Tahun : 1999
Cetakan : XV
Tebal : 22 cm
Buku Introduksi Perjanjian Baru ini disusun oleh Rev. Ola Tulluan sebagai
bahan kuliah Introduksi Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Theologia Institut Injil
Indonesia, yang diajarkan selama dua semester pada tingkat pertama.
Penulis berupaya menyusun buku ini sedemikian rupa sehingga tidak ada
banyak teori baru mengenai pemecahan masalah-masalah Introduksi Perjanjian Baru.
Namun, penulis pun mengakui bahwa uraian-uraian yang dituliskannya sangat
singkat sehingga diperlukan buku-buku yang direkomendasikan olehnya agar dapat
memahami dan mendapat penjelasan yang lebih dalam.
Masa Romawi memiliki pengaruh yang besar dalam tatanan hidup bangsa
Israel pada masa itu, dimana pemerintahan yang berjalan berdasarkan
kekaisaran Roma namun pemerintahan pusat Roma menjalankan politik
kebebasan yang berarti tidak mencampuri urusan daerah kekuasaan wali
negeri. Saat Pompeius masuk merebut Yerusalem, banyak orang Farisi
membenci dia karena dia telah menodai Bait Allah dengan membuka tirai ruang
mahasuci sehingga Farisi memihak Yulius Caesar dan menentang Pompeius.
Kemudian saat Herodes memerintah, ia sendiri bukan Yahudi asli tetapi
dia menganut agama Yahudi namun demikian ia menyesuaikan diri dengan cara
hidup Romawi yang sangat dibenci orang-orang Yahudi. Dialah yang
memerintah saat Yesus lahir ke dunia.
Latar belakang agama yang mempengaruhi bangsa Israel tidak lain adalah
agama Yahudi. Agama Yahudi tidak menyetujui kepercayaan kepada Yesus
Kristus sebagai Mesias dan Juruselamat. Dalam perkembangannya timbulah
beberapa partai dalam agama ini; Ahli Taurat, Orang Farisi, Orang Saduki, lalu
ada Orang Herodian, lalu Orang Zelot, serta Mahkamah Agama.
Bab ini membahas Injil dan kitab-kitab Injil dimana di dalam kitab
tersebut terdapat “berita keselamatan”. Lalu bila dihubungkan dengan
Perjanjian Lama maka di dalam PL menafsirkan Yesus Kristus sebagai Mesias.
Dikatakan juga dalam bab ini yang melatar belakangi munculnya kitab-kitab Injil
adalah karena tradisi-tradisi lisan yang disampaikan oleh mereka yakni saksi
mata dan para pelayan Firman yang tidak mungkin hadir di setiap tempat
dimana Firman Allah diberitakan, oleh karena itulah dipandang perlunya
tulisan-tulisan yang membela kebenaran Firman Tuhan dalam bentuk kitab-
kitab Injil sekalipun keempat-empatnya tetap mengandung perbedaan namun
intinya tetap “berita keselamatan”.
Dalam bab ini juga diuraikan oleh penulis ringkasan dari keempat kitab
Injil; Matius: Yesus Kristus adalah Raja orang Yahudi dibuktikan lewat banyak
penggenapan nubuat PL dan kedatangan Mesias dan kitab ini menitikberatkan
Ajaran Kristus, Markus: Yesus sebagai “Hamba Allah” yang menekankan
pekerjaan penebusan-Nya, Lukas: Yesus sebagai “Anak Manusia” dan
menitikberatkan simpati dan kebaikan hati Kristus, Yohanes: Yesus sebagai
“putra Allah” menekankan hubungan Kristus dengan orang-orang sekeliling-
Nya.
A.3.3 BAB III Injil-Injil Sinoptis (Matius-Markus-Lukas) dan Injil Yohanes
Bab ini membahas tentang penulis, waktu, alamat, rumusan inti Injil,
serta beberapa perbedaan dari masing-masing Injil Sinoptis dan Injil Yohanes.
Bab ini menjelaskan siapa penulis Kisah Para Rasul, beserta alamat
penulisan, waktu penulisan, dan juga pembahasan terkait inti atau pokok
bahasan dari kitab ini.
Dalam masa pelayanan hampir 20 tahun, ada tiga perjalanan misi Paulus
dan masa-masa penting lainnya:
a. Perjalanan Misi yang Pertama (47-48 A.D.) dalam Kis. 13:4 – 14:28
Paulus, Barnabas dan Markus berangkat ke Seleukia, kemudian
berlayar ke Siprus, ke Perga, Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe. Adapun
strategi misi mereka melayani orang-orang Yahudi di rumah ibadat mereka
dan bila mereka ditolak barulah mereka melayani orang-orang kafir dan
Paulus melayani kota-kota besar dan strategis dahulu. Kemudian kembalilah
ia ke Antiokhia.
b. Sidang di Yerusalem (49 A.D.) dalam Kis 15 dan Gal 2 (sebelum melanjutkan
perjalanan misi)
Ada perdebatan yang harus diselesaikan mengenai pandangan
berlakunya Hukum Musa (sunat) bagi orang-orang kafir yang sudah bertobat
di dalam Kristus. Hal ini membuat Paulus dan Barnabas harus kembali ke
Yerusalem dan bersidang dengan para rasul lainnya.
Sidang itu menghasilkan keputusan bahwa tuntutan sunat tidak
berlaku lagi namun yang terpenting adalah memastikan bahwa agar orang-
orang yang sudah bertobat menjauhkan diri dari makanan yang telah
dicemarkan berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik
dan dari darah.
c. Perjalanan Misi yang Kedua (49-52 A.D.) dalam Kis. 15:36 – 18:22
Barnabas berselisih dengan Paulus, sehingga Paulus bersama Silas
pergi ke Asia Kecil sedangkan Barnabas dan Yohanes Markus ke Siprus.
Kemudian Paulus mengawalinya di Troas, menyeberang ke Makedonia, lalu
mengunjungi Filipi, Tesalonika dan Berea. Meninggalkan Timotius dan Silas,
Paulus melanjutkan ke Atena dimana Korintus menjadi tempat terlama
yang dilayani olehnya, dilanjutkan ke Efesus lalu ke Roma.
d. Perjalanan Misi yang Ketiga (52-56 A.D.) dalam Kis. 18:23 – 21:17
Paulus mengunjungi Asia Kecil dahulu, dan menjadikan Efesus sebagai
sasaran pertama sebagai ibu kota propinsi Asia dan menjadi pusat
pelayanan Paulus selama tiga tahun, kemudian melanjutkan pelayanan ke
Korintus. Dari Korintus kembali ke Asia Kecil lalu ke Yerusalem untuk
mengantar bantuan uang bagi jemaat di Yerusalem.
e. Masa Paulus dalam Penjara di Kaisarea dan Roma (56-62 A.D) dalam Kis.
21:18 – 28:31
Saat di Yerusalem, Paulus menghadapi masalah oleh karena ada
beberapa orang Yahudi yang datang dari Asia melihat Paulus di Bait Allah
menghasut rakyat dan menangkap Paulus. Dia selamat oleh karena pasukan
Romawi mengetahui ada rencana jahat pembunuhan Paulus di Yerusalem
sehingga ia dipindahkan ke Kaisarea.
Dua tahun di dipenjarakan dibawah pengawasan wali negeri Felix yang
akhirnya digantikan oleh Festus yang didesak oleh orang-orang Yahudi
untuk mengadili Paulus di Yerusalem. Paulus naik banding kepada Kaisar
sehingga ia dipindahkan ke Roma. Di Roma dia tinggal di rumah sewaan dan
boleh bergerak agak bebas.
f. Tahun-tahun Terakhir
Paulus diadili dan dibebaskan kemudian dimana dia melanjutkan
perjalanan ke Spanyol yang dilanjutkan ke Makedonia, Kreta dan Asia Kecil,
lalu kembali lagi ke Roma dimana dia ditangkap dan dipenjarakan lalu tahun
67 mati syahid di bawah Kaisar Nero.
a. Surat Roma s/d surat Galatia yang berkisar pada tema “Kristus dan Salib”
b. Surat Efesus s/d surat Kolose yang berkisar pada “Kristus dan Jemaat-Nya”
c. Surat 1 Tesalonika dan 2 Tesalonika yang berkisar pada “Kristus dan
Kedatangan-Nya kembali”
Dalam bab ini penulis membahas Surat Paulus kepada jemaat di Roma,
surat Paulus yang pertama dan kedua kepada jemaat di Korintus serta surat
Paulus kepada jemaat di Galatia. Yang dibahas oleh penulis secara mendalam
adalah penulis, alamat, latar belakang penulisan serta ringkasan inti berita dari
surat-surat tersebut.
Dalam bab ini ada lima surat yang dibahas oleh penulis yakni Surat Paulus
kepada Jemaat di Efesus, Filipi, Kolose, Filemon, serta surat Paulus pertama dan
kedua kepada Jemaat Tesalonika. Adapun yang dibahas mendetail adalah
penulis, alamat, latar belakang penulisan dan rumusan inti berita dari surat-
surat tersebut. Khusus pada bagian surat Filemon penulis juga membahas
tentang system perbudakan pada Zaman Kerajaan Romawi.
Bab ini membahas surat-surat pastoral atau dapat disebut juga surat
penggembalaan. Surat-surat tersebut terdiri dari Surat Paulus yang pertama
dan kedua kepada Timotius, Surat Paulus kepada Titus, dan Surat Paulus
kepada orang Ibrani. Adapun dari surat-surat tersebut dibahas mengenai
penulis, alamat surat, latar belakang penulisan serta ringkasan inti berita.
Khusus suratan Ibrani alamat terdiri dari 3 bagian yaitu di Yerusalem atau
tempat lain di Yudea, lalu kepada Orang Kristen Yahudi secara umum, juga
kepada golongan Yahudi di dalam salah satu jemaat campuran.
Kelemahan dari buku ini adalah buku ini kurang cocok untuk
dipergunakan dalam pemahaman isi Alkitab tingkat atas khususnya bagi
Theolog-Theolog senior yang hendak menyelesaikan studi di tingkat Magister
maupun Doktoral Theologi karena memang buku ditujukan bagi mahasiswa
tingkat pertama.
Saya pribadi merasa buku ini sangat membantu dalam memahami isi
Perjanjian Baru dikarenakan saya pribadi juga sedang menyelesaikan studi sekolah
Tinggi Theologi di sebuah perguruan tinggi di Salatiga.