Anda di halaman 1dari 8

A.

RESENSI BUKU “INTRODUKSI PERJANJIAN BARU”

A.1. Identitas Buku

Judul : Introduksi Perjanjian Baru

Pengarang : Rev. Ola Tulluan, Ph. D.

Penerbit : YPPII Malang

Tahun : 1999

Cetakan : XV

Halaman : 306 hlm.

Tebal : 22 cm

A.2. Pratinjau Buku

Buku Introduksi Perjanjian Baru ini disusun oleh Rev. Ola Tulluan sebagai
bahan kuliah Introduksi Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Theologia Institut Injil
Indonesia, yang diajarkan selama dua semester pada tingkat pertama.

Penulis berupaya menyusun buku ini sedemikian rupa sehingga tidak ada
banyak teori baru mengenai pemecahan masalah-masalah Introduksi Perjanjian Baru.
Namun, penulis pun mengakui bahwa uraian-uraian yang dituliskannya sangat
singkat sehingga diperlukan buku-buku yang direkomendasikan olehnya agar dapat
memahami dan mendapat penjelasan yang lebih dalam.

Penulis memang sengaja menguraikan masalah-masalah Introduksi Perjanjian


Baru dalam buku ini secara singkat, disebabkan oleh keyakinannya bahwa
mahasiswa/i sebagai hamba Tuhan mengenal isi Alkitab sebagai Firman Tuhan yang
diilhamkan oleh Roh Kudus. Diharapkan melalui buku ini mendorong setiap
mahasiswa/i dapat membina sikap injili dalam menghayati Firman Tuhan serta dapat
merelevansikan pengajaran-pengajaran Firman itu dalam pelayanan mereka masing-
masing.
A.3. Sinopsis Buku

Buku ini memuat pembahasan Introduksi Perjanjian Baru yang dipaparkan ke


dalam 8 judul bab yang berurutan sampai dengan kitab Wahyu berikut isinya,

A.3.1 BAB I Latar Belakang Perjanjian Baru

Bab ini membahas latar belakang yang mendorong Perjanjian Baru


muncul atau terbentuk yang diakibatkan oleh latar belakang politis serta latar
belakang agama di Israel pada masa itu. Adapun latar belakang politis dimulai
dengan Masa Yunani setelah raja Persia yakni Koresy menggulingkan Babilonia,
maka hanya beberapa orang Yahudi saja yang pergi kembali ke tanah Yudea,
dan pengaruh Yunani sangat kuat pada masa itu sehingga kebudayaan Yunani
sudah masuk ke tanah Yudea.

Pengaruh kebudayaan Yunani sangat kuat sehingga terpecahlah dua


golongan di antara orang-orang Yahudi yakni; Golongan Saleh (“Chasidin”)
dimana beranggotakan imam dan kelas menengah yang mempertahankan
Taurat dan Golongan “Progresif” atau “Liberal” yang beranggotakan kaum
bangsawan serta kelas menengah dan atas yang menjunjung Hellenisme.

Kemudian, masa Makabe adalah masa dimana Hellenisme membasmi


agam Yahudi secara radikal yang menurut beberapa ahli pemberontakan
Makabe adalah pertarungan agama antara golongan orthodox Yahudi melawan
Antiokus serta pengkhianat pro Yunani.

Masa Romawi memiliki pengaruh yang besar dalam tatanan hidup bangsa
Israel pada masa itu, dimana pemerintahan yang berjalan berdasarkan
kekaisaran Roma namun pemerintahan pusat Roma menjalankan politik
kebebasan yang berarti tidak mencampuri urusan daerah kekuasaan wali
negeri. Saat Pompeius masuk merebut Yerusalem, banyak orang Farisi
membenci dia karena dia telah menodai Bait Allah dengan membuka tirai ruang
mahasuci sehingga Farisi memihak Yulius Caesar dan menentang Pompeius.
Kemudian saat Herodes memerintah, ia sendiri bukan Yahudi asli tetapi
dia menganut agama Yahudi namun demikian ia menyesuaikan diri dengan cara
hidup Romawi yang sangat dibenci orang-orang Yahudi. Dialah yang
memerintah saat Yesus lahir ke dunia.

Latar belakang agama yang mempengaruhi bangsa Israel tidak lain adalah
agama Yahudi. Agama Yahudi tidak menyetujui kepercayaan kepada Yesus
Kristus sebagai Mesias dan Juruselamat. Dalam perkembangannya timbulah
beberapa partai dalam agama ini; Ahli Taurat, Orang Farisi, Orang Saduki, lalu
ada Orang Herodian, lalu Orang Zelot, serta Mahkamah Agama.

A.3.2 BAB II Introduksi Kitab-Kitab Perjanjian Baru

Bab ini membahas Injil dan kitab-kitab Injil dimana di dalam kitab
tersebut terdapat “berita keselamatan”. Lalu bila dihubungkan dengan
Perjanjian Lama maka di dalam PL menafsirkan Yesus Kristus sebagai Mesias.
Dikatakan juga dalam bab ini yang melatar belakangi munculnya kitab-kitab Injil
adalah karena tradisi-tradisi lisan yang disampaikan oleh mereka yakni saksi
mata dan para pelayan Firman yang tidak mungkin hadir di setiap tempat
dimana Firman Allah diberitakan, oleh karena itulah dipandang perlunya
tulisan-tulisan yang membela kebenaran Firman Tuhan dalam bentuk kitab-
kitab Injil sekalipun keempat-empatnya tetap mengandung perbedaan namun
intinya tetap “berita keselamatan”.

Dalam bab ini juga diuraikan oleh penulis ringkasan dari keempat kitab
Injil; Matius: Yesus Kristus adalah Raja orang Yahudi dibuktikan lewat banyak
penggenapan nubuat PL dan kedatangan Mesias dan kitab ini menitikberatkan
Ajaran Kristus, Markus: Yesus sebagai “Hamba Allah” yang menekankan
pekerjaan penebusan-Nya, Lukas: Yesus sebagai “Anak Manusia” dan
menitikberatkan simpati dan kebaikan hati Kristus, Yohanes: Yesus sebagai
“putra Allah” menekankan hubungan Kristus dengan orang-orang sekeliling-
Nya.
A.3.3 BAB III Injil-Injil Sinoptis (Matius-Markus-Lukas) dan Injil Yohanes

Bab ini membahas tentang penulis, waktu, alamat, rumusan inti Injil,
serta beberapa perbedaan dari masing-masing Injil Sinoptis dan Injil Yohanes.

Bab ini juga membahas permasalahan sinoptis yakni perbedaan dan


persamaan diantara ketiga Injil sinoptis. Persamaan dalam hal isi, susunannya
dan dalam pemberian istilah serta pengkalimatannya. Lalu perbedaannya
dalam hal seleksi bahan serta pemberian istilah dan pengkalimatannya.

A.3.4 BAB IV Kisah Para Rasul dan Kehidupan Paulus

Bab ini menjelaskan siapa penulis Kisah Para Rasul, beserta alamat
penulisan, waktu penulisan, dan juga pembahasan terkait inti atau pokok
bahasan dari kitab ini.

Kemudian dijelaskan juga asal usul Paulus, latar belakang pendidikan


Paulus, proses pertobatan Paulus, masa-masa perjalanan misi Paulus dan
aspek-aspek penting dalam hidup dan pelayanannya. Adapun Kisah Para Rasul
menekankan keberhasilan Paulus di dalam pelayanannya.

Dalam masa pelayanan hampir 20 tahun, ada tiga perjalanan misi Paulus
dan masa-masa penting lainnya:

a. Perjalanan Misi yang Pertama (47-48 A.D.) dalam Kis. 13:4 – 14:28
Paulus, Barnabas dan Markus berangkat ke Seleukia, kemudian
berlayar ke Siprus, ke Perga, Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe. Adapun
strategi misi mereka melayani orang-orang Yahudi di rumah ibadat mereka
dan bila mereka ditolak barulah mereka melayani orang-orang kafir dan
Paulus melayani kota-kota besar dan strategis dahulu. Kemudian kembalilah
ia ke Antiokhia.
b. Sidang di Yerusalem (49 A.D.) dalam Kis 15 dan Gal 2 (sebelum melanjutkan
perjalanan misi)
Ada perdebatan yang harus diselesaikan mengenai pandangan
berlakunya Hukum Musa (sunat) bagi orang-orang kafir yang sudah bertobat
di dalam Kristus. Hal ini membuat Paulus dan Barnabas harus kembali ke
Yerusalem dan bersidang dengan para rasul lainnya.
Sidang itu menghasilkan keputusan bahwa tuntutan sunat tidak
berlaku lagi namun yang terpenting adalah memastikan bahwa agar orang-
orang yang sudah bertobat menjauhkan diri dari makanan yang telah
dicemarkan berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik
dan dari darah.
c. Perjalanan Misi yang Kedua (49-52 A.D.) dalam Kis. 15:36 – 18:22
Barnabas berselisih dengan Paulus, sehingga Paulus bersama Silas
pergi ke Asia Kecil sedangkan Barnabas dan Yohanes Markus ke Siprus.
Kemudian Paulus mengawalinya di Troas, menyeberang ke Makedonia, lalu
mengunjungi Filipi, Tesalonika dan Berea. Meninggalkan Timotius dan Silas,
Paulus melanjutkan ke Atena dimana Korintus menjadi tempat terlama
yang dilayani olehnya, dilanjutkan ke Efesus lalu ke Roma.
d. Perjalanan Misi yang Ketiga (52-56 A.D.) dalam Kis. 18:23 – 21:17
Paulus mengunjungi Asia Kecil dahulu, dan menjadikan Efesus sebagai
sasaran pertama sebagai ibu kota propinsi Asia dan menjadi pusat
pelayanan Paulus selama tiga tahun, kemudian melanjutkan pelayanan ke
Korintus. Dari Korintus kembali ke Asia Kecil lalu ke Yerusalem untuk
mengantar bantuan uang bagi jemaat di Yerusalem.
e. Masa Paulus dalam Penjara di Kaisarea dan Roma (56-62 A.D) dalam Kis.
21:18 – 28:31
Saat di Yerusalem, Paulus menghadapi masalah oleh karena ada
beberapa orang Yahudi yang datang dari Asia melihat Paulus di Bait Allah
menghasut rakyat dan menangkap Paulus. Dia selamat oleh karena pasukan
Romawi mengetahui ada rencana jahat pembunuhan Paulus di Yerusalem
sehingga ia dipindahkan ke Kaisarea.
Dua tahun di dipenjarakan dibawah pengawasan wali negeri Felix yang
akhirnya digantikan oleh Festus yang didesak oleh orang-orang Yahudi
untuk mengadili Paulus di Yerusalem. Paulus naik banding kepada Kaisar
sehingga ia dipindahkan ke Roma. Di Roma dia tinggal di rumah sewaan dan
boleh bergerak agak bebas.
f. Tahun-tahun Terakhir
Paulus diadili dan dibebaskan kemudian dimana dia melanjutkan
perjalanan ke Spanyol yang dilanjutkan ke Makedonia, Kreta dan Asia Kecil,
lalu kembali lagi ke Roma dimana dia ditangkap dan dipenjarakan lalu tahun
67 mati syahid di bawah Kaisar Nero.

A.3.5 BAB V Surat-Surat Kiriman

Adapun surat-surat Paulus yang dialamatkan kepada jemaat dibagi dalam


3 kelompok:

a. Surat Roma s/d surat Galatia yang berkisar pada tema “Kristus dan Salib”
b. Surat Efesus s/d surat Kolose yang berkisar pada “Kristus dan Jemaat-Nya”
c. Surat 1 Tesalonika dan 2 Tesalonika yang berkisar pada “Kristus dan
Kedatangan-Nya kembali”
Dalam bab ini penulis membahas Surat Paulus kepada jemaat di Roma,
surat Paulus yang pertama dan kedua kepada jemaat di Korintus serta surat
Paulus kepada jemaat di Galatia. Yang dibahas oleh penulis secara mendalam
adalah penulis, alamat, latar belakang penulisan serta ringkasan inti berita dari
surat-surat tersebut.

A.3.6 BAB VI Surat-Surat yang Ditulis di Dalam Penjara

Dalam bab ini ada lima surat yang dibahas oleh penulis yakni Surat Paulus
kepada Jemaat di Efesus, Filipi, Kolose, Filemon, serta surat Paulus pertama dan
kedua kepada Jemaat Tesalonika. Adapun yang dibahas mendetail adalah
penulis, alamat, latar belakang penulisan dan rumusan inti berita dari surat-
surat tersebut. Khusus pada bagian surat Filemon penulis juga membahas
tentang system perbudakan pada Zaman Kerajaan Romawi.

A.3.7 BAB VII Surat-Surat Kiriman Pastoral

Bab ini membahas surat-surat pastoral atau dapat disebut juga surat
penggembalaan. Surat-surat tersebut terdiri dari Surat Paulus yang pertama
dan kedua kepada Timotius, Surat Paulus kepada Titus, dan Surat Paulus
kepada orang Ibrani. Adapun dari surat-surat tersebut dibahas mengenai
penulis, alamat surat, latar belakang penulisan serta ringkasan inti berita.
Khusus suratan Ibrani alamat terdiri dari 3 bagian yaitu di Yerusalem atau
tempat lain di Yudea, lalu kepada Orang Kristen Yahudi secara umum, juga
kepada golongan Yahudi di dalam salah satu jemaat campuran.

Bab ini penulis juga mengawali dengan beberapa pandangan-pandangan


Theolog terkait dengan surat-surat pastoral ini yang disertai dengan alasan-
alasan yang ada.

A.3.8 BAB VIII Surat-Surat Am dan Kitab Wahyu

Bab ini membahas surat-surat Am yang ditambah dengan Kitab Wahyu.


Adapun yang disebut surat-surat Am yakni surat Yakobus, surat 1 dan 2 Petrus,
surat 1, 2 dan 3 Yohanes serta surat Yudas. Surat-surat ini memiliki alamat yang
lebih umum dari surat-surat Paulus kecuali dalam surat 3 Yohanes yang
ditujukan kepada orang bernama Gayus.

Penulis membahas secara mendetail penulis, alamat surat, waktu


penulisan, latar belakang, juga ringkasan inti berita dari masing-masing surat.
Khusus dalam bahasan surat 1 Petrus bagian penulisan dibagi dalam 3 periode.
Lalu ada juga penulis membahas perbandingan antara Yakobus dan Paulus
dalam bab ini. Khusus pembahasan mengenai kitab Wahyu, penulis
menyertakan pembahasan metode-metode penafsiran dari Wahyu 1-22 dalam
pandangan Simbolis, Preteris, Historis dan Futuris serta disertakan juga
beberapa pandangan tentang Kerajaan Seribu Tahun.

A.4. Kelebihan dan Kekurangan Buku

A.4.1 Kelebihan Buku

Kelebihan buku ini adalah pembahasan secara singkat yang cukup


memudahkan bagi mahasiswa ataupun kalangan pelajar yang hendak
mempelajari Kitab-Kitab Perjanjian Baru secara awal atau pendalaman Alkitab
terkhususnya Perjanjian Baru dalam tahap permulaan. Adapun isi atau pokok
pembahasan masing-masing kitab sudah dijelaskan secara ringkas. Demikian
halnya dengan latar belakang penulisan, tahun serta alamat penulisan dari
masing-masing Kitab Injil maupun surat-surat yang ada.

A.4.2 Kelemahan Buku

Kelemahan dari buku ini adalah buku ini kurang cocok untuk
dipergunakan dalam pemahaman isi Alkitab tingkat atas khususnya bagi
Theolog-Theolog senior yang hendak menyelesaikan studi di tingkat Magister
maupun Doktoral Theologi karena memang buku ditujukan bagi mahasiswa
tingkat pertama.

A.5 Pendapat Pribadi Mengenai Buku Ini

Saya pribadi merasa buku ini sangat membantu dalam memahami isi
Perjanjian Baru dikarenakan saya pribadi juga sedang menyelesaikan studi sekolah
Tinggi Theologi di sebuah perguruan tinggi di Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai