KOTA KORINTUS
Korintus merupakan sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota
metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang
makmur, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat
secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini, yang terkenal karena perbuatan
cabul dan hawa nafsu.
GEREJA DI KOTA KORINTUS
Paulus pertama kali mengunjungi Korintus pada perjalanan penginjilannya yang kedua
(Kis. 18:1). Sejumlah orang Yahudi, termasuk Krispus yang menjadi kepala rumah ibadah,
dan banyak orang bukan Yahudi menjadi Kristen.
Paulus memulai sebuah sekolah Alkitab untuk mereka, yang letaknya strategis dan
mencolok karena berdampingan dengan rumah ibadat (Kis. 18:1-18). Ia tinggal di sana
selama delapan belas bulan dan digantikan oleh Apolos sebagai guru
Alkitab.
Akwila dan Priskila adalah anggota terkemuka dari jemaat. Pasangan ini menyelesaikan
pengajaran dari Apolos sesudah Paulus ke Efesus (Kis. 18:24-28).
Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para
anggotanya tetap hidup "duniawi" (1 Korintus 3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri
dari masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2 Korintus 6:17) - masalah
seperti sifat memecah belah (1 Korintus 1:10-13; 1 Korintus 11:17-22), toleransi terhadap
dosa seperti perzinaan (1 Korintus 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1 Korintus
6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran manusiawi
tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1 Korintus 15:1-58) dan perselisihan mengenai
"kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1 Korintus 8:1-13; 1 Korintus 10:1-33*). Paulus juga
menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan
perkawinan (pasal 7; 1 Korintus 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal
11-14; 1 Korintus 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di
Yerusalem (1 Korintus 16:1-4).
Antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat
pengajaran Paulus mengenai manifestasi karunia Roh Kudus dalam konteks ibadah bersama
(pasal 12-14; 1 Korintus 12:1--14:40). Lebih dari lain tempat dalam PB, pasal-pasal ini
memberikan pemahaman terhadap sifat dan unsur-unsur ibadah dalam gereja mula-mula
(bd. 1 Korintus 14:26-33). Paulus menunjukkan bahwa maksud Allah bagi gereja meliputi
berbagai manifestasi Roh yang terjadi melalui orang percaya yang setia (1 Korintus 12:4-10)
dan orang-orang yang dipanggil untuk pelayanan-pelayanan tertentu (1 Korintus 12:28-30)
-- keanekaragaman dalam kesatuan yang disamakan dengan banyaknya fungsi dari tubuh
manusia (1 Korintus 12:12-27). Ketika memberikan pedoman bagi fungsi bersama karunia
rohani, Paulus membuat suatu perbedaan yang penting antara hal membangun pribadi dan
hal membangun segenap anggota (1 Korintus 14:2-6,12,16-19,26), dengan menegaskan
bahwa semua manifestasi dan karunia yang bersifat umum harus mengalir keluar dari kasih
(pasal 13; 1Kor 13:1-13) dan berada demi pembangunan orang percaya yang sedang
berhimpun (1 Korintus 12:7;1
Korintus
14:4-6,26).
Kebangkitan Kristus dan iman kita. Beberapa orang percaya saat itu tidak percaya
bahwa tubuh akan dibangkitkan. Paulus mengajarkan bahwa, "jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu." Inilah jaminan bahwa orang yang
telah mati akan dihidupkan kembali. Sebab kematian masuk ke dalam dunia dengan
perantaraan satu orang, begitu juga hidup kembali dari kematian diberikan kepada
manusia dengan perantaraan satu orang (15:20-21).