Anda di halaman 1dari 15

Reformed Evangelical Theology

Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Cristo dan Soli Deo Gloria
Kamis, 05 Oktober 2017

PENGANTAR KITAB EZRA


Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th

Ezra
Arti Judul Kitab

Ibrani: Asra (Ester/Ezer) artinya penolong

LXX : Esdrass / Esras

Vulgata : Ezra

Kepenulisan

Ezra menulis berdasarkan pengalaman pribadinya dan mengumpulkan bahan lainnya dari
kitab-kitab sejarah sebelumnya. Kepenulisan Ezra berdasarkan kualifikasi pribadinya:

1. Ezra, seorang imam dan ahli Taurat, mempunyai kemampuan untuk menulis kisah
bersejarah.

2. Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi menteri Negara urusan orang Yahudi dalam
pemerintahan Arthasasta.

3. Orang yang berdedikasi tinggi mempelajari kitab Suci (7: 10)

4. Ia orang yang memiliki keberanian untuk percaya kepada Allah (8: 21- 23)

5. Ia orang yang rendah hati hal tersebut terlihat dari solidaritas yang ia tunjukkan terhadap
bangsanya (9: 6- 15).

Isi

Kitab ini adalah lanjutan Kitab Tawarikh. Kitab ini diawali dengan titah Koresy Agung, yang
mengizinkan Zerubabel memimpin orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun Bait
Suci kembali. Dan kitab ini diakhiri dengan reformasi moral yang dilakukan oleh Ezra di antara orang
Yahudi. Kitab Ezra menggambarkan bagaimana orang-orang Yahudi kembali dari Pembuangan dan
memulihkan upacara ibadah mereka di Yerusalem. Kitab ini memberikan sebuah laporan yang sangat
dapat dipercaya tentang pemulihan bangsa Yahudi.

Latar Belakang Historis

Pada masa Ezra Yehuda merupakan bagian kecil dari sebuah propinsi Persia yang besar.
Kehidupan politik serta agamanya bergantung pada kekuasaan Persia. Ketika Nebukadnezar (Raja
Babel) penakluk Yerusalem meninggal th. 562 BC, kekuatan Babel merosot. Munculah Kerajaan Persia
yamg dipimpin oleh Raja Koresy yang memperluas kekuasaan dari laut Aegea sampai perbatasan
Afganistan. Pada tahun 539 BC Koresy menguasai seluruh wilayah Timur Tengah hingga ke perbatasan
Mesir dan Babel juga ikut ditaklukkan.

Koresy memperkenankan bangsa-bangsa yang dibuang oleh pemerintahan Babel untuk


pulang kembali ke tanah air mereka. Ia juga menghormati keagamaan mereka dan memberi hak
otonomi kepada pengusas setempat, namun Koresy tetap memegang kendali pemerintahannya
melalui tentara Persia. Kebijaksanaan tersebut juga berdampak kepada umat Israel yang dibuang ke
Babel, sehingga mereka diperbolehkan pulang pada tahun 539 BC. Ezra memimpin kepulangan umat
Israel pada gelombang ke dua, yaitu tahun 458 BC dengan jumlah 15.000 orang.

Pesan Dalam Kitab Ezra

Ada tiga pesan penting yang dapat kita pelajari dari kitab Ezra, yaitu:

1. Apa yang diajarkan Ezra mengenai Allah

Ezra berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi (1: 2; 5: 11), namun
demikian ia adalah Allah yang dapat dikenal dan dipercayai oleh umat-Nya, hal tersebut terlihat dari
kitab Ezra:

a. Allah memenuhi janji-janji-Nya (1: 1)

b. Allah menggenapi rencana-Nya (1: 1, 5)

c. Allah yang mutlak kudus (4: 3, 9: 15)

d. Allah mengubah yang jelek menjadi baik ( 5: 3- 6, 28)

e. Allah mengatur segala segi kehidupan manusia (7: 27, 28)

f. Allah yang melindungi umat-Nya (8: 21- 23)

g. Allah yang menjawab doa-doa mereka (8: 23, 31)

2. Apa yang diajarkan Ezra mengenai penyembahan

Penyembahan merupakan prioritas utama bagi merek yang dari pembuangan (3: 1-6). Oleh
karena itu umat yang beribadah harus, bersatu (3: 1), penuh sukacita (3: 11- 13, 6: 16), tidak mengenal
kompromi (4: 1- 3, 6: 21), bertobat (6: 17) dan taat (3: 2, 6: 18).

3. Apa yang diajarkan Ezra mengenai Dosa

Dalam kitab Ezra mengajarkan tentang dosa, yaitu: dosa harus ditangani dengan sungguh-
sungguh (9: 3, 4; 10: 6), dosa dapat berbentuk suatu kompromi yang tidak kelihatan (4: 1- 3; 9: 1- 3),
dalam menangi dosa diperlukan pengakuan yang sungguh-sungguh tanpa mencoba untuk membela
diri (9: 5- 15), pemeberesan atas dosa hanyalah dengan kemurahan Allah (9: 13) dan untuk
menghalau dosa diperlukan langkah-langkah praktis (10: 7- 17).

Garis Besar Kitab Ezra

I. KEMBALINYA ORANG-ORANG BUANGAN DARI BABEL (1:1-2:70)

A. Titah Koresy (1:1-4)

B. Persiapan untuk Perjalanan (1:5-11)

C. Orang-Orang yang Kembali (2:1-70)


II. PEMBANGUNAN BAIT SUCI DIMULAI(3:1-4:24)

A. Mezbah dan Fondasi (3:1-13)

B. Perlawanan Terhadap Pekerjaan itu(4:1-24)

III. PENYELESAIAN BANGUNAN (5:1-6:22)

A. Pekerjaan Dilanjutkan (5:1-5)

B. Surat Tatnai kepada Raja Darius (5:6-17)

C. Perintah Raja Darius dan Raja Koresy(6:1-12)

D. Pembangunan Bait Suci Selesai (6:13-22)

IV. PERJALANAN EZRA KE YERUSALEM(7:1-8:36)

A. Ezra Diperkenalkan (7:1-10)

B. Surat Raja Artahsasta kepada Ezra(7:11-28)

C. Perjalanan ke Yerusalem (8:1-36)

V. REFORMASI BESAR-BESARAN (9:1-10:44)

A. Laporan yang Tragis dan Doa Ezra(9:1-15)

B. Meninggalkan Kebiasaan Perkawinan Campuran (10:1-17)

C. Daftar Orang-Orang yang Memperistri Perempuan Asing (10:18-44)

Pengajaran & Aplikasi

Melalui Kitab Ezra kita mendapatkan banyak pengajaran penting yang dapat diaplikasikan,
oleh karena itu bacalah seluruh Kitab Ezra lalu catatlah (minimal 10) apa saja ajaran penting yang anda
dapatkan yang dapat diterapkan dalam konteks kehidupan masa kini.

Ezra dan Zerubabel menerima dekrit Koresh untuk reformasi

Zerubabel memimpin kelpulangan dan pemulihan kaum remnan

Reformasi ritualitas dan spiritualitas dengan merenovasi Bait Suci

Allah mendengar doa Ezra demi mereformasi Yerusalem


Made Nopen Supriadi di 02.20
Berbagi

Link ke posting ini

Buat sebuah Link



Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Made Nopen Supriadi


Seorang Teolog yang melayani di Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu (STTAB) dan
GEKISIA Kota Bengkulu, tamat dari Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer (STTE), Tanjung
Enim, Sumatera Selatan. Pada saat ini sedang memperdalam pemahaman Teologia
Reformed dalam Program Pascasarjana Magister Teologi (M.Th) di STT SETIA Jakarta. Prinsip
Teologi yang dipegang adalah Teologi Injili Reformasi (Evangelical Reformed: Teologi
Reformed, Spirit Injili).
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Penulis: Kitab Ezra tidak menyebutkan nama penulisnya. Tradisi menyatakan bahwa nabi
Ezra-lah yang menuliskan kitab Ezra. Ketika kisah nabi Ezra muncul dalam pasal 7, penulis
kitab Ezra beralih dari cara penulisan dari sudut pandang orang ketiga menjadi orang
pertama. Ini menjadi alasan lain untuk menganggap Ezra sebagai penulisnya.

Tanggal Penulisan: Kitab Ezra diperkirakan dituliskan dalam kurun waktu antara tahun
460- 440 SM.

Tujuan Penulisan: Kitab Ezra ditulis untuk mencatat peristiwa yang terjadi di Israel
setelah kembalinya mereka dari tawanan kerajaan Babel dan sekitar satu abad
sesudahnya, yang dimulai dari tahun 538 SM. Penekanan Ezra adalah mengenai
pembangunan kembali Bait Suci.
Kitab ini menyimpan garis keturunan yang amat lengkap, dengan tujuan mendukung klaim
posisi imam dari keturunan Harun.

Pengantar Kitab Ezra


Bangsa yang bangkit dari debu

LATAR BELAKANG
Yerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke
pengasingan. Peristiwa itu terjadi hampir lima puluh tahun sebelum Kerajaaan Babel
ditumbangkan oleh bangsa Persia. Penguasa mereka, Koresy, mengambil suatu kebijaksanaan
baru dengan mengizinkan orang-orang buangan kembali ke tanah air mereka, memberikan segala
bantuan yang diperlukan untuk membangun kembali rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan
ibadah mereka kembali. Banyak orang Yahudi yang sudah betah tinggal di pengasingan dan
mereka tidak ingin kembali ke tanah air mereka. Kitab Ezra dimulai dengan kembalinya orang-
orang Yahudi kurang lebih tahun 538 S.M.. PasalEzr 1-6 menceritakan apa yang terjadi dua puluh
dua tahun kemudian ketika di bawah pimpinan Zerubabel mereka menghadapi banyak
kekecewaan, tetapi akhirnya mereka dapat menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Tuhan.
Ezra sendiri tidak diperkenalkan sampai pasal Ezr 7:1. Ia memimpin serombongan orang buangan
kembali ke tanah air mereka pada tahun 458 S.M.. Pasal Ezr 7-10 menceritakan cara Ezra
membangun kembali bangsa itu menjadi bangsa yang hidupnya berkenan kepada Allah. Perlu
dicatat bahwa ada masa tenang selama hampir enam puluh tahun di antara pasal Ezr 6:22 dan Ezr
7:1.

KITAB ITU
Kitab Ezra merupakan bagian dari suatu kisah bersambung yang dimulai dari permulaan I
Tawarikh sampai pada akhir Nehemia.
Perhatikan:
1. Ezra mungkin tidak menulis kitab itu sendiri, walaupun bagian kedua kisah itu diambil dari
catatan hariannya.
2. Seringkali sukar untuk menentukan berbagai tahun kejadian. Kisah mengenai perlawanan di
bawah Artahsasta (Ezr 4:7-24) menunjuk pada masa yang kemudian dibandingkan dengan apa
yang terjadi pada bagian permulaan kitab ini.
3. Ezra bukanlah semata-mata catatan sejarah. Si Penulis menggunakan sejarah untuk mengajar
kita bagaimana Allah menangani umat-Nya. Pengajaran-pengajaran itu masih berlaku sampai saat
ini.

EZRA
Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi Menteri Negara urusan orang Yahudi dalam
pemerintahan Artahsasta. Kehidupannya yang boleh jadi sangat mengesankan di hadapan raja
ditandai dengan tiga sifat, yaitu: ia berdedikasi tinggi mempelajari kitab suci (Ezr 7:10); ia
memperagakan keberanian untuk percaya kepada Allah (Ezr 8:21-23) dan ia dengan rendah hati
menunjukkan solidaritas terhadap bangsanya (Ezr 9:6-15).

Garis Besar

[1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-


6:22 Pembangunan kembali Rumah Tuhan Ezr 1:1-11 Koresy mengizinkan orang Yahudi pulang
ke negeri mereka Ezr 2:1-67Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan Ezr 2:68-70 Apa
yang pertama-tama dilakukan di Yerusalem Ezr 3:1-6 Tata cara ibadat lama dipulihkan Ezr 3:7-
13 Peletakan pondasi pembangunan Rumah Tuhan Ezr 4:1-24 Bangsa Yahudi menghadapi
perlawanan Ezr 5:1-17 Penyelidikan arsip Ezr 6:1-12Penganiayaan membuahkan berkat Ezr
6:13-22 Rumah Tuhan selesai dibangun [2] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH
PEMERINTAHAN ARTAHSASTA Ezr 7:1-10:44 Pembangunan kembali bangsa Yahudi Ezr 7:1-
28 Ezra diperintahkan untuk kembali ke negerinya Ezr 8:1-20 Daftar orang yang kembali dari
pembuangan Ezr 8:21-36 Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Ezra Ezr 9:1-5 Dosa
ditunjukkan Ezr 9:6-15 Doa pengakuan dosa Ezra Ezr 10:1-5 Reformasi dimulai Ezr 10:6-
15 Perintah langsung dari Ezra Ezr 10:16-44 Nama-nama mereka yang tidak menghormati
perintah Tuhan

Pesan

1. Apa yang diajarkan Ezra mengenai Allah


Ezra berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi (Ezr 1:2; 5:11), namun
demikian ia Allah yang dapat dikenal dan dipercayai oleh umat-Nya.
Allah yang:
o memenuhi janji-janji-Nya. Ezr 1:1
o menggenapi rencana-Nya. Ezr 1:1, 5
o menjaga kekudusan secara mutlak. Ezr 4:3, 9:15
o mengubah yang jelek menjadi baik. Ezr 5:3-6:12
o mengatur segala segi kehidupan manusia.Ezr 7:27, 28
o melindungi umat-Nya. Ezr 8:21-23
o menjawab doa-doa mereka. Ezr 8:23,31
o di atas segalanya, baik. Ezr 3:11

2. Apa yang diajarkan Ezra mengenai penyembahan


Pemulihan kembali tata ibadah penyembahan merupakan prioritas utama bagi mereka yang
kembali dari pembuangan.Ezr 3:1-6
Pelaku ibadat:
o bersatu. Ezr 3:1
o penuh sukacita. Ezr 3:11-13; 6:16
o tidak mengenal kompromi. Ezr 4:1-3, 6:21
o bertobat. Ezr 6:17
o taat. Ezr 3:2; 6:18

3. Apa yang diajarkan Ezra mengenai dosa


o dosa harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Ezr 9:3,4; 10:6
o dosa dapat berbentuk suatu kompromi yang tidak kelihatan. Ezr 4:1-3; 9:1-3
o dalam menangani dosa diperlukan pengakuan yang sungguh-sungguh tanpa mencoba untuk
membela diri. Ezr 9:5-15
o pemulihan dosa hanya dapat terjadi dengan belas kasihan Allah. Ezr 9:13
o untuk menghalau dosa diperlukan langkah-langkah praktis. Ezr 10:7-17

Penerapan

1. Bagi para pemimpin dunia


o Allah mengatur segala masalah dunia.
o Allah akan memberkati mereka yang memperlakukan bangsa yang tertekan dengan adil.
o Allah akan menghargai mereka yang menepati janji.

2. Bagi gereja Kristen


o Uang harus diberikan untuk pekerjaan Allah dengan bebas dan dengan murah hati.
o Ibadah harus dipersembahkan kepada Allah dengan penuh sukacita.
o Persatuan dalam gereja adalah penting.
o Jagalah kemurnian penyembahan Anda: jangan membuang kekhasan ibadah Anda sebagai
akibat kompromi dengan kepercayaan lain.
o Suatu perubahan sikap yang radikal -- meninggalkan cara hidup yang penuh dosa -- diperlukan
jika Anda ingin Allah memberkati Anda.

3. Bagi pribadi-pribadi Kristen


o Jadikan ibadah kepada Allah sebagai prioritas utama.
o Jangan memandang enteng dosa.
o Pelajari Alkitab secara sungguh-sungguh.
o Taatilah Tuhan secara mutlak.
o Percayalah pada pemeliharaan Allah.
o Berilah persembahan dengan murah hati.
o Ambillah langkah-langkah praktis untuk bertambah-tambah dalam kesucian.

Tema-tema Kunci

Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka
dengan Allah.

1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya.
Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28;
8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?

2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya;
menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah
betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab
mempengaruhi hidup Anda?

3. Memberi secara Kristiani


Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda.
Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr
2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang
terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan1Korintus 16:2.

4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung
mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda
ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.

5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah
Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44)
mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan
demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.

6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan
tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan
iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan
Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti
Pengantar Ilmu Teologi
Minggu, 05 Februari 2012
Kitab Tawarikh dan Ezra Nehemia
Penulis Khronist dan Sejarah Israel
Menurut Kitab Tawarikh dan Ezra-Nehemia

I. Pendahuluan
Kitab Ezra-Nehemiah dan Kitab Tawarikh adalah beberapa kitab dalam kanon Ibrani, kitab-
kitab ini dikenal sebagai kitab sejarah Khronist . Kitab-kitab ini dikenal sebagai kitab sejarah
karena menceritakan kembali mengenai kisah sejarah Israel dan juga bahkan kisah-kisah
penting dalam sejarah penciptaan dunia sampai kepada sejarah Ezra-Nehemiah. Untuk
kitab Tawarikh, dinilai sangat menarik karena memiliki kesamaan kisah dengan seluruh
kitab-kitab Pentateukh sedangkan kitab Ezra-Nehemiah dinilai merupakan kitab-kitab yang
melanjutkan kisah dari kitab Tawarikh. Jadi terdapat esensi yang berkesinambungan antara
kitab ini sehingga dalam pembahasannya sebaiknya tidak dipisahkan maupun dilepaskan.
Hal ini tidaklah terlepas dari kesamaan penulis yang menuliskan kitab tersebut, maka
sungguh diperlukan bagi kita untuk memahami secara kanonis bagaimana kitab ini dituliskan
oleh Khronist tersebut.
II. Kanon
Secara kanon, kitab-kitab ini haruslah dilihat dalam satu kesatuan, Hal ini dikarenakan
kesamaan penulis dalam kitab itu yaitu “Khronist”. Pandangan ini dibuat karena adanya
kesamaan dari setiap kitab dari segi tulisannya, gaya bahasa dan juga kesinambungan
kisah antara satu kitab dan kitab lain, serta topik yang berpusat pada Bait Suci dan kultus
ibadah, hukum, serta masa kerajaan Daud. Hal ini dapat diperjelas dari segi isinya dimana
penutup dari pada kitab Tawarikh ( II Taw 36:22-23) merupakan pembukaan dari kitab Ezra
1:1-3. Dari sini dapat dipastikan bahwa tepatlah urutan dari kitab ini, yang jelas bertentangan
dengan urutan dalam Kanon Ibrani dimana letak Ezra-Nehemia diletakkan didepan kitab
Tawarikh.
Masalah pengkanonan kitab-kitab ini menimbulkan banyak masalah dengan para Ahli.
Setelah diteliti maka muncul 2 kondisi yang menyebabkan posisi tersebut diterima:
1. 1 dan 2 Tawarikh dipisahkan dari Ezra-Nehemia karena kitab yang terakhir diterima
secara kanon lebih dahulu. Hal ini mungkin karena isi kitab Tawarikh sejajar dengan isi kitab
Kejadian hingga Raja-raja, sedangkan Ezra-Nehemia menceritakan ulang tentang sejarah
yang tidak tercatat dari kejadian-kejadian penting untuk masyarakat Yahudi. Karena kitab
Tawarikh itu tidak dikenal sebagai kanon maka dalam kanon ia diletakkan didepan Ezra-
Nehemia
2. Dalam kanonisasi, Kitab Tawarikh dan Ezra-Nehemia awalnya dalam satu kitab. Namun
seperti dalam masalah Samuel dan Raja-raja, Septuaginta memisahkannya dalam 2 kitab;
bukti pertama dari pembagian Ezra dan Nehemiah ditemukan dalam Origen, pada
pertengahan abad ketiga lalu diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan dari 1448
dimasukkan dalam tulisan Ibrani dan dicetak.
a. Penulis
Penulis kitab-kitab ini dikenal dengan nama “Khronist”. Khronist ini dapat dikatakan sebagai
sebuah kelompok sejarawan yang menuliskan kembali kisah-kisah sejarah yang bersumber
dari pada Priest. Namun demikian banyak perbedaan Khronist dari pada Priest. Khronist
menilai bahwa Priest sebagai “Pemikir Kreatif”, sebab itulah Priest diterima secara jelas dan
logis dalam sistem kebudayaan Yahudi, yang menampilkan presisi yang detail dan bentuk
yang simetris, sedangkan Khronist kurang baik dalam pembentukan namun mereka
pendekor yang rendah hati yang menambahkan kegunaannya dalam masa berikutnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa penulis Khronist adalah murid dari penulis Priest.
Banyak kisah yang menarik dari penulis Khronist ini. Hal ini dapat kita lihat dari segi
penulisan Khronist yang dekat dengan penulis Priest. Dalam metode penulisan Priest, bisa
kita lihat bagaimana begitu kreatifnya dia menciptakan suatu konsep “Utopia” yang sangat
jauh dari fakta yang sebenarnya. Kemudian tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
penulisanya misalnya Adam, Nuh, Abraham, Musa, Joshua, mereka bukan hanya sekedar
karakter atau legenda tetapi hanya symbol saja dari sebuah tahap dalam penetapan
Kerajaan Allah di dunia. Sedangkan penulis Khronist menuliskan dalam sejarah yang lebih
kecil. Meskipun demikian Khronist mampu secara bebas untuk membuat lanjutan kisah dari
terhadap tulisan Priest. Jadi kemiripan antara metode historis antara Khronist dan Priest
tertanam dalam bentuk dan masalah subjek. Tentunya Khronist kurang keras dan struktur
logis dari P secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan:

1. Khronist hanyalah menjadi pendukung dari hasil karya Priest.


2. Khronist bukanlah seorang filsuf seperti Priest.

Karya Khronist yang memperkuat bahwa ia adalah seorang sejarawan dapat dilihat dari
penggunaan angka dalam mencatatkan sejarah peperangan yang dialami bangsa Israel.
Misalnya dalam peperangan besar Abia: 400.000 orang dan 800.000 namun kemudian
500.000 orang mati (II Taw 13:3,17), tetapi demikian, validitas data yang dituliskan kitab
Khronist masih dipertimbangkan keakuratannya, karena jika dibandingkan dengan dengan
kitab Samuel dan Raja-raja, sering angkanya tidak lebih besar. Jadi bisa jadi muncul
anggapan bahwa kesalahan mungkin terjadi pada waktu penyalinan angka, khususnya
karena orang Ibrani menuliskan angka dengan menggunakan huruf-huruf abjad atau
kemungkinan memang terjadi perbedaan dalam metode perhitungan. Maka jelaslah bahwa
penulis Khronist tidaklah membuat tulisan dengan pemikiran teologis namun ia menyediakan
kembali pemikiran tentang Tuhan yang telah ditemukan dalam kitab-kitab Pentateukh dan
kemudian dalam beberapa Mazmur. Sebab itulah dikatakan bahwa kitab Tawarikh ini
memiliki kesan teologis yang lebih baik karena ia merangkumkan pemikiran teologis dalam 1
kesatuan kitab yang memiliki kisah yang berkesinambungan dari kitab-kitab Pentateukh
sebelumnya. Namun hal yang paling diketahui, Khronist adalah penulis pertama yang
melengkapi seluruh Pentateukh terhadap tulisan Musa karena Khronist berbicara secara
ekplisit tentang kitab Musa dan membuat jelas bahwa kitab ini bersumber P karena Taurat
musa digambarkan secara Priest.
Pfeiffer juga menambahkan bahwa Khronist ini bukanlah sekelompok sejarahwan biasa
yang menuliskan realitas setiap kisah, yang tidak diambil dari Samuel atau Raja-raja (kitab
yang diyakini memiliki sumber fakta yang lebih akurat). Namun, Khronist ini dapat
diklasifikasikan seperti penulis kitab Yunus, Ester, Tobit, Yudit atau sebagai yang bersifat
“SEJARAH FIKSI”. Jadi adalah sebuah kekeliruan jika kita menganggap Khronist seperti
penulis sejarah zaman sekarang yang mencatat data faktual.
Dalam bahasan diatas kita telah membahas mengenai Khronist untuk kitab Tawarikh, untuk
kitab Ezra-Nehemia juga merupakan lanjutan kisah dari kitab Tawarikh dan dituliskan oleh
Khronist. Kitab ini menghubungkan antara sejarah Yahudi selama berabad yang dijalani dari
Edict Cyrus diikuti pembuangan dan kembalinya (538 BC) hingga kunjungan Nehemiah ke
Yerusalem (432 BC). Namun, banyak pertimbangan para ahli yang muncul terhadap cerita
Ezra yang menjadi bagian tersulit dari buku ini, karena bukan hanya masalah waktu tetapi
juga masalah kepenulisannya dan kredibilitas. Namun demikian, Ezra sendiri adalah tokoh
historis yang nyata. Tapi bukti yang ada meragukan karena berlawanan daengan
kesimpulan yang telah dicapai. Demikianlah C.C. Torrey dapat menguatkan bahwa “Kisah
Ezra adalah salah satu mahakarya Khronist,” dan “tapi tidak mempunyai dasar faktual”,
sementara menurut W.F. Albright setuju dengan Torrey bahwa kisah ini Khronistlah
penulisnya, maka ia menyimpulkan bahwa Ezra tidak hanya seorang Karakter Historis tetapi
dia juga adalah Khronist sendiri dalam bentuk orang. Dapat kita pahami bahwa penulis Ezra-
Nehemia benar adalah Ezra (meskipun tidak semua dalam Nehemia) tetapi ia juga termasuk
dalam Khronist, artinya bahwa pernyataan tentang penulis Khronist juga tidak dapat
dipersalahkan.
Pertanyaan kemudian, mengapa dalam kitab Ezra-Nehemia lebih terkesan dituliskan oleh
Ezra? Memang untuk membahas soal ini kita perlu pahami bahwa kitab Ezra – Nehemia
sebenarnya hasil dari karakteristik peredaksian Khronist. Hal ini dilihat dari sumber materi
kitab , hasil tulisan mula-mula, pengaturan bab-bab dengan pola tipologi, dan penerapan
penggenapan nubuatan yang membuktikan peran Khronist. Menurut Childs , Khronist
sebenarnya berusaha untuk membuat susunan kitab Ezra – Nehemia ini sebagai bentuk
kitab Tawarikh sebelumnya, namun ada intisari yang membuat berhentinya keselarasan
kitab. Maka muncul alternatif, bahwa pentingnya peredaksian kemudian untuk mengedit
yang ada atau malah melengkapi kesaksian Ezra – Nehemia terhadap isi sumber yang
digunakan oleh Khronist. Namun, yang dikhawatirkan adalah efek special yang digambarkan
dan analisisnya tidak bisa menyatu karena teori penulisan tersebut. Maka tujuan dari
Khronist lebih mempertahankan integritas kesaksian Ezra dan Nehemia yang terpisah dari
kitab Tawarikh. Jadi kesimpulannya menurut Childs terletak pada awal bentuknya bukan
pada bentuk akhirnya. Maka pola penulisan dalam kitab Ezra – Nehemia seolah-olah Ezra
sendirilah yang menuliskannya, namun secara mendalam kita pahami bahwa Khronist inilah
yang menyusun tulisan tersebut agar tidak hilang kewibawaan kitab tersebut.

b. Tujuan Penulis
Banyak para ahli mempertimbangkan apa sebenarnya tujuan dari si Khronist dalam
menuliskan kitab sejarahnya ini. Banyak kritik berasal dari asumsi bahwa penulis ini
menutupi tujuan sebenaranya dengan beberapa memihak dengan sumber-sumber yang
dipilihnya. Sebab itu bisa dikatakan bahwa tujuannya sangat rumit untuk
mempermasalahkan pada Samaria, atau menawarkan “permohonan maaf terhadap
Yudaisme” atau untuk mengesahkan beberapa bagian setelah pembuangan seperti imam-
imam Lewi. Namun jika kita katakan bahwa tulisan Khronist ini hanya begitu saja, Childs
justru melihat bahwa tulisan Khronist ini secara menyeluruh terbuka dan jujur. Khronist
dalam tulisannya berusaha untuk menafsirkan bagaimana komunitas setelah pembuangan
di Yerusalem sebagai sebuah janji kekal antara Allah dan Daud yang menginginkan adanya
ketaatan Israel terhadah hukum Allah. Dengan latar belakang inilah, Khronist melihat dan
menggambarkan berulangkali pengalaman yang diterima Israel ketika ia patuh kepada Allah
maka mereka akan makmur dan berlimpah namun ketika mereka tidak taat, maka
kehancuranlah yang akan diterima. Meskipun kehancuran sudah diterima oleh Israel namun
Allah tetap mempertahankannya. Khronist memandang bahwa kehendak Allah telah
dinubuatkan melalui penyataan.

c. Waktu dan Tempat Penulisan


Menurut catatan waktu dari pertimbangan hasil penulisan Khronist yang menyerupai Priest,
maka dapat ditelaah secara mendalam dari data bahwa Khronist bekerja ditengah antara
pekerjaan Ezra dan Nehemia . Nehemia aktif bekerja pada tahun 445-432 SM sedangkan
Ezra bekerja dari tahun 398 BC, jadi kemungkinan Khronist bekerja yaitu pada pertengahan
kedua abad keempat. Sejak Khronist melancarkan serangannya terhadap komunitas orang
Samaria yang terjadi setelah tahun 350, kita harus catat bahwa penciptaan Sejarah ini lebih
tepat pada periode sekitar tahun 300 SM dan jelas tempat penulisannya di Yerusalem.
EZRA

* Ezra 7:6
7:1 LAI TB, Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan
Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin
Hilkia
KJV, Now after these things, in the reign of Artaxerxes king of Persia, Ezra the son of
Seraiah, the son of Azariah, the son of Hilkiah,
Hebrew,
‫חשַסְ תְ א ֶֽ ֶּמלְֶּך־‬ ְ ַ‫מלְכּות אַרְ ת‬ ַ ‫ב‬
ְ ‫אלֶּה‬
ֵ ‫ה‬ ָ ‫אחַר הַדְ בָרִ ים‬
ַ ְ‫ו‬
‫קיֶָֽה׃‬
ִ ְ‫חל‬ ִ ‫שרָ י ָה בֶּן־עֲז ַרְ י ָה בֶּן־‬
ְ ‫פָרָ ס עֶּז ְרָ א בֶּן־‬
Translit, VE'AKHAR HADEVARIM HA'ELEH BEMAL'KHUT 'AR'TAKH'SYAS'TE MELEKH-
PARAS 'EZ'RA BEN-SERAYAH BEN-'AZAR'YAH BEN-KHILQIYAH

7:6 LAI TB, Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir
dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala
yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia.
KJV, This Ezra went up from Babylon; and he was a ready scribe in the law of Moses,
which the LORD God of Israel had given: and the king granted him all his request,
according to the hand of the LORD his God upon him.
Hebrew,
‫מהִיר בְתורַ ת מֹשֶּה‬ ָ ‫בבֶּל ו ְהּוא־סֹפֵר‬ ָ ‫מ‬
ִ ‫עלָה‬ ָ ‫הּוא עֶּז ְרָ א‬
‫מלְֶּך כְי ַד־י ְהו ָה‬
ֶּ ‫ה‬
ַ ‫אשֶּר־נ ָתַ ן י ְהו ָה אֱֹלהֵי יִשְרָ אֵל ו ַי ִתֶּ ן־לו‬
ֲ
‫קשָתו׃ פ‬ ָ ‫ב‬
ַ ‫עלָיו כ ֹל‬ ָ ‫אֱֹלהָיו‬
Translit, HU' 'EZRA 'ALAH MIBAVEL VEHU'-SOFER MAHIR BETORAT MOSYEH 'ASYER-
NATAN YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) 'ELOHEY YISRA'EL VAYITTEN-LO HAMELEKH
KEYAD-YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) 'ELOHAV 'ALAV KOL BAQASYATO

Ezra, Ibrani: ‫עֶּז ְרָ א‬ - 'EZRA, arti namanya: penolong.

Ezra adalah seorang imam dari bangsa Yahudi yang tinggal di Babilon. Ia adalah seorang
penasihat untuk masalah Yahudi di dalam pemerintahan bangsa Persia. Pada tahun ke 7
pemerintahan raja Artahsasta, Ezra dikirim ke Yerusalem dengan tugas mengatur hubungan
orang-orang Yahudi di Palestina sepulang mereka dari pembuangan. Ezra diikuti orang-
orang yang pulang dari pembuangan, diikuti pula oleh para Lewi dan para pelayan kenisah.
Di Yerusalem ia lalu mewajibkan orang-orang Yahudi untuk memenuhi "hukum". Tuntutan
itu dicetuskan dalam suatu upacara pembaharuan perjanjian (Ezra 7:1-8:36). Sesudah itu ia
lalu mempertahankan kemurnian rasial umat Israel dan mengadakan perlawanan terhadap
perkawinan campuran Ezra 9:1-10:44).

Catatan mengenai Ezra:

Ayah : Seraya - Ezra 7:1


Nenek moyang : Zadok dan Harun - Ezra 7:1-5
Disebut pertama : Ezra 7:1
Namanya disebut : 24 kali
Pekerjaan : Nabi, Iman, Ahli Kitan, Guru/Pengajar Taurat
Tempat kelahiran : Persia
Tempat kematian : Yerusalem
Terakhir disebut : Nehemia 12:36
Fakta penting : Ia mempimpin rombongan ke-2 dari 3 kelompok orang Yahudi yang
kembali dari persia ke Yerusalem (persia=Irak)

Garis besar isi kitab Ezra:

Ezra 1:1-2:70, kembali dari pembuangan


Ezra 3:1-4:5, pekerjaan pembangunan kembali dimulai
Ezra 4:6-23, perlawanan seterusnya terhadap proyek-proyek
pembangunan
Ezra 4:24-6:22, bait Allah diselesaikan
Ezra 7:1-8:36, kembalinya Ezra ke Yerusalem
Ezra 9:1-10:44, masalah perkawinan campuran

Menurut Ezra 7, Ezra disuruh oleh raja Artahsasta I ke Yerusalem thn 458 sM. Agaknya
kedudukannya di Persia adalah seperti Kepala Departemen Urusan Orang Yahudi. Tujuannya
ialah menjaga supaya Taurat Yahudi dilaksanakan secara seragam. Untuk mencapai tujuan
ini dia diberi kuasa untuk melantik orang dalam negara bawahan Yahudi. Sejumlah besar
orang Yahudi pulang dari pembuangan bersama dia. Mereka membawa pemberian-
pemberian berharga untuk membangun Bait Suci, dari raja Artahsasta dan orang-orang
Yahudi yang tetap tinggal di pembuangan. Dia ditugasi menyelesaikan masalah perkawinan
campuran; sesudah berpuasa dan berdoa, maka dia dan panitia yg terpilih mencatat orang-
orang yang bersalah itu dalam daftar hitam, dan beberapa di antaranya mengusir istri-istri
mereka yg beragama kafir (10:19).

Sesudah peristiwa ini Ezra tidak tampil lagi sampai ia membaca Taurat di hadapan umum
sesuai Nehemia pasal 8, pada tahun 444 sM. Karena dia diutus raja Artahsasta dengan
tugas sementara, dapat diduga bahwa ia kembali kepada raja untuk melaporkan hasil
kerjanya. Lalu ia diutus lagi dengan tugas yg sama tatkala tembok-tembok kota Yerusalem
selesai dibangun. Dalam Nehemia 12:36 dab dicatat bahwa Nehemia sendiri memimpin
barisan mengelilingi tembok-tembok itu pada upacara penahbisannya, dan Ezra memimpin
barisan yg lain.

Banyak ahli mendukung pendapat bahwa Ezra baru datang di Yerusalem pada zaman
Artahsasta II, thn 398 sM, lama sesudah zaman Nehemia. Pandangan ini didasarkan pada
tiga ayat sbb:

a. Ezra 9:9 membicarakan tembok kota, padahal tembok kota baru dibangun pada
zaman Nehemia.

b. Ezra 10:1 membicarakan perkumpulan yg sangat besar di Yerusalem, sedang


Nehemia 7:4 berkata bahwa hanya sedikit umat yg ada di kota.

c. Ezra 10:6 membicarakan tentang Yohanan, anak Elyasib sebagai teman sebaya
Ezra. Nehemia 12:22-23 mengatakan bahwa Yohanan adalah cucu Elyasib, dan
menurut papirus Elefantina Yohanan menjadi Imam Besar pada thn 408 sM.

Tapi ketiga ayat di atas dapat ditafsirkan demikian rupa, sehingga tidak mendukung
pandangan bahwa Ezra baru datang di Yerusalem thn 398 sM.

a. Ezra 4:12 menunjukkan bahwa suatu tembok sedang dibangun pada


pemerintahan Artahsasta I, dan mungkin kemusnahan tembok inilah yg disinggung
dalam 4:23 dan Neh 1:3. Ezra gembira dalam iman melihat pekerjaan yg sudah maju
begitu jauh.

b. Ezra 10:7 menunjukkan bahwa kumpulan orang yg sangat besar itu datang dari
seluruh daerah sekitar Yerusalem, sedang Nehemia 7:4 mempersoalkan rumah-
rumah tinggal yg nyata ada dalam kota Yerusalem saja.

c. Yohanan adalah nama biasa, dan masuk akal kalau Elyasib mempunyai seorang
anak bernama Yohanan, dan juga mempunyai anak lain bernama Yoyada yg dalam
gilirannya mempunyai seorang anak bernama Yohanan, yg menjadi Imam Besar. Ezr
10:6 tidak mengatakan bahwa Yohanan menjadi Imam Besar pada zaman Ezra.

Selain hal-hal yang baru disebut, ada alasan lain untuk menolak pandangan bahwa penulis
Ezra dan Nehemiamencampuradukkan Artahsasta I dan II (hal yg dituntun oleh teori yang
mengutamakan Nehemia). Seorang penulis biarpun pada thn 330 sM, tak mungkin
mencampuradukkan urutan kedua orang itu. Seandainya Ezra sungguh datang di Yerusalem
tahun 398 sM, masih ada beberapa orang tua dari zaman penulis (lk 330 sM) yg mengingat
dia, dan banyak orang yg telah mendengar cerita tentang dia dari orangtua mereka; sedang
tak seorang pun akan mengingat Nehemia. Jadi tak mungkin penulis menempatkan Ezra di
depan sebelum Nehemia secara kebetulan, dan apa pun yg telah disarankan tidak punya
alasan kuat mengapa penulis akan berbuat demikian dengan sengaja.

Perlu diperhatikan bahwa Ezra mendapat nama besar di tengah-tengah orang Yahudi pada
zaman sesudah PL. Dalam 2 Esdras 14 dikatakan bahwa dia diberi ilham oleh Allah untuk
menulis kembali Taurat yang sudah mengalami kerusakan pada zaman Pembuangan,
bersama sejumlah kitab lainnya. Ezra dicatat membaca kitab Hukum Hari Raya Pondok Daun
(Nehemia 8:1-18), dan mengambil bagian dalam mentahbiskan tembok di Yerusalem
(Nehemia 12:1-47).

Note:
Ada penafsiran dari sumber Muslim bahwa ada tokoh yang bernama Uzair dianggap oleh
sebagian penafsir Muslim adalah tokoh Ezra di dalam Alkitab, dengan kisah yang sama sekali
berbeda dengan catatan Alkitab. Pembahasannya di: uzair-anak-allah-vt925.html#p2577

KEPUSTAKAAN.
H. H Schaeder, Esra der Schreiber, 1930;
J. S Wright, The Date of Ezra's Coming to Jerusalem, 1958;
H. H Rowley, 'The Chronological Order of Ezra and Nehemiah' dalam The Servant of the
Lord and Other Essays, 1952.

Anda mungkin juga menyukai