Anggota Kelompok :
I. Pendahuluan
Pengertian Misiologi
Misiologi berasal dari kata bahasa latin ‘missio’ artinya utusan. Dalam
bahasa Inggris, Jerman dan Prancis yaitu ‘mission’. Dalam bahasa Belanda
‘missie’ dipergunakan dalam kalangan gereja Khatolik, gereja Protestan umumnya
1
memakai istilah ‘zending’. Untuk menjelaskan istilah misi penggunaan bahasa
Inggris memakai dua kata, yaitu “mission” dan “missions”. Misi (mission) adalah
misi Allah (mission Dei) sedangkan misi (missions) adalah tugas dari misi Allah
(yang dipercayakan Allah kepada umat-Nya).
Istilah Misiologi terdiri dari dua kata “Misi” (keterangannya ada di atas)
dan “Logos” (ilmu). Jadi, misiologi adalah refleksi secara sadar, disengaja dan
terus-menerus tentang misi. Refleksi ini menyangkut teori misi, studi tentang
misi, penelitian dan publikasi tentang misi.1
Misiologi juga adalah suatu unsur jati gereja. Yesus yang adalah wujud
kehadiran Allah di dunia, digambarkan di Injil Yohanes, dengan demikian gereja
sebagai persekutuan di dalam pengakuan atas Yesus Kristus sebagai penyelamat
dunia adalah gereja yang diutus. Singkatnya misiologi merupakan hakikat dan
keberadaan gereja.
2
misiologi yang rumit.4 Dengan demikian misiologi adalah ilmu yang
membicarakan persoalan-persoalan “memenangkan jiwa” bagi Kristus. Berkaitan
dengan pengertian tersebut, J. Verkuyl mendefinisikan misiologi sebagai ilmu
yang mempelajari tindakan keselamatan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh
Kudus dengan tujuan memperluas kerajaan Allah.
Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkin kan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam
hal ini, pemeliharaan kesehatan adalah merupakan penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan
atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.6 Kesehatan juga merupakan
hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik,
maka setiap manusia akan merasakan kesulitan dalam melaksanakan aktivitasnya
sehari-hari. Didalam Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 memberikan
batasan: bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan
yang diangkat dari batasan kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
yang paling baru yaitu bahwa kesehatan merupakan keadaan sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.
4
Rick Love, “Pertobatan dan Misi” dalam Buku Kenangan 80 Tahun Prof. W. S. Heath
(2005) hlm 129
5
Harianto GP, “Pengantar Misiologi” misiologi sebagai jalan menuju pertumbuhan
(Yogyakarta : 2012) hlm 2
6
https://dinkes.bogorkab.go.id/links/apa-itu-kesehatan-2/
3
Akan tetapi pada dasarnya kesehatan mencakup tiga aspek yaitu fisik,
mental, dan sosial, tetapi menurut undang-undang No. 23/1992, kesehatan
mencakup empat aspek yaitu fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo,
2007:3). Maka dari itu, kesehatan merupakan suatu gejala di mana kondisi tubuh
maupun jiwa dalam kondisi yang produktif baik dari segi fisik, mental, sosial
maupun ekonomi, di mana kesehatan suatu kondisi tubuh yang sangat penting
dalam menjalani aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kesehatan akan
menghambat aktifitas dalam kehidupan baik rohani maupun jasmani. Kesehatan
tubuh sangat berperan penting dalam menjalani aktifitas-aktifitas baik dari segi
fisik atau pikiran di mana kesehatan merupakan modal utama dalam melakukan
aktifitas dalam menjalani kehidupan.7
II. Isi
- Nilai Pendidikan
- Nilai Kasih.
7
file:///C:/Users/Acer/Downloads/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
8
Chrsitopher H. Grundman, The Contribution of Medical Mission: The Intercultural
Transfer Standards of Values, International Medical Education, 733.
9
Fitzhugh Mullan, MD, The Social Mission of Medical Education: Ranking the Schools,
Academia and Clinic, (June 15, 2010)
4
Sangat sulit memang mengukur ukuran kasih dalam Kekristenan, namun
paling tidak kita bisa melihat bersama dalam tindakan para dokter itu sendiri yaitu
melihat sensitivitas mereka terhadap penderitaan pasien yang sedang mereka
hadapi. Hal tersebut di ukur dari pemberian obat dan perasaan mereka melihat
penderitaan pasien serta apakah mereka juga berdoa untuk pasien yang sedang
sakit. Secara keseluruhan dalam pelayanan dokter terhadap orang sakit atau
terhadap pasiennya harus sama, tidak boleh di bedakan dari segi ekonomi. 10
- Nilai Kemanusiaan
- Nilai Integritas
- Nilai Etik
5
disebutkan dalam lafal sumpah dokter yang didasarkan pada PP No. 26 tahun
1960. Ini berarti terbuka kemungkinan memberikan sanksi kepada mereka yang
melanggar kode etik.13 Prinsip etik yang terdapat pada lafal sumpah tersebut
adalah: kerahasiaan, menghargai kolega dan profesi, menghargai kehidupan
manusia, acuan standar untuk perilaku pribadi, menolak diskriminasi dan
menghargai pasien.14
6
kasih penyelamatan Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus; keempat,
Pelayanan (diakonia) yang merupakan partisipasi gereja secara kongkrit dalam
kehidupan sehari-hari sebagai ungkapan iman kepada Kristus.
16
Soetarman, Mulai dari Musa dan Segala Nabi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003,
hlmn 37-43.
17
Soetarman, Mulai dari Musa dan Segala Nabi.
7
hanya pada pelayanan kesehatan jasmani tetapi juga rohani, misalnya dalam
pelayanan pendampingan atau konseling pastoral.
18
Soetarman, Mulai dari Musa dan Segala Nabi.
8
hanya melayani pemeriksaan kesehatan yang sifatnya rutin dan umum, serta
mudah dalam pelaksanaanya, tidak membutuhkan peralatan-peralatan besar.
Pelayana kesehatan mingguan ini, biasanya dilakukan dalam bentuk cek gula
darah, cek kolestrol, pemberian vitamin-vitamin yang menunjang kesehatan dan
lain sebagainya. Pelayanan Kesehatan ini didukung dengan mengundang jemaat
yang bekerja dibidang kedokteran atau Kesehatan.19
Klinik atau apotik ini dilengkapi dengan fasilitas obat-obatan dan vitamin
melalui kerja sama gereja dengan jemaat yang ahli dalam bidang Kesehatan dan
apoteker untuk stand by menjaga klinik ataupun apotik tersebut.20
Untuk dapat mengerjakan misi pada masa kini, kita harus memiliki
pegangan yang dijadikan contoh dalam melakukan misi tersebut. Sebagai orang
Kristen, untuk itu kita perlu untuk memahami pesan dari Missio Dei yang
sebenarnya jika tidak kita tidak bisa mengerjakannya di kehidupan kita saat ini. 22
Oleh karena itu, alat yang dapat menjadi pegangan kita saat ini adalah teladan
yang ditunjukkan dalam alkitab, salah satunya oleh Yesus pada Perjanjian Baru.
Isu kesehatan merupakan salah satu isu yang menurut kelompok juga erat
dengan Misi Allah yang hendak menyatakan kasih-Nya kepada dunia. Pada
19
Grecetinovitria Merliana Butar-butar, “Strategi Misi Pedesaan Yang Relevan dan
Alkitabiah di Kabupaten Toba Samosir,” Jurnal Teologi praktika 2, no 1 (Maret 2020): 14
20
Grecetinovitria Merliana Butar-butar, “Strategi Misi Pedesaan Yang Relevan dan
Alkitabiah di Kabupaten Toba Samosir,”
21
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan
Berubah, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 15.
22
Nicolas J. Woly, Perjumpaan di Serambi Iman: Suatu Studi Tentang Pandangan Para
Teolog Muslim dan Kristen mengenai Hubungan Antaragama,(Jakarta: Gunung Mulia, 2008),
554.
9
bagian ini kelompok akan menuliskan ayat dari Perjanjian Baru yang
menunjukkan bahwa Kesehatan sebenarnya hal yang juga merupakan misi dari
Allah, kelompok akan menggunakan Matius 9:35.
Matius 9:35
Injil Matius adalah Injil yang dituliskan dalam bahasa Yunani dan
kemungkinan besar diperuntukan oleh orang yang mengerti bahasa Yunani.23 Injil
ini memuat tentang perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Yesus yang
digolongkan ke dalam 3 maksud khusus, yaitu : pertama maksud apologetis yang
memberikan pengarahan bahwa Injil Matius memberikan bahan kepada orang
Kristen untuk membela agama Kristen di muka orang Yahudi yang menolak
Yesus sebagai Mesias.24 Kedua maksud kateketis yang berarti Injil ini
memberikan pengetauan tentang pokok-pokok agama Kristen secara teratur. 25
Ketiga adalah maksud perenetis yang berupa nasihat dan teguran.26
23
J. J. de Heer, “Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22”, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia), 5.
24
J. J. de Heer, “Tafsiran Alkitab:”, 6.
25
J. J. de Heer, “Tafsiran Alkitab:”, 6-7
26
J. J. de Heer, “Tafsiran Alkitab:”, 7.
10
Kaitannya dengan Misiologi
Dalam Matius 9:35, ada suatu dasar yang bisa dipakai untuk menyatakan
misi Allah dalam kehidupan umat percaya. Dasar tersebut diambil dari keadaan
jemaat yang saat itu kacau, sakit, lelah dan terlantar dan apa yang menjadi
tindakan Yesus. Pada saat Yesus mendapati bahwa orang-orang di tempat itu
mengalami kesengsaraan, kelelahan, kesakitan, hal yang dilakukan Yesus adalah
menyembuhkan serta memulihkan keadaan mereka, sehingga mereka bisa kembali
menjadi orang-orang yang sehat.
Menjadi menarik ketika ayat ini dibawa ke dalam konteks dunia saat ini.
Mengingat bahwa berbicara mengenai misiologi akan selalu berkaitan dengan
konteks serta keadaan dimana misi itu akan dilaksanakan. Setiap pelaksanaan misi
selalu siap memperhatikan keadaan dan situasinya. Hal ini berpengaruh dalam
penyampaian misi itu sendiri. Matius 9:35 ini mengantar pemahaman pembacanya
mengenai tugas yang dilakukan oleh Yesus dalam rangka memberitakan Injil
kepada banyak orang. Menjadi sangat jelas bahwa Yesus memulihkan orang-
orang yang sakit supaya mereka lebih semangat serta lebih bisa menyerap
pengetahuan mengenai Kerajaan Sorga tersebut. Keadaan yang sehat memberikan
semangat kepada orang-orang untuk terus belajar dan terus mengasah
pengetahuannya.
11
menjaga satu dengan yang lain, terutama jika dikaitkan dengan konteks pandemi
saat ini.
Mike perlu mengetahui dalam tahapan apa para peserta ini, bagaimana
untuk melakukannya? itulah masalanya. Mike ingat bahwa suatu ketika dia
bekerja pada suatu koalisi penghentian tembakau daerah, direktur lembaga kanker
pernah menceritakan pengalamannyab dalam program berhenti merokok. Mike
terkesan dengan materi yang dimiliki lembaga kanker itu, dan sekarang dia
berpendapat bahwa mereka mungkin memiliki informasi yang bermanfaat.
12
Direktur lembaga itu memiliki materi suatu modal yang disebut stages of change
(tahapan perubahan), yang didasarkan pada asumsi bahwa manusia berada pada
tahapan kesiapan perubahan yang berlainan. Hal tersebut tepat seperti apa yang
diperlukan mike, kenyataannya pertanyaan mengenai perilaku merokok diberikan
sebagai contoh untuk menentukan tahapan kesiapan peserta. Mike
mengembangkan suatu kuesioner yang didasarkan pada contoh yang diberikan
oleh direktur lembaga kanker, untuk menentukan tahapan kesiapan peserta.
Pertanyaan difokuskan pada lima tahapan perubahan berikut : 1. Ketertarikan
dalam mencoba berhenti, 2. Pikiran untuk segera berhenti, 3. Siap untuk
merencanakan upaya penghentian, 4. Dalam proses penghentian, 5. Mencoba
untuk tetap bebas dari asap rokok. Mike merasa yakin terhadap penerapan model
tahapan perubahan tersebut dalam perencanaan program penghentian merokok.
Dari pemaparan contoh tersebut ada enam konsep yang merupakan hal
sangat penting, dimana masing-masing konsep akan dijelaskan di bawah dan
kemudian diterapkan ke dalam metode yang ditujukan untuk contoh olahraga dan
pola makan yang sehat.28
13
imbalan yang ia pikirkan, hal ini biasanya disebut sebagai nilai positif dari
perilaku yang diinginkan
Nilai yang dapat diterapkan pada teori tokoh tersebut ialah berfungsi
sebagai pondasi dan struktur untuk menerapkan tujuan dan metode kesehatan,
juga disertai dengan prinsip-prinsip sebagai panduan yang mengatur tingkah laku
profesional. Oleh karena itu ada empat prinsip yang perlu dipahami :
14
kebijaksanaan yakni mempunyai kerendahan hati, cinta, berbahasa yang enak di
dengar, berwibawa, tenang dan memiliki pngetahuan yang dibutuhkan dalam
kehidupan manusia juga menolak secara praksis.
Ini adalah misi yang di bawakan oleh Hippocrates, yakni seorang dokter
itu harus memilki martabat dan kerendahan hati dalam menangani pasiennya dan
seorang dokter harus bertindak sebagai seorang bapak yang merawat dan
mengasuh pasiennya ibaratkan sebagai anak sendiri maka seorang dokter akan
melakukan yang terbaik bagi pasiennya.
Kesimpulan
Kesehatan badan, jiwa dan sosial merupakan salah satu isu yang penting untuk
diperhatikan karena di dalamnya terlihat nilai-nilai yang terkandung dalam Missio
Dei yang itu tentang kasih dan penyelamatan. Oleh karena itu, gereja memiliki
peran menyatakan kasih dengan kepedulian terhadap isu kesehatan. Dalam
melakukan misi gereja khususnya di bidang kesehatan, banyak tantangan yang
dihadapi karena perkembangan Zaman. Sehingga dalam melakukan misi gereja
Mateus Mali, tinjauan moral terhadap perkembanagn biomedik dalam pelayanan
29
15
yaitu diakonia dalam bidang kesehatan, gereja perlu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman dengan tetap berlandaskan pada Injil.
Relevansi
Misiologi dalam hal kesehatan ini dapat dimulai dari kesadaran diri
sendiri. Kita dapat menjadi pembawa pesan untuk menjaga tubuh kita agar dapat
sehat secara fisik mental dan rohani. Lalu kita juga dapat membantu orang lain
untuk memperoleh kesehatan tersebut juga. Untuk itu peran gereja dalam
memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan maupun memberikan
pelayanan- pelayanan kasih di bidang kesehatan harus ditingkatkan secara institusi
maupun gereja yang hidup sesuai dengan Alkitab dan nilai-nilai kristiani sehingga
misi tidak melenceng dari tujuannya sebagai diakonia.
16