Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGAJAR TENTANG PANGGILAN DAN PILIHAN ALLAH


TERHADAP GEMBALA
DARI KITAB YUNUS PASAL 1:1-5

Disusun Oleh:
Nama : Sahat Natan Purba
Tingkat : II ( Dua)
Pengampu : Ibu Tabita Br Sembiring M.Th.
Mata Kuliah : Nabi Nabi Kecil

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BINA MUDA WIRAWAN MEDAN


SUMATERA UTARA
T.A 2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Istilah panggilan pelayanan dalam Perjanjian Lama dikaitkan
dengan panggilan seorang nabi untuk menjadi penyambung lidah Allah
bagi umat-Nya. Namun bila seruan nabi itu ditujukan bagi bangsa lain di
luar bangsa Israel adalah sesuatu hal yang jarang terjadi dalam
sejarah bangsa Israel baik itu dalam pemerintahan raja Israel maupun
raja Yehuda. Namun hal ini terjadi dalam sejarah kehidupan nabi Yunus
yang diceritakan secara indah dalam kitab Yunus. Kitab Yunus hendak
mengatakan bahwa keselamatan yang dari Allah tidak boleh dibatasi
kepada bangsa Israel saja, tetapi bahwa bangsa-bangsa lain pun dapat
ambil bagian di dalamnya. Kitab Yunus menggaris bawahi bahwa
keselamatan dari Tuhan ditujukan kepada seluruh dunia.
Tuhan bukan saja mengasihi Israel, melainkan juga awak kapal
dan penduduk Niniwe. Hal itu harus menjadi pelajaran bagi Yunus
dan bangsa Israel1Menurut Kramer, kitab Yunus sama sekali tidak
dikatakan bahwa nabi Yunus mewakili sikap bangsa Israel
terhadap bangsa-bangsa (Niniwe). Tidak ada satu ayat pun dalam kitab
Yunus yang mengatakan bahwa Yunus (atau Israel) tidak menghendaki
bahwa bangsa-bangsa lain ambil bagian dalam keselamatan yang dari
TUHAN. Pokok pemberitaan kitab Yunus tidak terletak dalam hal
bahwa Tuhan mengasihi semua bangsa dan bahwa Nabi Yunus
menentang pandangan itu. KitabYunus tidak mengatakan bahwa nabi
Yunus berkeberatan bahwa Allah mengasihi kota Niniwe. Tetapi
bahwa Allah tidak melaksanakan rencana-Nya yang telah diberitahukan-
Nya kepada Niniwe dengan perantaraan nabi Yunus. Yang menjadi
masalah bagi Yunus, bukan penyelamatan Niniwe, melainkan Allah
yang merubah rencana-Nya. Pokok pemberitaan kitab Yunus adalah
hubungan antara Allah dengan nabi-Nya.Berdasarkan permasalahan
Yunus dalam hubungan dengan Allah maka perlu mempelajari tentang

1
A. Th. Kramer, Tafsiran Alkitab Kitab Yunus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 7
panggilan pelayanan Yunus dimana Allah memanggil Yunus untuk
memberitakan pertobatan kepada Niniwe dan respon Yunus terhadap
panggilan Allah dalam sepanjang narasi Kitab Yunus. Dalam
penulisan ini kami akan membahas panggilan pelayanan berdasarkan
perspektif Kitab Yunus. Masalah yang akan dibahas dalam penulisan
ini adalah bagaimana ekposisi panggilan pelayanan berdasarkan
perspektif Kitab Yunus dan implikasi teologis dan praktis dari
suatu ekposisi panggilan pelayanan berdasarkan perspektif Kitab Yunus.
Bahwa melihat pada saat ini gembala dalam konteks panggilan
mereka yang tidak menyadari panggilan mereka berdasarkan pilihan
Tuhan sendiri, dan kehendaknya dan juga mesih banyak Gereja yang
mengalami kegagalan dalam melakukan kontek pelayanan mereka
terhadap apa yang sesunggunya mereka lakukan terhadapa penggilan
mereka tersebut. maka disini penulis ingin melakukan pengajaran yang
membantu mereka menemukan arti panggilan yang ingin Tuhan tujukan
terhadap mereka. Maka penulis menerangkan bahwa kegagalan pelayanan
yang sering terjadi Ketika seorang Gembala hanya melihat tujuan nya
sendiri dan mengabaikan tujuan Tuhan dalam panggilan mereka,maka
penulis disini lebih mengajak pembaca untuk melihat sesungguh nya
panggilan yang harus diketahui secara Alkitabiah dan di sertai pelajaran
dalam konteks dari Nabi Yunus sendiri.
Dan juga melihat dalam realita masa kini yang tidak hanya sering
melakukan pelanggaran terhadap panggilan namun juga lebih ingin
menunjukkan tujuan pribadinya dalam panggilan tersebut.dan lebih
tepatnya disebut mengabaikan panggilan tersebut.dan itu Ketika kita
melihat bahwa Yunus yang dipanggil dan mengabaikan panggilan tersebut
mendapat malu dari Allah sendiri, dan ini jelasa harus menjadi
pembelajaran penting bagi kita sebagai seorang pelayan dalam panggilan
seorang Gembala. Dan kita akan melihat apa yang berikut nya terjadi bagi
kita sebagai penerima Penggembalaan yang tidak memperhatikan apa yang
Tuhan mau dalam diri kita untuk melakukan penyambung lidah Allah bagi
umat pihan Allah itu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengajar Tentang Panggilan


Yunus tidak mengatakan bahwa nabi Yunus berkeberatan
bahwa Allah mengasihi kota Niniwe. Tetapi bahwa Allah tidak
melaksanakan rencana-Nya yang telah diberitahukan-Nya kepada
Niniwe dengan perantaraan nabi Yunus. Yang menjadi masalah bagi
Yunus, bukan penyelamatan Niniwe, melainkan Allah yang merubah
rencana-Nya. Pokok pemberitaan kitab Yunus adalah hubungan antara
Allah dengan nabi-Nya2 Berdasarkan permasalahan Yunus dalam
hubungan dengan Allah maka perlu mempelajari tentang panggilan
pelayanan Yunus dimana Allah memanggil Yunus untuk memberitakan
pertobatan kepada Niniwe dan respon Yunus terhadap panggilan Allah
dalam sepanjang narasi Kitab Yunus. Dalam penulisan ini kami akan
membahas panggilan pelayanan berdasarkan perspektif Kitab Yunus
Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah bagaimana ekposisi
panggilan pelayanan berdasarkan perspektif Kitab Yunus dan implikasi
teologis dan praktis dari suatu ekposisi panggilan pelayanan berdasarkan
perspektif Kitab Yunus, maka kita akan lebih mengetahui apa yang harus
kita pelajari dari konteks panggilan yang diterima langsung oleh Nabi
Yunus. Sesuai dengan pasal yang akan kita bahas dalam tulisan ini.dan
akan lebih membawa kita kedalam rana pengenalan yang sesungguh nya
dan mengambil sisi positif nya dalam pengajaran ini Ketika Tuhan tidak
kehendaki maksut kita dan Tuhan mau maksutnya yang harus kita penuhi
dalam menyelesaikan masah secara pribadi dan juga masalah social yang
terjadi yang mungkin akanmelatar belakangi tujuan pemangilan kita
sebagai seorang hamba Tuhan dan juga sebagai Gembala.

B Makna Konteks

2
A. Th. Kramer, Tafsiran Alkitab Kitab Yunus, 8.
Berdasarkan konteks “bangkit” dalam Yunus 1:2;3:2, berarti berdiri dari
tempat sebelumnya dan meninggalkan segala urusan yang berlangsung dan
3
mempersiapkan diri untuk perjalanan yang jauh. Dalam hal ini Yunus harus
meninggalkan negerinya untuk pergi ke Niniwe. Justru disini Yunus juga
“bangkit”, tetapi melarikan diri ke tempat yang berlawanan dengan maksud Allah.
Dalam konteks kitab Yunus, penggunaan kata “pergilah” ditujukan khusus kepada
Yunus, dimana Allah secara khusus memanggilnya keluar dari negerinya ke
Niniwe. Allah memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe untuk menyampaikan
firman-Nya kepada bangsa itu karena kejahatan yang mereka lalukan telah sampai
dihadapan-Nya (1:2). Firman Allah yang datang kepada Yunus bukanlah suatu
mimpi atau penglihtan, tetapi dalam keadaan yang mengharuskannya untuk
bangkit dan berangkat ke Niniwe. Kata “berserulah” menunjuk kepada perbuatan
atau tindakan seseorang memanggil atau berseru kepada orang lain. Frase qara
secara khusus dalam tulisan-tulisan nubuat, panggilan Allah dilihat sebagai
perintah untuk mendengarkan suara-Nya dan berjalan dalam ketaatan kepada
4
suara-Nya. Penggunan kata qara dalam Kitab Yunus terdapat dalam Yunus
1:2,6,14;2:2;3:2,4,5,8. Hal yang menarik adalah terdapat kesejajaran yaitu kata
“bangkit” dan “berseru” ditujukan kepada Yunus sebagai objek namun berbeda
subjek. Jika pada ayat 2 Allah yang mengatakan kepada Yunus maka pada ayat 6,
nahkoda yang berkata kepada Yunus. Hubungan Allah dan Yunus dalm kitab
Yunus tidak dapat dipisahkan. Nahkoda meminta Yunus berseru kepada Allahnya
dimana Allah yang memanggil Yunus untuk seruan kepada Niniwe. Dan hal
tersebut membuktikan bahwa Yunus yang bertolak akan pergi ke Kota Tarsis, dan
akan menyangkal Misi tersebut, bahwa disini kuat bukti yang harus kita pelajari
adalah bahwa tidak ada yang tersembunyi dari Allah sendiri dan membuktikan
bahwa setiap maksut Allah tidak akan pernah tergagalkan oleh manusia itu
sendiri.maka dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa kita harus memperhatikan
panggilan kita terhadapa tujuan Alllah dan menjadi penyambung Lidah Allah
yang sesungguh nya untuk membawa keselamatan bagi banyak orang.

C. Gembala yang taat pada panggilan.


3
John Gill, John Gill's Exposition of the Entire Bible, s.v. arise In e-Sword
4
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen Sebuah Pengantar Doktrinal (Surabaya:Momentum, 2011), 38.
Kisah gembala yang baik merupakan salah satu ajaran yang disampaikan
oleh Yesus di depan umum. Pengenalan domba terhadap gembala dan sebaliknya
hanya bisa didasari oleh relasi yang mendalam antara keduanya. Relasi itu
mengandaikan adanya kemampuan domba mengenali suara gembalanya dan
kemampuan gembala memanggil domba-dombanya menurut namanya. Yang
dikatakan Yesus adalah sebuah perumpamaan dan pendengarnya tidak memahami
perumpamaan itu. Sejak dahulu kala orang Israel yang mempunyai domba-domba,
menyerahkan ternaknya kepada gembala-gembala. Gembala-gembala tersebut
membawa binatangbinatang itu berpindah-pindah tempat mencari rumput.
Seringkali mereka berbulan-bulan tinggal disana. Padamalam hari domba-domba
itu di giring ke dalam kandang ditengah padang rumput. Kandang itu terdiri dari
empat dinding batu-batu yang ditumpuk-tumpuk. Di atas tembok batu-batu itu
tumbuh tanaman-tanaman berduri. Kandang itu tidak beratap, hanya bagian
belakang dari kandang itu sering diberi beratap, sehingga pada musim hujan
domba-domba berteduh disana. Pintunya pun tidak ada yang dapat ditutup, jaga
malam berdiri di depan pintu yang terbuka itu. Pada petang hari si gembala berdiri
di sana dan seekor demi seekor masukloah domba-domba itu ke dalam. Sementara
itu gembala memeriksa apakah ada domba yang luka yang perlu diobatinya. Tiap-
tiap dombadombanya menegenal suara gembala domba itu. Gembala itu mengenal
domba-dombanya, tiap domba diberi nama. Kadang-kadangia harus menempuh
bahaya dalam menjaga domba-dombanya. Di padang rumput itu banyak biantang
buas yang mengintai senantiasa. Sebagai senjata selalu ada padanya gada yang
pada ujungnya diberi berduri besi. Selain dari gada itu ada lagi tongkat dan
umbannya.Umban itu dipakainya untuk melemparkan batu kepada domba yang
terlalu jauh menyimpang dari kawannya5 Dengan itu, gembala bagi domba masuk
melalui pintu tetapi pencuri dan perampok mencoba untuk memanjat tembok
kandang. Pencuri ada;ah seorang yang mencuri dengan kelihaian, dengan halus
dan yang menjadi tujuan satu-satunya adalah mencuri bulu wol dan kawanan
domba. Sementara seorang perampok adalah seorang yang mengambil sesuatu
dengan kekerasan, dia mengambil dengan paksa.Bukti untuk mengenali pencuri

5
H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000).441
dan perampok yang datang untuk merusak kawanan domba dan merugikan
pemiliknya. Bahwa ia tidak masuk melalui, sebab ia tidak memiliki hak untuk
masuk, tetapi memanjat tembok, melewati jendela tau lubang-lubang pada
dinding. Orang jahat betapa giat dalam dalam melakukan kejahatan mereka.
Mereka merencanakan segala sesuatu, menanggung resiko apapun, untuk
menjalankan usaha mereka. Jadi yang menjadi pencuri dan perampok adalah para
pemimpin Yahudi dimana mereka memimpin dengan menindas orang Kristen
Yahudi yangpercaya, maka mereka akan disiksa dan dikucilkan dari sinagoge
bahkan mereka dibunuh. Gembala yang masuk melalui pintu adalah gembala
domba yang mempunyai hak untuk masuk kedalam kandang domba dan jalan
untuk masuk tersedia bagi sang gembala serta untuk dia penjaga membuka pintu.
Gembala memanggil mereka menurut nama mereka masing-masing yang
merupakan suatu bukti bahwa gembala benar-benar memperhatikan
danmenghitung mereka. Gembala menuntun mereka keluar dari kandang ke
padang yag berumput hijau. Saat gembala membawa domba-domba untuk
merumput, dia tidak menghalau mereka melainkan berjalan di depan mereka
melainkan berjalan di depan mereka atau gembala itu berjalan lebih dahulu untuk
menyingkirkan segala bahaya apapun yang mungkin menghadang dan
mengancam kawanan domba-dombanya. Dan ini merupakan kebiasaan di Timur
tengah bahwa gembala berjalan di depan domba-domba, dan karena sudah
terbiasa dengan cara itu maka mereka pun mengikutinya6 Kebiasaan ini menjadi
gambar yang indah mengenai hubungan antaragembala dan jemaat. Dia berjalan
di depan mereka dan mereka mengikuti dia bukan karena dia menjabat sebagai
penjahat tetapi karena mereka mengenal suaranya dank arena hubungan pribadi.
Kepatuhan para domba terhadap gembala mereka itu membuat mereka mengenali
suaranya, dan dari suaranya mereka dapat membedakannya dengan suara seorang
asing dan seorang asing pasti tidak mereka ikuti, tetapi mereka lari karena curiga
akan niat buruk. Suara orang asing tidak mereka kenal, karena mereka tahu pasti
itu bukan suara gembala mereka.

6
Dave Hagelberg, Tafsiran InjilYohanes (Pasal 6 –12)(Yogyakarta: ANDI, 2009).141
BAB III

TAFSIRAN KITAB YUNUS 1:1-5

Ayat 1:

Yunus adalah nabi kepada kerajaan utara Israel pada masa pemerintahan
Yerobeam II Tidak ada petunjuk tentang bagaimana Allah berbicara kepada
Yunus. Bagi nabi-nabi Perjanjian Lama yang sejati, cara Allah berfirman kepada
mereka tidak sepenting kenyataan bahwa Dia berfirman. Yunus. Lihat
Pendahuluan untuk penjelasan tentang sang nabi. 2. Niniwe, kota yang besar itu.
Terletak di sebelah timur Sungai Tigris di Mesopotamia, Niniwe menjadi sebuah
negara kota yang berpengaruh pada zaman kuno. Sebuah negara kota meliputi
daerah jajahannya dan wilayah di sekitarnya, termasuk desa-desa sekitar, di
bawah kekuasaannya. Dalam Kejadian 10:11, 12 Rehobot-Ir, Kalah, dan Resen
disebutkan bersama Niniwe yang membentuk "kota besar itu." Sanherib
menjadikan kota tersebut ibu kota kerajaannya kira-kira pada tahun 700 SM, yaitu
beberapa waktu sesudah zaman Yunus. Kota itu terletak lebih dari 500 mil dari
Palestina, jalan yang panjang untuk dilalui dengan berjalan kaki. Kejahatannya.
Dosa-dosa Niniwe tidak dijelaskan di sini, tetapi kota itu dikenal luas sebagai
pusat penyembahan dewa kesuburan dan karena kekejamannya kepada para
korban perang.

Ayat 2

Yunus dipanggil Allah untuk mengingatkan Niniwe tentang hukuman-Nya


atas kota itu karena dosa-dosa mereka. Niniwe adalah ibu kota Asyur, suatu
bangsa yang amat fasik, kejam dan dursila (lih. Nah 1:11; 2:12-13; Nah
3:1,4,16,19). Israel membenci orang Asyur dan memandang mereka sebagai
ancaman besar. Allah mau memperingatkan Ninive, supaja bertobat, sehingga
tidak djadi dibinasakan oleh keadilanNja. Sedjak permulaan kitab belaskasihan
dan kebaikan Jahwe, djuga terhadap kaum kafir, ditandaskan.

Ayat 3

Dalam pandangan orang Ibrani Tarsis terletak di ujung bumi. Sejumlah mungkin
Yunus mau melarikan diri buat meluputkan diri dari tugas yang diserahkan
kepadanya.Tarsis. Mungkin sama dengan sebuah koloni pertambangan bangsa Semit
yang terletak tepat di sebelah barat Batu Karang Gibraltar. di mulut Sungai Guadalquivir
(bdg. Kej. 10:4; Yes. 23:1, 6, 10; Yeh. 27:12). Dalam pikiran Yunus, melarikan diri ke
Tarsis berarti lari dari rumah sejauh-jauhnya. Yafo. Pelabuhan yang terdekat dengan
bagian pusat Palestina, dan dalam zaman kuno, merupakan salah satu dari sedikit
tempat yang terletak di sepanjang pantai timur Laut Tengah di mana sebuah pelabuhan
bisa didirikan (bdg. I Raj. 5:9; II Taw. 2:16). Dari hadapan TUHAN. Frasa yang diulang dua
kali ini harus dihubungkan dengan datangnya Firman Tuhan kepada Yunus. Yunus salah
mengira bahwa dengan pergi sejauh mungkin dari Niniwe, dia bisa membatalkan
perintah Tuhan. Yunus melarikan diri dari panggilan Allah, menolak untuk memberitakan
amanat Allah kepada orang Niniwe karena takut mereka akan bertobat dan lolos dari
hukuman Allah Ia tidak ingin Allah mengasihani bangsa lain kecuali Israel, dan khususnya
bukan Asyur. Yunus telah lupa bahwa rencana pokok Allah bagi Israel adalah agar
mereka menjadi berkat bagi orang bukan Yahudi dan menolong mereka mencapai
pengenalan akan Allah (Kej 12:1-3; bd. Yes 49:3). Kristus telah memanggil gereja untuk
menunaikan tugas misioner yang bahkan lebih besar daripada tugas Yunus -- pergi ke
seluruh dunia memberitakan Injil (bd. Mat 28:18-20; Kis 1:8). Akan tetapi, seperti Yunus,
banyak gereja kurang berminat pada pekerjaan misionaris; mereka hanya menaruh
perhatian terhadap membangun kerajaan mereka sendiri.

Ayat 4

Berukuran kecil dan tidak cukup kuat untuk menahan badai besar.Allah
mengirim badai besar di Laut Tengah untuk meyakinkan Yunus agar menaati
panggilan-Nya. Karena ketidaktaatan Yunus, nyawa para pelaut di kapal itu
terancam bahaya. Jikalau kita tidak sepenuhnya mengabdi kepada Allah dan
kehendak-Nya bagi hidup kita, keluarga kita dan orang lain akhirnya akan
menderita juga. Karena badai di Laut Tengah sebelah timur biasanya tidak terjadi
sebelum akhir musim gugur, para pelaut pasti berpikir bahwa mereka memiliki
banyak waktu berlayar ke Tarsis tanpa bahaya (bdg. perjalanan Paulus ke Roma
beberapa abad kemudian, Kis. 27). Badai ini terjadi di luar musim, dikirim oleh
Tuhan untuk tujuan khususKarena badai di Laut Tengah sebelah timur biasanya
tidak terjadi sebelum akhir musim gugur, para pelaut pasti berpikir bahwa mereka
memiliki banyak waktu berlayar ke Tarsis tanpa bahaya (bdg. perjalanan Paulus
ke Roma beberapa abad kemudian, Kis. 27). Badai ini terjadi di luar musim,
dikirim oleh Tuhan untuk tujuan khusus. TUHAN menurunkan. Harfiahnya,
melemparkan atau melepaskan ke laut. Badai. Kata itu berasal dari sebuah kata
Ibrani yang berarti "mengguncangkan atau mengamuk." Pada zaman itu kapal-
kapal

Ayat 5

Para pelaut ini kemungkinan besar berasal dari kota-kota di Fenisia,


karena negara itu merupakan kekuatan pelayaran yang utama pada abad ke-9 dan
8 SM, dan Tarsis merupakan koloni Fenisia. Mereka adalah sisa-sisa dari
kebudayaan Kanaan kuno yang tersebar di Palestina sebelum zaman Yosua.
Karena orang-orang itu kafir, yang percaya kepada banyak dewa, di tengah-tengah
krisis ini masing-masing orang mulai berdoa kepada dewa kesayangannya sendiri.
Membuang ke dalam laut segala muatan kapal. Sebuah kapal yang bermuatan
banyak dengan mudah tenggelam dalam lautan yang mengamuk. Sebuah kapal
yang ringan akan melewati gelombang dengan lebih baik. Tertidur dengan
nyenyak. Yunus jelas-jelas merasa bebas berada di kapal sehingga dia segera
menemukan sebuah tempat untuk membaringkan tubuhnya yang lelah karena
perjalanan. Dia turun ke bagian yang paling terpencil dari bagian kapal yang
paling bawah, berbaring, dan dengan cepat tertidur nyenyak. (Inilah satu-satunya
tempat di dalam PL di mana sebuah kapal digambarkan memiliki bagian bawah
dan bagian atas yang tertutup, kedua fakta itu jelas dalam teks Ibrani).

BAB IV

KESIMPULAN
Kesimpulan Eksposisi panggilan pelayanan berdasarkan kitab
Yunus menyimpulkan bahwa Allah yang memanggil adalah Allah
yang menyerukan anugerah bagi hamba-Nya dan bangsa-bangsa lain,
Allah menerima pertobatan, dan Allah yang menyatakan diri-Nya
untuk lebih dikenal oleh hamba-hamba-Nya. Panggilan Allah tidak
pernah gagal sekalipun yang diutusnya dengan sengaja lari dari
panggilan. Ia adalah Allah yang konsisten terhadap firman Tuhan
yang telah dinyatakan-Nya; dan Ia adalah Allah yang konsisten
terhadap sifat-sifat-Nya, sebagai Allah yang penyayang dan pengasih
serta panjang sabar dan berlimpah kasih setia (4:2). Dia juga adalalah
Allah yang mengasihi dan panjang sabar dalam meneguhkan
panggilan-Nya kepada seseorang untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Allah membawa kembali hamba-Nya kepada penyadaran akan sifat-
sifat-Nya berlawanan dengan pemikiran hamba Allah terhadap
diri-Nya.
KEPUSTAKAAN
Kramer A. Th.Tafsiran Alkitab Kitab Yunus. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008.
Bullock, C. Hassel. Kitab Nabi-nabi Perjanjian

Lama.Malang:Gandum Mas, 2009.

Tafsiran Alkitab
Penginpretasian Kitab Para Nabi
Bullock, C. Hassel. Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama. Malang:
Gandum Mas, 2009

Anda mungkin juga menyukai