100%(3)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
2K tayangan74 halaman
Pemunculan kata “bersukaria” dalam bentuk perintah dan di tengah-tengah kitab Ulangan yang penuh dengan peraturan menimbulkan suatu tanda tanya, apalagi kata “bersukaria” itu di luar kitab Ulangan dipakai dalam konteks yang biasa, seperti berpesta dan bersenang-senang; bukan cuma senang, tapi bersenang-senang.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bersukaria di sini? Dan apa alasannya? Apakah ini masih berlaku bagi kita sekarang, Gereja masa kini? Jika masih berlaku, apakah ada evaluasi-evaluasi yang harus Gereja lakukan untuk
menyikapinya?
Tesis ini melakukan eksegesis penggunaan kata xmf (smkh) dalam kitab Ulangan, membahas makna sukaria dalam kehidupan umat TUHAN. Pembahasan akan dimulai dengan penyelidikan frase-frase “haruslah kamu bersukaria” dalam masingmasing konteks perikopnya. Selanjutnya akan ditinjau sejumlah bentuk konkret ibadah bangsa Israel yang mencerminkan pelaksanaan ketentuan dalam kitab Ulangan, yaitu sejauh yang dicatat oleh Alkitab Ibrani.
Dari hasil tesis ini diharapkan dapat dilihat apa yang sebenarnya TUHAN kehendaki dari orang Israel dengan perintah-perintah untuk bersukaria itu dan sejauh apa serta dengan cara bagaimana kehendak TUHAN itu relevan bagi Gereja saat ini karena Allah yang mereka sembah adalah juga Allah yang kita sembah.
Judul Asli
Haruslah Kamu Bersukaria: Eksegesis Perintah Bersukaria dalam Kitab Ulangan serta Relevansinya bagi Gereja pada Masa Kini
Pemunculan kata “bersukaria” dalam bentuk perintah dan di tengah-tengah kitab Ulangan yang penuh dengan peraturan menimbulkan suatu tanda tanya, apalagi kata “bersukaria” itu di luar kitab U…