Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI TEOLOGI PERJANJIAN BARU

Dari sejarah TPB, dapat disimpulkan beberapa pendekatan yang pernah dipakai dalam menyusun TPB:
1. Abad pertengahan – pasca reformasi: pendekatan dogmatik, formulasi doktrinal gereja dan sistematik
2. 1787, JP.Gabler: pendekatan rasionalistik
3. FC Baur dan HJ.Holtzman: pendekatan filsafat HEGEL
4. Wilhem Wrede: pendekatan sejarah agama (religiongeschichtliche)
5. Rudolf Bultmann (1884-1976): pendekatan kritik bentuk demitologisasi
6. Oscar Cullmann (b.1902): pendekatan Heilsgeschichte (sejarah penebusan)
“Teologi Biblika dari PB mensistemasikan kebenaran yang diwahyukan secara progresif kepada berbagai
penulis”. Jadi, TPB mempelajari teologi dari Sinoptik, Lukas, Kisah Para Rasul, Paulus, Petrus, Yohanes, Ibrani dan
penulis surat umum.
Dalam menyusun TPB, sebagian mengikuti garis besar TS. Namanya metode tematik. Namun demikian,
metodologi ini tidak cukup untuk menyatakan penekanan masing-masing penulis.
Kelihatannya yang paling baik adalah menyusun TPB dengan manganalisa masing-masing penulis PB yang akan
merefleksikan apa yang setiap penulis katakan tentang suatu subyek. Namanya metode analitik.
BEBERAPA PENDEKATAN TEOLOGI PB
a. Pendekatan Ladd:
Ladd sedang menggunakan metode analitis dengan tema Sejarah Penebusan, namun dengan tetap menjaga
keanekaragaman masing-masing kitab. Menurut Guthrie, pendekatan Ladd adalah analitikal dengan mengambil satu
jenis sastra kemudian tema tema utamanya dianggap sebagai rangkuman total dari pendapat para penulis kitab itu.
Kelemahan dari pendekatan analitis:
 tema itu belum tentu yang menjadi perhatian gereja mula-mula, spt:eskatologi
 tema tertentu lebih ditekankan daripada tema lain
 terpecah-pecahnya teologi
Kekuatan:
 menunjukkan kekhasan masing-masing kelompok tulisan
 mampu menunjukkan perkembangan, kemajuan, dan keanekaragaman makna yang terkandung
dalam peristiwa2 sejarah dari Teo.PB
b. Pendekatan Guthrie:
Mengelompokkan pengajaran dari masing-maisng tema menurut macam-macam sumbernya untuk
memperhatikan perspektif historisnya dan kemudian membuat ringkasan ajaran PB dari setiap pokok pembicaraan
secara keseluruhan. Atau: mengkompromikan kategori-kategori sistimatika dan penulis dan menjadikannya sebagai
struktur dan substruktur pemersatu, tetapi membicarakan setiap-setiap kategori dan sub kategori satu penulis
sekaligus.
Kekuatan:
 menyajikan apa yang dikatakan PB mengenai tema-tema yang penting
 mengemukakan keterangan dalam bentuk historisnya
 Memberikan ringkasan mengenai semua aspek yang penting sehingga dapat memperlihatkan
keanekaragaman maupun kesatuan ajaran PB
Kelemahan:
Untuk beberapa pokok, metodologi ini masih kurang jelas.
c. Pendekatan Zuck
Kitab-kitab dikelompokan berdasarkan penulisnya dan menggunakan kategori teologis yang dipakai setiap
orang. Hampir sama dengan Ladd. Namun ada sedikit variasi: Untuk Injil Sinoptis, disajikan berdasarkan maisng-
masing penulisnya. Untuk tulisan Paulus, dibedakan berdasarkan latar belakang umum masing-masing surat: surat-
surat penggembalaan, surat-surat penjara, dan surat-surat misi
SEJARAH TEOLOGI PB
Abad-abad Pertengahan
Pengkajian Alkitab berada di bawah dogma gereja. TA hanya dipakai untuk menguatakan dogma gereja yang
didirikan berlandaskan Alkitab maupun tradisi gereja. Sumber pengajaran berasal dari Alkitab yang dipahami baik
secara historis maupun tradisi gereja
Reformasi
Para reformator menentang sifat teologi dogmatis yang tidak alkitabiah dan menuntut agar teologi haruslah
berlandas Alkitab saja. Ini menuntun pada studi bahasa-bahasa asli Alkitab dan kesadaran akan peranan sejarah
dalam TA. Penafsiran haruslah harafiah dan bukan alegori. Pada masa inilah dimulainya era teologi yang Alktabiah.
Skolatisisme Ortodoks (Pasca Reformasi)
Masa ini, sekali lagi, Alkitab dipakai secara tidak tepat dan tidak historis untuk mendukung doktrin ortodoks.
Alkitab dipandang sebagai buku tanpa kesalahan dan tanpa pertentangan, namun Alktab juga dipandang sebagai
buku tanpa perkembangan atau kemajuan. Seluruh Alkitab dianggap sebagai memiliki satu tingkat nilai teologis.
Penggunaan sejarah dan bahasa asli diabaikan dalam TA.
Reaksi Rasionalisme (abad 18)
Pengkajian Alkitab secara bertahap membebaskan dirinya dari kendali gereja dan teologi dan menafsirkan
Alkitab berdasarkan “objektivitas sempurna”, artinya memandang Alkitab semata-mata sebagai hasil dari sejarah.
Gerakan ini muncul akibat:
 Timbulnya rasionalisme sebagai reaksi terhadap supernaturalisme
 Perkembanan metode sejarah
 Munculnya kritik kesusastraan
Ketiga sebab di atas menuntut pada pandangan bahwa catatan Alktab tidak lagi sebagai Firman Allah yang
diilhamnkan oleh wahyu Roh, melainkan sebagai catatan sejarah manusia seperti sastra kuno lainnya.
Dalam pidato pengukuhannya pada tahun 1787, JP. Gabler, seorang rasionalis menyimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan tidak mencari teologi dalam Aklitab melainkan sejarah agama. Lanjutnya, Alkitab hanyalah himpunan
tulisan agama yang mengandung sejarah bangsa Semit, dan harus dipelajari dengan perkiraan-perkiraan yang dipakai
untuk mempelajari agama bangsa Semit lainya.
Oleh sebab itu TA harus dipisah dari teologi dogmatik. TA harus benar-benar historis. Teologi dogmatik
memanfaatkan TA, dan menyimpulkan apa yang menjadi relevansi secara universal dan memanfaatkan filsafat.
Timbulnya Filsafat Agama
Rasionalisme diganti oleh filsafat idealis oleh Hegel (1813) yang melihat adanya Ide Absoleut yang bekerja di
alam semesta dan pekerjaan manusia. Hegel mengajarkan bahwa gerakan pikiran manusia mengikuti pola dialektika
dari suatu posisi (tesis) menuju yang berlawanan (antitesis) dan dari interaksi keduanya muncullah pengertian baru
(sintesis). Dipengaruhi filsafat Hegel, FC. Baur menemukan kebenaran dalam PB melalui gerakan-gerekan historis dari
gereja mula-mula. Baginya sejarah kerasulan Kristen merupakan konflik antara Paulus (tesis) dan kekristenan Yahudi
(antitesis) sehingga melahirkan gereja Katolik kuno abad kedua yang mempenegaruhi harmonisasi kedua sikap itu
dengan berhasil (sintesis). Sumbangan Baur: TA tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Baur tidak memikirkan
kebenaran Alkitab, namun lebih menyukai mengikuti alur perkembangan sejarah.
Reaksi Konservatif
Pendekatan diatas menuai pertentangan dari kelompok ortodoks. JCK. Hofmann dalam Prophecy and
Fulfillment: berusaha mempertahankan otoritas dan pewahyuan Alkitab dengan pendekatan historis dan
mengembangkan Heilsgeschichte (sejarah keselamatan). Baginya Alkitab merupakan catatan sejarah keselamatan
yang tujuannya adalah keselematan umat manusia pada saat eskatologi nanti.
Ia berusaha menempatkan setiap kitab menurut tempatnya yang logis dalam rencana sejarah keselamatan.
Alkitab bukan hanya gudang doktrin tetapi sebagai satu kesaksian tentang apa yang telah dilakukan Allah dalam
sejarah keselamatan. Oleh sebab itu, Heilsgeschichte adalah kunci terbaik untuk mengerti kesatuan Alkitab.
Pandangan Sejarah liberal Dalam Teologi Perjanjian Baru
Di bawah pengaruh teologi Ritschlian, hakikat Kekristenan ditafsirkan sebagai suatu etika rohani agama murni
yang diberikan oleh dan diwujudkan dalam kehidupan dan misi Yesus. Kerajaan Allah adalah kebaikan yang paling
tinggi, etika yang ideal. Inti agama adalah persekutuan pribadi dengan Allah sebagai Bapa. Menurut mereka,
dokumen yang paling kuno telah menemukan Yesus yang sebenarnya, bebas dari segala penafsiran teologi. Tokoh
terkenal Adolf von Harnack
Kemenangan Agama Atas Teologi
Bebarengan dengan liberal, muncul religionsgeschichtliche (metode sejarah agama) yang memberikan
perhatian pada pengaruh lingkungan keagamaan kuno terhadap kekristenan. Holtzmann yakin bahwa Helenistik
sangat mempengaruhi Paulus. W. Wrede (1897)menyatakan bahwa Teologi PB bukanlah suatu rangkaian sistem
doktrin, karena iman Kristen adalah agama dan bukan teologi atau sistem pandangan. Jadi, tugas Teo PB adalah
perumusan pernyataan pengalaman agama dalam awal kekristenan yang dipahami dari sudut pandangan lingkungan
agama. Oleh sebab itu Teo PB harus digantikan dengan sejarah agama dalam kekristenan kuno dan Yesus harus
ditafsirkan dalam terminologi lingkungan apokaliptis Yahudi dan Paulus ditafsirkan dalam pandangan Yudaisme
Helenistik. Tokoh terkenal J. Weiss dan Albert Schweitzer.
Kembali kepada Teologi Alkitabiah Kontemporer
Martin Kahler menentang pendekatan di atas. Dia mengatakan bahwa Yesus Sejarah adalah gambaran Yesus
yang direkonstruksi oleh metode kritis liberal. Yesus seperti ini tidak ada dalam sejarah, hanya ada di dalam gagasan
kritis para ahli
TEOLOGI ALKITABIAH, SEJARAH DAN WAHYU
TA adalah displin ilmu yang mengajukan pesan buku-buku dalam Alkitab dalam latar belakang historisnya.
Sifat: deskriptif. Tugas: menguraikan secara terperinci teologi yang terdapat dalam Alkitab dalam setting historisnya
dalam istilah-istilahnya, kategori-kategori dan bentuk-bentuk pikirannya. Adalah maksud Alkitab untuk menceritakan
tentang Allah dan tindakan-tindakanNya dalam sejarah bagi keselamatan umat manusia. Bultmann tidak dapat
menerima hal ini. Baginya semua cerita dalam Alkitab adalah mitos. Pandangannya sangat dipengaruhi oleh metode
sejarah modern. Karena TA berkenaan dengan penebusan, maka beberapa presuposisi dalam Alkitab yang diterima
bergitu saja adalah berkaitan dengan Allah, manusia, dan dosa.
Oleh sebab itu TA bukan:
 Cerita manusia mencari Allah
 Uraian menganai sejarah pengalaman agama
 TA secara prinsip adalah uraian dan tafsiran dari tindakan ilahi dalam lingkup sejarah manusia yang
mencari penebusan
Teologi Alkitab, Penyataan, dan Sejarah
Tali pengikat yang menyatukan PL dan PB adalah tindakan ilahi dalam sejarah. Tindakan pewahyuan Allah
paling besar adalah keluarnya Israel dari Mesir (Kel.19:4). Teolog Jerman menyebutnya Heilgeschichte, atau Sejarah
Penebusan. Penjabaran tindakan Allah adalah pokok pemberitaan Kristen (I Korintus 15:3). Penyataan Allah
terungkap dengan jelas dalam peristiwa bersejarah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus. Teo PB
terutama mempelajari pernyataan dari apa yang dilakukan Allah dalam diri Yesus dari Nazaret.
Teologi Alkitab dan Sifat Dasar Sejarah
Sejarah adalah rekonstruksi sejarawan modern dari peristiwa-peristiwa masa lampau dengan pengunaan
dokumen-dokumen kuno secara kritis. Bagi sejarawan modern, peristiwa kebangkitan adalah mitos, karena;
- kejadian yang tidak disebabkan oleh kejadian sejarah lain.
- Belum pernah ada orang mati dibangkitkan.
- Peristiwa kebangkitan bertentangan dengan kritik sejarah modern.
Lalu bagaimana menjelaskan pertentangan dengan kritik sejarah modern ini?
Tuhan adalah Tuhan atas sejarah. Dia dapat bertindak dalam sejarah (kejadian-kejadian biasa dalam ruang
dan waktu), namun sifatnya suprahistoris. Kejadian itu bukan dihasilkan oleh sejarah, tetapi oleh Allah sendiri yang
berdiri atas sejarah, yang bertindak untuk penebusan manusia. Penebusan harus datang dari luar sejarah. Ini tidak
berarti dalam mempelajari Alkitab kita meninggalkan metode sejarah. Ini berarti bahwa tindakan Allah melampaui
metode sejarah, dan bahwa ahli sejarah tidak dapat berkata apa-apa terhadap hal-hal demikian.
KERAJAAN ALLAH
Semua pakar setuju bahwa inti pemberitaan Tuhan Yesus adalah Kerajaan Allah. (Markus 1:14-15, Matius 4:23 dan
Lukas 4:21).
Gerakan yang sama-sama mendirikan KA di Israel:
 Para Scribal / agama kitab: berusaha menaati tuntutan Hukum Taurat
 Para apokaliptis: membangun pengharapan melalui tulisan-tulisan pseudopigrapha.
 Golongan qumran: menyingkir kepadang gurun, namun tid mempersiapkan kedatangan-Nya.
 Para pemberontak/zelot: mengangkat senjata memerangi romawi agar kerajaan Allah terwujud.
Prinsipnya dalam Yudaisme,kedatangan KA diharapkan merupakan tindakan Alah (mungkin dengan perantaraan
manusia) untuk menghancurkan musuh Israel dan untuk memberikan kemenangan pada Israel,mengumpulkannya di
tanah perjnajian di bawah pemerintahan Allah sendiri.
Arti Basileia Thou Theou
Banyak pakar setuju bahwa arti basileia adalah eskaton (akhir jaman). Dalam bahasa Ibrani: Arti malkuth dan
basileia dalam Bahsa Yunani adalah tingkatan, kedaulatan, dan kekuasaan yang dimiliki seseorang. (Mz. 145:11, 13).
Basileia juga dapat berarti wilayah yang atasnya seorang raja menggunakankan kekuasaannya atau rakyat warga
kerajaan yang atas mereka kekuasaan raja berlaku (Lukas 19:11-12). Dalam Yudaisme, akhir Kerajaan Allah berarti
pemerintahan Allah atau kedaulatan Allah.
Kerajaan Allah: sebuah dualisme
Kerajaan Eskatologis
Struktur dasar pemikiran Yesus adalah dualisme eskatologis dari dua masa. KA akan mengakhiri jaman ini
dan mengawali jaman akan datang. Basileia dapat menunjukkan manifestasi atau kedatangan pemerintahan rajani
Allah, maupun alam eskatologis dimana pemerintahan Allah dinikmati. Beberapa idiom yang sama dengan KA adalah
hidup kekal, dan masa yang akan datang.
Makna kedatangan KS: kebinasaan total Iblis (Mat.25:41), pembentukan satu masyarakat yang ditebus (Mat 13:36-
43),persekutuan yang sempurna dengan Allah dalam pesta mesianis (luk.13:28-29). Dalam hal ini KA sinonim dengan
masa yang akan datang.
Kerajaan Masa Kini
Selain bersifat eskhaton, KA bersifat masa kini. KA dalam ajaran Yesus memiliki manifetasi ganda yaitu bahwa
pada akhir jaman membinasakan Iblis dan dalam misi Yesus akan mengikat Iblis.
Culmann: iblis itu diikat tapi dengan tali panjang. Ia bukannya tidak berkuasa, tapi kuasanya telah dipatahkan.
PERLUNYA KERAJAAN ALLAH
Jaman yang akan datang = Kerajaan Allah (KA). Ditandai dengan: kebangkitan kematian (Luk.20:35) dan
parousia (Mat.24:3), kekekalan. Dalam PL (kenabian) kedatangan Kerajaan itu senantiasa mencakup bencana oleh
tindakan campur tangan Allah dan selalu meliputi kesinambungan dan ketidaksinambungan. Dalam Yudaisme
demikian juga. Dan dalam PB hal ini berlanjut. Sedangkan jaman ini (jaman lama ditandai dengan kejahatan
(perumpamaan penabur), kelemahan, maut, Iblis, penyakit. Oleh sebab itu, pemberitaan Yesus ttg KA harus dilihat
dalam konteks pemikiran ini bahwa manusia sedang hidup di dalam dosa, kejahatan, maut. Manusia harus
dilepaskan dengan cara memasuki jaman yang baru melalui tindakan Allah dalam sejarah.
Iblis
Adalah penghulu setan, pemimpin kuasa jahat. Dalam Yudaisme, namanya macam-macam: Azazel, Beliar, dll.
Tujuan utamanya: menggagalkan tujuan penebusan Allah. Merampas firman agar manusia bertindak jahat. Iblis ada
secara falsafah maupun ilmiah. Implikasi teologis doktrin Iblis:
Kejahatan itu terorganisir. Ada pemimpinnya, yaitu Iblis. Kejahatan tidak dibebankan secara langsung oleh Allah pada
manusia. Kejahatan berakar dari kepribadian. Namun kejahatan lebih besar dari manusia. Kejahatan dapat ditolak,
juga dapat manusia menyerah olehnya. Dalam PB, semua penulis sepakat bahwa Iblis ada dan dia adalah kekuatan
supranatural yang jahat.
Setan-setan
Bukti khas dari kuasa Iblis adalah adalah kemampuan setan-setan untuk merasuk pusat kepribadian manusia.

Dunia
Pokoknya, tidak ada yang jahat dalam ciptaan. Bahkan keberdosaan manusia tidak menyatu dengan
kenyataan bahwa ia adalah ciptaan denan nafsu badani.
Dalam Mark.8:36, dunia/kosmos yang dimaksud adalah seluruh kompleks pengalaman manusia di dunia ini. Tidak
ada gunanya bagi manusia untuk mendapatkan semua yang di dunia ini tetapi kehilangan nyawanya
Manusia
Bagi Yesus manusia lebih berharga daripada ciptaan lainnya (Mat.6:26-30). Sebagai ciptaan yang berharga
manusia wajib:
 Melayani Allah. Tidak dapat menuntut apa apa dari Tuhan karena itu memang tugasnya (Luk.17:7-10)
 Bergantung sepenuhnya pada Allah (Lukas 12:15-21).
MASA BARU KESELAMATAN
Kerajaan itu sebagai alam berkat masa kini
 Mat.23:13; 21; 21 (KA = realitas dan berkat masa kini)
 Lukas 11:52 (KA = realitas dan berkat masa kini)
 Mat. 11:11-13 = Lukas 16:16 (biazetai, orang yg menyerongnya, yg terkecil dalam KA)
 Mark. 9:43,47 (keradikalan mengikuti Yesus)
 Lukas 14:26 (keradikalan mengikuti Yesus)
 Mat.10:34 (keradikalan mengikuti Yesus)
KA adalah dinamika pemerintahan Allah yang aktif dalam Yesus dan hal ini juga adalah alam yang penuh bekat
masa kini yang dimasuki manusia yang menerima perkataan Yesus
Kerajaan itu sebagai suatu anugrah masa kini
KA bukan hanya alam berkat tetapi itu adalh sebuah pemberian yang dapat diterima masa kini.
 Diberi dengan cuma cuma (Markus 10, kisah anak muda yang kaya)
 Diekspresikan dengan Mutiara (Mat.13)
 Ucapan bahagia adalah contohnya
Anugrah keselamatan.
Keselamatan sebenarnya bersifat eskatologi. Dalam Mark.10:17-30, keselamatan = hidup kekal = memasuki
KA. Dua arti keselamatan:
 Kebebasan dari kefanaan (Lukas 20:34-36 = Mark.12:24-27)
 Persekutuan yang sempurna dengan Allah. Orang yang suci hatinya akan melihat Allah (Mat. 5). Inti
dari kebinasaan adalah terpisah selamanya dari hadirat Tuhan (Mat.7:23)
Misi Yesus adalah menyelamatkan yang terhilang (kini dan akan datang, Mat.10:6; dan kisah anak yang hilang
Lukas15:24). Arti kata hilang dalam Lukas 19:10 adalah hukuman kekal (berdasarakan Ardnt and Gingrich). Aspek
keselamatan masa kini
 Sukacita. Intinya adalah sukacita surgawi itu sudah bisa dirasakan di bumi ini.
 Mujizat penyembuhan. Keselamatan itu bukan hanya jiwa di masa kekal tapi juga fisik di masa kini.
Tetapi pencapaian yang fisik ini baru sedikit. Suatu saat akan beroperasi secara universal. Pemberitaan Injil
adalah yang terpenting karna ada kehadiran YEsus, sukacita dan persekutuan dengan Yesus.
Anugrah pengampunan.
Pengampunan ilahi harus mendahului pengampuna manusiawi (Matius18)
Anugrah kebenaran
Bagi Yahudi kebenaran adalah melakukan HT dan kualitas etis. Bagi Kristen, kebenaran aadalah hubungan
yang benar. Tuntutannya lebih besar dari Yudaisme yang hanya ketaatan HT itu berarti keslaehan yang lebih besar dr
Yudaime, bebas dari marah, dll. inti dari etika Yesus: penyangkalan pada kebenaran diri sendiri. Mersa dir benar
berarti tidak perlu anugrah allah (Mark.2:17; Luk.18:9) dikaiosune hanyalah anugrah Allah saja (KOtbah di Bukit)
ALLAH KERAJAAN
Kerajaan Allah adalah pemerintahan atau kedaulatan Allah. Oleh karena itu segala aspek yang ada dalam
Kerajaan Allah selalu berasal dari tindakan Allah yang aktif dalam sejarah. Tindakan itu bukan hanya bersifat
eskatologis tetapi juga kini. Hal ini juga benar dalam konsep Yahudi
Allah yang mencari
Yesus datang untuk memberitakan dan menyatakan (ulang) bahwa Allah adalah Allah yang mencari.
Pemberitaan Yesus mengenai Kerajaan itu mengatakan bahwa Allah tidak hanya bertindak di akhir jaman, tetapi
bahwa Allah sedang melakukan penebusan dalam sejarah. Dalam Yesus, Allah berinisiatif mencari manusia yang
hilang. Inti dari pemberitaan dan misi Tuhan kita ialah menyatakan kasih Allah sebagai kasih yang mencari.
Allah yang mengundang
Allah yang mencari juga adalah Allah yang mengundang. Makan bersama adalah sesuatu yang paling akrab
bagi orang Yahudi (Mark 2:15, Luk. 15:2; Mat.11:19). Yesus memangggil manusia untuk bertobat, dan panggilan itu
sekaligus sebagai undangan. Pertobatan dalam Yahudi ditentukan oleh inisiatif orang itu untuk mentaati hukum
Taurat. Sisi negatif pertobatan: menjauhi kejahatan. Sisi positif: ketaatan kepada taurat sebagai penyatan kehendak
ilahi. Pertobatan itu harus ada tindakan manusia dulu. Inilah yang membedakan panggilan Yesus dengan panggilan
Yohanes Pembaptis. Yohanes memanggil karena ada penghukuman ilahi, tetapa Yesus memanggil karena ada
undangan. Pemberitaan Yesus tentang KA adalah pemberitaan secara lisan dan perbuatan bahwa Allah sedang
bertindak dan menyatakan secara dinamis niat penebusanNya dan sejarah.
Allah sebagai Bapa
Yang paling penting adalah partisipasi dalam pemerintahan Allah (Mat.26:29). Berkat ini hanya dapat
diterima oleh mereka yang menerima Kerajaan Allah. Allah sebagai Bapa hanyalah milik dari mereka yang
menanggapi kasih ilahiNya yang mencari dan mengundang; dan menyerahkan diri mereka kepada KA. Allah mencari
manusia bukan karena AIlah adalah Bapa mereka, tetapi karena IA akan menjadi BAPA mereka. Perumpamana anak
yang hilang Ini dengan pasti mengajarkan Kebapaan yang universal dan potensial tetapi bukan kebapaan yang nyata.
Menyatakan hubungan yang akrab ini, Jeremia menyelidiki bahwa Yesus memilih kata Abba. Abba menyatakan
hubungan yang baru yang penuh keyakian dan keakraban yang ditanamkan pada manusia oleh Yesus. Hubungan
kebapaan Allah itu bersifat place, relation dan possession.
Allah yang menghakimi.
Kebaikan Allah sebenarnya menghadapkan manusia pada kesulitan. Jika menolak, ia akan dihukum
(Mat.25:34,41). Respon manusia terhadap tawaran keselamatan menentukan hukuman eskatologi. Namun bukan
hanya bersifat eskatologi, tapi kini juga. Lihat dalam Matius 10:20-24 perkataanNya terhadap Kapernaum. Selain
itujuga dalam Mat 23:37-39. Yesus dapat menjelaskan lawatan yang akan datang dalam terminologi malapetaka
historis yang segera terjadi dan kadangkala peristiwa apokaliptis yang transendental. Baik secara historis maupun
eskatologi lawatan itu membawa hukuman bagi Israel yang menolak KA.

Eskatologi = Akhir Jaman = Kerajaan Allah

Masa kini: Masa akan datang:


 Kemiskinan  Kebangkitan
 Kesakitan  Kehidupan
 Kefanaan  Kedamaian
 Kerasukan  Kedatangan Tuhan
 Kelemahan  Kekekalan
 kegelapan
 Dosa

Dualisme
eskatologi
Kenapa zaman yang akan datang dapat dirasakan dalam zaman pertengahan?
Karena iblis berkuasa di zaman pertengahan dan manusia tidak dapat memperoleh apa yang dijanjiakan di zaman
yang akan datang.

Kedatangan Kedatangan
I II
Penciptaan
--------------------------------------

Masa kini: Masa akan datang:


 Kemiskinan Zaman pertengahan  Kebangkitan
 Kesakitan  Kehidupan
 Kefanaan  Kedamaian
 Kerasukan  Kedatangan Tuhan
 Kelemahan  Kekekalan
 kegelapan
 Dosa

Anda mungkin juga menyukai