Anda di halaman 1dari 53

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat

SKRIPSI

Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena

untuk memenuhi sebagaian dari persyaratan

guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen

Oleh :

DELVIOLIN TAWURISI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH TENTENA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

2022

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Pembimbing Telah Menyetujui Skripsi dengan judul

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat

Yang Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena

guna mencapai gelar Sarjana Teologi

Oleh:
DELVIOLIN TAWURISI
NIM: 17111204
Disahkan pada tanggal:

Pembimbing,

Pdt. Elfin Efriani Saino, M.Teol

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PAK

Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

2
HALAMAN PENGESAHAN
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat

Ujian Skripsi.

Dosen Pembimbing,

Pdt. Elfin Efriani Saino, M. Teol

Penguji 1, Penguji 2,

______________________ ________________________

Mengetahui,

Ketua STT GKST Tentena, Ketua Program Studi,

Pdt. Elfin Efriani Saino. M, Teol Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

3
PERNYATAAN INTERGTITAS BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Delviolin Tawurisi

NIM : 17111204

Tempat/Tanggal Lahir : Tentena, 30 November 1998

Program studi : S1 Pendidikan Agama Kristen

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Peran Guru Pendidikan
Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
SMPN 1 Pamona Barat ” dinyatakan bebas dari plagiarisme. Apabila dikemudian hari ternyata
terdapat plagiat dalam tulisan ini, maka dengan ini saya sebagai penulis menyatakan siap
menerima konsekuensi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Lembaga Pendidikan Sekolah
Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena .

Dalam hal ini juga penulis menyatakan bahwa karya tulis ini sepenuhnya diserahkan
kepada Lembaga Pendidikan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena
sebagai pemilik resmi karya tulis ini.

Tentena, 04 maret 2022

Delviolin Tawurisi

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

kasih dan pertolongan-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan dan kemampuan dapat

mengikuti pendidikan di STT Gereja Krsiten Sulawesi Tengah, Tentena. Puji dan syukur pun

penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas rahmat-Nya, penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan penulisan Skripsi ini pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu bahkan mendukung penulis, selama menyelesaikan studi di STT Gereja

Kristen Sulawesi Tengah. Pada kesempatan ini pun, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Lembaga Pendidikan STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena, tempat di mana

penulis dipersiapkan untuk menjadi calon pelayan Tuhan.

2. Pdt. Elfin Efriani Saino.M,Teol sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan Skripsi ini.

3. Keluarga besar SMP Negeri 1 Pamona Barat yang telah memberikan informasi sesuai

dengan topik penelitian penulis dan telah merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan

dari penulis.

4. Papa Wolter Tawurisi dan mama Onintowe Kongkarawe yang telah melahirkan,

membesarkan, mendidik dan membiayai penulis selama menempuh kuliah.

5
5. nenek tercinta, Ivhon, Indah, Arsen dan seluruh keluarga besar Tawurisi-kongkarawe

yang selalu menyayangi dan memberi semangat serta dukungan bagi penulis.

6. Sahabatku, Siska, Milka, Elsi, Lein, Kristin, Vicky, Fandry,Yonas, dan teman-teman

angkatan 2017 yang selalu ada, menghibur bahkan memberi motivasi bagi penulis.

7. Teman-teman seperjuangan dalam pembimbingan, Kak adel, Milka, yang sama-sama

berjuang memberikan semangat.

8. Semua pihak yang membantu penulis selama studi dan pada penulisan Skripsi ini.

Tuhan Yesus akan memberkati.

Penulis

Delviolin Tawurisi

6
ABSTRAK

Delviolin Tawurisi 17111204. “Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan
Karakter Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat ”.

Program Studi S1 Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi
Tengah Tentena. Dosen Pembimbing: Pdt. Elfin Efriani Saino. M, Teol

Karya Tulis ini mengkaji bagaimana peran guru pendidikan agama kristen.

Penelitian ini membentuk karakter peserta didik pada masa pandemi di SMPN 1 Pamona
Barat . metode penelitian kualitatif dengan pendekatan partisipatoris. Dimana peneliti terjun
langsung dilapangan untuk melakukan penelitian. Data-data yang peneliti peroleh bersumber
dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. saat peneliti melakukan proses wawancara ada tiga
tahap yang dilakukan yakni : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari penelian ini
menunjukkan bahwa peran seorang guru pendidikan agama kristen dalam membentuk karakter
anak di SMPN 1 Pamona Barat pada masa pandemi Covid-19 mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang ada dan mensiasati cara untuk membangun minat belajar peserta didik terlebih
siswa saat ini merupakan siswa yang mengikuti pelajaraan di masa pandemi Covid-19 .

Kata Kunci: peran guru pendidikan Agama kristen membentuk karaakter siswa pada masa
pandemi covid-19.

7
HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto :

Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa di petik kelak ketika
sukses. Jatuh bangkit lagi, gagal mencoba lagi, don’t give up.

Skipsi Ini Dipersembahkan Untuk:

Alamamater Tercinta STT GKST Tentena

Ayah dan Ibuku

Keluarga Besarku “Tawurisi - kongkarawe”

Sahabat Yang Telah Banyak Mendukung Penulis

8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................iii

PERNYATAAN INTEGRITAS...............................................................................................iv

KATA PENGANTAR................................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................viii

ABSTRAKSI..............................................................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Judul.............................................................1

B. Fokus Masalah Penelitian...........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian........................................................................................................5

D. Metode Penelitian......................................................................................................5

E. Manfaat Penelitian......................................................................................................6

F. Prosedur Analisis Data...............................................................................................6

G. Sistematika Penulisan................................................................................................6

BAB II : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA........................................................8

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................................8

9
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Pamona Barat.........................................................8

2. Profil SMP Negeri 1 Pamona Barat.........................................................................9

3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Pamona Barat...........................................................10

4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pendidik................................11

5. Kondisi Objektif Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Pamona Barat.......14

10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Alasan Pemilihan Judul

Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dalam kehidupan individu yang

ditandai dengan ciri-ciri pencarian identitas diri. Pada masa ini mereka akan lebih menjalin

hubungan akrab dengan teman sebaya, dibandingkan dengan orangtuanya. Masa remaja

dapat dikatakan masa yang unik. Akan tetapi, masa ini bukan masa yang mudah dilalui,

penuh dengan hal-hal baru yang ingin dicoba-coba oleh anak dijenjang tersebut tanpa

memperhatikan resiko yang akan terjadi. Pada masa ini terjadi peralihan yang sering

menimbulkan gejolak.1 Selama masa remaja, anak akan mengalami masa púber yaitu seluruh

tubuh mengalami berbagai kondisi perubahan di bagian luar sampai bagian dalam tubuh serta

struktur tubuh dan fungsinya. Pada saat remaja mengalami masa púber maka remaja harus

mampu mengontrol diri pada lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya serta masyarakat.

Jika perilaku remaja bertentangan dengan nilai etika dalam masyarakat, maka remaja akan

dianggap memiliki karakter yang buruk. Ada berbagai hal pemicu yang membuat terjadinya

perubahan karakter anak dijenjang remaja terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini.

Akhir tahun 2019, masyarakat di seluruh dunia dikejutkan dengan berita mengenai

Covid-19 atau yang sering disebut corona virus. Virus ini menyerang system pernapasan

manusia sehingga dapat menyebabkan radang ringan pada system pernapasan, infeksi paru-

paru yang berat hingga kematian. corona virus kurang lebih hampir sama dengan flu hanya

saja lebih berbahaya dan lebih mudah menular kepada orang lain baik lewat sentuhan

maupun dahak dari penderitanya. Atas dasar hal tersebut, masyarakat dihimbau untuk sebisa
1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 190.

11
mungkin menghindari keramaian. Di Indonesia sendiri, pemberitahuan untuk belajar, bekerja

serta beribadah dari rumah telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2020. Bulan Juli 2020 telah

diberlakukan era New Normal sehingga beberapa tempat telah dibuka kembali, hanya saja

hingga sampai saat ini beberapa sekolah masih belum bisa dibuka kembali secara khusus di

SMPN 1 Pamona Barat mengingat situasi yang masih belum memungkinkan. sehingga

sekolah memutuskan untuk tetap melaksanakan pembelajaran daring.

Metode pembelajaran daring memang cukup baik mengingat situasi yang ada. Akan

tetapi, metode tersebut memberi beberapa dampak seperti dampak positif yakni siswa dapat

membantu orangtua bekerja di rumah, proses pembelajaran di lakukan daring, siswa dapat

membedahkan dan mengetahui, bagaiman proses pembelajaran pada waktu keadaan New

Normal dan di waktu pandemi covid-19 seperti sekarang, siswa di ajar lebih bijak

menggunakan waktu yang ada untuk mengerjakan Tugas walaupun di sibukan oleh berbagai

kesibukan serta siswa di ajar untuk taat pada protokol kesehatan yang sedang di berlakukan

pemerintah. Disamping dampak positif, ada juga dampak negatifnya yakni siswa mengalami

penurunan kesehatan mental dan psikis, siswa menjadi bosan dan jenuh dengan proses

pembelajaran Daring, hubungan antara anak didik dan guru menjadi renggang karna tidak

bertatapan langsung dalam proses pembelajaran, akibat pengaruh lingkungan dan situasi

pandemi Covid-19 siswa menjadi pemalas,tidak kreatif,serta memiliki perilaku seperti anak

yang tidak berpendidikan, siswa memiliki keinginan putus sekolah, dan menikah di usia dini

karena jenuh dengan pembelajaran yang di laksanakan secara Daring, siswa menjadi

pembohong,memiliki perilaku dan karakter yang tidak terpuji.

12
Perubahan karakter yang terjadi di kalangan remaja pada masa pandemi covid-19

ini dilihat dari maraknya perkelahian terjadi antara pelajar. Perkelahian yang dimaksudkan

disini perkelahian pelajaran antar desa dimana mereka membentuk geng sesuai dengan

desa mereka masing-masing. Tidak hanya perkelahian saja, dampak lain yang

ditimbulkan ialah membohongi orang tua dengan alasan mengantar tugas yang diberi

guru ke sekolah tetapi tidak sepenuhnya hanya mengantar tugas. Mereka memilih untuk

berkumpul bersama geng mereka dan menghabiskan waktu saling bercerita, disamping itu

mereka saling menghina satu sama lain sehingga memicu perkelahian. Ini berarti memang di

masa ini pembentukan karakter sudah tidak menjadi perhatian guru lagi padahal justru ketika

proses pembelajaran sudah mengalami perubahan guru mesti giat dan fokus dalam mengajar.

Tidak efektifnya proses pembelajaran ditambah lagi kondisi remaja yang suka mencoba

berbagai hal dengan tujuan pencarian jati diri. Karena itu, peran guru terutama guru

Pendidikan Agama Kristen harus mampu membentuk karakter remaja melalui mata pelajaran

Pendidikan Agama Kristen seperti yang di harapkan.

Mencermati latar belakang di atas penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul

“Peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter Remaja pada Masa

Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Pamona Barat”. Sehingga penulis berharap dengan adanya

PAK harus lebih mampu membimbing, membantu untuk kembali membentuk karakter

peserta didik.

B. Fokus Masalah

Dari latar belakang di atas, adapun yang menjadi fokus masalah penelitian sebagai berikut:

13
1. Mengapa pembentukan karakter penting di sekolah menengah pertama?

2. Apa manfaat PAK bagi pembentukan karakter siswa di SMPN 1 Pamona Barat?

3. Bagaimana peran guru PAK dalam membentuk karakter peserta didik pada masa

pandemi covid-19?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mendalami konsep pembentukan karakter di jenjang sekolah menengah pertama

2. Untuk memahami peran pelajaran PAK dalam pembentukan karakter peserta didik.

3. Untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Kristen dalam membentuk karakter

remaja pada era pandemi covid-19.

D. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

a. Penelitian kepustakaan

b. Metode yang akan digunakan penulis ialah metode penelitian kualitatif. Umumnya,

penelitian kualitatif merupakan penelitian ilmiah yang memfokuskan proses interaksi

antara peneliti dengan objek yang diteliti, yang tujuannya untuk mengetahui suatu

fenomena dalam konteks sosial.2

2. Prosedur Penelitian

2
Harris, Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: SU, 2010), 17

14
Digunakan penulis untuk menetapkan langkah atau prosedur dalam pengumpulan data

seperti observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik agar

mampu memahami konsep pentingnya pendidikan karakter sehingga karakter yang

dimiliki dapat berkembang dan terarah ke karakter yang lebih baik.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru terutama guru

Pendidikan Agama Kristen untuk mampu membentuk karakter yang baik bagi peserta

didik sebagai sebuah tanggung jawab.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman bagi peneliti kelak untuk

mampu membentuk karakter peserta didik.

F. Prosedur Analisis Data

Dalam penelitian yang akan dilakukan ialah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan

metode yang digunakan untuk mengevaluasi data yang ditemukan sehingga memperoleh

hasil yang baik.

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang masalah dan menjelaskan tujuan dari pemilihan judul tersebut

15
Bab II : Hasil Analisis Data Penelitian

Menjelaskan hasil dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan data yang ditemukan.

Bab III : Kajian Teori

Memberikan pemahaman yang berhubungan dengan judul penelitian yang dilakukan dan

melihat teori-teori yang dipakai untuk mendukung penelitian yang dilakukan.

Bab IV : Refleksi Teologis

Memberikan pemahaman atau refleksi dari Alkitab sesuai dengan hasil penelitian yang

didapatkan

Bab V : Penutup

Berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta berisi saran dari penulis.

16
BAB II

HASIL PENELITIAN dan ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Pamona Barat

SMP Negeri 1 Pamona Barat berdiri pada tahun 1993 yang berlokasi di Desa

Toinasa, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Jl.

Melati. Sekolah ini dibangun karena adanya transmigrasi atau perpindahan penduduk.

Penduduk yang melakukan transmigrasi adalah penduduk dari Jawa, Bali, Toraja dan

Lombok, yang menempati beberapa daerah di Kecamatan Pamona Barat. Adapun desa-

desa yang mereka tempati, yakni : Toinasa, Uranosari, Salokaia, dan Meko. Ketika

mereka sampai di Daerah Pamona Barat, belum ada Sekolah Menengah Pertama (SMP)

pada waktu itu, maka di bangunlah SMP 4 Pamona Utara. Karena masuk dalam wilayah

Pamona Utara di waktu itu sebelum sekarang menjadi Pamona Barat. akan tetapi sekolah

tersebut terletak berjauhan dari beberapa desa yang menjadi tempat tinggal para

transmigran tersebut. Pada awal berdirinya sekolah SMP 4 Pamona utara, siswa yang ada

berjumlah 24 orang, tenaga pendidik 6 orang.

Dalam bidang pendidikan khususnya Sekolah Menengah Pertama, tentunya ada

yang namanya Pemimpin atau biasa disebut dengan Kepala Sekolah. Berikut nama

pemimpin di SMP Negeri 2 Pamona Selatan dari awal berdirinya sekolah hingga

sekarang :

1. Vikia pajamu S.Pd

2. I ketut sudarsana S. Pd

17
3. Suitno patigu M.Pd

4. Alfrits pa’o,S.Pd,M.Pd

5. I nyoman minten M. Pd

6. Alfrits pa’o,S.Pd,M.Pd

2. Profil SMP Negeri 1 Pamona Barat

a. Identitas Lengkap

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Pamona barat

Jenjang Pendidikan : SMP

Status Sekolah :Negeri

Alamat Sekolah : Jl. Melati, Toinasa, Kec.Pamona Barat,Kab.Poso,Sulawesi

Tengah

RT/RW : 1/ 1

Kode Pos : 94663

Kelurahan : Pamona

Kecamatan : Kec. Pamona Barat

Kabupaten/Kota : Kab. Poso

Provinsi : Sulawesi Tengah

Negara : Indonesia

Posisi Geografis : -2, 12225 (Lintang), 120, 7129 (Bujur)

b. Data Pelengkap

18
SK Pendirian Sekolah : 188.45/3592/2007

Tanggal SK Pendirian : 2007-07-07

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional : 188.45/3592/2007

Tanggal SK Izin Operasional : 2007-07-07

Akreditasi :B

SK Akreditas : 64/BAP-S/M/LL/XI/2016

Tanggal SK Akreditasi : 27-10-2016

3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Pamona Barat

a. Visi SMP Negeri 1 Pamona Barat ialah "Inovatif, Kreatif, Adaptif dan Normatif
(IKAN)"
b. Misi "Mewujudkan peserta didik yang berbudaya cerdas, kreatif, inovatif, dan
berbudi luhur yang berwawasan IPTEK dan berlandaskan IMTAQ" Indikator Misi :
1. Mewujudkan pembelajaran dengan pendidikan yang kondusif sehingga terbangun
Insan yang beriman, bertaqwa, mandiri, berakhlak mulia, terampil, dan siap
mendukung pendidikan / jenjang berikutnya.
2. Menjadikan peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun non akademik.
3. Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan dengan pendekatan SCIENTIFIC
4. Mewujudkan pembelajaran dalam penguasaan IPTEK dan penerapannya serta
mampu mengikuti arus perkembangannya.

4. Tujuan SMP Negeri 1 Pamona Barat

1. Meningkatnya budaya sopan santun dalam sikap perilaku dan ucapan sesama warga

sekolah melalui program pembiasaan sejak tahun pelajaran 2019/2020

2. Tercapainya prestasi dalam kompetisi akademik dan non akademik tingkat Kabupaten

/maupun Provinsi sejak tahun pelajaran 2019/2020

19
3. Terlaksananya pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan dengan pendekatan SCIENTIFIC sejak tahun pelajaran 2019/2020

4. Tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, dan nyaman untuk pembelajaran

melalui program 7K

5. Meraih juara pramuka tingkat kabupaten melalui program extra kurikuler pada tahun

pelajaran 2019/202

6. Meraih juara pramuka tingkat propinsi melalui program extra kurikuler pada tahun

pelajaran 2019/2020

7. Meraih juara OSN tingkat Kabupaten mata pelajaran IPS pada tahun pelajaran

2019/2020

8. Meraih juara OSN tingkat propinsi mata pelajaran IPS pada tahun pelajaran

2019/2020 sehingga mewakili propinsi sulawesi tengah ke tingkat nasional.

9. Mewujudkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan IPTEK dan penerapannya

melalui program pembelajaran mata pelajaran mata pelajaran INFORMATIKA sejak

tahun pelajaran 2019/2020

5. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Peserta didik

a. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan dalam hal mewujudkan tujuan pendidikan,

harus mempunyai kompetensi yang baik. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan

di SMP Negeri 1 Pamona Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

20
Tabel 1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMP Negeri 1 Pamona Barat
Status Jumlah
Kepala Sekolah 1
Guru Mata Pelajaran Umum 14
Guru Agama Kristen 2
Guru Agama Hindu 1
Guru Penjas 1
TU 4
Penjaga Sekolah 1
Jumlah 24

b. Keadaan Peserta didik

Seiring berjalannya waktu sesuai jumlah Peserta didik pastinya akan berubah,

seperti beberapa siswa yang memilih pindah maupun siswa yang telah lulus dari

tahun ke tahun. Jumlah siswa yang saat ini menempuh pendidikan di SMP Negeri 1

Pamona Barat dapat dilihat menurut pembagian sebagai berikut :

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah peserta didik di SMP Negeri 1 Pamona Barat berdasarkan jenis

kelaminnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2. Jumlah Peserta didik SMP Negeri 1 Pamona Barat


Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki 137
Perempuan 196
Jumlah 333

b. Berdasarkan urutan Kelas


21
Jumlah peserta didik di SMP Negeri 1 Pamona Barat berdasarkan urutan

kelas dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Peserta didik


Negeri 1 Pamona Barat

Kelas Jumlah
Kelas 7 46

Kelas 8 67
Kelas 9 105

c. Kopetensi Inti

Kompetensi Inti SMP Negeri KELAS VII-IX

Sikap Spiritual

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku:

a. Jujur

b. Disiplin

c. Santan

d. Percaya diri

e. Peduli, dan tanggapan Sikap Sosial Dalam berinteraksi sesuai dengan


Perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik berdasarkan rasa
inginnya tentang:

22
a. Ilmu pengetahuan.

b. Teknologi, Pengetahuan

c. Seni,Budaya.

Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait


fenomena dan kejadian tampak mata.

4. keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:

a. Kreatif,

b. Produktif,

c. Kritis,

d. Mandiri, Keterampilan

e. Kolaboratif, dan

f. Komunikatif

Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu minggu, dan
satu tahun pembelajaran.

Kerangka Dasar Kurikulum Darurat Pada Masa Pandemi Covid-19

1. Konsep Kurikulum Darurat

a. Kurikulum Darurat hanya dilaksanakan pada masa darurat


covid- 19.
b. Penyusunan kurikulum darurat dilakukan dengan cara memodifikasi dan
melakukan inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran,
penilaian hasil belajar dan sebagainya sesuai dengan kondisi sekolah.

c. Pada masa darurat covid 19. seluruh peserta didik tetap mendapatkat layanan
pendidikan dan pembelajaran di rumah, dengan menggunakan media Hp.

23
d. Siswa yang mengantarkan tugasnya ke sekolah harus memenuhi persyaratan
protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat.

2. Konsep Pembelajaran Masa Darurat

a. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat dilakukan dengan berpedoman pada


Kalender Pendidikan sekolah tahun pelajaran 2021/2022 yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Poso atau satuan pendidikan

b. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilakukan tidak hanya untuk mencapai


ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih menititik beratkan
pada penguatan karakter, praktik ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalahan
sosial lainnya.

c. Kegiatan pembelajaran masa darurat covid 19 yang melibatkan guru, orang


tua, peserta didik dan lingkungan sekitar.

d. Guru dan peserta didik memastikan kondisi kesehatannya tidak mungkin


menularkan atau tertular Covid-19 hal tersebut dapat ditunjukkan,melalui surat
keterangan sehat dari puskesmas sebagai bentuk pemenuhan kelengkapan.

e. Untuk pembelajaran tatap muka atau kunjungan guru ke kelompok belajar yang
telah di bentuk , yang harus di miliki dan di tunjukan siswa yaitu berupa surat
persetujuan dari orang tua.

3. Prinsip Pembelajaran Masa Darurat

1) Tatap muka hanya ketika mengantarkan tugas ke sekolah, dan/atau


pembelajaran jarak jauh, baik secara Daring (dalam jaringan) dan Luring (luar
jaringan).

3) Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan


tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif peserta didik.

2) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.

24
3) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.

4) Pembelajaran yang diterapkan dari rumah lebih menitik beratkan pada


pendidikan belajar hidup, misalnya pemahaman mengatasi pandemi Covid-19,
meningkatkan nilai karakter atau akhlak, serta keterampilan peserta didik di
tengah keluarga;

5) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam
pelaksanaan belajar dari rumah.

8) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan
menggunakan Materi, Metode Dan Media Pembelajaran yang ada di sekitar.

• Pengembangan Materi Ajar.

Guru memilih materi pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas dalam


pembelajaran. Materi pembelajaran yang diambil dan dikumpulkan serta
dikembangkan dari semua sumber berkaitan dengan fenomena sosial yang
bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi Covid-19 atau hal-hal
lain yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.

• Model dan Metode Pembelajaran.

Desain pembelajaran untuk pendekatan berbasis ilmiah/saintifik, model


Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning),Penelitian (Inquiry
learning),Proyek (Project Based Learning), Masalah (Problem Based Learning),
dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara
aktif dan kreatif.

• Guru memilih metode yang mendukung tujuan pembelajaran pada kondisi


darurat.

25
• Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karakter situasi yang dihadapi
pada kondisi darurat.

• Memberikan konsep tugas pembelajaran dilaksanakan dengan


mempertimbangkan belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha memutus mata rantai
penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang diberikan kepada peserta didik
dipastikan dapat diselesaikan tanpa keluar rumah dan tetap terjaga kesehatan, serta
waktu istirahat lebih banyak,mendukung daya imunitas peserta didik.

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Pamona Barat

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasarana


Status Jumlah
Kantor 2
Ruang kelas 13
Laboratorium 1
Perpustakaan 2
Sanitasi siswa 2
Dapur Sekolah 1
UKS 1
Toilet 4
Tempat Parkir 1
Jumlah
B. Hasil Penelitian

Penelliti mendapatkan data dengan melakukan observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Kegiatan observasi dilakukan tentunya dimulai dengan mengamati sekolah dan proses

pembelajaran. Kegiatan, yang proses pembelajaran dilakukan 6 kali dalam sepekan, karena

adanya Pandemi covid-1 9 menyebabkan terjadinya perubahan jadwal pembelajaran. Dimana

26
yang sebenarnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada kelas hanya 4 kali di

lakukan selama sepekan. kemudian berubah menjadi 6 kali dalam sepekan karna mengingat

adanya pembagian kelompok-kelompok belajar yang di bentuk sesuai dengan desa dan

tempat tinggal siswa. dan pembagian jadwal masuknya disesuaikan dengan desanya. Begitu

juga dengan mata pelajaran yang lain dari kelas 7 – 9, pembagian jadwal masuknya

disesuaikan dengan desanya. Dalam hal ini siswa kadang di beri Tugas dari guru dan ada

waktu yang sudah menjadi ketentuan bersama siswa, untuk mengantarkan tugas di sekolah

bergiliran dengan mengikuti jadwal kelompok belajar yang ada. Hal ini kadang membuat

siswa meprgunakan waktu yang ada. Dengan alasan ke orang tua mengantarkan Tugas,

tetapi bukan hanya itu saja mereka kadang dengan kelompok belajar yang ada membentuk

satu geng. saling mengejek dan akhirnya memicu tawuran antara sesama pelajar.

Perubahan jadwal Mata Pelajaran dan pembagian kelompok belajar ini dilakukan untuk

mengurangi jumlah murid saat melakukan kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru

di setiap kelopok belajar yang sudah di bentuk, tetap dengan protokol kesehatan yang

berlaku. Ketika peneliti mengamati proses pembelajaran, terlihat bahwa dalam proses

tersebut guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah lalu kemudian

memberikan siswa tugas. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat siswa kurang

meminati pelajaran tersebut.

a. Model Pembelajaran Sebelum adanya Pandemi

Pada saat observasi dilakukan, peneliti sempat berdiskusi dan bertanya-tanya

kepada Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Agama Kristen tentang model pembelajaran

pada mata pelajaran tersebut. Menurut Bpk.A.Galamba guru Pendidikan Agama Kristen,

27
model pembelajaran yang selama ini digunakan sebelum adanya pandemi adalah model

pembelajaran tatap muka atau konvensional.

b. Model Pembelajaran Setelah adanya Pandemi

Model pembelajaran di saat pandemi Covid -19 sangat berubah karena di batasi

oleh protokol kesehatan yang berlaku di saat pandemi yaitu 3M(mencuci tangan,

menggunakan masker, menjaga jarak). Membentuk kelompok belajar siswa dengan jarak

antara kampung yang sedikit memakan waktu beberapa menit ketika guru pendidikan

Agama Kristen pergi mengunjungi anak-anak yang tergabung dalam kelompok-kelompok

belajar yang ada di desa Toinasa dan di desa sekitaran Toinasa. Penggunaan waktu yang

di batasi saat memberikan materi bahkan tugas kepada pesrta didik sangat mempengaruhi

dan membuat kurang minat belajar dari peserta didik. Hal ini dapat di lihat ketika guru

pergi mengunjungi kelompok belajar, dan siswa yang hadir tidak sesuai dengan jumlah

yang ada. Dengan alasan mereka pergi membantu orang tua di ladang atau di tempat

lain.ada beberapa murid tidak mengumpulkan tugas saat waktu yang di tentukan untuk

mengumpul tugas karna sudah sibuk dengan urusan lain dan tidak lagi fokus pada

pelajaran yang ada. Bahkan lebih parahnya lagi pendidikan di saat pandemi Covid-19

juga memicu adanya pernikahan dini di kalangan sekolah khusunya tingkat sekolah

pertama (SMP). Siswa yang merasa tidak aktif lagi bersekolah seperti kondisi belajar

pada sebelum pandemi mempunyai waktu luang yang lebih banyak di banding waktu

belajar. hal ini yang membuat siswa terlena bahkan merasa pendidikan tidak penting lagi

akibatnya mereka memilih berumah tangga (menikah) di usia mudah. Ada beberapa

faktor pemicu terjadinya hal itu :

28
1. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang kondisi pendidikan di masa pandemi

C0vid-19.

2. Kurangnya kesadaran siswa bahwa pendidikan itu penting.

3. Kurangnya pendampingan orang tua kepada siswa

4. Pergaualan bebas

5. Sex di luar nikah

6. Kondisi ekonomi keluarga,dll

Hal ini yang membuat peran guru pendidikan Agama Kristen di perlukan dalam

membentuk karakter remaja, khususnya siswa SMPN 1 Pamona Barat. Kurangnya

pembentukan karakter di dalam keluarga membuat sekolah dan pendidiklah yang

mengambil peran penting membangun karakter Remaja, terlebih kusus di SMPN 1

Pamona Barat.

Tahap awal yang perlu dilaksanakan sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar

adalah membuat sebuah perencanaan. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. RPP yang dipakai adalah RPP dengan format satu lembar sesuai dengan

perintah dari Kemendikbud tetapi karana proses pembelajaran harus mengikuti protokol

kesehatan yang berlaku di saat pandemi Covid-19 maka RPP yang di gunakan pun

memiliki sedikit perubahan antara lain: waktu pelaksanaan pembelajaran,dan materi

belajar yang di sampaikan, bahkan tahapan pemberian Tugaspun ikut menyesuikan

dengan kondisi pandemi Covid-19. RPP adalah hal yang paling utama dalam perencanaan

proses pembelajaran, sebab dalam RPP telah menjelaskan mengenai tujuan apa akan

dicapai.

29
Dalam hal ini, peneliti membuat RPP Pendidikan Agama Kristen untuk model

pembelajaran di masa pandemi covid - 19. Berikut contoh RPP yang peneliti buat :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Pamona Barat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti
Kelas / Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : solidaritas terhadap teman dan sahabat
Alokasi waktu : 1x pertemuan
Tahun Pelajaran : 2020/2021

A. Kompetensi Dasar
1. Memahami hubungan antara sesama
2. Memahami solidaritas melalui bacaab Alkitab
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mensyukuri dirinya dianugerahi iman kepada Yesus Kristus
2. Menunjukkan sikap hidup beriman dan berelasi dengan sesama

KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Melakukan absensi dengan join Group/whatsAPP,Masangger,google Mett.
2. Guru dan peserta didik melakukan dialog, melalui group yang telah di bentuk.
3. Guru memberikan penjelasan singkat tentang pembelajaran yang akan di lakukan
KEGIATAN INTI
1. Guru bertanya kembali mengenai materi yang di bahas pada saat pertemuan tatap muka
2. mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi/tugas yang belum dimengerti
3. diskusi/sharing yang berkaitan dengan solidaritas dengan teman dan sahabat
membuat kesimpulan mengenai kegiatan hari ini
KEGIATAN PENUTUP
1. Guru dan siswa mengevaluasi kegiatan hari ini.
2. Memberikan apresiasi kepada siswa
Menutup dengan doa.

30
Berikut ini materi dalam bentuk powerpoint yang digunakan peneliti dalam proses
pembelajaran

C. Hasil Wawancara
Pada penelitian yang dilakukan, peneliti juga melakukan wawancara guna mendapat

informasi yang baik dari narasumber yang akan diwawancarai. Wawancara yang dilakukan

peneliti yakni tanya-jawab terkait judul skripsi oleh peneliti yaitu “Peran Guru Pendidikan

Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter Remaja pada Masa Pandemi Covid-19 di

SMPN 1 Pamona Barat” sehingga peneliti hanya melakukan wawancara kepada guru dan

kepala sekolah karena merekalah yang menjadi pusat penelitian dalam membentuk karakter

siswa remaja dalam lingkungan sekolah.

1. Menurut Alfrits Pa’o, pembentukan karakter siswa itu adalah peran guru karena

dilaksakan pada ranah sekolah. Dalam hal ini benar-benar karakter siswa itu dibentuk

dari cara guru mengajar dan mendidik. Sehingga siswa memiliki karakter baik.

2. Menurut Bpk. A.galamba, Pada masa pandemi covid-19 pelajarang yang tidak maksimal

tentu saja upayah yang di lakukan bagaiman cara untuk melakukan tatap muka dengan

Daring,Luring. Yang paling utama memang dari pemerintah mmberikan beberapa aturan

31
3M, tetapi kita sebagai orang kristen yang memiliki keyakinan, sehinggah kita harus

cenderung menekankan semuanya itu kalau memang Tuhan tidak berkehendak yang pasti

tidak akan terjadi. Sehinggah kita lebih cenderung memberikan penekanan pada siswa

bahwa mengandalkan Tuhan lebih utama dari semua yang kita hadapi, berdoa, memuji

Tuhan, dan membaca Alkitab itu yang harus menjadi kebiasaan dan kita tetapkan di

dalam kehidupan sebelum memulai aktivitas setiap hari. Intinya yang harus kita berikan

pemahaman kepada siswa sekarang ini adalah firman yang membawa hidup, sehinggah

anak lebih memaknai bahwa dengan membaca firman ada kehidupan, seda ngkan lalai

membaca Alkitab sama dengan kita lalai tidak mengikuti aturan yang di tetabkan

pemerintah mau tidak mau tanpa kita sadari kita membawah diri memperhadapkan diri

kita dengn masalah pandemi covid-19 yang membuat iman kita goyah.

3. Menurut Alfrits Pa’o, Banyak hal yang mempengaruhi moral siswa seperti peran guru

terbatas untuk menjagkau siswa dalam proses pembelajaran. Seperti disini, proses

pembelajaran hanya dilakukan dengan membentuk kelompok belajar dan guru

mengunjungi kelompok belajar itu tetapi proses pembelajaran tidak maksimal karena

waktu terbatas. Selain itu, faktor lainnya seperti pada lingkungan sosial dalam hal ini

pergaulan siswa di luar sekolah tidak tidak dapat dikendalikan dengan baik guru maupun

orangtua.

4. Menurut Alfrits Pa’o, ada banyak kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran saat

ini. Kendalanya antara lain:

a. Situasi anak yang kita bisa jangkau hanya pada bagian-bagian tertentu seperti

pada kelompok belajar yang telah di bentuk.

32
b. Keadaan beberapa siswa yang sama sekali tidak mau melibatkan diri dalam

kegiatan kelompok.

c. Siswa memilih memasa bodoh dengan proses pendidikan yang ada,tanpa

berupayah mencari tau.

5. Menurut Bpk. A.galamba, Media yang dapat membantu kendala tersebut: melalui Hp

dengan membuat group belajar di Watssapp,masangger,dan google meett.

6. Menurut Bpk. A.galamba, Untuk mengatasi permasalahan itu yang ada, menurut saya

guru lebih aktif lagi dan memiliki banyak strategi-strategi sehingga permasalahan yang

ada dapat diatasi sedikit demi sedikit.

7. Menurut Bpk. A.galamba, Strategi yang bisa digunakan seperti proses pembelajaran

dilaksanakan secara online termasuk ketika mengumpulkan tugas dikirimkan saja melalui

aplikasi belajar atau whassupp karena rata-rata siswa itu sudah menggunakan handphone

8. Menurut Alfrits Pa’o, Memberi penjelasan dan melakukan pendekatan dengan orang tua

yang bertujuan agar orang tua mengerti,memahami bagaiman pendidikan di tengah

pandemi itu berlangsung, dan memjelaskan apa saja yang harus yang harus kita

perhatikan dalam himbauan pemerintah yang menerapkan protokol kesehatan yang ada

agar mudah ketika orang tua menghadapi anak mereka tidak kaget dengan semuanya

model pembelajaran yang berubah, bahkan masih banyak lagi. Karna pembetukan

karakter seorang remaja itu di mulai pertama kali dari dalam keluarga. Kalau orang tua

tidak memahami dengan baik, maka otomatis anak juga tidak akan mengerti bahkan

memandang semuanya dengan acuh tak acuh bahkan berpikir masa bodoh dengan

semuanya.

33
9. Menurut ibu A. Pamona (orang tua siswa) penerapan karatker juga sudah di terapkan

dalam keluarga, seperti contoh : berdoa sebelum makan, menghargai orang yang lebih

tua,menghargai orang lain, tidak mencuri,tidak berbohong dan masih banyak lagi. Tetapi

kendala yang di hadapi ada ketika pemerintah menerapkan PPKM di masa pandemi

Covid-19. Yang di mana siswa lebih banyak menggunakan waktu di rumah tanpa harus

kesekolah seperti pada kondisi normal sebelum pandemi.

10. Menurut ibu A. Pamona (orang tua siswa). pelajaran daring yang di lakukan dan di

terapkan oleh sekolah tidak sepenuhnya di manfaatkan dan di ikuti secara baik oleh siswa

itu sendiri. Selaku orang tua siswa yang memiliki anak di SMP Negeri 1 Pamona Barat

melihat kurangnya minat belajar siswa karena sudah terlena dengan situasi yang ada,

siswa merasa pendidikan hanya kewajiban saja, tetapi tidak memahaminya sebagai

sesuatu yang harus di perhatikan dan di utamakan.

D. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk

menganalisis data. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

INTERNAL

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Analisis Peran Guru PAK dalam
1. Guru tidak punya
Pembentukan Karakter Remaja 1. Peserta didik mampu cukup waktu untuk
memiliki moral yang mengajar
baik dikarenakan
pandemi
E Peluang (O) S/O (Memilih Peluang) W/O (Memanfaatkan

K Peluang)

34
S 1. Tanggung jawab 1. Dengan adanya Guru harus mampu

T guru untuk mendidik pembentukan karakter memanfaatkan setiap

E siswa ke arah yang lebih dalam bentuk model pembelajaran

R baik melalui proses pembelajaran kepada siswa sesuai

N pembelajaran pendidikan Agama dengan kondisi dan

A 2. Peserta didik Kristen, sehingga situasi yang ada

L sekarang sudah tahu membentuk pribadi

banyak informasi lewat siswa menjadi lebih

kecanggihan teknologi baik.

sehingga guru harus

berperan lebih untuk

mengarahkan siswa

terhadap setiap informasi

yang mereka terima

Ancaman (T) S/T (Mengerahkan W/T (Mengendalikan


Kekuatan) Ancaman)

35
Guru tidak memahami batas Pada proses .Guru harus lebih
pembelajaran guru
kemampuan siswa menguasi mode-model
terbiasa hanya memberi
pembelajaran termasuk
tugas tanpa adanya
penjelasan materi, didalamnya strategi,
sehingga guru pasti akan
metode dan teknik
kesulitan untuk
pembelajaran yang dapat
mengetahui apakah siswa
mampu memahami materi disesuaikan dengan
yang ada. Untuk itu, guru
situasi dan kondisi siswa
harus mampu melakukan
kegiatan pembelajaran
offline tetapi juga
diselingi dengan online
yang tidak terbatas waktu
sehingga siswa menerima
materi secara maksimal.

Melihat hasil analisis di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran pendidikan

Agama Kristen sangatlah penting dalam membantuk karakter anak remaja. Di tengah-tengah

situasi dan kondisi yang membatasi proses belajar-mengajar, karakter siswa menjadi kurang

bermoral sehingga guru harus lebih menguasai strategi, metode dan teknik pembelajaran

sehingga tujuan dapat tercapai dan terutama karakter siswa menjadi semakin baik.

36
BAB III

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Kristen

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu

bentuk dari pelayanan di bidang pendidikan dengan maksud agar gereja sebagai persekutuan

sosial tetapi hidup dan berkembang dengan identitas yang terpelihara dan dihayati. Dalam

buku Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, Daniel Nuhamara mengatakan:

"Harus ada suatu tugas dari gereja dalam rangka pewarisan identitas itu serta
Membantu pertumbuhan iman para warganya. Inilah yang disebut dengan Pendidikan
Agama Kristen".3
Menurut sejarahnya Pendidikan Agama Kristen termasuk istilah yang baru dalam

bentuk pelayanan gereja, biasa disebut dengan didache atau pengajaran sebelumnya. 4A.A

Sitompul mengatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah suatu tugas yang

dilaksanakan oleh guru (pengajar) yang juga didampingi oleh gembala yaitu untuk mengajar

orang-orang yang belum mengenal alkitab.5

3
Daniel Nuhamara,pembimbing pendidikan agama kristen, (jakarta:Jakarta,Depag,Dirjen Bimas
Kristen

Protestan, 1995), hal, 3 .


4
Chr, Napitupulu, Pendidikan Agama Kristen Anak-Anak, ( Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1979),
hal, 128
5
A.A. Sitompul, Di Pintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja (Jakarta, BPK Gunung Mulia,
1990),

hal, 128

37
EG. Homrighausen dan I.H. Enklaar, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen

adalah salah satu tugas gereja yang merupakan amanat dari Tuhan yang harus dilaksanakan

dan ditujukan kepada umat-Nya baik yang tua maupun yang muda. Sehingga dengan

demikian mereka boleh masuk persekutuan iman dengan Tuhan dan dalam jemaat-Nya yang

mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat. Jadi, dapat dikatakan

hahwa Pendidikan Agama Kristen adalah suatu kegiatan pengajaran yang diusahakan

oleh gereja untuk membimbina dan membimbing orang-orang ke dalam kepercayaan dari

semua gologan umur ke arah pengenalan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan

kesempurnaannya, sehingga dengan demikian, kita yang telah dan dimerdekakan oleh Yesus

Kristus akan mampu membantu dengan pertolongan Roh Kudus dalam segala hal Dengan

demikian Pendidikan Agama Kristen adalah tugas yang sangat penting dan tidak boleh

diabaikan dalam pelayanan gereja.

B. Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Masa remaja merupakan masa

yang rentan akan berbagai masalah dan merupakan masa kebimbangan. Oleh karenanya,

remaja harus mendapatkan pendidikan yang memadai dari berbagai pihak. Bakir dan

Suryanto mendefinisikan “remaja” : usia mulai dewasa”. 6 masa remaja terjadi dalam rentang

usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti

remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun

dan belum menikah.7

6
R.Suyoto Bakir dan Sigit Suryanto,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Tangerang:Karisma
Publishing Group,2009),480
7
http://www.wikipedia. karakter remaja

38
C. Tinjauan Umum Tentang Karakter

1. Pengertian Karakter

Secara umum, seseorang sering mengasosiasikan istilah karakter dengan apa yang

disebut dengan temperamen yang memberinya sebuah definisi menekankan unsur

psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Seseorang juga

bisa memahami karakter dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur

somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter didefinisikan sebagai tabiat;

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang

lain; watak. Sedang kata berkarakter di terjemahkan sebagai mempunyai tabiat;

mempunyai kepribadian; berwatak.9 Di dalam Kamus Psikologi dinyatakan bahwa

karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya

kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.10

Istilah karakter sendiri sesungguhnya menimbulkan ambiguitas. Karakter, secara

etimologis berasal dari bahasa Yunani Karasso, berarti cetak biru, format dasar, sidik

seperti dalam sidik jari. Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pengertian mengenai

karakter itu sendiri. Secara harfiah Hornby dan Parnwell mengemukakan karakter

artinya “kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Dali Gulo

menyatakan bahwa karakter adalah “sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh

individu: sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.11

8
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter (Strategi Mendidik Anak di Zaman Global), (Jakarta: PT
Grasindo, 2007), cet. Ke-2, 80.
9
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 465.
10
M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas,, (Surakarta:
Yuma Pustaka, 2009), cet. Ke-2, 9.
11
oni Koesoema A, Pendidikan Karakter……., 91.

39
Seseorang dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan

yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Demikian juga, seorang pendidik dikatakan berkarakter jika ia memiliki nilai dan

keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan serta digunakan sebagai

kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.12 karakter itu terdiri

empat hal: Pertama, ada karakter lemah; misalnya penakut, tidak berani mengambil

resiko, pemalas, cepat kalah, belum apa-apa sudah menyerah, dan sebagainya. Kedua,

kuat: contohnya tangguh, ulet, mempunyai daya juang yang tinggi, atau pantang

menyerah. Ketiga, jelek; misalnya licik, egois, serakah, sombong dan pamer. Keempat,

baik; seperti jujur, terpercaya, rendah hati dan sebagainya.13

Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan

pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani). Energi positif itu berupa:

a. Kekuatan Spiritual.

Kekuatan spiritrual itu berupa iman, rasa takut akan Tuhan dan taqwa, yang

berfungsi membimbing serta memberikan kekuatan kepada manusia. .

b. Sikap dan Perilaku Etis.

Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan

kekuatan kepribadian manusia yang kemudian melahirkan konsep-konsep normatif

tentang nilai-nilai budaya etis. itu akan menjadikan manusia menghamba pada ilah-

ilah selain Allah berupa harta, seks dan Energi negatif tersebut dalam perspektif

individu akan melahirkan orang yang berkarakter buruk.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter

12
M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati….., 9.
13
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter (Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah), (Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI, 2010), cet. Ke-1, 2.

40
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral (karakter), yaitu:

a. Konsistensi dalam mendidik

Orang tua harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau

membolehkan tingkah laku tertentu kepada anaknya.

b. Sikap orang tua dalam keluarga

Menghargai satu dengan yang lain dalam setiap anggota keluarga anak akan

melalui proses peniruan.

c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut

Orang tua yang menciptakan iklim religious (agamis), dengan cara memberikan

ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan

mengalami perkembangan moral yang baik.14

D. Konsep Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Thomas Lickona menyimpulkan pendidikan karakter adalah upaya sengaja yang

menolong orang agar memahami, peduli akan, dan bertindak atas dasar inti nilai-nilai

etis. Karakter (watak) adalah istilah yang diambil dari bahasa yunani yang berarti to mark

(menandai), yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang. Seseorang dapat

disebut sebagai “orang yang berkarakter” (a person of character) apabila tingkah lakunya

sesuai dengan kaidah moral.

Pendidikan merupakan alat untuk pembentuk manusia Indonesia yang berkualitas,

penyangga ekonomi nasional dan pembentuk bangsa berkarakter. Russel Williams

14
Alief Budiyono, “Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan Sosial”, Komunika, (Vol. IV, No. 2, Juli/
2010), 239.

41
mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat “otot”, dimana “otot-otot” karakter akan

menjadi lembek apabila tidak pernah dilatih, dan akan kuat dan kokoh kalalu sering

dipakai. Seperti seorang binaragawan (body buldler) yang terus menerus berlatih untuk

membentuk ototnya. “otot-otot” karakter juga akan terbentuk dengan praktik-praktik

latihan yang akhirnya akan menjadi kebiasaan (habit).15 Adapun pendidikan karakter

meski sebagai sebuah idealisme usianya setua usia pendidikan itu sendiri, namun baru

sejak tahun 1990-an kembali lahir sebagai sebuah gerakan baru dalam pembinaan moral

dan pembentukan karakter. Dalam konteks ini, sekolah sebagai institusi pendidikan sudah

seharusnya terlibat secara formal dan strategis dalam membangun karakter. Inilah awal

kebangkitan baru pendidikan karakter.16

15
Moh Yamin, Menggugat Pendidikan Indonesia, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2009), cet. Ke-1, 54.
16
Alief Budiyono, “Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan Sosial”, Komunika,
(Vol. IV, No. 2, Juli/ 2010), 239.

42
BAB IV
Refleksi Teologis

A. Peran Guru Pendidikan Agama Kristen

Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua. Guru juga dapat di katakan sebagai

orang yang melakukan pendidikan maupun pengajaran sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang penting,

khususnya guru Pendidikan Agama Kristen. Sebab, selain sebagai pengajar guru juga

dapat menjadi pembimbing yang tentunya memberikan pengarahan dalam membentuk

karakter siswa serta menuntun siswa kepada kebaikan.

Guru Pendidikan Agama Kristen tidak diperbolehkan untuk mengabaikan perannya

sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam hal membentuk karakter siswanya.

Maksudnya ia memberi kontribusi, yakni harus berusaha membentuk karakter siswa

dengan menjadikan dirinya sebagai model bagi siswa sehingga pengajarannya dapat

berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan karakter siswa. Melihat sejauh

mana Pendidikan Agama Kristen di sekolah seharusnya memberikan dampak yang baik

bagi pertumbuhan iman anak merupakan salah satu tanggung jawab dan peran guru

agama kristen. Dalam 1 Timotius 4 : 12 dikatakan bahwa “Jangan seorang pun

menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang

percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam

kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu”. Melihat ayat alkitab ini, ingin dijelaskan bahwa

seorang guru harus menjadi teladan bagi muridnya. Sebelum mengajarkan betapa

pentingnya pendidikan karakter, ia sudah harus terlebih dahulu memberikan contoh yang

baik kepada mereka lewat dirinya sendiri terkait dengan karakter. Bahkan seorang guru

harus bisa membuat siswanya dekat dan beriman dengan Yesus Kristus, sebab karakter

yang baik itu harus dibangun atas dasar iman kepada Yesus Kristus. 17 Dalam Amsal 27 :
17
Arozatulo Telaumbanua. Saya Pasti Bisa Seperti Rajawali. (Sukoharjo: Born Win’s Publishing,
17 juga di katakan bahwa “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”. Ayat

ini menjelaskan bahkan menegaskan kepada semua orang khususnya guru-guru bahwa

karakter seseorang itu terbentuk di dalam relasinya dengan manusia yang lain. Tidak ada

karakter yang terbentuk tanpa adanya hubungan antar sesama dan bantuan dari orang

lain.

B. Peranan siswa itu sendiri dalam pembentukkan karakternya

Setiap pribadi dikenali melalui karakternya masing-masing. Karakter dibentuk oleh

orang lain yang kita jadikan model atau contoh untuk kita ikuti. Pembentukan karakter

tidak dapat dipisahkan dari pembentukan kerohanian khususnya dalam materi ajar

pendidikan Agama Kristen. Dalam membangun karakter, siswa harus mampu

menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupannya bahkan sebagai cerminan

setiap perilakunya. Ia harus menemukan jati dirinya melalui keteladanan Yesus Kristus.

Siswa harus mampu mengenali siapa dirinya yang sebenarnya terlebih dahulu, setelah itu

ia dapat membentuk sifatnya menjadi lebih baik, terutama dari segi etika dan moral

dengan bantuan dari orang lain. Dalam Matius 5 : 16 dikatakan bahwa “Demikianlah

hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat

perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga”. Dalam hal ini, “perbuatan

yang baik” merujuk kepada karakter yang baik. Pembentukan karakter siswa tidak hanya

dapat dilakukan oleh guru, akan tetapi juga harus ada bantuan dan dorongan dari siswa

itu sendiri. Siswa harus sungguh-sungguh berniat untuk membentuk karakternya menjadi

lebih baik, sebab jika bersungguh-sungguh, ia akan mampu meningkatkan kualitas

dirinya bahkan mampu mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan di dalam

dirinya.

BAB V

PENUTUP
2015), 61
A. Kesimpulan

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik

dengan tujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik yang hasilnya terlihat dalam

tindakan nyata berupa tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati

orang lain, bekerja keras, dan sebagainya. Pendidikan karakter sangat penting untuk

diberikan kepada peserta didik secepat mungkin terutama pada masa remaja. Masa remaja

merupakan salah satu fase perkembangan dalam kehidupan individu yang ditandai dengan

ciri-ciri pencarian identitas diri. Dalam upaya pencarian identitas diri, seorang remaja

dapat dipengaruhi oleh teman, masyarakat, keluarga, dan guru. Ke empat subyek tersebut

akan membawa seorang remaja pada karakter yang baik tetapi memungkinkan juga

kepada karakter yang buruk. Tidak semua pada empat subyek itu membentuk

karakternya, akan tetapi subyek yang mendominasi yang akan membentuk karakternya.

Oleh karena itu, guru harus berusaha untuk menjadi subyek yang mendominasi sehingga

karakternya dapat mengarah ke karakter yang baik.

Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter remaja. Tugas guru tidak hanya

sebatas mengajar saja tetapi juga membimbing remaja yang adalah juga peserta didik.

Secara khusus guru Agama Kristen harus bertanggungjawab agar setiap peserta didik

mampu menunjukkan karakter Kristus dalam kehidupannya. Cara yang dapat digunakan

oleh guru PAK dalam membentuk kepribadian peserta didik ialah dengan pendidikan

karakter. Remaja di masa sekarang ini sangat mudah sekali untuk dipengaruhi untuk

melakukan berbagai hal karena memang pada dasarnya remaja sangat suka mencoba hal-

hal baru sehingga peran guru PAK lah yang membimbing remaja tersebut untuk memiliki

karakter yang baik.

B. Saran

1. Bagi Guru
Guru PAK diharapkan untuk lebih bertanggungjawab lagi dalam

melaksanakan tugasnya dimana guru tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga

membimbing. Dalam proses pendidikan karakter guru harus lebih kreatif lagi dalam

mempersiapkan materi pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut dapat membawa

perubahan pada peserta didik yakni pembentukan karakter yang baik.

2. Bagi Peserta Didik

Masa remaja memang masa yang dalam pencarian jati diri sehingga peserta

didik harus lebih mampu menguasai dirinya dan menghindarkan diri dari mencoba

hal-hal yang nantinya akan berdampak buruk. Ketika ingin mencoba sesuatu hal,

dapat mengkomunikasikannya dengan orangtua ataupun guru sehingga mereka yang

akan lebih menjelaskan dan mengarahkan terhadap hal yang ingin dicoba tersebut.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dalam penulisan Skripsi ini penulis menggunakan beberapa tambahan referensi,

sebagai berikut:

1. Daftar Buku

2. Daftar Jurnal
A. Kepala Sekolah

1. Kurikulum apa yang di gunakan di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

2. Bagaimana Standar Penilaian di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

3. Model Pembelajaran seperti apa yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran?

4. Bagaimana proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

5. Apakah Ibu mengetahui apa itu blended learning?

6. Apakah menurut ibu, model pembelajaran blended learning cocok digunakan di

SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

7. Apakah sarana dan parasarana sekolah mendukung untuk dalam penggunaan

model pembelajaran blended learning?

8. Menurut ibu, apakah model pembelajaran blended learning ini dapat

meningkatkan minat belajar siswa?

9. Apakah model pembelajaran blended learning dapat memberikan suasana yang

baru dalam pembelajaran?

10. Menurut ibu, Apakah model pembelajaran blended learning dapat memotivasi

siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran?

11. Bagaimana tanggapan ibu, jika peneliti menerapkan model pembelajaran blended

learning?

B. Guru Pendidikan Agama Kristen

1. Bagaimana Proses Pembelajaran Agama Kristen di SMP Negeri 2 Pamona

Selatan?

2. Model pembelajaran apa saja yang digunakan pada mata pelajaran Agama

Kristen di SMP Negeri 2 Pamona Selatan?

3. Apakah model pembelajaran tersebut efektif digunakan?


4. Bagaimana hasil dari penggunaan model pembelajaran yang sering digunakan?

5. Apakah model pembelajaran tersebut dapat membangkitkan minat belajar siswa?

6. Apakah ibu ada rasa ingin mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain

yang belum pernah di gunakan di SMP Negeri 2 Pamona selatan untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Kristen?

7. Apakah ibu mengetahui model pembelajaran blended learning?

8. Bagaimana tanggapan ibu, jika peneliti model pembelajaran Blended learning di

SMP Negeri 2 Pamona Selatan untuk meningkatkan minat belajar siswa?

C. Siswa

1. Apakah kalian sering menggunakan Internet / Handphone?

2. Bagaimana pendapat kalian tentang model pembelajaran blended learning ?

3. Apakah kalian merasa pembelajaran menggunakan berbagai aplikasi lebih

efektif?

4. Apakah kalian mudah memahami materi dengan menggunakan model

pembelajaran blended learning?

5. Apakah kalian senang dengan model pembelajaran blended learning?


CURRICULUM VITAE

Delviolin Tawurisi adalah putri ke dua dari 3 bersaudara

perkawinan kedua orang tua : Wolter Tawurisi (ayah) dan

Onintowe Kongkarawe (ibu).

Lahir di Pamona, Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 30

November 1998.

Jenjang Pendidikan yang ditempuh:

2011 : Tamat Sekolah Dasar di SD Negeri 6 Tentena.

2014 : Tamat Sekolah Menengah Pertama di SMP GKST 1 Tentena.

2017 : Tamat Sekolah Menengah Atas di SMK GKST 1 Tentena

2017 : Mengikuti Pendidikan di STT GKST Tentena, hingga kini.


DAFTAR HADIR PEMBIMBINGAN SKRIPSI

STT GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH TENTENA

Program Studi S-1 Pendidikan Agama Kristen

Nama Mahasiswa Delviolin Tawurisi

Judul Skripsi

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam


Pembentukan Karakter Remaja Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SMPN 1 Pamona Barat

Dosen Pembimbing/NIDN

Tandatangan
Kegiatan
No Tanggal Hasil
Dosen

Memasukk
1 7 Mei 2021 Konsultasi
an BAB 1

Konsultasi
2 8 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Memasukkan
3 14 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

4 15 Mei 2021 Konsultasi Perbaikan

BAB 1
Memasukkan
5 28 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Perbaikan
6 29 Mei 2021 Konsultasi
BAB 1

Memasukkan
7 23 September 2021 Konsultasi
BAB 3

konsultasi
8 24 September 2021 Konsultasi
BAB 3

Perbaikan
9 28 September 2021 Konsultasi
BAB 3

Perbaikan
10 1 November 2021 Konsultasi
BAB 3

Konsultasi
11 2 November 2021 Konsultasi
BAB 1-5

Perbaikan
12 3 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5

Perbaikan
13 5 Desember 2021 Konsultasi
BAB 1-5

14 8 Desember 2021 Konsultasi Cek

Plagiarisme
BAB 1 -5

(ACC)

Tentena……………. 2021
STT Gereja Kristen Sulawesi Tengah
Ka. Prodi S1-Pendidikan Agama Kristen

Pdt. Asri Efriani Sauru, M.Si

Anda mungkin juga menyukai