Anda di halaman 1dari 325

DAFTAR ISI

1 Hal. 1

PENDAHULUAN

2 Hal. 3

LATAR BELAKANG DUNIA PERJANJIAN BARU

3 - Hal. 9

KANON PERJANJIAN BARU

4 - Hal. 11

KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

5 - Hal. 13

KITAB-KITAB INJIL

6 - Hal. 16

KEHIDUPAN TUHAN YESUS KRISTUS

7 - Hal. 20
KITAB INJIL MATIUS

8 - Hal. 23

KITAB INJIL MARKUS

9 - Hal. 27

KITAB INJIL LUKAS

10 - Hal. 31

KITAB INJIL YOHANES

11 - Hal. 35

KITAB KISAH PARA RASUL

12 - Hal. 38

SEJARAH GEREJA MULA-MULA

13 - Hal. 40

PELAYANAN RASUL PAULUS


14 - Hal. 43

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA

15 - Hal. 47

SURAT PERTAMA PAULUS KEPADA JEMAAT DI KORINTUS

16 - Hal. 52

SURAT KEDUA PAULUS KEPADA JEMAAT DI KORINTUS

17 - Hal. 55

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA

18 - Hal. 59

SURAT KIRIMAN KEPADA JEMAAT DI EFESUS

19 - Hal. 62

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI

20 - Hal. 65

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI KOLOSE


21 - Hal. 69

SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA

22 - Hal. 72

SURAT PAULUS KEDUA KEPADA JEMAT DI TESALONIKA

23 - Hal. 74

SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA TIMOTIUS

24 - Hal. 78

SURAT PAULUS KEDUA KEPADA TIMOTIUS

25 - Hal. 80

SURAT PAULUS KEPADA TITUS

26 - Hal. 83

SURAT PAULUS KEPADA FILEMON

27 - Hal. 85
SURAT-SURAT KIRIMAN LAIN (Umum)

28 - Hal. 87

SURAT KIRIMAN IBRANI

29 - Hal. 91

SURAT KIRIMAN YAKOBUS

30 - Hal. 94

SURAT KIRIMAN PETRUS PERTAMA

31 - Hal. 98

SURAT KIRIMAN PETRUS KEDUA

32 - Hal. 101

SURAT KIRIMAN YOHANES PERTAMA

33 - Hal. 104

SURAT KIRIMAN YOHANES KEDUA

34 - Hal. 106
SURAT KIRIMAN YOHANES KETIGA

35 - Hal. 108

SURAT KIRIMAN YUDAS

36 - Hal. 110

KITAB WAHYU

PENDAHULUAN

A. ILMU PENGETAHUAN DAN PEMBIMBING PERJANJIAN BARU

Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar PB, adalah bagian
dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19. Sumbangsih ilmu ini
sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita
menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.

1. Latar Belakang

Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat?
Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang
pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan
budaya antara jaman PB dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang
cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan
dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.

2. Definisi

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan PB adalah ilmu yang
menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman Perjanjian Baru, yaitu
jaman ketika Tuhan Yesus dan Rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar
belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat
penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-
kitab PB.

3. Tujuan

Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB adalah untuk mendapatkan informasi
tentang latar belakang dunia PB dan penulisan kitab-kitab PB sehingga dapat memperkaya wawasan
kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman
Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab PB.

B. PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUAN DAN PEMBIMBING PB

Drs. M.E. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini
menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Ilmu Pembimbing Khusus

Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab PB satu persatu, dengan mengajukan serentetan
pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:

Siapakah penulis kitab tsb.?

Kapankah dan dimanakah kitab tsb. ditulis?


Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tsb. ditu-lis?

2. Ilmu Pembimbing Umum

Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk didalamnya adalah
Ilmu Salinan (textual criticism) dan Kanonisasi.

C. PEMBAGIAN KITAB-KITAB DALAM PERJANJIAN BARU

Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3
bagian, yaitu:

1. Kitab-kitab Sejarah: 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul

2. Kitab Surat-Surat:

a. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani

b. 7 Surat-surat Am (Umum)

3. Kitab Eskatologi: Kitab Wahyu

Tugas Baca:

M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 12-15, 41-42)


2

LATAR BELAKANG DUNIA PERJANJIAN BARU

A. MASA PERALIHAN: MASA SESUDAH PL DAN SEBELUM PB

Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah
tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru
menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam Allah bekerja dibalik sejarah
umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.

Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental
yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil
peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan
tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:

1. Bangsa Yahudi/Ibrani

Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat
pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi
tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud
baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh
dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa
Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme
dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk
melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

2. Bangsa Yunani
Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan
seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar,
karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan
keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat
dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan
benar dan akurat.

3. Bangsa Romawi

Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai
sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat
diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada
banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun
filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB.

C. DUNIA PERJANJIAN BARU

1. Latar Belakang Politik

Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney
dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara
Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat
di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265
SM.

Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:

Agustus (27SM 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar
Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina.

Tiberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.


Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen
mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.

Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus
mati syahid pada masa pemerintahannya.

Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan
Bait Allah.

Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen.
Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.

Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 SM. Kisah
dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37SM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah
Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang
ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin
oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri.

[Lihat: Kis. 13:7; 18:12; Mat. 27:11]

Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri.
Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan
kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.

2. Latar Belakang Sosial

Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena
merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas
penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan
wiraswastawan kecil lainnya.

Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas
menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
3. Latar Belakang Ekonomi

Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi
sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari,
misalnya bejana kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barag-ng-barang mahal adalah hasil
import negara lain.

a. Mata uang

Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu
dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi
diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang
berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

b. Arus perjalanan

Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem
jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.

c. Arus perdagangan

Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah
satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang
banyak didatangkan adalah biji-bijian.

4. Latar Belakang Budaya

Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan


mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani.
a. Ilmu Pengetahuan

Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum, ilmu
bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur adalah yang paling maju pesat. Banyak dibangun
jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan patung-patung. Ilmu perbintangan banyak
dinikmati masyarakat.

b. Hiburan

Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik untuk menghibur kaum


jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum ningrat (kaya) adalah
pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukkan.

c. Bahasa

Bahasa yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi (Ibrani), masing-masing
bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang berbeda.

d. Sistem pendidikan

Sistem Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat Yahudi ataupun non-Yahudi.
Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan
terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya dan agama
nenek moyang. Ketika ada di tanah Pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah
Sinagoge.

5. Latar Belakang Agama

Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak
berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya.
Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda.
Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di
lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen.

Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib.
Namun inipun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka.

Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai
karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada
pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, , Stoicisme, Skeptisisme dll.

D. YUDAISME

Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena
dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang
mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB
dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama
Yahudi.

1. Latar Belakang

Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada
panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.

Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora)
yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah
kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai
merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.

Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir,
bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar
betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu
mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang
berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan
dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah
Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini
bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi
akhirnya badan ini diganti dengan dewan sanhedrin.

[Lihat: Dan. 1:5-8; 3:4-7: Ezr. 7:1-6]

2. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem

Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomon)
adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan
ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka
dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah
Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah
dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka
yang baru.

Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di
tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal
di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah
sinagoge-sinagoge di kota-kota dimana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang
Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih
kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa,
membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur
soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme.

[Lihat: Maz. 137: 1-5]

3. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge

Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya
Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Di setiap kota
besar dimana ada kelompok orang Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga
menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk
belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini
sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya,
sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.

Pemimpin sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari antara penatua berdasarkan
hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu
perkara dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut hazzan. Tugasnya
menjaga dan memelihara bangunan dan jgua harta benda yang ada di sinagoge.

Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah
meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk
jemaat.

[Lihat: Mar. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.]

4. Bentuk ibadah

Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sbb.:

a. Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4, 5).

Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut berakot ("Diberkatilah....").

b. Pembacaan doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati).

c. Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi).

d. Kemudian diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.

e. Kebaktian diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam.


Bentuk/tata cara ibadah sinagoge ini juga diikuti oleh gereja abad pertama.

5. Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme

Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam
penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:

a. Kaum Parisi

Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak
pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum
lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.
Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak
dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada
juga yang sungguh-sungguh.

[Lihat: Mat. 23:13-15]

b. Kaum Saduki

Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat
berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di
Yerusalem.

Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan
dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya
pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat.

[Lihat: 2 Sam. 15:24-29; Kis. 23:8]

c. Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka
percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering
mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi.

[Lihat: Kis. 5:37; Mar. 12:14]

d. Kaum Eseni

Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi
keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.
Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak
ada bukti kuat.

e. Kaum Helenis

Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi
telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat
Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

6. Hari-hari Raya Yahudi

Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan
perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel.
Hari-hari Raya tsb. antara lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta,
Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan
berdasarkan aturan dalam Hukum Muda. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan
Hari Raya Meniup Serunai, Hari Raya Purin.

Tugas Baca:

J.I. Packer, dkk. Dunia Perjanjian Baru - (Hal. 3-10. 59-64. 84, 88-89, 91-92)
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 1-7)

Walter M.Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 7-11)

Merrill C. Tenny, Survei Perjanjian Baru (Hal. 24-30, 60-63, 67-68, 113-123)

John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 7-38)

KANON PERJANJIAN BARU

Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil
inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah PB yang akhirnya
diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa
peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

A. PENGERTIAN KANON

Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian buluh dalam
kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang
tongkat/kayu pengukur atau penggaris.

Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai untuk menunjuk
kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66
kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan
sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan
mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.

B. SEJARAH KANON PB

Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh para Rasul Tuhan
dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para Rasul sangat dibutuhkan
mengingat bahwa merekalah pada saksi mata yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus
Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada
mereka. Selama thn. 100 200 M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh
sidang-sidang jemaat dan kemudian di teruskan oleh gereja-gereja generasi berikutnya.

C. DAFTAR KANON PB

Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

1. Daftar Marcion

Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama
Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh
Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang
dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:

Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)

8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia),
Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.

2. Daftar Muratori
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada
akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:

Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.

9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.

2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).

3. Konsili Hippo (393M) dan Konsili Kartago (397M)

Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab PB yang kita pakai sekarang.
Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai yang diinspirasikan
oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tsb. telah umum digunakan oleh gereja-
gereja saat itu.

D. INJIL DAN KISAH PARA RASUL

Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi
dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun 115M, Ignatius
mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-Injil.

Sekitar tahun 170M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita
yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk yang disukai
banyak orang.

Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata
bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia
berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang
penyangga gereja.
Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga
(Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan kitab yang sentral, menjadi
penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

Tugas Baca:

F.F. Bruce, Dokumen-dokumen Perjanjian Baru (Hal. 17-24)

John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 183-187)

KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

A. NAMA

Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau
covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya
sekedar janji.

Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau wasiat terakhir,
yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu
makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud
persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.
B. I S I

Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang diwujudkan dalam
catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku,
yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali
Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sbb.:

1. Buku-buku yang berisi sejarah:

Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan tentang kehidupan
dan kematian Yesus dan riwayat para pengikutNya setelah Yesus diangkat ke surga.

2. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin:

Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu khususnya ditujukan
kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup
Kristen.

3. Buku yang berisi nubuat:

Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan
dan pengalaman supranatural.

C. SUSUNAN KITAB-KITAB PB

27 Kitab yang ada dalam Alkitab PB disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis, melainkan
berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya. Susunan tsb.
adalah sbb.:

Jenis Judul Penulis


-----------------------------------------------------------------------------------------------

Kitab Sejarah Matius Matius

Markus Markus

Lukas Lukas

Yohanes Yohanes

Kisah Para Rasul Lukas

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Surat Kiriman Roma

I Korintus

II Korintus

Galatia

Efesus

Filipi

Kolose Paulus

I Tesalonika

II Tesalonika

I Timotius

II Timotius

Titus

Filemon

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Surat Kiriman Ibrani Anonim

Yakobus Yakobus

I Petrus Petrus

II Petrus Petrus

I Yohanes Yohanes

II Yohanes Yohanes
III Yohanes Yohanes

Yudas Yudas

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes

D. PERIODE PB

Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia penulisannya,
tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi
menjadi 3 periode waktu:

1. Periode Kelahiran (5 SM 30 M)

Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil.

2. Periode Perkembangan (30 M 60 M)

Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat non-Yahudi.

3. Periode Pemantapan (60 M 100)

Masa ini (60-100M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para Rasul dan juga
kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

Tugas Baca:

Tenny, Merrill C., Survei Perjanjian Baru (Hal. 159-160, 164)


Walter M.Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 13-15)

KITAB-KITAB INJIL

A. ASAL USUL INJIL

1. Pengertian/Definisi:

Kata Injil dalam bahasa Yunani adalah euanggelion, artinya Kabar Baik. Kabar Baik tentang Yesus
Kristus telah ditulis oleh keempat penulis Injil dan mereka mengakui bahwa Yesuslah Tuhan, Anak
Allah dan Mesias yang dijanjikan dalam PL dan yang telah mengubah hidup mereka menjadi ciptaan
baru.

2. Isi Kitab-Kitab Injil

Dari maksud yang disebutkan oleh masing-masing penulis kitab-kitab Injil, dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa kitab-kitab Injil mempunyai implikasi, yaitu:

Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang ditulis oleh Tuhan Yesus sendiri, tetapi oleh murid dan
pengikutNya.

Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang berisikan "biografi" lengkap Tuhan Yesus, tetapi kisah
selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus Kristus selama kira-kira 3 tahun saja.
Isi pemberitaan kitab-kitab Injil berhubungan erat dengan teologia sang penulis, yang secara khusus
sangat berguna untuk Jemaat Gereja Mula-mula, karena memberikan penyataan-penyataan besar
dan definitif tentang diri Tuhan Yesus dan hubungannya dengan Allah.

Isi kitab-kitab Injil itu sesuai dengan tujuan masing-masing penulisnya. Oleh karena itu sangat
penting untuk mempelajari secara saksama latar belakang penulisnya untuk dapat mengerti isi Injil
dengan tepat.

B. INJIL-INJIL SINOPTIK

Istilah "Sinoptik" berarti "melihat dari sudut pandang yang sama". Dalam hal ini Kitab-kitab Injil yang
dimaksud adalah Injil Matius, Markus, dan Lukas. Sedangkan yang disebut sebagai "masalah
sinoptik" adalah masalah yang muncul sehubungan dengan sumber apa yang dipakai oleh ketiga
Injil; apakah sumber yang dipakai sama? Kalau betul sama, mengapa mereka membuat 3 kesaksian
yang berbeda? Jawaban terhadap "masalah sinoptik" ini adalah:

1. Injil Matius ditulis lebih dahulu

Dari maksud yang disebutkan oleh masing-masing penulis kitab-kitab Injil, dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa kitab-kitab Injil mempunyai implikasi, yaitu:

Agustinus, pada abad ke 4, berpendapat bahwa Matius menulis lebih dahulu, lalu Markus membuat
ringkasannya dan Lukas menulis berdasarkan Matius dan Markus. Masalah yang timbul dengan
pendapat ini:

Markus tidak menuliskan inti pemberitaan dengan proporsional yang baik.

Bahasa yang dipakai Markus memiliki kualitas lebih rendah dari pada Matius dan Lukas.

2. Injil Markus ditulis lebih dahulu


Lebih banyak ahli kritik sastra Alkitab yang menerima pendapat bahwa Markus telah ditulis terlebih
dahulu dan menjadi sumber bagi Matius dan Lukas. Hal ini terlihat dari:

a. Pemakaian kata-kata

Setengah kosakata yang dipakai Markus terdapat dalam Matius dan Lukas; tetapi ada bagian yang
sama yang hanya ada di Matius dan Lukas.

b. Urutan

Matius, Markus dan Lukas memakai urutan peristiwa dan garis besar yang sama dalam penyusunan
tulisannya.

c. Isi

606 ayat dari 661 ayat dalam Markus ada di Matius (1060); dan 350 ayat dari Markus ada di Lukas
(1150). Kalau Matius dan Lukas dibandingkan maka ada 250 ayat yang sama, tapi tidak ada dalam
Markus.

d. Gaya bahasa

Markus memakai bhs. Yunani yang lebih rendah kualitasnya daripada Matius dan Lukas. Juga Markus
memakai beberapa bhs. Aram ditulisannya.

3. Teori Lain

Beberapa Ahli kritik sastra Alkitab menawarkan teori lain yaitu dengan membedakan sumber-
sumber Injil Sinoptik menjadi 4 sumber, yaitu:

a. Markus
Tulisan Markus ditulis di Roma (+60M).

b. Q (Quelle - sumber)

Tulisan Q ditulis di Antiokia (+50M), yang berisi kumpulan ajaran Yesus; sumber yang tidak
digunakan oleh Markus, tapi digunakan oleh Matius dan Lukas.

c. M

Tulisan M ditulis di Yerusalem (+65M), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Matius tetapi tidak
oleh Markus maupun Lukas.

d. L

Tulisan L ditulis di Kaisarea (+60), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Lukas dan tidak oleh
Markus maupun Matius.

Jadi hasilnya disimpulkan oleh Drs. B.E. Drewes, M.Th. sbb.:

Matius = memakai bahan Markus + Q + M (dan bahan dari penginjil sendiri)

Matius, yang terdiri dari 1060 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

kurang dari separo (47%) berasal dari Markus,

kurang dari seperempat (23%) berasal dari Q.

dan sisanya (30%) dari M (dan penginjil).


Lukas = bahan Markus + Q + L (dan bahan dari penginjil sendiri)

Lukas, terdiri dari 1150 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

kurang dari sepertiga (28%) berasal dari Markus,

kurang dari seperempat (21%) berasal dari Q,

dan separo dari Injil itu (51%) berasal dari L (dan penginjil)."

M Markus Q L

MATIUS LUKAS

C. PERBANDINGAN PELAYANAN TUHAN YESUS DALAM EMPAT INJIL


Peristiwa Matius Markus Lukas Yohanes

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Inkarnasi 1:1-5

Kelahiran dan masa kecilNya 1,2 1,2

Yohanes Pembaptis 3:1-12 1:1-8 3:1-20 1:6-34

Pembaptisan Yesus 3:13-17 1:9-11 3:21-22

PencobaanNya 4:1-11 1:12-13 4:1-13

MujizatNya yang pertama 2:1-11

PelayananNya yang di Yudea 2:13-4:3

KunjunganNya ke Samaria 4:4-42

PelayananNya di Galilea 4:12-18:35 1:14-9:50 4:14-9:50 4:43-54

6:1-71

KunjunganNya ke Yerusalem 5:1-47


PelayananNya di Perea dan Yudea 19-20 10 9:51-19:27 7:1-11:57

Peritiwa minggu terakhir 21-27 11-15 19:28-23:56 12-19

Sesudah kebangkitan 28 16 24 20-21

Tugas Baca:

John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 184, 191)

Merrill C. Tenny, Survei Perjanjian Baru (Hal. 171-172)

Drs. B.E. Drewes, M.Th., Satu Injil Tiga Pekabar (Hal. 12-17)

KEHIDUPAN TUHAN YESUS KRISTUS

Dari keterangan yang didapatkan dalam kitab-kitab Injil, dan juga tulisan sejarahwan Yahudi, F.
Yosefus, dan cerita-cerita tradisi yang beredar pada jaman itu, maka kehidupan Tuhan Yesus bisa
diringkaskan sbb.:
A. PENDAHULUAN

1. Silsilah Tuhan Yesus

Injil Matius (1:1-17) memberikan urutan kronologis silsilah Tuhan Yesus, dengan jelas terlihat bahwa
secara biologis Tuhan Yesus adalah keturunan raja Daud, tepat seperti apa yang dinubuatkan dalam
Yes. 11:1; Yer. 23:5.

2. Tahun Kelahiran Tuhan Yesus

Tahun kelahiran Tuhan Yesus dapat diketahui dengan berbagai cara, yaitu baik dari data-data
ekternal atau juga dengan melihat data dari Alkitab sendiri:

a. Data Matius 2:1

Karena Herodes Agung mati pada tahun 4 SM, maka dapat dipastikan bahwa Yesus lahir sebelum
4SM.

b. Data Lukas 2:1-2

Data di luar Alkitab (Yosefus) membenarkan bahwa memang pernah ada sensus yang
diselenggarakan pada permulaan tarikh Masehi. Dan ada seorang yang bernama Kirenius yang
dikirim ke Siria dan Yudea untuk tugas itu. Tetapi kalau itu benar, maka tahun kelahiran Yesus adalah
sekitar tahun 6 - 7 M.

c. Data Lukas 3:1

Tiberius menjadi penguasa kekaisaran Roma pada tahun 14 M, tahun ke-15 adalah tahun 28 M.
Tetapi menurut data diketahui bahwa Tiberius sudah memegang kekuasaan tiga tahun sebelumnya.
Sehingga bisa disimpulkan pada tahun 25-26 M, Tuhan Yesus berumur 30 tahun. Jadi kelahirannya
antara 5-4 SM, yaitu sebelum Herodes meninggal.
3. Masa Muda Tuhan Yesus

Tidak banyak data yang bisa dikumpulkan tentang masa kanak-kanak Yesus. Tapi dari Injil Lukas dan
latar belakang tradisi Yahudi, dapat disimpulkan bahwa:

Keluarga Yesus mengikuti tradisi Yahudi, Yesus disunat pada hari yang ke delapan (Luk. 2:21). Untuk
itu Ia dibawa ke Bait Suci untuk mengesahkan sunatNya. Ia juga "ditebus" dengan membayar
persembahan sebanyak 5 syikal (sepasang burung tekukur dan 2 anak burung merpati). Dan untuk
pentahiranNya, Maria memberikan kurban untuk orang miskin (Luk. 2:24).

Karena ancaman kekejaman raja Herodes Agung yang ketakutan karena berita yang di bawa orang
Majus, bahwa telah lahir "Raja orang Yahudi", maka oleh mimpi, Yusuf dituntun untuk membawa
keluarganya meninggalkan Betlehem dan mengungsi ke Mesir (Mat. 2:14). Setelah Herodes mati,
barulah mereka kembali. Tetapi karena anak raja Herodes (Arkhelaus) masih memerintah di Yudea,
dan karena tuntunan mimpi, maka akhirnya mereka menetap di Nazaret (Mat. 2:19-23).

Yusuf adalah seorang tukang kayu. Profesi pekerjaan masyarakat biasa yang dapat ditemui di kota
kecil Nazaret. Jadi dapat dipastikan Yesus juga mempunyai ketrampilan seperti ayahnya. Tapi yang
jelas kita ketahui bahwa keluarga Yusuf tidaklah tergolong kaya, malah dapat dikatakan miskin.

Walaupun Yesus tidak berasal dari keluarga kaya, tapi terlihat bahwa Yesus mempunyai pendidikan
yang cukup baik. Bahkan ia dapat membaca bahasa Ibrani (Luk. 4:16-20).

Karena dibesarkan di daerah Galilea, dimana banyak tinggal orang-orang bukan Yahudi, Yesus
kemungkinan besar dapat berbicara 3 bahasa (Aram, Yunani, Ibrani).

Satu-satunya data tentang masa muda Yesus adalah ditemukan dalam Lukas 2:40-52, yaitu pada
waktu Yesus berusia 12 tahun, ketika Ia mengunjungi Bait Allah. PengetahuanNya tentang PL sangat
mencengangkan para ahli Taurat.

4. Tuhan Yesus Dibaptis


Pada umur 30 tahun Tuhan Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis. Yohanes pertama
menolak, karena baptisan Yohanes adalah baptisan untuk pertobatan dosa. Namun Yesus mau
merendahkan diri untuk sama seperti manusia berdosa (meskipun Ia tidak berdosa) dan mau
memikul dosa umat manusia, karena itulah yang dikehendaki Allah Bapa (Mat. 3:15). Kalau
dibandingkan dengan Mark. 11:38, maka baptisan Yesus ini juga merupakan permulaan jalan salib
yang akan dilaluiNya.

Kata-kata yang diserukan oleh Bapa pada waktu pembaptisan (Mrk. 1:11) merupakan pendobrakkan
terhadap konsep eskatologi Yudaisme tentang Mesias. Setelah peristiwa baptisan yang sangat
menguatkan ini, Yesus dibawa oleh Roh untuk dicobai oleh iblis.

B. PELAYANAN TUHAN YESUS

1. Pelayanan di Yudea

Pelayanan awal Tuhan Yesus dilakukan pertama di daerah Yudea. Hanya Injil Yohanes saja yang
memberikan kesaksian tentang pelayanan Tuhan yang pertama-tama, khususnya tentang
hubunganNya dengan Yohanes Pembaptis. Di Betani Tuhan Yesus memilih 5 murid-muridNya yang
pertama. Lalu Yesus ke Kana (daerah Galilea) dan membuat mujizatNya yang pertama. Lalu ke
Kapernaum dan Yerusalem untuk perayaan Paskah. Di sini Yesus mulai menunjukkan
kewibawaanNya dengan membersihkan Bait Suci. Untuk beberapa saat Yesus melayani di Yerusalem.
Percakapan dengan Nikodemus juga terjadi pada saat itu. Pemenjaraan Yohanes Pembaptis,
mendorong Yesus pergi ke daerah Galilea. Dalam perjalanan ke sana Yesus sempat berbicara kepada
perempuan di Samaria.

2. Pelayanan di Galilea

Kapernaum sering disebut sebagai markas pelayananNya. Selain mengajar di sinagoge-sinagoge pada
hari Sabat, Tuhan Yesus sering dijumpai membuat mujizat dan menyembuhkan orang sakit, sehingga
membuatNya sangat populer, khususnya dikalangan rakyat jelata. Namun demikian, sikap
permusuhan orang Farisi dan ahli Taurat juga semakin kelihatan jelas. Pemilihan ke 12 murid
memulai babak baru pelayanan misi Yesus. Pelayanan Yesus menjadi semakin luas dan banyak orang
mengikut Yesus, baik untuk motivasi yang benar maupun salah, karena mereka melihat kuasa yang
luar biasa melalui mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus dan juga pengajaranNya.
Pada akhir pelayananNya di Galilea Yesus mulai banyak mengkonsentrasikan diri kepada 12 murid-
muridNya. Dan karena semakin keras para ahli Taurat dan Farisi melawan pelayanan Yesus
(termasuk usaha untuk menangkap Dia), maka mulailah Yesus mengundurkan diri dari penampilan
secara umum. Mereka tidak berhasil mencelakai Yesus karena waktuNya belum sampai.

3. Pelayanan di Daerah Perea

70 orang diutus oleh Yesus untuk pergi ke seluruh kota Israel memberitakan tentang "Kerajaan
Allah". Yesus masih tetap mengajar dan membuat banyak mujizat meskipun banyak tantangan.
Yesus semakin melihat bahwa waktu kesengsaraan akan segera datang sehingga Ia banyak berbicara
tentang kesengsaraan dan kematianNya kepada murid-muridNya.

4. Minggu terakhir dan Kematian Yesus

Persiapan kematianNya didahului dengan peristiwa-peristiwa berikut ini: pengurapan dengan


minyak Narwastu oleh Maria, Yesus ke Yerusalem dan disambut dengan sorakan "Hosana",
perjamuan malam dan mencuci kaki murid-muridNya. Sebelum peristiwa perjamuan makan malam
terakhir, (pada hari Paskah) Yudas telah terlebih dahulu menghianati Yesus dengan menjualNya
kepada pihak Sanhedrin seharga 40 keping perak (harga seorang budak pada jaman itu). Pada saat
Yesus ada di taman Getsemani, berdoa, para prajurit menangkap Yesus dengan bantuan Yudas.

Proses pengadilan Yesus dilaksanakan dengan sangat tidak adil, karena walaupun tidak ditemukan
satu kesalahan pun Yesus tetap dijatuhi hukuman mati. Yesus disalib pada pukul 9 pagi, hari Jumat.
Menjelang petang Yesus mati. TubuhNya diambil dan dikuburkan oleh Yusuf Arimatea dan
Nikodemus.

5. Kebangkitan Yesus

Pada hari yang "ketiga" (Minggu), Yesus bangkit dari kematian. Para wanita yang akan memberi
rempah-rempah menemukan kubur kosong. Setelah kebangkitanNya, Yesus masih melayani murid-
muridNya, yaitu dengan menguatkan dan menghibur mereka serta memberikan perintahNya yang
terakhir, yang dikenal sebagai Amanat Agung Yesus Kristus.

C. GELAR-GELAR TUHAN YESUS


1. Anak Manusia

Gelar yang hanya diberikan kepada Tuhan Yesus. Gelar yang memberikan konsep baru yang tidak
sama dengan konsep Mesias Yudaisme.

Mat. 9:6; 10:23; 11:19

2. Mesias

Gelar yang mempunyai makna yang sama dengan Kristus, yang dalam bahasa Ibraninya berarti "Yang
diurapi"

Kis. 4:27; 10:38; Mrk. 9:41:14:61-62

3. Anak Allah

Gelar yang menunjukkan keAllahanNya, sebagai Oknum kedua dari Allah Tritunggal.

Mat. 4:3, 6; 16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49

4. Tuhan

Gelar yang diasa dipakai untuk menunjukkan pemilikan ("Tuan"), tetapi kadang juga dipakai untuk
menunjukkan keAllahan.

Mrk. 12:36-37; Luk. 2:11; Mat. 7:22

D. JABATAN-JABATAN TUHAN YESUS


1. Sebagai Nabi

PL memberikan nubuatan, bahwa Allah akan memberikan Nabi besar yang akan membawa Firman
Allah secara utuh kepada umatNya (Ul. 18:15), Yesuslah Nabi yang dinubuatkan itu (Kis. 3:22).

2. Sebagai Imam

Imam adalah seorang yang dipilih Allah untuk mewakili manusia bertemu dengan Allah, khususnya
untuk mempersembahkan korban sebagai "pendamaian". Yesus sendirilah yang telah menjadi
Kurban Pendamaian antara manusia dengan Allah (Ibr. 7:25; 9:24).

3. Sebagai Raja

Yesus telah memerintah dan berkuasa atas segala sesuatu atas nama jemaatNya karena Ia adalah
"kepala" jemaat (Ef. 1:22), Ia juga telah menang melawan kuasa si Jahat (I Kor. 15:24-28) sehingga Ia
berkuasa atasnya selama-lamanya.

Tidak mungkin kita dapat melihat seluruh kehidupan, pelayanan dan pengajaran Tuhan Yesus secara
lengkap dalam salah satu Injil saja. Hal ini jelas terlihat dari pengakuan dari penulis Injil sendiri
bahwa ada banyak hal yang belum/tidak mereka catat dalam Injil mereka (Yoh. 20:30). Namun
demikian pengajaran penting yang Yesus ajarkan selama di dunia telah secara lengkap dicatat oleh
keempat Injil. Oleh karena itu untuk melihat secara lengkap sangat penting jika kita melihat keempat
Injil secara bersamaan.

Tugas Baca:

Packer, J.I., dkk. Dunia Perjanjian Baru (Hal. 14-19, 28-29, 127-141, 144-146)
John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 54-61)

Tenny, Merrill C., Survei Perjanjian Baru (Hal. 252-257)

KITAB INJIL MATIUS

A. PENULIS - Matius

Ada banyak nama "Matius" dalam kitab PB, tapi Matius yang dikenal sebagai penulis Injil Matius
adalah bekas pemungut cukai, anak Alfeus yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya seperti
tertulis dalam Mat. 9:9; 10:3; Mar. 2:14; Luk. 5:27. Dan oleh Markus dan Lukas ia disebut sebagai
seorang Lewi.

Pemungut cukai adalah pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, yang biasa dilakukan dengan
jalan memeras, karena ia memungut uang pajak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Dan
dari situlah pemungut cukai mendapatkan uang untuk hidupnya. Itu sebabnya Matius pada mulanya
tidak disukai oleh orang-orang Yahudi (Mat. 9:9-13; Mar. 2:14-17; Luk. 5:27-32).

Walaupun biasanya ahli kritik Alkitab mempercayai dan mengikuti tradisi dari Bapak-bapak Gereja
(Papias, Ireneus, Eusibius) bahwa penulis Injil ini adalah Matius anak Alfeus, tapi sekarang,
berdasarkan beberapa pengamatan tentang masalah sumber-sumber Injil Sinoptik, ada keraguan
khususnya sehubungan dengan sumber yang dipakai Matius; kalau memang Matius Alfeus mengapa
ia harus mengandalkan orang lain (Markus) yang bukan saksi mata/murid Tuhan dalam menuliskan
bukunya.
Hal lain yang menjadi keraguan adalah, Matius, sebagai seorang pemungut cukai, pasti bergaul
banyak dengan orang-orang non-Yahudi, tetapi jelas terlihat dari isinya Injil Matius ditujukan kepada
orang-orang Yahudi, sehingga menjadi pertanyaan apakah mungkin ada Matius yang lain.
Perdebatan tentang penulis Injil ini masih berlangsung terus, tetapi pendapat berikut ini masih
memberikan dukungan yang kuat dalam perdebatan:

Matius telah mengikuti Yesus selama tiga tahun, sehingga pengalaman dan pengenalannya terhadap
Yesus pastilah cukup banyak.

Latar belakang Matius sebagai seorang yang cukup berpendidikan memungkinkan hasil penulisan
yang sistematis seperti Injil Matius ini.

Kalau Matius bukan penulis Injil Matius tapi ada orang lain yang memakai namanya, maka sulit
diterima karena Matius bukanlah rasul yang terkenal, sehingga tidak ada alasan untuk melakukan hal
itu.

Matius adalah seorang Yahudi, tetapi keterbukaannya dalam mengungkapkan tentang kegagalan
Israel dan para pemimpin agamanya (Mat. 23:1-36) dan juga berita-berita misinya kepada bangsa-
bangsa lain (Mat. 28:16-20), memberikan indikasi bahwa Matius mengenal dunia non-Yahudi dengan
baik.

B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

Tidak diketahui secara tepat kapan Injil Matius ini ditulis. Tapi diperkirakan bahwa Matius
menulisnya sebelum tahun penganiayaan orang Kristen di Yerusalem (50M), karena kebutuhan akan
Injil tertulis belum muncul pada saat rasul-rasul masih hidup. Juga pasti sebelum tahun 70 M, karena
Matius sama sekali tidak menyinggung-nyinggung tentang kehancuran Yerusalem dalam tulisannya.

Namun ada juga pendapat yang memperkirakan tahun penulisan Injil ini adalah setelah tahun 70M,
khususnya kalau menafsirkan Mat. 22:7; 24:3-28, sebagai bahan yang mengacu pada peristiwa
jatuhnya Yerusalem.

Tempat penulisannya juga merupakan perkiraan, yaitu di Antiokia. Alasan untuk hal ini adalah
karena tulisan seperti Injil Matius ini banyak terdapat di antara jemaat Siria Yahudi.
C. PEMBACA/PENERIMA

Banyak istilah-istilah yang dipakai dalam Injil Matius yang hanya mungkin dimengerti oleh orang-
orang Yahudi, misalnya "Mesias", "Anak Daud", Kerajaan Surga, dll. Juga dari isinya yang banyak
mengutip PL tentang penggenapan nubuatan Mesias, jelas terlihat bahwa penulis menujukan Injil ini
untuk orang-orang yang sudah mengenal kitab Perjanjian Lama. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan Matius juga menujukan ini kepada orang non-Yahudi, karena ada berita misi "kabar
baik" kepada bangsa-bangsa lain.

D. TUJUAN PENULISAN

Memberikan banyak penekanan pada berita Mesianik dengan memberikan banyak catatan tentang
penggenapan nubuatan PL dalam diri Yesus Kristus (60 kali). Oleh karena itu pernyataan bahwa
"Yesuslah Sang Mesias yang dijanjikan dalam PL" menjadi tujuan utama dari pemberitaan Injil Matius
ini. Di dalam Dialah (yang menjadi RAJA) "Kerajaan Allah itu telah datang."

E. TEMA UTAMA

1. Injil Kerajaan

Matius mengungkapkan secara jelas bahwa kedatangan Mesias adalah untuk menggenapkan
nubatan nabi-nabi PL. Hal ini ditunjukkan melalui pengajaran dan perkataan Tuhan Yesus yang
dicatat oleh Matius. Istilah Kerajaan Surga berulang-ulang kali disebutkan dengan maksud
menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja dan Kerajaan-Nya akan nyata di antara bangsa-bangsa.

2. Pasal-pasal penting dalam Injil Matius

Dari beberapa pengamatan terhadap isinya, dapat dilihat bahwa Matius menyusun Injil ini dengan
sangat sistematis kedalam 5 bagian penting, hal ini khususnya terlihat karena setiap bagian diakhiri
dengan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini...." (Mat. 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1).

a. Kotbah di Bukit (pasal 5-7) - menggenapi hukum.


b. Pengajaran kepada 12 MuridNya (pasal 10) - pelimpahan kekuasaan.

c. Perumpamaan tentang "Kerajaan" (pasal 13) - sudah dan akan datang.

d. Kehidupan dalam "Kerajaan" (pasal 18) - dalam "jemaat" (ekklesia)

e. Akhir Zaman (pasal 24-25) - berjaga-jaga

F. CATATAN

1. Bahasa Asli

Hal lain yang masih sering dimasalahkan adalah tentang bahasa asli yang dipakai Matius dalam
Injilnya. Dari catatan sejarah, Papias menulis bahwa Matius menuliskan Injil ini dalam bahasa Aram
kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh orang-orang masa itu secara serampangan
(sebisanya). Ireneus juga menuliskan bahwa Matius menulis sebuah Injil untuk orang Yahudi dalam
bahasa daerah mereka.

Pendapat kedua Bapak Gereja itu mendapat banyak tantangan karena hasil terjemahan yang
serampangan sulit bisa menghasilkan bahasa Yunani yang baik seperti yang terdapat dalam Injil
Matius sekarang. Dan kemungkinan besar bahasa Aram pada saat itu sudah tidak populer, bahkan
sudah tidak dipakai lagi.

2. Lain-lain

Unsur-unsur angka rupanya disukai oleh Matius, seperti misalnya 3 (untuk nilai Ilahi) dan 7 (untuk
nilai sempurna).

3. Bagian-bagian dalam Injil Matius yang tidak disebutkan dalam Injil lain
Penglihatan Yusuf (1:20-24)

Kunjungan orang-orang Majus (2:1-12)

Pelarian ke Mesir dan pembunuhan bayi-bayi (2:13-16)

Kematian Yudas (27:3-10)

Kebangkitan orang-orang kudus pada waktu Yesus disalibkan (27:52)

Dusta Mahkamah Agung dan pemberian suap kepada para penjaga (28:12-15)

10 perumpamaan (pasal 13; 18:23-35; 20:1-16; 21:28-32; 22:1-13; 25:1-30)

G. GARIS BESAR ISI INJIL MATIUS

I. Mat 1:1-4:11 Memperkenalkan Mesias

A. Mat 1:1-17 Silsilah Yahudi Yesus

B. Mat 1:18-2:23 Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir

C. Mat 3:1-12 Perintis Jalan Sang Mesias

D. Mat 3:13-17 Pembaptisan Sang Mesias

E. Mat 4:1-11 Pencobaan Sang Mesias


II. Mat 4:12-18:35 Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea

A. Mat 4:12-25 Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea

B. Mat 5:1-7:29 Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan

C. Mat 8:1-9:38 Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan

D. Mat 10:1-42 Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan

E. Mat 11:1-12:50 Kisahan II: Kehadiran Kerajaan

F. Mat 13:1-58 Ajaran tentang Rahasia Kerajaan

G. Mat 14:1-17:27 Kisahan III: Krisis Kerajaan

H. Mat 18:1-35 Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan

III. Mat 19:1-26:46 Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem

A. Mat 19:1-20:34 Perjalanan Yesus ke Yerusalem

B. Mat 21:1-26:46 Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem

1. Mat 21:1-22 Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah


2. Mat 21:23-22:46 Perdebatan dengan Orang Yahudi

3. Mat 23:1-39 Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi

4. Mat 24:1-25:46 Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan

5. Mat 26:1-16 Komplotan untuk Mengkhianati Yesus

6. Mat 26:17-30 Perjamuan Terakhir

7. Mat 26:31-46 Getsemani

IV. Mat 26:47-27:66 Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan

A. Mat 26:47-56 Yesus Ditangkap

B. Mat 26:57-27:26 Yesus Diadili

C. Mat 27:27-56 Yesus Disalibkan

D. Mat 27:57-66 Yesus Dikubur

V. Mat 28:1-20 Yesus Bangkit

A. Mat 28:1-10 Penemuan Luar Biasa Para Wanita

B. Mat 28:11-15 Saksi-Saksi Palsu


C. Mat 28:16-20 Amanat Tuhan yang Bangkit

Tugas Baca:

John Drane, Memahami PB - (Hal. 216-220)

Merrill C. Tenny, Survei PB - (Hal. 183-196)

Walter M. Dunnett, Pengantar PB - (Hal. 17-20)

Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam PB - (Hal. 49-56)

Ensiklopedia Masa Kini; Vol. 2 - (Hal. 37-40)

KITAB INJIL MARKUS

A. PENULIS - MARKUS

Selama dalam pelayanannya Tuhan Yesus dan murid-muridNya telah dibantu oleh sahabat-sahabat
seiman, baik itu berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di antara sahabat-sahabat
itu ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di Yerusalem, yang selalu membuka
rumahnya untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu adalah ibu Markus, penulis Injil
Markus. (Kis. 12:12)

Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, bisa diperkirakan telah mengenal banyak pelayan-
pelayan Tuhan, karena di antara mereka ada juga kakak sepupunya yaitu Barnabas, yang menjadi
salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kol. 4:10). Oleh karena itu meskipun Markus
bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tapi karena ia telah banyak bertemu dengan murid-
murid Tuhan Yesus, ia mengetahui banyak kesaksian dari para saksi mata.

Dalam hal ini terutama dengan Petrus (1 Pet. 5:13). Pernah Petrus menyebutnya sebagai 'anak'nya,
mungkin karena Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Pet. 5:13). Ketika bersama-sama
dengan Petrus inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi paling banyak tentang segala
sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus.Banyak pendapat yang mendukung bahwa
hubungan Markus dan Petrus tidaklah sekedar hubungan rekan sekerja tetapi juga teman seiman
yang dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya yang bersifat agak pribadi (Mar. 1:14-20;
1:29-34).

Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya bersama-sama
ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kis. 12:25; 13:5). Tapi Markus juga pernah
mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan kembali ke kota
asalnya Yerusalem (Kis. 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini, yaitu karena Markus
berasal dari keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal inilah juga yang menjadi
sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus menolak untuk membawa Markus
serta dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas tetap bertekad membawa Markus (Kis.
15:38), sehingga menyebabkan Paulus berpisah dengan Barnabas.

Namun demikian, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan disebut-sebut
sebagai seorang penolong yang baik oleh Paulus (Kol. 4:10-11; 2 Tim. 4:11; Fil. 24). Dari suratnya
kepada Timotius, kita ketahui mungkin Markuslah orang terakhir yang melihat Paulus hidup.

Meskipun tidak ada kepastian tentang Markus sebagai penulis Injil, tapi yang jelas penulis Injil
Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid-murid Yesus dan mengikuti pengajaran
mereka secara langsung. Dan ia pastilah juga telah ikut ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan
termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain.

B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Penentuan tahun penulisan Injil Markus tidaklah mudah karena adanya beberapa pertentangan
pendapat dari para Bapak Gereja.

Papias, Klemens dari Aleksandria dan Origen setuju bahwa Markus menulis Injil Markus berdasarkan
pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak Markus untuk menuliskan
pengajaran Petrus. Kalau hal ini benar maka tahun penulisan adalah berkisar sebelum tahun 60 M.

Tetapi, Ireneus berpendapat lain yaitu Markus menuliskan sesudah kematian baik Petrus maupun
Paulus. Maka tahun penulisannya antara tahun 65 - 68M.

Tapi kalau dilihat dari bukti dalam Injil itu sendiri, maka mungkin dapat dilihat dari keterangan
Markus tentang penganiayaan dan kesengsaraan yang disebut dalam Injilnya (Mar. 8:34-38; 10:33-
34, 45; 13:8-13). Jika hal ini benar maka tahun 60-70M adalah cocok, sekitar pemerintahan kaisar
Nero.

Tapi kalau keterangan dalam Mar. 13:1-37 menunjuk kepada hancurnya Yerusalem, maka tahun
penulisannya menjadi sangat lambat sekali yaitu sesudah tahun 70M.

Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.

C. PEMBACA/PENERIMA

Jelas bahwa pembaca Injil Markus adalah orang bukan-Yahudi. Hal ini terlihat dari adanya beberapa
kata-kata Aram yang muncul di kitab injil yang lain diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (mungkin
untuk kepentingan para pembacanya). Juga ada penjelasan-penjelasan yang detail tentang
kebiasaan Yahudi (Mar. 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa penulis menujukan tulisannya untuk
mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi.

Terlihat juga tidak munculnya hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi, seperti silsilah, atau
nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang disebutkan dalam PL. Juga Tuhan Yesus tidak disebutkan
dengan gelar-gelar, seperti mis."Imanuel, Raja atau Anak Allah."
D. TEMA UTAMA

Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.

Yesus sebagai "Hamba" yang mulia.

1. Persiapan menjelang kedatangan Hamba

Didahului dengan pelayanan Yohanes Pembaptis dan peristiwa pembaptisan dan pencobaan.

2. Pelayanan Hamba

Kemanusiaan Yesus sangat ditonjolkan dalam Injil Markus.

Yesus marah (3:5), Yesus heran (6:6), Yesus mengeluh (8:12), Yesus memeluk anak-anak (10:16),
Yesus memandang dengan kasih (10:21).

3. Hamba yang dipermuliakan

Setelah kemenangan kebangkitanNya Yesus duduk di sebelah kanan BapaNya, untuk kemudian
memberikan kekuatan kepada murid-muridNya untuk melaksanakan amanat agung.

E. TUJUAN PENULISAN

Kalau tulisan Markus ini dihubungan dengan Petrus, maka tujuan penulisan ini dapatlah dilihat dari
kepentingan para pendengar Petrus yang menginginkan menyimpan semua pengajaran-pengajaran
Petrus secara tertulis.
Secara khusus kalau ditinjau dari isinya maka, Injil Markus ditulis secara khusus untuk memberikan
gambaran kemanusiaan Kristus yang sejati. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa mungkin Injil
Markus ditulis untuk memberikan keseimbangan tentang keberadaan Kristus sebagai Allah dan
sekaligus manusia untuk melawan mereka yang tidak mau menerima kenyataan ini. Hampir
setengah bagian dari Injil Markus adalah menceritakan minggu kesengsaraan Yesus, untuk
menunjukkan tentang kematian dan kebangkitanNya yang luar biasa.

F. CATATAN

Ada yang mengatakan bahwa Injil Markus ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana dan biasa,
namun demikian jelas dan hidup.

G. GARIS BESAR ISI INJIL MARKUS

I. Mr 1:1-13 Persiapan untuk Pelayanan Yesus

A. Mr 1:2-8 Pelayanan Yohanes Pembaptis

B. Mr 1:9-11 Pembaptisan Yesus

C. Mr 1:12-13 Pencobaan Yesus

II. Mr 1:14-3:6 Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea

A. Mr 1:14-20 Empat Murid yang Pertama

B. Mr 1:21-34 Hari Sabat di Kapernaum

C. Mr 1:35-45 Perjalanan Pelayanan yang Pertama


D. Mr 2:1-3:6 Pertentangan dengan Orang Farisi

III. Mr 3:7-7:23 Pelayanan yang Kemudian di Galilea

A. Mr 3:7-12 Menyingkir ke Pantai

B. Mr 3:13-19 Pengangkatan Dua Belas Murid

C. Mr 3:20-35 Sahabat dan Musuh

D. Mr 4:1-34 Mengajar dengan Perumpamaan

E. Mr 4:35-5:43 Mengajar Melalui Mukjizat

F. Mr 6:1-6 Yesus di Nazaret

G. Mr 6:7-13 Pengutusan Dua Belas Murid

H. Mr 6:14-29 Herodes dan Yohanes Pembaptis

I. Mr 6:30-56 Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea

J. Mr 7:1-23 Pertentangan dengan Tradisi

IV. Mr 7:24-9:29 Pelayanan di Luar Galilea

A. Mr 7:24-37 Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi


B. Mr 8:1-26 Mukjizat-Mukjizat Lagi

C. Mr 8:27-9:1 Episode Kaisarea Filipi

D. Mr 9:2-29 Episode Pemuliaan

V. Mr 9:30-10:52 Menuju ke Yerusalem

A. Mr 9:30-50 Melalui Galilea

B. Mr 10:1-52 Pelayanan di Perea

VI. Mr 11:1-15:47 Minggu Penderitaan

A. Mr 11:1-11 Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya

B. Senin:

1. Mr 11:12-14 Mengutuk Pohon Ara

2. Mr 11:15-19 Menyucikan Bait Allah

C. Selasa:

1. Mr 11:20-33 Iman dan Ketakutan


2. Mr 12:1-44 Perumpamaan dan Pertentangan

3. Mr 13:1-37 Khotbah di Betania

4. Mr 14:1-11 Pengurapan di Betania

D. Mr 14:12-25 Kamis: Perjamuan Akhir

E. Jumat:

1. Mr 14:26-52 Yesus di Taman Getsemani

2. Mr 14:53-72 Pengadilan Yahudi

3. Mr 15:1-20 Pengadilan Romawi

4. Mr 15:21-47 Penyaliban dan Penguburan

VII. Mr 16:1-20 Kebangkitan

A. Mr 16:1-8 Penemuan Kebangkitan

B. Mr 16:9-18 Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan

C. Mr 16:19-20 Kenaikan dan Penugasan Para Rasul


Tugas Baca:

John Drane, Memahami PB - (Hal. 207-211)

Merrill C. Tenny, Survei PB - (Hal. 197-211)

Walter M. Dunnett, Pengantar PB - (Hal. 18-20)

Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam PB - (Hal. 56-61)

Ensiklopedia Masa Kini; Vol. 2 - (Hal. 29-33)

KITAB INJIL LUKAS

A. PENULIS - LUKAS

Sama seperti Injil-injil yang lain Injil Lukas tidak menyebutkan secara jelas nama penulisnya, namun
demikian ada petunjuk pasti bahwa penulis Injil Lukas ini mempunyai kaitan erat dengan keberadaan
Kitab Kisah Para Rasul. Hal ini ditunjukkan dari beberapa informasi berikut ini:

Ditujukan kepada orang yang sama yaitu, "Teofilus" (Luk. 1:1-4) dan disebutkan dalam Kisah Rasul
1:1 bahwa penulis telah menulis buku lain sebelumnya "bukuku yang pertama" dan jelas adalah
buku Injil karena berisikan "segala sesuatu yang dikatakan dan diajarkan Yesus."
Penekanan tentang 40 hari sesudah kebangkitan Yesus dalam Kis. Rasul 1 sangat sesuai dengan isi
Lukas 24. Demikian juga pernyataan pekerjaan Roh Kudus sangat serupa diantara kedua buku tsb.

Gaya bahasa dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sangat serupa, sehingga tidak diragukan bahwa
keduanya ditulis oleh satu orang penulis.

Kalau memang benar bahwa Injil Lukas adalah ditulis oleh Lukas, maka ada cukup informasi yang
dapat dikumpulkan mengenai pribadi Lukas. Lukas adalah seorang Yunani yang menjadi Kristen
kemungkinan besar karena Paulus. Dari tulisan-tulisannya kita dapat melihat bahwa Lukas adalah
seorang yang rendah hati dan setia kawan. Ia disebut Paulus sebagai seorang dokter (Kol. 4:14), hal
ini juga terlihat dari cara Lukas menceritakan diagnosa penyakit dan bahasa yang dipakainya juga
sangat kelihatan bahwa ia menguasai bidang itu (bandingkan Mark. 5:25-26 dan Luk. 8:43). Menurut
Eusebius, Lukas berasal dari Antiokia (Siria).

Seperti halnya dengan Markus, Lukas bukanlah murid Yesus atau saksi mata langsung, tetapi ia akrab
sekali dengan Rasul Paulus. Mereka berdua bertemu di Troas lalu Lukas ikut dalam perjalanan misi
Paulus yang kedua. Sesampainya di Filipi, Lukas menetap di sana dan menjadi gembala sidang di
sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanan ke Akhaya dan Asia Kecil. Ketika Paulus kembali ke
Filipi, pada perjalanan misinya yang ke tiga, Lukas ikut lagi dan menemani Paulus sampai ke
Yerusalem (20:6). Pada akhir hidup Paulus (di penjara Roma) Lukas juga disebutkan ada bersama-
sama dengan Paulus (2 Tim. 4:11).

Bahan-bahan tulisan Lukas bisa jadi ia dapatkan dari catatan harian yang ia buat selama melakukan
perjalanan bersama Paulus itu. Dalam Kisah Para Rasul disebutkan juga tentang "nats-nats kami."
Hal ini dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis juga ikut hadir dalam perjalanan itu. Cara
penulisan dan bahasa penulis menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang Yunani yang cerdas dan
berpendidikan. Dari semua kriteria yang disebutkan di atas tidak dapat disangkal bahwa Lukaslah
penulis Injil Lukas, karena tidak ada teman pelayanan Paulus yang lain yang memenuhi kriteria itu.

B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

Kepastian tahun penulisan Injil Lukas tidak jelas, tapi kalau benar bahwa Lukas memakai sebagian
bahan dari Injil Markus, maka tahun penulisannya tergantung dari tahun penulisan Injil Markus.
Beberapa ahli kritik sastra Alkitab memperkirakan sesudah tahun 70M, yaitu berdasarkan Luk. 21:5-
24 (kalau tafsiran perikop itu sebagai penghancuran kota Yerusalem).

Tetapi para ahli lain lebih cenderung memperkirakannya lebih awal, yaitu tahun 60M. Karena pada
saat itu Lukas sudah berkeliling dan mengenal ladang pelayanan yang luas bersama Paulus. Dan juga
ada sela 4 tahun yang mana tidak terdengar kabar beritanya, mungkin saat itulah ia mengumpulkan
dan menyelidiki data-data yang ada untuk dituliskan.

Tidak disebutkan dimana tempat penulisan Injil Lukas, tetapi karena daerah pelayanan Lukas adalah
disekitar Kaisarea, Akhaya, Asia Kecil atau Roma, maka dapat diperkirakan Lukas menulis di salah
satu daerah itu.

C. PEMBACA/PENERIMA

Jelas Lukas menujukan Injilnya kepada orang-orang non-Yahudi, khususnya orang Yunani. Selain
karena Lukas sendiri bukan orang Yahudi, juga dapat dilihat dari isi Injilnya yang menyebut banyak
hal-hal yang menjadi perhatian orang Yunani, misalnya:

Secara pribadi tulisannya ini ditujukan kepada "yang mulia Teofilus", seorang Yunani yang pasti
terkemuka (Luk. 1:1). Arti nama Teofilus sendiri adalah "kekasih Tuhan."

Lukas menulis silsilah Yesus dengan dimulai dari Adam, dan bukan Abraham (cikal bakal orang
Yahudi).

Maka dapat disimpulkan bahwa Lukas menaruh perhatian kepada orang-orang Yunani supaya
mereka juga mendengar Injil.

D. TEMA UTAMA

Injil Lukas satu-satunya penulis Injil yang menyoroti kehidupan Yesus di masa kecil (Luk. 1:26-56; 2:1-
52). Tinjauan Lukas akan kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini ingin menunjukkan bahwa
Yesus adalah Anak Manusia yang tidak sama dengan manusia-manusia yang lain, karena Ia hidup
secara sempurna dan penuh dengan kuasa Roh Kudus.
Secara hati-hati Lukas memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana Yesus memberikan
perhatian dan harapan kepada semua orang (bahkan secara khusus ditunjukkan kepada "orang-
orang terbuang") karena Lukas memiliki keyakinan bahwa keselamatan dan pengampunan dosa dari
Yesus Kristen adalah untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi maupun Yunani (Luk. 19:10),
"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

E. TUJUAN PENULISAN

Tertera dalam Luk 1:1-4, bahwa sebelum Lukas menuliskan Injilnya, sudah ada bahan/karya lain yang
beredar. Tapi rupanya Lukas merasakan masih ada kebutuhan untuk menuliskan karya lain, mungkin
karena yang sudah ada kurang memadai atau kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Di lain pihak bahan/informasi, hasil penyelidikan yang dilakukan dengan teliti oleh Lukas, sangat
dapat dipercaya karena ia mendapatkannya dari sumber yang resmi dan orisinil, yaitu para saksi
mata, khususnya Rasul Paulus sendiri.

Jadi jelas di sini bahwa tujuan Lukas menuliskan Injil ini adalah supaya teman-temannya (khususnya
Teofilus, sebagai perantara) mendapatkan kebenaran yang jelas dan lengkap tentang semua
peristiwa dan pengajaran Yesus sehingga mereka semakin diteguhkan imannya dan diperluas
pengetahuannya tentang Juru Selamat mereka.

F. CATATAN

Lukas mempunyai ketrampilan yang luar biasa dalam menulis. Hal ini terlihat jelas dari gaya sastra
yang dihasilkannya, khususnya 4 buah puisi/nyanyian yang sangat indah dan kaya bahasanya. 4
Nyanyian menjadi karya sastra besar hingga sekarang:

Magnificat-Nyanyian Maria (1:46); Benedictus-Nyanyian Zakaria (1:67); Gloria in Excelsis-Nyanyian


Bala Tentara Surga (2:14); Nunc Dimittis-Nyanyian Simeon (2:28).

Seluruh kehidupan Yesus dilukiskan dengan sangat lengkap dan menarik, tanpa mengabaikan nilai
kebenarannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sejarah Injil Lukas bisa diandalkan,
karena Lukas sangat hati-hati dan tepat dalam mencari sumber-sumber informasi yang benar.
G. GARIS BESAR ISI INJIL LUKAS

I. Luk 1:1-4 Pendahuluan Injil Lukas

II. Luk 1:5-2:52 Kedatangan Juruselamat

A. Luk 1:5-25 Pemberitahuan Kelahiran Yohanes

B. Luk 1:26-56 Pemberitahuan Kelahiran Yesus

C. Luk 1:57-80 Kelahiran Yohanes Pembaptis

D. Luk 2:1-20 Kelahiran Yesus

E. Luk 2:21-39 Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi

F. Luk 2:40-52 Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak

III. Luk 3:1-4:13 Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat

A. Luk 3:1-20 Pemberitaan Yohanes Pembaptis

B. Luk 3:21-22 Pembaptisan Yesus

C. Luk 3:23-38 Silsilah Yesus


D. Luk 4:1-13 Pencobaan Yesus

IV. Luk 4:14-9:50 Pelayanan di Galilea

A. Luk 4:14-30 Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret

B. Luk 4:31-44 Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan

C. Luk 5:1-11 Penangkapan Ikan yang Ajaib

D. Luk 5:12-16 Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta

E. Luk 5:17-26 Wewenang Yesus Ditantang

F. Luk 5:27-32 Juruselamat Orang-Orang Berdosa

G. Luk 5:33-6:49 Peresmian Tatanan Baru

H. Luk 7:1-8:56 Demonstrasi Kuasa Ilahi

I. Luk 9:1-6 Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya

J. Luk 9:7-9 Herodes dan Yohanes Pembaptis

K. Luk 9:10-17 Memberi Makan Lima Ribu Orang

L. Luk 9:18-27 Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus


M. Luk 9:28-50 Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan

V. Luk 9:51-19:28 Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem

A. Luk 9:51-10:37 Misi Penebusan Juruselamat

B. Luk 10:38-11:13 Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa

C. Luk 11:14-14:35 Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut

D. Luk 15:1-32 Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan


Kembali

E. Luk 16:1-17:10 Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya

F. Luk 17:11-19 Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih

G. Luk 17:20-18:14 Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan

H. Luk 18:15-30 Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya

I. Luk 18:31-19:28 Menjelang Akhir Perjalanan

VI. Luk 19:29-23:56 Minggu Penderitaan

A. Luk 19:29-48 Yesus Memasuki Yerusalem


B. Luk 20:1-21:4 Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah

C. Luk 21:5-38 Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali

D. Luk 22:1-38 Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam

E. Luk 22:39-53 Getsemani dan Pengkhianatan

F. Luk 22:54-71 Pengadilan Yahudi

G. Luk 23:1-25 Pengadilan Romawi

H. Luk 23:26-49 Penyaliban

I. Luk 23:50-56 Penguburan

VII. Luk 24:1-53 Kebangkitan Sampai Kenaikan

A. Luk 24:1-12 Pagi Kebangkitan

B. Luk 24:13-43 Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit

C. Luk 24:44-53 Pesan-Pesan Perpisahan

Tugas Baca:
John Drane, Memahami PB - (Hal. 211-215)

Merrill C. Tenny, Survei PB - (Hal. 213-229)

Walter M. Dunner, Pengantar PB - (Hal. 20-21)

Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam PB - (Hal. 62-68)

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini - (Hal. 651-254)

10

KITAB INJIL YOHANES

A. PENULIS - YOHANES

Yohanes yang disebut sebagai penulis Injil Yohanes diakui oleh Bapak-bapak Gereja sebagai Yohanes
anak Zebedeus. Kalau memang benar demikian maka beberapa data tentang Yohanes dapat
disebutkan sbb.:

Menurut Matius (Mat. 27:56) ibu Yohanes bernama Salome. Sedangkan nama Salome sendiri
muncul di Injil Yohanes (Yoh. 19:25) dan disebutkan sebagai adik Maria, ibu Yesus. Keluarga Yohanes
disebutkan dalam Mar. 1:20 sebagai keluarga yang cukup berada karena ayahnya mempunyai
"orang-orang upahan." dan didukung kuat oleh Luk. 8:3, Salome adalah salah seorang wanita yang
"melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."
Nama Yohanes sering disebutkan sebagai salah satu dari 3 murid yang dekat dengan Yesus, selain
Yakobus dan Petrus (Mar. 9:2; 14:33; Luk. 22:8). Yakobus adalah saudara Yohanes, dan keduanya
digelari oleh Yesus boanerges artinya "anak-anak guruh" (Mar. 3:17). Beberapa penafsir memberikan
alasan dari pemberian nama itu, yaitu karena mereka berasal dari Galilea, orang-orang yang sangat
berapi-api, tetapi kurang disiplin dan kurang terarah. Terlihat dari kecaman mereka dalam Luk. 9:49;
9:52-54. Ataupun juga mungkin karena ambisi yang mereka perlihatkan melalui ibu mereka karena
konsep yang salah tentang Kerajaan Yesus (Mat. 20:20-21).

Bukti dari dalam bahwa Yohanes, murid Yesus, penulis Injil Yohanes, dapat dilihat dari isi tulisan tsb.:

Dari bahasa dan isinya dapat diketahui bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang mengenal
bahasa Aram, terlihat dari beberapa bahasa Aram yang diselipkan dalam tulisannya, misalnya Kefas,
Rabuni. Penulis juga mengerti banyak tradisi Yahudi (Yoh. 1:19-28; 4:9, 20).

Penulis pastilah seorang kelahiran Palestina karena ia mengenal betul kota Yerusalem, kota-kota di
Galilea dan wilayah Samaria. Hal ini terlihat dari cara ia menjelaskan keadaan kota/daerah secara
rinci (Yoh. 9:7; 11:18; 18:1; 1:44; 2:1; 4:5-6, 21).

"kita telah melihat kemuliaanNya..," (Yoh. 1:14), berarti penulis adalah juga saksi mata dari kejadian-
kejadian yang ditulisnya. Kemungkinan bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus sangatlah besar karena
ia menyebutkan tentang pelayanan awal Tuhan Yesus. Ia juga menyebut dirinya sebagai "murid yang
dikasihi" (Yoh. 13:23), yang berada dekat dengan Yesus pada perjamuan malam dan juga hadir pada
peristiwa penyaliban dan berada di bawah kayu salib Yesus (18:15-16; 19:26-27).

Nama Yohanes tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes, dan hal ini merupakan hal yang sangat
ganjil karena Yohanes sangat dikenal di antara murid-murid Tuhan. Tapi hal ini sangat mungkin
terjadi kalau Yohanes adalah penulis dari Injil ini.

B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

Tahun penulisan Injil Yohanes sering diperdebatkan karena tidak ada kepastian yang jelas. Sebagian
orang percaya bahwa penulisan Injil ini adalah 90 M, yaitu tahun-tahun terakhir Yohanes hidup.
Tetapi beberapa lagi lebih percaya tahun yang sangat awal, yaitu sekitar tahun 40-an, walaupun
tidak banyak orang yang mendukung pendapat ini.

Tetapi ada yang memperdebatkan tahun yang jauh lebih lambat yaitu sekitar abad 2, dengan alasan
gaya tulisan Yohanes lebih menyerupai perdebatan apologetika Yunani yang populer pada abad 2.
Namun demikian pendapat ini tidak lagi dipercaya karena ada hasil arkeologi yang membuktikan
bahwa ada tulisan karya Rylands dari tahun 125M yang mengutip karya Yohanes ini, sehingga
dipastikan Injil Yohanes sudah ditulis sebelum tahun 125 M.

Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di suatu kota Yunani yang maju baik dalam budaya
maupun kekristenannya. Kota yang paling tepat adalah Efesus di Asia Kecil.

C. PEMBACA/PENERIMA

Kalau Injil Matius ditujukan untuk orang-orang Yahudi, dan Injil Markus ditujukan untuk orang Roma,
dan Injil Lukas ditujukan untuk orang-orang Yunani, maka Injil Yohanes ditujukan untuk "setiap
orang."

D. TEMA UTAMA

Ada 3 kata-kata penting yang terdapat dalam Injil Yohanes:

1. Tanda-tanda

"Tanda-tanda" adalah kata lain yang dipakai oleh Yohanes untuk menyebutkan mujizat. Ada banyak
tanda yang dibuat oleh Yesus, yang menurut Yohanes penting untuk dicatat sebab tanda-tanda itu
menyatakan banyak hal tentang keTuhanan Yesus dan pekerjaan (karyaNya).

2. Percaya

Kata "percaya" (kata kerja) muncul lebih dari 90 kali dalam Injil Yohanes. Hubungan kata "tanda" dan
"percaya" dalam Injil ini sangat penting. Cara Yohanes mengajarkan arti percaya kepada para
pembacanya bukan dengan memberikan definisi kata tsb., tetapi dengan contoh-contoh nyata.
Dengan melihat kepada contoh-contoh tsb. maka orang tidak mungkin mempunyai sikap yang
netral, yaitu percaya atau tidak.

3. Hidup

Akibat dari percaya adalah mendapatkan "hidup." Hidup yang dimaksud adalah hidup yang kekal,
sebagai lawan dari kematian yaitu dalam arti rohani seperti yang dijelaskan oleh Yesus kepada
Nikodemus (Yoh. 3:15-16).

E. TUJUAN PENULISAN

Dalam Yoh. 20:30-31, dikatakan dengan jelas bahwa tujuan penulis menuliskan/ mencatat tanda-
tanda dalam Injil itu adalah "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya
kamu oleh imanmu memperoleh hidup kekal dalam namaNya". Jadi dengan kata lain Yohanes
melihat bahwa tanda-tanda itu dilakukan oleh Yesus untuk menjadi kesempatan mengajar.

Ada juga yang memberikan saran bahwa Injil Yohanes dituliskan untuk tujuan melengkapi berita
tentang kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus dari yang sudah ada pada saat itu. Tidak ada
kepastian apakah Yohanes mengetahui keberadaan Injil-injil yang lain, tapi yang jelas bagi pembaca
sekarang informasi-informasi yang diberikan Yohanes sangat berguna untuk melengkapi suatu berita
yang utuh.

F. CATATAN

Di antara pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus, Yohanes mencatat 7 pernyataan


"Akulah" yang menjadi penekanan dan sangat populer:

Akulah roti hidup (6:35)

Akulah terang dunia (8:12; 9:5)


Akulah pintu (10:7, 9)

Akulah gembala yang baik (10:11)

Akulah kebangkitan dan hidup (11:25)

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6)

Akulah pokok anggur yang benar (15:1)

Pendekatan yang dipakai oleh Yesus untuk mengajar dikatakan oleh Yohanes sebagai pendekatan
pribadi, karena dicatat banyak percakapan pribadi dilakukan oleh Yesus:

Dengan Andreas, Petrus, Nikodemus, Filipus, Perempuan Samaria, orang buta, Marta & Maria,
Tomas, Pilatus.

G. GARIS BESAR ISI INJIL YOHANES

Yoh 1:1-18 Prolog tentang Logos

I. Yoh 1:19-51 Memperkenalkan Kristus kepada Israel

A. Yoh 1:19-36 Oleh Yohanes Pembaptis

B. Yoh 1:37-51 Kepada Murid-Murid Pertama

II. Yoh 2:1-12:50 Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-
Nya
A. Yoh 2:1-11:46 Penyataan Kristus kepada Israel

1. Yoh 2:1-11 Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur

Yoh 2:12 Selang Waktu

2. Yoh 2:13-25 Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem

Yoh 2:23-25 Hari Raya di Yerusalem (Paskah)

3. Yoh 3:1-21 Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru

Yoh 3:22-4:3 Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus

4. Yoh 4:4-42 Ajaran Kedua: Air Kehidupan

Yoh 4:43-45 Selang Waktu di Galilea

5. Yoh 4:46-54 Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana

Yoh 5:1 Hari Raya di Yerusalem

6. Yoh 5:2-18 Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat

7. Yoh 5:19-47 Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus

8. Yoh 6:1-15 Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang


9. Yoh 6:16-21 Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air

10. Yoh 6:22-59 Ajaran Keempat: Roti Hidup

11. Yoh 6:60-71 Penyaringan Murid-Murid

Yoh 7:1 Selang Waktu

12. Yoh 7:2-36 Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)

13. Yoh 7:37-52 Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup

Yoh 7:53-8:11 (Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)

14. Yoh 8:12-30 Ajaran Keenam: Terang Dunia

15. Yoh 8:31-59 Perdebatan dengan Orang Yahudi

16. Yoh 9:1-41 Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya

17. Yoh 10:1-21 Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik

Yoh 10:22-42 Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)

18. Yoh 11:1-46 Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus


B. Yoh 11:47-12:50 Penolakan Kristus oleh Israel

III. Yoh 13:1-20:29 Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru

A. Yoh 13:1-14:31 Perjamuan Terakhir

1. Yoh 13:1-38 Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan

2. Yoh 14:1-31 Yesus, Jalan kepada Bapa

B. Yoh 15:1-16:33 Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus

C. Yoh 17:1-26 Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru

D. Yoh 18:1-19:42 Hamba yang Menderita

1. Yoh 18:1-12 Penangkapan

2. Yoh 18:13-27 Pengadilan Yahudi

3. Yoh 18:28-19:16 Pengadilan Romawi

4. Yoh 19:17-37 Penyaliban

5. Yoh 19:38-42 Penguburan

E. Yoh 20:1-29 Tuhan yang Bangkit


Yoh 20:30-31 Pernyataan Tentang Tujuan Penulis

Yoh 21:1-25 Epilog

Tugas Baca:

John Drane, Memahami PB - (Hal. 220-227)

Merrill C. Tenny, Survei PB - (Hal. 231-247)

Walter M. Dunner, Pengantar PB - (Hal. 25-32)

Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam PB - (Hal. 69-81)

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini - (Hal. 608-617)

11

KITAB KISAH PARA RASUL

A. PENULIS
1. Penulis - Lukas

Kitab Kisah Para Rasul adalah buku kedua yang ditulis oleh Dokter Lukas, sesudah bukunya yang
pertama Injil Lukas, Kis. 1:1 (Lihat Injil Lukas - Penulis)

2. Latar Belakang Paulus

Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.:

Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan
kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya
selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia
seorang Farisi, demikian juga ayahnya (kis. 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan
diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3). Dia berasal dari suku Benjamin (Fil 3:5).
menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus
menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam
penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13). Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut
kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I
yang terkenal, guru yang utama pada sekalah Hilel (Kis. 22:3). Dari kata-katanya sendiri di surat
Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju" dari banyak temannya, karena ia "sangat rajin
memelihara adat istiadat nenek moyangku" (Gal. 1:14).

Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kis.
7:58-8:3). Dia tidak saja mengajiaya... "laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat
kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kis.
26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan
bertobat secara luar biasa."

3. Latar Belakang Teologia Paulus

Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas ditunjukkan dalam kesaksian
hidupnya dan juga ketrampilannya dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).
Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non Yahudi.
Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya
Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.

B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

Jelas dalam Kis. 1:9-10 dikatakan bahwa Kitab Kisah Para Rasul ditulis antara setelah kenaikan Yesus
dan sebelum kematian Paulus. Peristiwa-pertistiwa yang terjadi dalam Kitab Kisah Para Rasul terjadi
kira-kira dalam kurun waktu 35 tahun. Jadi diperkirakan kitab ini ditulis sekitar tahun 60-61 M,
sekitar tahun pemenjaraan Paulus di Roma yang diceritakan pada bagian akhir Kisah Rasul (ps. 28).

C. PEMBACA/PENERIMA

Seperti yang dikatakan dalam Kis. 1:1, Lukas menuliskan Kitab ini kepada Teofilus. Diperkirakan ia
adalah seorang terkemuka bangsa Yunani yang telah mendengat Injil Yesus Kristus (Lihat keterangan
Injil Lukas).

D. TEMA UTAMA

Tema utama dalam Kisah Para Rasul adalah bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus dimulai dan
dilanjutkan melalui karya Roh Kudus; dari Yerusalem, Yusea, Samaria dan ke ujung-ujung bumi.

1. Injil di Yerusalem

Gereja pertama kali lahir di Yerusalem, pada peristiwa turunnya Roh Kudus pada Hari Pentakosta.
Sejak saat itu gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesat (Kis. 2:47)

2. Injil di Yudea

Injil disebarkan makin hari makin luas bukan hanya karena orang-orang yang telah menerima Kristus
pada hari Pentakosta tetapi juga karena penganiayaan yang terjadi di Yerusalem sehingga memaksa
para Rasul dan pengikut-pengikut Kristus yang telah dimenangkan untuk keluar dari kota Yerusalem
dan membuka jemaat di luar kota Yerusalem, yaitu di daerah sekitar Yudea.

3. Injil di Samaria

Berita keselamatan juga sampai kepada orang-orang di daerah Samaria, karena kemurahan Tuhan.
Sejak saat itu terbukalah penginjilan bukan hanya kepada orang-orang Yahudi tetapi juga kepada
bangsa-bangsa lain (non-Yahudi).

E. TUJUAN PENULISAN

Sehubungan dengan sejarah, kitab ini telah memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan gereja abad
pertama.

Sehubungan dengan doktrin, kitab ini memberikan formula yang sangat kental dalam memberikan
prinsip-prinsip pengajaran iman Kristen.

Sehubungan dengan pembelaan, dari tantangan yang dihadapi, Rasul Paulus memberikan suatu
pembelaan iman yang paling lengkap, yang sangat berguna untuk penganut-penganut agama baru
ini (Kristen).

Sehubungan dengan biografi, kitab ini bertujuan untuk memberikan catatan riwayat hidup rasul
Paulus yang sangat lengkap.

F. CATATAN

Hubungan antara Kitab Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman: Kitab Kisah
Para Rasul memberikan peranan istimewa sebagai jembatan antara kitab-kitab Inijil dan Surat-surat
Kiriman, karena selain merupakan lanjutan dari kisah yang terdapat di Injil-injil juga kitab ini
merupakan penggenapan akan nubuat Yesus sendiri tentang didirikannya gereja. Oleh karena itu
kitab Kisah Para Rasul ini juga sekaligus bertindak sebagai latar belakang bagi Surat-surat Kiriman
dari para Rasul, karena menceritakan tentang bagaimana gereja-gereja (jemaat) mula-mula
didirikan.
G. GARIS BESAR ISI KITAB KISAH PARA RASUL

Kis 1:1-11 Pendahuluan

I. Kis 1:12-2:41 Pencurahan Roh Kudus

A. Kis 1:12-26 Persiapan untuk Perjanjian

B. Kis 2:1-41 Hari Pentakosta

II. Kis 2:42-8:1a Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem

A. Kis 2:42-47 Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus

B. Kis 3:1-4:31 Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya

C. Kis 4:32-5:11 Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi

D. Kis 5:12-42 Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para


Pemimpin Agama

E. Kis 6:1-7 Pemilihan Tujuh Diaken

F. Kis 6:8-8:1 Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama

III. Kis 8:1-9:31 Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan


A. Kis 8:1-4 Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria

B. Kis 8:5-40 Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil

C. Kis 9:1-31 Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya

IV. Kis 9:32-12:25 Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi

A. Kis 9:32-43 Pelayanan Petrus di Lida dan Yope

B. Kis 10:1-48 Pelayanan Petrus di Kaisarea

C. Kis 11:1-18 Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui

D. Kis 11:19-30 Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama

E. Kis 12:1-23 Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I

F. Kis 12:24-25 Ringkasan Perkembangan Gereja

V. Kis 13:1-14:28 Perjalanan Misi Pertama Paulus

A. Kis 13:1-3 Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia

B. Kis 13:4-14:28 Wilayah Tertentu Diinjili

VI. Kis 15:1-35 Sidang di Yerusalem


VII. Kis 15:36-18:22 Perjalanan Misi Kedua Paulus

A. Kis 15:36-40 Pertentangan Paulus dengan Barnabas

B. Kis 15:41-16:5 Wilayah Lama Dikunjungi Kembali

C. Kis 16:6-18:21 Penginjilan Wilayah Baru

D. Kis 18:22 Kembali ke Antiokhia di Siria

VIII. Kis 18:23-21:16 Perjalanan Misi Ketiga Paulus

A. Kis 18:23 Dalam Perjalanan ke Efesus

Kis 18:24-28 Sisipan: Pelayanan Apolos

B. Kis 19:1-41 Pelayanan yang Panjang di Efesus

C. Kis 20:1-5 Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia

D. Kis 20:6-21:16 Kembali ke Yerusalem

IX. Kis 21:17-28:31 Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara

A. Kis 21:17-23:35 Di Yerusalem


B. Kis 24:1-26:32 Di Kaisarea

C. Kis 27:1-28:15 Menuju ke Roma

D. Kis 28:16-31 Di Roma

Tugas Baca:

John Drane, Memahami PB - (Hal.275-304)

Merrill C. Tenny, Survei PB - (Hal. 283-407)

Walter M. Dunner, Pengantar PB - (Hal. 33-46)

Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam PB - (Hal. 81-92 )

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, - (Hal. 563-566)

12

SEJARAH GEREJA MULA-MULA

A. LATAR BELAKANG
Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para muridNya untuk pergi ke
Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang
diberikan Roh Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-muridNya untuk menjadi saksi-
saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh
Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-muridNya.

B. PERMULAAN GEREJA

Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku
memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang.
Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-
orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan
setia dijalankan oleh murid-muridNya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di
Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).

1. Gereja Di Palestina

Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)

Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. ps. 1-7).

Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).

2. Gereja di luar Palestina

Petrus membawa Injil ke Roma.

Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. ps. 10-28).


Apolos ke Mesir (Kis. ps. 18).

Filipus ke Etiopia (Kis. ps. 8).

Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).

Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, Asia & Eropa).

C. PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN

Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat
nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai
pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gereja
semakin berkembang.

1. Agama Negara

Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada
masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka
masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.

Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang
menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini
terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.

Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme,
itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi
setelah orang-orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan
Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi
agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk
orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan
penganiayaan yang sangat berat.
2. Penganiayaan terhadap orang Kristen

Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan secara setia
menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
Alkitab. Karena sebab itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi
kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan:

Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.

Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, mis. menolak
menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.

Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan
cium kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.

3. Hasil dari penganiayaan

Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun
demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.

Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka (mis.
Surat Petrus).

Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke
seluruh dunia.

Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka
betu-betul menjadi saksi yang hidup.
Tugas Baca:

John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 256-258)

J.I. Packer, Dunia Perjanjian Baru (Hal 169-192)

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 283 297)

13

PELAYANAN RASUL PAULUS

A. LATAR BELAKANG PELAYANAN RASUL PAULUS

1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan

Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Gal 1:17), Kembali ke Damaskus (Gal 1:17),
Mengunjungi Yerusalem (Gal 1:18), Dicurigai oleh gereja (Kis 9:27), Berteman dengan Barnabas
(9:27), Orang Yahudi menganiayanya (9:29), Visi untuk pergi menginjili (22:17-18), Pergi ke Tarsus
(9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (11:25-26), Bekerja di Antiokia (11:26).

2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9, 13), Ke Perga - Markus
ditinggalkan (13:13), Kotbah di Antiokia (13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam
batu (14:8-19), Derbe -Kota terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26)
3. Perjalanan Misi Paulus Kedua

Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan Galatia (16:6), Visi ke
Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-
orang percaya di Berea (17:11-12), Kotbah di Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja
ditemukan (18:1-8), Di Efesus - kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22)

4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga

Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece (20:1-2), Kotbah di Troas
(20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:17-35), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8)

B. SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS

1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan kitab-kitab Injil dan Surat- surat Kiriman

Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan
penggenapan nubuat Yesus tentang akan didirikanNya Gereja (Mat. 16:18).

Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang Surat-surat Kiriman,
yaitu:

Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kis 13:14-14:28)

Surat Filipi: Filipi (Kis 16:11-40)

Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis 17:1-9)


Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis 18:1-16)

Surat Efesus: Efesus (Kis 19:1-41; 20:17-35)

2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus

a. Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus

Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul
Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Rm 1:6). Ia juga
mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah berikan melalui Paulus kepada
gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat itu.

b. Motif Penulisan

Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per
satu. Tetapi jemaat- masih muda itu perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah
lagi saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai Salinan kitab-kitab Perjanjian Lama (masih
menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus
untuk berkomunikasi.

Catt.: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat (harus ditempuh
dengan jalan kaki) dan 900 km lewat laut.

Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki, Dari Tesalonika dibutuhkan 13
hari perjalanan kaki, Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.

c. Susunan/struktur Surat

Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya surat disusun dalam struktur sbb.:
Nama penulis (mis: Paulus ..)

Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...

Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)

Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah ...)

Isi surat (tubuh surat)

Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)

d. Gaya bahasa

Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya patah-patah. Selain itu juga
sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep dengan bahasa filsafat).

e. Pemahaman Kontekstual

Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal sbb.:

- Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan kebutuhan mereka.

- Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena ada masalah.

- Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.


C. PANGGILAN PAULUS UNTUK MENGINJILI ORANG-ORANG NON-YAHUDI

Dari hasil pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil
orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan
penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi
dan mengikuti tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman Tuhan
agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan
benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.

D. STRATEGI PAULUS DALAM MENGABARKAN INJIL

Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah kekristenan. Hasil
pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan
pelayanannya adalah:

1. Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.

Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.

2. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.

a. Ketidak tergantungan pada fasilitas.

Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang
luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus
ditempuh dengan berjalan kaki dll.

b. Kemampuan ber komunikasi

Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapapun dan dimanapun berada Paulus
selalu siap melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau di istana).
c. Kemampuan intelektual

Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topik pembicaraan Paulus selalu menguasai.

d. Tahan menderita dan tidak mudah putus asa Paulus tidak hanya rela mengeluarkan keringat bagi
pelayanannya, tapi juga air

Tugas Baca:

J.I. Packer, Dunia Perjanjian Baru (Hal. 193 218)

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 304 308)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 289 302)

14

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA

A. LATAR BELAKANG

1. Kota Roma
Didirikan oleh Romulus pada tahun 753 SM. Menjadi kota internasional karena di sana banyak
berkumpul bangsa-bangsa dari mancanegara. Juga menjadi kota kosmopolitan dan pusat dunia, baik
secara politik, keuangan maupun peradaban, tapi juga sekaligus kebobrokan moralnya.

Pada jaman PB, kota Roma juga menjadi target penginjilan yang tidak mudah karena banyaknya para
penentang/penganiaya orang Kristen, khususnya dari bangsa Yahudi dan kafir.

2. Jemaat di Roma

a. Kelahiran Jemaat di Roma

Kewibawaan diketahui secara jelas siapa yang mendirikan Jemaat Kristen di Roma. Namun demikian,
ada kemungkinan penjelasan sbb.:

Pada peristiwa hari Pantekosta di Yerusalem ada juga penduduk Yahudi Roma yang hadir dan
mendengar Injil dari kotbah Petrus lalu bertobat. Mereka itulah orang-orang yang akhirnya
membawa Injil ke kota Roma. Atau bisa juga orang-orang Yahudi yang bertobat dan membawa Injil
ke Roma, lalu membentuk Jemaat di Roma.

Namun demikian yang jelas bukan Paulus yang mendirikan Jemaat Roma, karena Paulus sendiri tidak
melakukan perjalanan misi ke Roma. Akwila dan Priskila adalah contoh Jemaat Roma yang diusir dari
Roma pada masa pemerintahan Kladius (49M). Dan juga bukan oleh Petrus (Rom. 15:20). Tapi
kemungkinan besar orang Yahudilah yang mendirikan, karena dari Surat Paulus diketahui banyak
tradisi Yahudi yang sudah tertanam sejak pertama Jemaat itu berdiri.

b. Keadaan Jemaat pada waktu Paulus menulis Surat Roma

Keberadaan Jemaat Roma yang sebagian besar terdiri dari orang Yahudi akhirnya mengalami
kesulitan besar karena penganiayaan yang dilakukan oleh Kaisar Cladius (41-54MM) terhadap orang-
orang Yahudi, sehingga tinggallah jemaat non-Yahudi Kristen melanjutkan jemaat di Roma.

Tapi setelah diganti oleh kaisar Nero, barulah jemaat Yahudi Kristen Roma kembali lagi ke Roma.
Tapi justru karena kepulangan mereka itulah masalah di Jemaat mulai timbul. Jemaat Yahudi Kristen
terkejut karena Jemaat Roma yang dilanjutkan oleh anggota non-Yahudi tidak lagi mengikuti tradisi
Yahudi, misalnya Sunat dll. Timbullah pertanyaan besar: Apakah mungkin jemaat Kristen yang non-
Yahudi harus melakukan "proselite" sebagai syarat untuk diselamatkan.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Penulis Surat Roma adalah Paulus, seperti yang disebutkan dalam pembukaan Surat Roma (1:1). Juga
kisah biografi Paulus yang terdapat dalam Rom. ps. 15 dan 16 cukup memberi bukti bahwa Pauluslah
yang menulis Surat Roma. Tidak ada perlawanan terhadap penda-pat ini.

Hal yang sedikit dipertanyakan adalah keraguan terhadap keaslian penulisan Paulus atau
kemungkinan bahwa Surat itu didektekan oleh Paulus kepada penulisnya. Namun alasan yang
diajukan tidaklah cukup meyakinkan dan jarang orang memperdebatkannya.

2. Tahun Penulisan

Diperkirakan Surat Roma ditulis sekitar tahun 55-57 M, yaitu sebelum perjalanan kunjungannya ke
Yerusalem untuk membawa persembahan/bantuan kepada orang-orang kudus di Yerusalem (Rom.
15:25; Kis. 24:17). Tapi baru selang beberapa waktu kemudian surat itu sampai ke jemaat di Roma,
setelah melalui perjalanan panjang untuk sampai ke Roma (dibawa oleh Febe). Saat itu kemungkinan
Paulus sedang mengarahkan perhatian ke Barat, itu sebabnya dalam suratnya Paulus juga menyebut
keinginannya untuk mengunjungi jemaat di Roma (Rom. 15:24).

3. Tempat Penulisan

Kemungkinan besar pada waktu Paulus menulis Surat Roma ia sedang ada/menetap di Korintus,
karena dalam suratnya Paulus menyebut tentang Febe yang adalah anggota gereja Korintus (Rom.
16:1) dan Gayus sebagai tuan rumah yang memberi tumpangan untuk Paulus di Korintus (Rom.
16:23; 1 Kor. 1:14).

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT
Surat ini ditujukan Paulus untuk orang-orang Kristen di kota Roma (1:7) Karena Jemaat Roma
memiliki 2 latar belakang golongan, maka Surat inipun terlihat:

kadang-kadang ditujukan khusus untuk orang Yahudi (4:1)

tapi kadang jugaditujukan untuk orang non-Yahudi (1:5, 11:13, 11:28-31)

Namun demikian ada keraguan mengenai hubungan Paulus dengan Jemaat Roma, karena Paulus
sendiri belum pernah ke sana.

D. TEMA UTAMA

Tema utama Surat Roma adalah tentang Keselamatan.

1. Keadilan dan kebenaran Allah

Sifat Allah yang suci dan adil menuntut manusia untuk dihukum sebagai upah kejatuhan manusia ke
dalam dosa. Manusia tidak mungkin terlepas dari hukuman kecuali Yesus menggantikan kedudukan
manusia. Hanya Yesus sajalah, manusia benar yang dapat memenuhi tuntutan keadilan Allah itu
(Rom 3:23-26).

2. Kebaikan dan kasih Allah

Puncak kebaikan dan kasih Allah adalah Kristus mati berkorban sekalipun kita masih berdosa.
Kebaikan Allah menolak kemungkinan bahwa Allah tidak adil (9:15) atau disalah gunakan (Rom.
6:14).

3. Kedaulatan Allah
Kedaulatan Allah dalam menentukan umat pilihanNya (Rom. ps 8-10). Pernyataan Paulus
menimbulkan kesulitan, namun demikian hasilnya justru membawa kepujian kepada Tuhan (11:33-
36).

4. Hukum Allah

Hukum Allah tetap berlaku, sebagai cermin bagi dosa (Rom. ps. 7), namun hukum Taurat tidak
mungkin menyelamatkan, kecuali dijalankan secara sempurna. Yesuslah yang telah memenuhi
hukum Taurat.

E. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Polemik

Ditujukan secara khusus untuk jemaat Yahudi Kristen, sebagai sanggahan terhadap kesalahan dalam
doktrin keselamatan

2. Tujuan Pendamaian

Masalah doktrinal itu akhirnya menjadi perselisihan antara jemaat Kristen Yahudi dan non- Yahudi,
karena jemaat non-Yahudi dipaksa untuk mengikuti tradisi Yahudi untuk menjadi Kristen. Paulus
dengan tegas memperingatkan bahaya yang mengancam kesatuan jemaat.

3. Penekanan Doktrin yang benar

Surat Roma sangat sarat dengan doktrin, khususnya doktrin tentang keselamatan hanya melalui
iman, walaupun sebenarnya Paulus tidak seluruhnya mengkon-sentrasikan pada doktrin. Tapi karena
kebutuhan jemaat Roma saat itu, maka Paulus merasa perlu memberikan dasar bagi pemahaman
yang benar.

4. Tujuan Urgensi
Mungkin masalah dalam Jemaat di Roma didapat dari laporan Akwila dan Priskila. Ketika mendengar
hal itu Paulus ingin pergi ke Roma, tapi kemungkinan itu kelihatannya tidak mungkin (Rom. 15:23).
Maka sebagai ganti kunjungannya ia menulis Surat Roma dan dititipkan kepada Febe yang saat itu
sedang dalam perjalanan ke Roma (Rom. 16:1,2).

F. CATATAN

1. Kesulitan mengenai surat Roma

Gaya bahasa Paulus; Paulus memakai gaya bahasa yang saling berkait/berbalas-balasan kadang ini
disengaja supaya menimbulkan perlawanan yang jelas.

Karena permasalahan sunat dan pembenaran adalah tradisi orang Yahudi, sehingga perlu informasi
yang jelas kalau tidak kita kurang bisa memahami dengan jelas.

2. Masalah Roma pasal 16

Ada sebagian ahli yang menganggap psal 16 ini bukan bagian dari surat Roma, alasannya:

Paulus belum pernah ke Roma, bagaimana mungkin ia kenal dengan orang-orang yang disebut dalam
pasal 16.

Febe dan Gayus adalah anggota jemaat yang dalam Kisah Rasul disebut tinggal di Korintus, sehingga
orang menyimpulkan mungkin sebenarnya bagian itu adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat
Korintus. Menurut 1 Kor. 16:19, mereka masih di Korintus waktu Paulus menulis surat itu, tidak
cocok dengan Rom 16:5 --> terlalu cepat.

Rom. 15:33 cocok dianggap sebagai penutup Surat Roma.


Ada juga pendapat lain, bahwa mungkin ini untuk jemaat Efesus (16:5,7), karena Paulus punya
banyak teman di Efesus yang akhirnya pulang ke Roma, juga gaya bahasa Rom. 15:33 tidak pas.

G. GARIS BESAR ISI SURAT ROMA

Rom 1:1-17 Pendahuluan

I. Rom 1:18-3:20 Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran

A. Rom 1:18-32 Kebutuhan Orang Bukan Yahudi

B. Rom 2:1-3:8 Kebutuhan Orang Yahudi

C. Rom 3:9-20 Kebutuhan Semua Orang

II. Rom 3:21-5:21 Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah

A. Rom 3:21-31 Pembenaran oleh Iman Diringkaskan

B. Rom 4:1-25 Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham

C. Rom 5:1-11 Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran

D. Rom 5:12-21 Adam dan Kristus Dibandingkan

1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian

2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
III. Rom 6:1-8:39 Kebenaran Berkarya Melalui Iman

A. Rom 6:1-23 Kebebasan dari Perbudakan Dosa

1. Rom 6:1-14 Mati Bersama Kristus terhadap Dosa

2. Rom 6:15-23 Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran

B. Rom 7:1-25 Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat

C. Rom 8:1-39 Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan

IV. Rom 9:1-11:36 Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel

A. Rom 9:1-10:21 Persoalan Penolakan Israel

B. Rom 11:1-36 Kemenangan Rencana Allah

V. Rom 12:1-15:13 Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman

A. Rom 12:1-2 Orang Percaya dan Penyerahan Diri

B. Rom 12:3-21 Orang Percaya dan Masyarakat

C. Rom 13:1-7 Orang Percaya dan Pemerintah


D. Rom 13:8-15:13 Orang Percaya dan Hukum Kasih

Rom 15:14-16:27 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 375 379)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 61- 64)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 54 61)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 369 -371)

15

SURAT PERTAMA PAULUS KEPADA JEMAAT DI KORINTUS

A. LATAR BELAKANG KORINTUS DAN JEMAAT KORINTUS

1. Kota Korintus

Sejarah kota Korintus: Sampai abad 196 SM, kota Korintus dikuasai oleh orang Makedonia, lalu
diambil alih untuk bergabung dengan Liga Akhaya. Tapi pada th. 146 SM, karena revolusi sosial kota
ini dira-takan (dihancurkan) dan penduduknya dijual sebagai budak. Th. 46 SM kota Korintus
dibangun lagi oleh kaisar Agustus dan mulai makmur lagi, dan menjadikan Korintus sebagai pusat
propinsi baru (ibu kota) dengan diperintah oleh wali negeri.

Contoh: pada masa penginjilan Paulus (50 M) kota ini diper-intah oleh wali negeri Galio (Kis. 18:12-
17).

Kota Korintus adalah kota metropolitan, yang berada di wilayah Yunani. Juga menjadi pusat
perdagangan karena memiliki 2 pelabuhan besar dan letak kotanya yang sangat strategis. Memiliki
industri keramik dan tembikar. Selain keagungannya, Korintus juga terkenal dalam hal kebejatan
moralnya, karena kota itu menjadi pusat pelacuran dan penyembahan kepada dewa Asmara
(Aprodite), khususnya di Akropolis.

2. Jemaat Korintus

Kelahiran Jemaat Korintus diceritakan dalam Kis. Rasul ps. 18. Pada tahun 50 M Paulus mengunjungi
kota Korintus untuk menunggu Silas dan Timotius yang akan datang dari Makedonia. Di Korintus
Paulus berkenalan dengan Akwila yang sama-sama berprofesi pembuat tenda. Akwila dan Priskila
adalah sepasang suami istri Kristen yang diusir dari kota Roma dan sekarang ada di Korintus. Di
keluarga inilah akhirnya Paulus menetap dan mengadakan persekutuan. Di sinilah jemaat Korintus
dimulai. Sementara itu dengan dukungan Akwila dan Priskila, Paulus juga rajin berkotbah di
singagoge untuk menya-kinkan tentang keMesiasan Yesus kepada orang-orang Yahudi di Korintus.

Jemaat Kristus bertumbuh: Kedatangan Silas dan Timotius membawa berita yang menggembirakan
dari Makedonia (I Tes 3:16). Selain itu kedatangan mereka juga berarti menambah tenaga baru yang
membuat Paulus semakin bersemangat. Namun hubungan dengan Sinagoge ternyata semakin
buruk, dan dengan terpaksa akhirnya Paulus meninggalkan mereka dan sejak itu Paulus memusatkan
perhatian pada masyarakat non-Yahudi (Kis 18:6).

Pusat kegiatan Paulus diadakan di rumah seorang non-Yahudi yang takut akan Allah, bernama Titius
Yustus. Jemaat cepat sekali berkembang (Kis. 18:8-10). Selain banyak anggota non-Yahudi yang
berbalik kepada Tuhan, orang-orang Yahudi juga menjadi terbuka sekali pada Injil. Termasuk di
antaranya adalah pejabat tinggi singa-goge Krispus (I Kor 1:14) dan teman sekerjanya Sostenes.
Banyak diantara mereka yang percaya dan dibaptis (tapi bukan oleh Paulus).
Tapi keadaan Paulus semakin berbahaya karena orang-orang yang tidak menyukai Paulus
mengancam akan menghukum mati (Rom 16:3). Masalah memuncak ketika orang-orang Yahudi
menghadapkan Paulus ke meja pengadilan Wali Negeri.Gubernur Akhya, yang bernama Galio.
Setelah tinggal di Korintus selama 18 bulan (Kis 18:11, 18), Paulus akhirnya dipaksa untuk
meninggalkan Korintus. Dengan membawa Akwila dan Priskila, Paulus pergi meninggalkan Korintus.
Tapi kemudian Apolos datang di Korintus, demikian juga Kefas. Itu sebabnya Paulus menyebutkan
adanya banyak pemimpin rohani di Korintus (I Kor 4:15).

3. Masalah dalam Jemaat Korintus

Ketika di Efesus, Paulus menerima kabar dari keluar-ga Kloe (1 Kor. 1:11) juga surat surat yang
dikirim oleh jemaat Korintus untuk menanyakan sejumlah masalah kepada Paulus. Dari Kis. 18:8,10,
kita ketahui bahwa Jemaat Korintus cukup besar jumlahnya, kelihatannya tidak mengalami
hambatan, bahkan menikmati hidup dengan ama-n (1 Kor. 4:9). Anggotanya ada beberapa orang
Yahudi, tapi kelihatan sekali bahwa mayoritas adalah orang non-Yahudi mereka. Latar belakang
mereka adalah mantan penyembah berhala dan jahat (1 Kor. 6:11) dan hal ini ternyata masih
menghantui kehidupan baru mereka (1 Kor. 6:15). Di lain pihak, pengaruh tradisi Yahudi tidaklah
terlalu kentara. Ada disebutkan sebagai "Injil Lain" (1 Kor. 12:18), tapi tujuan utama adalah untuk
menjelek-jelekkan watak Paulus dan tidak berdasarkan Taurat.

Banyak masalah lain yang timbul dalam kehidupan Jemaat Korintus sepeninggal Paulus. Walaupun
secara sosial Jemaat Korintus memiliki wawasan yang luas, tapi ada garis pemisah yang jelas antar
kaya dan miskin (1 Kor 11:21), kaum intelektual dan bukan, mereka suka berkhotbah muluk-muluk (1
Kor. 1:20; 2:1), membanding-bandingkan guru (1 Kor. 3:40) dan mengubah ajaran-ajaran Paulus (I
Kor 15:12). Orang Korintus juga mempunyai kecenderungan untuk ber-klik; mereka mengambil
nama-nama guru yang bermacam-macam (1 Kor. 1:12). Masalah-masalah yang muncul ini diajukan
perkaranya ke pengadilan sekular (1 Kor. 6:1,6), yang membuat Paulus marah dan menyebut mereka
sebagai "manusia duniawi" (1 Kor. 3:3).

Masalah tentang karunia-karunia. Jemaat Korintus disebut sebagai "tidak kekurangan dalam karunia
apapun" (1 Kor. 1:5). Dan khususnya dalam hal karunia berbahasa lidah (1 Kor. 12;13:1,8; 14:2)
banyak masalah timbul yang menyebabkan pengelompok-ngelompokan, congkak, kepuasan diri, dan
kekacauan. Termasuk juga perempuan dan semuanya menjadi tidak terkenda-li sehingga pusat Injil
menjadi tergeser.
4. Surat-surat Paulus untuk Jemaat Korintus

Dari Surat 1 Korintus ada data tentang surat-surat Paulus yang lain (selain 1 dan 2 Korintus):

a. "Surat terdahulu" dari Paulus (1 Kor. 5:9).

Kemungkinan surat itu berisi petunjuk untuk tidak menerima orang yang berbuat jahat (1 Kor. 5:9),
juga kemungkinan Paulus sudah menyebut tentang pengumpulan uang untuk pelayanan kasih (1
Kor. 16:1-4). Ada yang mengatakan bahwa Surat itu adalah (2 Kor. 6:14-7:1)

b. 1 Korintus

Jadi Surat 1 Korintus adalah surat kedua yang Paulus tulis ketika ada di Efesus (Paulus ada di Efesus
antara tahun 53-55-an), yaitu setelah mendengar kabar dari keluarga Kloe.

c. "Surat keras"

Sering dianggap sebagai 2 Kor 10-13; karena gaya bahasa yang tiba- tiba kasar. Kemungkinan besar
surat ini dikirim setelah Surat 1 Korintus.

d. 2 Korintus

Jelas ditulis dari Makedoria, dimana Ia bertemu dengan Titus (2:13). Ada berita penghiburan, tapi
ada juga hal yang tidak menggembirakan yaitu adanya tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada
Paulus.

5. Kunjungan-kunjungan Paulus ke Korintus

Dari 2 Kor. 12:14; 13:1 dikatakan "aku siap untuk datang ke 3 kalinya". Kisah Rasul hanya
menyebutkan tentang kunjungan Paulus ke Korintus satu kali, tapi bukan merupakan kunjungan
yang menyedihkan (2 Kor. 1:16). Jadi pasti ada kunjungan lain (lebih dari 1 kali). Setelah mengirim
Surat 1 Korintus, Paulus mengunjungi Korintus lagi dari Efesus. Mungkin karena tidak ada perbaikan
keadaan maka Paulus tinggal tidak lama. 2 Korintus 1:16 mengatakan bahwa Paulus berjanji untuk
berkunjung lagi karena tidak puas, tapi ditangguhkan. Ia lalu menulis "surat keras". Tapi ketika Surat
2 Korintus ditulis kunjungan ke 3 sudah dilewatkan, bahkan Paulus sempat mengumpulkan bantuan
dll. Saat itu Paulus menulis surat Roma di Korintus, lalu mengabarkan Injil di tempat-tempat lain.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Surat 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus setelah Paulus mendengar berita tentang Jemaat Korintus
dari keluarga Kloe dan jemaat Yahudi Korintus.

2. Tahun Penulisan

Tahun penulisan diperkirakan tahun 54-55 M, karena Paulus tinggal di Efesus cukup lama (kira-kira 2
tahun, antara thn. 53-57M) .

3. Tempat Penulisan

Ditulis di Efesus (I Kor 16:8,9) dalam Perjalanan Misi Paulus yang ketiga.

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

1 Kor. 1:2, disebutkan dengan jelas oleh penulisnya bahwa surat ini ditujukan kepada Gereja Tuhan
(Jemaat) di Korintus.

D. TUJUAN PENULISAN
Dari laporan keluarga Kloe dan surat-surat yang dikirim dari Jemaat Yahudi Korintus, didapat
gambaran bahwa Jemaat Korintus mengalami banyak masalah yang memecah belah jemaat. Itu
sebabnya Paulus merasa terdesak untuk menulis surat ini.

1. Menyelesaikan masalah

Banyaknya dosa yang merajalela di kehidupan Jemaat Korintus perlu ditangani agar jemaat tidak
terpecah-pecah. Tapi dari surat 1 Korintus terlihat bahwa Paulus menulis lebih dalam dari yang
diharapkan.

2. Mengambil bantuan (1 Kor. 7:1)

Dorongan Paulus supaya mereka memberi bantuan dengan sukare-la untuk jemaat Yerusalem (1
Kor. 16:17).

3. Tindak lanjut

Paulus sudah menulis surat terdahulu (1 Kor. 5:9), dan juga sempat singgah (1 Kor. 16:7), tapi tidak
memberikan hasil yang baik, justru menyusahkan. Surat 1 Korintus merupakan harapan untuk
ditanggapi, sebagai lanjutan tindakan terdahulu.

E. TEMA UTAMA

1. Hikmat Allah

Latar belakang filsafat Yunani menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi orang Korintus (1 Kor 1:19,
25). Oleh karena itu Paulus dengan tegas menasehatkan bahwa hikmat manusia/duniawi adalah sia-
sia, karena hanya akan menghasilkan kesombongan. Tapi hikmat surga adalah menyelamatkan.

2. Penyembahan Berhala
Kepercayaan lama seseorang sebelum terima Kristus mempunyai pengaruh kuat, khususnya karena
sudah menjadi bagian dari budaya (punya arti sosial) mis, sinkritisme (1 Kor. 7:9-13; 8:10; 10:14-
30,11; 12:14).

3. Karunia-karunia

Kasih diberikan untuk membantu umatnya melayani dengan lebih baik. Tetapi orang-orang Korintus
giat untuk mencari karunia-karunia dengan tujuan supaya mereka lebih dihormanti dan disegani di
gereja, khususnya karunia bahasa lidah.

4. Kasih

Kasih menjadi tolak ukur dalam semua tindakan manusia (karena bersifat kekal). Kasih ilahi menjadi
dasar dalam menyelesaikan perselisihan, mengukur kemurnian karunia dan kesungguhan.

5. Jemaat Wanita

Kebiasaan yang tidak diterima dalam masyarakat yang murni berupa budaya, harus ditaati. Wanita
dalam jemaat Korintus dinilai terlalu bebas, banyak berbicara, membuat kericuhan dalam bernubuat
dan berdoa.

6. Perjamuan Kudus (1 Kor. 11:17)

Paulus juga membahas tentang sakramen yang harus dipelihara, yaitu Baptisan (1 Kor 14) ----> tapi
Paulus melarang baptisan orang mati (1 Kor. 15:29).

7. Kebangkitan

Kematian dan kebangkitan Kristen adalah inti dari berita Injil. 1 Kor. ps. 15 membahas secara lengkap
tentang kebangkitan, karena kebangkitan adalah harapan terbesar orang Kristen saat itu.
G. CATATAN

1. Kesedihan dan kekecewaan Paulus

Dalam hal Surat 1 Korintus Paulus sebenarnya kecewa karena selama ini Paulus selalu mengganggap
jemaat Korintus adalah Jemaat yang dewasa (Paulus melayani mereka hampir lebih dari 18 bulan).
Tapi ternyata mereka masih anak-anak secara rohani, belum bisa dianggap dewasa, terbukti dari
masalah-masalah yang ada dalam Jemaat. Kedatangan Paulus yang kedua untuk menyelesaikan
masalah juga tidak menghasilkan hasil yang baik. Itu sebabnya dikatakan oleh Paulus sebagai
kunjungan yang menyedihkan.

2. Hubungan Surat 1 Korintus dan 2 Korintus

Surat I Korintus adalah peringatan keras dan juga ada nada kesedihan. Itu sebabnya Paulus agak
was-was sehingga ia mencari kabar tentang hal itu. Setelah akhirnya Titus menyampaikan kabar
gembira tentang jemaat di Korintus, Paulus menulis surat 2 Korintus sebagai tanggapan akan surat 1
Korintus yang sudah diterima oleh mereka.

I. GARIS BESAR ISI SURAT 1 KORINTUS

1Kor 1:1-9 Pendahuluan

I. 1Kor 1:10-6:20 Pembahasan Masalah-Masalah yang Telah Diberitahukan kepada


Paulus

A. 1Kor 1:10-4:21 Perpecahan dalam Jemaat

1. 1Kor 1:10-17 Empat Golongan

2. 1Kor 1:18-4:5 Penyebab Perpecahan


a. 1Kor 1:18-3:4 Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Hikmat

b. 1Kor 3:5-4:5 Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Pelayanan Kristen

3. 1Kor 4:6-21 Imbauan untuk Berdamai

1Kor 1:10,13 Prinsip: Jemaat sebagai tubuh Kristus (bd. 1Kor 12:12-20) tidak boleh
terpecah-belah menjadi bagian-bagian yang terpisah

B. 1Kor 5:1-6:20 Masalah-Masalah Moral dalam Jemaat

1. 1Kor 5:1-13 Masalah Perzinaan dan Disiplin Gereja

2. 1Kor 6:1-11 Masalah Perkara-Perkara Hukum Sekular di Antara Orang-Orang Kristen

3. 1Kor 6:12-20 Masalah Kebejatan Seksual

1Kor 6:17,20 Prinsip: Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya
berperilaku baik supaya membawa hormat bagi Dia

II. 1Kor 7:1-16:9 Jawaban Terhadap Pertanyaan yang Ditulis Dalam Surat dari Jemaat
Korintus

A. 1Kor 7:1-40 Pertanyaan Mengenai Perkawinan

1. 1Kor 7:1-9 Perkawinan dan Hal Hidup Membujang

2. 1Kor 7:10-16 Tanggung Jawab Kristen dalam Perkawinan


3. 1Kor 7:17-24 Prinsip Kepuasan Hati

4. 1Kor 7:25-38 Nasihat kepada Orang yang Tidak Menikah

5. 1Kor 7:39-40 Pengarahan Tentang Nikah Ulang

1Kor 7:7,32 Prinsip: Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang
suami atau istri; kepada orang lainnya, Ia berikan karunia untuk tinggal membujang demi
kepentingan kerajaan-Nya

B. 1Kor 8:1-11:1 Pertanyaan Mengenai Penggunaan Kemerdekaan Kristen

1. 1Kor 8:1-13 Masalah Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala

2. 1Kor 9:1-27 Disiplin Paulus dalam Menggunakan Kemerdekaannya

3. 1Kor 10:1-13 Peringatan Terhadap Percaya Diri yang Berlebih-lebihan

4. 1Kor 10:14-23 Ketidaksesuaian Pesta Penyembahan Berhala dengan Meja Tuhan

5. 1Kor 10:24-11:1 Beberapa Prinsip Umum dan Nasihat Praktis

1Kor 10:31-32 Prinsip: Lakukan segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada
Allah; jangan melakukan sesuatupun yang bisa menyebabkan orang lain tersandung

1Kor 9:24-27 atau mungkin saudara didiskualifikasi dari pertandingan

C. 1Kor 11:2-14:40 Pertanyaan Mengenai Ibadah Bersama


1. 1Kor 11:2-16 Tudung Kepala Wanita dalam Jemaat

2. 1Kor 11:17-34 Sikap dalam Mengikuti Perjamuan Tuhan

3. 1Kor 12:1-14:40 Karunia-Karunia Rohani

1Kor 14:40 Prinsip: Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur

D. 1Kor 15:1-58 Pertanyaan Mengenai Kebangkitan

1. P. 1Kor 15:12 Bagaimana Mungkin Ada Orang yang Mengatakan Bahwa Tidak Ada
Kebangkitan Orang Mati?

J. 1Kor 15:1-34 Kepastian Kebangkitan

2. P. 1Kor 15:35 Bagaimanakah Orang Mati Dibangkitkan? Dan dengan Tubuh Apakah
Mereka Akan Datang Kembali?

J. 1Kor 15:35-57 Sifat Tubuh Kebangkitan

3. 1Kor 15:58 Kesimpulan Terhadap Pertanyaan Itu

1Kor 15:22-23 Prinsip: Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan


mereka yang menjadi milik Kristus ketika Ia datang kembali

E. 1Kor 16:1-9 Pertanyaan Mengenai Pengumpulan Uang bagi Orang Kudus

1Kor 16:10-24 Pengarahan-Pengarahan Akhir


Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 365 - 374)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 53- 58)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 62 75)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 348 - 368)

16

SURAT KEDUA PAULUS KEPADA JEMAAT DI KORINTUS

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT KORINTUS

(Lihat latar Belakang I Korintus)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


1. Penulis

Rasul Paulus adalah penulis Surat 2 Korintus. Tidak ada perlawanan terhadap pendapat ini, karena
jelas ditulis oleh Paulus dan sesuai dengan Kisah Rasul yang ditulis oleh Lukas.

2. Tahun penulisan

Surat 2 Korintus ditulis setelah Paulus setelah memberitakan Injil di Troas, yaitu sekitar tahun 55/56
M.

3. Tempat Penulisan

Ketika Paulus menulis 2 Korintus, ia sedang ada di Makedonia, setelah ia menunggu Titus dan berita
tentang jemaat Korintus di Efesus dan di Troas (2 Kor. 2:12, 13).

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

2 Kor. 1:1, jelas menunjuk Jemaat di Korintus sebagai penerima Surat.

D. TUJUAN PENULISAN

Surat 2 Korintus ini mempunyai sifat yang agak pribadi, karena berisi pujian Paulus terhadap jemaat
di Korintus. Tetapi ada sebagian orang yang memberikan tuduhan yang menyakitkan hati Paulus
sehingga terpaksa ia harus memberikan pembelaannya

1. Ucapan Syukur

Setelah was-was yang cukup lama, akhirnya Paulus mendengar kabar dari Titus bahwa Jemaat
Korintus bisa menerima teguran Paulus yang agak keras itu. Hal ini membuat hati Paulus lega. Itu
sebabnya dalam Surat 2 Korintus Paulus memberikan pujiannya dan ucapan syukurnya (2 Kor. 2:3;
7:5)
2. Pembelaan akan pelayanan dan kerasulan Paulus

Dalam ps. 1-7 berisi pembelaan Paulus akan pelayanannya. Sedangkan ps. 10-13 adalah pembelaan
Paulus akan kerasulannya.

3. Mengumpulkan bantuan "pelayanan kasih"

Setelah ditegur, akhirnya Paulus menerima uang bantuan (pelayanan kasih) yang sudah dijanjikan 1
tahun yang lalu (2 Kor. 8:9).

E. TEMA UTAMA

1. Panggilan Pelayanan

2 Korintus adalah surat yang paling banyak memberitahukan tentang riwayat hidup Paulus dan
sangat pribadi dan sebagian besar berhubungan dengan pembelaan pelayanannya. (ps. 1-7) dan
khu-susnya atas jabatannya sebagai Rasul (ps. 10-13).

Ada banyak orang Yahudi dalam jemaat Kor. yang mengecam wewenang Rasul Paulus. (11:2/5),
dengan alasan: karena mungkin ia tidak terhitung diantar ke-12 murid yang dipanggil oleh Yesus.
Tuduhan-tuduhan lain yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi penentang Paulus:

Paulus tidak mempunyai surat kepujian (3:1; 2-3)

Paulus bersikap keras dan tegas kalau di surat, tapi tidak waktu bertemu (10:11)

Paulus memuji diri dan bermegah (10:12-13)

Paulus bertindak melewati batas tugasnya. (10:14-15)


Paulus kurang paham dalam berkata-kata (11:6)

Paulus mementingkan diri dan bermegah saja (11:10-14)

Paulus dan Titus mencari keuntungan Jasmaniah (12:17-19)

2. Penderitaan seorang utusan Allah

Peristiwa-peristiwa yang dialami Paulus yang menyebabkan penderitaan:

a. Luput dari tangan orang Damsyik (1 Kor. 11:32-33).

b. Penglihatan yang Paulus pada waktu ia pingsan (2 Kor.12:1-4; Kis 14:19-20).

c. Paulus diberi duri dalam daging (2 Kor 12:7-9).

1) (2 Kor. 12:7) duri diberikan supaya ia jangan meninggikan diri.

Duri = "Seorang utusan iblis untuk mengecoh aku".

2) (2 Kor. 12:9) supaya kuasa Ilahi nyata.

Istilah "duri"diambil dari istilah yang dipakai pada masa bangsa Israel di Kanaan
"Bangsa-bangsa kafir yang tidak dihalau keluar akan menjadi" duri yang menusuk lambung dan akan
menyesak-kan kamu...."

d. Penderitaan lain-lain (2 Kor. 11:22-29)


Paulus dan hampir/nyaris mati beberapa kali. Diantara pelyanan-pelayanan Tuhan yang lain,
penderitaan Paulus tercatat yang paling banyak dalam Alkitab.

3. Allah Tritunggal

Bagian terakhir dari surat 2 Korintus, dikenal seba-gai doa berkat yang dipakai sampai sekarang di
gereja-gereja (2 Kor. 13:13).

F. CATATAN

Setelah kunjungan Paulus yang ke 3 di Korintus, dan menulis 2 Korintus, Paulus lega bahwa akhirnya
semua persoalan perselisihan selesai. Pada saat itulah Paulus menulis Surat Roma, lalu menyebarkan
Injil ke beberapa tempat lain.

G. GARIS BESAR ISI SURAT 2 KORINTUS

2Kor 1:1-11 Pendahuluan

I. 2Kor 1:12-7:16 Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia

A. 2Kor 1:12-22 Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan (Berpendirian Tidak


Tetap)

B. 2Kor 1:23-2:17 Penjelasan Mengenai Perubahan Rencana Perjalanannya

C. 2Kor 3:1-6:10 Penjelasan Mengenai Sifat Pelayanannya

1. 2Kor 3:1-18 Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru


2. 2Kor 4:1-6 Pelayanan yang Terbuka dan Dalam Kebenaran

3. 2Kor 4:7-5:10 Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi

4. 2Kor 5:11-6:10 Pelayanan Dalam Penyerahan yang Penuh Belas Kasihan

D. 2Kor 6:11-7:16 Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat yang Penuh Kasih Sayang bagi
Orang Korintus

II. 2Kor 8:1-9:15 Pengumpulan Uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang
Membutuhkan Bantuan

A. 2Kor 8:1-15 Sifat Kemurahan Hati Kristen

B. 2Kor 8:16-24 Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu

C. 2Kor 9:1-5 Imbauan untuk Tanggapan yang Segera

D. 2Kor 9:6-15 Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati

III. 2Kor 10:1-13:10 Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan

A. 2Kor 10:1-18 Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan

B. 2Kor 11:1-12:18 Keengganan Paulus untuk Membela Kerasulannya

1. 2Kor 11:1-15 Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri


2. 2Kor 11:16-12:10 Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut
Yudaisme

3. 2Kor 12:11-18 Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya

C. 2Kor 12:19-13:10 Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan

1. 2Kor 12:19-21 Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus

2. 2Kor 13:1-10 Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh

2Kor 13:11-14 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 365 - 374)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 53- 58)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 62 75)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 348 - 368)

17
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT DI GALATIA

1. Kota Galatia

Nama "Galatia" dalam Alkitab memang menunjuk dua pengertian:

Kerajaan purba bangsa Galatia di pedalaman utara, dataran tinggi di Asia Kecil. Lonjakan penduduk
terjadi pada abad 3 M di Eropa tengah sehingga memaksa orang Gaul untuk pergi ke daerah Asia
kecil ini dan memegang pemerintahan di sana. Secara geografis daerah utara memang dianggap
biadab dan kasar. Disebut sebagai "Teori Galatia Utara".

Galatia juga nama satu dari propinsi Romawi pada thn. 64 SM. Galatia adalah daerah protektorat
Romawi. Lalu menjadi propinsi penuh thn. 25 SM. Daerah ini cukup luas dan memiliki kota-kota
seperti Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (kota-kota yang disebut dalam pelayanan Paulus di Kis.
13:14. Disebut sebagai "Teori Galatia Selatan.")

Setelah bangsa Romawi akhirnya menguasai kedua daerah tsb. maka untuk memperluas wilayah
Galatia, digabungkanlah bagian Utara dan Selatan, dan seluruh wilayah itu disebut Galatia. Itu
sebabnya timbul masalah ketika Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Galatia, dipertanyakan
galatia Utara atau Selatan?

Ada kecenderungan orang menerima pendapat bahwa "Galatia" yang dimaksud Paulus adalah no. b,
dengan alasan:
Bagian-bagian Frigia yang disatukan ke dalam propinsi Romawi, termasuk Galatia.

Pernyataan dalam Kisah Rasul bahwa Paulus dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke
Asia (Kis. 16:6).

Sangat diragukan bahwa Paulus pernah mengunjungi kerajaan kuno dibagian utara.

2. Sejarah berdirinya Jemaat Galatia

Jemaat Galatia kemungkinan besar adalah hasil pelayanan Paulus dan Barnabas pada perjalanan Misi
Pertama. Jemaat sebagian besar adalah orang-orang bukan Yahudi. Tapi setelah Jemaat ini
berkembang, kepemimpinan diberikan kepada orang Yahudi yang ternyata memberi penekanan
pada pengajaran hukum Taurat. Mereka juga menentang Rasul Paulus, dan menuduh Paulus sebagai
orang yang merombak dan membatalkan Hukum Allah (Firman). Kekacauan Jemaat terjadi karena
jemaat yang non-Yahudi menjadi tertekan karena harus menjalankan tradisi Yahudi untuk tetap
menjadi Kristen.

3. Keadaan jemaat saat Paulus menulis Surat Galatia

Paulus sangat sedih ketika mendengar bahwa dalam Jemaat Galatia timbul pengajaran "bahwa
keselamatan juga harus melaksanakan Hukum Taurat." (Gal 1:6). Hal ini sangat membuat Paulus
kecewa, "betapa cepatnya kamu berbalik dari Dia (Yesus)".

Jelas persoalan berkisar pada pertanyaan-pertanyaan:

Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat itu satu-satunya syarat untuk
selamat?

Apakah ketaatan pada upacara dan peraturan PL diper-lukan untuk memperoleh keselamatan dalam
Kristus.
Selain itu beberapa orang yang tidak menyukai Paulus memberikan tuduhan yang sangat menekan
Paulus:

Pertama, tentang penunjukkan Paulus yang tidak sah, dijawab Paulus di Gal. 1:11-2:10.

Kedua, Paulus dituduh selalu berselisih dengan Petrus tentang keselamatan orang non-Yahudi,
dijawab Paulus dengan Gal. 2:11-14.

Ketiga, tuduhan bahwa dulu Paulus mengajarkan keselamatan melalui sunat (Gal. 5:11), tapi karena
ingin memberi kelonggaran untuk yang non-Yahudi maka Paulus mengubah pendapatnya semula
(Gal. 1:10).

Sebagai pendiri yang melahirkan jemaat Galatia, tuduhan-tuduhan ini sangat membuat Paulus
kecewa. itu sebabnya Paulus terdorong untuk menulis Surat Galatia.

C. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Paulus adalah penulis Surat Galatia, sesuai dengan Gal. 1:1. Tapi ada juga yang menyebut bahwa
Surat Galatia adalah Surat pseudonim (artinya nama "Paulus" hanya dipinjam oleh penulis lain yang
tidak dikenal). Pendapat ini sama sekali tidak memiliki dasar oleh karena itu tidak ada pendukung.
Sebaliknya, justru disetujui bahwa tangan Paulus sendirilah yang menulis (tidak melalui sekretaris),
mungkin karena melihat pentingnya isi surat ini.

2. Tahun Penulisan

Tentang tahun penulisan para ahli yang mengikuti "teori Galatia Selatan" berpendapat tahun yang
awal, yaitu sekitar tahun 48-49M, yaitu pada perjalanan misi Paulus yang pertama setelah ia kembali
ke Antiokia di Siria. Hal ini tergantung dari penafsiran kunjungan ke Yerusalem, apakah sesudah atau
sebelum Sidang Yerusalem. Kalau sebelumnya maka tahun 48-49M lebih memungkinkan.
Tapi menurut teori Galatia Utara, tahun penulisan adalah 54-55M. Hal ini mungkin sesuai dengan
Gal. 4:13 dikatakan tentang kunjungan "pertama kali", maka mungkin Paulus menulis Surat Galatia
sesudah dari Galatia dan Frigia yang kedua kalinya (Kis. 18:23) yaitu pada perjalanan misi Paulus
yang ketiga. Kalau perhitungan ini benar maka Surat Galatia ditulis sekitar tahun 54-55M.

3. Tempat Penulisan

Jika mengikuti "teori Galatia Selatan", maka Paulus menulis sesudah kembali ke gereja Antiokia Siria
sebelum sidang Yerusalem.

Tapi jika yang dimaksud "Galatia" itu adalah salah satu kelompok bangsa Galatia yang tinggal di
Utara maka mungkin Paulus menulisnya ketika ia tinggal di Efesus, atau pada perjalanan melalui
Makedonia.

E. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Dituliskan dengan jelas untuk Jemaat-jemaat/Gereja di Galatia (1:2). Dan seperti diketahui jemaat
Galatia ini terdiri dari 2 golongan, yaitu orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi.

F. TEMA UTAMA

Sama seperti Surat Roma, Surat Galatia memiliki tema "keselamatan".

1. Hukum Taurat

Ajaran legalistis orang Yahudi dibawa meskipun mereka sudah menjadi Kristen. Memang sudah sejak
kecil diajarkan Hukum Taurat, sehingga mereka menganggap bahwa itu dari Allah yang harus
dipercaya. Haruskah Taurat itu dipertahankan? Paulus berka-ta: Tidak, karena kalau dipertahankan,
maka sia-sialah anugerah dalam Yesus Kristus. keselamatan dalam Yesus Kristus sudah sempurna.

2. Injil yang menyelamatkan


Paulus mementingkan Injil yang diberitakannya, karena itu berasal dari Allah langsung dan bukan
dari manusia. Inti Injil adalah kuasa Salib yaitu kuasa yang

melepaskan kita dari dosa (Gal 2:21; 3:21-22)

melepaskan diri dari kutuk Taurat (3:13) 2:21.

melepaskan diri dari kuasa daging dan hawa nafsu (2:20; 5:31)

melepaskan kita dari kuasa duniawi (6:14)

melepaskan kita dari perbudakan Hukum Taurat (4:4-7)

membuka pintu untuk menjadi anak-anak perjanjian/ahli waris.

membuka pintu kepada langkah-langkah kemenangan melalui Roh Kristusn melalui buah Raoh (5:22-
25)

3. Keselamatan hanya karena anugerah

Paulus dengan tegas berkata bahwa manusia berdosa diselamatkan bukan karena perbuatannya tapi
semata-mata karena kasih karu-nia Allah.

G. TUJUAN PENULISAN

Paulus sungguh merasa penting untuk menuliskan surat ini dengan hati-hati, khususnya tentang Injil
yang benar karena ada pengajaran salah yang mulai menyelusup di antara Jemaat, dan sebagai
akibatnya orang-orang yang bertobat di Galatia ada dalam bahaya besar.
Meluruskan kembali pengajaran tentang keselamatan dalam Yesus Kristus karena iman, bukan
karena melaksanakan Hukum Taurat (tradisi Yahudi).

Memberi peringatan untuk Jemaat Galatia terhadap kedatangan orang-orang yang membawa Injil
lain yang sebenarnya bukan Injil, karena telah memutar balikkan kebenaran Injil.

Meminta jemaat Galatia untuk berdiri di atas kemerdekaan yang sudah diberikan Kristus dan hidup
sebagai orang yang tidak lagi di bawah perhambaan hukum. Tapi sekaligus memperingatkan agar
tidak menggunakan kemerdekaan mereka untuk berkubang dalam dosa (5:13-15).

Meneguhkan kembali panggilannya sebagai Rasul, bukan karena penunjukkan manusia tapi Tuhan
Yesus sendiri, maka dengan demikian Surat Paulus juga memberikan otoritas penuh sebagai dari
Allah.

H. CATATAN

Kemiripan dengan Surat Roma

Memang Surat Roma dan Galatia mempunyai kemiripan, khususnya dalam tema utamanya, yaitu
tentang "keselamatan" dan tradisi Yahudi. Ada kemungkinan besar bahwa pengajaran yang tidak
Alkitabiah itu juga menyusup ke dalam jemaat Roma. Namun demikian, jelas terlihat bahwa dalam
Surat Roma Paulus membahas masalah ini dengan jauh lebih matang dan sistematis.

I. GARIS BESAR ISI SURAT GALATIA

Gal 1:1-10 Pendahuluan

A. Gal 1:1-5 Salam

B. Gal 1:6-10 Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
I. Gal 1:11-2:21 Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)

A. Gal 1:11-24 Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus

B. Gal 2:1-10 Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes

C. Gal 2:11-21 Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus

II. Gal 3:1-4:31 Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)

A. Gal 3:1-14 Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik

B. Gal 3:15-24 Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat

C. Gal 3:25-4:7 Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba

D. Gal 4:8-20 Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka

E. Gal 4:21-31 Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak

III. Gal 5:1-6:10 Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)

A. Gal 5:1-12 Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia

1. Gal 5:1 Memelihara Kebebasan Kristen


2. Gal 5:2-12 Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat

B. Gal 5:13-26 Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan


Tabiat Berdosa

1. Gal 5:13-15 Perintah Kasih

2. Gal 5:16-26 Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa

C. Gal 6:1-10 Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus

1. Gal 6:1-5 Saling Menanggung Beban

2. Gal 6:6 Menolong Pelayan Firman Allah

3. Gal 6:7-10 Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik

Gal 6:11-18 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 329 - 336)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 59- 61)


Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 76 82)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 320 - 328)

18

SURAT KIRIMAN KEPADA JEMAAT DI EFESUS

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT DI EFESUS

1. Kota Efesus

Efesus adalah salah satu kota terkemuka di kawasan Asia Kecil, kota yang maju dan menjadi pusat
perdagangan dan kebudayaan di Propinsi itu. Letaknya juga sangat strategis, menjadi pertemuan
Barat dan Timur. Kota Efesus dikelilingi oleh kota-kota penting pada jaman itu. Kota ini juga terkenal
dan sangat bangga dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang Efesus, yaitu Diana, dewa pemelihara.
Pendirian jemaat ini juga merupakan langkah strategis penginjilan Paulus untuk memenangkan kota
penting di Asia.

2. Jemaat Efesus

Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus (Kis. ps 19 & 20), pada saat Paulus melakukan perjalanan misi
ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan penuh kasih untuk semakin
berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus Jemaat Efesus adalah jemaat yang dewasa (Ef
1:3-14), karena mereka bisa menerima "makanan keras." Diketahui bahwa sebagian besar jemaat
adalah orabg-orang non-Yahudi, hanya sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah orang yang
ditunjuk untuk melanjutkan pelayanan Paulus setelah Paulus pergi.
B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Dari tahun 95M sampai abad 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai surat
tulisan Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Ef. 1:1; 3:1. Tapi para ahli modern menentang fakta ini
dengan tajam. Ada beberapa alasan yang diajukan:

a. Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada setengah
dari jumlah kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian PB yang lain. Ada 44 kata yang tidak
dipakai dalam surat-surat Paulus yang lain.

b. Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:

1) Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.

2) Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain

3) Tidak ada salam untuk orang-orang akrab/nama-nama tidak dicantumkan.

4) Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis.

c. Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat
umum.

d. Tahun penulisan diperkirakan melebihi jamannya Paulus (dilihat dari ciri dan ungkapan
tahun).

e. Nama "Efesus" tidak tercantum di beberapa surat salinan asli yang lain.
Dari alasan di atas disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis Surat Efesus, tapi
mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan memakai nama
Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh teolog Injili.

2. Tahun Penulisan

Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan Surat ini adalah Ef. 3:1 dan 6:20, yang
menceritakan keadaan Paulus waktu menulis Surat ini, yaitu ketika Ia ada di penjara Roma. Hal ini
sesuai dengan catatan dari Kol. 4:3, 10, 18 dan Kis. Rasul 28. Oleh karena itu tahun yang tepat untuk
penulisan surat Efesus adalah antara thn. 60-62 M.

3. Tempat Penulisan

Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai "surat penjara", karena memang ditulis
oleh Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma (Ef. 3:1; 6:20).

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Dari Ef. 1: 1 dikatakan bahwa penerima surat ini adalah orang-orang kudus dan percaya di Efesus.
Namun demikan, para ahli modern meragukan berdasarkan alasan-alasannya. Menurut mereka
nama Efesus sebenarnya hanyalah tambahan dan aslinya tidak tercantum nama itu (kosong). Kalau
alasan-alasan mereka betul maka diduga Surat Efesus sebenarnya adalah surat edaran terbuka
untuk jemaat-jemaat Asia. Tikhikus (pembawa surat), mencantumkan nama "Efesus" pada alamat di
tiap naskah yang diberi tempat kosong. Naskah asli kemungkinan ditunjukan kepada jemaat Laodikia
(Kol 4:16), tapi Efesus adalah jemaat terbesar yang ada di wilayah itu. Praduga tersebut dikuatkan
dengan tidak adanya salam pribadi di surat Efesus.

D. TEMA UTAMA

1. Keesaan Gereja (Gal. ps.1, 2, 3)

Asal mula gereja adalah menurut rencana Allah, dan adalah terdiri dari Yahudi dan non-Yahudi.
Mereka satu dalam Kristus. Dengan dasar bahwa keselamatan adalah anugerah (Ef. 2:1-10) Paulus
ingin menjaga keseimbangan agar orang Yahudi tidak diprasangkai oleh orang non-Yahudi, atau
sebaliknya. Untuk itu Paulus melihat pentingnya pemahaman gereja yang esa dimana orang Yahudi
dan non-Yahudi bersatu (2:11-22). Bagi Paulus ada ruangan yang luas dalam Tubuh Kristus (Gereja)
untuk orang dari berbagai macam bangsa (3:10; 5:22-6:9). Puncak dari pemetrai-an gereja adalah
ketika gereja menjadi milik Allah. (1:14). Sedangkan dasar persaudaraan dalam gereja adalah kasih
(1:16).

2. Doa Paulus

Ef. 3:14-19 merupakan doa Paulus bagi jemaat-jemaat yang dilayani. memakai bahasa yang sangat
puistis.

3. Kewajiban baru/hidup baru

Kehidupan jemaat yang maju ini tidak luput dari masalah. Walaupun Jemaat Efesus termasuk dalam
kategori dewasa tidak berarti mereka tidak perlu mengusahakan hidup yang taat. Hukum Taurat
memang tidak menjadi syarat bagi keselamatan, tapi tidak berarti orang Kristen bisa hidup
sembarangan. Paulus mengingatkan akan pentingnya melaksanakan kewajiban hidup baru:

- Hidup meninggalkan manusia lama (5:3) - Hidup orang tua - anak (6:1-4)

- Hidup penuh puji-pujian (5:18-21) - Majikan dan hamba (6:5-9)

- Hidup suami istri (5:22-33)

4. Perkawinan

Kasih sebagai dasar hubungan antara suami dan istri. Sama seperti Kristus dengan jemaat/gereja.
Mereka harus mempersiapkan diri menyambut mempelai laki-laki (Ef. 5:22-32).

E. TUJUAN PENULISAN
Tidak seperti Surat-surat Paulus yang lain, Surat Efesus ini tidak membahas secara spesifik masalah
yang dihadapi oleh jemaat. Isinya penting dan penuh konsep-konsep kekristenan tapi sangat umum
sifatnya.

1. Ucapan syukur

Paulus mengucap syukur dan terima kasih akan anugrah Allah bagi jemaat di Efesus.

2. Nasehat untuk hidup jemaat yang dewasa

Kasih Paulus ditunjukkan bagi jemaat ini karena Paulus sendiri yang telah mendidik mereka
bertumbuh menjadi dewasa. Namun demikian Paulus merasa perlu untuk mengingatkan mereka
kembali untuk hidup kudus dan tidak cepat puas.

3. Asal-usul gereja

Jemaat Efesus yang sebagian besar adalah non-Yahudi perlu diingatkan untuk tidak menganggap
remeh Israel dan menganggap sepele partisipasi orang Yahudi dalam amanat Injil. Memang orang
non-Yahudi mempunyai kedudukan yang sama dengan orang Yahudi, namun demikian penting bagi
mereka untuk mengingat bahwa asal-usul gereja adalah dari Israel.

F. CATATAN

Hal sangat ironis sekali jika dibandingkan dengan Wahyu 2:1-7, Gereja Galatia dinubuatkan sebagai
"kaki dian yang tidak bersinar lagi", karena "engkau telah meninggakan kasih yang mula-mula.

G. GARIS BESAR ISI SURAT EFESUS

Ef 1:1-2 Salam Kristen


I. Ef 1:3-3:21 Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya

A. Ef 1:3-14 Keutamaan Kristus dalam Penebusan

1. Ef 1:3-6 Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa

2. Ef 1:7-12 Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya

3. Ef 1:13-14 Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus

Ef 1:15-23 Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani

B. Ef 2:1-3:21 Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus

1. Ef 2:1-10 Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru di
Dalam Kristus

2. Ef 2:11-15 Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan

3. Ef 2:16-22 Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga

4. Ef 3:1-13 Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja

Ef 3:14-21 Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani

II. Ef 4:1-6:20 Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya

A. Ef 4:1-5:21 Hidup Baru Orang Percaya


1. Ef 4:1-16 Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja

2. Ef 4:17-5:7 Hidup Baru yang Kudus

3. Ef 5:8-14 Hidup Sebagai Anak-Anak Terang

4. Ef 5:15-21 Hati-Hati dan Penuh dengan Roh

B. Ef 5:22-6:9 Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya

1. Ef 5:22-33 Suami dan Istri

2. Ef 6:1-4 Anak-Anak dan Orang-Tua

3. Ef 6:5-9 Hamba dan Tuan

C. Ef 6:10-20 Peperangan Rohani Orang Percaya

1. Ef 6:10-11a Sekutu Kita -- Allah

2. Ef 6:11-12 Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya

3. Ef 6:13-20 Perlengkapan Kita -- Senjata Allah

Ef 6:21-24 Penutup
Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 393 - 396)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 68- 71)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 83 92)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 385 - 390)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 203 234)

19

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT FILIPI

1. Kota Filipi

Kota Filipi ditemukan thn. 360 SM, sebagai suatu dusun kecil orang Trasia yang didirikan oleh Filipus
(Ayah Alexander Agung). Pada thn. 168 SM kota ini jatuh ke tangan Romawi dan pada thn. 42 SM
dijadikan sebagai menjadi koloni kekaisaran Romawi. Oleh Kaisar Agustus kota ini akhirnya dijadikan
sebagai propinsi Romawi dan menjadi pangkalan militer terkenal. (Catt. Filipi adalah kota asal
penulis Injil Lukas).
2. Jemaat Filipi

Pada thn. 51 M, Jemaat ini didirikan oleh Paulus dan teman sekerjanya (Timotius, Silas, dan Lukas),
dalam perjalanan Misi Paulus kedua. Jemaat ini lahir sebagai tanggapan akan panggilan melalui
penglihatan Allah kepada Paulus di Troas, yang sering disebut sebagai "panggilan Makedonia" (Kis
16:9-40) dan jemaat Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan di Eropa.

Ketika pertama kali Paulus ke Filipi ia tidak menemukan sinagoge tapi menemukan sekelompok
wanita yang berhimpun pada hari Sabat, ditempat sembahyang, di tepi sungai. Seorang diantaranya
adalah Lidia, "Penjual kain ungu". Ia akhirnya menjadi wanita pertama yang bertobat di sana dan
membuka rumahnya untuk dijadikan tempat persekutuan. Petobatan lain yang dicatat adalah kepala
penjara Filipi. Berkembanglah persekutuan ini menjadi jemaat Filipi.

Jemaat ini termasuk Jemaat yang sangat baik dikenal Paulus (intim) dan paling setia dibanding
jemaat-jemaat yang lain. Selain mereka sering mengirim bantuan keuangan, mereka juga memberi
sumbangan kepada Paulus dan rekan-rekannya waktu mereka di penjara Roma. Jemaat sempat
ditinggalkan Paulus dan jemaat juga sempat dianiaya, tetapi tidak tawar hati. Kemungkinan Lukas
ditinggal di Filipi untuk memelihara Jemaat muda ini. Dan pada perjalanan misinya ketiga Paulus
sempat mengunjungi untuk yang ke 2 kali.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Penulis Surat ini adalah Rasul Paulus (Fil. 1:1). Ditunjukkan dengan banyaknya referensi pribadi, dan
juga mempunyai ciri-ciri yang sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Jadi tidak ada keraguan.

Namun demikian ada beberapa pendapat yang muncul kemudian bahwa sekalipun ini surat Paulus
tetapi mungkin Timotiuslah yang menulis dan Paulus yang mendikte. Itu sebabnya dalam
pembukaan dituliskan dari "Paulus dan Timotius".

2. Tahun penulisan
Sama seperti surat Efesus, penulis sedang berada di penjara (Fil. 1:7-30). Namun demikian tidak
disebutkan dengan jelas bahwa itu adalah penjara di Roma. Kalau betul maka kemungkinan ditulis
pada saat yang bersamaan dengan surat-surat penjara yang lain, yaitu sekitar thn. 61M (Kis. 28).

Kemungkinan lain yang tidak pasti adalah di Efesus.

3. Tempat Penulisan

Penjara di Roma (Fil 1:7,13,17), tapi ada yang berpendapat kemungkinan penjara yang dimaksud
adalah di Efesus (Kis. 19).

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi yang ditulis secara umum, untuk sekelompok orang
yang mempunyai hubungan yang erat dengan penulis suratnya. Disebutkan dalam Fil. 1:1, bahwa
"orang-orang kudus di Filipi" adalah penerima surat ini.

D. TEMA UTAMA

Tema utama Surat Filipi adalah: Sukacita dan Injil kasih (persekutuan)

1. Kristologi

Salah satu bagian dalam Kitab-kitab PB yang memuat penjelasan yang indah tentang doktrin
Kristologi. Berisi pemahaman tentang inti inkarnasi Kristus; kematian dan kemuliaan Kristus. Bahwa
dengan rendah hati Kristus menjadi manusia dan "mengosongkan" diri untuk menjadi hamba (Fil.
2:6-11).

2. Injil
Justru karena dianiaya Injil diberitakan, Paulus dipenjara tetapi tidak ada kuasa manusia manapun
yang dapat menutup pintu Injil (Fil 1:12-26).

3. Nasehat

Bahaya perpecahan akan mengancam jemaat Kristus kalau masing-masing tidak menyadari
pentingnya perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang sering
mengakibatkan anggota jemaat tidak sehati dan sepikir.

4. Ucapan syukur

Karena kasih karunia yang Tuhan limpahkan kepada Paulus melalui jemaat Filipi

E. TUJUAN PENULISAN

Tidak ada tanda-tanda bahwa Paulus menulis surat ini untuk menyelesaikan masalah, tapi lebih
sebagai ucapan syukur dan pemberian semangat.

1. Ucapan terima kasih

Paulus bersyukur bahwa jemaat Filipi mempunyai beban untuk membantu pelayanan dengan selalu
mengirimkan bantuan keuangan kepada Paulus

2. Menyampaikan berita dari pribadi

Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi, karena didalamnya Rasul Paulus banyak memberitakan
tentang dirinya (Fil. 1:12-26; 3:4-14; 4:10-20).

3. Peringatan akan ajaran sesat


Sesudah ditinggalkan kurang lebih selama 10 tahun, Paulus mendengar adanya penyusup-penyusup
yang membawa ajaran Palsu dan bahaya perpecahan dalam gereja. Itu sebabnya Paulus
memberikan peringatannya agar jemaat waspada.

4. Memberi semangat

Paulus menyadari bahwa penganiayaan dapat membuat kehidupan Kristen merosot, tetapi Paulus
bersyukur karena Jemaat Filipi tidak takut aniaya, bahkan mereka telah dianiaya tetapi tidak putus
asa.

F. CATATAN

Mungkin termasuk satu-satunya surat Paulus yang tidak mengandung nada kecaman atau kata-kata
keras. Sebaliknya penuh kasih sayang.

G. GARIS BESAR ISI SURAT FILIPI

Fili 1:1-11 Pendahuluan

A. Fili 1:1-2 Salam Kristen

B. Fili 1:3-11 Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi

I. Fili 1:12-26 Keadaan Paulus Sekarang Ini

A. Fili 1:12-14 Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan

B. Fili 1:15-18 Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan


C. Fili 1:19-26 Kerelaannya untuk Hidup atau Mati

II. Fili 1:27-4:9 Hal-Hal yang Penting bagi Gereja

A. Fili 1:27-2:18 Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi

1. Fili 1:27-30 Supaya Tetap Setia

2. Fili 2:1-2 Supaya Bersatu

3. Fili 2:3-11 Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan

4. Fili 2:12-18 Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela

B. Fili 2:19-30 Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja

1. Fili 2:19-24 Timotius

2. Fili 2:25-30 Epafroditus

C. Fili 3:1-21 Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu

1. Fili 3:1-16 Sunat Palsu Lawan Sunat Benar

2. Fili 3:17-21 Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani

D. Fili 4:1-9 Nasihat Akhir Paulus


1. Fili 4:1-3 Kemantapan dan Kerukunan

2. Fili 4:4-5 Sukacita dan Kelemahlembutan

3. Fili 4:6-7 Kebebasan dari Kekhawatiran

4. Fili 4:8-9 Pengendalian Pikiran dan Kehendak

E. Fili 4:10-23 Penutup

F. Fili 4:10-20 Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima

G. Fili 4:21-23 Salam Akhir dan Doa Berkat

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 400 - 406)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 71 - 73)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 93 98)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 390 - 394)


Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 235 239)

20

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI KOLOSE

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT KOLOSE

1. Kota Kolose

Satu kota di propinsi Romawi, wilayah Asia, bagian barat negara Turki sekarang. (160 km dari
Efesus). Pernah menjadi kota penting pada jaman kerajaan Lidia juga Pergamus. Tapi sejak menjadi
wilayah bangsa Romawi kota ini kurang berperan. Bahkan sekarang kota ini tidak berpendduduk,
mungkin karena banyak bencana gempa bumi yang terjadi di sana.

2. Jemaat Kolose

Karena Paulus sendiri mengakui bahwa ia belum pernah mengenal Jemaat Kolose (Kol. 2:1), maka
bisa dipastikan bahwa Paulus bukanlah pendiri Jemaat itu. Tapi dari Kis. 19:10 diketahui bahwa
jemaat Kolose didirikan oleh seorang penduduk Kolose yang bernama Epafras. Epafras kemungkinan
menerima Injil melalui Paulus ketika Paulus melayani di Efesus (Kis 19:10). Kalau memang betul
demikian maka tidak heran kalau Epafras, sebagai pendiri jemaat itu, mencari nasehat dari bapak
rohaninya (Paulus). Paulus mempunyai kesan yang baik terhadap Epafras, dan disebut sebagai
"kawan pelayanan" yang dikasihi dan setia (1:7,8). Perlu diketahui bahwa Jemaat kolose sebagian
besar adalah orang non-Yahudi (1:27; 2:13).

3. Keadaan Jemaat Kolose ketika Paulus menulis Surat Kolose


Epafras mencari Paulus untuk meminta nasehat sehubungan dengan keadaan yang ada di jemaat
Kolose. Dari keterangan Eprafas, Paulus mengambil kesimpulan bahwa ada orang-orang yang
berusaha menyusupkan ajaran palsu ke dalam jemaat, yang diduga adalah pengajaran dari
Gnostisisme.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Rasul Paulus adalah penulis Surat Kolose (Kol. 1:1; 4;18). Pada waktu yang lalu ada beberapa
keberatan tentang Paulus sebagai penulisnya, tetapi tidak lagi diakui sebagai keberatan yang sah.
Mis:

a. Tentang ajaran Gnostisisme baru muncul pada abad 2.

Pembelaan: aliran Gnostisime pada abad 2 sudah berkembang jauh (lengkap), tapi bukan berarti
belum muncul pada abad 1, hanya saja masih baru mula-mula.

b. Tentang susunan surat, perben-daharaan bahasa, gaya bahasa.

Pembelaan: kalau dibandingkan dengan surat Filemon, maka dijum-pai kemiripan dan juga saling
melengkapi. Kemungkinan besar karena ditulis pada waktu yang hampir bersamaan.

2. Tahun Penulisan

Diperkirakan thn. penulisan adalah thn. 60 M.

Ada perbedaan pendapat untuk menentukan kapan, karena tergantung dimana Paulus waktu itu:
apakah penjara yang dimaksud adalah di Kaisaria, Efesus atau Roma. Kemungkinan yang dimaksud
adalah Roma.
3. Tempat Penulisan

"Belenggu" dalam Kol. 4:18 ditafsirkan sebagai penjara dan kemungkinan merupakan penjara di
Roma, khususnya kalau dibandingkan dengan Kis. 28. Pertemuan dengan Epafra diketahui ada di
penjara Roma.

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Jemaat Kristen di Kolose, seperti yang disebut di Kol.1:2 walaupun Paulus sendiri ternyata belum
pernah melayani ke Kolose (2:1).

D. TEMA UTAMA

Inti masalah yang dihadapi oleh Jemaat Kolose adalah jemaat perlu diberikan pengajaran yang benar
supaya mereka tahu membedakan yang benar dan yang salah. Dan metode itulah yang digunakan
Paulus untuk menolong jemaat di Kolose - membeberkan kebenaran supaya Jemaat menemukan
sendiri kesalahan-kesalahan dari ajaran sesat itu dan diharapkan mereka berbalik dari kepercayaan
yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

1. Keunggulan Kristus

Pengajaran ini merupakan campuran antara pengajaran Yahudi dan Gnostik, yang mencoba
menurunkan kekristenan dan merendahkan pekerjaan Kristus. Untuk itulah Paulus memberikan
kebenaran tandingan dan membeberkan keunggulan dan gelar-gelar Kristus secara sistematis:

Gambar Allah yang tiada kelihatan

Yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan

Di dalam Dialah roh telah diciptakan segala sesuatu


Segala sesuatu ada dalam Dia

Kepala Jemaat

Ia yang sulung, yang pertama bangkit dari antar orang mati.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia.

Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu.

Kristus ditengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengha-rapan akan kemuliaan.

Di dalam dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. (2:3)

Dalam dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan (2:9)

Kamu telah dipenuhi di dalam Dia (2:10)

Kepala semua pemerintahan dan penguasa (2:10)

2. "Ibadat Kolose"

Dikenal dengan istilah "ibadat Kolose" karena unsur-unsur pemujaan yang menjadi ciri dalam jemaat
Kolose:

a. Menyembah kuasa-kuasa dari dunia roh dan malaikat (Kol. 2:18)


Yang benar adalah Kristus mempunyai kuasa atas roh-roh dan kuasa segala kepenuhan Ilahi ada
pada Kristus. Dengan melakukan pemujaan kepada kuasa-kuasa roh berarti kita telah memberi
tempat sempit untuk Kristus (Kol. 1:16, 20; 2:5)

b. Memelihara hal-hal lahiriah

Yang benar adalah kekudusan hanya dapat dicapai dengan menyerahkan diri/kendali pada Kristus,
membuang segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaranNya. Oleh karena itu memelihara
hari-hari raya dan puasa, bulan baru dan sabat, sunat dll. sebagai jalan untuk mengekang diri dari
penaklukan kedagingan adalah sia-sia, sebaliknya malah justru menimbulkan kesombongan rohani.

c. Hikmat manusia yang diagung-agungkan:

Yang benar adalah "perkataan Kristus" memberikan pentunjuk hidup baru dan bukan pengetahuan
(gnosis)/hikmat manusia.

3. Doa Paulus (Kol. 1:9-12)

Salah satu dari 4 doa Paulus yang terindah yang dicatat dalam surat-surat Paulus.

Doa-doa yang lain: Ef. 1:16-19, Ef. 3:14-19, Fil. 1:9-11

E. TUJUAN PENULISAN

Dari laporan Epafras tentang keadaan di jemaat Kolose, Paulus melihat pentingnya masalah ini untuk
ditangani. Jadi sekalipun jemaat Kolose bukanlah asuhannya, tetapi Paulus merasa penting untuk
membantu Epafras, yang adalah teman pelayanannya, untuk mengatasi/ meluruskan pengajaran
yang salah di Kolose.

1. Mengucap syukur
Paulus membesarkan hati jemaat itu dengan memperlihatkan hal positif yang ada di jemaat bahwa
jemaat telah hidup dalam "iman (kepada Kristus), kasih (terhadap orang-orang kudus) dan
pengharapan (akan surga)" (Kol. 1:4,5).

2. Memberi nasehat akan bahaya ajaran-ajaran sesat

Paulus membeberkan kebenaran Firman Tuhan untuk melawan ajaran-ajaran sesat yang sedang
menyusup ke dalam jemaat. Ajaran sesat yang dilihat oleh Paulus tsb. misalnya:

Ajaran yang melecehkan Kristus (keunikanNya), juga tentang penderitaan/dukacita sebagai sarana
untuk bertumbuh, dan ajaran tentang kesombongan rohani

F. CATATAN

Surat Kolose dan Efesus sering disebut sebagai "surat kembar". Selain sama-sama ditulis di penjara
pada saat yang hampir bersamaan, juga isinya banyak yang mirip. Mis.: Efesus 5:22-31; 6:1-4 dan
Kol. 3:18-21.

G. GARIS BESAR ISI SURAT KOLOSE

Kol 1:1-12 Pendahuluan

A. Kol 1:1-2 Salam Kristen

B. Kol 1:3-8 Ucapan Syukur Karena Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka

C. Kol 1:9-12 Doa untuk Kemajuan Rohani Mereka

I. Kol 1:13-2:23 Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya


A. Kol 1:13-23 Keutamaan Kristus yang Mutlak

1. Kol 1:13-14 (bd. Kol 1:20,22) Sebagai Penebus Demi Orang Lain

2. Kol 1:15-17 Sebagai Tuhan atas Ciptaan

3. Kol 1:18 Sebagai Kepala Gereja

4. Kol 1:19-20 Sebagai Pendamai Segala Sesuatu

5. Kol 1:21-23 Sebagai Pendamai Jemaat Kolose dengan Allah

B. Kol 1:24-2:7 Pelayanan Paulus Dalam Rahasia Allah di dalam Kristus

1. Kol 1:24-25 Menggenapkan Penderitaan Kristus

2. Kol 1:26-2:7 Menyempurnakan Orang Percaya di dalam Kristus

C. Kol 2:8-23 Berbagai Peringatan Terhadap Ajaran Sesat

1. Kol 2:8 Persoalan: Ajaran yang Tidak Menurut Kristus

Kol 2:9-15 Pemecahan: Disempurnakan di dalam Kristus

2. Kol 2:16-23 Persoalan: Berbagai Perbuatan Ibadah yang Tidak Menurut Kristus

Kol 2:20 Pemecahan: Disalibkan Bersama Kristus


II. Kol 3:1-4:6 Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya

A. Kol 3:1-17 Perilaku Pribadi Orang Percaya

1. Kol 3:1-4 Bila Kristus Adalah Hidup Kita

2. Kol 3:5-9 Mengesampingkan Hidup Lama yang Berdosa

3. Kol 3:10-17 Mengenakan Manusia Baru di dalam Kristus

B. Kol 3:18-4:1 Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya

1. Kol 3:18-19 Suami dan Istri

2. Kol 3:20-21 Anak dan Orang-Tua

3. Kol 3:22-4:1 Hamba dan Tuan

C. Kol 4:2-6 Pengaruh Rohani Orang Percaya

1. Kol 4:2-4 Kehidupan yang Diabdikan kepada Doa

2. Kol 4:5 Perilaku Bijaksana Terhadap Orang Luar

3. Kol 4:6 Perkataan yang Dibumbui Kasih Karunia


Kol 4:7-18 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 396 - 400)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 65 - 67)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 94 104)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 380 - 383)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 240 244)

21

SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA JEMAAT TESALONIKA

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT TESALONIKA

1. Kota Tesalonika
Kota Tesalonika terletak dipersimpangan jalan darat dan padat penduduknya. Kota terbesar di
wilayah Makedonia. Sampai saat ini kota Tesalonika masih menjadi kota besar. Nama kota ini
diambil dari nama adik perempuan Iskandar Zulkarnain, "Salonika". Kota ini didirikan pada thn.
315SM. Penduduk sebagian besar adalah orang non-Yahudi, tapi ada juga orang Yahudi. Kota
pelabuhan yang indah, kota Yunani yang bebas otonom.

2. Jemaat Tesalonika

Pada perjalanan Misi kedua, Paulus dan Timotius dan Silas pergi ke Tesalonika sekembalinya dari
Filipi (1 Tes. 2:2). Dari Kis. 17:1-9 diketahui bahwa Mereka mengunjungi dan menga-jar di rumah
ibadat Yahudi di selama 3 hari sabat berturut-turut. Orang-orang non-Yahudi rupanya menerima Injil
dengan gembira. Diantara yang hadir adalah wanita terkemuka di wilayah itu.

Perkembangan Injil sangat pesat, sehingga Paulus tinggal di Tesalonika beberapa bulan. Tapi orang-
orang Yahudi tidak senang melihat apa yang terjadi. Paulus dan teman-temannya didakwa sebagai
penghianat oleh orang Yahudi yang iri hati. Mereka menyewa para perusuh pasar untuk melakukan
huru hara. Paulus dan Silas tinggal di rumah Yason, yang adalah petobat baru. Pada malam hari
mereka berusaha menangkap Paulus di rumah Yason. Tapi ketika tidak ditemukan, mereka merusak
dan menangkap Yason dan mengajukan perkara ini ke para pembesar. Sebagai tuduhan dikatakan
bahwa Paulus mengajar tentang kedatangan seorang raja lain yang bernama Yesus. Hal ini membuat
orang Romawi gelisah. Setelah mendapat jaminan dari Yason, akhirnya mereka diminta
meninggalkan Tesalonika pada malam hari.

3. Keadaan jemaat Tesalonika saat penulisan surat

Berita tentang keadaan kota Tesalonika diterima Paulus dari Silas dan Timotius ketika Paulus ada di
Korintus. Isi berita tsb. adalah:

Kabar baik, jemaat setia dalam iman walaupun banyak penderitaan (2:14). Tapi ada juga kabar yang
tidak gembira yaitu adanya masalah-masalah yang timbul di jemaat Tesalonika, yaitu jemaat masih
melakukan dosa-doa seperti misalnya, pecabulan (1 Tes. 4:2-7). Selain itu ada juga ajaran-ajaran
sesat tentang hari kedatangan Tuhan sehingga membuat jemaat tidak melakukan tugas-tugasnya.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


1. Penulis

Paulus mengindentifikasikan diri, bersama dua rekan pelayanannya Timotius dan Silas, sebagai
penulis surat 1 Tesalonika (1 Tes.. 1:1; 2:18). Namun demikian kita ketahui bahwa Pauluslah yang
memegang peranan dalam hal ini, karena keterlibatan Timotius dan Silas tidak terlihat jelas dalam
surat itu.

2. Tahun Penulisan

Dapat dipastikan Paulus menulis surat 1 Tesalonika dari Korintus, ketika Timotius dan Silas baru saja
bergabung dengan Paulus (Kis. 18:5; 2 Kor. 1;19). Kalau benar demikian maka tahun penulisan surat
ini adalah sekitar thn. 50 M dan menjadi salah satu tulisan awal yang ditulis Paulus.

3. Tempat Penulisan

Seperti penjelasan di atas, Surat ini ditulis dari Korintus.

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Jelas surat ini ditujukan kepada Jemaat Tesalonika (1 Tes.1:1).

D. TEMA UTAMA

Paulus melihat bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi di Tesalonika membutuhkan tuntunan


pengajaran yang benar sehingga mereka bisa menjalankan hidup Kristennya dengan lebih
bertanggung jawab.

1. Kemerosotan Moral
Menjaga hidup kekudusan merupakan bagian dari kehidupan Kristen yang benar. Semakin dekat
"Hari Tuhan" semakin perlu kita meninggalkan hidup yang tidak kudus, supaya ketika Tuhan Yesus
datang, Ia akan akan mendapati kita tak bercacat (1 Tes. 4:1-12).

2. Kasih Persaudaraan

Kasih persaudaraan seharusnya tidak diterima untuk kepentingan pribadi. Petobat-petobat Kristen
yang kaya patut menunjukkan kebaikan mereka dengan memberikan bantuan kepada orang-orang
miskin. Tapi bukan berarti memberi kesempatan kepada orang-orang miskin untuk hidup bermalas-
malas, karena itu bertntangan dengan hukum kasih (1 Tes. 5:12-14).

3. Kedatangan "Hari Tuhan"

Paulus banyak menyitir/mengutip pengajaran Yesus tentang kedatangannya yang ke dua kali. Mis.:

Mat. 24:30,31 Mrk. 13:32 -37 Luk. 21:25-35

Mat. 25:13 Luk. 12:39,46

Pengajaran yang salah dapat membuat orang Kristen mempunyai ketakutan yang tidak beralasan.
Kepastian bahwa orang-orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu kembali dengan orang-orang
yang dikasihi merupakan suatu penghiburan yang besar.

E. TUJUAN PENULISAN

1. Pujian kepada jemaat

Paulus mendengar penderitaan mereka karena aniaya Paulus merasa perlu untuk mengingatkan
akan penderitaannya sendiri dan perjuangan imannya (1Thes. 1:2-10).

2. Peringatan untuk menjaga hidup kekudusan


Alangkah mudahnya kehidupan percaya terperosok lagi ke kehidupan daging, seperti pencabulan (1
Thes. 4:2-7), hidup dengan bermalas-malas (1 Thes. 4:10-12), dll., khususnya untuk orang-orang non-
Yahudi yang kurang memperhatikan disiplin hidup.

3. Mengoreksi ajaran kedatangan "Hari Tuhan"

Anggota jemaat Tuhan mulai bertanya tentang "Hari Tuhan", karena sepeninggal Paulus banyak
anggota yang sudah mati. Bagaimana keadaan mereka yang mati sebelum kedatangan Hari
Tuhan,?apakah mereka menjadi kurang beruntung? Akankah kita bertemu lagi dengan mereka? (1
Tes. 4:13-18: 5:2)

F. CATATAN

Pada bagian salam, Paulus tidak menyebut gelar/jabatan resmi Paulus, karena ia menulis sebagai
teman dan penasehat rohani.

G. GARIS BESAR ISI SURAT I TESALONIKA

1Tes 1:1 Salam Kristen

I. 1Tes 1:2-3:13 Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika

A. 1Tes 1:2-10 Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus

1. 1Tes 1:2-3 Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka

2. 1Tes 1:4-6 Pertobatan Mereka yang Sejati

3. 1Tes 1:7-10 Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain


B. 1Tes 2:1-3:8 Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka

1. 1Tes 2:1-12 Meninjau Kembali Pelayanannya

2. 1Tes 2:13-16 Mengingat Tanggapan Mereka

3. 1Tes 2:17-3:8 Memelihara Perhatiannya

C. 1Tes 3:9-13 Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani


dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan

II. 1Tes 4:1-5:22 Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika

A. 1Tes 4:1-8 Mengenai Kekudusan Seksual

B. 1Tes 4:9-10 Mengenai Kasih Persaudaraan

C. 1Tes 4:11-12 Mengenai Kerja yang Jujur

D. 1Tes 4:13-5:11 Mengenai Kedatangan Kristus

1. 1Tes 4:13-18 Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus

2. 1Tes 5:1-11 Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus

E. 1Tes 5:12-13 Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani


F. 1Tes 5:14-18 Mengenai Kehidupan Kristen

G. 1Tes 5:19-22 Mengenai Pengenalan Rohani

1Tes 5:23-28 Penutup

A. 1Tes 5:23-24 Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka

B. 1Tes 5:25-28 Permohonan Terakhir dan Berkat

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 348 - 350)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 45- 50)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 105 - 109)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 337 - 339)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 245 249)

22
SURAT PAULUS KEDUA KEPADA JEMAT DI TESALONIKA

A. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT TESALONIKA

(Lihat Surat Pertama Tesalonika)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Sesuai dengan 2 Tes. 1:1 dan 3:17, surat ini dikenal sebagai Paulus sebagai penulisnya. Tapi sesudah
abad 2 Surat 2 Tesalonika mengalami banyak tantangan dari ahli kitab tentang pendapat Paulus
sebagai penulisnya. Alasan yang paling kuat adalah karena pengajaran doktrin eskatologi di kedua
Surat memiliki kontradiksi.

Pembelaan terhadap pendapat ini adalah bukti dari dalam surat sendiri yaitu 2 Tes. 2:5 dan 3:10.
Apabila bukan Paulus sendiri yang menuliskan surat ini maka akan terdengar ganjil dan kesulitan
akan mudah diatasi

2. Tahun Penulisan

Tahun penulisan surat 2 Tesalonika adalah tidak lama setelah mengirimkan surat 1 Tesalonika (2 Tes.
2:15). Masalah tentang "Hari Tuhan" yang diungkapkan Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika telah
membangkitkan persoalan yang lain lagi. Oleh karena itu cepat-cepat Paulus menuliskan surat 2
Tesalonika untuk meluruskan masalah.

3. Tempat Penulisan

Kedua surat Tesalonika ditulis oleh Paulus ketika ada di Korintus.


C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Surat ini ditujukan untuk Jemaat Tesalonika (2 Tes. 1:1)

D. TEMA UTAMA

Setelah Paulus mengirimkan Surat 1 Tesalonika hal kedatangan "Hari Tuhan" masih menjadi masalah
untuk jemaat Tesalonika.

1. Hari Tuhan sudah dekat

Ada ajaran sesat yang beredar di antara jemaat tentang waktu kedatangan "Hari Tuhan". Karena
kedatangan Yesus kedua kali sudah "dekat" maka tidak perlu lagi bekerja sehingga Paulus harus
memberi-kan keyakinan akan tanda-tanda kedatangan "Hari Tuhan":

2 Tes. 2:3; 2 Tes. 2:4; 2 Tes. 2:6,7; 2 Tes. 2:9,10

2. Pengharapan orang percaya pada kedatangan "Hari Tuhan"

Pengajaran yang benar akan menghasilkan pengharapan yang benar. Demikian pula tentang ajaran
kedatangan Kristus yang kedua kali. Untuk orang pilihan hal ini menjadi suatu berkat dan
penghiburan karena kemenangan dari musuh sudah dijamin. Oleh karena itu kita harus
melaksanakan hidup yang bertanggung jawab sampai "Hari Tuhan" datang.

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan Paulus memberikan susulan surat karena ada beredar pengajaran sesat yang lain tentang
"Hari Tuhan" sehingga Paulus perlu memberikan penjelasan akan masalah itu.
Meluruskan pengajaran yang salah dan tindak lanjut dari respon atas suratnya yang pertama.

Memberi nasehat untuk menertibkan hidup yang kurang bertanggung jawab karena ajaran penyesat,
khususnya mereka yang menjadi malas bekerja dan tidak menghiraukan masa depannya.

F. GARIS BESAR ISI SURAT II TESALONIKA

2Tes 1:1-2 Salam Kristen

I. 2Tes 1:3-12 Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya

A. 2Tes 1:3 Rasa Syukur Karena Pertumbuhan Rohani

B. 2Tes 1:4 Pujian Atas Ketabahan Gereja Lainnya

C. 2Tes 1:5-10 Keyakinan Mengenai Hasil Akhir

D. 2Tes 1:11-12 Doa Paulus bagi Mereka

II. 2Tes 2:1-17 Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika

A. 2Tes 2:1-2 Hari Tuhan Belum Tiba

B. 2Tes 2:3-12 Manusia Durhaka Akan Dinyatakan Dahulu

C. 2Tes 2:13-17 Berdiri Teguh di Dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia

III. 2Tes 3:1-15 Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika Tentang Hal-Hal Praktis
A. 2Tes 3:1-2 Mendoakan Dirinya

B. 2Tes 3:3-5 Tetap Setia Bertahan di Dalam Tuhan

C. 2Tes 3:6-15 Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin

2Tes 3:16-18 Salam Penutup dan Berkat

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 350 - 353)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 50 - 52)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 110 112)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 340 - 344)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 250 252)

23

SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA TIMOTIUS


A. LATAR BELAKANG TIMOTIUS DAN JEMAAT EFESUS

1. Timotius

Timotius adalah dari perkawinan campuran; ibunya seorang Yahudi dan ayahnya adalah seorang
Yunani (Kis 16:1 dan 2 Tim 1:5). Ia lahir di Listra 16:1. Dari kesaksian Paulus ia banyak dihormati
saudara-saudara Kristennya. Tidak tahu persis kapan ia menjadi Kristen. Tapi ada kemungkinan ia
bertobat waktu Paulus mengadakan perjalanan misi pertama di Listra. Ibu Timotius juga dikenal
sebagai orang Kristen Yahudi.

2. Pribadi Timotius

Timotius adalah seorang yang masih muda untuk tugas yang harus diembannya. Ia juga seorang yang
pemalu dan selalu ragu-ragu. Paulus meminta supaya orang Korintus tidak meng-hina dia (I Kor
16:10-11; 4:17). Seorang yang penuh kasih sayang, tapi penakut dan penuh nafsu orang muda.
Orang yang paling sering dipuji Paulus, terutama karena kedatangan-nya yang selalu tepat pada saat
dibutuhkan.

3. Timotius dan Pelayanannya

Paulus mengajak Timotius, mungkin untuk mengganti-kan Yohanes Markus (Kis 15:36; 1Tim 1:18).

Timotius menerima penumpangan tangan untuk karunia dan tugas khusus (1 Tim 4:14, 2 Tim 1:6).

Timotius disunat sebelum melakukan perjalanan untuk menghilangkan perlawanan yang tidak perlu.

Ia banyak melihat teladan hidup Paulus karena 7 tahun bersama dengan Pau-lus.

Diutus ke Tesalonika untuk meneguhkan hati orang-orang percaya karena dianiaya .


Waktu perjalanan Paulus di Korintus Timotius hadir, juga di Efesus dan Yerusalem.

Pelayanan Timotius tidak selalu berhasil, namun demikian Paulus terus mendorong.

Ia selalu disebut sebagai "anak kesayangan Paulus", "anak yang syah dalam iman" "anakku yang
kekasih"

4. Hubungan Timotius dan Paulus

Paulus sering menyebut Timotius sebagai anak dalam iman yang dikasihi. Banyak ahli berpendapat
bahwa Timotius diper-siapkan Paulus untuk menjadi penggantinya, meskipun Timotius sendiri tidak
berani dan segan. Timotius ditunjuk Paulus untuk menjadi penatua, dan yang dipercayai sebagai
pilihan Allah melalui nubuat dan penumpangan tangan.

Ia menjadi teman sekerja Paulus dalam penginji-lan (I Tim 4:14, 2 Tim 1:6-7), membantu Paulus
sebagai penulis. Ketika di penjara Timotius membantu Paulus, bahkan sampai menjelang ajal,
Timotius tetap melayani Paulus, sementara sudah banyak rekan lain sudah meninggal-kannya (2 Tim
4:9-13).

5. Latar Belakang Jemaat Efesus

Paulus memulai jemaat ini kira-kira thn. 54-57 M, sempat tinggal di sana selama 3 tahun. Ketika
Paulus melayani di Efesus, banyak petobat- petobat baru, bahkan ribuan (Kis. 19) Pada jaman rasul-
rasul, kota Efesus ini berkembang besar dan menjadi kota Kristen terbesar. Mereka berkumpul di
keluarga-keluarga Kristen karena saat itu belum ada bangunan gere-ja, baru ada sesudah abad 2.
Masing-masing persekutuan keluarga mempunyai pemimpin rohani dan jumlahnya tentu banyak.

Ketika Paulus akhirnya meninggalkan Efesus ia menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya


kepada Timotius, sebagai "Penilik jemaat" atau penatua. Ini berarti ia membawahi banyak sekali
pemimpin rohani di Efesus untuk dididik. Itu sebabnya Timotius merasa sangat takut dan gentar.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


1. Penulis

Menurut 1 Tim. 1:1 Rasul Paulus adalah penulis Surat 1 Timotius.

2. Tahun Penulisan

Menurut tradisi Paulus di penjara di Roma antara thn. 60-62M, lalu Paulus dibebaskan untuk naik
banding kepada kaisar. Tapi Paulus akhirnya dihukum mati oleh Kaisar Nero dalam kunjungannya
kembali ke Roma thn, 67M (Kis 20:38). Diperkirakan pada tahun pembebasannya itu Paulus menulis
Surat 1 Timotius, yaitu thn, 62/63M.

3. Tempat Penulisan

Tidak jelas dimana Paulus tinggal ketika menunggu untuk naik banding, yaitu pada saat ia menulis
surat 1 Timotius ini. Tapi yang jelas ia tidak sedang dipenjara (1 Tim 1:13), kemungkinan ia sedang
ada di Makedonia.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Surat 1 Timotius jelas ditujukan untuk Timotius. (1 Tim. 1:1-2)

D. TEMA UTAMA

Tugas yang dibebankan oleh Paulus membutuhkan kecakapan dalam mengelola jemaat dan
menangani hal-hal yang perlu, khususnya tentang menjaga doktrin pengajaran yang benar.

1. Ajaran sesat (1 Tim 1:3-4,7)


Penyelewengan-penyelewengan yang menyusup ke dalam gereja perlu mendapat penanganan yang
tanggap. Hal pengajaran Taurat merupakan pokok yang sangatpenting tapi hanya dengan terang
Alkitab Hukum Taurat dapat dimengerti dengan benar (1 Tim.1:9, 15).

2. Tata tertib ibadah/gereja

Gereja yang ideal menurut Paulus:

Mempunyai kehidupan doa yang selayaknya (1 Tim. 2)

Organisasi yang selayaknya (1 Tim. 3:1-13).

Administrasi yang sepantasnya (1 Tim. 5:1-6:10)

Ada tata tertib ibadah:

1) Kebaktian doa: mengadahkan tangan (2:8)

2) Kealiman dan kepatuhan wanita (2:11)

3) Membaca, berkhotbah dan mengajar (4:13)

4) Penumpangan tangan untuk memberikan karunia (4:14)

5) Cara berpakaian rambut, dll.

E. TUJUAN PENULISAN

Perhatian Paulus kepada Timotius mempunyai alasan yang kuat karena Paulus mempunyai harapan
besar untuk Timotius bisa melanjutkan pelayanannya.

1. Memberikan pembimbingan rohani


Surat ini ditulis Paulus mengingat keadaan jemaat di Efesus. Untuk mengirim Timotius ke Efesus,
Paulus perlu mem-bekalinya dia dengan hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang pemimpin bagi
keterlibatan dan pertumbuhan jemaat yang cukup besar.

2. Memberikan semangat

Ada kesan bahwa walaupun Timotius adalah seorang yang dapat dipercaya tetapi ia kurang
bersemangat. Paulus menganggap Timotius masih muda, belum cukup dewasa (1 Tim 4:12), penakut
(II Tim 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1 Tim 5:23). Surat yang khusus ditujukan kepada
Timotius ini diharapkan dapat membesar-kan hati dan meneguhkan dia untuk menerima tugas berat
yang dilimpahkan kepadanya.

G. GARIS BESAR ISI I TIMOTIUS

1Tim 1:1-20 Pendahuluan

I. 1Tim 2:1-4:5 Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja

A. 1Tim 2:1-8 Pentingnya Doa

B. 1Tim 2:9-15 Perilaku Wanita yang Sopan

C. 1Tim 3:1-7 Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat

1. Pribadi

a. 1Tim 3:2 Tak Bercacat

b. 1Tim 3:2 Dapat Menahan Diri


c. 1Tim 3:2 Bijaksana

d. 1Tim 3:2 Sopan

e. 1Tim 3:2 Suka Memberi Tumpangan

f. 1Tim 3:2 Cakap Mengajar

g. 1Tim 3:3 Bukan Peminum

h. 1Tim 3:3 Bukan Pemarah

i. 1Tim 3:3 Peramah

j. 1Tim 3:3 Pendamai

k. 1Tim 3:3 Bukan Hamba Uang

m. 1Tim 3:7 Mempunyai Nama Baik

l. 1Tim 3:6 Jangan Orang Baru Bertobat

2. Keluarga

a. 1Tim 3:2 Suami dari Satu Istri

b. 1Tim 3:4-5 Kepala Keluarga yang Baik


c. 1Tim 3:4 Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya

D. 1Tim 3:8-12 Syarat-syarat bagi Diaken

1. Pribadi

a. 1Tim 3:8 Orang Terhormat

b. 1Tim 3:8 Jangan Bercabang Lidah

c. 1Tim 3:8 Jangan Penggemar Anggur

d. 1Tim 3:8 Jangan Serakah

e. 1Tim 3:9 Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani yang Suci

f. 1Tim 3:10 Diuji dan Tak Bercacat

2. Keluarga

a. 1Tim 3:12 Suami dari Satu Istri

b. 1Tim 3:11 Istri Adalah Orang Terhormat

c. 1Tim 3:12 Mengurus Anak-Anak dan Keluarga dengan Baik


E. 1Tim 3:13-4:5 Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin

II. 1Tim 4:6-6:19 Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius

A. 1Tim 4:6-16 Kehidupan Pribadinya

B. 1Tim 5:1-6:19 Hubungan dengan Orang Dalam Gereja

1. 1Tim 5:1 Orang yang Tua dan Orang Muda

2. 1Tim 5:2 Perempuan Tua dan Perempuan Muda

3. 1Tim 5:3-16 Janda-Janda

4. 1Tim 5:17-25 Penatua dan Calon Penatua

5. 1Tim 6:1-2 Budak-Budak

6. 1Tim 6:3-10 Guru-Guru Palsu

1Tim 6:11-16 Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri

7. 1Tim 6:17-19 Orang-Orang Kaya

1Tim 6:20-21 Penutup


Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 413 - 416)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 74 76)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 113 118)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 394 - 402)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 253 257)

24

SURAT PAULUS KEDUA KEPADA TIMOTIUS

A. LATAR BELAKANG TIMOTIUS DAN JEMAAT EFESUS

(Lihat Surat Pertama Timotius)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis
Rasul Paulus adalah penulis Surat 2 Timotius (2 Tim. 1:1)

2. Tahun Penulisan

Jelas surat ini ditulis semasa akhir hidup Paulus. Paulus ingin bertemu dengan Timotius, karena takut
tidak bisa bertahan sampai musim dingin nanti (64-68M).

3. Tempat Penulisan

Paulus menuliskan Surat 2 Timotius ketika ia ada di penjara Roma (1 Tim 1:8; 2:9). Tapi rupanya
Paulus tidak mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan naik bandingnya. Dan ia tahu
hukuman mati sudah menantinya.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Surat 2 Timotius ditujukan untuk Timotius (2 Tim 1:2).

D. TEMA UTAMA

1. Kemurtadan jaman akhir

Cara terpenting dalam menghadapi arus kefasikan dan pengajaran-pengajaran sesat adalah:
pengetahuan akan kitab suci (II Tim 3:15).

2. Pidato perpisahan Paulus (2 Tim. 4:6-8)

Paulus meninggalkan pesan-pesannya yang terakhir kepada Timotius, anak rohani kesayangannya,
sekaligus didalamnya memuat warisan yang akan ditinggalkan kepada Timotius, yaitu perkamennya.
E. TUJUAN PENULISAN

Kepada anaknya yang terkasih saja Paulus ingin menghabiskan hari-hari terakhirnya. Itu sebabnya
Paulus menulis surat ke Timotius untuk bisa bertemu dan sekaligus memberikan pesan-pesannya
yang terakhir.

1. Memberi instruksi

Penganalan Paulus dengan Timotius mendorongnya memberi dorongan agar ia jangan malu, tapi
ikut menderita (2 Tim. 1:8) dan berani melanjutkan amanat pengajaran dengan setia dan bijaksana.
(2 Tim. 2:2), contoh: anak (2:1,2), prajurit (2:3,4), olah ragawan (2:5), petani (2:6), pekerja (2:15),
hamba (2:24,25).

2. Menguatkan tugas panggilan (2 Tim. 4:5)

Panggilan Timotius jelas yaitu memberitakan firman (4:2).

F. CATATAN

Berita terakhir menyedihkan Paulus (4:9-18), karena orang-orang yang dikasihi sudah tidak bersama
dia lagi. Kemungkinan besar Paulus akhirnya dipancung sebagai hukuman mati yang dipilihnya
sebagai warga negara Romawi. Akhir cerita seorang pelayan Tuhan yang besar.

G. GARIS BESAR ISI SURAT II TIMOTIUS

2Tim 1:1-4 Pendahuluan

I. 2Tim 1:5-18 Pesan Paulus kepada Timotius


A. 2Tim 1:5-7 Mengobarkan Karunia Allah

B. 2Tim 1:8-10 Bersedia Menderita untuk Injil

C. 2Tim 1:11-12 Teladan Paulus

D. 2Tim 1:13-14 Peganglah dan Pelihara Kebenaran

E. 2Tim 1:15-18 Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia

II. 2Tim 2:1-26 Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia

A. 2Tim 2:1 Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia

B. 2Tim 2:2 Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai

C. 2Tim 2:3-7 Bertahan Dalam Kesukaran

1. 2Tim 2:3-4 Sebagai Prajurit yang Baik

2. 2Tim 2:5 Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin

3. 2Tim 2:6-7 Sebagai Petani yang Bekerja Keras

D. 2Tim 2:8-13 Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus

E. 2Tim 2:14-26 Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam Cara
yang Tidak Tercela
III. 2Tim 3:1-9 Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat

IV. 2Tim 3:10-17 Ketekunan Dalam Kebenaran

A. 2Tim 3:10-14 Yang Dipelajari dari Paulus

B. 2Tim 3:15-17 Yang Dipelajari dari Alkitab

V. 2Tim 4:1-5 Beritakanlah Firman Allah

VI. 2Tim 4:6-18 Kesaksian dan Pengarahan Paulus

A. 2Tim 4:6-8 Kesaksian Perpisahan Paulus

B. 2Tim 4:9-13 Pengarahan Pribadi untuk Timotius

C. 2Tim 4:14-15 Sebuah Kata Peringatan

D. 2Tim 4:16-18 Keyakinan tentang Kesetiaan Allah

2Tim 4:19-22 Penutup

Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 419 - 422)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 78 - 81)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 119 - 122)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 394 - 402)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 258 - 262)

25

SURAT PAULUS KEPADA TITUS

A. LATAR BELAKANG

1. Titus

Informasi tentang Titus tidak banyak disebutkan, bahkan tidak disebut di Kisah Rasul. Tapi yang
diketahui adalah Titus seorang Yunani yang berasal dari Anthiokia atau Siria. Mungkin bertobat
ketika Paulus dan Barnabas melayani di Antiokia dalam rangka perjalanan ke Sidang di Yerusalem,
karena disitulah Titus disebut pertama kalinya (Gal 2:1-3).

Paulus menyebut Titus sebagai teladan bagi orang-orang non-Yahudi ketika mereka berkumpul di
Yerusalem. Dari pengalaman pelayanan Titus tampil sebagai seorang yang pandai mengatasi
kesulitan (II Kor 7:6-10, 13-16), seperti yang terjadi ketika ia dikirim ke Korintus untuk meredakan
masalah di sana. Selain itu di Korintus Titus juga bertanggung jawab untuk membawa persembahan
untuk saudara-saudara di Yerusalem. Titus telah mengikuti Paulus selama dalam perjalanan misi
kedua dan ketiga. Dari Tit 1:5 diketahui bahwa Paulus pernah berada di Kreta bersama-sama Titus
dan sekali lagi Titus dipercaya Paulus untuk memelihara jemaat ini (Tit. 1:5), dan juga pelayanan di
provinsi Dalmatia (2 Tim. 4:10). Selama memulai pelayanannya Paulus menolak menyunatkan Titus,
tidak seperti kepada Timotius (Gal. 2;1-3).

2. Kreta

Pulau yang juga disebut Kandia itu, terletak di sebelah Tenggara Yunani, perbatasan laut Agia dan
Laut Tengah (250 km panjang, 10-45 km lebar). Penuh gunung, subur dan banyak penduduknya.
Pulau itu juga mendapatkan julukan Pulau Seratus Kota. Kota ini juga mempunyai latar belakang
penyembahan Dewa. Gunung Ida yang ada di pulau itu dianggap sebagai tempat Zeus.

Orang-orang Kreta terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pandai memanah. Selain orang
Yunani, banyak juga orang Yahudi yang tinggal di sana. Penduduk Kreta adalah termasuk
keturunan/bersaudara dengan orang Filistin.

Jemaat di Kreta kemungkinan besar didirikan oleh Paulus karena Paulus biasanya tidak mau
mendirikan bangunan di atas dasar orang lain. Atau mungkin juga buah pelayanan Paulus di Korintus
atau Efesus karena letaknya dekat.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Titus 1:1 menyebutkan bahwa penulis Surat Titus adalah Paulus.

2. Tahun Penulisan

Sama seperti Surat Timotius, Surat Titus ini ditulis oleh Paulus pada perjalanan misi keempat (yaitu
sesudah masa pemenjaraan Paulus di Roma). Kemungkinan bisa diperkirakan antara thn. 62-64 M.
3. Tempat Penulisan

Pada waktu menuliskan surat ini Paulus sedang berada di Makedonia (Titus 3:12).

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Sesuai dengan judulnya Surat ini ditujukan kepada Titus, yang disebut sebagai anak rohani Paulus
(Tit. 1:4).

D. TEMA UTAMA

Surat Timotius, Titus dan Filemon dikenal dengan nama surat-surat Penggembalaan, yang sangat
diperlukan untuk memberi keseimbangan antara pengajaran dan penggelola kehidupan jemaat.

1. Perbuatan baik sebagai buah keselamatan

Keadaan jemaat Kreta sangat mengecewakan. Gereja kurang terorganisir, dan ditambah lagi dengan
tingkah laku jemaat sangat ceroboh. Mungkin ada kecerobohan dalam menerima Injil keselamatan,
bahwa kita diselamatkan karena kasih anugerah (1:16; 2:7,14; 3:1,8,14). Untuk itulah Paulus merasa
perlu menekankan buah dari keselamatan yaitu perbuatan baik

2. Rumusan Tritunggal

Hubungan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan dengan lengkap di Tit. 2:11-14). Suatu
rumusan Tritunggal yang menjadi pengakuan iman PB.

3. Tugas Titus

"Mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua disetiap
kota" (1:5). Bandingkan ini dengan surat 1 Timotius.
E. TUJUAN PENULISAN

Paulus memberikan perhatian kepada Titus dengan mengirimkan Surat ini mengingat bahwa Titus
akan dipercaya sebagai penilik jemaat di Pulau Kreta. Sama dengan surat Timotius, sebagian isinya
adalah membicarakan tentang pengaturan organisasi gereja dan tentu saja tentang pengajaran yang
benar.

1. Mengatur organisasi gereja (Tit. 1:5-16)

Pertumbuhan gereja secara rohani harus diimbangi dengan pengaturan pelayanan sehingga semua
pekerjaan pelayanan dapat dilakukan dengan efektif.

2. Memberi pedoman untuk pembaharuan di jemaat Kreta

Adanya hidup yang tidak tertib dalam jemaat memberikan suasana yang tidak kondusif untuk
bertumbuh. Mis., Tit. ps. 2-3 Untuk itu Paulus juga menunjuk Artemas dan Tikhikus untuk
pelaksanaan tugas ini.

3. Nasehat untuk menjaga ajaran yang benar

Firman Tuhan menjadi dasar kehidupan Kristen, kalau diterima baik akan menghasilkan pekerjaan
yang baik. ajaran sehat menjadi standar azas yang resmi untuk yang menghasilkan tingkah laku yang
benar dalam jemaat.

F. CATATAN

Isi Surat Titus mempunyai kemiripan dengan Timotius dan Efesus.

G. GARIS BESAR ISI SURAT TITUS


Tit 1:1-4 Pendahuluan

I. Tit 1:5-9 Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua

A. Tit 1:5 Tetapkan Penatua di Tiap Kota

B. Tit 1:6-9 Berbagai Syarat bagi Penatua

1. Pribadi

a. Tit 1:6 Tak Bercacat

b. Tit 1:7 Pelayan yang Dapat Dipercayai

c. Tit 1:7 Tidak Angkuh

d. Tit 1:7 Bukan Pemberang

e. Tit 1:7 Bukan Peminum

f. Tit 1:7 Bukan Pemarah

g. Tit 1:7 Tidak Serakah

h. Tit 1:8 Suka Memberi Tumpangan

i. Tit 1:8 Suka Akan yang Baik


j. Tit 1:8 Bijaksana

k. Tit 1:8 Adil

l. Tit 1:8 Saleh

m. Tit 1:9 Berpegang Kepada Perkataan yang Benar

n. Tit 1:9 Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran

o. Tit 1:9 Sanggup Meyakinkan Para Penentang

2. Keluarga

a. Tit 1:6 Mempunyai Hanya Satu Istri

b. Tit 1:6 Anak-Anaknya Hidup Beriman

c. Tit 1:6 Anak-Anaknya Hidup Senonoh dan Tertib

II. Tit 1:10-16 Pengarahan Mengenai Guru Palsu

A. Tit 1:10 Tabiat Mereka

B. Tit 1:11-12 Kelakuan Mereka


C. Tit 1:13-16 Penegoran Mereka

III. Tit 2:1-15 Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok Dalam Gereja

A. Tit 2:1-10 Lingkup Pengarahan

B. Tit 2:11-14 Dasar Pengarahan

C. Tit 2:15 Tanggung Jawab Titus

IV. Tit 3:1-11 Nasihat Tentang Kebajikan

A. Tit 3:1-2 Kelakuan Terhadap Sesama

B. Tit 3:3-7 Kemurahan Allah Kepada Kita

C. Tit 3:8-11 Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak

Tit 3:12-15 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 416 - 419)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 76 - 78)


Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 127 - 129)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 394 - 402)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 263 - 266)

26

SURAT PAULUS KEPADA FILEMON

A. LATAR BELAKANG

1. Filemon

Filemon, jemaat di Kolose, seorang yang kaya raya, terlihat dari banyaknya budak yang dipunyai. Ia
menjadi Kristen karena pelayanan perkabaran Injil Paulus. Kehidupannya yang baru mendorong
Filemon menyerahkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat bersekutu/pertemuan jemaat.
Paulus selalu menganggap Filemon adalah sahabat dan rekan pelayanannya yang setia (Fil.1:19).

2. Onesimus

Onesimus adalah bekas budak milik Filemon, yang melarikan diri tuannya. Pemuda Onesimus pasti
seorang yang gagah perkasa, karena budak biasanya dipilih dari keadaan fisiknya. Ia juga berasal dari
Kolose (4:9). Sebelum melarikan diri ke Roma Onesimus juga mencuri milik tuannya. Tetapi ketika
ada di Roma, ia bertemu dengan Paulus dan bertobat, lalu ia dengan setia membantu Paulus dalam
penjara
B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Dari referensi yang ada di surat Filemon (Fil. 1:1) dan gaya penulisan surat itu, tidak ada ahli kitab
yang meragukan bahwa Pauluslah penulisnya.

2. Tahun Penulisan

Kemungkinan besar Surat Filemon ditulis dan dikirim pada saat yang sama dengan Surat Kolose
(60M).

3. Tempat Penulisan

Dari keterangan tahun penulisan jelas diketahui bahwa Paulus menulisnya dari penjara Roma
(Fil.1:1).

C. PEMBACA/PENERIMA SURAT

Fil. 1:1-2: Paulus menujukan Suratnya kepada Filemon, Apfia (istri Filemon) dan Arkhipus (anak
Filemon).

D. TEMA UTAMA

1. Pengampunan

Demi kasih persaudaraan dalam Kristus Paulus berkata bahwa kita harus saling mengampuni. Hanya
dengan cara itulah kasih Kristus menjadi nyata dalam perbuatan. Pengampunan dalam pengajaran
iman Kristen tidak hanya memaafkan kesalahan tetapi juga tindakan aktif untuk menerima kembali
dan mengasihi orang yang bersalah itu.

2. Urusan perbudakan

Paulus tidak memperlihatkan tindakan yang menuntut penghapusan perbudakan sebagai sistem
sosial politik, karena hal itu akan menimbulkan revolusi dan tidak akan menjadi cara pemecahan
yang baik. Yang Paulus lakukan adalah meminimalkan kerugian material. Itu sebabnya Paulus tidak
segan-segan menjamin pembayaran dari semua tindakan Onesimus (Fil. 1;17).

E. TUJUAN PENULISAN

Sekalipun Paulus sendiri tidak pernah melayani Jemaat Kolose, tapi Paulus merasa tergerak untuk
melakukan pelayanan pastoral untuk seorang jemaat disana yang sedang dalam masalah.

1. Surat penggembalaan

Keterlibatan Paulus dalam masalah Filemon dan Onesimus merupakan urusan pribadi yang serius
karena keduanya bukan saja sahabatnya yang setia tetapi juga anak rohaninya (Fil. 1:10, 19).

2. Mengajukan permohonan

Paulus melihat bahwa kedudukannya sebagai bapak rohani memberinya keuntungan untuk
mengajukan permohonan. Sekalipun permohonan yang sulit tapi Paulus merasa harus
diperjuangkan. Permohonan tsb. adalah supaya Filemon mengampuni Onesimus dari kesalahan-
kesalahannya dimasa yang lalu dan sekaligun memintanya untuk menerima Onesimus menjadi
Saudara dalam Kristus (Fil. 1:10, 15,16).

F. CATATAN

Ciri khas utama Surat Filemon adalah bahasa yang penuh kelemah lembutan/kasih.
G. GARIS BESAR ISI SURAT FILEMON

File 1:1-3 Salam Kristen

I. File 1:4-7 Penghargaan Terhadap Filemon

A. File 1:4-6 Pokok Doa Syukur

B. File 1:7 Saat Kegembiraan Besar

II. File 1:8-21 Permohonan untuk Onesimus

A. File 1:8-11 Permohonan Bukan Perintah

B. File 1:12-16 Alasan Mengirim Onesimus Kembali

C. File 1:17-19 Permohonan Bersifat Penggantian

D. File 1:20-21 Tanggapan Positif Diharapkan dari Filemon

File 1:22-25 Hal-hal Terakhir

A. File 1:22 Harapan untuk Segera Mengunjungi

B. File 1:23-24 Salam dari Sahabat Paulus


C. File 1:25 Pengucapan Berkat

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 392 - 393)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 67 -68)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 127 - 129)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 383 - 384)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 267 - 268)

27

SURAT-SURAT KIRIMAN LAIN (Umum)

A. PEMBAGIAN

Pembagian Surat-surat Lain/Umum/Gereja:


1. Penderitaan : Surat Ibrani, Yakobus, 1 Petrus

2. Ajaran palsu : 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes,Yudas

3. Akhir jaman : Wahyu

B. LATAR BELAKANG POLITIK

1. Pemerintah Romawi

Gereja-gereja jaman PB pada umumnya tidak terlibat banyak dalam gerakan politik tapi jemaat
diajarkan untuk menghormati dan menjalankan hukum yang perlu. Namun demikian ada beberapa
prinsip-prinsip yang diajarkan yang secara tidak langsung mempunyai konsekwensi politik, mis.
"Religio Licita", yaitu hukum yang berkata bahwa Agama Yahudi diijinkan dan dilindungi oleh
negara, sejauh tak bertentangan dengan kepentin-gan negara (menimbulkan kerusuhan). Dalam
kenyataan sering terjadi keributan yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak menerima
kehadiran Injil yang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan akhirnya berkata kepada pemerintah
Romawi bahwa Yesus telah membawa agama baru, agama Kristen. Dengan pernyataan itu,
pemerintah Romawi tidak lagi terikat dengan hukum yang ada (Religio Licita) dan mulai melihat
agama Kristen sebagai ancaman bagi negara. Dan mulailah pemerintah Romawi menganiaya orang
Kristen untuk alasan keamaanan politik.

2. Permulaan perlawanan terhadap gereja

Keterpisahan agama Kristen dengan agama Yahudi juga menimbulkan perang terbuka. khususnya
sehubungan isi pengajaran agama Kristen yang dinilai oleh agama Yahudi sebagai penghianatan
terhadap tradisi Yahudi yang sudah dibangun beribu-ribu tahun. Untuk itulah orang Yahudi
membunuh Yesus, sebagai jalan menyelamatkan tradisi dan agama Yahudi yang terancam
kemurniannya. Melihat kesempatan yang ada orang Yahudi rela bekerjasama dengan pemerintah
Romawi sehingga tujuan untuk menghabisi keberadaan orang-orang Kristen dan pengajarannya akan
lebih mudah tercapai. Apalagi melihat pertumbuhan kekristenan yang semakin pesat, baik diantara
orang-orang Kristen Yahudi maupun orang-orang Kristen non-Yahudi.
Selain dari orang-orang Yahudi, orang-orang Romawi juga melancarkan perlawanannya terhadap
orang-orang Kristen baru dengan memberikan berbagai macam aniaya. Namun demikian prinsip
pengajaran Injil tidak memungkinkan mereka melawan atau membalas. Mereka tetap bertahan
sekalipun dianiaya. Tapi justru hal ini membuat penganiayaan semakin besar, bukan hanya dalam hal
fisik tapi juga mental. Banyak peraturan baru dibuat dan juga perubahan sistem kebijaksanaan
pemerintahan, sebagai usaha untuk membatasi kebebasan orang Kristen. Kematian Paulus menjadi
salah satu tanda akan peruba-han kebijaksanaan pemerintah dan kebencian yang semakin kejam.
Perlawanan paling besar berlangsung kira-kira selama 30 tahun pertama kekristenan.

3. Tantangan dari dalam Gereja sendiri

Pertumbuhan gereja yang pesat tidak luput dari kesulitan yang datang justru dari dalam sendiri,
yaitu menyusupnya ajaran-ajaran paslu/sesat diantara gereja-gereja PB. Bukti-bukti mengatakan
bahwa "gereja berduka oleh kesesatan" dan "hancur berkeping-keping oleh perpecahan". Inilah juga
yang menyebabkan Paulus dan rasul-rasul yang lain dengan tidak bosan-bosan mengingatkan gereja-
gereja yang ada, akan adanya penyesat-penyesat yang akan membuat jemaat yang lemah berpaling
dari kebenaran Alkitab.

Dengan latar belakang inilah Surat-surat Kiriman Lain/Umum diawali, yaitu menanggani kemelut
yang terjadi disekitar gereja mula-mula, baik itu berupa serangan yang datang dari luar maupun dari
dalam.

28

SURAT KIRIMAN IBRANI

A. LATAR BELAKANG

1. Bangsa Ibrani (Yahudi)


"IVRI" (Ibrani) pertama kali muncul dalam PL dengan mengidentifikasikan diri sebagai Israel (budak-
budak), yang berasal dari suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13). Tapi pada masa PB sebutan
"orang Ibrani" menjadi panggilan eksklusi bagi orang Yahudi yang mewarisi unsur utama kebudayaan
dan agama yang tidak dirasuki oleh proses Helenisasi. (Kis 6:1). Helenisasi adalah proses perkawinan
antara orang/tradisi Yahudi dengan orang/tradisi kafir/Yunani. Orang Ibrani sangat menghina dan
merendahkan orang-orang Yahudi yang akhirnya mengadopsi gaya hidup, cara berpikir dan agama
orang-orang kafir (hasil proses Helenisasi). Orang Ibrani juga memandang rendah orang-orang non-
Yahudi. Namun demikian apabila diantara orang-orang non-Yahudi itu ingin mengadopsi gaya hidup,
tradisi dan khususnya agama Yahudi (Yudaisme), maka mereka bersedia menerima mereka asal
mereka mau melakukan "proselite", yaitu melakukan adat/tradisi Yahudi, seperti misalnya sunat,
puasa, memelihara hari Sabbath, dll.

2. Perpecahan dengan Yudaisme

Pada permulaan petumbuhan kekristenan Injil diberitakan untuk orang-orang Yahudi dan banyak
orang-orang Yahudi yang menerima Injil dengan gembira. Tapi mereka melihat tidak ada alasan
untuk meninggalkan kebiasaan, tradisi dan hukum-hukum Yudaisme. Bahkan mereka juga masih
berharap bahwa orang-orang non-Yahudi yang juga menerima Injil masih harus menjalankan
"proselite". Hal inilah yang ditentang secara keras oleh Rasul Paulus.

Pertumbuhan kekristenan terjadi sangat pesat, dan dari hari ke hari semakin banyak orang non-
Yahudi yang menerima Injil sehingga ketegangan dengan orang-orang Yahudi semakin memuncak.
Gagasan untuk hidup bersama bangsa-bangsa lain bagi orang-orang Yahudi sulit mereka terima.
Larangan "proselite" dalam kekristenan menumbuhkan ketakutan, karena identitas Yahudi akan
terancam luntur. Karena itulah lambat laun orang-orang Yahudi secara tegas mengundurkan diri dan
menolak kekristenan, bahkan sebalikknya melancarkan serangan untuk menghentikan kekristenan
demi kelangsungan tradisi Yahudi dan sifat nasionalisme mereka.

Ini merupakan kesulitan yang dihadapi oleh pemimpin-pemimpin gereja, karena pada umumnya
orang-orang Kristen dari golongan Yahudi mempunyai pengetahuan Kitab Suci (PL) yang jauh lebih
kuat daripada orang non-Yahudi. Jadi pengunduran diri orang-orang Yahudi dari gereja merupakan
kerugian besar dan kemajuan gereja pasti terpengaruh karenanya. Bagaimana gereja harus
mengambil sikap terhadap keraguan orang-orang Kristen Yahudi dalam menerima Kekristenan ini?
Surat Kiriman Ibrani memang ditulis untuk menjawab masalah ini?

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


1. Penulis

Menjadi teka-teki besar karena penulisannya tidak menyebutkan nama identitas pribadi. Namun
demikian dari surat Ibrani sendiri dapat ditarik suatu kriteria:

Penulis pasti seorang yang mengetahui, memiliki pengetahuan sastra yang tinggi. Gaya penulisannya
mendekati gaya Yunani klasik.

Ia bukan seorang rasul secara langsung tapi mengenal Injil dari para rasul, tidak dari Yesus.

Ahli PL karena banyaknya kutipan-kutipan PL.

Mungkin orang Yahudi karena sering menggunakan kata ganti orang pertama jamak ketika berbicara
kepada pembaca Yahudinya.

Punya hubungan dengan Timotius, atau bahkan mungkin rekan-rekan Paulus (13:23).

Ibr. 10:38 - seperti kutipan Paulus Rom 1:17 dan Gal 3:11.

2. Beberapa pendapat:

Gereja Timur berpendapat bahwa ini adalah tulisan Rasul Paulus dalam bahasa Ibrani, tapi
diterjemahkan Lukas ke dalam Yunani. Hanya saja gaya suratnya agak berbeda kalau dibandingkan
dengan surat-surat kiriman Rasul Paulus. Origen pernah memberi komentar: "Mungkin Paulus yang
menulis, tapi yang jelas Allah yang tahu".

Gereja-gereja Barat berpendapat lain, lebih cocok Barnabas yang menulis surat Ibrani. Dikenal dari
tindkaannya yang sering memberi semangat kepada pelayan-pelayan Tuhan yang lain (Kis. 4:36).
Juga karena ia adalah keturunan Yahudi Lewi pada jaman Penyebaran (Dispersion).

Pendapat-pendapat lain:
Salah seorang rekan Paulus maka ajarannya juga mirip.

Lukas dan Clement dari Roma

Apolos, Yahudi Kristen dari Aleksandria, dll.

3. Tahun Penulisan

Karena tidak ada data jelas maka hanya dapat dilihat dari referensi-referensi dalam surat. Jelas
ditulis semasa generasi kedua kristen (Ibr 2:1-4), karena pemimpin mereka telah meninggal dunia
(Ibr. 13:7). Mereka adalah orang-orang yang mendengar Injil bukan dari Yesus, tapi dari para Rasul
(ibr. 2:3). Gereja saat itu juga sedang menghadapi ketakutan karena penganiayaan dan pengkucilan
dari organisasi Yahudi (Ibr. 10:32-34; 13:12, 13), tapi belum sampai meneteskan darah/martir.
Mungkin dalam gereja sedang terjadi transisi kepemimpinan (Ibr. 13:7, 17). Saat itu Timotius telah
dipenjarakan (Ibr. 13:23), tapi masih hidup, juga dibebaskan. Bait Allah masih berdiri, dan upacara
korban masih diadakan (Ibr. 10:2, 3). Perkiraan tahun penulisan adalah 64 M, ketika Kaisar Nero
berkuasa.

4. Tempat Penulisan

Tidak diketahui dengan jelas di mana Surat ini dibuat. Tapi ada yang memperkirakan di Yerusalem.
Namun tidak banyak pendukung bagi gagasan ini.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Tidak ada kejelasan kepada siapa sebenarnya Surat Ibrani ini ditujukan, karena tidak ada salam
seperti surat-surat yang lain. Namun demikian melihat judul dan isi Surat ini dapat diambil
kesimpulan sbb.:

Surat ini ditujukan untuk orang-orang Ibrani, sesuai dengan judul suratnya. Mereka adalah orang-
orang Yahudi yang sudah dididik dalam kitab-kitab PL dengan baik. Dan sekaligus mereka adalah
orang-orang yang sudah mendengar Injil dan bahkan menerima kebenaran Injil dengan setia (Ibr.
2:3-4; 10:32-34).

Ibr. 13:24, "Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" ditafsirkan bahwa Surat ini ditujukan
kepada orang-orang Yahudi di Italia, dikirim oleh orang Kristen Yahudi yang sama-sama sedang
menggumulkan tentang keraguan apakah mereka akan tetap bertekun dalam persekutuan dengan
orang-orang Kristen atau kembali ke sinagoge.

D. TEMA UTAMA

Surat ini jelas ditulis oleh seorang Yahudi yang mengetahui banyak PL, dan memberikan pembelaan
terhadap keunggulan Krisus sebagai Imam Besar untuk menguatkan iman pendengarnya.

1. Keunggulan Kristus (superioritas)

Kristus lebih unggul dari nabi-nabi (1:1-4)

Kristus lebih unggul dari malaikat-malaikat (1:5-2:18)

Kristus lebih unggul dari Musa (3:1-19)

Kristus lebih unggul dari Yosua (4:1-13)

Kristus lebih unggul dari Harun (4:14-10:18)

2. Tugas Kristus - Keimaman

Orang-orang PL menyadari kekurang sempurnaan Perjanjian PL dan sistem korban, tetapi justru
mereka menemukannya dalam Kristus.
Tugas keimaman - ditentukan Allah (4:14 - 5:10)

Sesuai peraturan Malkisedek (5:11-7:28)

Sifat penebusan Kristus yang sempurna.

3. Pahlawan Iman

Konsep praktis Iman, seperti dicontohkan oleh para tokoh Alkitab, teladan perbua-tan yang
berbobot. Orang Kristen ditantang untuk tetap bertahan dalam iman mereka dalam menghadaoi
aniaya dan kesultian.

E. TUJUAN PENULISAN

Dari keadaan keraguan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen Yahudi tentang menerima Injil atau
kembali ke sinagoge, penulis berusaha memberikan pengarahan dan keyakinan iman agar orang-
orang Kristen Yahudi itu bertahan dalam segala keadaan, termasuk kalau dihadapkan pada
penganiayaan.

1. Menguatkan Iman

Surat ibrani ditujukan untuk menguatkan iman orang percaya untuk membuktikan keunggulan
dalam Kristus dan supaya orang-orang Yahudi siap menghadapi aniaya dan hal-hal yang tidak
diinginkan lain-lain (kejatuhan Yerusalem). Dengan jelas ditegaskan agar mereka jangan kembali
kepada Yudaisme/hidup yang lama (ps. 6 dan 10), sebab berarti mereka menyalibkan Yesus lagi.

2. Memberikan nasehat praktis

Beberpa nasehat diberikan oleh penulis Surat ini, seperti misalnya "Jagalah supaya kau jangan
menolak Dia yang berfirman." Dan beberapa peringatan lain yang intinya agar kita orang-orang
percaya tetap dalam persekutuan untuk saling menguatkan iman.
F. CATATAN

Surat Ibrani sering disebut sebagai Injil kelima, sesudah Injil Yohanes. Ciri khas utama dalam Surat ini
adalah perhatian besar penulis terhadap hubungan antara Injil dan PL. Penulis berhasil
membeberkannya dengan sistematis dan penuh pengetahuan penggabungan dari kedua bagian
Alkitab ini. PL adalah bayang-bayang (tipologi) akan penggenapan janji Allah pada jaman PL. Dan hal
ini sungguh menolong orang Yahudi mengenal jelas kedudukan mereka sebagai bangsa pilihan Allah
dalam PL.

G. GARIS PESAR ISI SURAT IBRANI

I. Ibr 1:1-10:18 Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul daripada Agama
Orang Yahudi

A. Ibr 1:1-4:13 Dalam Penyataan Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari
Allah kepada Manusia

1. Ibr 1:1-3 Lebih Unggul dari Para Nabi

2. Ibr 1:4-2:18 Lebih Unggul dari Para Malaikat

Ibr 2:1-4 Peringatan: Bahaya Pengabaian

3. Ibr 3:1-6 Lebih Unggul dari Musa

Ibr 3:7-19 Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan

4. Ibr 4:1-13 Lebih Unggul dari Yosua

B. Ibr 4:14-10:18 Dalam Renungan Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi
Keimaman Lewi
1. Ibr 4:14-7:25 Lebih Unggul Kualifikasi-Nya

Ibr 5:11-6:3 Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani

Ibr 6:4-20 Peringatan: Bahaya Kemurtadan

2. Ibr 7:26-28 Lebih Unggul Watak-Nya

3. Ibr 8:1-10:18 Lebih Unggul Pelayanan-Nya

a. Ibr 8:1-5 Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik

b. Ibr 8:6-13 Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik

c. Ibr 9:1-22 Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik

d. Ibr 9:23-10:18 Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna

II. Ibr 10:19-13:17 Penerapan: Nasihat untuk Bertekun

A. Ibr 10:19-38 Dalam Bidang Keselamatan

B. Ibr 10:39-11:40 Dalam Bidang Iman

1. Ibr 10:39-11:3 Sifat-Sifat Iman


2. Ibr 11:4-38 Teladan Iman dari Perjanjian Lama

3. Ibr 11:39-40 Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus

C. Ibr 12:1-13 Dalam Bidang Ketabahan

D. Ibr 12:14-13:17 Dalam Bidang Kekudusan

1. Ibr 12:14-29 Pengutamaan Kekudusan

2. Ibr 13:1-17 Pelaksanaan Kekudusan

Ibr 13:18-25 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 439 - 450)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 85 - 88)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 130 - 136)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 471 - 485)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 269 - 284)


29

SURAT KIRIMAN YAKOBUS

A. LATAR BELAKANG NAMA YAKOBUS

Di dalam Kitab-kitab PB paling sedikit ada 3 nama Yakobus:

a. Yakobus Zebedeus, saudara Yohanes, murid Yesus (Luk 6:16).

b. Yakobus anak Alfeus, murid Yesus.

c. Yakobus saudara Yesus (Gal. 1:19).

Yakobus saudara Yesus

Dari referensi banyak orang berpendapat bahwa Yakobus yang dimaksud sebagai penulis Surat
Yakobus adalah adik Yesus. Saudara penulis yang lain adalah Yudas dan Yohanes/Simon (Mat 13:55;
Mar. 6:3). Namun demikian pada waktu. Yesus masih hidup, Yakobus tidak mengakui otoritasNya
(Yoh 7:5). Tapi ia akhirnya bertobat justru sesudah penampakkan Yesus (1Kor. 15:7) dan menjadi
pemim-pin Gereja Kristen Yahudi di Yerusalem (Gal. 2:9). Yakobus terkenal sebagai seorang yang
saleh dan taat pada hukum dengan ketat. Mendapat gelar "orang benar". Ia juga seorang yang
sangat berpengaruh dan menjadi uskup pertama melalui penunjukkan Yesus. Ia jugalah yang
menjadi pemimpin Sidang Pertama di Yerusalem (Kis. 15). Menurut cerita dikatakan bahwa kulit
lutut Yakobus menjadi tebal seperti kulit unta karena terlalu banyak digunakan untuk berdoa.

Yakobus diperkirakan mati syahid sebelum Yerusalem dihancurkan tahun 70 an jaman Imam Besar
Ana-nias. Para imam takut dengan jumlah orang Kristen yang bertambah banyak, maka akhirnya
mengancam Yakobus untuk dibunuh kecuali kalau mau menyangkali dan menghujat Yesus di depan
umum, yaitu dengan berdiri di serambi Bait Allah untuk dilihat oleh semua dan berkata " Yesus
bukan Mesias". Tapi Yakobus menolak untuk menyangkal Yesus, dan justru sebaliknya ia
mengatakan bahwa "Yesus adalah Putra dan Hakim dunia". Hal ini membangkitkan kemarahan
orang-orang Yahudi, Yakobus akhirnya mati syahid setelah dilemparkan dari lantai atas Bait Allah
dan dirajam batu pada thn. 62 M.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Yak. 1:1 menyebutkan bahwa Surat Yakobus ditulis "dari Yakobus, hamba Allah dan Yesus Kristus".
Namun demikian, sampai pada abad ke 4 Surat Yakobus ini belum mendapat pengakuan sebagai
kitab kanon secara umum. Hanya setelah diselidiki bahwa Yakobus yang dimaksud bukanlah
Yako-bus bin Zebedeus (yang sudah mati martir pada tahun ke 4) tapi Yakobus saudara Yesus maka
Surat ini akhirnya diterima secara resmi sebagai kitab kanon, karena memenuhi syarat kerasulan.

Martin Luther adalah salah seorang teolog yang menolak menerima Surat Yakobus sebagai kitab
kanon, karena menurutnya pandangan Yakobus mengenai "dibenarkan karena perbuatan" (Yak.
2:24) bertentangan dengan pandangan Paulus "dibenarkan karena iman" (Rom. 3:28). Kitab ini oleh
Martin Luther disebut sebagai "surat gadungan/surat jerami".

2. Tahun Penulisan

Surat Yakobus tidak menyebutkan dengan jelas tahun penulisannya. Tetapi para ahli
memperkirakannya antara tahun 44- 62M. Acuan yang dipakai adalah sekitar tahun-tahun
dimulainya penganiayaan atau sekitar persidangan pertama di Yerusalem (Kis. 15), yaitu tahun 49M.
Kalau hal itu betul maka Surat Yakobus ini menjadi dokumen PB yang ditulis terpagi.

3. Tempat Penulisan

Tidak disebutkan tetapi kemungkinan besar di Yerusalem, karena Yakobus melayani jemaat
Yerusalem untuk selang waktu yang cukup lama (30 tahun).
C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Meskipun tidak ada keterangan jelas kepada siapa Surat ini ditujukan, tapi sesuai dengan judul
Suratnya maka Surat ini mungkin ditujukan kepada sekelompok orang Kristen Yahudi yang ada di
perantauan (Yak. 1:1), yang mengala-mi banyak aniaya dan penderitaan. Tapi ini sulit dimengerti
kalau diartikan sebagai orang-orang Kristen diseluruh dunia. Bisa jadi hanya semacam istilah yang
biasa dipakai untuk sebutan Israel.

Tapi yang jelas selama banyak Tahun Yakobus melayani di Jemaat Yerusalem, yang sangat mungkin
bahwa jemaatnya hanya terdiri dari orang-orang Kristen Yahudi, karena dalam Surat itu tidak
disinggung sama sekali tentang masalah pertentangan dengan orang Kristen non-Yahudi.

D. TEMA UTAMA

Jelas melihat dari isi Suratnya, Yakobus sangat menaruh perhatian dengan hal-hal keyahudian dan
praktek-praktek hidup yang berkenaan dengan sifat orang Yahudi yang sangat tertutup (eksklusif).
Penyajian Surat Yakobus tidak disusun secara sistematis, tapi dari seluruh isi buku dapat
dirangkumkan sbb.:

1. Iman dan perbuatan

Pengajaran tentang pentingnya perbuatan tidak boleh disalah artikan, dan menganggap hanya
perbuatan saja yang penting untuk keselamatan. Perlu ada keseimbangan yang sehat antara iman
karena anugerah dan perbuatan karena usaha manusia sebagai buah dari anugerah (Yak. 2:14-26).

2. Percobaan hidup untuk memurnikan iman

Pencobaan mempunyai segi kebahagiaan, walaupun itu bukan datang dari Allah. Allah mengijinkan
pencobaan itu ada untuk menguji iman, apakah iman itu murni atau palsu. Iman yang murni akan
bertekun dan bertahan dalam pencobaan (1:2-18; 5:7-11).

3. Pelaku Firman
Bukti bahwa kita taat pada Firman Tuhan adalah apabila kita melakukanNya.Tindakan kita adalah
bukti bahwa kita ada iman (Firman) (Yak. 1:19-27). Dicontohkan oleh Yakobus tindakan-tindakan
yang benar adalah tidak melakukan dosa lidah, tidak memfitnah orang, tidak bermegah karena kaya,
dll. (Yak. 3:1-12; 4:11-12; 5:1-6)

4. Doa orang benar besar kuasanya

Keberhasilan Yakobus dalam pelayanan dan ketekunannya adalah dalam doa. Tercatat dalam cerita
tradisi, Yakobus adalah pendoa syafaat (Yak. 5:13-20).

E. TUJUAN PENULISAN

Sebagai seorang Yahudi Kristen yang mempunyai kedudukan pemimpin, Yakobus menanggap perlu
untuk menghibur, mendorong dan sekaligus menegur praktek-prakterk hidup Kristen yang tidak
benar.

1. Menghibur mereka yang menderita.

Banyaknya tekanan yang menghimpit mereka khususnya dari pihak penguasa dan orang-orang
Yahudi yang menolak Injil, membuat orang Kristen Yahudi merasa terasing di daerah sendiri.
Percobaan-percobaan dan aniaya yang menimpa adalah ujian untuk menghasilkan ketekunan (Yak.
1:3,4).

2. Menegor mereka yang menyeleweng

Iman yang benar harus menghasilkan hidup benar . Hal ini untuk mengimbangi pengajaran tentang
keselamatan yang diselewengkan. Maka Yakobus berkata kalau tidak ada hidup benar maka ini
membuktikan tidak adanya iman (Yak 2:14-26).

3. Mendorong jemaat untuk menghasilkan buah-buah iman (pelaku Firman)


Yakobus mengajarkan pembacanya untuk menerapkan iman dalam kehidupan praktis khususnya
melalui teladan Yakobus sendiri yang menunjukkan ketaatannya pada hukum. Ia kuatir dengan
perilaku manusia yang ceroboh sehingga merusak nama baik agama Kristen ( mis. dosa lidah, hawa
nafsu yang jahat, tidak mengikut sertakan Tuhan dalam hidup, dll).

E. CATATAN

Martin Luther pertama tidak menerima Surat Yakobus sebagai Kitab Kanon, karena menganggap
konsep Yakobus tentang "keselamatan karena perbuatan" (Yak. 2:24) bertentangan dengan Paulus
bahwa "keselamatan karena anugerah melalui iman" (Gal. 2:9-10). Tapi jelas bahwa Yakobus tidak
mempermasalahkan iman, tapi ia berkata iman saja tidak membuktikan apa-apa kecuali ada
perbuatan.

F. GARIS BESAR ISI YAKOBUS

Yak 1:1 Salam Kristen

I. Yak 1:2-18 Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya

A. Yak 1:2-4 Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan

B. Yak 1:5-8 Memohon Hikmat untuk Mengatasinya

C. Yak 1:9-12 Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya

D. Yak 1:13-18 Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan

II. Yak 1:19-27 Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya

III. Yak 2:1-13 Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya


IV. Yak 2:14-26 Mengaku Beriman dan Membuktikannya

V. Yak 3:1-5:6 Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya

A. Yak 3:1-12 Lidah yang Sukar Dikendalikan

B. Yak 3:13-18 Hikmat yang Tidak Rohani

C. Yak 4:1-10 Kelakuan Berdosa

D. Yak 4:11-12 Memfitnah Saudara Seiman

E. Yak 4:13-17 Hidup dengan Congkak

F. Yak 5:1-6 Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri

VI. Yak 5:7-20 Kebajikan dan Kehidupan Kristen

A. Yak 5:7-11 Kesabaran dan Ketekunan

B. Yak 5:12 Kejujuran yang Polos

C. Yak 5:13-18 Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit

D. Yak 5:19-20 Memulihkan yang Terhilang


Tugas Baca:

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 83 - 85)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 137 - 141)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 462 - 471)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 282 - 287)

30

SURAT KIRIMAN PETRUS PERTAMA

A. LATAR BELAKANG

1. Nama Petrus

Nama asli Petrus adalah Simon bin Yunus. Petrus sudah berkeluarga (Mrk 1:30). Pada perjalanan
misinya, istrinya juga ikut (I Kor. 9:5). Petrus berasal dari Betsaida, kota didaerah Golan, dengan
penduduk kebanyakan Yunani (Yoh 1:44). Ada juga rumah Petrus di Kapernaum di Galilea (Mrk 1:21).
Pekerjaan Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah sebagai nelayan. Bahasa yang dipakai
didaerah dimana Petrus tinggal adalah bahasa Aram (Mrk. 14:70). Sekalipun Petrus adalah seorang
Yahudi tapi ia tidak mempunyai pendidikan agama Yahudi dan tidak belajar Hukum Taurat (Kis 4:13:
mungkin ia buta huruf). Adiknya bernama Andreas (nama Yunani), murid Yohanes Pembaptis (Yoh
1:39). Petrus mengenal Yesus karena adiknya ini. Petrus menjadi salah satu murid terdekat dari 12
murid Yesus dan mendapat nama baru "Kepha" (bhs. Aram) atau "Kefas" (bhs. Ind.). artinya batu
karang/batu besar (Mat. 16:18; Gal 2:9). Dalam bhs. Yunani nama itu menjadi "Petrus". Dalam
Markus 16:8 ia disebut "Simon Petrus"

2. Pribadi Petrus dan Pelayanannya

Petrus dikenal sebagai seorang pemberani dan pemimpin di antara murid-murid Yesus. Ia sering
menjadi juru bicara bagi murid-murid Yesus, mungkin karena suara Petrus paling lantang, bahkan ia
sering disebut sebagai si Mulut Besar, cepat bertindak tapi kadang kurang berpikir.

Tuhan secara pribadi memanggil Petrus (Luk 24:34; I Kor 15:5) dan menubuatkannya bahwa diatas
pengakuannya Tuhan akan mendirikan jemaatNya Mat. 16:18). Petrus termasuk salah satu murid
terdekat Yesus dan bersama dengan Yohanes dan Yakobus, Petrus mendapat kehormatan untuk
menyaksikan Yesus dipermuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-8) dan juga diajak berdoa bersama-
sama Yesus di Getsemani (Mat. 26:36-37). Ada juga masa suram pelayanannya, yaitu ketika ia
menyangkali Tuhan 3 kali. Ini merupakan pukulan yang hebat untuk Petrus. Tapi justru karena itulah
akhirnya Petrus dipulihkan oleh Tuhan dan mendapat tugas untuk memelihara domba-dombaNya
(Yoh. 21:15-19).

Sebelum Pantekosta Petrus memimpin persekutuan di antara rasul-rasul (Kis. 1:15). Pada hari
Pantekosta ia menjadi pengkhotbah utama dan 3000 orang bertobat (Kis. 2:14-41). Dalam
perkembangan gereja mula-mula Petrus menjadi juru bicara dihadapan penguasa Yahudi (Kis. 4:8). Ia
juga menjadi pimpinan dalam pelaksanaan tata tertib gereja (Kis. 5:3). Pelayanannya juga dilengkapi
Tuhan dengan kuasa adi kodrati (Kis. 5:15). Pelayanannya juga sampai ke Samaria (Kis. 8:14). Ia juga
menjadi penginjil pertama untuk orang non-Yahudi (Kis.10:1). Pernah berbeda pendapat dengan
Paulus soal "proselite" untuk orang-orang Kristen non-Yahudi, tapi akhirnya persoalan selesai
melalui Sidang di Yerusalem.

Misi pelayanan Petrus tidak mudah dilacak. Mungkin ia menginjili daerah Palestina sampai masa
penganiayaan kaisar Nero. Nama Petrus juga dihubungkan dengan daerah Bitinia, di Asia kecil. Itu
sebabnya Paulus dilarang untuk pergi ke Bitania, sebab Petrus sudah di sana.

3. Akhir Hidup Petrus

Menurut cerita tradisi pelayanan Petrus banyak dihambat oleh penganiayaan dari kaisar Nero.
Sahabat-sahabat Petrus menasehatkannya untuk meninggalkan kota Roma., sehingga ia masih bisa
melakukan pelayanan di luar Roma dengan bebas. Untuk meninggalkan kota Roma Petrus harus
menyamar karena ia telah menjadi buronan. Tetapi dalam perjalanan melarikan diri itu Petrus
bertemu dengan Yesus dan berkata "Quo Vadis?" (akan kemana?). Yesus berkata: "Aku pergi ke
Roma untuk disalibkan." Dan sadarlah Petrus, lalu ia kembali ke Roma dengan sukacita dan memuji
Tuhan. Akhir Petrus tetap tinggal di Roma, dianiaya dan dihukum mati oleh Kaisar Nero di kota
Roma. Dan atas permintaannya sendiri Petrus mati di salib dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Selain penulis sendiri yang memperkenalkan diri dalam 1 Pet. 1:1, secara tradisi diterima bahwa
penulis Surat 1 Petrus adalah Rasul Petrus. Tidak ada sanggahan dalam hal ini.. Namun demikian ada
beberapa kesulitan untuk menerima bahwa Petrus sendirilah yang menulis surat itu. Perdebatan tsb.
disebabkan antara lain:

a. Kemungkinan bahwa bukan Petrus sendiri yang menulis Surat Petrus dengan alasannya:

Surat Petrus mempunyai gaya bahasa yang sangat baik, bahkan lebih baik dari surat Paulus yang
terpelajar, padahal Petrus adalah seorang nelayan, yang kemungkinan besar buta huruf.

Petrus berbahasa Aram, jadi tidak mempunyai kemampuan cukup dalam bahasa Yunani.

Sanggahan terhadap alasan di atas:

Pada abad 1, banyak orang Galilea yang mempunyai dwi bahasa (Aram dan Yunani).

Profesi nelayan tidak selalu berarti tidak terpelajar, hanya mereka tidak mendapat pendidikan
formal.

ada jangka waktu 30 tahun sejak Petrus menjadi nelayan, jadi kemungkinan Petrus telah banyak
belajar (termasuk bahasa formal/Yunani).
b. Kalau bukan Petrus?

Kemungkinan Markus (Yohanes Markus, penulis Injil Markus), karena ia banyak bersama-sama
dengan Petrus, bahkan sampai Petrus meninggal.

Silwanus/Silas (teman Paulus sebagai pengan-tar surat).

c. Petrus mempunyai sekretaris.

Kemungkinan lain adalah Petrus mempunyai penulis untuk menyampaikan buah pikirannya.

2. Tahun Penulisan

Penetapan tahun penulisan tergantung dari penafsiran "Babilon", karena penulis mengatakan ia
sedang berada di "Babilon" ketika menuliskan surat ini (I Petr 5:12-13). Kalau penafsiran "Babilon"
berarti kota Roma, maka perkiraan tahun penulisan adalah antara 60-68M. Beberapa peristiwa
seperti misalnya penganiayaan dan pembinasaan terhadap orang-orang Kristen sangat cocok dengan
keadaan tahun 63-64 M.

3. Tempat Penulisan

Menurut 1 Pet. 5::13, penulis sedang ada di "Babilon" ketika menuliskan Suratnya. "Babilon" jelas
bukan arti harafiah, tapi simbolis. Tempat mana kira-kira yang dimaksud penulis? Ada beberapa
tafsiran dengan "Babilon":

Babilon kuno di Mesopotamia, ditepi sungai Efrat.

Sebuah Kota militer di Mesir.


Nama simbolis untuk kota Roma.

Tidak ada tradisi yang menceritakan bahwa Petrus pernah ada di Mesopotamia/Mesir. Jadi
kemungkinan no. 3 lebih tepat, yaitu Roma. Hal ini didukung dengan bukti-bukti:

Pet. 5:13, bahwa Markus berada bersama-sama Petrus, dan menurut Paulus (Kol. 4:10) Markus
bersama-sama dengan Petrus di Roma.

Nama "Babilon/Babel" pada abad 1 dikenal sebagai nama lain untuk kota Roma, juga dilihat dari
kitab Wahyu 17:5.

Dari tradisi diketahui bahwa Petrus mati di kota Roma.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Petrus menuliskan Surat 1 Petrus untuk "Orang-orang pendatang, yang tersebar di (1:1) di Pontus,
Galatia, Asia kecil, dan Bitinia." Mirip dengan Surat Yakobus, tapi dari data-data selanjutnya kita
temukan bahwa Petrus menujukan Surat ini kepada orang-orang non-Yahudi (1 Pet. 1:14, 18: 2:9-10;
4:3). Orang-orang yang menurut Petrus sedang dalam keadaan berdukacita, dihambat (1:6,7) dan
diejek (3:9,16).

D. TEMA UTAMA

Tema utama Surat Petrus adalah Penderitaan dan Pencobaan

1. Penderitaan dan Pencobaan sebagai ujian Iman

Kata "penderitaan dan pencobaan" dipakai lebih dari 10 kali dalam Surat 1 Petrus. Ini merupakan
satu sisi kehidupan Kristen yang sering dilupakan. allah tidak hanya menjanjikan berkat tapi juga
penderitaan. Dan justru karena itulah orang Kristen dipanggil, untuk mengikuti jejak Kristus yang
lebih dahulu sudah menderita untuk kita (1 Pet. 2:21).
2. Pengharapan dalam Kristus

Untuk tujuan apakah penderitaan dan pendocaan itu diberikan? Untuk menguji iman kita, apakah
murni seperti emas yang keluar dari perapian? Kristus telah menjadi teladan bagi kita. Ia telah
menang untuk kita (3:18b-22). Inilah penghiburan bagi pengikut-pengikutNya, bahwa kita juga akan
menang.

3. Penggembalaan

Pertama, Petrus memberi perintah kepada jemaat untuk melayani sesama (1 Pet. 4:7-11). Kedua
Petrus juga memberi perintah kepada pemimpin jemaat untuk mengasihi domba-domba
kawanannya dan memelihara mereka dengan benar. Salah satu ciri Surat 1 Petrus ini adalah banyak
menggunakan kata perintah.

E. TUJUAN PENULISAN

Sebagai pemimpin yang dituakan Petrus memberikan beberapa penghiburan kepada kawanan
gembalaannya:

1. Memberikan penghiburan dan semangat

Petrus melihat dan mengalami kejamnya penganiayaan dari pemerintah dan orang-orang non-
Kristen. Oleh karena itu sangat perlu sebagai pemimpin jemaat ia mengirimkan Surat bagi orang-
orang Kristen untuk bertahan dalam segala penderitaan. Karena akhir dari semuanya itu akan
menghasilkan iman yang murni karena telah teruji oleh api penderitaan (1 Pet. 1:3-12; 2:21-25: 3:13-
4:6).

2. Nasehat untuk menjalankan hidup baru

Orang-orang Kristen mempunyai kelebihan dibanding dengan orang-orang yang bukan Kristen,
mereka memiliki kemampuan untuk hidup kudus karena kekuatan dari Firman Tuhan. Orang Kristen
harus menjadi teladan, hidup sebagai umat Allah yang terpilih, dan jangan seperti orang Israel yang
justru menjadi batu sandungan (1 Pet. 1:13-2:25).

3. Nasehat untuk para pemimpin dan gembala

Petrus menasehatkan para pemimpin dan penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah
dengan baik. Tdak semua orang dapat menjadi pemimpin, itu sebabnya Petrus juga memberikan
syarat-syarat agar dapat dipertanggungjawabkan kepada Gembala Agung kita (1 Pet. 5:1-11).

F. CATATAN

Teologia Petrus mempunyai kemiripan dengan Teologia Paulus. Mungkin karena mereka mempunyai
hubungan yang dekat dalam pelayanan.

G. GARIS BESAR ISI SURAT 1 PETRUS

1Pet 1:1-2 Salam Kristen

I. 1Pet 1:3-2:10 Hubungan Orang Percaya dengan Allah

A. 1Pet 1:3-12 Keselamatan oleh Iman

B. 1Pet 1:13-2:10 Kekudusan Karena Ketaatan

II. 1Pet 2:11-3:12 Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya

A. 1Pet 2:11-17 Tanggung Jawab Umum

B. 1Pet 2:18-3:7 Tanggung Jawab Rumah Tangga


1. 1Pet 2:18-25 Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya

2. 1Pet 3:1-6 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya

3. 1Pet 3:7 Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya

C. 1Pet 3:8-12 Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya


dengan Sesamanya

III. 1Pet 3:13-5:11 Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan

A. 1Pet 3:13-4:11 Ketabahan Menghadapi Penderitaan

1. 1Pet 3:13-17 Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil

2. 1Pet 3:18-4:6 Karena Teladan Kristus yang Berkuasa

3. 1Pet 4:7-11 Karena Urgensi pada Akhir Zaman

B. 1Pet 4:12-19 Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan

1. 1Pet 4:12 Karena Menguji Realitas Iman Kita

2. 1Pet 4:13,14-16 Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus

3. 1Pet 4:13,17-19 Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya


C. 1Pet 5:1-11 Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan

1. 1Pet 5:1-4 Kepada Penatua -- Gembalakan Domba

2. 1Pet 5:5-11 Kepada Orang yang Lebih Muda

1Pet 5:12-14 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 425 - 436)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 88 - 91)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 142 - 147)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 485 - 499)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 288 - 293)

31

SURAT KIRIMAN PETRUS KEDUA


A. LATAR BELAKANG

(Lihat Surat Kiriman Petrus Kedua)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Penulis Surat 2 Petrus menurut 2 Pet. 1:1, adalah Simon Petrus. Didukung juga dengan informasi dari
surat-surat PB yang lain. Bukti dari dalam surat sendiri adalah penulis merupakan saksi mata
peristiwa Transfigurasi (2 Pet.1:16-18), juga dari 2 Pet. 3:1 penulis mengkaitkan keberadaan Surat 1
Petrus. Penulis juga menyatakan bahwa ia mengenal Tuhan yesus secara langsung (2 Pet.14; Yoh.
21:18).

Namun demikian masih ada perdebatan yang memberatkan kebenarannya:

Surat 2 Petrus kurang dihargai oleh Bapak-bapak Gereja, karena paling jarang dibicarkan/dikutip.

Ada kesamaan antara Surat 2 Petrus dengan Yudas. Ada anggapan 2 Petrus mengutip Surat Yudas.

Perbedaan dalam gaya penulisan terlihat jelas sekali antara Surat 1 Petrus dan 2 Petrus. Kemungkin
ini bisa terjadi karena Petrus memakai penulis yang berbeda.

Sanggahan terhadap keberatan bahwa Petrus adalah penulis Surat 2 Petrus:

Pada abad ke 4, Bapak Gereja Athanasius, Ambrose dan Agustine menerima Surat Petrus sebagai
Kitab Kanon.
Perbedaan dengan Surat 2 Petrus tidaklah mutlak, karena ada bagian-bagian yang mempunyai
kesamaan dengan kata-kata Petrus dalam Kis. Rasul, misalnya dalam penggunaan kata khusus
"eusebeia" (hidup yang saleh) dalam 2 Pet. 1:3, 6, 7 ; 3;11, yang juga terdapat dalam Kis. 3:12. Selain
Petrus (dalam Kis. 3:12 itu) tidak ada rasul lain yang menggunakannya.

2. Tahun Penulisan

Kepastian yang jelas, Surat 2 Petrus ditulis sebelum tahun 68M (kematian Petrus). Dari 2 Pet. 1:14
ada petunjuk bahwa penulisan surat ini adalah mendekati tahun kematian penulis. Jadi diperkirakan
bahwa Petrus menulis Surat 2 Petrus sesudah tahun 65-67M.

3. Tempat Penulisan

Seperti halnya Surat 1 Petrus, kota Roma adalah tempat penulis menuliskan surat ini, khususnya
dengan kepastian bahwa Petrus mati di kota Roma.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Dari 2 Pet.1:1, 2 Surat Petrus ini ditujukan kepada semua orang Kristen secara umum.

D. TEMA UTAMA

Tema utama Surat 2 Petrus ini adalah pengenalan dan pengetahuan. Kata-kata ini muncul lebih dari
15 kali dalam Surat 2 Petrus.

1. Ajaran-ajaran sesat

Untuk dapat mengenali dan mengoreksi ajaran-ajaran palsu yang menyusup kedalam kehidupan
jemaat, maka kita perlu mengenal dan mengetahui kebenaran yang sejati. Dari siapakah ajaran-
ajaran sesat itu muncul? dari guru-guru palsu, dari dalam jemaat, dari orang-orang Kristen (1 Pet.
2:1, 13, 20, 21). Hal ini terlihat dari sikap hidup dan perbuatan yang meninggalkan kebenaran (2:10-
14).
2. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (3:3,4)

Hari Tuhan yang datang lambat (3,9-13) sehingga membuat mereka sangsi. Kelambatan hari Tuhan
harus diartikan, bahwa Tuhan masih panjang sabar dan bertahan terhadap ejekan.

3. Kedewasaan Iman dalam Kristus (1:3-11)

Allah menyediakan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh, yaitu pengenalan akan Kristus
dan kuasaNya. Kedewasaan iman adalah seperti anak tangga (1:5-7), yaitu iman, kebajikan,
pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang.

E. TUJUAN PENULISAN

1. Memberikan peringatan akan ajaran sesat

Petrus dan Paulus adalah rasul-rasul yang gencar sekali dalam memberikan nasehat supaya orang-
orang Kristen menjauhkan diri dari penyesat-penyesat yang mempunyai ciri-ciri 2:1-20)

2. Penegasan akan pentingnya ajaran Paulus

Banyak orang menafsirkan bahwa Paulus mempunyai permusuhan dengan Petrus yang tidak henti-
hentinya. Memang Paulus dan Petrus pernah berselisih. Tapi dari Surat 2 Petrus kita melihat tidak
benar. Surat-surat Paulus rupanya sudah banyak beredar dan dibaca, juga kitab-kitab lain dan (2 Pet.
3:15-16). Namun demikian Petrus mengakui bahwa tulisan-tulisan Paulus tidaklah mudah dipahami
sehingga mereka yang tidak teguh iman akan memutarbalikkannya.

3. Penghiburan untuk mereka yang menderita

Disampaikan karena keadaan-keadaan yang mendesak dan penganiayaan yang semakin besar.
Gereja menghadapi kebimbangan karena situasi yang tidak menentu. itulah sebabnya Surat 2 Petrus
berisi banyak nasehat tentang perlunya pengetahuan supaya ditengah aniaya mereka tidak
terombang-ambing.

F. CATATAN

Beberapa ahli PB memberikan perhatian akan kemiripan Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas.
Perbandingan antara kedua Surat tsb. sbb.:

2 Petrus 2 Yudas 1

----- Israel di padang gurun (ayat )

Malaikat yang berbuat dosa (ayat ) Malaikat-malaikat yang tidak taat (ayat )

Sodom dan Gomora (ayat ) Sodom dan Gomora (ayat )

----- Jalan yang ditempuh kain (ayat )

Jalan Bileam (ayat ) Kesesatan Bileam (ayat )

----- Kedurhakaan Korah (ayat )

G. GARIS BESAR ISI SURAT 2 PETRUS

2Pet 1:1-2 Salam Kristen


I. 2Pet 1:2-21 Pujian Atas Pengenalan yang Benar

A. 2Pet 1:2-4 Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup

B. 2Pet 1:5-11 Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen

C. 2Pet 1:12-21 Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran

1. 2Pet 1:12-15 Motivasinya

2. 2Pet 1:16-21 Metodenya

a. 2Pet 1:16-19 Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan

b. 2Pet 1:20-21 Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan

II. 2Pet 2:1-22 Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu

A. 2Pet 2:1-3 Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu

B. 2Pet 2:4-10 Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah

C. 2Pet 2:10-19 Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu

D. 2Pet 2:20-22 Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran


III. 2Pet 3:1-18 Kepastian Kedatangan Tuhan

A. 2Pet 3:1-7 Penyangkalan Kedatangan-Nya

B. 2Pet 3:8-10 Kepastian Kedatangan-Nya

C. 2Pet 3:11-18 Hidup Menantikan Kedatangan-Nya

2Pet 3:18 Ucapan Berkat

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 452 - 457)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 92 - 94)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 148 - 152)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 285 - 499)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 294 - 299)

32

SURAT KIRIMAN YOHANES PERTAMA


A. LATAR BELAKANG

1. Yohanes

Yohanes adalah anak Zebedeus yang muda, karena Yakobus selalu disebut lebih dahulu. Tapi Lukas
selalu memberikan urutan Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin karena Yohanes hubungannya
lebih dekat dengan Petrus. Ibu Yohanes adalah Salome, dalam Mat. 27:50, ia disebut "Ibu anak-anak
Zebedeus". Salome selalu diasosiasikan sebagai adik Maria Ibu Yesus, karena dalam Yoh. 19:25
dikatakan ada 4 perempuan berdiri dekat salib Yesus, yaitu Maria ibu Yesus, 2 orang Maria dan adik
ibu Yesus. Kalau benar maka Yohanes adalah ipar Yesus. Mrk. 1:20 memberitakan bahwa ayahnya
mempunyai orang-orang upahan, berarti Yohanes berasal dari keluarga yang cukup berada. Luk 8:3
juga menyebutkan bahwa Salome melayani mereka dengan kekayaannya.

Yohanes ada kemungkinan pernah menjadi murid Yohanes Pembap-tis, tetapi tidak ada bukti jelas.
Yohanes dan juga saudaranya sering dijuluki Yesus sebagai: "Anak-anak guruh" (Mrk 3:17) mungkin
karena mereka orang-orang Galilea yang penuh vitalitas, semangat dan nelayan yang pantang
menyerah, tetapi kurang terarah. Hal itu terbukti dari pandangan yang salah tentang kera-jaan
Yesus; ambisi yang dirasuki oleh nalar yang tidak benar (Luk. 9:52-54). Yohanes berada di Golgota
pada saat Yesus disalib dan juga pada saat Yesus menyerahkan ibunya dalam pemeliharaan Yohanes.
Ia juga yang berlari dengan Petrus menengok kubur Yesus yang kosong. Ia juga yang bersama murid-
murid yang lain pada waktu Yesus menampakkan diri di danau Tiberias. Yohanes juga yang disebut
akan memiliki umur panjang (Yoh 21:23).

Setelah hari Pantekosta murid-murid Yesus berbicara dengan sangat jelas tentang Injil dan orang-
orang keheranan karena mereka orang-orang yang tidak terpe-lajar (Kis 4:13). Di dalam kehidupan
gereja mula-mula Yohanes termasuk tokoh utama dalam gereja Yerusalem bersama Petrus. Tidak
diketahui pasti kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem. kemungkinan besar dia pergi ke Efesus
dimana ia lalu dib-uang ke Pulau Patmos.

Selain Surat Kiriman ini Yohanes juga menulis Kitab Injil yang berisi pemberitaan tentang Yesus,
pelayanan dan pengajaranNya.
2. Latar Belakang Surat-surat Kiriman Yohanes

Pada waktu penulis menulis surat-surat ini perpecahan antara orang Kristen dan Singagoge sudah
terjadi. Tapi pertentangan antara perbuatan dan iman sudah mereda. Pada waktu orang-orang non-
Yahudi mulai masuk gereja, banyak latar belakang budaya filsafat mempengaruhi pengajaran
doktrinal. Mulai banyak timbul perta-nyaan-pertanyaan yang menjadi dilema. Bahkan hingga hari ini,
khususnya tentang hakikat Yesus (sifat-sifat keAllahan dan kema-nusiannya).

Gejala Gnostisisme menjadi bahaya besar bagi gereja sampai akhir abad 2. Gnotisisme adalah suatu
filsafat agama (bukan sistem agama) yang percaya pada ajaran bahwa Roh itu baik, tubuh jahat.
Diantara keduanya tidak ada hubungan yang kekal. Keselama-tan berarti kebebasan dari dunia
jasmani ke dunia rohani. Sarana untuk mendapat kebebasan bermacam-macam, salah satunya ialah
pengeta-huan (Gnosis = pengetahuan/Bahasa Yun.), supaya manusia dapat melampui ikatan
belenggu jasmani menuju pengetahuan surgawi. Pertentangan yang paling tajam antara agama
kristen dan pengetahuan adalah yang menyangkut tentang pribadi Kristus. Bagaimana mungkin Roh
yang begitu suci dan Agung (Allah) dapat bersatu dengan tubuh jasmani (Kristus).

Gejala-gejala kepercayaan ini berbahaya untuk menafsirkan pengajaran Injil. Hal inilah yang menjadi
tema utama Surat-surat Yohanes.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Walaupun penulis tidak mencantumkan namanya dalam Surat 1 Yohanes, tapi kita mempunyai
keyakinan bahwa Rasul Yohanes adalah penulisnya. Kepastian akan kebenarannya tidak
dimasalahkan. Selain tradisi Kristen mempercayainya, juga bukti-bukti dari dalam memperlihatkan
bahwa Surat Yohanes ini mempunyai kemiripan kuat dengan Injil Yohanes, baik dalam hal isi, gaya
bahasa, maupun perbendaharaan katanya.

Contoh: I Yoh 1:1 dan Yoh 1:1

2. Tahun Penulisan
Sekitar tahun 90 M, karena kemungkinan sudah adanya ajaran-ajaran sesat Gnostik yang menyusup
di gereja. Tapi yang jelas saat itu penulis sudah dalam usia yang lanjut.

Pendapat lain memperkirakan bahwa Surat 1 Yohanes ini sudah diedarkan lebih dulu daripada Injil
Yohanes. Tapi hal ini sulit diterima karena dari isi Surat 1 Yohanes terlihat bahwa pembaca
diperkirakan sudah mempunyai pengetahuan tentang Injil dan juga dalam Injil Yohanes tidak ada
tanda-tanda tentang perlawanan terhadap ajaran Gnostik.

Pendapat lain memperkirakan tahun yang lebih lambat, yaitu dengan membandingkan dengan
tulisan-tulisan Bapak-bapak gereja yang menceritakan hal yang sama dengan Surat Yohanes, yaitu
tentang perlawanan ajaran Gnostik. Kalau hal itu betul mungkin tahun penulisan akan sekitar 110M.

3. Tempat Penulisan

Diperkirakan Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini ketika ia ada di Efesus.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Yohanes memanggil pembaca-pembacanya dengan "anak-anakku" (1 Yoh. 2:1), mungkin Yuhanes


menuliskan ini untuk sekelompok orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Yohanes. Juga
karenaYohanes pada saat itu sudah berusia lanjut, maka sudah sepantasnya ia memanggil orang-
orang disekitarnya dgn. sebutan itu.

D. TEMA UTAMA

Yohanes menggunakan kata "tahu, mengetahui dan mengenal" lebih dari 35 kali dalam Suratnya ini.
Dan ada 3 kata yang harus menjadi dasar, yaitu kasih, terang dan hidup kekal. Seperti dalam
bukunya Injil Yohanes, pengalaman hidup Kristen berpusat pada ketiga kata kunci ini. Allah adalah
kasih, kasih Allah nyata dalam diri YesusKristus. Dan kita yang berasal dari Dia akan hidup dalam
terang Allah, karena Allah itu Terang. Dan barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup, hidup yang
kekal (1 Yoh. 3:7-21; 1:5-10; 5:12). Hanya di dalam konteks inilah orang Kristen dapat bertumbuh
dan menghasilkan kemurnian hidup yang ideal, hidup yang diimpikan oleh pengikut aliran gnostik.
Tanpa anugerah Allah, dan pengenalan penyataanNya maka kita tidak akan memiliki pengetahuan
yang sempurna.
E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan utama Rasul Paulus menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk melawan dan memerangi
gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada pembacanya bahwa hanya dengan mengetahui
kebenaran, maka tidak ada tindakan yang benar. Diantara nasehatnya itu ada 7 pokok patokan untuk
mempunyai kelakuan yang baik:

- Berjalan dalam terang (1:57) - Jangan menipu (1:8-10)

- Turuti perintahNya (2:1-5) - Tirulah Kristus (2:6)

- Kasihilah sesamamu (2:7-14) - Jangan mengasihi dunia (2:15-17)

- Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)

F. GARIS BESAR ISI SURAT I YOHANES

1Yoh 1:1-4 Pendahuluan

I. 1Yoh 1:5-2:28 Persekutuan dengan Allah

A. 1Yoh 1:5-2:2 Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah

1. 1Yoh 1:5 "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah

2. 1Yoh 1:6 Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan

3. 1Yoh 1:7 Persekutuan Dalam Terang


4. 1Yoh 1:8-2:2 Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa

B. 1Yoh 2:3-28 Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah

1. 1Yoh 2:3-5 Ketaatan

2. 1Yoh 2:6 Keserupaan dengan Kristus

3. 1Yoh 2:7-11 Kasih

4. 1Yoh 2:12-17 Pemisahan dari Dunia

5. 1Yoh 2:18-28 Kesetiaan Kepada Kebenaran

II. 1Yoh 2:29-3:24 Anak-Anak Allah

A. 1Yoh 2:29-3:18 Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah

B. 1Yoh 3:19-24 Keyakinan Anak-Anak Allah

III. 1Yoh 4:1-6 Roh Kebenaran

A. 1Yoh 4:1,3,5 Mengenali Roh Kesesatan

B. 1Yoh 4:2,4,6 Mengakui Roh Kebenaran


IV. 1Yoh 4:7-5:3 Kasih Allah

A. 1Yoh 4:7-10 Asal-Usul Ilahi dari Kasih

B. 1Yoh 4:11-13,19-21 Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah

C. 1Yoh 4:14-16 Tinggal Dalam Kasih Allah

D. 1Yoh 4:17-18 Kesempurnaan Kasih

E. 1Yoh 5:1-3 Ketaatan Kasih

V. 1Yoh 5:4-20 Jaminan dari Allah

A. 1Yoh 5:4-5 Mengenai Hal Mengalahkan Dunia

B. 1Yoh 5:6-10 Mengenai Keterandalan Injil

C. 1Yoh 5:11-13 Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya

D. 1Yoh 5:14-17 Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa

E. 1Yoh 5:18-20 Mengenai Tiga Kepastian Besar

1Yoh 5:21 Penutup


Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 463 - 467)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 96 - 99)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 153 - 159)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 513 - 521)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 313 - 371)

33

SURAT KIRIMAN YOHANES KEDUA

A. LATAR BELAKANG YOHANES

(Lihat Surat Kiriman Yohanes Pertama)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis
Sama seperti surat sebelumnya (1 Yohanes) dan Injil Yohanes, pengarang Surat 2 Yohanes adalah
Yohanes anak Zebedeus. Hal ini terlihat jelas dari gaya dan isi Suratnya.

2. Tahun Penulisan

Surat 2 Yohanes ini ditulis pada tahun yang hampir bersamaan dengan Surat 1 Yohanes, yaitu sekitar
tahun 90 M.

3. Tempat Penulisan

Ditulis oleh Yohanes di Efesus, gereja di Asia.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Salam pembukaan Surat ini tertulis "kepada ibu yang terpilih dan anak- anaknya" (1 Yoh. 1:1).
Banyak tafsiran dalam hal ini:

Arti harafiah, seorang wanita yang rumahnya dipakai untuk persekutuan.

Arti figuratif, gereja/jemaat-jemaat Tuhan. Hal ini sesuai dengan panggilan penatua kepada
jemaatnya.

Sekelompok orang Kristen tertentu, dimana penulis menjadi penanggung jawab, khususnya untuk
keadaan yang sedang mengancam (ajaran sesat). Terlihat dari beberapa ungkapan yang lain, seperti:

"di dalam rumahmu"

"aku berharap datang sendiri padamu" (2 Yoh.1:1,10,12)


D. TEMA UTAMA

Kunci kata penting dalam surat 2 Yohanes ini adalah: kebenaran.

Kebenaran ajaran Kristus harus menjadi dasar. Khususnya untuk melawan mereka yang menyangkal
Kristus sebagai anak manusia. Kalau pengajaran sesat masuk dan diterima maka berarti harus
membuang iman. Oleh karena itu Yohanes mendorong kita untuk bertekun mengikuti kebenaran
yang sudah ada dalam hati dan menggenapinya dalam hukum kasih

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan Rasul Yohanes menulis surat 2 Yohanes jelas tertulis dalam Suratnya: "sebab banyak
penyesat telah muncul" (2 Yoh.1: 7). Jadi Surat yang pendek ini membahas persoalan yang sama
yaitu menasehati jemaat untuk berhati-hati terhadap pengajar-pengajar sesat, kalau perlu jangan
diterima di rumah supaya tidak menipu (2 Yoh. 1:10).

Penulis, sebagai penatua mengutarakan hanrapannya mengunjungi mereka, dan pada akhir suratnya
ia membagikan salam dari jemaatnya sendiri.

F. GARIS BESAR ISI SURAT II YOHANES

2Yoh 1:1-3 Salam Kristen

A. 2Yoh 1:1 Kepada Ibu yang Terpilih dan Anak-Anaknya

B. 2Yoh 1:2-3 Oleh Karena Kebenaran

I. 2Yoh 1:4-6 Pujian dan Perintah

A. 2Yoh 1:4 Kesetiaan yang Lampau kepada Kebenaran Dipuji


B. 2Yoh 1:5-6 Kasih dan Ketaatan Diperintahkan

II. 2Yoh 1:7-11 Nasihat dan Peringatan

A. 2Yoh 1:7 Mengenali Guru-Guru Palsu

B. 2Yoh 1:8-9 Waspada Agar Jangan Terpengaruh oleh Mereka

C. 2Yoh 1:10-11 Jangan Membiarkan Mereka Memakai Rumahmu

2Yoh 1:12-13 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 467 - 468)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 99 - 99)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 160 - 161)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 513 - 521)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 306 - 307)


34

SURAT KIRIMAN YOHANES KETIGA

A. LATAR BELAKANG YOHANES

(Lihat Surat Kiriman Yohanes Pertama)

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Dilihat dari gaya dan struktur surat maka Surat 3 Yohanes dapat dipastikan penulisnya sama dengan
surat-surat Yohanes sebelumnya, Rasul Yohanes.

2. Tahun Penulisan

Sama dengan surat-surat sebelumnya tahun 90 M. Tapi ada yang berpendapat mungkin ditulis lebih
awal, sekitar 80-an, tapi tidak ada alasan jelas.

3. Tempat Penulisan

Penulis menuliskan surat ini di Efesus, gereja di Asia

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT
Surat 3 Yohanes dituliskan untuk Gayus, saudara kekasih Yohanes yang ada di Korintus (1 Kor. 1:14).
Gayus juga adalah teman sekerja Paulus. Ia rupanya menjabat sebagai gembala dan pemimpin
Gereja (Kis. 19:29, Kis. 20:4, Rom. 16:23). Nama lain yang disebut adalah Demetrius, mungkin salah
seorang penginjil.

D. TEMA UTAMA

"kesediaan menerima tamu"

Menurut Yohanes setiap jemaat wajib memperlihatkan sikap Kristiani mereka dalam menerima para
penginjil keliling yang telah melakukan tugas panggilannya, misalnya memberi tumpangan kepada
mereka. Ini merupakan tindakan saling menolong di antara pelayan-pelayan Tuhan yang akan
memberikan kesaksian yang baik untuk nama Tuhan.

E. TUJUAN PENULISAN

Sebagai sahabat dan penatua Yohanes perlu menulis surat kepada Gayus untuk:

Memberi pujian kepada Gayus atas sikapnya yang benar dalam menerima para penginjil keliling yang
telah memberitakan Injil. Namun demikian ternyata sikap Gayus ini tidak diterima oleh pemimpin
gereja lain (yang mungkin mempunyai gereja yang berdekatan dengan gereja Gayus), yang bernama
Diotrefes. Diotrefes sama sekali tidak mengindahkan nasehat Yohanes, bahkan mengucapkan kata-
kata yang kurang baik, karena ia tidak senang kalau ada campur tangan orang luar dalam urusan
gerejanya. Yohanes memberitahukan Gayus tentang hal ini, dan bermaksud untuk berbicara kepada
Diotrefes.

F. CATATAN

Surat 2 dan 3 Yohanes ditulis dalam bentuk surat yang sesungguhnya, 1 lembar papirus (ukurannya
25x20cm.).

G. GARIS BESAR ISI SURAT II YOHANES


3Yoh 1:1 Salam Kristen

I. 3Yoh 1:2-8 Pujian bagi Gayus

A. 3Yoh 1:2 Karena Kesehatan Rohaninya

B. 3Yoh 1:3-4 Karena Hidup Dalam Kebenaran

C. 3Yoh 1:5-8 Karena Kesediaan Menerima Saudara-Saudara yang Dalam Perjalanan

II. 3Yoh 1:9-12 Nasihat untuk Gayus

A. 3Yoh 1:9-11 Mengenai Contoh Jelek Diotrefes

B. 3Yoh 1:12 Mengenai Teladan Baik Demetrius

3Yoh 1:13-14 Penutup

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 469 - 471)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 100 - 101)


Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 161 - 162)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 513 - 521)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 308 - 309)

35

SURAT KIRIMAN YUDAS

A. LATAR BELAKANG

Nama Yudas

Sekalipun ada beberapa nama Yudas yang dikenal dalam PB, namun hanya ada seorang Yudas yang
menyebut dirinya, "hamba Yesus dan saudara Yakobus" (Yud.1:1), yaitu Yudas saudara (adik) Yesus.
Karena Yakobus adalah nama yang cukup dikenal dikalangan pemimpin gereja mula-mula, dan ia
adalah saudara (adik) Tuhan Yesus. Referensi lain Mat. 13:55, Mark. 6:3, Gal. 1:19, Kis. 1:14.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Seperti dalam pembukaan suratnya (Yud. 1:1) penulis adalah Yudas saudara (adik) Yakobus yang
adalah saudara (adik) Yesus.

2. Tahun Penulisan
Ada persamaan hal yang ditulis dalam Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas, yaitu tentang adanya
orang-orang yang disebut guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat. Petrus menyebut, "akan
datangnya guru-guru palsu". Yudas menyebut: "Adanya orang tertentu yang telah masuk menyusup
...". Jadi kalau memang keduanya mempunyai hubungan maka kitab Yudas ditulis sesudah Petrus,
yaitu thn. 65-67M. Tapi ada juga yang berpendapat, apabila belum disinggung tentang pengajaran
gnostik, mungkin ditulis sekitar tahun 75M.

3. Tempat Penulisan

Tidak ada keterangan yang jelas. Tapi Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina sebelum
kehancuran Yerusalem. Jadi mungkin di sanalah ia menulis.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Surat ini ditujukan "kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa ..." (Yud.1:1). Hal
ini memberi kesan bahwa surat ini ditujukan kepada umat kristen seluruh dunia. Tapi bisa juga untuk
sekelompok orang dalam jemaat tertentu.

D. TEMA UTAMA

1. Hukuman atas pengajar-pengajar sesat.

Sudah ada contoh dari masa lalu adanya orang-orang murtad:

Yak. 1:5 - umat Israel yang murtad binasa di padang gurun.

Yak. 1:6 - malaikat yang tidak taat.

Yak. 1:7 - penduduk daerah Sodom dan Gomora.


Hukuman yang Tuhan jatuhkan untuk orang-orang murtad pasti akan datang, sekalipun mungkin
lambat.

2. Mempertahankan Iman

Benih-benih penyesatan itu ditaburkan ke dalam persekutuan gereja, bahkan oleh gembala-gembala
mereka sendiri. Tapi orang percaya tidak perlu takut kalau sudah melindungi diri dengan
membangun iman dan berdoa dalam kuasa Roh Kudus. Untuk menghadapi orang yang lemah iman
karena penyesatan ini, kita diajarkan untuk merebutnya kembali dengan kasih.

E. TUJUAN PENULISAN

Penulis menuliskan bahwa keinginan semula adalah untuk menuliskan tentang keselamatan. Tapi
akhirnya ia tergerak untuk menuliskan tentang hal lain yaitu nasehat untuk mempertahankan iman
(apologetik), khususnya sehubungan dengan perlawanan terhadap munculnya ajaran-ajaran sesat
dari para pengajar palsu.

F. CATATAN

Surat Yudas mempunyai kemiripan dengan 2 Petrus. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini:

Kedua surat tersebut tidak ada hubungan apa-apa kecuali bahwa surat-surat ditujukan pada orang-
orang yang sedang menghadapi keadaan yang sama.

Kedua surat disadur dari sumber yang sama.

Petrus mengambil data-data dari Yudas. Pendataan dari Yudas lebih pasti dan nyata, susunan lebih
jelas. Surat Petrus penjaba-ran dari Yudas.

Yudas menulis suratnya setelah melihat surat Petrus, dan mengubahnya dengan bebas. Dari Yudas
1:3 penulis ingin menulis tentang keselamatan tapi tidak jadi karena melihat apa yang diramalkan
Petrus sudah terjadi.
G. GARIS BESAR ISI SURAT YUDAS

Yud 1:1-2 Salam Kristen

I. Yud 1:3-4 Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini

II. Yud 1:5-16 Menyingkapkan Guru-Guru Palsu

A. Yud 1:5-7 Ajal Mereka Digambarkan Dalam Masa Lampau

1. Yud 1:5 Pengalaman Israel

2. Yud 1:6 Pengalaman Malaikat-Malaikat Pemberontak

3. Yud 1:7 Pengalaman Sodom dan Gomora

B. Yud 1:8-16 Penggambaran Mereka Sekarang Ini

1. Yud 1:8-10 Bahasa yang Tidak Sopan

2. Yud 1:11 Sifat yang Tidak Kudus

3. Yud 1:12-16 Perilaku yang Salah

III. Yud 1:17-23 Nasihat bagi Orang-Orang Percaya Sejati


A. Yud 1:17-19 Ingat Nubuat Para Rasul

B. Yud 1:20-21 Peliharalah Dirimu di Dalam Kasih Allah

C. Yud 1:22-23 Tolonglah Orang Lain Dengan Kemurahan, Bercampur Dengan Takut

Yud 1:24-25 Lagu Pujian

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 457 - 462)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 94 - 96)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 163 - 165)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 521 - 526)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 163 - 165)

36

KITAB WAHYU
A. LATAR BELAKARNG WAKTU

(Lihat Surat Kiriman Yohanes Pertama)

1. Keunikan kitab Wahyu

Wahyu berasal dari kata "apokalipsis", artinya rahasia yang dinyatakan. Kitab Wahyu mempunyai
keunikan yaitu menjadi Kitab penutup kanon PB. Namun tidak jelas apakah berarti bahwa Kitab
Wahyu adalah kitab yang paling akhir ditulis. Kitab Wahyu juga satu-satunya kitab PB yang berisi
hampir sepenuhnya tentang nubuatan yang menyangkut tentang masa depan.

2. Ciri-ciri buku apokaliptik yang ada di kitab Wahyu:

melukiskan tentang keputusasaan yang besar dalam menghadapi keadaan yang sedang berlangsung
dan pengharapan yang besar akan campur tangan Allah dimasa mendatang.

memakai bahasa-bahasa simbolik; impian dan penglihatan iblis dll.

menampilkan kuasa-kuasa surgawi dan iblis sebagai utusan dan perantara dalam perencanaan Allah.

sebagai nubuat bahwa kecelakaan untuk orang-orang fasik, tapi orang benar akan dilewati.

nama penulis biasanya tidak disebut.

3. Keadaan saat Kitab Wahyu ditulis

Gereja-gereja (7 gereja) di propinsi Asia yang sudah berdiri lama, tapi mengalami pasang surut dalam
pertumbuhan rohaninya. Keadaan itu di latar belakangi oleh kelaparan, perang, wabah penya-kit,
kemiskinan, penganiayaan.
Digambarkan bahwa Romawi adalah kekuasaan yang menjadi musuh utama umat Kristen (binatang
dan pelacur). Kekaisaran saat itu mungkin diperintah oleh Domitianus, kalau dilihat dari sifat
pemerintah saat itu yang sewe-nang-wenang dari diktator dan juga desakan untuk menyembahnya
sebagai dewa. Pada akhir abad pertama orang Kristen dimusuhi dimana-mana.

4. Pulau Patmos

Sebuah pulau karang di perairan pantai Yunani, dari kepu-lauan Dodekanese. Panjang pulau 12 km
lebar 7 km. Sekarang terma-suk daerah Yunani. Yohanes dibuang dari Efesus selama beberapa bulan
kira-kira tahun 95 M. Dibuang karena imannya, sebagai hukuman atas ketaatannya pada Allah (Wah.
1:9). Ketika berada disana, ia mendapat penglihatan yang harus dituliskannya dan disampaikan
kepada ke 7 jemaat di Asia (1:10), 95 km dari Efesus.

B. PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN

1. Penulis

Penulis Kitab Wahyu disebutkan sebagai Yohanes, murid Yesus dan seorang yang sangat dikenal di
kalangan gereja-gereja di Asia Kecil. Penulis juga adalah saksi mata dari segala sesuatu yang telah
dilihatnya (1:1-2). Para Bapak gereja menerima kitab itu sebagai tulisan Yohanes. Tapi pada abad 3
ada beberapa pendapat yang kurang menyetujui melihat penyelidikan terhadap jenis sastra dan gaya
bahasa Kitab Wahyu yang bertentangan dengan Injil & Surat 1-3 Yohanes dan bahkan kitab-kitab PB
yang lain. Ahli bahasa memperkirakan bahwa sastra Wahyu kurang begitu matang/berkembang. Jadi
mungkin ditulis lebih awal dari pada Injil dan Surat Yohanes. Atau kemungkinan lain Kitab Wahyu
ditulis sendiri oleh Yohanes sedang yang lain oleh penulisnya.

2. Tahun Penulisan

Kitab Wahyu jelas ditulis pada masa penganiayaan gereja. Ada 2 pemerintahan kaisar Romawi yang
sangat kejam dan penganiayaan orang Kristen, yaitu kaisar Nero dan Domitianus. Kalau mengambil
tahun masa kekaisaran Nero, terlalu awal dan orang-orang Kristen masih baru dan masih
bersemangat. Tapi keadaan saat itu sudah semakin sulit dan capai untuk orang Kristen berjuang
melawan penindasan-penindasan itu, jadi mungkin kitab Wahyu ditulis setelah masa Nero, yaitu
pemerintahan Domitianus, tahun 95 M.
3. Tempat Penulisan

Yohanes menuliskan Surat Wahyu sesudah ia dibebaskan dari pembuangan di Pulau Patmos, dan
kemungkinan ia kembali ke di Efesus ketika menuliskan ini.

C. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Dari Wah. 1:4 disebutkan Surat ini ditujukan kepada "Ketujuh Jemaat di Asia Kecil.", mereka adalah
Efesus (2:1-7), Smirna (2:8-11), Perganus (2:12-17), Natra (2:18-24), Filadelfia (3:7-13), Sardis (3:1-6),
Laudikia (3:14-22).

Beberapa tafsiran tidak membatasi hanya ditujukan kepada 7 jemaat ini melainkan meliputi gereja
dari segala abad dan segala tempat. Kitab wahyu penuh dengan lambang-lambang angka 7 sebagai
lambang kepenuhan yang suci. Jadi 7 jemaat bisa menjadi lambang kepenuhan umat suci (Wah. 1:6).

D. TEMA UTAMA

1. 7 jemaat-jemaat di Asia Kecil

a. Efesus (2:4)

Pengajaran tepat tapi dicela karena mereka telah meninggalkan kasih mula- mula.

b. Smirna (2:10)

Akan mengalami penderitaan

c. Pergamos (2:13) - 15 .
Menyimpang, tapi setia. 316 M Konstatianus menjadi Kristen, tidak ada aniaya tetapi gereja suam.

d. Tiatira (2:20)

Menyimpang pengajarannya tapi sedang bertumbuh. Berhala kekafiran dibawa ke dalam jemaat.

e. Sardis (3:1-3)

Melakukan pekerjaan baik, tapi kerohanian sudah mati dan perlu bertobat.

f. Filadelfia. (3:7-9)

Anak-anak Tuhan hidup ditengah kemurtadan. Tapi Tuhan "membuka pintu yang yang tiada dapat
ditutup oleh seorangpun."

g. Laodikia (3:17)

Melambangkan zaman akhir, keadaan mereka kaya tapi miskin. Akan dimuntahkan oleh Tuhan. Pada
masa-masa akhir jemaat Tuhan akan banyak yang murtad.

2. Kristus sebagai Anak Domba

Kristus sebagai Anak Domba yang akan membuka gulungan kitab bermeterai. Ini melukiskan arti
sentral kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus secara historis (Wah. 5:1-8).

3. Penglihatan oleh Yohanes


Berisi penglihatan bagaimana Allah menghakimi semua kekuatan yang melawanNya (Wah. 6:1-21:4),
seperti tulah-tulah yang terjadi di Mesir. Tapi Tuhan berjanji akan ada dunia baru dan Yerusalem
baru, dimana manusia dapat mengenal Allah langsung (21:9-27)

4. Penyembahan yang meninggikan Kristus

Bahwa segalanya akan terbukti bahwa Allah dan umatNya menang. Dan Kristus berkuasa atas raja-
raja (Wah. 1:5; 15:3), kemuliaan adalah bagi Dia untuk selama-lamanya (Wah. 1:6; 19:1-7).

E. TUJUAN PENULISAN

Kitab Wahyu dituliskan oleh Yohanes untuk:

Memberikan teguran terhadap 7 gereja-gereja di Asia kecil.

Memberikan penghiburan kepada jemaat-jemaat yang terus menerus melihat umat Tuhan dimusuhi,
bahwa semua itu akan ada akhirnya.

Menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan atau harus terjadi, mis. bagaimana
kembalinya Kristus, apa yang terjadi sebelum itu dll.

F. CATATAN

1. Hal-hal penting

a. Angka 7 dan simbol-simbol:

7 Meterai (Wah. 6:1-8:1)


7 penglihatan tentang ular naga dan kerajaan (Wah. 12-13)

7 penglihatan tentang Anak domba Allah (\wah. 14)

7 cawan murka Allah terhadap kejahatan (Wah. 15-16)

7 penglihatan tentang jatuhnya "Babel" (Wah. 17-19:10)

7 penglihatan tentang jaman akhir (Wah. 19:11-21:4)

b. Masa 1000 tahun (20:4-6)

c. Nama yang tertulis dalam kitab kehidupan.

2. Berbagai Tafsiran

Ada 4 Golongan/kelompok tafsiran:

a. Golongan Preterist

Simbolisme dalam kitab Wahyu hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian pada saat ia ditulis
dan tidak ada kaitannya dengan masa depan. Terjadi hanya pada masa lalu tidak ada hubungannya
dengan sekarang.

b. Golongan Idealis

Wahyu sekedar gambaran simbolis dari peperangan yang tidak ada habisnya antara kebaikan dan
kejahatan (orang kristen dan orang kafir). Simbol-simbol dan peristiwa-peristiwa tidak benar secara
sejarah. Yang diambil segi etis dan rohaninya. "sifat" pengrohaniayanya telah dihilangkan.
Penghakiman datang setiap saat kita membuat keputusan moral.

c. Golongan Historis

Wahyu menceritakan sejarah gereja dari jaman Pantekosta hingga kedatangan Kristus (seperti
Organ). Pergumulan gereja dengan dunia. Para penakluk masa lalu berusaha menghancurkan gereja,
tetapi mereka selalu gagal.

d. Golongan Keakanan (pendekatan segi akan datang)

Berdasar pasal 1-3, Drama yang akan terjadi pada 7 jemaat hanya terbatas pada abad pertama saja.
Dari pasal 4- seterusnya menceritakan tentang masa yang akan datang.

3. Untuk mengerti Wahyu

Tidak akan dimengerti dengan mutlak. Kerendahan hati dan ketulusan diperlukan.

Kitab ini berisi hal-hal rahasia dan peringatan-peringatan untuk anak-anak Tuhan dan memberi
jaminan akan perlindungan Tuhan kepada anak-anaknya dalam jaman yang sulit ini dan penuh
penganiayaan.

4. Mengapa penting:

Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman.

Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan menantinya.

Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap dan kurang berarti.
Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku lain di Alkitab.

Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan hukumannya nanti.

Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.

F. GARIS BESAR ISI SURAT WAHYU

Wahy 1:1-8 Prolog

I. Wahy 1:9-3:22 Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya

A. Wahy 1:9-20 Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian

B. Wahy 2:1-3:22 Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat

II. Wahy 4:1-11:19 Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah

A. Wahy 4:1-5:14 Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga

1. Wahy 4:1-11 Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona

2. Wahy 5:1-14 Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak

B. Wahy 6:1-11:19 Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
dan Tujuh Sangkakala

1. Wahy 6:1-17 Pembukaan Enam Meterai yang Pertama


Wahy 7:1-17 SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak

2. Wahy 8:1-6 Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan


TujuhSangkakala

3. Wahy 8:7-9:21 Enam Sangkakala yang Pertama

Wahy 10:1-11 SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil

Wahy 11:1-14 Dua Orang Saksi

4. Wahy 11:15-19 Sangkakala yang Ketujuh

III. Wahy 12:1-22:5 Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis

A. Wahy 12:1-15:8 Perspektif mengenai Konflik Itu

1. Wahy 12:1-13:18 Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi

a. Wahy 12:1-17 Naga Besar

b. Wahy 13:1-10 Binatang Laut

c. Wahy 13:11-18 Binatang Bumi

2. Wahy 14:1-20 Dari Pandangan Sorga


Wahy 15:1-8 SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka

B. Wahy 16:1-19:10 Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu

1. Wahy 16:1-21 Tujuh Cawan Murka Allah

2. Wahy 17:1-18 Hukuman Atas Pelacur Besar

3. Wahy 18:1-24 Jatuhnya Babel yang Besar

4. Wahy 19:1-10 Sorak-Sorai di Sorga

C. Wahy 19:11-20:10 Puncak Konflik Itu

1. Wahy 19:11-18 Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus

2. Wahy 19:19-21 Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya

3. Wahy 20:1-10 Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan

D. Wahy 20:11-22:5 Sesudah Konflik

1. Wahy 20:11-15 Penghakiman Takhta Putih yang Besar

2. Wahy 20:14-15; 21:8 Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar

3. Wahy 21:1-22:5 Langit yang Baru dan Bumi yang Baru


Wahy 22:6-21 Epilog

Tugas Baca:

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Hal. 473 - 490)

Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 102 - 111)

Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Hal. 166 - 181)

John Darne, Memahami Perjanjian Baru (Hal. 500 - 510)

Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Hal. 313 - 371)

LATAR BELAKANG KEAGAMAAN DALAM PERJANJIAN BARU

LATAR BELAKANG KEAGAMAAN DALAM PERJANJIAN BARU

Yesus adalah seorang Yahudi. Kehidupan Jemaat mula-mula dimulai di Palestina, dan para
anggotanya yang mula-mula ialah orang-orang Yahudi. Jadi, unsur yang paling penting mengenai
latar-belakang keagamaan dalam PB adalah agama Yahudi itu sendiri :
I. AGAMA YAHUDI

* Galatia 1:13-14

1:13 LAI TB, Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu
dalam agama Yahudi (IOUDAISMAS): tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha
membinasakannya.
NIV, For you have heard of my previous way of life in Judaism, how intensely I persecuted the church
of God and tried to destroy it.
KJV, For ye have heard of my conversation in time past in the Jews' religion, how that beyond
measure I persecuted the church of God, and wasted it:
TR,

Translit interlinear, kousate {kamu telah mendengar} gar {Sebab} tn emn {-ku} anastrophn
{kehidupan} pote {dahulu} en t ioudaism {(agama/ adat-istiadat) yahudi} hoti {bahwa} kath
huperboln {dengan luar batas} edikon {aku menganiaya} tn ekklsian {jemaat} tou theou {Allah}
kai {dan} eporthoun {berusaha membinasakan} autn {-nya}

1:14 LAI TB, Dan di dalam agama Yahudi (IOUDAISMOS) aku jauh lebih maju dari banyak teman yang
sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat
nenek moyangku.
NIV, I was advancing in Judaism beyond many of my own age among my people and was extremely
zealous for the traditions of my fathers.
KJV, And profited in the Jews' religion above many my equals in mine own nation, being more
exceedingly zealous of the traditions of my fathers.
TR,

Translit interlinear, kai {dan} proekopton {maju} en {dalam} t ioudaism {(agama/ adat-istiadat)
yahudi} huper {melebihi} pollous {banyak} sunlikitas {orang-orang sebaya} en {di antara} t genei
{bangsa} mou {-ku} perissoters {jauh melebihi (dari mereka)} zlts {orang yang antusias}
huparkhn {yang menjadi} tn patrikn {dari (keluarga) leluhur} mou {-ku} paradosen {(terhadap)
adat-istiadat}

Yudaisme, mulai muncul sejak zaman nabi-nabi dalam Perjanjian Lama yang hidup 400 tahun atau
lebih sebelum Yohanes Pembabtis muncul. Sejak itu agama Yahudi tidak statis. Agama yang klasik
dalam PL ini terus menerus mengalami evolusi (ada yang menganggapnya merosot) menjadi
Yudaisme (Yunani: - IOUDAISMOS), sistem keagamaan orang Yahudi (Galatia 1:13, 14).
Kata "agama Yahudi" (Yudaisme) tidak muncul dalam Perjanjian Lama, namun muncul dalam
Perjanjian Baru Yunani, diterjemahkan dari kata - 'IOUDAISMOS', bermakna: agama/
ritus, filosofi, dan dasar/pandangan hidup orang Yahudi berasal dari kata - 'IOUDAIZ',
"hidup seperti orang Yahudi", yaitu menerima kebiasaan dan ritus-ritus Yahudi, terutama
berhubungan dengan iman dan penyembahan mereka.

Pada abad pertama Masehi, Yudaisme dalam beragam bentuknya tidak sepenuhnya didasarkan atas
Kitab-Kitab Ibrani. Orang Saduki, salah satu golongan Yudaisme yang terkemuka, menolak ajaran
Alkitab tentang kebangkitan dan menyangkal keberadaan para malaikat (Markus 12:18-27; Kisah
23:8). Meskipun orang Farisi, yang membentuk satu cabang penting lainnya dari Yudaisme, sama
sekali tidak sepaham dengan orang Saduki mengenai hal itu (Kisah 23:6-9), mereka bersalah dalam
hal membuat Firman Allah tidak berlaku oleh karena banyaknya tradisi mereka yang tidak sesuai
dengan Alkitab (Matius 15:1-11). Bukan Hukum, yang sebenarnya adalah pembimbing yang
menuntun kepada Kristus (Galatia 3:24), melainkan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan Alkitab
inilah yang membuat banyak orang sulit menerima Kristus. Hukum itu sendiri baik dan kudus (Roma
7:12), tetapi tradisi manusia memperbudak orang Yahudi (Kolose 2:8) Kegairahan yang berapi-api
untuk mempertahankan ajaran turun-temurun leluhurnya itulah yang menyebabkan Saul (Paulus)
menganiaya orang Kristen dengan kejam (Galatia 1:13, 14, 23).

Beberapa lembaga penting dalam Yudaisme.

a. Bait Suci

Bait Suci sederhama yang dibangun oleh orang-orang Yahudi yang pulang ke Yerusalemsetelah masa
pembuangan, diganti dengan bangunan megah yang didirikan atas perintah Raja Herodes
Agung (tahun 40-4 sM). Pembangunan ini dimulai pada tahun 19sM. Pada zaman yesus (Yohanes
2:20) Bait Suci/ Bait Allah itu masih belum rampung sampai tahun 64 M enam tahun sebelum
bangunan tersebut dihancurkan oleh orang-orang Romawi!. Kompleks bagunan yang mengagumkan,
dengan batu-batu besar berwarna kuning-coklat/krem, marmer, dan emas inilah yang
membangkitkan kekaguman murid-murid Yesus :

* Markus 13:1
LAI TB, Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah
betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!"
KJV, And as he went out of the temple, one of his disciples saith unto him, Master, see what manner
of stones and what buildings are here!
TR,

Translit, kai ekporeuomenou autou ek tou hierou legei aut eis tn mathtn autou didaskale ide
potapoi lithoi kai potapai oikodomai

Di dalam Bait Allah ini, upacara keagamaan yang sudah berarad-abad dilaksanakan itu terus
berlangsung dengan persembahan kurban serta tata ibadah-nya dan segala peraturannya yang
rumit bagi para imam serta pelayan-pelayan Bait Suci. Namun semuanya dilakukan dibawah
pengawasan pasukan Romawi, yang dapat melihat pelataran Bait Suci dari Benteng Antonia (Kisah
21:31 dab). Tempat ini jugalah, yaitu pelataran untuk orang bukan Yahudi (orang bukan Yahudi tidak
berani masuk lebih dalam dari pelataran ini, karena sanksinya adalah hukuman mati - Kisah 21:28-
29; Efesus 2:14)

Pelataran Bait Suci ini dijadikan pasar tempat berjual-beli binatang-binatang kurban dan tempat
penukaran uang untuk persembahan di Bait Suci. Dan Tempat ini pula yang menjadi sasaran
kemarahan Tuhan Yesus.

* Matius 21:12
LAI TB, Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait
Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
KJV, And Jesus went into the temple of God, and cast out all them that sold and bought in the
temple, and overthrew the tables of the moneychangers, and the seats of them that sold doves,
TR,


Translit interlinear, kai eislthen ho isous eis to hieron tou theou kai exebalen pantas tous
plountas kai agorazontas en t hier kai tas trapezas tn kollubistn katestrepsen kai tas kathedras
tn plountn tas peristeras

Kisah yang sama juga ditulis di :


Markus 11:15,
Lukas 19:45,
Yohanes 2:15,

Disana juga terdapat serambi yang teduh dan berpilar besar-besar itu, biasanya orang-orang
berkumpul untuk mendengarkan guru manapun yang mau mengajar mereka.
b. Sinagoge

Hanya ada satu Bait Suci, tetapi setiap masyarakat Yahudi memiliki Sinagoge sendiri. Di Sinagoge
tidak ada upacara persembahan kurban. Tampat ini merupakan pusat masyarakat setempat untuk
beribadah dan untuk mempelajari Hukum Taurat.

Pada hari Sabat, masyarakat/jemaat berkumpul laki-laki dan perempuan duduk terpisah untuk
mendengarkan Kitab TORAH dan kitab-kitab para Nabi. (Lukas 4:16 dab) serta penjelasannya, juga
untuk mengikuti doa-doa sesuai dengan liturginya.

Sinagoge lebih dari sekadar tempat ibadah, Sinagoge adalah sekolah, pusat pertemuan
masyarakat/jemaat, dan pusat pertemuan masyarakat/jemaat, dan pusat pemerintahan setempat.
Para penatuanya sendiri terdiri dari tua-tua yang mempunyai otoritas dalam masyarakat, para
pemuka, hakim dan pembina moral masyarakat.

c. Hukum Taurat dan Tradisi

Sejak zaman Musa, Israel selalu memiliki Hukum Taurat. Tetapi Sejak zaman Ezra (abad 5 sM; seusai
masa pembuangan ke Babel, yang oleh para nabi dipandang sebagai akibat langsung dari ketidak-
taatan bangsa itu terhadap Hukum Taurat), sangat ditekankan soal mempelajari hukum Taurat,
sehingga orang Yahudi menjadi 'bangsa yang berpegang pada Taurat'. Penyelidikan secara intensif ini
mengakibatkan bertambah banyaknya 'tradisi' (adat-istiadat), yang kemudian dianggap sama
mengikatnya seperti Taurat itu sendiri.

Para Ahli Taurat, yaitu para penyelidik profesional dan orang yang menjabarkan hukum dan tradisi,
memang diperlukan dalam memberikan ketentuan yang tepat bagi setiap peristiwa/upacara.
Misalnya ada 39 jenis tindakan yang dilarang pada Hari Sabat : dilarang menuai dan mengirik ini
mencakup memetik bulir gandum dan mengisarnya dengan tangan (Lukas 6:1-2); "Seperjalanan
Sabat jauhnya" (Kisah 1:12; kira-kira dua pertiga mil/1 km) adalah jarak maksimum yang boleh
ditempuh pada Hari Sabat. Yang menyedihkan ialah bahwa para ahli Taurat dengan ecrmat
memelihara tradisi, namun kadang-kadang mereka mengabaikan hal yang lebih mendasar
berkenaan dengan Hukum Taurat itu :
* Markus 7:1-13
7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang
menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan
tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan
pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan
dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan
perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-
murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
7:10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki
ayahnya atau ibunya harus mati.
7:11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada
padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban -- yaitu
persembahan kepada Allah --,
7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.
7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti
itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

* Markus 3:4-5
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat
baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu
diam saja.
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada
mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka
sembuhlah tangannya itu.

* Matius 23:23
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan.
(Matius 23:23 sering di"abuse" oleh sebagian rohaniawan "Kristen" sebagai legitimasi pungutan
persepuluhan di gereja-gereja tertentu, lihat diskusi di diskusi-persepuluhan-vt2792-
20.html#p15708 )

II. GOLONGAN, SEKTE, DAN GERAKAN DALAM YUDAISME

a. Orang Farisi

Orang-orang ini penganut murni Agama Yahudi golongan atau partai yang berkembang dari
'Hasidim' (umat Allah yang setia) sejak abad ke 2 sM. Mereka memusatkan perhatian pada
pengendalian masalah agama, bukan politik. Perhatian dan kegemaran mereka yang terutama
adalah menjalankan Hukum Taurat (tentu saja termasuk sebagai tradisi) secara rinci dan cermat.

Dililai dari standard tersebut, mereka adalah gambaran yang khas dari orang-orang Yahudi(baca,
Filipi 3 :5-6). Untuk itu mereka menjaga jarak sejauh mungkin dengan orang-orang lain; mereka tidak
boleh makan bersama orang yang bukan Farisi, salah satunya khawatir kalau-kalau sepersepuluh dari
makanan itu belum dipersembahkan kepada Tuhan.

Dengan demikian, mungkin sikap memisahkan diri ini pada akhirnya membuat mereka cenderung
memandang rendah orang-orang yang bukan Farisi. Sikap menganggap diri 'lebih suci daripada orang
lain' itu telah menyebabkan nama mereka sekarang ini menjadi bahan cemoohan. Keangkuhan ini,
ditambah lagi dengan legalisme yang kaku dan lebih mengutamakan ketaatan kepada upacara
keagamaan daripada kasih dan belas-kasihan, menyebabkan mereka terlibat dalam konflik dengan
Tuhan Yesus Kristus, bukanlah karena sikap mereka yang ortodoks, melainkan akibat sikap angkuh
dan tidak menunjukkan kasih.

Biasanya jumlah orang Farisi tidak banyak, tetapi pengaruh mereka besar sekali. Orang Farisilah yang
menentukan batasan-batasan bagi perkembangan Yudaisme setelah kehancuran Yerusalem tahun
70 M. Mereka terus-menerus memecahkan kesalehan pribadi dan standard etika yang ketat, juga
legalisme yang kaku. Mereka dihormati, walaupun mungkin tidak disukai oleh orang-
orang Yahudi lainnya.

Paulus, adalah seorang Rasul yang mempunyai latar belakan Farisi (Kisah Para Rasul 22:3; Galatia
1:14, Filipi 3 :5-6).

Artikel terkait :
- ORANG FARISI di, orang-farisi-orang-saduki-vt327.html#p706
- Golongan Yahudi Di Era Yesus Kristus, di golongan-yahudi-di-era-yesus-kristus-vt2813.html#p15785

b. Orang Saduki

Orang Saduki merupakan golongan atau partai utama lainnya pada zaman Tuhan Yesus, meskipun
waktu itu pengaruh mereka sudah mulai berkurang. Umumnya mereka terdiri dari pemilik tanah
yang kaya-raya, yang pada mulanya berhasil mendapatkan kedudukan yang mnonjol karena
melakukan manipulasi secara licik dengan memanfaatkan keadaan politik.

Dalam Sanhedrin (dewan tertinggi orang Yahudi/ Mahkamah Agama) mereka masih menduduki
tempat yang kira-kira setara dengan orang Farisi (Kisah 23:6-10). Banyak diantara imam-imam kepala
adalah orang-orang Saduki, atau orang-orang yang erat bekerja sama dengan mereka. Dalam soal
agama, sikap mereka konservatif, sehingga tidak mau menerima wahyu lain, hanya 5 Kitab Musa saja
(Pentateukh). Dengan demikian mereka menolak gagasan-gagasan agama yang lebih baru, seperti
keyakinan tentang hidup kekal, kebangkitan, malaikat, setan/ roh jahat, yang diakui oleh orang
Farisi :

* Markus 12:18
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan...

* Kisah 23:8
Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau
roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.

Sebagai sebuah kelompok minoritas, yang terdiri atas kaum aristokrat, mereka tidak mendapat
dukungan dari banyak orang.

Artikel terkait :
- Golongan Yahudi Di Era Yesus Kristus, di golongan-yahudi-di-era-yesus-kristus-vt2813.html#p15785
c. Orang Eseni

'Golongan' atau 'Partai' mereka yang tidak seberapa dikenal ini secara dramatis menjadi dikenal
banyak orang sejak ditemukannya Gulungan Naskah dari Laut Mati pada tahun 1947. Gulungan
Naskah ini berasal dari perpustakaan Masyarakat Qumran, sebuah sekte biarawan yang hidup
menyendiri di padang gurun tandus, di dekat pantai Laut Mati. Walaupun sekte ini tidak dapat
secara tegas diidentifikasikan sebagai Orang Eseni, mereka sangat mirip.

Sekte ini didirikan oleh seorang 'Guru Kebenaran', yang menjadi terkenal karenanya, mungkin sekitar
tahun 160 sM. Kelompok ini bertahan sampai tahun 68M, dan dihancurkan dalam pemberontakan
orang Yahudi. Mereka menganggap diri sebagai umat Allah yang sejati, sedangkan semua orang
lainnya termasuk para pemimpin di Yerusalem sebagai musuh. Sekte Essenes tidak beribadah di
Bait Allah, karena mereka menolak imam-imam di Yerusalem. Sekte Essenes tidak bergaul dengan
kalangan Yahudi pada umumnya. Mereka menganggap diri sebagai "anak-anak terang", dan hidup
untuk hari terakhir melawan "anak-anak kegelapan" saat mana mereka akan diberi kemenangan dan
kuasa untuk memerintah, yang sudah menjadi hak mereka.

Sementara itu, mereka hidup menyendiri, giat mempelajari serta meneliti Kitab Suci, terikat pada
disiplin biara yang keras, saling mencintai, namun membenci orang lain diluar kalangan mereka.
Mereka membuat uraian Alkitab secara rumit, dan menerapkan setiap frase PL menurut situasi dan
pengharapan mereka sendiri. Mereka menanti-nantikan datangnya dua Mesias, dari Harun (keluarga
imam) dan Israel (keluarga raja-raja) atau juga mungkin satu Mesias yang berperan sebagai
keduanya. Pentingnya dokumen Qumran bukanlah utama untuk sekte itu sendiri. Tetapi dokumen
itu memberikan bukti adanya ketegangan dalam Yudaisme, yaitu ketegangan dalam kehidupan di
biara dan ketentuan para pemimpin agama yang mapan di Yerusalem. Mungkin juga ada perpecahan
lain yang lebih luas penyebarannya, selain satu kelompok yang terpisahini. Jika sebelum tahun 1947
kita beranggapan bahwa "orang Yahudi" hanya terdiri dari Orang Farisi dan Orang Sadukisaja, maka
kini kita harus menyadari bahwa situasinya tidaklah sesederhana itu, ada golongan Eseni dan
golongan ini mengguncangkan sejarah dunia dengan temuan naskah-naskah di Laut Mati (wilayah
Qumran).

Note:

Bahasan lebih lanjut mengenai orang Eseni, di: qumran-jemaat-qumran-eseni-vt7596.html#p35699


d. Orang Zelot

Sementara orang Farisi dan orang Saduki berusaha sebaik-baiknya memanfaatkan pemerintah
Romawi, dan orang-orang Qumran memimpikan campur tangan Allah yang kuat untuk
membebaskan mereka, dan banyak orang Yahudi makin giat mencari keselamatan. Orang Zelot,
demikianlah sebutan untuk mereka adalah pejuang kemerdekaan, orang Yahudi yang revolusioner.
Mereka apda akhirnya mencetuskan pemberontakan yang besar sehingga menyebabkan orang
Romawi menghancurkan Yerusalem, pada tahun 70 M. Menjelang zaman Tuhan Yesus memang
sudah terjadi pemberontakan-pemberontakan, namun dapat digagalkan (Kisah 5:36-37. Mungkin
dalah satu orang dari para pemberontak itu adalah Barnabas), dan orang-orang sudah siap untuk
menyambut propaganda revolusi. Sebagai golongan yang sangat patriotik, Orang Zelot
mengemukakan tuntutan mereka atas dasar keyakinan bahwa sikap tunduk pada Roma berarti
pengkianatan terhadap Allah, yaitu Raja Israel yang sesungguhnya.

Menurut Yosefus, Partai Zelot adalah "filsafat keempat" di tengah-tengah orang Yahudi, didirikan
oleh Yudas orang Galilea yang memimpin pemberontakan melawan Roma tahun 6 Masehi. Orang
Zelot keras menentang penyerahan upeti oleh Israel kepada kaisar kafir, dengan alasan hal itu
dianggap pengkhianatan terhadap Allah, Raja Israel yang sebenarnya. Mereka disebut orang Zelot
karena mereka fanatik meneladani Matatias, anak-anaknya dan pengikutnya, yang menunjukkan
zelos (semangat besar) untuk Allah melawan Antiokhus IV. Juga meneladani Pinehas, yang
menunjukkan semangat besar pada suatu masa kemurtadan (Bilangan 25:11; Mazmur 106:30 dan
ayat-ayat berikutnya). Kendati pemberontakan tahun 6 Masehi dibasmi, orang-orang Zelot tetap
mempertahankan semangat zelotisme mereka hingga 60 tahun kemudian.

Ada salah satu murid Tuhan Yesus, orang Zelot:

* Lukas 6:15,
LAI TB, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
KJV, Matthew and Thomas, James the son of Alphaeus, and Simon called Zelotes,
TR,
Translit, matthaion kai thman iakbon ton tou alphaiou kai simna ton kaloumenon zltn

bandingkan dengan

* Matius 10:4
LAI TB, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
KJV, Simon the Canaanite, and Judas Iscariot, who also betrayed him.
TR,
Translit, simn ho kananits kai ioudas iskarits ho kai paradous auton

Simon, salah seorang dari dua belas murid Yesus, disebut orang Zelot dalam Lukas 6:15 dan Kisah
Para Rasul 1:13. Matius 10:4 dan Markus 3:18 dalam Alkitab terjemahan LAI juga memakai
sebutan "orang Zelot", yang aslinya - HO KANANITS, "orang Kana", asal katanya bahasa
Aram dan artinya adalah orang Zelot.

Adanya orang Zelot di antara murid Yesus, menarik perhatian. Mungkin ia bukan anggota partai
politik itu, tapi beroleh sebutan demikian dari Yesus atau dari teman-temannya sesama rasul karena
semangatnya.

Kerabat Yudas orang Galilea itu tetap memimpin orang-orang Zelot. Salah seorang anaknya,
Menahem, berusaha memimpin pemberontakan anti-Roma pada tahun 66 Masehi. Orang-
orang Zelot sangat aktif selama perang ini, dan Masada, kubu pertahanan mereka yang terakhir,
baru menyerah pada tahun 73 Masehi.

Orang-orang Yahudi nasionalis, yang tetap dirasuki semangat perang yang sama, pada tahun-tahun
pertengahan abad pertama mempersenjatai diri mereka dengan belati tersembunyi. Dengan kilat
dan di luar dugaan mereka akan menghabisi orang yang dianggap musuh bangsa. Keempat ribu
pengacau bersenjata dalam Kisah Para Rasul 21:38 (Yunani - SIKARIOI, orang-orang
berbelati) mungkin adalah orang Zelot.

Artikel terkait :

ZELOT - ORANG ZELOT, di nama-tempat-dengan-huruf-awal-z-vt330.html#p714

Simon orang Zelot, di murid-yesus-pengikut-orang-percaya-vt546.html#p3954

ORANG SIKARII, di iskariot-ish-qeriyot-vt8478.html#p48599

e. Gerakan Apokaliptik

Dalam suasana seoerti ini jenis sastra yang dikenal sebagai "apokalipse" (tulisan yang
mengungkapkan tentang Akhir Zaman) berkembang pesat. Banyak Apokalipse yang ditulis di
Palestina sejak abad 2 sM dan sesudahnya. Tulisan itu ditandai dengan dualisme yang kuat : "baik"
dan "jahat"; "Allah" dan "Iblis"; "Terang" dan "Gelap", yang mutlak saling bertentangan dan ada di
jalur yang saling bertabrakan. Tatanan dunia sekarang berada dibawah kendali kekuatan jahat, tetapi
masih ada pertempuran terakhir. Setelah itu keadaan akan sealiknya. Allah akan meremukkan
semua oposisi, menghancurkan semua kejahatan untuk selama-lamanya, dan mencipkatan tatanan
baru yang penuh yang penuh berkat. UmatNya yang setia akan dibebaskan dari penindasan, dan
akan memerintah dalam kemuliaan.

Berita ini sering disampaikan dalam pengelihatan yang luar biasa, dengan bilangan-bilangan simbolis,
dan perhitungan yangcermat mengenai tanggal dan waktu, biasanya dalam bentuk terselubung atau
samar. Berita ini adalah berita pengharapan bagi bangsa yang hampir putus asa, sebuah himbauan
penuh keyakinan akan kedaulatan satu-satunya Allah yang benar, yaitu Allah Israel.

Kitab Wahyu dari PB dalam banyak hal merupakan sebuah tulisan apokalipse yang khas (sekalipun
ditulis dari sudut pandang Kristiani). Salah satu perbedaannya ialah bahwa penulisnya menggunakan
namanya sendiri, sedangkan para penulis wahyu Yahudi mengkaitkan visi-visi mereka dengan tokoh-
tokoh PL yang terkenal, misalnya Henokh, Musa, Elia dan Ezra. Satu perbedaan penting lainnya ialah
bahwa para penulis apokalipse Yahudi menuliskans ejarah masa lalu seolah-olah sebagai nubuat,
sedangkan Kitab Wahyu yang ditulis oleh Rasul Yohanes, memusatkan perhatian pada masa yang
akan datang.

f. Harapan-harapan tentang Mesias

Visi-visi yang luar biasa tentang apokalipse hanya merupakan salah satu dari banyaknya harapan
yang senantiasa menjadi dambaan orang Yahudi. Banyak gambaran mengenai tokoh pribadi Mesias
dalam PL telah tertanam kuat dan tumbuh dalam perngharapan orang Banyak; Seorang Nabi seperti
Musa (Ulangan 18:15-19); atau Nabi Elia yang datang kembali (Maleakhi 4;5-6). Tetapi diatas segala-
galanya ialah Anak Daud, raja yang besar dan perwira yang hebat, dengan misinya membawa
kemenangan, kedamaian, dan kemuliaan bagi Israel. Sebagian orang melihat bahwa dalam
pengharapan ini ada peluang bagi orang yang bukan Yahudi, sedangkan yang lain sangat bersifat
nasionalis. Ada pula orang yang memikirkan soal kemenangan atas Romawi. Menyebutkan
kata "Mesias" - MASYIAKH dari kata - MASYAKH, dan bahasa Arab 'MASIH', artinya "YANG
DIURAPI".
Kata ini ditulis - khristos dlam bahasa Yunani), mau tak mau akan menggugah harapan untuk
mendapatkan kemerdekaan politik. Jadi, tidak heran jika Tuhan Yesus sangat berhati-hati dalam
membiarkan diriNya dipanggil "Kristus". Ia datang kepada satu bangsa yang, kalaupun belum
sependapat tentang apa yang sedang mereka harapkan, telah dipersatukan dalam hal bersama-sama
"menantikan penghiburan bagi Irael" (Lukas 2:25). Tetapi tidak ada yang menduga hal itu terjadi
melalui jalan Salib.
Artikel terkait :
YESUS SANG MESIAS, di yesus-sang-mesias-vt577.html#p1176

g. Diaspora (Masa orang Yahudi tersebar)

Selama ini kita hanya memikirkan orang Yahudi yang berada di Palestina. Tetapi jemaat Kristen
sebenarnya segera menyebar ke luar Palestina, dan di tempat-tempat itu juga. Kontak pertamanya
adalah orang Yahudi. Paling tidak, sejak masa pembuangan pada abad 6 sM orang Yahudi telah mulai
menyebar ke seluruh Timur Tengah dan Laut tengah di bagian Timur, sehingga pada abag 1 M saja
sudah ada 1 juta orang Yahudi di Mesir. Diantara penduduk Aleksandria cukup banyak orang
Yahudinya, dan di banyak kota besar kita akan menemukan perkampungan orang
Yahudi dengan Sinagoge-sinagogenya sendiri (atau paling tidak sebuah tempat sembayang Kisah
16:13). Mereka itulah orang Yahudiyang tersebar (bahasa Yunani "diaspora"), kadang-kadang secara
tepat disebut orang Yahudi Helenistik.

"Helenisme", gelombang budaya serta gagasan-gagasan Yunani yang yelah melanda daerah Laut
Tengah sampai jauh ke seberang bersamaan dengan ditaklukkannya daerah-daerah itu
oleh Aleksander Agung masih merupakan pengaruh yang dominan dalam budaya kekaisaran
Romawi. orang-orang Yahudi yang tersebar, yang jauh dari suasana Palestina yang konservatif, lebih
mudah menyesuaikan diri dengan gaya hidup orang Yunani. Mereka tidak meninggalkan agama dan
kebudayaan mereka yang khas, dan tetap mengaku sebagai orang Yahudi. Tetapi mereka lebih
terbuka untuk belajar dan bersedia berdialog dengan gagasan-gagasan Yunani. Banyak karya tulis
Yahudi, khususnya yang berasal dari Aleksandria (MISALNYA Kitab Kebijaksanaan Salomo, atau karya
tulis Philo), sangat dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Apolos, seorang cendekiawan Yahudi dari
Aleksandria (Kisah 18:24), tidak dirahukan lagi termasuk dalam Aliran ini, sebelum ia secara bertahap
bertobat dan menerima Kristus.

* Kisah 18:24
LAI TB, Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari
Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
KJV, And a certain Jew named Apollos, born at Alexandria, an eloquent man, and mighty in the
scriptures, came to Ephesus.
TR,

Translit, ioudaios de tis apolls onomati alexandreus t genei anr logios katntsen eis epheson
dunatos n en tais graphais
h. Proselit

Mereka dalah orang bukan Yahudi yang memeluk Agama Yahudi. Orang-orang Yahudisering secara
tidak adil dituduh bersikap kaku dan sangat eksklusif. Sebenarnya, teristimewa diantara orang-orang
Yahudi yang tercerai-berai atau tersebar itu, ada kesadaran mengenai misi mereka terhadap orang
yang bukan Yahudi. Mereka berusaha dengan tulus untuk memenangkan orang yang bukan
Yahudi itu agar bertobat dan memeluk agama mereka. Memang bukan masalah yang ringan dan
mudah bagi orang yang bukan Yahudi menerima Agama Yahudi. Ia harus disunat dan harus dibabtis
(tevilah), dan taat pada Hukum Musa, termasuk segala peraturan ritual seperti Hukum Sabat dan
hukum tentang makanan Haram/Najis. Jadi, sebenarnya ia bahkan harus menanggalkan
kenasionalannya sendiri. Ada cukup banyak orang yang mengambil langkah yang drastis ini, dan
mereka ini disebut "proselit".

Banyak pula orang tertarik pada kepercayaan monoteisme dan moralitas Yudaisme yang ketat dan
sangat kontras dengan politeisme Romawi yang menunjukkan kemerosotan akhlak. Mereka siap
mengidentifikasikan diri dengan keyakinan dan idealisme bangsa Yahudi, tetapi tidak meimiliki
komitmen sepenuhnya sebagai proselit. Kawan sesama musafir ini sebagian besar adalah para
pejabat yang kaya dan berpengaruh dalam PB dikenal dengan sebutan "yang takut akan Allah",
maksudnya orang "saleh" (Kisah 13:26,43,50; 17:4)

* Kisah 13:26,43,50
13:26 LAI TB, Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut
akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.
KJV, Men and brethren, children of the stock of Abraham, and whosoever among you feareth God,
to you is the word of this salvation sent.
TR,

Translit interlinear, andres adelphoi huioi genous abraam kai hoi en humin phoboumenoi {yang
takut kepada} ton theon {Allah} humin ho logos ts strias tauts apestal

13:43 LAI TB, Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama
Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan
menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah.
KJV, Now when the congregation was broken up, many of the Jews and religious proselytes followed
Paul and Barnabas: who, speaking to them, persuaded them to continue in the grace of God.
TR,


Translit interlinear, lutheiss de ts sunaggs kolouthsan polloi tn ioudain kai tn sebomenn
{yang takut akan (Allah)} proslutn {dari penganut2 agama yahudi} t paul kai t barnaba hoitines
proslalountes epeithon autous epimenein t khariti tou theou

13:50 LAI TB, Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan
Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan
Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu.
KJV, But the Jews stirred up the devout and honourable women, and the chief men of the city, and
raised persecution against Paul and Barnabas, and expelled them out of their coasts.
TR,


Translit interlinear, hoi de ioudaioi partrunan tas {YANG} sebomenas {takut akan (Allah)} gunaikas
kai tas euskhmonas kai tous prtous ts poles kai epgeiran digmon epi ton paulon kai ton
barnaban kai exebalon autous apo tn orin autn

* Kisah 17:4
LAI TB, Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas
dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-
perempuan terkemuka.
KJV, And some of them believed, and consorted with Paul and Silas; and of the devout Greeks a
great multitude, and of the chief women not a few.
TR,

Translit interlinear, kai tines ex autn epeisthsan kai proseklrthsan t paul kai t sila tn te
sebomenn {takut kepada (Allah)} ellnn {dari orang2 yang bukan yahudi} polu plthos gunaikn te
tn prtn ouk oligai

Study kata lanjut tentang "PROSELIT" silahkan baca di: kaum-proselit-vt479.html#p940

i. Orang Samaria

Orang Samaria adalah keturunan orang Israel yang tertinggal di kerajaan Utara dan telah kawin
campur dengan para pendatang orang-orang asing yang menjadi penduduk baru disitu setelah
Samaria jatuh pada tahun 722 sM. Mereka tidak pernah dapat bekerja sama dengan Yehuda secara
efektif pada zaman Nehemia, keretakan itu jelas sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Pembangunan
Bait Suci orang Samaria di Gunung Gerizim dan dari situ orang dapat melihat Sikhem (Yohanes
4:20) merupakan bukti jelas bahwa orang Yahudimenolak sekte ini, dan mereka anggap bidat.

Pada tahun 128 sM, Raja Yahudi bernama Hyrcanus menghancurkan Bait Suci orang Samaria. Tetapi
orang Samaria juga menyembah Allah, sama seperti orang Yahudi. Bagi mereka, yang mempunyai
otoritas tertinggi adalah 5 Kitab Musa (Pentateukh), yang dapat dikatakan 'tidak berbeda' dengan
versi Yahudi. Mereka juga menanti-nantikan datangnya seorang Nabi seperti Musa. Kebencian dan
penghinaan orang Yahudi terhadap orang Samaria ini lebih cenderung disebabkan oleh
pertimbangan-pertimbangan historis dan ras, ketimbang perbedaan agama yang fundamental.

Artikel terkait :
SAMARIA
samaria-vt136.html#p276

V. PROPINSI SAMARIA
israel-vt134.html#p277

III. AGAMA YUNANI DAN ROMAWI

Agama klasik kuno orang Yunani, dengan dewa-dewi-nya yang bercinta, bertengkar dan berkelahi
seperti manusia, sudah secara efektif bercampur baur dengan politeisme Romawi yang serupa.
Agama ini dipelihara dan secara resmi dikembangkan sebagai bagian dari budaya Yunani dan
Romawi. Sebagian besar orang Yunani dan Romawi secara formal menyetujui kepercayaan lama, dan
ikut ambil bagian dalam upacara keagamaan. Tetapi sebenarnya hati mereka sudah tidak terpaut lagi
pada hal-hal tersebut.

Lebih jauh ke timur, didalam kekaisaran itu, dewa-dewi tadi dikaitkan dengan dewa-dewi setempat,
sehingga kadang-kadang menimbulkan hasil yang aneh. Misalnya , dewi bumi dan kesuburan di
Efesus disamakan dengan dewi Artemis di Yunani yang dianggap suci (di Roma; Dewi Diana: Kisah
19:24 dst.). Orang Likaonia memuja dewa Zeus dan Dewa Hermes(di Roma: Dewa Yupiter dan Dewa
Merkuri; Kisah 14:11 dab). Agaknya ini merupakan usaha untuk menjujung tinggi aliran kepercayaan
setempat dengan memberi nama-nama Yunani klasik pada dewa-dewinya.

Dari Timurlah datangnya gagasan-gagasan tentang agama baru. Salah satu diantaranya ialah
gagasan-gagasan tentang pemujaan kaisar. Hal ini tidak dianjurkan secara resmi oleh para kaisar
Roma, sampai pemerintahan Domitian (tahun 81-96 M). Ia besikeras minta disebut "Tuhan dan
Allah". Tapi hal ini memang dilakukan oleh orang Timur yang menjadi jajahannya, tanpa paksaan,
karena mereka merasa berterima kasih kepadanya (atau mencoba mengambil hatinya) dalam
sepanjang zaman PB. Bahkan sebelum kelahiran Kristus, Herodes Agung telah mengubah Samaria
menjadi Sebaste untuk menghormati Kaisar Agustus (bahasa Yunani "sebastos", yang patut dipuja),
dan membangun kuil Agustus disitu.

Orang-orang yang ingin memiliki kepercayaan yang sifatnya lebih pribadi dan emosional cenderung
tertarik pada agama-agama misteri. Misteri-misteri orang Yunani yaitu misteri Eleusis, aatu sekte
kepercayaan Opheus sudah lama dikenal di Barat. Tetapi ekspansi kekaisaran itu menyebabkan
munculnya kepercayaan serupa yang berasal dari Mesir (Isis dan Osiris/Serapis), Persia (Mithras),
dan dari tempat lainnya di Timur. Walaupun agama-agama ini secara rinci berbeda, sama-sama
menuntut komitmen pribadi dengan mengikuti semacam inisiasi, supaya menjadi anggota sebuah
masyarakat rahasia, akrena upacara-upacara mereka tertutup bagi orang luar. Upacara-upacara
keagamaan ini sering berpusat pada mitologi kematian dan kebangkitan kembali dari dewa yang
dipuja (Persephone, Orpheus, Osiris dan lain-lain), yang diperankan kembali dalam sebuah drama
dan semua ikut ambil bagian. Hal seperti ini membangkitkan semangat pengapdian yang hangat dan
bersifat pribadi, sangat berbeda dengan intelektualisme yang dingin dari agama yang resmi di negeri
itu.

Selain itu dari Timur juga timbul daya tarik astrologi (yang masih banyak pada zaman sekarang-pun),
ramalan, ilmu sihir, pemujaan, semuanya berusaha untuk menjadikannya lebih nyata serta praktis-
efisien, sehingga dianut seperti agama.

Kira-kira pada waktu surat-surat yang ada dalam PB sedang ditulis, muncullah sejumlah sekte yang
kemudian (pada abad ke-2) secara umum diberi sebutan Gnostisisme. Secara rinci sekte-sekte ini
memang berbeda, tetapi semuanya memiliki keyakinan dasar yang sama, yaitu bahwa 'materi' itu
jahat dan roh itu baik. Jadi tidak mungkin Allah menciptakan dunia ini dari materi, demikian juga
tidak mungkin Anak-Nya menjelma ke dalam dunia ini. Karena itu, mereka membayangkan adanya
segala macam makhluk antara Allah dan dunia ini.

Manusia turut mengambil bagian dalam kejahatan yang dilakukan dunia materi (dunia fisik), tetapi
mereka juga (atau beberapa dari mereka) memiliki percikan ilahi yang dapat dibebaskan, dan
dengan demikian ditebus. Agar dapat ditebus, mereka perlu memiliki pengetahuan (Yunani, Gnosis)
tentang asal-usul mereka yang surgawi. Pandangan-padangan mereka diungkapkan kepada para
calon anggota sekte dalam mitos-mitos yang fantastis, sama seperti agama-agama misteri itu.

* Kisah 17:22-34
17:22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa
dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa.
17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku
menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu
sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan
bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
17:25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah
yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami
seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman
mereka,
17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun
Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
17:28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh
pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama
seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
17:30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada
manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi
dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu
bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
17:32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan
yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
17:33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
17:34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di
antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris,
dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.

Dunia ini, kata Paulus "sangat beribadah" (Kisah 17:22). Orang menginginkan suatu
kepercayaan/agama yang layak dianut, bukan mitologi kosong. Dunia ini adalah dunia yang mencari
Allah, dan dengan sungguh-sungguh ingin mencoba setiap jalan itulah yang mengarah pada agama
yang nyata, praktis dan memuaskan.

Sumber :
- Richard France, Hand Book to the Bible, p 553-559
- Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2, Yayasan Bina Kasih, p 651-652
- Gambar diambil dari situs : http://biblia.com/bible/temp-herod.htm

LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB

PENDAHULUAN
Zaman antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru - masa kegelapan selama empat ratus tahun.

Masa Perjanjian Lama berakhir dengan pembuangan bangsa lbrani ke Babel selama 70 tahun.
Beberapa abad sebelum peristiwa ini terjadi, nabi-nabi Tuhan telah menubuatkan tentang hukuman
Allah yang akan dijatuhkan ke atas bangsa pilihan- Nya. Pembuangan ini disebabkan terutama
karena kemerosotan kepercayaan bangsa Ibrani. Hukuman Allah ini pernah disebut 'Pembuangan 70
Tahun', karena hukuman itu berlangsung terus dari tahun 606 sampai tahun 536 s.M., walaupun
hukuman yang berat berjalan hanya 50 tahun saja.

PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM AGAMA

Salah satu akibat pembuangan bangsa Israel ke Babel adalah perubahan besar dalam pengertian
agama mereka. Pahitnya pengalaman di pembuangan masih sangat berkesan dalam hati mereka
pada zaman antara kedua Perjanjian. Dari situlah sebenarnya dimulai suatu revolusi rohani yang
benar-benar dipimpin oleh Tuhan.

Sebelum dan semasa pembuangan, bangsa lbrani giat sekali menyembah berhala. Nabi Yeremia
berkata, "Seperti banyaknya kotamu demikian banyaknya para allahmu, hai Yehuda!" (Yer. 2:28).
Tetapi setelah kembali dari pembuangan, mereka berubah menjadi bangsa yang menyembah dan
percaya hanya kepada Tuhan saja, Tuhan mereka yang esa dan benar.

Inilah satu fakta sejarah yang luar biasa. Mengapa terjadi perubahan yang begitu radikal dalam masa
50 tahun sampai 70 tahun itu? Karena mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana
segala nubuat nabi-nabi sungguh terjadi pada masa mereka. Antara lain, dibinasakannya kota
Yerusalem, pembuangan bangsa Yahudi ke Babel dan kejatuhan negeri Babel dengan tiba-tiba waktu
Raja Koresy dari Persia menyerang dan mengalahkan Babel. Selanjutnya Raja Koresy memerintahkan
agar Bait Allah di Yerusalem dibangun kembali. Semuanya dinubuatkan beberapa ratus tahun
sebelum peristiwa- peristiwa itu terjadi. (Lihat Yeremia 25:8-14; 42:11; 46:13-28; 47:1-11; 48:3-8;
dan Yeremia 50 dan 51).

Sebab yang lain ialah suatu kesaksian ajaib di dalam istana Babel yang ditunjukkan Tuhan melalui
seorang pemuda lbrani bernama Daniel. Sebagai seorang tawanan, Daniel dijadikan pemimpin kedua
di bawah Raja Babel. Mengapa hal yang begitu luar biasa dapat terjadi? Karena melalui hikmat dan
kuasa Tuhan yang heran, Daniel telah mengalahkan mantera dan ilmu sihir orang Babel. Dengan
demikian bangsa Ibrani sadar bahwa dewa-dewa orang kafir itu hanya kesia-siaan belaka dan bahwa
kehendak Tuhan sajalah yang harus dituruti.
Pada akhir masa pembuangan, 50.000 orang Yahudi yang setia kepada Tuhan meninggalkan negara
Babel atas perintah Rajanya, lalu kembali ke tanah air mereka untuk membangun kota-kota dan
desa-desa yang dibiarkan terlantar selama masa pembuangan.

Synagoge Agung

Sebelum zaman pembuangan, nama dan badan Synagoge tidak dikenal. Badan ini adalah dewan
yang terdiri dari 120 anggota, dan menurut tradisi, disusun oleh Nehemia dan kemudian diketuai
oleh Ezra, kira- kira 410 tahun s.M. Maksud dan tujuan pekerjaan mereka ialah untuk menghidupkan
kembali ibadah kepada Tuhan dan hidup keagamaan para tawanan yang telah kembali dari Babel.
Mereka memegang peranan penting untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolongkan kitab-
kitab Perjanjian Lama yang termasuk dalam kaidah Gerejani (Kitab-kitab yang diterima sebagai ilham
yang benar-benar berasal dari Allah. Dengan kata, lain, Kanon Perjanjian Lama). Yang tak termasuk
Kaidah Gerejani adalah kitab-kitab Apokrifa. Kitab-kitab Apokrifa lebih berguna sebagai pelajaran
sejarah pada masa itu. Karangan-karangan Yosephus juga sangat berharga sebagai kitab sejarah dari
zaman yang sama. Menurut dugaan, badan Synagoge Agung ini bergiat terus sampai kira-kira tahun
275 s.M.

Sanhedrin dan Para Ahli Taurat

Kemudian badan Synagoge diganti dengan Sanhedrin. Dewan Sanhedrin terdiri atas 70 orang
anggota, sebagian besar para imam, bangsawan Saduki dan beberapa orang Farisi. Sanhedrin
akhirnya dihapus waktu kota Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 M. Melalui kegiatan Synagoge
Agung maupun badan Sanhedrin, timbullah hasrat dan keinginan baru dalam hati sisa bangsa Ibrani
untuk memelihara segala kebenaran Tuhan dan untuk melaksanakan syariat Taurat dengan seteliti-
telitinya, agar mereka bisa menjadi bangsa yang suci. Sejak itu, rumah-rurnah sembahyang juga
disebut synagoge, di mana Firman Tuhan dan gulungan-gulungan Kitab Taurat dibaca dan
diterangkan. Lalu synagoge-synagoge didirikan di kota-kota di mana orang-orang Yahudi tersebar.
Sayang sekali, sejak dimulainya langkah pertama yang baik ini, dimulai juga suatu cara penafsiran
tertentu dengan berbagai peraturan tambahan, sehingga agama Yahudi menjadi agama lahiriah yang
oleh Tuhan Yesus didapati kurang berisikan perkara- perkara rohani. Pengajaran tambahan ini
pernah disebut Taurat Lisan. Kegiatan mereka inilah akhirnya dijadikan ketentuan agama yang
sangat dipertahankan oleh para ahli Taurat.

Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, antara lain:

1. Pertobatan bangsa Yahudi pada pertengahan masa pembuangan ke Babel yang menyebabkan
mereka memerlukan bimbingan rohani yang istimewa.
2. Tidak adanya lagi nabi-nabi Tuhan yang mengajar umat pilihan Allah. Lagipula bahasa mereka
sehari-hari adalah bahasa Arami, sehingga pada setiap kebaktian diperlukan tafsiran dan keterangan
oleh pemimpin yang ahli dalam pelajaran Taurat bahasa Ibrani.
3. Di kebanyakan kota, di mana orang Yahudi telah mendirikan synagoge-synagoge untuk rumah
sembahyang mereka, dibutuhkan ahli dalam pelajaran Taurat.
Karena kenyataan-kenyataan ini, maka para ahli Taurat segera mendapat kedudukan yang berkuasa
dan menjadi semakin menonjol sebagai pemimpin orang Yahudi.

Orang Farisi

Sebagai pemimpin agama, orang-orang Farisi mula-mula menjalankan segenap tuntutan Taurat
dengan sungguh-sungguh. Kemudian karena tidak sanggup, mereka mulai bertindak secara lahiriah
saja. Akhirnya mereka menjadi orang yang sangat munafik. Walaupun demikian, rakyat Yahudi tetap
mengagumi mereka sebagai pemimpin. Mereka sangat dihormati dan disegani sehingga tak ada satu
pemerintah pun yang berani meremehkan kedudukan mereka. Khususnya dalam bidang
pemerintahan, mereka sangat menonjol sebagai suara utama dalam segala urusan bahkan
pemerintah Roma tidak sanggup menguasai mereka, sehingga mereka dibiarkan menjalankan segala
urusan rakyatnya, kecuali urusan orang-orang yang harus menghadapi hukuman mati. Hal ini mudah
dibayangkan pada waktu kita membaca kitab-kitab Injil. Contoh urusan semacam ini terdapat di
dalam pengadilan Tuhan Yesus sendiri waktu Pilatus bertengkar dengan para ahli Taurat.

Orang Saduki

Nama Saduki berasal dari Zadok. Orang-orang Saduki adalah anak cucu Zadok, sedangkan bani Zadok
memegang jabatan Imam Besar. Ada kemungkinan juga bahwa nama Saduki berasal dari satu kata
Ibrani yang berarti 'benar'. Mereka adalah pembesar-pembesar yang duduk dalam pemerintahan.
Tetapi kedudukan orang-orang Saduki sebagai golongan agama atau sebagai partai politik tidak
diutamakan seperti kedudukannya sebagai suatu golongan sosial. Kepercayaan mereka pada Firman
Tuhan tidak terlalu kuat. Mereka bersikap masa bodoh terhadap pengharapan akan kedatangan
Mesias. Mereka tidak percaya akan kebangkitan atau akan adanya malaikat-malaikat. Biarpun
mereka membenci orang-orang Farisi, mereka duduk bersama orang-orang Farisi dalam urusan
Sanhedrin.

Herodiani

Mereka ini bukan suatu organisasi keagamaan, melainkan suatu organisasi politik yang membela dan
mempertahankan kedudukan Herodes. Orang Farisi pada umumnya sangat membenci mereka,
karena mereka adalah orang Yahudi yang mendukung penuh pemerintah jajahan.

Orang Zelot
Zelot berarti fanatik. Orang Zelot adalah suatu parti nasional Yahudi yang radikal. Maksud utamanya
ialah membela Hukum Taurat terhadap pengaruh kuasa pemerintah jajahan. Dengan giat mereka
berjuang dari tahun 63 s.M. sampai kepada kejatuhan kota Yerusalem pada tahun 70 M. Mula-mula
mereka hanya melawan Kerajaan Roma dengan kekuatan senjata, tetapi akhirnya dengan segala
kekerasan mereka mulai melawan kelompok-kelompok dari bangsanya sendiri.

Septuaginta

Tradisi mengatakan bahwa atas permintaan Raja Ptolomeus Philadelphus (2'85-247 s.M.), 70 orang
ahli bahasa Ibrani diutus dari Yerusalem ke tanah Mesir untuk menterjemahkan Perjanjian Lama dari
bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani, bahasa yang umum dipakai di seluruh Asia Tengah. Kitab
Taurat Musa adalah kitab yang pertama-tama diterjemahkan. Kemudian menyusul terjemahan kitab-
kitab Perjanjian Lama yang lain. Terjemahan ini lazim dipergunakan pada masa Kristus.

Sumber :
Adina Chapman Pengantar Perjanjian Baru, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1995, Halaman : 1 4

SEKTE-SEKTE YAHUDI DALAM ERA PERJANJIAN BARU

Waktu Yesus lahir, orang-orang Yahudi telah terbagi dalam tiga faksi utama: Farisi, Saduki, dan Eseni.
Di dalam setiap faksi itu terdapat kelompok-kelompok kecil orang Yahudi yang bersatu dengan
landasan ajaran-ajaran seorang rabi tertentu atau kelompoknya. Jadi selagi membicarakan ketiga
faksi besar dalam agama Yahudi Perjanjian Baru itu, kita juga perlu mengingat bahwa dalam
kelompok-kelompok kecil itu orang-orang Yahudi memiliki pandangan yang beraneka ragam.

1. Orang-Orang Farisi: Para Ahli Taurat

Orang-orang Farisi muncul dari kalangan kaum Hasidim pada masa Yohanes Hirkanus. Orang-orang
Farisi ini adalah ahli-ahli tafsir tradisi mulut ke mulut yang berasal dari para rabi. Pada umumnya
mereka berasal dari kalangan menengah, yakni para tukang dan kaum pedagang (contoh, Paulus
adalah pembuat tenda). Mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar di antara para petani.
Yosefus mengamati bahwa pada saat orang-orang Yahudi harus mengambil suatu keputusan yang
sangat penting, mereka lebih bersandar pada pendapat orang- orang Farisi ketimbang pada raja
ataupun imam besar (Antiquities, Bk. XII, Psl. x Bgn. 5). Karena rakyat sangat mempercayai mereka,
orang Farisi diangkat untuk menduduki jabatan jabatan penting dalam pemerintahan, termasuk
untuk duduk dalam Sanhedrin (Senat). Menurut perkiraan Yosefus, dalam zaman Tuhan Yesus, di
tanah Palestina hanya ada sekitar 6.000 orang Farisi; karena itu mereka sangat memerlukan
dukungan rakyat banyak. Kemungkinan itulah sebabnya mereka sangat gentar melihat kemampuan
Yesus mengumpulkan orang banyak di sekitar- Nya.

Para Farisi mengajarkan bahwa orang yang benar akan mengalami kebangkitan sesudah kematian
(Kisah 23:8), sedangkan orang durhaka akan menerima hukuman yang kekal. Tidak banyak kelompok
Yahudi yang menerima ajaran itu. Sebaliknya banyak yang mendukung pendapat Yunani dan Persia
bahwa setelah mati jiwa dan tubuh berpisah untuk selama-lamanya.

Kemungkinan faktor itu juga yang menyebabkan banyak orang datang pada Yesus. Yesus adalah
seorang tukang kayu miskin, namun ia sangat ahli dalam menjelaskan hukum Taurat (Matius 7:28,
29); selain itu, Ia juga mengajarkan tentang kebangkitan dan kehidupan sesudah kematian (Lukas
14:14; Yohanes 11:25). Pengajaran Yesus mengenai adat istiadat manusia (Markus 7:1-9),
penghormatan kepada orang tua (Markus 7:10-13), dan soal memelihara Sabat (Matius 12:2432),
cocok dengan pengajaran orang-orang Farisi. Yesus juga sering berbicara mengenai malaikat-
malaikat, setan-setan, dan berbagai macam roh seperti yang digambarkan dalam mistik Yahudi. Ini
menarik minat orang banyak.

2. Orang-Orang Saduki: Para Penjaga Taurat

Setelah wangsa Makabeus berhasil memaksa Siria untuk angkat kaki dari bumi Palestina, orang-
orang Yahudi Helenis tidak berani lagi menunjukkan diri mereka. Bagi para sarjana Yahudi,
menyokong pemikiran-pemikiran Yunani sudah menjadi tidak aman. Namun kaum intelektual Yahudi
ini tetap menerapkan jalan pemikiran mereka terhadap berbagai masalah pada masa itu dan mereka
membentuk suatu sekte Yahudi baru yang dikenal sebagai Saduki.

Dari mana asalnya nama itu tidak lagi diketahui dengan pasti. Banyak ahli bahasa Ibrani yang
menganggap kata itu diambil dari kata saddig ("benar"), atau kemungkinan juga berasal dari nama
imam Zadok, karena orang-orang Saduki terkait erat dengan keimaman di Bait Allah.

Orang-orang Saduki menolak tradisi para rabi yang diturunkan dari mulut ke mulut itu. Mereka
hanya menerima Taurat Musa yang tertulis, dan setiap pengajaran lain yang tidak didasarkan pada
Firman Tuhan yang tertulis, mereka tolak dengan keras (Yosefus, Antiquities, Bk. XIII, Psl. x, Bgn. 6).
Mereka melihat bahwa pengajaran Farisi terlalu banyak mendapat pengaruh dari Persia dan Asyur,
dan menganggap orang-orang Farisi sebagai penghianat-penghianat terhadap tradisi Yahudi. Mereka
menolak ajaran orang-orang Farisi mengenai malaikat-malaikat, setan-setan, dan kebangkitan
setelah kematian (Matius 22:23-32; Kisah 23:8). Jadi mereka menentang Yesus ketika dalam hal itu
Yesus sependapat dengan para Farisi (Matius 22:31-32).

Orang-orang Saduki mengambil pendapat seorang filsuf Yunani, Epikurus, yang mengatakan bahwa
jiwa seseorang ikut mati juga ketika tubuhnya mati (Yosefus, Antiquities, B. XIII, Psl. ii, Bgn. 4).
Mereka mengajarkan bahwa tiap orang menentukan nasibnya sendiri.

Orang-orang Saduki gemar berdebat tentang soal-soal teologi dan filsafat-bukti lain dari minat
Yunani yang telah menjadi bagian mereka. Ide-ide canggih mereka tidak menarik untuk banyak
orang, karena itu dalam bidang politik mereka terpaksa bergandengan tangan dengan orang-orang
Farisi. Sebetulnya, seandainya tidak terjadi perubahan yang aneh dalam politik Yahudi, pastilah
orang-orang Saduki sudah tenggelam sebelum masa Perjanjian Baru.

Orang-orang Farisi menentang keputusan Yohanes Hirkanus untuk menjadi imam besar, karena
mereka mendengar bahwa dalam masa teror pemerintahan Antiokhus IV, ibu Hirkanus telah
diperkosa. Hirkanus membuktikan bahwa cerita itu bohong, tetapi pengadilan Farisi hanya
menjatuhkan hukuman beberapa kali pukulan saja bagi si pembuat cerita itu. Hal ini membuat
Hirkanus marah besar dan ia memberikan sokongannya kepada orang-orang Saduki.

Anak Hirkanus, Aleksander Yaneus (tahun 104-78 SM), belajar di bawah asuhan para dosen Yunani di
Roma. Ia sangat tertarik dengan pemikiran-pemikiran Yunani, dan secara diam-diam menyokong
orang-orang Saduki yang intelektual itu. Yosefus mencatat bahwa suatu ketika Yaneus menjadi
mabuk pada hari raya Pondok Daun, dan menuangkan air persembahan ke kakinya, bukan ke atas
mezbah. (Mungkin ini adalah cara Yaneus untuk mengejek orang-orang Farisi, yang menuangkan air
ke atas mezbah bila sedang mengharapkan turunnya hujan.) Pemberotakan pun terjadi. Tentara-
tentara Yaneus memulihkan keadaan, tetapi mereka baru berhasil setelah jatuh korban sebanyak
6.000 orang (Yosefus, Antiquities, Bk. XIII, Psl. v, Bgn. 13). Orang-orang Farisi mengadakan perang
saudara yang sengit dengan Yaneus (tahun 94-88 SM), yang berakhir dengan disalibkannya para
pemimpin Farisi bersama 800 pengikut mereka.
Istri Hirkanus, Salome, lebih bertoleransi terhadap orang-orang Farisi ketika ia memegang
pemerintahan (tahun 78-69 SM). Namun orang-orang Farisi maupun Saduki tidak pernah melupakan
episode berdarah itu.

3. Orang-Orang Eseni: Para Pemegang Kebenaran Radikal

Orang-orang. Eseni juga muncul dari gerakan saleh yang dikenal sebagai Hasidim. Yosefus
menginformasikan tentang adanya dua kelompok Eseni (War, Bk. 11, Psl. viii, Bgn. 2), sedangkan
Uskup Hippolytus yang hidup pada abad ke-3 mengatakan ada empat kelompok Eseni (lihat
karyanya, Refutation of All Heresies). Mungkin saja jumlahnya lebih dari itu.

Nama Eseni berasal dari bahasa Ibrani yang berarti "saleh" atau "suci". Walaupun mereka
dinamakan demikian oleh orang-orang Yahudi yang lain, orang-orang Eseni sendiri kemungkinan
menolak julukan itu. Mereka tidak memandang diri mereka suci atau saleh; tetapi mereka
menganggap diri mereka sebagai para penjaga kebenaran-kebenaran yang misterius, yang akan
menguasai kehidupan Israel bila kelak Mesias datang.

Banyak sarjana percaya bahwa naskah-naskah kaum Zadok yang ditemukan di sinagoge di Kairo pada
tahun 1896 ditulis oleh salah satu kelompok Eseni. Naskah-naskah tersebut melukiskan pertempuran
terakhir antara Baik dan Jahat, yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.

Orang-orang Eseni berencana untuk merahasiakan informasi-informasi seperti itu sampai tiba waktu
yang tepat. Kemungkinan mereka melihat diri mereka sebagai maskilim, "orang-orang bijaksana"
yang Daniel katakan akan menuntun Israel dalam masa sengsara besar (Daniel 11:33; 12:9-10).

Orang-orang Eseni pada umumnya hidup secara berkelompok jauh di daerah-daerah pedalaman
gurun pasir. Sebagian lagi tinggal di suatu pemukiman di Yerusalem dan di sana bahkan ada gerbang
yang disebut Gerbang Eseni. Mereka mempraktikkan berbagai upacara yang sangat rumit untuk
menyucikan diri mereka, rohani maupun jasmani. Tulisan-tulisan mereka (yaitu Gulungan Naskah
Laut Mati yang pada umumnya diakui para ahli sebagai tulisan-tulisan kaum Eseni) menunjukkan
bahwa mereka sangat ketat menghindarkan diri agar tidak tercemar oleh masyarakat di sekitar
mereka, dengan harapan bahwa Tuhan akan menghargai kesetiaan mereka itu. Mereka menyebut
pimpinan mereka sebagai Guru Kebenaran.

Gulungan Naskah Laut Mati tidak mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat Qumran tempat
gulungan naskah itu ditulis; namun Plinius, sejarawan Romawi, mengatakan bahwa wilayah tersebut
adalah markas sekte Eseni. Pada tahun 1947 seorang anak gembala Badui melemparkan sebuah batu
ke dalam sebuah gua di Khirbet Qumran (di pantai barat laut Laut Mati) dan mendengar suara
tembikar yang pecah. Anak gembala tersebut memasuki gua itu dan menemukan beberapa buah
guci berisi naskah-naskah kuno. Para sarjana kemudian mengenali naskah- naskah temuan tersebut
sebagai kitab Yesaya, tafsiran kitab Habakuk, dan beberapa dokumen lainnya yang berisi ajaran-
ajaran sekte Qumran. Akhirnya, mereka berhasil menemukan sebelas gua yang di dalamnya terdapat
gulungan naskah-naskah kuno. Kecuali kitab Ester, seluruh kitab lainnya dari Perjanjian Lama
terdapat di antara naskah-naskah itu, baik secara lengkap ataupun sebagiannya. Sebagian besar dari
naskah-naskah itu merupakan salinan-salinan dari zaman wangsa Makabeus. Penemuan itu telah
merangsang minat para arkeolog terhadap puing-puing Khirbet Qumran sendiri, tempat mereka
menemukan sebuah ruangan besar yang pernah digunakan untuk menyalin berbagai naskah.

Para sarjana masih memperdebatkan apakah benar penghuni Qumran adalah orang-orang Eseni,
karena beberapa bagian dari tulisan-tulisan mereka ada yang bertentangan dengan ajaran-ajaran
yang dikenal sebagai ajaran Eseni. Ada yang percaya bahwa orang- orang Farisi yang melarikan diri
dari amukan Yaneus (tahun 88 SM) telah datang dan menetap di Qumran. (Sebuah tafsiran kitab
Nahum yang ditemukan di Qumran nampak ada kaitannya dengan cara hidup orang-orang Farisi.)
Namun seandainya masyarakat Qumran hanyalah salah satu pecahan dari orang-orang Eseni, itu
akan merupakan penjelasan yang memuaskan tentang adanya penyimpangan-penyimpangan yang
kadang-kadang mereka lakukan terhadap ajaran-ajaran Eseni yang utama.
4. Orang-Orang Zelot

Serbuan Pompeius ke tanah Palestina pada tahun 63 SM memupuskan harapan orang-orang Yahudi
untuk membangun kembali suatu pemerintahan sendiri. Namun ada kelompok-kelompok yang tetap
bersikeras bahwa orang-orang Yahudi harus berhasil mengusir para penyerbu dari Romawi itu.
Orang-Orang "Zelot" ini berupaya membangkitkan pemberontakan di antara orang-orang Yahudi.

Pemimpin Zelot yang paling dikenal adalah Yudas orang Galilea (Kisah 5:37). Ketika Agustus
memerintahkan untuk mengenakan pajak kepada "semua orang di seluruh dunia" (Lukas 2:2), Yudas
memimpin suatu pemberontakan yang membawa malapetaka melawan pasukan Romawi. Yosefus
berkata bahwa pemberontakan ini adalah awal dari konflik-konflik Yahudi dengan Kerajaan Romawi
yang berakhir dengan penghancuran Bait Allah pada tahun 70 (Antiquities, Bk. VIII, Psl. viii).

Yudas dan pengikut-pengikutnya membenci setiap kekuatan asing yang menguasai pemerintahan di
negeri mereka. Kemungkinan jalan pikiran mereka yang mendorong seorang Farisi untuk bertanya
kepada Yesus, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (Markus 12:14).

Pada masa Feliks menjadi prokurator atas Yudea (tahun 52-60), orang-orang Zelot membentuk suatu
kelompok radikal yang terkenal dengan nama Sicarii ("manusia belati"). Pada waktu diadakan
upacara-upacara perayaan, para Sicarii disebarkan ke tengah massa. Di sana mereka membunuh
para simpatisan Roma dengan belati yang diselipkan di balik baju mereka. Dalam masa perang
dengan Roma (tahun 66-70), para Sicarii menyelamatkan diri ke benteng tua Yahudi di Masada, dan
membuat benteng itu sebagai markas besar mereka. Dua tahun setelah jatuhnya Yerusalem, satu
legiun Romawi mengadakan gempuran ke Masada. Daripada mati di tangan orang bukan Yahudi,
para Sicarii memilih untuk bunuh diri beserta keluarga mereka-960 orang tewas dalam peristiwa itu.

5. Orang-Orang Herodian

Sebuah sekte Yahudi lagi yang muncul dalam era Romawi, yaitu sekte yang dikenal dengan nama
Herodian. Sekte ini adalah suatu partai politik yang beranggotakan orang-orang Yahudi dari berbagai
macam sekte keagamaan. Mereka mendukung dinasti Herodes Agung; sebetulnya mereka
tampaknya lebih suka otonomi penuh penindasan oleh Herodes daripada pengawasan asing
penguasa Romawi. Orang-orang Herodian ini tiga kali disebut dalam Perjanjian Baru (Matius 22:16;
Markus 3:6; 12:13), namun tidak ada satu pun dari ayat-ayat itu yang memberi kita gambaran yang
jelas mengenai kepercayaan mereka.
Beberapa sarjana percaya bahwa orang-orang Herodian mengira Herodes adalah Mesias. Namun
pandangan tersebut tidak didukung oleh bukti yang kuat.

6. Orang-orang Samaria
Orang-orang Samaria adalah hasil perkawinan campuran antara orang-orang Yahudi yang tetap
tinggal di tanah Palestina dengan orang-orang Asyur yang menaklukkan Israel dan menduduki Tanah
Perjanjian itu. Jadi, keberadaan mereka merupakan suatu pelanggaran terhadap Taurat Allah.
Mereka beribadah kepada Allah di Bukit Gerizim, di lokasi tempat mereka mempersembahkan
binatang kurban dan mendirikan tempat ibadah mereka sendiri. Orang-orang Samaria dipandang
rendah oleh orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan. Mereka disebut sebagai "orang
bodoh yang tinggal di Sikhem" (Ekklesiastikus 50:25-26). Pada tahun 128 SM Yohanes Hirkanus
menghancurkan tempat ibadah di Bukit Gerizim itu. Sejak saat itu orang-orang Yahudi dan orang-
orang Samaria putus hubungan sama sekali (band. Yohanes 4:9).

Dalam hal-hal tertentu, Yesus juga mengambil jarak dengan orang-orang Samaria. Ia menyuruh
murid-murid-Nya agar tidak menyimpang ke tempat orang-orang bukan Yahudi dan ke kota-kota
orang Samaria (Matius 10:5-7). la juga mencela kebiasaan orang-orang Samaria yang menyembah
hanya di Bukit Gerizim (Yohanes 4:19-24). Meskipun demikian Yesus mau berkunjung ke sebuah
desa di Samaria (Lukas 9:52), dan berbicara dengan seorang perempuan Samaria (Yohanes 4:742).
Bahkan perumpamaan-Nya tentang Orang Samaria yang Murah Hati menunjukkan bahwa dalam
pandangan-Nya, orang Samaria bisa jadi lebih setia terhadap Taurat daripada orang Yahudi (Lukas
10:25-37). Ketika Yesus menyembuhkan 10 orang kusta, hanya si pria Samaria yang datang
mengucapkan terima kasih kepada-Nya (Lukas 17:11-19). Dan ketika Yesus mengamanatkan murid-
murid-Nya untuk melaksanakan misi pemberitaan Injil, Ia secara khusus mengutus mereka untuk
pergi juga ke Samaria (Kisah 1:8).

7. Para Pengikut Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis, dilahirkan dari pasangan suami-istri lanjut usia keturunan keluarga Imam Harun.
Sebagian sarjana beranggapan bahwa setelah orang tuanya meninggal, Yohanes Pembaptis pergi ke
padang gurun dan hidup di antara orang-orang Eseni (band. Lukas 1:80). Namun lebih besar
kemungkinannya bahwa orang tuanya yang telah membawa dia ke padang gurun untuk menghindari
pembantaian bayi-bayi yang dilakukan oleh Herodes (Matius 2:16). Bagaimanapun juga, orang-orang
Eseni tentu sudah mempengaruhi keluarga Yohanes Pembaptis.

Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Mesias segera akan muncul di Israel, dan ia menyerukan
agar orang Israel mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Penebus itu. Ini menarik
perhatian masyarakat umum yang kemudian datang kepada Yohanes untuk dibaptis. Tetapi Herodes
kuatir kalau-kalau kegiatan Yohanes ini memberi inspirasi kepada masyarakat untuk mengadakan
pemberontakan (Yosefus, Antiquities, Bk. XVIII, Psl. v, Bgn. 2).

Pengajaran Yohanes sendiri rupanya bersifat revolusioner. Ia menganjurkan murid-muridnya untuk


saling berbagi pakaian dan makanan (Lukas 3: 11). Ia mengutuk perkawinan Herodes dengan iparnya
karena suami sang ipar, yaitu saudara laki-laki Herodes sendiri, masih hidup. Ia tidak gentar
menentang keadaan politik Israel yang status quo. Akhirnya, Yohanes dipancung atas perintah
Herodes Antipas.

Banyak dari pengikut Yohanes yang beranggapan bahwa Yohanes adalah Sang Mesias itu sendiri.
Walaupun mereka pada hakikatnya tidak membentuk suatu sekte tersendiri, pada masa Yesus
gerakan mereka merupakan gerakan keagamaan yang penting. Sekarang ini di Timur Dekat ada
suatu kelompok kecil yang dikenal sebagai orang-orang Mandea, yang menyatakan diri mereka
sebagai keturunan dari pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis.

Sumber :
J.I Packer, Merrill C.Tenney, William White, Jr, Dunia Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang, 1993,
Halaman : 104 117

BAIT SUCI

Bait Suci yang dibangun Salomo sudah hancur ketika Yerusalem dirampas dan dibakar oleh pasukan
Nebukadnezar dalam tahun 586 SM. Bait Suci yang kedua, mulai dibangun pada tahun 537 SM, dan
setelah beberapa kali tertunda selesai pada tahun 516 SM (Ezra 6:13-15). Nabi Hagai dan Zakharia
banyak menulis mengenai pertobatan dan pembangunan kembali bait suci.

Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah bait suci. Pada tahun 168 SM Antiokhus Epifanes
merampok dan menajiskannya dengan membangun sebuah altar bagi dewa Zeus Olimpias, serta
mempersembahkan kurban baginya. Tiga tahun kemudian Yudas Makabe membersihkan dan
memperbaikinya kembali. Bangunan ini masih berdiri tegak ketika Pompeius mengalahkan
Yerusalem pada tahun 63 SM, dan Crassus merampok isinya pada tahun 54 SM. Ketika Herodes
Agung merebut kota itu pada tahun 37 SM, sebagian bangunan bait suci terbakar, tetapi nampaknya
bangunan utamanya tidak banyak mengalami kerusakan.

Namun, pada tahun kedelapan belas dari masa pemerintahannya (2019 SM), Herodes Agung
melakukan pembangunan kembali bait suci itu. Sebelum pembongkaran dan pembangunan yang
sesungguhnya dilaksanakan ia mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan
melaksanakan pembangunan sedikit demi sedikit agar sesedikit mungkin mengganggu jalannya
kebaktian. Pekerjaan itu dilakukan oleh para imam. Tempat kudusnya sudah selesai dalam waktu
satu setengah tahun, tetapi bangunan luar dan serambinya baru selesai sekitar tahun 62 atau 63.
Ketika para musuh Yesus mengatakan bahwa bait suci sudah dibangun selama empat puluh enam
tahun, mereka menyiratkan bahwa pembangunan itu masih terus berlangsung (Yohanes 2:20).

Bangunan itu sendiri terbuat dari pualam putih dan sebagian daripadanya dilapisi oleh emas yang
memantulkan sinar matahari dan menimbulkan pemandangan yang menakjubkan. Pelataran bait
suci berbentuk empat persegi panjang dengan lebar sekitar 585 kaki dari timur ke barat dan panjang
610 kaki dari utara ke selatan. Di sepanjang dinding sebelah dalam pelataran ini terdapat serambi
dengan barisan pilar rangkap dua di sebelah selatannya. Serambi sebelah timur dikenal sebagai
serambi Salomo (Yohanes 10:23; Kisah 3:11; 5:12) karena konon bangunan inilah yang tersisa dari
bait suci yang dibangun Salomo. Ruangan kantor terletak di sepanjang dinding ini atau di antara
beranda-beranda.

Pelataran sebelah luar dikenal sebagai pelataran orang kafir. Tidak ada larangan untuk
memasukinya, dan ada kalanya pelataran ini digunakan sebagai pasar. Melintang di sebelah utara
pelataran ini adalah bangunan utama bait suci yang terdiri dari pelataran dalam dan bangunan-
bangunannya. Sisi sebelah timur adalah pelataran wanita dan tepi sebelah barat diperuntukkan bagi
kaum pria Israel dan terlarang bagi kaum wanita. Di tengah-tengah pelataran pria terdapat pelataran
imam, dan di tengah-tengahnya adalah altar kurban bakaran. Pelataran dalam dibangun lebih tinggi
daripada pelataran luar. Di antara kedua pelataran itu, di tepi pelataran dalam, terdapat sebuah
jembatan batu yang bertuliskan larangan masuk bagi orang kafir dengan ancaman hukuman mati.
Dinding ini mempunyai sembilan buah gerbang, empat di sebelah utara, empat di sebelah selatan
dan satu lagi, mungkin yang disebut Gerbang Indah dalam Kisah Para Rasul pasal 3.

Bagian daerah kudus lebih tinggi dari pelataran dalam dan dapat dicapai melalui kedua belas anak
tangga. Pembagian tempatnya sama dengan pembagian di dalam kemah suci: Tempat Kudus
panjangnya sekitar enam puluh kaki dan terletak di sebelah timur. Tempat Mahakudus panjangnya
tiga puluh kaki. Di dalam Tempat Kudus meja roti persembahan terletak di sisi utaranya, kandelar
bercabang tujuh di sebelah selatannya, serta altar dupa di antara keduanya. Hanya imam yang
diperkenankan memasuki Tempat Kudus. Tempat Mahakudus dibiarkan kosong karena tabut sudah
hilang ketika Bait Suci Salomo dihancurkan. Imam besar masuk ke Tempat Mahakudus setahun sekali
pada Hari Pendamaian, untuk menyilih dosa umatnya dengan darah. Tempat Mahakudus dipisahkan
dengan Tempat Kudus dengan dua lapis tirai tebal, hingga tidak ada orang yang dapat mengintip ke
dalam daerah kudus ini. Di sebelah luar daerah kudus terdapat bangunan berlantai tiga berisi
ruangan-ruangan kecil yang dihubungkan dengan tangga, untuk tempat tinggal para imam atau
menyimpan barang-barang.

Di dalam pelataran imam, di sebelah timur altar, terdapat sebuah altar kurban bakaran yang besar,
yang luasnya sekitar delapan belas kaki persegi dan tingginya lima belas kaki. Di atas altar ini selalu
terdapat api dan setiap hari selalu diadakan upacara kurban hewan.

Hanya imam yang boleh masuk ke dalam pelataran imam, kecuali mereka yang membawa hewan
untuk dikurbankan karena mereka harus meletakkan tangannya di atas kurban itu sebelum
disembelih.

Orang Yahudi diizinkan oleh pemerintah Romawi untuk memiliki angkatan kepolisian khusus untuk
menjaga keamanan di dalam Bait Allah. Kepala pasukannya disebut strategos atau "kepala pengawal
Bait Allah" (Kisah 4:1; 5:24-26). Mungkin kelompok prajurit yang menangkap Yesus adalah suatu
pasukan dari kepolisian ini dan bukan tentara Romawi. Mereka juga ditugasi untuk menangkap dan
mengamankan Petrus dan Yohanes ketika mereka ditahan karena berkhotbah, mungkiq di dalam
Bait Allah. Para pengawal menjaga Bait Allah setiap hari agar yang tidak berkepentingan tidak dapat
memasuki daerah terlarang. Pada waktu malam pintu- pintu gerbang ditutup dan dijaga untuk
mencegah kedatangan pencuri.

Bait Allah adalah pusat peribadatan di Yerusalem. Yesus sendiri dan kemudian para rasulnya
mengajar dan berkhotbah di dalam pelatarannya. Hingga tahun 56 masih ada sebagian anggota
gereja di Yerusalem yang benazar di dalam Bait Allah (Kisah 21:23-26) dan yang menjalankan
peraturan-peraturan dengan ketat. Pengaruhnya terhadap agama Kristen makin berkurang sejalan
dengan makin berkembangnya kekristenan orang bukan Yahudi.

SINAGOGE

Seperti telah disebutkan terdahulu sinagoge mempunyai peranan besar dalam pertumbuhan dan
kelestarian Yudaisme. Orang-orang Yahudi Perserakan mendirikan sinagoge-sinagoge di setiap kota
di seluruh negara Romawi di mana ada cukup orang Yahudi untuk menghadirinya, dan sinagoge-
sinagoge bangsa asing tumbuh subur di Yerusalem. Galilea yang pada masa Makabe sebagian besar
penduduknya adalah bangsa asing (1Makabe 5:21-23), sudah dipenuhi oleh sinagoge-sinagoge pada
zaman Kristus. Sinagoge berfungsi sebagai balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota yang
bersangkutan berkumpul setiap minggu untuk saling berhandai- handai. Ia adalah media pendidikan
untuk mendidik masyarakat dalam hukum agama dan memperkenalkan anak-anak mereka pada
kepercayaan nenek moyangnya. Ia menggantikan kebaktian -- di Bait Allah yang tidak mungkin
dilakukan karena jarak yang jauh atau ketiadaan biaya. Dalam sinagoge penyelidikan hukum
menggantikan upacara kurban, rabi menggantikan imam, dan kepercayaan kelompok diterapkan
pada kehidupan perorangan.

Setiap sinagoge dipimpin oleh seorang "kepala rumah ibadat" (Markus 5:22), yang mungkin diangkat
dari antara para penatua berdasarkan pemungutan suara. Kepala rumah ibadat ini memimpin
kebaktian, menjadi penengah dalam suatu perkara (Lukas 13:14), dan memperkenalkan pengunjung
pada jemaat (Kisah 13:15). Penjaga sinagoge, atau hazzan, harus menjaga harta sinagoge dan
bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan beserta isinya. Salah satu tugasnya adalah pada
Jumat sore memberitahukan pada penduduk desa saat dimulainya hari Sabat dan waktu
penutupannya. Mungkin dialah pejabat yang disebutkan dalam Lukas 4:20, yang memberikan
gulungan Kitab Suci kepada Yesus ketika Ia hendak berkhotbah di dalam sinagoge di Nazaret, dan
mengembalikan kembali kitab itu ke tempatnya setelah Yesus selesai membacanya. Ada kalanya
hazzan menjadi guru di sekolah sinagoge setempat.

Pada umumnya sinagoge berupa bangunan batu yang kokoh dan ada pula yang dibangun dengan
mewah bila jemaat atau para pendukungnya adalah orang-orang kaya. Setiap sinagoge mempunyai
sebuah almari tempat menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah meja
untuk meletakkan Kitab Suci yang akan dibacakan untuk hari itu, lampu untuk menerangi ruangan,
dan bangku atau kursi tempat duduk jemaat. Banyak peralatan dalam sinagoge kuno yang masih
dapat dilihat dalam sinagoge-sinagoge dewasa ini.

Kebaktian sinagoge meliputi pengakuan iman Yahudi atau Shema, "Dengarlah, hai orang Israel:
Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ulangan 6:4, 5), diikuti dengan kalimat puji-
pujian kepada Allah yang disebut Berakot karena selalu diawali dengan kata "Diberkatilah." Setelah
Shema, dilanjutkan dengan pembacaan doa, ditutup dengan kesempatan bagi anggota jemaat untuk
mengucapkan doa pribadinya di dalam hati. Pembacaan Kitab Suci yang dilakukan kemudian, pada
awalnya diambil dari kitab Taurat yang bertalian dengan hari-hari kudus tertentu; tetapi kemudian
seluruh Pentateukh dibagi-bagi menjadi seratus lima puluh empat pelajaran yang harus dibacakan
secara berurutan. Orang-orang Yahudi Palestina akan menghabiskan seluruh Pentateukh dalam
waktu tiga tahun, sedang orang- orang Yahudi Babilonia menyelesaikannya dalam satu tahun. Kitab
Nabi- nabi juga digunakan, seperti ketika Yesus membacanya di dalam sinagoge (Lukas 4:16-19).
Mungkin saat itu Yesus sendirilah yang memilih bacaan-Nya. Menyusul pembacaan Kitab Suci adalah
khotbah, yang menjelaskan bagian yang baru saja dibaca. Khotbah dalam sinagoge di Yerusalem
sangat ketat mengikuti prosedur yang berlaku pada masa itu. Kebaktian diakhiri dengan pemberian
berkat, yang diucapkan oleh anggota jemaat yang dianggap imam. Bila tidak ada di antara jemaat
yang pantas memberi berkat, sebagai gantinya diucapkan sebuah doa. Pengaruh kebaktian sinagoge
pada bentuk dan tata cara beribadah gereja pada abad yang pertama sangat jelas terlihat. Yesus
sendiri menghadiri dan turut mengambil bagian dalam kebaktian sinagoge secara teratur. Dalam
perjalanan kerasulannya, Paulus selalu menjadikan sinagoge - sinagoge Perserakan sebagai tujuan
pertamanya setiap kali ia memasuki suatu kota asing, dan dia mengajar serta bertukar pikiran
dengan orang-orang Yahudi dan umat asing yang berkumpul untuk mendengarkan dia (Kisah 13:5,
15-43; 14:1; 17:1-3, 10, 17; 18:4, 8; 19:8). Banyaknya kemiripan di antara prosedur upacara di dalam
sinagoge dan di dalam gereja pada kenyataannya memang karena gereja menyerap atau mengikuti
prosedur sinagoge hingga batas tertentu. Mungkin sebagian umat Kristen yang pertama tetap
menjalankan ibadatnya dalam sinagoge, bahkan mereka masih mengunjungi Bait Allah misalnya
pada "waktu sembahyang" (Kisah 3:1). Suatu kemungkinan dari kecenderungan ini tercermin dalam
Yakobus 2:1, 2 (meskipun kata Yunani synagoge dapat diartikan sebagai pertemuan umat Kristen,
seperti dalam Ibrani 10:25, di mana episynagoge pada dasarnya mempunyai arti yang sama). Karena
orang Yahudi tetap menolak Injil Kristus dengan tegas dan kukuh, maka hubungan sinagoge dan
gereja menjadi putus. Dewasa ini keduanya sudah sama sekali terpisah dan dalam banyak hal saling
bertentangan. Namun, dalam penggunaan Kitab Suci sebagai bacaan dan bahan wejangan serta
khotbah, keduanya masih menunjukkan hubungan yang erat.

Sumber :
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang, 2000, Halaman : 110 - 116

Artikel terkait :
- BAIT ALLAH, BAIT SUCI, di viewtopic.php?p=676#676

- BAIT SUCI, di viewtopic.php?p=675#675

Baca juga :
II. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB , di pengantar-perjanjian-baru-vt1676.html#p6694
Artikel terkait :
Golongan Yahudi Di Era Yesus Kristus, di golongan-yahudi-di-era-yesus-kristus-vt2813.html#p15785

PENGANTAR PERJANJIAN BARU

Daftar Isi

I. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PB

A. PENDAHULUAN
a. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
b. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB
c. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru

B. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL DAN EKONOMI DUNIA PB


a. LATAR BELAKANG POLITIK
b. Masa Pemerintahan Romawi
C. LATAR BELAKANG SOSIAL

D. LATAR BELAKANG EKONOMI

II. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB

1. LATAR BELAKANG DUNIA PB

2. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB


A. Agama Primitif
B. Yudaisme

III. KANON DAN KITAB-KITAB PB

A. KANON PB
1. Pengertian Kanon
2. Sejarah Kanon PB
3. Daftar Kanon PB
4. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul

B. KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU


1. Nama
2. Isi
3. Susunan Kitab-Kitab PB
4. Periode PB

IV. KITAB-KITAB INJIL DAN KEHIDUPAN TUHAN YESUS

1. KITAB-KITAB INJIL

A. Asal-usul Injil
1. Pengertian/Definisi:

2. Isi Kitab-kitab Injil

B. Injil-injil Sinoptik
1. Injil Matius ditulis lebih dahulu.
2. Injil Markus ditulis lebih dahulu.

2. KEHIDUPAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. PENDAHULUAN
1. Silsilah Tuhan Yesus
2. Tahun Kelahiran Tuhan Yesus
a. Data Matius 2:1
b. Data Lukas 2:1-2
c. Data Lukas 3:1
3. Masa Muda Tuhan Yesus
4. Tuhan Yesus Dibaptis

B. PELAYANAN TUHAN YESUS


1. Pelayanan di Yudea
2. Pelayanan di Galilea
3. Pelayanan di Daerah Perea
4. Minggu terakhir dan Kematian Yesus
5. Kebangkitan Yesus

C. GELAR-GELAR TUHAN YESUS


1. Anak Manusia
2. Mesias
3. Anak Allah
4. Tuhan

D. JABATAN-JABATAN TUHAN YESUS


1. Sebagai Nabi
2. Sebagai Imam
3. Sebagai Raja

3. PENYUSUNAN INJIL-INJIL SINOPTIK


a. Injil Matius ditulis lebih dahulu?
b. Injil Markus ditulis lebih dahulu?
Pemakaian kata-kata
Urutan
Isi
Gaya bahasa
Gagasan dan teologi

4. SATU BERITA INJIL - EMPAT INJIL


MENGAPA EMPAT INJIL?

V. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS

A. LATAR BELAKANG PELAYANAN RASUL PAULUS


1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan
2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
3. Perjalanan Misi Paulus Kedua
4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga

B. SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS


1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman
2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus

C. PANGGILAN PAULUS UNTUK MENGINJILI ORANG-ORANG NON-YAHUDI

D. STRATEGI PAULUS DALAM MENGABARKAN INJIL


1. Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.
2. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.
3. Latar Belakang Paulus
4. Latar Belakang Teologia Paulus
VI. SEJARAH GEREJA MULA-MULA

A. LATAR BELAKANG

B. PERMULAAN GEREJA
1. Gereja Di Palestina
2. Gereja di luar Palestina

C. PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN


1. Agama Negara
2. Penganiayaan terhadap orang Kristen.
3. Hasil dari penganiayaan.

Disalin dari :
http://www.pesta.org/tbiblika

I. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PB

A. PENDAHULUAN

a. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru

Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar PB, adalah bagian
dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19. Sumbangsih ilmu ini
sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita
menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.

1. Latar Belakang

Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat?
Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang
pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan
budaya antara jaman PB dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang
cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan
dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.
2. Definisi

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan PB adalah ilmu yang
menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman Perjanjian Baru, yaitu
jaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar
belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat
penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-
kitab PB.

3. Tujuan

Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB adalah untuk mendapatkan informasi
tentang latar belakang dunia PB dan penulisan kitab-kitab PB sehingga dapat memperkaya wawasan
kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman
Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab PB.

b. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing PB

Drs. M.E. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini
menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Ilmu Pembimbing Khusus

Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab PB satu persatu, dengan mengajukan serentetan
pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:
- Siapakah penulis kitab tsb.?
- Kapankah dan di manakah kitab tsb. ditulis?
- Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tsb. ditulis?

2. Ilmu Pembimbing Umum

Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk didalamnya adalah
Ilmu Salinan (textual criticism) dan Kanonisasi.

c. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru

Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Kitab-kitab Sejarah: 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul
2. Kitab Surat-surat:
a. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani
b. 7 Surat-surat Am (Umum)
3. Kitab Eskatologi: Kitab Wahyu

B. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL DAN EKONOMI DUNIA PB

a. LATAR BELAKANG POLITIK

1. Masa Peralihan: Masa Sesudah PL dan Sebelum PB

Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah
tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru
menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam Allah bekerja dibalik sejarah
umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.

Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental
yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil
peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan
tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:

Bangsa Yahudi/Ibrani :

Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat
pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi
tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud
baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh
dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa
Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme
dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk
melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

Lihat artikel terkait : YAHUDI, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=280#280

Bangsa Yunani :

Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan
seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar,
karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan
keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat
dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan
benar dan akurat.

Bangsa Romawi :

Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai
sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat
diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada
banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun
filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB.

b. Masa Pemerintahan Romawi

Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney
dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara
Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat
di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265
SM.

Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:

1. Agustus (27 sM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar
Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina.
2. Tiberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.
3. Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen
mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
4. Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan
Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya.
5. Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk
bangunan Bait Allah.
6. Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen.
Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.

Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 sM. Kisah
dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37sM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah
Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang
ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin
oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. [Lihat: Kis.
13:7; 18:12; Mat. 27:11]

Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri.
Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan
kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.

C. LATAR BELAKANG SOSIAL

Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena
merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas
penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan
wiraswastawan kecil lainnya.

Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas
menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.

D. LATAR BELAKANG EKONOMI

Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi
sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari,
misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil
import negara lain.

1. Mata uang

Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu
dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi
diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang
berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

Lihat Artikel terkait : UANG - STUDI KATA,


di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=345#345

2. Arus perjalanan

Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem
jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.
3. Arus perdagangan

Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah
satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang
banyak didatangkan adalah biji-bijian.

Artikel terkait :
II. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PB,
di http://www.sarapanpagi.org/latar-belaka ... .html#p6682

II. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB

1. LATAR BELAKANG DUNIA PB

Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan


mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani.

a. Ilmu Pengetahuan

Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum, ilmu
bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur adalah yang paling maju pesat. Banyak dibangun
jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan patung-patung. Ilmu perbintangan banyak
dinikmati masyarakat.

b. Hiburan

Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik untuk menghibur kaum


jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum ningrat (kaya) adalah
pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukkan.

c. Bahasa
Bahasa yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi (Ibrani), masing-masing
bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang berbeda.

d. Sistem Pendidikan

Sistem Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat Yahudi ataupun non-Yahudi.
Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan
terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya dan agama
nenek moyang. Ketika ada di tanah Pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah
Sinagoge.

2. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB

A. Agama Primitif

Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak
berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya.
Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda.

Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di
lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen.

Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib.
Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka.

Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai
karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada
pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.

B. Yudaisme

Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena
dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang
mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB
dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama
Yahudi.
1. Latar Belakang

Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada
panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.

Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora)
yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah
kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai
merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.

Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir,
bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar
betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu
mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang
berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan
dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah
Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini
bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi
akhirnya badan ini diganti dengan dewan sanhedrin. [Lihat: Dan. 1:5-8; 3:4-7: Ezr. 7:1-6]

2. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem

Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomon)
adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan
ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka
dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah
Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah
dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka
yang baru.

Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di
tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal
di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah
sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang
Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih
kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa,
membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur
soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. [Lihat: Maz. 137: 1-5]

3. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge

Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya
Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Di setiap kota
besar dimana ada kelompok orang Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga
menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk
belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini
sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya,
sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.

Pemimpin sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari antara penatua berdasarkan
hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu
perkara dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut hazzan. Tugasnya
menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda yang ada di sinagoge.

Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah
meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk
jemaat. [Lihat: Mar. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.]

4. Bentuk ibadah

Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sbb.:


a. Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4,5). Diikuti dengan puji-pujian
kepada Allah yang disebut berakot ("Diberkatilah....").
b. Pembacaan doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati).
c. Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi).
d. Kemudian diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.
e. Kebaktian diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam. Bentuk/tata cara ibadah sinagoge ini
juga diikuti oleh gereja abad pertama.

5. Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme.

Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam
penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:

a. Kaum Parisi

Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak
pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum
lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.
Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak
dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada
juga yang sungguh-sungguh. [Lihat: Mat. 23:13-15]

b. Kaum Saduki

Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat
berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di
Yerusalem.
Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan
dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya
pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. [Lihat: 2Sam. 15:24-29; Kis. 23:8]

c. Kaum Zelot

Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka
percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering
mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi. [Lihat: Kis. 5:37; Mar. 12:14]

d. Kaum Eseni

Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi
keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.
Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak
ada bukti kuat.

e. Kaum Helenis

Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi
telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat
Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

6. Hari-hari Raya Yahudi

Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan
perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel.
Hari-hari Raya tsb. antara lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta,
Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan
berdasarkan aturan dalam Hukum Muda. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan
Hari Raya Meniup Serunai, Hari Raya Purin.

Artikel terkait :
LATAR BELAKANG KEAGAMAAN DALAM PERJANJIAN BARU,
di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=702#702
BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Thu Nov 08, 2007 10:50 am

III. KANON DAN KITAB-KITAB PB

A. KANON PB

Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil
inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah PB yang akhirnya
diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa
peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

1. Pengertian Kanon

Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian "buluh" dalam
kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang
tongkat/kayu pengukur atau penggaris.

Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai untuk menunjuk
kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66
kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan
sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan
mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.

2. Sejarah Kanon PB

Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh para Rasul Tuhan
dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para Rasul sangat dibutuhkan
mengingat bahwa merekalah pada saksi mata yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus
Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada
mereka. Selama thn. 100 - 200 M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-
sidang jemaat dan kemudian di teruskan oleh gereja-gereja generasi berikutnya.

3. Daftar Kanon PB

Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

a. Daftar Marcion

Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama
Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh
Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang
dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:

1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)


2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia),
Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.

b. Daftar Muratori

Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada
akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).

c. Konsili Hippo (393M) dan Konsili Kartago (397M)

Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab PB yang kita pakai sekarang.
Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai yang diinspirasikan
oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tsb. telah umum digunakan oleh gereja-
gereja saat itu.

4. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul

Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi
dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun 115 M, Ignatius
mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-injil.
Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita
yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk yang disukai
banyak orang.

Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata
bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia
berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang
penyangga gereja.

Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga
(Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan kitab yang sentral, menjadi
penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

B. KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

1. Nama

Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau
covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya
sekedar janji.

Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau wasiat terakhir,
yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu
makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud
persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.

2. Isi

Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang diwujudkan dalam
catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku,
yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali
Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sbb.:

a. Buku-buku yang berisi sejarah:

Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan tentang kehidupan
dan kematian Yesus dan riwayat para pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke surga.

b. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin:


Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu khususnya ditujukan
kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup
Kristen.

c. Buku yang berisi nubuat:

Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan
dan pengalaman supranatural.

3. Susunan Kitab-Kitab PB

27 Kitab yang ada dalam Alkitab PB disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis, melainkan
berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya. Susunan tsb.
adalah sbb.:

Kitab Sejarah :

1. Matius, penulis Matius


2. Markus, penulis Markus
3. Lukas, penulis Lukas
4. Yohanes, penulis Yohanes
5. Kisah Para Rasul, penulis Lukas

Surat Kiriman :

6. Roma, penulis Paulus


7. 1Korintus, penulis Paulus
8. 2Korintus, penulis Paulus
9. Galatia, penulis Paulus
10. Efesus, penulis Paulus
11. Filipi, penulis Paulus
12. Kolose, penulis Paulus
13. 1Tesalonika, penulis Paulus
14. 2Tesalonika, penulis Paulus
15. 1Timotius, penulis Paulus
16. 2Timotius, penulis Paulus
17. Titus, penulis Paulus
18. Filemon, penulis Paulus

Surat Kiriman :

19. Ibrani, Penulis Anonim


20. Yakobus, Penulis Yakobus
21. 1Petrus, Penulis Petrus
22. 2Petrus, Penulis Petrus
23. 1Yohanes, Penulis Yohanes
24. 2Yohanes, Penulis Yohanes
25. 3Yohanes, Penulis Yohanes
26. Yudas, Penulis Yudas

Kitab Nubuat :

27. Wahyu, penulis Yohanes

4. Periode PB

Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia penulisannya,
tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi
menjadi 3 periode waktu:

a. Periode Kelahiran (5 sM - 30 M)

Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil.

b. Periode Perkembangan (30 M - 60 M)

Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat non-
Yahudi.

c. Periode Pemantapan (60 M - 100)

Masa ini (60-100M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para Rasul dan juga
kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

Artikel terkait :
- KANON PERJANJIAN BARU, di http://www.sarapanpagi.org/kanon-alkita ... .html#p6696

- KANON ALKITAB, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=285#285

- Penjelasan LAI tentang KANON, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=286#286

- Inspirasi dan Kanonisasi Alkitab, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=287#287


BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Thu Nov 08, 2007 11:37 am

IV. KITAB-KITAB INJIL DAN KEHIDUPAN TUHAN YESUS

1. KITAB-KITAB INJIL

A. Asal-usul Injil

1. Pengertian/Definisi:

Kata Injil dalam bahasa Yunani adalah euanggelion, artinya Kabar Baik. Kabar Baik tentang Yesus
Kristus telah ditulis oleh keempat penulis Injil dan mereka mengakui bahwa Yesuslah Tuhan, Anak
Allah dan Mesias yang dijanjikan dalam PL dan yang telah mengubah hidup mereka menjadi ciptaan
baru.

2. Isi Kitab-kitab Injil

Dari maksud yang disebutkan oleh masing-masing penulis kitab-kitab Injil, dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa kitab-kitab Injil mempunyai implikasi, yaitu:

a. Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang ditulis oleh Tuhan Yesus sendiri, tetapi oleh murid dan
pengikut-Nya.
b. Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang berisikan "biografi" lengkap Tuhan Yesus, tetapi kisah
selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus Kristus selama kira-kira 3 tahun saja.
c. Isi pemberitaan kitab-kitab Injil berhubungan erat dengan teologia sang penulis, yang secara
khusus sangat berguna untuk Jemaat Gereja Mula-mula, karena memberikan penyataan-penyataan
besar dan definitif tentang diri Tuhan Yesus dan hubungannya dengan Allah.
d. Isi kitab-kitab Injil itu sesuai dengan tujuan masing-masing penulisnya. Oleh karena itu sangat
penting untuk mempelajari secara saksama latar belakang penulisnya untuk dapat mengerti isi Injil
dengan tepat.

B. Injil-injil Sinoptik

Istilah "Sinoptik" berarti "melihat dari sudut pandang yang sama". Dalam hal ini Kitab-kitab Injil yang
dimaksud adalah Injil Matius, Markus, dan Lukas. Sedangkan yang disebut sebagai "masalah
sinoptik" adalah masalah yang muncul sehubungan dengan sumber apa yang dipakai oleh ketiga
Injil; apakah sumber yang dipakai sama? Kalau betul sama, mengapa mereka membuat 3 kesaksian
yang berbeda? Jawaban terhadap "masalah sinoptik" ini adalah:

1. Injil Matius ditulis lebih dahulu.

Agustinus, pada abad ke 4, berpendapat bahwa Matius menulis lebih dahulu, lalu Markus membuat
ringkasannya dan Lukas menulis berdasarkan Matius dan Markus. Masalah yang timbul dengan
pendapat ini:
a. Markus tidak menuliskan inti pemberitaan dengan proporsional yang baik.
b. Bahasa yang dipakai Markus memiliki kualitas lebih rendah dari pada Matius dan Lukas.

2. Injil Markus ditulis lebih dahulu.

Lebih banyak ahli kritik sastra Alkitab yang menerima pendapat bahwa Markus telah ditulis terlebih
dahulu dan menjadi sumber bagi Matius dan Lukas. Hal ini terlihat dari:

a. Pemakaian kata-kata

Setengah kosakata yang dipakai Markus terdapat dalam Matius dan Lukas; tetapi ada bagian yang
sama yang hanya ada di Matius dan Lukas.

b. Urutan

Matius, Markus dan Lukas memakai urutan peristiwa dan garis besar yang sama dalam penyusunan
tulisannya.

c. Isi

606 ayat dari 661 ayat dalam Markus ada di Matius (1060); dan 350 ayat dari Markus ada di Lukas
(1150). Kalau Matius dan Lukas dibandingkan maka ada 250 ayat yang sama, tapi tidak ada dalam
Markus.

d. Gaya bahasa

Markus memakai bhs. Yunani yang lebih rendah kualitasnya daripada Matius dan Lukas. Juga Markus
memakai beberapa bhs. Aram ditulisannya.

3. Teori Lain

Beberapa Ahli kritik sastra Alkitab menawarkan teori lain yaitu dengan membedakan sumber-
sumber Injil Sinoptik menjadi 4 sumber, yaitu:

a. Markus

Tulisan Markus ditulis di Roma (+60 M).

b. Q (Quelle - sumber)

Tulisan Q ditulis di Antiokia (+50 M), yang berisi kumpulan ajaran Yesus; sumber yang tidak
digunakan oleh Markus, tapi digunakan oleh Matius dan Lukas. Namun tidak ada kepastian adanya
sumber Q ini karena tidak ada referensi sama sekali, menurut beberapa ahli Alkitab Sumber Q ini
hanya bersifat hipotesis saja (lihat Artikel DOKUMEN "Q",
di http://www.sarapanpagi.org/post2340.html#p2340 ). Anggapan adanya Dokumen Q ini digunakan
untuk mempertanyakan keabsahan Matius dan dr. Lukas selaku penulis sejarah Injil dan PB, dimana
ia melakukan investigasi dan pencatatan sejarah dari para saksi mata.

c. M

Tulisan M ditulis di Yerusalem (+65 M), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Matius tetapi tidak
oleh Markus maupun Lukas. Dokumen ini juga hanya bersifat Hipotesis, yang hanya digunakan untuk
mempertanyakan keabsahan Matius murid Yesus sendiri selaku penulis, dimana ia menulis
pengalamannya sendiri dan investigasi dan pencatatan sejarah.

d. L
Tulisan L ditulis di Kaisarea (+60), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Lukas dan tidak oleh
Markus maupun Matius. Dokumen ini juga tidak ada bukti aslinya. Anggapan adanya Dokumen L ini
digunakan untuk mempertanyakan keabsahan Dr. Lukas selaku penulis sejarah Injil dan PB, dimana
ia melakukan investigasi dan pencatatan sejarah dari para saksi mata.
Jadi hasilnya hipotesis tsb disimpulkan oleh Drs. B.E. Drewes, M.Th. sbb.:

Matius = memakai bahan Markus + Q + M (dan bahan dari penginjil sendiri)


Matius, yang terdiri dari 1060 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

kurang dari separo (47%) berasal dari Markus,


kurang dari seperempat (23%) berasal dari Q.
dan sisanya (30%) dari M (dan penginjil).

Lukas = bahan Markus + Q + L (dan bahan dari penginjil sendiri)


Lukas, terdiri dari 1150 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

kurang dari sepertiga (28%) berasal dari Markus,


kurang dari seperempat (21%) berasal dari Q,
dan separo dari Injil itu (51%) berasal dari L (dan penginjil)."

Namun tentu saja keabsahan adanya Dokumen Q, L, dan M hanya bersifat dugaan/ hipotesis semata,
namun bukti-bukti sejarah yang mampu menunjukkan bukti naskah-naskah dokumen yang dimaksud
tidak pernah ada.

-----

-----

2. KEHIDUPAN TUHAN YESUS KRISTUS

Dari keterangan yang didapatkan dalam kitab-kitab Injil, dan juga tulisan sejarahwan Yahudi, F.
Yosefus, dan cerita-cerita tradisi yang beredar pada jaman itu, maka kehidupan Tuhan Yesus bisa
diringkaskan sbb.:
A. PENDAHULUAN

1. Silsilah Tuhan Yesus

Injil Matius (1:1-17) memberikan urutan kronologis silsilah Tuhan Yesus, dengan jelas terlihat bahwa
secara biologis Tuhan Yesus adalah keturunan raja Daud, tepat seperti apa yang dinubuatkan dalam
Yes. 11:1; Yer. 23:5.

2. Tahun Kelahiran Tuhan Yesus

Tahun kelahiran Tuhan Yesus dapat diketahui dengan berbagai cara, yaitu baik dari data-data
ekternal atau juga dengan melihat data dari Alkitab sendiri:

a. Data Matius 2:1

Karena Herodes Agung mati pada tahun 4 SM, maka dapat dipastikan bahwa Yesus lahir sebelum
4SM.

b. Data Lukas 2:1-2

Data di luar Alkitab (Yosefus) membenarkan bahwa memang pernah ada sensus yang
diselenggarakan pada permulaan tarikh Masehi. Dan ada seorang yang bernama Kirenius yang
dikirim ke Siria dan Yudea untuk tugas itu. Tetapi kalau itu benar, maka tahun kelahiran Yesus adalah
sekitar tahun 6 - 7 M.

c. Data Lukas 3:1

Tiberius menjadi penguasa kekaisaran Roma pada tahun 14 M, tahun ke-15 adalah tahun 28 M.
Tetapi menurut data diketahui bahwa Tiberius sudah memegang kekuasaan tiga tahun sebelumnya.
Sehingga bisa disimpulkan pada tahun 25-26 M, Tuhan Yesus berumur 30 tahun. Jadi kelahirannya
antara 5-4 SM, yaitu sebelum Herodes meninggal.

3. Masa Muda Tuhan Yesus

Tidak banyak data yang bisa dikumpulkan tentang masa kanak-kanak Yesus. Tapi dari Injil Lukas dan
latar belakang tradisi Yahudi, dapat disimpulkan bahwa:

a. Keluarga Yesus mengikuti tradisi Yahudi, Yesus disunat pada hari yang ke delapan (Luk. 2:21).
Untuk itu Ia dibawa ke Bait Suci untuk mengesahkan sunat-Nya. Ia j
uga "ditebus" dengan membayar persembahan sebanyak 5 syikal (sepasang burung tekukur dan 2
anak burung merpati). Dan untuk pentahiran-Nya, Maria memberikan kurban untuk orang miskin
(Luk. 2:24).

b. Karena ancaman kekejaman raja Herodes Agung yang ketakutan karena berita yang di bawa orang
Majus, bahwa telah lahir "Raja orang Yahudi", maka oleh mimpi, Yusuf dituntun untuk membawa
keluarganya meninggalkan Betlehem dan mengungsi ke Mesir (Mat. 2:14). Setelah Herodes mati,
barulah mereka kembali. Tetapi karena anak raja Herodes (Arkhelaus) masih memerintah di Yudea,
dan karena tuntunan mimpi, maka akhirnya mereka menetap di Nazaret (Mat. 2:19-23).

c. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Profesi pekerjaan masyarakat biasa yang dapat ditemui di kota
kecil Nazaret. Jadi dapat dipastikan Yesus juga mempunyai ketrampilan seperti ayah-Nya. Tapi yang
jelas kita ketahui bahwa keluarga Yusuf tidaklah tergolong kaya, malah dapat dikatakan miskin.

d. Walaupun Yesus tidak berasal dari keluarga kaya, tapi terlihat bahwa Yesus mempunyai
pendidikan yang cukup baik. Bahkan ia dapat membaca bahasa Ibrani (Luk. 4:16-20).

e. Karena dibesarkan di daerah Galilea, dimana banyak tinggal orang-orang bukan Yahudi, Yesus
kemungkinan besar dapat berbicara 3 bahasa (Aram, Yunani, Ibrani).

f. Satu-satunya data tentang masa muda Yesus adalah ditemukan dalam Lukas 2:40-52, yaitu pada
waktu Yesus berusia 12 tahun, ketika Ia mengunjungi Bait Allah. Pengetahuan-Nya tentang PL sangat
mencengangkan para ahli Taurat.

Lihat Artikel : THE LOST YEARS OF JESUS: DIMANA YESUS BERADA KETIKA BERUSIA 12-30 TAHUN?,
di http://www.sarapanpagi.org/the-lost-yea ... 2.html#p101

4. Tuhan Yesus Dibaptis

Pada umur 30 tahun Tuhan Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis. Yohanes pertama
menolak, karena baptisan Yohanes adalah baptisan untuk pertobatan dosa. Namun Yesus mau
merendahkan diri untuk sama seperti manusia berdosa (meskipun Ia tidak berdosa) dan mau
memikul dosa umat manusia, karena itulah yang dikehendaki Allah Bapa (Mat. 3:15). Kalau
dibandingkan dengan Mark. 11:38, maka baptisan Yesus ini juga merupakan permulaan jalan salib
yang akan dilalui-Nya.

Kata-kata yang diserukan oleh Bapa pada waktu pembaptisan (Mrk. 1:11) merupakan pendobrakkan
terhadap konsep eskatologi Yudaisme tentang Mesias. Setelah peristiwa baptisan yang sangat
menguatkan ini, Yesus dibawa oleh Roh untuk dicobai oleh iblis.

B. PELAYANAN TUHAN YESUS


1. Pelayanan di Yudea

Pelayanan awal Tuhan Yesus dilakukan pertama di daerah Yudea. Hanya Injil Yohanes saja yang
memberikan kesaksian tentang pelayanan Tuhan yang pertama-tama, khususnya tentang hubungan-
Nya dengan Yohanes Pembaptis. Di Betani Tuhan Yesus memilih 5 murid-murid-Nya yang pertama.
Lalu Yesus ke Kana (daerah Galilea) dan membuat mukjizat-Nya yang pertama. Lalu ke Kapernaum
dan Yerusalem untuk perayaan Paskah. Di sini Yesus mulai menunjukkan kewibawaan-Nya dengan
membersihkan Bait Suci. Untuk beberapa saat Yesus melayani di Yerusalem. Percakapan dengan
Nikodemus juga terjadi pada saat itu. Pemenjaraan Yohanes Pembaptis, mendorong Yesus pergi ke
daerah Galilea. Dalam perjalanan ke sana Yesus sempat berbicara kepada perempuan di Samaria.

2. Pelayanan di Galilea

Kapernaum sering disebut sebagai markas pelayanan-Nya. Selain mengajar di sinagoge-sinagoge


pada hari Sabat, Tuhan Yesus sering dijumpai membuat mukjizat dan menyembuhkan orang sakit,
sehingga membuat-Nya sangat populer, khususnya dikalangan rakyat jelata. Namun demikian, sikap
permusuhan orang Farisi dan ahli Taurat juga semakin kelihatan jelas. Pemilihan ke 12 murid
memulai babak baru pelayanan misi Yesus. Pelayanan Yesus menjadi semakin luas dan banyak orang
mengikut Yesus, baik untuk motivasi yang benar maupun salah, karena mereka melihat kuasa yang
luar biasa melalui mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus dan juga pengajaran-Nya.

Pada akhir pelayanan-Nya di Galilea Yesus mulai banyak mengkonsentrasikan diri kepada 12 murid-
murid-Nya. Dan karena semakin keras para ahli Taurat dan Farisi melawan pelayanan Yesus
(termasuk usaha untuk menangkap Dia), maka mulailah Yesus mengundurkan diri dari penampilan
secara umum. Mereka tidak berhasil mencelakai Yesus karena waktu-Nya belum sampai.

3. Pelayanan di Daerah Perea

70 orang diutus oleh Yesus untuk pergi ke seluruh kota Israel memberitakan tentang "Kerajaan
Allah". Yesus masih tetap mengajar dan membuat banyak mukjizat meskipun banyak tantangan.
Yesus semakin melihat bahwa waktu kesengsaraan akan segera datang sehingga Ia banyak berbicara
tentang kesengsaraan dan kematian-Nya kepada murid-murid- Nya.

4. Minggu terakhir dan Kematian Yesus

Persiapan kematian-Nya didahului dengan peristiwa-peristiwa berikut ini: pengurapan dengan


minyak Narwastu oleh Maria, Yesus ke Yerusalem dan disambut dengan sorakan "Hosana",
perjamuan malam dan mencuci kaki murid-murid-Nya. Sebelum peristiwa perjamuan makan malam
terakhir, (pada hari Paskah) Yudas telah terlebih dahulu menghianati Yesus dengan menjual-Nya
kepada pihak Sanhedrin seharga 30 keping perak (harga seorang budak pada jaman itu). Pada saat
Yesus ada di taman Getsemani, berdoa, para prajurit menangkap Yesus dengan bantuan Yudas.
Proses pengadilan Yesus dilaksanakan dengan sangat tidak adil, karena walaupun tidak ditemukan
satu kesalahan pun Yesus tetap dijatuhi hukuman mati. Yesus disalib pada pukul 9 pagi, hari Jumat.
Menjelang petang Yesus mati. Tubuh-Nya diambil dan dikuburkan oleh Yusuf Arimatea dan
Nikodemus.

5. Kebangkitan Yesus

Pada hari yang "ketiga" (Minggu), Yesus bangkit dari kematian. Para wanita yang akan memberi
rempah-rempah menemukan kubur kosong. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih melayani murid-
murid-Nya, yaitu dengan menguatkan dan menghibur mereka serta memberikan perintah-Nya yang
terakhir, yang dikenal sebagai Amanat Agung Yesus Kristus.

C. GELAR-GELAR TUHAN YESUS

1. Anak Manusia

Gelar yang hanya diberikan kepada Tuhan Yesus. Gelar yang memberikan konsep baru yang tidak
sama dengan konsep Mesias Yudaisme. Mat. 9:6; 10:23; 11:19

2. Mesias

Gelar yang mempunyai makna yang sama dengan Kristus, yang dalam bahasa Ibraninya berarti "Yang
diurapi" Kis. 4:27; 10:38; Mrk. 9:41:14:61-62

3. Anak Allah

Gelar yang menunjukkan keAllahan-Nya, sebagai Oknum kedua dari Allah Tritunggal. Mat. 4:3, 6;
16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49

4. Tuhan

Gelar yang diasa dipakai untuk menunjukkan pemilikan ("Tuan"), tetapi kadang juga dipakai untuk
menunjukkan keAllahan. Mrk. 12:36- 37; Luk. 2:11; Mat. 7:22

Lihat Artikel : GELAR YESUS KRISTUS, di http://www.sarapanpagi.org/gelar-yesus- ... 5.html#p170

D. JABATAN-JABATAN TUHAN YESUS


1. Sebagai Nabi

PL memberikan nubuatan, bahwa Allah akan memberikan Nabi besar yang akan membawa Firman
Allah secara utuh kepada umat-Nya (Ul. 18:15), Yesuslah Nabi yang dinubuatkan itu (Kis. 3:22). Lihat
Artikel : 4. NABI, di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=179#179

2. Sebagai Imam

Imam adalah seorang yang dipilih Allah untuk mewakili manusia bertemu dengan Allah, khususnya
untuk mempersembahkan korban sebagai "pendamaian". Yesus sendirilah yang telah menjadi
Kurban Pendamaian antara manusia dengan Allah (Ibr. 7:25; 9:24). Lihat Artikel : Yesus Sang Mesias
Imam Besar Agung, di http://www.sarapanpagi.org/yesus-sang-m ... .html#p3071

3. Sebagai Raja

Yesus telah memerintah dan berkuasa atas segala sesuatu atas nama jemaat-Nya karena Ia adalah
"kepala" jemaat (Ef. 1:22), Ia juga telah menang melawan kuasa si Jahat (1Kor. 15:24-28) sehingga Ia
berkuasa atasnya selama-lamanya. Lihat Artikel : 6. RAJA ANAK DAUD,
di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=182#182

Tidak mungkin kita dapat melihat seluruh kehidupan, pelayanan dan pengajaran Tuhan Yesus secara
lengkap dalam salah satu Injil saja. Hal ini jelas terlihat dari pengakuan dari penulis Injil sendiri
bahwa ada banyak hal yang belum/tidak mereka catat dalam Injil mereka (Yoh. 20:30). Namun
demikian pengajaran penting yang Yesus ajarkan selama di dunia telah secara lengkap dicatat oleh
keempat Injil. Oleh karena itu untuk melihat secara lengkap sangat penting jika kita melihat keempat
Injil secara bersamaan.

Artikel Terkait :
RIWAYAT HIDUP YESUS KRISTUS, di http://www.sarapanpagi.org/riwayat-hidu ... 8.html#p151
BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Thu Nov 08, 2007 12:17 pm

3. PENYUSUNAN INJIL-INJIL SINOPTIK

Injil Matius, Markus dan Lukas disebut "Injil-injil Sinoptik" sebab ada banyak persamaan di
antaranya; cara para penulis menyusun logia menjadi kitab Injil merupakan inti "masalah sinoptik".

Kitab-kitab Injil ini pada hakikatnya merupakan tiga edisi yang berbeda dari bahan dasar yang sama.
Banyak dari persamaannya dapat dijelaskan dengan dugaan para penulis mungkin telah memakai
kumpulan-kumpulan ucapan yang sama dan sedang beredar di antara berbagai kelompok orang
Kristen. Tetapi persamaan-persamaannya lebih rumit dari itu, sebab ada banyak tempat di mana
ketiga kitab Injil itu memakai bahasa, kosa kata dan susunan tata bahasa yang tepat sama, sehingga
kebanyakan ahli yakin mereka memakai sumber-sumber tertulis yang sama pula.
Ada dua teori utama yang menjelaskan persamaan-persamaan ini. Yang pertama menganggap Injil
Matius ditulis lebih dahulu, sedangkan yang kedua menganggap Injil Markuslah sebagai kitab Injil
yang pertama.

a. Injil Matius ditulis lebih dahulu?

Pada abad ke-4 M, Agustinus berpendapat bahwa Matius ditulis lebih dahulu, kemudian Markus
membuat sebuah ringkasan daripadanya. Akhirnya Lukas menulis kitab Injilnya berdasarkan Matius
dan Markus. Hingga awal abad ke-20, itulah pandangan yang dipegang secara luas. Tentu terdapat
variasi-variasi dari pandangan tersebut. Salah satu di antaranya - "hipotesa Griesbach" (yang
dikemukakan oleh seorang ahli Jerman bernama J. J. Griesbach, 1745 - 1812) - yang akhir-akhir ini
telah menjadi pusat perhatian para ahli kontemporer. Griesbach setuju dengan Agustinus bahwa
Matius merupakan kitab Injil pertama yang ditulis, tetapi ia beranggapan bahwa yang berikutnya
adalah Lukas. Kemudian Markus memakai Matius dan Lukas sebagai dasar karyanya.

Ada beberapa masalah dengan pandangan ini.

Mengapakah seseorang mau meringkaskan Matius dan Lukas sehingga membuat sebuah kitab Injil
seperti Markus? Dibandingkan dengan kedua kitab Injil yang lebih panjang, Injil Markus yang pendek
itu tidak dapat dianggap komprehensif. Kelahiran Yesus dan masa kanak-kanak-Nya tidak disebut,
hanya ada sedikit saja tentang ajaran-Nya yang paling distinktif, dan cerita tentang kebangkitan
sangat singkat. Memang para penulis kitab Injil memilih bahan-bahan mereka sesuai dengan
perhatian dan kebutuhan pembaca mereka, jadi pada prinsipnya bisa saja Markus menghasilkan
suatu bentuk ringkas dari Injil Matius dan Lukas. Tetapi melihat justru unsur-unsur yang sangat
sentral tidak disinggung atau hanya sepintas lalu disinggung oleh Markus, hampir mustahil
membayangkan suatu kelompok Kristen akan merasa puas dengan cerita Markus tentang Yesus jika
mereka sudah memiliki Injil Matius dan Lukas. Orang-orang Kristen dulu cenderung mengutamakan
Matius dan Lukas oleh karena alasan-alasan tersebut. Kalau Markus ditulis terakhir, dengan
pengetahuan penuh tentang adanya dua kitab Injil lain, sulit sekali menjelaskan mengapa kitab Injil
tersebut ditulis.

Sebagian besar ragam bahasa yang dipakai Markus seakan-akan menunjuk pada suatu kesimpulan
yang sama. Kalau Markus telah memakai cerita-cerita Matius dan Lukas dengan bahasa mereka yang
halus, mengapakah ia begitu sering menulis dalam bahasa Yunani yang secara praktis tidak dapat
dimengerti? Perumpamaan tentang biji sesawi merupakan contoh yang baik di sini (Mrk. 4:30-32;
Luk. 13:18-19; Mat. 13:31-32). Baik Matius maupun Lukas memakai ungkapan-ungkapan yang bagus,
yang serupa satu sama lain. Tetapi sebaliknya Markus memakai kalimat bahasa Yunani yang ruwet
tanpa kata kerja di dalamnya, yang tidak memberikan arti yang lengkap. Kalau ia menyalin dari
Matius atau Lukas, maka kelihatannya ia benar-benar berusaha mengelak memakai kata-kata
mereka - dan sulit sekali menemukan alasan yang baik untuk itu!

Hampir sama sulitnya untuk percaya bahwa Lukas telah membaca dan memakai Injil Matius. Kalau
ia memang memakainya, maka ia menerapkan prosedur kesusasteraan yang agak aneh. Injil Matius
mengandung salah satu karya agung terbesar dalam kitab-kitab Injil, yakni Khotbah di Bukit. Kalau
Lukas memiliki Injil Matius sewaktu ia menulis, mengapakah ia memecah-mecahkannya dengan
memakai sebagian di dalam tulisannya sendiri, Khotbah di Dataran, dan sisanya disebarkan dalam
bagian-bagian kecil di seluruh kitab Injilnya?

b. Injil Markus ditulis lebih dahulu?

Ada banyak contoh lain tentang masalah yang sama di tempat-tempat lain dalam ketiga Injil
Sinoptik. Itu sebabnya kebanyakan ahli modern lebih menyukai suatu penjelasan yang agak berbeda
tentang hubungan kitab-kitab tersebut satu sama lain.

Penjelasan yang lebih banyak diterima tentang persamaan antara Injil-injil Sinoptik adalah Matius
dan Lukas memakai dua dokumen sumber sewaktu menyusun karangannya tentang kehidupan dan
pengajaran Yesus. Inilah sumber-sumber yang kita kenal sekarang sebagai Injil Markus dan suatu
dokumen hipotetis yang disebut "Q". Dapat dipastikan sedikitnya Lukas memakai berbagai sumber
dalam menyusun Injilnya, sebab ia secara eksplisit mengatakan bahwa ia telah menyelidiki hasil
pekerjaan orang-orang lain, serta memilih bagian-bagian dari tulisan mereka yang cocok dengan
tujuan tulisannya sendiri. Melihat hubungan sastra yang dekat dengan Markus dan Lukas,
kelihatannya pasti bahwa penulis Injil Matius memakai metode yang sama dalam karyanya.
Di dalam mencapai kesimpulan bahwa Matius dan Lukas memakai Injil Markus, para ahli Perjanjian
Baru telah menganalisis teks ketiga Injil Sinoptik dengan memakai sedikitnya lima kriteria yang
berbeda.

Pemakaian kata-kata

Suatu cara sederhana untuk menentukan hubungan sastra teks-teks yang berbeda adalah dengan
membandingkan kata-kata yang dipakai dalam teks-teks tersebut. Lebih dari setengah kosakata yang
dipakai Markus terdapat dalam Matius dan Lukas, dan keduanya mempunyai bagian-bagian yang
sama tepat, yang tidak terdapat dalam Injil Markus. Jadi kelihatannya ada suatu sumber yang
diketahui oleh mereka semua, dan suatu sumber lainnya yang hanya dipakai oleh Matius dan Lukas.

Urutan

Jikalau urutan peristiwa dalam suatu cerita yang terdapat dalam lebih dari satu kitab Injil juga sesuai
dengan bagian-bagian yang mempunyai kata-kata yang sama, kita dapat maju selangkah dengan
berasumsi adanya sumber yang sama, yang urutan maupun kata-katanya telah direkam oleh ketiga
penulis. Dan memang ada banyak bukti tentang hal ini. Matius, Markus dan Lukas mengikuti urutan
peristiwa yang sama dalam garis besarnya. Mereka mulai dengan pelayanan Yohanes Pembaptis,
kemudian melanjutkannya dengan kisah baptisan dan cobaan Yesus. Setelah itu diceritakan tentang
pelayanan yang meliputi pembuatan mujizat dan pengajaran di Galilea, yang mulai membangkitkan
pertentangan dari para pemimpin Yahudi. Lalu Yesus mengadakan perjalanan ke wilayah utara untuk
memberikan pengajaran khusus bagi murid-murid-Nya. Akhirnya mereka pergi ke Yerusalem, dan
bagian akhir kitab-kitab Injil memberitakan tentang hari-hari terakhir Yesus, pengadilan-Nya,
penyaliban, dan kebangkitan-Nya.
Di dalam kerangka umum ini, peristiwa-peristiwa khusus sering disampaikan dalam urutan yang
sama.

Ciri-ciri Injil Sinoptik ini dapat diterangkan sebaik-baiknya bila kita beranggapan Matius dan Lukas
memakai Markus, dan bukan sebaliknya. Sebab sesuatu yang mencolok ialah bila Matius
menyimpang dari urutan Markus, Lukas tetap mengikuti urutan Markus tersebut; kalau Lukas
menyimpang dari urutan Markus, Matius tetap mengikuti Markus. Hanya ada satu peristiwa yang
oleh keduanya ditempatkan berlainan dari Markus, yaitu penetapan keduabelas murid (Mrk. 3:13-
19; Mat. 10:1-4; Luk. 6:12-16). Kadang-kadang Matius atau Lukas meninggalkan pola cerita Markus
untuk menambah sesuatu yang baru, tetapi setelah penambahan tersebut, biasanya mereka kembali
lagi mengikuti urutan Markus. Ini merupakan salah satu argumen terkuat yang mendukung
anggapan bahwa Matius dan Lukas memakai Markus, dan tidak sebaliknya.

Isi
Analisis isi cerita juga mengungkapkan pemakaian sumber-sumber yang berlainan. Jika seorang
penulis mencatat cerita yang sama dengan kata-kata dan urutan yang sama dengan seorang penulis
yang lain, maka kita dapat menyimpulkan keduanya memakai sumber yang sama, atau salah satu
telah mengutip dari yang lainnya. Itulah yang terjadi dalam Injil-injil Sinoptik; dari 661 ayat dalam
Markus, 606 ayat ditemukan dalam Matius dalam bentuk yang hampir sama, dan kira-kira
setengahnya terdapat juga dalam Lukas.

Gaya bahasa

Ini suatu kriteria yang sangat sulit dipakai secara memuaskan. Gaya bahasa seorang penulis dapat
bergantung pada begitu banyak hal: situasi di mana ia menulis, kelompok pembaca yang hendak
dicapai, apakah ia memakai seorang sekretaris atau tidak, dan sebagainya.

Jelas ada perbedaan gaya bahasa yang nyata antara Markus dan kedua Injil sinoptik lainnya, dan
secara keseluruhan Injil Markus ditulis dengan bahasa Yunani yang lebih rendah mutunya.
Umpamanya, ia sering melukiskan suatu peristiwa dengan memakai kata kerja bentuk masa kini
walau hal-hal tersebut terjadi di masa lampau, sedangkan Matius dan Lukas selalu memakai kata
kerja bentuk waktu lampau, yang tentunya lebih tepat. Ini merupakan salah satu argumen yang
lemah, sebab hal itu didasarkan atas asumsi para penulis memakai sumber-sumber tersebut dengan
cara yang agak kaku, hanya dengan menyalin kata demi kata dari naskah yang ada di hadapan
mereka. Tetapi tidak banyak penulis yang mengikuti suatu sumber begitu dekatnya sehingga gaya
bahasa sumber tersebut mengaburkan gaya bahasa mereka sendiri. Jika Markus agak lemah dalam
penguasaan bahasa Yunani, maka tata bahasanya pun akan lemah, sekalipun dia hanya menyalin
dari sumber tertentu.

Kita mempunyai dasar lebih kuat kalau kita mengamati bahwa Markus mencatat delapan ucapan
Yesus dalam bahasa Aram. Lukas sama sekali tidak mengikutinya, sedangkan hanya ada satu contoh
dalam Injil Matius. Lebih mungkin Matius dan Lukas menghilangkan ucapan-ucapan bahasa Aram
tersebut, ketimbang Markus yang secara sengaja menambahkan ucapan-ucapan bahasa Aram dalam
Injilnya.

Gagasan dan teologi

Jika dapat ditunjukkan salah satu cerita kitab Injil mengandung teologi yang lebih berkembang
daripada kitab Injil lainnya, maka kita dapat menganggap kitab tersebut ditulis belakangan.
Kelihatannya ini pengujian yang sederhana, namun tidaklah mudah menerapkannya dalam praktek.
Sering sulit memastikan apa yang kelihatan sebagai suatu perbedaan dalam. sikap, memang benar-
benar merupakan perbedaan. Lagi pula siapa yang akan menentukan "teologi apa yang berkembang"
itu, dan bagaimana kita dapat yakin teologi tersebut berkembang belakangan ketimbang suatu
pandangan "primitif"? Jika kita ingat teologi yang sangat berkembang dari Paulus sudah ada pada
waktu kitab-kitab Injil ditulis, maka kita dapat melihat bahwa definisi mengenai perbedaan-
perbedaan seperti itu, dan hubungan kronologisnya satu sama lain, merupakan suatu hal yang
sangat subjektif.

Tentu ada sejumlah penekanan yang berbeda dalam kitab-kitab Injil, tetapi sulit mengetahui dengan
pasti pengaruhnya terhadap penyusunan kitab-kitab Injil. Misalnya, Matius dan Lukas tampaknya
telah mengubah atau menghilangkan pernyataan tertentu dalam Injil Markus yang dianggap kurang
menghormati Yesus. Pernyataan Markus yang blak-blakan bahwa di Nazaret Yesus "tidak dapat
mengadakan satu mujizat pun" (Mrk. 6:5), dalam Matius berbunyi, "tidak banyak mujizat diadakan-
Nya di situ" (Mat. 13:58), dan Lukas menghilangkannya sama sekali. Begitu juga pertanyaan Yesus
dalam Markus, "Mengapa kau katakan Aku baik?" (Mrk. 10:18) muncul dalam Matius sebagai,
"Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik?" (Mat. 19:17). Tidak semua
kriteria di atas sama pentingnya. Ada kesulitan menentukan nilai dari sedikitnya dua di antaranya.
Tetapi jika ditinjau bersama, hasil kumulatif dari keterangan yang ada paling mudah dijelaskan jika
kita menganggap Matius dan Lukas memakai cerita Markus, dan Matius bukan kitab Injil asli yang
diringkaskan oleh Markus dan sumber yang dipakai Lukas untuk kutipan-kutipan selektif.

Sumber :
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 191 - 196

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Thu Nov 08, 2007 12:25 pm

4. SATU BERITA INJIL - EMPAT INJIL

Seorang rekan saya yang menjadi penginjil telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk
membangun persahabatan yang sungguh-sungguh akrab dengan sepasang suami istri
berkebangsaan Jepang. Pasangan suami istri itu tinggal tidak jauh dari rumahnya. Dalam percakapan
mereka pada suatu hari, rekan saya itu mendorong mereka agar memberi perhatian lebih saksama
pada akar-akar historis dari iman Kristen dengan cara membaca Perjanjian Baru. Setelah beberapa
hari membaca keempat Injil, si istri kemudian membuat rekan saya itu terkejut karena mengajukan
pertanyaan berikut, "Mengapa Yesus harus mati empat kali?"

Bagi orang-orang yang besar di dalam lingkungan gereja ataupun mereka yang cukup akrab dengan
Alkitab, pertanyaan ini terdengar agak konyol. Akan tetapi, pertanyaan ini segera membangkitkan
suatu isu yang genting bagi para pembaca Injil-Injil. Mengapa harus ada empat catatan? Kenapa ada
empat versi yang berbeda? Mengapa ada empat perspektif yang masing-masing memiliki kekhasan?
Mengapa tidak dibuatkan satu saja catatan yang berotoritas? Ini tentu saja adalah salah satu isu
paling genting yang harus dihadapi para pembaca empat kitab pertama dari Perjanjian Baru ini: Ada
empat Injil-Injil, dan masing-masing tidak selalu sepakat dengan yang lain dalam berbagai hal.

MENGAPA EMPAT INJIL?

Mengapa empat Injil? Segera muncul dua jawaban yang saling kait- mengait. Di satu pihak, tidak
seorang pun mampu menangkap keseluruhan signifikansi dari orang lain, dan prinsip ini berlaku
terutama bagi sosok dengan bobot dan orisinalitas seperti Yesus. Walaupun potret Yesus yang
disediakan Lukas dapat menolong para pembacanya, ia tentu saja tidak mampu menangkap seluruh
hal-hal yang penting. Karena alasan inilah kita dapat bersyukur karena kita tidak hanya memiliki satu
melainkan empat potret Yesus.

Di pihak lain, bahkan sejak zaman para rasul masing-masing komunitas Kristen membutuhkan
catatan tentang pelayanan Yesus serta signifikansinya yang dikisahkan dalam cara yang secara
khusus memenuhi kebutuhan mereka. Injil-injil adalah dokumen-dokumen yang memiliki tujuan
tertentu. Dengan kata lain, kita dapat menyimpulkan bahwa Injil-injil, seperti surat-surat Paulus,
adalah "tulisan-tulisan untuk menangani suatu keadaan tertentu." Maksudnya, sebagaimana Paulus
menuliskan surat pertamanya kepada orang-orang Kristen di Korintus untuk menghadapi masalah-
masalah spesifik yang terjadi di sana (misalnya, lihat 1Kor. 1:11; 5:1; 7:1), demikian juga para penulis
Injil menuliskan Injilnya untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Karena itu, wajar bila
Injil Yohanes menampilkan rasa yang berbeda bila dibandingkan dengan Injil Matius; Yohanes
hendak menyapa suatu khalayak pembaca yang berbeda pula.

Sebenarnya, ada banyak "injil" yang ditulis pada abad-abad pertama keberadaaan gereja. Lukas
sendiri menyadari adanya beberapa upaya untuk menyampaikan kisah Yesus yang telah dilakukan
sebelum upayanya ini (Luk. 1:1). Karena itu, tidak perlu kita ragukan lagi kalau ada (semacam) injil-
injil yang telah beredar pada dekade-dekade awal dari sejarah Kekristenan. Kita juga menyadari
bahwa selama beberapa abad orang-orang terus terdorong untuk menuliskan injil-injil. Sebagian dari
hasil upaya-upaya tersebut telah dikenal oleh para sarjana biblika dalam bentuk yang utuh sejak
dulu; karya-karya lainnya yang dikutip oleh penulis-penulis masa lalu kini hanya dikenal namanya
saja; namun, masih ada beberapa karya lain yang baru-baru ini ditemukan di antara penemuan-
penemuan arkeologis di Nag Hammadi.

Kemungkinan besar injil-injil dalam kelompok yang disebut terakhir tadi (kadang-kadang disebut
sebagai "injil-injil apokrifa") dituliskan lama setelah Injil-Injil Perjanjian Baru ditulis. Isi dari injil-injil
ini kadang menyajikan bahan-bahan yang sangat menghibur dan mengikutsertakan kisah-kisah
fantastis tentang Yesus serta perkataan- perkataan penuh teka-teki dan esoteris yang dianggap
berasal dari Yesus. Seperti yang telah kita ketahui, hanya empat Injil - Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes - yang kemudian memiliki status otoritas yang diterima secara luas. Munculnya injil-injil lain
yang kurang didasari oleh sejarah dan memiliki kecenderungan untuk melakukan penafsiran yang
spekulatif ini bisa saja menjadi pendorong bagi pengakuan akan Injil-Injil dalam Perjanjian Baru
sebagai catatan- catatan yang berotoritas.

Walaupun demikian, beberapa orang masih merasa tidak nyaman karena harus menghadapi
kesaksian berganda tentang kisah Yesus yang seperti ini, bahkan pada masa-masa awal tersebut.
Terasa adanya suatu ketegangan tertentu bila catatan-catatan yang berbeda itu ditempatkan
berdampingan. Untuk memecahkan masalah ini, maka disusunlah edisi "harmonisasi Injil-injil" yang
pertama. Penyusun buku ini, Tatianus, berusaha untuk menyuling narasi-narasi yang bervariasi
dalam Injil- injil itu ke dalam satu catatan yang berotoritas. Pada akhirnya, buah dari usaha ini pun
dirasakan tidak memuaskan oleh gereja purba waktu itu.

Kelihatannya judul-judul yang dibubuhkan kepada Injil-Injil tersebut memberikan sudut pandang
terbaik bagi kita untuk memahami solusi purba bagi masalah empat Injil ini. Pada awalnya, Injil-Injil
ini diedarkan tanpa dibubuhi baris judul. Judul-judul baru dibutuhkan setelah keempat Injil ini
dikumpulkan bersama. Bila diterjemahkan secara harfiah, tulisan-tulisan ini diberi judul "Menurut
Matius", "Menurut Markus", dst. Kata-kata ini tidak sekadar mengandung makna bahwa Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes adalah penulis kitab-kitab itu. Sebaliknya, kata "menurut" di sini
menyiratkan suatu konformitas yang sangat mendasar kepada satu kisah - maksudnya, kepada satu
berita injil - yang disampaikan oleh keempat penulis Injil. Hanya ada satu berita injil, tetapi berita injil
itu telah disampaikan melalui empat penulis. 3 Karena itu, dengan memberikan judul demikian
kepada keempat kitab tersebut, gereja purba sedang memberi kesaksian tentang kesatuan dari
fokus dan bahasan keempat Injil itu. Pada saat yang sama mereka sekaligus memberi ruang bagi
hadirnya keragaman dalam penyampaian kisah Injil.

EMPAT INJIL: OTORITAS YANG DIPIKUL BERSAMA

Apakah implikasi hal ini bagi pemahaman kita atas Injil-injil pada saat ini? Ada dua hal. Pertama, kita
harus menyadari bahwa ketika gereja mula-mula memilih keempat Injil tersebut dan menempatkan
mereka berdampingan, gereja mula-mula sedang menyatakan bahwa di antara keempat Injil-injil
tidak ada Injil yang "paling baik" atau "lebih benar" daripada tiga Injil yang lain. Tentu saja, ketika
kita mengakui peran aktif dari gereja purba di dalam proses kanonisasi Injil-injil, kita tidak
menganggap hal ini sebagai suatu upaya manusiawi semata. Sebaliknya, kita percaya bahwa Roh
Kudus menuntun keseluruhan proses ini.

Lalu apa anti dari kesimpulan bahwa keempat Injil-injil itu memiliki status yang sama? Pada intinya,
itu berarti keempat Injil-injil merupakan saksi-saksi yang sama-sama valid atas berita injil yang
tunggal itu, walaupun masing-masing memang memberikan kesaksian tentang berita injil itu dalam
caranya yang khas. Masing-masing harus dibiarkan untuk bertumpu pada kakinya sendiri. Karena itu,
Injil Yohanes tidak boleh kita anggap sebagai kunci untuk memahami berita dari Injil Markus. Sebagai
karya-karya sastra, Injil-injil tetap memiliki integritasnya masing-masing. Akan tetapi, implikasi lain
yang juga muncul adalah: tidak satu pun dari keempat Injil itu yang layak untuk menjadi saksi
berotoritas atas berita injil bila hadir sendirian tanpa Injil yang lain. Karena Injil-injil disampaikan dari
perspektif- perspektif yang berbeda, maka keempat Injil itu saling melengkapi satu dengan yang lain;
keempatnya saling menyeimbangkan; masing-masing menyajikan aspek yang berbeda dari hakikat
berita injil yang tunggal itu, yaitu signifikansi dari kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Kita
membutuhkan keempat-empatnya dan tidak satu pun dari empat Injil itu dapat kita perlakukan
sebagai saksi tunggal tentang signifikansi Yesus.

Kita dapat mengilustrasikan poin terakhir ini sambil mengacu kepada salah satu bagian dari Ucapan
Berbahagia yang disampaikan dalam dua bentuk yang berbeda oleh Matius dan Lukas:

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga."
(Mat. 5:3).

"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang punya Kerajaan Allah." (Luk. 6:20).

Yang menjadi pusat perhatian kita bukanlah perbedaan antara bentuk orang ketiga ("merekalah")
yang digunakan Matius dan bentuk orang kedua ("kamulah") yang digunakan Lukas. Juga bukan
tentang perbedaan antara istilah Kerajaan Surga yang digunakan Matius dengan Kerajaan Allah yang
digunakan Lukas (sebenarnya, "Kerajaan Surga" dan "Kerajaan Allah" merupakan sinonim). Lima
masalah yang lebih mendasar dalam ayat- ayat paralel ini terpusat pada kontras antara sapaan yang
dalam Injil Matius kelihatannya ditujukan kepada "orang yang miskin secara rohani" dengan sapaan
kepada "orang yang miskin secara materiil" di dalam Injil Lukas. Bila kita mengakui kedua Injil ini
sebagai saksi- saksi yang sama-sama berotoritas atas satu berita injil yang sama, maka kita harus
melawan semua upaya yang hendak menonjolkan versi yang satu melebihi versi lainnya. Kita perlu
mendengarkan kedua-duanya. Bila kita menonjolkan yang satu melawan yang lain, maka hasilnya
justru akan merugikan kita.

Karena itu, sementara kita menghargai serta memberi salut atas bangkitnya kembali kesadaran di
antara banyak orang Injili mengenai kebenaran alkitabiah tentang sikap Allah bagi orang yang
tertindas dan juga tanggung jawab kita demi kepentingan mereka, kita harus berusaha untuk
mengapresiasi keseluruhan kisah itu. Dengan alasan yang kuat, kalangan Injili yang mulai
mengembangkan kesadaran sosial telah memalingkan perhatian mereka kepada Injil Lukas. Sikap ini
mereka lakukan dalam upaya mendasarkan segala keprihatinan yang mereka rasakan pada inti dari
berita injil.6 Dari berbagai sisi, tampak bahwa Injil Lukas memang sangat cocok untuk upaya ini. Injil
ini memang memberi penekanan pada Yesus sebagai Juruselamat bagi semua orang, bahkan (dan
terutama) bagi mereka yang tertindas. Walaupun demikian, Lukas hanyalah salah satu dari empat
Injil yang ada. Bila kita mengesampingkan Injil Matius, Markus, ataupun Injil Yohanes dalam upaya
untuk menjangkau inti dari pemberitaan Yesus, maka kita sama saja sedang menolak fakta bahwa
yang hadir di hadapan kita adalah Injil yang memiliki empat wajah! Karena itu, tidak satu pun dari
keempat Injil itu yang dapat kita perlakukan sebagai saksi berita injil yang komplit, sehingga tidak
perlu dilengkapi oleh tiga Injil lainnya.
Selain itu, bila kita memperhatikan signifikansi dari istilah miskin pada masa-masa sebelum dan
sesudah pelayanan Yesus di bumi, kita akan melihat tidak adanya kontradiksi antara ucapan
berbahagia versi Matius dengan versi Lukas tersebut. Oleh karena kondisi-kondisi sosial dan politis
yang timbul akibat pendudukan asing pada masa tersebut (yang akan kita perhatikan pada pasal
berikut), kesetiaan kepada Allah dapat berdampak pada kemiskinan materiil, dan bahkan inilah yang
kerap terjadi! Karena itu, kedua istilah ini, "miskin" (kemiskinan yang bersifat sosioekonomis) serta
"miskin dalam roh" (kerendahan hati yang penuh kesalehan) sama-sama mencakup dimensi-dimensi
kehidupan yang bersifat religius serta sosial. Ketika Matius dan Lukas menyampaikan perkataan
Yesus ini, keduanya sedang menunjuk kepada satu realitas yang sama sambil memberi penekanan
pada aspek-aspeknya yang berbeda.

Sumber:
Joel B. Green, Memahami Injil-injil dan Kisah Para Rasul, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta,
2005, Halaman : 19 25

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Mon Nov 12, 2007 9:49 am

V. LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS

A. LATAR BELAKANG PELAYANAN RASUL PAULUS

1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan

Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Gal 1:17), Kembali ke Damaskus (Gal 1:17),
Mengunjungi Yerusalem (Gal 1:18), Dicurigai oleh gereja (Kis 9:27), Berteman dengan Barnabas
(9:27), Orang Yahudi menganiayanya (9:29), Visi untuk pergi menginjili (22:17-18), Pergi ke Tarsus
(9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (11:25-26), Bekerja di Antiokia (11:26).

2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9, 13), Ke Perga - Markus
ditinggalkan (13:13), Khotbah di Antiokia (13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam
batu (14:8- 19), Derbe - Kota terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26)

3. Perjalanan Misi Paulus Kedua

Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan Galatia (16:6), Visi ke
Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-
orang percaya di Berea (17:11-12), Khotbah di Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja
ditemukan (18:1-8), Di Efesus - kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22)

4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga

Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece (20:1-2), Kotbah di Troas
(20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:17-35), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8)

B. SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS

1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman

Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan
penggenapan nubuat Yesus tentang akan didirikan-Nya Gereja (Mat. 16:18).

Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang Surat-surat Kiriman,
yaitu:
a. Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kis 13:14-14:28)
b. Surat Filipi: Filipi (Kis 16:11-40)
c. Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis 17:1-9)
d. Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis 18:1-16)
e. Surat Efesus: Efesus (Kis 19:1-41; 20:17-35)

2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus

a. Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus


Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul
Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Rm 1:6). Ia juga
mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah berikan melalui Paulus kepada
gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat itu.

b. Motif Penulisan
Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per
satu. Tetapi jemaat masih muda itu perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi
saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab Perjanjian Lama (masih
menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus
untuk berkomunikasi.

Catt.: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat (harus ditempuh
dengan jalan kaki) dan 900 km lewat laut.

Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki. Dari Tesalonika dibutuhkan 13
hari perjalanan kaki Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.

c. Susunan/struktur Surat
Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya surat disusun dalam struktur sbb.:

Nama penulis (mis: Paulus ..)


Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...
Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)
Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah ...)
Isi surat (tubuh surat)
Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)

d. Gaya bahasa
Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya patah-patah. Selain itu juga
sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep dengan bahasa filsafat).

e. Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal sbb.:
Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan kebutuhan mereka.
Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena ada masalah.
Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.
C. PANGGILAN PAULUS UNTUK MENGINJILI ORANG-ORANG NON-YAHUDI

Dari hasil pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil
orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan
penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi
dan mengikuti tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman Tuhan
agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan
benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.

D. STRATEGI PAULUS DALAM MENGABARKAN INJIL

Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah kekristenan. Hasil
pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan
pelayanannya adalah:

1. Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.


Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.

2. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.

a. Ketidak tergantungan pada fasilitas.


Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang
luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus
ditempuh dengan berjalan kaki dll.

b. Kemampuan berkomunikasi
Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapa pun dan di mana pun berada
Paulus selalu siap melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau di
istana).

c. Kemampuan intelektual
Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topik pembicaraan Paulus selalu menguasai.

d. Tahan menderita dan tidak mudah putus asa.


Paulus tidak hanya rela mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air mata.
3. Latar Belakang Paulus

Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: "Paulus adalah seorang Yahudi tulen.
Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga
Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai
Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kis.
23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya
(Kis. 18:3). Dia berasal dari suku Benjamin (Fil 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-
orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam
semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13). Pada usia muda
dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di
bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kis. 22:3). Dari
kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju" dari banyak
temannya, karena ia "sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku" (Gal. 1:14).

Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kis.
7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya... "laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat
kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kis.
26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan
bertobat secara luar biasa."

4. Latar Belakang Teologia Paulus

a. Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas ditunjukkan dalam kesaksian
hidupnya dan juga ketrampilannya dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).
Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non Yahudi.
Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya
Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.

Artikel terkait :
KEHIDUPAN RASUL PAULUS, di http://www.sarapanpagi.org/kehidupan-ra ... .html#p6606

BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14156

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

by BP Mon Nov 12, 2007 10:10 am

VI. SEJARAH GEREJA MULA-MULA

A. LATAR BELAKANG

Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk pergi ke
Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang
diberikan Roh Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-
saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh
Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.

B. PERMULAAN GEREJA

Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku
memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang.
Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-
orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan
setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di
Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).

1. Gereja Di Palestina

a. Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)


b. Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. ps. 1-7).
c. Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).

2. Gereja di luar Palestina

a. Petrus membawa Injil ke Roma.


b. Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. ps. 10-28).
c. Apolos ke Mesir (Kis. ps. 18).
d. Filipus ke Etiopia (Kis. ps. 8).
e. Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).
f. Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, Asia & Eropa).

C. PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN

Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat
nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai
pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gereja
semakin berkembang.

1. Agama Negara

Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada
masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka
masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.

Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang
menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini
terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.

Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme,
itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi
setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan
Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi
agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk
orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan
penganiayaan yang sangat berat.

2. Penganiayaan terhadap orang Kristen.


Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan secara setia
menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
Alkitab. Karena sebab itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi
kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan:


a. Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.
b. Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, mis. menolak
menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.
c. Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan
cium kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.

3. Hasil dari penganiayaan.

Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun
demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.
a. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka
(mis. Surat Petrus).
b. Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke
seluruh dunia.
c. Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka
betu-betul menjadi saksi yang hidup.

Artikel terkait :
- LAHIRNYA JEMAAT KRISTEN, di http://www.sarapanpagi.org/sejarah-gere ... .html#p6747

- GEREJA DI ANTIOKHIA, di http://www.sarapanpagi.org/sejarah-gere ... .html#p6748

Sumber :
- Bruce, F.F., DOKUMEN-DOKUMEN PERJANJIAN BARU, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993

- Chapman, Adina, PENGANTAR PERJANJIAN BARU, Bandung, Yayasan Kalam Hidup, 1995

- Drane, John, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996

- Green, Joel B., MEMAHAMI INJIL-INJIL DAN KISAH PARA RASUL, Jakarta, Persekutuan Pembaca
Alkitab, 2005

- Merrill C. White, SURVEI PERJANJIAN BARU, Malang, Gandum Mas, 2000

- Packer, J.I. Tenney, Merrill C. White, Jr, William, DUNIA PERJANJIAN BARU, Malang, Gandum Mas,
1993

- ----------, ENSIKLOPEDI FAKTA ALKITAB I, Malang, Gandum Mas, 2001

- ----------, ENSIKLOPEDI FAKTA ALKITAB II, Malang, Gandum Mas, 2001


- Stambaugh, John. Balch, David, DUNIA SOSIAL KEKRISTENAN MULA-MULA, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997

- Tjandra, Dr. Lukas, LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU III, Malang, SAAT, 1999

Golongan Yahudi Di Era Yesus Kristus

Image

1. IMAM BESAR

Yunani: arkhiereus, berasal dari kata arkh, "awal"; dan - hiereus, "imam"

* Matius 26:3

LAI TB, Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam
Besar yang bernama Kayafas,

KJV, Then assembled together the chief priests, and the scribes, and the elders of the people, unto
the palace of the high priest, who was called Caiaphas,

TR,

Translit, tote sunkhthsan hoi arkhiereis kai hoi grammateis kai hoi presbuteroi tou laou eis tn
auln tou arkhieres tou legomenou kaiapha
Imam Besar di era Yesus Kristus berbeda dengan imam besar di zaman Perjanjian Lama. Imam Besar
di Perjanjian Lama berasal dari keturunan Harun, sedangkan Imam Besar di era Yesus Kristus sudah
berbau politik karena diangkat oleh pemerintah yang berkuasa saat itu.

Imam Besar di era Yesus Kristus adalah imam agung bangsa Yahudi yang berasal dari golongan
aristorat Yahudi. Ia berwibawa besar baik dalam bidang sipil maupun agama, sejauh mewakili
bangsanya di hadapan penguasa Roma. Ia mengepalai Mahkamah Agama ( sunedrion,
Sanhedrin), namun baik hak-haknya maupun kewajiban-kewajibannya terutama menyangkut
peribadatan.

Setelah dilantik dengan upacara khusus dan dianugerahi jabatan, ia mempersembahkan korban
harian, mengetuai semua upacara besar. Biarpun ditentukan maupun dibebaskan dari tugasnya oleh
Roma, namun sesudah meninggalkan jabatannya pun ia tetap berperan dalam kuasa Yahudi, seperti
contohnya Hanas (Lukas 3:2; Yohanes 18:13, 24).

2. IMAM-IMAM KEPALA

Yunani: arkhiereus, menggunakan kata yang sama dengan Imam Besar, tetapi dalam
bentuk jamak.

* Matius 2:4

LAI TB, Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

KJV, And when he had gathered all the chief priests and scribes of the people together, he
demanded of them where Christ should be born.

TR,

Translit, kai sunagagn pantas tous arkhiereis kai grammateis tou laou epunthaneto par autn pou
ho khristos gennatai
Tunggal :

Nominatif : arkhiereus

Genitif : arkhieres

Datif : arkhierei

Akusatif : arkhierea

Jamak :

Nominatif : arkhiereis

Genitif : arkhieren

Datif : arkhiereusin

Akusatif : arkhiereis

Imam-imam kepala adalah para anggota aristokrasi imam-imam di Yerusalem, yang mengikuti
sidang-sidang Mahkamah Agama (Sanhendrin), memelihara keuangan, dan menjaga Bait Allah.
Bersama-sama dengan para tua-tua dan para ahli Taurat, mereka merupakan segenap badan
penguasa bangsa Yahudi.

3. IMAM

Yunani: - hiereus, berasal dari kata - hieros, "kudus", dipisahkan bagi Allah.

* Matius 8:4
LAI TB, Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada
siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan
yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."

KJV, And Jesus saith unto him, See thou tell no man; but go thy way, shew thyself to the priest, and
offer the gift that Moses commanded, for a testimony unto them.

TR,

Translit, kai legei aut ho isous hora mdeni eips all hupage seauton deixon t hierei kai
prosenegke to dron ho prosetaxen mss eis marturion autois

Di masa kehidupan Yesus Kristus, imamat yang secara turun-temurun diwarisi di Israel oleh keluarga-
keluarga imam, merupakan hak istimewa keturunan Harun. Pada usia tertentu, melalui pelantikan
resmi, orang diberi kuasa imamat yaitu untuk bertindak dalam upacara-upacara persembahan,
dalam menangani berbagai acara keagamaan, dalam melayani Bait Allah seperti mempersiapkan
persembahan, membakar ukupan, dan lain-lain.

Mengajar hukum bukan hanya tugas para imam, tetapi lebih spesifik tugas para ahli Taurat.

* Matius 7:29

LAI TB, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat
mereka.

KJV, For he taught them as one having authority, and not as the scribes.

TR,

Translit, n gar didaskn autous hs exousian ekhn kai oukh hs hoi grammateis

Para imam biasanya bertempat tinggal di kampung-kampung, tempat mereka memiliki tanah.
Mereka terbagi atas sejumlah kelas yang secara bergilir melayani Bait Allah dalam sepekan.
* Lukas 1:8

LAI TB, Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di
hadapan Tuhan.

KJV, And it came to pass, that while he executed the priest's office before God in the order of his
course,

TR,

Translit, egeneto de en t hierateuein auton en t taxei ts ephmerias autou enanti tou theou

4. TUA-TUA BANGSA YAHUDI

Yunani: - presbuteros, berarti yang lebih tua daripada yang lebih muda.

* Matius 16:21

LAI TB, Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

KJV, From that time forth began Jesus to shew unto his disciples, how that he must go unto
Jerusalem, and suffer many things of the elders and chief priests and scribes, and be killed, and be
raised again the third day.

TR,

Translit, apo tote rxato ho isous deiknuein tois mathtais autou hoti dei auton apelthein eis
hierosoluma kai polla pathein apo tn presbutern kai arkhieren kai grammaten kai
apoktanthnai kai t trit hmera egerthnai
Tua-tua bangsa Yahudi berperan sebagai kaum ningrat berstatus awam, sejak jaman Perjanjian
Lama, para tua-tua memegang kuasa kolegial keagamaan dan politik atas Israel. Di era Perjanjian
Baru, mereka termasuk anggota-anggota Mahkamah Agama (Sanhedrin) dan menjaga pelaksanaan
tradisi-tradisi.

5. AHLI TAURAT

Ahli Taurat, Ibrani:


- SOFERIM (bentuk jamak, harfiah: para penghitung/counter, dari kata
dasar - SAFAR, menghitung). Dalam bahasa Yunani, profesi ini dikenal dengan istilah:
" - grammateus" (ahli Kitab, istilah ini merujuk pada orang yang ber-profesi sbg penyalin
Kitab Suci).

Kata Yunani: grammateus (harfiah, ahli kitab, KJV : the scribes) , berasal dari
grammata, huruf-huruf, tulisan-tulisan, teks-teks.

* Matius 5:20

LAI TB, Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Surga.

KJV, For I say unto you, That except your righteousness shall exceed the righteousness of the scribes
and Pharisees, ye shall in no case enter into the kingdom of heaven.

TR,

Translit interlinear, l leg {aku berkata} gar {sebab} humin {kepada kamu} hoti {bahwa} ean m
{kecuali} perisseus {menjadi lebih banyak} h dikaiosun {kebenaran} humn {-mu} pleion {dari} tn
grammaten {ahli-ahli kitab suci} kai {dan} pharisain {farisi} ou m {pasti tidak} eiselthte {kamu
akan masuk} eis {ke dalam} tn basileian {kerajaan} tn ourann {surga}

Ha-Berit,



Translit interlinear, KI {sebab} 'ANI {Aku} 'OMER {berkata} LAKHEM {kepada kalian} 'IM {apabila} LO-
TIH'YEH {tidak kamu menjadi} TSID'QATEKHEM {kebenaran kalian} MERUBAH {lebih baik dari}
MITSIDEQAT {kebenaran dari} -HASOFERIM {para ahli taurat} VEHAP'RUSHIM {dan para orang farisi}
LO {tidak} TAVOU {kamu akan tiba/ masuk} BEMEL'KHUT HASHAMAYIM {ke dalam kerajaan Allah}

Ahli Taurat adalah penafsir resmi kitab suci. Pada akhir pelajaran yang berlangsung lama, sekitar usia
40 tahun, orang dilantik menjadi ahli Taurat atau ahli kitab. Pelantikan itu memberi kepadanya
kuasa dalam ketetapan-ketetapan hukum, terutama dalam Majelis Agama (Sanhendrin), tempat ia
berhak duduk. Ahli-ahli Taurat adakalanya termasuk partai Farisi.

Yesus Kristus dan para rasul tidak pernah menerima pendidikan tinggi itu.

* Yohanes 7:15

LAI TB, orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"

KJV, And the Jews marvelled, saying, How knoweth this man letters, having never learned?

TR,

Translit, kai ethaumazon hoi ioudaioi legontes ps houtos grammata oiden m memathks

Yesus Kristus mencela ekses-ekses yang berlatar belakang ilmu mereka dan keinginan berlebih-
lebihan untuk dihormati.

* Matius 23:6-7

23:6 LAI TB, mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di
rumah ibadat;

KJV, And love the uppermost rooms at feasts, and the chief seats in the synagogues,

TR,

Translit, philousin te tn prtoklisian en tois deipnois kai tas prtokathedrias en tais sunaggais kai
tous aspasmous en tais agorais kai kaleisthai hupo tn anthrpn rhabbi rhabbi
[/COLOR] 23:6 LAI TB, mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

KJV, And greetings in the markets, and to be called of men, Rabbi, Rabbi.

TR,

Translit, philousin te tn prtoklisian en tois deipnois kai tas prtokathedrias en tais sunaggais kai
tous aspasmous en tais agorais kai kaleisthai hupo tn anthrpn rhabbi rhabbi

6. ORANG FARISI

Orang Farisi,Yunani: - pharisaios, berasal dari kata Aram PERISHAYA, "yang terpisah",
bandingkan kata Ibrani - PARASH, to make distinct, declare, distinguish, separate ).

* Matius 3:7

LAI TB, Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis,
berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada
kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

KJV, But when he saw many of the Pharisees and Sadducees come to his baptism, he said unto them,
O generation of vipers, who hath warned you to flee from the wrath to come?

TR,

Translit interlinear, idn {ketika melihat} de pollous {orang banyak} tn pharisain {dari kalangan
farisi} kai {dan} saddoukain {saduki} erkhomenous {mendekati} epi {pada} to baptisma
{pembaptisan/ pencelupan darlam air} autou {-nya} eipen {ia berkata} autois {kepada mereka}
gennmata {hai keturunan2 dari} ekhidnn {ular beludak} tis {siapakah} hupedeixen {yang dapat
memperingati} humin {kalian} phugein {untuk lari} apo {dari} ts mellouss {yang akan datang} orgs
{hukuman}

Ha-Berit,






Translit interlinear, VAYEHI {dan pada saat} KIR'OTO {ia melihat} RABIM {banyak orang2} MIN-
HAPERUSHIM {dari kalangan farisi} VEHATSADIQIM {dan saduki} NIGASHIM {mereka datang
mendekat} LEHITAVEL {pada pencelupan ke dalam air (pembaptisan)} VAYOMER {dan Dia berkata}
LAHEM {kepada mereka} YAL'DEY {hey putera2 dari} TSIF'ONIM {ular beludak} MI {siapakah yang}
HIS'KIL {memberitahukan} 'ETKHEM {kepada kalian} LEHIMALET {untuk meloloskan diri/ untuk
melarikan diri} MIN {dari} -HAQETSEF {murka} HE'ATID {yang akan datang} LAVO {untuk tiba}

Istilah Farisi mulai dikenal sejak tahun 135 sebelum Masehi tetapi diartikan dengan cara yang
berbeda: menunjukkan orang Yahudi yang memisahkan diri dari Yudas Makabe dan para Hassidi,
atau pun orang yang terpisah dari orang lain dengan alasan pengetahuan hukum tentang apa yang
baik.

Farisi merupakan salah satu partai atau mazhab (Yunani, hairesis) dalam masyarakat
Yahudi.

* Kisah Para Rasul 26:5

LAI TB, Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi
kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam
agama kita.

KJV, Which knew me from the beginning, if they would testify, that after the most straitest sect of
our religion I lived a Pharisee.

TR,

Translit, proginskontes me anthen ean thelsin marturein hoti kata tn akribestatn hairesin ts
hmeteras thrskeias ezsa pharisaios

Yesus Kristus tidak mencela partai Farisi melainkan "farisaisme", yaitu bahaya lestari yang
mengancam setiap hidup keagamaan berupa keyakinan tentang memiliki Allah berkat pelaksanaan
hukum. Pada kesempatan lain, ada orang Farisi yang bukan hanya mengundang Yesus Kristus untuk
makan, melainkan berpihak kepada-Nya, bahkan menyatakan diri siap menerima iman Kristen.
Artikel terkait :

Orang Farisi, di orang-farisi-orang-saduki-vt327.html#p706

7. ORANG SADUKI

Yunani: saddoukaios, bandingkan kata Aram ZADUQAYA, "pengikut Zadok"; berasal


dari kata Ibrani -TZADOQ (Imam Zadok) .

* Matius 3:7

LAI TB, Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis,
berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada
kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

KJV, But when he saw many of the Pharisees and Sadducees come to his baptism, he said unto them,
O generation of vipers, who hath warned you to flee from the wrath to come?

TR,

Translit interlinear, idn {ketika melihat} de pollous {orang banyak} tn pharisain {dari kalangan
farisi} kai {dan} saddoukain {saduki} erkhomenous {mendekati} epi {pada} to baptisma
{pembaptisan/ pencelupan darlam air} autou {-nya} eipen {ia berkata} autois {kepada mereka}
gennmata {hai keturunan2 dari} ekhidnn {ular beludak} tis {siapakah} hupedeixen {yang dapat
memperingati} humin {kalian} phugein {untuk lari} apo {dari} ts mellouss {yang akan datang} orgs
{hukuman}

Ha-Berit,

Translit interlinear, VAYEHI {dan pada saat} KIR'OTO {ia melihat} RABIM {banyak orang2} MIN-
HAPERUSHIM {dari kalangan farisi} VEHATSADIQIM {dan saduki} NIGASHIM {mereka datang
mendekat} LEHITAVEL {pada pencelupan ke dalam air (pembaptisan)} VAYOMER {dan Dia berkata}
LAHEM {kepada mereka} YAL'DEY {hey putera2 dari} TSIF'ONIM {ular beludak} MI {siapakah yang}
HIS'KIL {memberitahukan} 'ETKHEM {kepada kalian} LEHIMALET {untuk meloloskan diri/ untuk
melarikan diri} MIN {dari} -HAQETSEF {murka} HE'ATID {yang akan datang} LAVO {untuk tiba}

Orang Saduki adalah keturunan Imam Besar saingan Abyatar yaitu Zadok. Keturunan Zadok
berpengaruh besar pada kaum imam Yerusalem, sehingga mereka tidak disebut anak-anak Harun
atau keturunan Lewi, melainkan anak-anak Zadok.

* Yehezkiel 48:11

LAI TB, Inilah bagian imam-imam, yang sudah dikuduskan, yaitu bani Zadok, yang memelihara
kewajibannya terhadap Aku dan yang tidak turut sesat dalam kesesatan orang Israel, seperti orang-
orang Lewi.

KJV, It shall be for the priests that are sanctified of the sons of Zadok; which have kept my charge,
which went not astray when the children of Israel went astray, as the Levites went astray.

Hebrew,

Translit, LAKOHANM HAMQUDSY MIBENY TSDQ 'ASYER SYMER MISYMART 'ASYER LO'-
T' BIT'T BENY YISR'L KA'ASYER T' HALVIM

Dalam Injil Matius, para Saduki biasanya didampingi orang-orang Farisi, namun mereka berbeda
dengan Farisi akibat kepercayaan lain, orientasi politik, dan sikap mereka terhadap Yesus dan umat
Kristen mula-mula.

* Matius 22:23

LAI TB, Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak
ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:

KJV, The same day came to him the Sadducees, which say that there is no resurrection, and asked
him,

TR,

Translit, en ekein t hmera proslthon aut saddoukaioi hoi legontes m einai anastasin kai
eprtsan auton

* Kisah Para Rasul 23:8

LAI TB, Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat
atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.

KJV, For the Sadducees say that there is no resurrection, neither angel, nor spirit: but the Pharisees
confess both.

TR,

Translit, saddoukaioi men gar legousin m einai anastasin mde aggelon mte pneuma pharisaioi de
homologousin ta amphotera

Diperkirakan orang Saduki membentuk partai sendiri karena pengaruh kebiasaan dan filosofi Yunani.
Mereka membantah bahwa Taurat lisan berasal dari Allah, yang mereka akui hanyalah Taurat tertulis
saja sebagai kewajiban orang Yahudi dan sebagai otoritas ilahi tertinggi.

Doktrin yang mereka tolak adalah:

1. kebangkitan tubuh

2. kekekalan jiwa

3. keberadaan roh-roh dan malaikat

4. predestinasi ilahi

Artikel terkait :

b. Orang Saduki , di latar-belakang-keagamaan-dalam-perjanjian-baru-vt326.html#p710


orang-farisi-orang-saduki-vt327.html#p709

8. ORANG HERODIAN

Yunani: - herdianoi, bentuk jamak dari - hrds, "raja Herodes".

* Matius 22:16

LAI TB, Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya
kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan
Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.

KJV, And they sent out unto him their disciples with the Herodians, saying, Master, we know that
thou art true, and teachest the way of God in truth, neither carest thou for any man: for thou
regardest not the person of men.

TR,

Translit, kai apostellousin aut tous mathtas autn meta tn hrdiann legontes didaskale
oidamen hoti alths ei kai tn hodon tou theou en altheia didaskeis kai ou melei soi peri oudenos
ou gar blepeis eis prospon anthrpn

* Markus 3:6

LAI TB, Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian
untuk membunuh Dia.

KJV, And the Pharisees went forth, and straightway took counsel with the Herodians against him,
how they might destroy him.

TR,

Translit, kai exelthontes hoi pharisaioi euthes meta tn hrdiann sumboulion epoioun kat autou
hops auton apolessin

* Markus 12:13

LAI TB, Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia
dengan suatu pertanyaan.

KJV, And they send unto him certain of the Pharisees and of the Herodians, to catch him in his
words.

TR,

Translit, kai apostellousin pros auton tinas tn pharisain kai tn hrdiann hina auton agreussin
log

Orang-orang Herodian adalah pengikut-pengikut Herodes Antipas. Mereka disebutkan sebagai para
musuh Yesus di samping para Farisi di dalam Perjanjian Baru. Mereka tidak dapat disamakan dengan
sebuah sekte Yahudi, yang menganggap Herodes Agung sebagai Mesias.

Mereka ialah anggota-anggota suatu partai Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung
memerintah atas mereka dan bukan gubernur Romawi.

Jakarta, September 2008

Artikel terkait :

LATAR BELAKANG KEAGAMAAN DALAM PERJANJIAN BARU, di latar-belakang-keagamaan-dalam-


perjanjian-baru-vt326.html#p702

Anda mungkin juga menyukai