DAFTAR ISI………………………………………………………………...1
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………....2
BAB II
DESKRIPSI......................................................................................................3
BAB III
BAB IV
KESIMPULAN………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...13
STT Berea | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini ada banyak sekali gereja yang mengajarkan ajaran yang menyesatkan hidup
dan perspektif jemaat. Hyper grace salah satu ajaran yang sekarang berkembang di luar
negeri yang dipelopori oleh Joseph Prince. Ia berkata bahwa “kematian Yesus di kayu salib
menebus hidup setiap manusia adalah tindakan yang berlaku untuk sekali dan sampai selama-
lamanya” dengan pemikiran yang demikian, jemaat berprinsip bahwa kematian Tuhan Yesus
di kayu salib ialah untuk menebus segala dosa jemaat yang dulu (telah dikerjakan), sekarang
(sedang dikerjakan) dan masa depan (belum dikerjakan) sudah di tebus pada waktu Yesus
mati di kayu salib. Praktik praktisnya ialah ketika jemaat melakukan perbuatan dosa maka,
pemikirannya bahwa Tuhan telah menebus dan tidak ada perasaan bersalah atau rasa Takut
akan Tuhan.
Akhirnya kasih karunia dari tindakan Yesus mati di kayu salib menjadi sebuah kesia-
siaan dan murahan sehingga, diselewengkan. Kasih karunia tidak lagi menjadi sesuatu hal
yang berharga dan bernilai, bukan lagi fokus utama umat kristiani.
Oleh sebab itu, penulis akan berusaha dengan konsentrasi dan fokus disertai pimpinan
meminimalisir pandangan yang telah keliru mengenai penggunaan kasih karunia dalam
STT Berea | 2
BAB II
DESKRIPSI
Hyper grace dari kata “hyper” ialah berlebihan, di luar, terlampau melampaui batas.
“Grace” ialah pemberian atau ganjaran dari pihak atas (orang besar dan sebagainya) kepada
pihak bawah (orang rendah dan sebagainya) karunia (dari Tuhan).1 Mengenai ajaran Radical
Grace dari Joseph Prince yang berpandangan bahwa hidup dalam kasih karunia Yesus Kristus
akan membebaskan orang percaya dari segala tuntutan Hukum Taurat yang identik dengan
sepuluh perintah Tuhan. Hidup dalam kasih karunia akan membuat orang percaya hidup
dalam keberhasilan, keutuhan dan hidup berkemenangan, yang harus dilakukan sekarang oleh
orang percaya hanyalah menerima apa yang sudah Yesus kerjakan bagi manusia di atas kayu
salib. Prince menyatakan bahwa: “hukuman yang diberikan melalui Musa menunjuk kepada
perjanjian Sinaitic, yang dinamakan menurut Gunung Sinai, dimana Hukum Taurat diberikan.
Jadi, ketika saya berkata mengenai “Hukum” saya menunjuk kepada sepuluh Hukum
Taurat yang diberikan di Gunung Sinai. Sebagai awal membuat ini: perjanjian Sinaitic adalah
perjanjian yang dibuat antara Tuhan dan Israel. Tanyalah kepada orang Yahudi. Ini bukan
sebuah perjanjian yang dibuat antara Tuhan dan jemaat. Perjanjian kita adalah perjanjian
yang baru yaitu perjanjian anugerah (kasih karunia), yang dimulai di kayu salib Tuhan kita
Yesus”.2 Prince ingin menjelaskan bahwa semua yang diucapkan Yesus sebelum salib itu
berdasar terhadap Perjanjian Lama, karena Prince memiliki pemahaman bahwa kebanyakan
ajaran Yesus ditujukan untuk mengkritik dan mengkritisi apa yang menjadi pemahaman
bahkan pelacur dan pemungut cukai- “sekumpulan ular beludak”. Tidak pernah! Kata-kata
1
“Kamus Besar Bahasa Indonesia.” Studi (Jakarta: Balai Pustaka,1997),78.
2
Joseph Prince, Grace Revolution : mengalami kuasa untuk hidup bebas dari kekalahan, trans. Oleh Tammy
Tiarawati Rusli (Jakarta: Immanuel,2017), 117-118.
STT Berea | 3
keras dari Yesus hanya ditujukan kepada orang-orang farisi”3 yang pusat perhatiannya pada
Hukum Taurat yang membutakan mereka sehingga tidak dapat melihat Tuhan yang menjadi
manusia. Jadi, pahamilah firman Tuhan dengan benar tiap kali orang percaya membaca
Dari pernyataan ini Prince kembali mengingatkan bahwa Perjanjian Baru tidak benar-
benar dimulai dengan keempat Injil itu karena Perjanjian Baru dimulai setelah kebangkitan
Yesus Kristus. Oleh karena itu, salib adalah titik penanda yang paling jelas tentang dimana
Konsep dasar kasih karunia “Radical Grace” didasarkan pada kata “segala dan
selamanya” yang ada di Kolose 2:13 dan Ibrani 10:14. Dalam Kolose 2:13 “Kamu juga,
meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah,
pelanggaran kita”. Ayat ini sedang ingin menjelaskan kehidupan jemaat Kolose yang telah
mati di dalam dosa namun, Allah telah membuat manusia memiliki kehidupan bersama
dengan Allah sehingga, manusia menerima pengampunan dari pelanggaran. Jemaat Kolose
telah mengusahakan diri mencari perkara yang diatas Ay 16 dengan menjauhi roh-roh
duniawi.
Kata “segala” “” berarti Full (penuh), Greatest (terbesar), All (semua). Kata
“segala” ini mengandung suatu makna bahwa “suatu tindakan yang telah dilakukan”.
3
Matius 12:34;23:33.
4
Prince, Destined to Reign : Rahasia keberhasilan, keutuhan, dan kehidupan berkemenangan
(Jakarta:Immanuel,2012), 91-92.
5
Joseph Prince, Unmerited Favor: Kemurahan yang tidak layak diterima, trans. Oleh Budijanto,2 ed.
(Jakarta:Immanuel,2014),98.
STT Berea | 4
Akhirnya, Kolose 2:13 “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan
oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni “segala” pelanggaran kita”. Kata “segala” ini mengacu bahwa Tuhan
Dan Ibrani 10:14 “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk
kehormatan yang tertinggi untuk memerintah kerajaan dan yang memegang kendali karena
tindakan yang telah dilakukan Yesus atas manusia sehingga, kehormatan itu dipergunakan
untuk selama-lamanya.
Apabila melihat daripada ayat-ayat yang di atas bahwa benarlah kata yang
menyatakan “segala dan selamanya” ini menunjuk apabila sudah percaya kepada Tuhan
Yesus maka, semua dosa (baik dosa keturunan, dosa yang diperbuat di masa lalu, masa saat
ini, bahkan dosa yang belum diperbuat di masa akan datang) semua dan seluruhnya itu telah
diampuni Tuhan atas hidup manusia untuk sekarang dan sampai selama-lamanya.
Dalam ajaran Radical Grace klausa utama dan terakhir dari Perjanjian Baru kasih
karunia adalah bahwa “Aku akan menaruh belas kasihan terhadap mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka”, Prince menjelaskan masalah gereja pada masa kini adalah
kepercayaan yang salah. Manusia percaya bahwa Tuhan tidak menaruh belas kasihan
terhadap dosa-dosanya, sehingga jika sesuatu hal kutuk terjadi dalam hidupnya dirinya
Hal ini berarti ada saat tertentu dimana Tuhan akan beserta orang percaya jika
sepenuhnya taat, namun jika gagal, Tuhan akan meninggalkan manusia. Sehingga banyak
STT Berea | 5
orang percaya tidak menyadari bahwa dirinya secara tidak langsung masih ada di bawah
hukum Perjanjian Lama. Untuk itu, Prince memberikan penegasan bahwa pada masa kini,
setiap orang percaya pernah ada di bawah perjanjian yang sepenuhnya berbeda dan Tuhan
tidak akan pernah meninggalkan orang percaya. Dalam ajarannya Prince menyebutnya
dengan pertukaran ilahi.6 Artinya di salib, Yesus mengambil dosa manusia dan melepaskan
hadirat Tuhan, sementara manusia mengambil kebenaran Yesus dan menerima hadirat Tuhan
Demikian juga, Tuhan membuat klausa utama dari Perjanjian Baru sebagai klausa
terakhir untuk menunjukkan kepada manusia bahwa inilah klausa terakhir yang membuat
segala sesuatu berhasil. Sehingga, Yesus menyatakan bahwa siapa yang menolak klausa ini
maka ia menolak juga Perjanjian Baru yang menyangkal karya Yesus yang sempurna. Prince
mengutip Surat Galatia 2:21 “aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada
kebenaran oleh Hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”. Prince menafsirkannya
bahwa “sebenarnya Rasul Paulus mengatakan bahwa seandainya orang percaya bergantung
sempurna sepuluh perintah Tuhan untuk menjadi benar, maka Yesus mati tanpa ada gunanya
sama sekali! Itulah artinya sia-sia”- tanpa ada gunanya sama sekali. Sehingga tidak
seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum taurat. Prince menyatakan bahwa:
“perhatikan dalam Yohanes 1:17, bahwa sepuluh hukum taurat diberikan melalui seorang
hamba, Musa tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Anak Bapa sendiri, Yesus
Kristus. Jadi, jangan biarkan siapapun berkata kepada orang percaya “kebenaran” disini
adalah sepuluh hukum taurat. Ayat ini jelas membandingkan hukum taurat dengan kasih
karunia”.8
6
Joseph Prince, 100 Days of Favor Bacaan Harian dari Unmerited Favor (Jakarta: Immanuel, 2014), 75.
7
Ibid.
8
Prince, Grace Revolution: mengalami kuasa hidup untuk hidup bebas dari kesalahan, 118.
STT Berea | 6
Jadi, dari pernyataan ini sudah dijelaskan bahwa anugerah itu berasal daripada Yesus
dan hukum taurat itu diberikan melalui Musa. Adanya suatu pengelompokkan yang diberikan
supaya memperlihatkan suatu kebenaran antara hukum taurat dengan kasih karunia.
BAB III
Penulis akan mengeksegesis beberapa ayat yang menjadi dasar berpijaknya paham
Radical Grace. Kolose 2:13 “kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh
STT Berea | 7
karena tidak bersunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”. Ibrani 10:14 “Sebab oleh satu korban saja
memfokuskan kepada dua ayat ini dikarenakan ini menjadi dasar yang kuat dalam
Kolose 2:13
Konteks ayat dalam bagian ini Rasul Paulus menguraikan ajaran tentang karya Kristus
mengingatkan para pembacanya tentang pengalaman mereka semula ketika mereka menerima
Kristus Yesus sebagai Tuhan dan kebaikan-kebaikan yang mereka alami sebagai akibat
kepercayaan mereka (2:6-7). 9 Bahwa begitu banyak ajaran-ajaran yang akan menyesatkan
sehingga harus berjaga-jaga dengan teguh agar tidak mudah digoyahkan oleh rupa-rupa roh
(2:8).
Bagian ini memuat sejumlah ungkapan yang saling berkaitan, yang ditulis dengan
gaya Paulus yang khas. Dalam bagian kedua kalimat itu (Ay 13-14) menggambarkan keadaan
orang-orang Kolose sebelum mereka hidup sebagai orang Kristen (13a), disusul dengan suatu
pernyataan tentang apa yang Allah telah lakukan bagi mereka (13b-14).10
Guna menarik perhatian pada perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam diri
anggota jemaat Kolose, maka, Paulus mempertentangkan kehidupan masa lampau mereka
Dengan kata “mati oleh pelanggaranmu”. Menurut Paulus ada dua hal yang
menyebabkan kematian Rohani, yaitu pelanggaranmu dan karena tidak bersunat secara
9
Robert G. Bratcher n Eugene A. Nida, Surat-surat Paulus kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon
(Jakarta: Yayasan karunia bakti budaya Indonesia, 1994), 46.
10
Ibid.
11
_____, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 matius-wahyu (Jakarta: Yayasan komunikasi bina kasih, 1981), 641.
STT Berea | 8
lahiriah. Kata ‘pelanggaran’ KJV: Sins (Dosa-dosa), NAS: transgressions (pelanggaran
hukum), YLT: trespasses (melakukan kesalahan, dosa). BGT: παραπτώμασιν (Trespass) disini
menjelaskan bahwa jemaat-jemaat yang di Kolose berada dalam perilaku yang selalu
melakukan pelanggaran atau dosa yang BIS sebutkan tentang pelanggaran. Melihat daripada
keadaan jemaat Kolose pelanggaran tersebut berarti bahwa tidak untuk sekali namun berkali-
kali dilakukan.
yang membahas tentang trikotomi untuk menasihatkan kehidupan kerohanian jemaat, dimana
antara tubuh dan jiwa itu terpisah dan fungsi daripada roh manusia dengan Roh Allah sendiri.
“sama seperti kematian tubuh berarti terpisahnya tubuh dari jiwa, demikian pula kematian
jiwa berarti terpisahnya jiwa dari Allah dan perkenanan ilahi. Sebagaimana kematian tubuh
berarti tubuh akan rusak dan membusuk, demikian pula dosa adalah kerusakan atau kebejatan
jiwa”.12
Dengan melihat daripada pandangan diatas bahwa pelanggaran atau dosa jemaat
Kolose berarti bahwa jemaat seringkali berbuat dosa dan hidup mereka ada didalam dosa.
Walaupun demikian keadaannya tetapi mereka tidak bisa menolong dirinya sendiri
dikarenakan telah kehilangan kekuatan rohani sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa
Mengenai tidak bersunat secara lahiriah ini hanya berbicara tentang hati yang tidak
dikuduskan disebut hati yang tidak bersunat. Dengan perkataan itu rasul Paulus tidak
diselamatkan karena ia beriman kepada Kristus. Namun pada zaman Perjanjian Lama, sunat
Johnny Tjia, Barry van der schoot n Stevy W. Tilaar, Tafsiran Matthew Henry surat Galatia, Efesus, Filipi,
12
Kolose,1&2 Tesalonika,1&2 Timotius, Titus, Filemon (Surabaya: Penerbit Momentum, 2015), 381.
STT Berea | 9
merupakan tanda bahwa mereka termasuk ke dalam Perjanjian Allah; mereka adalah umat
Allah.13
Ibrani 10:14
Konteks daripada pasal 10 menjelaskan berbagai aspek dari perjanjian yang lama,
bagian ini membahas berbagai ruangan dan perabotan dalam pusat ibadah PL ini. Penulis
mempunyai dua maksud ketika menulis yaitu 1. Membandingkan pelayanan imam besar
dalam bait suci di bumi bawah perjanjian yang lama dengan pelayanan Kristus sebagai imam
besar di bait suci di sorga di bawah perjanjian yang baru; 2. Menunjukkan bagaimana
berbagai aspek dari perjanjian yang lama ini menggambarkan atau melambangkan pelayanan
Dalam perikop ini Rasul-rasul Paulus mengangkat dan meninggikan Tuhan Yesus
Kristus kepada orang-orang Ibrani sebagai imam besar yang sesungguhnya, korban
penebusan yang sesungguhnya, yang diperlambangkan selama ini.15 Dan hal ini digambarkan
Paulus, bahwa berdasarkan tempat dimana Tuhan Yesus kita sekarang ditinggikan,
kehormataan yang didapat-Nya disana, dan kehormatan selanjutnya yang akan diperoleh-
Nya, tetapi Ia setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya dimana
bukan berarti bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib sekali dan untuk selamanya akan
13
Doreen Widjana, Surat Kolose (Bandung: Yayasan Baptis Indonesia, 1994),67.
14
Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun hidup berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 1993), 2068.
15
Johnny Tjia, Barry van der schoot, Tafsiran Matthew Henry surat Ibrani, Yakobus, 1&2 Petrus, 1-3 yohanes,
Yudas, Wahyu (Surabaya: Penerbit Momentum, 2016), 162.
16
Ibid., 165.
STT Berea | 10
tetapi, bahwa Allah diberikan sebuah kehormatan yang tertinggi untuk memerintah kerajaan
dan yang memegang kendali sebab tindakan yang telah dilakukan Yesus atas manusia
sehingga, jabatan atau kehormatan itu dipergunakan untuk selama-lamanya. Jadi, “bagaimana
Kristus menikmati kehormatan ini, yaitu dengan perasaan yang teramat puas dan tenang. Ia
duduk disana selama-lamanya. Bapa berkenan dan puas dengan-Nya. Ia pun puas dengan
duduk di sisi kanan Allah. Ia tidak perlu mempersembahkan korban lagi. Korban satu berlaku
Nya menjadi sempurna.18 Buku surat Ibrani dan umum ini pun memperlihatkan maksud
karena tindakan penebusan yang dicurahkan atas manusia dan melihat setiap musuh akan
bertekuk lutut menyembah Allah yang memerintah di sebelah kanan Allah Bapa.
mereka yang Ia kuduskan” ayat ini adalah puncak pekerjaan Kristus sebagai iman besar.
Perkataan itu menyatakan bahwa mereka disempurnakan oleh Kristus dalam kekudusan yang
telah disediakan-Nya untuk mereka yang dijanjikan dalam perjanjian yang baru itu.19 Jadi,
kata selama-lamanya ini tidak boleh dilihat secara harafiah saja, melainkan secara literal
supaya tidak kehilangan pesan mula-mula daripada kepenulisannya. Selamanya bukan berarti
pengorbanan sekali dan selamanya tetapi, pengorbanan yang Yesus lakukan itu sekali dan Ia
yang memerintah selamanya di sebelah kanan Allah sebab tindakan Yesus atas penebusannya
bagi manusia.
17
Ibid., 166.
18
Hadiwiyata, Surat-surat Ibrani dan umum (Yogyakarta: Penerbit kanisisus,1985), 63.
19
J. Wesley Brill, Tafsiran surat Ibrani (Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1981), 162.
STT Berea | 11
Dengan demikian, menurut saya paham mengenai Radical Grace ini tidak benar untuk
diajarkan bagi jemaat-jemaat dikarenakan paham ini tidak memperhatikan konteks daripada
ayat-ayat tersebut, juga melepaskan cara-cara menafsirkan ayat, dan terlebih-lebih paham ini
hanya mencopot-copot ayat saja untuk dijadikan paham. Apabila demikian halnya, maka,
akan banyak orang yang telah disesatkan. Dalam surat Ibrani sendiri Joseph Prince
memerintah di sebelah kanan Allah Bapa selamanya setelah Ia memberikan diri-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang, sedangkan Prince menafsirkan “selama-lamanya” dengan arti
penebusan dosa yang berarti setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka semua
dosanya sudah diampuni termasuk dosa yang belum dilakukan. Tanpa melihat makna dibalik
ayat dan tujuan penulisan. Begitu pula dengan surat Kolose ini berarti bahwa arti ayat ini
sebenarnya ingin berbicara bahwa jemaat Kolose itu telah terjerumus kedalam jurang dosa
yang sangat dalam sehingga, hidup mereka ada didalam kuasa dosa sehingga, kuasa dosa
tersebut menjadikan mereka tidak mampu untuk melepaskan jerat dosa yang sudah mengikat
diri mereka. Sehingga, mati oleh pelanggaran menunjuk kepada kematian rohani, tidak
mempunyai hubungan pribadi yang benar dengan Allah, ia tidak mengenal Allah, ia adalah
20
Doreen Widjana., 66.
STT Berea | 12
BAB IV
RUMUSAN TEOLOGI
Berdasarkan apa yang telah dideskripsikan di atas, maka penulis akan memberikan
rumusan teologi mengenai kasih karunia yang telah diselidiki dari sebuah ajaran yang sedang
Radical Grace adalah hidup dalam kasih karunia Yesus Kristus yang akan
Radical Grace didasarkan pada kematian Yesus di kayu salib yang bersifat tindakan
Perjanjian anugerah (kasih karunia) dimulai saat kematian Tuhan Yesus di atas kayu
salib.
STT Berea | 13
BAB V
KESIMPULAN
STT Berea | 14
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa paham yang disebarluaskan oleh
Joseph Prince tentang Radical Grace ini memiliki pemahaman yang sangat keliru
dikarenakan melepaskan konteks dan pesan mula-mula dari tujuan kepenulisan surat. Dengan
melihat penjabaran diatas tersebut maka, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah Yesus
memberikan diri-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang itu berlaku sekali dan selama-
lamanya, benar! Namun, paham Radical Grace ini menyelewengkan kasih karunia tersebut
mereka percaya Tuhan sudah mengampuni dosa yang dulu, dosa keturunan, bahkan dosa
masa depan. Apabila mereka melakukan dosa dan selalu teringat maka, mereka percaya itu
hanya intimidasi si Iblis yang harus dihancurkan kemudian mereka harus kembali
Jadi, Allah memerintah sebagai Tuhan yang telah menang duduk di sebelah kanan
Bapa, memerintah untuk selama-lamanya yang memegang kendali atas hidup manusia.
mereka daripada kuasa dosa yang membelenggu tubuh jemaat dengan pengorbanan-Nya di
kayu salib.
DAFTAR PUSTAKA
STT Berea | 15
_____, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 matius-wahyu Jakarta: Yayasan komunikasi bina kasih,
1981
Barry van der schoot, Johnny Tjia, Tafsiran Matthew Henry surat Ibrani, Yakobus, 1&2
Petrus, 1-3 yohanes, Yudas, Wahyu Surabaya: Penerbit Momentum, 2016
Brill Wesley. J, Tafsiran surat Ibrani Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1981
Eugene A. Nida, Robert G. Bratcher Surat-surat Paulus kepada jemaat di Kolose dan kepada
Filemon Jakarta: Yayasan karunia bakti budaya Indonesia, 1994
Hadiwiyata, Surat-surat Ibrani dan umum Yogyakarta: Penerbit kanisisus,1985
Prince, Joseph Grace Revolution : mengalami kuasa untuk hidup bebas dari kekalahan, trans.
Oleh Tammy Tiarawati Rusli Jakarta: Immanuel,2017
Prince, Joseph Destined to Reign : Rahasia keberhasilan, keutuhan, dan kehidupan
berkemenangan Jakarta:Immanuel,2012
Prince, Joseph Unmerited Favor: Kemurahan yang tidak layak diterima, trans. Oleh
Budijanto,2 ed. Jakarta:Immanuel,2014
Prince,Joseph 100 Days of Favor Bacaan Harian dari Unmerited Favor Jakarta: Immanuel,
2014
Stamps C. Donald, Alkitab Penuntun hidup berkelimpahan Malang: Gandum Mas, 1993
Stevy W. Tilaar, Barry van der schoot n Johnny Tjia, Tafsiran Matthew Henry surat Galatia,
Efesus, Filipi, Kolose,1&2 Tesalonika,1&2 Timotius, Titus, Filemon Surabaya:
Penerbit Momentum, 2015
Widjana, Doreen, Surat Kolose Bandung: Yayasan Baptis Indonesia, 1994.
STT Berea | 16