SKRIPSI
Diajukan kepada
Oleh :
DELVIOLIN TAWURISI
2022
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat
Oleh:
DELVIOLIN TAWURISI
NIM: 17111204
Disahkan pada tanggal:
Pembimbing,
Mengetahui,
2
HALAMAN PENGESAHAN
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat
Ujian Skripsi.
Dosen Pembimbing,
Penguji 1, Penguji 2,
______________________ ________________________
Mengetahui,
Pdt. Elfin Efriani Saino. M, Teol Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si
3
PERNYATAAN INTERGTITAS BEBAS PLAGIAT
NIM : 17111204
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Peran Guru Pendidikan
Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
SMPN 1 Pamona Barat ” dinyatakan bebas dari plagiarisme. Apabila dikemudian hari ternyata
terdapat plagiat dalam tulisan ini, maka dengan ini saya sebagai penulis menyatakan siap
menerima konsekuensi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Lembaga Pendidikan Sekolah
Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena .
Dalam hal ini juga penulis menyatakan bahwa karya tulis ini sepenuhnya diserahkan
kepada Lembaga Pendidikan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena
sebagai pemilik resmi karya tulis ini.
Delviolin Tawurisi
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
kasih dan pertolongan-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan dan kemampuan dapat
mengikuti pendidikan di STT Gereja Krsiten Sulawesi Tengah, Tentena. Puji dan syukur pun
penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat-Nya, penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan penulisan Skripsi ini pada waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu bahkan mendukung penulis, selama menyelesaikan studi di STT Gereja
Kristen Sulawesi Tengah. Pada kesempatan ini pun, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan.
1. Lembaga Pendidikan STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena, tempat di mana
2. Pdt. Elfin Efriani Saino.M,Teol sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh
3. Keluarga besar SMP Negeri 1 Pamona Barat yang telah memberikan informasi sesuai
dengan topik penelitian penulis dan telah merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan
dari penulis.
4. Papa Wolter Tawurisi dan mama Onintowe Kongkarawe yang telah melahirkan,
5
5. nenek tercinta, Ivhon, Indah, Arsen dan seluruh keluarga besar Tawurisi-kongkarawe
yang selalu menyayangi dan memberi semangat serta dukungan bagi penulis.
6. Sahabatku, Siska, Milka, Elsi, Lein, Kristin, Vicky, Fandry,Yonas, dan teman-teman
angkatan 2017 yang selalu ada, menghibur bahkan memberi motivasi bagi penulis.
8. Semua pihak yang membantu penulis selama studi dan pada penulisan Skripsi ini.
Penulis
Delviolin Tawurisi
6
ABSTRAK
Delviolin Tawurisi 17111204. “Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan
Karakter Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat ”.
Program Studi S1 Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi
Tengah Tentena. Dosen Pembimbing: Pdt. Elfin Efriani Saino. M, Teol
Karya Tulis ini mengkaji bagaimana peran guru pendidikan agama kristen.
Penelitian ini membentuk karakter peserta didik pada masa pandemi di SMPN 1 Pamona
Barat . metode penelitian kualitatif dengan pendekatan partisipatoris. Dimana peneliti terjun
langsung dilapangan untuk melakukan penelitian. Data-data yang peneliti peroleh bersumber
dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. saat peneliti melakukan proses wawancara ada tiga
tahap yang dilakukan yakni : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari penelian ini
menunjukkan bahwa peran seorang guru pendidikan agama kristen dalam membentuk karakter
anak di SMPN 1 Pamona Barat pada masa pandemi Covid-19 mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang ada dan mensiasati cara untuk membangun minat belajar peserta didik terlebih
siswa saat ini merupakan siswa yang mengikuti pelajaraan di masa pandemi Covid-19 .
Kata Kunci: peran guru pendidikan Agama kristen membentuk karaakter siswa pada masa
pandemi covid-19.
7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto :
Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa di petik kelak ketika
sukses. Jatuh bangkit lagi, gagal mencoba lagi, don’t give up.
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................iii
PERNYATAAN INTEGRITAS...............................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................viii
ABSTRAKSI..............................................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................5
D. Metode Penelitian......................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian......................................................................................................6
G. Sistematika Penulisan................................................................................................6
9
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Pamona Barat.........................................................8
10
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dalam kehidupan individu yang
ditandai dengan ciri-ciri pencarian identitas diri. Pada masa ini mereka akan lebih menjalin
hubungan akrab dengan teman sebaya, dibandingkan dengan orangtuanya. Masa remaja
dapat dikatakan masa yang unik. Akan tetapi, masa ini bukan masa yang mudah dilalui,
penuh dengan hal-hal baru yang ingin dicoba-coba oleh anak dijenjang tersebut tanpa
memperhatikan resiko yang akan terjadi. Pada masa ini terjadi peralihan yang sering
menimbulkan gejolak.1 Selama masa remaja, anak akan mengalami masa púber yaitu seluruh
tubuh mengalami berbagai kondisi perubahan di bagian luar sampai bagian dalam tubuh serta
struktur tubuh dan fungsinya. Pada saat remaja mengalami masa púber maka remaja harus
mampu mengontrol diri pada lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya serta masyarakat.
Jika perilaku remaja bertentangan dengan nilai etika dalam masyarakat, maka remaja akan
dianggap memiliki karakter yang buruk. Ada berbagai hal pemicu yang membuat terjadinya
perubahan karakter anak dijenjang remaja terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini.
Akhir tahun 2019, masyarakat di seluruh dunia dikejutkan dengan berita mengenai
Covid-19 atau yang sering disebut corona virus. Virus ini menyerang system pernapasan
manusia sehingga dapat menyebabkan radang ringan pada system pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat hingga kematian. corona virus kurang lebih hampir sama dengan flu hanya
saja lebih berbahaya dan lebih mudah menular kepada orang lain baik lewat sentuhan
maupun dahak dari penderitanya. Atas dasar hal tersebut, masyarakat dihimbau untuk sebisa
1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 190.
11
mungkin menghindari keramaian. Di Indonesia sendiri, pemberitahuan untuk belajar, bekerja
serta beribadah dari rumah telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2020. Bulan Juli 2020 telah
diberlakukan era New Normal sehingga beberapa tempat telah dibuka kembali, hanya saja
hingga sampai saat ini beberapa sekolah masih belum bisa dibuka kembali secara khusus di
SMPN 1 Pamona Barat mengingat situasi yang masih belum memungkinkan. sehingga
Metode pembelajaran daring memang cukup baik mengingat situasi yang ada. Akan
tetapi, metode tersebut memberi beberapa dampak seperti dampak positif yakni siswa dapat
membantu orangtua bekerja di rumah, proses pembelajaran di lakukan daring, siswa dapat
membedahkan dan mengetahui, bagaiman proses pembelajaran pada waktu keadaan New
Normal dan di waktu pandemi covid-19 seperti sekarang, siswa di ajar lebih bijak
menggunakan waktu yang ada untuk mengerjakan Tugas walaupun di sibukan oleh berbagai
kesibukan serta siswa di ajar untuk taat pada protokol kesehatan yang sedang di berlakukan
pemerintah. Disamping dampak positif, ada juga dampak negatifnya yakni siswa mengalami
penurunan kesehatan mental dan psikis, siswa menjadi bosan dan jenuh dengan proses
pembelajaran Daring, hubungan antara anak didik dan guru menjadi renggang karna tidak
bertatapan langsung dalam proses pembelajaran, akibat pengaruh lingkungan dan situasi
pandemi Covid-19 siswa menjadi pemalas,tidak kreatif,serta memiliki perilaku seperti anak
yang tidak berpendidikan, siswa memiliki keinginan putus sekolah, dan menikah di usia dini
karena jenuh dengan pembelajaran yang di laksanakan secara Daring, siswa menjadi
12
Perubahan karakter yang terjadi di kalangan remaja pada masa pandemi covid-19
ini dilihat dari maraknya perkelahian terjadi antara pelajar. Perkelahian yang dimaksudkan
disini perkelahian pelajaran antar desa dimana mereka membentuk geng sesuai dengan
desa mereka masing-masing. Tidak hanya perkelahian saja, dampak lain yang
ditimbulkan ialah membohongi orang tua dengan alasan mengantar tugas yang diberi
guru ke sekolah tetapi tidak sepenuhnya hanya mengantar tugas. Mereka memilih untuk
berkumpul bersama geng mereka dan menghabiskan waktu saling bercerita, disamping itu
mereka saling menghina satu sama lain sehingga memicu perkelahian. Ini berarti memang di
masa ini pembentukan karakter sudah tidak menjadi perhatian guru lagi padahal justru ketika
proses pembelajaran sudah mengalami perubahan guru mesti giat dan fokus dalam mengajar.
Tidak efektifnya proses pembelajaran ditambah lagi kondisi remaja yang suka mencoba
berbagai hal dengan tujuan pencarian jati diri. Karena itu, peran guru terutama guru
Pendidikan Agama Kristen harus mampu membentuk karakter remaja melalui mata pelajaran
Mencermati latar belakang di atas penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul
“Peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter Remaja pada Masa
Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Pamona Barat”. Sehingga penulis berharap dengan adanya
PAK harus lebih mampu membimbing, membantu untuk kembali membentuk karakter
peserta didik.
B. Fokus Masalah
Dari latar belakang di atas, adapun yang menjadi fokus masalah penelitian sebagai berikut:
13
1. Mengapa pembentukan karakter penting di sekolah menengah pertama?
2. Apa manfaat PAK bagi pembentukan karakter siswa di SMPN 1 Pamona Barat?
3. Bagaimana peran guru PAK dalam membentuk karakter peserta didik pada masa
pandemi covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2. Untuk memahami peran pelajaran PAK dalam pembentukan karakter peserta didik.
3. Untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Kristen dalam membentuk karakter
D. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
a. Penelitian kepustakaan
b. Metode yang akan digunakan penulis ialah metode penelitian kualitatif. Umumnya,
antara peneliti dengan objek yang diteliti, yang tujuannya untuk mengetahui suatu
2. Prosedur Penelitian
2
Harris, Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: SU, 2010), 17
14
Digunakan penulis untuk menetapkan langkah atau prosedur dalam pengumpulan data
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik agar
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru terutama guru
Pendidikan Agama Kristen untuk mampu membentuk karakter yang baik bagi peserta
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman bagi peneliti kelak untuk
Dalam penelitian yang akan dilakukan ialah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan
metode yang digunakan untuk mengevaluasi data yang ditemukan sehingga memperoleh
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang masalah dan menjelaskan tujuan dari pemilihan judul tersebut
15
Bab II : Hasil Analisis Data Penelitian
Menjelaskan hasil dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan data yang ditemukan.
Memberikan pemahaman yang berhubungan dengan judul penelitian yang dilakukan dan
Memberikan pemahaman atau refleksi dari Alkitab sesuai dengan hasil penelitian yang
didapatkan
Bab V : Penutup
Berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta berisi saran dari penulis.
16
BAB II
SMP Negeri 1 Pamona Barat berdiri pada tahun 1993 yang berlokasi di Desa
Toinasa, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Jl.
Melati. Sekolah ini dibangun karena adanya transmigrasi atau perpindahan penduduk.
Penduduk yang melakukan transmigrasi adalah penduduk dari Jawa, Bali, Toraja dan
Lombok, yang menempati beberapa daerah di Kecamatan Pamona Barat. Adapun desa-
desa yang mereka tempati, yakni : Toinasa, Uranosari, Salokaia, dan Meko. Ketika
mereka sampai di Daerah Pamona Barat, belum ada Sekolah Menengah Pertama (SMP)
pada waktu itu, maka di bangunlah SMP 4 Pamona Utara. Karena masuk dalam wilayah
Pamona Utara di waktu itu sebelum sekarang menjadi Pamona Barat. akan tetapi sekolah
tersebut terletak berjauhan dari beberapa desa yang menjadi tempat tinggal para
transmigran tersebut. Pada awal berdirinya sekolah SMP 4 Pamona utara, siswa yang ada
yang namanya Pemimpin atau biasa disebut dengan Kepala Sekolah. Berikut nama
pemimpin di SMP Negeri 2 Pamona Selatan dari awal berdirinya sekolah hingga
sekarang :
2. I ketut sudarsana S. Pd
17
3. Suitno patigu M.Pd
4. Alfrits pa’o,S.Pd,M.Pd
5. I nyoman minten M. Pd
6. Alfrits pa’o,S.Pd,M.Pd
a. Identitas Lengkap
Tengah
RT/RW : 1/ 1
Kelurahan : Pamona
Negara : Indonesia
b. Data Pelengkap
18
SK Pendirian Sekolah : 188.45/3592/2007
Akreditasi :B
SK Akreditas : 64/BAP-S/M/LL/XI/2016
a. Visi SMP Negeri 1 Pamona Barat ialah "Inovatif, Kreatif, Adaptif dan Normatif
(IKAN)"
b. Misi "Mewujudkan peserta didik yang berbudaya cerdas, kreatif, inovatif, dan
berbudi luhur yang berwawasan IPTEK dan berlandaskan IMTAQ" Indikator Misi :
1. Mewujudkan pembelajaran dengan pendidikan yang kondusif sehingga terbangun
Insan yang beriman, bertaqwa, mandiri, berakhlak mulia, terampil, dan siap
mendukung pendidikan / jenjang berikutnya.
2. Menjadikan peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun non akademik.
3. Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan dengan pendekatan SCIENTIFIC
4. Mewujudkan pembelajaran dalam penguasaan IPTEK dan penerapannya serta
mampu mengikuti arus perkembangannya.
1. Meningkatnya budaya sopan santun dalam sikap perilaku dan ucapan sesama warga
2. Tercapainya prestasi dalam kompetisi akademik dan non akademik tingkat Kabupaten
19
3. Terlaksananya pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
melalui program 7K
5. Meraih juara pramuka tingkat kabupaten melalui program extra kurikuler pada tahun
pelajaran 2019/202
6. Meraih juara pramuka tingkat propinsi melalui program extra kurikuler pada tahun
pelajaran 2019/2020
7. Meraih juara OSN tingkat Kabupaten mata pelajaran IPS pada tahun pelajaran
2019/2020
8. Meraih juara OSN tingkat propinsi mata pelajaran IPS pada tahun pelajaran
harus mempunyai kompetensi yang baik. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
20
Tabel 1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMP Negeri 1 Pamona Barat
Status Jumlah
Kepala Sekolah 1
Guru Mata Pelajaran Umum 14
Guru Agama Kristen 2
Guru Agama Hindu 1
Guru Penjas 1
TU 4
Penjaga Sekolah 1
Jumlah 24
Seiring berjalannya waktu sesuai jumlah Peserta didik pastinya akan berubah,
seperti beberapa siswa yang memilih pindah maupun siswa yang telah lulus dari
tahun ke tahun. Jumlah siswa yang saat ini menempuh pendidikan di SMP Negeri 1
Kelas Jumlah
Kelas 7 46
Kelas 8 67
Kelas 9 105
c. Kopetensi Inti
Sikap Spiritual
a. Jujur
b. Disiplin
c. Santan
d. Percaya diri
22
a. Ilmu pengetahuan.
b. Teknologi, Pengetahuan
c. Seni,Budaya.
a. Kreatif,
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri, Keterampilan
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu minggu, dan
satu tahun pembelajaran.
c. Pada masa darurat covid 19. seluruh peserta didik tetap mendapatkat layanan
pendidikan dan pembelajaran di rumah, dengan menggunakan media Hp.
23
d. Siswa yang mengantarkan tugasnya ke sekolah harus memenuhi persyaratan
protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat.
e. Untuk pembelajaran tatap muka atau kunjungan guru ke kelompok belajar yang
telah di bentuk , yang harus di miliki dan di tunjukan siswa yaitu berupa surat
persetujuan dari orang tua.
2) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
24
3) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.
5) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam
pelaksanaan belajar dari rumah.
8) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan
menggunakan Materi, Metode Dan Media Pembelajaran yang ada di sekitar.
25
• Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karakter situasi yang dihadapi
pada kondisi darurat.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Pamona Barat
Kegiatan observasi dilakukan tentunya dimulai dengan mengamati sekolah dan proses
pembelajaran. Kegiatan, yang proses pembelajaran dilakukan 6 kali dalam sepekan, karena
26
yang sebenarnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada kelas hanya 4 kali di
lakukan selama sepekan. kemudian berubah menjadi 6 kali dalam sepekan karna mengingat
adanya pembagian kelompok-kelompok belajar yang di bentuk sesuai dengan desa dan
tempat tinggal siswa. dan pembagian jadwal masuknya disesuaikan dengan desanya. Begitu
juga dengan mata pelajaran yang lain dari kelas 7 – 9, pembagian jadwal masuknya
disesuaikan dengan desanya. Dalam hal ini siswa kadang di beri Tugas dari guru dan ada
waktu yang sudah menjadi ketentuan bersama siswa, untuk mengantarkan tugas di sekolah
bergiliran dengan mengikuti jadwal kelompok belajar yang ada. Hal ini kadang membuat
siswa meprgunakan waktu yang ada. Dengan alasan ke orang tua mengantarkan Tugas,
tetapi bukan hanya itu saja mereka kadang dengan kelompok belajar yang ada membentuk
satu geng. saling mengejek dan akhirnya memicu tawuran antara sesama pelajar.
Perubahan jadwal Mata Pelajaran dan pembagian kelompok belajar ini dilakukan untuk
mengurangi jumlah murid saat melakukan kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru
di setiap kelopok belajar yang sudah di bentuk, tetap dengan protokol kesehatan yang
berlaku. Ketika peneliti mengamati proses pembelajaran, terlihat bahwa dalam proses
tersebut guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah lalu kemudian
memberikan siswa tugas. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat siswa kurang
kepada Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Agama Kristen tentang model pembelajaran
pada mata pelajaran tersebut. Menurut Bpk.A.Galamba guru Pendidikan Agama Kristen,
27
model pembelajaran yang selama ini digunakan sebelum adanya pandemi adalah model
Model pembelajaran di saat pandemi Covid -19 sangat berubah karena di batasi
oleh protokol kesehatan yang berlaku di saat pandemi yaitu 3M(mencuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak). Membentuk kelompok belajar siswa dengan jarak
antara kampung yang sedikit memakan waktu beberapa menit ketika guru pendidikan
belajar yang ada di desa Toinasa dan di desa sekitaran Toinasa. Penggunaan waktu yang
di batasi saat memberikan materi bahkan tugas kepada pesrta didik sangat mempengaruhi
dan membuat kurang minat belajar dari peserta didik. Hal ini dapat di lihat ketika guru
pergi mengunjungi kelompok belajar, dan siswa yang hadir tidak sesuai dengan jumlah
yang ada. Dengan alasan mereka pergi membantu orang tua di ladang atau di tempat
lain.ada beberapa murid tidak mengumpulkan tugas saat waktu yang di tentukan untuk
mengumpul tugas karna sudah sibuk dengan urusan lain dan tidak lagi fokus pada
pelajaran yang ada. Bahkan lebih parahnya lagi pendidikan di saat pandemi Covid-19
juga memicu adanya pernikahan dini di kalangan sekolah khusunya tingkat sekolah
pertama (SMP). Siswa yang merasa tidak aktif lagi bersekolah seperti kondisi belajar
pada sebelum pandemi mempunyai waktu luang yang lebih banyak di banding waktu
belajar. hal ini yang membuat siswa terlena bahkan merasa pendidikan tidak penting lagi
akibatnya mereka memilih berumah tangga (menikah) di usia mudah. Ada beberapa
28
1. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang kondisi pendidikan di masa pandemi
C0vid-19.
4. Pergaualan bebas
Hal ini yang membuat peran guru pendidikan Agama Kristen di perlukan dalam
Pamona Barat.
Pembelajaran. RPP yang dipakai adalah RPP dengan format satu lembar sesuai dengan
perintah dari Kemendikbud tetapi karana proses pembelajaran harus mengikuti protokol
kesehatan yang berlaku di saat pandemi Covid-19 maka RPP yang di gunakan pun
dengan kondisi pandemi Covid-19. RPP adalah hal yang paling utama dalam perencanaan
proses pembelajaran, sebab dalam RPP telah menjelaskan mengenai tujuan apa akan
dicapai.
29
Dalam hal ini, peneliti membuat RPP Pendidikan Agama Kristen untuk model
pembelajaran di masa pandemi covid - 19. Berikut contoh RPP yang peneliti buat :
A. Kompetensi Dasar
1. Memahami hubungan antara sesama
2. Memahami solidaritas melalui bacaab Alkitab
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mensyukuri dirinya dianugerahi iman kepada Yesus Kristus
2. Menunjukkan sikap hidup beriman dan berelasi dengan sesama
KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Melakukan absensi dengan join Group/whatsAPP,Masangger,google Mett.
2. Guru dan peserta didik melakukan dialog, melalui group yang telah di bentuk.
3. Guru memberikan penjelasan singkat tentang pembelajaran yang akan di lakukan
KEGIATAN INTI
1. Guru bertanya kembali mengenai materi yang di bahas pada saat pertemuan tatap muka
2. mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi/tugas yang belum dimengerti
3. diskusi/sharing yang berkaitan dengan solidaritas dengan teman dan sahabat
membuat kesimpulan mengenai kegiatan hari ini
KEGIATAN PENUTUP
1. Guru dan siswa mengevaluasi kegiatan hari ini.
2. Memberikan apresiasi kepada siswa
Menutup dengan doa.
30
Berikut ini materi dalam bentuk powerpoint yang digunakan peneliti dalam proses
pembelajaran
C. Hasil Wawancara
Pada penelitian yang dilakukan, peneliti juga melakukan wawancara guna mendapat
informasi yang baik dari narasumber yang akan diwawancarai. Wawancara yang dilakukan
peneliti yakni tanya-jawab terkait judul skripsi oleh peneliti yaitu “Peran Guru Pendidikan
Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter Remaja pada Masa Pandemi Covid-19 di
SMPN 1 Pamona Barat” sehingga peneliti hanya melakukan wawancara kepada guru dan
kepala sekolah karena merekalah yang menjadi pusat penelitian dalam membentuk karakter
1. Menurut Alfrits Pa’o, pembentukan karakter siswa itu adalah peran guru karena
dilaksakan pada ranah sekolah. Dalam hal ini benar-benar karakter siswa itu dibentuk
dari cara guru mengajar dan mendidik. Sehingga siswa memiliki karakter baik.
2. Menurut Bpk. A.galamba, Pada masa pandemi covid-19 pelajarang yang tidak maksimal
tentu saja upayah yang di lakukan bagaiman cara untuk melakukan tatap muka dengan
Daring,Luring. Yang paling utama memang dari pemerintah mmberikan beberapa aturan
31
3M, tetapi kita sebagai orang kristen yang memiliki keyakinan, sehinggah kita harus
cenderung menekankan semuanya itu kalau memang Tuhan tidak berkehendak yang pasti
tidak akan terjadi. Sehinggah kita lebih cenderung memberikan penekanan pada siswa
bahwa mengandalkan Tuhan lebih utama dari semua yang kita hadapi, berdoa, memuji
Tuhan, dan membaca Alkitab itu yang harus menjadi kebiasaan dan kita tetapkan di
dalam kehidupan sebelum memulai aktivitas setiap hari. Intinya yang harus kita berikan
pemahaman kepada siswa sekarang ini adalah firman yang membawa hidup, sehinggah
anak lebih memaknai bahwa dengan membaca firman ada kehidupan, seda ngkan lalai
membaca Alkitab sama dengan kita lalai tidak mengikuti aturan yang di tetabkan
pemerintah mau tidak mau tanpa kita sadari kita membawah diri memperhadapkan diri
kita dengn masalah pandemi covid-19 yang membuat iman kita goyah.
3. Menurut Alfrits Pa’o, Banyak hal yang mempengaruhi moral siswa seperti peran guru
terbatas untuk menjagkau siswa dalam proses pembelajaran. Seperti disini, proses
mengunjungi kelompok belajar itu tetapi proses pembelajaran tidak maksimal karena
waktu terbatas. Selain itu, faktor lainnya seperti pada lingkungan sosial dalam hal ini
pergaulan siswa di luar sekolah tidak tidak dapat dikendalikan dengan baik guru maupun
orangtua.
4. Menurut Alfrits Pa’o, ada banyak kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran saat
a. Situasi anak yang kita bisa jangkau hanya pada bagian-bagian tertentu seperti
32
b. Keadaan beberapa siswa yang sama sekali tidak mau melibatkan diri dalam
kegiatan kelompok.
5. Menurut Bpk. A.galamba, Media yang dapat membantu kendala tersebut: melalui Hp
6. Menurut Bpk. A.galamba, Untuk mengatasi permasalahan itu yang ada, menurut saya
guru lebih aktif lagi dan memiliki banyak strategi-strategi sehingga permasalahan yang
7. Menurut Bpk. A.galamba, Strategi yang bisa digunakan seperti proses pembelajaran
dilaksanakan secara online termasuk ketika mengumpulkan tugas dikirimkan saja melalui
aplikasi belajar atau whassupp karena rata-rata siswa itu sudah menggunakan handphone
8. Menurut Alfrits Pa’o, Memberi penjelasan dan melakukan pendekatan dengan orang tua
pandemi itu berlangsung, dan memjelaskan apa saja yang harus yang harus kita
perhatikan dalam himbauan pemerintah yang menerapkan protokol kesehatan yang ada
agar mudah ketika orang tua menghadapi anak mereka tidak kaget dengan semuanya
model pembelajaran yang berubah, bahkan masih banyak lagi. Karna pembetukan
karakter seorang remaja itu di mulai pertama kali dari dalam keluarga. Kalau orang tua
tidak memahami dengan baik, maka otomatis anak juga tidak akan mengerti bahkan
memandang semuanya dengan acuh tak acuh bahkan berpikir masa bodoh dengan
semuanya.
33
9. Menurut ibu A. Pamona (orang tua siswa) penerapan karatker juga sudah di terapkan
dalam keluarga, seperti contoh : berdoa sebelum makan, menghargai orang yang lebih
tua,menghargai orang lain, tidak mencuri,tidak berbohong dan masih banyak lagi. Tetapi
kendala yang di hadapi ada ketika pemerintah menerapkan PPKM di masa pandemi
Covid-19. Yang di mana siswa lebih banyak menggunakan waktu di rumah tanpa harus
10. Menurut ibu A. Pamona (orang tua siswa). pelajaran daring yang di lakukan dan di
terapkan oleh sekolah tidak sepenuhnya di manfaatkan dan di ikuti secara baik oleh siswa
itu sendiri. Selaku orang tua siswa yang memiliki anak di SMP Negeri 1 Pamona Barat
melihat kurangnya minat belajar siswa karena sudah terlena dengan situasi yang ada,
siswa merasa pendidikan hanya kewajiban saja, tetapi tidak memahaminya sebagai
D. Analisis Data
INTERNAL
K Peluang)
34
S 1. Tanggung jawab 1. Dengan adanya Guru harus mampu
mengarahkan siswa
35
Guru tidak memahami batas Pada proses .Guru harus lebih
pembelajaran guru
kemampuan siswa menguasi mode-model
terbiasa hanya memberi
pembelajaran termasuk
tugas tanpa adanya
penjelasan materi, didalamnya strategi,
sehingga guru pasti akan
metode dan teknik
kesulitan untuk
pembelajaran yang dapat
mengetahui apakah siswa
mampu memahami materi disesuaikan dengan
yang ada. Untuk itu, guru
situasi dan kondisi siswa
harus mampu melakukan
kegiatan pembelajaran
offline tetapi juga
diselingi dengan online
yang tidak terbatas waktu
sehingga siswa menerima
materi secara maksimal.
Melihat hasil analisis di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran pendidikan
Agama Kristen sangatlah penting dalam membantuk karakter anak remaja. Di tengah-tengah
situasi dan kondisi yang membatasi proses belajar-mengajar, karakter siswa menjadi kurang
bermoral sehingga guru harus lebih menguasai strategi, metode dan teknik pembelajaran
sehingga tujuan dapat tercapai dan terutama karakter siswa menjadi semakin baik.
36
BAB III
KAJIAN TEORI
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu
bentuk dari pelayanan di bidang pendidikan dengan maksud agar gereja sebagai persekutuan
sosial tetapi hidup dan berkembang dengan identitas yang terpelihara dan dihayati. Dalam
"Harus ada suatu tugas dari gereja dalam rangka pewarisan identitas itu serta
Membantu pertumbuhan iman para warganya. Inilah yang disebut dengan Pendidikan
Agama Kristen".3
Menurut sejarahnya Pendidikan Agama Kristen termasuk istilah yang baru dalam
bentuk pelayanan gereja, biasa disebut dengan didache atau pengajaran sebelumnya. 4A.A
Sitompul mengatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah suatu tugas yang
dilaksanakan oleh guru (pengajar) yang juga didampingi oleh gembala yaitu untuk mengajar
3
Daniel Nuhamara,pembimbing pendidikan agama kristen, (jakarta:Jakarta,Depag,Dirjen Bimas
Kristen
hal, 128
37
EG. Homrighausen dan I.H. Enklaar, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen
adalah salah satu tugas gereja yang merupakan amanat dari Tuhan yang harus dilaksanakan
dan ditujukan kepada umat-Nya baik yang tua maupun yang muda. Sehingga dengan
demikian mereka boleh masuk persekutuan iman dengan Tuhan dan dalam jemaat-Nya yang
mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat. Jadi, dapat dikatakan
hahwa Pendidikan Agama Kristen adalah suatu kegiatan pengajaran yang diusahakan
oleh gereja untuk membimbina dan membimbing orang-orang ke dalam kepercayaan dari
semua gologan umur ke arah pengenalan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
kesempurnaannya, sehingga dengan demikian, kita yang telah dan dimerdekakan oleh Yesus
Kristus akan mampu membantu dengan pertolongan Roh Kudus dalam segala hal Dengan
demikian Pendidikan Agama Kristen adalah tugas yang sangat penting dan tidak boleh
B. Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Masa remaja merupakan masa
yang rentan akan berbagai masalah dan merupakan masa kebimbangan. Oleh karenanya,
remaja harus mendapatkan pendidikan yang memadai dari berbagai pihak. Bakir dan
Suryanto mendefinisikan “remaja” : usia mulai dewasa”. 6 masa remaja terjadi dalam rentang
usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti
remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
6
R.Suyoto Bakir dan Sigit Suryanto,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Tangerang:Karisma
Publishing Group,2009),480
7
http://www.wikipedia. karakter remaja
38
C. Tinjauan Umum Tentang Karakter
1. Pengertian Karakter
Secara umum, seseorang sering mengasosiasikan istilah karakter dengan apa yang
psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Seseorang juga
bisa memahami karakter dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.10
etimologis berasal dari bahasa Yunani Karasso, berarti cetak biru, format dasar, sidik
seperti dalam sidik jari. Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pengertian mengenai
karakter itu sendiri. Secara harfiah Hornby dan Parnwell mengemukakan karakter
artinya “kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Dali Gulo
menyatakan bahwa karakter adalah “sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh
8
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter (Strategi Mendidik Anak di Zaman Global), (Jakarta: PT
Grasindo, 2007), cet. Ke-2, 80.
9
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 465.
10
M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas,, (Surakarta:
Yuma Pustaka, 2009), cet. Ke-2, 9.
11
oni Koesoema A, Pendidikan Karakter……., 91.
39
Seseorang dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan
yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
Demikian juga, seorang pendidik dikatakan berkarakter jika ia memiliki nilai dan
keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan serta digunakan sebagai
kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.12 karakter itu terdiri
empat hal: Pertama, ada karakter lemah; misalnya penakut, tidak berani mengambil
resiko, pemalas, cepat kalah, belum apa-apa sudah menyerah, dan sebagainya. Kedua,
kuat: contohnya tangguh, ulet, mempunyai daya juang yang tinggi, atau pantang
menyerah. Ketiga, jelek; misalnya licik, egois, serakah, sombong dan pamer. Keempat,
Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan
pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani). Energi positif itu berupa:
a. Kekuatan Spiritual.
Kekuatan spiritrual itu berupa iman, rasa takut akan Tuhan dan taqwa, yang
Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan
tentang nilai-nilai budaya etis. itu akan menjadikan manusia menghamba pada ilah-
ilah selain Allah berupa harta, seks dan Energi negatif tersebut dalam perspektif
12
M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati….., 9.
13
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter (Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah), (Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI, 2010), cet. Ke-1, 2.
40
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral (karakter), yaitu:
Orang tua harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau
Menghargai satu dengan yang lain dalam setiap anggota keluarga anak akan
Orang tua yang menciptakan iklim religious (agamis), dengan cara memberikan
ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan
menolong orang agar memahami, peduli akan, dan bertindak atas dasar inti nilai-nilai
etis. Karakter (watak) adalah istilah yang diambil dari bahasa yunani yang berarti to mark
(menandai), yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang. Seseorang dapat
disebut sebagai “orang yang berkarakter” (a person of character) apabila tingkah lakunya
14
Alief Budiyono, “Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan Sosial”, Komunika, (Vol. IV, No. 2, Juli/
2010), 239.
41
mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat “otot”, dimana “otot-otot” karakter akan
menjadi lembek apabila tidak pernah dilatih, dan akan kuat dan kokoh kalalu sering
dipakai. Seperti seorang binaragawan (body buldler) yang terus menerus berlatih untuk
latihan yang akhirnya akan menjadi kebiasaan (habit).15 Adapun pendidikan karakter
meski sebagai sebuah idealisme usianya setua usia pendidikan itu sendiri, namun baru
sejak tahun 1990-an kembali lahir sebagai sebuah gerakan baru dalam pembinaan moral
dan pembentukan karakter. Dalam konteks ini, sekolah sebagai institusi pendidikan sudah
seharusnya terlibat secara formal dan strategis dalam membangun karakter. Inilah awal
15
Moh Yamin, Menggugat Pendidikan Indonesia, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2009), cet. Ke-1, 54.
16
Alief Budiyono, “Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan Sosial”, Komunika,
(Vol. IV, No. 2, Juli/ 2010), 239.
42
BAB IV
Refleksi Teologis
Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua. Guru juga dapat di katakan sebagai
orang yang melakukan pendidikan maupun pengajaran sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang penting,
khususnya guru Pendidikan Agama Kristen. Sebab, selain sebagai pengajar guru juga
sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam hal membentuk karakter siswanya.
dengan menjadikan dirinya sebagai model bagi siswa sehingga pengajarannya dapat
mana Pendidikan Agama Kristen di sekolah seharusnya memberikan dampak yang baik
bagi pertumbuhan iman anak merupakan salah satu tanggung jawab dan peran guru
menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang
kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu”. Melihat ayat alkitab ini, ingin dijelaskan bahwa
seorang guru harus menjadi teladan bagi muridnya. Sebelum mengajarkan betapa
pentingnya pendidikan karakter, ia sudah harus terlebih dahulu memberikan contoh yang
baik kepada mereka lewat dirinya sendiri terkait dengan karakter. Bahkan seorang guru
harus bisa membuat siswanya dekat dan beriman dengan Yesus Kristus, sebab karakter
yang baik itu harus dibangun atas dasar iman kepada Yesus Kristus. 17 Dalam Amsal 27 :
17
Arozatulo Telaumbanua. Saya Pasti Bisa Seperti Rajawali. (Sukoharjo: Born Win’s Publishing,
17 juga di katakan bahwa “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”. Ayat
ini menjelaskan bahkan menegaskan kepada semua orang khususnya guru-guru bahwa
karakter seseorang itu terbentuk di dalam relasinya dengan manusia yang lain. Tidak ada
karakter yang terbentuk tanpa adanya hubungan antar sesama dan bantuan dari orang
lain.
orang lain yang kita jadikan model atau contoh untuk kita ikuti. Pembentukan karakter
tidak dapat dipisahkan dari pembentukan kerohanian khususnya dalam materi ajar
setiap perilakunya. Ia harus menemukan jati dirinya melalui keteladanan Yesus Kristus.
Siswa harus mampu mengenali siapa dirinya yang sebenarnya terlebih dahulu, setelah itu
ia dapat membentuk sifatnya menjadi lebih baik, terutama dari segi etika dan moral
dengan bantuan dari orang lain. Dalam Matius 5 : 16 dikatakan bahwa “Demikianlah
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga”. Dalam hal ini, “perbuatan
yang baik” merujuk kepada karakter yang baik. Pembentukan karakter siswa tidak hanya
dapat dilakukan oleh guru, akan tetapi juga harus ada bantuan dan dorongan dari siswa
itu sendiri. Siswa harus sungguh-sungguh berniat untuk membentuk karakternya menjadi
dirinya.
BAB V
PENUTUP
2015), 61
A. Kesimpulan
dengan tujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata berupa tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati
orang lain, bekerja keras, dan sebagainya. Pendidikan karakter sangat penting untuk
diberikan kepada peserta didik secepat mungkin terutama pada masa remaja. Masa remaja
merupakan salah satu fase perkembangan dalam kehidupan individu yang ditandai dengan
ciri-ciri pencarian identitas diri. Dalam upaya pencarian identitas diri, seorang remaja
dapat dipengaruhi oleh teman, masyarakat, keluarga, dan guru. Ke empat subyek tersebut
akan membawa seorang remaja pada karakter yang baik tetapi memungkinkan juga
kepada karakter yang buruk. Tidak semua pada empat subyek itu membentuk
karakternya, akan tetapi subyek yang mendominasi yang akan membentuk karakternya.
Oleh karena itu, guru harus berusaha untuk menjadi subyek yang mendominasi sehingga
Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter remaja. Tugas guru tidak hanya
sebatas mengajar saja tetapi juga membimbing remaja yang adalah juga peserta didik.
Secara khusus guru Agama Kristen harus bertanggungjawab agar setiap peserta didik
mampu menunjukkan karakter Kristus dalam kehidupannya. Cara yang dapat digunakan
oleh guru PAK dalam membentuk kepribadian peserta didik ialah dengan pendidikan
karakter. Remaja di masa sekarang ini sangat mudah sekali untuk dipengaruhi untuk
melakukan berbagai hal karena memang pada dasarnya remaja sangat suka mencoba hal-
hal baru sehingga peran guru PAK lah yang membimbing remaja tersebut untuk memiliki
B. Saran
1. Bagi Guru
Guru PAK diharapkan untuk lebih bertanggungjawab lagi dalam
melaksanakan tugasnya dimana guru tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga
membimbing. Dalam proses pendidikan karakter guru harus lebih kreatif lagi dalam
Masa remaja memang masa yang dalam pencarian jati diri sehingga peserta
didik harus lebih mampu menguasai dirinya dan menghindarkan diri dari mencoba
hal-hal yang nantinya akan berdampak buruk. Ketika ingin mencoba sesuatu hal,
akan lebih menjelaskan dan mengarahkan terhadap hal yang ingin dicoba tersebut.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
sebagai berikut:
1. Daftar Buku
2. Daftar Jurnal
A. Kepala Sekolah
pembelajaran?
10. Menurut ibu, Apakah model pembelajaran blended learning dapat memotivasi
11. Bagaimana tanggapan ibu, jika peneliti menerapkan model pembelajaran blended
learning?
Selatan?
2. Model pembelajaran apa saja yang digunakan pada mata pelajaran Agama
6. Apakah ibu ada rasa ingin mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain
yang belum pernah di gunakan di SMP Negeri 2 Pamona selatan untuk mata
C. Siswa
efektif?
November 1998.
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing/NIDN
Tandatangan
Kegiatan
No Tanggal Hasil
Dosen
Memasukk
1 7 Mei 2021 Konsultasi
an BAB 1
Konsultasi
2 8 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1
Memasukkan
3 14 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1
BAB 1
Memasukkan
5 28 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1
Perbaikan
6 29 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1
Memasukkan
7 23 September 2021 Konsultasi
BAB 3
konsultasi
8 24 September 2021 Konsultasi
BAB 3
Perbaikan
9 28 September 2021 Konsultasi
BAB 3
Perbaikan
10 1 November 2021 Konsultasi
BAB 3
Konsultasi
11 2 November 2021 Konsultasi
BAB 1-5
Perbaikan
12 3 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5
Perbaikan
13 5 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5
Plagiarisme
BAB 1 -5
(ACC)
Tentena……………. 2021
STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah
Ka. Prodi S1-Pendidikan Agama Kristen