Roh Kudus memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang

dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Maka

dari itu setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK baik siswa memiliki

keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi

maupun sebagai bagian dari komunitas.

Hardi Budiyana (2011:6) mengutip pernyataan E.G.Homrighousen yang menjelaskan

pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK):

Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah usaha sadar gereja dalam mendidik
anak didiknya dalam rangka pewarisan iman Kristen dengan segala
kebenarannya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab dan melatih
mereka untuk hidup harmonis sesuai dengan iman Kristen, supaya mereka
dapat menjadi anggota gereja yang dewasa yang menyadari dan menyakini
imannya dan menyatakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

A.1.6. Penggunaan Teknologi Pembelajaran PAK

1. Teknologi Tidak Dapat menyelamatkan Kita

Disebuah lapangan Moskow, tepat di depan Katedral ortodoks-Rusia,

berdirilah sebuah traktor pertanian di atas tumpuan yang tinggi. Di bawah traktor itu

tertulis kata-kata yang lantang menantang “Juruselamat kami ialah mesin”. (Bnd Kel
25:9) “Menurut segala apa yang kau tunjukkan kepadamu sebagai contoh kemah suci

dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya”.

Kata-kata itu mengatakan suatu kepercayaan yang tidak hanya terdapat di

Rusia saja.Di dalam perkembangan teknik ini kerap kali terdapat motif keagamaan

yang semu.Dengan teknik sebagai alat, manusia mau membuat juga suatu menara

babel baginya sendiri yang puncaknya menjangkau langit.Seakan-akan manusia mau

merebut kemahakuasaan Allah dengan mesin yang semakin hebat dan kemaha-

hadiran Allah.Teknokrasi pastilah tidak dapat menyelamatkan kita. Kita hanya dapat

diselamatkan oleh Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat dunia .

A.2. Landasan Variabel X (Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama kristen)

A.2.1 Teknologi Cetak

Teknologi cetak adalah, “cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti

buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis

atau fotografi”. Dua komponen utama teknologi cetak adalah teks (verbal) dan bahasa

visual. Dari tinjauan Alkitab manusia memiliki daya cipta mengenai teknologi , Allah

sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya

teknologi, terlihat ketika Allah memerintahkan Nuh dalam kejadian air bah bnd

(Kejadian 6:14-15)“Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir, bahtera itu harus

kaubuat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam”.

“Beginilah engkau harus membuat bahtera: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh

hasta panjangnya, tiga puluh hasta tingginya”. Tuhan menyukai hambanya yang bijak

dan memiliki pengertian, oleh karena itu manusia haruslah menambah ilmu dengan

menggunakan teknologi yang berkembang.

A.2.2.Teknologi Audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio

dan visual”. Teknologi audio-visual dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan

indra pendengaran dan penglihatan peserta didik.

Teknologi audiovisual diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk

memuji dan memuliakan nama Tuhan. Allah tidak membatasi daya cipta dan kreasi

manusia akan teknologi, ia adalah seorang yang mengerti pondasi san mekanika tanah

bnd (Matius 7:24-27) “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan

menaklukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya

diatas batu. “ Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda

rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.

A.2.3.Teknologi Komputer

Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan

bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber mikroprosesor”. Pada

dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajaran

melalui tayangan di layar monitor.

Teknologi komputer sebagai titik acuan suatu pengembangan informasi baiklah

digunakan untuk mengembangkan akal dan talenta dari Tuhan, banyak informasi yang

mendidik yang terdapat dari internet.Allah menciptakan alat komunikasi pertama

yaitu mulut dan telinga manusia.Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk

kebutuhan yang dikerjakan dengan baik dan memberikan pengetahuan, keahlian, dan

berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel 35:31)” dan telah memenuhi dengan Roh

Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam

pekerjaan.”
3. Minat Belajar Siswa (Variabel Y )

Menurut Slameto (2010:180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar siswa pada mata

pelajaran PAK adalah hasil dari penilaian guru tentang keseriusan dan tanggapan siswa dalam

setiap pembelajaran pendidikan agama Kristen.

Kompri (2018:270) menyatakan ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi antara lain perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan

sikap guru yang menarik, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis

hanya menggunakan empat indicator yakni:

A.3.1. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran,

maka ia akan terus mempelajari pelajaran tersebut aatu anpa ada rasa terpaksa.

A.3.2. Perhatian

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan,

pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain daripada itu.

A.3.3. Ketertarikan pada materi pelajaran

Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena factor minat belajarnya

sendiri.Ada yang mengembangkan minat belajarnya terhadap bidang pelajaran

tersebut karena pengaruh bahan pelajaraan yang menarik.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara

atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu

cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya

untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk

keabsahannya.

Menurut Soerjono (1986 : 5), penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.

Menarik kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa system dan metode yang dipergunakan

untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut

dengan “metodologi ilmiah”. Untuk menguraikan metodologi penelitian yang digunakan

dalam penyelesaian masalah penelitian, perlu dijelaskan secara singkat defenisi operasional

dari indicator empiric variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu Pengaruh Teknologi

Pembelajaran PAK Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa”.

2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini sampel akan dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang diajar tanpa menggunakan alat peraga.

Sedangkan yang dimaksud kelas eksperimen dalam hal ini adalah kelas yang diajar dengan

menggunakan teknologi pembelajaran.

B. Tempat Lokasi Penelitian


Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian ini adalah

SMK Swasta HKBP Pematangsiantar, Jalan Jend. Ahmad Yani No. 153 Kelurahan Asuhan

Siantar Timur Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi

penelitian ini adalah bahwa sepengetahuan peneliti belum ada yang melakukan penelitian

dengan judul yang sama di sekolah tersebut.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Arikunto (2014:174) menyatakan bahwa “ Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

SMK Swasta HKBP Pematangsiantar.

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2014:174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil kecil

populasi yang diteliti.Biasanya seorang peneliti menggunakan sampel dalam penelitian

karena jumlah yang cukup banyak sehingga diperkecil jumlahnya untuk memudahkan

penelitian dalam menganalisis data. Untuk itu dalam hal ini peneliti menentukan kelas X

TKR-1 sebagai kelas eksperimen dan X TKR-2 sebagai kelas control. Adapun peneliti

mengambil sampel dengan jurusan yang sama agar tidak terjadi perbedaan yang signifikan

secara mendasar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan test objektif sebanyak 40

soal dalam option (a,b,c,d,e) sebelum test tersebut disahkan sebagai alat pengumpul data

terlebih dahulu di uji validitas test. Jika ternyata ada soal yang tidak valid maka butir soal

tersebut dibatalkan sebagai alat pengumpul data. Hasil pengujian validitas test tersebut

berguna untuk melihat kualitas test.


1. Validitas Tes

Untuk menguji validitas tes, maka digunakan rumus korelasi product moment Pearson

dengan angka kasar sebagai berikut:

N  XY  ( X )( Y )
rXY =
N  X 2

 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2 

(Arikunto,2011: 72)

2. Reliabilitas Tes

Untuk menguji reabilitas test digunakan rumus KR-21 :

𝐾 𝑀(𝑘 − 𝑀)
𝑟11 = (1 − )
𝐾−1 𝑘𝑉1

Dengan :

𝑟11 = reabilitas test yang dicari


K = banyaknya butir soal
M = skor rata-rata
V1 = Varians total
Kriteria : Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 95 % atau alpha 5 % dengan dk = n-2,

maka disimpulkan bahwa butir item yang disusun relibel.

Hasil perhitungan reliabilitas akan dikonsultasikan dengan nilai rhitung dengan indeks

korelasi sebagai berikut :

antara 0,801 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi


antara 0,601 sampai dengan 0,800 : tinggi
antara 0,401 sampai dengan 0,600 : cukup
antara 0,201 sampai dengan 0,400 : rendah
antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arikunto, 2011: 75)


Dalam penelitian ini besar koefisien korelasi yang digunakan adalah kriteria cukup, tinggi

atau sangat tinggi.

3. Tingkat Kesukaran Butir Tes

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus

yang dipakai untuk menghitung Indeks kesukaran adalah:

B
P (Arikunto,2011:208)
JS

4. Daya Pembeda Butir Tes

Daya pembeda butir tes adalah kemampuan soal membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan

besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Dalam menentukan daya pembeda

diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%

skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).Untuk menentukan daya pembeda digunakan

rumus sebagai berikut:

B A BB
DP=   PA  PB (Arikunto, 2011: 213)
JA JB

E. Teknik Analisis Data

Setelah data yakni skor tes dikumpulkan maka langkah selanjutnya mengolah data

dan menganalisa data. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Mencari rata-rata dan standar deviasi dari data kedua kelompok


Data yang diperoleh ditabulasikan dalam tabel sebaran frekuensi, lalu dihitung

rataannya dengan rumus:

X=
X (Simbolon, 2009: 30)
N

Standart deviasi ditentukan dengan menggunakan rumus:

2
k
 k 
N X i    X i 
2

S=
i 1  i 1  (Simbolon, 2009: 42)
N(N  1)

Dan rumus yang digunakan menghitung varians adalah:

2
k
 k 
N X i    X i 
2

S2 = i 1  i 1 
N(N  1)

2. Uji normalitas data, dilakukan dengan menggunakan Chi kuadrat ( X2), dengan rumus :

2
(𝑓0 − 𝑓ℎ )2
𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =∑
𝑓ℎ

Dimana :

Kemudian harga X2 hitung dibandingkan dengan harga X2 tabel, dimana:

- Bila X2 h < X2 t, distribusi data normal

- Bila X2 h > X2 t, distribusi data tidak normal

3. Uji homogenitas data

𝑆2
𝐹 = 𝑆12 (Sudjana, 2005: 250)
2

Kriteria pengujian :

Kriteria pengujian adalah terima H0 , jika Fhitung< Ftabel dengan taraf nyata α = 0.05 dan
tolak hipotesis jika kriteria tidak terpenuhi.

4. Uji hipotesis penelitian

Hipotesis yang ingin diuji yaitu :

H 0 : µ1 ≤ µ2,.

Ha : µ1>µ2,

Karena kedua populasi mempunyai variansi yang homogen (  1 2 =  2 2) maka rumus statistik

student t yang digunakan adalah :

t hit 
x1  x2 
 1  1 
S  n   n 
 1  2

Dengan :

(n1  1) s12  (n2  1) s 22


s2 = (Sudjana, 2005: 239)
n1  n2  2

Kriteria pengujian :

Harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan kriteria pengujian, terima hipotesis jika

thitung< ttabel dengan taraf signifikan α = 0.05.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Swasta YP HKBP yang beralamat di Jl. Jendral

Ahmad Yani No 153, Merdeka, Siantar Timur. Asuhan, Kec. Siantar Timur. Kota

Pematangsiantar. Penelitian ini mengambil dua kelas yaitu kelas kontrol (X TKR 1) dan kelas

eksperimen (X TKR 2 ) yang keseluruhannya terdiri dari 40 siswa sebagai populasi dan

samplenya terdiri dari 20 siwa pada masing-masing kelas. Kelas Eksperimen menggunakan

Teknologi Pembelajaran PAK sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan Teknologi

Pembelajaran PAK. Penelitian ini berlangsung dua kali pertemuan pada kelas eksperimen

maupun pada kelas kontrol dengan waktu masing-masing 90 menit setiap kali pertemuan

dengan melakukan pembelajaran dan tes berupa pre test yakni untuk mengetahui bagaimana

kemampuan awal siswa dan post test yakni untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada

kedua kelas dan kemudian diperbandingkan.

Dari data hasil penelitian, berupa data yang merupakan hasil pre-test dan pos-test dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh skor rata-rata, standart deviasi,varians. Untuk

melihat secara jelas data penelitian tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel 1 dan 2, diperoleh skor rata-rata pre test untuk kelas eksperimen

yaitu sebesar 37.25 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah dalah 20 , serta standart

deviasi nya sebesar 11,97, varians sebesar 143,36. Sedangkan untuk post test diperoleh skor

rata-rata 57,25 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 30. Serta standar deviasi nya sebesar

18.10, varians sebesar 327.57.

Sementara skor rata-rata pre test untuk kelas kontrol yaitu sebesar 30,5 dengan nilai

tertinggi 65 dan nilai terendah adalah 10, serta standar deviasinya sebesar 14,58 varians
sebesar 212,18. Sedangkan untuk post test diperoleh skor rata-rata 44, dengan nilai tertinggi

85 dan terendah 20, serta standar deviasinya sebesar 17,21 , varians sebesar 296,31.

B. Analisis Data Penelitian

Untuk mengetahui hasil penelitian yaitu apakah hipotesis diterima atau ditolak

dilakukan dengan melakukan uji t, dimana dalam uji t ini kedua data harus normal dan

homogen.

a. Uji Normalitas

Dari hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh data untuk nilai hasil belajar kelas

yang menggunakan Teknologi pembelajaran PAK (Eksperimen) X2hit = 4,97, sedangkan

pada α =0,05, d.b=3 diperoleh X2tabel = 5,99. Maka X2hit < X2tabel (4,97 < 5,99). Berarti dapat

disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi distribusi normal.

Demikian juga data untuk nilai hasil belajar kelas yang tidak menggunakan Teknologi

Pembelajaran (Kontrol) X2hit = 1,99, pada α=0,05, d.b=3 diperoleh X2tabel =5,99. Maka

X2hit<X2tabel (1,99<5,99), sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi

distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Dari data perhitungan pada lampiran 8 untuk pre test, uji kesamaan varians hasil test

kedua kelas sampel adalah F=1,48. Harga ini dikonsultasikan dengan tabel nilai persentil

untuk distribusi F dengan α=0,05, diperoleh harga F(0,05)(19,19)=2,17. Jadi kriteria pengujian

adalah terima Ho karena Fhitung<Ftabel (1,48<2,17). Untuk post test, uji kesamaan varians hasil

test kedua kelas sampel adalah F = 1,11. Harga ini dikonsultasikan dengan tabel nilai
persentil untuk distribusi F dengan α =0,05, diperoleh harga F(0,05)(19,19) = 2,17. Jadi kriteria

pengujian adalah terima H0 karena Fhitung<Ftabel (1,11<2,17). Hal ini berarti bahwa kedua kelas

memiliki varians yang sama (homogen).

c. Uji Hipotesis

Kedua kelompok data adalah berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama

(homogen), dengan demikian pengujian hipotesis dilakukan melalui uji perbedaan dua rata-

rata atau uji t.

Dari hasil perhitungan pada lampiran 9 diperoleh bahwa t hitung ini dengan t tabel untuk α

= 0,05 dan dk = 38 diperoleh t tabel =1,70 sehingga dapat dinyatakan t hitung > t tabel (2,37>1,70).

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga kesimpulannya adalah “Terdapat

penigkatan hasil belajar Agama Kristen yang diajar dengan menggunakan Teknologi

Pembelajaran pada siswa kelas X TKR SMK YP HKBP Pematangsiantar”. Ternyata Hasil

belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran lebih tinggi dari

pada hasil belajar siswa yang diajar dengan tidak menggunakan Teknologi pembelajaran.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian diperoleh data hasil belajar agama kristen siswa pada pembelajaran

Bertumbuh Menuju Kedewasaan Yang Benar dari kelompok-kelompok penelitian yaitu,

untuk Kelas Eksperimen (diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran) dengan rata-

rata pre test 37,25 dan post test 57,25, standart deviasi pre test 11,97 dan post test 18,10,

sedangkan untuk Kelas Kontrol (diajar dengan tidak menggunakan model Jigsaw) dengan

rata-rata pre test 30,5, dan post test 44 standar deviasi pre test 14,56, dan post test 17,21 Dari

hasil diatas bahwa kelompok yang diajar dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran
nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diajar dengan tidak menggunakan

Teknologi Pembelajaran, karena pembelajaran dengan Teknologi Pembelajaran

mempermudah siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan dan dapat

membangkitkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan tidak menggunakan Teknologi Pembelajaran.

Untuk memperkuat hasil penelitian tersebut juga dilakukan pengujian hipotesis secara

statistik, sebelum melakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk

mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk

menegtahui kesamaan (homogenitas) sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-

sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Hasil pengujian uji normalitas dengan rumus Chi-kuadrat (Lampiran 16) dinyatakan

bahwa sampel berasl dari populasi distribusi normal karena harga X2hitung lebih kecil dari

harga X2tabel atau X2hitung<X2tabel (4,97<5,99) untuk nilai post test kelas Eksperimen. Dan

X2hitung <X2tabel (1,99<5,99) untuk nilai post test kelas kontrol.

Hasil pengujian uji homogenitas dengan distribusi F (Lampiran 17) dinyatakan

bahwa sampel mempunyai varians yang homogen karena F hitung< F tabel (1,48<2,17) dengan

α= 0,05 untuk nilai post tes kedua kelompok.

Selanjutnya hasil pengujian hipotesis yang akan dilakukan dengan uji t (lampiran 11)

diperoleh t hitung sebesar 2,37, dan t tabel sebesar 1,70 pada α= 0,05 sehingga pengujian

hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen SMK HKBP

Pematangsiantar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh analisis data pengujian hipotesis

penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Hasil belajar pendidikan Agama Kristen kelas Eksperimen dengan menggunakan

Teknologi Pembelajaran lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang tidak menggunakan

Teknologi Pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar Agama

Kristen kelas Eksperimen sebesar 57,25 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 44.

2. Berdasarkan uji t, dimana thitung >ttabel (2,37 >1,70), berarti hipotesis diterima yaitu ada

peningkatan antara hasil belajar agama kristen siswa yang diajar dengan

menggunakan Teknologi Pembelajaran dari pada tidak menggunkana Teknologi

Pembelajaran pada pokok bahasan Bertumbuh Menuju Kedewasaan Yang Benar di

kelas X TKR SMK HKBP Pematangsiantar Tahun Ajaran 2019/2020.

B. Saran

Hendaknya para guru terkhusus guru Pendidikan Agama Kristen meggunakan

Teknologi Pembelajaran PAK dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa

secara aktif, kreatif serta tanggap agar hasil belajar siswa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia

Nurliani Siregar. (2015). Profesi Pendidikan. Medan: Universitas HKBP Nommensen: STT.

Nurliani Siregar. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Medan: Universitas HKBP

Nommensen: STT.

Nurliani Siregar. (2015). Perkembangan Peserta didik. Medan: Universitas HKBP

Nommensen: STT.

Budiyana Hardi. 2011, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta : Berita Hidup

Seminary

Boehlke R,Robert. 1994, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktik PAK dari Plato

sampai Ig.Loyola. Jakarta : BPK Gunung Mulia

E.G,Homrighausen dan I.H,Enklaar. 2011, Pendidikan Agama Kristen. Medan : BPK

Gunung Mulia

Prof. DR. Nasution, M.A. 2012, Teknologi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Warsita, Bambang. 2008, Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta :

Rineka

Abdulhak Ishak dan Darmawan Deni. 2017,Teknologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya

Kompri, M.Pd.I. 2018, Motivasi pembelajaran perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Istirani & Intan Pulungan. 2017, Ensiklopedia Pendidikan. Medan : Persada

Slameto. 2013, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiono.2009, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet


Sugiono. 2010, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: IKPI

Suharsimi Arikunto. 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Goleman,D. (1995). Emotional Intelegence. New York : Bantam Books

Moore, K.D. (1989). Clasroom Teaching Skills. New York: Primer Random House.

SantrockJ.W&Yussen, S.R.(1987,1992). Chid Development.lowa:W.M.C.Brown Publisher.

Anda mungkin juga menyukai