Anda di halaman 1dari 46

DOGMATIKA II

DOKTRIN TENTANG DOSA


(HAMARTIOLOGI)
I. Asal Mula Dosa.
1. Data Alkitab.
a. Allah bukanlah penyebab dosa.
Allah adalah Allah yang kudus (Yes. 6:3) dan
sama sekali tidak ada ketidakbenaran dalam-
Nya (Ul. 32:4 ; Maz. 92:16). Allah tidak dapat
dicobai oleh yang jahat dan tidak mencobai
siapapun (Yak. 1:13). Demikian juga Allah
menciptakan manusia dengan baik dan menurut
gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26, 31). Allah sangat
membenci dosa (Ul. 25:16 ; Maz. 5:4 ; Zak. 8:17 ;
Luk. 16:15) dan di dalam Kristus Ia memberikan
jaminan kebebasan manusia dari dosa.
b. Dosa berasal dari dunia malaikat.
Allah menciptakan bala tentara malaikat
dengan sangat baik sebab mereka keluar dari
tangan Sang Pencipta (Kej. 1:31). Tetapi telah
terjadi kejatuhan dalam dunia malaikat
dimana banyak legion malaikat jatuh
tersingkir dari Allah. Yohanes mengatakan
bahwa Iblis berdosa dari mulanya (1 Yoh. 3:8).
Iblis berdosa karena kesombongannya (Yeh.
28:15-18 ; Yes. 14:13-14). Malaikat yang jatuh
dalam dosa “tidak taat pada batas-batas
kekuasaan mereka, tetapi meninggalkan
kediaman mereka” (Yudas 6).
c. Asal mula dosa dalam sejarah manusia
Di mulai dengan pelanggaran Adam di taman
Eden. Adam jatuh dalam dosa karena di goda
oleh Iblis, tetapi kejatuhannya itu dilakukan
dengan kesadaran penuh. Adam kalah dalam
menghadapi pencobaan dan oleh dosa yang
pertama itu Adam menjadi budak dosa.
2. Asal Mula Dosa Adam.
a. Dosa tidaklah kekal.
b. Dosa tidak bersumber dari keterbatasan
manusia.
c. Dosa tidak bersumber dari panca indera.
d. Dosa bersumber dari tindakan Adam yang
sukarela.
Alkitab mengajarkan bahwa karena satu perbuatan dosa dari
satu orang, dosa telah memasuki dunia, dan bersamaan
dengan itu semua akibat dosa terasa dimana-mana (Roma
5:12-19 ; 1 Kor. 15:21-22). Satu orang itu adalah Adam dan satu
dosa itu adalah memakan buah dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 3:1-7 ; 1 Tim. 2:13-
14).
II. Konsep Dosa.
1. Konsep dalam Alkitab.
Konsep Alkitab tentang dosa di dapat dari istiah-
istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama maupun dalam
Perjanjian Baru. Istilah-istilah untuk dosa lebih banyak jika
dibandingkan dengan istilah-istilah untuk anugerah.
Ada 3 istilah untuk anugerah atau kasih karunia
yaitu : khen dan khesed (PL) dan kharis dalam PB.
A. Dalam PL.
1. Khata ( )
Muncul 580 x dalam PL. Arti dasar : “tidak
mencapai sasaran” (to miss a mark or way).
Arti lain; “mencapai sasaran lain atau salah.”
Kata ini dipakai untuk menjelaskan dosa
kejahatan moral, penyembahan berhala, dan
yang berhubungan dengan upacara (Kel.
20:20 ; Hak. 20:16 ; Ams. 8:36 ; 19:2). Kata
dalam bahasa Yunani yang mempunyai arti
yang sama adalah “hamartano”
2. Ra ( )
Digunakan sebanyak 444x dalam PL. Arti dasar :
“merusak, menghancurkan,” dan seringkali
diterjemahkan dengan kata “jahat.” Kata ini
juga menyatakan sesuatu yang berbahaya
dan sesuatu yang salah secara moral (Kej. 3:5 ;
38:7 ; Hak. 11:27). Kata dalam bahasa Yunani
yang mempunyai arti yang sama adalah
“kakos” dan “poneros.”
3. Pasha ( )
Muncul sebanyak 41x dalam PL dan tidak pernah
ditemukan dalam Pentateukh. Arti : “memberontak,
melanggar” (1 Raja 12:19 ; 2 Raja 3:5 ; Amsal 28:21 ;
Yes. 1:2). Ide dasar dari akar kata ini adalah “suatu
pelanggaran dari hubungan-hubungan, sipil atau
rohani, antara dua orang / kelompok.”
4. Awon ( )
Muncul sebanyak 231x dalam PL. Arti kata :
“perbuatan salah (iniquity), kesalahan atau
rasa bersalah (gult) yang dalam pemikiran
orang Ibrani sangat berhubungan (1 sam.
3:13). Lihat juga Yes. 53:6 dan Bil. 15:30-31.
5. Shagag ( )
Artinya “berbuat kesalahan” atau “tersesat
seperti domba atau pemabok” (Yes. 28:7).
Kata ini juga mengandung pengertian bahwa
orang yang tersesat atau menyimpang itu
harus bertanggungjawab (Im. 4:2 ; Bil. 15:22).
6. Asham ( )
Kata ini bentukannya digunakan sebanyak 103x dalam PL. Secara
khusus kata benda asham muncul sebanyak 46x dalam PL dimana
33x diantaranya muncul dalam Pentateukh. Arti utamanya “bergerak
dari tindakan yang membawa kesalahan kepada kondisi bersalah
untuk tindakan penghukuman.”
Dalam kitab Imamat, Bilangan dan yehezkiel, kata ini digunakan
dalam konteks upacara keagamaan yang dilakukan di tabernakel dan
bait suci. Kata ini digunakan menunjukkan “rasa bersalah dan dosa”
berkaitan dengan korban persembahan, baik yang dilakukan dengan
sengaja maupun tidak sengaja (Im. 4:13 ; 5:2-3).
7. Rasha ( )
Muncul sebanyak 33x dalam PL. Arti dasarnya ada dua : “bertindak
jahat atau fasik” dan “menghukum yang bersalah”.
Kata ini sering muncul dalam kitab Mazmur, Yehezkiel, dan kitab
Kebijaksanaan (Hikmat). Dalam Alkitab kata ini sering diartikan
“kejahatan” sebagai lawan dari kebenaran (Kel. 2:13 ; Maz. 9:17 ; Amsal
15:9 ; Yeh. 18:23).
8. Taah ( )
Kata ini berarti “menyimpang, tersesat” yang
dilakukan secara sengaja (Bil. 15:22 ; Maz.
9:17 ; 58:3 ; 119:21 :; Yes 53:6 ; Yeh.
44:10,15).
Kesimpulan:
a. Dosa mengambil banyak bentuk dan karena
pemakaian kata yang beragam, orang Israel dapat
menyadari dosa tertentu yang telah dilakukannya.
b. Dosa bertentang dengan norma dan merupakan
ketidaktaatan kepada Allah.
c. Ketidaktaatan selalu melibatkan arti positif dan
negatif. Meleset dari sasaran yang benar berarti juga
mengenai sasaran yang salah.
ALKITAB

Apakah Alkitab itu?


Berasal dari bahasa Arab. Alkitab dalam bahasa Yunani “de
ceta bibliade”  buku dalam bentuk jamak yaitu buku-
buku.
Jadi Alkitab terdiri dari kumpulan buku-buku (Kejadian s.d
Wahyu), terdiri dari 66 buku.
Makna Alkitab :
1. Alkitab sebagai sabda Allah dalam bahasa
manusia.
Yoh. 1:1-14  Sabda Allah yang pada mulanya
ada bersama-sama dengan Allah, yang kita kenal
dalam Kristus Yesus.
2. Alkitab sebagai Pewahyuan Allah dan Tanggapan
Manusia.
Allah itu Transenden (kekal) mengatasi segala
sesuatu yang ada dan Allah tidak mudah untuk
dikenali karena berbeda dengan kita sebagai
manusia.
Ef. 1:9 diterjemahkan “Dalam kebaikan dan
kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan
diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-
Nya”.
Pewahyuan ini terungkap melalui perkataan dan
perbuatan Allah di dalam sejarah keselamatan
manusia yang mencapai puncaknya dalam diri Yesus
Kristus Sang Sabda yang telah menjadi daging.
Tanggapan Manusia :
Manusia yang menerima wahyu ilahi ini akan menerima
hidup yang kekal, sedangkan yang menolak akan mengalami
kebinasaan (Yoh. 3:16).
3. Alkitab sebagai buku iman Gereja.
Gereja ada lebih dulu daripada Alkitab. Gereja
sekarang adalah pewaris, penerus dan pengaku
iman yang tidak terputus dari suatu umat yang
mengalami pernyataan diri Allah.
Gereja yang mengumpulkan buku-buku yang
beraneka ragam ini menjadi satu karena gereja
melihat di dalamnya terkandung kesaksian yang
otentik. Alkitab kita terima dari gereja.
4. Alkitab adalah bagian dari pernyataan khusus
Pernyataan Khusus :
a. Yesus Kristus (Yoh. 1:18 ; Ibr. 1:2-8).
b. Alkitab (I Yoh. 5:9-12 ; Yoh. 17:17 ; Ibr. 1:1 ;
Yoh. 21:25 )
Bukti-bukti yang menguatkan bahwa Alkitab
adalah wahyu Ilahi :
a. Penggenapan dari nubuat-nubuat Alkitab.
- Nubuat tentang Yesus Kristus
Kej. 3:9-15  proto evangelium (Injil mula-
mula) ; Yes. 7:14 ; Mat. 1:23, dll.
b. Kesatuan Alkitab.
Alkitab ditulis oleh kira-kira 40 penulis yang mencakup kira-
kira 1500 tahun dan terdiri dari 66 kitab, namun tetap
terlihat kesatuan berita.
Ada 3 hal kunci dalam kesatuan Alkitab :
a. Pribadi Yesus Kristus.
b. Rencana dan karya penyelamatan manusia.
c. Roda sejarah perjalanan dunia ini.

PENGILHAMAN (INSPIRASI) ALKITAB.


Definisi ilham :
Istilah Inspiration (Yun : theopneustos) berarti dihembuskan
dari Allah, keluar dari Allah (Ayub 32:8 ; II Tim. 3:16).
Menurut Norman Geisler :
“Ilham adalah suatu proses dimana Allah bekerja melalui,
tanpa mengesampingkan unsur kepribadian dan gaya
mereka masing-masing untuk memproduksikan tulisan yang
mengandung kuasa ilahi”

Charles Ryrie :
“Ilham adalah sebagai kontrol Allah atas para penulis Alkitab
dengan menggunakan kepribadian mereka masing-masing,
mereka menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan dalam
naskah asli mengenai wahyu Allah kepada manusia”
Kesimpulan :
Diilhamkan Allah berarti Allah mengawasi sedemikian rupa
sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat
tanpa kekeliruan dalam bentuk kata-kata pada penulis aslinya.
Kata kunci pengilhaman :
a. Mengawasi.
Ini berbicara masalah hubungan antara Allah
dengan penulis dan bahan yang beragam.
Pengawasan meliputi penjagaan agar para
penulis menulisnya dengan teliti.
b. Menyusun.
Menunjukkan bahwa para penulis bukanlah penulis
steno yang pasif, yang sekedar mencatat apa yang
Allah diktekan, justru sebagai penulis yang aktif
menyusun.
c. Tanpa keliru.
Menyatakan penegasan Alkitab itu sendiri sebagai
kebenaran (Yoh. 17:17). Pengilhaman hanya
dikaitkan dengan tulisan aslinya, bukan dengan
salinan ataupun terjemahan bagaimanapun
telitinya.
Ayat kunci :
1. II Tim. 3:16, ayat ini mengajarkan 3 hal :
a. Asal kitab suci diilhamkan oleh Allah.
Pengertian literal : setiap kata dalam kitab
suci itu dinafaskan oleh Allah.
b. Manfaat kitab suci.
- Memberi hikmat.
- Menuntun pada keselamatan.
- Bermanfaat untuk mengajar.
- Bermanfaat untuk menyatakan kesalahan.
- Bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan.
- Bermanfaat untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
b. Sifat kitab suci adalah benar dan berkuasa.
Ini merupakan kesimpulan dari fakta bahwa
setiap kata dalam kitab suci itu dinafaskan
oleh Allah.
2. II Petrus 1:20-21 mengajarkan 2 hal :
* Bahwa Firman Tuhan tidak dihasilkan oleh
kehendak manusia dan ditafsirkan menurut
kehendak manusia.
* Para penulis kitab suci didorong oleh Roh Kudus.
Kata “didorong” = “digerakkan” (moved).
Band. Kis. 27:15-17.
Bukti eksternal tentang kitab suci yang diilhamkan Allah:
1. Dibuktikan melalui kesatuan beritanya.
2. Dibuktikan melalui sirkulasinya.
3. Dibuktikan melalui penerjemahannya.
4. Dibuktikan dengan survivalnya yang mampu
melalui usaha-usaha pemusnahan.
5. Dibuktikan melalui ajarannya.
6. Dibuktikan melalui pengaruhnya terhadap
literatur.
Lewis Sperry Chafer menunjukkan perbedaan yang jelas dari
ketiga istilah berikut :
Penyataan merupakan pengaruh ilahi langsung dalam
mengkomunikasikan kebenaran dari Allah kepada manusia.

Pengilhaman merupakan pengaruh ilahi langsung dalam


menjamin suatu pengalihan yang akurat tentang kebenaran
ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.

Penerangan adalah pengaruh atau pimpinan dari Roh


Kudus, yang menyanggupkan semua orang yang memiliki
hubungan yang benar dengan Allah untuk mengerti Alkitab.
(Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, 8 Vols (Dallas:
Dallas Seminary Press, 1980) hal. I50.
Masih menurut Chafer, bahwa pengilhaman mengenal ada tujuh
teori yaitu :
1. Teori Mekanis atau Pendiktean yaitu Allah yang
mendiktekan tulisan-tulisan Alkitab itu kepada manusia.
Gaya menulis dan kosa kata berasal dari Penulis Ilahi.
2. Pengilhaman sebagian, yaitu pengilhaman hanya mencakup
pengajaran-pengajaran dan perintah-perintah yang bersifat
doctrinal dan kebenaran-kebenaran yang tak dapat
dimengerti oleh penulis-penulis manusia.
3. Pengilhaman bertingkat-tingkat yaitu bagian-bagian
tertentu dalam Alkitab mempunyai tingkat pengilhaman
yang lebih tinggi daripada bagian yang lain.
4. Konsep dan bukan kata-kata yang diinspirasikan, Allah
hanya memberikan konsep atau ide-ide, sedangkan
penulis manusiawi mengungkapkannya dalam bahasanya
sendiri.
5. Pengilhaman secara alamiah, dimana orang-orang
tertentu mempunyai pengetahuan rohani yang luar
biasa, memiliki kemampuan sebagai bawaan secara
alamiah, lalu kemudian menulis Alkitab.
6. Pengilhaman secara mistik yaitu setiap orang Kristen
bisa menulis Alkitab melalui kekuatan ilahi secara
khusus. Allah yang bekerja di dalam mereka.
7. Pengilhaman kata demi kata dan secara menyeluruh,

dengan pengilhaman kata demi kata berarti bahwa


dalam tulisan-tulisan asli Alkitab, Roh Kudus
menuntun dalam pemilihan kata-kata yang dipakai.
Karakter dari para penulis serta kosa kata mereka
digunakan , tapi tanpa tercantum kesalahan.
Ciri-ciri keilahian Alkitab:
1. Gagasan Alkitab tentang Allah, khususnya
Trinitas.
2. Gagasan Alkitab tentang manusia.
3. Gagasan Alkitab tentang Yesus Kristus (inkarnasi).
4. Gagasan Alkitab tentang keselamatan.
5. Luas lingkup penyataan.
6. Sifat keseimbangan Alkitab.
- Dosa dan keselamatan.
7. Nubuat dan penggenapannya.
8. Kesegaran Alkitab dan berkatnya bagi manusia.
Teori-teori pengilhaman :
1. Natural
Anggapan bahwa Alkitab ditulis oleh manusia
biasa tanpa unsur keilahian, sehingga
menyamakan Alkitab ini seperti buku-buku biasa.
Untuk menyanggah lihat 1Petrus 1:20.
2. Mekanis.
Sama dengan “dikte”, artinya Alkitab seluruhnya
didiktekan langsung oleh Tuhan dan para
penulisnya dalam keadaan pasif pada waktu
menerima.
3. Partial.
Bagian-bagian tertentu dalam kitab suci yang
diilhamkan, sedangkan yang lain tidak.
4. Mystical.
Anggapan bahwa para penulis Alkitab itu hanyalah orang-orang
yang dipenuhi Roh Kudus, sama seperti orang-orang percaya
sekarang ini.
5. Konsep.
Anggapan bahwa hanya konsep atau pokok
pikiran dari bagian Alkitab yang diilhamkan,
sedangkan kata-katanya diciptakan manusia.
6. Derajad.
Anggapan bahwa ada bagian-bagian tertentu
dalam kitab suci yang derajad/tingkat
pengilhamnnya lebih tinggi dari bagian lainnya.
7. Verbal dan Plenary.
Seluruh isi Alkitab (plenary) dan setiap kata
dalam Alkitab (verbal)diilhamkan oleh Allah.
Implikasi doktrin penyataan dan pengilhaman Alkitab:
1. Alkitab itu mutlak tidak mengandung kekeliruan
atau kesalahan (INERRANCY).
Inerrancy tidak berarti bahwa :
a. Kesaksian beberapa orang tentang satu
peristiwa harus memakai kata-kata yang
sama.
b. Kutipan harus tepat kata demi kata, menurut
standart modern.
c. Istilah-istilah teknis ilmiah harus dipakai untuk
gejala-gejala alamiah bila hendak
menceritakan satu hal.
4. Tingkat kelengkapan penyataan harus sama
dalam seluruh masa atau babak penyataan.
5. Kesulitan atau perbedaan berarti kesalahan.
Bukti-bukti Inerrancy Alkitab :
a. Induksi (dari khusus ke umum).
Mat. 5:17 dan Gal. 3:16. Alkitab tidak
mengandung kesalahan (Mat. 5:18).
b. Deduksi (dari umum ke khusus).
Allah adalah benar (Roma 3:4) dan oleh
sebab itu segala perkara yang difirmankan-
Nya (setiap kata dari Allah) adalah benar (II
Tim. 3:16 ; Yoh. 17:17).
KANON (CANONITY)
Definisi :
Berasal dari kata Yunani yang berarti “buluh” atau “tongkat”
yang dipakai sebagai pengukur.
Dalam gereja mula-mula kata “kanon” dipakai untuk
menunjuk pengakuan iman. Pada pertengahan abad ke-4
dipakai untuk Alkitab, yakni daftar kitab-kitab yang
diterima, yang diakui sebagai Alkitab.
Kata kanon mempunyai 2 arti :
1. Menunjuk kepada daftar kitab yang lolos uji atau
aturan tertentu dan dianggap berwibawa /
berotoritas.
2. Kumpulan dari kitab-kitab dalam kanon menjadi
ukuran kehidupan kita
II Kor. 10:13  batasan-batasan
Gal. 6:16  patokan-patokan.
Beberapa istilah yang berhubungan erat dengan kanon:
1. Autentitas  keasliannya, bukan tiruan atau
palsu.
2. Kredibilitas  benarnya, isinya dapat dipercaya.
3. Kanonitas  punya kehormatan dan wewenang
sebagai bagian dari kitab suci.

Pembentukan Kanon :
Adalah proses sejarah dalam mana secara berangsur-angsur
kitab-kitab dikenali dan diakui sebagai kitab-kitab kanonik.
A. Beberapa pertimbangan yang mendasari
penyelidikan kanon.
1. Pengesahan diri sendiri.
Alkitab mengesahkan dirinya sendiri karena
kitab-kitab itu ditiupkan oleh Allah (II Tim
3:16).
2. Keputusan manusia.
Allah memimpin kelompok manusia untuk
membuat pilihan yang tepat, dan untuk
mengumpulkan berbagai tulisan ke dalam
kanon PL dan PB.
3. Perdebatan soal kanon.
Dalam proses memutuskan ada terjadi
perdebatan, tetapi perdebatan sama sekali tidak
mengurangi wibawa Alkitab.
4. Penyelesaian kanon.
Tahun 397 M gereja Kristen sudah
menganggap kanon sudah selesai dan sudah
ditutup.
Pengakuan buku-buku kanonik:
A. Perjanjian Lama.
1. Dalam pertimbangan orang-orang Yahudi –
“Musa”
Torat Musa mempunya wibawa (Yos. 1:7-8 ;
Neh. 13:1 ; Ezra 6:18).
2. Dari kitab para nabi.
Nabi-nabi menegaskan mereka menyampaikan
Firman Allah, dan nubuat-nubuat mereka diakui
berwibawa (Yos. 6:26 band. I Raja 16:34 ; II Taw.
36:22-23 band. Ezra 1:1-4).
3. Mal. 4:5 ada petunjuk bahwa kesaksian nabi
akan berakhir dengan Maleakhi dan tidak
mulai lagi sampai kedatangan nabi seperti Elia
dalam diri Yohanes Pembaptis (Mat. 17:11-12)

4. Ada lebih dari 250 kutipan PL dalam PB, tidak


satupun dari Apokripa (kitab-kitab yang
tersembunyi). Semua kitab PL dikutip kecuali
Ester, Pengkhotbah dan Kidung Agung.
Kitab-kitab Apokripa (tersembunyi) diterima oleh
sekelompok orang (Katholik) sebagai kanon, jumlahnya ada
14 buku, yaitu I,II Esdras, Tobit, Judith, tambahan kitab
Ester, Hikmat Soleman, Ecclesiasticus, I,II Makabe, Baruch,
Nyanyian ketiga anak, The story of Susana, Bel and Dragon,
The Prayer of Manasses.
DOKTRIN KESELAMATAN
I. Pendahuluan.

Kondisi gereja di Indonesia saat ini menuntut agar doktrin


Soteriologi (konsep keselamatan) penting diajarkan.
Alasannya :
a. Adanya sekelompok umat Allah yang
menganggap bahwa keselamatan adalah tiket ke
surga hanya dengan Anugerah Allah (Sola
Gratia), walaupun kenyataannya kehidupan
rohani si orang percaya tersebut tidak terpuji.
b. Adanya kelompok yang kuat mempertahankan
kesucian hidup sehingga tekanan
tanggungjawab manusia cenderung mengarah
pada “kerja dengan semangat kedagingan”.
II. Anugerah dan Dosa.
Konsep anugerah Allah dalam Yesus Kristus berbunyi: “......., kasih
karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh. 1:17).
Konsep dosa yang membawa maut, berbunyi: “Sebab upah dosa
adalah maut.....” (Roma 6:23).

A. Konsep anugerah yang merupakan


kesempurnaan Allah.
Dalam PL  kata “khen” yang sama
pengertiannya dengan konsep rahmani dan
rahimi dalam Islam. Lebih mengarah kepada
pengertian “Yang Superior” (Allah) membungkuk
dan memberkati yang “inferior” (Manusia).
Ada kata lain yaitu “khesed” yang berarti pemberian
yang disertai rasa kasih yang dalam karena
hubungan intim yang Superior dan Inferior (dalam
hal ini hubungan antara Allah dan manusia).
B. Kemahatahuan Allah.
Sifat kemahatahuan Allah yang sempurna
kemudian merealisasikan pengadaan jalan
keselamatan dan tindakan tanggungjawab
manusia sudah diketahui dan dicanangkan
Allah terlebih dahulu. Kedaulatan Allah dan
kehendak bebas manusia mempunyai titik
temu karena kemahatahuan Alah.

Dosa itu dahsyat tapi anugerah Allah lebih


dahsyat lagi. Dimanapun ada dosa yang tak
terlukiskan, disitu pula ada anugerah Allah yang
berlimpah.
Berlian 12 sisi (gambaran sisi keselamatan):
1. Pilihan (election)
2. Pengganti (Substitution)
3. Penebusan (Redemption)
4. Pemuasan (Propitiation)
5. Perpalingan (Conversion)
6. Kelahiran Baru (Regeneration)
7. Pendamaian (Reconciliation)
8. Pembenaran (Justification)
9. Pengangkatan (Adoption)
10. Kesatuan dengan Kristus (Unification)
11. Penyucian (Sanctification)
12. Pemuliaan (Glorification)
C. Konsep Keselamatan ditinjau dari sudut pandang yang berbeda :
1. Peranan Allah Bapa pengalaman keselamatan ini ialah
terjadinya umat pilihan Allah (election), pembenaran
(justification), pengangkatan sebagai anak (adoption), dan
pemuliaan (glorification).
2. Peranan Allah Anak  pengalaman ini disebut sebagai
penebusan (redemption), korban pengganti dosa (substitution),
persembahan yang memuaskan hati Allah/pemuasan
(propitiation) dan persatuan dengan Kristus (unification).
3. Peranan Allah Roh Kudus  disebut lahir baru (regeneration),
perdamaian dengan Allah (reconsiliation), dan penyucian umat
(sanctification).
4. Peranan manusia  pengalaman ini dinamakan perpalingan
(conversion), yang memiliki dua sisi yakni sisi negatif yaitu
pertobatan (repentance) dari dosa dan sisi positif yakni iman
(faith) kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat
pribadi.
Penyucian menyangkut 3 aspek :
1. Penyucian posisi (positional sanctification).
Terjadi pada saat keputusan menerima Kristus sebagai
tuhan dan juru selamat (justification).
2. Penyucian pengalaman (progressive sanctification).
Berhubungan dengan perjalan hidup sesudah
penyelamatan yang berlaku sebagai suatu proses yang
berkesinambungan selama hidup.
3. Penyucian puncak (perfected sanctification).
Berhubungan dengan penyempurnaan di seberang sana di
kala Tuhan Yesus kembali menyambut umat-Nya.
Peranan Roh Kudus dalam keselamatan (5 karya Roh Kudus):
1. Menginsafkan /convicting (Yoh. 16:8-11).
2. Melahirkan baru / regenarating (Yoh. 3:3-5).
3. Membaptiskan / baptizing  peristiwa ini terjadi pada saat
orang percaya telah selamat (I Kor. 12:13).
4. Memeteraikan / zealing  Allah memeteraikan setiap
orang percaya dengan Roh Kudus (Ef. 1:14).
5. Mendiami / indwelling  merupakan tanda telah menjadi
milik Yesus Kristus (Yoh 14:17 ; I Kor. 6:19).
Peran Roh Kudus yang lain :
1. Memenuhi (Ef. 5:18).
2. Menerangi ( I Kor. 2:13).
3. Mengajar (1 Yoh 2:27).
4. Menuntun orang percaya agar dipakai sebagai alat dalam tangan
Tuhan dan mendewasakan orang percaya ke dalam peta dan teladan
Kristus. Pengalaman ini terjadi apabila anak tuhan tidak
mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30), tidak memaadamkan Roh (1 Tes.
5:19), tetapi hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh (Gal. 5:16,18).

PENGERTIAN KESELAMATAN

Dari bahasa asli, keselamatan  SOZO, arti dasarnya; “menjadi


sehat” “menyembuhkan”, “menyelamatkan”, “mengawetkan”. Dalam
kaitannya dengan manusia berarti “menyelamatkan dari kematian
atau mempertahankan hidup” (W. Waltson, Baker’s Dictionary of
Theology, Grand rapids, Michigan: baker Book House, tt hal. 496).
Pengertian keselamatan dalam PL :
1. Yasa  kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-
ikatan, melepaskan dari kehancuran moral, dan
memberikan kemenangan. Digunakan 278 x
2. Syaloom  damai sejahtera, sehat. Digunakan 68 x.
3. Salem persembahan syukur bagi suatu kebebasan dalam
“perjuangan.”

Dari pengertian kata-kata tersebut diatas, mayoritas


pengertiannya menunjukkan kepada “pembebasan oleh
Yahweh.”

Dalam tindakan penyelamatan Allah terhadap manusia,


ada satu sifat yang sangat menonjol dari kepribadian Allah
yaitu sifat “anugerah” atau “kasih karunia.”
Sifat ini merupakan inti kepercayaan Kristen. Tanpa
anugerah Allah, kekristenan tidak akan banyak berarti.
Konsep anugerah Allah yang membuat kekristenan berbeda
dengan agama-agama lain. Yesus Kristus adalah wahyu yang
tertinggi dari anugerah Allah. Kuasa kehidupan Kristen
berpangkal pada anugerah.

Arti anugerah Allah dalam PL :


1. Kata “khen”
Kata kerja “khanan”  membongkok dan merendahkan
diri yang meliputi pengertian menurunkan perhatian atau
kasih (Yer. 31:31-34 ; Hak. 6:17).
Akar katanya terlihat dalam nama-nama sbb:
Hannah ; Hanan ; Hanani ; Hananiah
Muncul 225 x dalam PL.
Penggunaan kata “khen” bisa dilihat seperti dibawah ini :
a. Kel. 33:13  Musa memohon rahmat Ilahi bagi umat Allah
sesudah pemberontakan Israel waktu Taurat diberikan.
b. Kel. 34:6-8 Allah memperpanjang anugerah-Nya dalam
memberikan Taurat kedua kalinya.
c. Yer. 31:2  Anugerah Allah ditunjukkan dalam rangka
peninjauan ke belakang pada pembebasan Israel oleh
Allah dari ujian-ujian hidup dalam perjalanan ke negeri
perjanjian.
d. Zak. 12:10  ini menyatakan nubuat masa depan tentang
pertobatan dan pembaruan Israel. Masa ini dinyatakan
sebagai masa anugerah.
e. Ayub 33:24 ; Maz. 26:11b ; Kel. 33:19. Ketiga ayat ini
merupakan ayat-ayat penting yang dekat pengertiannya
dengan penebusan dari dosa.
Penggunaan kata “khen” dapat disimpulkan sbb:
#. Pemberian cuma-cuma dari yang Superior kepada yang
inferior, yaitu sesuatu yang tidak disangka-sangka dan
tidak ada kelayakan dari si penerima.
#. Istilah ini cenderung membicarakan pembebasan dari
kesulitan hidup sehari-hari.
#. Ada juga pengertian penebusan dari dosa meskipun tidak
banyak.

2. Kata “khesed.”
Kata ini muncul sekitar 250 x dan mungkin merupakan
istilah yang paling erat hubungannya dengan kata “kharis”
dalam PB yang berarti anugerah.
Ryrie dalam bukunya “The Grace of God” dikatakan adanya
terlibatnya perasaan yang dalam, yaitu :
* akar kata “khesed”
* Melibatkan pengertian hubungan intim antara Allah dan
manusia dalam rangka perseorangan, ataupun secara
kelompok karena perjanjian unilateral.
* Apabila kedua pengertian di atas digabungkan, maka arti
yang nampak kuat dalam istilah khesed ini adalah bahwa
anugerah Allah itu teguh, tahan uji dan kokoh.

Anda mungkin juga menyukai